f
r
MASYARAIZAT LANON Hingga kini, khususnya di tanah Siantan masih terjadi silang sengketa dan perdebatan serius dikalangan tokoh masyarakat dan para intelektuallokal, bahwa apakah asalmuasal masyarakat Siantan terlahir dari rahim Ianon? tentu tidak sedikit yang menolak sinyalemen ini, mulai dari yang memakai bahasa perut, main logika sampai yang·
f
membentang
susur galur historis. dengan mengutip
penelitian para pakar dalam hingga luar negeri. Termasuk didalamnya seorang profesor
anak jati Sian tan, yang
bermukim dan menimba ilmu di tanah Jawa. Umumnya yang menolak beranggapan yang mustahil
masyarakat
bahwa, hal
Siantan yang berteraskan
budaya Melayu dan Islam terlahir dari perut seorang Lanon, perompak
dan bajak laut yang tentu kerjanya
selalu membuat kerusakan. Jadi apapun alasannya tidak dapat diterima jika dikatakan kita keturunan lanon. Pak Zen sang professor menambahkan
-7-
bahwa telah terjadi
Rantau Berkabut
pemalsuan sejarah dan ia sedih jika ada orang Melayu yang mau mengatakan lanon, menurutnya
mereka berasal dari keturunan
ini terjadi karena tidak memahami
sejarah dan mau saja dibodohi
dengan argumen yang
menyesatkan. Kelornpok yang setuju beralasan bahwa, menurut alur sejarah yang dipelajari, sah lah nenek moyang kita berasal dari lanon, sebuah negeri konon namanya Campa. Dan "kita harus jujur dong, kalau memang itu harus keturunan, kenapa harus malu mengakuinya". beberapa waktu kedepan perbincangan
Nampaknya ini akan terus
menarik, selagi belum ada upaya kongkrit dari berbagai pihak. Paling tidak mencari jalan tengah agar yang setuju dan penentang sama-sarna puas, paham dan jadi orang jadi orang bijak dalam menyikapi sebuah persoalan. Terlepas dari perdebatan menarik
untuk dicerna
diatas, yang justru paling
sekarang
adalah bagaimana
model, karakter, watak masyarakat Siantan dan Rantau Natuna pada umumnya, yang mengaku berbudi, beradat, berbudaya dan tak mau disebut anak cucu lanon ? justru sebetulnya kita harus malu melihat dan menyaksikan realitas
dan dinamika
yang berkembang
ditengah
masyarakat yang kitapun ikut terlibat dalam membangun kontruksi didalamnya. Jikapun kita berasal dari lanon, itu adalah mas a lalu yang kita tidak terlibat didalarnnya dan sejarah itu sudah terbentuk. Tentu sejarah masa kini,
-8-
"~
Ma[Jarakat Lano«
dimana kita sendiri yang
membentuknya
jauh lebih
penting dan bermakna, sebab kita dan anak eueu kitalah yang akan menikmatinya, jadi jika benar dulu awalnya garis keturunan
kita lanon, maka bagaimana kini kita
membentuk dan meneetak sebuah masyarakat, keturunan atau generasi yang bukan lanon. Malah justru alangkah naifnya, jika mati-matian membela dan mengatakan bahwa asal-muasal keturunan kita adalah seorang ulama, satria, budiman, atau orang yang
beradat
budi
dan
berbudaya
namun
toh
kenyataannya, kini, generasi dan sejarah kita sendiri malah diisi oleh generasi lanon, masyarakat lanon, anak-anak lanon. Jadi sebetulnya mana yang lebih penting untuk dibicarakan ? Tentu kedua-duanya sarna-sarna penting, disatu sisi kita memang perlu melakukan
pengkaj-ian dan pelurusan
sejarah, sebab sejarah adalah catatan masa lalu,lembaran kehidupan yang telah dilewati, tentu berkaitan erat dengan proses pembentukan kehidupan mas a kini. Dan jika benar kita lanon maka konsekuensinya adalah, kritikan-kritikan pedas yang selarna ini ditujukan termasuk budaya-budaya negatif yang terkadang melekat dalam diri kita menjadi sah dan menemukan relevansinya .. N arnun sebaliknya jika benar asal-muasal kita adalah seorang ulama, sauadagar, orang budiman, masyarakat,
maka sisi negatif yang lahir dalam
merupakan
kontaminasi
dan exses dari
Rantau Berkabut
pergesekan
nilai yang sebetulnya
tidak sesuai dengan
resam budaya. Dan sisi lain, tentu sangat penting
menciptakan,
mengukir dan melahirkan sejarah, asal-muasal keturunan dan generasi kita sendiri dan itu adalah saat sekarang. Artinya kedua-duanya penting, kehidu~an
kehidupan
tetap memegang
peranan yang
masa lalu dan masa kini serta
masa depan yang tentu melalui tahapan
generasi atau sejarah yang kita ukir sekarang. Semestinya,
jika benar kita mengaku
berasal dari
keturunan masyarakat yang berbudaya, bahkan meungkin pernah berada dipuncak kegemilangan dalam berbagai pranata kehidupan, maka adalah kewajiban kita bersama untuk menciptakan, melahirkan dan meneruskan sebuah generasi, masyarakat yang tetap berbudaya, beradat budi, dan meraih kejayaan dalam berbagar lini kehidupan. Malah kenyataan justru sangat menyedihkan, watak, karakter, prilaku dan sejarah yang kita ciptakan dan kita jalani saat ini, amburadul
alias rusak parah bahkan
agaknya melebihi para.Lanon zaman dulu. Apakah bukan lanon namanya jika merompak alias korupsi uang rakyat bermilyar-milyar? apa bukan lanon jika penegak keadilan, meloloskan penjahat besar asalkan besar pula upeti yang harus diserahkan sementara masyarakat kecil yang hanya sekedar mencuri ayam harus mati dalam penjara? apa bukan lanon jika penguasa diktator, -10 -
tangan besi dan
Ma.ryarakat Lanon
berbuat zalim terhadap rakyat? apa bukan lanon jika kita membiarkan ladang minyak kita disedot, ikan-ikan terns dikuras
oleh penguasa
untuk mengisi pundi-pundi
hartanya? dan apa bukan termasuk komunitas lanon, jika kita senang melihat pemimpin
bejat, tidak bermoral
bahkan memperkosa didepan mata ? padahal kenyataan di atas, adalah watak, karakter dan prilaku para lanon dan keturunannya ? Tentu jawaban pertanyaan diatas tidak terlalu penting, sebab kita adalah model masyarakat yang pandai bersilat lidah,
berlogika,
berasumsi
dan berwacana.
Yang
terpenting, dalam konteks menyikapi kenyataan diatas maka, marilah kita benahi bersama. Mari kita lahirkan , ciptakan dan ukir sejarah kehidupan masa kini, dengan sebuah masyarakat beradat
yang benar-benar
budi. Artinya
koruptor
berbudaya
dan
.harus kita tumpas
bersama-sama, keadilan harus ditegakkan, penguasa dan pemimpin yang tidak benar harus kita adili, paling tidak jangan dipilih dan diangkat menjadi pemimpin lagi. Dan tentunya masyarakat sendiri harus lebih peka dan responsip terhadap berbagai problem yang terjadi, jangan masa bodoh dan cenderung membiarkan saja, Semua indicator ini harus kita ciptakan dan wujudkan bersama-sama demi sejarah, keturunan dan generasi kita hari ini maupun esok. Generasi lanon, jika pun benar pernah mengisi lembaran sejarah kita biarlah menjadi catatan buram yang - 11 -
Rantau Berkabut
tentu kesalahannya tidak bisa ditimpakan pada pundak kita. Namun masyarakat
lanon, kultur lanon, tingkah
lanon yang sekarang ini merajalela hampir dalam segenap kehidupan, jika terus dibiarkan dan akhirnya benar-benar menjadi kenyataan sejarah lahirnya kembali masyarakat lanon, maka inilah sebetulnya kesalahan dan dosa kita bersama yang akan diingat dan dibicarakan generasi hari ini maupun generasi mendatang. ,
Tentunya sebelum terlambat aliran atau garis praktek lanon di daerah ini, harus dipangkas, disingkirkan dan kita jadikan musuh bersama. Yang sangat sederhana adalah mari kita mulai dari diri kita sendiri, jika masih ada sisa-sisa watak, sikap dan prilaku lanon, maka harus dibuang
jauh-jauh,. setelah itu keluarga, masyarakat,
hingga akhirnya
para pemimpin.
Kita harus berani
melakukan perlawanan jika pemimpin dalam memimpin mengadopsi
pola lanon, maka pembangkangan
publik
harus kita ciptakan dengan bersatu padu dalam berbagai komponen
kekuatan masyarakat. Tentu dalam konteks
ini yang juga harus kita hindari adalah
lanon yang
berteriak lanon, jadi jangan sampai yang kita percaya untuk membasmi
lanon, malah Iebih lanon lagi, tentu
kitalah yang akan menuai akibatnya. Akhirnya
kita berharap,
asal-muasal
leluhur
kita
bukanlah sosok lanon, melainkan seorang yang beradat budaya dan berbudi luhur. Dan kinipun kita berharap -12 -
Ma.ryarakat Lonon
anak cucu kita nanti tidak akan pernah menulis dalam sejarah mereka bahwa mereka sangat menyesal telah dilahirkan dan memiliki kita atau masyarakat kita sebagai talian leluhurnya masyarakat lanon.
-13-