MEDAN FIRST TOASTMASTERS CLUB DAN KEMAMPUAN BERETORIKA (Studi Korelasional Pengaruh Medan First Toastmasters Club terhadap Kemampuan Beretorika Anggota Kelompok) Helen Semmila Ginting
Abstrak Penelitian ini berjudul Medan First Toastmasters Club dan Kemampuan Beretorika (Studi Korelasional Pengaruh Medan First Toastmasters Club terhadap Kemampuan Beretorika Anggota Kelompok).Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauhmana hubungan antara Medan
First
Toastmasters
Club
terhadap
kemampuan
beretorika
anggota
kelompoknya.Sesuai dengan perumusan masalah yang akan diteliti, yaitu “Bagaimana pengaruh Medan First Toastmasters Club terhadap kemampuan retorika anggota kelompok, dimana dalam penelitian ini peneliti mendapatkan hasil, tentang sejauhmana kelompok memberikan pengaruh terhadap anggota kelompoknya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional, yang bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan, seberapa besar hubungan tersebut dan berarti tidaknya hubungan antara Medan First Toastmasters Club berpengaruh terhadap kemampuan beretorika anggotanya. Populasi dalam penelitian ini adalah anggota kelompok Medan First Toastmasters Club yang berjumlah 14 orang. Sementara teknik penarikan sampel yang digunakan yaitu Total Sampling.
Kata kunci : Komunikasi kelompok, Medan First Toastmasters Club, Retorika
PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Kelompok memiliki dua tujuan utama, yaitu tujuan masing-masing pribadi dalam kelompok dan tujuan kelompok itu sendiri.Setiap tujuan individu harus sejalan dengan tujuan kelompok, sedangkan tujuan kelompok harus memberi kepastian kepada tercapainya tujuantujuan individu.Salah satu kelompok yang diketahui oleh peneliti adalah Toastmasters Club. Toastmasters berdiri di Medan sejak tahun 1998.Secara struktur organisasi, setiap kawasan di dunia terdiri dari banyak kawasan dimana satu kawasan terdiri dari banyak negara. Medan First Toastmasters Club adalah salah satu bagian dari Toastmasters Club yang
berlokasi di YPPIA Medan. Klub ini menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantarnya dalam setiap pertemuan rutin. Adapun kegiatan yang dilakukan pada setiap kali pertemuan adalah: 1. Kata sambutan oleh presiden di area tersebut. 2. Memperkenalkan tamu yang hadir pada saat itu. Tamu biasanya dipersilahkan untuk memperkenalkan dirinya kepada para audiens yang hadir pada saat itu, yaitu nama, pekerjaan atau pendidikan, dan dari mana mengetahui klub tersebut. 3. Kemudian masuk ke sesi pertama, yaitu Table Topics. Tema yang dibawakan pada table topics telah di tentukan sebelum minggu pertemuan. Pada sesi inilah guest memiliki kesempatan untuk berpidato tanpa naskah di hadapan para audiens. Pada saat retor berpidato, timer akan mencatat berapa banyak waktu yang digunakan retor dalam menyampaikan pidatonya, ah counter mencatat berapa kali retor mengatakan “ah,em,e” dan pengulangan kata yang tidak perlu, dan language evaluator mengevaluasi kalimat yang diucapka oleh retor. Kemudian dilanjutkan pada joke session dan coffee break. 4. Sesi kedua, yaitu Prepared Speeches. Pada sesi inilah hanya anggota yang telah mendaftar yang bisa membawakan bahan pidatonya ke depan. Biasanya bahan telah dipersiapkan dahulu di rumah, dan kemudian dibawakan tanpa membaca naskah. Pada sesi ini speech evaluation berperan untuk mengevaluasi pidato yang dibawakan oleh retor. Timer, ah counter dan language evaluator juga berperan pada sesi ini. 5. Sesi terakhir, yaitu Evaluations. Pada sesi ini dilakukan evaluasi terhadap retor yang berpidato di sesi pertama dan kedua, kemudian guest dipersilahkan untuk menceritakan kesan yang dirasakan pada saat pertemuan. Dan kemudian pertemuan di tutup oleh presiden. Retorika memegang peranan penting bagi persiapan seseorang untuk menjadi pemimpin.Retorika sangat penting sebagai metode pendidikan, sebagai sarana untuk mencapai kedudukan dalam pemerintahan dan sebagai sarana untuk mempengaruhi rakyat. Oleh karena itu penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian masalah ini dengan judul “Bagaimana Pengaruh Medan First Toastmasters Club Terhadap Kemampuan Beretorika Anggota Kelompok“.
URAIAN TEORI Kerangka Teori Komunikasi Kelompok
Kelompok adalah sekumpulan orang-orang yang terdiri dari dua atau tiga orang bahkan lebih. Kelompok memiliki hubungan yang intensif diantara mereka satu sama lainnya.Kelompok memiliki tujuan dan aturan-aturan yang dibuat sendiri dan merupakan kontribusi arus informasi diantara mereka sehingga mampu menciptakan atribut kelompok sebagai bentuk karakteristik yang khas dan melekat pada kelompok itu (Bungin, 2006: 270).Kelompok juga memiliki tujuan-tujuan yang diperjuangkan bersama, sehingga kehadiran setiap orang dalam kelompok diikuti dengan tujuan-tujuan pribadinya.Dengan demikian, kelompok memiliki dua tujuan utama, yaitu tujuan masing-masing pribadi dalam kelompok dan tujuan kelompok itu sendiri.Setiap tujuan individu harus sejalan dengan tujuan kelompok, sedangkan tujuan kelompok harus memberi kepastian kepada tercapainya tujuantujuan
individu
(Bungin,
2006:
271).Menurut
Robert
F.Bales
dalam
Sendjaja,
(1994:92)dalam bukunya yang berjudul Interaction Process Analysis, komunikasi kelompok kecil adalah sejumlah orang yang terlibat dalam interaksi satu sama lain dalam suatu pertemuan yang bersifat tatap muka (face to face meeting) dimana setiap peserta mendapat kesan atau penglihatan antara satu sama lainnya yang cukup kentara, sehingga dia baik pada saat timbulnya pertanyaan maupun sesudahnya dapat memberikan tanggapan kepada masingmasing sebagai perorangan.
Karakteristik Komunikasi Kelompok kelompok dalam suatu kondisi tertentu akan menimbulkan suatu efek atas individu dalam perubahan perilaku. Dengan kata lain kehadiran orang-orang tertentu dapat menimbulkan kekuatan yang tidak mampu ditimbulkan oleh individu itu sendiri. Fajar (2009:66) menyebutkan ada enam karakteristik dari komunikasi kelompok, antara lain: 1. Komunikasi dalam komunikasi kelompok bersifat homogeny 2. Dalam komunikasi kelompok terjadi kesempatan dalam melakukan tindakan pada saat itu juga. 3. Arus balik dalam kelompok terjadi secara langsung karena komunikator dapat mengetahui reaksi komunikan pada saat komunikasi sedang berlangsung. 4. Pesan yang diterima komunikan dapat bersifat rasional (terjadi pada komunikasi kelompok kecil) dan bersifat emosional (terjadi pada komunikasi kelompok besar). 5. Komunikator masih dapat mengetahui dan mengenal komunikan meskipun hubungan yang terjadi tidak erat seperti pada komunikasi interpersonal. 6. Komunikasi kelompok akan menimbulkan konsekuensi bersama untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Retorika Retorika memegang peranan penting bagi persiapan seseorang untuk menjadi pemimpin. Retorika bertujuan memberikan kemampuan menggunakan bahasa
yang
sempurna dan merupakan jalan bagi seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang luas terutama dalam bidang politik. Menurut Aristoteles dalamEffendy,(2005 : 55)retorika adalah the art of persuasion, dimana tujuan retorika yang sebenarnya adalah membuktikan maksud pembicaraan atau menunjukkan pembuktiannya. Ini terdapat pada logika. Pernyataan yang menjadi pokok bagi logika dan juga bagi retorika akan benar bila telah diuji oleh dasar-dasar logika. Selanjutnya Aristoteles berpendapat bahwa keindahan bahasa hanya dipergunakan untuk empat hal, yaitu yang bersifat membenarkan(corrective), memerintah (instructive), mendorong (suggestive), mempertahankan (defensive). Dalam membedakan bagian-bagian struktur pidato, Aristoteles hanya membaginya menjadi tiga bagian, yaitu : pendahuluan, badan, dan kesimpulan. Ia mengajarkan bahwa dalam retorika, suatu uraian harus singkat, jelas, dan meyakinkan. Dalam Rakhmat (2011:7), Aristoteles menyebut tiga cara untuk mempengaruhi manusia, yaitu: pertama, anda harus sanggup menunjukan kepada khalayak bahwa anda memiliki pengetahuan yang luas, kepribadian yang terpercaya, dan status yang terhormat (ethos). Kedua, anda harus menyentuh hati, perasaan, emosi, harapan, kebencian dan kasih sayang khalayak (pathos).Ketiga, anda meyakinkan khalayak dengan mengajukan bukti atau yang kelihatan sebagai bukti.Di sini anda mendekati khalayak lewat otaknya (logos). Merumuskan judul pidato Bila topik adalah pokok bahasan yang akan diulas, maka judul adalah nama yang diberikan untuk pokok bahasan tersebut. Setelah mengetahui topik yang akan dibawakan, maka retor perlu menentukan judul pidato. Judul yang baik harus memenuhi tiga syarat: relevan, provokatif dan singkat. Relevan artinya ada hubungannya dengan pokok bahasan; provokatif ialah dapat menimbulkan hasrat ingin tahu dan antusiasme pendengar; singkat berarti mudah dipahami maksudnya, singkat kalimatnya, dan mudah diingat.
Menentukan tujuan pidato Ada dua macam tujuan, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum pidato biasanya di rumuskan dalam tiga hal: memberitahukan (informatif), mempengaruhi (persuasif), dan menghibur (rekreatif). Pidato informatif ditujukan untuk menambah
pengetahuan pendengar. Komunikasi diharapkan memperoleh penjelasan, menaruh minat dan memiliki pengertian tentang persoalan yang dibicarakan. Sedangkan pidato persuasif ditujukan agar orang mempercayai sesuatu, melakukannya, tergerak semangat dan antusiasmenya. Keyakinan tindakan dan semangat adalah bentuk reaksi yang diharapkan. Bila khalayak tidak mungkin dapat bertindak karena tidak ada kemampuan untuk itu, mereka diharapkan memiliki keyakinan saja tentang proposisi yang kita ajukan. Yang terakhir adalah pidato rekreatif. Perhatian, kesenangan, dan humor adalah reaksi pendengar yang diharapkan dalam pidato tersebut. Bahasanya ringan dan mudah dicerna. Untuk menyampaikan pidato rekreatif, retor tidak hanya memerlukan kemampuan acting yang menawan, tetapi juga kecerdasan untuk membangkitkan tawa. Diperlukan kepintaran yang baik untuk membuat humor yang baik.Tujuan khusus ialah tujuan yang dapat dijabarkan dari tujuan umum. Dari tujuan menghibur dapat disampaikan ribuan jenis pidato, tetapi apa yang ingin disampaikan oleh retor pada saat ini terlihat dari tujuan khususnya. Tujuan khusus bersifat konkret dan sebaiknya dapat diukur atau dibuktikan segera.
METODOLOGI PENELITIAN Populasi dan Sampel a. Populasi Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda, hewan dan tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai tes atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memiliki kharakteristik tertentu di dalam suatu penelitian (Nawawi, 2001:14). Populasi dari penelitian ini adalah seluruh anggota kelompok Medan First Toastmasters Club.Berdasarkan data, jumlah anggota kelompoknya adalah 14 orang. b. Sampel
Sampel secara sederhana diartikan sebagai subperangkat populasi. Secara praktis biasanya terdiri atas sejumlah kecil unit sampling yang proporsional dan biasanya merupakan elemen-elemen target yang dipilih dari kerangka samplingnya.Jika populasi kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi/ total sampling (Arikunto, 2006: 134). Merujuk pada hal tersebut, maka peneliti menggunakan total sampling. Dengan demikian jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 14 orang. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis tabel tunggal.Analisis tabel tunggal merupakan suatu analisa yang dilakukan dengan membagibagikan variabel penelitian kedalam kategori-kategori yang dilakukan atas dasar frekuensi.
HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Dari hasil uji hipotesis diperoleh hasil rs = 0.22. Dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima. Ha dalam penelitian ini adalah “terdapat hubungan antara Medan First Toastmasters Club terhadap kemampuan retorika anggota kelompok”. 2. Berdasarkan tinggi rendahnya korelasi menurut Guiford dan hasil perhitungan uji hipotesis yang diperoleh sebesar 0.22 menunjukkan hubungan antara kedua variabel rendah tapi pasti. 3. Signifikansi hasil korelasi dapat dilihat berdasarkan hasil perhitungan yang diperoleh dari 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 dan𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 . Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 <𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 (0.78 < 2.01) pada tingkat 0.05, maka hasil korelasi yang diperoleh adalah tidak signifikan, yaitu antara kegiatan yang dilakukan oleh Medan First Toastmasters Club terhadap kemampuan beretorika anggota kelompok berkorelasi secara tidak signifikan. Sedangkan untuk peramalan indeks korelasi yang menentukan besarnya pengaruh variabel X (Medan First Toastmasters Club) terhadap variabel Y (Kemampuan Beretorika), digunakan rumus :
KP = (Rho)2
x 100%
KD = ( 0,22 )2x 100% KD = 0,0484
x 100%
KD = 4,84% Maka dapat disimpulkan bahwa kekuatan pengaruh variabel X terhadap variabel Y dalam penelitian ini adalah sebesar 4,84 % dan terdapat 95,16 % faktor-faktor lain yang tidak diukur pada penelitian ini. Kemampuan setiap anggota dalam menerima ataupun merespon hasil yang diperoleh dalam klub tersebut jelas berbeda-beda. Cara setiap anggota dalam memberikan umpan balik, lama bergabung dan intensitas kehadiran dalam setiap pertemuan rutin berpengaruh terhadap hasil yang akan mereka peroleh. Keaktifan anggota dalam setiap kegiatan kelompok yang dilaksanakan juga memberikan pengaruh yang tidak sedikit.Namun, berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, setiap anggota dianjurkan untuk aktif dalam setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh Medan First Toastmasters Club.
Setelah menganalisa setiap data yang dari kuesioner, maka dilanjutkan dengan menguji hipotesis yaitu pengukuran tingkat hubungan diantara dua variabel yang linear dengan menggunakan rumus Koefisien Korelasi oleh Spearman.Spearman rs menjelaskan hubungan antara variabel X dan Y yang tidak diketahui sebaran data dan sebaran tidak normal. Dengan hipotesa yang diajukan diharapkan dapat menunjukkan sejauhmanakah hubungan antara Medan First Toastmasters Club terhadap kemampuan beretorika anggota kelompok. Pengujian hipotesa dimulai dengan membuat ranking dari nilai-nilai jawaban responden pada kuesioner yang telah diberi skor terlebih dahulu untuk setiap pertanyaan.Berdasarkan rumus Koefisien Korelasi oleh Spearman, maka diperoleh hasil 𝑟𝑠 sebesar 0.22.Berdasarkan pernyataan𝑟𝑠 > 0, maka hipotesa diterima. Selanjutnya untuk mengetahui kuat lemahnya hubungan digunakan pengukuran melalui skala Guilford. Hasil 𝑟𝑠 = 0.22 berada pada skala 0.20 – 0.39, artinya terdapat hubungan yang rendah tapi pasti antara Medan First Toastmasters Club dengan kemampuan beretorika anggota kelompok. Sekaligus juga menolak hipotesis yang menyatakan tidak terdapat hubungan antara Medan First Toastmasters Club dengan kemampuan beretorika anggota kelompok. Kemudian untuk mengetahui tingkat signifikansi hasil hipotesis tersebut dapat dilakukan dengan menghitung nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 .Untuk 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 diperoleh hasil 0.78.untuk memperoleh hasil 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 perlu dilakukan perhitungan terlebih dahulu karena nilai 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 untuk jumlah sampel sebanyak 14 orang tidak tercantum dalam tabel harga kritis t, maka diperoleh hasil 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 sebanyak 2.01. Dengan nilai 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 untuk 14 responden dengan tingkat kepercayaan 95% dan taraf signifikansi 5% adalah 2.01, maka bila dibandingkan dengan 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 akan terlihat bahwa nilai 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 > 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 . Hal ini menunjukkan bahwa hubungan antara Medan First Toastmasters Club dengan kemampuan beretorika anggota kelompok tidak signifikan. Untuk melihat hubungan yang tidak signifikan antara dua variabel, ditelusuri dari beberapa variabel-variabel yang memperjelas tujuan penelitian.Salah satunya adalah penilaian responden yang mengatakan kurang meningkatnya keterampilan anggota kelompok melalui pertemuan rutin dan juga kegiatan yang dilaksanakan oleh Medan First Toastmasters Club.Persentase menunjukkan bahwa beberapa responden masih merasa kurang puas dengan hasil yang mereka dapatkan dalam kelompoknya. Dengan kata lain, hal yang ingin dicapai oleh anggota kelompok masih kurang maksimal. Masih adanya responden yang menilai bahwa kurang jelasnya artikulasi dan intonasi yang diucapkan oleh anggota kelompok yang
sedang beretorika, menunjukkan bahwa proses pembelajaran dan pengembangan diri dalam kelompok tersebut sedang berlangsung bagi beberapa anggota. Anggota kelompok yang bergabung dalam klub ini mayoritas adalah orang-orang yang berpendidikan, dimana masingmasing mereka telah memiliki kemampuan dasar untuk berbicara di depan khalayak umum, sehingga tidak sulit bagi anggota kelompok untuk meningkatkan kemampuannya. Medan First Toastmasters Club memiliki metodologi yang baik untuk melatih kemampuan anggotanya dalam berpidato, semua anggota kelompok diberikan kesempatan untuk berbicara dan mengeluarkan pendapat, dan juga diberikan kebebasan bagi anggotanya untuk mengikuti maupun tidak mengikuti kegiatan yang dilaksanakan oleh klub.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Terdapat hubungan yang positif namun tidak signifikan antara Medan First Toastmasters Club terhadap kemampuan beretorika anggota kelompok. Hubungan ini dapat dilihat berdasarkan nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 , yaitu 0.78 < 2.01, dan hasil perolehan rs = 0.22 yang mengacu pada skala Guilford berada pada skala 0.20 – 0.39 menunjukkan hubungan yang rendah tapi pasti. 2. Besarnya pengaruh Medan First Toastmasters Club terhadap kemampuan beretorika anggota kelompoknya sebesar 4.84 % sedangkan 95.16 % dipengaruhi oleh faktorfaktor lain di luar penelitian. 3. Anggota kelompok yang bergabung dalam Medan First Toastmasters Club adalah orang-orang yang berkompeten dalam bidangnya, dimana sebelum bergabung menjadi anggota mereka terlebih dahulu telah memiliki kemampuan dasar yang baik dalam beretorika, sehingga tidak sulit bagi anggota kelompok untuk mengasah sedikit demi sedikit kemampuan dasar yang telah ada dalam diri mereka. Hal ini dapat dilihat dari hasil penilaian mereka mengenai perasaan saat pertama kali berpidato. 4. Setiap anggota kelompok memiliki cara yang berbeda dalam merespon hasil yang diterima dari proses pembelajaran melalui Medan First Toastmasters Club. Dari kuesioner yang dibagikan, terdapat beberapa responden yang menyatakan kegiatan yang dilaksanakan oleh Medan First Toastmasters Club kurang dapat meningkatkan kemampuan mereka dalam beretorika dan apa yang ingin dicapai oleh anggota kelompok masih kurang maksimal.
Saran Responden Penelitian Adapun beberapa saran dari responden sebagai berikut : 1. Diharapakan
Medan
First
Toastmasters
Club
sebagai
wadah
untuk
mengembangkan diri dapat semakin meningkatkan kualitasnya untuk dapat lebih membantu anggota kelompoknya dalam meningkatkan kemampuan beretorika mereka, sehingga tujuan yang ingin dicapai oleh anggota kelompok dapat tercapai dengan lebih maksimal. 2. Diharapkan Medan First Toastmasters Club dapat menjaring lebih banyak lagi orang-orang yang bergabung menjadi anggota, khususnya di kalangan mahasiswa, sehingga menghasilkan orang-oang yang berani dan berjiwa kepemimpinan. 3. Untuk dapat lebih memperkenalkan Medan First Toastmasters Club pada mahasiswa, sebaiknya anggota kelompok maupun pengurus Medan First Toastmasters Club melakukan kunjungan rutin yang berbentuk diskusi kelompok bersama para mahasiswa ke kampus-kampus yang ada di kota Medan.
Saran dalam kaitan Akademis Beberapa saran mengenai akademis sebagai berikut : 1. Dengan adanya penelitian ini diharapkan para mahasiswa khususnya dalam bidang komunikasi dapat melanjutkan penelitian sejenis dengan meneliti kelompokkelompok kecil maupun kelompok besar untuk melihat pengaruh yang diberikan kelompok terhadap perubahan diri anggota kelompoknya. 2. Hendaknya teori paradigma naratif yang secara sederhana menjelaskan bagaimana semua bentuk komunikasi naratif dimana kita berkomunikasi dalam bentuk cerita, atau memberikan suatu laporan mengenai peristiwa-peristiwa yang ada, dapat lebih dikenal oleh mahasiswa dalam melakukan penelitian terhadap komunikasi kelompok, khususnya kelompok kecil.
Saran dalam kaitan Praktis 1. Hendaknya Medan First Toastmasters Club dapat lebih memperluas dan menjaring lebih banyak lagi anggota kelompok terutama mahasiswa, agar menghasilkan sarjanasarjana yang semakin cerdas, tidak hanya secara teori melainkan praktek.
2. Hendaknya penelitian ini dapat mendorong mahasiswa untuk bergabung menjadi anggota Medan First Toastmasters Club.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2006. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Bungin, Burhan. 2006. Sosiologi Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Effendy, Onong. 1993. Ilmu, Teori & Filsafat Komunikasi. Bandung: Citra Aditya Bakti. Fajar, Marhaeni. 2009. Ilmu Komunikasi Teori & Praktik. Jakarta: Graha Ilmu. Nanawi, Haddari. 1995. Instrument Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Rakhmat, Jalaluddin. 1999. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya. _________________. 2011. Retorika Modern. Bandung: Remaja rosdakarya. Sendjaja, Sasa Djuarsa. 1994. Teori Komunikasi. Jakarta: UT.