Marzuki, Mengoptimalisasikan Kinerja Guru… Mengoptimalisasikan Kinerja Guru Dalam Menyusun Strategi Dan Model Pembelajaran Melalui Workshop Di SMA Negeri 1 Unggul Baitussalam Kabupaten Aceh Besar Marzuki1
Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan proses pelaksanaan workshop dalam kaitannya dengan kinerja guru dalam menyusun strategi dan model pembelajaran, dan untuk meningkatkan kinerja guru dalam menyusun strategi dan model pembelajaran. Subjek penelitian ini adalah guruguru SMA Negeri 1 Unggul Baitussalma tahun pelajaran 2014/2015 dengan jumlah 30 orang guru . Pengumpulan data dengan melaksanakan supervisi I kelas dan melakukan pendekatan kepada guru dalam proses pembelajaran dan Melakukan penilian terhadap tanggung jawab guru yang diberikan kepada guru pada saat workshop. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) pada siklus I kesiapan guru dalam mengikuti worksop belum memenuhi kriteria keberhasilan untuk semua aspek. 15 orang atau 75% peserta siap dan 5 orang atau 25% tergolong belum siap. Pada aspek kesipan bahan; tampak bahwa 14 orang guru atau 70% siap dan 6 orang atau 30% belum siap. Pada aspek kehadiran guru tampak bahwa 19 orang atau 95% hadir dan 1 orang atau 5% tidak hadir.. 2) Hasil pelaksanaaan pada siklus II meunjukkan peningkatan kemampuan guru, kesiapan guru dalam mengikuti worksop telah memenuhi kriteria keberhasilan 90% untuk semua aspek. kinerja guru SMAN 1 Unggul Baitussalam dalam menyusun strategi dan model-model pembelajaran sudah memenuhi indikator kinerja yang telah ditetapkan pada semua aspek, baik menyangkut kesiapan maupun kinerja menyusun strategi pembelajaran. Kata Kunci: Mengoptimalisasikan Menyusun Strategi Dan Model Pembelajaran, Workshop
1
Marzuki, Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Baitussalam
ISSN 2086 – 1397
Volume VI Nomor 1. Januari – Juni 2015 | 51
Marzuki, Mengoptimalisasikan Kinerja Guru…
A.
Latar Belakang Masalah
pendidik. Guru dikatakan tidak saja semata-
Pemberdayaan guru sangat menentukan
mata sebagai pengajar (transfer of knowledge),
kebijakan pada kepala sekolah sehingga dapat
tetapi pendidik (transfer of value) dan
meningkatkan minat dan kinerja guru dalam
sekaligus
mengupayakan berbagai kebutuhan dalam
memberikan
proses pembelajaran. Upaya yang efektif yang
murid dalam belajar
dilaksanakan kepala sekolah di SMA Negeri 1 Unggul Baitussalam
sebagai
pembimbing
penghargaan
dan
yang
menuntun
Guru seharusnya mampu menyusun
dalam peningkatan
strategi dan model pembelajaran yang tepat.
kinerja guru yaitu melakukan workshop atau
Kemampuan seorang guru menjadi tenaga
kegiatan yang dapat memberikan dampak
pendidik yang baik merupakan modal besar
kolaborasi antar guru bidang study dalam
untuk mencapai pendidikan yang bermutu.
menemukan model-model pembelajaran yang
Guru merupakan komponen pendidikan yang
efktif sehingga dapat meningkatkan kretifitas
sangat dominan dalam peningkatan mutu
pembelajaran
ini
pendidikan. Hal ini disebabkan oleh karena
peneliti sebagai kepala sekolah yang bertugas
guru adalah orang yang terlibat langsung
di SMA Negeri 1 Unggul Baitussalam
dalam proses pembelajaran di sekolah.
siswa.Maka
dalam hal
memperdayakan guru agar lebih berkopetensi dalam
meningkatkan
pembelajaran
setiap
bidang study yang diampuh. Sardiman, bahwa:
”
Faktor yang meyebabkan guru di SMAN 1 Unggul Baitussalam belum mampu melaksanakan strategi pembelajaran dengan
(1990:35),
menyatakan
para pakar pendidikan seringkali
tepat
adalah
kinerja
menyusun
strategi
pembelajaran yang belum optimal, bahkan ada
menegaskan bahwa guru adalah sumber daya
yang
manusia yang sangat menentukan keberhasilan
pembelajaran
.
program pendidikan”. Pernyataan di atas
pembelajaran
sangat
penulis menyatakan bahwa guru dalam proses
perencanaan yang baik berpengaruh terhadap
pembelajaran di harapakan dapat menemukan
hasil belajar siswa.
model-model pembelajaran dan juga strategi
tersebut, maka perlu diupayakan kinerja guru
dalam peningkatan kreativitas siswa dalam
dalam
proses pembelajaran.
pembelajaran melalui kegiatan workshop di
Guru-guru
di
SMAN
1
Unggul
tidak
membuat
menyusun
pemberangkat
Penyusunan
strategi
penting,
karena
Untuk mengatasi hal
strategi
dan
model
SMAN 1 Unggul Baitussalam.
Baitussalam umumnya mengalami kesulitan
Beberapa
masalah yang dapat di
dalam hal menyusun strategi dan model-model
indentifikasi penulisan penelitian tindakan
pembelajaran. Oleh karena itu diperlukan
sekolah ini adalah:Guru-guru SMAN 1 Unggul
suatu metode yang dapat membantu guru guna
Baitussalam
meningkatkan
tentang
ISSN 2086 – 1397
kinerjanya
sebagai
tenaga
masih strategi
kurang dan
mengetahui model-model
Volume VI Nomor 1. Januari – Juni 2015 | 52
Marzuki, Mengoptimalisasikan Kinerja Guru… pembelajaran,Pelaksanaan
workshop
dapat
3. Mengikutkan
guru
dalam
acara
menjadikan suatu sarana atau wadah dalam
seminar, workshop dan pelatihan
membangun kerja sama bagi guru SMAN 1
yang
Unggul Baitussalam.
sekolah maupun pelatihan khusus
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka, penulis melaksanakan Penelitian
di
selenggarakan
di
luar
pada setiap bidang studi. D. Tujuan Penulisan
Tindakan Sekolah dengan judul”
Tujuan Umum
Peningkatan Kinerja Guru Dalam Menyusun
Penelitian
tindakan
sekolah
ini
Dan Model Pembelajaran Melalui Workshop
bertujuan untuk meningkatkan kemampuan
di SMAN 1 Unggul Baitussalam Kabupaten
guru dalam menyusun strategi dan model
Aceh Besar Tahun Pelajaran 2014/2015”.
pembelajaran. Tujuan khusus
B. Perumusan Masalah Dari latar belakang yang dikemukakan di atas maka masalah dalam penelitian ini dapat
dirumuskan
sebagai
Penulisan Penelitian tindakan sekolah secara khusus bertujuan yaitu :
berikut
a. Untuk
mendeskripsikan
proses
:Bagaimanakah proses pelaksanaan workshop
pelaksanaan
dalam kaitannya dengan kinerja guru dalam
kaitannya
menyusun model pembelajaran di SMAN 1
kinerja guru dalam menyusun
Unggul
strategi dan model pembelajaran
Baitussalam?
Apakah
melalui
workshop dapat meningkatkan kinerja guru dalam
menyusun
pembelajaran
di
strategi
dan
model
SMAN
1
Unggul
Baitussalam?
workshop dengan
dalam
peningkatan
b. Untuk meningkatkan kinerja guru dalam
menyusun
strategi
dan
model pembelajaran E. Ruang Lingkup Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian di atas
C. Pemecahan Masalah Berdasarkan rumusan masalah tersebut
ruang lingkup penelitian tindakan sekolah ini
di atas pemecahan masalah dalam penulisan
adalah
penelitian tindakan sekolah ini adalah:
Baitussalam dalam menyusun strategi dan
1. Melaksanakan
workshop
memberikan pengetahuan
pembelajaran. ISSN 2086 – 1397
Unggul
2014/2015 dengan kompetensi Merencanakan
penemuan
pembelajaran
dan
program supervisi akademik dalam rangka peningkatan profesionalisme guru F. Manfaat Penelitian
dengan meningkatkan kesiapan guru
mempersiapkan
1
pengetahuan-
2. Memberikan motivasi kepada guru
proses
SMAN
model-model pembelajaran pada tahun ajaran
strategi pembelajaran
dalam
guru-guru
dengan
terhadap
model-model
:
pembelajaran
dan
perangkat
Penelitian
ini dapat memberikan
manfaat terhadap berbagai aspek adalah : 1. Aspek Teoritis Untuk dapat memberikan masukan dan perubahan
kinerja
kepada
guru
melalui
Volume VI Nomor 1. Januari – Juni 2015 | 53
Marzuki, Mengoptimalisasikan Kinerja Guru… workshop. Melalui workshop guru dilatih
dikembangkan melalui belajar.
menemukan menyusun startegi pembelajaran
Banyak cara yang dapat dilakukan untuk
sesuai dengan karaketristik siswa dan situasi
memperoleh ketiga aspek tersebut seperti
kelas yang ada pada SMAN 1 Unggul
belajar di dalam sekolah, luar sekolah, tempat
Baitussalam
bekerja, sewaktu bekerja, melalui pengalaman,
2. Aspek Praktis a)
dan melalui workshop. Dalam banyak bidang
Penulis
merupakan
persyaratan
dalam
kenaikan
b)
sebagai mengusul
sulit
untuk
tidak
mengatakannya
mustahil (dilakukan validasi dan evaluasi).
fungsional dari Golongan IV.b ke
Bidang yang dimaksud misalnya manajemen
IV c
atau pelatihan hubungan manusia umum
Siswa
dapat
meningkatkan dalam
proses
pembelajaran Kepala
dalam
sifatnya.
Dalam hal
pelatihan
ini, semua
(workshop)
tidak
bentuk dapat
memperlihatkan hasil yang objektif. Sekolah
meningkatkan
d)
sangat
pangkat/jabatan
kreativitas
c)
pelatihan (workshop), hal tersebut memang
dapat
Pelatihan
umumnya
mempunyai
profesional guru
masalah mengenai prestasi penatar dalam
menyusun strategi dan
mengajar, yaitu masalah evaluasi dan validasi
model-model pembelajaran.
kelangsusungannya.
Guru dapat menjadikan sebgaia
diajarkan dengan baik dan penatar telah belajar
wadah
untuk
pelajaran tersebut sesuai dengan ukuran
model-model
penatarnya maka efektifitas pelatihan sudah
berkolaborasi
menemukan pembelajaran .
Jika
pelajaran
telah
dianggap valid. Penilaiannya juga dilakukan
G.Landasan Teori
langsung, karena jika si penatar selalu
1.Pengertian Workshop
menjawab enam untuk soal tiga kali dua maka
Workshop
adalah
suatu
pertemuan
ilmiah dalam bidang sejenis pendidikan untuk menghasilkan
karya
nyata.
Lebih
lanjut,
Harbinson (1973: 52) mengemukakan bahwa “
ia selalu benar. Pelatihan merupakan proses perbantuan (facilitating)
guru
keefektifan
dalam
untuk
mendapatkan
tugas-tugas
mereka
pendidikan dan pelatihan secara umum
sekarang dan masa yang akan datang melalui
diartikan sebagai proses pemerolehan
pengembangan kebiasaan berpikir, bertindak,
keterampilan dan pengetahuan yang
keterampilan, pengetahuan dan sikap yang
terjadi di luar sistem persekolahan, yang
sesuai (Dahana and Bhatnagar, 1980: 672).
sifatnya lebih heterogen dan kurang
Pelatihan pada dasarnya berkenaan dengan
terbakukan dan tidak berkaitan satu
persiapan pesertanya menuju arah tindakan
dengan lainnya, karena memiliki tujuan
tertentu yang dilukiskan oleh teknologi dan
yang
Pengetahuan,
organisasi tempat ia bekerja serta sekaligus
keterampilan dan kecakapan manusia
memperbaiki unjuk kerja, sedang pendidikan
ISSN 2086 – 1397
berbeda.
Volume VI Nomor 1. Januari – Juni 2015 | 54
Marzuki, Mengoptimalisasikan Kinerja Guru… berkenaan dengan membukakan dunia bagi
profesional yang berhubungan dengan jabatan
peserta didik untuk memilih minat, gaya hidup
guru.
dan kariernya.
Broke dan Stone (dalam Wijaya, 1991:
Dalam kaitannya dengan pembinaan kinerja
guru
melalui
workshop,
7) menjelaskan istilah kinerja merupakan
maka
gambaran hakikat kualitatif dari perilaku atau
Amstrong (1990: 209) bahwa tujuan workshop
tenaga kependidikan yang tampak sangat
adalah untuk memperoleh tingkat kinerja yang
berarti. Sedangkan Charles E. Jhonson, et al
diperlukan dalam pekerjaan mereka dengan
(dalam Cece, 1991:8) mengatakan kinerja
cepat dan ekonomis dan mengembangkan
merupakan perilaku yang rasionil untuk
kinerja-kinerja yang ada sehingga prestasi
mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai
mereka pada tugas yang sekarang ditingkatkan
dengan kondisi yang diharapkan.
dan mereka dipersiapkan untuk menerima
Strategi merupakan suatu kata kerja
tanggung jawab yang lebih besar di masa yang
yang memberikan arti kepada sesuatu untuk
akan datang.
memposisikan suatu dengan cara-cara tertentu.
Siswanto “
(1989:
139)
mengatakan
Strategi adalah cara untuk menempatkan
workshop bertujuan untuk memperoleh nilai
sesuatu
tambah
seseorang
Sedangkan pembelajaran adalah suatu proses
terutama
yang
yang
bersangkutan,
menjadi
suatu
tujuan.
dengan
daam melakukan sesuatu sehingga terjadi
berkembangnya
suatu perubahan. Pebelajaran adalah prosess,
pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang
cara menjadikan orang untuk belajar (Rasyid,
bersangkutan”.
2005:
meningkatnya
berhubungan
sehingga
dan
Workshop
dimaksudkan
untuk
42).
menyusun
Dengan strategi
seorang
demikian,
kinerja
pembelajaran
adalah
mempertinggi kinerja dengan mengembangkan
kapasitas
cara-cara berpikir dan bertindak yang tepat
perencanaan pembelajaran yang membuat
serta pengetahuan tentang tugas pekerjaan
cara-cara
termasuk tugas dalam melaksanakan evaluasi
sehingga pembelajaran mencapai tujuan sesuai
diri (As’ad, 1987: 64).
dengan yang telah ditetapkan.
2.Kinerja Guru dalam Menyusun Strategi
3.Temuan Hasil Penelitian yang Relevan
dalam
melaksanakan
Penelitian
Pembelajaran
guru
yang
membuat
pembelajaran
berkaitan
dengan
Menurut Houston dan Howson (dalam
pelaksanaan workshop sebagai salah satu
Soekarno, 1999: 103), kinerja (competency)
kegiatan yang dapat meningkatkan kinerja
diartikan sebagai tugas yang memadai atau
guru yang telah dilakukan oleh beberapa
pemilikan pengetahuan, keterampilan dalam
peneliti seperti: Sudhiana (2007) meneliti
kinerja yang dituntut oleh jabatan guru/dosen.
tentang upaya meningkatkan kemampan guru
Dekker
dalam
(dalam
Soekarno,
1999:
104)
mengatakan kinerja guru merupakan kinerja
menyusun
workshop. disimpulkan
ISSN 2086 – 1397
RPP
Berdasarkan bahwa
melalui analisis
terjadi
kegiatan dapat
peningkatan
Volume VI Nomor 1. Januari – Juni 2015 | 55
Marzuki, Mengoptimalisasikan Kinerja Guru… aktivitas peserta dalam kegiatan workshop. Di
ditetpakan bahwa: “standar Kompetensi Guru
samping
dikembangkan secara utuh dari 4 kompetensi
itu
kompetensi
juga,
utama, yaitu: (1) kompetensi pedagogik, (2)
melalui pembinaan berupa workshop dari
kepribadian, (3) sosial, dan (4) profesional. Ke
siklus I ke siklus III dan mencapai target
empat kompetensi tersebut terintegrasi dalam
minimal yang telah ditetapkan yakni 80%,
kinerja guru”.
80%
dalam
peningkatan RPP
artinya
guru
terjadi
guru
menyusun
telah
dalam
Ketetapan tersebut di atas menyatakan
menyusun RPP pada masing-masing aspek.
bahwa: guru harus profesional, memiliki
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
kepribadian, memiliki kemampuan mengajar
melalui
dan
workshop
efektif
dapat
meningkatkan
kompetensi guru dalam menyusun RPP.
Nilawati (2007), yang meneliti tentang kinerja menganalisis
hasil
belajar
melalui
workshop. Berdasarkan hasil analisis pada masing-masing
siklus
menunjukkan
peningkatan kinerja guru dalam membuat alat evaluasi, yakni peningkatan banyak guru yang mampu membuat pre tes 3 butir, postes 6 butir, ulangan harian sebanyak 20 dan tes blok 40 butir dari siklus I
ke siklus II . Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa melalui kegiatan kinerja
workshop guru
dapat
dalam
meningkatkan
mengevaluasi
memiliki
rasa
sosial
dalam
mengemban tugas sebagai pendidik dan juga
Penelitian yang sejenis dilakukan oleh
guru
harus
hasil
tenaga pengajar.
Lebih lanjut
Dharma
(2004:351), menyatakan bahwa: Standar kerja konsisten, adalah standar kerja yang mengacu pada suatu standar yang telah diterapkan bagi semua karyawan yang memiliki kedudukan atau pekerjaan tertentu dalam suatu organisasi, standar ini menggambarkan proses kerja, dan standar kerja perseorangan , merupakan standar kerja yang mengacu pada sasaran yang harus ditetapkan bagi setiap orang. Penetapan sasaran ini sering harus dilakukan melalui suatu proses negosiasi antara atasan dan bawahan. Biasanya sasaran ini menggambarkan keluaran (output) atau hasil yang diharapkan dari pelaksanaan pekerjaan seseorang.
belajar.Kinerja guru mempunyai spesifikasi kriteria tertentu, kinerja guru dapat dilihat dan diukur berdasarkan kriteria kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap guru. Peningkatan kompetensi duru dalam pembinaan kepala sekolah
sekolah adalah kemampuan yang
harus dimiliki oleh seorang guru termasuk kemampuan
pedagogik
dan
kompetensi
sangatlah
penting
Berdasarkan Nasional
Peraturan Republik
Menteri Indonesia
Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. ISSN 2086 – 1397
kemampuan
akademis
pengawas memberikan arahan dan pemahaman tentang Penilaian Kinerja Guru berdasarkan satandar kompetensi guru dapat dinyatakan sebagai guru yang kreatif dan inovatif. 1. Kompetensi Pedagogik Kompetensi
profesional.
Pendidikan
Berdasarkan pernyataan diatas bahwa:
kemampuan
yang
pedagogik harus
dimiliki
yaitu guru
berkenaan dengan karakteristik siswa dilihat dari berbagai aspek seperti moral, emosional, dan intelektual. Hal tersebut berimplikasi Volume VI Nomor 1. Januari – Juni 2015 | 56
Marzuki, Mengoptimalisasikan Kinerja Guru… bahwa seorang guru harus mampu menguasai
a. Penguasaan
terhadap
karakteristik
teori belajar dan prinsip-prinsip belajar, karena
peserta didik dari aspek fisik, moral,
siswa memiliki karakter, sifat, dan interest
sosial,
yang berbeda. Berkenaan dengan pelaksanaan
intelektual.
kurikulum,
seorang
guru
harus
mampu
kultural,
dan
b. Penguasaan terhadap teori belajar dan
mengembangkan kurikulum tingkat satuan
prinsip-prinsip
pendidikan masing-masing dan disesuaikan
mendidik.
dengan kebutuhan lokal. Sudjana (1989: 57)
emosional
c. Mampu
menyatakan bahwa:
pembelajaran
mengembangkan
yang
kurikulum
yang terkait dengan bidang pengem-
Ada beberapa hal yang harus menjadi
bahan pertimbangan dalam menentukan metode mengajar yang akan digunakan, yaitu: (a) tujuan pengajaran yang ingin dicapai, (b) bahan pela-jaran yang akan diajarkan, (c) jenis kegiatan belajar anak didik yang dii-nginkan. Ada beberapa metode mengajar yang dapat digunakan untuk mengaktifkan siswa dalam proses belajar mengajar, yaitu ceramah, tanya jawab, diskusi, resitasi, belajar kelompok, dan sebagainya.
bangan yang diampu. d. Menyelenggarakan
kegiatan
pengembangan yang mendidik. e. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi
untuk
kepentingan
penyelenggaraan
kegiatan
pengembangan yang mendidik. f. Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisa-sikan berbagai potensi yang dimiliki.
Berdasarkan pernyataan diatas maka Tujuan
utama
memperbaiki
supervisi
pengajaran.
adalah
untuk
Tujuan
umum
g. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik. h. Melakukan
Supervisi adalah memberikan bantuan teknis
tugas
dan
dalam melaksanakan
melaksanakan
proses
peserta
didik
untuk
mengaktualisasikan kemampuannya di kelas, dan
harus
i. Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran. 2. Kompetensi Kepribadian
Guru harus mampu mengoptimalkan potensi
kepentingan pembelajaran.
belajar
mengajar
evaluasi
hasil penilaian dan evaluasi untuk
tersebut mampu meningkatkan
kwalitas kinerjanya,
dan
proses dan hasil belajar, memanfaatkan
dan bimbingan kepada guru dan staf agar personil
penilaian
mampu
melakukan
kegiat-an
penilaian terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Kemampuan yang harus dimiliki guru berkenaan dengan aspek-aspek yang diamati, yaitu:
Pelaksanaan tugas sebagai guru harus didukung oleh suatu perasaan bangga akan tugas yang dipercayakan kepadanya untuk mempersiapkan ge-nerasi kualitas masa depan bangsa.
berat
tantangan
dan
rintangan yang dihadapi dalam pelaksanaan tugasnya harus tetap tegar dalam melaksa-kan tugas sebagai seorang guru.Pendidikan adalah proses
ISSN 2086 – 1397
Walaupun
yang
direncanakan
agar
semua
Volume VI Nomor 1. Januari – Juni 2015 | 57
Marzuki, Mengoptimalisasikan Kinerja Guru… berkembang melalui proses pembelajaran. Guru
sebagai
pendidik
harus
e. Menjunjung tinggi kode etik profesi
dapat
mempengaruhi ke arah proses itu sesuai
guru. 3. Kompetensi Sosial
dengan tata nilai yang dianggap baik dan
Guru di mata masyarakat dan siswa
berlaku dalam masyarakat. Tata nilai termasuk
merupakan panutan yang perlu di-contoh dan
norma, moral, estetika, dan ilmu pengetahuan,
merupkan suritauladan dalam kehidupanya
mem-pengaruhi perilaku etik siswa sebagai
sehari-hari. Guru per-lu memiliki kemampuan
pribadi dan sebagai anggota masyarakat.
sosial
dengan
masyakat,
dalam
rangka
Penerapan disiplin yang baik dalam
pelaksanaan proses pembelajaran yang efektif.
proses pendidikan akan menghasil-kan sikap
Dengan dimilikinya kemampuan tersebut,
mental, watak dan kepribadian siswa yang
otomatis hubungan sekolah dengan masyarakat
kuat.
mampu
akan berjalan dengan lancar, sehingga jika ada
membelajarkan siswanya tentang disiplin diri,
keperluan dengan orang tua siswa, para guru
belajar membaca, mencintai buku, menghargai
tidak akan mendapat kesulitan.
Guru
dituntut
harus
waktu, belajar bagaimana cara belajar, mema-
Kemampuan kemampuan
harus berbuat. Semuanya itu akan berhasil
bekerja
apabila guru juga disiplin dalam melaksanakan
mempunyai jiwa yang menyenangkan. Kriteria
tugas dan kewajibannya.
kinerja guru yang harus dilakukan adalah:
sama,
a.
dalam
meliputi
tuhi aturan/tata tertib, dan belajar bagaimana
Guru harus mempunyai kemampuan
guru
sosial
bergaul
berkomunikasi, simpatik,
dan
Bertindak objektif serta tidak
yang berkaitan dengan kemantap-an dan
diskriminatif karena pertimbangan jenis
integritas kepribadian seorang guru. Aspek-
ke-lamin, agama, ras, kondisi fisik, latar
aspek yang diamati ada-lah:
belakang keluarga, dan status sosial
a. Bertindak
sesuai
dengan
norma
agama, hukum, sosial, dan kebudaya-
ekonomi. b.
an nasional Indonesia.
empatik, dan santun dengan sesama
b. Menampilkan diri sebagai pribadi
pendi-dik, tenaga kependidikan, orang
yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan
bagi
peserta
didik
dan
tua, dan masyarakat. c.
masyarakat.
stabil,
dewasa,
arif,
yang
dan
berwibawa. d. Menunjukan
Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia
c. Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap,
Berkomunikasi secara efektif,
kerja,
keragaman
sosial
budaya. d.
etos
memiliki
Berkomunikasi
dengan
tanggung
komunitas profesi sendiri dan profesi
jawab yang tinggi, rasa bangga men-
lain secara lisan dan tulisan atau bentuk
jadi guru, dan rasa percaya diri.
lain. 4. Kompetensi Profesional
ISSN 2086 – 1397
Volume VI Nomor 1. Januari – Juni 2015 | 58
Marzuki, Mengoptimalisasikan Kinerja Guru… Kompetensi
Profesional
yaitu
pengalaman, dan kemauan belajar yang
kemampuan yang harus dimiliki guru da-lam perencanaan
dan
pelaksanaan
tidak pernah putus.
proses
b. Dalam melaksakan proses pembelajaran,
pembelajaran. Guru mempunyai tu-gas untuk
keaktifan siswa harus selalu diciptakan
mengarahkan kegiatan belajar siswa untuk
dan berjalan terus dengan menggunakan
mencapai tujuan pem-belajaran, untuk itu guru
metode dan strategi me-ngajar yang
dituntut
bahan
tepat. Guru menciptakan suasana yang
pelajaran. Guru harus selalu meng-update, dan
dapat mendorong sis-wa untuk bertanya,
menguasai materi pelajaran yang disajikan.
mengamati, mengadakan eksperimen,
mampu
menyampaikan
Majid (2005:6), menjelaskan bahwa:
serta menemukan fakta dan konsep yang
kompetensi yang dimiliki oleh setiap guru
benar. Karena itu guru harus melakukan
akan
dalam
kegiatan pembelajaran menggunakan
dalam bentuk
multimedia, sehingga terjadi suasana
“
menunjukkan
kualitas
mengajar.
Kompetensi
penguasaan
pengetahuan
guru
dan
profesional
belajar sambil bekerja, belajar sambil
”
dalam menjalankan fungsinya sebagai guru .
mendengar, dan belajar sambil ber-
Berdasarkan pernyataan tersebut di atas bahwa
main, sesuai kontek materinya.
kompetensi sering diartikan suatu kemampuan
F.Metode Penelitian
bagi yang melekat pada diri seorang profesi
Pendekatan
yang
digunakan
dalam
misalnya dokter, Tentara dan guru golongan
penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif
ini harus memiliki kompetensi profesi.
.Alasan penggunaan pendekatan kualitatif
Persiapan diri tentang materi diusahakan dengan jalan
mencari
informasi
melalui
bersandar pada pendapat Moleong( 2000:4-8) tentang
berbagai sumber seperti membaca buku-buku
penelitian
terbaru,
penelitian
mengakses
mengikuti
dari
selalu
penelitian
kualitatif.Jenis
yang
digunakan
adalah
tindakan
kelas
jenis
.menuru
dan
kemajuan
Kenmis(dalam
yang
disajikan.
Mengemukankan bahwa :Pengertian tindakan
Kompetensi atau kemampuan kepribadian
kelas merupakan suatu bentuk penelitian yang
yaitu kemampuan yang harus dimiliki guru
dilakukan oleh peneliti dalam situasi sosial
berkenaan dengan aspek:
untuk meningkatkan penalaran praktik dengan
terakhir
perkembangan
internet,
ciri-ciri
tentang
materi
a. Dalam menyampaikan pembelajaran,
Sanjaya,2009:24)
terencana dan mempunyai tujuan tertentu
guru mempunyai peranan dan tugas
Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 1
sebagai sumber materi yang tidak
Unggul Baitussalam Kabupaten Aceh Besar
pernah kering dalam mengelola proses
yaitu pemeberdayaan peningkatan kinerja guru
pembelajaran. Kegiatan mengajarnya
pada
harus disambut oleh siswa sebagai suatu
penelitian Penelitian dilaksanakan
seni pengelolaan proses pembelajaran
tanggal 8 September s/d 24 November Tahun
yang
Pelajaran 2014/2015.
diperoleh
ISSN 2086 – 1397
melalui
latihan,
Tahun
Pelajaran
2014/2015.Waktu pada
Volume VI Nomor 1. Januari – Juni 2015 | 59
Marzuki, Mengoptimalisasikan Kinerja Guru… Peneilitian
ini di desain sebagai
Data
tersebut
dianalisis
dengan
penelitian tindakan sekolah pada SMA Negeri
membandingkan skor rata-rata dengan hasil
1 Unggul Baitussalam . Penelitian Tindakan
pelaksanaan pembinaan melalui workshop
Sekolah
(PTS)
pelaksanaannya
ini
direncanakan
4 = sangat baik
dalam dua siklus. Sebagai
3 = baik
subjek penelitian tindakan sekolah ini adalah
2 = cukup
guru-guru SMA Negeri 1 Unggul Baitussalam
1 = tidak baik
tahun
pelajaran 2014/2015 dengan jumlah
terdiri dari 30 orang guru dengan kompetensi Merencanakan program supervisi akademik
a). Proses Pelaksanaan Workshop, guru minimal:
dalam rangka peningkatan profesionalisme
Siap secara mental dan fisik = 85%
ini
Kesiapan bahan = 85%
dilakasanakan dalam II siklus dengan 4 tahap
Kehadiran = 90%
kegiatan
Kesiapan laptop = 60 %
guru
.penelitian
tindakan
sekolah
yang
meliputi
perencanaa,pelaksanaan,observasi dan refleksi .Dalam penelitian tindakan Sekolah
ini
b). Hasil Pelaksanaan Workshop:
85% guru menyusun strategi
sumber data adalah guru-guru yang diberikan
pembelajaran sesuai dengan
pembinaan melalui workshop oleh kepala
format yang relevan dengan
sekolah dan pengawas pendidikan pada SMA
kondisi pembelajaran.
Negeri 1 Unggul Bitussalam.
85% guru memperoleh skor
Pengumpulan data dilaksanakan dengan cara
baik dan sangat baik pada
sebagai berikut:
aspek relevansi antara waktu
a.melaksanakan
workshop
terhadap
guru b.
dengan bahan ajar
melakukan
penilian
kesiapan mengajar fisik
guru,
penilaian
sangat baik
terhadap
data
yang
pelaksanaan workshop pedoman
%
guru
pada
aspek
kegiatan inti dalam kateori baik dan sangat baik.
85
%
guru
pada
aspek
pos-test dan waktu) dalam kategori baik dan sangat baik
penilaian
penyusunan strategi pembelajaran
ISSN 2086 – 1397
85
kegiatan penutup (kesimpulan,
a.matriks pedoman observasi proses
matriks
aspek
tes) dalam kategori baik dan
bahan,
digunakan:
b.
pada
mental dan
kesiapan
pengumpulan
guru
pembukaan (apersepsi, pre-
penyusunan strategi pembelajaran Alat
%
terhadap
kehadiran guru dan kesiapan laptop c.melakukan
85
Apabila kurang dari 85% guru tidak mememenuhi indikator keberhasilan Volume VI Nomor 1. Januari – Juni 2015 | 60
Marzuki, Mengoptimalisasikan Kinerja Guru… yang telah ditetapkan, berarti tindakan
persentase,
dianggap belum berhasil.
menyatakan bahwa:
tes
penulis melaksanakan
dapat
dilakukan
dengan
= Angka persentase
f
= Frekuensi jawaban aktivitas
(2003), menyatakan butir soal di analisis
N
rumus
x 100 %
P
siswa
menggunakan
(2005),
Keterangan:
menggunakan rumus menurut Depdiknas
dengan
Sudijono,
N
kegiatan sebagai berikut: 1. Hasil
f
P
Analisis data dalam penelitian tindakan kelas ini adalah
yaitu
sebagai
= Jumlah aktivitas guru dan siswa
3. Analisis data tentang keterampilan guru
berikut:
dalam mengelola pembelajaran dan Data … (1)
keterampilan kegiatan
Keterangan:
guru
belajar
dalam
mengelola
mengajar
dengan
menggunakan statistik deskriptif dengan
B = Banyaknya butir jawaban yang
rata-rata skor sesuai pendapat Burdiningarti
benar
(1998) menyatakan bahwa:Skor Penilaian
N = Banyaknya butir soal, dianalisis 100 = Skor maksimum pada soal 2. Analisis
data
aktivitas
menggunakan
siswa
statistik
dengan deskriptif
No
Nilai
Kategori
Simbol
1.
1,00 – 1,59
Kurang Baik
D
2.
1,60 – 2,59
Cukup
C
3.
2,60 – 3,50
Baik
B
4.
3,51 – 4,00
Sangat Baik
A
Prosedur penelitian tindakan sekolah ini di uraikan sesuai dengan sesuai masalah yang dirumuskan:
4) Pengelompokan
dilakukan pada tahap ini adalah sebagai berikut.
menurut
bidang studi masing-masing. 5) Menyiapkan
Perencanaan, beberapa kegiatan yang
guru
konsumsi
untuk
workshop. 6) Menyuruh guru membawa laptop (minimal ada 4 laptop dan 1
1) Mengumpulkan
guru
melalui
undangan 2) Menyusun jadual workshop: hari, tanggal, jam dan tempat. 3) Menyiapkan materi workshop ISSN 2086 – 1397
LCD). G. Hasil penelitian Siklus I Pada aspek disiplin 2 orang atau 10% guru dalam kategori tidak baik, 4 orang atau Volume VI Nomor 1. Januari – Juni 2015 | 61
Marzuki, Mengoptimalisasikan Kinerja Guru… 20% tergolong cukup, 7 orang atau 35%
yang
dilakukan
pada
tahap
ini
adalah
tergolong baik dan 7 orang atau 35% tergolong
mengamati aktifitas kepala sekolah dan guru
sangat baik. Bila dijumlahkan antara yang
dalam melaksanakan penyusunan instrumen
berkategori baik dan sangat baik mencapai 14
pengajaran, serta hasil kerja guru.
orang atau 70%. Pada aspek relevansi antara waktu dengan bahan ajar, tampak bahwa 3
Siklus II
orang atau 15% tergolong tidak baik, 3 orang
Pada aspek kesiapan mental dan fisik;
atau 15% tergolong cukup, 6 orang atau 30%
19 orang atau 95% peserta siap dan 1 orang
tergolong baik dan 8 orang atau 40% tergolong
atau 5% tergolong belum siap. Pada aspek
sangat baik. Bila dijumlahkan antara yang baik
kesiapan bahan; tampak bahwa 18 orang guru
dan sangat baik mencapai 14 orang atau 70%.
atau 90% siap dan 2 orang atau 10% belum
Pada aspek pembukaan; 1 orang atau 5% guru
siap. Pada aspek kehadiran guru tampak
dalam kategori tidak baik, 5 orang atau 25%
bahwa 20 orang atau 100% hadir dan tidak ada
tergolong cukup, 6 orang atau 30% tergolong
orang atau 0% tidak hadir. Pada aspek
baik dan 8 orang atau 40% tergolong sangat
kesiapan laptop tampak bahwa 14 orang atau
baik. Bila dijumlahkan antara yang berkategori
70% siap dan 6 orang atau 30% belum siap.
baik dan sangat baik mencapai 14 orang atau
Berdasarkan dekripsi ini tampaknya kesiapan
70%. Pada aspek inti pembelajaran; 2 orang
guru
atau 10% guru dalam kategori tidak baik, 3
memenuhi kriteria keberhasilan untuk semua
orang atau 15% tergolong cukup, 5 orang atau
aspek. Pada aspek format; tidak ada orang atau
25% tergolong baik dan 10 orang atau 50%
0% guru dalam kategori tidak baik, 1 orang
tergolong sangat baik. Bila dijumlahkan antara
atau 5% tergolong cukup, 9 orang atau 45%
yang berkategori baik dan sangat baik
tergolong baik dan 10 orang atau 50%
mencapai 15 orang atau 75%. Pada aspek
tergolong sangat baik. Bila dijumlahkan antara
penutup pembelajaran; 2 orang atau 10% guru
yang berkategori baik dan sangat baik
dalam kategori tidak baik, 3 orang atau 15%
mencapai 19 orang atau 95%. Pada aspek
tergolong cukup, 6 orang atau 30% tergolong
relevansi antara waktu dengan bahan ajar,
baik dan 9 orang atau 45% tergolong sangat
tampak bahwa 0 orang atau 0% tergolong
baik. Bila dijumlahkan antara yang berkategori
tidak baik, 2 orang atau 10% tergolong cukup,
baik dan sangat baik mencapai 15 orang atau
6 orang atau 30% tergolong baik dan 12 orang
75%.
atau
dalam
60%
mengikuti
tergolong
worksop
sangat
baik.
telah
Bila
Berdasarkan dekripsi data tampaknya
dijumlahkan antara yang baik dan sangat baik
kinerja guru menyusun strategi pembelajaran
mencapai 18 orang atau 90%. Pada aspek
belum memenuhi indikator kinerja yang telah
pembukaan; 1 orang atau 5% guru dalam
ditetapkan
baik
kategori tidak baik, 1 orang atau 5% tergolong
kinerja
cukup, 5 orang atau 25% tergolong baik dan
pada
menyangkut
semua
kesiapan
aspek,
maupun
menyusun strategi pembelajaran. Kegiatan ISSN 2086 – 1397
13 orang atau 65% tergolong sangat baik. Volume VI Nomor 1. Januari – Juni 2015 | 62
Marzuki, Mengoptimalisasikan Kinerja Guru… Bila
dijumlahkan
antara
yang
orang atau 95% hadir dan 1 orang atau
berkategori baik dan sangat baik mencapai 18
5% tidak hadir. Pada aspek kesiapan
orang atau 90%. Pada aspek inti pembelajaran;
laptop tampak bahwa 2 orang atau
tidak ada orang atau 0% guru dalam kategori
10% siap dan 18 orang atau 90%
tidak baik, 1 orang atau 5% tergolong cukup, 4
belum siap.
orang atau 20% tergolong baik dan 15 orang atau
75%
tergolong
sangat
baik.
2. Pelaksanaan workshop pada siklus II
Bila
terbukti dapat meningkatkan kinerja
dijumlahkan antara yang berkategori baik dan
guru dalam menyusun strategi dan
sangat baik mencapai 19 orang atau 95%. Pada
model pembelajaran di SMAN 1 Unggul
aspek penutup pembelajaran; tidak ada orang
Baitussalam. Workshop dapat dijadikan
atau 0% guru dalam kategori tidak baik, tidak
salah
ada orang atau 0% tergolong cukup, 8 orang
meningkatkan kompetensi guru dalam
atau 40% tergolong baik dan 12 orang atau
menyusun strategi pembelajaran karena
60% tergolong sangat baik. Bila dijumlahkan
workshop memudahkan guru berdiskusi,
antara yang berkategori baik dan sangat baik
bekerja sama dan berkonsultasi secara
mencapai 20 orang atau 100%.
aktif. Aktivitas ini sangat membantu
H. Kesimpulan
memahami
konsep-konsep
penyusunan
strategi
Berdasarkan hasil penelitian tindakan
satu
dan
dalam
dasar
pembelajaran
sekolah di atas maka, penulis menyimpulkan
dengan
sebagai berikut:
dijumlahkan antara yang berkategori
1.
baik
alternatif
benar.
Bila
Kegiatan workshop lebih menekankan
baik dan sangat baik mencapai 18 orang
pada metode kolaboratif konsultatif
atau 90%. Pada aspek inti pembelajaran;
yang
kesempatan
tidak ada orang atau 0% guru dalam
sharing baik antara guru dengan
kategori tidak baik, 1 orang atau 5%
Pembina maupun antara satu guru
tergolong cukup, 4 orang atau 20%
dengan
Dengan
tergolong baik dan 15 orang atau 75%
terhadap
tergolong sangat baik. Bila dijumlahkan
dapat
antara yang berkategori baik dan sangat
ditingkatkan baik dalam teoretisnya
baik mencapai 19 orang atau 95%. Pada
maupun implementasinya. pada aspek
aspek penutup pembelajaran; tidak ada
kesiapan mental dan fisik; 15 orang
orang atau 0% guru dalam kategori
atau 75% peserta siap dan 5 orang atau
tidak baik, tidak ada orang atau 0%
25% tergolong belum siap. Pada aspek
tergolong cukup, 8 orang atau 40%
kesipan bahan; tampak bahwa 14
tergolong baik dan 12 orang atau 60%
orang guru atau 70% siap dan 6 orang
tergolong sangat baik. Bila dijumlahkan
atau 30% belum siap. Pada aspek
antara yang berkategori baik dan sangat
kehadiran guru tampak bahwa 19
baik mencapai 30 orang atau 100%.
memberikan
guru
lainnya.
demikian,
pemahaman
strategi
pembelajaran
ISSN 2086 – 1397
Volume VI Nomor 1. Januari – Juni 2015 | 63
Marzuki, Mengoptimalisasikan Kinerja Guru… B.
peningkatan
Saran Berdasarkan penulis
dapat
kesimpulan
di
memberikan
atas saran
prestasi
akademik
sekolah 3. Kepala sekolah dapat menjadikan
kepada:
kegiatan workshop rutin sebagai salah
1. Guru diharapkan mampu bekerjasama
satu alternatif dalam meningkatkan
dengan peserta lain yang bersifat
kompetensi guru dalam menyusun
kolaboratif konsultatif agar pembinaan
strategi pembelajaran.
melalui
workshop
dapat
berjalan
secara efektif 2. Siswa
hendaknya
4.
Pengawas konstribusi
juga
dilibatkan
dalam kegiatan workshop. Pendapat
meningkt sebagai
dapat
membrikan
bagi
pengawas
kinerja
kepala
supevisi
untuk sekolah
manajerial.
mereka dapat menjadi masukan guna
ISSN 2086 – 1397
Volume VI Nomor 1. Januari – Juni 2015 | 64
Marzuki, Mengoptimalisasikan Kinerja Guru… Daftar Pustaka Badudu, J.S. 1988. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Gramedia. Friedenberg, Lisa. 1995. Psychological Testing: Design, Analysus, and Use. Boston: Allyn and Bacon. Mathis dan Jackson. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Salemba Empat Menteri Pendidikan Nasional. (2007). Permendiknas Nomor 13 tahun 2007 tentang standar Kepala Sekolah. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional. Prokton and W.M. Thornton. 1983. Latihan Kerja Buku Pegangan Bagi Para Manager. Jakarta: Bina Aksara Purwanto, M Ngalim. 1984. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung : Remaja Rosda Karya
ISSN 2086 – 1397
Volume VI Nomor 1. Januari – Juni 2015 | 65