Prosidina Temu I'eknis Nasional 1 - enaga Funesional Pertanian 2005
PEMANFAATAN JERAMI PADI FERMENTASI (JPF) SEBAGAI PAKAN PENGGEMUKAN SAPI PO DI KECAMATAN BANYU RESMI KABUPATEN GARUT Htt .~~ : tu :
R
f)t-.NNV l "t
Balni Penelitran 7~ ; it kf'OBnx ._'2! Bogor 16002
RI ;SGK A S . Suatu kajian teknologi pakan ternak telah dilakukan di Kecamatan Banvu Resmi Kabupaten Garut . vaitu mengenai teknologi fermentasi pada jerami padi dengan menggunakan Bio Starter . Jerami fermentasi telah diuji coba untuk penggemukan sapi P .O selarna 4 bulan di Kecamatan Bansu Resmi Kabupaten Garut . Pada percobaan dilakukan suplemetasi dengan pemberian dedak sebesar 1 .5 :%a dari MIl i . Hasil percobaan adalah pencapaian PUB rata-rata 0 .804 Kg.hari dengan jumlah rata-rata konsumsi jerami fermentasi sebesar 5 .388 kg/hari dan suplementasi dedak scbamuk 4 .25 kg/hariPersentase karkas rata-rata adalah 49 .587 °a Pada daerah-- hrcrah %an,, memiliki luas areal pesawahan . sangat berpeluang untuk pengembangan ternak potong . Den-an mcnutnftuukan teknologi fermentasi, jerami padi sang melimpah merupakan cadangan pakan selarna musirn kemarau pads prriodc penggemukan . Kata Kunci : Sapi P .O . Jerami Padi . Fermentasi . Pakan I crnak . Prnogemukan PENDAHUL .UAN Ketersediaan pakan ternak selarna periode penggemukan pada ternak sapi potong, memerlukan perencanaan yang serius terutama dalam menghadapi musim kemarau . Panjangnya musim kernarau dibeberapa daerah, membuat peternak kesulitan untuk mendapatkan rumput . Untuk memenuhi kebutuhan pakan ternak maka bahan yang diberikan seadanya sehingga kualitas ternak yang dihasilkan mengalami penurunan . Alternatif yang harus dilakukan adalah mengoptimalkan pemanfaatan limbah peranian yang melimpah seperti jerami padi . Pemanfaatan jerami padi sebagai pakan ternak masih sangat rendah yaitu berkisar antara 34 - 39%, sedangkan sisanya dibakar atau dikembalikan ketanah sebagai kompos (Sariubang, dkk ., 2000) . Ketersediaan jerami padi pada masa panen, merupakan peluang untuk diupayakan penyimpanannya dan sebagai cadangan pakan selama musim kemarau . Karakteristik jerami padi ditandai dengan kandungan serat kasar, lignin dan silika yang tinggi sedangkan komponen-komponen lain yang diperlukan seperti nitrogen, kalsium dan pospor sangat rendah (Thalib,A dkk, 1995) . Permasalahan pada pemanfaatan jerami padi, adalah rendahnya nilai gizi dan koefisien cerna jerami padi yang merupakan faktor pembatas dalam penggunaannya selain palatabilitas yang rendah . Ketersediaan limbah jerami padi pada saat musim panen, dapat diawetkan dan disimpan melalui proses fermentasi . Dengan proses fermentasi selain untuk pengawetan juga dapat ditingkatkan nilai gizinya dan juga untuk meningkatkan kecernaan pakan sekalioous meningkatkan palabilitasnya . Proses fermentasi dapat dilakukan dengan beberapa metode, salah satunya dengan menggunakan Bio Starter . Fermentasi dengan Bio Starter merupakan proses termentasi aerob yang mudah dilakukan oleh peternak .
TUJUAN PENULISAN Makalah ini ditulis dalam upaya melakukan diseminasi pembuatan jerami padi fermentasi (JPF), dan pemanfaatannya sebagai pakan penggemukan pada sapi P .O dengan suplementasi dedak .
26
Prosiding Temu Teknis Nasional Tenaga Fungsional Pertanian 2005
MATERI DAN METODA A . Fermentasi Jerami Padi Dengan Bio Starter 1 . Proses pembuatan larutan bio starter Larutan Bio Starter adalah, larutan yang akan digunakan dalam proses fermentasi jerami padi yang merupakan campuran berbagai bahan (Tabel I ) Tabel 1 . Bahan untuk pembuatan Bio Starter . Bahan Jamur Trichoderma sp Air bersih non kaporit Za , 1 .5 kg TSP KCL Tepung Beras Mollasis/tetes
Volume I liter 100 liter 6 ons 6 ons I kg 2 kg
2 . Cara pembuatan Semua bahan dimasukan dalam drum dan diaduk sampai rata . Dengan pompa sirkulasi, larutan terus menerus diaduk selama 3 hari dan larutan siap digunakan . Bio starter yang telah dicampur harus segera digunakan, oleh karena itu pembuatan larutan bio stater harus disesuaikan dengan kebutuhan .
Gambar 1 . Tumpukan jerami padi yang belum dimanfaatkan (Sumber : Publikasi elektronik Puslitbang Peternakan Bogor)
3 . Proses fermentasi pada jerami padi Pada waktu panen segera kumpulkan jerami padi yang baru dipanen dari sawah, lalu dimasukan kegudang yang terlindung dari panas dan hujan dan dilakukan pemisahan antara jerami kering ; jerami segar ; jerami layu dan jerami basah . Jerami yang telah terendam air atau yang telah diinjak-injak oleh itik, sebaiknya tidak digunakan karena akan cepat lapuk dan tumbuh jamur lain yang beracun . Setelah dipisahkan berdasarkan kondisi jerami padi, kemudian disusun dengan ketebalan 20-30 cm . Proses selanjutnya tumpukan jerami disiram atau disemprot dengan larutan bio starter . Kemudian diatasnya disusun lagi jerami dengan ketebalan yang sama dan disemprot kembali dengan larutan bio starter . Ketinggian atau ketebalan lapisan jerami dapat mencapai 2,5 meter dari dasar gudang . Dosis larutan yang disemprot tergantung dengan kondisi jerami yang akan disemprot yaitu sebagai berikut (Tabel 2) . 27
Prosiding Temu Teknis Nasional Tenaga Fungsional Pertanian 2005
MATERI DAN METODA A . Fermentasi Jerami Padi Dengan Bio Starter 1 . Proses pembuatan larutan bio starter Larutan Bio Starter adalah, larutan yang akan digunakan dalam proses fermentasi jerami padi yang merupakan campuran berbagai bahan (label I) Tabel 1 . Bahan untuk pembuatan Bio Starter . Bahan Jamur Trichoderma sp Air bersih non kaporit Za , 1 .5 kg TSP KCL Tepung Beras Mollasis/tetes
Volume I liter 100 liter 6 ons 6 ons I kg 2 kg
2. Cara pembuatan Semua bahan dimasukan dalam drum dan diaduk sampai rata . Dengan pompa sirkulasi, larutan terus menerus diaduk selama 3 hari dan larutan siap digunakan . Bio starter yang telah dicampur harus segera digunakan, oleh karena itu pembuatan larutan bio stater harus disesuaikan dengan kebutuhan .
Gambar 1 . Tumpukan jerami padi yang belum dimanfaatkan (Sumber : Publikasi elektronik Puslitbang Peternakan Bogor)
3 . Proses fermentasi pada jerami padi Pada waktu panen segera kumpulkan jerami padi yang baru dipanen dari sawah, lalu dimasukan kegudang yang terlindung dari panas dan hujan dan dilakukan pemisahan antara jerami kering ; jerami segar ; jerami layu dan jerami basah . Jerami yang telah terendam air atau yang telah diinjak-injak oleh itik, sebaiknya tidak digunakan karena akan cepat lapuk dan tumbuh jamur lain yang beracun . Setelah dipisahkan berdasarkan kondisi jerami padi, kemudian disusun dengan ketebalan 20-30 cm . Proses selanjutnya tumpukan jerami disiram atau disemprot dengan larutan bio starter . Kemudian diatasnya disusun lagi jerami dengan ketebalan yang sama dan disemprot kembali dengan larutan bio starter . Ketinggian atau ketebalan lapisan jerami dapat mencapai 2,5 meter dari dasar gudang . Dosis larutan yang disemprot tergantung dengan kondisi jerami yang akan disemprot yaitu sebagai berikut (label 2) . 27
Prosiding Temu Teknis Nasional Tenaga Fungsional Pertanian 2005
Tabel 2 . Dosis larutan bio starter dengan jerami padi Kondisi Jerami padi Jerami padi Jerami padi Jerami padi
jerami segar layu kering basah
I I I 1
Air 5 Liter 7,5 Liter 10 Liter 5 Liter
Larutan stater Liter Liter Liter Liter
Berat Jerami/Lapisan 100 Kg 100 Kg 100 Kg 100 Kg
Setelah melalui proses fermentasi dengan Bio Starter, kandungan nutrien jerarni padi meningkat tajam dan layak diberikan pada ternak untuk penggemukan (label 3) . label 3 . Kandurigan nutrien jerami padi segar dan jerami fermentasi . Nutrien
Jerami segar (%)
Jerami Fermentasi (%) 9,975 1,950 9,70 9,089 2,460 66,65
Kadar Air 6,750 19,750 Abu Serat Kasar 27,300 4,002 Protein Kasar Lemak 1,12 BETN 40,19 Sumber :1lasil An a Iisa Balitsa (2001) B . Uji Coba Pemanfaatan JPF
Suatu kajian pemanfaatan jerami padi fermetasi dengan bio starter, untuk pakan penggemukan sapi .O telah dilakukan di Kecamatan Banyu Resmi Kabupaten Garut yang bekerja sama dengan Balai P Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Barat . Percobaan dilakukan selama 4 bulan, mulai tanggal 15 Juni 2001 sampai dengan 15 Oktober 2001 . Uji coba pemanfaatan jerami padi fermentasi (JPF), menggunakan 9 ekor sapi P .O dengan berat awal rata-rata 232,5 kg . Sebagai pakan selama penggemukan diberikan JPF yang disuplementasi dengan dedak sebanyak 1,5 % dari BBH . Pada suplementasi dedak ditambahkan air dan garam bekas ikan tongkol . Penimbangan bobot ternak dilakukan pada awal percobaan, kemudian dilakukan setiap bulan . Jumlah konsumsi jerami padi fermentasi dicatat rataannya yaitu jumlah kumulatif setiap bulan dikurangi residu dan dirata-rata . HASIL DAN PEMBAHASAN 1 . Jerami Padi Fermentasi Lama proses fermentasi jerami padi adalah 21 hari, pada hari ke 21 maka jerami siap digunakan sebagai pakan ternak . Proses fermentasi yang baik pada jerami padi adalah selama proses tidak menimbulkan panas, jika timbul panas maka hasil fermentasi akan kurang baik . Ciri-ciri jerami yang berkualitas baik adalah memiliki bentuk seperti dalam keadaan segar, memiliki tekstur yang lunak, warna coklat kekuningkuningan dan memiki aroma bau yang khas . Lama penyimpanan jerami padi fermentasi jika proses fermentasi dilakukan dengan baik, jerami fermetasi dapat bertahan selama satu tahun dengan warna, bau yang khas dan tetap disukai ternak . 2 . Uji coba pemanfaatan JPF pada pengemukan sapi PO a . Pertambahan Bobot Badan Tabel 4 . Rata-Rata Bobot Badan dan Pertambahan Bobot Badan Sapi PO Rata-rata (kg) BB
Awal
232,5
28
B13 I
P13B
15 .luli
Harian
252,33
0 .661
BB 11 15
Ags
277,6
PBB
BB III
Harian
15
Sept
0,842
302,5
PBB
BB IV
PBB
Harian
15 Okt
Harian
0 .83
329,35
0,895
Prosiding Temu Teknis Nasional Tenaga Fungsional Pertanian 2005
Pada Tabel 4 terlihat rata-rata PBB sapi PO pada bulan pertama kenaikannya belum terlalu baik yaitu sebesar 0 .661 kg/hari, hal ini disebabkan pada bulan pertama merupakan waktu penyesuaian pakan karena jumkah konsumsi JPF terlihat masih sangat rendah (lihat Tabel 5) . Rata-rata PBB bulan kedua terjadi peningkatan yang cukup balk yaitu 0,842 kg/hari, pada bulan kedua ternak sapi telah terbiasa mengkonsumsi JPF . Kenaikan PBB sangat nyata pada bulan keempat, hal ini diikuti oleh kanaikan konsumsi jerami fermentasi . b . Konsumsi pakan harian Tabel 5 . Rata-rata konsumsi pakan harian, jerami padi fermentasi dan dedak Jenis pakan (Kg)
Bin ke I
Bin ke 2
Bulan ke 3
Bin ke 4
Jerami Padi Fermentasi (JPF)
3,42
5,38
6,31
7,20
Dedak
3,50
4,0
4,50
5,0
Kenaikan konsumsi dari JPF, menunjukan bahwa palatabiiitas dari dari JPF cukup baik artinya JPF sangat disukai oleh ternak . Dari pencapaian PBB yang cukup balk, menunjukan bahwa kecernaan dari JPF cukup balk dan dapat dipertirnbangkan sebagai pakan penggemukan . Tabel 6 . Rata-rata PBB harian Sapi PO, konsumsi JPF dan dedak (4 Bulan)
selama fase penggemukan
Rata-Rata(Kg) BB Awal 232,5
Konsumsi Harian
PBB Harian
BB Akhir 329,35
JPF 5,577
0,807
Dedak 4,25
Rata-rata PBB harian selama periode penggemukan sapi PO dalah sebesar 0 .807 kg/hari . Data karkas yang didapat sangat bias, karena terdapat perbedaan pada karkas dari rumah potong' dengan karkas pada pemotongan sendiri . Pada pemotongan di rumah potong perolehan karkas Iebih rendah dari pada yang dipotong sendiri . Tabel 7 . Prosentase karkas sapi PO yang diberi pakan JPF BBH Sapi PO (Kg) 345 365 305 Rata-rata
Berat Karkas (Kg)
Persentase karkas (%)
171 173 158
49,56 47,40 51,8 49,59
Keterangan Dipotong dirumah potong Dipotong dirumah potong Dipotong sendiri
Dari hasil pengamatan pada pemotongan di rumah potong, terdapat banyak kehiiangan daging dibandingkan dengan pemotongan sendiri . Pada Tabel 7 rata-rata karkas adalah 49,59 %, dan persentase karkas tersebut dapat dikoreksi melalui cara pengkarkasan yang benar . Jika konsumsi rata-rata JPF adalah 5,577 kg/hari yang setara dengan 30 -35 kg jerami segar, maka kebutuhan JPF perekor selarna fase penggemukan (120 hari) adalah 666,84 kg atau setara dengan 3,5 ton jerami segar . Satu hektar sawah dapat menghasilkan ± 10-12 Ton jerami padi, maka jumkah ternak yang dapat dihidupi adalah 3 ekor sapi potong selama periode penggemukan .
29
Prosiding Temu Teknis Nasional Tenaga Fungsional Pertanian 2005
Gambar 2 . Pemberian jerami padi fermentasi (Sumber Leaflet BPTP JABAR,2002) KESIMPULAN
a.
b.
c. d.
Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : Jerami padi fermentasi (JPF) yang berkualitas baik adalah memiliki bentuk seperti dalam keadaan segar yaitu memiliki tekstur yang lunak, warna coklat kekuning-kuningan dan memiki aroma bau yang khas . Masa simpan JPF yang berkualitas baik dapat bertahan 6 bulan s .d 12 bulan . Pemberian JPF dengan suplementasi dedak padi sebanyak 1,5 % dari BBH di Kecamatan Banyu Resmi Kabupaten Garut, dapat menghasilkan pertambahan bobot badan (PBB) rata-rata 0,804 kg/hari, jumlah konsumsi JPF rata-rata 5,557 kg/hari dan suplementasai dedak rata-rata 4,25 kg/hari dengan prosentase karkas rata-rata sebesar 49,9 % . Pada daerah-daerah dengan areal pesawahan yang luas, sangat berpeluang untuk pengembangan usaha sapi potong karena ketersedian jerami menjamin tercukupinya kebutuhan pakan selama musim kemarau . Satu hektar sawah dapat menghasilkan jerami padi berkisar 10-12 Ton, yang dapat memenuhi kebutuhan 3 ekor sapi selama periode penggemukan . UCAPAN TERIMA KASIH
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan Bogor, yang telah memfasilitasi tenaga fungsional non peneliti untuk melakukan kegiatan Temu Teknis Nasional Tenaga Fungsional Pertanian . DARTAR BACAAN Leaflet,2002 . Fermentasi Jerami . Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat . Sariubang .M, Daniel Pasambe, A. Nurhayu, Surya Natal dan Chalidjah, 2000 . Pemanfaatan Probiotik Dalam Fermentasi Jerami Sebagai Pakan Sapi Bali di Musim Kemarau . Prosiding Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner Th 2000 Puslitbang Peternakan Bogor .Pp 219-223 Thalib,A ., Y . Widiawati, H . Hamid, D . Suherman, dan J . Bestari . 1995 . Efek Kombinasi Rumen Sapi-Kerbau Terhadap Kecernaan Jerami Padi . Prosiding Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner . Puslitbang Peternakan Bogor . Pp 617-625 .
30
Prosiding Temu Teknis Nasional Tenaga Fungsional Pertanian 2005
Gambar 2 . Pemberian jerami padi fermentasi (Sumber Leaflet BPTP JABAR,2002) KESIMPULAN
a.
b.
c. d.
Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : Jerami padi fermentasi (JPF) yang berkualitas balk adalah memiliki bentuk seperti dalam keadaan segar yaitu memiliki tekstur yang lunak, warna coklat kekuning-kuningan dan memiki aroma bau yang khas . Masa simpan JPF yang berkualitas baik dapat bertahan 6 bulan s .d 12 bulan . Pemberian JPF dengan suplementasi dedak padi sebanyak 1,5 % dari BBH di Kecamatan Banyu Resmi Kabupaten Garut, dapat menghasilkan pertambahan bobot badan (PBB) rata-rata 0,804 kg/hari, jumlah konsumsi JPF rata-rata 5,557 kg/hari dan suplementasai dedak rata-rata 4,25 kg/hari dengan prosentase karkas rata-rata sebesar 49,9 %, Pada daerah-daerah dengan areal pesawahan yang luas, sangat berpeluang untuk pengembangan usaha sapi potong karena ketersedian jerami menjamin tercukupinya kebutuhan pakan selama musim kemarau . Satu hektar sawah dapat menghasilkan jerami padi berkisar 10-12 Ton, yang dapat memenuhi kebutuhan 3 ekor sapi selama periode penggemukan . UCAPAN TERIMA KASIH
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan Bogor, yang telah memfasilitasi tenaga fungsional non peneliti untuk melakukan kegiatan Temu Teknis Nasional Tenaga Fungsional Pertanian . DARTAR BACAAN Leaflet,2002 . Fermentasi Jerami . Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat . Sariubang .M, Daniel Pasambe, A . Nurhayu, Surya Natal dan Chalidjah, 2000 . Pemanfaatan Probiotik Dalam Fermentasi Jerami Sebagai Pakan Sapi Bali di Musim Kemarau . Prosiding Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner Th 2000 Puslitbang Peternakan Bogor .Pp 219-223 Thalib,A ., Y . Widiawati, H . Hamid, D . Suherman, dan J . Bestari . 1995 . Efek Kombinasi Rumen Sapi-Kerbau Terhadap Kecernaan Jerami Padi . Prosiding Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner . Puslitbang Peternakan Bogor . Pp 617-625 .
30