Masalah Kontradiksi pokok KAPITALIS >< BURUH Sie Tik: Terjadi negasi dari kesatuan lama dng segi2 kontradiksinya menjadi kesatuan baru dng segi2 baru yg berkontradiksi, suatu dinamika materialis. Kelas borjuasi kapitalis bila Rev.Proletar berhasil akan kehilangan sifat2 specifiknya, sebagai pemilik alat2 produksi kebutuhan masyarakat, dan berdasarkan kepemilikan ini serta kekuasaan politiknya merupakan kelas penghisap dan penindas kaum buruh serta rakyat pekerja lainnya. Borjuis besar kapitalis ini dng terwujutnya kemenangan Rev. Proletar dinegasi menjadi Borjuis biasa tanpa kepemilikan alat2 produksi tanpa kekuasaan politik dan bila tetap hendak hidup harus bekerja sebagai mana anggauta masyarakat yg lain, tapi bila melakukan kegiatan anti revolusioner sebelum Rev.Proletar tentu pengadilan rakyat akan menentukan hukumannya, apalagi bila mereka tetap merongrong kekuasaan rakyat/ diktatur proletariat tentu akan mendapatkan hukuman yg setimpal. Dng alasan belum waktunya kekuasaan klas borjuasi kapitalis ditumbangkan, masyarakat masih terkebelakang, kesejahteraan masyarakat belum meningkat dsb. Dan secara sadar menghambat berlakunya hukum negasi dari negasi , dng ini juga maka dinyatakan bahwa kontradiksi kelas kapitalis dng kelas buruh bukan merupakan kontradiksi antagonis, tapi kontradiksi dikalangan rakyat. ChanCT: Saya melihat ada hal2 yang perlu kita tinjau dan perhatikan lebih lanjut dari kutipan pernyataan tsb. Pertama, bahwa proses perkembangan KONTRADIKSI itu berlangsung sesuai BENTUK dan TINGKAT perjuangan yang terjadi. Tidak bisa mengantagoniskan segi-segi yang bertentangan dengan dipaksakan oleh kehendak subjektive seseorang dengan meletuskan Revolusi. Yang menjadi pertanyaan, apakah kontradiksi Kapitalis >< Buruh di Rusia 1919 dan di Tiongkok 1956 itu sudah sampai antagonis pada tingkat saling MENEGASI dan oleh karenanya KAPITALIS patut dimusnahkan, meniadakan hak-milik perseorangan atas alat-produksi??? Saya yakin, TIDAK! Itulah sebab terjadi koreksi Lenin ditahun 1921 itu, kembali memperkenankan kapitalis hidup dan tumbuh di Rusia untuk ikut membangun dan mengembangkan ekonomi Rusia yang masih sangat miskin, dan tenaga produksi sangat terbelakang dengan NEP nya. Begitu juga dengan di Tiongkok tahun 1956, seharusnya tidak melancarkan Rev. Sosialis, dan yang BENAR tetap membiarkan kapitalis hidup, tumbuh dan berkembang. Memberi kesempatan BURUH tumbuh lebih besar dan lebih kuat didalam masyarakat. Ingat, sampai sekarang di Tiongkok sekalipun sudah begitu meningkatnya industri, jumlah klas BURUH melonjak
1
naik banyak, tapi tetap saja PETANI masih lebih 60% penduduk Tiongkok! Proses perkembangan KONTRADIKSI kapitalis >< buruh yang terjadi dibawah pemerintah RAKYAT, tentu akan lebih berkemampuan menjinakkan KAPITALIS, cukup mementung dan menindak kapitalis nakal yg tidak hendak tunduk HUKUM dan UU yang ditentukan saja, untuk mencapai PEMBAGIAN-HASIL kerja yang lebih ADIL. Disatu pihak tetap memperkenankan kapitalis beruntung, dipihak lain meningkatkan kesejahteraan rakyat pekerja lebih baik. Dan, inilah yang nampak jelas dijalankan RRT sekarang dengan cukup baik, ... sekalipun dalam kenyataan terjadi ketimpangan antara kaya dan miskin yang sangat besar. Tapi, adalah kenyataan yang juga terjadi disamping segelintir ratusan milyarder, dipihak lain RRT juga BERHASIL mengentaskan 1 milyar RAKYAT yang hidup dalam garis kemiskinan, masih tersisa lebih 50 juta rakyat yang hidup digaris kemiskinan, ... dan juga melahirkan ratusan juta klas menengah-atas (sudah melampaui jumlah penduduk AS) dalam masyarakatnya. Tentu orang boleh juga bilang, dimasa Lenin dan Mao dahulu, sekalipun masyarakat dikatakan miskin, tapi merata tidak terjadi kesenjangan sosial dan kehidupan RAKYAT sepenuhnya terjamin, khususnya pendidikan dan kesehatan. Namun, kita juga harus BERANI melihat kenyataan lain yang terjadi, semua itu DILAKSANAKAN dengan disiplin KEKERASAN, atau katakanlah dengan DIPAKSAKAN! Itulah sebab kehidupan rakyat dirasakan terkekang, tidak ada kebebasan warga bersuara, berorganisasi, bahkan hanya mendengar berita luarnegeri, apalagi keluar negeri, ... bahkan sampai harus dibangun tembok Berlin yang sangat memalukan itu. Mengapa? TAKUT warganya lari keluar ke Barat! Kenyataan yang dinamakan negeri sosialis ketika itu, tidak mampu beersaing dan melawan kemakmuran negeri kapitalis. Begitu juga dengan Tiongkok dimasa Mao, ... sungguh kasihan melihat kehidupan rakyat dipinggiran kota dan desa-desa pedalaman. Di ibukota Beijing saja toko-toko tidak ada barang beraneka ragam, kecuali kebutuhan hidup sehari-hari yang itu-itu saja tanpa ada pilihan lain. Itupun kecuali membayar dengan uang juga harus keluarkan kupon, ... lalu, kalau ketoko buah-sayuran, aduuuh ampuuun, yang namanya buah-sayuran itu sudah lonyot, sudah nyaris busuk masih dijualin, padahal sekarang kwalitas buah-sayur macam begitu sudah jadi pangan babi saja! Perkembangan di RRT sekarang ini, sekalipun rakyat Tiongkok BELUM sepenuhnya mendapatkan KEBEBASAN seperti dibarat, tapi sudah JAUH lebih BEBAS ketimbang dimasa Mao dahulu. RRT sekarang sudah BERANI membuka pintu lebar-lebar tidak hanya ke HK tapi juga negara-kapitalis didunia ini! BERANI membuka pintu lebar pada setiap warganya melancong bahkan bisa membiarkan mereka yang hendak belajar dan
2
hidup menetap diluarnegeri! Dan mayoritas mutlak RAKYAT merasa lebih suka dengan kemakmuran yang dicapai Tiongkok sekarang! Tentu, masih banyak kekurangan bahkan KESALAHAN yang masih harus dikoreksi untuk meluruskan jalan yang lebih baik. Dan RRT nampak terus memperbaiki diri, terus maju meningkatkan kemakmuran masyarakat untuk menyedot kembali puluhan juta warganya yang sudah ngendon bertahun-tahun diluarnegeri itu, ... BERANI secara terbuka bersaing dengan AS disegala bidang! Kedua, apakah benar kontradiksi-pokok masyarakat Rusia 1917 dan Tiongkok 1956 itu adalah kontradiksi antara kapitalis dan buruh??? Padahal masyarakat RUSIA dan Tiongkok ketika itu sesungguhnya belum mencapai masyarakat kapitalis, bahkan di Tiongkok sekarang yang sudah mencapai kemajuan perkeembangan industri begitu dahsyatnya, juga belum merubah menjadi negara industri. Dengan tenaga produksi yang masih sangat terbelakang, dimana mayoritas mutlak penduduk masih PETANI, bagaimana bisa menetapkan kontradiksi pokok Kapitalis >< Buruh??? Menjadi lebih tidak masuk akal, kalau dikatakan begitu antagonisnya SUDAH terjadi saling menegasi KAPITALIS >< BURUH, segi-segi yang bertentangan dalam kesatuan kontradiksi itu! Kenyataan yang terjadi dalam masyarakat Rusia dan TIongkok ketika itu, kapitalis untuk maju dan berkeembang membutuhkan kesertaan Buruh, tidak mungkin berusaha menegasi, meniadakan buruh. Sebaliknya juga, untuk mengembangkan buruh tumbuh lebih besar dan kuat, tidak mungkin menegasi dan meniadakan kapitalis. Kondisi ketika itu, tetap saling mempertahankan kesatuan kontradiksi KAPITALIS >< BURUH itu untuk maju berkembang bersama. Inilah yang berulang kali saya katakan, Revolusi Sosialis belum waktunya dilancarkan didunia ini. Tingkat perjuangan sekarang ini hanya sebatas, menuntut pembagian hasil kerja lebih adil, ... meningkatkan kesejahteraan rakyat pekerja, agar lebih cepat lepas dari kemiskinan! Barisan rakyat pekerja, BURUH dan TANI harus menyatukan diri dalam kesatuan ORGANISASI untuk melancarkan perjuangan menuntut perbaikan yang lebih adil dan lebih baik bagi kondisi kerja dan kesejahteraan sosial. Makin kuat, makin bulat suara BURUH-TANI, tentu akan makin kuat menentukan keberhasilan tuntutan yang diajukan. Sekarang ini BELUM bisa menghapus sistem penghisapan manusia atas manusia, yang mungkin dilakukan hanyalah perbaikan, penghisapan yang terjadi jangan terlalu KEJAM saja. Dan itu bisa dicapai Ketiga, mutasi segi-segi yang bertentangan dalam kontradiksi, tidak mesti membuyarkan kontradiksi itu. Borjuasi/kapitalis yang semula berdominasi boleh dan bisa saja digulingkan menjadi Buruh yang berdominasi dalam kesatuan kontradiksi itu! Klas BURUH merebut posisi dominasi, merebut kekuasaan negara dengan jalan apapun juga! Tapi tidak
3
meniadakan segi KAPITALIS dari segi bertentangannya BURUH, tanpa ada kapitalis dimana pula keberadaan BURUH lagi? Juga sebaliknya tanpa BURUH bagaimana bisa terjadi kapitalis? Kapitalis dan BURUH terjadi bersamaan dan saat menghilang juga bersamaan BERUBAH menjadi sesuatu yang BARU, ... begitu dipandang dari sudut filsafat, kapitalis itu bukan dimusnahkan, dicabut hak hidupnya dengan mensita hak-milik kapitalis perseorangan, tapi membiarkan tumbuh berkembang sampai BERUBAH menjadi sesuatu yang baru, sedang BURUH nya juga ikut berkeembang menjadi sesuatu yang baru ditengah masyarakat kapitalis itu. Itulah yang saya bilang adanya hubungan produksi baru yang tumbuh muncul ditengah-tengah masyarakat kapitalis, yang kalau dilihat dari MDH merupakan hubungan produksi sosialis, dan sampai sekarang ini belum nampak terjadi! Sie Tik: Jadi sebenarnya buruh, tani, borjuasi kecil selain yg beli saham ini selain diperas melalu proses produksi kapitalis , tapi diminta juga " menyumbang" kemampuan finansial kapitalis. Untuk memperbesar keuntungan borjuasi kapitalis juga tampak bahwa mereka akan tetap menelan kenaikan upah buruh, tanpa mengabaikan inflasi , tapi dilain pihak mereka menyewa tenaga2 management yg hebat, berapapun upahnya. Dan dlm diskusi ini dibanggakan sebagai pemisahan kekuasaan eksekutif, tapi sama sekali tidak disinggung bahwa CEO2 ini disewa guna lebih mengintensifkan keuntungannya, lebih mengintensifkan pemerasannya pada buruh. Pendapatan seorang CEO bisa ratusan kali dari upah rata2 buruh perusahaan, dan tiap tahun bisa meningkat dng prosentage yg tinggi. ChanCT: Bukankah sudah banyak perusahaan-perusahaan kapitalis di negara kapitalis maju yang menjual SAHAM nya pada BURUH/Pekerja, dan dengan cara ini justru mempercepat peningkatan produksi dengan makin tinggi semangat kerja BURUH/Pekerja diperusahaan itu. Buruh/Pekerja jadi ikut merasa perusahaan itu miliknya sendiri, dan peningkatan kesejahteraan lebih terkait dengan keberhasilan perusahaan itu. Dan tentu mengakibatkan PK Jepang sulit membangkitkan buruh untuk menentang KAPITALIS! Kepentingan dan NASIB BURUH jadi terkait dengan untung-rugi jalannya perusahaan tsb. Begitu antara lain dilaporan Qian Qishen, mantan Menlu RRT, yang melakukan penelitian dibeberapa perusahaan Jepang yang menjual saham nya pada BURUH/pekerjanya. Tentu kalau dilihat 70% saham masih milik kapitalis, sedang yang dijual ke publik hanya 30%, keuntungan jauh lebih banyak tetap jatuh pada kapitalis perseorangan. Makanya harus dibalik, katakanlah 80% saham perusahaan dilepas pada publik, sedang hak-milik kapitalis perseorang tidak lebih dari 20% saja, ... itu yang terjadi di beberapa desa di Tiongkok, hanya saja belum juga bisa dijalankan secara
4
menyeluruh. Entah karena masalah pengontrolan, atau belum menemukan sistem mekanisasi dan cara manajemen agar tidak merugikan publik atau bagaimana saya tidak tahu. Nah, sekarang coba diperhatikan, seandainya saja cara membalik kepemilikan SAHAM ini berlangsung terus, 80% saham perusahaan menjadi milik publik (BURUH, Pekerja) sedang saham milik kapitalis perseorangan tidak lebih 20% saja dari setiap saham perusahaan, bukankah akan terjadi perubahan kwalitatif dalam segi-segi yang bertentangan antara KAPITALIS >< BURUH itu?! Hak milik kapitalis perseorangan dibatasi, sebaliknya seluruh BURUH juga BERUBAH. Dari buruh-proletariat yang tidak bermilik kecuali tenaga kerja saja, menjadi BURUH-BURUH pemilik modal, menjadi KAPITALIS-KAPITALIS! Gejala ini saya temukan di desa Hua Xi dan juga desa Xia Gang dan juga beberapa BUMN di Tiongkok yang sahamnya sudah dibagikan pada BURUH/Pekerja nya di Chong Qing. Lalu kalau sudah begitu, siapa menghisap siapa? Untuk mencapai samarata sepenuhnya dalam masyarakat adalah satu mimpi yang tidak mungkin terjadi! Sampai kapan pun tetap PASTI ada PERBEDAAN! Yang mungkin terjadi, hanya membatasi PERBEDAAN tiada batas seperti yang terjadi selama ini dimasyarakat kapitalis. Sehingga muncul bilyarder-bilyarder karena setiap tahun bisa milyar X lipat keuntungan jatuh ditangan mereka sendiri, sebaliknya yang miskin bertambah miskin saja karena hanya kecipratan keuntungan yg didapatkan, ... Kalau perbedaan hanya ratusan kali lipat lebih tinggi, bagi CEO misalnya, saya kira masih boleh-boleh saja. Berpikirlah sedikit realis, berjuang sesuai kemampuan untuk mencapai apa yang bisa dicapai dalam tingkat perjuangan sekarang ini saja. Tidak menghayal HENDAK menggapai bulan! Jangan menghayal hendak menghapus penghisapan manusia atas manusia sekarang juga, ditingkat perjuangan sekarang ini, bermimpi hendak kembali melancarkan Revolusi sosialis dengan membasmi kapitalis ditingkat tenaga produksi masih sangat terbelakang, dimana klas BURUH masih minoritas dan lemah, ... karena masyarakat dimana kita hidup masih belum tercapai kapitalis-industri yang besar dan kuat, ...
Salam, ChanCT
From: Sie Tik Tan
[email protected] [URECA_SGT] Sent: Saturday, October 22, 2016 3:47 AM
5
Masalah kontradiksi dlm filsafat memang luas dan penting untuk bisa memahami perkembangan suatu halihwal. MDH mengupas secara luas dan mendalam mengenai hal ini. Dan sebagai ilmu Marxis, maka pendirian kelas dalam MDH juga jelas, lagi pula MDH bukan hanya menyelidiki serta menganalisa masyarakat untuk mengkonstatasi keadaan masyarakat serta perkembangannya saja, tapi juga untuk mencari,pemecahan permasalahan2 dlm masyarakat dan dalam hal ini perjuangan kelas merupakan dalil dari perkembangan masyarakat . Disinilah peranan manusia sebagai bagaian dari alam tetapi merupakan mahluk yg berpikir sehingga kegiatannya mempengaruhi perkembangan masyarakat dng cara memecahkan kontradiksi2 yg ada didalamnya, tapi juga berusaha memecahkan kontradiksi yg ada dialam sekelilingnya, seperti penanganan banjir, hama dll. Memang hukum kontradiksi menyatakan adanya kesatuan dari segi2 yg bertentangan, kesatuan tsb ada karena keberadaan segi2 yg bertentangan itu dalam materi/ halihwal yg sama, serta adanya pertalian diantara segi2 yg bertentangan tsb satu dng yg lain. Halmana memang merupakan faktor dalam dari materi yg bersangkutan. Faktor yg menentukan gerak perubahan materi tsb dlm perkembangannya. Dan justru interaksinya segi2 yg bertentangan itu merupakan perjuangan yg menyebabkan perubahan2 yg awalnya kwalitatif dimana pada tingkat tertentu berubah menjadi kwalitatif, terjadi perubahan yg mendasar dari materi yg bersangkutan menjadi suatu materi baru, terjadi negasi dari yg lama menjadi materi yg baru. Terjadi negasi dari kesatuan lama dng segi2 kontradiksinya menjadi kesatuan baru dng segi2 baru yg berkontradiksi, suatu dinamika materialis. Kelas borjuasi kapitalis bila Rev.Proletar berhasil akan kehilangan sifat2 specifiknya, sebagai pemilik alat2 produksi kebutuhan masyarakat, dan berdasarkan kepemilikan ini serta kekuasaan politiknya merupakan kelas penghisap dan penindas kaum buruh serta rakyat pekerja lainnya. Borjuis besar kapitalis ini dng terwujutnya kemenangan Rev. Proletar dinegasi menjadi Borjuis biasa tanpa kepemilikan alat2 produksi tanpa kekuasaan politik dan bila tetap hendak hidup harus bekerja sebagai mana anggauta masyarakat yg lain, tapi bila melakukan kegiatan anti revolusioner sebelum Rev.Proletar tentu pengadilan rakyat akan menentukan hukumannya, apalagi bila mereka tetap merongrong kekuasaan rakyat/ diktatur proletariat tentu akan mendapatkan hukuman yg setimpal. Jadi tergantung pada tindak tanduk ex-borjuasi kapitalis dan juga borjuasi lainnya, maka kontradiksi dlm masyarakat sosialis juga mempunyai ciri2-nya sendiri. Begitu juga dng kelas pekerja industri yg dlm masyarakat kapitalis merupakan kaum buruh yg harus menjual tenaganya untuk bisa hidup dan karenanya merupakan kelas yg tertindas, maka dng kemenangan Rev.proletar kedudukannya sebagai kelas tertindas mengalami negasi walau tetap
6
merupakan kelas pekerja dlm masyarakat sosialis tapi telah berubah menjadi kelas yg bebas dari penindasan serta menjadi kelas yg berkuasa dng diktatur proletariatnya dan melakukan penindasan terhadap musuh2 kelasnya untuk tetap bisa mempertahankan kemenangan Rev. proletar . Dng demikian cirinya sebagai satu segi yg berkontradiksi dlm masyarakat berbeda dng cirinya ketika masih berada dlm masyarakat kapitalis. Jadi dng dinegasinya kelas borjuasi besar kapitalis , kelas pekerja industri tetap ada dan tetap melakukan perjuangan kelas untuk membangun sosialisme. Yg hilang dari kelas ini hanya penindasan dan penghisapan kapitalis terhadap dirinya. Itulah pengertian dari relativitet dari kesatuan segi2 yg bertentangan disamping berlalunya secara abadi perjuangan segi2 yg bertentangan . Dan pengertian inilah sejak jamannya Internasional I , lalu ke II dan juga ke III oleh musuh2 M-L isme dan renegat kelas buruh dng sengaja dirancukan demi tetap mempertahankan kelanggengan klas kapitalis. Dng alasan belum waktunya kekuasaan klas borjuasi kapitalis ditumbangkan, masyarakat masih terkebelakang, kesejahteraan masyarakat belum meningkat dsb. Dan secara sadar menghambat berlakunya hukum negasi dari negasi , dng ini juga maka dinyatakan bahwa kontradiksi kelas kapitalis dng kelas buruh bukan merupakan kontradiksi antagonis, tapi kontradiksi dikalangan rakyat. Tampak watak konservatif anti perkembangan dng argumentasi mempertahankan " keseimbangan / keharmonian" masyarakat, kalau perlu segala budaya kuno-pun dimobilisasi, karenanya instititut Konghucu digiatkan dan disebarkan kesegala penjuru dunia. Juga dari, kutipan dibawah ini: " Sekalipun dengan penegasan “KESATUAN” itu relatif sedang “PERJUANGAN” antara segi-segi berlawanan itu yang senantiasa dan mutlak, tetap selama hal-ihwal itu tidak BERUBAH KWALITAS, kedua segi yang berlawanan itu tidak saling meniadakan, karena meniadakan segi yang satu sama dengan meniadakan segi yang lain!" (Kutipan selesai) Tampak jelas pemutarbalikan se-akan2 harus terjadi lebih dahulu perubahan kwalitatif dan baru kemudian pemecahan kontradiksi tercapai. Padahal dng diselesaikannya kontradiksi pokok tsb maka terjadi penegasian halihwal yg lama menjadi halihwal baru , terjadi perubahan kwalitas. Dng sengaja kaum anti M-L dan anti perjuangan klas buruh menganggap bahwa penghisapan yg dilakukan oleh klas pemilik alat2 produksi kebutuhan masyarakat terhadap kelas2 pekerja yg hanya bisa menjual tenaganya , sebagai suatu kewajaran dlm perkembangan masyarakat. Dng sengaja pula dirumuskan bahwa dinegasinya suatu masyarakat lama menjadi suatu masyarakat merupakan pemusnahan yg kejam, tapi tidak menganggap kejam bahwa kelas 2 yg menguasai alat produksi dan kekuasaan negaranya telah melakukan penghisapan manusia oleh manusia dan juga bangsa oleh bangsa selama ber-abad2.
7
Kelas2 yg tertindas pra Marxisme memang bisa berhasil mengambil alih kekuasaan negara dari kelas penindasnya, tapi kelas2 yg baru naik tahta justru merupakan kelas penghisap dng hubungan produksinya yg berlaku. Sehingga tidak berkepentingan menghapuskan penghisapan manusia atas manusia, karenanya dalam hubungan produksi yg dikembangkannya lebih lanjut setelah merebut kekuasaan negara, hak kepemilikan atas alat produksi dari kelas lama yg ditumbangkan tetap dipertahankan, karenanya kelas2 lama tetap dibiarkan melakukan penghisapan dlm hubungan produksi lamanya. Justru Marxisme yg mengemukakan gagasan bahwa kelas buruh sebagai kelas yg dihisap oleh kelas borjuasi kapitalis mempunyai kepentingan untuk membebaskan diri dan kelas2 pekerja yg tertindas lainnya melalui perjuangan kelas demi bisa mencapai kekuasaan politik untuk menyita semua alat2 produksi kebutuhan masyarakat dari tangan kelas penindas baik borjuasi kapitalis tapi juga sisa2 kelas penindas feodal. Serta membangun suatu hubungan produksi baru tanpa penghisapan manusia oleh manusia. Bila pada perjuangan kelas dalam masyarakat2 sebelumnya , kelas yg paling tertindas tidak berhasil mengorganisasi diri dan tidak mempunyai idiologi pembebasannya yg bisa membimbing mencapai kemenangan, maka kelas ini hanya dijadikan sebagai pemukul / peluru daging saja oleh kelas lain yg hubungan produksinya terkekang perkembangannya oleh kelas yg berkuasa. Menang merupakan kenyataan bahwa kelas yg paling tertindas dimana harus bekerja tanpa batas waktu dan dari hasil kerjanya yg dirampas nilai lebihnya hanya mendapatkan sekedar imbalan untuk hidup, maka pikirannya terbatas apa yg bisa dimakan untuk hari ini , juga kemampuan untuk berpikir lebih jauh dan mengorganisasi diri juga tidak ada. Sebaliknya kelas2 yg memiliki alat2 produksi mempunyai kesempatan untuk meningkatkan kebudayaannya serta wawasan berpikirnya menyebabkan adanya kemampuan mereka untuk membuat konsep idiologinya dan melaksanakan gagasannya. Demikian juga yg terjadi pada kelas buruh pada awalnya, tidak mempunyai suatu konsep perjuangan kelas , sehingga pada saat2 rev. borjuis klas buruh yg buta idiologi kelasnya dan juga buta politik digunakan oleh kelas borjuasi , demikian juga kelas tani sebagai kekuatan pendukung Rev. Borjuis. Ketidak adanya pengertian perjuangan kelas tsb juga menyebabkan kaum buruh melakukan amok dng merusak mesin2 pabrik yg dianggap menbuatnya sengasara. Baru setelah lahirnya Marxisme maka klas buruh bisa mendapatkan bimbingan idiologi dan memahami adanya penindasan yg dilakukan oleh kelas pemilik alat produksi. Sehingga ujung tombak perjuangan ditujukan pada kelas borjuasi kapitalis dan bukan kepada mesin2 pabrik. Dengan adanya kesedaran kelas dan dibimbing teori perjuangan kelas, maka kelas buruh jauh lebih unggul persiapan dan wawasan perjuangan kelasnya dibanding kelas budak, kelas tani miskin dan buruh tani pada masyarakat2 perbudakan dan feodal sebelum masyakarat kapitalis, bahkan juga 8
lebih terorganisasi dan berwawasan politik dibanding kelas2 tertindas lainnya dlm masyarakat kapitalis. Sehingga dng demikian mempunyai peranan kepemimpinan terhadap kelas2 tertindas lain . Menarik bahwa dlm diskusi ini kembali diulang gagasan kepemilikan alat2 produksi oleh sekelompok borjuasi kapitalis sebagai suatu bentuk kolektif kepemilikan alat2 produksi, dan apalagi dng penjualan saham pada khalayak umum dimana kaum buruh, tani serta lapisan masyarakat lainya, ikut menjadi pemilik perusahaan dan kerananya bisa dianggap sebagai suatu kepemilikan masyarakat atas alat2 produksi , seperti laiknya dlm masyarakat sosialis. Jelas bagi mereka yg tidak memahami atau sengaja hendak merancukan pengertian penguasaan alat2 produksi dlm masyarakat berkelas bahwa didalam masyarakat berkelas produksi kebutuhan masyarakat justru untuk tujuan dagang dimana pemilik2 alat2 produksi merampas nilai lebih sebagai keuntungannya. Dan nilai lebih ini adalah hasil dari pemerasan manusia oleh manusia. Dan untuk memperbesar keuntungan ini maka dilakukan secara liberal investasi modal, rekayasa finansial, exploitasi SDA dan SDM dinegeri2 yg terbelakang/ tertinggal perkembangannya , yg juga dijadikan pasar barang dagangannya. Sedangkan pada gagasan sosialisme , produksi kebutuhan masyarakat dilakukan berdasarkan penyelidikan seobjektif mungkin berapa yg diperlukan, berapa yg diproduksi untuk bisa melakukan pertukaran/perdagangan dng negeri2 lain guna mendapatkan bahan2/ hasil2 industri yg dibutuhkan dlm masyarakat sosialis tapi belum bisa diproduksi sendiri. Dng perencanaan demikian tidak terjadi kelebihan produksi seperti halnya dinegeri2 kapitalis dng konsumerismenya sehingga akibat krisis ekonomi kapitalis dan pertikaian dagang baik yg berupa proteksionisme maupun dumping. Jadi jelas argumentasi kepemilikan kolektif tsb, tak lain hendak menutupi adanya penghisapan manusia oleh manusia , penghisapan suatu bangsa oleh bangsa lain. Dilain pihak kebijakan perusahaan kapitalis kolektif ini tetap saja ditentukan oleh pemegang saham terbesar, kaum buruh tani dan lapisan lain yg terbatas kepemilikanannya tidak mempunyai wewenang. Bahkan karena ketidak piawaiannya dlm masalah perdagangan saham yg tiap detik nilainya berubah, selain juga rekayasa yg dilakukan kapitalis finansial, maka pemegang2 saham gurem ini justru sering merugi. Jadi sebenarnya buruh, tani, borjuasi kecil selain yg beli saham ini selain diperas melalu proses produksi kapitalis , tapi diminta juga " menyumbang" kemampuan finansial kapitalis. Untuk memperbesar keuntungan borjuasi kapitalis juga tampak bahwa mereka akan tetap menelan kenaikan upah buruh, tanpa mengabaikan inflasi , tapi dilain pihak mereka menyewa tenaga2 management yg hebat, berapapun upahnya. Dan dlm diskusi ini dibanggakan sebagai pemisahan kekuasaan eksekutif, tapi sama sekali tidak disinggung bahwa CEO2 ini disewa guna lebih 9
mengintensifkan keuntungannya, lebih mengintensifkan pemerasannya pada buruh. Pendapatan seorang CEO bisa ratusan kali dari upah rata2 buruh perusahaan, dan tiap tahun bisa meningkat dng prosentage yg tinggi. Sedangkan negosiasi tripartit ( tentu hanya pada negeri2 yg "demokratis"), bisa berjalan ber-tele2 hanya untuk kenaikan 1-3% saja. Demikian dasyatnya penghisapan melalui jasa CEO2 , sehingga walaupun perkembangan ekonomi dunia masih lesu menurut Oxfram-Novib dlm berita pers 19-01-2015 bahwa kemampuan finansial 1% dari orang terkaya dunia pada 2009 adalah 44% dari seluruh kesejahteraan dunia dan pada 2014 meningkat menjadi 48%, sedangkan di 2016 diperkirakan lebih dari 50% . Menurut John Diks yg menulis di Gewoon-Nieuws.Nl, 3 Nov. 2013 dlm rubrik Economie bahwa kekayaan keluarga Rothschild , $ 490.000.000.000.000.000 kalau dibagikan pada tiap penduduk dunia maka tiap orangnya akan mendapat $70.000000. Usaha pemutar-balikan dlm diskusi ini kita jumpai juga tentang NEP , tidak perlu diitanggapi karena sudah dibahas pada diskusi yg lalu. Demikian juga masalah tentang kabir di masyarakat sosialis proletar, pernah dibahas tapi rupanya perlu sekali lagi ditegaskan, bahwa kabir hanya bisa terjadi dimasyarakat kapitalis dan sosialisme Berkebudayaan Tiongkok, tapi tidak pada masyarakat manapun termasuk juga masyarakat sosialis proletar. Karena pejabat korup penyalhgunaan kedudukan ada dlm kekuasaan negara sejak jaman masyarakat perbudakan dan feodal tapi karena belum ada masyarakat kapitalis maka dia walau jadi kaya serta kekayaannya diinvestasikan dlm bentuk budak atau tanah , perhiasan, atau uangnya direntekan, rumah dll, tapi tetap tidak bisa dinamakan kabir. Demikian juga pada masyarakat sosialis proletar, hasil korupsi dari pejabat tsb tidak bisa di-investasikan dlm proses industri, karena industri sosialis adalah milik masyarakat. Juga per- bank-an dlm masyarakat sosialisme proletar tidak melakukan kegiatan seperti dikapitalisme , tabungan tidak mendapat bunga/rente. Justru pada sosialisme a la Tiongkok, dimana hubungan produksi kapitalis dan sistim finansial kapitalis/ imperialis berlaku maka kabir meraja-lela, tampak dari berita baru2 ini tentang jumlah miljuner RRT bahwa hanya sebagai saja yg merupakan self-made kapitalis ( dari awal atas usaha sendiri). Jadi sebagaian besar adalah kabir. Kerancuan lain yg ditemukan dlm diskusi ini adalah tentang keadaan masyarakat Rusia pra Rev. October 1917. Padahal walaupun lebih terbelakang dlm industri dibanding Inggris (pionier industrialisasi dng mesin ) atau dibanding Jerman ( karena perkembangan kapitalis yg tak merata) , tapi sebelum 1914 seingat saya dari data yg pernah dikirim Djie ( sayang tidak bisa saya temukan kembali ) pada diskusi beberapa waktu yg lalu, tingkat industri Rusia adalah setingkat dng Prancis dan satu negara lagi ( tidak ingat) . Pada saat PD I memang industri Rusia mengalami kehancuran, tapi dng dilaksanakannya NEP ternyata pada 1926 bisa kembali mencapai tingkat sebelum perang. Karenanya NEP diakhiri dan dibawah Stalin rakyat Sovjet bisa menghadapi imperialis Nazi Jerman yg industri dan teknologinya tinggi dan setelah itu menghadapi imperialis USA.
10
Lebih jelas silahkan simak cuplikan Wikipedia ini: During the 1890s, Russia's industrial development led to a large increase in the size of the urban middle-class and of the working class, which gave rise to a more dynamic political atmosphere and the development of radical parties. Because the state and foreigners owned much of Russia's industry, the Russian working class was comparatively stronger and the Russian bourgeoisie comparatively weaker than in the West. The working class and peasants became the first to establish political parties in Russia, because the nobility and the wealthy bourgeoisie were politically timid.[citation needed] During the 1890s and early 1900s, bad living- and working-conditions, high taxes, and land hunger gave rise to more frequent strikes and agrarian disorders. These activities prompted the bourgeoisie of various nationalities in the Russian Empire to develop a host of different parties, both liberal and conservative. By 1914 40% of Russian workers were employed in factories of 1,000 workers or more (32% in 1901). 42% worked in businesses of 100 to 1000 workers, and 18% in businesses of 100 workers or less (in 1914 the USA had equivalent figures of 18%, 47% and 35% respectively).
Itu saja, sudah kepanjangan.
Tik
Op 19 okt. 2016 om 10:53 ,
'Chan CT'
[email protected] [URECA_SGT]
Saya coba sekali lagi menjelaskan pengertian filsafat kontradiksi Kapitalis><Buruh yang merupakan KESATUAN dari segi-segi yang bertentangan itu. Filsafat Marxis berpendapat, bahwa hukum kesatuan dari segi-segi yang berlawanan adalah hukum pokok alam-semesta. Hukum ini berlaku secara universil, baik dalam dunia alam, dalam masyarakat manusia maupun dalam fikiran manusia. Antara segi-segi yang berlawanan didalam suatu kontradiksi terdapat persatuan dan sekaligus perjuangan, dan inilah yang mendorong hal-ihwal bergerak dan berubah. Sekalipun dengan penegasan “KESATUAN” itu relatif sedang “PERJUANGAN” antara segi-segi berlawanan itu yang senantiasa dan mutlak, tetap selama hal-ihwal itu tidak BERUBAH KWALITAS, kedua segi yang berlawanan itu tidak saling meniadakan, karena meniadakan segi yang satu sama dengan meniadakan segi yang lain! Jadi, dalam proses kontradiksi itu sesungguhnya bisa terjadi perubahan dominasi dari segi yang satu menjadi segi yang lain, atau terjadi perubahan kwalitas dari segi-segi yang berlawanan itu sendiri. Terjadi PERUBAHAN dari satu hal 11
kebentuk dan kwalitas hal-ihwal yang lain, dengan kesatuan kontradiksi dari segi-segi yang lain pula. Begitu pengertian saya dengan Kontradiksi yang merupakan KESATUAN dari SEGI-SEGI yang bertentangan itu. Sebagaimana juga dengan kontradiksi klas-klas lain, Tuanbudak><Budak, Tuantanah>
12
akan jelas melihat didalam masyarakat, disaat kapitalis baru tumbuh dengan sendirinya kekuatan buruh juga masih kecil dan lemah. Disaat BURUH masih sangat lemah, Belum mencapai banyak kapitalis-industri, belum lahir BURUH-INDUSTRI yang cukup kuat dan banyak, sebagai kekuatan induk Revolusi Sosialis, … apa yang terjadi? Yaa, TIDAK ADA dasar kesadaran masyarakat yang cukup kuat dari Buruh-industri itu, yang selama ini dikatakan sebagai kesadaran klas yang paling maju itu. Dan, … karena KENYATAAN yang dihadapi mayoritas mutlak penduduk masih PETANI, yaa yang terjadi masyarakat itu masih sangat kuat budaya PETANI yang ideologi feodal! Dan kenyataan untuk meningkatkan KESADARAN masyarakat TIDAK mungkin dengan dipaksakan dengan KEKERASAN! Kesadaran masyarakat lebih banyak dikarenakan kehidupan dan kerja mereka yang dihadapi setiap harinya, … dan semua itu hanya bisa melalui proses perkeembangan masyarakat yang alamiah, tidak mungkin dilaksanakan dengan lompat-melompat betapapun kehendak subjektive manusia sangat ideal. Itulah sebab Lenin segera mengoreksi KESALAHAN awal, membasmi kapitalis dimana masyarakat Rusia ketika itu masih sangat, sangat miskin dan tenaga-produksi masih sangat terbelakang, belum memasuki industri. Tentu, Lenin boleh saja bangkitkan gerakan buruh melancarkan pemberontakan dan merebut kekuasaan Tsar Rusia yang memang sudah bobrok itu, dengan melancarkan Revolusi Oktober nya, tapi tetap memperkenankan kapitalis hidup, tumbuh dan berkembang, ... membiarkan kapitalis-kapitalis itu ikut membantu mendorong maju ekonomi nasional Sovyet, ... sampai benar-benar masyarakat di Rusia itu tumbuh menjadi masyarakat industri yang benar, dengan jumlah buruh-buruh Industri yang cukup kuat! Dengan demikian tercapai KEMAKMURAN masyarakat Sovyet yang memadai dan, disaat itu akan tumbuh hubungan produksi baru yang bisa dinamakan hubungan produksi sosialis. Apa dan bagaimana hubungan produksi baru yang bisa dinamakan hubungan produksi sosialis itu, saya juga tidak tahu! Sampai sekarang BELUM ada orang GENIAL yang bisa menunjukkan pada kita semua. Tempo hari saya pernah mengajukan beberapa perkembangan kapitalis yang sudah mencapai trust atau grup kapitalis itu, yang nampaknya terjadi perbedaan dengan dimasa kapitalis perseorangan. Karena setelah tumbuh menjadi grup kapitalis, dengan sendirinya sudah terjadi kerjasama dari beberapa kapitalis, kerja kolektif disitu dan, ... biasanya grup kapitalis itu dengan sendirinya melepaskan kekuasaan eksekutif usaha pada CEO yang menjalankan usaha. Jadi, sudah terjadi pemisahkan kekuasaan MODAL/KAPITAL dengan kekuasaan eksekutif perusahaan. Ini pertama.
13
Kedua, coba perhatikan setelah kapitalis berkembang menjadi jual-beli SAHAM ini, ... saya lihat ketentuan pemerintah HK, saham yang dijual kepublik hanya 30% dari modal perusahaan. Artinya si kapitalis masih tetap pegang 70% saham perusahaan itu. Keuntungan terbesar tetap masuk kantong kapitalis perseorangan, yang terjadi orang kaya akan jadi makin kaya dan tidak akan terkejar oleh kenaikan upah buruh terendah yang selalu ditelan pertumbuhan inflasi yang makin tinggi. Kesenjangan sosial makin menjadi-jadi! Ketimpangan ini baru bisa akan bisa diperkecil dan agak lebih adil kalau berhasil dibalik penguasaaan atau hak-milik SAHAM perusahaan, yang dijual kepublik 80%, sedang hak pemilikan saham perusahaan ditangan perseorangan tidak lebih dari 20% saja. Hanya saja saya tidak tahu bagaimana pengaturan dan cara mengamati jual-beli SAHAM itu agar TIDAK TERJADI kecurangan dan akhirnya publik yang dirugikan dengan membeli saham-bodong, ... Saya perhatikan, justru yang terjadi didesa Hua Xi dan juga BUMN yang diswastakan dengan membagikan 80% saham perusahaan pada buruh/pekerja, sedang 20% tetap milik negara, itu yang dijalankan Bo Xilai di Chongqing. Dengan cara begini, lebih cepat meningkatkan kesejahteraan buruh/pekerja. Entah dimana ganjelan atau masalah yang belum teratasi, sehingga cara membalik kepemilikan SAHAM perusahaan ini tidak banyak atau belum umum dijalankan di Tiongkok sekarang ini, ... bisa nampak dari desa Hua Xi ternyata tidak dijadikan model pembangunan desa diseluruh negeri. Yang diangkat menjadi DESA-teladan adalah desa Xiao Gang. Apa alasan resminya saya belum tahu, ... belum menemukan tulisan-tulisan yang menyinggung masalah ini. Tapi, kalau saya lihat perkembangan desa Xiao Gang itu lebih menuruti perkembangan alamiah, ... Desa Xiao Gang teladan Reformasi inilah yang dikunjungi Xi Jinping 25 April 2016 yl. Setelah diawal tahun 1980, Komune Rakyat dibubarkan dan desa-desa diberi hak menentukan dan menemukan jalannya sendiri-sendiri, Pemerintah baru berusaha melembagakan, menstandardisasi dan melegalisasi. Sebagaimana desa-desa pada umumnya, desa Xiao Gang juga membagikan hak-usaha tanah pda setiap petani, dengan menjalankan kerja borongan. Diawal mula mereka terseok-seok dalam mengembangkan produksi, lalu dimulai dengan 18 petani bertekad bulat meningkatkan produksi bekerja sama dalam kerja borongan itu. Untuk mempercepat dan meningkatkan produksi, timbul kesadaran petani untuk bekerja sama dengan membentuk koperasi pertanian. Itulah gagasan Ketua Mao diawal tahun 1950, mendirikan koperasi desa untuk memulai mewujudkan mekanisasi-industrialisasi
14
pertanian didesa, sebagai langkah konkrit menuju DESA sosialisme Tiongkok. Sedang usaha mempercepat meningkatkan kesejahteraan petani warga desa Xiao Gang, pada tahun 2006 Pemerintah menghapuskan segala bentuk pajak didesa dan kemudian memberi kemudahan kredit pada petani didesa untuk membeli alat produksi, bibit, pupuk, ternak dsb., pengaturan ketentuan sewa-menyewa hak-guna tanah; dengan syarat-syarat yang ada membangun usaha pabrik di Desa, dan, … atas dasar hak-guna atas tanah garapan itu, setiap petani mendapatkan besaran saham desa, dan dengan demikian setiap petani disamping dapatkan upah dari nilai kerja diladang koperasi, juga mendapatkan tambahan bonus dari keuntungan setiap tahun koperasi desa Xiao Gang. Jadi, ternyata desa Xiao Gang juga menjalankan membagikan SAHAM Desa pada setiap warga petani, merubah desa Xiao Gang menjadi milik kolektif. Melalui koperasi Desa Xiao Gang itulah menanggung tunjangan sosial desa, dari menangani asuransi pengobatan untuk warga desa, pendidikan GRATIS anak-anak didesa, sampai juga membayarkan asuransi perawatan orang-tua bagi warga desa. Dari komune rakyat yang semula dipaksakan ditahun 1957, setelah dibubarkan tahun 1980, sedang kembali dibangun sendiri oleh KESADARAN PETANI didesa-desa. Inilah proses perkembangan masyarakat sesuai MDH, … yang berangsur-angsur terjadi dalam perjalanan Sosialisme bercirikhas Tiongkok sekarang ini. Salam, ChanCT
From: Sie Tik Tan
[email protected] [URECA_SGT] Sent: Tuesday, October 18, 2016 3:49 AM
Dlm menanggapi keilmiahan perkembangan masyarakat berdasarkan Marxisme sudah dibeberkan bahwa keilmiahan tsb berdasarkan dalil perjuangan klas , setelah adanya kepemilikan perorangan atas alat2 produksi didalam masyarakat kelas. Hal ini tak perlu diulangi lagi, apalagi Bung Tjing sendiri menyatakan dibawah ini: " tentu saja tidak ada yang perlu diperdebatkan". Tapi toch dlm diskusinya dibawah ini dlm mengutip Mao tentang kontradiksi, kembali pada kesimpulan " ...dalam masyarakat itu akan muncul hubungan produksi baru yang bisa dikatakan hubungan produksi sosialis " sebagai hal yg ilmiah.
15
Entah apakah Marx ataupun Mao atau siapapun tokoh2 M-L pernah merumuskan perlunya kemuncukan suatu hubungan produksi baru ( sosialis) dlm masyarakat kapitalis untuk bisa menuju sosialisme? Mohon pertunjuk dari Bung Tjing , dimana perumusan itu ada? Mungkin banyak teman2 yg belum tau, jadi akan sangat membantu wawasan kita bila tulisan Marx atau tokoh2 M-L mengenai hal in bisa dipelajari, bukan? Sebab, apa yg telah tertera dalam Manifesto Komunis yg ditulis Marx&Engels tentang perkembangan masyarakat dan dalilnya yaitu perjuangan klas sampai pada revolusi proletar untuk mendirikan diktatur proletariat demi pembangunan sosialisme sudah merupakan pandangan ilmiah kaum M-L. Karenanya gagasan sosialisme yg diembannya merupakan sosialisme ilmiah. Ataukah gagasan ilmiah versi Bung Tjing tsb tentang keharusan munculnya hubungan produksi baru sosialis dlm masyakaratnya kapitalis adalah hasil pemikiran atau logika Bung Tjing? Tentu saja, boleh saja siapapun mencapai kesimpulan demikian, tapi mohon diuraikan data2 ilmiahnya, agar bisa dipelajari dng baik. Marx, Engels dalam mempelajari perkembangan masyarakat telah mempelajari tulisan2 baik antropolog, sosiolog , ekonom , sejarawan sampai biologi dng Darwinismenya. Memang pikiran/logika seseorang bisa berbeda2 dlm menanggapi suatu permasalahan halmana juga tergantung dari penguasaan data2 dan kemampuan mengolahnya untuk membangun argumentasi yg bersangkutan terhadap masalah yg dibicarakan. Data2 dan kemampuan mengolahnya, tentu juga tergantung dari masukan yg diterima oleh yg bersangkutan, termasuk pengalaman langsung dlm kegiatan kemasyarakatan, entah itu proses produksi, atau sekolah, atau dari lingkungan pergaulan dan keluarga, atau dari belajar/ membaca teori2 yg berkaitan dng masalahnya untuk memperluas dan memperdalam wawasannya. Tentu betul sekali bahwa wawasannya tsb kembali akan diuji lagi dalam interaksinya dlm masyarakat dan disini akan terbukti tepat tidaknya wawasan/teori dan juga pelaksanaannya pada situasi setempat dan sesaat itu. Betul bahwa Rev. Oktober Rusia 1917 sudah merupakan sejarah lampau dalam artian waktu, tapi ia juga merupakan suatu tonggak sejarah kemanusiaan, seperti halnya juga Rev. Borjuis Prancis. Pengalaman Rev. Oktober Rusia 1917 justru merupakan suatu keberhasilan yg pertama kali perjuangan kelas dari klas buruh yg tertindas dlm hubungan
16
produksi kapitalis bersangkutan. Pada revolusi2 sebelumnya justru klas tertindas dari hubungan produksi yg dominan malah tetap tertindas dng adanya hubungan produksi baru yg kemudian menjadi dominan karena hubungan produksi yg lama yg juga berdasarkan penghisapan manusia oleh manusia tidak dihilangkan oleh klas penguasa baru. Hanya saja kekuasaan politik klas penguasa lama yg diambil alih oleh klas penguasa baru, yg juga tetap melaksanakan hubungan produksi yg berdasarkan kepemilikan perorangan atas alat2 produksi dan kerenanya melakukan penghisapan manusia oleh manusia. Disini nilai penting dari Rev. Oktober Rusia 1917 karena menghapuskan hubungan produksi yg didasari kepemilikan perorangan atas alat2 produksi agar nilai lebih yg diciptakan klas buruh tidak dirampok oleh klas kapitalis. Dan untuk pertama kalinya lapisan mayoritas masyarakat, yaitu klas buruh dan sekutunya kaum tani mendirikan kekuasaannya, diktatur proletariat. Kekhususan lain Rev. Oktober Rusia 1917 adalah untuk mengakhiri perang perampokan kapitalis, sebagaimana dicanangkan Marx. Sedangkan rev. Borjuis dng perkembangan kapitalis menuju imperialisme justru menimbulkan perang perampokan terhadap rakyat2/ bangsa2 lain. Kalaupun sekarang perang2 tsb sudah berkurang, tapi itu juga bukan karena humanismenya kapitalis, tapi karena imperialisme yg merupakan oligarki kapitalisme finansial yg berkuasa dng kapitalisme industri sudah semakin canggih melakukan penghisapan dng globalismenya melalui monopoli2 multinasional. Sehingga biaya pengeluarannya menjadi lebih murah dng menggunakan komprador2-nya, yg kalau tidak memuaskan bisa diganti, dan juga dapat keuntungan dng menjual senjata pada penguasa2 negeri2 yg diexploitasinya, agar penguasa setempat menghadapi perlawanan rakyatnya. Selain itu Rev. Oktober Rusia 1917, dng tenaga revolusinya kaum buruh dan tani dibawah pimpinan Partai M-L, dimana tenaga tempurnya ini sebenarnya bukan merupakan kekuatan militer yg canggih, baik dari segi pengalaman tempur prajurit dan opsir Tentera Merah dan juga secara persenjataan , serta keterampilan taktisnya dibanding dng tentera professional imperialis, toch bisa menenangkan Rev, pertama2 karena dukungan rakyat Rusia yg sudah jenuh perang dan menginginkan dihapuskannya penghisapan manusia oleh manusia. Sedangkan Rev. Februari 1917 yg dipimpin kaum eser, Sosialis Revolusioner ( Karensky) , justru hendak meneruskan perang imperialis. Lenin menegaskan bahwa kemenangan Rev. oktober 1917, justru juga karena dukungan kaum proletar seluruh dunia , disini jelas manifestasi solidaritas internasional klas buruh.
17
Kekhususan lain Rev. Ooktober 1917 adalah juga merupakan inspirasi gerakan2 pembebasan di Timur, di negeri2 jajahan. Walaupun Re. oktober 1917 merupakan inspirasi perjuangan klas buruh dan perjuangan rakyat2 tertindas, tapi tentu tidak berarti bahwa taktik2 Rev. Oktober 1917 harus dijiplak oleh tiap revolusi proletar dan pembebasan rakyat terindah dimana saja. Bahkan Lenini sendiri menegaskan kepada rakyat2 Kaukasus yg berhasil mendirikan pemerintahan Sovjet untuk tidak meniru taktik2 Rev. Oktober 1917. Demikian juga walau pengaruh Rev. Oktober 1917 besar di Tiongkok, tapi revolusi Borjuis Demokratis Tiongkok dibawah pimpinan PKT dan Mao, menempuh revolusi jangka panjang dng taktisnya desa mengepung kota. Vietnam juga mempunyai kekhususan sendiri. Lenin juga menegaskan bahwa berdasarkan perkembangan kontradiksi dalam situasi tertentu diperlukan juga tindakkan reformasi, suatu kebijakan yg tetap progresif tapi lebih lamban perjalanan waktunya dibanding tindakan revolusioner yg cepat melakukan perombakan yg mendasar dan menyeluruh. Salah satu taktik Rev. Oktober 1917 adalah juga NEP yg merupakan reformasi, dng melaksanakan berlalunya perdagangan bebas dlm batas2 yg dibatasi negara dan dalam waktu sesingkat mungkin. Demikian juga pembentukan koperasi2 pertanian sebagai salah satu bentuk kapitalisme negara. Semua bertujuan untuk kelanggengan kekuasaan diktatur proletariat guna memperkuat persekutuan buruh- tani dan mencegah kemungkinan restorasi kapitalis. Untuk ini telah dibahas dlm diskusi2 yg lalu, jadi tidak perlu di ulangi. Tapi justru dng menggunakan NEP sebagai argumentasi, para pendukung Deng, malah menempatkan perdagangan bebas kapitalis sebagai strategi yg hendak dicapai. Dng semboyan impian leluhur Tiongkok dng Jalan Suteranya di bawah kekaizaran feodal di-agung2-kan. Dan sekali lagi dng mengabaikan sikap klas tapi lebih menonjolkan kejayaan nasionalnya ketika itu, jadi jelas nuansa chouvinisnya. Kejayaan kekaizaran Tiongkok dng manufaktur barang dagangnya ( Sutera, porselein, besi , musiu, kertas, dll) serta kapitalis dagang dan finansialnya ( Tiongkok yg menerapkan surat berharga berfungsi seperti chek yg pertama didunia) semuanya jelas merupakan cara produksi kapitalisme yg sedang berkembang dibawa feodalisme. Demikianlah
18
upaya menyelubungi gagasan restorasi kapitalisnya dng gagasan2 kejayaan nasional masa lampau, sebagai kebangunan Tiongkok yg pernah disebut orang sakit di Asia oleh kekuatan2 kapitalis imperialis Barat, setelah kekuasaan feodal Tiongkok sendiri menutup jalur perdagangan laut yg diselenggarakan Cheng He dan juga keangkuhan feodal yg menganggap bangsa2 lain sebagai barbar dan tidak mau menerima hal2 yg positif dari bangsa2 lain, telah menyebabkan perkembangan ilmu terbatas dan hanya dipentingkan ilmu Sastra-budaya mungkin juga sedikit banyak hukum feodal dan militer untuk perekrutannya pegawai negeri dan pejabat. Halmana menyebabkan perkembangan ilmu pasti-alam mengalami hambatan, karena orang berusaha menjadi pejabat dan selain mengangkkat martabat dan nama keluarga juga bisa jadi kaya. Ya, kaya adalah mulia sejak dulu jadi motto . Tidak heran kalau Xi JP dlm pidatonya pada pertemuan G 20 baru2 ini , justru menyerukan liberalisme yg lebih luas lagi. Tidak beda dng Adam Smith tokoh teori ekonomi kapitalis. Menarik adanya TANTANGAN terhadap lawan diskusinya untuk mewujutkan revolusi Oktober, tentu tantangan ini tidak perlu diperdulikan. Pertama, karena sepertinya semua teman yg ikut dlm diskusi ini merupakan perorangan2 yg tidak merupakan Perwakilan suatu organisasi atau partai . Tiap orang yg belajar Maxisme-Leninisme tentunya memahami bahwa revolusi merupakan bentuk tertinggi perjuangan politik suatu klas. Halmana merupakan suatu usaha kolektif dari klas atau sebagaian besar dari klas tsb dan juga sekutu2 politiknya. Dimana untuk itu diperlukan suatu organisasi politik yg memimpin perjuangan klas dari yg paling sederhana dan ditingkatkan sampai tingkat revolusi pada saat situasi sudah mencapai krisis revolusioner untuk bisa mencapai tujuan perjuangan kelas tsb. Maka dng pengertian demikian tiap orang yg mendengar tantangan tsb, akan menganggap bahwa itu hanya suatu provokasi, bukan argumentasi dlm diskusi . Kedua, dng demikian juga jelas bahwa si penantang sebenarnya sudah tidak mampu lagi berargumentasi dan lebih penting lagi si penantang tidak memahami perlunya organisasi, pendidikan politik idiologi dan kepemimpinan klas dlm revolusi. Menarik argumentasi Bung Tjing, dalam mensitir Mao mengenai kontradiksi sebagai perwujutan segi2 yg bertentangan dlm satu halihwal, pengertian ini sebenarnya sudah ada dlm ajaran filsafat kuno bahkan juga filsafat kuno Tiongkok sendiri dng Yin-yang. Seperti
19
juga dlm filsafat materialistisch kuno dari Asia Kecil yg kemudian dikembangkan oleh filusuf2 Junani. Cukup menakjubkan pengembangan argumentasinya berkaitan dng " kesatuan segi2 yg bertentangan dlm satu halihwal" bahwa dng ditumpasnya kaum kapitalis maka kontradiksi berahkir dan anti pode kapitalis yaitu klas buruh juga akan akan tidak ada lagi. Kapitalis lenyap , kaum buruhpun lenyap!!! Bagi siapa saja yg pernah menyimak MDH dng baik, akan memahami bahwa kontradiksi dlm masyarakat tidak hanya merupakan kontradiksi dari 2 klas yg ada ikatannya pada hubungan produksi yg dominan saja. Dalam masyarakat ada bermacam kontradiksi diantara kelas2 yg ada dlm masyarakat bahkan juga dalam satu klas yg sama. Ump: burjuis kecil selain berkontradiksi dng klas feodal, tapi juga dng klas buruh, dan juga dng Borjuis besar kapitalis baik domestik maupun asing yg juga menindasnya. Dari kenyataan ini maka ada pengertian kontradiksi dlm kontradiksi dasar, kontradiksi pokok , kemungkinan mutasinya kontradiksi dasar menjadi pokok dlm perkembangan situasi di masyarakat . Dan bahwa diatasinya suatu kontradiksi pokok, maka salah satu kontradiksi dasar lain akan bermutasi menjadi kontradiksi pokok. Dan klas yg " menang " dari pertarungan kontradiksi pokok sebelumnya, akan menemukan " lawan barunya" yg tadinya bukan lawan utama. Selain itu orang perorang dari klas yg " kalah" , tidak musnah, seperti istilah " kapitalis dibantai" yg digemarinya , tapi tetap ada dlm masyarakat dng idiologinya, hanya saja kekuasaan klasnya sudah dihapuskan. Justru keberadaan orang perorangan dari klas yg " kalah" ini, akan tetap berusaha untuk kembali mengambil kekuasaan dng berusaha mengkonsolidasi diri dan mempengaruhi klas2 lain dlm masyarakat, bahkan klas yg kalah ini juga mempunyai sekutu2-nya diarena internasional. Karenanya perjuangan kelas tetap tidak bisa dianggap selesai. Seperti yg diprediksi Liu Siau Tjie halmana dng tepat disanggah oleh Mao dan nyatanya memang elemen2 ini merupakan mereka yg disebut sebagai penempuh jalan kapitalis. Ternyata elemen2 ini baik di Sovjet Rusia maupun di RRT berhasil melaksanakan restorasi kapitalis. Karenanya upaya partai2 M-L untuk melakukan pendidikan idiologi merupakan usaha untuk mempertahankan kemenangan klas buruh dan kekuasaan diktatur proletariatnya, selain mendidik masa luas dalam,perjalanannya menuju penghapusan sama sekali penghisapan manusia oleh manusia.
20
Itu saja agar tak kepanjangan dan lagi hal2 lain dari tulisnan Bung Tjing ini pernah dibicarakan dlm diskusi yg lalu, seperti menjinakkan kapitalis, masalah hukum sebagai bangunan atas yg mengabdi klas yg berkuasa dll. Tik
Pada Jumat, 14 Oktober 2016 6:15, "'Chan CT'
[email protected] [GELORA45]"
menulis:
Setelah bung Sie Tik menguraikan Perkembangan Masyarakat berdasarkan MDH dan Perjuangan klas berdasarkan filsafat KONTRADIKSI begitu panjang lebar, tentu saja tidak ada yang perlu diperdebatkan. Karena memang yang jadi masalah, pemahaman teori-teori itu digunakan untuk melihat dan menganalisa kenyataan konkrit, ... lalu menentukan jalan keluarnya. Hanya saja saya tetap berpendapat, apapun perbedaan yang terjadi diantara kita, tidaklaah seharusnya melanjutkan sikap yang dijalankan dalam pengalaman PKUS, begitu sengitnya Stalin sampai harus mengejar membunuh Trotsky di Amerika Latin, atau pengalaman PKT, Mao dimasa RBKP sampai bisa saja membiarkan Liu Shaoqi, Kawan seperjuangan lebih 40 tahun dijadikan MUSUH yang boleh dianiaya dan diperlakukan tidak manusiawi sampai meninggal pun seluruh keluarga tidak diberi tahu, bahkan saat jenasah dibakar dikebumikan harus gunakan nama lain yang TIDAK DIKENAL orang! Bahkan jangan pula teruskan KESALAHAN PKI dimana Aidit cs. saat mengganyang Tan Ling Djie yang dituduh Parlementerisme itu, dengan menyingkirkan Tan Ling Djie dan Alimin, dari kepemimpinan PKI. Padahal dalam KENYATAAN justru Aidit cs. itulah yang menjalankan parlementerisme dan jalan damai sesungguhnya! Sedang apa yang dituduhkan pada diri Tan Ling Djie tidaklah begitu! Saya tahu betul pemikiran TLD ketika itu justru hanya ingin membawa PKI menggunakan kesempatan legalisme yang diberikan Pemerintah, menggunakan parlemen untuk mengembangkan kembali PKI yang baru digebuk Peristiwa Madiun. Dimana TLD selalu menggunakan prinsip teori gunung Es itulah yang digunakan, yang terbuka legal cukup 1/9 saja, sedang bagian besar mutlak tetap berada dibawah permukaan. Bukan sebaliknya seperti yang dijalankan Aidit cs itu! Sedang prinsip organisasi yang dipegang keras oleh TLD, PKI harus tetap mempertahankan partai KADER, bukan menjadi partai MASSA dimana siapa saja bisa jadi anggota PKI, tanpa ada TUNTUTAN tinggi dan syarat yang harus dipenuhi menjadi anggota PKI! TLD justru marah besar melihat sikap pimpinan PKI ketika itu, keterbukaan dan kebanggaan PKI menjadi partai komunis terbesar didunia setelah PKT dan PKUS,
21
membuat Aidit cs lengah dengan mudahnya menyerahkan seluruh daftar keanggotaan pusat-cabang pada Front Nasional, ... Siapa benar siapa salah bukan karena pandai mengunyah-ngunyah teori-teori dari buku klasik, tapi HARUS pandai dan bisa bisa secara tepat memadukan TEORI yang dipahami itu dengan kenyataan konkrit dan memenangkan TUJUAN bersama! Bukan dengan begitu keras dan kuatnya meyakini jalan Lenin sebagai SATU-SATUnya jalan sosialisme yang HARUS DIJADIKAN PATOKAN dengan menuduh jalan sosialisme berciri khas Tiongkok itu sudah restorasi kapitalisme, penghianatan ML-FMTT! Tanpa berani melihat kenyataan kondisi dunia internasional sudah berubah, tidak lagi seperti masa Lenin melancarkan Revolusi Oktobernya ditahun 1917, hampir 100 tahun yl lagi! Itulah yang menyebabkan rev. Oktober model Lenin itu, hanya satu-satunya itu saja meletus didunia ini, TIDAK ADA keduanya sampai sekarang setelah lewat 100 tahun! Sudah berulang kali saya tanya bahkan saya tantang, cobalah wujudkan kembali Rev. Oktober model Lenin itu disatu negara didunia ini kalau bisa! Dan buktikan dalam praktek kebenaran teori yang kalian pegang sebagai jalan satu-satunya menuju sosialisme itu. Dan, kalau saja kalian lebih teliti memperhatikan perubahan situasi dunia, justru JALAN MAO, jalan merebut kekuasaan dari desa mengepung kota itu yang masih ada kemungkinan terjadi dinegara-negara didunia ini, ... Perubahan situasi dunia yang mencolok, kalau saya perhatikan masa Rev. Oktober meletup ditahun 1917 sampai tahun 50-an, memang dunia sedang bergejolak Revolusi dan perang, bangsa-bangsa tertindas mulai bangkit jiwa nasionalisme untuk mencapai kemerdekaan! Setelah itu, dimana bangsa-bangsa didunia sudah memproklamasikan kemerdekaan dan praktis tiada lagi negara didunia yang dijajah bangsa lain. Yang ada penjajahan secara tidak langsung, melalui jalur EKONOMI, dengan neolib mengekang negara-negara sedang berkembang, ... Seiring dengan melihat perubahan situasi kemudian menentukan bentuk perjuangan yang dengan sendirinya juga harus berubah, ... Kalau saja nyeruduk terus, yaa, PASTI GAGAL! Itulah sebabi, teori revolusi model Lenin itu akan sangat sulit, bahkan sudah tidak mungkin terjadi sekali lagi didunia ini! Coba saja perhatikan dan PELAJARI secara baik-baik, mengapa perjuangan bersenjata PK Malaya dibawah pimpinan Chen Ping, yg saat melawan Jepang sudah berpengalaman melancarkan Perang Gerilya dan dapatkan penghargaan Ratu Elizabeth, tapi setelah itu melawan Pemerintah Malaysia yang berkuasa, sudah puluhan tahun tidak juga berhasil merebut kekuasaan? Bahkan akhirnya setelah PKT mencabut BANTUAN, beberapa tahun kemudian harus turun gunung, buyar? Begitu juga dengan perjuangan PK Burma, yang sekalipun
berperbatasan dengan
22
Tiongkok daratan juga tidak bisa berkembang baik, ... begitu bantuan Tiongkok dicabut, juga akhirnya buyar. Yang terakhir ini, PK Filipina yang berjuang sudah lebih 40-an tahun, ... akhirnya bulan lalu juga harus mengakhiri perjuangan bersenjata dan menerima tawaran Duterte ikut duduk dalam kabinetnya! Juga perjuangan rakyat Kolombia, yang sudah berlangsung lebih 50 tahun, akhirnya bisa berdamai dengan Presiden Santos yg dinobatkan hadiah Noble-Perdamaian! Itulah kenyataan-kenyataan perubahan didunia nyata yang harus dilihat dan diakui, ... TIDAK BISA kita berkeras memaksakan bentuk perjuta saja! Dimana jaman sekarang, dunia sudah memasuki peradaban yang lebih maju, menuntut perdamaian dan kesejahteraan yang lebih tinggi, masyarakat arahnya sudah mengejar DEMOKRASI, REFORMASI, ... yaa, ikuti-lah bentuk perjuangan DEMOKRASI dan REFORMASI itu! Perjuangan klas dalam masyarakat diakui atau tidak adalah kenyataan yang ada, yang jadi masalah ditingkat perjuangan sekarang, dimanapun kita berada didunia ini, adalah juga KENYATAAN kapitalis BELUM bisa dijadikan SASARAN revolusi yang harus dibasmi! Kapitalis tetap digolongkan RAKYAT yang harus ditarik dalam front pembangunan ekonomi nasional! Hanya segelintir kapitalis nakal, kapitalis hitam yang tidak tunduk HUKUM saja yang kena sanksi dan didisiplin! Jadi, kekuatan rakyat disetiap negara didunia, harus pandai-pandai menyatukan diri dalam kesatuan organisasi untuk bersatu dan berjuang melawan klas kapitalis, klas tuantanah, ... dan, menemukan cara, kesempatan untuk berkuasa. Pemecahan kontradiksi dari kapitalis yang dominan dan berkuasa menjadi kekuatan rakyat yang berkuasa! Bukankah menurut Mao Kontradiksi adalah KESATUAN dari Segi-Segi yang bertentangan dan justru adanya kontradiksi-kontradiksi itulah yang mendorong maju perkembangan masyarakat! Tapi, kalau kita belon-belon sudah mengakhiri kontradiksi antara KAPITALIS dan BURUH dengan membasmi kapitalis, apa jadinya? Pertama, tindak membasmi kapitalis berarti kontradiksi itu BERAKHIR. Dengan dibasmi dan tiadanya kapitalis, menghilangkan satu segi dari KONTRADIKSI itu, dengan sendirinya segi anti-podenya BURUH juga TIDAK ada lagi! Kontradiksi kapitalis-buruh itu akan berubah menjadi SESUATU yang BERLAINAN kwalitas dan bentuk perjuangannya! Dan ditinjau dari filsafat juga tidak harus begitu! Sesuai dengan perkembangan masyarakat yang alamiah, kontradiksi Kapitalis-Buruh itu akan berlangsung terus sampai tingkat tertingginya, dimana masyarakat itu mencapai tingkat kemakmuran yang memadai dan, ... dalam masyarakat itu akan muncul hubungan produksi baru yang bisa dinamakan hubungan produksi sosialis, ... Kedua, jadi sesuai dengan tingkat perjuangan sekarang ini, dimana BELUM bisa
23
menjadikan KAPITALIS sasaran revolusi yang harus dibasmi, maka kontradiksi kapitalis-buruh tergolong kontradiksi dikalangan rakyat, disamping mempertahankan kesatuan juga melancarkan perjuangan untuk mencapai KEADILAN dan kesejahteraan yang lebih baik bagi buruh. Perkuatlah persatuan Buruh dalam Serikat Buruh yang bulat dan kokoh, sehingga dalam memperjuangkan kepentingan buruh bersuara lebih kuat dan lebih mudah memenangkan tuntutan pada kapitalis. Pada saat kekuatan Serikat Buruh dan Serikat Tani cukup kuat dan sangat menentukan tidak hanya disatu-dua kota dan propinsi tapi meliputi seluruh Nusantara, ... bukankah itu akan berarti suara RAKYAT yang tidak bisa tidak harus didengar dan tidak terkalahkan di Indonesia! Kebuatan dan kekuatan suara RAKYAT yang akan MAMPU memaksa atau menjinakkan kapitalis, ...! Dan selanjutnya tentu memikirkan bagaimana kekuatan RAKYAT berada dalam posisi dominan dan berkuasa dibangunan atas, Pemerintah! Sementara sekian saja dahulu, maaf sudah berkepanjangan, ...! Salam, ChanCT
On Tuesday, October 11, 2016 7:20 PM, 'Sie Tik Tan' via forumdiskusi wrote:
Sekedar tanggapan mengenai perkembangan masyarakat yg ilmiah serta kontradiksinya. Untuk memahami Hukum perkembangan masyarakat bagi kaum Marxis tentunya berpegang pada hasil penyelidikan dan analisa masyrakat yg dilakukan K.Marx dng menggunakan filsafat MDH. Yg oleh Sukarno ( walaupun beliau bukan komunis, tapi memahami Marxisme ), MDH dikatakan sebagai pisau bedah untuk menganalisa halihwal kemasyarakatan. Marx mengungkapkan inti dari perkembangan masyarakat ini, dng adanya kepemilikan perorangan atas alat produksi pada masyarakt2 setelah masyarakat komune primitif dan dng demikian menyebabkan terbentuknya lapisan/ klas2 dlm masyarakat dng kepentingan2 ekonominya masing2, adanya kontradiksi2 diantara klas2 tsb. Oleh Engels dlm salah satu kata pengantarnya pada penerbitan Manifesto Komunis ( pernah dibicarakan dlm diskusi yg lampau) bahwa dalil hukum perkembangan masyarakat ,adalah Perjuangan Klas.
24
Jadi jelas bahwa memandang perkembangan masyarakat tidak bisa tidak juga menganalisa adanya klas2 dan kepentingan2nya didalam masyarakat yg tercermin sebagai kontradiksi2 dlm masyarakat. Kembali berdasarkan MDH maka juga diketahui adanya hukum2 kontradiksi dlm segala halihwal , juga dlm masyarakat , mana yg merupakan kontradiksi2 yg mendasari kehidupan masyarakat tsb.Diantaranya mana yg pokok, yg merupakan ciri dari masyarakat tsb dan juga kemungkinan mutasi dari kontradiksi2 tsb sesuai dng pergerakan/perkembangan situasi dlm masyarakat itu sendiri. Mao secara populer telah menuliskannya dl karyanya Tentang Kontradiksi. Tentu saja dalil " Perjuangan Klas " dlm masyarakat berkelas ini tidak disukai oleh klas yg berkuasa karena dalil ini membelejeti kerakusannya& keganasannya dlm melakukan penghisapan manusia terhadap manusia. Klas yg berkuasa dan pendukungnya yg anti Marxisme dan anti komunis dng segala upaya dan cara, bahkan liwat jalur spiritual a.l " nasib yg sudah dari sono-nya" ataupun lamunan munculnya Ratu Adil dsb, untuk menentang dalil ini atau melalui renegat2 Marxisme berusaha dikaburkan pengertian intinya. Karenanya renegat2 ini dlm gerakan klas buruh dianggap sebagai SB kuning & merupakan barisan pemadam kebakaran api revolusioner gerakan kaum buruh. Bahkan banyak tokoh2 gerakan buruh yg tadinya Marxis-pun dlm perkembangannya kemudian hari bisa menjadi penghianat klas buruh dan mengabdi klas burjuasi. Contoh tipikal antara lain Karl Kautsky, yg pernah bekerja sama dng Engels dlm menghadapi musuh2 Marxisme dan menerbitkan tulisan2 Marx. Sampai banyak orang waktu itu dia dianggap sebagai Paus- nya Marxisme setelah meninggalnya Engels ( 1895), juga tulisan2 nya yg mengeritik Bernstein dan juga kritiknya terhadap Plekhanov yg menjadi mensjewiek dihargai Lenin, tapi ternyata akhirnya Kautsky serta kaum SOS-Dem Internasional II malah mengabdi pada borjuasi , halmana memberikan sumbangan pada kegagalan Rev. Jerman 1918-1919 dan terbunuhnya Karl Liebknech dan Rosa Luxemburg , hal ini jelas diungkapkan Lenin dlm karyanya Revolusi Proletar dan Renegat Kautsky, dimana ditujukan bagai mana Kautsky menjilat ludahnya sendiri. Kemudian juga Chruschov dan Chruschov Tiongkok adalah mereka yg pernah ikut ambil bagaian aktiv dlm gerakan dan rev. Proletar. Jadi bahwa seseorang pernah berjasa dlm revolusi dlm perkembangannya bisa saja menjadi antek musuh revolusi. Walau pernah menulis makalah teori " Bagaimana menjadi komunis yg baik". Atau pernah memimpin Grup teori dlm polemiek PKT>< kaum remo PKUS, sebagaimana Kautsky dan Plekhanov yg pernah membela Marxisme dari kaum anti Marxis
25
pada awalnya. Itulah bukti2 bahwa ke-ilmiahnya gagasan Marx tentang perkembangan masyarakat dng perjuangan klasnya karena itu selalu menjadi sasaran tombak kaum anti Marxisme/anti komunis untuk mempertahankan kelanggengan kekuasaannya dan tetap melakukan penghisapan manusia oleh manusia. Ketimpangan dan ketidakadilan inilah yg menyebabkan adanya perlawanan dimana bentuknya yg tertinggi adalah gerakan politik revolusioner untuk merebut kekuasaan politik dari klas yg berkuasa yg melakukan penindasan oleh klas yg ditindas. Walaupun demikian tidak selalu suatu revolusi bisa mengubah suatu masyarakat secara sekaligus , bahkan pemberontakan tani dulu hanya menggantikan klik yg berkuasa dng klik penguasa baru tanpa adanya perubahan sistim kemasyarakatan.Sehingga penhisapan terhadap kaum tani kemudian diambil alih oleh pemimpin gerakan tani yg menobatkan diri jadi raja dng pemerintahan dari Keluarga atau kliknya sendiri. Juga rev. burjuis pernah mengalami beberapa kegagalan dan restorasi monarki. Halmana oleh baik Marx dan Engels maupun Lenin ,Stalin , Mao dll yg berpegang teguh pada gagasan rev. proletar untuk mempertahankan kekuasaan ditakturbproletariat masalah bahaya restorasi kapitalis dibahas dng jelas. Demikian juga halnya tentang ke-ilmiahan perkembangan cara produksi kebutuhan masyarakat secara umum yg ada dlm tiap masyarakat serta bisa tidak merupakan cara produksi satu2-nya . Dlm masyarakat feodal selain cara produksi agraris yg dominant dng hubungan produksi feodal kepemilikan tanah sebagai alat produksi dan kepemilikan modal oleh kaum klas tuantanah/bangsawan, juga terdapat cara produksi barang dagangan lainkebutuhan masyarakat oleh pengusaha2 borjuis-kapitalis dng adanya gilde ,lalu manufaktur2-nya, kemudian industri dng mesin dan dengan demikian dlm masyarakat tsb ada 2 jenis hubungan kerja yg didasari penghisapan manusia oleh manusia serta dng tenaga2 produktifnya sendiri2. Kepiawaian baik dlm penggagasan ide maupun pengorganisasian yg dikuasai pengusaha2 borjuasi kapitalis ini dalam perlawanannya terhadap sistim feodal monarki yg mengekang perkembangannya telah menimbulkan revolusi2 borjuis, kadangkala bisa saja awalnya adalah gerakan kaum tani penggarap tanah melawan tuan tanah tapi kaum borjuasi kapitalis yg lebih terpelajar( karena memang mempunyai kemungkinan ini) bisa mengarahkan gejolak kaum tani untuk kepentingan klas borjuasi , karenanya pada revolusi2 borjuis kekuatan tempurnya justru kaum tani dan kaum buruh yg belum terorganisasi baik dan belum sedar secara politik.
26
Pengalaman Rev. Borjuis Prancis menunjukkan hal ini. Itulah dasarnya mengapa Marx, menyerukan agar perang perampokan imperialis oleh klas buruh dan tani dibawah pimpinan partai klas buruh sewajarnya dijadikan perang pembebasan klas2 tertindas. Tapi sekali lagi kaum Sos-Dem dng chouvinismenya tetap mengabdi kepentingan borjuasi imperialisnya. Revolusi burjuis ini tidak menghilangkan penghisapan manusia oleh manusia. Walaupun demikian perebutan kekuasaan yg dilakukan terhadap rejim feodal monarki adalah revolusioner sebab meruntuhkan sistim masyarakat yg lama untuk membentuk suatu masyarakt yg lebih maju daripada masyarakat feodal. Setiap revolusi dlm perjalanannya mengalami dinamikanya sehingga taktik2 perjuangan untuk mencapai tujuannya perlu penyesuaian dan pengalaman rev. Proletar juga demikian. Karenanya Stalin dlm karyanya Tentang Dasar2 Leninisme menyimpulkan bahwa Leninisme adalah teori Marxisme dan taktik perjuangan klas Buruh dijaman imperialis. Dan sejak dihianatinya gagasan2 M-L oleh Chruschov dll klik remo sehingga runtuhnya sosialisme , maka harus diakui bahwa yg berperan dlm kehidupan masyarakat dimana saja didunia adalah kapitalisme dlm tingkat tertingginya yaitu imperialisme dng globalisasinya baik yg bermanifestasi sebagai neo- liberal maupun yg berjubah dan bersarungtangan sutera bersulam naga yg berjalan diatas karpet sutera. Maka kontradiksi pokok didunia ini pada sistim masyarakat dng hubungan produksi kapitalis imperialis globalis saat ini adalah antara kapitalisme pemilik modal dan alat2 produksi >< kaum buruh yg merupakan tenaga kerja yg diperas tenaganya dan dirampas nilai lebih yg dihasilkannya. Juga adanya kontradiksi antara rakyat2 negeri2 yg sedang berkembang dimana negerij tsb merupakan SDA dan SDM serta pasaran barang dagangan kaum kapitalis. Dimana dinegeri2 yg sedang berkembang ini cara produksi agraris-feodal masih ada dan hubungan produksi dari sisa2 feodal ini juga mengandung kontradiksi2-nya sendiri. Sehingga rakyatnya yg sebagaian besar kaum tani mengalami penindasan ganda baik dari tuan tanah maupun kaum kapitalis. Penanaman modal kapitalis diseluruh pelosok dunia yg mendatangkan keuntungan pada oligarki kapital finansial dan industri, termasuk juga industri jasa, telah juga menyebabkan bertambahnya lapisan buruh
27
dinegeri2
yg
sedang
berkembang,
selain
perkembangan
borjuasinya
menyebabkan juga bertambahnya buruh migran yg terbatas keterampilanannya dari pedesaan2 dan rela menjual tenaganya dng murah. Bahkan sebelum mendapatkan kerjapun sudah diperas, dng membayar pada perantara2 / calo2 penempatan tenaga. Sering kali hasil kerjanya pun belum bisa menutupi biaya " pendaftaran" , sehingga banyak yg frustratie dan bahkan bunuh diri. FIFA dan Qatar saat ini menghadapi gugatan organisasi buruh Belanda FNV, karena adanya perbudakan dlm pembangunan kompleks olahraga untuk Kejuaran Dunia 2022 nanti. Banyak kecelakaan kerja dng kematian buruh selain upah buruh yg kecil , buruh2 yg mempunyai keterampilan tertentupun upah bulanannya kurang dari € 200 ( data dari de Vokskrant 10-10-2016) sehingga buruh2 tsb penghasilannya tidak mencukupinya untuk menutupi biaya perekrutannya sebagai buruh migran yg telah dibayar buruh tsb sebelumnya. Halmana juga dialami oleh TKI . Dan gejalah ini ada dimana- mana sehingga menimbulkan juga kontradiksi antara buruh lokal dan buruh migran yg keduanya diperas kaum kapitalis. Tentu saja sejak dulu sampai sekarang kaum anti Marxis dan anti komunis serta renegat2 Maxisme-Leninisme tetap mengabaikan adanya perjuangan kelas dan harus diakui bahwa mereka berhasil selain merobohkan kekuasaan diktatur proletariat yg pertama di Sovyet Rusia dan negara2 sosialis lainnya, juga berhasil melakukan restorasi kapitalis di Tiongkok. Dilain pihak tampak dng adanya kerancuan idiologi klas buruh maka solidaritas diantara klas buruh baik lokal antara buruh tetap dan buruh migran, maupun secara internasional pada saat ini mencapai titik nadirnya. Padahal perlawanan terhadap kapitalisme dimana oligarki finansialnya sekarang sudah menunjukan semakin berkuasanya imperialisme yg dng globalismenya menghapuskan segala sekat2 negara nasional melalui semboyan perdagangan bebas dan penentangan terhadap proteksionisme. Halmana selaiknya juga menuntut semakin bersatunya kekuatan2 anti kapitalis - imperialis dunia. Tetapi ternyata gerakan buruh dimana saja telah mengalami kerusakan yg dasyat dikarenakan penghianatan renegat2 klan buruh. Ini merupakan kenyataan yg harus diakui, tapi tentunya tidak berarti bahwa usaha dan perjuangan klas buruh dan rakyat2 tertindas lainnya harus dibiarkan hanyutnya dalam kerancuan idiologi dan
28
membiarkan kaum kapitalis tanpa perlawanan terus melakukan penghisapan manusia oleh manusia. Gerakan anti globalisasi adalah suatu bentuk perlawanan terhadap kapitalisme yg sekarang akibatnya juga dirasakan oleh klas burjuasi menengah kebawa, munculnya gerakan Occupy sampai Brexit dan timbulnya populisme dan anti buruh migran justru menunjukkan perlunya suatu bimbingan idiologi dan politik yg tepat dlm lawan kapitalisme imperialisme serta sekaligus membelejeti pengaruh2 yg merugikan gerakan revolusioner kaum buruh dan rakyat2 tertindas, membelejeti renegat2 gerakan buruh. Perlunya kesedaran politik untuk meningkatkan bentuk2 perjuangan ekonomi yg ditunggangi oleh borjuasi dng populismenya , ditingkatkan menjadi perjuangan politik melawan penghisapan manusia oleh manusia. Tentu dlm saat lemahnya penguasaan idiologi revolusioner oleh klas buruh saat ini, maka masih perlu waktu yg panjang dan jalan jalan berliku penuh duri serta jebakan yg akan dilalui tiap organisasi buruh revolusioner untuk mencapai tujuannya menghapuskan penghisapan manusia oleh manusia. Kaum Marxis-Leninis tentu dan seharusnya bukan kaum dogmatis yg menderita penyakit kekayaan-kanakan untuk dalam keadaan situasi gerakan buruh dunia saat ini secara gegabah melakukan revolusi sosialis. Lenin-pun dalam sambutannya tgl 14 April 1921, untuk kemenangan rakyat2 Kaukasus yg berhasil mendirikan Sovjet2, menegaskan berdasarkan keadaan sosial masyarakat dan budaya mereka bahwa jalan revolusi mereka tidaklah dng meniru taktik2 rev di Rusia. To the Comrades Communists ofAzerbaijan, Georgia, Armenia, Daghestan, and
the Mountaineer Republic[1] Untuk lebih memahami keilmiahan Marx dalam pencapaian masyarakat sosialis sepertinya perlu direnungkan : Mungkinkah dalam masyarakat kapitalis-imperialis dng globalisasinya sekarang ini diharapkan timbulnya suatu hubungan produksi sosialis? Suatu hubungan produksi yg dilandasi oleh dihapuskannya kepemilikan perorangan atas alat2 produksi dan tanpa penghisapan manusia oleh manusia? Sejarah perkembangan masyarakat menunjukkan bahwa cara produksi
29
industri yg didasari dng kepemilikan sebagaian dari tenaga2 produksi ( modal dan alat2 produksi ) dan sebagaian lain ( tenaga kerja dan tenaga terampil) juga bisa dibeli oleh perorangan/ kelompok oleh kaum kapitalis , yg dalam perkembangannya juga melakukan kekerasan melalui rev. burjuis untuk menghilangkan pembatasan2 ekonomi dan politik dari klas feodal monarkis yg berkuasa. Walaupun klas burjuis kemudian menang dan jaya, tapi cara produksi agraris dng hubungan produksi feodalnya tetap dibiarkan hidup demi " menghormati kebebasan kepemilikan pribadi " ( istilah Lenin) atas alat2 produksi dan dng demikian tetap kelanggengan penghisapan manusia oleh manusia. Jadi mungkinkah kekuatan kaum kapitalis yg berkuasa ini rela disaingi dan dibatasi keuntungannya oleh suatu hubungan produksi baru tanpa kepemilikan perorangan atas alat2 produksi yg perkembangannya akan menghapuskan kapitalisme? Sesama kapitalis-pun berlaku hukum rimba, siapa yg kuat menelan yg lemah, apalagi terhadap embrio hubungan produksi sosialis. Karenanya Sovyet diboikot ketat secara ekonomi karena secara subversi tidak mencapai hasil yg diharapkan. Tuntutan ekonominya yg adil dari kaum buruhpun ditekan kalau perlu dng bedil, aktifis2 buruh, lingkungan atau budaya etnis tradisionil banyak yg dibunuh secara gelap. Dilain pihak mungkinkah dalam masyarakat kapitalis- imperialistis ini kaum buruh yg merupakan klas yg paling berkepentingan dng adanya hubungan produksi sosialis melakukan usaha industri tanpa adanya kemampuan modal? Tanpa adanya kemampuan menyewa tenaga2 ahli baik dlm jajaran administratif maupun teknis untuk usahanya ini? Kenyataannya kalaupun ada elemen2 yg berasal dari klas buruh dan " berhasil" membangun kerajaan industrinya maka hubungan produksi yg berlaku dlm kerajaan industrinya ini tetap hubungan produksi kapitalis, usaha barang dagangan yg mengeruk keuntungan dng melalui perampokan nilai lebih yg dihasilkan bekas " teman2 sekelasnya ". Bahkan mereka ini berhasil menduduki jajaran 100 orang terkaya dunia versi Forbes seperti Wang ( jajaran ke 18 untuk 2016) yg membangun kerajaan bisnisnya Grup Dalian Wanda walaupun ia tadinya tidak mempunyai " bondo" karena merupakan anak kader Partai yg sejak awal angkat senjata dan ikut Long Mars, bahkan dia sendiri adalah prajurit TPRT dan kemudian kader partai daerah dan sampai sekarang dng kedudukan yg tinggi. Bahwa dia juga filantrop tidaklah berarti bahwa usahanya merupakan embrio hubungan produksi sosialis , karena tetap melakukan pemerasan pada kaum
30
buruh dan rakyat2 tertindas melalui investasinya kesegala penjuru dunia. Kekayaannya $ 28,7 milyard dicapai dlm 30 tahunan, menunjukkan betapa hebatnya penghisapan yg dilakukan sehingga bisa melampaui kapitalis besar Asia , Li Ka Sing ( $ 27,1 milyard) yg mulai usahanya di Hongkong pada 1950 , sebagai pelarian dari RRT dan mulai jaya sejak 1972. Karenanya Marx melihat bahwa hanya revolusi proletarlah yg bisa mewujutkan kemenangan klas buruh dan rakyat2 tertindas lainnya untuk mencapai sosialisme dng cara tetap mempertahankan dan mengembangkan cara produksi industrialis yg maju yg sudah ada dikapitalisme dng cara membebaskan tenaga2 produktif yg dibutuhkan dlm sosialisme dari kepemilikan perorangan dan dng demikian menghilangkan hubungan kerja kapitalis dan membangun hubungan kerja sosialis proletar . Mengharapkan bisa di" jinakannya" kaum kapitalis seperti sama halnya mengharapkan datangnya Ratu Adil. Kenyataan dari sejarah kemanusiaan bahwa sejak adanya kepemilikan perorangan jutaan tahun didunia ini sampai saat ini , suatu masyarakat adil sejahtera , pencapaiannya baik yg seperti ditulis dlm kitab2 spiritual ataupun filosofi empirik kuno entah Tao-isme ataupun Konghucu-isme yg saat ini dipergiat, belumlah menghasilkan apa yg di impikan. Motto: " tanpa teori revolusioner tak akan ada gerakan revolusioner " merupakan kenyataan. Itu saja, Tik
On Thursday, October 6, 2016 11:45 AM, "'Chan CT' [email protected] [URECA_SGT]" wrote:
Tatiana: Kok enak dan gampang sekali bilang bahan tulisan di masa RBKP TIDAK AKURAT. Anda harus buktikan ketidak akuratannya itu!!! ChanCT: Begitu keras dan yakinnya anda akan keakuratan tulisan masa RBKP yang digunakan, ... setelah saya coba buktikan begitu buuaanyak yang palsu, dimanipulasi, ... anda bukannya mengakui itulah KENYATAAN yang terjadi dimasa RBKP, sebaliknya malah melecehkan, berpanjang-panjang tak ada gunanya! Lalu? Tetap saja tulisan-tulisan 31
yang jelas menghitamkan Liu-Deng itu dipercaya sebagai “KEBENARAN”??? Tapi, baiklah setelah beberapa hari sibuk kedatangan tamu, … saya lanjutkan saja menyampaikan pemikiran dengan sedapat mungkin menjawab pertanyaan yang anda ajukan dan anda tidak terlalu lama tunggu-tunggu, saya cukup berdasarkan ingatan saja, tanpa buka-buka catatan-tulisan lama, ya. 1. Masalah kontradiksi pokok, yang sudah timbul perbedaan antara Mao dan Liu sejak tahun 1956, Mao menyatakan kontradiksi pokok antara “klas proletariat dan klas kapitalis”, “jalan sosialisme atau jalan kapitalisme”. Sedang Liu menganggap “Perjuangan antara sosialisme dan kapitalisme sudah pada pokoknya selesai, setelah berhasil merebut kekuasaan”, “Hubungan produksi baru yang sudah kita bangun harus kita konsolidasi dan kembangkan lebih baik”, “Sistem sosialisme dengan tenaga produktif yang masih sangat terbelakang”, “mengembangkan industrialisasi di kota dan mekanisasi produksi pertanian didesa-desa”, … Inilah tugas pokok kita. Tentu keputusan PKT saat itu menerima rumusan yang diajukan Mao itu, menetapkan kontradiksi pokok antara Proletariat dan Kapitalisme. Namun di tahun 1958, pada saat Mao menyerukan politik “Maju Melompat” dan membangun “Komune Rakyat” dalam 7-8 tahun mengejar Inggris, dalam 15 tahun mengejar AS, … Liu juga tetap bersikap aktife dan sama sekali tidak menentang dan seruan Mao menjadi KEPUTUSAN Partai yang untuk dijalankan di Tiongkok! Mengapa? Karena memang tokoh-tokoh PKT ketika itu, semua juga sebetulnya terangsang panas, bersemangat tinggi untuk cepat mewujudkan sosialisme di Tiongkok. Mensejahterakan 600 juta Rakyat Tiongkok! Bersorak gembira menyambut seruan Ketua Mao ketika itu, bahwa situasi didunia sekarang (ketika itu 1958) “Angin Timur mengatasi angin Barat!”, “Sosialisme maju kekemenangan sedang kapitalisme menuju liang kubur!” Satu analasia situasi dunia yang terlalu berlebih menilai kekuatan sosialisme dan merendahkan kekuatan musuh (kapitalisme) inilah dasar kesalahan Mao ketika itu dalam menetapkan politiknya. Dan kenyataan yang terjadi telah MEMBUKTIKAN kesalahan itu! Kenyataan tidak begitu, negara-negara kapitalis yang diganjar krisis ekonomi berulangkali masih cukup kuat, sebaliknya negeri sosialis yang sudah roboh dengan sendirinya! Keputusan Maju Melompat dan Komune Rakyat yang baru saja mulai berjalan, harus menghadapi 3 tahun bencana alam berat berturut-turut tahun 1959-1961. Akibatnya, menjadi BENCANA kelaparan yang luar biasa harus diderita Rakyat Tiongkok! Bukan hanya produksi-pertanian nasional merosot drastis tapi angka kematian melonjak tinggi! Pertumbuhan minus penduduk Tiongkok terjadi, … disamping kematian wajar ditambah buuaaanyaknya kematian akibat kelaparan! Keadaan inilah yang membuat Liu Shaoqi berterus-terang menyampaikan laporan hasil penelitian dibeberapa desa didepan Sidang
32
Pleno diperluas, 7 ribu peserta, diawal tahun 1962. Liu dengan tegas menyatakan, “30% kematian akibat bencana alam, 70% akibat kesalahan politik”, terkekangnya tenaga produktif! Dengan pengertian seandainya saja dibanyak desa-desa masih menjalankan “kerja borongan” dan memperkenankan setiap petani bekerja disebidang tanah sendiri dan memperkenankan berlangsungkan pasar bebas didesa, keadaan tidak akan separah itu! 2. Komune Rakyat, yang membuat banyak petani merasa tertipu oleh PKT! Mengapa? Pada saat PKT menjalankan landreform sebelum pembebasan, membagikan tanah untuk petani penggarap tanah, inilah yang mendorong petani berbondong-bondong mendukung kuat perjuangan PKT melawan Jepang dan KMT sampai merebut kekuasaan! Eeeiiih, setelah PKT berhasil berkuasa, baru juga beberapa tahun, tanah yang sudah dibagikan itu diambil kembali sedang petani dijadikan buruh-tani yang bekerja sesuai pembagian kerja, … tanpa ada kebebasan pribadi! Tentu, kesadaran petani disetiap desa berbeda-beda, disementara desa mungkin saja sudah bisa jalankan deengan baik, tapi kesadaran petani umumnya dikebanyakan desa kitika itu, kenyataan tingkat kesadaran petaninya memang belum siap melaksanakan bentuk kerja sistem komune rakyat. Belum lagi tingkat kesadaran kader-kader komune rakyat, khususnya kepala barisan produksi yang betul bisa bijaksana dalam membagikan pekerjaan pada petani dan kemudian juga bisa adil saat pembagian hasil kerja. Banyak menimbulkan ketidak puasa pada banyak petani, membuat produksi lebih sulit ditingkatkan dengan baik. Sekalipun ketika itu diteriakkan dengan santernya “Komune Rakyat adalah Baik” dan Pertanian belajar pada “Da Zhai” ( baca Ta Chai), … Juga dilaksanakan di komune rakyat bentuk dapur bersama, makan bersama di-kantin bagi petani yg masih belum ada kesadaran hidup dan bekerja bersama untuk semua begitu, kenyataan terjadi banyak pemborosan sedang bagi sementara petani dirasakan tidak adil. Begitu salah satu kritik Liu Shaoqi terhadap jalannya Komune Rakyat yang dikatakan belum waktunya dan belum bisa. Jadi, menurut saya, ditingkat perjuangan sekarang didunia ini, dimanapun kita berada, BELUM waktunya melancarkan Revolusi Sosialisme yang menyasar kapitalisme dengan menjadikan klas kapitalis sasaran revolusi yang harus dibasmi. Belum bisa menetapkan kontradiksi pokok antara klas buruh dan klas kapitalis. Ditingkat perjuangan sekarang ini, kita hanya bisa tetap membiarkan kapitalis tumbuh dan berkembang, dengan bijaksana menjinakkan kapitalis demi mendorong maju ekonomi nasional lebih cepat dan lebih baik saja. Revolusi sosialisme itu sebaiknya ditunda saja setelah masyarakat itu sampai pada
33
tingkat kemakmuran yang memadai dan tumbuh unsur-unsur hubungan produksi baru yang bisa dinamakan hubungan produksi sosialis didalam masyarakat itu sendiri. Itulah proses perkembangan masyarakat yang alamiah, yang terjadi sewajarnya dan tidak bisa dipaksakan atau dilompati begitu saja seenak udelnya sendiri, betapapun ideal dan keras keinginan subjektive kita sendiri! Kalau masih ngotot saja, cobalah laksanakan dan wujudkan ide kalian untuk kembali meletuskan Revolusi Oktober disatu negara manapun didunia ini, … BUKTIKAN saja kalau itulah satu-satunya jalan sosialis yang paling benar! Salam, ChanCT
34