The How, The Where, The Best Season To Visit
Why Flores & Komodo? • Keajaiban Alam. Pada 2012, Kepulauan Komodo resmi terpilih menjadi satu dari tujuh keajaiban dunia baru dalam kategori New 7 Wonder of Nature. • Danau Penuh Mitos. Danau ikonik yang warnanya berubah-ubah dari zaman ke zaman ini membuat Kelimutu tak hanya indah, tapi juga menyimpan mitos yang menarik untuk ditelusuri. • Kepulauan Riung 17. Konon jumlah pulau di utara Bajawa ini tidak persis 17, namun siapa yang sempat menghitung bila sesampainya di kawasan yang sudah berstatus Taman Nasional ini sibuk terbius dengan kecantikannya? • Spiderman di Bajawa. Keunikan Indonesia tak ada habisnya. Sawah-sawah di daerah Cancar, Kabupaten Manggarai, yang berbentuk jaring laba-laba ini salah satunya. • Sisa Zaman Prasejarah. Kampung adat di sekitar Ruteng dan Bajawa masih mempertahankan kehidupan masa Megalitikum yang penuh misteri. Kepulauan Komodo sendiri menawarkan topografi zaman dinosaurus dan bahkan reptil dari zaman purba pun masih tersisa di sini. • Manusia Hobbit. Pada 2001, ditemukan kerangka Homo floresiensis yang berjuluk Hobbit, makhluk berukuran mungil yang misterius di Liang Bua, sebuah gua kapur di Flores. • Keramah-tamahan. Penduduk Flores terkenal hangat dan murah senyum, terutama di desa-desa tradisionalnya, karena memang pulau ini belum seperti Bali. Mereka tak segan-segan memperlakukan turis bagai anggota keluarga mereka. • Kain Cantik. Desa-desa tradisional di Flores adalah penghasil kain tenun tercantik di Indonesia. Membeli kain langsung di pengrajin dapat memotivasi mereka untuk terus berkarya, selain secara tak langsung, ikut melestarikan budaya Indonesia.
RUTE MENIKMATI FLORES Walau tidak besar, namun karena infrastrukturnya yang masih terbatas, maka untuk dapat menikmati pulau ini secara lengkap dari ujung barat (Labuanbajo) ke ujung timur (Maumere) atau sebaliknya, harus mengalokasikan waktu setidaknya lima hari (tanpa Kepulauan Komodo) dan enam hari (dengan tinggal satu malam di kapal untuk mengarungi Kepulauan Komodo). Bila ingin menambahkan Wae Rebo maka diperlukan minimal satu minggu untuk melakukan perjalanan overland (tanpa Kepulauan Komodo) dan bila ingin menikmati Wae Rebo dan Kepulauan Komodo sekaligus, alokasikan setidaknya 11 hari 10 malam. Berikut rute yang dapat dipilih:
• Rute 1: Masuk dari Maumere - Moni - Kelimutu - Ende - Riung - Bajawa - Ruteng - Labuanbajo - berlayar di Kepulauan Komodo - keluar dari Labuanbajo (minimal lima hari empat malam dan ini merupakan rute paling populer, harga paket sekitar Rp 8.000.000 untuk minimal berdua) • Rute 2: Masuk dari Labuanbajo - berlayar di Kepulauan Komodo - Labuanbajo - Ruteng Bajawa - Riung - Ende - Moni - Kelimutu - keluar dari Maumere (minimal lima hari empat malam dengan harga paket sekitar Rp 8.000.000 untuk minimal berdua) • Rute 3: Masuk dari Maumere - Moni - Kelimutu keluar dari Ende (rute ini bisa dijalani hanya tiga hari dua malam, sehingga cocok bagi yang hanya punya waktu terbatas, harga paket sekitar Rp 2.000.000 untuk minimal berdua) • Rute 4: Masuk dari Labuanbajo - berlayar di Kepulauan Komodo - kembali ke Labuan Bajo Ruteng - kembali ke Labuanbajo dan keluar dari Labuanbajo (rute ini perlu minimal empat hari tiga malam dengan harga paket sekitar Rp 4.000.000 untuk minimal berdua)
* Semua harga yang tercantum di atas belum termasuk tiket pesawat
• Maumere - Ende: 4 jam • Ende - Riung: 3 jam • Riung - Bajawa: 4 jam • Bajawa - Ruteng: 4 jam • Ruteng - Labuanbajo: 4 jam
PERJALANAN KELILING PULAU
Rata-rata operator perjalanan roadtrip keliling Flores berkantor di Labuanbajo dan Maumere, sehingga mereka menawarkan itinerary untuk masuk dan keluar dari kedua kota tersebut. Disarankan untuk memesan paket perjalanan overland sebelum berangkat dan pastikan untuk terlebih dulu mempelajari komponen harga yang termasuk dan tidak termasuk di dalam paket. Kebanyakan paket yang ditawarkan tidak termasuk makan siang dan makan malam karena restoran-restoran di Flores belum siap untuk konsep buffet atau set menu, terutama bagi yang pergi dalam rombongan. Beberapa operator pun hanya memberikan harga untuk transportasi darat (mobil, bensin, supir) dan akomodasi, namun uang masuk atau donasi di tempat-tempat wisata, seperti Desa Bena, Wae Rebo, dan Kelimutu, belum termasuk. Bila ingin memasukkan Kepulauan 17 di Riung ke dalam itinerary, pastikan juga apakah paketnya sudah termasuk menyewa perahu dan makan siang. Bila tidak termasuk dan harus memesan sendiri, biasanya supir atau pemandu dapat merekomendasikan pemilik perahu langganannya, sehingga dapat dipesan satu hari sebelumnya dan pemilik perahu dapat menyiapkan makan siang berupa ikan segar yang akan dibakar di salah satu pulau yang dikunjungi, yang sudah termasuk ke dalam harga sewa. Harga yang diberikan untuk kapal kecil sekitar Rp 700.000, namun jangan ragu untuk menawar, terutama bila datang di musim sepi.
LABUANBAJO
(Denpasar - Labuanbajo: 90 menit naik pesawat)
Bila pernah mengunjungi kota kecil di ujung barat Flores ini beberapa tahun lalu tentu akan kaget bila kembali ke sini dan mendapati pembangunan yang pesat, terutama di sekitar pelabuhan dan sepanjang Jalan SoekarnoHatta yang telah dipadati hotel, dive center, toko, butik, restoran, kafe, dan bar, sehingga mengingatkan akan si pulau pesta, Gili Trawangan. Perkembangan Labuanbajo mulai pesat sejak Kepulauan Komodo dinobatkan sebagai The New Seven Wonder. Bila sebelumnya Kepulauan Komodo hanya ternama di kalangan penyelam dan hanya menjadikan Labuan Bajo sebagai pintu gerbang, setelah banyak pejalan nonpenyelam ke sini, Labuanbajo mulai menawarkan banyak fasilitas, selain tempat-tempat menarik di sekitarnya pun mulai terungkap. *Semua foto diambil dengan Lenovo Vibe X2
Things to do in Labuanbajo Di sekitar Labuanbajo terdapat pesona alam menakjubkan yang belum banyak diketahui orang, bahkan oleh warga setempat sendiri. Dengan sebelumnya trekking dan bermandikan keringat, nikmati pemandangan seelok tempat-tempat berikut:
Cunca Rami Perjalanan ke sini, walau tak terlalu jauh dari Labuanbajo, yaitu sekitar 35 kilometer menanjak naik mobil ke kawasan dataran tinggi Mbeliling, namun harus mengalokasikan satu hari sendiri. Karena jalannya berliku dan kurang mulus di beberapa bagian, perjalanan dari Labuanbajo biasanya ditempuh dalam 90 menit naik mobil. Mobil akan menurunkan penumpang di Werang untuk meneruskan berjalan kaki dengan
dipandu warga setempat yang menerima bayaran sukarela. Jalan menuju air terjun terus menurun sehingga dalam 30 menit dapat sampai di tujuan. Karena akan trekking dan menghabiskan waktu dengan berenang di air terjun, disarankan untuk berbekal makanan, terutama untuk perjalanan kembali ke mobil.
Cunca Wulang Mengingatkan akan Green Canyon, kompleks air terjun ini berlokasi sekitar 30 kilometer di timur Labuanbajo, tepatnya ke arah Ruteng. Dikelilingi hutan, untuk menuju ke sini dapat melalui Desa Wersawe dan disarankan berkunjung di musim kemarau karena bila tanah basah sehabis hujan, jalanan menuju Cunca Wulang tak dapat diakses.
Dengan Lenovo DoIt Apps...
Selain memiliki sejumlah mode pengambilan gambar, termasuk selfie, panorama, dan low-light, hasil foto pun bisa diedit dengan beragam filter dan efek dengan sekali sentuh melalui fitur Snap It Camera. Berbagai hasil foto dan video pun semakin mudah dibagikan dengan fitur Share It. Pengguna bisa bertukar gambar dengan ponsel Lenovo lainnya tanpa sistem jaringan atau koneksi Wi-Fi, bahkan dengan kecepatan 40 kali lebih cepat dari Bluetooth.
TIPS • Untuk menjelajahi tempat-tempat tersebut diperlukan kendaraan. Harga menyewa mobil di Labuanbajo mungkin yang termahal di Indonesia, di mana harga termurahnya adalah Rp 750.000 per hari sudah termasuk bensin dan supir selama satu hari. Rata-rata harga pasarannya adalah Rp 900.000 per hari. Sebelum memesan, bandingkan harga dulu dengan beberapa operator yang berderet di sepanjang Jalan Soekarno-Hatta (di sekitar pelabuhan). Paling ekonomis adalah menyewa sepeda motor yang hanya Rp 75.000 per hari. • Labuanbajo memang tidak memiliki makanan khas, karena sebagian besar penduduk di kota ini adalah pendatang dari Sulawesi, namun bukan berarti di sini tidak dapat berwisata kuliner. Jangan lewatkan Kampung Ujung Seafood yang merupakan tempat makan kaki lima di tepi pantai dan hanya buka menjelang malam, yaitu pukul 18:00 hingga tengah malam. Menawarkan aneka hidangan laut segar dengan harga terjangkau, gerobak-gerobak yang berjajar sepanjang sekitar 300 meter ini juga menjual pecel ayam, bakso, soto, dan nasi/mi goreng. Bagi yang ingin suasana restoran dengan pemandangan pantai dari ketinggian, di Jalan Soekarno-Hatta terdapat beberapa restoran Italia, seperti Made in Italy, Mediterraneo, dan Cit Ma Bon.
Masyarat Desa Wersawe akan menawarkan diri menjadi pemandu untuk trekking menuju air terjun setiap ada turis yang memarkir mobil atau motor sewaan mereka. Dalam perjalanan ke sana selama 40 menit, dapat meloncat dari atas tebing menuju laguna di berair hijau di bawahnya. Selain terjun dari canyon, Cunca Wulang juga memiliki gua yang dapat dieksplor dengan berbekal senter.
Gua Rangko Gua ini terletak di atas bukit dekat perkampungan di Rangko dan lebih mudah diakses naik kapal dari pelabuhan di Labuanbajo (menyewa kapal mulai Rp 600.000, tergantung ukuran) selama 90 menit. Setelah trekking ringan selama 10 menit dari pantai, tersedia tali untuk turun ke gua penuh stalaktit dan stalagmit dengan kolam kecil berisi air asin. Saat terbaik untuk mengagumi topografi gua adalah sekitar pukul 14:00, karena gua yang aksesnya tertutup pepohonan ini baru dapat dimasuki sinar matahari bila posisinya telah semakin condong ke barat. Ketika gua diterangi sinar matahari secara optimal, maka langit-langitnya yang melengkung bak kubah katedral akan sangat menakjubkan.
How to get there: Denpasar – Labuanbajo • Garuda Indonesia setiap hari pukul 07:10, 11:00, 14:20 seharga mulai Rp 1.050.000. • Wings Air setiap hari pukul 09:10, 11:55, 14:00 seharga mulai Rp 850.000. • Trans Nusa setiap Selasa, Kamis, dan Minggu pukul 08:00 dengan harga berkisar antara Rp 700.000 hingga Rp 1.540.000. Hubungi 0361-8477395 untuk pembelian tiket karena tidak bisa dibeli online.
Labuanbajo – Denpasar • Garuda Indonesia setiap hari pukul 13:05, 14:55, 16:25, 16:30 seharga mulai Rp 1.195.000. • Wings Air setiap hari pukul 10:55 dan 15:45 seharga mulai Rp 675.000. • Trans Nusa setiap Selasa, Kamis, dan Minggu pukul 10:50 dengan harga berkisar antara Rp 700.000 hingga Rp 1.540.000.
Gua Batu Cermin Dari penemuan gua ini diketahui bahwa di masa prasejarah, Pulau Flores berada di dasar samudera. Pernyataan ini dikuatkan dengan ditemukannya koral dan fosil satwa laut yang menempel di dinding gua, seperti fosil kura-kura. Saat terbaik untuk berkunjung ke sini adalah pagi menjelang siang, ketika sinar matahari masuk melalui sela-sela batuan di atas gua yang kemudian memantulkan cahaya sehingga dinding di gua tampak berkilauan, dan inilah yang membuat gua ini dinamakan batu cermin. Kilauan cahaya pada bebatuan di dalam gua itu berasal dari kandungan garam dalam air yang mengalir saat hujan turun.
*Semua foto diambil dengan Lenovo Vibe X2
Lenovo Vibe X2 menggunakan prosesor True Octa Core MediaTek MT6595m yang mendukung performa yang baik, di mana pengguna dapat menjalankan aplikasi maupun melakukan multitasking, seperti browsing, menjawab email, chatting, bermain game, dan mengedit video yang dapat dilakukan bersamaan.
Where to stay: $ (Rp 300.000-Rp 500.000) • Casa Selini (Jalan Soekarno Hatta No. 7) • Green Hill Boutique Hotel (Jalan Soekarno Hatta, T. 038541289)
$$ (Rp 500.000-Rp 750.000)
TIPS: tak ingin membayar kelebihan • Dari berbagai kota besar di bagasi. Indonesia, pesawat berhenti • Sesampainya di Bandara di Denpasar sebelum menuju Komodo yang megah untuk Labuanbajo. Alokasikan ukuran Indonesia Timur, setidaknya jeda antar akan banyak “supir taksi” penerbangan tiga jam untuk yang menawarkan jasanya mengantisipasi keterlambatan mengantarkan ke akomodasi pesawat, terutama bila yang sudah dipesan. Namun menggunakan dua maskapai karena tanpa argo dan yang berbeda (dan dua jam taksinya pun bukan taksi bila menggunakan maskapai resmi, melainkan mobil yang sama). Perhatikan juga pribadi, sehingga perlu berat barang bawaan karena tawar-menawar harga. Untuk kebanyakan yang terbang ke jarak menuju pusat kota Labuanbajo adalah tipe pesawat Labuanbajo yang berada di ATR (menggunakan baling-baling) sekitar pelabuhan yang hanya dengan kapasitas ruang bagasi 15 menit berkendara, mereka yang terbatas, sehingga per menetapkan antara Rp 50.000 penumpang hanya mendapatkan hingga Rp 100.000. jatah maksimal 10 kilogram bila
• Sylvia Hotel & Resort Komodo (Jl. Pantai Waecicu, T. 08135356-7567) • Waecicu Eden Beach Hotel (Pantai Waecicu, T. 0813-39183065) • Laprima Hotel Flores (Jalan Pantai Pede No. 8, T. 03852443700) • Selini on the Hill Villas (Gang Perikanan Lama No. 77, T. 0852-53752903)
$$$ (di atas Rp 750.000) • Blue Marlin Komodo (Jalan Soekarno-Hatta, T. 038541789) • Bintang Flores Hotel (Jalan Pantai Pede, T. 0385-2443755) • Luwansa Beach Resort Labuan Bajo (Jalan Pantai Pede, T. 0385-2443677, www. luwansahotels.com) • The Jayakarta Suites Komodo Flores (Jalan Pantai Pede Kilometer 5, www. jayakartakomodoflores.com) • Plataran Komodo Beach Resort (Pantai Waecicu, www. plataran.com)
KEPULAUAN KOMODO Terdiri dari tiga pulau besar, yaitu Komodo, Padar, dan Rinca, dengan 26 pulau kecil lain di sekitarnya, saat terbaik untuk berkunjung ke sini adalah April hingga November. Pulau cantik yang dikelilingi pantai-pantai indah ini memiliki gugusan kepulauan yang menjadi salah satu situs menyelam terbaik di Indonesia, dan bahkan dunia, karena arusnya yang kuat. Karena medannya yang menantang itulah, situs-situs di sini lebih cocok untuk penyelam berpengalaman (minimal telah melakukan 30 kali penyelaman). Bagi yang tidak menyelam, selain snorkeling dan bermain di pantai-pantai sepi yang indah, kegiatan lainnya adalah trekking menuju puncak bukit di salah satu pulau sabana untuk menikmati pemandangan menakjubkan atau melihat reptil purba yang hanya ada di kawasan ini sehingga UNESCO menobatkannya sebagai salah satu keajaiban alam yang patut dilestarikan.
Things to do in Komodo Scuba Diving Dapat dilakukan dengan land-based (tinggal di hotel atau resor yang menyediakan operator selam), maupun dengan liveaboard dari Labuanbajo, kini semakin banyak pilihan operator selam di Labuanbajo, sehingga dapat memberikan pilihan selain liveaboard, yang walau merupakan metode terbaik untuk menyelam di Komodo, namun tidak semua orang cocok atau suka tinggal di kapal selama berhari-hari. Walau dapat diselami sepanjang tahun, namun saat terbaiknya adalah April hingga November. Di luar bulan-bulan tersebut, penyelam harus memilih salah satu area, antara utara dan selatan, walaupun jarak pandang terbaik biasanya pada November hingga Januari. Bersiaplah untuk menyelam di air dingin sepanjang Juli hingga Agustus akibat adanya arus dari Australia yang sedang mengalami musim dingin, namun lebih kaya nutrisi, sehingga jarak pandang lebih pendek. Pastikan menyelam dengan operator yang berpengalaman karena di beberapa situs tertentu diperlukan ketelitian membaca arus.
Liveaboard vs. Land-based Karena wilayahnya yang luas, untuk menghemat waktu dan memaksimalkan eksplorasi, Kepulauan Komodo paling pas diselami dengan liveaboard (tinggal di kapal). Kini, operator selam maupun hotel yang menyediakan dive center di Labuanbajo semakin banyak, dan mereka sering kali melayani penyelam yang hanya ingin day trip. Namun, untuk dapat melakukan dua hingga tiga penyelaman di situs-situs terbaik di Komodo, dari Labuanbajo, penyelam harus rela berangkat pagi, karena perjalanan naik kapal akan membutuhkan waktu dua hingga tiga jam. Alokasikan minimal lima hari – dua hari untuk perjalanan pergi dan pulang dan tiga hari untuk menikmati berbagai situs di Kepulauan Komodo. Opsi liveaboard memang lebih mahal ketimbang land-based, tapi lebih efektif untuk menghemat waktu dan tenaga. Jasa liveaboard ini ada yang berangkat dari Bali maupun Labuanbajo.
Liveaboard dari Bali: • Sea Safari (www. seasafaricruises.com) • Mermaid (www.mermaidliveaboards.com) Liveaboard dari Labuanbajo: • MV Blue Dragon • Grand Komodo (www. komodoalordive.com) Operator Selam di Labuanbajo: • CN Dive (cndivekomodo.com) • Reefseekers Diving (E. dive@ reefseekers.net, T. 038541443) • Blue Marlin Dive Komodo (www.bluemarlinkomodo.com) • Dive Komodo (www. divekomodo.com) • Divine Diving (www. divinediving.info) • Dive Paradise Komodo (www.diversparadisekomodo. com) • Uber Scuba (www. uberscubakomodo.com) • Bajo Dive Club (www. komododiver.com)
Island Hopping Banyak operator di Labuanbajo yang menawarkan paket keliling Kepulauan Komodo dengan berbagai pilihan durasi, mulai dari one-day trip (biasanya hanya ke Rinca untuk trekking melihat komodo dan dalam perjalanan berhenti di beberapa pulau yang dilewati), paket tiga hari dua malam yang paling populer, dan paket empat hari tiga malam (itinerary-nya sama dengan yang tiga hari dua malam namun ditujukan bagi yang ingin lebih santai dan dapat menikmati setiap tempat pemberhentian dengan lebih lama). Rute yang ditawarkan biasanya sebagai berikut dan dapat disesuaikan dengan kondisi maupun permintaan para tamu: • Hari 1: Pulau Bidadari (snorkeling dan bermain di pantai) - Pulau Kelor (trekking dan snorkeling) Pulau Kalong (melihat ribuan kelelawar keluar dari sarangnya) - Pulau Rinca (bermalam) • Hari 2: Rinca (trekking singkat melihat komodo) Padar (trekking) - Pink Beach (snorkeling) - Pulau Komodo (bermalam) • Hari 3: Pulau Komodo - Taka Makassar (snorkeling dengan manta ray) - Gili Lawa Darat (disebut juga Gili Laba untuk trekking) - Pulau Kanawa (snorkeling dan bermain di pantai) • Hari 4: Pulau Kanawa (snorkeling) - Pulau Sebayur (snorkeling) - Pulau Seraya (snorkeling) - kembali ke Labuanbajo
Dengan Lenovo Vibe X2 yang memiliki kamera berkekuatan 13 megapixel dan berbagai filter, scene, maupun fitur panorama yang didukung layar display 5 inci dan kapasitas penyimpanan 32 GB, maka pengguna dapat traveling tanpa perlu lagi membawa kamera konvensional. Dengan konektivitas dual SIM yang didukung jaringan 4G, Wi-Fi, GPS, dan Bluetooth, hasil foto pun dapat langsung diunggah ke media sosial maupun dibagikan secara cepat.
Operator Keliling Kepulauan Komodo Di Labuanbajo, di sepanjang Jalan Soekarno-Hatta atau jalan di muka pelabuhan berderet operator tur dengan plang bertuliskan “Tourist Information”. Selain itu, terdapat pula Perama, operator penyedia jasa wisata ternama dari Bali, yang menawarkan paket ke Pulau Komodo dan Rinca selama dua hari satu malam seharga mulai Rp 1.350.000 dengan minimal empat orang, yang akan lebih murah dengan semakin banyaknya peserta yang maksimal per kapal enam orang.
Pengguna Lenovo Vibe X2 tak akan kehilangan momen dalam perjalanan karena aplikasi kamera dengan mudah dapat diakses dengan instant on camera, yaitu cukup dengan menyentuh tombol home dua kali untuk memotret, bahkan dalam keadaan display ponsel sedang mati.
Trekking di Rinca, Padar, Gila Lawa Darat, dan Kelor Populasi komodo di Rinca sekitar 2.000 ekor dan karena pulau ini tak berpenghuni, maka kesempatan untuk melihat komodo lebih besar di sini ketimbang di Pulau Komodo, sehingga opsi utama untuk trekking melihat komodo adalah di Rinca. Padar yang terletak di antara Rinca dan Komodo ini adalah pulau yang paling fotogenik di kawasan ini. Bentuknya memanjang dengan titik tertingginya di ujung utara, sehingga dari puncak bukit akan terlihat bentuk Padar yang berkontur. Dengan trek relatif mudah, mendaki ke atas bukit di Gili Lawa Darat dapat ditempuh dalam waktu sekitar 20 menit. Dari puncak bukit akan terlihat pemandangan 360 derajat pulau-pulau di sekitarnya yang dikeliling pantai-pantai indah. Pulau Kelor menawarkan rute trekking yang pendek, namun medannya cukup menantang karena kemiringan bukit yang didaki mencapai 45 derajat sehingga harus memanjat tanah berbatu dan berkerikil yang licin. Namun tentu saja sesampainya di puncak, pemandangan yang tersaji akan membuat nafas tertahan saking cantiknya.
TIPS: • Trekking paling baik dilakukan pagi hari sebelum pukul 10:00, sebelum matahari terik menyengat, atau setelah pukul 15:00 agar terhindar dari heat stroke. • Gunakan sepatu trekking yang alasnya memiliki gerigi sehingga tidak licin ketika digunakan berjalan menurun di jalan setapak yang penuh kerikil dan tanah kering. • Kenakan topi, tabir surya, dan berbekal air minum yang cukup. Sebagai penambah tenaga, bisa juga berbekal cokelat atau protein bar untuk penambah energi. • Trekking untuk melihat komodo di Pulau Komodo maupun Rinca harus ditemani pemandu dari Taman Nasional yang berbekal sebatang ranting dengan ujung yang sengaja dipotong cabang dua untuk menahan leher komodo agar mulutnya tidak bisa menganga bila menyerang.
Snorkeling di Pink Beach, Kanawa, dan Gili Lawa Darat Walau garis pantainya tidak panjang, namun pantai berpasir merah muda yang ikonik ini dikelilingi gugusan karang yang menawan. Sepanjang hari, kapal-kapal penuh penyelam maupun pecinta snorkeling bergantian masuk ke air untuk mengagumi kecantikan taman lautnya. Sesudahnya, rasakan serunya duduk-duduk di pasir yang berwarna kemerahan akibat bercampur dengan pecahan karang. Walau karangnya tidak terlalu bagus, snorkeling di sekitar Pulau Kanawa dapat banyak menjumpai kawanan ikan karang yang sepertinya sudah terbiasa dengan kehadiran manusia. Setelah atau sebelum mendaki bukit di Gili Lawa Darat untuk menikmati pemandangan spektakuler pun dapat snorkeling di sekitarnya, karena karang-karang keras dalam aneka warna di sini masih dalam keadaan baik dan merupakan rumah bagi para ikan. TIPS: • Gunakan tabir surya khusus wajah dengan formula yang lembut agar ketika terkena mata tidak pedih, berhubung setelah berenang biasanya tangan refleks mengusap mata. • Kepulauan Komodo terkenal dengan arusnya yang kuat dan di beberapa tempat – serta tergantung musim – berair dingin. Pastikan kapal membawa ke tempat-tempat yang aman untuk snorkeling. Bila merasa tidak terampil berenang, jangan ragu untuk mengenakan jaket pelampung. • Ketika snorkeling di perairan yang sedang surut sehingga kaki dapat menyentuh karang, jangan berdiri di atas karang sehingga dapat merusaknya. Jangan pula memegang
karang karena karang yang tajam akan mudah melukai tangan, selain di karang biasanya banyak hewan laut yang beracun, seperti scorpionfish yang berkamuflase dengan lingkungan sekitarnya. • Sebelum turun ke air, bersihkan dulu masker dengan ludah atau pasta gigi (baluri odol di sisi luar lensanya kemudian dibilas) agar tidak berembun. Atur strap masker dan snorkel sebelum berada di air karena akan lebih sulit melakukannya di air.
RUTENG (Labuanbajo - Ruteng: empat jam naik mobil) Merupakan salah satu tempat penyebaran agama Katolik di Flores pada masa kolonial Belanda, Ruteng memiliki berbagai gereja dan biara berarsitektur Eropa. Dari sinilah pula desa tradisional yang sedang naik daun, Wae Rebo, dapat diakses. Didukung udara yang sejuk karena berada di kaki pegunungan, suasana kota yang berjarak 140 kilometer dari Labuanbajo ini pun mirip suasana pedesaan tenang di Eropa dengan sejumlah penginapan, restoran, pertokoan, dan supermarket. *Semua foto diambil dengan Lenovo Vibe X2
Things to do in Ruteng Ruteng Pu’u Inilah salah satu desa tradisional yang masih tersisa di Manggarai. Berada di Kecamatan Golo Dukal, walau sebagai desa tertua di Ruteng, di sini dapat disaksikan rumah adat khas suku Manggarai yang berbentuk kerucut yang disebut Tambor dan Gendang. Dulu, seluruh suku Manggarai dapat muat menempati kedua rumah besar yang terbagi dalam beberapa kamar tersebut. Kini, seiring dengan pertambahan populasi, Tambor dan Gendang sudah tak dapat menampung keturunan suku Manggarai, sehingga mereka membangun rumah di sekitar rumah adat. Merupakan kompleks perumahan yang relatif kecil dan dibangun
di sekitar compang, altar batu tempat kerbau dan sapi diikat untuk dikorbankan sebagai bagian dari ritual Penti yang merayakan panen melimpah, highlight dari berkunjung ke sini adalah berinteraksi dengan anak-anak. Setiap melihat turis mereka memang akan meminta uang, permen, dan pena, namun acuhkan saja dan sebagai gantinya ajak mereka bermain, bercakap-cakap, dan melakukan selfie.
Liang Bua Liang Bua adalah sebuah gua di bukit batu kapur, sekitar setengah jam dari pusat kota Ruteng. Saking besarnya gua ini – dengan panjang 50 meter,
Manusia Flores Dijuluki Hobbit, manusia purba ini memang mungil, dengan tinggi 106 sentimeter, serta kerangka otak hanya 430 cc, jauh lebih kecil dibanding otak manusia normal yang ukurannya 1.400 cc. Arkeolog meyakini bahwa Hobbit pernah tinggal di Flores sekitar 95.000 hingga 17.000 tahun yang lalu, dan kemungkinan besar mereka hidup dengan berburu stegodon (gajah purba) karena terdapat ratusan tulang binatang tersebut di kedalaman 10 meter dengan beberapa di antaranya menunjukkan tanda-tanda bekas disembelih.
Tari Caci Caci adalah tari perang antara dua laki-laki, di mana secara bergantian akan saling memukulkan pecut ke tubuh lawannya. Ketika lawan melontarkan pecut, yang satu harus berusaha menangkis dengan perisai. Caci mengajarkan banyak hal, antara lain sportivitas, kepahlawanan, ketangkasan, keindahan, dan kemurnian hati, selain merupakan ajang pembuktian kekuatan seorang laki-laki Manggarai. Luka-luka akibat cambukan dikagumi sebagai lambang maskulinitas. Di masa lalu, setelah digelar caci di siang hari, malamnya dilanjutkan dengan ajang mencari jodoh bagi muda-mudi. Peserta berbaris dalam sebuah lingkaran, di mana antara pria dan wanita berdiri berselang-seling, serta menyanyikan lagu yang syairnya bersahut-sahutan. Kini, Caci dipentaskan untuk memeriahkan acara syukuran hasil panen, pentahbisan imam, atau penyambutan tamu penting.
lebar 40 meter, dan tinggi 25 meter – penduduk setempat pernah menggunakannya sebagai tempat ibadah dan sekolah. Namanya mulai populer di seluruh dunia setelah ditemukannya fosil Homo floresiensis pada kedalaman enam meter. Sangatlah menarik duduk di bawah stalaktit dan membayangkan bahwa belasan ribu tahun yang lalu tempat tersebut pernah menjadi tempat tinggal manusia prasejarah. Area di sekelilingnya juga cantik - dan bila menuruni bukit sekitar 50 meter, terdapat museum kecil dengan replika kerangka Homo floresiensis.
*Semua foto diambil dengan Lenovo Vibe X2
Wae Rebo Wae Rebo merupakan kampung tradisional yang bangunan rumahnya merupakan asli Manggarai. Disebut mbaru niang, rumah adat ini berupa bangunan kayu bertingkat lima, berbentuk kerucut, dan beratap ijuk dan alang-alang. Karena berada di tengah pegunungan yang tertutup hutan, tak ada kendaraan yang dapat menembus desa ini, sehingga pengunjung harus berjalan kaki selama empat jam dari Denge untuk mencapainya. Bila berencana ke Wae Rebo, alokasikan setidaknya tiga hari, di mana hari pertama untuk naik mobil melewati jalan berliku menuju Denge, kemudian bermalam di Denge dan keesokan harinya trekking menuju Wae Rebo selama empat jam dan bermalam di Wae Rebo dengan membayar Rp 250.000 per orang untuk akomodasi dan makan selama dua hari satu malam. Baru keesokan harinya setelah sarapan, trekking kembali ke Denge untuk melanjutkan perjalanan. Mbaru niang yang hanya ada di Wae Rebo ini jumlahnya hanya boleh tujuh. Saat sekelompok arsitek Indonesia tiba di desa ini pada 2008, rumah adat tinggal empat, sehingga kemudian dilakukan upaya
konservasi yang membuahkan sejumlah donatur untuk mendanai pembangunan tiga rumah lagi agar Wae Rebo sesuai lagi dengan pakem adatnya. Pada 2012, konservasi rumah di Wae Rebo mendapatkan penghargaan dari UNESCO. Dalam proses konservasi tersebut, para arsitek ini menemukan bahwa 95 persen penguat rumah menggunakan ikatan rotan, sementara pasak hanya untuk menguatkan balok dan merapatkan lantai. Teknologi ikatan memang membuat bangunan jadi lebih fleksibel dan adaptif terhadap guncangan gempa. Rumah bertingkat lima yang mampu menampung hingga delapan keluarga ini juga memiliki fungsi yang berbeda di setiap lantainya. Lantai pertama sebagai tempat keluarga berkumpul, sementara lantai di atasnya sebagai tempat meletakkan peralatan rumah, bahan makanan, dan kayu api. Setiap tahun, ratusan turis mengunjungi Wae Rebo dan bila ingin menghindari keramaian, datanglah di bulanbulan selain Juni hingga Agustus.
Where to stay: • Hotel FX 72 (www.fx72hotel. com) • Hotel Sindha (Jalan Yos Sudarso No. 26, T. 0385-21197) • Susteran Maria Berduka Cita (Jl. Ahmad Yani 45, T. 038522834/22279) • Hotel Rima (Jl. Ahmad Yani 14, T. 0385-22196)
Bajawa
(Ruteng - Bajawa: empat jam naik mobil) Bajawa adalah ibukota Kabupaten Ngada, yang terletak di dataran paling tinggi di Flores dan memiliki banyak desa tradisional. Merupakan pusat orang-orang asli Ngada, Bajawa adalah tempat paling pas bagi yang ingin mengenal desadesa tradisional di Flores yang dipenuhi budaya unik dan tentu saja, masyarakat adat yang selalu menerima tamu dengan tangan dan hati terbuka.
Things to do in Bajawa Desa Bena Berada 19 kilometer ke arah selatan Bajawa, desa ini berada di puncak bukit yang menyajikan pemandangan Gunung Inerie yang menakjubkan. Terdiri 40 buah rumah yang berderet dari utara ke selatan, pemukiman ini sengaja dibiarkan sesuai kontur asli tanah yang berbukit. Jika diperhatikan secara saksama, bentuk desa tradisional ini menyerupai perahu karena menurut kepercayaan animisme yang masih dipercaya masyarakatnya, walau kini mereka telah menganut Katolik, perahu merupakan wahana bagi arwah yang menuju keabadian, selain kapal juga merupakan lambang perjuangan nenek moyang warga Desa Bena yang datang dari Tiongkok Selatan naik perahu sampai ke perairan Nusa Tenggara. Di tengah desa terdapat bangunan yang disebut Bhaga dan Ngadhu, di mana Bhaga merupakan pondok kecil tanpa penghuni, sementara Ngadu berupa bangunan bertiang tunggal dan beratap ijuk yang berfungsi sebagai rumah komunal untuk warga berkumpul saat acara-acara penting.
Desa Wogo Desa di timur Bena ini menawarkan budaya Ngada yang masih kental. Tersembunyi di balik kabut, Desa Wogo kerap menciptakan suasana dan atmosfer yang misterius. Telah dihuni sejak 1932, ketika itu warga meninggalkan tempat mereka yang lama dan memutuskan pindah sejauh satu kilometer. Selain Bhaga dan Ngadu, di
Asal Usul Suku Ngada Mengutip Su’i uwi, ajaran pokok masyarakat Ngada yang berbentuk sajak, masyarakat Ngada datang dari suatu tempat yang tidak diketahui namanya dan yang jelas, tempat tersebut gelap gulita, walau kemudian terbitlah terang yang menuntun mereka menerobos hutan belantara. Dua etnolog Dr. Paul Arndt dan Dr. Herman J Brade menuliskan bahwa masyarakat Ngada berasal dari Yunan Selatan, yang dalam perjalanannya mampir di Sri Lanka, sebelum sampai di Jawa, Sumbawa, dan Sumba. Dari tempat persinggahan ini, mereka membawa berbagai bibit tanaman, yaitu padi dari Jawa, jagung dari Sumbawa, dan lontar dari Sumba.
Desa Wogo juga terdapat batu altar yang disebut Ture Lenggi dengan batu datar menandakan perempuan, sementara batu yang tegak menandakan laki-laki. Batubatu ini digunakan pada saat upacara adat dan kurban. Dalam berbagai upacara adat, warga desa duduk di dalam rumah menurut jenis kelamin dan status sosial.
*Semua foto diambil dengan Lenovo Vibe X2
Pemandian Air Panas, Soa Berada di Soa, 23 kilometer dari pusat kota Bajawa, pemandian air panas Mengeruda adalah tempat yang selalu dimasukkan ke dalam itinerary perjalanan overland Flores oleh para operator wisata, sehingga di sekitar tempat ini pun telah ramai dikelilingi warung-warung yang menyajikan mi, kopi, teh, makanan ringan, dan buah-buahan. Pemandian yang dipercaya dapat mengobati penyakit kulit ini memiliki beberapa kolam yang diperuntukkan khusus bagi turis. Jika ingin menikmati sumber air panas dengan pemandangan yang masih alami, maka pengunjung harus berjalan kaki sedikit lebih dalam memasuki hutan.
Kopi Bajawa Kabupaten Ngada, tepatnya di Kecamatan Bajawa dan Golewa, yang berbukit-bukit pada ketinggian lebih dari 1.000 meter adalah daerah penghasil kopi Arabika di Flores. Merupakan pertemuan dua lereng gunung api, yaitu Gunung Inerie dan Gunung Abulobo dengan curah hujan yang cukup tinggi dibandingkan daerahdaerah lain di Flores yang kering, maka tanah di sini memang cocok untuk tanaman kopi. Masyarakat Ngada telah membudidayakan kopi Arabika secara turun temurun di bawah pohon penaung, menggunakan pupuk organik, dan tanpa menggunakan pestisida, sehingga hasil kopinya tergolong dalam mutu specialty. Biji Arabika dari kawasan ini jika disangrai pada tingkat sedang (medium roasting) akan menghasilkan seduhan kopi yang beraroma floral dengan kekentalan (body) sedang, keasaman sedang, serta jejak rasa manis (sweetness) kuat.
Where to stay: • Villa Silverin (Jalan Bajawa-Ende, Wolokole, T. 0384-2223865, 081339052456) • Hotel Edelweis (Jalan Palapa No. 4, Ngada Bawa, T. 0384-21744) • Hotel Bintang Wisata (Jalan Palapa No. 4, Ngada Bawa, T. 038421744.) • Hotel Happy Happy (Jalan Sudirman, T. 038421763 , 085333704455, hotel.happy.happy@gmail. com.)
*Semua foto diambil dengan Lenovo Vibe X2
RIUNG (Bajawa - Riung: empat jam naik mobil) Riung, desa nelayan mungil di pesisir utara Kabupaten Ngada, merupakan titik awal menuju Taman Laut 17 Pulau Riung yang terkenal berkat terumbu karangnya yang indah. Terletak 72 kilometer dari Bajawa, Riung bisa dicapai dengan berkendara dari Mbay selama dua jam atau dari Bajawa selama empat jam. Perjalanan dari Ende membutuhkan waktu sekitar tiga hingga empat jam. Bila naik pesawat dari Jawa, bisa dengan rute berikut: Jakarta/Surabaya-DenpasarMaumere atau Jakarta/SurabayaDenpasar-Ende, lalu dilanjutkan dengan berkendara dengan mobil sewaan yang tersedia di Maumere dan Ende.
Things to do in Riung Island Hopping di Taman Laut 17 Pulau Riung Taman laut ini merupakan gugusan pulau yang terhampar memanjang dari Toro Padang di sebelah barat hingga Pulau Pangsar di sebelah Timur. Meski namanya Taman Laut 17 Pulau Riung, sebenarnya terdapat lebih dari 20 pulau di sini. Warga setempat menyebutnya demikian agar mudah diingat, selain juga mengacu pada tanggal kemerdekaan Indonesia. Area taman nasional ini merupakan habitat bagi sejumlah spesies eksotis, seperti biawak timor, musang, kuskus, bluwok, kelelawar bangau hitam, dan burung gosong. Selain hamparan pasir putih yang sangat terjaga kebersihannya, perairannya jernih sehingga cocok untuk berenang dan snorkeling. Mereka yang ingin menyelam pun dapat
berenang di antara warna-warni taman terumbu karang. Hampir seluruh pulau di taman nasional ini tidak berpenghuni. Turis pun jarang ditemui karena akses yang jauh dan menantang untuk mencapainya, sehingga setibanya di sini, bisa bebas bermain di pantai yang serasa milik sendiri. Untuk masuk ke taman nasional ini, dikenai biaya Rp 5.000 per orang untuk wisatawan domestik. Tarif sewa kapal pun bervariasi dan per kapalnya dapat mengakomodasi hingga sepuluh penumpang. Merupakan Kepulauan Komodo dalam versi kecil karena topografinya yang mirip, highlight kunjungan ke sini adalah Pulau Kalong yang dihuni ribuan kelelawar yang akan terbang tunggang-langgang setiap mendengar suara mesin kapal dan Pulau Tiga (Bampa Timur) yang pantainya indah, airnya tenang, dan hamparan koralnya indah, sehingga sering dijadikan pemberhentian untuk makan siang.
Karang Penghalang Barisan karang penghalang di timur Teluk Riung menawarkan drop diving atau penyelaman tegak dengan sepanjang tembok karangnya ditumbuhi karang lunak dan karang meja. Di sini juga terdapat bangkai kapal pengangkut semen yang telah membatu. Karang penghalang lain dapat dijumpai di Pulau Dua, tempat penyelam sering bertemu kawanan lumba-lumba.
Where to stay Fasilitas umum di Riung masih minim, dengan akomodasi terbaik yang direkomendasikan adalah Pondok SVD Riung (T. 081339341572, www. pondoksvdriung.com).
Untuk ponsel dengan layar 5 inci full HD dan multi-layered design yang stand out, Lenovo Vibe X2 sangatlah ringan, yaitu hanya 120 gram, sehingga cocok dibawa dalam perjalanan island hopping keliling Komodo maupun road trip keliling Flores yang memang disarankan untuk berkemas seringan mungkin.
*Semua foto diambil dengan Lenovo Vibe X2
ENDE
(Riung - Ende: tiga jam naik mobil) Berada di tengah Flores, tak banyak yang tahu bahwa kota perbatasan ini banyak menawarkan keindahan tersembunyi yang menanti untuk ditemukan. Saking minimnya konflik, meski penduduknya berasal dari latar belakang suku yang berbeda-beda, Bung Karno yang pernah diasingkan di Ende pun menganggap kota ini sebagai miniatur Indonesia. Sebagai kota terbesar di Flores, Ende juga memiliki berbagai sekolah dan perguruan tinggi bermutu, sehingga banyak pemuda dari Flores, Timor, Sumba, hingga Alor dan Lembata datang ke sini untuk menimba ilmu.
Things to do in Ende
Kualitas kamera Lenovo Vibe X2 di atas rata-rata dengan kamera depan berkekuatan 5 megapixel dan fitur beautification di dalamnya, sehingga menghasilkan foto selfie terbaik selama Anda berlibur.
Pantai Nanga Panda Berada di Desa Pengajawa, Kecamatan Nanga Panda, atau 20 kilometer arah barat Ende, pantai ini unik dengan hamparan bebatuannya yang berwarna biru. Jumlahnya mendominasi antara ratusan hingga ribuan, selain ada juga yang berwarna ungu, merah, putih, dan kuning, bahkan yang berlapis warna. Bentuknya juga unik, ada yang kotak, segitiga, bundar, hingga lonjong, dan jika beruntung bisa menemukan batu biru berbentuk hati. Pantai di tepi jalan ini tergolong sepi karena kebanyakan yang terlihat di sini adalah bukan aktivitas pariwisata, melainkan warga setempat yang sedang mendulang batu untuk dijual sekitar Rp 30.000 per karung. Padahal pemandangan di sini cantik dengan julangan gunung, Pulau Ende di seberang pantai, dan liukan jalan yang di ujungnya menyajikan hamparan kota. Di sepanjang pantai juga membentang tebing kapur yang juga berwarna kehijauan.
Rumah Pengasingan Bung Karno Bangunan yang berada di Jalan Perwira ini merupakan tempat Soekarno menjalani hukuman pengasingan sebagai tahanan politik selama empat tahun sejak 1934. Di sinilah pengunjung dapat membayangkan bagaimana Bung Karno menjalani keseharian hidupnya bersama keluarga di kota yang dahulu ibarat kota mati
dengan jalanan kecil belum beraspal, rumah penduduk yang masih jarang, dan wilayah sekitar yang masih berupa hutan, kebun karet, dan tanaman rempahrempah. Terdapat bekas dua telapak tangan Bung Karno saat ia bersujud di ruang salat dan meditasi, selain sumur yang masih berfungsi. Tak banyak yang berubah dari bentuk asli rumah yang dibangun pada 1927 itu, kecuali atap sengnya. Bagian dalamnya pun masih menyimpan perabotan asli serta lukisan dan bingkai foto yang menghiasi dinding. Dalam pengasingannya, selain melukis, Soekarno juga mendirikan teater bernama Kelimutu untuk mementaskan tonil (mirip teater dengan kemasan komedi) dengan 13 naskah karyanya. Sayang,
sebagian naskah tersebut sudah hilang, sementara yang tersimpan di Ende hanyalah tujuh naskah salinan milik Ibrahima Umarsjah, mantan asisten sutradara Bung Karno. Saat hari panas, Bung Karno gemar berteduh di bawah pohon sukun - pohon yang asli sudah tumbang! sembari merenungkan dasar negara Indonesia yang kelak menjadi Pancasila. Saat itu, pemikirannya sudah meliputi
semua sila dan Bung Karno menyebutnya sebagai Lima Butir Mutiara, sehingga tak heran bila Ende sering dijuluki sebagai Rahim Pancasila.
Bila ingin ke Kelimutu yang dapat ditempuh dalam dua jam perjalanan naik mobil dari Ende, untuk mempersingkat perjalanan, disarankan menginap di Moni yang hanya perlu 40 menit berkendara: Kelimutu Crater Lakes Eco Lodge (Jl. Danau Kelimutu, T. 08123995212, www. ecolodgesindonesia. com)
Danau Kelimutu Berada di Desa Pemo, gunung ini memiliki danau kawah di puncaknya yang dinamakan Danau Tiga Warna karena memang memiliki tiga warna yang berbeda-beda seiring waktu. Meski telah menganut Katolik, suku Ende-Lio yang menghuni di sekitar Kelimutu masih memberikan sesajen di danau yang dipercaya sebagai tempat tinggal arwah leluhur. Mobil-mobil sewaan wisatawan biasanya mulai memadati parkiran Danau Kelimutu di Taman Nasional Kelimutu sekitar pukul 05:00 untuk kemudian trekking ringan selama 20 menit menembus dingin dan gelap demi menunggu matahari terbit. Namun jangan khawatir, sambil menunggu matahari terbit, di puncak gunung banyak penjual aneka minuman untuk menghangatkan tubuh. Kunjungan ke sini sebaiknya dilakukan pagi hari, karena lewat dari pukul 07:00 biasanya akan turun awan tebal yang tentu saja menghalangi pemandangan ketiga danau, sehingga foto-foto yang didapat kurang bagus.
Desa Nggela Desa Nggela yang terletak 70 kilometer selatan Ende dengan akses jalan yang rusak adalah kampung tradisional yang kental dengan nuansa magis. Berjalanjalan di sini harus didampingi masyarakat setempat karena ada beberapa hal yang tidak boleh disentuh (secara sengaja) karena dapat mendatangkan sial, seperti misalnya susunan batu di tengah desa yang dipercaya sebagai titik
yang sakral. Terdapat 10 rumah adat yang masing-masing memiliki peranan dalam masyarakat, warga Nggela masih mempertahankan serangkaian upacara adat, misalnya untuk menjaga bangunan adat dan makam para leluhur. Dengan demikian, tak heran walau merupakan desa tradisional, namun rumah-rumah adat di sini dalam keadaan terjaga: bersih dan atap ilalangnya tampak selalu baru.
Tenun Ikat Suku Ende-Lio Desa Ndona terkenal akan tenun ikat khas suku Ende-Lio yang dibuat dengan pewarna alami, seperti mengkudu dan daun tarum, serta peralatan sederhana warisan leluhur. Tenun ikat dari desa ini banyak menggambarkan latar belakang kehidupan masyarakatnya. Misalnya, nggaja yang bermotif gajah sebagai simbol Dewa Ganesha, untuk menceritakan nenek moyang mereka yang berasal dari India dan Melaka serta merupakan penganut Hindu. Sedangkan motif rajo menceritakan kapal rajo yang digunakan para leluhur menuju Ende. Karena kapal rajo menyimpan wea (emas) dan riti (anting emas), di dalam motif rajo pun terdapat lukisan emas. Motif rote rego dan rote koba menggambarkan aneka tumbuhan yang menjadi sumber kehidupan masyarakat, selain terdapat juga motif mata kerara atau buah sukun yang dianggap sebagai pohon yang penuh inspirasi sehingga dijuluki Pohon Pancasila.
Desa Wolotopo Ketimbang dua desa di Kabupaten
Ende yang disebutkan sebelumnya yang aksesnya sulit, Desa Wolotopo adalah favorit para operator paket overland untuk membawa para tamunya karena akses yang lebih mudah, walau letaknya sama-sama di perbukitan. Penduduknya pun masih memegang teguh adat dan bangunan tradisional yang masih digunakan untuk berbagai upacara adat. Menenun adalah pekerjaan utama para wanita di desa ini, sehingga bagi para pecinta kain, berkunjung ke desa ini dapat diagendakan untuk memborong kain, selain mengagumi arsitektur tradisional suku Ende-Lio, seperti keda kanga yang digunakan untuk menyimpan tulang-belulang leluhur.
How to get to Ende: Denpasar – Ende • Garuda Indonesia setiap hari pukul 06:50 seharga mulai Rp 2.200.000. • Wings Air setiap hari pukul 11:55 seharga mulai Rp 1.435.000.
Ende – Denpasar • Garuda Indonesia setiap hari pukul 15:15 seharga mulai Rp 2.150.000. • Wings Air setiap hari pukul 07:25 seharga mulai Rp 1.470.000.
Where to stay: • Grand Wisata Hotel (Jl. Kelimutu No. 32, T. 0381-22974/24010, www.grandwisatahotel-ende. com) • Hotel Dwi Putra (Jl. Yos Sudarso 27-29, T. 0381-21685) • Hotel Syifa (Jl. Gatot Subroto 14) • Flores Sare Hotel & Restaurant (Jl. Raya Lindas, T. 0381-21075, www.hotelfloressare.com)
Maumere (Ende - Maumere: empat jam naik mobil) Ibukota Kabupaten Sikka ini menjadi pintu gerbang utama di timur Flores. Dikelilingi perbukitan dan dinaungi Gunung Egon, sebelumnya Maumere terkenal sebagai tempat untuk berwisata rohani (pintu gerbang menuju Larantuka), namun kini juga menjadi tujuan bagi pecinta pantai untuk snorkeling dan menyelam. Sebelum kedatangan Belanda, Maumere bernama Sikka Alok atau Sikka Kesik, tempat di mana pedagang dari Tiongkok, Bugis, dan Makassar saling bertukar hasil bumi dengan penduduk setempat yang menetap tidak jauh dari Pelabuhan Waidoko.
Things to do in Maumere
Selagi menikmati road trip overland Flores, bila ada panggilan masuk, dengan fitur Smart Answer, maka dengan mendekatkan ponsel ke telinga tanpa harus menyentuh layar display sebelum menjawab panggilan, secara otomatis pengguna sudah bisa berbicara dengan orang yang menelpon. Selama perjalanan pun ponsel ini secara otomatis mengunci layar untuk mencegah menyentuh tombol ketika ponsel sedang dikantongi atau disimpan di tas.
Pantai Koka Pantai Koka yang berada sekitar 50 kilometer di barat Maumere dan searah dengan jalan menuju Ende belum menjadi agenda untuk dikunjungi turis, terutama mereka yang waktunya terbatas, karena dari jalan raya masih harus berjalan kaki sekitar dua kilometer. Namun semua usaha itu terbayar begitu melihat pantai berpasir putih yang halus dan air laut jernih berhiaskan terumbu karang indah. Tak jauh dari pantainya terdapat sebuah pulau kecil yang oleh warga setempat disebut Watu Ngesu (Batu Lesung) yang diyakini dari mitos turun temurun dihuni oleh seekor gurita, selain di sini juga terdapat makam anak dari tetua Dusun Kangarusa yang diperkirakan sudah berusia ratusan tahun. Sekitar 20 meter dari bibir pantai juga terdapat sebuah batu besar yang menyerupai kuda sehingga dinamai Watu Jara (Batu Kuda), di mana bagian kepalanya terbenam air, sementara bagian ekornya tertimbun pasir.
Patung Bunda Maria Patung Maria Bunda Segala Bangsa ini mengingatkan akan Patung Cristo Redentor di Rio de Janeiro atau Cristo Rei di Dili. Sama-sama terletak di puncak sebuah bukit, tepatnya Bukit Keling-Nilo, di Desa Wuliwutik yang berada sekitar lima kilometer arah selatan dari Maumere, patung setinggi 18 meter ini bertengger
di atas fondasi setinggi 10 meter yang menaungi sebuah kapel dan dikelilingi taman yang sengaja dibuat menyerupai Taman Getsemani. Walau merupakan tempat ibadah, namun bagi yang non-Katolik pun tetap dapat duduk-duduk di sini untuk menikmati angin sepoi-sepoi sambil menatap Maumere dengan julangan Gunung Egon di kejauhan.
Kepulauan Pemana Dapat ditempuh dalam 1,5 jam dari Pelabuhan Maumere L-Say, gugusan pulau cantik di Pemana, seperti Pulau Besar, Pulau Babi, Pulau Pangabatang, Pulau Sukun, Pulau Palu’e, Pulau Pemana Besar, dan Pemana Kecil yang sering disebut juga sebagai Pulau Kambing, menunggu untuk dieksplor. Saling berdekatan satu sama lain, sewalah kapal dari pelabuhan untuk melakukan island hopping satu hari penuh, selain snorkeling di Pemana Kecil dan Pulau Babi.
Tenun Ikat Proses pembuatan tenun ikat khas Flores membutuhkan waktu cukup lama. Diawali dengan memisahkan kapas dari biji, memintal kapas tersebut menjadi benang, proses pewarnaan, mengikat motif, dan terakhir baru mulai menenun. Dalam mewarnai benang, pengrajin tenun ikat tradisional masih menggunakan pewarna tradisional yang didapatkan dari alam, misalnya dengan menggunakan beberapa jenis tumbuhan, seperti daun dan akar mengkudu (warna merah), daun nira (warna biru), kunyit (warna kuning), loba, kulit pohon mangga, kulit pohon cokelat, serbuk kayu mahoni, dan kemiri.
Ragam Motif Tenun Ikat
Sebelum Road Trip Overland Flores… mobil. Bersiaplah untuk • Jalan Trans Flores dari Labuan buang air kecil di semak Bajo ke Maumere berliku atau menumpang di toilet curam, sehingga sebaiknya penduduk. Karena tak ada berbekal obat antimabuk dan tempat sampah, biasakan wewangian aromaterapi untuk bawa sampah sendiri untuk meringankan gejala mual. dibuang kemudian. • Karena infrastruktur belum • Berkemaslah seringan memadai, kadang bisa telat mungkin karena setiap hari makan karena di jalan tidak akan berganti hotel. ada restoran. Berbekallah makanan ringan dan minuman • Pastikan baterai gadget (ponsel maupun kamera) secukupnya untuk mengganjal penuh terisi sebelum memulai perut. perjalanan setiap harinya • Sedia tisu kering dan basah, karena bisa saja baru dapat selain kantung plastik mengisi lagi ketika tiba di untuk tempat sampah di hotel pada malam hari.
Penghasil kain tenun ikat di Flores adalah Maumere, Sikka, Ende, Manggarai, Ngada, Nage Keo, Lio, dan Lembata, di mana setiap daerah atau etnis memiliki ragam motif, corak, dan preferensi warna yang berbeda-beda. Kain tenun khas Sikka, misalnya, selalu menggunakan warna gelap, seperti hitam, cokelat, biru, dan biru-hitam. Untuk motifnya, warga Sikka banyak mengambil motif okukirei yang diambil dari kisah tentang nenek moyang mereka yang konon merupakan pelaut ulung. Sedangkan tenunan dari Ende banyak menggunakan warna cokelat dan merah, selain menampilkan motif bergaya Eropa. Tenun ikat khas Manggarai dan Ngada cenderung menggunakan warna-warna terang, seperti hijau, merah, putih, atau kuning (emas) karena mendapat pengaruh dari tenun ikat di pulau-pulau tetangga, Sumba dan Sumbawa.
Desa Watublapi Desa Watublapi terkenal dengan tenun ikatnya yang khas yang dikerjakan secara manual dan didominasi biru, kuning, merah, cokelat, dan hijau. Menyadari desanya sebagai potensi wisata, pada 1980-an, penduduk setempat dengan bantuan pendeta asal Jerman, mendirikan Sanggar Bliran Sina untuk melestarikan tarian dan budaya, sebagai pelengkap atraksi tenun ikat. Itulah sebabnya sanggar yang kini beranggotakan sekitar 40 orang ini selalu siap mempertontonkan berbagai atraksi budaya kepada para turis yang berkunjung. Tak hanya para turis yang melakukan tur overland Flores, namun penyelam yang menggunakan liveaboard mewah keliling Alor yang keluar/masuknya dari Maumere pun seringkali menyempatkan diri ke desa
Beyond Maumere: Larantuka Bila melakukan overland tour di Flores, biasanya memang perjalanan dimulai atau diawali di Maumere, jarang ada yang meneruskan hingga ke Larantuka, ibukota Flores Timur, yang masih dua jam perjalanan lagi. Bila berada di Maumere menjelang Jumat Agung, beranjaklah ke Larantuka untuk menyaksikan perayaan Semana Santa atau prosesi pengarakan dua patung suci warisan pendudukan Portugis, yaitu patung Kristus (yang disebut Tuan Ana oleh masyarakat setempat) dan patung Bunda Maria (yang disebut Tuan Ma). Kedua patung tersebut dibawa oleh misionaris Portugis Gaspardo Espírito Santo dan Agostinhode Madalena pada abad 16 dan hanya ditampilkan kepada masyarakat menjelang Paskah.
yang terletak sekitar tujuh kilometer dari pusat kota ini untuk belanja kain dan menikmati berbagai tarian.
Museum Blikon Blewut Berada di kampus Sekolah Tinggi Filsafat Katolik Ledalero, Museum Blikon Blewut berkaitan erat dengan aktivitas misionaris Societas Verbi Divini (SVD) di awal abad ke-20 karena merekalah yang menelusuri peninggalan dan tradisi Flores, sehingga museum ini menampilkan berbagai koleksi yang berhasil dikumpulkan selama penelitian arkeologi tersebut, seperti berbagai motif tenun ikat, peralatan dari batu, kerajinan tangan, instrumen musik, keramik China, senjata, dan foto hitam putih. Di museum ini juga terdapat keris runcing perunggu yang ditemukan Mommersteg SVD pada 1952 di area Naru, Ngada, yang diyakini
berasal dari kebudayaan Dong Son Vietnam pada sekitar 1000 hingga 1 sebelum Masehi. Nama museum ini sendiri berasal dari syair adat penciptaan semesta alam versi Krowe-Sikka untuk menggambarkan kekayaan budaya Flores yang tersembunyi. Berada sekitar delapan kilometer dari pusat kota, museum ini buka setiap Senin hingga Sabtu pukul 07:00 hingga 13:00.
Desa Sikka Sikka, berarti ‘desa’ dalam bahasa setempat, merupakan tempat pertama yang dikunjungi Portugis dan para misionaris Katolik dari Eropa yang mendarat di Flores. Beberapa peninggalan era kolonial pun masih berdiri dan menjadi penanda sejarah berdirinya Sikka, seperti gereja yang dibangun sekitar 1899 dengan dekorasi motif ikat tradisional yang selain tempat ibadah juga merupakan tempat inagurasi para raja setempat. Sebagai desa penghasil tenun ikat, berkunjung ke sini, turis mendapat bonus wisata sejarah.
How to get there: Denpasar - Maumere • Wings Air setiap hari pukul 12:45 seharga mulai Rp 1.870.000. • Kal Star setiap Selasa, Kamis, dan Sabtu pukul 11:45 seharga mulai Rp 990.000. • NAM Air (Sriwijaya) setiap Senin, Rabu, Jumat, dan Minggu pukul 09:20 seharga mulai Rp 1.160.000.
Maumere - Denpasar • Wings Air setiap hari pukul 07:20 seharga mulai Rp 1.545.000. • Kal Star setiap hari pukul 16:40 seharga mulai Rp 936.000. • NAM Air (Sriwijaya) setiap Senin, Rabu, Jumat, dan Minggu pukul 14:10 seharga mulai Rp 1.072.000.
Where to stay: • Sunset Cottages (Jalan Larantuka Kilometer 25, T. 082147687254) • Wailiti Beach Hotel (Jalan Don Slipi, Wolomarang, Alok, T. 0382-21797) • Hotel Sylvia (Jalan Gajah Mada 88, T. 0382-21829, info@sylviahotelmaumere. com) • Hotel Pelita (Jalan Jenderal Sudirman No. 33, Beru, Alok, T. 0382-23849)