Agric. Sci. J. – Vol. I (4) : 225-234 (2014)
KAJIAN MANAJEMEN PERSEDIAAN BUAH NAGA MERAH (HYLOCEREUS POLYRHIZUS SP.) DALAM MEMENUHI PERMINTAAN KONSUMEN (Studi Kasus Di Supermarket Asia Plaza, Kota Tasikmalaya) Maria Lestari1, Kuswarini Kusno2 1 Mahasiswa Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran 2 Dosen Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran ABSTRACT There are almost 60 percent of Indonesia's dragon fruits imported from suppliers. Asia Plaza has not implemented certain stocking models for managing dragon fruit supply. So the company has not known yet the optimal quantity in ordering that can reduce the total cost of procurement of supplies. The purpose of this study is to determine the optimal quantity and the number of periods in ordering dragon fruit. The other purposes are to achieve the lowest cost in Asia PlazaTasikmalaya and to find out how many profits were lost and damaged the dragon fruit. The results showed that stocking management which Asia Plaza did is actually raised the cost of procurement of high stocking. This can be proven through the comparison between the stocking model which is used with the actual conditions that occur in the company. EOQ (Economic Order Quantity) stocking model with the optimum quantity of 408 pounds and the frequency of 12 times order produces less than 80% of total cost. Asia Plaza stocking management use EOQ stocking model as shown to reduce the total cost of inventory up to 80% and can reduce the possibility of loss of profits due to the lack of proper inventory management. Keywords: stocking management, dragon fruit, modern retail, EOQ ABSTRAK Hampir 60 persen buah naga di Indonesia merupakan buah naga impor yang diperoleh melalui pemasok. Supermarket Asia Plaza belum menerapkan model persediaan tertentu untuk mengelola persediaan buah naga. Sehingga perusahaan tersebut belum mengetahui jumlah kuantitas optimal dalam pemesanan yang dapat mengurangi biaya total pengadaan persediaan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui kuantitas serta jumlah periode optimal dalam pemesanan buah naga untuk mencapai biaya terendah di Supermarket Asia Plaza Tasikmalaya dan untuk mengetahui berapa jumlah keuntungan yang hilang akibat kekurangan dan kerusakan buah naga. Hasil penelitian menunjukkan secara perhitungan aktual supermarket mengeluarkan biaya pengadaan persediaan yang tinggi dibanding perhitungan dengan menggunakan model. Model persediaan EOQ dengan kuantitas optimal 408 kilogram dan frekuensi pemesanan 12 kali menghasilkan biaya total lebih kecil 80 % dibanding perhitungan aktual. Dalam perhitungan POQ (Period Order Quantity) dihasilkan periode optimal pemesanan sebanyak 12 kali dalam setahun. Jumlah kehilangan keuntungan yang disebabkan oleh permasalahan-permasalahan dalam persediaan adalah sebesar Rp. 19.179.479. Pihak manajemen persediaan Supermarket Asia Plaza dapat menggunakan model persediaan EOQ karena terbukti dapat mengurangi biaya total persediaan hingga 80% dan dapat mengurangi adanya kemungkinan kehilangan keuntungan akibat manajemen persediaan yang kurang tepat. Kata kunci : manajemen persediaan, buah naga, ritel modern, EOQ, POQ Diterima 29 Agustus 2014. Disetujui 20 Oktober 2014. Alamat Korespondensi :
[email protected]
Maria L., Kuswarini K. - Kajian Manajemen Persediaan Buah Naga Merah
PENDAHULUAN Buah naga merupakan salah satu jenis buah segar yang dewasa ini menjadi buah yang tren dikalangan masyarakat. Buah yang tergolong baru diketahui ini memiliki beragam manfaat bagi kesehatan tubuh. Pasar domestik Indonesia saat ini dibanjiri oleh buah naga impor. Berdasarkan catatan dari eksportir dan importir buah di Indonesia pada tahun 2013, buah naga impor asal Vietnam dan Thailand masuk ke tanah air mencapai antara 200 - 400 ton per tahun. Semakin banyak yang mengetahui dan mengenal buah naga, terutama mengetahui kandungan dan khasiat didalamnya. Hal ini berdampak pada meningkatnya permintaan pasar akan buah naga dan membanjirnya buah naga di ritel modern seperti supermarket, hypermarket, toserba atau pasar swalayan. Setiap tempat penjualan buah tersebut tentu harus memiliki persediaan buah yang cukup untuk memenuhi permintaan konsumen. Menurut (Sopiah dan Syihabudhin dalam Abdullah, 2010) persediaan memiliki peranan yang sangat diperlukan dalam bisnis eceran (retail), karena dalam industri ini biasanya tidak terdapat proses produksi, hanya mendistribusikan beragam jenis produk kepada konsumen. Hal ini menunjukkan bahwa seorang retailer harus mampu menjaga ketersediaannya pada jumlah dan harga yang tepat serta waktu dan tempat yang diinginkan oleh konsumen. Supermarket Asia Plaza merupakan salah satu retail modern dengan letak yang strategis di Kota Tasikmalaya yang menjual berbagai macam bahan makanan baik bahan makanan kemasan, sayur dan buah-buahan segar. Pasar swalayan ini bekerjasama dengan PT. Mulya Raya Bandung yang merupakan supplier buah segar. Pasar swalayan sebagai salah satu perusahaan dagang yang menyediakan barang dagang dengan jenis dan kuantitas yang jumlahnya relatif banyak, menyebabkan sulitnya pengendalian yang harus dilakukan, dimana kemungkinan terjadinya kerugian yang
disebabkan karena terjadi kelebihan atau kekurangan persediaan juga kerusakan, terutama pada produk pertanian akan semakin besar. Pada saat ini pihak manajemen persediaan belum memiliki suatu model yang tetap untuk mengendalikan persediaan yang mereka miliki. Pemesanan yang dilakukan bersifat spekulatif atau hanya berdasarkan kebiasaan dan pengalaman sehingga interval waktu pemesanan pun sangat tidak menentu. Waktu pemesanan yang tak menentu ini sering menyebabkan biaya penyimpanan yang tinggi karena kelebihan persediaan yang berimbas pada kerusakan buah naga yang dapat merugikan perusahaan. Keputusan pemesanan diambil pada saat persediaan yang ada, baik yang berada pada area penjualan maupun gudang penyimpanan dinilai kurang atau tidak dapat memenuhi permintaan jangka panjang. Penilaian untuk mengambil keputusan pemesanan dilakukan hanya dengan perkiraan singkat atau berdasarkan kasat mata (visual) saja. Pihak manajemen persediaan harus mampu memberikan kualitas produk dan pelayan yang prima agar mendapatkan loyalitas dari para pelanggannya. Kualitas produk dan pelayanan yang prima salah satunya ditunjang oleh jumlah persediaan yang mencukupi. Persediaan yang dimiliki harus mampu memenuhi permintaan konsumen dan tidak berlebihan sehingga tidak merugikan perusahaan oleh biaya penyimpanan yang tinggi dan oleh kerusakan produk. Hal ini juga menuntut Supermarket ini mampu mengendalikan persediaannya dengan manajemen yang tepat. METODOLOGI PENELITIAN Objek penelitian ini adalah kajian manajemen persediaan buah naga merah dalam memenuhi permintaan konsumen. Tempat penelitian dilakukan di Supermarket Asia Plaza Tasikmalaya yang berkerja sama dengan supplier buah PT. Mulya Raya Bandung untuk pasokan buah segar termasuk buah naga. Supermarket 226
Maria L., Kuswarini K. - Kajian Manajemen Persediaan Buah Naga Merah
Asia Plaza bertempat di Jalan HZ. Mustofa No. 326, Kecamatan Cihideung, Kelurahan Yudanegara, Kota Tasikmalaya. Desain yang digunakan untuk penelitian adalah desain kualitatif dan kuantitatif. Teknik penelitian yang digunakan adalah studi kasus (case study). Data yang diperoleh merupakan data sekunder dan data primer. Data primer didapatkan dari hasil wawancara langsung dari informan. Penentuan informan dengan menggunakan metode purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu misalnya orang dianggap paling mengetahui tentang objek yang sedang kita teliti. Informan yang ditentukan antara lain: 1. Manajer gudang; 2. Fresh Fruit, vegetables and frozen department; 3. Manajer keuangan; dan 4. Pihak pengelola persediaan perusahaan (staff, supervisor) Sedangkan data sekunder didapatkan dari pembukuan dan data dari perusahaan itu sendiri, studi pustaka yang berhubungan dengan topik atau kajian dan dari lembaga yang terkait dengan topik penelitian. Untuk data primer teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dengan beberapa pihak dari perusahaan dan observasi. Wawancara yaitu dengan mengajukan beberapa pertanyaan secara langsung kepada informan dengan mengajukan beberapa pertanyaan secara langsung kepada informan dengan menggunakan pedoman wawancara. Observasi yaitu mengamati dengan mengikuti jalannya beberapa kegiatan persediaan di perusahaan. Untuk data sekunder teknik pengumpulan datanya denganmempelajari pustaka atau pembukuan yang diperoleh dari perusahaan. Berikut merupakan rancangan analisis data yang digunakan dalam penelitian ini: 1. Dalam mengidentifikasi jalannya usaha dan manajemen persediaan juga
penjualan buah naga di ritel modern yang dianalisis secara deskriptif. 2. Untuk mengetahui kuantitas optimal dalam persediaan buah naga di Asia Plaza dianalisis menggunakan EOQ, yaitu: Biaya pemesanan per tahun = frekuensi x biaya pesanan = xS Biaya penyimpanan per tahun = Persediaan rata-rata biaya penyimpanan = xH EOQ terjadi jika biaya pemesanan = biaya penyimpanan, maka: = xH = √ Dimana: D= jumlah kebutuhan barang (unit/tahun) S= biaya pemesanan (rupiah/pesanan) C= harga barang (rupiah/unit) Q= Jumlah pesanan (unit/pesan) TC= Biaya total persediaan merupakan EOQ yaitu jumlah pemesanan yang memberikan biaya total persediaan terendah. Sementara itu, biaya yang dikeluarkan untuk pemesanan ekonomis tersebut adalah: TC = Frekuensi pemesanan ditentukan dengan cara permintaan per tahun dibagi dengan jumlah pesanan dalam satu tahun, dapat dihitung dengan dengan perhitungan berikut: F=
227
Maria L., Kuswarini K. - Kajian Manajemen Persediaan Buah Naga Merah
Jangka waktu antar pemesanan menggunakan perhitungan berikut: T=
Period order quantity memakai dasar perhitungan EOQ =
Rasio sensitivitas barang persediaan dapat dihitung dengan rumus:
Dimana: EOI = interval pemesanan ekonomis dalam satu periode S = biaya pemesanan setiap kali pesan H = % tase biaya simpan setiap periode C = harga atau biaya pembelian per unit R = rata-rata permintaan per periode
= Sedangkan rasio sensitivitas dengan menyertakan persediaan pengaman dapat ditentukan dengan menggunakan rumus berikut: =
( )
( (
) )
Biaya marjinal dapat diperoleh yaitu rasio sensitivitas yang telah dihitung dikurangi rasio sensitivitas terendah (1) dikalikan dengan total biaya persediaan. Persamaannya adalah sebagai berikut: Biaya marjinal = (rasio sensitivitas -1) x total biaya persediaan 3. Untuk menentukan jumlah periode permintaan menggunakan POQ. POQ menggunakan logika yang sama dengan EOQ, tetapi POQ mengubah jumlah pemesanan menjadi jumlah periode pemesanan. Hasilnya adalah interval pemesanan tetap atau jumlah interval pemesanan tetap dengan bilangan bulat (integer).
Period Order Quantity :
POQ = √ Dimana: POQ = Period Order Quantity S = biaya pemesanan D = rata-rata kebutuhan H = biaya penyimpanan Dengan menggunakan dasar perhitungan EOQ sehingga interval pemesanan ekonomis atau Period Order Quantitydapat ditentukan:
EOI =
= √
4. Dalam menghitung jumlah potensi keuntungan yang hilang maka akan dirumuskan penyebab kehilangan keuntungan tersebut kedalam beberapa penyebab yaitu: Buah naga yang tidak memenuhi syarat sesaat setelah tiba digudang oleh kendaraan akan mengurangi kuantitas buah yang akan dijual sehingga: Buah yang rusak (kg) x Harga buah per kilogram (kg). Buah naga yang rusak selama penyimpanan di cool room. Persentase kerusakan (%) x Kuantitas buah satu periode (kg). Kerusakan setelah disimpan di display. Persentase kerusakan (%) x Kuantitas buah satu periode (kg). Kekurangan persediaan dan kelebihan persediaan selama satu periode. Jumlah kuantitas kekurangan dan kelebihan persediaan (kg) x Harga (Rp/kg). Jumlah keuntungan yang hilang dapat ditentukan dengan menghitung terlebih dahulu kerugian yang dilansir selama satu periode dengan menggunakan harga jual, kemudian menghitung seluruh kuantitas yang hilang selama satu periode. Kuantitas yang hilang selama satu periode dikalikan dengan harga pembelian maka akan dihasilkan harga pokok buah tanpa keuntungan. Kerugian yang dilansir selama satu periode dikurangi harga pokok buah inilah yang disebut keuntungan yang hilang.
228
Maria L., Kuswarini K. - Kajian Manajemen Persediaan Buah Naga Merah
HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan umum perusahaan Asia Plaza berdiri pada tanggal 7 September 2007, Asia mulai berubah ke arah profesional dengan mendirikan sebuah pusat perbelanjaan terbesar se-Priangan Timur dengan nama Asia Plaza. Asia Plaxa terletak di Jalan HZ. Mustofa yang merupakan pusat jasa dan perdagangan sekaligus menjadi pusat kota dari Tasikmalaya. Plaza Asia adalah suatu konsep kesatuan pusat perdagangan, perpaduan antara Mall dan Ruko. Bangunan Plaza Asia berdiri diatas lahan seluas 4.6 hektar. Pusat perbelanjaan ini memiliki area seluas lebih kurang 20.000 meter persegi dengan 3 lantai area ritel, 1 lantai perkantoran, 4 lantai area parkir dan 1 lantai hotel, restaurant dan convention hall dan selebihnya adalah komplek ruko. Untuk Supermarket Asia sendiri di posisi tertinggi yaitu deret direksi yang memimpin supermarket Asia Plaza. Di posisi kedua ada General Manager yang memimpin jalannya manajerial supermarket secara umum dan membawahi 6 manajer tersebut yaitu: 1. Store Manager Spm; 2. Store Manager DS; 3. Acc/Finance Manager; 3. Marketing & Promotion Manager; 4. HRD / GA Manager; dan 5. MIS Manager. 6. Store Manager SPM. Deskripsi Produk Buah naga merah (Hylocereus polyrhizus sp.) adalah salah satu jenis spesies buah naga yang merupakan produk fresh fruit yang dijual di berbagai retail modern termasuk supermarket Asia Plaza. Buah naga merah adalah buah segar eksotik yang kaya akan manfaat bagi tubuh. Namun sayang sekali jenis buah segar ini budidayanya masih jarang ditanah air sehingga sebagian besar buah naga yang ditemui di ritel modern merupakan buah naga impor.
Buah naga di supermarket dibanjiri oleh buah naga impor. Buah impor tersebut memiliki berbagai macam label yang merupakan identitas perusahaan pengimpor. Buah naga merah di supermarket Asia Plaza beberapa ada yang berasal dari negara Taiwan, Vietnam dan China (RRC). Buah impor yang dijual di Asia Plaza dengan label EQ yang berasal dari RRC dan 88 yang berasal dari Taiwan. Pada kemasan buah tersebut tertera logo atau label yang menandakan bahwa buah tersebut adalah buah dengan kualitas impor. Salah satu contoh yaitu seperti logo dari kemasan buah naga yang berasal dari negara Cina memiliki logo atau simbol kemasan bergambar naga yang berdampingan membentuk lingkaran. Pengemasan buah naga impor pada umumnya dibungkus dengan plastik berberlabel. Buah tersebut disusun ke dalam satu karton kemudian setelah disusun dan dikemas berat rata-ratanya 10 kg per karton. Pengemasan itu penting untuk menjaga kualitas buah dan menjaga buah tetap segar juga tidak rusak. Karton buah dirancang sedemikian rupa sehingga karton tersebut memiliki ventilasi yang bertujuan untuk menjaga kesegaran buah. Jenis buah naga yang paling banyak dipesan di supermarket Asia Plaza adalah buah naga merah. Buah naga merah memiliki warna yang menarik dan yang paling diminati konsumen sehingga buah naga merah menjadi jenis yang dijual di Supermarket Asia ini. Tidak berbeda dengan jenis buah lainnya buah ini memiliki karakteristik yang mudah rusak dan memiliki daya simpan terbatas pada lamanya waktu tertentu. Perhitungan Aktual Perusahaan dan Perhitungan EOQ Perhitungan Aktual: = xS+ xH =
x 15.000 + x 893 = Rp. 1.914.231 Pada aktivitas aktual dapat dihitung biaya total pengadaan persediaan yaitu 229
Maria L., Kuswarini K. - Kajian Manajemen Persediaan Buah Naga Merah
sebesar Rp. 1.914.231. Biaya total pengadaan persediaan tersebut sangat tinggi disebabkan intensitas pemesanan sebanyak 144 kali dengan jarak antar pemesanan 3 hari. Biaya pemesanan lebih tinggi yaitu 144 x Rp. 15.000= Rp. 2.160.000 per tahun. Pengiriman yang dilakukan oleh pemasok yaitu sebanyak 12 kali setiap bulan. Biaya pengiriman akan dibebankan kepada harga buah naga. Semakin sering pengiriman maka akan semakin mahal harga pembelian buah naga. Kuantitas rata-rata setiap pengiriman adalah sebanyak 40 kg. Kuantitas pembelian buah adalah sebanyak 5600 kg sedangkan penjualan sebanyak 4977 kg. Selisih antara pembelian dan penjualan adalah sebanyak 623 kg pada tahun 2013. Kuantitas tersebut termasuk kedalam persediaan pengaman. Persediaan pengaman yang cukup tinggi akan merugikan pihak supermarket. Selisih tersebut menjadi ukuran optimal atau tidaknya manajemen persediaan yang dilakukan. Angka tersebut merupakan kuantitas yang tidak terjual atau yang terhilang yaitu sebanyak 623 kg. Perhitungan model EOQ: Q* = √
=√
F=
= 12,1
= 408
kg =
T=
12 kali/tahun =
= 24 hari = xS+ xH = x 15.000 + x 893 = Rp. 365.150 Pada aktivitas perusahaan menggunakan model EOQ dapat dihitung biaya total pengadaan persediaan sebesar Rp. 365.150. Pada perhitungan EOQ pemesanan dilakukan sebulan sekali atau 12 kali dalam setahun. Ini akan mengurangi biaya pemesanan menjadi Rp. 180.000 per tahun. Jarak antar pemesanan adalah 24 hari. Menurut perhitungan EOQ kuantitas pemesanan optimal adalah 408 kilogram atau sebesar 4896 kg per tahun. Pengiriman
dilakukan 4 kali dalam sebulan atau 48 kali dalam setahun. Pengiriman dilakukan seminggu sekali dikarenakan karakteristik buah naga yang bertahan kurang lebih satu minggu. Hal ini tentu berkaitan dengan sifat buah yang merupakan bahan hasil pertanian yang memiliki daya simpan yang terbatas. Kuantitas setiap satu kali pengiriman adalah 102 kilogram. Selisih antara penjualan dan pembelian adalah 81 kilogram selama setahun. Biaya pemesanan dengan menggunakan model EOQ lebih murah yaitu Rp. 180.000 per tahun untuk 12 kali pemesanan, sedangkan menurut perhitungan aktual perusahaan biaya pemesanan mencapai Rp. 2.160.000 selama setahun untuk 144 kali pemesanan. Pemesanan menurut model EOQ hanya dilakukan sekali dalam sebulan namun pengiriman buah telah disepakati dilakukan sekali dalam seminggu. Selisih pembelian dengan penjualan untuk aktivitas aktual perusahaan menghasilkan selisih 623 kilogram, sangat jauh bila dibanding perhitungan EOQ dengan selisih 81 kilogram. Selisih menentukan kuantitas kehilangan yang akan ditanggung oleh perusahaan. Perhitungan EOQ memperkecil kemungkinan perusahaan kehilangan keuntungan dari kuantitas yang berlebih atau kurang. Perhitungan EOQ menghasilkan biaya total persediaan sebesar Rp. 365.150, sedangkan perhitungan aktual perusahaan lebih banyak mengeluarkan biaya total yaitu sebesar 1.914.231 rupiah. Selisih antara biaya total aktual dengan biaya total EOQ sangat singnifikan yaitu Rp. 1.549.081. Hal ini membuktikan bahwa aktivitas aktual perusahaan belum efisien. Perhitungan POQ Model perhitungan POQ (Period Order Quantity) mengubah jumlah pemesanan menjadi jumlah periode pemesanan. Harga pembelian buah naga diketahui Rp. 18.458 per kilogram, biaya pemesanan 15.000 per satu kali pesan, persentasi biaya simpan per periode sebesar 230
Maria L., Kuswarini K. - Kajian Manajemen Persediaan Buah Naga Merah
4,84 %. Perhitungan POQ ini menghasilkan interval pemesanan yang dapat dihitung dengan menggunakan interval pemesanan ekonomis yaitu EOI (Economic Order Interval) dengan memproyeksikan jumlah kebutuhan setiap periode..
Berdasarkan interval pemesanan EOI = 12 tersebut maka dapat dihitung jumlah pemesanan dan periode waktu pemesanan seperti pada tabel 1.
Tabel 1. Perhitungan POQ Pemesanan (kg) Bulan
Minggu 4
Kebutuhan
0
476
0
476
0
0
568
0
568
0
0
0
284
0
284
0
0
0
0
500
0
500
0
0
0
0
0
356
0
356
0
0
0
0
0
0
347
0
347
0
0
0
0
0
0
653
0
653
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Jumlah
0 0 0 0 0
0 0 0 0 0
0 0 0 0 0
0 0 0 0 0
298 345 341 377 432
0 0 0 0 0
298 345 341 377 432 4977
Minggu 1
Minggu 2
Minggu 3
Januari
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Februari
0
0
0
0
0
0
0
0
Maret
0
0
0
0
0
0
0
April
0
0
0
0
0
0
Mei
0
0
0
0
0
Juni
0
0
0
0
Juli
0
0
0
0
Agustus September Oktober November Desember
0 0 0 0 0
0 0 0 0 0
0 0 0 0 0
0 0 0 0 0
Menurut perhitungan POQ (periode order quantity) dengan interval pemesanan ekonomis menunjukkan periode pemesanan ekonomis yaitu membagi pemesanan menjadi 12 kali pemesanan atau 1 kali pesan setiap bulan selama satu tahun. Pemesanan menjadi 12 periode dengan kuantitas sesuai dengan kebutuhan setiap
bulannya. Hasil dari perhitungan ini sesuai dengan perhitungan EOQ sebelumnya dengan menghasilkan F atau frekuensi pemesanan sebanyak 12 kali per tahun. Dibawah ini secara keseluruhan merupakan hasil dari aktual perusahaan, model EOQ, EOQ beserta persediaan pengaman (safety stock) dan model POQ.
Tabel. 2 Perbandingan hasil perhitungan aktual perusahaan, model EOQ, EOQ menggunakan safety stock dan model POQ Aktual EOQ dengan Model POQ Keterangan Model EOQ Perusahaan safety stock Jumlah pesanan (Q) 40 kg 408 kg 441 kg Frekuensi 144 kali 12 kali 12 kali Pemesanan (F) Jangka waktu antar 3 hari 24 hari 27 hari Membagi pemesanan tiap pesanan (T) menjadi 12 periode. Biaya total Rp. 1.914.231 Rp. 365.150 Rp. 394.619 persediaan (TC) Frekuensi pengiriman buah
144 kali
48 kali
48 kali
231
Maria L., Kuswarini K. - Kajian Manajemen Persediaan Buah Naga Merah
Berdasarkan tabel 2. manajemen persediaan yang dilakukan oleh perusahaan dalam aktivitas aktual supermarket dinilai belum efisien. Total persediaan yang dikeluarkan perusahaan sangat tinggi dan jauh lebih besar dibanding dengan hasil perhitungan model EOQ maupun EOQ berikut persediaan pengaman. Model EOQ menunjukkan bahwa dengan 12 kali frekuensi pemesanan dengan jumlah pemesanan sebanyak 408 kg setiap bulan akan sangat menekan biaya total persediaan. Begitu pula dengan perhitungan POQ yang membagi kebutuhan buah naga setahun menjadi 12 kali periode pemesanan optimal akan mengurangi biaya pemesanan dan pengangkutan. Hasil perhitungan POQ mendukung hasil perhitungan EOQ yang menghasilkan frekuensi pemesanan sebanyak 12 kali dalam setahun. Model EOQ menyajikan persediaan buah naga merah dengan total biaya persediaan terendah. Frekuensi pemesanan sebanyak 12 kali dan jangka waktu antar pemesanan selama 24 hari. Pengiriman dilakukan sebanyak 48 kali dalam setahun. Hasilnya total biaya persediaan yang dikeluarkan Supermarket Asia Plaza setiap kali periode pemesanan adalah sebesar Rp. 365.150. Penurunan biaya dengan menggunakan model EOQ mengalami penurunan mencapai 80% dibanding dengan model semula. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 1. Perhitungan aktual perusahaan menghasilkan kuantitas pesanan buah naga sebanyak 40 kg dengan frekuensi pesan 144 kali per tahun (±480 kg per bulan) dan menghasilkan biaya total persediaan sebesar Rp.1.914.231. Sedangkan menurut perhitungan EOQ kuantitas yang optimal dalam pemesanan buah naga adalah sebesar 408 kilogram dengan frekuensi pesan 12 kali per tahun menghasilkan biaya total persediaan Rp.365.150. Jumlah periode pemesanan menurut perhitungan POQ yang paling optimal
adalah sebanyak 12 periode pesanan dalam kontrak satu tahun. Perhitungan EOQ dan POQ ini terbukti dapat memperkecil biaya total persediaan yang semula sebesar Rp.1.914.231 menjadi Rp.365.150 atau penurunan yang mencapai 80%. 2. Jumlah potensi keuntungan yang hilang akibat permasalahan yang ada dalam pengadaan persediaan buah naga adalah sebesar Rp. 19.179.479. Hasil tersebut merupakan jumlah keuntungan akibat kehilangan kuantitas persediaan buah naga sebesar 1066 kilogram. Kehilangan kuantitas tersebut diakibatkan oleh kerusakan buah dalam proses pengangkutan sebesar 0,5%, kerusakan buah dalam cool room sebesar 3% dan kerusakan dalam penyimpanan buah naga yaitu kerusakan buah ketika display sebesar 2%, serta terjadinya kekurangan persediaan dan kerusakan buah akibat persediaan buah naga yang berlebih. Seluruhnya dalam periode satu tahun. UCAPAN TERIMAKASIH Terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya karya ilmiah ini. DAFTAR PUSTAKA Abdullah, B. S. 2010. Perancangan Sistem Pengendalian Persediaan Buah Segar pada Toko Raja Buah Segar Jakarta Pusat. Skripsi. Program Studi Agribisnis Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayahtullah Jakarta. Ariyanto, H. 2006. Budidaya Tanaman Buah-buahan. PT. Citra Aji Parmana. Yogyakarta. Deptan. 2013. Facts Supply by Taiwan Food Industry Develop & Research Authorities, report code "85-2537". Jurnal. http://karantina.deptan.go.id/hukum/fil e/buahnaga.pdf (diakses pada 26 Februari 2014).
232
Maria L., Kuswarini K. - Kajian Manajemen Persediaan Buah Naga Merah
Dinas Pertanian Kehutanan dan Perkebunan. 2013. Potensi Buah Naga Bayuwangi Menggema di Penjuru Jawa Timur. Portal Bayuwangi http://portal.banyuwangikab.go.id/news /detail/2611/potensi-buah-nagabanyuwangi-menggema-di-penjurujawa-timur (diakses pada 02 Februari 2014). Direktorat Jendral Hortikultura. 2014. Nilai Impor dan Ekspor Buah Tahun 2012. http://hortikultura.deptan.go.id/index.p hp?option=com_content&view=article &id=339:nilai-impor-a-ekspor-buah-th2012&catid=57:eksporimpor&Itemid=469 (diakses pada 02 Februari 2014). Dirjen Hortikultura. 2014. Komoditas Binaan Direktorat Jenderal Hortikultura Sesuai Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia. http://hortikultura.deptan.go.id/index.p hp?option=com_content&view=article &id=397:buah&catid=75:binaan&Item id=926 (diakses pada 02 Februari 2014). Evita. 2011. Pengaruh Penggunaan Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Perusahaan. Skripsi. http://digilib.unpas.ac.id/files/disk1/52/ jbptunpaspp-gdl-evita05402-2588-1skripsi-i.pdf. (Diakses pada 25 Januari 2014) Goyal dan Chang. 2009. Dual Channel Supply Chain, delay in payment, Inventory model (EOQ & EPQ). Jurnal. http://digilib.its.ac.id/public/ITSMaster-17176-2509203202Chapter1.pdf (Diakses pada 26 Februari 2014). Harjanto, E. 2004. Manajemen Produksi dan Operasi. Edisi kedua cetakan keempat. Jakarta: PT Grasindo. Handoko, T. H. 1999. Dasar-dasar Manajemen Produksi dan Oprasicetakan keduabeas. Yogyakarta: BPFE Heizer, J.& Render, B. 2001. PrinsipPrinsip Manajemen Operasi. Jakarta : Salemba Empat.
Heizer, J. & Render, B. 2004. Oprational Management (Manajemen Operasi). Buku 2 edisi ketujuh. Jakarta : Salemba Empat. Henmaidi. 2009. Pengembanngan Model Persediaan Economic Production Quantity (EPQ) dengan Mempertimbangkan Iretention Period (Studi Kasus Pabrik Kantong PT. Semen Padang). Tugas Akhir. Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Andalas, Padang. Heryanto, Purba, Frans H. K.B.Sc.Acct,MBA. 2013. Potensi Buah Naga dalam Pengembangannya di Indonesia. http://heropurba.blogspot.com/2013_02 _01_archive.html (diakses pada tanggal 23 Januari 2014). Kristanto, D. 2008. Buah Naga Pembudidayaan di Pot dan di Kebun. Penebar Swadaya. Jakarta. Sipahutar, Marlon.2010. Kajian Manajemen Persediaan Kedelai sebagai Bahan Baku Pembuatan Kedelai Bubuk Instan. Jatinangor. Nadanti, Verda Ayu. 2013. Bisnis Retail Gramedia Book Store Malang. Tugas Perekonomian Indonesia. Universitas Gunadarma. Pratiwi, R.C. Marsudi. Nurhadi. 2010. Optimasi Biaya pada Model Deterministik EPQ (Economic Production Quantity) dengan Backorder Parsial. E-Journal. Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Brawijaya, Malang. Puspita, Erma Suryani, dan Radityo P. 2012. Penerapan Economic Order Quantity (EOQ) Model dengan Faktor Diskon yang Diintegrasikan pada ADempiere untuk Optimasi Biaya Persediaan di KUD Dau Malang. Jurnal Teknik ITS. Rangkuti, Fredy. 2002. Manajemen Persediaan Aplikasi di Bidang Bisnis. Jurnal Dokument. http://elib.unikom.ac.id/download.php? id=8241 . (Diakses 26 Januari 2014). 233
Maria L., Kuswarini K. - Kajian Manajemen Persediaan Buah Naga Merah
Rangkuti, F. 2007. Manajemen Persediaan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Santoso, PJ. Deptan. 2013. Budidaya Buah Naga Organik Di Pekarangan, Berdasarkan Pengalaman Petani Di Kabupaten Malang. http://hortikultura.litbang.deptan.go.id/ IPTEK/6_Jarot_naga.pdf (diakses pada 18 Februari 2014). Siagian, Leonard. 2012. Teknologi dan Prospek Pengembangan Buah Naga. [http://cybex.deptan.go.id/lokalita/tekn ologi-dan-prospek-pengembanganbuah-naga-hylocereus-sp]. (Diakses pada 26 Januari 2014). Sinatra Hardjadinata. 2010. Budi Daya Buah Naga Super Red Secara Organik. Penebar Swadaya. Jakarta. Somali, L. 2008. Manfaat Buah Naga dan Mengkudu. http://majalahkesehatan.com/manfaatbuah-naga-dan-mengkudu (diakses pada 12 Januari 2014). Sukarman. 2009. Program Pengembangan Buah Naga. Tugas Akhir. Institut Pertanian, Bogor. Sutanti, Chendra dan Se Tin. 2011. Peranan Controller Dalam Usaha Meminimalisasi Risiko Kehilangan Persediaan Barang Dagangan . Skripsi. Universitas Kristen Maranatha. Yamit. Zulian. 2005. Manajemen Persediaan. Ekonisia. Jakarta.
234