MASA PERAYAAN HIDUP BERKELUARGA 2016 GEREJA KRISTEN SUMATERA BAGIAN SELATAN
Dipanggil Menjadi Keluarga Yang Sejahtera Dan Bermartabat
Majelis Pimpinan Sinode Gereja Kristen Sumatera Bagian Selatan Jl. Yos Sudarso 15 Polos Metro Pusat. 34111. Lampung. Tlp. 0725-42598 web: www.gksbs.org - mail:
[email protected] -Twitter: @gksbs - FB: facebook.com/gksbs
MASA PERAYAAN HIDUP BERKELUARGA SINODE GKSBS 2016
Pengantar Keluarga adalah lembaga pertama yang dibentuk oleh Allah. Di dalam keluarga awal pertumbuhan umat Allah terjadi, baik pertumbuhan jasmani maupun pertumbuhan rohani. Keluarga bagaikan sebuah gereja kecil. Karenanya keluarga mempunyai peran yang penting bagi pertumbuhan anggota keluarganya dan bagi pertumbuhan jemaat. Bila setiap anggota keluarga bertumbuh dengan baik, maka akan tercipta sebuah keluarga yang kuat. Bila setiap keluarga bertumbuh dengan baik, maka akan tercipta sebuah jemaat (gereja) yang kuat. Bila setiap jemaat (gereja) bertumbuh dengan baik, maka akan tercipta tubuh Kristus yang kuat. Pertumbuhan sebuah keluarga bisa terjadi secara alami (mengalir seperti air) namun bisa juga terjadi dengan cara dikondisikan (direkayasa). Masa Perayaan Hidup Berkeluarga adalah salah satu upaya mengkondisikan (merekayasa) pertumbuhan keluarga-keluarga Kristen, untuk melengkapi pertumbuhan alamiahnya. “DIPANGGIL MENJADI KELUARGA KRISTEN YANG SEJAHTERA DAN BERMARTABAT” merupakan tema Masa Perayaan Hidup Berkeluarga tahun 2016 ini. Melalui tema ini diharapkan keluarga-keluarga Kristen di GKSBS pada tahun ini dapat: pertama “Mengerti makna dan pentingnya menjadi keluarga Kristen,” kedua “Dipanggil menjadi Keluarga Kristen yang Sejahtera,” ketiga “Keluarga dipanggil menjadi keluarga Kristen yang bermartabat,” dan keempat “Mewujudkan dalam buah-buah kehidupan sebagai keluarga Kristen yang sejahtera dan bermartabat.” Keempat sub tema tersebut akan dibahas dan dihayati dalam keempat minggu dengan berbagai kegiatan yang akan kita lakukan, seperti Ibadah Minggu, Sarasehan, renungan keluarga, PA Kelompok, dan aktivitas mingguan. Diakhiri dengan ibadah penutup yang mengusung tema “TUHAN baik kepada Setiap Keluarga”. Adapun jadwal MPHB tahun ini diatur dengan menyesuaikan keadaan jemaat setempat. Persembahan Syukur MPHB 2016, kami mengusulkan agar: 1. Pada Ibadah Pembukaan, diadakan persembahan khusus. Hasil persembahan tersebut dapat digunakan oleh Jemaat untuk mencukupi kebutuhan pembiayaan pelaksanaan MPHB 2016. 2. Pada Ibadah Penutupan, dihimpun persembahan khusus dan hasil persembahan ini dikirim ke Sinode GKSBS untuk biaya penerbitan-penerbitan materi pelayanan di Sinode GKSBS. Kami mengucapkan terima kasih kepada para penulis, yang terdiri dari Pdt. Kurniawan Diwanto Wijaya (Klasis Bandarjaya), Pdt. Dermawan Ginting Soka (Klasis Tulang Bawang Barat), Pdt. Endar Widi Subekti (Klasis Tulang Bawang Barat), dan Pdt. Parningotan Siagian (Klasis Seputih Raman). Mereka ber-empat yang ambil bagian dalam penulisan ini serta Pdt. Joko Nawanto sebagai Penanggung Jawab program terbitan sinode ambil bagian dalam mengedit tulisan tersebut. Kiranya seluruh jemaat se Sinode GKSBS berkenan menggunakan bahan MPHB 2016 ini sebagai upaya bersama merekayasa pertumbuhan keluarga, pertumbuhan jemaat dan pertumbuhan tubuh Kristus, mencapai cita-cita bersama. Selamat Merayakan Hidup Berkeluarga demi kemuliaan Allah Bapa, Putra dan Roh Kudus. Metro, Agustus 2016 Majelis Pekerja Sinode GKSBS
Pdt. Aleksius Tri Hariyanto, M.Div. Sekretaris
i Dipanggil Menjadi Keluarga yang Sejahtera Dan Bermartabat
MASA PERAYAAN HIDUP BERKELUARGA SINODE GKSBS 2016
Daftar Isi Pengantar ...............................................................................................................................
i
Daftar Isi ................................................................................................................................
ii
Kotbah Pembukaan, Minggu Trinitas XXI, 9 Oktober 2016.............................................
1
Bahan Sarasehan MPHB 2016 .............................................................................................
4
Renungan I .............................................................................................................................
7
Panduan PA Umum I ............................................................................................................
8
Panduan PA Pemuda I ..........................................................................................................
10
Kotbah Minggu II, Minggu Trinitas XXII, 16 Oktober 2016
........................................
12
Renungan II .........................................................................................................................
14
Panduan PA Umum II ..........................................................................................................
15
Panduan PA Pemuda II ......................................................................................................
18
Khotbah Minggu III, Minggu Trinitas XXIII, 23 Oktober 2016 .......................................
20
Renungan III ..........................................................................................................................
23
Panduan PA Umum III ..........................................................................................................
24
Panduan Pa Pemuda III ........................................................................................................
26
Kotbah Minggu IV, Minggu Trinitas XXIV, 30 Oktober 2016 ........................................
27
Renungan IV ...........................................................................................................................
30
Panduan PA IV .......................................................................................................................
31
Panduan PA Pemuda IV .......................................................................................................
32
Kotbah Penutupan, Minggu Trinitas XXV, 6 November 2016 .........................................
33
Panduan Aktivitas MPHB 2016 ...........................................................................................
37
ii Dipanggil Menjadi Keluarga yang Sejahtera Dan Bermartabat
MASA PERAYAAN HIDUP BERKELUARGA SINODE GKSBS 2016 KOTBAH PEMBUKAAN MINGGU TRINITAS XXI, 9 OKTOBER 2016 Warna Liturgi Hijau Bacaan: LUKAS 1:5 – 25 ALLAH YANG MEMPERSATUKAN, ALLAH YANG MEMBERKATI Tujuan : 1. Jemaat diingatkan akan panggilan hidup sebagai keluarga Kristen. 2. Jemaat disemangati untuk hidup taat dan setia dalam pengharapan kepada Tuhan Allah yang mempersatukan dan yang memberkati. Jemaat yang dikasihi Tuhan; Jika kita disuruh memilih antara memiliki masalah dengan tidak punya masalah, mana yang akan kita pilih? Tentu memilih tidak punya masalah bukan? “Masalah” membuat hidup kita tidak nyaman, tidak tenteram, tidak damai, tidak tenang. Tetapi bagaimana dapat lepas dari masalah? Kita tidak akan lepas dari masalah selama hidup di dunia. Masalah merupakan bagian dari hidup di dunia. Masalah akan datang kepada siapa saja tanpa pandang bulu, kaya, miskin, tua, muda, besar, kecil, pejabat maupun orang yang tidak berjabatan. Semua manusia dipanggil untuk menghadapinya dan berusaha menyelesaikan masalahnya dengan baik. Namun yang sering terjadi bahwa ada orang yang tidak siap menghadapinya, bahkan ada yang mengambil jalan pintas. Baginya seakan-akan sama sekali tidak ada jalan keluar untuk permasalahannya. Tetapi bagi orang beriman tentulah tidak demikian. Sebab ada Allah yang berkuasa atas segala sesuatu termasuk memberikan jalan keluar untuk masalah kita. Lalu bagaimana agar kita dapat tetap untuk menyelesaikan setiap masalah yang terjadi dalam kehidupan kita? Membiarkan hidup kita dipimpin oleh Tuhan melewati masa-masa sulit Membiarkan hidup kita dipimpin oleh Tuhan dalam menghadapi masalah atau masa-masa sulit hidup kita, bukanlah perkara yang mudah dan sepele. Pada umumnya manusia cenderung untuk menghindarinya daripada menghadapinya. Keadaan ini juga yang dialami oleh keluarga Zakharia dan Elisabet. Keluarga ini adalah keluarga yang hidup benar di hadapan Allah. Mereka hidup menurut segala perintah dan ketetapan Tuhan dengan tidak bercacat (ay. 6). Namun, ketaatan Zakharia dan Elisabet kepada Tuhan ternyata tidak membawanya dalam kehidupan yang nyaman ataupun lepas dari masalah. Bahkan sebaliknya dalam ketaatan mereka, mereka harus menghadapi masalah dan kesulitan. Masalah yang ia hadapi adalah masalah yang berat, yakni soal keberlangsungan hidup keluarga mereka, harkat dan martabat keluarganya yaitu tentang memiliki keturunan/anak, karena Elisabet mandul, serta keduanya telah lanjut umurnya. (ay. 7)
1 Dipanggil Menjadi Keluarga yang Sejahtera Dan Bermartabat
MASA PERAYAAN HIDUP BERKELUARGA SINODE GKSBS 2016 Jemaat yang dikasihi Tuhan, Keadaan inilah yang harus Zakharia dan Elisabet hadapi dan bukan hanya satu tahun atau dua tahun. Sekian lama penantian akan memperoleh/mempunyai anak. Namun tetap, belum diberikan Tuhan kepada mereka. Namun, pengharapan dan keinginan mereka ini disampaikan kepada Tuhan melalui doa-doa mereka. Ketika Allah hendak menyatakan kemurahan-Nya dengan memberikan seorang anak kepada mereka melalui pemberitaan oleh malaikat Tuhan, Zakharia pun belum yakin/percaya dengan berkata : "Bagaimanakah aku tahu, bahwa hal ini akan terjadi? Sebab aku sudah tua dan isteriku sudah lanjut umurnya." (ay.18) Janji Tuhan kepada anak-anaknya yang mau taat dan setia, dengan tetap berpengharapan kepada Tuhan ternyata membuahkan hasil yang luar biasa. Zakharia dan Elisabet beroleh anak yang dinanti-nantikan serta dihapuskan aib bagi keluarga ini yang semula tidak memiliki anak menjadi mempunyai anak buah dari kandungannya sendiri. Kunci sukses Zakharia dan Elisabet adalah ketaatan dan pengharapan. Dua hal yang penting perlu kita perhatikan dalam kehidupan beriman dan percaya akan Tuhan yang dinampakkan oleh pasangan Zakharia dan Elisabet. Sekalipun perjalanan kesuksesan tidak mulus atau tanpa tantangan. Masih satu kali lagi Tuhan mengijinkan dan menguji imam Zakharia, bahwa ia akan menjadi bisu selama Elisabet istrinya itu mengandung dan melahirkan anaknya. Memang berat tanggung jawab hidup orang beriman, namun bukan berarti tidak bisa dilakukan. Catatan penting melalui pasangan imam Zakharia dan Elisabet ini adalah bagaimana iman dan percaya mereka kepada Tuhan itu terus bertumbuh dan berkembang sekalipun tantangan, masalah dan persoalan hidup terus juga mereka terima. Bahwa iman, harus terus menerus dibangun dan ditumbuh kembangkan. Bagaimana caranya? 1) Sikap mempercayai berita Firman, sekalipun kita tidak melihat, tetapi percaya saja kepada Tuhan. 2) Pengetahuan yang terus dikembangkan tentang Firman Tuhan melalui pendalaman Alkitab secara pribadi maupun bersama dalam persekutuan. 3) Ketaatan dalam melaksanakan firman Tuhan dalam kehidupan sehari-hari, merupakan salah satu hal penting membangun iman yang makin kuat dan kokoh. Serta yang ke- 4) Pengharapan. Berharaplah kepada Tuhan yang adalah sumber dari segala kasih karunia dan berkat. Keempat hal tentang cara iman dibangun secara terus menerus dan berkelanjutan, bukan mementingkan yang satu lalu menganggap yang lain tidak penting, tetapi semua ini dalam kesatuan yang utuh. Sikap mempercayai, berpengetahuan, ketaatan dan pengharapan berjalan secara beriring-iringan dalam menumbuhkembangkan iman seseorang. Karena ketaatan seseorang dengan penuh pengharapan kepada Tuhan itu lahir dari pengetahuan dan sikap percaya akan Firman Tuhan yang adalah ya dan amin. Demikian juga dengan imam Zakharia dan Elisabet, oleh karena imannya dan pengetahuan yang terus berkembang dalam hidupnya membuat mereka taat dan setia dalam pengharapan kepada Tuhan. Dan pengharapan kepada Tuhan tidak mengecewakan, hingga ketaatan mereka kepada Tuhan membuahkan hasil, yaitu janji lahirnya seorang anak melalui rahim Elisabet yang sudah dikatakan mandul. Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus, Keluarga imam Zakharia dan Elisabet, dibentuk dalam berkat Tuhan dalam rumah tangga mereka. Sekalipun berat persoalan yang dihadapi, tetap dalam taat dan setia dalam
2 Dipanggil Menjadi Keluarga yang Sejahtera Dan Bermartabat
MASA PERAYAAN HIDUP BERKELUARGA SINODE GKSBS 2016 pengharapan kepada Tuhan Allah. Apabila saat ini di antara kita ada yang sedang menghadapi persoalan rumah tangga, mari kita kembali kepada “janji nikah” yang pernah kita ikrarkan kepada Tuhan di hadapan jemaat. Karena Allah yang mempersatukan, maka Allah jualah yang akan menolong dan memberkati rumah tangga kita. Marilah ibu/bapak/saudara-saudara dalam Tuhan, mari kita masuk dalam Masa Perayaan Hidup Berkeluarga tahun 2016 ini dengan terang tema “Dipanggil menjadi Keluarga yang Sejahtera dan Bermartabat”. Menjadi keluarga-keluarga yang taat dan setia dalam pengharapan kepada Tuhan Allah. Menjadi keluarga-keluarga yang sejahtera dan bermartabat. Selamat merayakan hidup berkeluarga. Tuhan memberkati. Amin. (KDW) Ayat Pembimbing Berita Anugerah Nats Persembahan Nyanyian : 1. KJ 242: 1-3 2. KJ 318: 1-2 3. PKJ 128: 1-3 4. PKJ 288: 1-3 5. PKJ 289: 16. KJ 409: 1-3
: Kejadian 2:18-25 : Kolose 3:18-22 : Mazmur 96:8
3 Dipanggil Menjadi Keluarga yang Sejahtera Dan Bermartabat
MASA PERAYAAN HIDUP BERKELUARGA SINODE GKSBS 2016 BAHAN SARASEHAN MPHB 2016 “DIPANGGIL MENJADI KELUARGA KRISTEN YANG SEJAHTERA DAN BERMARTABAT” A. Pendahuluan Keluarga adalah “institusi” atau lembaga pertama yang dibentuk oleh Allah (Kej. 2:18-25). Karenanya keluarga mempunyai peran yang penting bagi pertumbuhan anggota keluarganya dan bagi pertumbuhan jemaat atau gereja. Bila setiap anggota keluarga bertumbuh dengan baik, maka akan tercipta sebuah keluarga yang kuat. Bila setiap keluarga bertumbuh dengan baik, maka akan tercipta sebuah jemaat (gereja) yang kuat. Bila setiap jemaat (gereja) bertumbuh dengan baik, maka akan tercipta tubuh Kristus yang kuat. Bila keluarga-keluarga bertumbuh, maka jemaat (gereja) akan terus bertumbuh, dan bila jemaat (gereja) bertumbuh maka tubuh Kristus akan terus bertumbuh. Pertumbuhan sebuah keluarga bisa terjadi secara alami (mengalir seperti air) namun bisa juga terjadi dengan cara dikondisikan (direkayasa). Masa Perayaan Hidup Berkeluarga yang dilaksanakan oleh Sinode GKSBS ini adalah salah satu upaya mengkondisikan (merekayasa) pertumbuhan keluarga-keluarga Kristen, untuk melengkapi pertumbuhan alamiahnya khususnya di lingkup/wilayah pelayanan Sinode GKSBS. Sarasehan Masa Perayaan Hidup Berkeluarga dimaksudkan sebagai ajang, wadah atau sarana bagi jemaat untuk “urun rembuk”, sumbang saran, curah pendapat, serta berbagi pengalaman, pemikiran, serta masukan bagi terwujudnya pembentukan dan pendewasaan iman melalui keluarga. Dan sarana bagi gereja untuk mendapat masukan berharga bagi program pembangunan keluarga di masa yang akan datang.
B. Keluarga Sejahtera dan Bermartabat Apa itu keluarga? Salah satu definisi ”keluarga” di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah ”Ibu, Bapak beserta anak-anaknya”. Definisi ini mirip dengan ide di negara barat. Akan tetapi keluarga inti atau batih, ”nuclear family” adalah fenomena modern yang muncul akibat urbanisasi. Definisi lain di KBBI yang lebih dekat ke ide Alkitab, adalah ”seisi rumah”, orang seisi rumah yang menjadi tanggungan. Keluarga di Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Tidak ada kata untuk ‟keluarga‟ dalam PL yang dapat disamakan secara tepat dengan kata modern ‟keluarga inti‟. Beberapa kelompok sosial digambarkan sebagai ‟suku‟ juga dapat berarti keluarga yang tinggal dalam rumah yang sama (Kej 50:7-8); kelompok sanak yang lebih besar/ luas termasuk dua atau lebih generasi (Kej 7:1, 14:14); dan juga sanak dalam arti luas (Kej 24:38). Kata lain menunjuk ke kelompok sanak yang besar dan kadang-kadang diterjemahkan sebagai ‟kaum‟. Pada kenyataannya keluarga-keluarga yang digambarkan dalam PL adalah rumah tangga yang mempunyai seorang laki-laki pada pusat kehidupan keluarga. Rumah tangga terdiri atas semua
4 Dipanggil Menjadi Keluarga yang Sejahtera Dan Bermartabat
MASA PERAYAAN HIDUP BERKELUARGA SINODE GKSBS 2016 orang, anak-anak, kerabat lain, pelayan-pelayan dan orang lain yang tinggal di rumah. Walaupun ada kekuatan yang diandalkan dipola hidup ini, tetapi kenyataannya ada banyak penyalahgunaan dan contoh yang tidak menempatkan fungsi keluarga atau masing-masing anggota keluarga pada posisi yang sebenarnya, misalnya keluarga Ishak dan Yakub. Keluarga di Perjanjian Baru tersusun seperti rumah tangga di Perjanjian Lama, yaitu rumah tangga termasuk semua orang yang tinggal di rumah. Tidak ada kata di bahasa Yunani yang dapat disamakan secara tepat dengan ide modern yaitu ‟keluarga inti‟. Rumah tangga besar adalah bagian dari sebuah masyarakat. Di Perjanjian Baru ada beberapa pedoman untuk kehidupan keluarga (Kol 3:18-4:1; Ef 5:21-6:9; I Pet 2:18 – 3:7; I Tim 2:8-15; 6:1-2) Pedoman ini dimaksudkan agar suami, istri, orangtua, anak, dan pelayan menunjukkan bahwa ajaran Kristen harus diterapkan di kehidupan rumah tangga. Kata Sejahtera, menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) berarti aman sentosa dan makmur, selamat (terlepas dari segala macam gangguan). Dalam alkitab kata sejahtera ini tergabung dengan kata damai, yaitu damai sejahtera. Diartikan dari kata “syalom” dalam bahasa Ibrani yang bermakna sehat walafiat, utuh, keadaan baik. Diartikan dan dimaknai juga dengan selamat lahir batin. Bermartabat. Menurut KBBI, kata martabat berarti tingkat harkat kemanusiaan, harga diri. Diartikan derajat, gengsi, harga diri, harkat, kedudukan, kualitas, mutu, nilai, pangkat, status. Maka dengan melihat arti dan makna kata martabat tersebut, disebut bermartabat adalah orang yang bergengsi, berkelas, berpamor, berstatus atau terhormat.
C. Dipanggil Menjadi Keluarga Kristen yang Sejahtera Dan Bermartabat Keluarga Kristen. Menurut Alkitab, keluarga adalah tempat manusia beranakcucu dan bertambah, tempat orang-orang diajar untuk takut kepada Allah, dan belajar serta ingat pada Allah (Ul 6:4-10). Rumah tangga (keluarga) Kristen mempunyai peran yang penting di hadapan Allah, karena hubungan dalam keluarga mencerminkan hubungan dalam jemaat. Dalam keluargalah kebiasaan dari ajaran Allah diterapkan. Keluarga adalah komunitas yang dibangun oleh Allah, yang di dalamnya dikaruniakan pernikahan, anak-anak untuk diasuh, dididik serta dibesarkan. Dikatakan atau disebut sebagai keluarga Kristen berarti sebuah komunitas/lembaga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak dalam satu ikatan lahir batin yang kuat dalam kasih Tuhan Yesus Kristus untuk sedia mengikut Kristus dalam seluruh hidup dan kehidupan keluarga. Dapat juga diperdalam pengertian yang selaras dengan Yosua 24:15b “Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN!" Menjadi keluarga Kristen yang sejahtera dan bermartabat bukan sebuah ide atau anganangan serta impian yang tidak pernah tercapai. Upaya untuk mencapai keluarga yang sejahtera dan bermartabat, secara rohani atau spiritualitas dalam MPHB saat ini, melalui kotbah, renungan dan pendalaman alkitab akan membekali serta membawa jemaat makin mengerti dan makin memahami nilai-nilai yang ada dalam tema. Tema-tema besar yang akan dibahas selama masa Perayaan Hidup Berkeluarga secara berurutan yaitu:
5 Dipanggil Menjadi Keluarga yang Sejahtera Dan Bermartabat
MASA PERAYAAN HIDUP BERKELUARGA SINODE GKSBS 2016 1. Keluarga Kristen. Dalam tema ini akan dibahas berkaitan dengan apa dan siapa keluarga Kristen itu? Selama 1 minggu pertama, kiranya tema ini sudah dimengerti dan dipahami bersama hingga menjadi sebuah jawaban bersama, sesungguhnya apa dan siapa keluarga Kristen itu? Apakah aku dan keluargaku juga termasuk keluarga Kristen? 2. Keluarga Kristen yang Sejahtera. Apa dan bagaimana caranya menjadi Keluarga Kristen yang sejahtera? Ini pertanyaan umum yang menjadi pokok pembahasan pada minggu yang kedua dalam MPHB 2016. Setiap orang dan setiap keluarga dipanggil untuk menjadi keluarga Kristen yang sejahtera. 3. Keluarga Kristen yang bermartabat. Dalam tema ini, bagaimana keluarga Kristen dipanggil untuk menunjukkan jati dirinya yang berprestasi, keluarga yang berkualitas bersama-sama dengan seluruh anggota keluarganya. Minggu ketiga dan keempat akan membahas tema ini. 4. Buah dari Keluarga Kristen yang sejahtera dan bermartabat. Sebagai pohon keluarga Kristen harus berbuah, biarpun nampaknya kecil tetapi tetap memiliki kualitas yang super. Sekalipun tidak banyak tetapi menunjukkan hidup bermartabat dan berdampak menyejahterakan berbagai pihak.
D. Penutup Bagaimanakah peran keluarga dan gereja dalam mewujudkan panggilan keluarga yang sejahtera dan bermartabat? Bagaimanakah cara melakukan peran-peran itu? Melalui sarasehan Masa Perayaan Hidup Berkeluarga ini diharapkan kita dapat menemukan peran keluarga dan gereja dalam mewujudkan keluarga sejahtera dan bermartabat, serta termotivasi untuk melakukan peran-peran tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Marilah secara bersama-sama dan terus menerus untuk mengikuti serta berperan serta aktif dalam MPHB saat ini, karena ada banyak hal yang akan didapatkan untuk membangun hidup kita dan keluarga kita dalam iman dan kasih serta pengharapan. (KDW)
6 Dipanggil Menjadi Keluarga yang Sejahtera Dan Bermartabat
MASA PERAYAAN HIDUP BERKELUARGA SINODE GKSBS 2016 RENUNGAN I TETAP BERPEGANG PADA KEBENARAN (2 Timotius 3:14-15) Seiring meningkatnya perkembangan zaman, hubungan antara anggota keluarga yaitu komunikasi antara bapak, ibu dan anak-anak menjadi pudar. Suasana keakraban dalam makan bersama dan dilanjutkan dengan canda gurau bersama, seolah menjadi sirna karena kesibukan masing-masing anggota keluarga. Suami-istri hanya berjumpa dan berkomunikasi pada malam hari sepulang kerja, dan kondisi badan yang letih atau capek, hingga ketika pulang langsung istirahat tidur. Anak-anak juga sudah disibukkan dengan les privat yang dipaksakan oleh orang tua, dengan harapan anak ini menjadi anak yang cerdas. Mungkin keadaan seperti ini terjadi hanya di kotakota besar. Tetapi tidak menutup kemungkinan komunikasi yang makin pudar ini melanda dalam keluarga yang hidup di desa. Karena persoalan ekonomi, demi sesuap nasi rela untuk merantau jauh di kota besar atau bahkan luar negeri dengan meninggalkan keluarga mereka. Keadaan atau situasi keluarga dengan hubungan komunikasi makin pudar ini bukan hanya berpengaruh pada situasi dan keadaan keluarga secara fisik dan mental secara umum saja, tetapi juga sisi rohani dan keimanan setiap anggota keluarga. Artinya bahwa hubungan yang baik antara anggota keluarga ini adalah cerminan atau wujud dari kebenaran yang diyakini dalam iman kepada Yesus Kristus. Dalam ayat 14, Timotius didorong untuk berpegang teguh pada keyakinan yang dimilikinya sejak muda. Ia belajar dari Lois dan Eunike tentang iman kepada Kristus. Ia belajar dari Paulus. Sumber-sumber ini membawa Timotius kepada pemahaman yang benar tentang keselamatan di dalam Kristus. Hal ini juga menunjukkan sebuah unsur penting di dalam memegang kebenaran ialah orang yang telah mengajarkannya kepadamu. Sifat sang guru dan kesaksiannya itu penting dalam memantapkan kebenaran Injil. Demikian juga Paulus kepada Timotius. Belajar dari Timotius, sebagai keluarga Kristen, kita diajak untuk mengingat akan sang guru-guru iman yang mengajarkan kita Injil sejak kecil/masa mudanya. Belajar bahwa dalam keluarga Kristen hendaknya yang diajarkan adalah tentang keselamatan dalam Kristus, dan memegang kebenaran itu sendiri. Secara terus-menerus diajarkan dan mengajarkan. Didengar dan mendengarkan. Secara berkelanjutan baik sebagai anak yang mendengar dan diajar, maupun orang tua yang mengajarkan dan didengarkan oleh anak-anak mereka melalui sikap dan tutur kata. Marilah kita semua mau melakukannya dengan tetap berpegang pada kebenaran, dan hidup didalamnya. Renungan: Teladanilah mereka yang patut diteladani dan berpeganglah pada Alkitab. Itulah rahasia pelayanan yang sukses. (KDW)
7 Dipanggil Menjadi Keluarga yang Sejahtera Dan Bermartabat
MASA PERAYAAN HIDUP BERKELUARGA SINODE GKSBS 2016 PANDUAN PA UMUM I Bacaan : Yeremia 29: 1,4-7 KELUARGA KRISTEN
Penjelasan Teks Saudara- saudara yang dikasihi Tuhan, Hidup sebagai bangsa terjajah di negeri orang tentu sangat tidak menyenangkan. Dapat menimbulkan kesedihan yang mendalam dan mematahkan semangat untuk hidup. Namun tidak demikan kehendak Tuhan bagi bangsa Israel. Pada saat mereka ada di negeri Babel, negeri pembuangan, dalam pemerintahan Nebukadnezar, raja Babel,Tuhan mengutus nabi Yeremia untuk menghibur dan menyemangati bangsanya. Melalui surat yang dikirim nabi Yeremia kepada tua- tua, imam- imam, nabi- nabi dan seluruh rakyat yang telah diangkut ke dalam pembuangan di Babel, nabi Yeremia menyampaikan kehendak Tuhan. Tuhan semesta alam, yang berkuasa dan yang telah menjatuhkan hukuman atas mereka tetaplah Tuhan yang mengasihi mereka, yang mau umat-Nya tetap merasa dipedulikan dan berharga di mata Allah dan bangsa yang memperbudaknya. Dalam situasi dan lingkungan yang berubah, Tuhan menghendaki agar keluarga- keluarga tetap hidup seperti di negeri sendiri, supaya masing – masing anggota dapat hidup dan bekerja serta berfungsi seperti dalam keadaan yang normal. Keluarga- keluarga hidup di rumah- rumah yang layak dan hidup bersama untuk ber-fellowship (hidup bersama saling mengasihi). Supaya mereka bekerja sama dan sungguh- sungguh mencari rezeki agar dapat menikmati kesejahteraan (“…buatlah kebun untuk kamu nikmati hasilnya…”) . Perempuan dan laki- laki supaya mencari suami atau isterinya, agar beranak- cucu sehingga mereka sekalipun di negeri asing tetap bertambah- tambah jumlahnya. “Jangan berkurang, tapi bertambah banyak,” demikian yang dikehendaki Tuhan. Hal itu bisa terjadi jika mereka merasa nyaman hidupnya, seperti di negeri sendiri dalam alam kemerdekaan. Saudara- saudara yang dikasihi Tuhan, Tuhan juga berkehendak agar mereka tidak hidup eksklusif (hanya hidup dalam kelompoknya / keluarganya sendiri dan memikirkan diri / kelompok / keluarganya sendiri). Bangsa Israel / keluarga- keluarga Israel supaya menjadi berkat buat seluruh Babel di mana mereka dibuang dan mendoakannya kepada Tuhan. Hidup untuk kepentingan keluarga/kelompok bangsa sendiri, tapi juga untuk lingkungan/kota/negeri di mana mereka berada. Dan berdoa pun bukan berdoa hanya untuk kepentingan sendiri. Jadi Tuhan itu baik kepada semua keluarga dan semua bangsa. Di mana pun dan dalam keadaan apa pun Tuhan menghendaki rencana-Nya digenapi dan kita melakukan yang terbaik bagi siapa pun. Bahkan terus berdoa bagi siapa pun.
8 Dipanggil Menjadi Keluarga yang Sejahtera Dan Bermartabat
MASA PERAYAAN HIDUP BERKELUARGA SINODE GKSBS 2016 Pertanyaan- pertanyaan untuk diskusi : 1. Apa saja peran keluarga- keluarga bangsa Israel baik ke dalam keluarga mereka masingmasing maupun ke luar, bagi bangsa Babel, sesuai dengan kehendak Tuhan? Jelaskan! 2. Mengapa Tuhan menghendaki keluarga- keluarga berfungsi dengan baik dalam situasi apa pun dan di mana pun berada? Jelaskan! 3. Bagaimana fungsi keluarga kita, baik ke dalam maupun keluar sesuai dengan situasi dan kondisi kita saat ini? 4. Hal- hal apa yang sudah baik? Hal- hal apa yang masih perlu ditingkatkan? Berikan kesaksian masing- masing keluarga!
-- (EWS) --
9 Dipanggil Menjadi Keluarga yang Sejahtera Dan Bermartabat
MASA PERAYAAN HIDUP BERKELUARGA SINODE GKSBS 2016 PANDUAN PA PEMUDA I Bahan Bacaan: 2 Timotius 1:1-14 PEMUDA KRISTEN Pengantar Surat Paulus Yang Kedua Kepada Timotius sebagian besar berisi nasihat-nasihat pribadi kepada Timotius sebagai teman sekerja dan pembantu yang masih muda. Inti nasihatnya ialah supaya Timotius tabah. Ia dinasihati dan didorong supaya terus setia menyebarkan berita tentang Tuhan Yesus Kristus serta berpegang pada Perjanjian Lama dan ajaran tentang Kabar Baik dari Allah; juga supaya Timotius tetap bertugas sebagai guru dan pemberita Kabar Baik dari Allah, sekalipun menghadapi penderitaan dan pertentangan. Timotius khusus diperingatkan supaya tidak turut campur dalam perdebatan-perdebatan yang bodoh dan tak bernilai. Perdebatan-perdebatan seperti itu tidak menghasilkan apa-apa, kecuali merusak pikiran orang yang mendengarnya. Terhadap semuanya itu Timotius diingatkan supaya mengambil contoh dari kehidupan Paulus -- yaitu kepercayaannya kepada Kristus, kesabarannya, kasihnya, ketabahannya dan penderitaan yang dialaminya dalam penganiayaan. Ayat 6-8, Paulus menasihatkan dan memperingatkan Timotius untuk melakukan tiga hal. Pertama, untuk mengobarkan karunia Allah yang diterimanya melalui penumpangan tangan Paulus (ayat 6). Karunia yang dimaksud di sini adalah segala pemberian Allah yang memungkinkan dan memperlengkapi Timotius untuk melayani di jemaat Efesus (bdk. 1Tim. 4:14). Karena itu, Paulus menasihatkan Timotius untuk mempergunakan karunia itu dengan lebih "berkobar lagi." Kedua, agar Timotius tidak merasa malu untuk memberitakan Injil dari Tuhan. Kemungkinan untuk merasa malu ini nyata bagi Timotius, karena Injil itu adalah dari Tuhan Yesus Kristus yang mati disalibkan sebagai seorang kriminal; Injil yang juga diberitakan oleh Paulus yang kini meringkuk sebagai tahanan (ayat 8a). Ketiga, agar Timotius mau ikut menderita bagi Injil tersebut (ayat 8b). Kata "ikut menderita" di ayat ini mengandung makna berbagi penderitaan. Hal yang patut direnungkan lebih mendalam lagi adalah alasan-alasan mengapa Paulus meminta Timotius untuk melakukan ketiga hal tersebut. Paulus menunjuk pada Timotius apa yang telah Allah persiapkan. Allah sendiri yang telah memberikan karunia yang mempersiapkan dan memperlengkapi Timotius untuk pelayanan yang sedang dilakukannya. Selanjutnya, Allah tidak memberikan "roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban" (ayat 7). Kata "roh" yang disebut terakhir jelas menunjuk kepada Roh Kudus. Hanya Allahlah sumber kekuatan, terutama yang sanggup memberi kekuatan bagi orang Kristen dalam penderitaan. Karena itu, hanya Roh Kudus yang sanggup membangkitkan kekuatan dalam diri orang Kristen untuk menghadapi tiap tantangan. Juga hanya Roh Kudus yang sanggup membangkitkan kasih di dalam diri orang Kristen secara pribadi, dan di antara sesamanya, dan dalam kesaksian mereka dengan orang lain. Terakhir, hanya Roh Kudus juga yang sanggup menjadi sumber ketertiban hidup atau disiplin diri.
10 Dipanggil Menjadi Keluarga yang Sejahtera Dan Bermartabat
MASA PERAYAAN HIDUP BERKELUARGA SINODE GKSBS 2016
Pendalaman: 1. Hal-hal apa yang diapresiasi paulus tentang kehidupan Timotius dan dari mana Timotius mendapatkan hal-hal tersebut? 2. Kekuatan dalam menghadapi penderitaan adalah tanda nyata kehadiran Roh Kudus dalam diri seorang Kristen dan kehidupannya. Berikanlah pengalaman nyata atas hal ini? 3. Berikan penjelasan melalui pengalaman nyata sebagai pemuda mengenai ayat 13-14. 4. Apa komitmen sebagai pemuda dengan melihat dan meneladan Timotius?
~~ (KDW) ~~
11 Dipanggil Menjadi Keluarga yang Sejahtera Dan Bermartabat
MASA PERAYAAN HIDUP BERKELUARGA SINODE GKSBS 2016 KOTBAH MINGGU II MINGGU TRINITAS XXII, 16 OKTOBER 2016 Warna Liturgi Hijau Bacaan : Yeremia 31: 27-34
KELUARGA KRISTEN YANG HIDUP SEJAHTERA Tujuan : 1. Jemaat makin mengerti dan memahami keluarga Kristen yang hidup sejahtera 2. Jemaat disemangati hidup dalam damai sejahtera Tuhan karena Tuhanlah yang memberi kesempatan hidup, memberi bekal dan menata kehidupan keluarga. Saudara- saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus, Sejak nenek moyang bangsa Israel keluar dari tanah Mesir, dengan tangan-Nya Tuhan memegang mereka kuat- kuat dan Tuhan mengadakan perjanjian dengan mereka. Karena Tuhan telah menyatakan kasih-Nya melepaskan mereka dari tanah perbudakan, maka Tuhan mengadakan perjanjian kepada mereka dengan memberikan Hukum Taurat. Jika mereka mentaati dengan setia mereka akan selamat dan hidup damai sejahtera. Jika mereka tidak taat dan setia mereka akan dihukum. Meskipun Tuhan menjadi tuan yang berkuasa atas mereka, ternyata mereka tidak taat, sehingga mereka dibuang sebagai tawanan di negeri Babel. Mereka mengalami penderitaan di sana. Negeri mereka menjadi kosong, sunyi dan sepi. Karena belas kasih-Nya yang besar pada bangsa Israel, Tuhan tidak membiarkan mereka hidup dalam penderitaan begitu rupa. Allah berinisiatif memperbaharui perjanjian-Nya ketika bangsa Israel telah melakukan yang jahat dimata-Nya. Maka diutus-Nya nabi Yeremia untuk menyampaikan berita sukacita tersebut kepada bangsa Israel. Saudara- saudara yang dikasihi Tuhan, Dalam bacaan kita, Yeremia 31:28, berfirman : “Maka seperti tadinya Aku berjaga-jaga atas mereka untuk mencabut dan merobohkan, untuk meruntuhkan dan membinasakan dan mencelakakan, demikianlah juga Aku akan berjaga-jaga atas mereka untuk membangun dan menanam, demikianlah firman TUHAN”. Inilah pembaharuan janji Allah kepada bangsa Israel. Hal-hal apa saja yang Tuhan janjikan akan diberikan kepada bangsa Israel, sehingga bangsa Israel menjadi sejahtera? Pertama, Tuhan mengampuni kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa mereka. Kesalahan dan dosa mereka sama sekali tidak diperhitungkan lagi. Ketidak-setiaan, kejahatan dan pemberontakan mereka telah Tuhan lupakan. Artinya bahwa bangsa Israel masih diberi kesempatan untuk hidup. Kedua, Tuhan akan melimpahi kaum Israel dan Yehuda dengan benih manusia dan hewan. Negeri yang kosong dan sepi akan dipenuhi lagi dengan manusia dan hewan. Mereka akan kembali dari negeri tawanan. Mereka akan beranak cucu dan mengusahakan kehidupan di negeri sendiri.
12 Dipanggil Menjadi Keluarga yang Sejahtera Dan Bermartabat
MASA PERAYAAN HIDUP BERKELUARGA SINODE GKSBS 2016 Negeri mereka yang kosong dan sunyi akan disemarakkan lagi dengan penduduk dan hewan yang boleh hidup dengan nyaman. Hal ini menunjukkan bahwa bangsa Israel diberi bekal untuk menjalani hidupnya. Ketiga, Tuhan akan menaruh Hukum-Nya/Taurat-Nya dalam batin/hati mereka. Besar kecil, tua muda akan mempunyai kecenderungan melakukan yang benar sesuai Hukum Tuhan, meskipun tidak diajar oleh sesamanya atau saudaranya, karena Tuhan yang ada dalam hidup merekalah yang langsung mengajar mereka. Mereka akan mengenal Allah mereka, yang senantiasa mengasihi dan menuntun kehidupan mereka untuk menuruti kehendak-Nya. Kehidupan bangsa Israel mendapatkan tatanan baru melalui Hukum Tuhan. Ini menunjuk kepada bagaimana Tuhan Allah menata kehidupan masa depan bangsa Israel. Bangsa Israel tidak lagi hidup di bawah kutuk, seperti yang diyakini selama ini,” ayah- ayah makan buah mentah, dan gigi anak- anaknya menjadi ngilu, melainkan : Setiap orang akan mati karena kesalahannya sendiri; setiap manusia yang makan buah mentah, giginya sendiri menjadi ngilu”. Mereka akan hidup dalam keadilan. Bila bangsa Israel sungguh merasakan diberi kesempatan untuk hidup, diberi bekal dan ditata oleh TUHAN Allah maka bangsa ini dapat dikatakan sebagai bangsa yang damai sejahtera. Saudara- saudara yang dikasihi Tuhan, Apa makna bacaan kita untuk masa kini? Bahwa janji Allah kepada bangsa Israel juga berlaku kepada kita saat ini yakni keluarga-keluarga Kristen. Sebagaimana bangsa Israel dalam perjanjian Allah yang baru, keluarga Kristen adalah keluarga yang terus dikasihi Tuhan. Karena, sebagai keluarga telah memperoleh pengampunan atas dosa dan kesalahan dalam Yesus Kristus. Keluarga Kristen adalah keluarga yang hidup di dalam pengampunan Tuhan. Keluarga Kristen adalah keluarga yang telah dikuduskan dan dilayakkan Tuhan, sehingga melalui Roh Kudus, Tuhan telah tinggal dalam hati kita, dalam hidup kita. Keluarga Kristen adalah keluarga yang diberi bekal yaitu Roh Kudus yang memberi semangat / kekuatan juga mengajar dan memampukan kita untuk melanjutkan kehidupan keluarga. Tidak hanya sampai disitu, tetapi Tuhan memberikan tuntunan untuk menata kehidupan ini yang bisa kita lihat melalui pengalaman hidup sehari-hari yang kita refleksikan dari Firman Tuhan. Oleh karenanya kita sebagai keluarga dipanggil untuk taat kepada Tuhan. Keluarga kita telah menjadi milik Tuhan dan Tuhan juga milik kita. Berkat-berkat-Nya boleh kita nikmati. Jika keluarga- keluarga Kristen sadar dan yakin akan keberadaan kita dalam Tuhan ini, niscaya keluarga kita akan merasakan damai sejahtera yang sesungguhnya, karena apa yang Tuhan lakukan untuk kita akan nyata dalam hidup keluarga kita. Amin. (EWS) Nats pembimbing Berita Anugerah Nats Persembahan Nyanyian : 1. PKJ 14 2. PKJ 287 3. KJ 27
: Mazmur 1:1-2 : Yohanes 14:25-27 : Ulangan 26:1-2 4. PKJ 203 5. KJ 287b 6. KJ 408
13 Dipanggil Menjadi Keluarga yang Sejahtera Dan Bermartabat
MASA PERAYAAN HIDUP BERKELUARGA SINODE GKSBS 2016 RENUNGAN II
DALAM YESUS ADA DAMAI SEJAHTERA (Yohanes 16:16-33)
Saudara- saudara yang dikasihi Tuhan Yesus, Tidak selamanya murid- murid Yesus dapat bersama-sama terus dengan Yesus secara fisik Peristiwa yang akan mendukakan hati para murid akan segera terjadi atas diri Yesus. Sebelum semuanya terjadi Yesus telah menyampaikan pesan- pesan penting untuk menguatkan muridmurid-Nya. Tinggal sesaat saja Tuhan Yesus akan meninggalkan murid- murid-Nya, tapi tinggal sesaat saja pula mereka akan bertemu kembali dengan Yesus. Ya, tidak lama lagi Yesus akan mengalami kematian di kayu salib, namun pada hari ketiga, dalam waktu tidak lama Dia akan bangkit. Murid- murid akan berduka, namun hanya sebentar saja, karena mereka akan bertemu Yesus kembali pada waktu kebangkitan-Nya. Sesudah itu Yesus akan kembali kepada Bapa- Nya di surga. Murid- murid akan menangis, meratap dan berduka; mereka mengalami penganiayaan, namun Yesus menggambarkan perpisahan dengan Yesus dan penganiayaan tersebut hanya sebentar saja. Hal tersebut diibaratkan seperti seseorang yang berduka pada saat merasakan kesakitan melahirkan, tapi setelah bayinya lahir duka tersebut hilang karena digantikan dengan sukacita atas kelahiran bayi tersebut. Para murid harus memegang teguh janji Yesus kepada mereka. Apa isi janji tersebut? 1. Bapa mengasihi mereka, karena mereka mengasihi Yesus dan percaya bahwa Yesus datang dari Bapa. 2. Apa saja yang mereka minta kepada Bapa dalam nama Yesus akan diberikan kepada mereka. 3. Dukacita yang mereka alami hanya sekejap saja, karena akan digantikan dengan sukacita. 4. Tidak seorang pun yang dapat merampas kegembiraan mereka. Yesus menyampaikan janji- janji-Nya tersebut supaya murid- murid hidup dalam iman kepada Tuhan Yesus dengan damai sejahtera, sekalipun mengalami dukacita dan aniaya. Karena Bapa dan Yesus selalu mengasihi dan mempedulikan mereka. Saudara- saudara yang dikasihi Tuhan Yesus, Tidak selalu keluarga kita hidup aman dan tanpa masalah. Sebagai keluarga Kristen kita dapat mengalami hal- hal yang tidak jauh berbeda dengan apa yang dialami para murid waktu itu. Kita dapat dibenci, dicemooh, diperlakukan tidak adil oleh karena iman kita kepada Yesus. Keluarga kita bisa mengalami kekurangan. Anggota keluarga kita bisa menderita sakit-penyakit. Meskipun demikian keluarga kita akan mengalami damai sejahtera jika keluarga kita senantiasa beriman kepada Yesus Kristus. Mari kita bangun kehidupan iman keluarga kita terus-menerus. Amin. (EWS)
14 Dipanggil Menjadi Keluarga yang Sejahtera Dan Bermartabat
MASA PERAYAAN HIDUP BERKELUARGA SINODE GKSBS 2016 PANDUAN PA UMUM II Bacaan: Amsal 3:1-26 APA DAN BAGAIMANA KELUARGA KRISTEN YANG SEJAHTERA? Tujuan: 1. Keluarga memahami bagaimana keluarga Kristen yang sejahtera 2. Keluarga termotivasi untuk membangun keluarga Kristen yang sejahtera. Penjelasan Teks Perikop bacaan kita kali ini merupakan sebuah nasehat atau hikmat atau kebijaksaan mengenai kehidupan. Dalam wejangannya ini, Salomo menuliskan gambaran mengenai prinsip-prinsip kehidupan untuk mencapai kebahagiaan. Dalam Amsal 3:1-26, oleh LAI diberi judul BERKAT DARI HIKMAT. Yang dimaksud dengan hikmat disini adalah pengetahuan atau kebijaksaan tentang kehidupan. Perikop ini dimulai dengan mengajak pembaca untuk mengingat akan ajaran dari sang pemberi nasehat, yang mana ajaran itu akan membimbing pembaca untuk panjang umur dan sejahtera (ayat1-2). Adapun ajaran-ajaran itu kemudian dituliskan kembali diayat-ayat selanjutnya. Diantaranya sebagai berikut: Pada ayat ke 3-4, kita mendapat nasehat agar penuh kasih dan setia yang akan membuat kita mendapatkan kasih dan penghargaan Allah dan manusia. Pada ayat 5-8, nasehat agar percaya kepada Tuhan dan tidak bersandar kepada pengertian sendiri. Pada ayat 9-10 mengenai ucapan syukur kepada Tuhan. Pada ayat 11-12 tentang pentingnya ajaran Tuhan. Ayat 13-18 tentang kebahagiaan orang yang mendapatkan hikmat dan kepandaian dimana hal ini akan membawa orang itu pada umur panjang, kekayaan, kehormatan, kebahagiaan dan kesejahteraan. Ayat 19-26 tentang hikmat Tuhan dalam menciptakan bumi dan isinya dan kehidupan yang aman bagi orang-orang yang memelihara hikmat dan menyandarkan diri kepada Tuhan. Dalam masa perayaan hidup berkeluarga (MPHB) tahun 2016 ini, kita dipanggil untuk menjadi keluarga yang sejahtera dan bermartabat. Kali ini kita akan terlebih dulu memfokuskan diri pada keluarga yang sejahtera. Diminggu lalu kita sudah memahami apa itu keluarga kristen, dimana Kristus merupakan sandaran dan pemimpin yang mempersatukan keluarga kita. Diminggu ini, kita kembali diingatkan bahwa keluarga yang sejahtera adalah merupakan panggilan keluarga Kristen. Setiap keluarga Kristen dipanggil Tuhan untuk menjadi keluarga yang sejahtera. Nah seperti apakah dan bagaimanakah keluarga Kristen yang sejahtera itu, akan kita bahas bersama. Jika kita merujuk kepada kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) maka yang dimaksud dengan sejahtera adalah aman sentosa dan makmur, selamat (terlepas dari segala macam gangguan). Pengertian sejahtera ini mengandung dua aspek, yang pertama adalah aspek materiil yang berhubungan dengan kemakmuran atau ketercukupan akan kebutuhan hidup sehari-hari di
15 Dipanggil Menjadi Keluarga yang Sejahtera Dan Bermartabat
MASA PERAYAAN HIDUP BERKELUARGA SINODE GKSBS 2016 dalamnya juga bisa termasuk aspek kesehatan, dan yang kedua aspek nonmateriil yang berhubungan dengan perasaan aman, bahagia, tenang. Kedua hal tersebut harus terpenuhi dalam keluarga sejahtera. Nah sebagai keluarga Kristen, kita bersyukur ketika Tuhan menghendaki kita agar mewujudkan keluarga yang sejahtera. Bagaimana tidak, karena kesejahteraan sejatinya adalah harapan setiap orang. Memang ada beberapa orang yang secara individu maupun kelompok memilih jalan yang tidak biasa, contohnya mereka yang memiskinkan diri dengan hidup membiara untuk mencapai kebahagiaan. Maka aspek kesejahteraan yang materiil bagi mereka mungkin tidak bisa disamakan dengan orang biasa. Melalui bacaan kita kali ini, kita diberi wejangan bagaimana agar kehidupan keluarga kita bisa sejahtera baik dalam aspek materiil maupun nonmateriil. Keselamatan lahir dan batin. Ada banyak nasehat dalam perikop ini yang akan kita diskusikan bersama, apa –apa yang bisa kita refleksikan untuk kehidupan kita seharihari. Selamat ber-PA, selamat menjadi keluarga yang sejahtera. {PS} Proses Pendalaman Alkitab: 1. Pembukaan a) Salam (Bisa Dilakukan oleh Pemandu PA, mengucapkan terima kasih kepada tuan rumah, karena menjadi tempat untuk bersekutu atau oleh Tuan rumah yang mengucapkan selamat datang kepada peserta dan mengucapkan terima kasih atas kehadirannya, lalu diserahkan kepada pemandu PA) b) Nyanyian Pembukaan : KJ 392:1-2 c) Doa Pembukaan d) Pujian Bersama PKJ 15 2. Membaca Perikop Bacaan Alkitab 3. Pertanyaan Pendalaman Diskusi 1) Setujukah anda bahwa kesejahteraan harus melingkupi dua aspek, yaitu kesejahteraan lahir dan batin? 2) Setelah membaca nasehat-nasehat untuk hidup sejahtera dalam perikop Alkitab yang kita baca sekarang, secara bergantian peserta PA dapat menyampaikan pendapatnya bagaimana keluarga kita bisa menjadi keluarga yang sejahtera? 3) Apa kendala untuk mewujudkan kehidupan yang sejahtera? 4) Terkait dengan pertanyaan nomor 3, kira-kira bagaimana cara kita untuk menghadapi kendala yang merintangi kita untuk bisa mencapai keluarga yang sejahtera? 5) Kira-kira aksi apa yang akan dilakukan oleh keluarga-keluarga Kristen ataupun juga gereja untuk bersama-sama mewujudkan kehidupan yang sejahtera?
Terkait dengan pertanyaan no 5, usulan aksi ini harap didiskusikan kemungkinannya untuk dilaksanakan selama ataupun setelah MPHP 2016 ini. Jadi setiap gereja ataupun setiap kelompok kebaktian/kelompok PA di GKSBS bisa mempunyai aksi tambahan (selain aksi yang telah diusulkan oleh Sinode GKSBS) yang dapat disesuaikan dengan kesepakatan bersama/kondisi kesejahteraan keluarga-keluarga setempat.
16 Dipanggil Menjadi Keluarga yang Sejahtera Dan Bermartabat
MASA PERAYAAN HIDUP BERKELUARGA SINODE GKSBS 2016 4. Persembahan 1) Pujian Persembahan KJ 444 2) Doa Persembahan dan Doa Syafaat 5. Penutup 1) Pujian Penutup 451:1-2 2) Doa Penutup
17 Dipanggil Menjadi Keluarga yang Sejahtera Dan Bermartabat
MASA PERAYAAN HIDUP BERKELUARGA SINODE GKSBS 2016 PANDUAN PA PEMUDA II Bacaan : Roma 5 :1-11 SIAPA KITA DALAM KRISTUS? Tujuan : Pemuda atau remaja sadar bahwa mereka telah dibenarkan oleh kristus dan membuat mereka mengalami damai sejahtera yang sesungguhnya PENJELASAN TEKS : Mungkin Saudara sebagai pemuda/remaja kebanyakan dibesarkan di tengah- tengah keluarga Kristen. Tentu jika ayah – ibu Kristen tidak otomatis kita menjadi Kristen yang sesungguhnya. Tidak cukup hanya dibaptis waktu masih bayi. Tentu Saudara sudah mendapatkan pengajaran tentang kekristenan melalui ibadah anak,katekisasi, ibadah Minggu, orang tua,dan sebagainya. Bahkan di antara Saudara ada yang sudah mengaku percaya (sidhi), namun apakah Saudara sudah merasakan hidup damai sejahtera? Mari kita mendalami kembali apa artinya kita menjadi Kristen, atau siapa kita sebenarnya di dalam Kristus? Dalam Roma 5:1 dinyatakan bahwa damai sejahtera kita peroleh melalui pembenaran karena iman kepada Yesus Kristus. Benarkah itu? Ataukah Saudara pikir kebahagiaan, damai sejahtera kita dapatkan kalau kita punya teman- teman yang „se-ide‟,selalu akrab, mau setia kawan, meskipun kadang- kadang yang dilakukan bersama hal- hal yang dianggap orang banyak sebagai bentuk kenakalan remaja? Misalnya: kebut- kebutan, nonton bareng CD porno, kongkow- kongkow sambil merokok dan menikmati miras, cerita- cerita tentang cewek cantik dan cowok ganteng yang banyak diidolakan teman- teman? Mari kita pelajari lebih dalam perikop kita. 1. Apa saja yang telah dilakukan Yesus Kristus bagi dunia dan khususnya orang- orang percaya? a. Karena kasih Allah kepada kita,ketika kita masih lemah, sebagai orang- orang durhaka, orang- orang berdosa,Kristus telah mati untuk kita (ayat 6,8). b. Kasih karunia Allah dicurahkan di dalam hati kita dengan memberikan Roh Kudus kepada kita yang percaya kepada Yesus Kristus (ayat 5). c. Dengan darah-Nya kita dibebaskan dari murka Allah (ayat 9) d. Oleh kematian-Nya kita juga telah diperdamaikan dengan Allah, dan oleh hidupNya/kebangkitan-Nya kita beroleh kepastian keselamatan (ayat 10). e. Karena Yesus kita menerima pendamaian dan pembenaran Allah (ayat 1, 11) 2. Bagaimana sebaiknya sikap dan tindakan kita untuk menerima kasih karunia Allah dalam Yesus Kristus tersebut? a. Menerima dengan iman/percaya apa yang telah Yesus lakukan bagi kita, yaitu kematian dan kebangkitan-Nya. Dengan kata lain kita menerima Yesus sebagai Juruselamat dan Tuhan kita. b. Dalam menjalani kehidupan sebagai orang Kristen, sekalipun mengalami kesengsaraan, kita berdiri dan bermegah karena pengharapan yang pasti akan menerima kemuliaan Allah (ayat 2-4).
18 Dipanggil Menjadi Keluarga yang Sejahtera Dan Bermartabat
MASA PERAYAAN HIDUP BERKELUARGA SINODE GKSBS 2016 3. Kesimpulan : Karena iman kepada Yesus Kristus, kita dibenarkan Allah( diampuni, dikuduskan,dilayakkan di hadapan Allah) sehingga hidup kita adalah hidup dalam damai sejahtera bersama Allah yang memberikan kasih karunia-Nya tersebut kepada kita. PERTANYAAN UNTUK DISKUSI : 1. Hal- hal apa saja yang selama ini saudara anggap dapat membawa saudara mengalami damai sejahtera dalam kehidupan Saudara? Jelaskan! 2. Apakah yang Saudara lakukan selama ini untuk mencapai damai sejahtera? Jelaskan jawaban saudara! 3. Apa saja yang dilakukan Kristus bagi dunia /orang percaya menurut perikop ini? Bagaimana respon Saudara atas apa yang dilakukan Yesus tersebut?Jelaskan! 4. Apa saja yang akan Saudara lakukan agar damai sejahtera semakin terwujud dalam diri Saudara? Jelaskan! (EWS)
19 Dipanggil Menjadi Keluarga yang Sejahtera Dan Bermartabat
MASA PERAYAAN HIDUP BERKELUARGA SINODE GKSBS 2016 BAHAN KHOTBAH MINGGU III MPHB MINGGU TRINITAS XXIII, 23 Oktober 2016 Warna Liturgi Hijau Teks Alkitab: Markus 10:13-16 ANAK-ANAK JUGA MANUSIA Tujuan: 1. Keluarga Kristen memahami bahwa setiap anggota keluarga termasuk anak-anak adalah ciptaan Tuhan yang sama-sama dikasihi dengan martabat yang sama 2. Keluarga Kristen mendidik anak dengan prinsip pembelajaran yang membebaskan demi mencapai perkembangan manusia yang seutuhnya. Ibu/Bapak saudara/i jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus. Apakah ada kejadian waktu kecil yang anda masih ingat sampai sekarang? (beri kesempatan jemaat untuk menjawab). Mungkin tidak semua hal dimasa yang lalu yang bisa kita ceritakan secara mendetail, namun, sesuatu akan lebih mudah diingat dan bahkan bisa mempengaruhi prilaku kita ketika hal tersebut sangat berkesan dalam diri kita, apalagi bila hal itu diulang-ulang maka akan sangat mudah bagi kita dalam mengingat dan melakukannya. Otak manusia sebagai organ penting dalam proses mengingat ini mengalami perkembangan sejak lahir bahkan sejak kita dibentuk dalam kandungan. Mungkin banyak diantara kita yang mengingat saat-saat bahagia yang kita alami waktu kecil, namun banyak juga yang terus terbayang-bayang ingatan tentang hal-hal yang menyedihkan dan menyakitkan yang kita terima saat kita kecil. Menurut penelitian, banyak sifat dan prilaku serta kecerdasan manusia sangat bergantung dengan perkembangannya selama masa dalam kandungan hingga kanak-kanak karena perkembangan otak yang paling pesat justru terjadi ketika kita masih kanak-kanak. Dalam masa emas perkembangan otak anak-anak, justru banyak hal yang akan mereka pelajari disini, mereka tiru, bahkan akan masuk dalam alam bawah sadar mereka untuk kemudian membentuk sifat dan prilaku. Sebagai contoh Anak-anak yang selalu dilarang ini itu, cenderung akan minder. Anak-anak yang diberi kesempatan untuk mengeksplorasi diri dan lingkungannya serta diajar untuk berani menyampaikan pendapatnya akan lebih percaya diri, dan masih banyak lagi. Jadi anak-anak walaupun masih kecil sudah bisa merekam ingatan dan kemudian akan berdampak pada kehidupannya. Jadi anggapan yang mengatakan jika anak kecil belum tahu apa-apa dan tidak penting untuk dipertimbangkan kehadirannya, perlu kita pikirkan ulang. Mari kita lihat apa pesan Injil dalam hal ini. Dalam perikop yang kita baca hari ini, kita mendapatkan sebuah gambaran bagaimana Tuhan Yesus memperlakukan anak-anak kecil. Ketika ada orang (orang dewasa, jika dalam injil lukas disebutkan bahwa anak-anak kecil itu adalah anak-anaknya) yang membawa anak-anak ini datang kepada Yesus untuk mendapatkan jamahan, yang bisa kita artikan sebagai berkat. Namun ternyata hal ini mendapatkan larangan dari pihak murid-murid. Tidak disebutkan disini apa alasan para murid melarang anak-anak kecil ini
20 Dipanggil Menjadi Keluarga yang Sejahtera Dan Bermartabat
MASA PERAYAAN HIDUP BERKELUARGA SINODE GKSBS 2016 menemui Yesus. Namun sikap melarang tersebut nyatanya malah tidak didukung oleh Yesus. Tuhan Yesus yang melihat hal itu kemudian marah dan berkata: Biarkan anak-anak itu datang kepadaku, jangan menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya kerajaan Allah. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barang siapa tidak menyambut Kerajaan Allah seperti seorang anak kecil, ia tidak akan masuk ke dalamnya. Setelah berkata demikian, Tuhan Yesus memeluk anak-anak itu dan memberkati mereka. Perlakuan yang melarang anak-anak kecil untuk mendapatkan berkat dari Tuhan nyatanya ditentang oleh Tuhan. Entah apa motivasi para murid pada waktu itu, namun bila kita mau merujuk pada konteks budaya, dimana anak-anak kurang mendapatkan tempat dan cenderung kurang dihargai keberadaannya, maka mungkin kehadiran anak-anak untuk menemui Yesus dianggap oleh para murid sebagai hal yang tidak penting, dan bisa jadi malah merepotkan. Tuhan Yesus sudah begitu padat disibukkan oleh aktivitasnya dalam mengajar banyak orang, dan kehadiran anak-anak dirasa sesuatu hal yang tidak penting untuk dilayani. Perlakuan Tuhan Yesus terhadap anak-anak justru sebaliknya, ia memperlakukan anak-anak dengan penuh kasih. Anakanak walaupun masih kecil juga adalah manusia yang sama-sama diciptakan Tuhan. Ia berhak juga untuk mendapatkan berkat dari Tuhan dan bahkan mereka dijadikan contoh agar orang bisa masuk dalam kerajaan Allah. Dalam kehidupan kita sehari-hari, kira-kira apa saja hal-hal yang secara sadar ataupun tidak sadar yang kita lakukan sebagai orang dewasa, yang kita anggap baik namun justru menghalangi anak kecil dalam mendapatkan berkat? Marilah kita bersama melihat kehidupan kita bersama. Anakanak adalah manusia seutuhnya, hanya bentuk fisiknya yang masih kecil. Mereka membutuhkan perlindungan, bimbingan, kasih sayang dan didikan. Perlakuan yang overprotectif (sikap melindungi yang berlebihan) sehingga selalu melarang ini itu, sejatinya menunjukkan ketidakmampuan kita sebagai orang dewasa dalam menciptakan lingkungan tumbuh kembang anak yang aman. Karena kita malas memberi penjagaan dan pengajaran, maka lebih baik dimarahi saja agar si anak takut dan besok-besok tidak mau melakukannya lagi. Pemberian pengertian kepada anak tentang hal-hal yang tidak baik tentunya adalah hal yang penting bagi perkembangan mereka. Namun kalau semua hal yang sebenarnya baik juga dilarang karena kita malas menemani anak kita menjelajah dunia sekitar dan malas menciptakan lingkungan yang aman maka hal itu sebenarnya adalah sikap menyepelekan anak-anak, tidak menganggap penting kebutuhannya sebagai manusia yang masih kecil dalam belajar tentang lingkungan sekitarnya. Ketika anak-anak mulai bisa berjalan, ia akan semakin aktif mengenali lingkungannya dan ketika anak-anak sudah mulai bicara, ia akan lebih sering bertanya. Terkadang karena keegoisan kita sebagai orang dewasa, orang menjadi malas atau bahkan terlalu takut untuk mendampingi anak untuk belajar. Menjadi malas untuk menjelaskan berbagai hal yang ditanyakan dan beberapa orang malah mengancam anak-anak yang sebenarnya juga sedang mencari Berkat bagi hidupnya. Orang dewasa seharusnya mendampingi anak-anak dan menerapkan pola asuh, pola pendidikan yang membebaskan. Pendidikan yang membebaskan anak dalam belajar sejatinya adalah pendidikan yang menghargai keberadaan anak sebagai pribadi yang unik, yang memahami kebutuhan dasar anak untuk berkembang, untuk bertanya dan untuk menemukan hal-hal yang
21 Dipanggil Menjadi Keluarga yang Sejahtera Dan Bermartabat
MASA PERAYAAN HIDUP BERKELUARGA SINODE GKSBS 2016 bermakna dalam hidupnya. Untuk mewujudkan hal yang seperti ini bukanlah perkara yang mudah, karena dibutuhkan kemauan kita sebagai orang dewasa juga untuk belajar. Belajar memahami anak-anak dan belajar mendampingi mereka untuk menemukan berkat Tuhan dan bukan malah menjauhkan mereka dari berkat. Kehadiran orang tua tentunya sangat penting, namun kita semua harus bersatu padu dalam menciptakan lingkungan yang aman dan layak bagi pertumbuhan dan perkembangan anak-anak kita maupun juga anak-anak orang lain. Pertanyaannya adalah bagaimana jika lingkungan kita tidak mendukung? Maka kita harus memulainya dari keluarga kita terlebih dahulu dan kemudian melalui kegiatan-kegiatan dalam kelompok atau keagamaan, kita belajar dan saling mengingatkan untuk bersama-sama berusaha menciptakan lingkungan yang aman bagi anak-anak untuk berkembang. Melalui Masa Perayaan Hidup Berkeluarga (MPHB) tahun 2016 ini, kita dipanggil untuk menjadi keluarga yang sejahtera dan bermartabat. Keluarga yang menghargai masing-masing anggotanya, termasuk anak-anak, adalah keluarga yang bermartabat. Di dalam keluarga itu setiap anggotanya berhak untuk dihargai keberadaannya. Yang di dalamnya setiap anggotanya saling mengasihi, saling membantu, disediakan ruang untuk bertanya dan berpendapat. Kita GKSBS sebagai sebuah komunitas gereja terdiri dari keluarga-keluarga Kristen. Marilah kita bersama-sama terus belajar untuk menjadi sebuah komunitas yang berjuang bersama masyarakat dalam menciptakan lingkungan tumbuh kembang anak yang aman dan layak. Agar setiap anak bisa mendapatkan berkat. Kiranya Allah sumber kasih selalu memberkati kita dan memampukan kita. Selamat menjadi keluarga Kristen yang bermartabat. Amin. (PS)
Ayat dan Nyanyian Liturgi; Pembimbing : Mazmur 34:12-15 Berita anugrah : 2 Tesalonika 2:16-17 Persembahan : Mazmur 30:5 Nyanyian: 1. KJ 22:1 dinyanyikan 3 kali. 2. KJ 427:1-2 3. KJ. 420:1-4 4. KJ. 360:1-2 5. KJ 384:1-dst 6. KJ. 422:1-3
22 Dipanggil Menjadi Keluarga yang Sejahtera Dan Bermartabat
MASA PERAYAAN HIDUP BERKELUARGA SINODE GKSBS 2016 RENUNGAN III HARKAT MARTABAT MANUSIA SAMA Kejadian 1: 27 Ibu bapak dan anak-anak yang terkasih dalam kasih Kristus. Mari kita fokuskan perhatian kita pada saat Allah menciptakan Manusia. Tahap awal mari kita temukan kata/kalimat kuncinya : 1. Yang pertama kita mendapatkan informasi bahwa manusia diciptakan oleh Allah menurut gambar Allah. 2. Yang kedua coba kita perhatikan kalimat “menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia.” Kata “dia” di dalam teks tersebut adalah kata ganti untuk kata manusia dengan bentuk tunggal. 3. Perhatian yang ketiga yaitu pada kalimat “laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.” Kata “mereka” di dalam teks tersebut adalah kata ganti untuk laki-laki dan perempuan dengan bentuk jamak. Dari 3 point di atas maka dapat kita simpulkan bahwa Manusia diciptakan oleh Allah menurut gambarNya. Dan yang dimaksud dengan manusia dalam teks ini adalah Laki-laki dan Perempuan. Jadi manusia itu adalah laki-laki dan perempuan dan mereka diciptakan oleh Allah menurut GambarNya. Dengan penjelasan di atas maka dapat kita simpulkan bahwa manusia itu sama, baik dia laki-laki maupun perempuan, mereka sama-sama diciptakan oleh Allah. Itu juga berarti bahwa manusia baik dia laki-laki maupun perempuan memiliki harkat atau tingkat hidup yang sama dan juga manusia baik itu perempuan maupun laki-laki memiliki martabat atau nilai yang sama sebagai mahluk ciptaan Allah. Jadi ingat, manusia itu sama, harkat dan martabatnya sama, baik dia laki-laki maupun perempuan diciptakan oleh Allah menurut Gambar Allah. Melalui MPHB tahun 2016 ini, kita dipanggil untuk menjadi keluarga Kristen yang bermartabat. Salah satu ciri keluarga Kristen yang bermartabat adalah ketika masing masing anggota keluarganya saling menghargai dan menghormati. Tuhan Allah telah menciptakan manusia baik laki-laki maupun perempuan dengan martabat yang sama. Dalam keluarga Kristen, setiap anggotanya tentu mempunyai peran dan fungsi yang berbedabeda, entah sebagai suami atau istri, ayah, ibu, ataupun anak-anak. Namun walaupun peran dan fungsinya berbeda, masing-masing individu entah itu laki-laki ataupun perempuan mempunyai martabat yang sama yang harus dihargai dan dihormati. Dalam keluarga Kristen yang bermartabat seharusnya sudah tidak ada lagi kedudukan laki-laki dipandang lebih tinggi dari perempuan. Semua anak, baik itu laki-laki maupun perempuan seharusnya mendapatkan kasih sayang yang sama dari orangtuanya. Dengan menerapkan pola asuh dan juga komunikasi keluarga yang saling menghargai martabat manusia inilah keluarga kita akan menjadi keluarga yang bermartabat. Setiap anggota yang tinggal dan berada dalam naungan keluarga yang bermartabat diharapkan akan memperlakukan juga setiap orang yang ditemuinya sehari-hari dengan penuh penghormatan akan martabat kemanusiaan. Jadi keluarga yang bermartabat akan mendorong terwujudnya masyarakat yang bermartabat pula. Di sinilah akan kita rasakan nilai-nilai pemerintahan Allah. Kiranya Roh Kudus memampukan kita. Amin. {PS}
23 Dipanggil Menjadi Keluarga yang Sejahtera Dan Bermartabat
MASA PERAYAAN HIDUP BERKELUARGA SINODE GKSBS 2016 PANDUAN PA UMUM III Bahan Bacaan : 1 Samuel 2:22-26 KELUARGA KRISTEN YANG SEJAHTERA DAN BERMARTABAT Mewujudkan kehidupan keluarga sejahtera dan bermartabat merupakan tanggung jawab setiap orang. Dalam kehidupan anak-anak ada sebuah pengertian “to become” (ingin menjadi). Anakanak cendrung ingin menunjukkan jati diri sesuai dengan kondisi pertumbuhan pribadinya. Oleh karena itu perlu ada interaksi orangtua dengan anak sebagai “jembatan” agar anakanak dalam mencapai kedewasaannya, bertanggungjawab menjalani kehidupan secara benar. Sebaliknya jika interaksi macet maka anak akan mencari jatidirinya dengan cara yang salah dan dapat berakibat buruk terhadap diri anak maupun orang lain. Untuk itu anak-anak harus mendapatkan kesempatan agar menemukan jatidirinya selaku pribadi yang berharga di hadapan Allah serta melakukan perbuatan yang mulia. Hal ini merupakan bagian dari tanggungjawab orangtua. 1 Samuel 2 menunjukkan tentang kehidupan Samuel setelah diserahkan Hana, ibunya kepada Tuhan di Silo dibawah pengawasan Imam Eli. Melalui kehidupan Samuel di rumah Eli tampak cerita lain tentang kehidupan anak-anak Imam Eli, khususnya di rumah ibadah. Kejahatan anakanak Eli tampak jelas dalam 1 Samuel 2:1-17 bahwa dosa anak-anak Eli sangat besar dalam pandangan Tuhan karena perbuatan mereka tidak menghormati Tuhan. Kejahatan ini tersiar dan menjadi omongan di kalangan orang Israel yang memberikan persembahan kepada Tuhan. Berdasarkan hal tersebut anak-anak Imam Eli dicap orang yang “tidak mengenal Tuhan.” Sesungguhnya para imam Israel mendapat bagian dari persembahan di rumah ibadah (Imamat 7:26-36). Namun anak-anak Imam Eli tidak menunjukkan jati dirinya selaku keluarga imam yang bermartabat di tengah bangsa Israel. Mereka tidak taat dan tidak lagi menghormati Tuhan melalui sikap mereka terhadap korban persembahan bagi Allah. Berdasarkan cerita tersebut dapat dilihat kejahatan anak-anak Eli terhadap Tuhan demikian juga ayah mereka Imam Eli, yaitu: 1. Akibat kejahatan anak-anak Eli tersebut sudah jadi omongan di tengah-tengah bangsa Israel yaitu terhadap persembahan di rumah ibadah. Demikian juga mereka tidur bersama perempuan yang melayani di rumah ibadah (1 Sam. 2:22). Meskipun imam Eli sering mendengar kejahatan anak-anaknya tersebut. Hal ini menunjukkan karakter anak-anak Eli jahat jika dibandingkan dengan dirinya selaku seorang Imam. 2. Orang banyak melaporkan kejahatan anak-anak imam Eli kepadanya dan ia memperingatkannya. Karena perbuatan mereka tidah hanya bersalah terhadap manusia tetapi juga telah berdosa terhadap Allah. Karakter anak-anak imam Eli terlihat bahwa mereka sudah tidak mengindahkan nasihat orangtuanya . Karakter anak-anak Imam Eli yang jahat berbeda jauh dengan karakter Samuel yang semakin besar semakin dihargai Tuhan dan manusia. Anak-anak Eli dihukum Tuhan tetapi Samuel diberkati Tuhan.
24 Dipanggil Menjadi Keluarga yang Sejahtera Dan Bermartabat
MASA PERAYAAN HIDUP BERKELUARGA SINODE GKSBS 2016 Apakah yang dapat kita pelajari dari keluarga imam Eli? Bagi orang tua dan anak agar selalu waspada dalam menunjukkan jati dirinya sebagai keluarga Kristen. Keluarga yang terus berjuang memperlihatkan nilai-nilai Kristen dalam setiap aspek kehidupan. Selaku orangtua agar sungguh-sungguh memperhatikan proses pembentukan jati diri anak-anak hingga mereka dewasa, dan bertanggungjawab pada kehidupan berdasarkan iman dan pengenalan terhadap Yesus Kristus Tuhan. Perjuangan ini merupakan tanggungjawab semuanya baik bagi orangtua mapun anak-anak sebagai satu tubuh yaitu keluarga. dalam hal ini peran orangtua benar-benar besar dan penting dalam menumbuhkan nilai-nilai moral dan spiritulitas dalam diri anak-anak. Sebagaimana Samuel dalam pengawasan dan bimbingan imam Eli, interaksi menjadi penting jika membicarakan hal orangtua dan anak.Meskipun pada sisi lain imam Eli telah gagal mendidik anak-anaknya sendiri. Interaksi atau perjumpaan harus selalu diupayakan karena keluarga merupakan „sekolah kasih‟. Karena di dalam keluarga anakdibimbing agar mengerti berdoa, beriman, berpengharapan demikian juga penghargaan terhadap dirinya maupun orang lain. Demikian juga melalui perjumpaan tersebut tampak nilai-nilai moral dan spiritualitas (kerohanian) dan perkembangan kepribadian anak. Keluarga yang sejahtera dan bermartabat tercermin dalam sikap dan kesungguhan orangtua mendidik anak-anaknya untuk menghargai harkat kemanusiaan serta bersikap takut pada Tuhan. (DGS) Diskusi: 1. Setiap orang tua perlu teliti dan tepat perannya dalam masa perkembangan anak. Dalam hal ini Silahkan berbagi pengalaman. 2. Apakah makna istilah Mikul dhuwur-mendem jeru (bahasa Jawa) dan apa hubungannya dengan tema “Keluarga Kristen yang bermartabat?”
25 Dipanggil Menjadi Keluarga yang Sejahtera Dan Bermartabat
MASA PERAYAAN HIDUP BERKELUARGA SINODE GKSBS 2016 PANDUAN PA PEMUDA III BAHAN : Keluaran 20:12 dan Amsal 23:22-25 MENGHORMATI ORANGTUA Allah memerintahkan agar setiap anak menghormati dan mengasihi orangtuanya. Peran orangtua sangat besar dan pengorbanannya luar biasa dalam mendidik dan membesarkan kita selaku anak. Bahwa atas kehendak Allah dan melalui orangtua, kita ada di dunia ini. Perintah kelima dari Kesepuluh Firman adalah “Hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu”. Perintah Allah yang diberikan kepada Musa tersebut mencakup semua tindakan yang baik, dalam bentuk dukungan material, sikap hormat dan kepatuhan kepada orangtua. Hal ini menunjukkan bahwa Allah memandang penting agar kita berlaku hormat dan mengasihi orangtua supaya lanjut umurmu. Anak-anak yang mengasihi orangtuanya beroleh berkat dari Allah ketika kita masih di dunia ini maupun kelak di sorga. Oleh karena itu penulis kitab Amsal memberikan nasihat kepada setiap anak harus mendengarkan pengajaran ayahnya demikian juga menghormati ibunya. Agar kedua orangtua merasa gembira melihat anak-anaknya. Tiada kebahagiaan orangtua selain melihat anakanaknya hidup dalam kebenaran dan melakukan kebajikan. Orangtua menjadi bangga. Itulah bentuk-bentuk contoh anak yang menghormati orangtuanya. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk menghormati dan mengasihi orangtua. Sebagai pemuda dan remaja hendaknya rajin belajar, beribadah, membantu pekerjaan orangtua, berlaku sopan santun dimanapun berada. Jika berada di perantauan karena sekolah atau bekerja agar rajin berkomunikasi dengan orangtua baik melalui surat, sms atau telpon untuk menanyakan keadaan orangtua dan menyampaikan kabar di perantauan yang menentramkan hati orangtua. Alangkah lebih baik, orang tua merasakan kenikmatan hidup oleh karena kebaikan hati anakanaknya dari pada diberikan setelah mereka tidak ada (meninggal dunia). Sebelum terlambat, marilah upayakan agar orangtua tetap merasakan sukacita dan kebahagiaan sepanjang hidupnya karena itulah yang dikehendaki Tuhan. Orangtua akan merasa berharga, bermartabat, sejahtera dan bersyukur kepada Tuhan Yesus karena dikaruniai anak-anak yang selalu menghormati mereka. Amin. (DGS). Diskusi: 1. Berdasarkan Keluaran 20:12, apakah arti menghormati orangtua dan sebutkan contohnya. 2. Pada keseharian anak remaja/pemuda sekarang ini baik di rumah maupun di luar rumah, ada kebiasaan yang cenderung ke arah yang buruk yaitu anti sosial. Asyik dengan dirinya sendiri bermain hp, tanpa mempedulikan anggota keluarga lainnya. Bagaimana caranya agar anak remaja/pemuda cakap dalam Iptek dan juga tetap berlaku menghormati dan mengasihi orangtua? 3. Sebutkan janji Allah bagi anak-anak yang menghormati orangtuanya.
26 Dipanggil Menjadi Keluarga yang Sejahtera Dan Bermartabat
MASA PERAYAAN HIDUP BERKELUARGA SINODE GKSBS 2016 KOTBAH MINGGU IV MINGGU TRINITAS XXIV, 30 OKTOBER 2016 Warna Liturgi Hijau Bacaan : IBRANI 13:4 KELUARGA BERMARTABAT MENGHARGAI PERNIKAHAN Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus, Tujuan pernikahan bukan hanya terkait dengan urusan manusia saja tetapi juga terkait bahkan terikat dengan komitmen untuk mentaati perintah Allah. Karena asal mula adanya keluarga (pernikahan) adalah dalam rancangan Allah. Sejarah pernikahan pertama menunjukkan bahwa Adam tidak baik sendirian maka Allah kemudian menciptakan Hawa untuk teman hidup yang sepadan menolong Adam agar menjaga dan memelihara semua ciptaan Allah (band. Kej.1:26-27). Mengingat pentingnya tujuan tersebut maka sunguh terhormat dan mulia sebuah pernikahan, tidak boleh cemar atau dicemari orang lain. Karena jika sudah tercemar maka tidak dapat sepenuhnya mengusahakan dan menjaga segenap ciptaan Allah. Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus, Martabat menyangkut harga diri dan sikap-sikap yang menjunjung nilai-nilai kemanusian. Oleh karena itu untuk mengartikan keluarga yang bermartabat hendaknya dilihat dari sudut pandang Allah yang terwujud dalam ciri-ciri hidup Kristen. Kehidupan keluarga Kristen juga memiliki ciri khas yang penting yaitu ada kesucian. Ibrani 13:4 ini menegaskan bahwa pernikahan harus dihormati karena mulia dan berharga. Semua orang harus menghormati pernikahan, sebab dengan menghormati pernikahan maka sudah menghormati dan mematuhi Allah. Sebaliknya jika tidak menghormati pernikahan maka sudah melawan Allah. Kata: “kamu semua” menunjuk kepada semua orang (semua pihak) tanpa terkecuali harus menghormati pernikahan. Maksud kata“kamu semua” adalah: 1. Semua orang yang telah menikah harus menghormati pernikahannya sendiri maupun pernikahan orang lain. Tidak diperbolehkan mengganggu dan merusak serta mencemari pernikahannya maupun pernikahan orang lain. 2. Bagi orang lain (orang ketiga), misalnya orang tua, kerabat, anak, teman, dan sebagainya (pihak orang ketiga) agar tidak merusak dan membubarkan pernikahan orang lain. 3. Demikian juga bagi orang yang belum menikah dilarang merusak rumah tangga orang lain dan menggoda orang yang sudah menikah dengan alasan apapun. Semua bentuk yang tidak menghormati pernikahan tersebut baik melalui pikiran, ucapan dan tingkah perbuatan tidak diperkenankan. Misalnya: Kekerasan dan penindasan, ngomporngompori (menghasut), tidak bertanggungjawab, malas, dsb. Dalam konteks bacaan ini hal yang sebenarnya untuk menjaga kekudusan hubungan, kesetiaan antara suami isteri sehingga tidak terjadi perselingkuhan maupun perceraian. Tetapi yang dimaksud oleh penulis kitab Ibrani ini
27 Dipanggil Menjadi Keluarga yang Sejahtera Dan Bermartabat
MASA PERAYAAN HIDUP BERKELUARGA SINODE GKSBS 2016 tentu pada setiap segi kehidupan sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada. Dan akibat tidak menghormati pernikahan adalah Allah sendiri yang akan menghukum setiap orang yang berprilaku buruk maupun yang berzinah. Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus, Menghormati dapat diartikan tidak semena-mena, tidak ada perbudakan maupun penyiksaan terhadap suami maupun isteri dan seisi keluarga. Tetapi selalu berdasarkan kasih. Sebagaimana yang diajarkan Paulus dalam Efesus 5:33 “Bagaimanapun juga, bagi kamu masing-masing berlaku: kasihilah isterimu seperti dirimu sendiri dan isteri hendaklah menghormati suaminya.” Bagi pihak ketiga disampaikan pesan ini agar berusaha menciptakan, mendorong untuk mewujudkan kasih tersebut pada pernikahan orang lain. Jangan karena perilaku kita, keluarga orang lain menjadi hancur. Sekarang jelas bagi kita menghormati perkawinan adalah wujud keluarga yang bermartabat. Dan buahnya adalah kesejahteraan keluarga itu sendiri dan keluarga-keluarga lainnya. Berdasarkan data di beberapa lembaga yang terkait dengan kasus-kasus pernikahan Kristen pada tahun 2014-2015, hasilnya sangat memprihatin, yaitu: Informasi dari Metro TV Jum’at 23 oktober 2015 berita pkl.19.00: di Sumatera Selatan seorang bapak telah memperkosa anak gadisnya berumur 17 tahun hingga melahirkan 2 anak; Kantor LBH Nasional Bandar Lampung menangani 2 kasus perceraian, 2 kasus kekerasan terhadap anak dan 8 kasus pembagian hak harta warisan; Kantor Pengadilan Negeri Tulang Bawang: 2 kasus KDRT, 11 kasus kekerasan terhadap anak dan 20 kasus perceraian pasangan suami isteri (beragama Kristen). Kasus-kasus tersebut dilatarbelakangi oleh sikap menuruti hawa nafsu, selingkuh, zinah, tindak kekerasan, kemalasan, melalaikan tanggungjawab yang telah merongrong harkat kemanusiaan dan mencederai komitmen pernikahan. Syukur kepada Tuhan, ternyata masih banyak keluarga-keluarga yang tetap menghormati perkawinannya dengan tetap setia mengasihi pasangannya dan kepada Tuhan. Oleh karena itu marilah kita sungguh-sungguh dan terus berusaha menghormati dan menguduskan pernikahan. Baik di dalam keluarga sendiri maupun terhadap rumah tangga orang lain. Keluarga bemartabat adalah keluarga yang berharga, karena setiap anggota di dalamnya memiliki harga diri dengan menjunjung harkat kemanusiaan. Menghargai dan menghormati setiap orang, termasuk orang yang telah terikat dalam pernikahan karena pernikahan yang telah ditetapkan oleh Allah adalah mulia. Hubungan yang harmonis suami-isteri akan menjadi suri teladan bagi anak-anak dan orang lain agar dengan demikian tujuan Allah membentuk keluarga tercapai karena pernikahan dan keluarga kita berharga dan terhormat. Hubungan tersebut agar senantiasa didasarkan pada kasih Yesus Kristus dengan membangun komunikasi yang baik. Menjadikan Yesus Kristus sebagai pusat kehidupan keluarga. Keluarga yang bermartabat adalah keluarga yang sejahtera dengan menghormati pernikahan. Selamat menghormati pernikahan dan berbahagialah setiap keluarga yang melakukan perintah Allah dengan penuh kesetiaan. Amin. (DGS)
28 Dipanggil Menjadi Keluarga yang Sejahtera Dan Bermartabat
MASA PERAYAAN HIDUP BERKELUARGA SINODE GKSBS 2016
Nas Pembimbing Berita Anugerah & Petunjuk Hidup Baru Nas Persembahan Nyanyian: 1. KJ 15:1-3 2. KJ 318:1-2 3. KJ 344:1-4 4. PKJ 288:1-4 5. KJ 450:16. PKJ 179:1-2
: Matius 19:5 – 6 : 1 Petrus 3:7 : Roma 12:1-2
29 Dipanggil Menjadi Keluarga yang Sejahtera Dan Bermartabat
MASA PERAYAAN HIDUP BERKELUARGA SINODE GKSBS 2016 RENUNGAN IV BERTANGGUNGJAWAB Yunus 1:1-17 Cara manusia menjalani hidup terkadang aneh, ada orang lebih menghargai seekor anak hewan daripada seorang anak manusia. Seorang peternak sapi merasa senang menerima kelahiran anak sapinya sehingga dirawat sungguh-sungguh agar baik pertumbuhannya. Tetapi ada seorang ibu benci dengan kelahiran anak bayinya sehingga tega membuangnya di tempat sampah. Sungguh tidak bertanggungjawab. Ada yang menghargai kehidupan dan ada juga yang tidak menghargainya. Allah telah menciptakan dunia dengan segala isinya termasuk semua mahkluk hidup menghendaki agar semuanya tetap berada dalam keselamatan. Kejahatan orang-orang di Niniwe menjadi kesedihan Allah, maka Allah mengutus Yunus agar menyerukan pertobatan. Tetapi Yunus malah mau melarikan diri ke Tarsis. Menghindar dari tanggungjawab. Sebagai seorang abdi Allah mestinya siap diutus dan melaksanakan perintah-Nya. Pelajaran berharga dari kisah ini adalah Tuhan memanggil kita menjadi rekan sekerja-Nya. Dalam berkarya Allah mengajak manusia untuk rekan sekerjaNya. Ini merupakan kesempatan yang berharga dan tidak boleh disia-siakan. Oleh karena itu kita hendaknya merespon dengan tanggungjawab karena akan berdampak bagi keselamatan hidup sendiri dan sesama. Tanggungjawab (KBBI) adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatunya. Kamus Bahasa Inggris tanggungjawab=responsibility, berasal dari kata latin “respondeo” secara hurufiah dapat diartikan “kembali pada janji semula”. Kata „respondeo‟ dapat juga dipahami terdiri dari kata „respond‟ (jawaban) dan „deo‟ (Allah), berarti jawaban kita kepada panggilan Tuhan. Jadi, bertanggungjawab berarti kemampuan siap untuk menanggung akibat dari apa yang dipilih dan dilakukan sebagai kewajiban. Martabat seseorang juga dapat dilihat dari sikap dan tanggungjawabnya untuk menunai-kan kewajiban sebagai pemenuhan janjinya dalam merespons panggilan Tuhan. Jika Tuhan Yesus memerintahkan untuk mengasihi sesama sebagai perwujudan mengasihi Allah, maka kita hendaknya bertanggungjawab untuk keselamatan orang lain. Oleh karena itu setiap orang termasuk diri kita sendiri penting selalu menjaga diri agar tidak mencelakai dan merugikan orang lain. Allah sudah menciptakan dunia ini dan semuanya sungguh amat baik. Tanggungjawab kita selaku mahkluk ciptaan-Nya adalah menjaga dan memeliharanya dengan baik. Amin. (DGS).
30 Dipanggil Menjadi Keluarga yang Sejahtera Dan Bermartabat
MASA PERAYAAN HIDUP BERKELUARGA SINODE GKSBS 2016 PANDUAN PA UMUM IV Bacaan : Lukas 19:1-10 ZAKHEUS Situasi dan keberadaan Zakheus membuat dirinya tidak sejahtera dan bermartabat sekalipun dia mempunyai jabatan lumayan sebagai kepala pemungut cukai dan seorang yang kaya. Di tengah masyarakat dia dipandang sebelah mata, tidak dihargai karena pekerjaannya sebagai pemungut cukai, dia dicap sebagai pendosa. Mengapa demikian? Karena pemungut cukai dianggap sebagai antek-antek penjajah, mereka bekerja untuk kepentingan penjajah. Dan lagi mereka biasanya memeras rakyat, memungut pajak berlipat- lipat dari yang seharusnya. Mereka tidak jujur, pencuri, koruptor. Rupanya Zakheus sudah mendengar kabar-kabar tentang Yesus, bagaimana Dia memberikan pengajaran dan menolong orang banyak. Maka terbersit di dalam hatinya untuk melihat seperti apa Yesus itu. Rupanya besar rasa keingin-tahuannya sehingga ia sampai mau memanjat pohon demi melihat Yesus. Badannya pendek, sehingga terhalang oleh kerumunan orang banyak. Harapannya hanya ingin dapat melihat seperti apa Yesus itu. Tidak lebih. Namun sangat di luar dugaan, Yesus menanggapi dengan luar biasa. Pada hakekatnya, Zakheus membutuhkan penerimaan, kepedulian, martabat dan rasa damai sejahtera. Yesus memberikan sepenuhnya apa yang sesungguhnya sangat ia butuhkan. Yesus menengok ke atas dan menyapanya serta mau menumpang di rumahnya. Sikap dan tindakan Yesus terhadap Zakheus membuahkan pertobatan yang mendasar. Zakheus segera turun dan menerima Yesus dengan sukacita. Zakheus menyambut baik kasih Tuhan. Zakheus berbalik kepada Tuhan. Dia berjanji akan memberikan separuh dari hartanya untuk orang miskin dan akan mengembalikan empat kali lipat kepada orang- orang yang ia peras. Pada zaman itu hukuman denda terberat bagi orang yang mencuri/memeras harus membayar empat kali lipat. Jadi dengan kesadarannya sendiri, Zakheus melakukan hal itu. Ia terhubung dengan Tuhan Yesus yang mengasihinya, sehingga hubungan Zakheus dengan sesamanya pun dipulihkan. Maka Yesus berseru dengan gembira,”Hari ini telah terjadi keselamatan kepada rumah ini, karena orang ini pun anak Abraham. Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang”. (EWS)
Pertanyaan- pertanyaan untuk diskusi : 1. Pada saat apakah martabat Zakeus dipulihkan? jelaskan 2. Sehubungan dengan pertanyaan pertama, bagaimana hal itu terjadi dalam pengalaman hidup keluarga Saudara? Jelaskan!
31 Dipanggil Menjadi Keluarga yang Sejahtera Dan Bermartabat
MASA PERAYAAN HIDUP BERKELUARGA SINODE GKSBS 2016 PANDUAN PA PEMUDA IV Bahan Bacaan : KEJADIAN 39:1-23 MANUSIA MAKHLUK ETIS1 BERMARTABAT Manusia adalah makhluk ciptaan Allah, diciptakan menurut gambar dan rupa Allah, diberi kemampuan untuk berpikir. Ketika mengambil keputusan, manusia terlebih dahulu mempertimbangkan hal yang baik dan buruk serta hal-hal yang rumit terkait dengan hati nurani. Kemampuan berpikir dalam mempertimbangkan ini membuat manusia disebut „makhluk etis‟. Nas bacaan ini mengisahkan seorang Pemuda bernama Yusuf ketika berada di rumah Potifar di Mesir, di mana ia harus mengambil sebuah keputusan etis pada saat situasi yang sulit. Bagaimana Yusuf harus mengambil sebuah keputusan saat digoda oleh isteri Potifar? Dimana istri Potifar menggunakan nafsu dalam pertimbangannya, mengabaikan etika untuk menggoda Yusuf. Lupa diri bahwa dia sudah bersuami yang seharusnya menjadi isteri yang setia dan pertimbanganpertimbangan lainnya yang positif. Harga dirinya hancur dan harkat martabatnya selaku isteri seorang pejabat tinggi jatuh terpuruk menuruti hawa nafsu. Berbeda dengan Yusuf. Yusuf mengambil keputusan untuk menolak godaan isteri Potifar karena menurut pertimbangannya adalah dosa jika ia melakukan kejahatan yang besar ini dan hal ini merupakan berbuat dosa terhadap Allah. Hal ini akan menjatuhkan harga diri dan martabatnya sebagai seorang kepercayaan yang bertanggungjawab. Dia mempertimbangkan rasa hormat dan kesetiaannya kepada Allah. Oleh karena itu Yusuf tetap setia pada hatinya untuk mengikuti kehendak Tuhan. Setiap orang suatu ketika harus mengambil sebuah keputusan di dalam kehidupannya. Pikiran dalam mempertimbangkannya menjadi keharusan apalagi pengambilan sebuah keputusan yang sulit. Dari kisah Yusuf ini kita belajar bahwa keputusan etis selalu berdasarkan pada pertimbangan hati nurani yang dikuasai oleh kehendak Allah, berpikir panjang akibatnya, tujuan bahkan masa depan ketika mengambil keputusan. Pemuda sebagai manusia etis bermartabat memiliki pilihan-pilihan yang harus diputuskan. Hendaknya dalam pengambilan keputusan agar dipertimbangkan terlebih dahulu, berhati-hati, jangan buru-buru karena tidak cukup hanya karena keinginan yang besar saja menjadi dasar keputusan. Perlu mempertimbangkan alasan-alasan etis sebagaimana perintah Tuhan, kasih kepada sesama, akibat dari keputusan bahkan masa depan dapat menjadi pertimbangan lainnya selain kepentingan diri sendiri. Hendaknya tetap di jalan Tuhan Yesus karena itu yang menyelamatkan. Amin. (DGS). Diskusi: 1. Hal-hal apa yang dapat kita pelajari dari tokoh Yusuf dalam cerita ini? 2. Apa yang menjadikan Yusuf dapat mengambil keputusan etis dan tepat? 3. Bagaimana cara pemuda dapat mengambil keputusan etis dan tepat? 1
Kata Etis : Berhubungan dengan etika. Yang dimaksud etika adalah nilai dan norma moral yang menjadi pegangan bagi seseorang, atau kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. (K.Bertens tahun 2000.)
32 Dipanggil Menjadi Keluarga yang Sejahtera Dan Bermartabat
MASA PERAYAAN HIDUP BERKELUARGA SINODE GKSBS 2016 KOTBAH PENUTUPAN MINGGU TRINITAS XXV, 6 NOVEMBER 2016 Warna Liturgi Hijau Bacaan : Kolose 3: 14-16
TUHAN BAIK KEPADA SETIAP KELUARGA Tujuan : 1. Jemaat makin mengerti kebaikan Tuhan dalam kehidupan keluarga. 2. Jemaat dibangun dan disemangati untuk hidup keluarganya dipimpin oleh damai sejahtera Tuhan dalam Kristus mewujudkan keluarga yang sejahtera dan bermartabat. Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus, Mengakhiri Masa Perayaan Hidup Berkeluarga (MPHB) GKSBS tahun 2016, kita akan dituntun dalam terang tema: “TUHAN baik kepada setiap keluarga”, maka dengan sukacita dan penuh rasa syukur, kebaikan Tuhan akan kita rayakan di dalam setiap keluarga kita, keluarga GKSBS di mana pun berada. Membicarakan tentang keluarga, tidak akan pernah kehabisan bahan, dan mengupayakan kesejahteraan keluarga adalah salah satu bentuk panggilan yang tak akan pernah selesai, maka di dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar slogan tentang keluarga, misalnya : -
“Keluargaku adalah istanaku” “Keluargaku adalah gerejaku” “Keluargaku adalah kekuatanku” “Keluargaku adalah sumber inspirasiku” “Keluargaku adalah semangatku” “Keluargaku adalah matahariku” “Keluargaku adalah hidupku”
Dan masih banyak lagi slogan tentang keluarga yang bisa kita dengar dan ungkapkan, ini membuktikan bahwa betapa pentingnya keluarga itu bagi banyak orang, bahkan bagi setiap orang, dan bagi GKSBS selain penting, keluarga itu begitu berharga dan sangat kaya akan makna. Tak dapat dipungkiri, dan mesti diakui bahwa GKSBS menjadi ada, tumbuh dan berkembang berasal dari keluarga-keluarga kitalah yang tertebar tertanam dan tumbuh di seantero Sumatera Bagian Selatan yang adalah Rumah Kita Bersama ini. Bahkan bukan hanya sampai di sini, di GKSBS, di Sumbagsel, tapi merambah ke seluruh penjuru bumi. Keluarga itu indah, karena ia dicipta oleh Allah, dirangkai dengan kasih-Nya dan diikat dengan Perjanjian-Nya. Keluarga menjadi tanda perjanjian cinta-kasih dan kesetiaan Allah kepada manusia, sekaligus ingin mewujudkan dengan ikut ambil bagian dalam cinta-kasih Allah di dalam Kristus, maka keluarga-pun merupakan salah satu bentuk panggilan mengikut Kristus untuk ikut mewujudkan dan menghadirkan tanda-tanda “syalom” / damai-sejahtera dan sukacita dalam
33 Dipanggil Menjadi Keluarga yang Sejahtera Dan Bermartabat
MASA PERAYAAN HIDUP BERKELUARGA SINODE GKSBS 2016 kehidupan ini. Ini berarti bahwa setiap keluarga kita dibentuk oleh Allah. Sungguh indah dan berharga dan mempunyai nilai yang terus menerus harus diperjuangkan dan menjadi orientasi, sikap hidup dan moralitas dalam keluarga kristiani yang mengajarkan dan mewujudkan: pertobatan, kemurnian, kejujuran, ketulusan, menghargai dan menghormati atas dasar cinta-kasih. Konsekuensinya, setiap keluarga GKSBS dalam laku-hidup sehari-hari hendaknya didasarkan pada nilai martabat pribadi yang dijunjung tinggi melalui cinta-kasih, kesetiaan, kebenaran dan kemurnian. Cinta-kasih yang dianut mempunyai kriteria sebagaimana Kristus mewujudkannya dan bukan menurut aturan kita sendiri. Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus, “Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan. Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalahm hatimu, karena untuk itulah kamu telah dipanggil menjadi satu tubuh. Dan bersyukurlah” (Kol. 3:14-15). Adalah bagian dari nasehat Paulus kepada jemaat Kolose, jemaat yang sesungguhnya belum pernah dikunjunginya. Jemaat Kolose adalah buah penginjilan dan pelayanan Epafras. Dari Epafras, Paulus mendapat semua informasi tentang jemaat Kolose dan Laodikia. Nampaknya Epafras memang sengaja mengunjungi Paulus yang pada waktu itu ada dalam penjara, untuk meminta nasehat dan bimbingan sehubungan dengan masalah dan berbagai pengaruh ajaran yang timbul di Kolose. Jemaat Kolose sedang dilanda oleh berbagai pengaruh pengajaran di luar iman kepada Kristus, misalnya: - Adanya ajaran yang menganjurkan supaya pesta-pesta tertentu dirayakan, antara lain bulan baru dan hari sabat, ada juga aturan khusus tentang makanan dan minuman (2:16) - Adanya rupa-rupa peraturan; tidak boleh menyentuh ini dan itu, tentang makanan yang haram dan halal (2:20-21) - Adanya ajaran tentang matiraga dan bertapa (2:23)
- Adanya kesombongan rohani dengan merasa mendapat penglihatan khusus, dan pura-pura merendahkan diri dan beribadah kepada malaikat (2:18) - Adanya ajaran filsafat, pengetahuan gaib dan roh-roh dunia (2:8) Menanggapi berbagai pengaruh ajaran dan filsafat yang melanda jemaat Kolose itulah maka Paulus menulis surat yang berisi nasehat-nasehat; agar kedudukan Kristus dan peranan-Nya tidak dirong-rong dan terancam, iman Jemaat dikuatkan, agar Kristus tetap dipuji sebagai yang utama baik dalam tata penciptaan maupun dalam tata penyelamatan, Kristus tidak dapat disaingi oleh apapun atau siapapun (1:16), Dia-lah satu-satunya andalan orang beriman, melalui baptisan orang beriman secara real bersekutu dan bersatu dengan Kristus yang dibangkitkan sehingga Jemaat menjadi peserta dalam kemuliaan ilahi serta kuasa-Nya. Penjagaan terhadap berbagai ajaran itu berbarengan dengan dorongan untuk memiliki komitmen bahwa Kristus adalah Tuhan. Jemaat didorong untuk menanggalkan manusia lama dan mengenakan manusia baru dengan hidup benar di hadapan Allah. Jika Jemaat mengikuti teladan Kristus, pasti akan mampu menangkal dan melawan berbagai pengaruh ajaran yang berkembang, sehingga setiap Jemaat, setiap keluarga dan bahkan setiap pribadi orang percaya akan merasakan
34 Dipanggil Menjadi Keluarga yang Sejahtera Dan Bermartabat
MASA PERAYAAN HIDUP BERKELUARGA SINODE GKSBS 2016 betapa hidup ini begitu indah, bermakna dan berharga. Hidup diwarnai dengan sukacita, karena kita mengenal dan mengenakan kasih Kristus yang kita pakai sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan. Dengan mengedepankan damai-sejahtera Kristus, yang memerintah dalam hati kita, maka kita merasa dan sadar bahwa kita telah dipanggil-Nya menjadi satu tubuh. Keindahan dan kebermaknaan sebagai satu tubuh inilah yang sangat pantas kita rayakan dengan rasa syukur dan sukacita. Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus, Oleh banyak gereja, Kolose 3:14-15 ini sangat sering dijadikan ayat berkat di dalam peneguhan dan pemberkatan nikah, dan itu benar. Pengertian satu tubuh selain dimaknai sebagai satu kesatuan di dalam sebuah jemaat atau gereja, juga dapat dimaknai sebagai satu kesatuan suami dan isteri yang diikat dengan kasih dan perjanjian menjadi sebuah keluarga. Dan setiap keluarga pasti membutuhkan pengikat yang mempersatukan antar anggota keluarga, agar tetap kuat dan kokoh dalam menghadapi berbagai pengaruh, tantangan dan godaan. Sebagaimana ada kesejajarannya dengan Jemaat Kolose, keluarga-keluarga kita, yang adalah keluarga-keluarga GKSBS yang berada di perkotaan, di pedesaan dan di mana pun berada, tentu tidak lepas dari berbagai pengaruh; tantangan, perubahan, pengaruh buruk dan baik dari luar yang tidak dapat dielakkan. Kemajuan teknologi yang pesat dan cepat mengguncang dan menjungkirbalikkan tatanan moral dan spiritual kristiani di dalam keluarga. Dahulu hal-hal yang dinyatakan tabu dan belum waktunya untuk diketahui karena batasan usia yang belum cukup, sekarang sudah tidak tabu lagi alias bebas dan sangat mudah untuk “diakses”. Dahulu orang tua (bapak dan ibu) oleh anak-anak dianggap serba tahu dan menjadi tempat anak-anak bertanya, sekarang dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang canggih, anak-anak tanpa bertanya pada bapak dan ibunya bisa tahu tentang apa saja, bahkan lebih dulu tahu dari pada orangtuanya. Pengaruh materialisme (jawa: kami bandanen), konsumerisme (jawa: sarwo pengin duwe) dan atheisme (jawa : nolak Gusti Allah, Gusti ki ra penting) begitu cepat tersebar luas dan masuk dalam keluarga dengan mudahnya juga karena kemajuan canggih alat-alat komunikasi modern dan media massa, sehingga peranan Tuhan dalam hidup manusia semakin tersingkir, makin lama makin parah. Tuhan sudah tidak mendapat tempat sentral (pokok) di dalam keluarga, padahal selaku orangtua, bapak dan ibu tetap bertanggungjawab atas pendidikan iman, pendidikan moral dan pendidikan nilai bagi anak-anak yang berlangsung terus menerus di dalam keluarga. Di tengah masalah dan tantangan zaman yang menekan hidup keluarga dewasa ini, ada satu hal yang lebih menantang lagi, yaitu bagaimana setiap pribadi dan setiap keluarga menghadapinya? Kemajuan teknologi, informasi yang terkomunikasikan dengan cepat melalui internet, ponsel dan sarana lainnya tidak semuanya berdampak buruk, bila keluarga GKSBS terus menerus bersedia belajar agar menjadi cerdas, masih banyak hal yang baik yang dapat kita peroleh, masih ada banyak hal yang baik yang dapat dipelajari oleh keluarga-keluarga kita sebagai pengetahuan yang mengubah orientasi, sikap dan pandangan hidup dan arah hidup ke depan dengan lebih baik. Ada pepatah mengatakan; “for the best result, please the maker’s instructions” (bila menginginkan hasil yang terbaik, silakan ikuti petunjuk-petunjuk si-pembuatnya). Keluarga itu
35 Dipanggil Menjadi Keluarga yang Sejahtera Dan Bermartabat
MASA PERAYAAN HIDUP BERKELUARGA SINODE GKSBS 2016 indah, karena ia dicipta oleh Allah, dirangkai dengan kasih-Nya dan diikat dengan PerjanjianNya. Ketika Tuhan membentuk sebuah keluarga, Tuhan tidak membiarkan keluarga itu berjalan sendirian, Tuhan menyediakan petunjuk untuk dilalui setiap keluarga yang dibentuk-Nya, memang Tuhan tidak menjanjikan jalan yang mudah, tetapi Ia menyediakan tuntunan bagi setiap keluarga yang mau menerimanya, hingga tiba selamat di pelabuhan yang indah. Marilah .....mengakhiri masa Perayaan Hidup Berkeluarga ini, kita bersama mewujudkan cita-cita kita sebagai keluarga yang sejahtera dan bermartabat. Sebagai anak-anak, baik anak kecil, remaja maupun pemuda mendapatkan dan merasakan indahnya hidup dalam keluarga. Anak-anak dihargai dan diterima sebagai manusia. Orang tua dihormati sebagaimana orang tua yang hidup dalam Tuhan. Keindahan dalam hidup berkeluarga, sebagai suami istri yang saling berkomunikasi dengan harmonis dan mesra, menjadi orangtua yang bermartabat dihadapan anak-anaknya. Menjadi keluarga yang taat dan setia dalam pengharapan kepada Tuhan. Sekalipun dalam perjalanan kehidupan sebagai keluarga ada tantangan dan rintangan, namun yang pasti, ada secercah sinar yang menerangi jalan yang gelap, dan itu didapatkan dalam damai sejahtera Kristus. Dan inilah panggilan kita sebagai keluarga-keluarga Kristen. Keluarga Kristen yang sejahtera lahir batin, keluarga Kristen yang bermartabat. Berilah keluarga kita masing-masing untuk dipimpin oleh damai Sejahtera Kristus yang menyelamatkan. Selamat merayakan keindahan keluarga, selamat merayakan kehadiran Tuhan di dalam keluarga. Tuhan memberkati setiap keluarga GKSBS di mana pun berada, sebab Tuhan itu baik kepada setiap keluarga. Amin.
Nats Pembimbing Hukum Kasih Berita Anugerah Persembahan Nyanyian
: : : : :
Efesus 2:19-20 Ulangan 6 : 5-9 Kolose 2:6-7 Kolose 2:16-1 PKJ 11:1+3, KJ 447:1+3. PKJ 286:1-3. PKJ 198:1-3 KJ 451:1+2. KJ 286 : 1 dst (Persembahan). PKJ 288:1-4 PKJ 255 (Penutup)
36 Dipanggil Menjadi Keluarga yang Sejahtera Dan Bermartabat
MASA PERAYAAN HIDUP BERKELUARGA SINODE GKSBS 2016 PANDUAN AKTIVITAS MPHB 2016
Aktivitas MPHB 2016 dapat dilaksanakan sesuai dengan keadaan dan kebutuhan masingmasing jemaat. Waktu pelaksanaannya bisa diatur sedemikian rupa sepanjang Masa Perayaan Hidup Berkeluarga, jika membutuhkan waktu yang lebih lama [jangka panjang], bisa diprogramkan setelah MPHB. 1. PENYULUHAN KESEHATAN DAN PELAYANAN PENGOBATAN Kegiatan Penyuluhan dan pelayanan pengobatan gratis bisa dikerjasamakan dengan rumah sakit atau puskesmas, diperuntukkan bagi anggota jemaat dan anggota masyarakat. Materi penyuluhan antara lain: a. Kesehatan organ reproduksi wanita dan pria, termasuk pelayanan IVA dan penyuluhan KB baik bagi wanita maupun pria. b. Tumbuh kembang balita dalam masa emas pertumbuhan. (diikuti oleh keluarga yaitu suami dan istri) yang mempunyai anak balita ataupun yang masih dalam kandungan) c. Penyuluhan Kesehatan JIWA dan Relaksasi 2. PELATIHAN KETERAMPILAN Pelatihan ini bertujuan untuk membekali keluarga-keluarga dengan keterampilan yang bisa dikembangkan untuk meningkatkan ekonomi keluarga. Waktu dan materi pelatihan disesuaikan dengan kebutuhan setempat. Peserta pelatihan adalah anggota jemaat dan anggota masyarakat. Hanya Contoh: -
-
Pelatihan merajut bagi lansia yang kemudian akan dibentuk kelompok lansia yang akan diberi dana awal untuk mulai membuat rajutan yang kemudian akan dibazarkan pada penutupan MPHB. Workshop pemanfaatan limbah rumah tangga untuk nilai ekonomis yang lebih tinggi dan hasil karyanya akan dijual di penutupan MPHB.
3. LAIN-LAIN Jika ada aktifitas selain dua hal di atas, yang sesuai dengan tema MPHB saat ini, yaitu “Dipanggil Menjadi Keluarga Sejahtera dan Bermartabat” , dapat dilaksanakan oleh masingmasing jemaat. (PS)
37 Dipanggil Menjadi Keluarga yang Sejahtera Dan Bermartabat