Material Requirements Planning Tlnjauan tentang Kdnsep dan Upaya Penerapannya Oleh : Zulian Yamit
ZuUan YamIt adalah Dosen Fak. Ekonomt Unfv.
Islam Indonesia. Putra Bengkulu kelahlran 16 September 1957 alumnus Fak. EkonomI Unlv. Islam Indonesia tahun 1982, sebelumnyasebagal aslsten sejak tahun 1979. Mengajar mata kullah Pembelanjaan dan Operation Research. Ketua
Jurusan Manajemenpeilode1986-1987. Sekarang DIrektur Pusat Pelayanan Teknis Fak. EkonomI
Unlv. Islam Indonesia Juga Anggoia ISEI.
Dalam sebuah pabrik selalu teijadi proses transfonnasi. Dimulai dari bahari baku sebagai input menjadi produk sebagai
lelatif bam dalam pengendalian persediaan yaitu Materi^ Requirements Planning (MRP). Ide dasar konsep ini sudah berkembang agak lama dan telah digunakan dalam penyelesaian proyek-
outputnya. Proses transfonnasi tersebut
proyek
Pendahuluan
konstruksi.
Mulai
dari
membentuk sebuah sistem produksi yang pembangunan mmah sederhana sampai "mencakup empat unsur pengaturan, yaitu : pada gedung pencakar langit Bahan yang (1) Pengaturan material tepat-untuk tempat yang tepat pada saat (2) Pengaturan sumberdayamanusia , yang tepat adalah filosofi y^g digunakan (3) Pengaturan modal dan (4) Pengaturan mesin. ' Pengaturan material mencakup hal-hal yang berhubungan dengan sistem manajemen persediaan serta sistem
informasinyai agar dicapai , sistem pengadaan material tepat waktu, tepat
jumlah, tepat bahan, dan tepat harga. Tulisan ini ingin membahas kpnsep yang
dalam proyek-proyek tersebut.. Telah kita ketahui bersama bah'wa
sistem manajeman persediaan statistik dan tradisional-sangat cocok bagi .persediaan barang jadi dan beberapa persediaan bahan baku. Yaitu, persediaan kemeja di toko eceran, persediaan besi paku di pabrik mebel yang dapat dianggap idependen terhadap permintaah lain, karena bahan 91
UNISIA NO. 13. TAHUN XIIITRIWULANII • 1992
baku akan digunakan dalam ku^titas yang 1. sama terlepas dari produk yang dihasilkan. Namun sistem ini secara tipikal terbukti tidak memadai untuk berbagai tipe bahan baku dan untuk komponen atau subkomponen yang digunakan dalam 2.
memproduksi suatu produk. Bukti kurang memadainya konsep ini ditunjukkan hasil penelitian Dr. Joseph Orlicky (1975) dan dikembangkan oleh para spesialis manajemen persediaan yang tericemuka seperti George Plossl dan Oliver Wight (1979). Hasil penelitian para spesialis ini, mencatat bahwa metode statistik beiprestasi baik untuk permintaan konstan (salah satu asumsi dalam model Economic Production Quantity). Tetapi
prestasinya sangat jelek jika penmintaan yang dihadapi bergelombang. MRP merupakan sistem yang .dirancang secara khusus untuk situasi permintaan bergelombang, yang secara tipikal karena • permintaan tersebut dependen (saling beikaitan satu sama lain).
Untuk mencapai keberhasilan dalam
Menjamin
tersedianya material,
item/komporien pada saat dibutuhkan untuk memenuhi skedul produksi induk, dan menjamin tersedianya produkjadi bagi konsumen. Menjaga tingkat persediaan pada.
kondisi yang minimum. 3. Merencanakan aktivitas pengiriman, penjadwalan dan aktivitas pembelian.. Apabila suatu kuantitas'ditetapkan untuk diproduksi, maka bahan dan
komponen atau subkomponen lainnya yang dibutuhkan dipesan, atau dibuat dan dirakit menjadi produk akhir. Produk yang dihasilkan mungkin saja independen,'^ tetapi bahan dan komponen atau subkomponen lainnya dependen.
Permintaan Independen dan Dependen Permintaan independen adalah
permintaan produkjadi yang berasal dari pelanggan yang terdapat dalam Master' Production Schedule (MPS). Dikatakan
independen, karena permintaan tak dapat
implementasi sistem MRPbukanlah tugas dihubungkan dengan mudah atau dilacak yang mudah, karena memerlukan biaya, satu sama lain. Namun kebanyakan bahan waktu dan tenaga yang cukup besar.
baku, komponen, daii sub komponen
Namun bagi manajer yang berhasil " adalah dependen terhadap permintaan. menerapkan sistem MRP akan memperoleh : investasi persediaan yang jauh lebih rendah, lead time yang lebih pendek, melesatnya tanggal pengiriman lebih kecil, dan produktivitas yang lebih linggj. MRP merupakan jawaban yang tepat bagi sistem produksi tepat pada waktunya dan merupakan sistem kontrol material yang efisien. Oleh karena itu MRP menjaga tingkat persediaan pada kondisi yang minimum dan mcnjamin lersedianya material pada saat dibutuhkan. Tujuan
barang Jadi dan subrakiian lainnya. Hal ini dikarenakan produksi dilakukan dalam Jumlah yang besar, dan Jika suatu kumpulan dipesan untuk diproduksi dalam pabrik, semua bahan dan komponen yang diperlukan untuk diproduksi dipesan pada saat yang sama, jadi merupakan suatu gelombang dalam permintaan. MRP adalah metode fundamental yang digunakan' dalam sistem manajemen persediaan material, komponen atau subkomponen lainnya. utama dari sistem MRP dapat didefinisikan Pelu dicataf bahwa permintaan sebagai berikut: dependen bukanlah satu-satunya penyebab 92
•
Zulian Yamit, Material Requirements Planning
bagi permintaan Permintaan dapat
bergelombang. _1. Perhatian pada kuahtitas pemesanan muncul dalam ekonomis (EOQ). gelomban^ jika kebiasaan pembeli'tidak Dalam situasi dimana permintaan teihadap kontinyu. MRP bukanlah suatu pemecahan bahan baku dependen, metode EOQ bagi kasus permintaan bergelombang, kurang mcmbantu. Memperoleh kuantitas kecuali permintaan itu dependen pada yang tepat pada waktu yang salah tidak sesuatu yang tepat diramalkan menyelesaikan masalah. Penentuan waktu sebelumnya. sangat penting dalam situasi. dimana Pengaruh Teknologi dalam komponen harus disediakan untuk membuat produk jadi. Manajemen Persediaan Penggunaan sistem MRP berkaiian 2. Perhatian terhadap kapan melakukan secara langsung dengan munculnya pemesanan (ROP). komputer.'Tanpa kompiiter, para manajer Penentuan melakukan pemesanan secara operasi tidak akan mampu melaksanakan khas dijawab dengan penentuan Recorder semua perhitungan dan menepati semua point (ROP). Jlka persediaan cukup untuk
jadwal dal^ melaksanakan perencanaan kebutuhan material. MRP melihat bahwa
setiap produk akhir ditentukan pada tanggal kapan produk dibutuhkan. Dari tanggal tersebut, semua item yang. diperlukan untuk membuat produk akhir ditentukan kapan tanggal penerimaan dan pemesanannya.
Kendati keselunihan ide itu sederhana,
perlu dipertimbangkan kompleksitas beroperasinya sistem MRP apabila dilakukan dengan manual. Bagi perusahaan besar yang memproduksi berbagai macam prpduk dengan ribuan
komponen pe'rantara, hanya komputerlah yang ^ dapat ' menyelesaikan pengolahannya. Hal ini bukan berarti
bahwa MRP merupakan ide revblusioner. MRP sudah berjalan lama dalam operasi manufakturing dan perakitan dengan sejumlah besar barang jadi dan menengah, karena tersedimya daya kOmputer skala, besar danrelatif niurah.
memenuhi kebutuhan selama lead time
ditambah persediaan pengaman, peme sanan
kembali
dilakukan.
Tidak .
melakukan peitimbangan kapan barang tersebut dibutuhkan. Akibatnya, barang yang diperlukan untuk enam bulan
mendatan'g dipesan sekarang jika titik pemesanan kembdi telah dicapai. Hal ini mehunjukkan kegagalan nyata dari pendekatan ROP. •3. Pemidahan pengawasan produksi dari manajemen persediaan. . Pengawasan produksi dan manajemen persediaan dipandang sebagai fungsi y^g. independen. Sebenamya kedua fungsi ini memiliki pengaruh satu sama lain. Tanpa bahan baku, komponen-komponen,
persediaan dalam proses .dan lainnya, personel pengawasan produksi tidak* memiliki apa-apa untuk dijadwal dan diawasi melalui fasilitas yang dimiliki: Karakteristik Manajemen Persediaan MRP
Karakteristik Manajemen Persediaan Tradisional
• Manajemen persediaan memiliki karakteristik sebagai berikut: ,
' Manajemen persediaan MRP memiliki karakteristik sebagai berikut: ' 1. Peihatian terhadap kapan dibutuhkan
integrasi pemikiran antara fungsi 93
UNISIA NO. 13. TAHUNXIH TRIWULAN. II • 1992
pengawasan produksi dan manajemen persediaan, mengakibatkan suatu
1. Time phasing ^ Penambahan dimensi waktu dalam status
pergeseran perhatian terhadap'kapan persediaan, yaitu membuat'hubungan yang relevan antara jumlah kebutuhan dengan waktu atau jadwal periodiknya. MRP terhadap kapan memesan. Jika manajer memerlukan'penjadwalan untuk semua operasi memiliki informasi yang balk mengenai tanggal pemesanan, maka kebutuhan pada tingkat yang lebih rendah.pemesanan dan penjadwalan komponen- Bilamana perusahaan tidak dapat komponen untuk merakit produk, menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, maka MRP merupakan masalah kapan dibutuhkan. dapat mengadakan penjadwalan kembali, 2. Periiatian terhadap prioritas pesanan Adanya kesadaran bahwa semua pesanan dengan perencanaan pesanan khusus yang di pemsahaan tidak memiliki prioritas yang berarti. , sama. Produk tertentu lebih penting 2. Status persediaan dibandingkan dengan produk yang lain. Informasi status persediaan akan Hal ini merhungkinkan penjadawalan mengungkapkan berapa jumlah yang harus dipesan untuk memenuhi kebutuhan. untuk memenuhi prioritasnya. Peritingnya status persediaan adalah untuk 3. Penundaan pengiriman pesanan Konsekuensi d'ari prioritas pesanan menjawab pertanyaan: apa yang dimiliki, menghasilkan konsep penundaan apa yang dibutuhkan, dan apa yang harus dilakukan. Filosofi status persediaan dapat pengiriman, yaitu menunda produksi atau digambaikan sebagai berikut: X = A + B dibutuhkan kelimbang perhatian langsung
pesanan terhadap item yang ' telah dijadwalkan, untuk memaksimumkan keseluruhan operasi. Kegagalan dalam menentukan prioritas dan penundaan pengiriman memberikan informasi yang
keliru pada departemen produksi dan menyebabkan dibuatnya jadwal produksi yang tidak tepat 4. Pengawasan produksi dan manajemen
C
X = jumlah yang tersedia A = jumlah persedaiaan yang dimilki (quantity on hand) B = jumlah yang sedang dipesan (quantity on order)
C = jumlah kebutuhan kotor (pesanan konsumen)
persediaan dipandang sebagai fungsi yang Jika X negatif maka ada indikasi bahwa
pesanan bam hams dilakukan, karena jumlah yang dimiliki tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan. Jika X positif maka Prinsip-Prinsip Dasar MRP ada petunjuk bahwa ada persediaan lebih MRP merupakan bagian dari yang dapat digunakan untuk memenuhi •marvajemen persediaan yang ditujukan kebutuhan yang akan datang. untuk permintaan dependen. Dimana Sistem persediaan tradisional belum terintegrasi.
kebutuhan akan komponen-komponen dipengaruhi oleh kebutuhan komponen
pada tingkat di atasnya dari struktur produk. Oleh karena itu MRP memiliki prinsip sebagai berikut: 94
dapat menjawab kapan hams dilakukan dan kapan jumlah' pesanan harus didatangkan. Karena hal ini berkaitan erat dengan kebutuhan yang hams-dipenuhi pada periode waktu tertentu. Oleh karena
Zutian Yamit, Material-Requirements Planning
itu sistem persediaan tradisional belum menambahkan dimensi waktu dalam
sistem persediaan.
yang lebih rendah. Gambar 1.2. menunjukkan secara skematis struktur
produk A yang menghasUkan BOM pada tabel I.l.
Arus Informasi dalam Sistem MRP
Struktur produk A mendefinisikan
Anis informasi dalam sistem. MRP hubungan berbagai macam item yang diilustrasikan dalam gambar 1.1. Dalam digunakan untuk melengkapi produk gambar tersebut menunjukkan tiga akhir. masukan (input) utama* dalam sistem MRP, yaitu:
1. MasterProduction Schedule (MPS) MPS mefupakan ringkasan mengenai produkjadl yangdirancang untukperiode yang akan datang berdasarkan pesanan pelanggan atau ramalan permintaan. Peilu dicatat bahwa MRP mengasumsikan pesanan yang dicatat dalam' MPS adalah
Hubungan 'parent" setiap komponen menandakan sebagai berikut:
Item A adalah parentterhadap item B dan C
.
^
.
Item B adalah parent terhadapitem D dan E
Item E adalah parentterhadap item F
pasti, kendatipun hanya merupakan
Dalam gambar tersebut, hanya item yang tidak sebagai komponen yang merupakan
ramalan..
"independen demand yaitu. produk A.
2. Bill of material (BOM) BOM digunakan untuk menentukan semua
Sedangkan item yang lain seperti B, C, D, E, dan F adalah depehden demand. item yang dipeiiukan untukmenyelesaikan • Angka-angka yang terdapat dalam .tanda produksi sesuai dengan MPS. BOM kuning menunjukkan- kuantitas yang merupakan rangkaian struktur semua diperlukan untuk perakitan. Sedangkan komponen yang digunakan untuk angka-angka yang terdapat di|sebelah kiri membuat produk jadi. Secara spesifik lingkaran menunjukkan , nomer struktur BOM tidak saja berisi koniposisi item/komponeiL komponen, tetapi juga berisi langkah Kuantitas yang diperlihatkan dalam "penyelesaian dalam pembuatan produk. BOM adalah kuantitas yang diperlukan BOM menggambarkan-sebuah.bangunan untuk marakit satu item pada level yang yang menentang suatu kondisi lebih tinggi. Sebagai contoh: item A perencanaan dalam bentuk skematis.
memerlukan 2 unit perakitan B dan 1 unit
Oleh karena MRP berorientasi pada C. Satu unit sub rakitan B dan 2 unit D produk, maka MRP tidak mungkin dapat digunakan untuk membuat subrakitan dilaksanakan tanpa adanya struktur dari tuhggal'B. Satu unit digunakan untuk BOM. MRP pada kebutuhan item tingkat membuat subrakitan tunggal E.
95
UNISIA NO. 13. TAHUN XIIITRIWULANII -1992
Level -0
Produk
pabr ik'
19
Level
IS
bel i
2
pabrik
21
201
Level' 3
81
bel i
Gambar: 1.2. Stniktur produk A
Tabel: 1.1 Bill ofmaterial produk A Nomor
komponen Komponen
Tk. 1
-
-
Tk.2
19
-
-
IS
-•
-
^1 20
KuantItas
B
C
~
D-
-
E
81
F
,
2
pabr i k
1
bel i
2
pabr i k
•3
^
1
3. Inventory master file (IMI^ Terdiri dari semua. catatan persediaan produk jadi maupun komponen atau bahan lainnya. 96
Sumber
Tk.3
pabrik bel 1
Zulian Yamit, Material Requirements Planning Demand Forecast
Oustomer order
MPS
What product
? When required?
IMF
MRP
System
BOM
s
on hand, on order,
Planned
component parts
lead time parts
schedules.
order
Change reports,
release report
exception report
Gambat; 1.1 Skemasistem MRP
periode (ii) Persediaan dimiliki sekarang Langkah-langkah Mendasar Proses MRP
(on head) (iii) Rencana peherimaan yang akan datang setiap periode. Sedangkan kebutuhan kotor dimaksudkan adalah
1. Menentukan kebutuhan bersih
jumlah
Besamya kej)utuhan bersih menipakah selisih wtara kebutuhan kotor dengan keadaan persediaan. Data yang diperlukan dalam proses perhitungan kebutuhan bersih adalah : (i) Kebutuhan kotor setiap
(independen). Untuk item/komponen yang lebih rendah, kebutuhan kotor dihitung dari item yang berada di atasnya dengan
Tabel 1.2
produk
akhir
dikalikan kelipatan tertentu sesuai dengan kebutuhan..
menunjukkan hasil perhitungan kebutuhan bersih,
1
1
1 Periode
|
1 I
1 1
.
permintaan
1 SR 1 SR 1 DH
1 .1 45 [
1 nr
I
I
1
2
40
-
-
-
45 -
-
5 -
3
-
30 35 -
6K ' Gross Requireaents
SR - Scheduled Receipts
OH 8 On Hand
NR a Net Requireaents
4
50 -
-15 15
5
—
-
-15 -
e
Total
1
30
120 30
1 I
-45
-45
j
" 30
45
1
-
97
UNISIA NO. 13. TAHUN XIIITRIWULANII -1992
quantity (FOQ) (iii) Lost for lot (LFL) (iv) Periodic order quantity (POQ) (v)
Perhitungan' kebutuhan bersih dapat diperbaiki dengan menambahkan faktor persediaan pengaman. Pengadaan persediaan pengaman hanya ditujukan untuk penmintaan independen, karena ada kemurigkinan permintaan selalu bembah dan kemungkinan kesalahan peramalan.
Metode akumulasi, dll. 3. Menentukan BOM dan kebutuhan
kotor untuk setiap item BOM ditentukan berdasarkan stmktur
produk dengan memuat informasi Nomor Persediaan pengaman untuk dan jenis komponen, jumlah kebutuhan item/komponen dapat diperlukan apabila setiap item yang berada di atasnya, dan reability proses pembuatan item sangat sumber diperolehnya item. Sedangkan kebutuhan kotor setiap item ditentukan tidak menentu. 2. Menentukan besamya pesanan yang berdasarkan rencana pemesanan (POR) item yang berada di atasnya dengan direnanakan (ukuran lot). dikalikan kelipatan tertentu sesuai dengan Penentuan besamya pesanan indivldu
didasarkan pada kebutuhan bersih baik kebutuhan. untuk permintaan independen maupun 4. Menentukan tanggal rencana pesanan Penentuan saat yang tepat untuk untuk item/komponenyang lain. Banyak altematif yang dapat digunakan melakukan rencana pemesanan, untuk menentukan ukuran lot pemesanan. dipengaruhi oleh rencana penerimaan Diantaranya: (i) Peyeimbangan antara set untuk memenuhi kebutuhan bersih dan up dengan ongkos simpan (ii) Fixedorder tenggang waktu pemesanan (lead time).
Aplikasi Sistem MRP MPS produk "A" No. 609 sebagai berikut Periode
ke
Kebut.kotor
1
-
2 ' -
3
4
5
-
-
-
&
400
7
B
-
-
9
300
10
-
11 £00 1
Bill of material produk "A" No.komponen
Komponen Tk.l
Sumber
Jml
Tk.2
' 792 823
H
1
pabr i k
I
2
bel i
Inventory master file (IMF) No.Komp.
hand
Lead
time
80
3
har i
792
100
1
har i
823
300
2
hari
Produk
98
On
A
Zulian Yamit, Material Requirements Planning
Tabel 1.3 MRP prbduk "A" No. 609 Lead time 3 hart. Per lode
10
6R
400
SR OH
300
20
BO
80
80
80
11
GOO
50
100 100
-300 -300 -250
-550
-550
-1150
HR
300
250
GOO
POP
300
250
600
POR
300
250
Koiponen 'K* No.792 Lead GR
300
5R
50
OH
100
100
NR
250
150
GR
GOO
250
150
250
Koiponen *1* No.823 300
600 600
Lead Uie 2 500
SR OH
tiie 1 hari
100 -150 -150 -150 -400 -400 -1000 -1000 -iOOO -1000 150 250 GOO
•POP POR
GOO
hari 1200
100 300
300
0
100 -400 •400
NR
POP PGR
400
•1500
400
1200
400
,1200
-IGOO -IGOO -1600 -1600
1200
Catatan: GR = Gross Requirenent SR = Schedule Receipts OK = On Hand
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kesulitan dalam Proses MRP
NR = Net Requireaent POP = Planned Order Receipts POR - Planned Order Releases
dapat digunakan. 1. Lot for lot (LFL)
Lima faktor yang mempergaruhi tingkat
2. Fixed order quantity (FOQ)
kesulitan dalam proses MRP: 1. Stniktur produk.
4. Level by level (LBL)
Semakin riimit struktur produk, akan
5.
membuat perfiitungan MRP semakin rumit
pula. Terutama untuk item yang lebih
3. Periodic orderqu^tity (POQ) Metode akumulasi
6. Part period balancing (PBB) Teknik ukuran lot merupakan salah satu
rend ah. 2. Uktiranlot.
faktor yang mempengaruhi tingkat
Menentukan ukuran lot atau jumlah pesanan optimum. Ada 6 pendekatan yang
3. Tehggang waktu (lead time) yang
kesulitan dalam MRP. beibeda
99
UNISIA NO. 13. TAHUNXIH TRIWULANII • 1992
Rumitnya masalah yang akan terasa pada dengan ditunjang ketelitian memelihara tahap penentuan kapan hams melakukan data dari berbagai parameter dan stmktur pemesanan, karena hams juga menentukan produknya. 5.- Sistem MRP mampu memperbaiki besamya lot pemesan^.
metode perencanaan dan pengendalian MRP dirancang untuk menjadi suatu persediaan dengan memperhitungkan sistem yang peka terhadap- perubahan. hubungan dari sifat barang persediaan, Baik pembahan dari luar (permintaan) sehingga berbagai asumsi yang tidak maupun pembahan dari dalam (kapasitas). realistis yang biasanya digunakah dalam . Kepekaan ini' bukannya tidak metode persediaan tradisional, dapat
4.
Pembahan kebutuhan
menimbulkah masalah.
dihilangkan.
n,
Pembahan kebutuhan produk akhir, tidak hanya berpengaruh pada rencana
DAFTAR PUSTAKA
pemesanan, namun mempemgamhi,pula . Adam, Jr. Everett E. and Ebert, Ronald penentuan jumlah kebutuhan" yang diinginkan.
J.
"Production
and
Operations
Management" Concepts, Models, and Be havior. 3rd edition, Prentice-Hall, 1986.
5. Komponen yang bersifat umum (comonality)
Adahya komponen yang bersifat umum , (dibutuhkan lebih dari satu induk item),
Dilworth, James B. "Production and Operations Management" Manufacturing and Nonmanufacturing. Fourth edition, McGraw-Hill publishing company, 1989.
Krajewski, Lee J. and Ritzman, Larry P. "Operations Managemen" Stategy and Analysis". Addison-Wesley ,.publishing komponen umum berada pada level y^g company. Inc. 1987. berbeda. Baik dalam satu stmktur produk Meredith, Jack R. and Gibbs^ Thomas E. "the management of operations", 2nd yang sama maupun pada struktur yang edition, John Wiley & Sons, 1984. berbeida. ^ .Moore, Franklin G. and Hendrick,
akan menimbulkan tingkat kesulitan. Kesulitan akan bertambah. apabila
Thomas
JCesimpulan
E.. "Production/Operations
Management". Eight edition, Richard D.
1. MRP mempakan bagian dari sistem Irwin, Inc, 1980. manajemen persediaan yang dirancang Monks, Joseph G. "Operations Manage secara" khusus untuk situasi permintaan men". Theory and Problems. Third edition, bergelombang, yang secara lipikal karena McGraw-Hll International edition, 1987. permintaan tersebut dependen pada sesuatu Biggs, James L "Production Systems" planning, analysis and control. Fourth yang dapat dirainalkan sebelumnya. edition. John Wiley & Sons,' 1987. 2. Tiga hal yang hams diketahuisebelum me'laksanakan
sistem
MRP.
(1)
Permintaan. (2) Inventory. (3^ Bill of "material: spesifikasi pemrosesan, routing, dan waktu proses.
3.vKetepatan -adalah •vital untuk keberhasilan dalam implementasi sistem MRiP.
4. Dengan bantuan komputer MRP
mempakan alat pengendalian yang efektif 100
Schroeder, Roger G. "Operations Management" Decision making in the operations function. Third edition, McGraw-Hill book company, 1989. Vonddrembse,
Mark'
A.
and
White,
Gregory P. "Operations Management" Concepts, Methods, and Strategies. West. Publishing Company, 1988) Weiss, Howard J. and Gershon, Mark E. _"Production and Operations Management", Allyn and Bacon, 1989.