Medan Culinary Center Arsitektur Rekreatif BAB II DESKRIPSI PROYEK
II.1.
JUDUL DAN PENGERTIAN JUDUL Judul dari proyek adalah “ Medan Culinary Center ” yang merupakan suatu tempat
tempat bagi para pecinta masakan (makanan), maupun orang-orang yang ingin mendalami ilmu pengetahuan di bidang kuliner. Dalam judul “ Medan Culinary Center”, mengandung 4 pengertian utama, yaitu : Medan (daerah tingkat II berstatus kotamadya) adalah ibu kota provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Kota ini merupakan kota terbesar ketiga di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya, dengan luas 265,10 km² atau 3,6% dari keseluruhan wilayah Sumatera Utara yang terdiri dari 21 Kecamatan. Secara geografis kota Medan terletak pada 3° 30' – 3° 43' Lintang Utara dan 98° 35' - 98° 44' Bujur Timur. Untuk itu topografi kota Medan cenderung miring ke utara dan berada pada ketinggian 2,5 - 37,5 meter diatas permukaan laut yang mengakibatkan Medan memiliki iklim tropis.( Poerwadarminta, 1991.) Culinary berasal dari bahasa Latin cullinarius, dari kata culina yang berarti dapur. (Oxford Dictionaries Online) Culinary : connected with cooking or food.( Oxford , Advanced Learner’s Dictionary ) Culinary : connected with or used in the kitchen and cooking.( The Longan Dictionary of English Language and Culture, 1992) Center berarti pusat Pusat, sentral, adalah bagian paling penting dari sebuah kegiatan atau organisasi Tempat aktivitas utama, dari kepentingan khusus yang dikonsentrasikan Suatu tempat dimana sesuatu yang menarik aktifitas atau fungsi terkumpul atau terkonsentrasi. Jadi, pengertian dari judul “ Medan Culinary Center” adalah : “Tempat yang menjadi pusat dari kegiatan yang berhubungan dengan memasak dan makanan di Sumatera Utara, khususnya Kota Medan”. II.2
TINJAUAN UMUM
Claudia Tumiwa (070406038)
Page 7 Universitas Sumatera Utara
Medan Culinary Center Arsitektur Rekreatif Pada sub bab ini akan dibahas mengenai fungsi-fungsi apa saja yang akan dimiliki oleh Medan Culinary Center ini. Fungsi-fungsi tersebut antara lain pusat perbelanjaan bahan makanan, dan alat-alat memasak, restoran, ruang pameran, dan kursus memasak.
II.2.1. FOOD MARKET
A.
Pengertian Food Market berasal dari kata :
Food : makanan, masakan (John M. Echols dan Hassan Shadily, 1975) Market ( pasar ) : salah satu dari berbagai sistem, institusi, prosedur, hubungan sosial dan infrastruktur dimana usaha menjual barang, jasa dan tenaga kerja untuk orang-orang dengan imbalan uang. (wikipedia.co.id) Jadi, pengertian pusat perbelanjaan berdasarkan penjelasan di atas adalah suatu tempat dimana usaha menjual barang berupa hal-hal yang berkaitan dengan makanan.
B.
Klasifikasi Pasar (Sumber : Wikipedia, Ensiklopedia Bebas)
1.
Pasar dibagi menjadi 2 macam, yaitu : a. Pasar tradisional Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli serta ditandai dengan adanya transaksi penjual pembeli secara langsung dan biasanya ada proses tawar-menawar, bangunan biasanya terdiri dari kios-kios atau gerai, los dan dasaran terbuka yang dibuka oleh penjual maupun suatu pengelola pasar. b. Pasar modern Pasar modern tidak banyak berbeda dari pasar tradisional, namun pasar jenis ini penjual dan pembeli tidak bertransakasi secara langsung melainkan pembeli melihat label harga yang tercantum dalam barang (barcode), berada dalam bangunan dan pelayanannya dilakukan secara mandiri (swalayan) atau dilayani oleh pramuniaga. Barang-barang yang dijual, selain bahan makanan makanan seperti; buah, sayuran, daging; sebagian besar barang lainnya yang dijual adalah barang yang dapat bertahan lama.
2.
Berdasarkan jenisnya : a. Pasar konsumsi
Claudia Tumiwa (070406038)
Page 8 Universitas Sumatera Utara
Medan Culinary Center Arsitektur Rekreatif Pasar konsumsi adalah pasar yang menjual barang-barang untuk keperluan konsumsi b. Pasar faktor produksi Pasar faktor produksi adalah pasar yang menjual barang-barang untuk keperluan produksi.
3.
Berdasarkan luas jangkauan : a. Pasar daerah Pasar daerah membeli dan menjual produk dalam satu daerah produk itu dihasilkan. Bisa juga dikatakan pasar daerah melayani permintaan dan penawaran dalam satu daerah. b. Pasar Lokal Pasar lokal adalah pasar yang membeli dan menjual produk dalam satu kota tempat produk itu dihasilkan. Bisa juga dikatakan pasar lokal melayani permintaan dan penawaran dalam satu kota. c. Pasar Nasional Pasar nasional adalah pasar yang membeli dan menjual produk dalam satu negara tempat produk itu dihasilkan. Bisa juga dikatakan pasar nasional melayani permintaan dan penjualan dari dalam negeri. d. Pasar Internasional Pasar internasional adalah pasar yang membeli dan menjual produk dari beberapa negara. Bisa juga dikatakan luas jangkauannya di seluruh dunia.
4.
Berdasarkan General Line. a. General Store. Di Indonesia lebih dikenal dengan toko kelontong atau P&D (Profiency & Drunken : makanan dan minuman). Barang yang dijual pada umumnya adalah barang kebutuhan sehari-hari. b. Departemen Store. Adalah bentuk usaha eceran menjual barang dalam koleksi yang sangat besar di bawah satu atap, dibagi dalam beberapa departemen, dan berlokasi di pusat kota. c. Variety Store.
Claudia Tumiwa (070406038)
Page 9 Universitas Sumatera Utara
Medan Culinary Center Arsitektur Rekreatif Di Indonesia dikenal sebagai warung. Ciri khas dari varienty store adalah barang yang dijual merupakan barang kebutuhan pokok dan harganya terbatas hanya pada garis harga tertentu (price line), lokasinya berada pada daerah pinggiran kota, tetapi dalam perkembangaannya variety store terdesak oleh pertumbuhan supermarket. d. Super Store. Merupakan sebuah supermarket berukuran besar > 1000 m2. Bentuk ini merupakan gabungan dari discount store dengan supermarket dan gudang. Bentuk ini disebut demikian karena barang yang dijual harganya lebih murah 10-15 % dari harga normal. Barang yang dijual bermerk terkenal, dan tersedia dalam jumlah besar, sehingga susunanya menyerupai gudang . e. Full Line Discount Store. Barang yang dijual pada toko ini, meskipun merknya terkenal, namun harganya murah. Pelayanannya swalayan (self service), promosi dilakukan dengan gencar melalui iklan. Barang yang dijual bervariasi, dari pakaian sampai alat-alat dapur. f. Catalog Show Room. Ciri khas toko ini adalah menjual barang-barang perhiasan, alat-alat rumah tangga, koper atau perlengkapan elektronik. Setiap barang yang dipajang hanya satu, dengan kode dan harga tertentu. Konsumen yang berminat cukup menuliskan atau menyebutkan barang dan membawanya ke kasir. Di samping itu juga disediakan katalog yang memuat barang lain yang tidak dipajang di toko. Dengan melihat katalog, konsumen dapat memilih langsung, bahkan memesannya dari rumah. g. Home Improvement Center. Bentuk usaha eceran ini menjual barang keperluan bangunan atau interior yang semuanya terletak dalam satu gedung. Konsumen yang membutuhkan barangbarang
5.
keperluan
rumah
atu
interior
dapat
diperoleh
pada
toko
ini.
Berdasarkan Limited Line. a. Speciality store. Toko ini hanya menjual barang yang sejenis atau yang khusus saja, misalnya: toko roti, toko sepatu, restoran, butik, toko asesories, toko mainan dll. Pada umunya specialty store dikelola oleh pemiliknya langsung, dibantu sedikit pegawai. b.
Supermarket.
Claudia Tumiwa (070406038)
Page 10 Universitas Sumatera Utara
Medan Culinary Center Arsitektur Rekreatif Awalnya
supermarket
hanya
menjual
bahan
makanan
(grocery)
yang
diklasifikasikan ke dalam limited line. Dalam perkembangannya supermarket sudah menjual beraneka ragam barang, bahkan barang-barang di luar makanan, sehingga dapat juga digolongkan kedalam general line. c.
Convinience Store. Convience store menjual barang yang relatif sama dengan supermarket, tetapi dalam jumlah dan jenis yang terbatas, misalnya : minuman, roti, makanan kaleng, buah, snack. Biasanya service hour (jam layanan = jam buka) dari toko jenis ini adalah 24 jam, atau lebih panjang dari supermarket pada umumnya. Harga jual di toko ini relatif tinggi dibanding dengan di supermarket. Lokasi pada tempat strategis, mudah dilihat dan dicapai konsumen. Sesuai namanya ‟convience‟ (menyenangkan), konsumen harus membayar lebih pada barang yang dibutuhkan. Konsumennya adalah orang-orang yang khusus tidak pergi jauh dari rumah untuk berbelanja. Ada juga mereka yang sedang dalam perjalanan, mampir untuk membeli satu atau dua macam barang.
d.
Warehouse Show Room. Bentuk eceran usaha ini menjual satu jenis barang saja, yaitu furniture dengan segala asesorisnya yang ditata seperti layaknya yang dipakai. Oleh karena itu dibutuhkan tempat yang cukup luas agar barang-barang dapat tertampung. Awalnya werehouse ini menggunakan sistem pembayaran kontan, tetapi sekarang ini kebanyakan memberlakukan sistem kredit.
e. Box Store. Barang-barang yang dijual pada box store adalah bahan makanan. Mengelola toko ini lebih mudah daripada supermarket. Bentuk tokonya sangat sederhana. Tak ada pelayanan bagi orang yang berbelanja di toko ini. Semua barang harus dibungkus sendiri oleh konsumen. Biasanya tokonya kecil dan maximum dapat menampung 1000 macam barang. Waktu bukanya terbatas, hanya beberapa jam saja. f.
Factory Outlet. Pada mulanya factory outlet, dikhususkan menjual barang-barang fashion sisa ekspor. Nama FO berawal dari nama toko yang didirikan Perry Tristianto di tahun 1999 dengan nama FOS atau Factory Outlet Store. Nama itu terinspirasi dari nama tempat usaha serupa seorang kawannya di Malaysia.
Claudia Tumiwa (070406038)
Page 11 Universitas Sumatera Utara
Medan Culinary Center Arsitektur Rekreatif
6.
Berdasarkan Kuantitas Barang a. Toko Grosir, toko yang menjual dengan jumlah besar atau secara partai, barang tersebut biasanya disimpan di tempat lain (yang di toko hanya sampel) b. Toko Eceran (retail), toko yang menjual barang dnegna jumlah barang yang relatif sedikit atau persatuan barang. Lingkup sistem eceran ini lebih luas dan fleksibel, akan lebih banyak menarik pengunjung karena tingkat variasi barang yang tinggi.
7.
Berdasarkan sifat pelayanan a. Personal Service Pelayanan yang secara metode tradisional, pelanggan dilayami oleh penjual di belakang counter. Para pelanggan banyak dipengaruhi oleh saran-saran dan penjual, biasanya dapat ditemukan di toko-toko perhiasan, butik, salon. b. Self Selection Disini pelanggan boleh memegang dan membawanya ke tempat pembayaran, biasanya didampingi oleh pelayan, biasanya ditemukan di Department Store dan toko spesial. c. Self service Pelanggan berjalan mengelilingi store untuk memilih barang-barang sendiri dengan membawa troli menuju kasir. Untuk bangunan swalayan ini layoutnya harus dilengkapi dengan monitor di seluruh ruangan yang diletakkan secara tersembunyi.
C.
Pelaku dan Kegiatan Pelaku dan kegiatan pada food market secara garis besar terdiri dari :
1. Kelompok Pengunjung Yaitu sekelompok orang atau perseorangan yang mengunjungi fasilitas ini untuk mencari dan membeli barang kebutuhannya. Kegiatan pengunjung disini ada yang datang dengan tujuan membeli barang, melihat-lihat, mencari hiburan, berekreasi atau hanya berjalanjalan. 2. Kelompok Pedagang (Tenant) Yaitu sekelompok orang atau perorangan yang melakukan kegiatan menjual barang kebutuhan atau jasa, sebagai pengecer (retail) akhir, yang memanfaatkan ruang toko atau pertokoan dengan sistem sewa kepada pihak pengelola. Claudia Tumiwa (070406038)
Page 12 Universitas Sumatera Utara
Medan Culinary Center Arsitektur Rekreatif 3. Kelompok Pengelola Yaitu sekelompok orang atau badan yang mengelola dan bertanggung jawab atas segala kegiatan yang berlangsung dalam pusat perbelanjaan serta mengatur semua jalannya kegiatan tersebut, termasuk administrasi penyewaan ruang kepada para pedagang (tenant) atau pemilik usaha, sehingga dapat dicapai suatu kelancaran kegiatan, kenyamanan, kemudahan, dan keamanan.
D.
Karakteristik dan daya tarik Food Market. Karakteristik dan bangunan pusat perbelanjaan sebagai abngunan komersial adalah
sebagai berikut : 1. Mengundang, dalam arti mampu menarik sebanyak mungkin lapisan masyarakat dengan mencerminkan sifat menarik dan terbuka untuk umum. 2. Fungsional, dalam arti pemakaian ruangnya terhadap efisiensi ruang dan nilai-nilai ekonomis. 3. Kontinuitas ruang, sangat besar pengaruhnya terhadap aktifitas perbelanjaan. Mengingat kebiasaan pengunjung berkeliling melihat barang-barang dari satu toko ke toko lainnya, yang perlu diimbangi dengan pola sirkulasi kontinu.
Oleh karena itu, dalam perencanaan dan perancangan pusat perbelanjaan perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut : 1. Suatu kesatuan site yang sesuai dengan permintaan pasar 2. Lokasi mudah tercapai dengan entrance dan jalan keluar kendaraan yang jelas dan menyediakan jalur pejalan kaki (pedestrian) 3. Penyediaan tempat parkir yang cukup, sesuai yang dibutuhkan dan diatur sedemikian ruoa untuk mendistribusikan pembeli. Jarak tempat parkir tidak terlalu jauh dan entrance bangunan dan muka masing-masing toko. 4. Fasilitas servis untuk pengiriman barang 5. Penggolongan penyewa sehingga memungkinkan terjadinya interaksi antar toko-toko dan penyediaan barang yang selengkap mungkin sesuai dengan area perdagangan. 6. Lingkungan sekitar menunjang dan nyaman untuk berbelanja. 7. Suatu hal yang penting dan pusat perbelanjaan adalah menciptakan satu kesatuan dan penyewa-penyewa itu sendiri karena merka berada di bawah suatu pengelolaan, selain itu pemilik dan penyewa bekerja sama untuk mengembangkan pusat perbelanjaan tersebut. Claudia Tumiwa (070406038)
Page 13 Universitas Sumatera Utara
Medan Culinary Center Arsitektur Rekreatif 8. Setiap unsur dan pusat perbelanjaan harus sesuai untuk menciptakan suatu keadaan yang serasi dengan lokasi dan lingkungan sekitarnya.
Daya tarik sebuah Food Market selain barang-barang yang diperjual-belikan, juga mencakup : 1. Kelengkapan barang dan harga yang pantas 2. Parkir yang lapang dan mudah dicapai pengunjung. 3. Kenyamanan berbelanja dan keamanan terjamin. 4. Hubungan dari satu toko ke toko lainnya mudah tercapai. 5. Tempat pejalan kaki (pedestrian) yang terlindungi. 6. Adanya sarana rekreasi yang memadai.
Adapun barang yang diperjual-belikan yaitu barang-barang yang berhubungan dengan bidang kuliner atau masak-memasak seperti dijabarkan berikut : Bahan makanan segar mulai dari sayur mayur, ikan dan daging segar, buah-buahan, dan lain sebagainya Bahan makanan kering seperti mie instan, tepung, gula, beras, bumbu masakan, dan berbagai bahan makanan yang instan/kering lainnya. Makanan siap jadi mulai dari kanan utama (Main Course) sampai pencuci mulut (Dessert). Tidak hanya makanan modern, makanan tradisional pun juga tersedia di sini.
II.2.2. RESTORAN Cikal bakal restoran dimulai pada tahun 12000 tahun yang lalu sebelum masehi ketika suatu suku bangsa di Denmark menggunakan dapur besar untuk memasak dan menyiapkan hidangan bagi sekelompok orang guna menikmati hidangan secara bersama-sama. 4000 tahun yang lalu sebelum masehi pertama kali didirikan kabaret dimana tempat ini dipakai untuk menjual minuman keras, kemudian tumbuh dan berkembang. Sekitar rahun 1200 di London terdapat beberapa warung yanbg menyediakan makanan matang untuk dibawa pulang dan 200 tahun kemudian warung-warung berkembang menjadi restoran dengan fasilitas pelayanan yang semakun ditingkatkan. (Soekresno, Manajemen Food and Beverage Service Hotel, Jakarta, PT Gramedia) Maka dalam hal ini, akan diuraikan beberapa pengertian dari restaurant: Kamus bahasa Indonesia : Claudia Tumiwa (070406038)
Page 14 Universitas Sumatera Utara
Medan Culinary Center Arsitektur Rekreatif Restaurant : restoran, rumah makan, bisnis makanan.( Kamus Bahasa Indonesia ) Manajemen Food and Beverage Service Hotel : Restaurant : suatu usaha komersial yang menyediakan jasa pelayanan makan dan minum bagi umum dan dikelola secara profesional.( Soekresno, Manajemen Food and Beverage Service Hotel, Jakarta, PT Gramedia )
A.
Jenis dan Klasifikasi Restoran Dilihat dari pengolahan dan sistem penyajian, restoran diklasifikasikan menjadi tiga,
yaitu : 1. Formal Restaurant (Restoran Formal) Restoran formal adalah industri jasa pelayanan makan dan minuman yang dikelola secara komersial dan profesional dengan pelayanan yang eksklusif. Ciri-ciri restoran formal, yaitu : Penerimaan pelanggan dengan sistem pemesanan tempat terlebih dahulu Para pelanggan terkait dengan menggunakan pakaian formal Menu pilihan yang disediakan adalah menu klasik/menu Eropa popular Sistem penyajian yang dipakai adalah Russian Service/ French Service atau modifikasi dari kedua tabel servis tersebut. Disediakan ruangan coktail selain ruangan jamuan makan digunakan sebagai tempat untuk minum minuman yang beralkohol sebelum santap makanan. Dibuka untuk pelayanan makan malam atau makan siang atau untuk makan malam dan makan siang, tetapi tidak untuk menyediakan makan pagi. Menyediakan berbagai merek minuman bar secara lengkap khusunya wine dan champagne dari berbagai negara penghasil wine di dunia. Menyediakan hiburan musik hidup dan tempat untuk melantai dengan suasana romantis dan eksklusif. Harga makanan dan minuman relatig tinggi Penataan bangku dan kursi memiliki area service yang luas untuk dapat dilewati gueridon. Tenaga relatif banyak dengan standard kebutuhan satu pramusaji untuk melayani 4-8 pelanggan. Contoh restoran formal : - Members restaurant Claudia Tumiwa (070406038)
Page 15 Universitas Sumatera Utara
Medan Culinary Center Arsitektur Rekreatif - Super Club - Gourmet - Main Dinging Room - Grilled Restaurant - Executive Restaurant
2. Informal Restaurant (Restoran Informal) Pengertian restoran informal adalah industri jasa pelayanan makanan dan minuman yang dikelola secara komersial dan profesional dengan lebih mengutamakan kecepatan pelayanan, kepraktisan, dan percepatan frekuensi yang silih berganti pelanggan. Ciri-ciri restoran informal : Harga makan dan minuman relatif murah Penerimaan pelanggan tanpa sistem pemesanan tempat Para pelanggan yang datang tidak terikat untuk mengenakan pakaian formal Sistem penyajian makan dan minuman yang dipakai American Service/ready plate bahkan self service ataupun counter service Tidak menyediakan hiburan musik hidup Penataan meja dan bangku cukup rapat antara satu dengan yang lainnya. Daftar menu oleh pramusaji tidak dipresentasikan kepada tamu/pelanggan namun dipampang di counter/langsung di setiap meja makan untuk memperceppat proses pelayanan. Menu yang disediakan sangat terbatas dan memnatasi menu-menu yang relatif cepat selesai dimasak. Jumlah tenaga servis relatif sedikit dengan standar kebutuhan, 1 pramusaji untuk melayani 12-16 pelanggan. Contoh restoran informal : - Cafe - Cafetaria - Fast food restaurant - Coffee shop - Bistro - Canteen - Family restaurant Claudia Tumiwa (070406038)
Page 16 Universitas Sumatera Utara
Medan Culinary Center Arsitektur Rekreatif - Pub - Sandwich Corner - Burger corner - Snack Bar 3. Specialities Restaurant Penertian specialities restaurant adalah industri jasa pelayanan makan dan minuman yang dikelola secara komersial dan profesional dengan menyediakan makanan khas dan diikuti dengan sistem penyajian yang khas dari suatu negara tertentu. Ciri-ciri Specialities Restaurant : Menyediakan sistem pelayanan tempat. Menyediakan makanan khas suatu khas suatu negara tertentu, popular, dan disenangi banyak pelanggan secara umum. Sistem penyajian disesuaikan dengan budaya negara asal dan dimodifikasi dengan budaya internasional. Hanya dibuka untuk menyediakan makan siang dan makjan malam. Menu ala carte dipresentasikan oleh pramusaji ke pelanggan. Biasanya menghadirkan musik/hiburan khas negara asal. Harga makan relatif tinggi dibanding informal restaurant dan lebih rendah dibanding formal restaurant. Jumlah tenaga service sedang, dengan standard kebutuhan 1 pramusaji untuk melayani 8-12 pelanggan. Contoh Specialities Restaurant : - Indonesian Food Restaurant - Italian Food Restaurant - Thai Food Restaurant - Japanese Food Restaurant - Korean Food Restaurant, dan sebagainya. (Soekresno, Manajemen Food and Beverage Service Hotel, Jakarta, PT Gramedia )
B.
Tata Ruang Restoran Bangunan
restoran
menjadi
tempat
manusia
melakukan
aktivitas
seperti
mempersiapkan bahan makanan dan minuman, memproses bahan mentah menjadi hidangan siap santap, sehingga mendirikan sebuah restoran tidak terlepas dari persiapan awal yaitu tata Claudia Tumiwa (070406038)
Page 17 Universitas Sumatera Utara
Medan Culinary Center Arsitektur Rekreatif ruang dan rancang bangun yang sesuai dengan kebutuhan operasional restoran secara keseluruhan. Selain itu, restoran juga memerlukan tempat untuk menyajikan dan tempat pelanggan untuk menikmati hidangan. Ruangan restoran hendaknya didesain sedemikian rupa sehingga peletakkan meja dan kursi dapat diatur bervariasi dan dapat berubah susunannya sewaktu-waktu disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan yang menginginkan pelanggan yang menginginkan tempat duduk secara berkelompok dalam satu meja. Tata ruang restoran sebaiknya memiliki fasilitas ruangan yang memadai agar dapat memberikan dukungan pekerja melakukan aktifitasnya ssehingga menghasilkan mutu produk yang berkualitas serta memberikan kenyamanan dan keselamatan kerja bagi para pekerja maupun kenyamanan bagi para pelanggan restoran untuk menikmati produk restoran tersebut. Tata ruang restoran tentunya dirancang dan dibangun dengan mempertimbangkan siklus kegiatan operasional dimulai dari ruang sebagai tempat melakukan kegiatan awal yakni penerimaan bahan mentah kemudian diproses sampai dengan penyajiannya. Semua tahap tersebut memerlukan ruangan yang memadai.
Komponen utama restoran antara lain : 1. Area Restoran, terdiri dari : Area tempat duduk, papan menu, sirkulasi, lantai dansa, panggung, runag ganti, ruang pencahayaan, ruang oeprator, kasir, ruang manager, tempat koktail, entrance tamu, entrance staff, dan pintu darurat. 2. Area Dapur, terdiri dari : Kantor dapur, area pendingin, area pemanas, area roti-rotian, area manager, area memasak, area penyajian, counter, pengeringan, area pantry, pintu masuk barang dan staff kendaraan, area pemesanan paket, area cuci, dan area minuman. 3. Area Bar, terdiri dari : Counter, area koktail, area pameran, meja pelayanan abr, rak minuman, kulkas, dan pintu bar. 4. Area Pelayanan, terdiri dari : Kantor pelayanan, gudang peralatan, area cuci, area peralatan bersih, dan area cuci keranjang. 5. Area Parkir Jalur masuk dan jalur keluar, pintu darurat, area parkir, taman, pos jaga dan loket parkir. Claudia Tumiwa (070406038)
Page 18 Universitas Sumatera Utara
Medan Culinary Center Arsitektur Rekreatif 6. Area Bekerja, terdiri dari : Entrance pegawai, loker pegawai, toiilet pegawai, dan ruang makan pegawai. 7. Gudang, terdiri dari : Area grosir, area barang tahan lama, tempat peralatan, kantor penjaga, dan tempat cuci. 8. Area Pembuangan Sampah, terdiri dari : Tempat sampah basah, dan tempat sampah kering. 9. Toilet, terdiri dari : Toilet tamu untuk pria dan wanita. 10.Area Ibadah, terdiri dari : Tempat Imam, Area jamaah, dan air wudhu.( Soekresno, Manajemen Food and Beverage Service Hotel, Jakarta, PT Gramedia )
C.
Persyaratan Ruang Restoran
1. Ruangan depan, yaitu ruangan-ruangan yang mempunyai fungsi dan kegunaan diperuntukkan bagi pelanggan restoran sebagai daerah pelayanan seperti restoran, bar, cocktail, ruang aprkir, tempat ibadah dan lain sebagainya. Adapun persyaratan ruang restoran adalah : Luas area memenuhi standard Penyekat antar restoran dan dapur Harus tahan terhadap api Tersedianya pintu darurat dan tangga darurat Selalu terpasang alat deteksi kebakaran Pintu keluar/ masuk pelanggan, pintu keluar/masuk pegawai dan pintu jalanan harus terpisah. Cukup penerangan Sirkulasi udara memadai dan tersedianya pengaturan suhu udara Layout penerangan yang tercipta mudah dirubah. 2. Ruangan belakang, yaitu ruangan-ruangan yang memiliki fungsi dan kegunaan sebagai area penyimpanan, penyiapan, pengolahan produk makanan dan minuman yang mana sebagai tempat aktifitas kerja bagi karyawan restoran dan sebagai daerah terlarang bagi pelanggan untuk mask didalamnya seperti dapur, gudang, tempat penumpukkan, sampah, dan lain-lain. Adapun syarat-syarat area belakang, yaitu : Cukup penerangan Claudia Tumiwa (070406038)
Page 19 Universitas Sumatera Utara
Medan Culinary Center Arsitektur Rekreatif Gudang penyimpanan bahan makanan terpisah sesuai jenisnya Lantai licin dan dibuatkan selokan-selokan saluran pembuangan air yang memadai dan lancar. Terpasangnya alat penghisap dan saluran pembuangan asap dapur.
D.
Pedoman Luas Area Restoran Untuk menentukan luas area restoran, bar dapur, dan runag-ruang lain yang terkait
dengan sarana kebutuhan operasional. Sedangkan untuk memperkirakan kapasitas tempat duduk restoran dapat dilihat pada penjelasan berikut : Luas no 1-5 tidak termasuk dapur restoran, sedangkan cefe dan canteen hanya memerlukan tempat penyimpanan makanan dengan ruang yang praktis, sedangkan luas untuk no 6 sudah termasuk dapur. Luas bar no 7 dan no 9 belum termasuk counter. Luas bar no 7 dan no 9 sudah termasuk reempat penyimpanan minuman dan peralatan service.
Luas service bar tidak tergantung pada jumlah pelanggan, oleh karena tidak menyediakan tempat duduk. No
Jenis restoran
Pedoman Luas
RESTORAN 1
Supper Club
1.6 m2/ orang
2
Dining Room
1.6 m2/ orang
3
Grilled Restaurant
1.6 m2/ orang
4
Executive Restaurant
1.6 m2/ orang
5
Coffe Shop
1.3 m2/ orang
6
Cafe / Canteen
0.83 m2/ orang
BAR 7
Public Bar
8
Service Bar
9
Snack Bar / Pub
1.5 m2/ orang 1.8 m2/ orang
FUNCTION ROOM
Claudia Tumiwa (070406038)
Page 20 Universitas Sumatera Utara
Medan Culinary Center Arsitektur Rekreatif 10
Restaurant Style
1.4 m2/ orang
11
Class Style
1.9 m2/ orang
12
Theater Style
0.6 m2/ orang
13
Standing Buffet
0.9 m2/ orang
Tabel 2.1. Pedoman jenis dan luas restoran
KITCHEN 14
Main Kitchen
1.4 m2/ orang
15
Banquet
1.4 m2/ orang
16
Coffee Shop Kitchen
1.45 m2/ orang
Tabel 2.2. Pedoman jenis dan luas dapur
Luas no 14, 15, 16 termasuk tempat penyimpanan makanan panas ruang penyimpanan makanan dingin, tempat cuci, dan chef office.
E.
Pedoman Ukuran Meja dan Kursi Restoran
1.
Bentuk dan ukuran meja dan kursi Untuk memudahkan pengaturan meja dengan jumlah tempat duduk sesuai pesanan
dalam satu meja, restoran perlu memiliki fasilitas meja dengan berbagai bentuk dan ukuran yaitu meja bundar dan meja empat sisi.
Gambar 2.1. Pedoman meja bundar
a. Meja bundar : Diameter 600 mm untuk 2 kursi Diameter 800 mm untuk 3 kursi Diameter 960 mm untuk 4 kursi Diameter 1100 mm untuk 5 kursi Diameter 1250 mm untuk 6 kursi Diameter 1400 mm untuk 8 kursi Diameter 1550 mm untuk 10 kursi Claudia Tumiwa (070406038)
Page 21 Universitas Sumatera Utara
Medan Culinary Center Arsitektur Rekreatif Diameter 1850 mm untuk 12 kursi Diameter 2200 mm untuk 14 kursi Diameter 2500 mm untuk 16 kursi
Gambar 2.2. Pedoman meja empat sisi
b. Meja empat sisi Panjang 800 mm, lebar 625 mm untuk 2 kursi Panjang 850 mm, lebar 850 mm untuk 4 kursi Panjang 1250 mm, lebar 800 mm untuk 4 kursi Panjang 1700 mm, lebar 800 mm untuk 6 kursi Panjang 2500 mm, lebar 800 mm untuk 8 kursi Panjang 3750 mm, lebar 800 mm untuk 12 kursi c. Meja dan sofa bar Untuk ditempatkan di ruang tunggu restoran atau untuk ditempatkan di cocktail lounge area berrfungsi hanya untuk pelayanan minuman saja. Untuk dipakai 4-6 pelanggan, bukan untuk meja makan. d. Meja dan kursi restoran informal
Gambar 2.3. Meja dan kursi restoran informal
Meja ini dipakai untuk tempat makan dan minum direstoran informal Pamjang meja 1200 mm, Lebar meja 700 mm untuk 4 orang Tempat duduk lain yang membelakangi dirapatkan seperti gambar Penyajian makan dan minum dari samping kanan atau kiri meja. 2.
Tata letak meja dan kursi
Claudia Tumiwa (070406038)
Page 22 Universitas Sumatera Utara
Medan Culinary Center Arsitektur Rekreatif
Gambar 2.4. tata letak meja dan kursi
Jalur pelayanan Antara tempat duduk yang satu dengan tempat duduk yang membelakangi merupakan gang atau disebut jalur pelayanan dengan jarak 1350 mm. Panjang meja untuk dua pengunjung = 850 mm.
Gambar 2.5. ukuran dan tata letak meja
Ukuran dan tata letak meja : Tinggi kursi keseluruhan sampai dengan sandaran 900 mm Tinggi kursi dampai dengan bagian yang diduduki 450 mm Panjang dan lebar kaki kursi 450 mm x 450 mm Tinggi meja makan 730 mm Luas meja relatif, dapat disesuaikan dengan banyak atau sedikitnya jumlah tempat duduk Jarak kursi satu dengan kursi yang membelakangi 1350 mm sebagai jalur 2 pramusaji atau 900 mm untuk 1 pramusaji Penggeseran mundur kursi untuk pelanggan berdiri 300 mm 3.
Bar stool dan bar counter Bar stool adalah kursi khusus ditempatkan dimuka bar counter, kursi tinggi dan dapur
diputar. Bar counter adalah meja penyekat antara working area dengan guest di bar. Claudia Tumiwa (070406038)
Page 23 Universitas Sumatera Utara
Medan Culinary Center Arsitektur Rekreatif Bar counter Tinggi : 1100 mm Lebar : 500 mm Bar stool Tinggi keseluruhan
: 1150 mm
Tinggi sampai alas duduk : 800 mm Tinggi sandaran duduk
: 350 mm
Panjang alas duduk
: 380 mm
Gambar 2.6. Bar stool dan Bar counter
Kepadatan per orang
: 625 mm
Jarak antara satu orang dengan orang lain 75 mm Jarak kaki bar stool satu dengan yang lain 625 mm Tinggi rendahnya kaki bar stool dapat disesuaikan apabila lantai bar yang bersangkutan tidak rata. Lantai tinggi rendah
Claudia Tumiwa (070406038)
Page 24 Universitas Sumatera Utara
Medan Culinary Center Arsitektur Rekreatif
Gambar 2.7. Lantai tinggi rendah pada bar
Pada gambar tampak lantai tidak sama rata antara area pelayanan dengan area pelanggan sehingga bar stool direndahkan 200 mm sesuai dengan penambahan tinggi lantai 200 mm Tinggi bar stool menjadi 950 mm Bar counter lebar
Gambar 2.8. ukuran jalan pelayanan dan pengunjung
Jalur pelanggan 500 mm Jalur pelayan 2700 mm Jarak bar pada jalur pengunjung 1300 mm Lebar bar counter 7500 mm biasa untuk ditempatkan di snack bar Bar counter sempit Jalur pelanggan 600 mm Jalur pelayanan 2100 mm Jarak bar counter pada jalur pengunjung 1300 mm Lebar bar counter 500 mm 4.
Gudang penyimpanan peralatan restoran Standar tinggi rak gudang
Claudia Tumiwa (070406038)
Page 25 Universitas Sumatera Utara
Medan Culinary Center Arsitektur Rekreatif Untuk penyimpanan barang yang relatif berat, ketinggian pada rak teratas 1500 mm dan untuk barang-barang relatif ringan, maksimal sesuai jangkauan untuk meraih barang, yaitu 1950 mm
Gambar 2.9. Standar tinggi rak gudang
Standar jarak rak penyimpanan Untuk peletakkan rak penyimpanan antara rak dengan rak lainnya tanpa kereta barang 1200 mm. Untuk peletakkan rak penyimpanan antara rak dengan rak lainnya dengan menggunakan kereta barang 1500 mm.
Gambar 2.10. Standar jarak rak penyimpanan
5.
Tempat duduk dan luas restoran Meja bundar dengan tata letak diagonal (round table)
Gambar 2.11. meja bundar dengan tata letak diagonal
Claudia Tumiwa (070406038)
Page 26 Universitas Sumatera Utara
Medan Culinary Center Arsitektur Rekreatif Jumlah tempat duduk 24 kursi Luas ruangan 18.81 m2, panjang 6000 mm dan lebar 3300 mm Diameter 900 mm Luas kursi 0,20 m2 Kepadatan 0.82 m2 / tamu termasuk jalur pelayanan pramusaji Meja panjang (banquet table) Jumlah tempat duduk 10 kursi Luas ruangan 8.57 m2, panjang 3650 mm, lebar 2350 mm Luas meja 2.16 m2, panjang 2700 mm, lebar 800 mm Luas kursi 0.2 m2 Kepadatan 0.86 m2 / tamu termasuk jalur pelayanan pramusaji Untuk meja dan orang kepadatannya 1.1 m2 / tamu.
Gambar 2.12. Meja panjang
Meja kotak dengan tata letak simetris (square table)
Gambar 2.13. Meja kotak dengan tata letak simetris
Jumlah tempat duduk 24 kursi Luas ruangan 35 m2, panjang 7500 mm, lebar 4600 mm. Luas meja 0.72 m2 Luas kursi 0.2 m2 Kepadatan 1.4 m/ tamu termasuk jalur pelayanan pramusaji Meja kotak dengan tata letak diagonal (square table) Claudia Tumiwa (070406038)
Page 27 Universitas Sumatera Utara
Medan Culinary Center Arsitektur Rekreatif
Gambar 2.14. Meja kotak dengan tata letak diagonal
Jumlah tempat duduk 24 kursi Luas ruangan 27 m2, panjang 7500 mm, lebar 3600 mm Luas meja 0.72 m2 Luas kursi 0.2 m2 Kepadatan 0.92 m/ tamu termasuk jalur pelayanan pramusaji. Meja panjang dengan tata letak „U-shape‟ tipe A
Gambar 2.15. Meja panjang dengan tata letak U-shape tipe A
Jumlah tempat duduk 37 kursi Luas ruangan 44.64 m2, panjang 7200 mm, lebar 6800 mm. Luas kursi 0.2 m2 Kepadatan 1.2 m2/ tamu termausk jalur pelayanan Meja bundar berdiameter 1550 mm
Gambar 2.16. Meja bundar berdiameter 1550 mm
Claudia Tumiwa (070406038)
Page 28 Universitas Sumatera Utara
Medan Culinary Center Arsitektur Rekreatif Jumlah tempat duduk 50 kursi Diameter meja 1550 mm untuk 10 tempat duduk Jarak antara tempat duduk yang saling membelakangi 900 mm sebagai jalur pelayanan Luas area 48.8 m2 Kepadatan 0.98 m2/tamu termasuk jalur pelayanan pramusaji Meja empat sisi
Gambar 2.17. Meja empat sisi
Jumlah tempat duduk 28 kursi Luas area 21.28 m2 Dengan jalur pelayanan utama dan jalur kecil Jarak tempat duduk yang saling membelakangi 900 mm Kepadatan 0.76 m2/ tamu termasuk pelayanan pramusaji
II.2.3. RUANG PAMERAN Menurut petunjuk penyelenggaraan pameran dalam rangka pengembangan usaha MICE (Meetings, Inceitives, Conventions, and Exhibition) di Indonesia, pameran adalah suatu peristiwa dimana satu orang atau atau badan memperkenalkan suatu produk atau jasa pada tempat tertentu untuk disaksikan langsung oleh calon pengguna yang tertarik menggunakan barang atau jasa tersebut.( Departemen Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi, Petunjuk Penyelenggaraan Pameran, Jakarta, 1994. ) Exhibition is : to choose, to display, to present a sample or an example the importing of information is the aim of every exhibition. (Eksibisi adalah : memilih, memamerkan, menawarkan sebuah sampel atau contoh informasi penting yang merupakan tujuan dari eksibisi). (Klaus Franck, Exhibition, New York, 1961)
Claudia Tumiwa (070406038)
Page 29 Universitas Sumatera Utara
Medan Culinary Center Arsitektur Rekreatif A.
Klasifikasi Ruang Pamer Pada umumnya pameran dapat dibagi menjadi 4 bagian, yaitu :
1. Pameran Konvensi Merupakan pameran yang digelar secara bersamaan dengan kegiatan konvensi atau konferensi dalam waktundan tempat yang sama. 2. Pameran Umum Merupakan pameran yang diselenggarakan dan terbuka untuk masyarakat umum. 3. Pameran Khusus Merupakan pameran yang diselenggarakan untuk memamerkan satu jenis produk atau karya. 4. Pameran Tunggal Merupakan pameran yang diadakan oleh satu orang atau perusahaan kepada calon konsumen.
Menurut Alfred Alles, pameran dapat diklasifikasikan menjadi : 1. World Fair Merupakan pameran yang mencakup semua bidang semua bidang sebagai tanda awal memasuki era baru. 2. General Trade Fair and Exhibition Pameran yang dilakukan untuk menggelar hasil industri, pertanian, dan teknologi. 3. Consumer and Industrial Exhibition Pameran yang dilakukan untuk mempromosikan produk industri terbaik. 4. Agricultural Fairs and Exhibition Pameran yang digelar untuk memamerkan produk dan penemuan baru dalam pertanian. 5. General Industrial Exhibition and Specialized Exhibition Pameran yang khusus mempromosikan produk industri dan keahlian. 6. Exhibition within Exhibition Merupakan pameran khusus yang digelar didalam pameran umum. 7. Congress, Conferencea, Convention, and Symposia Dalam beberapa kasus dikelompokkan sebagai pelengkap pelaksanaan eksibisi. 8. World Trade Center Merupakan komplek bangunan yang bergerak di bidang jual beli saham dalam skala perdagangan internasional. Claudia Tumiwa (070406038)
Page 30 Universitas Sumatera Utara
Medan Culinary Center Arsitektur Rekreatif 9. National Trade Center Kegiatan jual beli saham dalam skala regional. 10. Economic Activity Exhibition Pameran yang bergerak di bidang ekspor-impor, asuransi, perbankan, dan penanaman modal. 11. Touring Exhibition Pameran yang dilakukan secara berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain untuk memperoleh lebih banyak pengunjung. 12. Exhibition without Exhibition Merupakan pameran yang dilakukan dalam bentuk outlet-outlet di pusat perbelanjaan, kebudayaan, dan kesenian.( Exhibition Universal Marketing Tool, Alfred Alles, New York, 1976 )
Berdasarkan jenis produk yang dipamerkan, dibagi atas : 1. Industrial eksibition 2. Konsumen eksibition
Berdasarkan skala pelaksanaannya, pameran dibagi atas : 1. Pameran skala internasional 2. Pameran skala nasional 3. Pameran skala regional 4. Pameran skala lokal (James W.Dudenly, Succesful Exhibition, 1990, hal 42)
B.
Deskripsi Persyaratan dan Kriteria Ruang Menurut Fred Lawson, persyaratan dan kriteria yang perlu diperhatikan dalam
perencanaan dan perancangan gedung pameran adalah fleksibilitas ruang pameran, keamanan pengunjung terjamin, kenyamanan pengunjung dihubungkan dengan keadaan termal, pencahayaan, yang tetap terhadap objek pameran, sirkulasi dan pencapaian terutama sirkulasi pengunjung dan kegiatan pergudangan, dan kegiatan lain untuk mendukung pelaksanaan pameran. Kriteria dan persyaratan tersebut dapat disimpulkan menjadi 4, yaitu : 1. Fleksibilitas
Claudia Tumiwa (070406038)
Page 31 Universitas Sumatera Utara
Medan Culinary Center Arsitektur Rekreatif Secara harafiah fleksibilitas dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk menyesuaikan diri. Kemudahan penyesuaian ruang pameran berpotensi untuk dapat menampung lebih banyak tagam materi dan stan pameran. Fleksibilitas ruang pameran dipengaruhi oleh beberapa faktor, antar lain : Pemilihan sistem struktur Penggunaan ruang dengan bentangan yang besar dan bentuk denah yang sederhana dapat meningkatkan efisiensi ruang dan pengaturan stan pameran. Untuk mendapatkan ruangan dengan bentangan yang besar dibutuhkan suatu sistem struktur berbentang lebar yaitu struktur rangka, struktur cangkang, struktur kabel dan tenda. Pertimbangan pemilihan sistem struktur pada bangunan pameran terutama ditekankan pada : pemanfaatan sistem struktur untuk penempatan sistem mekanikal-elektrikal dan perlengkapan teknis bangunan. Pembagian ruang Pembagian ruangan dapat dilakukan dengan menggunakan struktur dinding geser. Sistem ini dilakukan agar ruang pameran dapat menampung kegiatan pameran dakam waktu yang bersamaan. Ketinggian ruang Ketinggian ruang pameran ditentukan oleh jenis produk yang dipamerkan dan bentuk stan pameran. Ruang pameran dengan ketinggian lebih dari 6 m mempunyai fleksibilitas untuk menampung pameran dengan midek stan bertingkat. Lantai stan pameran Fleksibilitas lantai ruang pameran dapat diperoleh dengan menerapkan beberapa pola pengaturan lantai stan pameran, yaitu : sistem lantai pameran split (bertingkat), sistem lantai stan putar, sistem lantai stan bergerak membentuk sudut terhadap lantai pameran, dan sistem stan berlantai banyak, yaitu lantai stan dinaikkan dengan sistem hidrolik sehingga dalam satu pola stan dapat dipamerkan dua jenis produk. 2. Kenyamanan Kenyamanan merupakan kepuasan atau kenikmatan manusia dalam melakukan aktifitasnya. Kenyamanan untuk ruang pameran dipengaruhi oleh faktor keadaan termal dan pencahayaan ruang pameran. Kenyamanan ditinjau dari segi termal Untuk memberikan kondisi yang nyaman secara terus menerus dalam suatu bangunan maka sistem pengkondisian udara bangunan harus dapat memeoprtahankan kondisi termal Claudia Tumiwa (070406038)
Page 32 Universitas Sumatera Utara
Medan Culinary Center Arsitektur Rekreatif dalam ruangan dengan kondisi iklim dan suhu udara diluar ruangan. Beberapa faktor yang mempengaruhi kenyamanan termal adalah : iklim dan kelembaban yang menitik beratkan pada suhu normal manusia (370C) terhadap lingkungannya dan pengaruh radiasi alam (radiasi teristis akibat aktifitas bumi dan radiasi kosmis) atau radiasi buatan akibat pemancaran energi dari benda-benda dalam ruangan. Kenyamanan ditinjau dari pencahayaan Tujuan perancangan pencahayaan adalah untuk memberikan suatu lingkungan yang menyenangkan dan nyaman untuk memudahkan pelaksanaan tugas-tugas visual secara efisien. Menurut sumbernya cahaya dapat dibedakan menjadi 2 (dua) bagian yaitu cahaya alami dan cahaya buatan. Cahaya alami merupakan cahaya yang bersumber dari sinar matahari baik secara langsung maupun tidak langsung. Cahaya buatan merupakan pencahayaan yang dihasilkan oleh penerangan buatan atau lampu. Penerangan buatan terutama digunakan pada ruangan yang memerlukan kondisi cahaya tertentu dalam penerangannya. 3. Sirkulasi Perencanaan dan perancangan sistem sirkulasi pada bangunan terutama ditekankan pada pola pengaturan pencapaian pejalan kaki, jalur sirkulasi pengunjung dan sirkulasi servis bangunan.
Claudia Tumiwa (070406038)
Page 33 Universitas Sumatera Utara
Medan Culinary Center Arsitektur Rekreatif II.3.
Lokasi Usulan Proyek
II.3.1. Data Umum Lokasi Proyek Lokasi proyek berada di Kota Medan, Sumater Utara, Indonesia. Letak geografis kota Medan sebagai berikut : Nama kota
: Medan
Luas
: 26.510 Hektar (265,10 Km 2 ) atau 3,6% dari keseluruhan wilayah Sumatera Utara
Letak
: 2º.27' - 2º.47' Lintang Utara dan 98º.35' - 98º.44' Bujur Timur
Ketinggian
: 2,5 – 37,5 di atas permukaan laut
Batas-batas site
: Sebelah utara , timur , selatan dan barat berbatasan dengan kabupaten deli serdang.
Iklim
: tropis , suhu minimum 23°C – 24,1°C , suhu maksimum 30,6°C – 33,1 °C
Kelembaban udara rata-rata : 78 – 82 % Kecepatan angin rata-rata : 0,42 m/sec Laju penguapan tiap bulannya : 100.6 mm
Gambar 2.18. Lokasi usulan proyek
Claudia Tumiwa (070406038)
Page 34 Universitas Sumatera Utara
Medan Culinary Center Arsitektur Rekreatif II.3.2. Kriteria Pemilihan Lokasi Untuk memilih lokasi site yang sesuai, maka harus mempertimbangkan beberapa kriteria sehingga diharapkan mampu memberikan kenyamanan dan kemudahan bagi penggunanya. Kriteria-kriteria tersebut diantaranya: NO 1
KRITERIA
LOKASI
Tinjauan terhadap struktur Berada dikawasan kota, dimana terdapat bangunan yang kota
dirancang dengan fungsi komersial dengan skala kota (sumber : RUTRK Kota Medan Tahun 2005)
2
Pencapaian
Dapat diakses dari segala penjuru kota, baik angkutan umum maupun pribadi (oleh karena itu harus berada dijalan besar / arteri kota atau jalan kolektor) (Sumber : NAD dan TSS)
3
Area pelayanan
Lingkungan sekitar merupakan fungsi yang dapat saling mendukung dnegna bangunan yang direncanakan seperti fungsi perbelanjaan dan bangunan publik lainnya atau disekitar
permukiman
yang
belum
ada
fasilitas
hiburannya. 4
Peraturan
Tanah milik pemerintah atau pribadi. Nilai lahan cukup tinggi untuk daerah komersial. Untuk
pengembangan
kawasan
permukiman,
perdagangan, dan rekreasi, WPP E KDB Bangunan 60% KLB 3-5 lantai. Tabel 2.3. Kriteria pemilihan lokasi
Rencana Umum Tata Ruang Kota Medan (RUTRK) Kota Medan sebagai pusat administrasi pemerintahan, pusat industri, pusat distribusi, pusat jasa pelayanan keuangan, pusat komunikasi, pusat akomodasi jasa kepariwisataan, dan pusat perdagangan regional dan internasional, maka dalam pelaksanaannya studi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kotamadya Medan menetapkan adanya satuan-satuan Wilayah Pengembangan Pembangunan (WPP), dimana tujuan dari WPP ini adalah mengoptimalkan pembangunan di setiap sektor atau wilayah. WPP Kotamadya Medan dibagi menjadi lima wilayah, yaitu :
Claudia Tumiwa (070406038)
Page 35 Universitas Sumatera Utara
Medan Culinary Center Arsitektur Rekreatif WPP
Cakupan Kecamatan
Pusat Pengembangan
Peruntukan Lahan
Program Pembangunan
A
M. Belawan M. Marelan M. Labuhan
BELAWAN
Pelabuhan, Industri, Permukiman, Rekreasi, Maritim
B
M.Deli
TJ. MULIA
Perkantoran, Perdagangan, Rekreasi Indoor, Permukiman
C
M. Timur M. Perjuangan M. Tembung M. Area M. Denai M. Amplas
AKSARA
Permukiman, Perdagangan, Rekreasi
D
M. Johor M. Baru M. Kota M. Maimoon M Polonia
INTI KOTA
E
M. Barat M. Helvetia M. Petisah M. Sunggal M. Selayang M. Tuntungan
SEI SEKAMBING
CBD, Pusat Pemerintahan, Hutan Kota, Pusat Pendidikan, Perkantoran, Rekreasi Indoor, Permukiman Permukiman, Perkantoran, Perdagangan, Konservasi, Rekreasi, Lapangan Golf, Hutan Kota
Jalan baru, jaringan air minum, septic tank, sarana pendidikan dan permukiman. Jalan baru, jaringan air minum, pembuangan sampah, sarana pendidikan. Sambungan air minum, septic tank, jalan baru, rumah permanen, sarana pendidikan dan kesehatan. Perumahan permanen, pembuangan sampah, sarana pendidikan.
Sambungan air minum, septic tank, jalan baru, rumah permanen, sarana pendidikan dan kesehatan.
Tabel 2.4. Wilayah Pengembangan Pembangunan
Claudia Tumiwa (070406038)
Page 36 Universitas Sumatera Utara
Medan Culinary Center Arsitektur Rekreatif Keberadaan kawasan perencanaan dapat dilihat dari peta dibawah ini : WPP D CBD, Pusat Pemerintahan, Hutan Kota, Pusat Pendidikan, Perkantoran, Rekreasi Indoor, Permukiman
WPP E Permukiman, Perkantoran, Perdagangan, Konservasi, Rekreasi, Lapangan Golf, Hutan Kota
WPP A Pelabuhan, Industri, Permukiman, Rekreasi, Maritim WPP B Perkantoran, Perdagangan, Rekreasi Indoor, Permukiman
WPP C Permukiman, Perdagangan, Rekreasi
Gambar 2.19 : Peta Wilayah Pengembangan Pembangunan Kota Medan
II.3.3. Lokasi Site Terdapat 3 alternatif lokasi, yaitu : a. Lokasi A Jl. Gatot Subroto Kecamatan Medan Petisah Luas Site : ±2.4 Ha
Gambar 2.20. Alternatif site 1. Claudia Tumiwa (070406038)
Page 37 Universitas Sumatera Utara
Medan Culinary Center Arsitektur Rekreatif b. Lokasi B Jl.Perintis Kemerdekaan Kecamatan Medan Perjuangan Luas Site : ±2.6 Ha
Gambar 2.21. Alternatif site 2.
c. Lokasi C Jl. H.Z.Arifin Kecamatan Medan Petisah Luas Site : ±2.5 Ha
Gambar 2.22. Alternatif site 3. Claudia Tumiwa (070406038)
Page 38 Universitas Sumatera Utara
Medan Culinary Center Arsitektur Rekreatif II.3.4. Analisa Pemilihan Lokasi NO
Kriteria
Lokasi A
Lokasi B
Lokasi C
Lokasi 1
Gambar Site
2
Tata Guna
Permukiman,
Permukiman,
Permukiman,
Lahan
Perkantoran,
Perdagangan,
Perkantoran,
Perdagangan,
Rekreasi
Perdagangan,
Konservasi, Rekreasi,
Konservasi,
Lapangan Golf, Hutan
Rekreasi,
Kota
Lapangan Golf, (3)
Hutan Kota (3)
3
Luas Lahan
±2.4 Ha
±2.6 Ha (3)
4
Aksesbilitas
(3) ±2.5 Ha
(3)
(3)
Kendaraan pribadi,
Kendaraan pribadi,
Kendaraan pribadi,
kendaraan umum,
kendaraan umum,
kendaraan umum,
sirkulasi pejalan kaki
sirkulasi pejalan
sirkulasi pejalan kaki
(3)
kaki
(3) (3)
5
Fungsi
Lahan kosong
Eksisting 6
Strategis
(3) Sangat strategis (3)
Claudia Tumiwa (070406038)
Lahan kosong (3) Cukup strategis (2)
Permukiman kumuh (2) Cukup strategis (2)
Page 39 Universitas Sumatera Utara
Medan Culinary Center Arsitektur Rekreatif 7
Kemacetan
Sirkulasi relatif lancar (3)
Sirkulasi relatif
Sirkulasi kurang
lancar
lancar (3)
8
(3)
Fungsi
Hotel Asean, Plaza
Sarana pendidikan,
RS. Pirnngadi, Hotel
Pendukung
Medan Fair, Medan
Sun Plaza, Hotel
Grand Angkasa,
sekitar lokasi
Plaza, Perkantoran dan Bintang 5,
Universitas
Bank, Sarana
Apartemen
Nommensen, Taman
Pendidikan.
Eksklusif, Jajanan
Budaya, Gedung
Malam, Gedung
Perkantoran, Gedung
Perkantoran dan
Indosat.
Bank, Gedung bertingkat banyak sebagai ikon kawasan elit. (3) 9
Potensi lahan
(3)
(3)
Sangat cocok
Cocok dijadikan
Cocok dijadikan
dijadikan
tempat rekreasi
tempat rekreasi
tempat rekreasi
Total Nilai
(3)
(2)
(2)
24
22
21
Tabel 2.5. Analisa pemilihan lokasi
Keterangan : 3 = sangat baik; 2 = cukup baik; 1 = kurang baik
Berdasarkan analisa terhadap 3 lokasi yang dipilih, terlihat bahwa tabel penilaian memperlihatkan LOKASI A merupakan lokasi yang paling sesuai untuk dijadikan sebagai site untuk “ Medan Culinary Center “.
II.4 Studi Kelayakan Tabel wisatawan mancanegara yang datang ke Sumatera Utara menurut pintu masuk tahun 1994-2010. (Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan) Tahun
Bandar Udara
Claudia Tumiwa (070406038)
Pelabuhan Laut
Pelabuhan Laut
Jumlah
Page 40 Universitas Sumatera Utara
Medan Culinary Center Arsitektur Rekreatif Polonia
Belawan
Tanjung Balai Asahan
1994
178.285
14.614
1.657
194.556
1995
211121
32054
2845
246020
1996
223585
35164
3489
262238
1997
175183
20862
3875
199920
1998
70015
24845
9467
104327
1999
66586
15308
6621
88515
2000
84298
22497
14278
121073
2001
94210
24097
10135
128442
2002
98132
21414
2273
121819
2003
76930
15110
6296
98336
2004
96675
9708
5936
112319
2005
106083
7413
5788
119284
2006
109574
6936
5336
121846
2007
116614
7312
10204
134130
2008
130212
7011
15270
152493
2009
148193
5075
9891
163159
2010
145553
15919
10722
172194
Januari
11365
1986
716
14067
Februari
12625
2360
780
15765
Maret
14000
3008
1030
17038
April
12326
1893
872
15091
Mei
13298
1733
928
15959
Juni
15499
642
1162
17303
Juli
15244
0
963
16207
Agustus
11447
1378
760
13585
September
12127
1192
1463
14782
Oktober
13520
1599
729
15848
November
14102
1128
1319
16549
Tabel 2.6. Wisatawan mancanegara yang datang ke Sumatera Utara menurut pintu masuk
Claudia Tumiwa (070406038)
Page 41 Universitas Sumatera Utara
Medan Culinary Center Arsitektur Rekreatif Tabel jumlah kunjungan wisatawan ke kota Medan tahun 2009-2010. (Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan) NO 1
KEBANGSAAN ASEAN
BRUNEI DARUSSALAM
JUMLAH (2009)
JUMLAH (2010)
94
62
98314
74602
966
774
2
MALAYSIA
3
FILIPINA
4
SINGAPURA
10359
7771
5
THAILAND
1665
1851
6
VIETNAM
102
100
7
MYANMAR
149
113
8
ASEAN LAINNYA
39
42
111688
85315
HONGKONG
1281
1098
2
INDIA
1720
1520
3
JEPANG
1548
1250
4
KOREA SELATAN
1043
822
5
PAKISTAN
66
63
6
BANGLADESH
51
63
7
SRILANKA
93
35
8
TAIWAN
2055
1960
9
RRC
4288
3693
10
ASIA LAINNYA
579
151
12724
10655
119
140
BAHRAIN
4
0
3
KUWAIT
3
2
4
MESIR
123
56
5
UNI EMIRAT ARAB
16
12
6
YAMAN
81
69
7
QATAR
31
1
8
TIMUR TENGAH LAINNYA
341
451
TOTAL
718
731
AUSTRIA
233
209
TOTAL 1
ASIA
TOTAL 1
TIMUR
2
TENGAH
1
EROPA
SAUDI ARABIA
Claudia Tumiwa (070406038)
Page 42 Universitas Sumatera Utara
Medan Culinary Center Arsitektur Rekreatif 2
BELGIA
455
472
3
DENMARK
231
165
4
PERANCIS
1666
1397
5
JERMAN
2947
2265
6
ITALIA
390
490
7
BELANDA
6369
5539
8
SPANYOL
479
274
9
PORTUGAL
56
85
10
SWEDIA
265
142
11
SWISS
600
372
12
INGGRIS
2466
2104
13
FINLANDIA
317
305
14
NORWEGIA
183
128
15
YUNANI
55
53
16
TURKI
66
50
17
IRLANDIA
158
98
18
EROPA BARAT LAINNYA
29
197
19
RUSIA
172
137
20
POLANDIA
141
128
21
UKRAINIA
253
13
22
EROPA TIMUR LAINNYA
429
346
TOTAL
17960
14969
AMERIKA SERIKAT
2529
2408
2
KANADA
677
453
3
AMERIKA TENGAH
38
82
4
BRAZIL
128
112
5
AMERIKA SELATAN
87
91
TOTAL
3459
3146
AUSTRALIA
2793
2382
2
SELANDIA BARU
300
268
3
OCEANIA LAINNYA
5
4
TOTAL
3098
3146
AFRIKA SELATAN
135
123
AFRIKA LAINNYA
284
137
1
1
1 2
AMERIKA
OCEANIA
AFRIKA
Claudia Tumiwa (070406038)
Page 43 Universitas Sumatera Utara
Medan Culinary Center Arsitektur Rekreatif TOTAL
419
260
LAINNYA
2949
13393
JUMLAH WISATAWAN
153015
131123
Tabel 2.7. Jumlah kunjungan wisatawan ke kota Medan tahun 2009-2010
Banyaknya wisatawan mancanegara yang datang ke kota Medan dari tahun ke tahun semakin meningkat. Menurut data dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan, jumlah wisatawan mancanegara dati tahun 2007 – 2010 berurutan sebanyak 134.130 ; 152.493; 163159; 172194. Dari data tersebut jelas terlihat bahwa jumlah wisatawan mancanegara yang dating ke kota Medan semakin meningkat walaupun tidak dalam angka yang signifikan.
Tabel banyaknya rumah makan/restoran dan warung minum per kelurahan di Kecamatan Medan Petisah tahun 2009.( Sumber : kantor Lurah se Kecamatan Medan Petisah) NO
KELURAHAN
RESTORAN/R.MAKAN
WARUNG MAKAN/MINUM
1
SEI SIKAMBING D
8
16
2
PETISAH TENGAH
22
33
3
SEKIP
8
17
4
SEI PUTIH TIMUR II
4
6
5
SEI PUTIH TIMUR I
1
25
6
SEI PUTIH TENGAH
4
9
7
SEI PUTIH BARAT
4
17
51
123
MEDAN PETISAH
Tabel 2.8. Banyaknya rumah makan/restoran dan warung minum per kelurahan di Kecamatan Medan Petisah tahun 2009
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa kunjungan wisatawan baik domestik maupun mancanegara ke kota Medan masih sangat sedikit. Untuk itu diperlukan lagi fasilitas yang dapat menarik minat wisatawan baik domestik maupun mancanegara untuk berkunjung ke kota Medan seperti pengadaan sebuah culinary center, dimana Kota Medan dikenal akan wisata kulinernya. Untuk itu diperlukan suatu wadah yang dapat dijadikan sebagai tempat rekreasi bagi para wisatawan berupa sebuah pusat kuliner yang menawarkan berbagai jenis makanan sehingga para wisatawan dapat menghabiskan waktunya lebih lama di kota Medan yang pada akhirnya akan memajukan sektor pariwisata kota Medan.
Claudia Tumiwa (070406038)
Page 44 Universitas Sumatera Utara
Medan Culinary Center Arsitektur Rekreatif II.5.
TINJAUAN FUNGSI
II.5.1. Deskripsi pengguna dan kegiatan Adapun pengguna ( user ) dari bangunan “ Medan Culinary Center “ digolongkan menjadi 3 bagian yaitu : Pengunjung Pengunjung adalah warga yang berdomisili di kota Medan serta turis dalam dan luar negeri Kelompok pelaku kegiatan dibedakan berdasakan umur : - Kelompok Anak-anak ( biasanya datang dalam bentuk rombongan ), usia 5 – 13 tahun - Kelompok Remaja, usia 14 – 24 tahun - Kelompok Dewasa, usia 25 – 45 tahun - Kelompok Lanjut usia, 55 tahun ke atas Ditinjau dari segi kuantitas pengunjung yang datang terdiri dari : - Pengunjung yang datang secara individu (dengan menggunakan kendaraan umum atau kendaraan pribadi). - Pengunjung yang datang dengan kapasitas sedang, berkisar antara 2-50 orang (dengan menggunakan bus wisata, kendaraan umum atau kendaraan pribadi). - Pengunjung yang datang dengan kapasitas besar antara 50-300 orang (dengan menggunakan bus wisata). Kegiatan yang dilakukan pengunjung : - Makan (wisata kuliner) - Membeli / melihat – lihat produk yang disediakan oleh retail – retail penunjang - Melihat pameran - Rekreasi, melepaskan energi Pengelola Servis
II.5.2. Deskripsi kebutuhan ruang Dari kelompok kegiatan dan pengguna, dibawah ini merupakan kebutuhan ruang yang dibedakan berdasarkan fasilitas-fasilitas tertentu dan disesuaikan dengan aktivitas yang berlangsung di dalam ruang tersebut, antara lain
Claudia Tumiwa (070406038)
Page 45 Universitas Sumatera Utara
Medan Culinary Center Arsitektur Rekreatif Fasilitas utama
Restoran ( restoran khas Indonesia, restoran khas Chinese, restoran khas Jepang, restoran khas Korea, restoran khas India, restoran khas Barat), food court.
Fasilitas pendukung
Food market, hall pameran, kursus memasak, retail-retail.
Fasilitas pengelola
Ruang manager, ruang personalia, ruang karyawan
Fasilitas servis
Ruang genset, ruang trafo, ruang panel, ruang AHU, ruang pompa, ruang STP, ruang PABX Tabel 2.9. Deskripsi kebutuhan ruang
II.5.3. Deskripsi persyaratan dan kriteria ruang. A.
Persyaratan Dapur, Ruang Makan, dan Gudang Makan 1. Dapur Luas dapur sekurang-kurangnya 40% dari ruang makan atau 27% dari luas bangunan Permukaan lantai dibuat cukup landai kearah saluran pembuangan air limbah. Permukaan langit-langit harus menutupi seluruh atap ruang dapur, permukaan rata, berwarna terang, dan mudahn dibersihkan. Penghawaan dilengkapi dengan alat pengeluaran udara panas dan bau-bauan / exhauster yang dipasang setinggi 2 m dari lantai dan kapasitasnya disesuaikan bangunan. Tungku dapur dilengkapi dengan sungkup atap (hood), alat perangkap asap, cerobong asap, saringan, dan saluran serta pengumpulan lemak. Dapur paling sedikit terdiri dari : Tempat pencucian peralatan Tempat pengepakan Tempat persiapan Tempat administrasi Pertukaran udara sekurang-kurangnya 15 kali per jam untuk menjamin kenyamanan kerja Tersedia sedikitnya meja peracikan, peralatan, lemari, fasilitas penyimpanan dingin, rak-rak peralatan, bak-bak pencucian, dan lain-lain 2. Ruang makan Untuk setiap kursi tersedia ruangan minimal 0.85 m2
Claudia Tumiwa (070406038)
Page 46 Universitas Sumatera Utara
Medan Culinary Center Arsitektur Rekreatif Pintu yang menghubungkan dengan halaman dibuat rangkap, pintu bagian luar membuka ke arah luar Tempat untuk menyediakan makanan jadi harus dibuat fasilitas khusus yang menjamin tidak tercemarnya makanan. 3. Gudang bahan makanan Jumlah bahan makanan yang disimpan disesuaikan dengan jumlah bahan makanan Gudang bahan makanan tidak boleh untuk menyimpan bahan lain selain makanan. Gudang dilengkapi dengan rak-rak tempat penyimpanan bahan makanan. Gudang dilengkapi dengan ventilasi yang menjamin sirkulasi udara. B.
Persyaratan tempat penyimpanan bahan makanan dan makanan jadi 1. Penyimpanan bahan makanan Penempatan terpisah dengan makanan jadi Bahan makanan disimpan dalam aturan sejenis, disusun dalam rak-rak sedemikian rupa sehingga tidak dapat mengakibatkan rusaknya bahan-bahan makanan. 2. Penyimpanan makanan jadi Terlindung dari debu, bahan kimia berbahaya, serangga dan hewan
C.
Persyaratan Fasilitas Sanitasi 1. Air bersih Harus sesuai dnegan peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia yang berlaku Jumlahnya cukup memadai untuk seluruh kegiatan dan tersedia pada setiap tempat kegiatan 2. Pembuangan air limbah Sistem pembuangan air limbah harus baik, saluran terbuat dari bahan kedap air, tidak merupakan sumber pencemaran, misalnya memakai saluran tertutup, septictank, dan riol. Saluran air limbah dari dapur harus dilengkapi dnegan perangkap lemak (grease trap) 3. Toilet
Claudia Tumiwa (070406038)
Page 47 Universitas Sumatera Utara
Medan Culinary Center Arsitektur Rekreatif Letak tidak berhubungan langsung (terpisah dari) dengan dapur, ruang persiapan makanan, ruang tamu, dan gudang makanan. Didalam toilet harus tersedia jamban, peturasan, dan bak air. Toilet untuk wanita terpisah dengan toilet untuk pria. Toilet untuk tenaga kerja terpisah dengan toilet untuk pengunjung. Tersedia cermin, tempat sampah, tempat abu rokok, dan sabun. Lantai dibuat kedap air, tidak licin, mudah dibersihkan dan kelandaiannya cukup. Tersedia tempat cuci tangan. Didalam kamar mandi harus tersedia bak dan air bersih dalam keadaan cukup. Jumlah tempat duduk
Luas bangunan m2
Kamar mandi wanita
Bak cuci
Kamar mandi pria
Bak cuci
-150
-250
1
1
1
1
151-350
251-750
2
2
2
2
351-950
501-750
4
2
2
2
951-1500
751-10000
4
2
3
3
Setiap penambahan 1000 orang
-
1
1
1
1
Tabel 2.10. jumlah kamar mandi dan bak cuci berdasarkan jumlah tempat duduk
Tenaga kerja Pria -25 26-50 51-100 Setiap penambahan 50-100
Wanita -20 21-40 41-70 71-100
Wc 1 2 3 1
Wanita Kamar mandi 2 3 5 2
Pria Peturasan 2 3 5 1
101-140 141-180 Setiap penambahan 401000 Tabel 2.11. Jumlah kamar mandi dan bak cuci berdasarkan jumlah tenaga kerja
4. Tempat sampah
Claudia Tumiwa (070406038)
Page 48 Universitas Sumatera Utara
Medan Culinary Center Arsitektur Rekreatif Tempat sampah dibuat dari bahan kedap air, tidak mudah berkarat. Mempunyai tutup dan memakai kantong plastik khusus untuk sisa-sisa bahan makanan dan makanan jadi yang cepat membusuk. Tersedia pada setiap tempat / ruang yang memproduksi sampah. 5. Tempat cuci tangan Jumlah tempat cuci tangan untuk tamu disesuaikan dengan kapasitas tempat duduk. Tempat cuci tangan dilengkapi dengan sabun cair dan alat pengering. Kapasitas tempat duduk 1-60 orang 61-120 orang 121-200 orang Setiap penambahan 150 orang ditambah 1 buah
Jumlah tempat cuci tangan / buah 1 2 3
Tabel 2.12. Jumlah tempat cuci tangan berdasarkan kapasitas tempat duduk
6. Tempat mencuci peralatan Terbuat dari bahan yang kuat, aman, tidak berkarat dan mudah dibersihkan. Bak pencucian sedikitnya terdiri dari 3 bilik / bak pencuci yaitu mengguyur, menyabun, dan membilas. 7. Tempat pencucian bahan makanan. Terbuat dari bahan yang kuat, aman, tidak berkarat, dan mudah dibersihkan. 8. Fasilitas penyimpanan pakaian (locker) karyawan Terbuat dari bahan yang kuat, aman, mudah dibersihkan dan tertutup rapat Locker untuk pria dan wanita dibuat terpisah 9. Peralatan pencegahan masuknya serangga dan tikus. D.
Fasilitas Pengelola 1. berdasarkan peraturan ketenagakerjaan : Ruang kerja minimum 8 m2 Ruang gerak bebas masing-masing karyawan minimum 1.5 m2 Ruang udara minimum 12 m2 pada ruang beraktifitas duduk dan 15 m2 pada ruang beraktifitas gerak. Untuk ruangan ≤ 50 m2 → 2.50 m Untuk ruangan ≥ 50 m2 → 2.75 m Untuk ruangan ≥ 100 m2 → 3.00 m
Claudia Tumiwa (070406038)
Page 49 Universitas Sumatera Utara
Medan Culinary Center Arsitektur Rekreatif Untuk ruangan dari 250 – 2000 m2 → 3.25 m 2. berdasarkan “ Peraturan Keamanan untuk Tempat Kerja Perkantoran”, untuk kantor ruangan sel/ kecil minimum 8-10 m, ruang kantor besar minimum 12-15 m2 3. lebar minimum jendela adalah 1.25 m
II.6 STUDI BANDING PROYEK SEJENIS II.6.1. WHOLE FOODS MARKET Whole Foods Market didirikan pada tahun 1980 masih merupakan sebuah toko kecil di Austin, Texas, Amerika. Sekarang Whole Foods Market adalah perusahaan (retail) makanan organik dan natural yang terkemuka di dunia. Dengan 196 cabang di Amerika Utara dan Inggris. Perusahaan ini sangat selektif dalam memilih barang-barang yang akan dijualnya dengan standar kualitas yang tinggi dan berkomitmen pada agrikultur yang berkelanjutan. Perusahaan ini mengambil produk-produk lokal dan dari seluruh dunia. Mereka menawarkan peoduk-produk makanan yang berkualitas tinggi, sedikit proses, paling beranekaragam rasanya, dan makanannyta diawetkan secara natural. Sehingga produk-produk makanan ini bernutrisi dan aman untuk dikonsumsi.
Gambar 2.23. eksterior bangunan Whole Foods Market
Gambar 2.24. Denah Whole Food Market.
Claudia Tumiwa (070406038)
Page 50 Universitas Sumatera Utara
Medan Culinary Center Arsitektur Rekreatif II.6.2. MERCAT SANTA CATERINA Mercat Santa Caterina (Market Holy Catherine) terdapat di Barcelona. Direnovasi secara keseluruhan oleh arsitek Enric Miralles and Benedetta Tagliabue dari EMBT, yang terletak pada distrik Ribera di Ciutat Vella. Ide arsitektural yang indah pada atap keramiknya yang berwarna warni yang seakan-akan membentuk ombak dengan struktur kayu, yang melindungi semua bagian daripada pasar ini. Pasar ini terdapat penjualan buah, sayur, ikan, bunga, daging, dan juga terdapat satu atau dua kios yang menjual Jabugo ham, dan juga terdapat supermarket kecil “Caprado”. Sebuah bar Tapas terletak persis didepan pintu masuk, dan sebuah restoran “Cuines Santa-Catarina” yang sengaja diletakkan di samping pintu masuk. Secara ringkas, tempat ini pantas disinggahi untuk dinikmati arsitekturalnya, untuk berbelanja, atau untuk makan siang.
Gambar 2.25. eksterior bangunan Mercat Santa Caterina
II.6.3. WEGMANS FOOD MARKET Bangunan Wegmans Food Market berlantai 2. Dengan lantai dasar digunakan sebagai area foor market, sedangkan pada lantai 2 terdapat restoran-restoran dengan konsep balkon. hal ini disengaja supaya para pengunjung restoran yang berada di lantai 2 dapat menikmati pemandangan orang yang sedang berbelanja di lantai dasar pada saat mereka sedang menikmati makan dan minum mereka.
Gambar 2.26. View dari balkon restoran di lantai 2
Claudia Tumiwa (070406038)
Page 51 Universitas Sumatera Utara
Medan Culinary Center Arsitektur Rekreatif
Gambar 2.27. Eksterior Wegmans Food Market di Maryland
Gambar 2.28. Interior lantai 1 Wegmans Food Market
Gambar 2.29. Bagian penjualan buah-buahan
II.6.4. RESTORAN BATIK Sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui. Peribahasa tersebut memang terpancar jika anda berkunjung ke restoran batik yang satu ini. Selain menikmati masakan khas Indonesia, pengunjung juga dimanjakan dengan interior khas perkampungan Jawa, sekaligus melihat pembuatan batik khas Yogyakarta. Masih di tempat yang sama, pengunjung pun dapat berkunjung ke galeri batik, dimana Anda dapat menyaksikan pembuatan batik secara langsung. Restoran ini menyediakan empat tempat pilihan bagi anda yang ingin menikmati santapan khas Indonesia, Asia maupun internasional yakni Pergola (outdoor), Joglo Gardens (outdoor), Beranda limasan (outdoor), dan Ndalem Limasan (indoor). Restoran dan galeri peninggalan tahun 1858 ini dijamin akan membawa Anda merasakan eksotisme Yogyakarta yang sebenarnya.
Claudia Tumiwa (070406038)
Page 52 Universitas Sumatera Utara
Medan Culinary Center Arsitektur Rekreatif
Gambar 2.30. Suasana Restoran Batik
II.6.5. SOUTH BETTY Desain interior restoran yang memukau khas zaman tiongkok kuno ala South Beauty pun mampu telah membuat mata orang yang mampir di restoran ini terkesima. Interior South Beauty ibarat sebuah pintu dunia lain di mana kita bisa masuk ke dalam sebuah kerajaan China dengan simbol-simbol China kuno, unsur kayu yang kental, artifak China klasik, dan lentera-lentera yang menghiasi langit-langit restoran Begitu masuk ke dalam restoran, mata kita mau tidak mau pasti akan tertuju pada naga terbang di langit-langit area utama. Naga dengan pendaran lampu putih yang meliuk-liuk memenuhi langit-langit ini memang istimewa. Dalam kebudayaan China sendiri, naga dipercaya bisa membawa keberuntungan untuk masyarakat
karena
kekuatan,
martabat,
kesuburan, kebijaksanaan dan keberuntungan yang dimilikinya. Badan naga yang terlihat meliuk-likuk
juga
secara
tradisional
melambangkan peranan historis dari naga yang menunjukkan kekuatan luar biasa dan martabat yang tinggi. Gambar 2.31. Suasana Restoran South Betty
II.6.6. KIYADON JAPANESE RESTAURANT Kiyadon, merupakan sebuah restoran yang menyajikan aneka hidangan negeri sakura. Suasana interior di Kiyadon tampak modern tanpa meninggalkan unsur interior yang berorientasi kebudayaan Jepang. Saat memasuki restoran ini, pengunjung dapat menikmati
Claudia Tumiwa (070406038)
Page 53 Universitas Sumatera Utara
Medan Culinary Center Arsitektur Rekreatif suasana di area luar dan suasana area dalam yang terbagi dalam tiga area duduk yaitu area duduk tatami, area duduk sushi bar dan area duduk dengan kursi built in. Hadirnya bunga-bunga sakura pada panel depan menjadi daya tarik yang mencirikan sebuah restoran Jepang. Fungsinya pun selain untuk dekorasi seolah-olah menjadi gapura pemisah antara area luar dan area dalam. Area duduk tatami menjadi satu ciri khas tata cara duduk yang diadopsi dari kebudayaan Jepang. Namun uniknya, di restoran ini tata cara seperti itu hanya dibuat ”seakan-akan” pengunjung duduk lesehan. Dalam hal ini setiap area meja, mempunyai lantai yang dibuat ceruk sehingga kaki pengunjung dapat masuk ceruk. Area sushi bar juga menawarkan suasana khas Jepang dengan mempertunjukkan keahlian sang koki meracik sushi yang dapat langsung dipilih dan disantap. Gambar 2.32. Suasana Kiyadon Japanese Restaurant
Gambar 2.33. Interior Kiyadon Japanese Restaurant
Bidang dinding restoran diolah secara berbeda pada setiap areanya. Terdapat dinding batu yang tampak alami di sebuah area tatami, sedangkan dinding pada area tatami lainnya terdapat susunan boks kaca dengan motif daun berwarna merah. Sorotan lampu dari dalam boks kaca menjadi satu elemen menarik lainnya. Dekorasi bentuk daun dari kain berwarna merah, disusun padat memenuhi dinding dan plafon pada area duduk kursi built in. Susunan “daun” seperti ini mampu menimbulkan kesan ”dramatis” pada ruangan. Ditambah lagi hadirnya spot lightyang menyoroti “dedaunan” pada beberapa titik dinding. Claudia Tumiwa (070406038)
Page 54 Universitas Sumatera Utara
Medan Culinary Center Arsitektur Rekreatif Soft furnishing yang dipilih berwarna merah sebagai “penghidup” suasana di antara penggunaan warna natural yang “hangat”. Hal ini terdapat misalnya pada pelapis kursi di sushi bar, tatami dan tirai pada “panel sakura”. Kiyadon selain menyajikan hidangan Jepang yang lezat juga mampu memberikan suasana interior yang berbeda kepada pengunjung. Suasana interior seperti ini membuat pengunjung merasakan pengalaman visual dan suasana ruang yang berbeda dalam sebuah restoran Jepang. II.6.7. SAMWON HOUSE Peminat masakan khas Korea di jakarta semakin meningkat. Disinilah pertumbuhan restoran yang memberikan suasana serta makanan khas Korea bermunculan. Salah satu restoran Korea yang menarik kaum ekspatriat asal Korea tetapi lebih luas hingga ke masyarakat perkotaan ialah SamWon House.
SamWon House terletak di pusat niaga dan hiburan Setiabudi One, memiliki interior khas Korea dengan deretan kursi 'lesehan' yang mengadopsi suasanan kerajaan Korea. Sesuai dengan tema tersebut, menu yang disajikan juga menu santapan keluarga kerajaan. Makanan Korea autentik dengan rasa yang ekstrim, sangat pedas atau sangat manis. Dan untuk memuaskan lidah Indonesia maka mereka berusaha menyesuaikan rasa dengan lidah Indonesia tanpa mengubah seluruh komposisinya. Menu-menu yang disajikan antara lain, Jeongol, hidangan yang mirip shabu-shabu ala Jepang, Pajeong, gogi gui (BBQ ala Korea), Kimchi, dan masih banyak lagi. Juga jangan lupa untuk mencicipi minuman beralkohol khas Korea, Soju
Gambar 2.34. Interior Samwon House
Claudia Tumiwa (070406038)
Page 55 Universitas Sumatera Utara
Medan Culinary Center Arsitektur Rekreatif II.6.8. QUEEN‟S TANDOOR Queen's Tandoor menyajikan beragam masakan khas India dan biasa disebut little India oleh para kaum ekspatriat dan wisatawan lokal di pulau Dewata Bali. Restoran ini sudah berdiri sejak tahun 2004 dan untuk pertama kali berdiri di daerah Seminyak, Bali tepat berada di seberang Warung Made. Desain bangunannya bergaya modern dan dipenuhi oleh beragam ornamen khas India. Bangunan ini terdiri dari dua lantai, dan di lantai atas tersedia gasebo untuk mereka yang ingin bersantai dan sedikit privasi.
Bagi yang pernah mencicipi masakan India mungkin tahu dengan rasanya yang khas dengan beragam rempah-rempah, dan spicy. Yang terkenal adalah Masala, ini merupakan sambal khas India selatan dengan rasa yang unik, salah satu hidangan yang terkenal di sini adalah Masala Dosa. Queen's Tandoor pernah dinobatkan sebagai restoran India terbaik di Bali oleh majalah Hello Bali tahun 2005 dan 2006
Gambar 2.35. Queen's Tandoor
II.6.9. RESTO MIDDLE AGES Semua perpaduan detail interior dan exterior di resto ini membawa kita dalam sebuah masa abad pertengahan. Lalu, rasakan nuansa itu dengan kemanjaan berciri khas tersendiri. Satu lagi resto bergaya unik hadir di Kota Surabaya. Ya, namanya de Kasteel Resto, yang beralamatkan di Villa Taman Telaga TJ1 No.1, CitraLand. De Kasteel merupakan restaurant dengan konsep abad pertengahan (middle ages) yang berada di wilayah Surabaya Barat. Konsep tersebut dikemas dalam nuansa istana kerajaan abad pertengahan, mulai dari exterior, interior, dan juga pernak-perniknya. Di bagian ruang dalam resto misalnya, baik di lantai Claudia Tumiwa (070406038)
Page 56 Universitas Sumatera Utara
Medan Culinary Center Arsitektur Rekreatif bawah maupun di lantai atas dibuat semi lounge dengan hiburan live music setiap akhir pekan. Begitu kental terasa atmosfer itu. Adanya motor Harley Davidson 1903-2003 setelah pintu masuk, perabotan-perabotan bergaya Eropa kuno didukung lampu-lampu gantung yang antik, serta estetika tata ruang yang berpadukan dengan warna dinding ruang, baik di lantai bawah dan atas.
Gambar 2.36. Interior Resto Middle Ages
II.6.10. TRISTAR LINARY INSTITUE SURABAYA Tristar Culinary Institute Surabaya adalah lembaga pendidikan dan pelatihan yang mempelajari tentang unsur gisi dalam makanan dan teknik pengolahan makanan yang benar, sebagai sekolah kuliner kami mempunyai tujuan utama dalam pendidikan yaitu mempersiapkan dan membekali peserta didik dengan keahlian dan ilmu pengetahuan guna menjadi sumber daya manusia professional dalam bidang kuliner selain itu juga siap untuk bekerja, membuka dan menjalankan usaha sendiri. Tristar Culinary Institute Surabaya mempunyai program pendidikan professional 6 bulan (total biaya Rp. 5.200.000,-), 1 dan 2 tahun. Jurusan studi : Patiseri (Baking & Pastry), Tata Boga (Culinary). Jenjang studi lanjutan D3, S1 & S2 di Swiss jurusan International Hotel & Tourism Management Fasilitas : Dapur/kitchen standart hotel bintang 4 atau 5, peralatan mesin-mesin industri makanan, laboratorium untuk penelitian terhadap makanan, semua ruang ber-AC, dosen pengajar berpengalaman dan professional, ruang Bar/ Café, ruang karaoke, area kampus terpasang jaringan wi-fi internet, area parkir, penelitian terhadap obyek makanan, majalahkampus. Kurikulum yang terstruktur diterapkan sesuai dengan kebutuhan industri dan harus dikuasai oleh peserta didik sehingga menghasilkan lulusan yang professional dan berkualitas. Dalam satu kelas memasak, terdapat minimal 5 kelas murid dan maksimal 10 orang.
Claudia Tumiwa (070406038)
Page 57 Universitas Sumatera Utara
Medan Culinary Center Arsitektur Rekreatif
Gambar 2.37. suasana kursus membuat kue di Tristar Culinary Institue Surabaya
Gambar 2.39. ruang kelas bakery dan pastry Gambar 2.38. Eksterior Tristar Culinary Institute Surabaya
Claudia Tumiwa (070406038)
Page 58 Universitas Sumatera Utara