MASALAH PERBEDAAN PENDAPAT Makalah Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah: Ilmu Tauhid Dosen Pengampu: Bapak Drs. A. GHOFIR ROMAS
Disusun oleh: Duriatun Nadhifa (1601016057) Halimah Sya‟diah (1601016058) Izati Choiroh Insani (1601016059)
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS NEGERI WALISONGO SEMARANG 2016
I.PENDAHULUN
Ilmu Tauhid membahas ajaran dasar dari agama islam,karena itu setiap orang muslim berkeinginan menyalami seluk beluk agamanya secara mendalam melalui ilmu tersebut. Tujuan Ilmu Tauhid ialah menetapkan keyakinan atau kepercayaan agama dengan jalan akal fikiran disamping kemantapan hati bagi seseorang yang percaya padanya dengan memepertahankan kepercayan kepercayaan tersebut dan berusaha menghilangkan berbagai keraguan yang masih melekat atau sengaja di lekatkan oleh lawan-lawan kepercayaan itu. Hakikatnya, perbedaan merupakan anugerah Allah‟Aza wa Jalla yang diberikan kepada manusia. Dialah yang mengetahui rahasia di balik perbedaan yang dikehendaki-Nya. Tak terkecuali „perbedaan pendapat‟ yang menjadi pembahasan bab ini. Dalam al-qur‟an alKarim , „Allah Azza wa Jalla berfirman: “Dan sekiranya Rabbmu menghendaki, niscaya Dia menjadikan manusia ummat yang satu, namun mereka senantiasa berselisih pendapat, keuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Rabbmu. Dan untuk itulah Allah menciptakan mereka. Dan kalimat (keputusan) Rabbmu telah ditetapkan: Sesungguhnya Aku akan memenuhi neraka jahannam dengan jin dan manusia (yang durhaka) semuanya.” (Q.S.Hud/11: 118-119) Maka sangatlah wajar, apabila para ulama menyebutkan perbedaan pendapat itu merupakan sunnatullah atau sunnah rabbaniyah, dimana kaum muslimin tidak perlu menghindarinya. Bahkan sebaliknya dituntut untuk lebih mengetahui akar persoalannya, terlebih-lebih dalam memahami permasalahan agamanya.
II.RUMUSAN MASALAH A. Apa pengertian perbedaan pendapat ? B. Apa saja sebab-sebab timbulnya perbedaan pendapat ?
1
2. Sebab-sebab timbulnya perbedaan pendapat a. Masalah perbedaan pendapat Perbedaan pendapat antara seorang dan lainnya adalah suatu kenyataan yang tidak dapat di mungkiri lagi. Kalau manusia sejak kecil nya memandang alam sekelilingnya dengan pandangan philosofis, sedang pandangan orang berbeda-beda, maka kelanjutannya ialah bahwa gambaran dan imaginasi manusia juga berbeda-beda. Semakin jauh orang melangkah dalam kebudayaan, semakin jauh pula perbedaan itu, sehingga timbullah aliran-aliran dalam filsafat, sosial, ekonomi dan sebagainya. Sebab-sebab timbulnya perbedaan itu antara lain 1. Perbedaan kecondongan dan watak. Kesenangan dan keinginan berbeda-beda pikiran dan pendapatnya. Jadi kecondonganlah yang menguasai norma-norma kebaikan dan keburukan dalam pikiran dan tingkah laku. Sejarah filsafat menurut William James pada hakekatnya merupakan sejarah pertarungan (perghmulan) kecondongan (watak) manusia, perbedaan kecondongan menduduki tempat yang penting dalam lapangan kesusasteraan, kesenian, dan pemerintahan. 2. Perbedaan lapangan ilmu Masalah qias (analogi) misalnya dapat berbeda-beda menurut perbedaan ilmu dan lapangannya. Qias seorang ahli hokum islam lain qias seorang tabib, qias seorang ahli Nahwu lain dari qias seorang ulama kalam. Begitu pula qias seorang filosof dengan qias seorang ahli debat Perbedaan qias tersebut timbul karena perbedaan metode sesuatu ilmu, meskipun masalah yang di bicarakan sama. 3. Meniru orang-orang terdahulu Meniru dan mengikuti (taqlid) merupakan naluri manusia, yang menggerakannya tanpa di sadari.Suatu pikiran yang telah mencapai tingkatan kesucian karena berlakunya waktu dapat menguasai hati. Kesucian pendapat bagi seseorang cukup menjadi dorongan baginya untuk membelanya, dan apabila fanatic semakin kuat pula perbedannya. Fanatik juga timbul karena lemah urat saraf (tidak sabar) dan tidak ada penguasaan sesuatu persoalan dari segala seginya, fanatic yang tumbuh karena kuat iman jarang terjadi. 4. Perbedaan Cakrawala tahu Pengetahuan seseorang kadang-kadang dapat menembus pada inti persoalan, juga ada yang hanya kepada kulitnya yang luar.Bahkan ada yang di ombangambingkan oleh hayalan, dan banyak juga yang di kuasai oleh pikiran-pikiran yang di warnainya, tidak saja di kalangan orang awam, bahkan cendekiawan pun dapat di kuasainya, sehingga tidak dapat mencapai sesuatu dengan caracara yang sebaik-baiknya. 2
Apabila berlainan cakrawala tahu (apa yang di capai), maka berlainan pula pendapat dan kepercayaanya. Seorang ahli logika yang selalu menghubungkan sebab dengan akibat secara erat, apabila mempelajari sesuatu persoalan tidak sama hasilnya dengan seorang sastrawan yang di kuasai oleh rasa seni. 5. Kejanggalan suatu masalah Para filosof mempelajari persoalan-persoalan yang pelik-pelik, sedang metode untuk memahaminya bermacam-macam, apalagi tidak mudah di capai. Menurut Plato, tidak mungkin seorang dapat mencapai seluruh kebenaran, tetapi hanya sebagian kebenaran saja yang dapat di capainya. Dengan penggabungan seluruh pengetahuan orang-orang, maka seluruh kebenaran akan lebih jelas. Seringkali kejanggalan sesuatu tidak menjadi sebab perbedaan pendapat, melainkan perbedaan cara meninjau yang tidak di kenal oleh orang lain. Soerates mengatakan : “Kalau sudah di ketahui letak tinjauan, mka hilanglah semua perbedaan”. Perbedaan di kalangan kaum muslimin memiliki corak tersendiri, berhubungan dengan faktor-faktor khusus yang berhubungan dengan agama, lingkungan dan waktu. Perlu di ketahui, kaum muslimin mengenal berbagai aliran dan pendapat dalam lapangan politik, keyakinan, da hukum islam, namun perbedaan pendapat tersebut tidak mengenai inti agama islam : 1. Keesaan Tuhan 2. Kedudukan Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul Allah SWT. 3. Al qur‟an sebagai wahyu yang di turunkan Tuhan kepada Nabi Muhammad SAW, dan menjadi mukjizat serta di riwayatkan dengan penerus-penerus oleh kaum muslimin terutama demi keturunan. 4. Rukum Islam ialah sholat lima waktu, puasa, zakat, haji ataupuncara melakukannya. 5. Hukum-hukum yang jelas dan pasti seperti haram memakan babi, bangkai, minum-minuman keras dan lain sebagainya. Jelaslah perselisihan dalam islam hanya mengenaii hal-hal yang detail (kecil-kecil) saja, pertentangan dalam lapangan politik dapat mengakibtkan gejala-gejala pertarungan fisik, sehingga membahayakan umat manusia. Tetapi dalam lapangan hukum islam tidak ,embawa keburukan, karena perselisihan tersebut dapat merupakan lanjutan studi yang mendalam terhadap pemahaman maksud-maksud Al qur‟an dan Al hadis serta pengambilan hukum daripadanya. Perbedaan pendapat atau perbedaan tinjauan merupakan rahmat bagi kaum muslimin, sebab kalau hanya satu pendapat saja tentulah kaum muslimin mengalami kesulitan dalam hidupnya. Bagaimana juga perselisihan dalam kedua lapangan tersebut terbatas dalam bidang pendapat dn fikiran dan sering-sering tidak sampai menyebabkan pertarungan fisik, adapun perse lisihan dalam laangan lapangan hukum islam membawa kebaikan. 3
III. PEMBAHASAN Pengertian perbedaan pendapat Perbedaan pendapat mencakup dua konotasi arti, yaitu: a) Pendapat yang komplementer terhadap pendapat lain. Artinya, perbedaan pendapat disini lebih bersifat melengkapi pendapat lain yang mungkin kurang komprehensif. b) Pendapat yang kontradiktif dengan pendapat lain . Dalam konotasi ini, perbedaan pendapat itu lebih bersifat pertentangan dan dimaksudkan untk menggugurkan pendapat lain. Hal ini tidak dapat dihindari karena bila dua pendapat itu bertentangan (kontradiksi) maa keduanya dapat sama-sama salah, namun keduanya tidak dapat sama-sama benar.
4
IV. KESIMPULAN
Perbedaan pendapat merupakan rahmat Allah yang tidak perlu dihindari tetapi disaranan untuk mempelajari akar permasalahannya. Perbedaan pendapat mencakup dua konotasi arti, yaitu : a. Pendapat yang komplementer terhadap pendapat lain. b. Pendapat yang kontradiktif dengan pendapat lain. Dalam konotasi ini, perbedaan pendapat itu lebih bersifat pertentangan dan dimaksudkan untuk menggugurkan pendapat lain. Dan sebab-sebab yang menimbulkan perbedaan pendapat diantaranya: Perbedaan kecondongan dan watak, Perbedaanl apangan ilmu, Meniru orang-oorang terdahulu, Pengetahuan cakrawala tahu dan Kejanggalan suatu masalah.
5
V . PENUTUP Demikianlah makalah sederhana ini kami susun, terima kasih atas antusiame dari pembaca yang berkenan menelaah dan mengimplementasikan isi makalah ini, saran dan kritik konstruktif tetap kami harapkan bahan perbaikan. Sekian dan terima kasih.
6
DAFTAR PUSTAKA Ghofir A. Romas .1997.ilmu.tauhid.semarang:badan penerbit fakultas dakwah UIN Walisongo.
7