MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI TUKANG PASANG WATERPROOFING
PERSIAPAN PEKERJAAN WATERPROOFING KODE UNIT KOMPETENSI: F 45 PW 02 001 01
BUKU INFORMASI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM B AD AN PEMBIN AAN KON STRUKSI PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI Jalan Sapta Taruna Raya, Komplek PU Pasar Jumat - Jakarta Selatan
2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Tukang Pasang Waterproofing
Kode Modul F 45 PW 02 001 01
KATA PENGANTAR Pengembangan sumber daya manusia di bidang jasa konstruksi bertujuan untuk meningkatkan kompetensi sesuai standar kompetensi yang dipersyaratkan dengan bidang kerjanya. Berbagai upaya ditempuh, baik melalui pendidikan formal, pelatihan secara berjenjang sampai pada tingkat pemagangan di lokasi proyek atau kombinasi antara pelatihan dan pemagangan, sehingga tenaga kerja mampu mewujudkan standar kinerja yang dipersyaratkan di tempat kerja. Untuk meningkatkan kompetensi tersebut, Pusat Pembinaan Kompetensi dan Pelatihan Konstruksi Kementerian Pekerjaan Umum yang merupakan salah satu institusi pemerintah yang ditugasi untuk melakukan pembinaan kompetensi, secara bertahap menyusun standar-standar kompetensi kerja yang diperlukan oleh masyarakat jasa konstruksi. Kegiatan penyediaan kompetensi kerja tersebut dimulai dengan analisa kompetensi dalam rangka menyusun suatu standar kompetensi kerja yang dapat digunakan untuk mengukur kompetensi tenaga kerja di bidang jasa konstruksi yang bertugas sesuai jabatan kerjanya sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang No. 18 Tahun 1999, tentang Jasa Konstruksi dan peraturan pelaksanaannya. Penyusunan Modul Pelatihan (Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi) untuk jabatan kerja Tukang Pasang Waterproofing mengacu kepada SKKNI Tukang Pasang Waterproofing, yang dalam penjabarannya kepada program pelatihan tertuang pada Kurikulum Pelatihan Berbasis Kompetensi (KPBK). Penyusunan KPBK dilakukan dengan mengindentifikasi Unit-unit Kompetensi melalui analisis terhadap Kriteria Unjuk Kerja (KUK) yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang merupakan dasar rumusan penyusunan kurikulum dan silabus pelatihan. Modul ini merupakan salah satu sarana dasar yang digunakan dalam pelatihan sebagai upaya memenuhi kompetensi standar seorang pemangku jabatan kerja seperti tersebut diatas, sehingga dimungkinkan adanya tambahan materi-materi lainnya untuk lebih meningkatkan kompetensi dari standar yang dipersyaratkan setiap jabatan kerja Penyusunan modul ini melalui beberapa tahapan diantaranya Focus Group Discusion serta Workshop yang melibatkan para nara sumber, praktisi, pemangku jabatan serta stakeholder. Dengan keterbatasan pelibatan stakeholder terkait dalam proses penyusunan modul ini, dan seiring dengan perkembangan dan dinamika teknologi konstruksi kedepan, maka tetap diupayakan penyesuaian dan perbaikan secara berkelanjutan sejalan dengan dilaksanakannya pelatihan dengan menggunakan modul ini dilapangan melalui respon peserta pelatihan, instruktur , asesor serta semua pihak. Pada kesempatan ini disampaikan banyak terimakasih kepada tim penyusun yang telah mencurahkan segala kemampuannya sehingga dapat menyelesaikan modul ini, serta semua pihak yang telah terlibat dalam penyusunan modul pelatihan ini. Jakarta
Judul Modul: Persiapan Pekerjaan Waterproofing Buku Informasi
Nopember 2012
KEPALA PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSIHalaman: 1 dari 46
Edisi: 1-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Tukang Pasang Waterproofing
Kode Modul F 45 PW 02 001 01
DAFTAR ISI Kata Pengantar ………………………………………………………………………………. 1 Daftar Isi ....................................................................................................................... 2 BAB I
PENGANTAR ................................................................................................. 3 1.1 Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) ........................... 3 1.2 Penjelasan Materi Pelatihan ................................................................. 3 1.3 Pengakuan Kompetensi Terkini ........................................................... 4 1.4 Pengertian-pengertian / Istilah .............................................................. 5
BAB II
STANDAR KOMPETENSI .............................................................................. 7 2.1 Peta Paket Pelatihan ........................................................................... 7 2.2 Pengertian Unit Standar Kompetensi .................................................... 7 2.3 Unit Kompetensi yang Dipelajari .......................................................... 8
BAB III STRATEGI DAN METODE PELATIHAN ....................................................... 12 3.1 Strategi Pelatihan ................................................................................. 12 3.2 Metode Pelatihan ................................................................................. 13 3.3 Rancangan Pembelajaran Materi Pelatihan .......................................... 13 BAB IV PERSIAPAN PEKERJAAN WATERPROOFING ........................................... 21 4.1 Umum .................................................................................................. 21 4.2 Penginterpretasian Gambar Kerja an Instruksi Kerja............................. 22 4.3 Penyiapan Peralatan dan Bahan yang Akan Digunakan di Lokasi/ Tempat Kerja ........................................................................... 33 4.4 Pembersihan Permukaan dan Bahan yang Akan Dilapisi Waterproofing ...................................................................................... 39 BAB V SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI ................................................................................................ 45 5.1 Sumber Daya Manusia ........................................................................ 45 5.2 Sumber-sumber Perpustakaan ............................................................ 45
Judul Modul: Persiapan Pekerjaan Waterproofing Buku Informasi
Edisi: 1-2012
Halaman: 2 dari 46
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Tukang Pasang Waterproofing
Kode Modul F 45 PW 02 001 01
BAB I PENGANTAR
1.1
Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) 1.1.1 Pelatihan berbasis kompetensi. Pelatihan berbasis kompetensi adalah pelatihan kerja yang menitikberatkan pada penguasaan kemampuan kerja yang mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang sesuai dengan standar kompetensi yang ditetapkan dan persyaratan di tempat kerja. 1.1.2 Kompeten ditempat kerja. Jika seseorang kompeten dalam pekerjaan tertentu, maka yang bersangkutan memiliki seluruh keterampilan, pengetahuan dan sikap kerja yang perlu untuk ditampilkan secara efektif di tempat kerja, sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
1.2
Penjelasan Materi Pelatihan 1.2.1
Desain materi pelatihan Materi Pelatihan ini didesain untuk dapat digunakan pada Pelatihan Klasikal dan Pelatihan Individual / mandiri. 1) Pelatihan klasikal adalah pelatihan yang disampaiakan oleh seorang instruktur. 2) Pelatihan individual / mandiri adalah pelatihan yang dilaksanakan oleh peserta dengan menambahkan unsur-unsur / sumber-sumber yang diperlukan dengan bantuan dari instruktur.
1.2.2 Isi Materi pelatihan 1)
Buku Informasi Buku informasi ini adalah sumber pelatihan untuk instruktur maupun peserta pelatihan.
2)
Buku Kerja Buku kerja ini harus digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencatat setiap pertanyaan dan kegiatan praktek, baik dalam Pelatihan Klasikal maupun Pelatihan Individual / mandiri. Buku ini diberikan kepada peserta pelatihan dan berisi: a. Kegiatan-kegiatan yang akan membantu peserta pelatihan untuk mempelajari dan memahami informasi. b. Kegiatan pemeriksaan yang digunakan untuk memonitor pencapaian keterampilan peserta pelatihan. c. Kegiatan penilaian untuk menilai kemampuan peserta pelatihan dalam melaksanakan praktek kerja.
Judul Modul: Persiapan Pekerjaan Waterproofing Buku Informasi
Edisi: 1-2012
Halaman: 3 dari 46
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Tukang Pasang Waterproofing
3)
Kode Modul F 45 PW 02 001 01
Buku Penilaian Buku penilaian ini digunakan oleh instruktur untuk menilai jawaban dan tanggapan peserta pelatihan pada Buku Kerja dan berisi : a. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh peserta pelatihan sebagai pernyataan keterampilan. b. Metode-metode yang disarankan dalam proses penilaian keterampilan peserta pelatihan. c. Sumber-sumber yang digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencapai keterampilan. d. Semua jawaban pada setiap pertanyaan yang diisikan pada Buku Kerja. e. Petunjuk bagi instruktur untuk menilai setiap kegiatan praktek. f. Catatan pencapaian keterampilan peserta pelatihan.
1.2.3 Penerapan materi pelatihan
1.3
1)
Pada pelatihan klasikal, kewajiban instruktur adalah: a. Menyediakan Buku Informasi yang dapat digunakan peserta pelatihan sebagai sumber pelatihan. b. Menyediakan salinan Buku Kerja kepada setiap peserta pelatihan. c. Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama dalam penyelenggaraan pelatihan. d. Memastikan setiap peserta pelatihan memberikan jawaban / tanggapan dan menuliskan hasil tugas prakteknya pada Buku Kerja.
2)
Pada Pelatihan individual / mandiri, kewajiban peserta pelatihan adalah: a. Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama pelatihan. b. Menyelesaikan setiap kegiatan yang terdapat pada Buku Kerja. c. Memberikan jawaban pada Buku Kerja. d. Mengisikan hasil tugas praktek pada Buku Kerja. e. Memiliki tanggapan-tanggapan dan hasil penilaian oleh instruktur.
Pengakuan Kompetensi Terkini 1.3.1
Pengakuan Kompetensi Terkini (Recognition of Current Competency-RCC) Jika seseorang telah memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk elemen unit kompetensi tertentu, maka yang bersangkutan dapat mengajukan pengakuan kompetensi terkini, yang berarti tidak akan dipersyaratkan untuk mengikuti pelatihan.
1.3.2. Persyaratan
Judul Modul: Persiapan Pekerjaan Waterproofing Buku Informasi
Edisi: 1-2012
Halaman: 4 dari 46
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Tukang Pasang Waterproofing
Kode Modul F 45 PW 02 001 01
Untuk mendapatkan pengakuan kompetensi terkini, seseorang harus sudah memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja, yang diperoleh melalui: 1) Bekerja dalam suatu pekerjaan yang memerlukan suatu pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang sama atau 2) Berpartisipasi dalam pelatihan yang mempelajari kompetensi yang sama atau 3) Mempunyai pengalaman lainnya yang mengajarkan pengetahuan dan keterampilan yang sama. 1.4
Pengertian-pengertian / Istilah 1.4.1 Profesi Profesi adalah suatu bidang pekerjaan yang menuntut sikap, pengetahuan serta keterampilan/keahlian kerja tertentu yang diperoleh dari proses pendidikan, pelatihan serta pengalaman kerja atau penguasaan sekumpulan kompetensi tertentu yang dituntut oleh suatu pekerjaan/jabatan. 1.4.2 Standarisasi Standardisasi adalah proses merumuskan, menerapkan suatu standar tertentu. 1.4.3
menetapkan
serta
Penilaian / Uji Kompetensi Penilaian atau Uji Kompetensi adalah proses pengumpulan bukti melalui perencanaan, pelaksanaan dan peninjauan ulang (review) penilaian serta keputusan mengenai apakah kompetensi sudah tercapai dengan membandingkan bukti-bukti yang dikumpulkan terhadap standar yang dipersyaratkan.
1.4.4 Pelatihan Pelatihan adalah proses pembelajaran yang dilaksanakan untuk mencapai suatu kompetensi tertentu dimana materi, metode dan fasilitas pelatihan serta lingkungan belajar yang ada terfokus kepada pencapaian unjuk kerja pada kompetensi yang dipelajari. 1.4.5 Kompetensi Kompetensi adalah kemampuan seseorang yang dapat terobservasi mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja dalam menyelesaikan suatu pekerjaan atau sesuai dengan standar unjuk kerja yang ditetapkan. 1.4.6 Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) KKNI adalah kerangka penjenjangan kualifikasi kompetensi yang dapat menyandingkan, menyetarakan dan mengintegrasikan antara bidang pendidikan dan bidang pelatihan kerja serta pengalaman kerja dalam rangka pemberian pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan struktur pekerjaan di berbagai sektor. Judul Modul: Persiapan Pekerjaan Waterproofing Buku Informasi
Edisi: 1-2012
Halaman: 5 dari 46
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Tukang Pasang Waterproofing
1.4.7
Kode Modul F 45 PW 02 001 01
Standar Kompetensi Standar kompetensi adalah rumusan tentang kemampuan yang harus dimiliki seseorang untuk melakukan suatu tugas atau pekerjaan yang didasari atas pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja sesuai dengan unjuk kerja yang dipersyaratkan.
1.4.8 Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) SKKNI adalah rumusan kemampuan kerja yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang relevan dengan pelaksanaan tugas dan syarat jabatan yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 1.4.9 Sertifikat Kompetensi Adalah pengakuan tertulis atas penguasaan suatu kompetensi tertentu kepada seseorang yang dinyatakan kompeten yang diberikan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi. 1.4.10 Sertifikasi Kompetensi Adalah proses penerbitan sertifikat kompetensi yang dilakukan secara sistematis dan obyektif melalui uji kompetensi yang mengacu kepada standar kompetensi nasional dan/ atau internasional.
Judul Modul: Persiapan Pekerjaan Waterproofing Buku Informasi
Edisi: 1-2012
Halaman: 6 dari 46
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Tukang Pasang Waterproofing
Kode Modul F 45 PW 02 001 01
BAB II STANDAR KOMPETENSI
2.1
Peta Paket Pelatihan Materi Pelatihan ini merupakan bagian dari Paket Pelatihan Jabatan Kerja Tukang Pasang Waterproofing yaitu sebagai representasi dari Unit Kompetensi Persiapan Pekerjaan Waterproofing - Kode Unit F 45 PW 02 001 01 sehingga untuk kualifikasi jabatan kerja tersebut diperlukan pemahaman dan kemampuan mengaplikasikan dari materi pelatihan lainnya, yaitu: Melaksanakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K-3) Melakukan Komunikasi Timbal Balik di Tempat Kerja Pekerjaan Awal Pemasangan Waterproofing Pemasangan Waterproofing Test Kebocoran Pekerjaan Waterproofing dengan Metode Penjenuhan Pori-pori Beton.
2.2
Pengertian Unit Standar Kompetensi 2.2.1 Unit Kompetensi Unit kompetensi adalah bentuk pernyataan terhadap tugas / pekerjaan yang akan dilakukan dan merupakan bagian dari keseluruhan unit komptensi yang terdapat pada standar kompetensi kerja dalam suatu jabatan kerja tertentu. 2.2.2
Unit kompetensi yang akan dipelajari Salah satu unit kompetensi yang akan dipelajari dalam paket pelatihan ini adalah “Menerapkan ketentuan keselamatan dan kesehatan kerja dan lingkungan hidup di tempat kerja”.
2.2.3
Durasi / waktu pelatihan Pada sistem pelatihan berbasis kompetensi, fokusnya ada pada pencapaian kompetensi, bukan pada lamanya waktu. Peserta yang berbeda mungkin membutuhkan waktu yang berbeda pula untuk menjadi kompeten dalam melakukan tugas tertentu.
2.2.4
Kesempatan untuk menjadi kompeten Jika peserta latih belum mencapai kompetensi pada usaha/kesempatan pertama, Instruktur akan mengatur rencana pelatihan dengan peserta latih yang bersangkutan. Rencana ini akan memberikan kesempatan kembali kepada peserta untuk meningkatkan level kompetensi sesuai dengan level yang diperlukan.
Judul Modul: Persiapan Pekerjaan Waterproofing Buku Informasi
Edisi: 1-2012
Halaman: 7 dari 46
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Tukang Pasang Waterproofing
Kode Modul F 45 PW 02 001 01
Jumlah maksimum usaha/kesempatan yang disarankan adalah 3 (tiga) kali.
2.3
Unit Kompetensi yang Dipelajari Dalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan menjadi panduan bagi peserta pelatihan atau siswa untuk dapat : mengidentifikasikan apa yang harus dikerjakan peserta pelatihan. mengidentifikasikan apa yang telah dikerjakan peserta pelatihan. memeriksa kemajuan peserta pelatihan. menyakinkan bahwa semua elemen (sub-kompetensi) dan kriteria unjuk kerja telah dimasukkan dalam pelatihan dan penilaian. 2.3.1
Judul Unit Persiapan Pekerjaan Waterproofing
2.3.2
Kode Unit
F 45 PW 02 001 01 2.3.3
Deskripsi Unit Unit ini berhubungan dengan pengetahuan, keahlian dan sikap kerja yang diperlukan untuk melakukan persiapan pekerjaan waterproofing, sebelum pemasangan bahan/ material waterproofing.
2.3.4 Kemampuan Awal Peserta pelatihan harus mempunyai pengalaman minimum 2 (dua) tahun kerja di bidang Waterproofing. Unit kompetensi yang harus dikuasai sebelumnya, meliputi: Modul F45 PW 01 001 01 Melaksanakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Modul F45 PW 01 002 01 Melakukan komunikasi timbal balik di tempat kerja. 2.3.5
Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja
ELEMEN KOMPETENSI 1. Menginterpretasikan gambar kerja dan instruksi kerja.
KRITERIA UNJUK KERJA 1.1
1.2
1.3
1.4
1.5 Judul Modul: Persiapan Pekerjaan Waterproofing Buku Informasi
Gambar kerja/detil yang telah disetujui oleh pemberi tugas, diidentifikasi dengan benar. Instruksi kerja, baik lisan maupun tulisan dari atasan langsung, diidentifikasi dengan benar. Informasi yang diperoleh dari gambar kerja dan instruksi kerja dikelompokkan sesuai kebutuhan. Kesesuaian gambar kerja dan instruksi kerja dicocokkan dengan informasi yang tertuang dalam instruksi kerja. Rencana kerja dibuat berdasarkan gambar
Edisi: 1-2012
Halaman: 8 dari 46
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Tukang Pasang Waterproofing
Kode Modul F 45 PW 02 001 01
kerja dan instruksi kerja yang dicocokkan dengan informasi diperoleh sebelumnya. 2. Menyiapkan peralatan dan bahan yang akan digunakan dilokasi/ tempat kerja.
2.1 2.2 2.3
3. Melakukan pembersihan permukaan yang akan dilapisi waterproofing.
3.1
3.2
3.3
2.3.6
telah yang
Jenis peralatan dan bahan yang akan digunakan, diidentifikasi. Jumlah peralatan dan bahan yang akan digunakan, dihitung. Peralatan dan bahan diajukan pada bagian terkait sesuai jenis dan jumlah yang dibutuhkan. Peralatan dan bahan yang dibutuhkan dalam pekerjaan pembersihan permukaan, disiapkan. Lokasi kerja yang akan dilapisi waterproofing diperiksa berdasarkan gambar kerja dan atau instruksi kerja. Pembersihan permukaan dilakukan dengan menggunakan alat sesuai kebutuhan.
BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel 1.1 Unit kompetensi ini diterapkan dalam satuan kerja individu dan atau berkelompok, pada lingkup pekerjaan sektor konstruksi utamanya pada pelaksanaan pekerjaan waterproofing. 1.2 Unit kompetensi ini berlaku dalam melakukan persiapan pekerjaan waterproofing. 1.3 Konteks variabel yang dapat mendukung atau menambah kejelasan tentang isi sejumlah elemen kompetensi pada unit kompetensi yang diperlukan dalam melaksanakan tugas, meliputi: 1.3.1 Memahami area kerja sesuai dengan gambar kerja dan instruksi kerja yang diterima. 1.3.2 Melakukan survey lokasi serta memastikan area yang akan dipasang lapisan waterproofing sudah siap, dengan memperhatikan pekerjaan-pekerjaan yang terkait sebelum pekerjaan pemasangan waterproofing telah selesai dilaksanakan. 1.3.3 Memeriksa ketersediaan sumber bahan pembantu (misalnya air) untuk melakukan pembersihan permukaan. 1.3.4 Menyiapkan peralatan dan bahan pembersih dan perataan permukaan. 1.3.5 Melakukan pembersihan permukaan yang akan di waterproofing. 2. Perlengkapan yang diperlukan 2.1 Peralatan 2.1.1 Alat pembersih permukaan 2.1.2 Alat bantu pembersih permukaan 2.2 Bahan Judul Modul: Persiapan Pekerjaan Waterproofing Buku Informasi
Edisi: 1-2012
Halaman: 9 dari 46
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Tukang Pasang Waterproofing
2.2.1 2.2.2
Kode Modul F 45 PW 02 001 01
Gamba kerja Instruksi kerja (lisan maupun tulisan)
3. Tugas yang harus dilakukan 3.1 Menginterpretasikan gambar kerja dan instruksi kerja 3.2 Menyiapkan peralatan dan bahan yang akan digunakan dilokasi/ tempat kerja 3.3 Melakukan pembersihan permukaan yang akan dilapisi waterproofing. 4. Peraturan-peraturan yang diperlukan 4.1 4.2
4.3
Peraturan perundang-undangan terkait Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Panduan yang terkait dengan penggunaan material waterproofing, yang diterbitkan oleh produsen material/ bahan waterproofing yang akan digunakan Standard Operating Procedure (SOP), yang diterbitkan perusahaan.
2.3.7 PANDUAN PENILAIAN 1. Penjelasan prosedur penilaian Unit kompetensi yang harus dikuasai sebelumnya dan yang diperlukan sebelum menguasai unit kompetensi ini serta unit-unit kompetensi yang terkait 1.1
Unit kompetensi yang harus dikuasai sebelumnya, meliputi: 1.1.1 F45 PW 01 001 01 Melaksanakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja(K3) 1.1.2 F45 PW 01 002 01 Melakukan komunikasi timbal balik di tempat kerja.
1.2
Unit kompetensi yang terkait, meliputi: 1.2.1 F45 PW 02 002 01 Melakukan pekerjaan awal pemasangan waterproofing. 1.2.2 F45 PW 02 003 01 Pemasangan waterproofing 1.2.3 F45 PW 02 004 01 Melakukan test kebocoran 1.2.4 F45 PW 03 001 01 Melakukan pekerjaan waterproofing dengan metode penjenuhan pori-pori beton.
2. Kondisi Pengujian Unit kompetensi ini harus diujikan secara konsisten pada seluruh elemen dan dilaksanakan pada situasi pekerjaan yang sebenarnya di tempat kerja atau di luar kerja secara simulasi dengan kondisi seperti tempat kerja normal dengan menggunakan kombinasi metode uji untuk mengungkap pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja sesuai dengan tuntuan standar. Metode uji antara lain: 2.1 Tes tertulis 2.2 Tes lisan/tulisan 2.3 Praktek menggunakan alat peraga/simulasi 2.4 Praktek di tempat kerja Judul Modul: Persiapan Pekerjaan Waterproofing Buku Informasi
Edisi: 1-2012
Halaman: 10 dari 46
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Tukang Pasang Waterproofing
2.5
Kode Modul F 45 PW 02 001 01
Portofolio atau metode lain yang relevan
3. Pengetahuan yang diperlukan 3.1 3.2 3.3
Gambar kerja Perhitungan kebutuhan waterproofing Peralatan kerja waterproofing
4. Keterampilan yang dibutuhkan 4.1
4.2
4.3 4.4
Melakukan identifikasi kesiapan lokasi kerja, dikaitkan dengan pekerjaan-pekerjaan yang seharusnya selesai dilakukan, sebelum dimulainya pekerjaan pemasangan waterproofing. Melaporkan kepada atasan, jika masih terdapat pekerjaan-pekerjaan lain yang harus diselesaikan pihak lain sebelum pekerjaan pemasangan waterproofing dimulai Menyesuaikan lokasi kerja dengan tata letak dan sirkulasi peralatan dari bahan yang dapat dimobilisasi dan digunakan. Menggunakan peralatan dan bahan, sesuai kondisi kerja yang sesungguhnya
5. Aspek Kritis 5.1 5.2 5.3
Ketelitian dalam memahami gambar kerja dan instruksi kerja Kecermatan dalam melakukan survey lokasi pemasangan waterproofing Kecermatan dalam mobilisasi peralatan dan bahan, sehingga tidak terjadi penempatan bahan yang menyebabkan terganggunya produktivitas kerja.
2.3.8 KOMPETENSI KUNCI
NO
KOMPETENSI KUNCI
TINGKAT
1.
Mengumpulkan, mengolah dan menganalisis informasi
1
2.
Mengomunikasikan ide dan informasi
1
3.
Merencanakan dan mngorganisasikan kegiatan
1
4.
Bekerjasama dengan orang lain dan dalam kelompok
1
5.
Menggunakan ide dan teknik matematika
1
6.
Memecahkan masalah
1
7.
Menggunakan teknologi
1
Judul Modul: Persiapan Pekerjaan Waterproofing Buku Informasi
Edisi: 1-2012
Halaman: 11 dari 46
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Tukang Pasang Waterproofing
Kode Modul F 45 PW 02 001 01
BAB III STRATEGI DAN METODE PELATIHAN
3.1
Strategi Pelatihan Belajar dalam suatu sistem pelatihan berbasis kompetensi berbeda dengan pelatihan klasikal yang diajarkan di kelas oleh instruktur. Pada sistem ini peserta pelatihan akan bertanggung jawab terhadap proses belajar secara sendiri, artinya bahwa peserta pelatihan perlu merencanakan kegiatan/proses belajar dengan Instruktur dan kemudian melaksanakannya dengan tekun sesuai dengan rencana yang telah dibuat. 3.1.1 Persiapan / perencanaan 1) Membaca bahan/materi yang telah diidentifikasi dalam setiap tahap belajar dengan tujuan mendapatkan tinjauan umum mengenai isi proses belajar yang harus diikuti. 2) Membuat catatan terhadap apa yang telah dibaca. 3) Memikirkan bagaimana pengetahuan baru yang diperoleh berhubungan dengan pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki. 4) Merencanakan aplikasi praktek pengetahuan dan keterampilan. 3.1.2 Permulaan dari proses pembelajaran 1) Mencoba mengerjakan seluruh pertanyaan dan tugas praktek yang terdapat pada tahap belajar. 2) Mereview dan meninjau materi belajar agar dapat menggabungkan pengetahuan yang telah dimiliki. 3.1.3 Pengamatan terhadap tugas praktek 1) Mengamati keterampilan praktek yang didemonstrasikan oleh instruktur atau orang yang telah berpengalaman lainnya. 2) Mengajukan pertanyaan kepada instruktur tentang kesulitan yang ditemukan selama pengamatan. 3.1.4 Implementasi 1) Menerapkan pelatihan kerja yang aman. 2) Mengamati indikator kemajuan yang telah dicapai melalui kegiatan praktek. 3) Mempraktekkan keterampilan baru yang telah diperoleh. 3.1.5 Penilaian Melaksanakan tugas penilaian untuk penyelesaian belajar peserta pelatihan
3.2
Metode Pelatihan Terdapat tiga prinsip metode belajar yang dapat digunakan. Dalam beberapa kasus, kombinasi metode belajar mungkin dapat digunakan.
Judul Modul: Persiapan Pekerjaan Waterproofing Buku Informasi
Edisi: 1-2012
Halaman: 12 dari 46
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Tukang Pasang Waterproofing
3.3
Kode Modul F 45 PW 02 001 01
3.2.1
Belajar secara mandiri Belajar secara mandiri membolehkan peserta pelatihan untuk belajar secara individual, sesuai dengan kecepatan belajarnya masing-masing. Meskipun proses belajar dilaksanakan secara bebas, peserta pelatihan disarankan untuk menemui instruktur setiap saat untuk mengkonfirmasikan kemajuan dan mengatasi kesulitan belajar.
3.2.2
Belajar berkelompok Belajar berkelompok memungkinkan peserta pelatihan untuk datang bersama secara teratur dan berpartisipasi dalam sesi belajar berkelompok. Walaupun proses belajar memiliki prinsip sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing, sesi kelompok memberikan interaksi antar peserta, instruktur dan pakar/ahli dari tempat kerja.
3.2.3
Belajar terstruktur Belajar terstruktur meliputi sesi pertemuan kelas secara formal yang dilaksanakan oleh instruktur atau ahli lainnya. Sesi belajar ini umumnya mencakup topik tertentu.
Rancangan Pembelajaran Materi Pelatihan Rancangan pembelajaran materi pelatihan bertujuan untuk melengkapi hasil analisis kebutuhan meteri pelatihan. Rancangan pembelajaran materi pelatihan memberikan informasi yang bersifat indikatif yang selanjutnya dapat dijadikan oleh instruktur sebagai pedoman dalam menyusun rencana pembelajaran (session plan) yang lebih operasional dan yang lebih bersifat strategis untuk membantu para peserta pelatihan mencapai unit kompetensi yang merupakan tugasnya sebagai instruktur.
Rancangan Pembelajaran Materi Pelatihan sebagai berikut: Unit Kompetensi
: Melakukan Persiapan Pekerjaan Waterproofing
Elemen Kompetensi 1
: Penginterpretasian gambar kerja dan instruksi kerja
No 1.1
Kriteria Unjuk Kerja/Indikator Unjuk Kerja Gambar kerja/detail yang telah disetujui oleh pemberi tugas, diidentifikasi dengan benar. 1) Dapat menguraikan dengan benar, gambar kerja/detail yang telah disetujui oleh pemberi
Tujuan Pembelajaran Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta dapat mengidentifikasi Gambar kerja/detail yang telah disetujui oleh pemberi tugas, dengan benar.
Metode Pelatihan yang Disarankan 1. Ceramah 2. Diskusi Kelompok 3. Peragaan
Judul Modul: Persiapan Pekerjaan Waterproofing Buku Informasi
Tahapan Pembelajaran
Sumber/ Referensi yang Disarankan
1. Menguraikan 1. Kebocoran & bagaimana Rembesan, mengidentifikasi Zamiel Ahmet, dengan benar, Des 2010 gambar kerja/ detail yang telah 2. Waterproofing disetujui oleh Serial Rumah, pemberi tugas. Februari 2009 2. Langkah identifikasi gambar kerja/detail yang telah disetujui oleh
Edisi: 1-2012
Jam Pelajaran Indikatif 20 menit
3. Internet.
Halaman: 13 dari 46
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Tukang Pasang Waterproofing
No
Kriteria Unjuk Kerja/Indikator Unjuk Kerja
Tujuan Pembelajaran
Kode Modul F 45 PW 02 001 01
Metode Pelatihan yang Disarankan
tugas.
1) Dapat menguraikan dengan benar, instruksi kerja, baik lisan maupun tulisan dari atasan langsung.
Pada akhir 1. Ceramah pembelajaran 2. Diskusi sesi ini, Kelompok peserta 3. Peragaan mampu mengidentifikasi instruksi kerja, baik lisan maupun tulisan dari atasan langsung, dengan benar.
3) Harus mampu mengidentifikasi instruksi kerja, baik lisan maupun tulisan dari atasan langsung dengan benar dan cermat.
Informasi yang diperoleh dari gambar kerja dan instruksi kerja dikelompokkan sesuai kebutuhan. 1) Dapat
menguraikan
1 Menguraikan 1. Kebocoran & bagaimana Rembesan, mengidentifika Zamiel Ahmet, si dengan Des 2010 benar, instruksi kerja, 2. Waterproofing baik lisan Serial Rumah, maupun Februari 2009 tulisan dari atasan 3. Internet langsung
20 menit
2.Langkah identifikasi instruksi kerja, baik lisan maupun tulisan dari atasan langsung dengan benar dan cermat
2) Mampu mengidentifikasi dengan benar, instruksi kerja, baik lisan maupun tulisan dari atasan langsung.
1.3
Jam Pelajaran Indikatif
3.Contoh pelaksanaan identifikasi dengan benar, gambar kerja/ detail yang telah disetujui oleh pemberi tugas.
3) Harus mampu mengidentifikasi gambar kerja/detail yang telah disetujui oleh pemberi tugas dengan cermat. Instruksi kerja, baik lisan maupun tulisan dari atasan langsung, diidentifikasi dengan benar.
Sumber/ Referensi yang Disarankan
pemberi tugas dengan cermat
2) Mampu mengidentifikasi dengan benar, gambar kerja/detail yang telah disetujui oleh pemberi tugas.
1.2
Tahapan Pembelajaran
3. Contoh pelaksanaan identifikasi dengan benar, instruksi kerja, baik lisan maupun tulisan dari atasan langsung. Pada akhir 1. Ceramah 1. Menguraikan pembelajaran 2. Diskusi bagaimana sesi ini, Kelompok mengelompok peserta 3. Peragaan an informasi mampu yang diperoleh mengelompok dari gambar kan informasi kerja dan yang diperoleh instruksi kerja, dari gambar sesuai
Judul Modul: Persiapan Pekerjaan Waterproofing Buku Informasi
Edisi: 1-2012
1. Kebocoran & Rembesan, Zamiel Ahmet, Des 2010
20 menit
2. Waterproofing Serial Rumah, Februari 2009
Halaman: 14 dari 46
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Tukang Pasang Waterproofing
No
Kriteria Unjuk Kerja/Indikator Unjuk Kerja informasi yang diperoleh dari gambar kerja dan instruksi kerja, sesuai kebutuhan.
Tujuan Pembelajaran
Kode Modul F 45 PW 02 001 01
Metode Pelatihan yang Disarankan
kerja dan instruksi kerja sesuai kebutuhan.
kebutuhan.
1) Dapat menguraikan kesesuaian gambar kerja dan instruksi kerja dengan informasi yang tertuang dalam instruksi kerja.
Jam Pelajaran Indikatif
3. Internet
3. Contoh pelaksanaan pengelompokan informasi yang diperoleh dari gambar kerja dan instruksi kerja, sesuai kebutuhan.
3) Harus mampu mengelompokan informasi yang diperoleh dari gambar kerja dan instruksi kerja, sesuai kebutuhan dengan benar dan cermat Kesesuaian gambar kerja dan instruksi kerja dicocokkan dengan informasi yang tertuang dalam instruksi kerja.
Sumber/ Referensi yang Disarankan
2. Langkah pengelompokan informasi yang diperoleh dari gambar kerja dan instruksi kerja, sesuai kebutuhan dengan benar dan cermat.
2) Mampu mengelompokan informasi yang diperoleh dari gambar kerja dan instruksi kerja, sesuai kebutuhan.
1.4
Tahapan Pembelajaran
Pada akhir 1. Ceramah pembelajaran 2. Diskusi sesi ini, Kelompok peserta 3. Peragaan mampu mencocokkan kesesuaian gambar kerja dan instruksi kerja dengan informasi yang tertuang dalam instruksi kerja.
2) Mampu mencocokkan kesesuaian gambar kerja dan instruksi kerja dengan informasi yang tertuang dalam instruksi kerja. 3) Harus mampu mencocokkan kesesuaian gambar kerja dan instruksi kerja Judul Modul: Persiapan Pekerjaan Waterproofing Buku Informasi
1. Menguraikan 1. Kebocoran & bagaimana Rembesan, mencocokkan Zamiel Ahmet, kesesuaian Des 2010 gambar kerja dan instruksi 2. Waterproofing kerja dengan Serial Rumah, informasi yang Februari 2009 tertuang dalam instruksi kerja. 3. Internet
15 menit
2. Langkah mencocokkan kesesuaian gambar kerja dan instruksi kerja dengan informasi yang tertuang dalam instruksi kerja dengan benar dan teliti. 3. Contoh pelaksanaan mencocokkan kesesuaian gambar kerja dan instruksi kerja dengan informasi yang tertuang dalam instruksi kerja.
Edisi: 1-2012
Halaman: 15 dari 46
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Tukang Pasang Waterproofing
No
Kriteria Unjuk Kerja/Indikator Unjuk Kerja
Tujuan Pembelajaran
Kode Modul F 45 PW 02 001 01
Metode Pelatihan yang Disarankan
Tahapan Pembelajaran
Sumber/ Referensi yang Disarankan
Jam Pelajaran Indikatif
dengan informasi yang tertuang dalam instruksi kerja dengan benar dan teliti. 1.5
Rencana kerja dibuat berdasarkan gambar kerja dan instruksi kerja yang telah dicocokkan dengan informasi yang diperoleh sebelumnya. 1) Dapat menguraikan rencana kerja yang dibuat berdasarkan gambar kerja dan instruksi kerja dengan informasi yang diperoleh sebelumnya.
Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta mampu mencocokkan rencana kerja yang dibuat berdasarkan gambar kerja dan instruksi kerja dengan informasi yang diperoleh sebelumnya.
1. Ceramah 2. Diskusi Kelompok 3. Peragaan
2) Mampu mencocokkan rencana kerja yang dibuat berdasarkan gambar kerja dan instruksi kerja dengan informasi yang diperoleh sebelumnya. 3) Harus mampu mencocokkan rencana kerja yang dibuat berdasarkan gambar kerja dan instruksi kerja dengan informasi yang diperoleh sebelumnya dengan benar dan teliti.
1. Menguraikan 1. Kebocoran & bagaimana Rembesan, mencocokkan Zamiel Ahmet, rencana kerja Des 2010 yang dibuat berdasarkan 2. Waterproofing gambar kerja Serial Rumah, dan instruksi Februari 2009 kerja dengan informasi yang 3. Internet diperoleh sebelumnya.
15 menit
2. Langkah pencocokkan rencana kerja yang dibuat berdasarkan gambar kerja dan instruksi kerja dengan informasi yang diperoleh sebelumnya dengan benar dan teliti. 3. Contoh pelaksanaan pencocokkan rencana kerja yang dibuat berdasarkan gambar kerja dan instruksi kerja dengan informasi yang diperoleh sebelumnya.
Diskusi kelompok: Dilakukan setelah selesai penjelasan dan peragaan yang mencakup seluruh materi elemen Judul Modul: Persiapan Pekerjaan Waterproofing Buku Informasi
Edisi: 1-2012
Halaman: 16 dari 46
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Tukang Pasang Waterproofing
No
Kode Modul F 45 PW 02 001 01
Metode Pelatihan Tahapan yang Pembelajaran Disarankan kompetensi “ Menginterpretasikan gambar kerja dan instruksi kerja” Kriteria Unjuk Kerja/Indikator Unjuk Kerja
Tujuan Pembelajaran
Sumber/ Referensi yang Disarankan
Jam Pelajaran Indikatif
Unit Kompetensi
: Melakukan Persiapan Pekerjaan Waterproofing
Elemen Kompetensi 2
: Penyiapan Peralatan dan bahan yang akan Digunakan di lokasi/ tempat kerja
No 2.1
Kriteria Unjuk Kerja/Indikator Unjuk Kerja Jenis peralatan dan bahan yang akan digunakan, diidentifikasi. 1) Dapat menguraikani jenis peralatan dan bahan yang akan digunakan 2) Mampu mengidentifikasi jenis peralatan dan bahan yang akan digunakan.
2.2
3) Harus mampu mengidentifikasi jenis peralatan dan bahan yang akan digunakan Jumlah peralatan dan bahan yang akan digunakan, dihitung. 1) Dapat menguraikan jumlah peralatan dan bahan yang akan digunakan.
Metode Sumber/ Pelatihan Tahapan Referensi yang Pembelajaran yang Disarankan Disarankan Pada akhir 1. Ceramah 1. Menguraikan 1. Kebocoran & Rembesan, pembelajaran 2. Diskusi bagaimana Zamiel Ahmet, sesi ini, peserta Kelompok mengidentifikasi Des 2010 dapat 3. Peragaan jenis peralatan dan mengidentifikasi bahan yang akan 2. Waterproofing jenis peralatan digunakan Serial dan bahan yang Rumah, akan digunakan 2. . Langkah Februari 2009 identifikasi jenis 3. Internet peralatan dan bahan yang akan digunakan dengan rinci dan tepat Tujuan Pembelajaran
Jam Pelajaran Indikatif 20 menit
3. Contoh pelaksanaan identifikasi jenis peralatan dan bahan yang akan digunakan.
Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta dapat menghitung jumlah peralatan dan bahan yang akan digunakan,
1. Ceramah 1 Menguraikan 2. Diskusi bagaimana Kelompok menghitung 3. Peragaan jumlah peralatan dan bahan yang akan digunakan.
2) Mampu menghitung jumlah peralatan dan bahan yang akan digunakan.
1. Kebocoran & Rembesan, Zamiel Ahmet, Des 2010
25 menit
2. Waterproofing Serial Rumah, Februari 2009
2. Langkah menghitung jumlah peralatan 3. Internet dan bahan yang akan digunakan dengan benar dan cermat 3. Contoh pelaksanaan menghitung jumlah peralatan dan bahan yang akan digunakan.
3) Harus mampu menghitung Judul Modul: Persiapan Pekerjaan Waterproofing Buku Informasi
Edisi: 1-2012
Halaman: 17 dari 46
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Tukang Pasang Waterproofing
No
Kriteria Unjuk Kerja/Indikator Unjuk Kerja
Tujuan Pembelajaran
Kode Modul F 45 PW 02 001 01
Metode Pelatihan yang Disarankan
Tahapan Pembelajaran
Sumber/ Referensi yang Disarankan
Jam Pelajaran Indikatif
jumlah peralatan dan bahan yang akan digunakan dengan benar dan cermat. 2.3
Peralatan dan bahan diajukan pada bagian terkait sesuai jenis dan jumlah yang dibutuhkan. 1) Dapat menguraikan peralatan dan bahan pada bagian terkait sesuai jenis dan jumlah yang dibutuhkan.
Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta dapat mengajukan peralatan dan bahan pada bagian terkait sesuai jenis dan jumlah yang dibutuhkan.
1. Ceramah 2. Diskusi Kelompok 3. Peragaan
2) Mampu mengajukan peralatan dan bahan pada bagian terkait sesuai jenis dan jumlah yang dibutuhkan.
1. Menguraikan bagaimana mengajukan peralatan dan bahan pada bagian terkait sesuai jenis dan jumlah yang dibutuhkan.
1. Kebocoran & Rembesan, Zamiel Ahmet, Des 2010
15 menit
2. Waterproofing Serial Rumah, Februari 2009 3. Internet
2. Langkah menghitung jumlah peralatan dan bahan yang akan digunakan dengan benar dan cermat 3. Contoh pelaksanaan menghitung jumlah peralatan dan bahan yang akan digunakan.
3) Harus mampu mengajukan peralatan dan bahan pada bagian terkait sesuai jenis dan jumlah yang dibutuhkan dengan benar. Diskusi kelompok: Dilakukan setelah selesai penjelasan dan peragaan yang mencakup seluruh materi elemen kompetensi “ Menyiapkan Peralatan dan bahan yang akan Digunakan di lokasi/ tempat kerja”
Unit Kompetensi 3
: Melakukan Persiapan Pekerjaan Waterproofing
Elemen Kompetensi 3
: Pembersihan Permukaan yang akan Dilapisi Waterproofing
No 3.1
Kriteria Unjuk Kerja/Indikator Unjuk Kerja Peralatan dan bahan yang dibutuhkan dalam pekerjaan pembersihan
Metode Tahapan Pelatihan yang Pembelajaran Disarankan Pada akhir 1. Ceramah 1. Menguraikan pembelajaran 2. Diskusi bagaimana sesi ini, peserta Kelompok menyiapkan mampu 3. Peragaan peralatan dan menyiapkan bahan yang Tujuan Pembelajaran
Judul Modul: Persiapan Pekerjaan Waterproofing Buku Informasi
Edisi: 1-2012
Sumber/ Referensi yang Disarankan 1. Kebocoran & Rembesan, Zamiel Ahmet, Des 2010
Jam Pelajaran Indikatif 2 menit
2. Waterproofing
Halaman: 18 dari 46
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Tukang Pasang Waterproofing
No
Kriteria Unjuk Kerja/Indikator Unjuk Kerja permukaan, disiapkan. 1) Dapat menguraikan peralatan dan bahan yang dibutuhkan dalam pekerjaan pembersihan permukaan.
Tujuan Pembelajaran
Metode Pelatihan yang Disarankan
peralatan dan bahan yang dibutuhkan dalam pekerjaan pembersihan permukaan.
1) Dapat menguraikan bagaimana memeriksa lokasi kerja yang akan dilapisi waterproofing berdasarkan gambar kerja dan atau instruksi kerja.
Tahapan Pembelajaran dibutuhkan dalam pekerjaan pembersihan permukaan
Sumber/ Referensi yang Disarankan
Jam Pelajaran Indikatif
Serial Rumah, Februari 2009 3. Internet
2. .Langkah penyiapan peralatan dan bahan yang dibutuhkan dalam pekerjaan pembersihan permukaan dengan benar dan cermat.
2) Mampu menyiapkan peralatan dan bahan yang dibutuhkan dalam pekerjaan pembersihan permukaan. 3) Harus mampu menyiapkan peralatan dan bahan yang dibutuhkan dalam pekerjaan pembersihan permukaan dengan benar dan cermat. 3.2 Lokasi kerja yang akan dilapisi waterproofing diperiksa berdasarkan gambar kerja dan atau instruksi kerja.
Kode Modul F 45 PW 02 001 01
3. Contoh pelaksanaan menyiapkan peralatan dan bahan yang dibutuhkan dalam pekerjaan pembersihan permukaan .
Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta mampu memeriksa lokasi kerja yang akan dilapisi waterproofing berdasarkan gambar kerja dan atau instruksi kerja.
1. Ceramah 1. Menguraikan 2. Diskusi bagaimana Kelompok memeriksa 3. Peragaan lokasi kerja yang akan dilapisi waterproofing berdasarkan gambar kerja dan atau instruksi kerja.
2) Mampu memeriksa lokasi kerja yang akan dilapisi waterproofing berdasarkan gambar kerja dan atau instruksi kerja. Judul Modul: Persiapan Pekerjaan Waterproofing Buku Informasi
1. Kebocoran & Rembesan, Zamiel Ahmet, Des 2010
15 menit
2. Waterproofing Serial Rumah, Februari 2009 3. Internet
2. Langkah pemeriksaan lokasi kerja yang akan dilapisi waterproofing berdasarkan gambar kerja dan atau instruksi kerja dengan cermat dan teliti 3. Contoh pelaksanaan memeriksa lokasi kerja yang akan dilapisi
Edisi: 1-2012
Halaman: 19 dari 46
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Tukang Pasang Waterproofing
No
3.3
Kriteria Unjuk Kerja/Indikator Unjuk Kerja 3) Harus mampu memeriksa lokasi kerja yang akan dilapisi waterproofing berdasarkan gambar kerja dan atau instruksi kerja. dengan cermat dan teliti Pembersihan permukaan dilakukan dengan menggunakan alat sesuai kebutuhan. 1) Dapat melakukan pembersihan permukaan dengan menggunakan alat sesuai kebutuhan.
Tujuan Pembelajaran
Kode Modul F 45 PW 02 001 01
Metode Pelatihan yang Disarankan
Tahapan Pembelajaran
Sumber/ Referensi yang Disarankan
Jam Pelajaran Indikatif
waterproofing berdasarkan gambar kerja dan atau instruksi kerja .
Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta mampu membersihkan permukaan dengan menggunakan alat yang sesuai dengan kebutuhan
1. Ceramah 1. Menguraikan 2. Diskusi bagaimana Kelompok melakukan 3. Peragaan pembersihan permukaan dengan menggunakan alat sesuai kebutuhan
2) Mampu melakukan pembersihan permukaan dengan menggunakan alat sesuai kebutuhan. 3) Harus mampu melakukan pembersihan permukaan dengan menggunakan alat sesuai kebutuhan dengan cermat dan teliti.
1. Kebocoran & Rembesan, Zamiel Ahmet, Des 2010
20 menit
2. Waterproofing Serial Rumah, Februari 2009 3. Internet
2 Langkah pembersihan permukaan dengan teliti dan cermat dengan menggunakan alat sesuai kebutuhan 3. Contoh pelaksanaan melakukan pembersihan permukaan dengan menggunakan alat sesuai kebutuhan
Diskusi Kelompok: Dilakukan setelah selesai penjelasan dan peragaan yang mencakup seluruh materi Elemen Kompetensi “ Melakukan Pembersihan Permukaan yang akan Dilapisi Waterproofing”
Judul Modul: Persiapan Pekerjaan Waterproofing Buku Informasi
Edisi: 1-2012
Halaman: 20 dari 46
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Tukang Pasang Waterproofing
Kode Modul F 45 PW 02 001 01
BAB IV PERSIAPAN PEKERJAAN WATERPROOFING 4.1 Umum Pada musim hujan, kita pasti menghadapi anaman kebocoran rumah. Tak peduli rumah mewah atau biasa saja, besar atau mungil, baru atau lama, air hujan selalu menghadirkan ancaman. Apalagi hujan belakangan ini tak jarang disertai angin ditambah intensitas yang luar biasa hebat. Rumah adalah tempat kita berlindung dari terpaan panas dan hujan. Sudah pasti kita menginginkan rumah tinggal yang nyaman. Apa jadinya apabila rumah itu sendiri tidak terlindungi? Ketika musim hujan tiba, masalah klasikpun muncul, yaitu rembes dan bocor dimana-mana. Jika kondisinya seperti itu, mau tidak mau, kita harus meluangkan waktu untuk ”berperang” mencegah ataupun mengatasi kebocoran.
Akibat yang ditimbulkannya selain merusak ”pemandangan”, misalnya muncul jamur, flek atau ”ompol” di dinding. Menyadari arti pentingnya rumah sebagai tempat tinggal yang juga memiliki nilai ekonomis yang tinggi, maka sudah selayaknya kita harus merawatnya dengan baik. Salah satu caranya adalah melindunginya dengan menggunakan waterproofing. Hal ini dapat diartikan dalam dua fungsi sesuai kebutuhannya, yaitu 1) melapisi agar air tidak masuk atau sebaliknya, 2) agar air tidak merembes keluar. Bahan baku waterproofing juga bermacam-macam yang masing-masing berbeda fungsi dan pengaplikasiannya, yaitu untuk dalam ruang dan luar ruang. Demikian juga kita mengenal waterproofing yang ramah lingkungan. Pencegahan terjadinya kebocoran dan rembesan pada rumah tentunya akan lebih baik daripada mengatasinya. Tetapi, kita sering kali baru mencari solusi untuk mengatasinya setelah rumah mengalami kebocoran dan rembesan. Nah, cara instan dan perbaikan cepat inilah yang akhirnya menjadikan biaya menjadi lebih mahal dan hasilnyapun tidak tahan lama. Judul Modul: Persiapan Pekerjaan Waterproofing Buku Informasi
Edisi: 1-2012
Halaman: 21 dari 46
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Tukang Pasang Waterproofing
Kode Modul F 45 PW 02 001 01
4.2 Penginterpretasian gambar kerja dan instruksi kerja Dalam menginterpretasi gambar kerja dan instruksi kerja, kita perlu mengetahui apa penyebab kebocoran yang menyebabkan air tumpah ke dalam rumah Perhatikan rancangan atau konstruksi rumah apakah keliru atau tidak. Biasanya, hal ini terkait erat dengan kemiringan atap yang kurang diperhatikan. Seharusnya, atap rumah memiliki sudut kemiringan minimal 300 supaya air dapat mengalir secara lancar. Jika sudut kemiringannya kurang dari 300 maka akan timbul masalah. Batas toleransi sudut kemiringan yang disarankan, yang paling aman bagi kemiringan atap rumah sekitar 300-400. Sebab, bila sudut kemiringannya lebih dari itu maka masalah lainpun akan timbul, yakni genting gampang melorot. .
4.2.1 Identifikasi dengan benar, gambar kerja/detail yang telah disetujui oleh pemberi tugas. Hal lain dalam mengidentifikasi dengan benar, gambar kerja yang telah disetujui oleh pemberi tugas adalah kondisi alam. Perubahan cuaca panas dan dingin secara terus menerus akan membuat material penutup rumah menjadi aus ataupun berubah. Retak-retak, sekecil apapun, bila terjadi di atap rumah, pasti akan menyeret air memasuki celah-celahnya. Jika hal ini terus dibiarkan terjadi maka air yang merembes akan merajalela dan membuat retakan membesar.
Kondisi alam lainnya yang menyebabkan kebocoran adalah tumpukan sampah dedaunan, serta segala sesuatu yang diterbangkan oleh angin da hinggap di Judul Modul: Persiapan Pekerjaan Waterproofing Buku Informasi
Edisi: 1-2012
Halaman: 22 dari 46
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Tukang Pasang Waterproofing
Kode Modul F 45 PW 02 001 01
atap rumah. Akibat sampah-sampah alamiah ini, aliran airpun menjadi terganggu dan berpotensi menetes ke dalam rumah. Lumut yang muncul di genting juga bisa menyebabkan terjadinya rembesan air. Retak-retak pada atap rumah akan segera memicu tumbuhnya lumut-lumut yang mengakibatkan aliran air tidak lancar. Nah, lumut ini biasanya menjadi problem pada rumah-rumah yang terletak di daerah lembab atau dingin.
a. Uraian bagaimana mengidentifikasi dengan benar, gambar kerja/ detail yang telah disetujui oleh pemberi tugas. Dalam mengidentifikasi dengan benar, gambar kerja/ detail lain yang telah disetujui oleh pemberi tugas adalah talang air dan nok (ridge) yang menutup sambungan antar bidang atap. Saat ini, talang air biasanya menggunakan karet vinil atau seng. Bahan tersebut tentu saja tidak elastic, padahal perubahan cuaca akan menyebabkan terjadinya pergeseran-pergeseran. Pada rumah zaman dulu, talang air dibuat dari timah yang memiliki kemampuan menyesuaikan diri dngan kondisi cuaca. Artinya, saat cuaca dingin, ia akan menyusut. Sementara itu, ketika cuaca panas, ia akan memuai tanpa kehilangan kemampuannya dalam melindungi rumah dari kebocoran. Namun, sekarang, bahan ini sudah sulit ditemukan karena dianggap terlampau mahal dan kurang ramah lingkungan.
b. Langkah identifikasi gambar kerja/detail yang telah disetujui oleh pemberi tugas dengan cermat. Langkah lain dalam identifikasi gambar kerja adalah adanya kebocoran yang disebabkan oleh kesalahan dan kecerobohan pemasangan. Pemasangan genting yang tidak rapi mengikuti larikan pada reng membuat atap memiliki rongga yang mengundang datangnya air pada musim penghujan. Pemasangan asbes yang dikunci dengan paku tak berpayung merupakan sumber malapetaka. Memasang genting wuwungan atau nok dengan semen yang seirit-iritnya pasti membuat sambungan ini memicu rembesan air ke bawah, apalagi bila bagian tersebut tidak dilapisi dengan material waterproofing.
c. Contoh pelaksanaan identifikasi dengan benar, gambar kerja/ detail yang telah disetujui oleh pemberi tugas. Sebagai contoh dalam mengidentifikasi gambar kerja/detail yang telah disetujui oleh pemberi tugas adalah dalam pemilihan material yang digunakan. Menggunakan atap lembaran, seperti asbes, semen fiber, ardex, seng anti karat, atau bitumen (aspal) berbeda pemasangannya dengan material, seperti genting tanah liat, genting beton, keramik, atau kayu sirap. Asbes memberikan toleransi kemiringan hingga kurang dari 300 karena rongga antar bidang yang terbentuk tidak sebanyak material genting. Contoh lainnya, apabila genting rumah ada yang retak, tetapi di toko material tidak mudah mencari genting dengan tipe yang sama. Untuk mengatasinya, gunakan
Judul Modul: Persiapan Pekerjaan Waterproofing Buku Informasi
Edisi: 1-2012
Halaman: 23 dari 46
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Tukang Pasang Waterproofing
Kode Modul F 45 PW 02 001 01
material waterproofing plus serat kassa. Potonglah serat kassa pada bidang genting sesuai ukuran, kemudian olesilah dengan larutan waterproof.
4.2.2 Identifikasi dengan benar, instruksi kerja, baik lisan maupun tulisan dari atasan langsung. Langkah awal dalam mengidentifikasi masalah adalah pencegahan kebocoran dan rembesan karena memerlukan biaya tambahan. Biaya tambahan inilah yang menyebabkan langkah pencegahan menjadi lebih mahal daripada quickfix. Namun , hal ini akan menjadi sepadan tatkala kita bandingkan biayanya dengan adanya kerusakan parah jika kebocoran dan rembesan sudah tidak dapat diatasi lagi. Apalagi dengan adanya kemungkinan kerugian yang akan terjadi dari akibat kebocoran dan rembesan, seperti rusaknya perabotan rumah, lukisan/foto berharga, dokumen penting, timbulnya rayap akibat kelembaban, bahkan kecelakaan yang mungkin menimpa anggota keluarga.
a. Uraian bagaimana mengidentifikasi dengan benar, instruksi kerja, baik lisan maupun tulisan dari atasan langsung. Sebagaimana artinya, waterproofing adalah pelapis kedap air. Yang perlu kita pahami dalam gambar kerja dan instruksi kerja adalah : 1) Apakah waterproofing akan digunakan di dalam atau diluar ruang ? 2) Apakah waterproofing tersebut berfungsi melapisi agar air tidak masuk atau sebaliknya, agar air tidak merembes keluar. Dalam pekembangannya, produk waterproofing ternyata tidak hanya membantu melindungi bangunan dari penetrasi air. Produk waterproofing juga membantu memantulkan panas matahari (heat insulation) sehingga turut berperan membantu menurunkan suhu di dalam bangunan. Langkah ini akan menghemat listrik, karena penggunaan AC menjadi berkurang.
b.
Langkah identifikasi instruksi kerja, baik lisan maupun tulisan dari atasan langsung dengan benar dan cermat. Dalam mengidentifikasi masalah, misalnya, atap genting rumah terlampau landai kemiringannya sehingga air masuk ke dalam rumah saat hujan deras. Untuk mengatasi hal ini, gunakan pelindung berupa aluminium foil, plastic tebal, ataupun karpet yang dipasang persis di bawah genting di atas reng. Solusi tersebut tetap bersifat sementara karena rembesan air tetap akan masuk ke dalam rumah secara perlahan, dan berpotensi merusak reng kayu dan plafon. Dalam jangka panjang, pertimbangkanlah untuk mengubah sudut kemiringan atap ataupun mengganti material atap dengan yang berbentuk lembaran.
c.
Contoh pelaksanaan identifikasi dengan benar, instruksi kerja, baik lisan maupun tulisan dari atasan langsung. Dalam pelaksanaan identifikasi, misalnya, ditemukan nok atap rumah retak sehingga air merembes dari sana. Untuk mengatasinya, kita perlu mencermati komposisi semen. Boleh jadi, komposisi semen untuk memasang nok atau wuwungan kurang baik. Oleh karena itu, cobalah lapisi lagi dengan semen cair
Judul Modul: Persiapan Pekerjaan Waterproofing Buku Informasi
Edisi: 1-2012
Halaman: 24 dari 46
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Tukang Pasang Waterproofing
Kode Modul F 45 PW 02 001 01
atau semen yang dicampur sedikit kapur untuk menghindari terjadinya retak yang berulang. Jika terjadi retak yang terlalu besar, koreklah retaknya, kemudian tamballah dengan semen. Setelah itu, lapisilah dengan material waterproof.
4.2.3 Pengelompokan informasi yang diperoleh dari gambar kerja dan instruksi kerja, sesuai kebutuhan. Dalam mengelompokkan informasi, kita perlu lebih dahulu mengetahui bahwa. Waterproofing biasanya diaplikasikan pada tempat-tempat yang rawan terjadi bocor dan rembesan air. Sebuah bangunan sejatinya memiliki banyak area yang berpotensi bocor dan rembes, yaitu pada elemen atap, dinding maupun lantai.
a.
Uraian bagaimana mengelompokan informasi yang diperoleh dari gambar kerja dan instruksi kerja, sesuai kebutuhan.
Area yang berpotensi rembes dapat dibagi menjadi tiga : a. Area bidang tegak lurus, misalnya dinding samping rumah yang terbuka (tidak bersebelahan dengan dinding tetangga) b. Area datar atau miring yang dilewati air, tetapi tidak mendapatkan air. Contohnya nok/ karpusan (sambungan atap) dan talang air. c. Area yang sangat sering tergenang air karena fungsinya, misalnya kamar mandi, area servis dan dapur. Bagaimana jika bangunan yang kita tinggali bukan bangunan baru? Mungkin sulit untuk mengetahui “sejarahnya” apakah sudah memakai waterproofing atau belum. Bisa jadi, bangunan tersebut sudah memakai waterproofing, tetapi sudah lewat masanya sehingga perlu diulang aplikasinya lagi.
Judul Modul: Persiapan Pekerjaan Waterproofing Buku Informasi
Edisi: 1-2012
Halaman: 25 dari 46
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Tukang Pasang Waterproofing
Kode Modul F 45 PW 02 001 01
Selanjutnya, dari gambar kerja dan instruksi kerja, dapat dikelompokkan kegiatan sebagai berikut : 1) 2) 3) 4) 5) 6)
b.
Mengatasi kebocoran pada atap rumah Mengatasi kerusakan pada dinding rumah Mengatasi kerusakan lantai rumah Mengatasi kerusakan dak beton rumah Mengatasi kerusakan instalasi air Pengecatan
Langkah pengelompokkan informasi yang diperoleh dari gambar kerja dan instruksi kerja, sesuai kebutuhan dengan benar dan cermat. Menguraikan langkah pengelompokkan informasi dari gambar kerja dan instruksi kerja, bertujuan sebagai berikut :
1) Meningkatkan nilai bangunan properti, karena rumah kita terhindar dari bocor dan rembesan, yang akan mengganggu estetika rumah kita. 2) Menjaga kekuatan struktur fondasi bangunan. Sebenarnya pengaruh air dalam jangka panjang juga akan berpengaruh terhadap fondasi bangunan 3) Memperpanjang umur bangunan. Biasanya, bangunan menjadi awet karena air hujan yang jatuh di atap rumah langsung dapat mengalir dan terbuang dengan baik. 4) Menciptakan kondisi rumah yang tidak lembab dan berjamur serta lebih sehat bagi seluruh anggota keluarga. Pada dasarnya, kondisi lembab akan menimbulkan bau yang tidak sedap, serta mudah menimbulkan penyakit karena jamur akan leluasa berkembang biak di sana. 5) Menjadikan rumah tampak lebih menarik, rapi, dan bersih 6) Menghadirkan kenyamanan suasana rumah lebih hangat. Sesungguhnya kelembaban yang ditimbulkan oleh kebocoran dan rembesan akan bepengaruh terhadap udara di dalam rumah yang cenderung dingin dan tidak nyaman. 7) Memungkinkan pemanfaatan setiap ruang di dalam rumah secara optimal.
c.
Contoh pelaksanaan pengelompokan informasi yang diperoleh dari gambar kerja dan instruksi kerja, sesuai kebutuhan. Gambar kerja/ detail yang telah disetujui oleh pemberi kerja tentunya dibuat setelah kita bersama pemilik bangunan melihat kondisi kerusakan di lapangan, misalnya problem yang umum terjadi pada dinding adalah “retak rambut”, selanjutnya air bisa merembes ke dalam dinding dan meninggalkan bercak noda di dinding. Selain mengganggu, rembesan air juga bisa mempengaruhi kekuatan struktur bangunan serta membuat umur pakai bangunan jadi berkurang. Jika kita amati dinding rumah dengan seksama, akan sangat besar
Judul Modul: Persiapan Pekerjaan Waterproofing Buku Informasi
Edisi: 1-2012
Halaman: 26 dari 46
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Tukang Pasang Waterproofing
Kode Modul F 45 PW 02 001 01
kemungkinan kita menemukan adanya bagian dinding yang retak. Walau hanya sehalus rambut, keretakan tersebut berpotensi membuat air dapat merembes ke dalam bangunan. Jangan abaikan ! Terlebih jika dinding yang mengalami keretakan tersebut adalah dinding luar yang terkena langsung hujan atau berdampingan dengan bak air, kolam ataupun sumber air lainnya.
4.2.4 Pencocokkan kesesuaian gambar kerja dan instruksi kerja dengan informasi yang tertuang dalam instruksi kerja. Aplikasi Waterproofing Dak beton Atap metal
Dinding luar
Area basah
External Walls
Copyright of INSERT COMPANY NAME HERE Up to two lines if required
MOST CONFIDENTIAL
Dalam mencocokkan kesesuaian gambar kerja dan instruksi kerja dengan informasi yang tertuang dalam instruksi kerja kita perlu mengetahui terlebih dahulu aplikasi Waterproofing. Aplikasi Waterproofing dapat dilakukan pada Atap metal, Atap dak beton, Dinding luar, Area basah (di kamar mandi atau kolam renang) Selain itu, sebelum melaksanakan pekerjaan Waterproofing, maka konstruksi beton “suspended” (kolam renang, kolam ikan yang menggantung di lantai 2 keatas) harus dilakukan “test rendam”. Apakah ada kebocoran atau konstruksi tersebut masih cukup kuat menahan beban rencana. Jika ada perubahan bentuk di bagian tertentu, seperti melengkungnya bidang atap, maka harus dilakukan pembongkaran dan perbaikan total di bagian tersebut. Pemeliharaan dan perawatan itu sebaiknya dilakukan secara teratur. Mengetahui kualitas genting yang kita pakai tentu akan mempermudah perawatan dan pemeliharaan atap kita. Setiap jenis penutup atap mempunyai umur kerja masing-masing. Sebaiknya, kita bertanya kepada distributor maupun pabriknya, atau, biasanya dinyatakan dalam masa garansinya. Misalnya, bila disebut Judul Modul: Persiapan Pekerjaan Waterproofing Buku Informasi
Edisi: 1-2012
Halaman: 27 dari 46
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Tukang Pasang Waterproofing
Kode Modul F 45 PW 02 001 01
bergaransi 15 tahun, berarti kita harus bersiap-siap dengan perbaikan, atau bahkan penggantian atap rumah kita saat selesai masa tersebut.
a Uraian bagaimana mencocokkan kesesuaian gambar kerja dan instruksi kerja dengan informasi yang tertuang dalam instruksi kerja. Sebelum mendapat instruksi kerja, baik lisan maupun tulisan dari atasan langsung, kita perlu mengidentifikasi terjadinya “retak rambut” pada dinding, dak beton, karpus (sambungan genteng) maupun lantai. Beberapa faktor pemicu retak rambut tersebut, adalah sebagai berikut : a. Penggunaan material bangunan dibawah standar, b. Proses pengerjaan bangunan yang tidak cermat, c. Perubahan kondisi geografis permukaan tanah. d. Proses “curing” (perendaman) beton, tidak berjalan sempurna, sehingga bagian dalam dan bagian luar beton tidak mengeras bersamaan. Untuk pertama kalinya, pada kebocoran atap rumah, sebaiknya kita memastikan terlebih dahulu penyebab terjadinya kebocoran pada atap. Sebenarnya, ada banyak hal yang menjadi penyebab kebocoran atap, namun kita lebih baik menggolongkannya menjadi dua kategori, yakni karena kesalahan dalam prosedur pembuatan dan kesalahan yang terkait hal-hal diluar dugaan. 1) Kesalahan dalam prosedur pembuatan Ada banyak jenis atap yang dipakai pada rumah. Namun, sebagian besar, sebagaimana yang bisa kita amati, menggunakan atap genting. Nah, atap genting inilah yang paling berpeluang mengalami kebocoran dan paling sulit dalam menangani pencegahannya. Daerah yang paling kebocoran adalah tempat pertemuan bidang-bidang atap. Garis pertemuan ini yang berbentuk cembung ditutup oleh jenis genting yang disebut nok atau wuwungan (ridge), sedangkan yang berbentuk cekung dilindungi oleh talang jurai (valley) yang juga berfungsi sebagai saluran air hujan. Dalam pembuatan atap di daerah itulah, kita harus memberikan perhatian lebih. Biasanya, penjual genting atau atap jenis lainnya memberikan petunjuk detail cara pemasangan nok atau talang jurai. Pasikanlah petunjuk ini dilaksanakan seperti yang dianjurkan agar pemasangannya bisa leih baik. Akan tetapi, sebelumnya yakinkanlah bahwa atap sudah dirancang dalam sudut di atas minimal. Sebab setiap jenis genting punya ”spesifikasi” kemiringan tersendiri. Pada umumnya, genting tanah liat dirancang untuk sudut sekitar 27,5-400. Besar atau kecilnya sudut tergantung pada tujuan estetika rancangan. Namun, sekali-kali janganlah ketentuan sudut minimal dilanggar. Sebab, jatuhnya tetes hujan idak selalu tegak lurus mengikuti gravitasi, tetapi lebih sering serong karena pengaruh angin. Apabila sudut tidak cukup maka dari celah-celah diantara genting inilah, air hujan akan masuk. Sedangkan celah-celah tersebut sengaja dibiarkan agar mampu mengakomodasi pemuaian dari setiap keping genting sekaligus sebagai bentuk ventilasi. Judul Modul: Persiapan Pekerjaan Waterproofing Buku Informasi
Edisi: 1-2012
Halaman: 28 dari 46
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Tukang Pasang Waterproofing
Kode Modul F 45 PW 02 001 01
Sebaliknya, jika sudut atap harus dibuat lebih esar daripada 400, maka dari setiap kepingan genting tesebut harus dipakukan ke reng yang berada tepat di bawahnya supaya tidak mudah melorot. Genting yang dirancang dan dibuat dengan baik selalu terdapat lubang paku di setiap gentingnya. 2) Kesalahan di luar dugaan. Kesalahan diluar dugaan adalah kebocoran yang terjadi lama setelah rumah selesai dibangun. Untuk pertama kalinya, kita harus menentukan letak terjadinya kebocoran. Dugaan pertama tentu ada di daerah nok. Kemudian, di daerah lainnya yang kemungkinan besar adalah genting yang pecah atau tergeser dari tempatnya sehingga menyisakan lubang yang cukup besar. Tentunya, hal ini menjadi penyebab terjadinya kebocoran. Sebenarnya, yang harus kita lakukan hanyalah mengembalikan genting yang tergeser ke posisi semula, atau menggantinya dengan genting baru manakala ada yang pecah. Namun, hal ini akan menjadi rumit jika kerusakan terjadi pada bagian nok, dan yang harus dilakukan disini adalah perbaikan sementara dan permanen. Perbaikan sementara dilakukan saat selesai hujan, dan harus dianggap perbaikan darurat karena harus ditindak lanjuti dengan perbaikan permanen dilakukan pada musim kemarau berikutnya. Perbaikan sementara bisa berupa pelapisan daerah yang bocor dengan pelapis elastis, baik yang berupa lembaran ataupun yang berbentuk cair yang diaplikasikan dengan kuas. Perbaikan permanen dimaksudkan untuk melenyapkan masalah kebocoran selamanya. Perbaikan jenis ini dilakukan pada musim kemarau karena memerlukan keadaan yang betul-betul kering dari genting atau nok, serta bagian-bagian yang bocor lainnya. Dianjurkan pula agar dikerjakan sekaligus dengan kegiatan pemeliharaan menyeluruh dari atap guna efisiensi biaya. Pemeliharaan tersebut berupa pemeriksaan posisi genting maupun pembersihan dari kotoran ataupun daun-daun kering yang tersangkut di lubang-lubang talang.Sebaiknya, pemeriksaan dan pemeliharaan itu dilakukan secara menyeluruh.
b.
Langkah pencocokkan kesesuaian gambar kerja dan instruksi kerja dengan informasi yang tertuang dalam instruksi kerja dengan benar dan teliti. Untuk lebih jelasnya, marilah kita perhatikan beberapa jenis atap dan perkiraan umur pakainya pada uraian berikut : 1) Atap Sirap Penutup atap yang terbuat dari kepingan tipis kayu ulin (eusideroxylon zwageri) ini umur kerjanya tergantung pada keadaan lingkungan, kualitas kayu besi yang digunakan, dan besarnya sudut atap. Penutup atap jenis ini bisa bertahan sekitar 25 tahun ataupun hingga selamanya. 2) Atap Genting Beton Bentuk dan ukurannya hampir sama dengan genting tanah tradisional, hanya bahan dasarnya adalah campuran semen PC dan pasir kasar, kemudian diberi lapisan tipis yang berfungsi sebagai pewarna dan kedap air.
Judul Modul: Persiapan Pekerjaan Waterproofing Buku Informasi
Edisi: 1-2012
Halaman: 29 dari 46
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Tukang Pasang Waterproofing
Kode Modul F 45 PW 02 001 01
Sebenarnya, atap ini bisa bertahan hampIr selamanya, tetapi lapisan perlindungan hanya akan bertahan sekitar 30-40 tahun. 3) Atap Seng Sebenarnya, atap ini dibuat dari lembaran baja tipis yang diberi lapisan zinc (seng) secara elektrolisis. Gunanya untuk agar menjadi tahan karat. Jadi istilah itu berasal dari bahan pelapisnya, yaitu seng. Jenis tersebut akan bertahan selama lapisan seng belum hilang (selama 30 tahunan). Setelah itu, atap akan mulai bocor apabila ada bagian yang terserang karat. 4) Atap Tanah Liat Tradisional. Atap (genting) tanah liat tradisional akan bertahan selamanya. Hanya saja, warna dan penampilan genting jenis ini akan berubah seiring dengan bertambahnya jamur yang tumbuh di badan genting. Bagi sebagian orang, genting jenis ini memperindah penampilan atap. Namun, orang yang kurang menyukai jenis tesebut, atau memang tidak sesuai dengan gaya arsitektur rumahnya, ia bisa menggunakan genting berlapis glasur. Selain melindungi dari lumut, lapisan glasur memungkinkan genting diberi warna yang juga bertahan hampir selamanya. 5) Atap Dak Beton Sebenarnya, jenis atap datar ini jarang menjadi atap utama. Atap tersebut hanya digunakan sebagai penutup bagian rumah yang sulit ditutup oleh jenis atap miring. Atap beton bisa dikatakan sebagai atap yang bebas kebocoran mengingat bentuknya yang solid. Meskipun demikian, sebaiknya atap diperiksa setelah mengalami satu kali musim hujan dan satu ali musim kemarau alias selama setahun setelah selesai dibangun untuk mendeteksi keretakan yang mungkin terjadi dan kerusakan lapisan waterproofingnya. Lapisan waterproofing ini memang harus secara periodik diperbaiki ataupun diganti.
c. Contoh pelaksanaan pencocokkan kesesuaian gambar kerja dan instruksi kerja dengan informasi yang tertuang dalam instruksi kerja. Contoh pelaksanaan pencocokkan tersebut diatas misalnya dalam penggunaan aluminium foil, benda tersebut dirancang untuk menahan panas, bukan menahan air. Terkait ini, aluminium memang dikenal mempunyai sifat-sifat penahan panas. Bagaimanapun juga, dalam menghadapi kebocoran benda tersebut memiliki kegunaan, yaitu bisa mencegah terjadinya kebocoran yang ringan. Namun pada saat yang sama, kita akan kesulitan melokalisasi kebocoran itu karena titik bocor akan berbeda denga jatuhnya air di dalam rumah. Makanya, pakailah waterproofing, serta aplikasikan cat waterproofing pada tiap sambungan secara tepat agar tidak terjadi retak rambut.
4.2.5 Pencocokkan rencana kerja yang dibuat berdasarkan gambar kerja dan instruksi kerja dengan informasi yang diperoleh sebelumnya. Dalam mencocokkan rencana kerja dengan gambar kerja perlu kita kuasai dulu bagaimana menanggulangi kebocoran atap rumah. Sesungguhnya, bila kita sama sekali tidak ingin mendapatkan gangguan dari Judul Modul: Persiapan Pekerjaan Waterproofing Buku Informasi
Edisi: 1-2012
Halaman: 30 dari 46
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Tukang Pasang Waterproofing
Kode Modul F 45 PW 02 001 01
kebocoran atap rumah, kita hanya memerlukan kiat sederhana, yakni “Sedia payung sebelum hujan” atau, bangunlah atap dengan bahan dan cara yang tepat, serta sebaik mungkin. Setelah itu, periksalah dan perbaikilah atap tersebut setiap kali menjelang musim hujan. Pemasangan berbagai komponen atap yang dilakukan secara benar dan pemilihan material yang tepat sangatlah menentukan bocor atau tidaknya sebuah atap bangunan.
a.
Uraian bagaimana mencocokkan rencana kerja yang dibuat berdasarkan gambar kerja dan instruksi kerja dengan informasi yang diperoleh sebelumnya. Untuk mencocokkan rencana kerja yang dibuat berdasarkan gambar kerja, perlu kita ketahui bagaimana menghilangkan kebocoran atau rembesan pada atap rumah, karena itu, perhatikanlah hal-hal berikut : 1) Cermatilah Sudut Kemiringan Atap Buatlah atap dengan sudut kemiringan yang tepat. Sehingga air cepat mengalir ke tanah. Sudut kemiringan yang ideal ekitar 30-400. Namun, ada pula beberapa jenis atap yag sudut kemiringannya bisa lebih landai. 2) Meminimalkan Sambungan Atap Kebocoran dapat ditimbulkan dari sambungan. Oleh karena itu, minimalkan pemakaian sambungan antar atap, seperti penggunaan karpusan/ nol, atau model atap bertumpuk. Sebab, tiap pertemuan atap berpotensi untuk bocor. Atap dengan model pelana paling ideal untuk mengurangi resiko terjadinya kebocoran. 3) Pilihlah Genting Berkualitas Genting yang kurang bagus dapat menimbulkan kebocoran. Oleh karena itu, pilihlah penutup atap (genting) yang berkualitas sehingga tidak mudah retak, yang menyebabkan air merembes ke bawah. Penutup atap kategori bagus dapat dipasang secara sempurna tanpa celah. Pilihan material atap amat beragam mulai dari keramik/tanah liat, metal. PVC, bitumen, dan lain-lain. 4) Pasanglah Talang secara Tepat Pasanglah talang untuk mengarahkan air hujan dari atap rumah. Sebaliknya, pilihlah talang dengan ukuran, kekuatan, dan pemasangan yang tepat dan benar. 5) Perhatikan Ketinggian Nok Nok atau bubungan jangan dipasang terlalu tinggi karena akan menimbulkan celah yang bisa mengundang air. Pengerjaannya harus rapi dan memakai bahan yang tidak mudah retak. Bahan bisa berupa lembaran yang tahan air, lunak dan lentur sehingga tidak akan getas. (bila getas akan retak karena cuaca). Cara ini juga membuat atap lebih bersih dan rapi, karena tidak ada lagi lelehan adukan yang kerap mengotori atap. 6) Pasanglah Material Pelapis Pasanglah material pelapis (flashing)pada bagian yang rawan bocor, seperti jurai dan pertemuan antara genting dan dinding. Syarat-syarat ideal bagi bahan pelapis ini adalah sebagai berikut: a) Tidak terdegradasi oleh air
Judul Modul: Persiapan Pekerjaan Waterproofing Buku Informasi
Edisi: 1-2012
Halaman: 31 dari 46
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Tukang Pasang Waterproofing
b) c) d) e) f)
Kode Modul F 45 PW 02 001 01
Tidak memuai pada temperatur yang tinggi Tidak menyerap air Dapat diwarnai atau dicat Bisa diaplikasikan secara langsung pada bagian yang ingin dilindungi Warna dapat disesuaikan dengan genting sehingga cocok dikombinasikan dengan material lainnya.
7) Pakailah Waterproofing Sebaiknya, aplikasikan cat waterproofing pada tiap sambungan secara benar dan tepat agar tidak terjadi retak rambut.
b. Langkah pencocokkan rencana kerja yang dibuat berdasarkan gambar kerja dan instruksi kerja dengan informasi yang diperoleh sebelumnya dengan benar dan teliti. Misalnya menguraikan langkah penanganan atap dalam pencocokan rencana kerja yang dibuat berdasarkan gambar kerja dan instruksi kerja dengan informasi sebelumnya perlu kita dalami macam-macam bentuk atap. Atap memiliki fungsi untuk melindungi rumah dari panas dan hujan. Selain Adapun berbagai macam bentuk atap adalah sebagai berikut : 1) Atap Pelana Atap pelana merupakan atap yang yang dianggap paling aman. Pemeliharaannya simple, dan mudah dideteksi jika terjadi kebocoran. Biaya pembuatannya paling murah dibandingkan bentuk atap lainnya. Atap pelana terdiri atas dua bidang miring yang ujung atasnya bertemu pada satu garis lurus. Pertemuan tersebut biasa disebut bubungan. Tepi bawah bidang atap dinamakan tepi teritis. Biasanya disinilah dipasang alang air. 2) Atap Perisai Atap perisai merupakan penyempurnaan dari bentuk atap pelana. Atap perisai terdiri atas dua bidang atap miring yang berentuk trapezium. Tepi atasnya bertemu pada satu garis (bubungan). Sedangkan dua bidang atap lainnya berbentuk segitiga dengan kemiringan yang biasanya sama. Bentuk atap ini tampak cantik seperti joglo. Namun ada pula kelemahannya, yaitu mudah bocor dan retak. Penggunaan banyak kayu sebagai sambungan pada atap perisai membutuhkan biaya yang lebih mahal daripada atap pelana. 3) Atap Sandar. Atap sandar disebut juga atap tempel. Pada umumnya atap sandar terdiri atas dua bidang atap miring. Bagian tepi atasnya bersandar atau menempel pada tembok bangunan. Rumah dengan bentuk atap sandar biasanya merupakan rumah tambahan. Misalnya penghuni rumah ingin menambah bangunan baru disamping bangunan lama. 4) Atap Datar. Atap datar mempunyai model berupa bidang datar memanjang horizontal. Atapjenis ini sering kali dipakai untuk atap teras di depan pintu masuk. Bahkan sebagian digunakan untuk membuat taman di atap rumah. Atap datar merupakan atap yang paling sulit perawatannya, terutama masalah kebocoran. Judul Modul: Persiapan Pekerjaan Waterproofing Buku Informasi
Edisi: 1-2012
Halaman: 32 dari 46
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Tukang Pasang Waterproofing
Kode Modul F 45 PW 02 001 01
Oleh karena itu pengecorannya tidak bisa sembarangan. Diperlukan biaya yang lumayan mahal. Selain itu atap datar tidak memiliki rongga ruang di bawahnya, membuat suhu udara ruangan di bawahnya terasa panas.
c.
Contoh pelaksanaan pencocokkan rencana kerja yang dibuat berdasarkan gambar kerja dan instruksi kerja dengan informasi yang diperoleh sebelumnya. Pelaksanaan pencocokkan rencana kerja yang dibuat berdasarkan gambar kerja dan instruksi kerja dengan informasi yang diperoleh sebelumnya, diambil contoh apa penyebab retak pada dinding dasar wuwungan ? Retak pada dinding dasar wuwungan bisa disebabkan hal-hal sebagai berikut : 1)
Oleh adukan semen yang tak sempurna, terlalu encer, kurang air, atau bahkan pengerjaan tukang yang ceroboh. 2) Umur adukan semen tidak boleh lebih dari dua jam. Setelah waktu itu adukan semen akan mengalami proses pengerasan. Apabila setelah dua jam adukan masih dipakai maka proses pengerasannya tak dapat sempurna. 3) Bisa juga dikarenakan adanya cekungan yang terjadi pada papan dasar wuwungan, atau kuda-kuda yang tidak kuat saat menahan beban. Masalah ini hanya dapat diselesaikan dengan cara memberi penopang untuk memperkuat kuda-kuda ataupun papan dasar wuwungan
4.3 Penyiapan Peralatan dan bahan yang akan Digunakan di lokasi/ tempat kerja Penyiapan Peralatan dan bahan yang akan Digunakan di lokasi/ tempat kerja selalu disesuaikan dengan jenis pekerjaan Waterproofing yang akan dilakukan. Peralatan yang sering digunakan adalah Kape, Pahat, Palu, Ampelas, Vacuum Cleaner, Blower, Rol, Serat Fiber, Sarung Tangan, Kuas dan Sekop. Sedangkan bahan yang diperlukan adalah Polimer Perekat Beton, Aditif/Plasticizer untuk Semen/Plesteran dan Integral Waterproofing (Concrete Admixture)
4.3.1 Identifikasi Jenis peralatan dan bahan yang akan digunakan. Identifikasi jenis peralatan dan bahan dalam pengaplikasian Waterproofing tergantung pada jenis Waterproofing yang akan diaplikasikan.
a. Menguraikan bagaimana mengidentifikasi jenis peralatan dan bahan yang akan digunakan Menguraikan bagaimana mengidentifikasi jenis peralatan dan bahan yang akan digunakan dimulai dengan pertanyaan : Apa yang menjadi penyebab utama bocornya Nok atau Wuwungan? Pada penyelesaian kebocoran pada Nok atau Wuwungan, kita perhatikan apa yang Judul Modul: Persiapan Pekerjaan Waterproofing Buku Informasi
Edisi: 1-2012
Halaman: 33 dari 46
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Tukang Pasang Waterproofing
Kode Modul F 45 PW 02 001 01
menjadi penyebab kebocoran pada Nok atau Wuwungan ? Tentu saja diawali dengan tukang yang memperbaiki atap rumah yang bocor. Ada pelajaran berharga yang bisa kita ambil dari tindakan tukang ini, yaitu memeriksa dan menyemen ulang wuwungan rumah. Disinilah biasanya rumah bocor bermula. Sebab pada wuwunganlah asal genting terpasang. Retaknya semen sambungan antara wuwungan dengan deret pertama genting adalah biang kerok terjadinya kebocoran pada musim penghujan. Oleh karena itu kita mesti mewaspadainya.
b. Langkah identifikasi jenis peralatan dan bahan yang akan digunakan dengan rinci dan tepat Langkah identifikasi jenis peralatan dan bahan yang akan digunakan dengan rinci dan tepat adalah sebagai berikut : 1) Kape, Pahat dan palu Kape adalah alat pengeruk berbentuk segitiga yang berfungsi menghilangkan kotoran yang menempel pada permukaan dinding. Pahat dan Palu digunakan untuk menghilangkan sisa material mortar yang tidak diinginkan. 2) Ampelas Ampelas adalah alat pembersih setelah kape. Jika kape sebagai sebuah alat pengeruk maka ampelas akan membantu untuk menyempurnakan pembersihan permukaan dinding dari debu dan kotoran. Ampelas juga dapat menghapus lapisan sebelumnya hingga bersih.
3) Vacuum Cleaner dan Blower Vacuum cleaner digunakan sebagai alat penyedot kotoran, debu dari sisa material yang telah dilepaskan oleh kape, ampelas dan pahat. Sedangkan Blower menyemprotkan angin untuk menghilangkan kotoran, debu tersebut diatas. 4) Rol Rol merupakan alat aplikasi berbentuk rol, yang berfungsi mengaplikasikan waterproofing. Alat tersebut lebih cepat mengaplikasikan waterproofing dibandingkan dengan kuas. Sebab, rol dapat menyerap cairan waterproofing lebih banyak ketimbang kuas, serta memiliki area pengaplikasian yang lebih luas. 5) Serat Fiber Sebaiknya kita mengaplikasikan serat fiber pada area-area yang rawan mengalami kebocoran atau keretakan. Sebab serat fiber dapat memperkuat Judul Modul: Persiapan Pekerjaan Waterproofing Buku Informasi
Edisi: 1-2012
Halaman: 34 dari 46
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Tukang Pasang Waterproofing
Kode Modul F 45 PW 02 001 01
struktur perlindungan waterproofing. 6) Sarung Tangan Sarung tangan digunakan saat aplikasi waterproofing. Sarung tangan berfungsi melindungi tangan kita agar tidak kotor dan mengalami iritasi. 7) Kuas Kuas adalah alat untuk mengaplikasikan cat ataupun waterproofing selain rol. Kuas digunakan terutama unuk sudut-sudut ataupermukaan tertentu yang sulit dijangkau dengan rol sehingga proses pengerjaannya lebih lama. Hal ini dikarenakan kuas memiliki bentuk sapuan yang sedikit, sedangkan rol biasanya lebih besar sehingga lebih banyak permukaan yang dapat dijangkau. 8) Sekop Sekop atau steel shovel termasuk salah satu alat bangunan yang sangat penting. Fungsi dan kegunaannya sangat dominan saat dilakukan penambalan dan perataan dinding bangunan. 9) Polimer Perekat Beton Polimer perekat beton merupakan polimer kimia berwarna putih susu yang bisa dilarutkan dalam air. Polimer tersebut berfungsi sebagai lapisan primer untuk mengikat struktur semen, serta adukan dan pelindung anti bocor. Polimer yang sangat efektif untuk penyambungan beton lama dan beton baru ini juga dapat dipakai dalam campuran /adukan untuk menutup ataupun memperbaiki celah dan terjadinya keretakan. 10) Aditif/Plasticizer untuk Semen/Plesteran Plasticizer adalah polimer kimia dalam bentuk bubuk putih yang berfungsi meningkatkan daya rekat, serta mengoptimalkan penguapan air dalam plesteran/acian sehingga adukan menjadi lebih kedap air, lentur, serta tidak mudah jatuh sehingga mudah dikerjakan, tidak retak, dan hemat karena bisa diaplikasikan lebih tipis dan kuat. 11) Integral Waterproofing (Concrete Admixture) Integral waterproofing adalah polimer kimia, dalam bentuk bubuk berwarna cokelat atau cairan berwarna cokelat, yang berfungsi meningkatkan kekuatan beton dan mempercepat pengerasan beton agar adukan beton menjadi kedap air dan lentur. Pengaplikasian polimer kimia ini dapat mencegah terjadinya keretakan pada beton, mempermudah pengerjaan beton, dan mengurangi penambahan air.
c. Contoh pelaksanaan identifikasi jenis peralatan dan bahan yang akan digunakan. Contoh pelaksanaan identifikasi jenis peralatan dan bahan yang akan digunakan, diambil contoh pada pelaksanaan Flintkote Ultra (ex Shell) pada area dak Atap dan balkon, langkah pertama kia amati spesifikasi materialnya sebagai berikut : Spesifikasi Material : 1. Material diimpor dari plant di Thailand dengan kantor pusat Shell di Belanda 2. Kemasan material, Drum (200 lt/drum) 3. Warna material waktu basah coklat setelah kering hitam Judul Modul: Persiapan Pekerjaan Waterproofing Buku Informasi
Edisi: 1-2012
Halaman: 35 dari 46
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Tukang Pasang Waterproofing
Kode Modul F 45 PW 02 001 01
4. Elongation at break/ daya elastis (ASTM D412) : a. Daya elastis tanpa fiber mesh > 1000 % b. Daya elastis dengan fiber mesh > 190 % 5. Fiber mesh dalam bentuk gulungan (roll) lebar 0,9 m dengan panjang 24 m 6. Material Flintkote Ultra terbuat dari SBS Modified Bitumen (Styrene Butadiene Styrene) dan Water based 7. Solid Content > 50% 8. Daya tahan terhadap panas 100 % C dan tidak meleleh saat di test bakar. 9. Water vapour transmission 9 g/m2/24 hours (ASTM E 96) 10. Tensile strength : a. Tanpa reinforced (fiber mesh) = 0,3 N/mm2 b. Dengan reinforced (fiber mesh) > 2,0 N/mm2 11. Shore A Hardness > 50 (ASTM D 2240) 12. Daya lekat ke beton 0,2 N/mm2 (ASTM D 4541) 13. Tahan terhadap air, alkohol, beberapa zat yang bersifat garam, larutan asam dan alkali. Tidak tahan terhadap minyak, solvent dan beberapa zat yang bersifat detergent. 14. Ramah lingkungan : a. Sifat material water based sehingga cukup pakai kuas/ roll dan dicampur air. b. Material tidak berbau dan tidak menyebabkan polusi udara. c. Material tidak beracun. 15. Aplikasi untuk area dak atap dan balkon. Pada area toilet tanpa penambahan mesh fiber. 16. Jika terjadi keretakan pada beton, Flintkote Ultra mempunyai kemampuan elastis sampai 2 mm.
4.3.2 Jumlah peralatan dan bahan yang akan digunakan, dihitung. Jumlah peralatan dan bahan yang akan digunakan, dihitung berdasarkan Urutan pekerjaan, sebagai berikut : 1. Persiapan Lahan 2. Pelapisan Penetrasi Primer 3. Aplikasi Bahan Waterproofing dengan Fiber Mesh 4. Test Rendam Judul Modul: Persiapan Pekerjaan Waterproofing Buku Informasi
Edisi: 1-2012
Halaman: 36 dari 46
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Tukang Pasang Waterproofing
5.
Kode Modul F 45 PW 02 001 01
Pekerjaan Screed Pelindung Waterproofing
a. Menguraikan bagaimana menghitung jumlah peralatan dan bahan yang akan digunakan. Menguraikan bagaimana menghitung jumlah peralatan dan bahan yang akan digunakan adalah dengan menguraikan pekerjaan sebagai berikut : Persiapan Lahan, sebagai berikut : 1) Permukaan beton rata, kering dan bebas dari tonjolan/cekungan dan bekas tumpukan cor – coran beton dan oli. Pembersihan lahan menggunakan air dengan alat water jet pump atau vacuum cleaner. 2) Pembuatan segitiga sudut (mortar fillet) dibuat dengan ukuran 30 x 30 mm atau disesuaikan dengan kondisi lapangan, terbuat dari campuran semen pasir 1 : 4. 3) Pipa roof drain harus sudah terpasang (keliling pipa di grouting dengan material non shrink grout) 4) Pada area parapet (waterproofing naik ke dinding) jika masih terlihat pasangan bata, direkomendasikan untuk di plester tipis sebelum di aplikasikan waterproofing agar waterproofing menempel dengan sempurna.
b. Langkah menghitung dan contoh menghitung jumlah peralatan dan bahan yang akan digunakan dengan benar dan cermat Langkah dan Contoh menghitung pada Aplikasi Flintkote Ultra dengan Fiber Mesh. 1) Pemasangan coating pertama Flintkote Ultra dengan dosis 0,75 ltr/m2, diaplikasikan dengan kuas atau hand trowel dari karet, pada ruangan terbuka dan cuaca cerah lapisan coating pertama akan mengering dalam waktu 4 – 6 jam 2) Pemasangan fiber mesh dilaksanakan pada waktu coating pertama Flintkote Ultra sudah kering. Fiber mesh dipasang dengan overlap lebar 5 cm, kemudian diikuti dengan coating kedua dosis 0,75 ltr/m2 diaplikasikan dengan arah menyilang 90° dengan coating pertama. Coating kedua akan mengering juga dalam waktu 4 -6 jam. 3) Flintkote Ultra yang telah diaplikasi dibiarkan mengering selama 24 jam sebelum di test rendam.
4.3.3 Peralatan dan bahan diajukan pada bagian terkait sesuai jenis dan jumlah yang dibutuhkan. Peralatan dan bahan diajukan pada bagian terkait sesuai jenis dan jumlah yang dibutuhkan, bisa dilihat pada pelapisan penetrasi primer Flintkote Ultra sebagai berikut : a) Material penetrasi primer terdiri dari campuran Flintkote Ultra dicampur air bersih 1 : 1 b) Penetrasi Primer diaplikasikan dengan kuas roll dengan dosis 0,15 ltr/m2 c) Dalam kondisi terbuka dan cuaca cerah primer coating akan kering dalam waktu 2 – 4 jam. d) Ketentuan tambahan : Pelapisan penetrasi primer dan waterproofing Flintkote Ultra coating pertama dilaksanakan pada hari yang sama, untuk menjamin kebersihannya. Judul Modul: Persiapan Pekerjaan Waterproofing Buku Informasi
Edisi: 1-2012
Halaman: 37 dari 46
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Tukang Pasang Waterproofing
Kode Modul F 45 PW 02 001 01
a. Menguraikan bagaimana mengajukan peralatan dan bahan pada bagian terkait sesuai jenis dan jumlah yang dibutuhkan. Menguraikan bagaimana mengajukan peralatan dan bahan pada bagian terkait sesuai jenis dan jumlah yang dibutuhkan, bisa dilihat pada aplikasi Flintkote Ultra dengan Fiber Mesh, sebagai berikut : a) Pemasangan coating pertama Flintkote Ultra dengan dosis 0,75 ltr/m2, diaplikasikan dengan kuas atau hand trowel dari karet, pada ruangan terbuka dan cuaca cerah lapisan coating pertama akan mengering dalam waktu 4 – 6 jam b) Pemasangan fiber mesh dilaksanakan pada waktu coating pertama Flintkote Ultra sudah kering. Fiber mesh dipasang dengan overlap lebar 5 cm, kemudian diikuti dengan coating kedua dosis 0,75 ltr/m2 diaplikasikan dengan arah menyilang 90° dengan coating pertama. Coating kedua akan mengering juga dalam waktu 4 -6 jam. c) Flintkote Ultra yang telah diaplikasi dibiarkan mengering selama 24 jam sebelum di test rendam.
b. Langkah dan contoh menghitung jumlah peralatan dan bahan yang akan digunakan dengan benar dan cermat Langkah dan contoh menghitung jumlah peralatan dan bahan yang akan digunakan dengan benar dan cermat bisa diambil pada Test Rendam pelaksanaan Flinkote Ultra dengan Fiber Mesh, sebagai berikut : a)
Sebelum test rendam dilaksanakan, harus dipastikan pipa drain ditutup rapat. Untuk pipa drain yang belum tersambung ke saluran pembuangan dapat ditutup dengan Dop, sedangkan yang sudah dibuat tanggulan di sekeliling pembuangan drain ditutup dengan waterproofing sheet membrane. Tanggulan dibuat dari bata dan semen
Judul Modul: Persiapan Pekerjaan Waterproofing Buku Informasi
Edisi: 1-2012
Halaman: 38 dari 46
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Tukang Pasang Waterproofing
b) c) d)
Kode Modul F 45 PW 02 001 01
Tinggi air untuk test rendam disesuaikan dengan tinggi tanggulan atau dinding parapet. Tinggi air untuk test rendam harus lebih rendah dari dinding parapet. Waktu test rendam 1 x 24 jam. Evaluasi hasil test rendam dilakukan dengan pengecekan bersama dari lantai dibawahnya, jika tidak terdapat lembab atau kebocoran, segera dapat dilakukan screed proteksi, jika terdapat kebocoran atau rembesan, dilakukan blokade area yang bocor, dikeringkan dan re-coating.
Pekerjaan Screeding pelindung Waterproofing, sebagai berikut : a) Pekerjaan screed proteksi waterproofing dapat segera dilaksanakan setelah test rendam dinyatakan berhasil. b) Screed pelindung terbuat dari campuran semen pasir 1 : 4 dengan tebal minimal ± 5 cm dengan penguat kawat ayam c) Kemiringan dari screed pelindung dibuat 1 % mengarah ke roof drain. d) Curing screed selama ± 7 hari dengan cara dibasahi air atau ditutup dengan karung basah agar tidak timbul retak rambut akibat penguapan dari beton yang terlalu cepat.
4.4 Pembersihan Permukaan yang akan Dilapisi Waterproofing Pembersihan permukaan yang akan dilapisi Waterproofing menggunakan sejumlah peralatan dan bahan yang perlu disediakan di tempat kerja. Pilihlah peralatan dan bahan yang berkualitas, kuat, fungsional dan praktis, dan disesuaikan dengan jenis pekerjaan waterproofing.
4.4.1 Penyiapan peralatan dan bahan yang dibutuhkan dalam pekerjaan pembersihan permukaan Adapun berbagai peralatan dan bahan penting yang digunakan adalah sebagai berikut : Kape, Ampelas, Rol, Serat Fiber, Sarung Tangan, Kuas, Sekop, Polimer Perekat Beton, Aditif/ Plasticizer untuk Semen/ Plesteran, Integral Waterproofing (Concrete Admixture)
a. Uraian bagaimana menyiapkan peralatan dan bahan yang dibutuhkan dalam pekerjaan pembersihan permukaan Penyiapan peralatan dan bahan yang akan digunakan dalam pekerjaan waterproofing disesuaikan dengan jenis pelaksanaan Waterproofing dan lokasi pekerjaan, baik itu peralatan untuk pembersihan lokasi kerja maupun peralatan untuk pelaksanaan waterproofing.
b. Langkah penyiapan peralatan dan bahan yang dibutuhkan dalam pekerjaan pembersihan permukaan dengan benar dan cermat. Dalam menyiapkan peralatan dan bahan yang akan digunakan,kita terlebih dahulu memeriksa semua bagian rumah, baik atap, dinding, talang, ataupun atap kita. Jangan sampai kita direpotkan dengan genting bocor, air yang merembes ke dinding, bercak-bercak pada plafond, bocor pada talang, bocor pada nok.
Judul Modul: Persiapan Pekerjaan Waterproofing Buku Informasi
Edisi: 1-2012
Halaman: 39 dari 46
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Tukang Pasang Waterproofing
Kode Modul F 45 PW 02 001 01
Bahan dan Alat yang dibutuhkan untuk mengatasi kebocoran tersebut diatas adalah sebagai berikut : 1) Kape, Pahat dan Palu yakni alat-alat pengeruk yang berfungsi menghilangkan kotoran yang menempel pada permukaan dinding, 2) Ampelas, 3) Kuas ukuran 21 2 inci atau disesuaikan dengan luas permukaan bidang, 4) Serat fiber, 5) Sarung tangan karet, 6) Polimer perekat beton dan plesteran high adhesion concrete bonding agent sebagai perekat dan lapisan primer, 7) Waterproofing eksternal satu komponen.
c. Contoh pelaksanaan penyiapan peralatan dan bahan yang dibutuhkan dalam pekerjaan pembersihan permukaan Sebagai contoh pelaksanaan penyiapan peralatan dan bahan yang digunakan, diambil contoh pengerjaan perbaikan genting yang rusak, adalah sebagai berikut : 1) Untuk membersihkan permukaan genting dari berbagai macam kotoran dan debu digunakan kape dan ampelas 2) Digunakan larutan polimer perekat beton yang sebagai lapisan awal/primer dengan perbandingan 1kg perekat : 1 kg air. Kuaskan campuran primer pada permukaan genting yang retak. 3) Selanjutnya setelah lapisan primer kering, lakukan pelapisan waterproofing eksternal. Pelapisan ini dilakukan dua kali dengan gerakan ke atas – bawah (lapisan pertama) dan kanan – kiri (lapisan ke dua). Tebal total lapisan kira-kira 2 mm. 4) Tunggulah hingga lapisan petama kering, kemudian dilanjutkan dengan lapisan Judul Modul: Persiapan Pekerjaan Waterproofing Buku Informasi
Edisi: 1-2012
Halaman: 40 dari 46
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Tukang Pasang Waterproofing
Kode Modul F 45 PW 02 001 01
kedua. 5) Takaran umum adalah 1 kg untuk 1 m2 per aplikasi, dengan pengaplikasian dua kali kuas.
4.4.2 Pemeriksaan lokasi kerja yang akan dilapisi waterproofing berdasarkan gambar kerja dan atau instruksi kerja. Dalam memeriksa lokasi kerja yang akan dilapisi waterproofing berdasarkan gambar kerja dan atau instruksi kerja maka kita perlu menguraikan langkah-langkah perbaikan masing-masing jenis kerusakan. Ada kegiatan pembersihan, lalu ada lapisan primer. Lapisan primer adalah lapisan utama yang pertama kali diaplikasikan ke bidang yang akan diberi waterproofing. Nah, komposisi campuran lapisan primer ini bisa berbeda-beda tiap merek. Ada yang harus dicampur 20% air, ada yang cukup 10%, ada juga yang tidak perlu dicampur sama sekali. Untuk lapisan kedua, komposisi campuran umumnya juga berbeda dengan lapisan primernya. Karena itu sebelum aplikasi harus dibaca seksama petunjuk/ panduan yang ada di tiap kemasan.
a. Uraian bagaimana memeriksa lokasi kerja yang akan dilapisi waterproofing berdasarkan gambar kerja dan atau instruksi kerja Dalam memeriksa lokasi kerja yang akan dilapisi waterproofing berdasarkan gambar kerja dan atau instruksi kerja, perlu dikuasai langkah-langkah pengerjaannya. Sebagai contoh langkah-langkah perbaikan wuwungan yang rusak adalah sebagai berikut : 1) Bersihkan permukaan celah retakan dari berbagai macam kotoran dan debu dengan kape dan ampelas sebelum perbaikan, 2) Perbaikilah celah retakan wuwungan dengan adukan penutup retak, yaitu semen, pasir, dan air yang sudah dicampurkan/dimodifikasi dengan polimer perekat beton, dengan perbandingan 1 kg perekat : 2 kg air, atau tergantung pada kekentalan perekatnya dan kekentalan adukan yang dikehendaki. 3) Setelah celah ditutup, larutkan polimer perekat beton yang digunakan sebagai lapisan awal/primer dengan air, dengan perbandingan campuran adalah 1 kg perekat : 1 kg air. Campuran ini dapat digunakan untuk permukaan dengan luasan sekitar 15 m2 , yang tergantung pada kekentalan perekatnya atau sesuai dengan instruksi pada kemasan produk. 4) Kuaskan pada permukaan wuwungan yang sudah diperbaiki dan permukaan wuwungan yang akan dilindungi waterproofing. 5) Tunggulah hingga lapisan awal/primer kering, kemudian lapiskan waterproofing eksternal pada permukaan yang sudah diberi lapisan primer sesuai dengan takaran instruksi pada kemasan produk.
b. Langkah pemeriksaan lokasi kerja yang akan dilapisi waterproofing berdasarkan gambar kerja dan atau instruksi kerja dengan cermat dan teliti Judul Modul: Persiapan Pekerjaan Waterproofing Buku Informasi
Edisi: 1-2012
Halaman: 41 dari 46
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Tukang Pasang Waterproofing
Kode Modul F 45 PW 02 001 01
Dalam memeriksa lokasi kerja yang akan dilapisi waterproofing berdasarkan gambar kerja dan atau instruksi kerja dengan cermat dan teliti, diambil contoh langkah pengerjaan dalam memperbaiki karpusan yang retak, sebagai berikut : 1) Bersihkanlah celah yang retak dari berbagai macam kotoran dan debu dengan kape dan ampelas, 2) Perbaikilah celah retakan dengan adukan penutup retak, 3) Setelah celah ditutup, larutkan polimer perekat beton yang digunakan sebagai lapisan awal/primer dengan air, 4) Tunggulah hingga lapisan awal/primer kering, sebelum pelapisan waterproofing. 5) Aplikasikan waterproofing eksternal pada permukaan karpusan yang sudah diberi lapisan awal/primer dengan gerakan ke atas-bawah (lapisan pertama) dan kanan-kiri (lapisan kedua). Tebal total lapisan kira-kira 2 mm. 6) Tunggulah hingga lapisan pertama kering, kemudian lanjutkan dengan lapisan kedua. 7) Takaran umum adalah 1 kg untuk 1 m2 dengan pengaplikasian dua kali kuas.
c. Contoh pelaksanaan pemeriksaan lokasi kerja yang akan dilapisi waterproofing berdasarkan gambar kerja dan atau instruksi kerja Sebagai contoh pelaksanaan pemeriksaan lokasi kerja yang akan dilapisi waterproofing berdasarkan gambar kerja dan atau instruksi kerja, diambil contoh pengerjaan perbaikan genting yang rusak, adalah sebagai berikut : a) Bersihkan permukaan genting dari berbagai macam kotoran dan debu dengan kape dan ampelas sebelum pengaplikasian lapisa awal/primer, b) Larutkan polimer perekat beton yang digunakan sebagai lapisan awal/primer dengan 1kg perekat : 1 kg air. Campuran yang berwarna putih ini dapat digunakan untuk permukaan dengan luasan sekitar 15 m2 tergantung pada kekentalan perekatnya atau sesuai dengan instruksi pada kemasan produk. c) Kuaskan campuran primer pada permukaan genting yang retak. d) Tunggulah hingga lapisan primer kering, kemudian lindungi celah retak pada genting dengan melapisi waterproofing eksternal. Pelapisan ini dilakukan dua kali dengan gerakan ke atas – bawah (lapisan pertama) dan kanan – kiri (lapisan ke dua). Tebal total lapisan kira-kira 2 mm. e) Tunggulah hingga lapisan petama kering, kemudian dilanjutkan dengan lapisan kedua. f) Takaran umum adalah 1 kg untuk 1 m2 dengan pengaplikasian dua kali kuas.
4.4.3 Pembersihan permukaan dengan menggunakan alat sesuai kebutuhan. Agar pembersihan permukaan dengan menggunakan alat sesuai kebutuhan, kita perlu mempelajari bagian bangunan dan fungsinya terlebih dahulu, sebagai contoh “dinding dan apa fungsinya”. Sehingga kita bisa menguraikan solusi apabila terjadi permasalahan dengan fungsinya tersebut. Dinding adalah bagian dari bangunan yang berfungsi : 1) sebagai pemisah antara ruangan bagian luar dengan ruangan dalam, 2) melindungi penghuninya dari pengaruh perubahan cuaca, 3) penyokong atap, Judul Modul: Persiapan Pekerjaan Waterproofing Buku Informasi
Edisi: 1-2012
Halaman: 42 dari 46
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Tukang Pasang Waterproofing
Kode Modul F 45 PW 02 001 01
4) pembatas ruangan satu dengan ruangan lainnya, 5) penahan dari panas matahari, menahan tiupan angin dari luar rumah, serta menghindari gangguan binatang.
a.
Uraian bagaimana melakukan pembersihan menggunakan alat sesuai kebutuhan
permukaan
dengan
Dalam menguraikan bagaimana melakukan pembersihan permukaan dengan menggunakan alat sesuai kebutuhan, kita perlu mengetahui permasalahan dan solusinya, contoh berbagai macam permasalahan dinding beserta solusinya adalah sebagai berikut : 1) Dinding Retak Renggang Sebenarnya secara struktural hal ini bukanlah masalah besar, hanya saja kita jadi risih melihatnya. Ruangan interior rumah kita menjadi tidak sempurna lagi. Penyebabnya pun bermacam-macam, mulai dari proses pembuatan yang terburu-buru hingga campuran material semen dan pasir yang tidak sesuai. Lantas bagaimana solusinya? Apakah dinding tersebut perlu dibongkar? Sebenarnya, dinding itu tidak perlu dibongkar. Kita hanya perlu melakukan tips dibawah ini. Namun yang perlu diingat adalah retak yang terjadi bukanlah karena ketidak seimbangan struktur. Jika terjadi ketidakseimbangan struktur, biasanya retak pada dinding semakin lama semakin lebar, bahkan terjadi retakan ula antara dinding dengan lantai. Adapun tips yang bisa diterapkan untuk menutup retak dinding (bukan retak struktur) dan bergelombang ialah menggunakan campuran mowilex alcaplast dan mowilex alcabond. Komposisi bahan-bahan pencampurannya adalah dengan perbandingan mowilex alcaplast sebanyak 5 kg, mowilex alcabond sebanyak 1 kg, air secukupnya, yakni sekitar 2 liter, serta mowilex wall sealer water base Pencampuran mowilex alcaplat dan mowilex alcabond adalah sebagai berikut : 1) Mowilex alcabond sebanyak 1 kg diencerkan terlebih dahulu dengan air secukupnya. 2) Masukkan mowilex alcaplast sedikit demi sedikit hingga 5 kg, kemudian aduklah rata sampai adukan liat. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal gunakan pengaduk atau mixer, 3) Tunggulah sampai kering (minimal 7 hari), 4) Berilah 1 lapis mowilex wall sealer water base. Agar memperoleh hasil yang optimal, biarkan selama 24 jam. 5) Cat ulang dinding dengan cat interior berkualitas baik, serta sesuaikan dengan warna sebelumnya.
b. Langkah pembersihan permukaan dengan teliti dan cermat dengan menggunakan alat sesuai kebutuhan. Pada dasarnya langkah pembersihan permukaan dengan teliti dan cermat dengan menggunakan alat sesuai kebutuhan harus sesuai dengan penyebab kerusakannya, sebagai contoh pada dinding retak renggang. Pada dasarnya, retak tidak hanya Judul Modul: Persiapan Pekerjaan Waterproofing Buku Informasi
Edisi: 1-2012
Halaman: 43 dari 46
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Tukang Pasang Waterproofing
Kode Modul F 45 PW 02 001 01
disebabkan oleh ketidakseimbangan struktur, yang dapat merusak dinding, namun boleh jadi retak dikarenakan hal-hal sebagai berikut : 1) Kualitas beton dinding basement yang buruk, 2) Tebal plesteran dan acian yang tidak sempurna Sehingga dinding mudah retak karena beban terpusat, penyusutan, pemuaian kusen kayu, dan faktor alam. Adapun solusi yang dapat dilakukan manakala terjadi kerusakan yang disebabkan oleh hal-hal tersebut sehingga menimbulkan retak renggang pada dinding, adalah sebagai berikut : 1) Injection (grouting), memasukkan bahan yang bersifat encer ke dalam celah atau retakan pada beton, kemudian di-injection dengan tekanan sampai terlihat pada lubang atau celah lain telah terisi atau mengalir keluar. 2) Epoxy injection, menyapkan cairan kimia khusus yang sifatnya mengikat dan cepat kering (epoxy), selanjutnya suntikkan (grouting) pada daeah retakan. 3) Mengganti plesteran yang lama dengan yang baru.
c. Contoh pelaksanaan melakukan pembersihan permukaan dengan menggunakan alat sesuai kebutuhan Contoh pelaksanaan yang diambil adalah dalam mengatasi Retak Rambut Kita tentu pernah melihat sebuah rumah yang baru ditempati, namun dindingnya sudah mengalami retak rambut. Sebenarnya, hal ini memang bukanlah masalah besar, namun tentunya mengurangi nilai estetika. Dinding terlihat kotor dan tidak rapi. Retak rambut terjadi karena bahan acian yang tidak homogen dan campuran yang tidak konsisten sehingga dapat mengurangi daya rekat bahan acian tersebut terhadap plesteran yang ada di belakangnya. Biasanya, kita dapat mengatasinya dengan cara membuang lapisan acian tersebut, kemudian menambalkannya kembali. Namun, jika bahan yang digunakan untuk menambal ternyata campurannya tidak homogen, mungkin terjadi retak rambut lagi. Oleh karena itu, kita mesti mempraktikkan cara praktis untuk memperbaiki retak rambut dengan hasil yang berkualitas, sebagai berikut : 1) Keroklah lapisan acian yang mengalami retak rambut. 2) Bersihkan pemukaan bidang yang akan diaci dari kotoran, minyak, karat maupun lumut yang dapat mengurangi daya rekat adukan. 3) Apabila permukaan dinding yang akan diaci dalam keadaan kering, sebaiknya dibasahi dulu secara merata. 4) Ambillah semen instan khusus secukupnya, kemudian masukkan ke dalam ember. 5) Campurkan air sesuai petunjuk pada kemasan, lalu aduklah dengan rata. 6) Acian pun siap digunakan untuk mencegah retak rambut pada permukaan plesteran dan beton. 7) Setelah acian kering (sekitar 7 hari), permukaan dinding dapat langsung dicat tanpa harus diplamir lagi.
Judul Modul: Persiapan Pekerjaan Waterproofing Buku Informasi
Edisi: 1-2012
Halaman: 44 dari 46
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Tukang Pasang Waterproofing
Kode Modul F 45 PW 02 001 01
BAB V SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI 5.1
Sumber Daya Manusia 5.1.1
Instruktur Instruktur dipilih karena dia telah berpengalaman. Peran instruktur adalah untuk : 1) Membantu peserta untuk merencanakan proses belajar. 2) Membimbing peserta melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam tahap belajar. 3) Membantu peserta untuk memahami konsep dan praktek baru dan untuk menjawab pertanyaan peserta mengenai proses belajar. 4) Membantu peserta untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan lain yang diperlukan untuk belajar. 5) Mengorganisir kegiatan belajar kelompok jika diperlukan. 6) Merencanakan seorang ahli dari tempat kerja untuk membantu jika diperlukan.
5.1.2 Penilai Penilai melaksanakan program pelatihan terstruktur untuk penilaian di tempat kerja. Penilai akan : 1) Melaksanakan penilaian apabila peserta telah siap dan merencanakan proses belajar dan penilaian selanjutnya dengan peserta. 2) Menjelaskan kepada peserta mengenai bagian yang perlu untuk diperbaiki dan merundingkan rencana pelatihan selanjutnya dengan peserta. 3) Mencatat pencapaian / perolehan peserta. 5.1.3 Teman kerja / sesama peserta pelatihan Teman kerja /sesama peserta pelatihan juga merupakan sumber dukungan dan bantuan. Peserta juga dapat mendiskusikan proses belajar dengan mereka. Pendekatan ini akan menjadi suatu yang berharga dalam membangun semangat tim dalam lingkungan belajar/kerja dan dapat meningkatkan pengalaman belajar peserta. 5.2
Sumber-sumber Kepustakaan ( Buku Informasi ) 5.2.1 Sumber pustaka penunjang pelatihan
Judul Modul: Persiapan Pekerjaan Waterproofing Buku Informasi
Edisi: 1-2012
Halaman: 45 dari 46
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Tukang Pasang Waterproofing
Kode Modul F 45 PW 02 001 01
Pengertian sumber-sumber adalah material yang menjadi pendukung proses pembelajaran ketika peserta pelatihan sedang menggunakan materi pelatihan ini. Sumber-sumber tersebut dapat meliputi : Buku referensi (text book) Lembar kerja Gambar Contoh tugas kerja Ada beberapa sumber yang disebutkan dalam pedoman belajar ini untuk membantu peserta pelatihan mencapai unjuk kerja yang tercakup pada suatu unit kompetensi. Prinsip-prinsip dalam pelatihan Berbasis Kompetensi mendorong kefleksibilitasan dari penggunaan sumber-sumber yang terbaik dalam suatu unit kompetensi tertentu, dengan mengijinkan peserta untuk menggunakan sumber-sumber alternatif lain yang lebih baik atau jika ternyata sumber-sumber yang direkomendasikan dalam pedoman belajar ini tidak tersedia/tidak ada.
5.2.2 Sumber-sumber bacaan yang dapat digunakan: Judul
Pengarang Penerbit Tahun terbit Judul
: Tips Murah dan Praktis Mengatasi Ragam Gangguan Kebocoran dan Rembesan pada Rumah Anda : Zamiel Ahmet : Flash Books, Yogyakarta : 2010
Penulis Penerbit Tahun terbit
: Buku Pintar Mencegah & Mengatasi Kebocoran & Rembes : Johnwei Muljono : Trans Media Pustaka, Jakarta : 2010
Judul Penulis Penerbit Tahun terbit
: : : :
Serial Rumah. WATERPROOFING Made Adhi Gunadi PT Gramedia, Jakarta 2009
Judul Penulis Penerbit Tahun terbit
: : : :
36 Tips Mencegah & Mengatasi Kebocoran Gatut Susanta Griya Kreasi, Depok 2009
Judul Modul: Persiapan Pekerjaan Waterproofing Buku Informasi
Edisi: 1-2012
Halaman: 46 dari 46