1
Marginal Land Suitability Study At Hillside Pomarak For Plant Cocoa (Theobroma cacao) in Nagari Kinari Bukit Sundi District of Solok District By: Salmira Yasri*, Helfia Ideal**, Aslan Sari Thesiwati** **) University Student Program Education Study Geography STKIP PGRI West Sumatera **) Staff Teacher Program Education Study Geography STKIP PGRI West Sumatera
ABSTRACT The purpose of this research is learning, reveal, analyze and interpret data about appropriate the physical condition of the soil (texture, struktur, drainage) and chemical (pH and organic) and rainfall at marginal land for cacao plant. The method used is descriptive. Method of soil sampling in this research is based on 3 samples with land cover and slope. The sample is marginal of land area that there in slope of Pomarak Kanagarian Kinari Bukit Sundi District of Solok district. Results of laboratory research and analysis is obtained as follows: 1) At the top of the sample obtained 3 textures in the texture of sand fraction of 5.38%, 40.80% of dust, clay loam texture class 54.54% dust (silt, clay / Si, Cl) , (t3: medium), structure-grained soil with a bad grade, drainage rather good (d1), pH 5.38 with a rather sour grade, and class materials are orgaik 4.103%, the sample used is in accordance with the structure of cocoa cultivation as a factor barrier. 2) In the Middle point 8.77% is obtained textures of sand, dust 34.16%, 57.07% with grade clay loam texture (clay / Cl), (t3: medium), soil structure class pole with a rather bad, good drainage (d0), pH 5.64 with a slightly sour grade, and organic matter 2.965% lower class, on this sample used as suitable for the cultivation of cocoa and a good park for growth. 3) At what point is obtained textures Foot sand 7.06%, 32.93% of dust, clay loam texture class 60.01 (clay / Cl), (t3: medium), blocky soil structure by class rather good, well drained (d0), pH 5.50 with class rather sour, and the organic material was 4.379% class, the sample is suitable for the cultivation of cocoa used as blocky soil structure. 4) The amount of annual rainfall in the study area is 1081 mm / yr, due to the high rainfall is suitable for cocoa plants. Keywords: Soil Suitability, Marginal Land, And Cocoa Plant tergantung dari letak ketinggian daerah tersebut dilihat dari atas permukaan laut. Karena hal inilah disebabkan adanya tumbuhan khas di tiap daerah. Tanah marginal atau sub optimal merupakan tanah yang potensial untuk pertanian, baik untuk tanaman pangan, tanaman perkebunan maupun tanaman hutan. Secara alami, kesuburan tanah marginal tergolong rendah. Penggunaan tanah erat kaitannya dengan karakteristik tanah yang dapat diukur, dan diamati. Karakteristik tanah fisik (tekstur, sruktur, drainase), kimia (pH dan bahan organik) (Kristanto : 2013). Tanaman kakao (Theobroma cacao) merupakan salah satu tanaman yang menjadi
PENDAHULUAN Indonesia adalah Negara yang cukup luas, terdiri dari 1. 922. 570 km2 daratan dan 3. 275. 438 km2 lautan. Dengan keragaman jenis bahan induk, topografi, iklim mikro dan waktu, Indonesia memiliki jenis tanah yang sangat beragam. Indonesia hampir memiliki seluruh jenis tanah yang ada di dunia. (Rachim : 2011) Tanah merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat di perlukan oleh manusia dalam memenuhi kelangsungan hidupnya terutama dalam bidang pertanian dan perkebunan. Setiap masing-masing daerah memiliki krakteristik tanah yang berbeda-beda 2
komoditas ekspor yang mampu menambah penghasilan devisa negara setiap tahunnya. Kakao dari Indonesia memiliki kandungan lemak coklat yang cukup tinggi, sehingga menghasilkan bubuk kakao dengan mutu yang baik. Kelebihan ini dapat menjadikan sebagai peluang usaha baru dari hasil budidaya kakao di Negara kita. Selain sebagai peluang usaha tanaman kakao juga bermanfaat bagi kesehatan, salah satunya dapat menstabilkan tekanan darah (Kristanto : 2013). Untuk dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik tanaman kakao (Theobroma cacao) paling baik di tanam pada daerah dengan ketinggian 0-500 m dari permukaan laut. Dapat pula di budidayakan sampai ketinggian 800 m dari permukaan laut. Dengan kondisi tanah yang mudah meresap air, memiliki unsur hara mikro dan makro tanah, kejenuhan basa, kapasitas pertukaran kation, mengandung kadar bahan organik, mengandung banyak humus, dan pH atau keasaman tanah 5,6-6,8 sangat cocok untuk pertumbuhan tanaman kakao (Theobroma cacao). Tanaman kakao(Theobroma cacao) termasuk tanaman tropis dan dapat beradaptasi dengan berbagai lingkungan tumbuh dan perubahan cuaca seperti sinar matahari dan curah hujan, curah hujan yang ideal untuk pertumbuhan kakao sekitar 1.100-3.000 mm per tahun (Siregar : 2003). Berdasarkan hasil observasi awal areal ini dulunya digunakan sebagai perkebunan, tapi beberapa tahun terahkir ini areal ini ditinggalkan begitu saja tanpa di garap. Hal ini dilihat dari banyaknya semak belukar yang tumbuh di areal lereng Bukit Pomarak Kenagarian Kinari Kecamatan Bukit Sundi Kabupaten Solok. Karena alasan ini tanaman kakao (Theobroma cacao) sedang digalakkan oleh pemerintah di Sumatra Barat agar dapat di budidayakan dan menjadikan Sumatra Batar sebagai penghasil coklat, karena banyak manfaat dan kegunaannya yang dapat menguntungkan bagi masyarakat. Di Nagari Kinari Kecamatan Bukit Sundi memiliki topografi daerah perbukitan, mata pencaharian utama masyarakat adalah bertani dan berkebun. Kenagarian Kinari Kecamatan Bukit Sundi Kabupaten Solok dengan luas wilayah 3.188 Ha. Hal ini mungkin karena kurangnya pengelolaan areal yang kurang baik atau
kondisi lahan yang kurang cocok untuk ditanami dengan tanaman kakao (Theobroma cacao). Berdasarkan alasan yang penulis kemukakan diatas, maka penelitian sangat tertarik untuk melihat dan mengetahui apakah daerah di Lereng Bukit Nagari Kinari Kecamatan Bukit Sundi Kabupaten Solok cocok di jadikan sebagai areal perkebunan tanaman kakao(Theobroma cacao). Peneliti ingin melihat dan mengetahui tanah yang sesuai untuk pengembangan tanaman kakao(Theobroma cacao) pada tanah marginal dengan judul “Studi Kesesuaian Tanah Marginal Pada Lereng Bukit Pomarak Untuk Tanaman Kakao (Theobroma cacao) Di Nagari Kinari Kecamatan Bukit Sundi Kabupaten Solok”. METODELOGI PENELITIAN Sesuai dengan batasan masalah dan tujuan penelitian maka jenis penelitaan ini adalah penelian deskriptif, yaitu suatu penelian yang bermaksud mengadakan pemeriksaan dan pengukuran-pengukuran terhadap gejala-gejala tertentu. Dalam penelitian ini landasan teori sangat di perlukan tetapi bukan digunakan sebagai landasan untuk menentukan criteria pengukuran terhadap gejala yang diamati dan yang akan diukur (Fathoni : 2006). Sampel dalam penelitian ini adalah wilayah tanah marginal yang ada dilereng Bukit Pomarak Kanagarian Kinari Kecamatan Bukit Sundi Kabupaten Solok dengan luas ± 10 Ha. Pengambilan sampel tanah dalam penelitian ini diambil 3 titik sampel berdasarkan peta tutupan lahan dan peta kemiringan lereng. Berdasarkan tujuan penelitian yang telah dikemukakan maka variabel dalam penelitian ini kesesuaian tanah marginal berkaitan dengan : kondisi fisik tanah (Tekstur, Stuktur, drainase), kondisi kimia tanah (pH dan bahan organik) dan intensitas curah hujan. Ditinjau dari sumber data yang akan digunakan dalam penelitian ini dapat dikelompokkan menjadi dua data yaitu dari primer dan sekunder. Data sekunder adalah data sumber berbagai acuan dan analisis yang diperoleh dari instansi terkait, yang termasuk data sekunder yaitu: Data penggunaan lahan, Data jenis tanah dan Data curah hujan sedangkan Data primer Data yang didapat dari 3
hasil uji laboratorium : Tekstur tanah ; Analisis laboratorium dan menggunakan segitiga USDA (United State Departement of Agricultural/Departemen Pertanian Amerika Serikat), Srtuktur tanah, Drainase : Analisis lapangan, Bahan organik dan pH di analisis dari Laboratorium Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sumatra Barat.
Tanaman kakao dapat tumbuh disegala macam tipe dan ketinggian tempat. Tekstur yang cocok adalah tanah liat berpasir, dan lempung liat berpasir (t3). Tanah latosol dengan fraksi liat yang tinggi kurang baik untuk tanaman kakao, tanah regosol dengan tekstur lempung liat, walaupun mengandung krikil masih baik untuk tanaman kakao. b. Struktur Tanah Untuk menentukan struktur tanah dilakuakan pengamatan dilapangan pada lapisan teratas tanah yaitu dengan mengambil satu bongkah tanah besar dengan teapak tangan (jangan dibalik atau diacak), setelah itu dilakukan pengamatan pada pecahan bongkah besar tanah dengan kaca pembesar, maka untuk setiap sampel dapat dilihat hasil struktur tanah nya yang ada dilapangan. Berdasarkan kriteria penentuan karakteristik tanah pada struktur tanah oleh Hermon (2009) dan pengamatan dilapangan, pada sampel puncak memiliki struktur tanah yang berbutir dengan kriteria buruk, sampel tengah memiliki struktur tanah tiang dengan kriteria agak buruk, sedangkan pada sampel kaki memiliki struktur tanah gumpal dengan kriteria agak baik. Berdasarkan analisa struktur diatas dapat disimpulkan bahwa tanah yang ada dilereng bukit pomarak sesuai untuk ditanam tanaman kakao. Tapi pada sampel puncak strukturnya kurang sesuai untuk tanaman kakao, tapi bisa diperbaiki dengan memperbaiki tanah dalam menyerap air yaitu dengan menggunakan pupuk organik atau mulsa. c. Drainase Tanah Pengukuran drainase tanah untuk setiap sampel daerah penelitian dilakukan dengan cara pengamatan dilapangan dengan melihat kecepatan perpindahan air seriap lapisan tanah. Berdasarkan kriteria drainase tanah menurut Hardjowigeno (2007) pada sampel puncak memiliki drainase d1= Agak baik, dimana tanah mempunyai peredaran udara yang baik. Tidak terdapat bercak-bercak berwarna kuning, coklat atau kelabu pada lapisan atas dan bawah tanah. Sedangkan pada sampel tengah dan kaki memiliki drainase do= Baik, dimana telah mempunyai peredaran udara yang baik, seluruh profil tanah dari lapisan atas sampai lapisan bawah berwarna seragam, tidak terdapat bercorak-corak. Berdasarkan hasil diatas ada 2 kategori sampel yang sesuai dengan tamanan kakao
HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan pengukuran lapangan, peta, analisis laboratorium, dan data sekunder maka sifat masing-masing sifat fisika dan kimia tanah pada lereng bukit untuk tanaman kakao di daerah penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Kondisi Fisik Tanah (Tekstur, Struktur, Drainase) a. Tekstur tanah Dari hasil penelitian yang penulis lakukan dilapangan sampel tanah dengan hasil laboratorium yang peneliti teliti dilapangan berdasarkan segitiga tekstur tanah USDA (1993) teksturnya adalah lempung berdebu (silt, clay/Si, Cl) dan menurut Hardjowigeno (2007) klasifikasi teksturnya sedang (t3). Pada sampel Tengah berdasarkan segitiga USDA (1993) teksturnya adalah lempung (clay/Cl) dan menurut Hardjowigeno (2007) klasifikasi teksturnya sedang (t3). Pada sampel Kaki berdasarkan segitiga USDA (1993) teksturnya adalah lempung (clay/Cl) dan menurut Hardjowigeno (2007) klasifikasi teksturnya sedang (t3). Tekstur tanah lempung berdebu tergolong kedalam jenis tekstur tanah sedang. Tanah ini sangat cocok bila dijadikan bududaya tanaman kakao, tapi apabila akan diusahakan untuk usaha tani kering, maka diperlukan pengendalian tanaman agar dapat optimal dan memperoleh hasil yang baik. Tekstur adalah perbandingan relatif antara berbagai partikel tanah, sehingga dari rasa kasar atau licinnya dapat dibedakan apakah tanah berpasir, lempung, debu, dan liat. Tekstur tanah merupakan perbandingan antara pasir, liat, debu dan perbandingan partikelpartikel tanah primer berupa fraksi-fraksi liat, debu, dan pasir, dalam suatu tanah. Lahan pertanian yang dapat digarap dilereng bukit pomarak yang penulis teliti yaitu lahan untuk tanaman kakao karena cocok untuk pertumbuhan tanaman kakao. 4
yaitu pada sampel tengah, kaki dan ada yang kurang sesuai untuk tanaman kakao yaitu pada sampel puncak.
hujan dan bisa menyimpan air pada saat kemarau. Keasaman tanah yang ideal adalah netral, yaitu 6,6 – 7,5. Berdasarkan hasil penelitian diatas dapat di simpulkan bahwa tanaman kakao sesuai ditanam pada ketiga sampel dengan pH 5,64 dengan kelasnya sedikit masam. pH untuk tanaman kakao adalah 5,6-6,8 dengan kelas sedikit masa. b. Bahan organik Bahan organik merupakan unsur hara tanah yang terbentuk dari penimimbunan sisasisa tumbuhan dan hewan, bahan ini mengalami penguraian setiap waktu oleh organisme tanah dan selalu mengalami rombakan dengan penambahan sisa tumbuhan. Jika kandungan bahan organiknya tinggi karena bahan organiknya bagus untuk meningkatkan kesuburan tanaman, dan jika bahan organiknya rendah karena bagus untuk meningkatkan kesuburan tanaman dan karena bahan organiknya rendah maka harus melakukan pemberian pupuk untuk dan humus untuk tanaman (Susanto : 2005). Untuk tananaman kakao bahan organiknya tinggi, karena jika bahan organiknya tinggi bagus untuk meningkatkan kesuburan tanaman, apalagi tanaman kakao. Jika kadar bahan organik kurang maka cara untuk meningkatkannya dengan memberi mulsa dari pangkasan tanaman pelindung sementara atau tetap menurut Susanto (1994). Berdasarkan hasil diatas maka taman kakao sesuai ditaman dengan bahan organik kelas sedang 3,5-5,0 pada Kanagarian Kinari di Lereng Bukit Pomarak.
2. Kondisi Kimia Tanah (pH dan Bahan Organik) a. Derajat Keasaman Tanah (pH) pH yang masam akan menyebabkan unsur-unsur hara mikro menjadi lebih mudah larut, sehigga ditemukan unsur mikro terlalu banyak dadlam tanah, yang termasuk unsur mikro adalah Fe, Mn, Zn, Cu, dan Co. Unsur mikro yang lain, yaitu Mo dam B dapat menjadi racun kalau pH menjadi alkalis. Tanah yang terlalu alkalis juga sering mengandung gram yang terlalu tinggi dan juga bisa menjadi racun bagi tanaman. pH tanah adalah suatu ukuran aktivitas ion-ion, hydrogen dalam larutan air tanah dan dipakai sebagai ukuran bagi kemasaman tanah. Bila konsentrasi H+ sama dengan konsentrasi pH maka pH tanah netral. Bila [H+] lebih besar dari [OH-], maka tanah bereaksi basa. Kelas dan Kriteria pH Tanah Kriteria
Kelas
<4,5 4,6 – 5,0 5,1 – 5,5 5,6 – 6,0 6,1 – 6,5 6,6 – 7,5 7,6 – 8,0 8,1 – 9,0 >9,0
Sangat masam sekali Masam sekali Agak masam Sedikit masam Kurang masam Netral Sedikit alkalis/basa Agak alkalis Sangat alkalis
3. Curah Hujan Curah hujan merupakan salah satu faktor yang menentukan kecocokan tempat tumbuh dan berkembangnya tanaman. Data curah hujan yang digunakan adalah data ratarata bulanan tahunan terakhir. Berdasarkan hasil penelian yang dilakukan Jumlah hujan pertahun pada daerah sampel penelitian adalah 1081 mm/thn, karena curah hujan yang tinggi ini sangat cocok untuk tanaman kakao.
Sumber : Sarwono (1989) dalam Ulfa (2013) Berdasarkan kelas dan kriteria pH tanah menurut Sarwono (1989) pada sampel Puncak 5,38 dengan kelasnya agak masan, sampel tengah 5,64 dengan kelasnya sedikit masam, sampel kaki 5,50 dengan kelasnya agak masam. pH tanah jika kandungan pH tanah yang rendah maka dilakukan dengan cara pengapuran. Keuntungan pengapuran tergantung pada kondisi (keadaan)tanah dan tanaman, sebagai tambahan kapur berarti sebagai pupuk untuk menyediakan kalsium bia diberikan dalam waktu singkat. Tanah yang paling baik untuk tanaman kakao adalah tanah yang banyak mengandung humus, gembur dan berdrainase baik pada saat
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari paparan hasil penelitian dan pembahasan pada bab empat, simpulan yang 5
dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Pada sampel puncak kelas teksturnya lempung berdebu (silt, clay/Si, Cl), (t3 : sedang), struktur tanahnya berbutir dengan kelas buruk, drainasenya agakn baik (d1), pH 5,38 dengan kelas agak masam, dan bahan orgaik kelasnya sedang. Sampel ini sesuai dengan syarat tumbuhnya kakao,tetapi strukturnya kurang sesuai ini bisa diperbaiki dengan mempertinggi kemampuan tanah dalam menyerap air. 2. Pada sampel Tengah teksturnya lempung (clay/Cl), (t3 : sedang), struktur tanahnya tiang dengan kelas agak bururk, drainasenya baik (d0), pH 5,64 dengan kelas sedikit masam, dan bahan organik kelasnya rendah. Sampel ini sesuai dengan syarat tumbuhnya kakao, tetapi bahan organiknya agak rendah hal ini bisa diperbaiki dengan cara pemupukan. 3. Pada sampel Kaki teksturnya lempung (clay/Cl), (t3 : sedang), struktur tanahnya gumpal dengan kelas agak baik, drainasenya baik (d0), pH 5,50 dengan kelas agak masam, dan bahan organik kelasnya sedang. Sampel ini sangat sesuai dengan syarat tumbuhnya kakao, berdasarkan hasil penelitian yg dilakukan. 4. Jumlah hujan pertahun pada daerah penelitian adalah 1081 mm/thn, dengan iklim daerah penelitian termasuk kedalam tipe A yaitu iklim sangat basah. Karena curah hujan yang tinggi ini sangat cocok untuk tanaman kakao.
3. Diharapkan kepada pemerintah memberikan penyuluhan dan bantuan dalam menggunakan lagi lahan marginal tersebut. Dan diharapkan kepada Kepala Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Bukit Sundi agar membantu bisa mengolah atau memanfaatkan lagi lahan marginal yang dulunya pernah diolah. DAFTAR PUSTAKA Rachim, Djunaedi dan Arifin, Mahfud. 2011. Klasifikasi Tanah Di Indonesia. Bandung : Pustaka Reka Cipta Kristanto, Aji. 2013. Bisnis dan Manfaat Coklat, Untung dan Sehat Semakin Mendekat. Yogyakarta : Pustaka Baru Pres Siregar,
Tumpal., Riyadi, Slamet., dan Nuraeni, Laeli. 2003. Budidaya, Pengolahan dan Pemasaran Coklat. Jakarta : Penebar Swadaya
Ulfa, Rahmawati. 2013. Karakteritik Tanah Pada Lahan Tidur Untuk Pertanian Dikanagarian Jorong Durian Kamang Mudiak Kecamatan Kamang Magek Kabupaten Agam. (Skripsi). Padang : Jurusan Geografi STKIP PGRI Sumbar Susanto, F. X . 1994. Tanaman Kakao, Budidaya dan Pengelolaan Hasil. Yogyakarta : Kanisius
Saran Berdasrkan kesimpulan yang di peroleh dlam penelitian ini diajukan beberapa saran untuk dipertimbangan sebagai berikut : 1. Pada lahan marginal yang penulis teliti diperlukan pengelolaan melalui tindakan pengapuran, pemupukan dan pengolahan tanah yang sesuai. 2. Untuk masyarakat agar bisa memanfaatkan lahan marginal seperti tanaman yang sesuai untuk tanah tersebut adalah tanaman kakao. 6