Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta
1
Dedeng Amruloh, SE., M.Si
Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta
PRA-KATA
Kesungguhan berbuat yang terbaik dan hanya berharap mendapat keridhoa Allah SWT, merupakan prinsip dasar dari gerak langkah manusia di muka bumi, berbuat baik dan tidak membuat kehencuran. Diringi dengan karakter pribadi yang di tanamkan leluhur untuk senantiasa menjadi “cageur, bageur, bener, pinter, Jujur, tur singer”yang diharapkan dari pribadi ini adalah kebaikan untuk sesame. Dalam konteks buku ini apa yang telah dilakukan dosen dengan menyusun diktat/modul/buku pegangan patut diapresiasi dan dihargai sebagaimana mestinya, tetapi pengahargaan yang besar adalah dengan membaca dan memanfaatkan isinya untuk pengkayaan khasanah keilmuan kita khususnya yang tengah belajar ekonomi di STIE Muttaqien yang kita cintai ini. Semoga kedepan yang seperti ini semakin banyak dan semua sivitas tergerak untuk semakin produktif. Bagi mahasiswa STIE Muttaqien, diharapkan keberadaan diktat ini digunakan sebagai suplemen dari pengkayaan ilmu-ilmu Saudara yang didapatkan di sini, disamping buku-buku teks yang banyak tersedia.
Wassalam,
2
Dedeng Amruloh, SE., M.Si
Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta
PENGANTAR UNTUK MAHASISWA
Adam Smith (1776) dalam buku An Inquiry into the Nature and Causes of the Wealth of Nations, mengajarkan kapitalisme yang menyatakan bahwa ekonomi bebas akan memampukan individu, melalui kepentingan-kepentingan probadi untuk memenuhi kepentingan mereka sendiri dan dengan demikian akan memberikan manfaat bagi masyarakat keseluruhan. Adam Smith menggunakan istilah laissez-faire untuk menganjurkan kepada pemerintah untuk tidak mencampuri persaingan murni di pasar yang mengganggu invisible hand bekerja. Hasil ajarannya dunia bisnis di barat berkembang pesat dan dipuja sebagai jalan untuk mencapai kesejahteraan masyarakat, walapun pada akhirnya juga mengalami beberapa kendala contoh saja krisis ekonomi dunia (1929-1932) yang disebut The Great Defression. Defresi luar biasa tersebut mengarah pada kesimpulan ekonom tersebut yang meyakini bahwa mekanisme pasar ternyata tidak mampu berjalan secara otomatis. Bagaimana ekonomi kemuadian diatur oleh mekanisme pasar yang seyogyanya bergerak tanpa tekanan dari siapapun, dan berjalan dengan bantuan invisible hand, merupakan bahasan awal dari manual hand book ini, selanjutnya banyak hal yang dapat dibaca dari karya ini, Diktat kuliah Pengantar Ekonomi Mikro ini sengaja disusun sebagai sebuah langkah kecil yang akan mengantarkan mahasiswa untuk mempermudah pemahaman tentang ekonomi khususnya teori ekonomi mikro. Penulis beranggapan bahwa pemahaman mahasiswa terhadap ekonomi adalah penting apalagi bagi orangorang yang sengaja mendalami ilmu ekonomi di STIE Muttaqien, kenapa tidak mereka kelak menjadi bagian dari manusia yang tidak lepas dari ekonomi baik sebagai pribadi (homo economicus) atau sebagai mahluk sosial (homo sosialis) yang membantu masyarakat mencapai tujuan kesejahteraan. Paling tidak mahasiswa dapat mengambil manfaat dari diktat ini untuk mempelajari ekonomi, karena dengan mempelajari ekonomi diharapkan mahasiswa dapat memahami dunia nyata; menjadi pelaku ekonomi yang handal. Diktat ini disusun dengan mengambil inti-inti materi bahasan pengantar ekonomi mikro dari berbagai sumber yang ditulis ekonom dalam dan luar negeri yang tidak terbantahkan lagi ke-ekonom-annya. Ruang lingkup yang sangat luas dari ekonomi mikro membutuhkan kajian yang tidak gampang, walaupun dengan kesungguhan pasti ada jalan untuk dapat memahaminya. Diktat ini disusun berdasarkan struktur materi yang menjadi keseluruhan pengantar dalam pembelajaran ekonomi mikro yang berlandasakan teori-teori barat seperti klasik, keynesian, neo-klasik dan sebagainya dengan sedikit memberi tambahan pemahaman bagi perkembangan teori ekonomi Islam sebagai bahan pengayaan bagi mahasiswa. Tidak terlalu mendetail memang, karena lebih dalam tentang teori-teori tersebut akan lebih dijelaskan dalam kuliah-kuliah ekonomi selanjutnya. Semoga diktat ini akan memberikan manfaat bagi pembaca, terutama bagi penulis yang sedang mencoba untuk memperdalam pemahaman tentang teori ekonomi mikro. Wassalam,
Penyusun 3
Dedeng Amruloh, SE., M.Si
Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta
DAFTAR ISI
PRA KATA ……………………………………………………………… PENGANTAR UNTUK MAHASISWA ………………………………… DAFTAR ISI …………………………………………………………….. DAFTAR TABEL ……………………………………………………….. DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………. BAB I INTRODUCTION .............................................................. A. ECONOMICS ................................................................ B. MICRO ECONOMICS C. MASALAH EKONOMI DAN PENGORGANISASIAN EKONOMI .................................................................... D. PEMBUATAN KEPUTUSAN DALAM ILMU EKONOMI (PRINSIP EKONOMI) .............................. BAB II PERMINTAAN DAN PENAWARAN ............................. A. KEKUATAN PASAR TERHADAP PERMINTAAN DAN PENAWARAN .................................................... B. TEORI PERMINTAAN DAN KURVA PERMINTAAN ............................................... C. TEORI PENAWARAN DAN KURVA PENAWARAN .............................................. D. PERMINTAAN DAN PENAWARAN SECARA BERSAMA ...................................................................... BAB III ELASTISITAS ..................................................................... A. ELASTISITAS PERMINTAAN ................................... B. ELASTISITAS PENAWARAN ..................................... C. MANFAAT ANALISIS ELASTISITAS ........................ BAB IV APLIKASI PENAWARAN DAN PERMINTAAN PADA PERSOALAN EKONOMI UTAMA .................... A. EKONOMI PERTANIAN ............................................ B. PENAWARAN, PERMINTAAN DAN KEBIJAKAN PEMERINTAH .............................................................. C. EVALUASI TERHADAP CAMPUR TANGAN PEMERINTAH TERHADAP PASAR ........................ BAB V PERMINTAAN DAN PERILAKU KONSUMEN (TEORI NILAI GUNA) ...................................................... A. TEORI NILAI GUNA (UTILITI) KARDINAL ........... B. MAKSIMALISASI NILAI GUNA ............................... C. TEORI NILAI GUNA DAN TEORI PERMINTAAN ..
4
Halaman i ii iii
1 1 2 3 6 11 11 16 18 23 25 25 32 34 36
36 40 47 49 50 51
53
Dedeng Amruloh, SE., M.Si
Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta
BAB VI
BAB VII
BAB VIII
BAB IX
D. PARADOKS NILAI ...................................................... E. SURPLUS KONSUMEN ............................................... F. KONSEP PENTING ....................................................... PERMINTAAN DAN PERILAKU KONSUMEN (ANALISA KURVA KEPUASAN SAMA) ....................... A. KURVA KEPUASAN SAMA ...................................... B. GARIS ANGGARAN PENGELUARAN .................... C. OPTIMALISASI KEPUASAN ..................................... D. PERUBAHAN-PERUBAHAN DALAM PENDAPATAN DAN HARGA ................................... E. MEMBENTUK KURVA PERMINTAAN ................... TEORI PRODUKSI DAN KEGIATAN PERUSAHAAN A. BENTUK-BENTUK ORGANISASI PERUSAHAAN .. B. SUDUT PANDANG ILMU EKONOMI ...................... C. FUNSI PRODUKSI ........................................................ D. TEORI PRODUKSI ....................................................... TEORI BIAYA PRODUKSI .............................................. A. ANALISIS EKONOMI BIAYA ................................... B. BIAYA JANGKA PENDEK ......................................... C. BIAYA PRODUKSI JANGKA PANJANG ................. D. SCALA EKONOMI ...................................................... E. OPPORTUNITY COST ................................................. STRUKTUR DAN PENENTUAN KESEIMBANGAN PASAR PERSAINGAN SEMPURNA ............................... A. CIRI-CIRI PASAR PERSAINGAN SEMPURNA ....... B. PERMINTAAN DAN HASIL PENJUALAN ............... C. MAKSIMALISASI LABA ............................................. D. KURVA PENAWARAN PASAR PERSAINGAN SEMPURNA ................................................................... E. KEPUTUSAN-KEPUTUSAN PERUSAHAAN ........... F. KEBAIKAN DAN KEBURUKAN PASAR PERSAINGAN SEMPURNA ........................................
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................
54 55 56 57 57 60 61 62 64 65 65 67 69 69 77 77 77 82 84 87 90 90 91 93 96 97 100
v
SEKILAS PENYUSUN
5
Dedeng Amruloh, SE., M.Si
Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1
Tabel permintaan Zulvan ................................................
14
Tabel 2.2
Permintaan Pasar Bajigur ...............................................
15
Tabel 2.3
Determinan Permintaan ..................................................
17
Tabel 2.4.
Skedul Penawaran individu ............................................
20
Tabel 2.5
Tabel Penawaran Pasar ...................................................
21
Tabel 2.6
Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran ...............
22
Tabel 2.7
Keseimbangan Penawaran dan Permintaan ....................
23
Tabel 5.1
Nilai Guna Total dan Nilai Guna Marginal (contoh) .....
50
Tabel 5.2
Surplus Konsumen .........................................................
55
Tabel 6.1
Gabungan barang yang memberikan kepuasan sama ....
58
Tabel 6.2
Garis Anggaran Konsumen ............................................
60
Tabel 7.1
Hubungan Jumlah Tenaga Kerja dan Jumlah Produksi ..
70
Tabel 7.2
Gabungan M dan L untuk 1000 unit produksi ...............
73
Tabel 8.1
Biaya produksi (dalam ribuan ) ......................................
79
Tabel 9.1
Perhitungan TR, AR, TR ................................................
92
Tabel 9.2
Maksimalisasi Laba Contoh Numeris ............................
94
6
Dedeng Amruloh, SE., M.Si
Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Gambar 2.2 Gambar 2.3 Gambar 2.4 Gambar 2.5 Gambar 2.6
Kurva Permintaan Bajigur ............................................... Kurva permintaan pasar bajigur ....................................... pergerakan sepanjang kurva permintaan ......................... .Pergeseran kurva permintaan .......................................... Kurva Penawaran Individu .............................................. Kurva penawaran pasar ...................................................
Halaman 14 15 16 17 20 21
Gambar 2.7
Pergeseran kurva penawaran ...........................................
22
Gambar 2.8 Gambar 3.1 Gambar 3.2 Gambar 3.3 Gambar 3.4 Gambar 3.5 Gambar 3.6 Gambar 3.7 Gambar 3.8 Gambar 3.9 Gambar 3.10 Gambar 4.1 Gambar 4.2 Gambar 4.3
Kurva Equlibrium ........................................................ Permintaan elastis sempurna ............................................ Permintaan in-elastis ........................................................ Permintaan elastis uniter .................................................. Permintaan elastis ............................................................ Permintaan elastis Sempurna ........................................... Total Revenue .................................................................. Total Revenue pada kurva permintaan in-elastis ............. Total revenue pada kurva permintaan elastis ................... Kurva elastisitas penawaran ............................................ Efek elastisitas ................................................................ Kecenderungan harga pertanian dalam jangka panjang . Program Pembatasan Hasil Panen .................................. Pengaruh Penawaran dalam terhadap harga produk pertanian ......................................................................... Pengaruh perubahan permintaan terhadap harga produk pertanian ....................................................................... Batas harga tertingi yang tidak mengikat ....................... Batas harga tertingi yang tidak mengikat ....................... Batas harga dasar yang tidak mengikat .......................... Batas harga dasar yang mengikat ................................... Pengenaan pajak pada pembeli ....................................... Pengenaan pajak pada penjual ........................................ Pengenaan pajak pada pasar dimana Penawaran Elastis, Permintaan in-elastis ...................................................... Pengenaan pajak pada pasar Penawaran in-elastis, Permintaan elastis .......................................................... Grafik Nilai Guna Total dan Marjinal ............................ Grafik Surplus konsumen ............................................... Kurva Indeferen seorang konsumen ............................... Peta Kurva Indeferen seorang konsumen ....................... Garis Anggaran Pengeluaran ..........................................
24 28 28 28 29 29 30 30 31 33 34 37 38
Gambar 4.4 Gambar 4.5 Gambar 4.6 Gambar 4.7 Gambar 4.8 Gambar 4.9 Gambar 4.10 Gambar 4.11 Gambar 4.12 Gambar 5.1 Gambar 5.2 Gambar 6.1 Gambar 6.2 Gambar 6.3
7
39 40 41 42 43 43 44 45 46 47 55 56 58 59 60
Dedeng Amruloh, SE., M.Si
Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta
Gambar 6.4 Gambar 6.5 Gambar 6.6 Gambar 6.7 Gambar 7.1 Gambar 7.2 Gambar 7.3 Gambar 7.4 Gambar 8.1 Gambar 8.2 Gambar 8.3 Gambar 8.4 Gambar 8.5 Gambar 8.6 Gambar 8.7 Gambar 8.8 Gambar 9.1 Gambar 9.2 Gambar 9.3 Gambar 9.4 Gambar 9.5 Gambar 9.6
Kepuasan maksimum konsumen .................................... Kepuasan Konsumen Ketika Pendapatan Berubah ... Kepuasan Konsumen Ketika Harga Makanan Berubah . Membentuk Kurva Permintaan dengan Analisis Kepuasan Sama ............................................................... Kurva TP, MP dan AP .................................................... Kurva Isoquant ............................................................... Kurva ISOCOST ............................................................. Gabungan Isoquant dan Isocost ...................................... Kurva TC, TFC dan TVC ............................................... Kurva AC, AFC dan AVC .............................................. Kurva MC ....................................................................... Kurva hubungan MC, Avc dan AC ................................ Beberap kemungkinan Kapasitas Pabrik ........................ Kurva LRAC .................................................................. Berbagai bentuk LRAC .................................................. Laba versi Ekonom dan Akuntan .................................... Menentukan tingkat produksi dengan keuntungan maksimum ....................................................................... Keuntungan Maksimum dengan Kurva Biaya dan Penjualan Total ............................................................... Keuntungan Maksimum dengan MC, MR dan AC .. Keputusan Jangka Pendek Perusahaan Untuk Tutup ..... Keputusan Jangka panjang Perusahaan Untuk Keluar ... Penawaran Pasar dengan Keluar Masuk Perusahaan .....
8
61 62 63 64 72 73 74 75 80 80 81 81 83 84 86 89 94 95 95 98 99 100
Dedeng Amruloh, SE., M.Si
Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta
BAB I PENDAHULUAN
Perkembangan dunia mengalami lompatan besar sejak awal abad 20, dan semakin menemukan momentumnya ketika teknologi informasi dikuasai manusia. Setiap saat kita disuguhi bermacam informasi-informasi melalui media-media informasi yang semakin hari semakin variatif, tidak hanya informasi yang bersipat lokal, setiap saat pun kita dengan mudah akan memperoleh informasi dari belahan bumi yang lain secara real time, dunia menjadi “semakin sempit”. Media cetak dan elektronik menjadi alat informasi handal yang menunjang kehidupan manusia, terlebih kecangggihan komputer yang terintegrasi dalam suatu jaringan “maya” yang disebut internet semakin hari semakin mudah diakses oleh semua orang. Teknologi mobil phone kemudian semakin memanjakan orang untuk mendapat informasi, dan setiap saat dapat mengakses internet dari mesin informasi mini tersebut. Lompatan besar teknologi informasi berbanding lurus dengan perkembangan pemahaman “ekonomi” dan perekonomian sendiri, dua sisi inilah sekarang yang menjadi lokomotif maju mundurnya kehidupan manusia, karena bagaimanapun kehidupan manusia tidak akan terlepas dari informasi dan “ekonomi”. Informasi dan ekonomi juga dua sisi yang tidak dapat dipisahkan, untuk memperoleh informasi, orang akan butuh ekonomi hal sebaliknya untuk dapat menguasai ekonomi orang akan perlu adanya informasi, dengan informasi manusia dikelilingi berbagai pilihan, peluangpeluang dan tantangan untuk mencapai kesejahteraan Memahami sebuah informasi ekonomi tidaklah mudah, tapi tidak juga sulit untuk dipahami. Pengetahuan-pengetahuan dasar tentang ekonomi akan mempermudah kita untuk dapat menyerap informasi-informasi ekonomi yang datang setiap saat untuk dapat kita manfaatkan. Perkembangan ekonomi yang selalu searah dengan perkembangan manusia sediri akan mendorong manusia selalu ingin memahami ekonomi. Tren informasi yang cepat dengan banyak istilah-istilah yang unik dari ekonomi akan mendorong kita untuk belajar dan memahami Apa itu ekonomi ?
9
Dedeng Amruloh, SE., M.Si
Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta
E. EKONOMI Sebuah ungkapan ekonom besar abad sembilan belas Alfred Marshal dalam buku Principles of Economics yang menyatkan bahwa “Ilmu Ekonomi adalah suatu bidang studi tentang ummat manusia dalam kehidupan sehari-hari”. Ilmu ekonomi dinyatakan demikian karena ilmu ekonomi adalah ilmu yang dinamis seiring dengan perubahan perilaku dan budaya manusia yang tidak akan menemukan akhir perjalanan pemikirannya bisa jadi hingga kiamat. Walaupun demikian pemikiran dan teori-teori dasar ekonomi tidak terlalu banyak perubahan, ketika tahun 1776 M Adam Smith mengeluarkan buku An inquiry into the nature and causes of the wealt of nation, hingga sekarang dasardasar teori itu tidak mengalami perubahan, yang jelas terlihat adalah perubahan aflikasi dan penyesuaian dengan kondisi. Lebih jauh lagi kebelakang pada jaman kejayaan peradaban Islam di timur tengah, teori-teori ekonom pada jaman itu –walau tidak terstruktur- terus menerus menjadi bahan referensi pelaku ekonomi dan pengambil kebijakan ekonomi di zaman sekarang ini. Baik dalam kerangka ekonomi mikro ataupun ekonomi makro. Dalam bahasa yang lebih tajam tentang perilaku manusia dalam kehidupan menuju kesejahteraaan tersebut, ilmu ekonomi juga didefinisikan sebagai bagaimana masyarakat menggunkan sumber daya yang langka untuk memproduksi komoditi-komoditi berharga dan mendistribusikannya pada masyarakat luas.1 Dengan demikian ide pokok penting dalam bahasan ilmu ekonomi adalah kenyataan bahwa sumberdaya itu langka dan masyarakat harus menggunkannya secara efisien. Kelangkaan dimaknai sebagai situasi dimana barang yang dibutuhkan terbatas dan relatif terhadap keinginan, sedangkan efisien dimaknai sebagai pemanfaatan yang paling efektif atas sumberdaya masyarakat dalam pemenuhan keinginan dan kebutuhan manusia. Dengan kata lain inti dari ilmu ekonomi adalah mengakui relitas kelangkaan, lalu memikirkan cara untuk mengorganisir masyarakat dalam suatu cara yang menghasilkan memenfaatkan sumberdaya yang paling efisien.2 Topik kembar bahasan ekonomi tersebut dalam analsis ekonomi modern di bagi dalam dua analisis utama yaitu ilmu ekonomi mikro (mocro economics) dan analisis makro ekonomi (macro economics). Pokok bahasan kita dalam uraian lebih 1 2
Samuelson dan Nordhaus, (2001), Ilmu Mikro Ekonomi, Jakarta : Media Global Edukasi, hal 4 Ibid, hal. 5 10
Dedeng Amruloh, SE., M.Si
Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta
lanjut adalah analisis mikro ekonomi, sedangkan untuk anaisis makro telah dibahas secara detail pada kesempatan terdahulu dan dalam materi yang berbeda.
F. MICRO ECONOMICS Ekonomi Mikro, adalah ilmu ekonomi yang mengkasi bagaimana rumah tangga dan perusahaan membuat keputusan dan bagaimana mereka berinteraksi di pasar3. Terkait langsung dengan teori ekonomi ini adalah hukum permintaan, hukum penawaran, perilaku produsen, perilaku konsemen dan pasar sebagai tempat berinteraksinya. Teori ekonomi mikro didefinisikan juga sebagai suatu bidang ilmu dalam ilmu ekonomi yang menganalisis mengenai bagian-bagian kecil dari keseluruhan kegiatan ekonomi4. Sebagai ilmu ekonomi, cabang ilmu ekonomi mikro adalah ilmu yang yang berkaitan dengan perilaku entitas individual seperti pasar, perusahaan dan rumah tangga. Kajian cabang ilmu ini dinspirasi oleh Adam Smith (.... the Wealth of Nation. 1776) yang berisi analisis mengenai bagaimana harga suatu komoditi secara individu terbentuk, mengkaji bagaimana penentuan harga tanah, tenaga kerja dan modal, serta meneliti kelemahan dan kekuatan mekanisme pasar, selain sifat-sifat efesiensi pasar itu sendiri yang sangat mengagumkan dan manfaat ekonomi berasal dari tindakan individual yang bersifat self-intersted.5 Berbeda dari analsis ekonomi makro ilmu ekonomi mikro lebih menekankan pada perilaku entitas indivudual dalam perekonomian, bagaimana rumah tangga, perusahaan
dan
pemerintah
sebagai
pelaku
ekonomi
berperilaku
dalam
perekonomian. Dengan kata lain ekonomi mikro berada pada lingkup analisis perilaku dari masing-masing pelaku ekonomi. Sedangkan dalam anaisis ekonomi makro dibahas interaksi antara pelaku-pelaku tersebut dalam perekonomian secara keseluruhan. Untuk mempertajam analisis kita terhadap ekonomi, terlebih dahulu harus kita pisahkan antara ilmu ekonomi postif dan ilmu ekonomi normatif untuk memberikan pertimbangan pada masalah-masalah ekonomi. Ekonomi positif adalah deskripsi 3
Gregory, N. Mankiw (2000), Pengantar Ekonomi, Jilid 1, Jakarta : Erlangga, hal. 33 Sukirno, Sadono (2006), Mikro Ekonomi, teori Pengantar Edisi ketiga, Jakarta: Rajawali Press, hal 21 5 Samuelson dan Nordhaus, (2001), Ilmu Mikro Ekonomi, Jakarta : Media Global Edukasi, hal 5 4
11
Dedeng Amruloh, SE., M.Si
Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta
ekonomi terhadap fakta-fakta ekonomi semata, dimana jawaban dan penyelesaian masalah pada semata ekonomi, seperti pertanyaan apakah komputer menaikan produktivitas manusia?, bagaimana PT. ABCD dapat memperoleh keuntungan besar dan lainnya. Sedangkan ekonomi normatif dihubungkan dengan nilai yang jawaban benar dan salahnya tergantung sekali pada nilai moral dan norma-norma yang dimiliki analis dan penyelesaiannya memerlukan penyelesaian politis bukan sekedar ekonomi, seperti contoh masalah kemiskinan dan keadilan .
G. MASALAH EKONOMI DAN PENGORGANISASIAN EKONOMI Analisis ilmu ekonomi adalah langkah-langkah sistematis yang dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan yang timbul dalam perekonomian, masalah mendasar dalam organisasi ekonomi yang selalu timbul dalam perekonomian dalam kerangka analisis ekonomi mikro adalah : 1.
Apa, pertanyaan ini menyangkut apa dan berapa jumlahnya, dan kapan komoditi atau barang dan jasa ini diproduksi, pilihan mana yang harus diambil, barang banyak kualitas rendah, atau sedikit dengan kualitas tinggi dan sebagainya.
2.
Bagaimana barang dibuat, masyarakat harus menentukan siapa yang akan melakukan produksi, dengan sumber daya apa, teknik produksi apa yang digunakan. Pertanyyan tersebut menyangkut juga pembagian produksi dalam perekonomian seperti siapa yang harus menjadi dosen, siapa yang harus membuat batu bata, siapa yang harus bertani, menggunakan manusia atau mesin untuk memproduksi mobil dan lainnya.
3.
Untuk siapa barang dibuat, siapa yang akan menikmati hasil adari aktivitas ekonomi, apakah distribusi pendapatan dan kesejahteraan sudah cukup adil dan layak. Intinya adalah bagaimana distribusi terhadap barang dan jasa yang telah diproduksi dalam perekonomian.
Pertanyaan berikutnya berkenaan dengan masalah ekonomi di atas adalah menggunakan cara apa masyarakat untuk menjawab pertanyaan apa, bagaimana dan untuk siapa tersebut. Perbedaan-perbedaan cara masyarakat yang berbeda-beda
12
Dedeng Amruloh, SE., M.Si
Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta
untuk mengalokasikan sumberdaya yang langka, diorganisir melalui sistem ekonomi. Secara ekstrim pengorganisasian ekonomi terbagi dalam dua cara, pada ekstrim yang satu pemerintah membuat kebanyakan keputusan ekonomi dengan yang berada pada puncak hirarki memberi perintah ekonomi terhadap mereka yang berada pada jenjang yang lebih rendah. Ekstrim yang lain keputusan ekonomi dibuat oleh pasar, dimana individu dan perusahaan dengan sukarela sepakat untuk bertukar barang dan jasa dalam perekonomian. Pengorganisasian ekonomi tersebut yaitu : 1.
Sistem Ekonomi Pasar Sistem pasar bebas diistilahkan juga dengan laissez-faire, lisessez faire berasal dari bahasa Francis yang artinya “ biarkan mereka melakukan pekerjaan yang sesuai dengan keinginan mereka”. Dengan kata lain bahwa seluruh anggota masyarakat dibiarkan secara bebas untuk menentukan kegiatan ekonomi yang akan mereka lakukan. Filosofi dasar yang menentukan aliran ini adalah keyakinan bahwa apabila setiap unit pelaku kegiatan ekonomi diberi kebebasan untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang akan memberikan keuntungan pada dirinya, maka pada waktu yang bersamaan masyarakat akan memperoleh keuntungan juga. 6 Kebebasan penuh di dalam kegiatan ekonomi adalah sistem ekonomi dimana pemerintah sama sekali tidak campur tangan dan tidak berusaha mempengaruhi kegiatan ekonomi masyarakat. Selururh sumber daya yang tersedian dimiliki oleh masyarakat dan masyarakat memilki kekuasaan penuh untuk menentukan barang apa yang akan diproduksi, bebas menentukan barang yang akan dibeli dan dimiliki dari pendapatan yang diperolehnya, bebas bekerja sebagai apa saja, dengan demikian harapannya adalah tercipta efisiensi yang tinggi. Sistem ekonomi pasar bebas, atau mekanisme pasar diyakini dapat menciptakan tingkat efisiensi yang tinggi antara lain : Dengan mekanisme pasar pengusaha dan penjual memilki kebebasan untuk menentukan produksi barang yang dapat memperoleh keuntungan, dan tidak akan mungkin menguntungkan jika barang yang diproduksinya tidak
6
Sukirno, Sadono (2006), Mikro Ekonomi, Teori Pengantar Edisi ketiga, Jakarta: Rajawali Press, hal 64 13
Dedeng Amruloh, SE., M.Si
Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta
dibutuhkan pembeli. Dengan upaya memaksimumkan keuntungan produsen produsen dapat melakukan efisiensi terhadap faktor-faktor produksi yang terbatas dengan cara mengeluarkan biaya terendah dan pada tingkat produksi yang optimal. Penggunaan faktor-faktor produksi tersebut dengan sendirinya memberikan keuntungan pada masyarakat sebagai pemilik faktor produksi, seperti upah untuk tenaga kerja, sewa untuk pemilik lahan dan bunga untuk pemilik modal, pendapatan tersebut akhirnya akan menentukan besaran pendapatan dan corak daya beli konsumen, yang pada akhirnya menjawab persoalan, untuk siapa barang dan jasa diproduksi ?. 2.
Sistem Ekonomi Terpimpin Sistem ekonomi ini dikenal juga dengan sistem ekonomi perencanaan terpusat atau common economic, sistem ini berarti pemerintah sepenuhnya menentukan corak kegiatan ekonomi yang dilakukan masyarakat. Dengan sistem ekonomi tersebut maka alat-alat modal dikuasai dan dimilki oleh pemerintah, sehingga diyakini akan melahirkan efisiensi yang tinggi, sebagai upayanya dalam sistem ekonomi ini pemerintah akan mendirikan lembaga perencanaan ekonomi yang berada di pusat.
3.
Sistem Ekonomi Campuran Kebebasan yang berlebihan dalam sistem ekonomi pasar bebas dapat berdampak buruk pada pendapatan masyarakat yang timpang, golongan masayarakat berpenghasilan rendah akan semakin terpuruk disisi lain golongan masyarakat kaya (pemodal) cenderung bertambah kekayaannya, bagi perekonomian secara umum sistem ekonomi pasar bebas cenderung lebih fluktuatif,
rentan terpeleset pada fase krisis yang berakibat buruk pada
kesejahteraan masyarakat. Disisi lain ekonomi terpusat yang menapikan peranan individu dalam ekonomi juga berdampak pada lemahnya daya saing ekonomi dan lambannya inovasi dan kemajuan masyarakat, sehingga jawabannya adalah mengkombinasikan antara peran individu dan peran masyarakat dan sistem ini disebut sistem ekonomi campuran.
14
Dedeng Amruloh, SE., M.Si
Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta
Sistem ekonomi campuran adalah sistem ekonomi yang dikendalikan dan diawasi oleh pemerintah tetapi masyarakat diberikan kebebasan untuk menentukan kegiatan-kegiatan ekonomi yang ingin dijalankan. Biasanya bentuk campur tangan pemerintah ini dilakukan dalam tiga bentuk yaitu : mengatur dan mengawasi kegiatan ekonomi agar dijalankan dalam normanorma yang wajar, atau pemerintah membuat rule of the game, bentuk yang kedua secara langsung melakukan kegiatan-kegiatan ekonomi, seperti membuat
perusahaan-perusahaan
negara,
bentuk
ketiga
adalah
memberlakukan kebijakan fiskal dan moneter tujuannya adalah agar perekonomian berkembang pesat dan teratur tanpa mengalami masalah inflasi. H. PEMBUATAN EKONOMI)
KEPUTUSAN DALAM
ILMU
EKONOMI
(PRINSIP
Dalam mempelajari ilmu ekonomi, terlebih dahulu harus dipahami prinsipprinsip dasar perilaku individu dalam berekonomi, perilaku antar individu atau interaksi individu dan bagaimana perekonomian secara umum bekerja. Prinsipprinsip itu kemudian akan menjadi dasar pengambilan keputusan berekonomi setiap individu, masyarakat (negara) atau ekonomi secara keseluruhan. Prinsipprinsip tersebut adalah sebagai berikut: 1.
Prinsip yang melandasi keputusan individu : Prinsip 1. Kita Harus Selalu Melakukan “Trade-off” Keterbatasan pendapatan yang dimilki setiap individu selalu diiringi dengan keperluan dan keutuhan yang lebih dari pendapatannya. Pembuatan keputusan-keputusan memilih salah satu dari banyak pilihan akan memiliki konsekwensi untuk menanggalkan pilihan yang lain. Prinsip trade-off yang harus dilakukan negara misalnya dengan keterbatasan sumber daya yang dimiliki sebagaimana kasus klasik adalah pilihan antara keju dan senjata, dalam artian memilih kesejahteraan (makanan) berarti meningggalkan industri senjata, atau sebaliknya. Prinsip 2. Biaya adalah Apa yang Anda korbankan untuk memperoleh Sesuatu Fakta adanya trade-off dalam setiap pilihan akan mendorong kita untuk senantiasa melihat untung-rugi, atau biaya-manfaat dari pilihan tersebut. 15
Dedeng Amruloh, SE., M.Si
Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta
Biaya adalah salah satu dasar yang pertama dilihan ketika akan melakukan keputusan dalam memilih. Prinsip 3. Orang Rasional Berpikir secara Bertahap Banyak keputusan dalam hidup memerlukan penyesuaian-penyesuaian kecil secara bertahap dalam proses pelaksanaannya. Istilah ini disebut dengan perubahan-perubahan marginal (marginal changes). Dalam banyak situasi, kita akan dapat membuat keputusan terbaik jika kita mau berpikir secara bertahap, karena bagaimanapun setap keputusan yang akan diambil perlu pertimbangan yang matang. Keputusan terbaik adalah jika manfaat keputusan marginalnya melebihi biaya marginalnya. Prinsip 4. Kita beraksi terhadap Insentif Setiap keputusan yang diambil karena perhitungan biaya – manfaat, akan mendorong kita untuk melakukan pemilihan terhadap sesuatu yang melahirkan manfaat yang lebih banyak (insentif). Rekasi terhadap insentif, mendorong setiap individu berbuat dan melakukan pilihan yang lebih menguntungkan seperti misalnya ketika harga harga cabai rata-rata naik petani cenderung ramai-ramai menanam cabai karena berharap pada nilai lebih (insentif) dari menjual cabai bukan barang lain.
16
Dedeng Amruloh, SE., M.Si
Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta
2. Prinsip-prinsip bagaimana orang-orang berinteraksi Prinsip 5. Perdagangan dapat menguntungkan semua pihak Keteratasan sumber daya yang dimilki individu atau anggota-anggota masyarakat menimbulkan konsekwensi terbatasnya produk barang dan jasa yang dihasilkan indivisu atau masyarakat tadi. Konsekwensi ini membawa dampak pada perukaran barang dan jasa antar individu atau anggota masyarakat yang satu dengan lainnya yang disebut dengan perdagangan. Dalam kaitan dengan negara (masyarakat), jika berdagang dengan negara lain dimungkinkan untuk memperoleh barang dan jasa yang tidak dimiki sendiri atau kulitas dan harga yang lebih murah dibanding membuat sendiri. Kondisi ini akan mendorong negara/individu melakukan spesialisasi barang dan jasa yang diproduksi supaya lebih efisien sehingga hasilnya maksimal. Setiap individu atau negara yang melakukan perdagangan akan memperoleh manfaat yang besar dari perdagangan tersebut. Prinsip 6. Pasar secara umum adalah wahana yang Baik untuk Mengorganisasikan Kegiatan Ekonomi Perekonomian pasar (market economy) adalah suatu perekonomian yang mengalokasikan
sumber-sumber
dayanya
melalui
proses
keputusan
terdesantralisir oleh sekian banyak perusahaan dan rumah tangga yang satu sama lain berinteraksi di pasar-pasar barang dan jasa. Keuntungan
bagi
pelaku-pelaku
ekonomi
(rumah
tangga
dan
perusahaan) dapat di optimalkan dengan mekanisme pasar. Keputusan untuk memasuki pasar menjadi mudah karena senantiasa di bimbing oleh tangan tak nampak (invisible hand), sehingga satu sama lain dapat memperoleh keuantungan; Adam Smith, ... Wealth of Nation. 1776 Prinsip 7. Pemerintah ada kalanya dapat memperbaiki Hasil-hasil Mekanisme Pasar. Tangan tak nampak biasa dapat mengarahkan pasar-pasar untuk mengalokasikan sumberdaya secara efisien. Namun adakalanya tangan tak nampak menjadi tidak berfungsi, pasar menjadi merugikan salah satu pihak yang berinteraksi di pasar atau kepentingan masyarakat secara umum. Kejadian ini disebut dengan market Failure atau kegagalan pasar.
17
Dedeng Amruloh, SE., M.Si
Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta
Kegagalan pasar biasanya diakibatkan oleh ekternality pasar, atau kerugian salah satu pihak oleh sebab pihak yang lain, contohnya adalah polusi yang diakibatkan oleh perusahaan. Kuasa pasar (Market Power), juga dapat menyebankan kegagalan pasar karena pemegang kuasa pasar dapat seenaknya mempengaruhi harga atau monopoli sehingga ada pihak yang merasa dirugikan. Untuk mengatasi masalah tersebut perlu adanya campur tangan pemerintah supaya pasar kembali menggunakan mekanisme tangan tak nampaknya. Pemerintah biasanya melakukan dengan bentuk kebijakankebijakan publik seperti pajak penghasilan dan Undang-undang anti monopoli dengan harapan distribusi pendapatan yang merata dan peningkatan kesejahteraan rakyatnya. Tetapi bukan berarti semua pasar harus dikuasi oleh pemerintah, tugas utamanya adalah optimalisasi kinerja tangan tak nampak pasar. 3. Prinsip Bagaimana suatu Perekonomian secara Keseluruhan Bekerja Prinsip 8. Standar hidup di suatu negara Tergantung pada kemampuan Memproduksi Barang dan Jasa Variasi perbedaan tingkat standar hidup negara ditentukan oleh tingkat produktivityatau produktivitas warganya dalam artian berapa jumlah barang dan jasa yang dapat dihasilkan oleh seorang pekerja dalam satu jam kerja. Semakin tinggi produktivitas pekerja (masyarakat) akan meningkatkan produksi barang dan jasa yang dihasilkannya dan tentunya berpengaruh pada peningkatan standar hidupnya. Prinsip 9. Harga-harga meningkat jika Pemerintah Mencetak uang terlalu Banyak Kenaikan tingkat harga secara keseluruhan dalam suatu perekonomian disebut dengan inflasi. Inflasi cenderung akan berlaku lama dan tinggi jika disebabkan oleh pertumbuhan kuantitas uang yang beredar di masyarakat. Jika pemerintah terlalu banyak mencetak uang dan mengedarkannya dimasyarakat maka nilai mata uang tersebut akan merosot.
18
Dedeng Amruloh, SE., M.Si
Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta
Prinsip 10. Masyarakat menghadapi Trade-off Jangka Pendek antara Inflasi dan Pengangguran Dasar teori tentang trade-off ini dikemukakan oleh Philip dalam bentuk analisa kurve Philip. Trade-off antara Inflasi dan Pengangguran ini muncul karena sebagian harga lamban menyeseuaikan diri kondisi ini akibat dari kebijakan pemerintah untuk mengurangi jumlah uang beredar yang berdampak pada berkurangnya daya beli masyarakat disisi lain penurunan harga tidak berjalan dengan cepat. Kondisi ini akan mendorong perusahaan-perusahaan untuk mengurang jumlah produksinya atau berkurangnya minat masyarakat untuk berinvestasi yang tentunya dalam jangka pendek akan mendorong pertumbuhan pengangguran. Trade-off ini diyakini akan erlaku dalam jangka pendek atau sementara tapi dalam kenyatannya kejadian ini dapat berlaku bertahun-tahun.
19
Dedeng Amruloh, SE., M.Si
Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta
BAB II PERMINTAAN DAN PENAWARAN
I. KEKUATAN PASAR TERHADAP PERMINTAAN DAN PENAWARAN Penawaran (supply) dan Permintaan (demand) adalah istilah-istilah yang menjukan perilaku orang ketika mereka bertransaksi di pasar. Pasar (market) adalah sekumpulan pembeli dan penjual barang dan jasa tertentu. Pembeli merupakan kelompok yang mentukan permintaan terhadap produk dan penjual sebagai kelompok penentu penawaran terhadap produk. Perilaku pembeli dan penjual di pasar ditentukan sekali oleh jenis pasar yang ada wujud dalam perekonomian, perilaku tersebut sangat dipengaruhi oleh kondisi persaingan yang terjadi di pasar (Competitive Market), dan kondisi yang mengakibatkan persaingan di pasar tersebut terbagi dalam bentuk persaingan sempurna (perfectly competitive) dan persaingan tidak sempurna. Pasar persaingan sempurna dibentuk oleh dua karekteristik utama yaitu barangbarang yang ditwarkan berjenis sama dan penjual dan pembeli banyak, sehingga kedua kelompok tersebut tidak dapat mentukan harga, sehingga harga ditentukan oleh pasar dan kedua kelompok tersebut hanya sebagai penerima harga (price taker). Untuk kondisi di luar hal tersebut seperti kemampuan salah satu kelompok untuk mempengaruhi harga menjadikan pasar menjadi tidak sempurna, jenis pasar ini di bagi dalam beberapa jenis seperti pasar dengan satu penjual disebut monopoli (monopoly), beberapa penjual disebut oligopoli dan lainnya dimana penjual memiliki kapasitas untuk mempengaruhi harga (price maker). Jenis pasar demikian akan dibicarakan lebih mendalam dalam bagian lain dari buku ini. Sebagai langkah awal dalam mempelajari penawaran dan permintaan analsis yang paling mudah adalah interaksi yang terjadi di pasar persaingan sempurna dengan alasan kemudahan analisis dan kondisi persaingan sempurna tersebut akan memudahkan jika diterapkan dalam pasar yang lebih komplek. Interaksi antara penjual dan pembeli di pasar akan menentukan tingkat harga barang yang wujud di pasar dan jumlah barang yang akan dijual belikan di pasar. Dengan kata lain bahwa teori permintaan akan menerangkan sifat permintaan para
20
Dedeng Amruloh, SE., M.Si
Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta
pembeli terhadap barang, dan penawaran akan menerangkan sifat penjual dalam menawarkan barang.
J. TEORI PERMINTAAN DAN KURVA PERMINTAAN Teori permintaan adalah ciri hubungan antara jumlah permintaan dan harga. Artinya dalam pembahasan permintaan di pasar faktor yang diteliti adalah kuantitas yang diminta (quantity of demand), atau jumlah barang yang mampu di beli oleh pembeli pada tingkat harga tertentu.
Penentu Permintaan Kemampuan membeli itu sendiri, ditentukan oleh beberapa faktor antara lain : 1.
Harga barang itu sendiri Harga adalah suatu nilai barang yang dinyatakan dengan uang dengan jumlah tertentu.
2.
Pendapatan Penghasilan yang diperoleh karena berbuat atau melakukan sesuatu, besar kecilnya permintaan barang ditentukan juga oleh pendapatan yang dimiliki pembeli, dengan kata lain dengan pendapatan kecil seseorang memiliki kemampuan yang kecil pula untuk memperoleh barang dan sebaliknya. Untuk kasus dimana jika permintaan terhadap barang berkurang akibat dari pendapatan berkurang, barang tersebut dinamakan barang normal. Dilain fihak kadangkala ada permintaan terhadap barang meningkat ketika pendapatan menurun, barang tersebut dikategorikan sebagai barang inferior, untuk mencoba menganalisis corak barang tersebut dapat dipermudah dengan asumsi hal lain tetap.
3.
Harga Barang lain yang berkaitan Pengaruh terhadap permintaan juga di tentukan oleh harga barang yang lain terutama yang berkaitan, corak barang yang berkaitan di bedakan menjadi sifat barang-barang ini adalah ketika
barang subtitusi (subtituties)
permintaan terhadap barang ini menurun akan berakibat pada penurunan permintaan barang yang lain dan barang komplemen yaitu dimana dua barang
21
Dedeng Amruloh, SE., M.Si
Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta
tersebut jika harga barang yang pertama meningkat akan mendorong penurunan permintaan barang yang lainnya. 4.
Selera Penentu yang paling jelas terhadap permintaan adalah selera, tapi dalam analisis permintaan ekonom lebih sering tidak menjelaskannya berkaitan dengan kekuatan selera ini lebih pada historis dan psikologis individu. Walapun demikian selera ini juga dianalisis jika terjadi perubahan terhadap selera.
5.
Ekspektasi Ekspektasi atau ramalan masa yang akan datang juga memilki pengaruh terhadap permintaan barang dan jasa pada saat ini. Misalnya ketika ada tandatanda terjadi inflasi tinggi kecenderungan orang untuk menimbun lebih banyak barang akan terjadi.
Sangat sulit untuk sekaligus menganalisis pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap permintaan sustu barang, untuk itu ekonom dalam analisis permintaan ini dilakukan dengan menyederhanakan ruang lingkup, sehingga dalam teori permintaan yang dianalisis adalah hubungan antara jumlah permintaan suatu barang dengan harga barang tersebut, dengan kata lain diasumsikan “faktor-faktor yang lain dianggap sama atau tidak mengalami perubahan” atau cateris paribus. Istilah cateris paribus adalah ungkapan yang berasal dari bahasa latin untuk menyatakan bahwa semua variabel yang relevan, kecuali yang variabel-variabel yang dipelajari pada saat tersebut, dianggap konstan.7
Harga Dan Permintaan Dengan asumsi cateris paribus, pola hubungan harga dan jumlah barang yang diminta melahirkan hukum permintaan, Hukum permintaan pada dasarnya bersifat hipotesis, yaitu makin rendah harga suatu barang maka makin banyak permintaan terhadap barang tersebut. Sebaliknya makin tinggi harga suatu barang maka makin sedikit permintaan terhadap barang tersebut.
7 8
8
, dalam bahasa lain hukum
Gregory, N. Mankiw (2000), Pengantar Ekonomi, Jilid 1, Jakarta : Erlangga, hal. 80 Sukirno, Sadono (2006), Mikro Ekonomi, teori Pengantar Edisi ketiga, Jakarta: Rajawali Press, hal 76 22
Dedeng Amruloh, SE., M.Si
Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta
permintaan (law of demand) adalah dengan menganggap hal yang lain sama, kuantitas yang diminta menurun ketika harga sebuah barang meingkat.9 Tabel Dan Kurva Permintaan Tabel Permintaan adalah tabel yang memberikan gambaran dalam angkaangka tentang hubungan antara harga dengan jumlah barang yang diminta masyarakat. Tabel ini menggambarkan besarnya permintaan yang ada pada berbagai tingkat harga. Sebagai contoh, produk minuman “bajigur” yang diminta oleh Zulvan pada harga Rp. 1000 jumlah barang yang diminta 6 unit, sedangkan pada harga Rp. 5000 jumlah yang diminta 2 unit, lebih lengkap dalam tabel 2.1 di bawah ini : Tabel 2.1 Tabel permintaan Zulvan Harga
Quantitas yang diminta
1000 6 3000 4 5000 2 Jika angka-angka dalam tabel tersebut dimasukkan kedalam grafik maka seperti gambar di bawah ini : Gambar 2.1 Kurva Permintaan Bajigur Price 5000 3000 1000
D
2
9
4
6
Quantity
Gregory, N. Mankiw (2000), Pengantar Ekonomi, Jilid 1, Jakarta : Erlangga, hal. 77 23
Dedeng Amruloh, SE., M.Si
Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta
Garis miring ke bawah yang menghubungkan haRga dan kuantitas yang diminta dinamakan Kurva Permintaan (demand Kurve), dengan inisial D. Dengan kata lain Kurva permintaan adalah sebuah grafik yang memuat hubungan antara harga sebuah barang dan kuantitas yang diminta. Permintaan Pribadi Dan Permintaan Pasar Gambaran tabel dan kurva di atas menunjukkan permintaan bajigur oleh Zulvan, untuk memberikan gambaran terhadap bagaimana pasar bekerja, perlu terlebih dahulu untuk menentukan permintaan pasar (market demand), yaitu penjumlahan dari semua kurva individu untuk sebuah barang atau jasa tertentu. Dalam contoh untuk mengitung permintaan pasar, permintaan Zulvan terhadap bajigur harus ditambahkan dengan permintaan permintaan individu yang lain, contoh permintaan Rasyid, dengan demikian permintaan pasar bajigur dalam tabel menjadi : Tabel : 2.2 Permintaan Pasar Bajigur Quantitas yang diminta Harga Permintaan Pasar Zulvan Rasyid 1000 6 3 8 3000 4 2 6 5000 2 1 3 Jika tabel tersebut digambarkan dalam kurva permintaan pasar menjadi : Gambar 2.2. Kurva permintaan pasar bajigur
5000 3000 1000
D DZ DR 1
2
3
4
24
6
8
Quantity
Dedeng Amruloh, SE., M.Si
Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta
Gambar 4.2. menunjukan tiga kurva, kurva DR menunjukkan kurva permintaan Rasyid, DZ Kurve permintaan Zulvan dan D menunjukkan kurva permintaan pasar.
Pergerakan sepanjang kurva dan Pergerseran Kurva Permintaan Ketika harga kelapa meningkat, bajigur terkena imbasnya dan mau tidak mau harga bajigur juga harus dinaikan. Permintaan yang tadinya harga Rp. 3000 untuk 6 kuantitas yang di diminta (pada titik A), harga berubah menjadi Rp. 5000, dengan dasar harga akan mengurangi jumlah yang diminta, maka jumlah permintaan menjadi 3 (titik B), sebaliknya jika harga diturunkan menjadi Rp. 1000 maka jumlah yang diminta menjadi 8 (titik C). Lebih jelas terlihat dalam gambar di bawah ini : Gambar 2.3 pergerakan sepanjang kurva permintaan P B 5000
A
3000
C
1000
D 3
6
8
Q
Dengan demikian pergerakan sepenjang kurve permintaan terjadi akibat perubahan harga, yang mengakibatkan perbahan kuantitas barang yang diminta. Kurva permintaan juga dapat bergeser kekanan dan kekiri jika faktor perubahan permintaan bukan karena perubahan harga. Dalam contoh ketika disurat kabar memuat adanya hasil penelitian yang menunjukan adanya pengaruh positif bajigur terhadap kesehatan dan panjang umur, maka banyak sekali masyarakat yang ramai-ramai membeli bajigur, sehingga permintaan terhadap bajigur bertambah, yang berakibat pada peningkatan jumlah bajigur. Begitu pula sebaliknya ketika bajigur dirasakan sudah ketinggalan jaman konsumen kemudian beralih
25
Dedeng Amruloh, SE., M.Si
Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta
mengkonsumsi soft drink, yang mengakibatkan permintaan terhadap bajigur menurun. Perubahan jumlah permintaan terhadap bajigur akibat dari perubahan banyaknya konsumen bajigur digambarkan dalam kurva : Gambar 2.4. Pergeseran kurva permintaan P 5000 B
A
C
3000
1000
D
D1
D2 3
6
8
Q
Pada harga Rp. 3000 dan kuantitas yang diminta adalah 6 (titik A) maka kurva permintaan adalah D, ketika terjadi perubahan jumlah permintaan menjadi 8 maka kurva permintaan bergeser menjadi D1, pada harga sama. Jika jumlah yang diminta menurun menjadi 3 maka kurva permintaan bergeser menjadi D2, kondisi ini akan sama ketika perubahan terjadi pada harga Rp. 1000. Secara umum pergerakan sepanjang kurva dan pergeseran kurva permintaan terjadi apabila ada faktor perubah, diungkapkan dalam tabel : Tabel 2.3 Determinan Permintaan Faktor yang mempengaruhi kuantitas yang diminta
Perubahan dalam faktor ini akan .....
Harga
Menggambarkan pergerakan sepanjang kurva permintaan
Pendapatan
Menggeser kurva permintaan
Selera
Menggeser kurva permintaan
Ekspektasi
Menggeser kurva permintaan
Jumlah pembeli
Menggeser kurva permintaan
26
Dedeng Amruloh, SE., M.Si
Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta
Determinan permintaan di atas menggambarkan bahwa : dengan mengganggap hal
yang
lain
konstan
ketika
harga
berubah-ubah
kurva
permintaan
menggambarkan perubahan pada kuantitas yang diminta, ketika determinan lain yang berubah maka kurva permintaannya yang akan bergeser.
K. TEORI PENAWARAN DAN KURVA PENAWARAN Ibarat kata tidak ada pembeli kalau tidak ada penjual, artinya dalam analisis pasar tidak akan terjadi adanya transaksi ketika da permintaan tidak dibarengi dengan adanya penawaran. Sisi lain dari pasar selain permintaan yang kita bahas di atas, adalah perilaku penjual, pembahasan di bawah ini akan terfokus pada sifat hubungan antara harga dan penawaran dan faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran. Kuantitas dalam hal ini adalah kuantitas yang ditawarkan (quantity of supply) adalah jumlah barang yang tersedia dan dapat dijual oleh penjual.
Penentu Penawaran Individu Keinginan penjual dalam menawarkan barangnya pada berbagai tingkat harga ditentukan oleh beberapa faktor (determinan), yang terpenting adalah : Harga barang itu sendiri Untuk menentukan penawaran harga menjadi faktor dominan dalam menentukan penawaran barang tersebut, untuk itu teori penawaran terutama menumpukan perhatiannya pada hubungan antara jumlah yang ditawarkan dengan tingkat harga. Pola hubungan ini yang kemudian melahirkan suatu hipotesis, yang dirumuskan menjadi hukum penawaran, hukum penawaran adalah bahwa makin tinggi harga suatu barang, semakin banyak jumlah barang tersebut akan ditawarkan oleh para penjual. Sebaliknya, semakin rendah harga suatu barang semakin sedikit jumlah barang tersebut yang ditawarkan.10 Pemberlakuan hukum ini sebagaimana hukum permintaan adalah dengan asumsi cateris paribus. Selain harga barang itu sendiri penentu-penentu penawaran adalah : 10
Sukirno, Sadono (2006), Mikro Ekonomi, teori Pengantar Edisi ketiga, Jakarta: Rajawali Press, hal 86 27
Dedeng Amruloh, SE., M.Si
Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta
1.
Harga Barang-barang lain Sama dengan pembahasan permintaan bahwa harga barang lain yang berpengaruh adalah harga barang pengganti dan barang komplemen
2.
Biaya Produksi Pengeluaran faktor-faktor produksi yang digunakan dalam memproduksi barang merupakan pengeluaran yang sangat penting untuk menentukan biaya produksi. Naik turunnya harga faktor akan menentukan besar kecilnya keuntungan yang mungkin diperoleh dengan menjual hasil produksi.
3.
Tujuan-tujuan operasi perusahaan Tujuan utama dari setiap perusahaan adalah mencari keuntungan yang maksimal, dalam analsis ilmu ekonomi keuntungan tersebut dapat diraih dengan berusaha mencapai kapasitas produksi tertentu yang mencapai keuntungan optimal. Tapi ada kalanya ada perusahaan yang sengaja tidak mengoptimalkan produksi, bahkan memilki tujuan yang tidak semata keuntungan seperti halnya perusahaan milik negara. Tujuan yang berbeda menimbulkan efek yang berbeda terhadap penentuan tingkat produksi, dengan demikian penawaran suatu barang akan berbeda sifatnya sekiranya terjadi perubahan dalam tujuan yang ingin di capai perusahaan.
4.
Tingkat teknologi yang digunakan Hubungan teknologi dengan jumlah barang yang ditawarkan sangat kuat, setidaknya berefek pada peningkatan kecepatan produksi dan menurunkan biaya produksi menjadi semakin murah. Dengan demikian maka kemajuan teknologi akan memilki kecenderungan untuk menimbulkan kenaikan penawaran. Selain faktor di atas ekspektasi sebagai ramalan masa yang akan datang juga
memilki pengaruh terhadap produksi dan jumlah barang yang akan di tawarkan.
28
Dedeng Amruloh, SE., M.Si
Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta
Tabel dan Kurva Penawaran individu Tabel penawaran atau schedul penawaran adalah sebuah tabel yang menggambarkan hubungan antara harga sebuah barang dan kuantitas yang ditawarkannya. Sebagaimana terlihat dalam tabel di bawah ini : Tabel 2.4. Skedul Penawaran individu Harga
Quantitas yang ditawarkan
0 500 1000 2000 3000 4000 5000
0 0 1 2 3 4 5
Jika hubungan harga dan kuantitas yang ditawarkan tersebut dubuat dalam sebuah gambar grafik sebagaimana gambar berikut : Gambar 2.5 Kurva Penawaran Individu P S 5000
4000
3000
2000
1000 500
1
2
3
4
5
Q
29
Dedeng Amruloh, SE., M.Si
Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta
Penawaran Pribadi dan Penawaran Pasar Sebagaimana yang terjadi dalam permintaan, penawaran pribadi-pribadi dalam pasar juga menentukan terjadinya penawaran pasar, sehingga penawaran pasar (market supply), yaitu penjumlahan dari semua kurva penawaran individu untuk sebuah barang atau jasa tertentu. Dalam bentuk tabel seperti di bawah ini : Tabel 2.5 Tabel Penawaran Pasar Quantitas yang diminta Perusahaan Perusahaan A B 0 0 0 0 1 0 2 2 3 3 4 4 5 7
Harga 0 500 1000 2000 3000 4000 5000
Permintaan Pasar 0 0 1 4 6 8 12
Jika digambarkan dalam bentuk kurva penawaran pasar menjadi : Gambar 2.6 Kurva penawaran pasar Sa Sb
P
S 5000
4000 3000 2000
1000 500 1
2
3
4
5
6
8
10
30
12
Q Dedeng Amruloh, SE., M.Si
Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta
Dengan demikian penawaran pasar (kurva S) diperoleh dari penjumlahan secara horisontal kurva-kurva penawaran dari perusahaan A (Sa) dan perusahaan B (Sb)
Pergerakan sepanjang kurva dan Pergerseran Kurva Penawaran Dalam analsis penawaran kurva penawaran dapat bergerak sepanjang kurva atau bergeser seperti pada kurva permintaan, pergerakan dan pergeseran tersebut disebabkan oleh perubahan faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran, secara ringkas dinyatakan bahwa : pergerakan dalam kurva penawaran adalah akibat perubahan harga, dengan menganggap faktor penentu lain konstan. Jika satu dari faktor-faktor tersebut berubah, kurva penawaran akan bergeser. Variabel-variabel perubahan tersebut sebagaimana tabel beriku : Tabel: 2.6. Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran Faktor yang mempengaruhi kuantitas yang diminta
Perubahan dalam faktor ini akan .....
Harga
Menggambarkan pergerakan sepanjang kurva penawaran
Harga input
Menggeser kurva penawaran
Teknologi
Menggeser kurva penawaran
Ekspektasi
Menggeser kurva penawaran
Jumlah pembeli
Menggeser kurva penawaran Gambar : 2.7 Pergeseran kurva penawaran P
S2
S
S1
5000 B
A
C
3000
1000
3
6
8
31
Q Dedeng Amruloh, SE., M.Si
Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta
L. PERMINTAAN DAN PENAWARAN SECARA BERSAMA Analsis bersamaan antara permintaan dan penawaran di pasar adalah untuk menentukan harga dan jumlah barang yang diperjualbelikan di pasar. Langkah awal dalam analsis ini adalah melihat keseimbangan antara permintaan dan penawaran yang wujud di pasar. Keseimbangan adalah sebuah situasi ketika penawaran dan permintaan berada dalam keadaan seimbang. Keadaan ini dinamakan juga dengan equlibrium. menurut bahasa equlibrium adalah situasi dimana berbagai kekuatan berada dalam keseimbangan-dalam anailis ini berarti keseimbangan pasar. Pada harga keseimbangan (equlibrium price), kuantitas barang yang bersedia dan dapat dibeli pembeli tepat sama dengan kuantitas yang bersedia dan dapat dijual oleh penjual.11 Harga keseimbangan disebut juga sebagai market clearing price atau harga pengosongan pasar, ini menunjukan bahwa seluruh penawaran dan pesanan permintaan terpenuhi, barang kosong pesanan dan peminta dan yang menawarkan puas.12 Equlibrium sendiri pada dasarnya terdiri dari dua keseimbangan yaitu harga keseimbangan (equlibrium price) yaitu harga yang menyeimbangkan penawaran dan permintaan, dan kuantitas keseimbangan (equlibrium quantity) yaitu kuantitas yang ditawarkan dan yang diminta pada saaat harga berada pada keseimbangan penawaran dan permintaan. Kondisi equlibrium dengan tabel dan kurva sebagaimana terlihat dalam gambar di bawah ini berdasarkan contoh kasus yang telah kita bahas di atas : Tabel. 2.7 Keseimbangan Penawaran dan Permintaan Harga Rp. 1000 Rp. 2000 Rp. 3000 Rp. 4000 Rp. 5000
Kuantitas Permintaan 8 7 6 5 3
Kuantitas Penawaran 1 4 6 8 12
Kaeadaan Pasar Kelebihan Kelebihan Ekulibrium Kekurangan Kekurangan
Tekanan Atas Ket Harga Ke bawah A Ke bawah B Netral C Ke atas D Ke atas E
11
Gregory, N. Mankiw (2000), Pengantar Ekonomi, Jilid 1, Jakarta : Erlangga, hal. 91 Samuelson, Paul dan Nordhaus (2003), Ilmu Mikro Ekonomi, Edisi 17, Jakarta : PT. Media Global Edukasi, hal. 63
12
32
Dedeng Amruloh, SE., M.Si
Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta
Keseimbangan dalam Gambar Gambar 2.8 Kurva Equlibrium P S 5000
4000 3000
E
2000
1000
D 500 1
2
3
4
5
6
8
10
33
12
Q
Dedeng Amruloh, SE., M.Si
Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta
BAB III ELASTISITAS
M. ELASTISITAS PERMINTAAN Pembahasan terdahulu tentang permintaan dan detrminan-determinanya difokuskan pada perubahan yang diminta naik ketika harga turun, atau ketika determinan yang lain ikut mempengarinya, dalam skala pembahasan kualitatif dan hanya pada arah perubahannya. Artinya belum dirinci berapa banyak kenaikan dan penurunan permintaan tersebut dalam skala yang kuantitatif. Untuk mengukur sejauhmana permintaan bereaksi terhadap perubahan-perubahan determinannya, digunakan konsep elastisitas. Elastisitas adalah ukuran kepekaan jumlah penawaran atau permintaan terhadap suatu determinan (faktor pengubah atau faktor yang mempengaruhinya). 1. Elastisitas Permintaan Terhadap Harga dan determinanya Hukum permintaan menyatakan bahwa penurunan harga suatu barang akan menaikan kuantitas atau tingkat permintaannya. Sedangkan Elastisitas Permintaan terhadap Harga (Price Elasticity of demand) adalah mengkur seberapa banyak kuantitas permintaan atas suatu barang berubah mengikuti perubahan harga barang tersebut. Dengan kata lain ukuran yang menunjukan seberapa banyak jumlah permintaan atas suatu barang berubah mengikuti perubahan harga barang tersebut; ukuran ini dinyatakan sebagai persentase perubahan kuantitas permintaan dibagi dengan persentase perubahan harga. Permintaan atas suatu barang dikatakan elastis jika perubahan kuantitas permintaan cukup besar, menyusul perubahan harganya. Sebaliknya jika perubahan kuantitas tersebut tidak cukup besar disebut inelastis atau tidak elastis. Menjadi pertanyaan berikutnya adalah apa saja yang membuat permintaan tersebut menjadi elastis dan tidak elastis, karena dalam masalah ini faktor kecenderungan (preferensi) konsumen juga di pengaruhi oleh faktor ekonomi, sosial dan juga psikologis yang dinamakan selera individu. Walaupun demikian dari berbagai hasil pengamatan dan penelitian dapat ditarik beberapa azas umum yang paling menentukan elastisitas permintaan terhadap harga ini, antara lain :
34
Dedeng Amruloh, SE., M.Si
Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta
Persentase Pendapatan yang dibelanjakan Semakin besar bagian pendapatan yang diperlukan untuk membeli suatu barang, semakin elastis permintaan terhadap barang tersebut. Dalam bahasa lain jika diistilahkan kebutuhan manusia terdiri dari dua kebutuhan yaitu kebutuhan pokok dan kebutuhan kemewahan (tersier), maka biasanya permintaan atas barang-barang kebutuhan pokok umumnya in-elastis, sebaliknya permintaan barang-barang mewah lazimnya elastis. Ketersediaan Barang pengganti Barang-barang yang penggantinya banyak (subtitutan), cenderung memiliki permintaan yang elastis, karena konsumen mudah meninggalkannya untuk berganti dengan barang penggantinya tersebut. Definisi Pasar Elasisitas permintaan di setiap pasar juga tergantung pada keadaan pasarnya. Sebagai contoh pasar yang reltif kecil dan terbatas akan cenderung lebih elastis karena konsumen akan sulit mencari barang pengganti di tempat lain, sebaliknya dalam pasar yang relatif besar konsumen relatif mudah memperoleh barang penggantinya sehingga permintaan menjadi in-elastis. Rentang Waktu Dalam rentang waktu yang lebih panjang, permintaan berbagai barang cenderung elastis, karena konsumen lebih banyak kesempatan untuk mencari barang pengganti atau membiasakan diri untuk tidak mengkonsumsi barang tersebut yang harganya naik, tapi untuk jangka pendek permintaannya akan lebih in-elastis. Contoh pada kenaikan harga bensin, dalam jangka pendek konsumen cenderung mengurangi konumsi bensin, walaupun sesaat karena bensin masih menjadi bahan pokok tapi dalam jangkan panjang konsumen dengan berbagai cara akan mengurangi konsumsi bensin misalnya kebiasaan pakai mobil pribadi diganti dengan kendaraan umum, pakai kendaraan hemat energi dan sebagainya, sehingga konsumsi bensin akan turun mencolok, sehingga permintaan bensin untuk jangka panjang bersifat elastis.
35
Dedeng Amruloh, SE., M.Si
Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta
2. Menghitung Elastisitas Permintaan Terhadap Harga Elastisitas Permintaan Terhadap Harga adalah persentase perubahan kuantitas permintaan dibagi persentase perubahan harga, atau dirumuskan dengan : Persentase perubahan kuantitas permintaan Elastisitas Permintaan terhadap Harga = Persentase Perubahan Harga Q - Q1 Q Ed = P - P1 P
Coba dengan rumus tersebut, berapa Ed, pada Harga 3000 kuantitas permintaan 1500 dan pada harga 4000 permintaan pada 1000 Dalam perhitungan tersebut diperoleh angka -2 (perubahan harga 1% akan meningkat permintaan sebanyak 2%), pada kasus yang sama jika keadaan yang terjadi sebaliknya atau harga meningkat maka elastisitas permintaan (Ed) menjadi -1. untuk itu biasanya rumusan menggunakan harga tengah dan umlah tengah dengan rumusan : Q - Q1 (Q + Q1)/2 Ed = P - P1 (P + P1)/2
3. Variasi Kurve Permintaan Dalam pembuatan kurva, elastisitas permintaan digolongkan menjadi : Permintaan elastis jika elastisitasnya lebih besar dari satu, dalam arti perubahan kuantitas lebih banyak dibanding perubahan harga, sebaliknya dosebut in-elastis (tidak elastis) jika permintaan kuantitas tidak sebanyak perubahan harga. Jika elastisitasnya sama persis dengan 1, maka permintaan demikian disebut elastisitas uniter (unit elasticity). Dalam kasus yang ekstrim elastistas dapat nol (0) atau permintaan in-elastis sempurna artinya berapapun harga berubah jumlah permintaan akan tetap. Tetapi
36
Dedeng Amruloh, SE., M.Si
Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta
jika elastisitasnya lebih besar maka bentuk kurvanya menjadi mendatar atau pada harga sama jumlah permintaan sangan elastis. Bentuk-bentuk kurva tersebut adalah : Gambar 3.1 Permintaan elastis sempurna P
D 5000 4000
100
Q
Gambar 3.2 Permintaan in-elastis P
Jika dihitung akan mengakibatkan penurunan kuantitas permintaan sebesar 11 % pada perubahan harga 22 % atau Elastisitas kurang dari 1
5000 4000
D
90
100
Q
Gambar 3.3
Permintaan elastis uniter
P
Jika dihitung akan mengakibatkan penurunan kuantitas permintaan sebesar 22 % pada perubahan harga 22 % atau Elastisitas sama dengan 1
5000 4000
D
80
100
Q
37
Dedeng Amruloh, SE., M.Si
Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta
Gambar 3.4 Permintaan elastis
P
Jika dihitung akan mengakibatkan penurunan kuantitas permintaan sebesar 50 % pada perubahan harga 22 % atau Elastisitas lebih dari 1
5000 4000
D
50
100
Q
Gambar 3.5 P
Permintaan elastis Sempurna Jika harga kurang dari 4000 kuantitas yang diminta tidak terbatas, jika harga sama dengan 4000 konsumen akan membeli berapapun jumlahnya
4000
D
100
Q
4. Pendapatan Total dan Elastisitas Permintaan Terhadap Harga Pariabel Pendapatan total (total revenue) merupakan pariabel penting lain yang harus dipelajari dalam perubahan permintaan dan penawaran. Pendapatan total adalah jumlah yang dibayarkan oleh pembeli dan diterima penjual. Disetiap pasar pendapatan total sama dengan P x Q (harga barang dikalikan jumlah barang yang terjual). (lebih jelas dalam gambar 3.6.) pada tingkat harga 4000 dan Kuantitas 100 maka total revenue adalah 4000 x 100 = 400.000. Analisis selanjutnya adalah mengukur perubahan pada pendapatan total dalam pergeseran sepanjang kurva, kondisi ini disebabkan oleh elastistas permintaan terhadap harga. Jika permintaan in-elastis maka kenaikan harga akan mengakibatkan kenaikan pendapatan total (gambar 3.7), sebaliknya jika
38
Dedeng Amruloh, SE., M.Si
Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta
permintaan elastis kenaikan harga akan akan menurunkan pendapatan total (gambar 3.8). (Hitungan contoh pada tingkat harga 1000 kuantitas 120 dan harga 3000 kuantitas 80, berapa total revenue-nya) Gambar 3.6 Total Revenue P
Total yang dibayarkan pembeli yang diterima penjual sebagai pendapatannya, nilainya sama dengan luas bidang P x Q 4000
P x Q = Rp. 400.000
D 100
Q
Gambar 3.7 Total Revenue pada kurva permintaan in-elastis P
P
3000
P x Q = Rp. 300.000 1000 P x Q = Rp. 150.000
D
D 150
100
Q
Q
Pada permintaan in-elastis kenaikan harga akan menurunkan kuantitas dalam proporsi yang kecil, karena itu kehilangan pendapatan akibat penurunan permintaan lebih kecil ketimbang pendapatan akibat kenaikan harga sehingga pendapatan total mengalami peningkatan. Dari contoh di atas penurunan permintaan sebanyak 50, malah menaikan pendapatan total dari 150.000 menjadi 300.000.
39
Dedeng Amruloh, SE., M.Si
Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta
Gambar 3.8 Total revenue pada kurva permintaan elastis P
P
5000 4000 PxQ= Rp. 200.000
P x Q = Rp. 100.000
D
D 50
Q
20
Q
Pada kurva elastis, kenaikan harga akan mengakibatkan penurunan jumlah permintaan yang proporsinya besar (dalam kasus ini dari 50 ke 20, pada kenaikan harga 4000 menjadi 5000), oleh sebab itu, hilangnya pendapatan akibat penurunan permintaan lebih besar dari pada kenaikan pendapatan akibat kenaikan harga, sehingga pendapatan total mengalami penurunan. Secara umum pengaruh elastisitas permintaan terhadap pendapatan adalah : a. Jika elastisitas permintaan terhadap harga kurang dari 1 (in-elastis), maka kenaikan harga akan meningkatkan pendapatan total, dan sebaliknya penurunan harga akan menurunkan pendapatan total. b. Jika elastisitas permintaan terhadap harga lebih dari 1 (elastis), maka kenaikan harga akan menurunkan pendapatan total, sedangkan penurunan harga justru akan menaikan pendapatan total. c. Dalam kasus khusus dimana elastisitas permintaan terhadap harga sama dengan 1 (elastis uniter), maka kenaikan harga akan menaikan pendapatan total, perubahan harga tidak akan mempengaruhi pendapatan total. 13 5. Elastisitas Permintaan Terhadap Pendapatan Selain konsep elastisitas permintaan terhadap harga, konsep penting lain yang sering di bahas adalah elastisitas permintaan terhadap pendapatan (income elasticity of demand) yaitu ukuran yang menunjukan seberapa banyak jumlah
13
Gregory, N. Mankiw (2000), Pengantar Ekonomi, Jilid 1, Jakarta : Erlangga, hal. 112 40
Dedeng Amruloh, SE., M.Si
Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta
permintaan atas suatu barang berubah mengikuti perubahan pendapatan si konsumen; ukuran ini dinyatakan sebagai perubahan persentase perubahan kuantitas permintaan dibagi dengan persentase perubahan pendapatan konsumen.14 Definisi tersebut dirumuskan menjadi : Persentase perubahan kuantitas permintaan Elastisitas Permintaan terhadap Pendapatan = Persentase Perubahan Pendapatan
Untuk kasus barang normal yang banyak di pasar, kuantitas permintaan bergerak sama dengan perubahan pendapatan, artinya keduanya memiliki hubungan positif, dengan kata lain untuk barang normal memiliki elastisitas permintaan terhadap pendapatan yang positif. Disisi lain adapula bentuk elastisitas negatif antara perubahan jumlah permintaan dengan kenaikan pendapatan, kasus ini biasanya terjadi pada jenis barang inferior, artinya kenaikan pendapatan malah mengurangi permintaan terhadap barang tersebut. Contoh barang inferior antara lain ongkos angkutan umum, orang dengan pendapatan meningkat cenderung memilki keinginan untuk memiliki kendaraan sendiri, sehingga permintaan terhadap angkutan umum akan berkurang.
N. ELASTISITAS PENAWARAN Pembahasan menyeluruh tentang elastisitas tidak akan sempurna jika sisi lain dari pasar yaitu penawaran tidak kita singgung, sebagaimana halnya permintaan penawaran terhadap harga juga memiliki elastisitas (kepekaan) tersendiri. Elastisitas penawaran terhadap harga adalah prosentase perubahan kuantitas yang ditawarkan dibagi dengan prosentase perubahan harga15. Jika definisi tersebut doperasionalkan menjadi sebuah rumusan adalah sebagai berikut : Persentase perubahan kuantitas penawaran Elastisitas Penaran terhadap Harga = Persentase Perubahan harga
14 15
Ibid, hal 113 Samuelson dan Nordhaus, (2001), Ilmu Mikro Ekonomi, Jakarta : Media Global Edukasi, hal 84 41
Dedeng Amruloh, SE., M.Si
Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta
Sebagaimana elastisitas permintaan, pada elastisitas penawaran juga berlaku beberapa kasus ekstrim dimana kuantitas yang ditawarkan tetap berapapun harga yang ditawarkan, kondisi ini disebut dengan elastisitas = 0, atau dengan kata lain penawaran bersifat in-elastis sempurna. Pada sisi ekstrim yang lain penurunan harga dapat berakibat pada penurunan penawaran sampai dengan nol, sementara jika harga ditingkatkan akan memancing peningkatan penawaran yang cukup besar, kasus ini berarti rasio perubahan kuantitas yang diakibatkan perubahan harga sangat besar dan menghasilkan kurva horizontal. Disamping kedua kasus ekstrim tersebut elastisitas penawaran juga terdiri dari penawaran elastis dan in-elastis, sebagaiman gambar berikut : Gambar 3.9 Kurva elastisitas penawaran P Es = 0 Es < 1
Es = 1
Es = 0 = penawaran In-elastis sempurna Es < 1 = penawaran in-elastis Es = 1 = Penawaran elastis uniter Es > 1 = Penawaran elastis Es = Rp = Penawaran elastis sempurna
Es > 1
Es = Rp
Q
Fakator-faktor yang mempengaruhi elastisitas penawaran Faktor utama yang mempengaruhi penawaran adalah kemudahan-kemudahan yang mengakibatkan produksi dapat ditingkatkan. Sebagai contoh untuk barang industri dengan teknologi tinggi perubahan harga sedikit akan berpengaruh pada peningkatan produksi yang besar, atau dengan kata lain elastis, sebaliknya pada barang tambang perubhan harga yang besar relatif kecil terhadap perubahan produksi karena ada keterbatasan cadangan, ini disebut penawan in-elastis. Faktor lain yang juga mempengaruhi penawaran adalah jangka waktu yang perlu dipertimbangkan. Perubahan pada harga cenderung mempengaruhi jumlah yang ditawarkan apabila waktu pemasok untuk merespon lebih lama, untuk waktu
42
Dedeng Amruloh, SE., M.Si
Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta
singkat perusahaan reltif kesulitan meningkatkan produksi dengan cepat disebabkan input yang relatif terbatas, ini disebut in-elastis. Dalam jangka panjang kemampuan respon perusahaan untuk meningkatkan produksi relatif lebih mudah akibat perubahan harga, sehingga penawaran cenderung elastis.
O. MANFAAT ANALISIS ELASTISITAS Secara umum disimpulakan bahwa : a. Apabila permintaan bentuknya landai, pergeseran kurva penawaran akan menimbulkan perubahan harga sedikit, tetapi jumlah yang diperjual belikan berubah besar; b. Abapla permintaan bentuknya menurun tajam, suatu pergeseran atas kurva penawaran akan menimbulkan perubahan harga yang besar, tetapi perubahan jumlah yang diperjual belikan sedikit.16 Lebih jauh coba perhatikan gambar dib awah ini : Gambar 3.10 Efek elastisitas P
P
S1
S1 S
S
P1
P1
P P
D D Q1
Q
Q
Q1
Q
Q
(i) (ii) Jika dilihat dari dua karakteristik perubahan dan pergeseran antara kedua kurva penawan dan permintaan dengan kondisi elastisitas pada permintaan, manfaat yang dapat diambil dari elastisitas ini adalah : 1. Bagi perusahaan Perusahaan dapat mengukur elastisitas tersebut untuk landasan kebijakan penjualan yang akan dilakukan. Apabila diketahui sifat responsif permintaan 16
Sukirno, Sadono (2006), Mikro Ekonomi, teori Pengantar Edisi ketiga, Jakarta: Rajawali Press, hal 105 43
Dedeng Amruloh, SE., M.Si
Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta
terhadap harga tinggi atau kurva permintaan elastis (gambar ii), menaikan produksi dan penawaran akan menimbulkan pertambahan dari hasil penjualan, tapi jika permintaan in-elastis penambahan produksi akan mengakibatkan keuntungan berkurang. 2. Bagi Pemerintah Kedua kesimpulan di atas dapat menjadi alat untuk meramalkan kesuksesan dan kebijakan ekonomi yang akan dilaksanakan. Misalnya, jika permintaan bersifat elastis, kebijakan mengurangi impor tidak akan berhasil yang terjadi adalah perubahan harga yang naik dan cenderung merugikan konsumen, tetapi untuk barang yang bersifat in-elastis, kebijakan mengurangi produk impor akan berhasil, karena kenaikan harga tidak terlalu membebani konsumen.
44
Dedeng Amruloh, SE., M.Si
Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta
BAB IV APLIKASI PENAWARAN DAN PERMINTAAN PADA PERSOALAN EKONOMI UTAMA
P. EKONOMI PERTANIAN Sebagian besar penduduk dunia hidup pada sektor pertanian, terlebih lagi pada negara-negara dunia ke-tiga yang sangat mengandalkan sektor ini untuk kesejahteraan masyarakatnya. Dengan demikian analisis pertama kita tentang aplikasi permintaan dan penawaran adalah pada sektor ini. Analsis kita diawali dengan beberapa prinsif dasar ekonomi yang menyangkut sektor pertanian, dan bagaimana efek campur tangan pemerintah terhadap permintaan dan penawaran pada sektor ini. 1.
Kemerosotan Relatif Jangka Panjang dari Sektor Pertanian Pertumbuhan ekonomi menyebabkan pendapatan rumah tangga terus menerus bertambah, pertumbuhan ekonomi juga berdampak pada corak permintaan masyarakat. Kenaikan pendapatan akan menaikan konsumsi berbagai macam barang, baik barang industri maupun barang pertanian. Tetapi kenaikan itu tidak berbanding lurus dengan kenaikan pendapatan.17 Rata-rata masyarakat yang berada pada negara yang ekonominya tumbuh cenderung mengkonsumsi barang-barang industri dari sebagian besar pendapatannya, sehingga kurva permintaan untuk produk ini memiliki elastisitas ang tinggi. Bagian pendapatan yang lainnya digunakan untuk konsumsi barang hasil pertanian. Corak konsumsi demikian berakibat pada jangka panjang harga sektor pertanian yang relatif lambat sedangkan harga barang industri bergerak cepat dan lambat-lun akan semakin memperlebar jarak harga kedua macam produk ini.
Kemajuan industri juga mendorong pergeseran kebijakan pemerintah menjadi berbasis pada industri, kondisi ini mendorong pada peningkatan pesat teknologi
17
industri
dan
bidang
pertanian.
Walaupun
demikian
arah
Sukirno, Sadono (2006), Mikro Ekonomi, teori Pengantar Edisi ketiga, Jakarta: Rajawali Press, hal 126 45
Dedeng Amruloh, SE., M.Si
Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta
perkembangan teknologi tersebut tidak sebanding dengan permintaan produk pertanian yang lambat. Untuk kasus negara maju kondisi ini menyebabkan : a. Perpindahan tenaga kerja dari sektor pertanian ke sektor industri, b. Kemampuan memproduksi yang tinggi akibat teknologi berakibat pada kelebihan produksi karena permintaan yang relatif lambat, akibatnya adalah harga barang pertanian cenderung berada tetap pada tingkat yang rendah. Kondisi tersebut jika digambarkan dalam bentuk kurva adalah sebagai berikut : Gambar 4.1 Kecenderungan harga pertanian dalam jangka panjang P
S S1 P
E E1
P1
D D1
Q
Q1
Q
Keterangan : Kenaikan pendapatan berakibat pada pergeseran kurva permintaan dari D ke D1, karena elastisitas permintaan terhadap pendapatan rendah maka pertambahan permintaan tidak terlalu besar. Pada waktu yang sama akibat teknologi pertambahan jumlah penawaran menjadi tinggi dan kurva penawaran bergeser dari S ke S1. dengan demikian keseimbangan juga berubah dari E ke E1, dan harga menjadi turun dari P ke P1.
2.
Pembatasan-pembatasan hasil Panen Kondisi paradoksal yang menimpa petani akibat teknologi dan kemampuan besar meningkatkan produksi pertanian di satu sisi dengan
46
Dedeng Amruloh, SE., M.Si
Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta
penurunan harga disisi lain dan karena kurva permintaan untuk produk pertanian cenderung in-elastis maka pendapatan total petanipun menurun. Untuk mengatasi hal ini banyak pemerintah membantu para petani dengan mengurangi produksi mereka.18 Gambaran umum kondisi ini sebagaimana kurva di bawah ini : Gambar 4.2 Program Pembatasan Hasil Panen P
S1 S P1
E1 E
P
D1
0
Q1
Q
Keterangan : Kebijakan pemerintah untuk mengurangi produksi berdampak pada bergeraknya kurva penawaran kekiri atas, yang dapat menggeser harga ke titik P1. (perhatikan segi empat 0PEQ dan 0P1E1Q1, juga perhitungan dengan hubungan elastisitas dengan pendapatan)
3.
Masalah Jangka Pendek Sektor Pertanian Sektor pertanian dalam jangka pendek cenderung berpluktuasi tajam atau naik turun dalam jumlah yang besar, kondisi ini secara umum dipengaruhi oleh naik turunnya permintaan dan penawaran. Faktor perubahan penawaran produk pertanian sangat dipengaruhi oleh kondisi diluar yang sulit dikendalikan, seperti hama, banjir, perubahan cuaca, iklim kemarau panjang dan lainnya, sehingga tingkat produksi cenderung berubah besar dibanding perubahan pada sektor industri.
18
Samuelson dan Nordhaus, (2001), Ilmu Mikro Ekonomi, Jakarta : Media Global Edukasi, hal 87 47
Dedeng Amruloh, SE., M.Si
Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta
Dalam jangka pendek karena sifat produk pertanian adalah kebutuhan pokok sehingga memilki kurva in-elastis, perubahan harga hanya berpengaruh sedikit terhadap perubahan kuantitas, demkian pula sebaliknya jika terjadi perubahan kuantitas yang besar memilki kecenderungan penurunan harga yang juga besar. Kondisi ini berbeda dengan produk industri yang memilki kurva permintaan elastis, perubahan kuantitas tidak terlalu banyak berpengaruh pada perubahan harga. Fluktuasi harga produk pertanian dalam jangka pendek juga sangat dipengaruhi oleh perubahan permintaan, sedikit saja kuantitas yang diminta berubah maka perubahan harga akan cenderung besar. Untuk lebih jauh melihat kondisi ini, kita lihat dalam gambar berikut : Gambar 4.3 Pengaruh Penawaran dalam terhadap harga produk pertanian P
S P
E
S1
E1
P1
D
0
Q
Q1
48
Dedeng Amruloh, SE., M.Si
Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta
Gambar 4.4 Pengaruh perubahan permintaan terhadap harga produk pertanian P
S P
E D
P1
E1 D1 Q1
0
Q
Q. PENAWARAN, PERMINTAAN DAN KEBIJAKAN PEMERINTAH Kesenjangan pendapatan yang semakin lebar akibat dari mekanisme pasar yang tidak berjalan sempurna mengundang campur tangan pemerintah dalam pasar. Kebijakan tersebut antara lain pengendalian harga secara langsung dan penetapan pajak sebagai nstrumen yang mempengaruhi hasil akhir (outcomes) pasar dan pendapatan publik. 1.
Pengendalian Harga Mekanisme pasar pada kenyataanya tidak membuat semua orang senang, adakalanya harga dianggap terlalu tinggi untuk produk tertentu, disisilain adapula yang menganggap harga terlalu rendah Bentuk campur tangan pemerintah dalam mengendalikan harga tersebut, adalah menentukan harga maksimum yang sah dimana suatu produk dapat dijual disebut batas harga tertinggi (price ceiling) atau suatu harga maksimu yang sah dimana suatu barang dapat dijual. Sedangkan suatu harga minimum yang sah di mana suatu barang dapat dijual disebut harga dasar (proce floor).19 a. Batas Harga Tertinggi dalam Mempengaruhi Hasil Akhir Pasar Kebijakan pemerintah dalam menetapkan batas harga tertinggi, bisa terjadi dalam dua bentuk, yakni :
19
Gregory, N. Mankiw (2000), Pengantar Ekonomi, Jilid 1, Jakarta : Erlangga, hal. 133 49
Dedeng Amruloh, SE., M.Si
Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta
1) batas harga tertinggi tidak mengikat (not binding) kondisi ini terjadi ketika pemerintah menetapkan batas harga tertinggi di atas harga pasar, kondisi ini tidak berpengaruh langsung terhadap pasar karena equlibrium terjadi di bawah harga tertinggi. Lebih jelas coba perhatikan gambar berikut ini : Gambar 4.5 Batas harga tertingi yang tidak mengikat P
S 4000 Batas harga tertinggi
3000
E D 0
Q
100
2). Batas harga tertinggi yang mengikat (binding constraint)
atau
hambatan yang mengikat. Kondisi ini terjadi ketika pemerintah menetapkan harga tertinggi di bawah harga ekuilibrium. Kekuatan permintaan dan penawaran cenderung mendorong terjadinya ekuilibrium, tetapi sampai batas harga tertinggi harga tidak dapat naik lagi atau harga pasar sama dengan harga tertinggi. Pada harga ini kuantitas yang diminta tidak sama dengan kuantitas yang di tawarkan atau terjadi kelebihan permintaan. Keadaan dimana terjadi kelebihan permintaan biasanya mendorong penjual untuk melakukan mekanisme penjatahan, dan secara alamiah akan menimbulkan antrian-antrian. Dampak lanjutandari kondisi ini, walaupun maksud pemerintah adalah memudahkan konsumen untuk memperoleh produk dengan harga terjangkau pada kenyataannya tidak semua konsumen dapat merasakan.
50
Dedeng Amruloh, SE., M.Si
Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta
Sebagian konsumen mendapat jatah produk dengan harga murah dan pengorbanan mengantri lama, sebagian lagi tidak dapat memperolehnya akibat keengganan untuk mengantri. Untuk lebih memahami kondisi ini coba perhatikan gambar berikut : Gambar 4.6 Batas harga tertingi yang tidak mengikat P
S Harga ekuilibrium
3000 Batas harga tertinggi
2000
D kekurangan
0
50 Kuantitas ditawarkan
150 Kuantitas diminta
Q
b. Harga Dasar dala Mempengaruhi Hasil Akhir Pasar Memperhatikan nasib petani yang terus menerus mengalami kerugian akibat mekanisme pasar tidak berjalan sempurna, pemerintah menggunakan instrumen kebijakan harga dasar untuk menolong petani. Berdasarkan argumen di atas, sebagaimana kebijakan penetapan harga tertinggi dampak kebijakan tersebut biasanya terbagi menjadi dua bentuk, yakni : 1). Harga dasar yang tidak mengkikat, yaitu menetapkan harga dasar dibawah
harga
keseimbangan.
Artinya
dorongan
penawaran
dan
permintaan tidak dipengaruhi harga yang di tetapkan oleh pemerintah karena harga keseimbangan terjadi di atas harga dasar. 2). Harga dasar yang mengkiat, yaitu pemerintah menetapkan harga dasar di atas harga keseimbangan, sehingga dorongan penawaran dan permintaan yang bergerak ke arah keseimbangan menjadi terhambat dan harga berhenti sampai dengan harga dasar. Kondisi ini berakibat pada surflus penawaran, atau kelebihan penawaran.
51
Dedeng Amruloh, SE., M.Si
Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta
Untuk lebih jelas coba perhatikan gambar berikut. Gambar 4.7 Batas harga dasar yang tidak mengikat
P
S
3000 Harga dasar 2000
D 100
0
Q
Gambar 4.8 Batas harga dasar yang mengikat P
S
surflus 4000 Harga ekuilibrium
Harga Dasar
3000
D 50 Kuantitas diminta
0
2.
150 Kuantitas ditawarkan
Q
Pajak Untuk membiayai pengeluaran publik yang dilakukan pemerintah, negara manapun dan diberbagai ditingkatan biasanya mengggunakan instrumen penarkan pejak sebagai sumber penerimaannya, disamping sumber-sumber yang lain. Dalam menetapkan pajak biasanya di tentukan objek pajak atau siapa yang berkewajiban untuk membayar apajak atas konsumsi suatu produk, apa ditanggung oleh penjual ?, apa ditanggung pembeli ?, apa kemudian ada
52
Dedeng Amruloh, SE., M.Si
Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta
kompromi untuk ditanggung bersama ?, untuk menjawab pertanyaanpertanyaan tersebut para ekonom memberi istilah dengan tax incidence yaitu suatu studi mengenai siapa yang menanggung eban pajak. Analisis mengenai permasalahan tersebut dalam ekonomi mikro kita gunakan perangkat penawarn permintaan yang telah kita pelajari. Dalam analisis kurva perhatikan kembali analisis kita yang lalu tentang : a. putuskan apakah undang-undang pajak mempengaruhi penawaran atau permintaan, b. kita mememutuskan kurva mana yang bergeser, dan c. menguji bagaimana pergeseran tersebut mempengaruhi ekuilibrium. Dalam analisis penanggung pajak ini kita coba dengan dua pendekatan, yaitu : a. Pengaruh Pajak pada Pembeli dan Hasil Akhirnya Pasar Dampak awal pengaruh pajak pada suatu produk pada sisi permintaan dalam analisis kurva adalah pergeseran kurva permintaan, sebaliknya penjual memilki dorongan yang tetap untuk menyediakan produk di pasar sehingga kurva penawaran tidak berubah. Pengenaan pajak pada pembeli berakibat pada berkurangnya minat pembeli pada produk tersebut yang berdampak pada pergeseran kurva permintaan ke kiri (turun). Untuk lebih memahami tentang kondisi ini kita perhatikan contoh berikut : suatu produk dengan pengenaan pajak kepada pembeli menurunkan permintaan dari 100 menjadi 90, dengan tarif 500. Untuk mempermudah analisis kita perhatikan gambar berikut. Gambar 4.9 Pengenaan pajak pada pembeli P
S Harga yang dibayar pembeli Harga tanpa pajak
3300
3000 2800 Harga diterima Penjual
0
Pajak Rp. 500
E
Equibrium tanpa pajak
E1 Ekuilibrium dengan pajak
D D1
90 100
Q
53
Dedeng Amruloh, SE., M.Si
Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta
Pajak pada pembeli, ketika pajak dikenakan 500 dipungut dari pembeli, kurva permintaan bergeser turun sebesar Rp 500 dari D ke D1, kuantitas equlibrium turun dari 100 ke 90. Harga yang diterima penjual turun dari 3000 menjadi 2800, harga yang dibayar pembeli termasuk pajak menjadi Rp. 3300. walaupun pajak dikenakan pada pembeli, penjual dan pembeli sama-sama menanggung pajak tersebut. Dalam kasus ini dapat kita tarik kesimpulan bahwa, 1) pajak menurunkan aktivitas pasar pasar ketika suatu barang dikenakan pajak, kuantitas menurun dan tercapai ekulibrium baru. 2). Dalam ekulibrium baru pembeli membayar barang mahal dan penjual menerima lebih sedikit.20 b. Pengaruh Pajak pada Penjual dan Hasil Akhir Pasar Dengan kasus yang sama, sekarang mari kita lihat perubahan ekulibrium ketika tanggungan pajak dikenakan pada penjual. Dalam hal ini, dampak awal pajak terjadi pada penawaran. Karena pajak tidak dipugut dari pembeli, kuantitas yang diminta tidak berubah pada setiap harga dan kurva permintaan tetap. Sebaliknya pajak pada penjual menaikan biaya penjualan dan penjual menawarkan lebih sedikit dari setiap harga, artinya kurva penawaran bergeser ke kiri (turun). Perhatikan gambar berikut : Gambar 4.10 Pengenaan pajak pada penjual P
S1 S
Harga yang dibayar pembeli Harga tanpa pajak
Ekuilibrium dengan pajak
3300 3000
E1 Pajak Rp. 500
2800 Harga diterima Penjual
E
Equibrium tanpa pajak
D 0
20
90 100
Q
Ibid hal. 145 54
Dedeng Amruloh, SE., M.Si
Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta
Ketika pajak Rp.500 dipungut dari penjual, kurva penawaran bergeser kekiri dasi S ke S1, ekulibrium kuantitas turun dari 100 menjadi 90. harga yang dibayar pembeli naik dari 3000 menjadi 3300, yang yang diterima penjual (setelah dikurangi pajak) menjadi Rp. 2800. walaupun pajak dikenakan pada penjual pembeli dan penjual berbagi beban pajak tersebut. c. Elastisitas dan Tax Incidence Analisis di atas menunjukan bahwa beban pajak adalah di bagi antara penjual dan pembeli, walaupun demikian pembagiannya jarang sekali rata. Untuk melihat kasus ini mari kita lihat pada beberapa jenis pasar, anatara lain : 1). Pasar produk dimana terjadi penawaran yang sangat elastis dan permintaan yang in-elastis, atau penjual tidak terlalu responsif terhadap harga, sedangkan pembeli sangat responsif terhadap harga. Keaadaan ini menunjukan ketika pajak ditentukan dalam pasar harga yang diterima penjual tidak turun banyak, sehingga penjual hanya menanggung benan sedikit, sedangkan harga yang di bayar pembeli mengalami kenaikan berarti, mengindikasikan pembeli menanggung lebih banyak pajak. Perhatikan gambar berikut : Gambar 4.11 Pengenaan pajak pada pasar dimana Penawaran Elastis, Permintaan in-elastis P
Harga yang dibayar pembeli Equibrium tanpa pajak
Pajak
S
Harga tanpa pajak
E
Harga diterima Penjual
D 0
100
Q
55
Dedeng Amruloh, SE., M.Si
Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta
2). Pasar dimana pajak dikenakan pada penawaran yang relatif in-elastis dan permintaan yang sangat elastis. Ketika harga ditentukan harga yang dibayar pembeli tidak terlalu naik, disaat harga yang diterima penjual mengalami
penurunan
yang
berarti,
maka
penjual
lebih
banyak
menanggung beban pajak. Perhatikan gambar berikut : Gambar 4.12 Pengenaan pajak pada pasar Penawaran in-elastis, Permintaan elastis P
S Harga yang dibayar pembeli Harga tanpa pajak Equibrium tanpa pajak
Pajak
Harga diterima Penjual
D
E
0
100
Q
R. EVALUASI TERHADAP CAMPUR TANGAN PEMERINTAH TERHADAP PASAR Perhatikan baik-baik pembelajaran kita terdahulu tentang sepuluh prinsif ekonomi, prinsif bahwa “mekanisme pasar merupakan suatu cara terbaik untuk mengatur ekonomi” . Prinsif ini berarti bahwa apapun bentuk campur tangan pemerintah dalam mengintervensi pasar malah berakibat pada ketidak efisienan atau in-efisiensi pasar, karena anggapan bahwa harga bukan proses sembarangan, melainkan hasil dari jutaan keputusan bisnis dan konsumen yang berdusta dibalik kurva permintaan dan penawaran. Karena harga adalah penyeimbang dari penawaran dan permintaan yang mengkoordinasikan aktivitas ekonomi. Sehingga ketika pemerintah campur tangan dalam pasar ini berakibat pada mengaburkan tanda-tanda yang biasanya menuntun pada alokasi sumber daya masyarakat.
56
Dedeng Amruloh, SE., M.Si
Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta
Sisi lain adalah dari sepuluh prinsif ekonomi ada “pemerintah kadang kala dapat memperbaiki hasil akhir pasar”, yang senantiasa dijadikan alasan pemerintah untuk merespon kegagalan pasar yang berakibat pada jurang kemiskinan yang dalam akibat ketidak adilan pasar. Hasil analisis kita ternyata mekanisme campur tangan pemerintah terhadap harga malah berdampak tidak baik, dengan hasil yang tidak diharapkan seperti kasus penetapan harga tertinggi dan harga dasar. Dalam kasus pengenaan pajak coba perhatikan lagi akibat dari pengenaan pajak barang mewah yang kondisi pasarya berada pada kurva permintaan yang elastis, sedangkan kurva penawarannya cenderung in-elastis karena bagaimanpun sulit untuk merubah produk barang mewah dan mengurangi biaya yang lain. Kondisi yang yang terjadi adalah beban pajak yang sebagian besar ditanggung oleh penjual (penawaran), jika ditilik lebih jauh siapa pekerja di perusahaan tersebut. Sehingga pengenaan pajak barang mewah yang tinggi yang akan membayar lebih banyak malahan pekerja dengan pengurangan upah-upah mereka.
57
Dedeng Amruloh, SE., M.Si
Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta
BAB V PERMINTAAN DAN PERILAKU KONSUMEN (TEORI NILAI GUNA)
Dasar pemikiran kita untuk pembahasan teori ekonomi mikro dengan tajuk permintaan dan perilaku konsumen adalah pada prinsip awal lahirnya ilmu ekonomi yaitu “mengalokasikan sumber daya yang terbatas, untuk memperoleh hasil yang paling optimal”, prinsip anjakan lain melatar belakangi analisis ini adalah prinsip pertama ekonomi yaitu “kita selalu mengalami trade-off”. Keterbatasan yang senantiasa ada pada setiap individu selalu membawa pada konsekwensi untuk memilih, belajar dengan baik atau belajar asal-asalan ?, berinfestasi dengan membeli buku sekarang atau cukup meminjam saja ?, membeli mobil baru, atau menggunkan angkutan umum dan seterusnya yang pada akhirnya kita harus menentukan pilihan, mana yang dianggap paling menguntungkan. Pilihan-pilihan yang senantiasa bersaing untuk kita pilih tersebut dasarnya adalah pencarian keseimbangan antara permintaan dan keinginan, dan penentuan pilihan adalah penentuan jalan hidup. Pilihan individu-individu tersebut telah kita bahas terdahulu dengan konsep permintaan dan elastisitasnya, lebih jauh dari itu apa prinsip-prinsip sebenarnya yang mendasari pilihan dan perilaku konsumen ?. Analisis mendasar untuk pembahasan kita adalah pada pengaruh pola permintaan pasar proses individu mengejar bermacam-macam barang konsumsi yang paling disukai, analisis berikutnya adalah bagaimana mengukur manfaat yang dapat kita terima dari keikutsertaan kita dalam pasar.
Pilihan dan Teori Utilitas Dalam menjelaskan perilaku konsumen ini, ilmu ekonomi mendasarkan pada pemikiran fundamental yaitu setiap orang akan memilih barang atau jasa yang mereka anggap paling bernilai, dan untuk menggambarkan perilakunya digunakan teori utilitas. Utilitas arti sederhananya adalah “kepuasan” , atau bagaimana konsumen mengurutkan (berdasarkan utilitas) barang-barang dan jasa yang berbeda-beda. Utilitas juga merupakan suatu gagasan ilmiah yang digunakan oleh para ekonom untuk
58
Dedeng Amruloh, SE., M.Si
Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta
memahami bagaimana konsumen yang rasional membagi sumber daya-sumber dayanya yang terbatas diantara komoditas-komoditas yang memberi mereka kepuasan.21 Analisis terhadap perilaku konsumen dapat dibedakan dengan dua macam pendekatan, yaitu 1). Pendekatan Nilai Guna Kardinal, dan 2). Pendekatan Nilai Guna Ordinal. Pembahasan kita dalam bab ini adalah pendekatan nilai guna kardinal.
S. TEORI NILAI GUNA (UTILITI) KARDINAL Teori nilai guna (utiliti) Kardinal yaitu pendekatan dengan menganggap manfaat dan kenikmatan yang diperoleh seorang konsumendinyatakan secara kuantitatif. Dasar pemikiran yang digunakan dalam pendekatan nilai guna kardinal adalah semakin tinggi kepuasan, semakin tinggi pula nilai guna (utilitas) yang diperolehnya. Dalam pembahasan teori nilai guna, perlu dibedakan dua pengertian ini, yaitu : 1. Nilai Guna Total (total utilities) yaitu : jumlah seluruh kepuasan yang diperoleh dari mengkonsumsi sejumlah barang tertentu. Dan 2. Nilai Guna Marginal (Marginal utilities) yaitu : pertambahan (atau pengurangan) kepuasan akibat penambahan (pengurangan) penggunaan satu unit barang tertentu. Hipotesis Utama Teori Nilai Guna Hipotesis utama teori nilai guna dikenal dengan hukum nilai guna marginal yang semakin menurun, hukum itu menyatakan : tambahan nilai guna yang akan diperoleh seseorang dari mengkonsumsikan suatu barang akan menjadi semakin sedikit apabila orang tersebut terus menerus menambah konsumsinya ke atas barang tersebut.22 Dengan demikian jika terus dilakukan akan menjadi negatif, artinya apabila konsumsi terhadap barang tersebut ditambah lagi maka nilai guna totalnya menjadi semakin sedikit.
21 22
Samuelson dan Nordhaus, (2001), Ilmu Mikro Ekonomi, Jakarta : Media Global Edukasi, hal 97 Sukirno, Sadono (2006), Mikro Ekonomi, teori Pengantar Edisi ketiga, Jakarta: Rajawali Press, hal 154
59
Dedeng Amruloh, SE., M.Si
Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta
Nilai Guna Dalam Angka dan Grafik Tabel : 5.1 Nilai Guna Total dan Nilai Guna Marginal (contoh)
Jumlah Konsumsi Nilai Guna Total Nilai Guna Marginal 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
0 30 50 65 75 83 87 89 90 89 85 78
30 20 15 10 8 4 2 1 -1 -4 -7
Jika tabel itu di gambarkan maka akan seperti : Gambar 5.1 Grafik Nilai Guna Total dan Marjinal
Nilai Guna Total
Nilai Guna Marjinal
100
40 20
60 Series1
40
MU
TU
80
20 0
0 -20
1
3
5
7
1
3
5
7
9
11
9 11
Kuantitas
Kuantitas
T. MAKSIMALISASI NILAI GUNA Setiap orang akan senantiasan berusaha untuk memaksimumkan kepuasan yang dapat dinikmatinya, artinya pola konsumsi manusia senantiasa akan bergerak menuju kenikmatan yang paling puncak, atau tingkat maksimum. Tingkat 60
Dedeng Amruloh, SE., M.Si
Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta
maksimum adalah suatu tingkatan yang dicapai pada waktu nilai guna total mencapai tingkat maksimum. Jika kita lihat lagi conto di atas maka titik itu berada pada nilai guna total 90, (perhatikan juga grafiknya), contoh sederhana itu mudah diukur jika konsumsi hanya pada satu jenis barang, berikutnya bagaimana kepuasan maksimum itu diperoleh dengan berbagai macam barang ? Dalam mengukur nilai guna maksimum berbagai jenis barang yang dikonsumsi oleh seseorang harus dipenuhi dulu sebuah syarat yaitu setiap rupiah yang dikeluarkan untuk membeli unit tambahan berbagai jenis barang akan memberikan nilai guna marjinal yang sama besarnya. Contoh : Seseorang melakukan pembelian dan konsumsi atas dua macam barang, sebut saja pakaian dan makanan. Berturut-turut harganya Rp. 50.000 dan 5.000. seandainya tambahan satu unit makanan akam menambah nilai guna marginal sebesar 5, sedangkan pakaian 50. Jika orang tersebut memiliki uang Rp. 50.000, ada dua alternatif pilihan penambahan yaitu dibelikan 10 unit tambahan makanan, jika dikalikan 5 MU = 50 atau 1 unit tambahan pakaian, dikalikan 50 MU = 50. Seandainya pola konsumsi orang tersebut demikian, maka apapun barang yang akan dibeli akan memberikan nilai guna marjinal yang sama yaitu 50, secara keseluruhan dari contoh di atas dapat kita simpulkan : 1. Seseorang akan memaksimumkan nilai guna dari barang-barang yang dikonsumsinya apabila perbandingan nilai guna marjinal berbagai barang tersebut sama dengan perbandingan harga barang tersebut, misalnya 1 : 10, atau 5000 : 50.000. 2. Seseorang akan memaksimumkan nilai guna dari barang yang dikonsumsinya apabila nilai guna marjinal untuk setiap rupiah yang dikelaurkannya dalah sama dengan untuk setiap barang, dalam contoh di atas nilai guna marginal dari tambahan makanan adalah : nilai guna marjinal/harga = 5/5000 = 1/1000, dan pakaian 50/50.000 = 1/1000. Kedua hipotesis tersebut jika dimasukan dalam rumus aljabar syarat maksimalisasi nilai guna adalah sebagai berikut : MU barang A = MU Barang B = MU barang C PA PB PC 61
Dedeng Amruloh, SE., M.Si
Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta
Dalam bahasa lain prinsif tersebut disebut dengan prinsif ekuimarjinal, yaitu kondisi paling mendasar dari kepuasan atau utilitas maksimum adalah prinsip ekuimarjinal. Prinsif ini menyatakan bahwa seorang konsumen yang memperoleh pendapatan tetap dan menghadapi pasar tertentu dari barang-barang akan mencapai kepuasan atau utilitas maksimum apabila utilitas marjinal dari uang terakhir yang dibelanjakan untuk tiap-tiap barang persis sama dengan utilitas marjinal dari uang terakhir yang dibelanjakan untuk barang lain.23
U. TEORI NILAI GUNA DAN TEORI PERMINTAAN Teori nilai guna yang di atas dapat digunakan sebagai alasan kenapa kerva permintaan berlereng menurun dari kiri atas ke kanan bawah yang menggambarkan semakin rendah harga suatu barang maka semakin banyak permintaan terhadap barang tersebut. Secara umum penyebabnya dalah harga yang semakin tinggi untuk suatu barang akan mengurangi konsumsi yang diinginkan konsumen terhadap komoditas tersebut. Kondisi tersebut dipengaruhi juga oleh faktor-faktor : 1. Efek Penggantian Perubahan harga suatu barang mengubah nilai guna marjinal per rupiah dari barang yang mengalami perubahan harga tersebut, artinya kalau harga naik maka MU barang tersebut akan mengalami penurunan. Jika MU barang-barang lain tidak berubah maka kecenderungannya adalah pengalihan permintaan dari barang satu ke barang yang lain. Dengan demikian untuk memaksimumkan nilai guna, maka pembelian juga diarahkan pada barang yang harganya tidak berubah atau cenderung turun. Maka permintaan ke atas barang tersebut bertambah banyak apabila harganya bertambah rendah. 2. Efek Pendapatan Kalau
pendapatan
tidak
menalami
perubahan
maka
kenaikan
harga
menyebabkan pendapatan riil menjadi sedikit, dengan kata lain pendapatan yang diterima untuk membei barang menjadi berkurang. Dengan demikian kenaikan
23
Samuelson dan Nordhaus, (2001), Ilmu Mikro Ekonomi, Jakarta : Media Global Edukasi, hal 101 62
Dedeng Amruloh, SE., M.Si
Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta
harga menyebabkan konsumen mengurangi jumlah berbagai barang yang dibelinya, termasuk barang yang mengalami kenaikan harga. Perubahan harga dan pendapatan tetap tersebut selanjutnya berimplikasi pada pemilihan barang yang akan dibeli, dengan demikian maka efek terhadap bentuk kurva permintaan akan sama.
V. PARADOKS NILAI Dalam kehidupan sehari-hari sering kali kita bertemu beberapa keanehan yang cukup menarik dari sisi ekonomi, contoh saja air, barang ini sangat berguna bagi manusia, dimanfaatkan oleh siapa saja tapi memilki harga yang relatif lebih murah dari emas, yang jika dilihat dari sisi manfaat akan lebih banyak manfaatnya dibanding air. Disinilah letak paradoksalnya penghargaan terhadap barang yang diukurnilainya dengan harga. Benyak ahli beranggapan bahwa mahalnya emas adalah karena keterbatasan dan kesulitan dalam memperoleh barang tersebut, seperti memerlukan teknologi yang tinggi dibanding dengan memperoleh air. Kondisi ini bisa jadi benar tapi kurang tepat. Coba sekarang kita simak biaya dan teknologi yang dikeluarkan pemerintah Amerika untuk meneliti bebatuan di bulan, suatu benda yang sulit didapat dan memerlukan biaya yang sangat mahal untuk memperolehnya, tapi apa harganya lebih mahal dari emas, belum tentu. Artinya bukan berarti karena barang tersebut sulit didapat dan biaya untuk memperolehnya besar yang menjadikan harga barang itu berbeda dan paradoksal. Konsep nilai guna marjinal, adalah jawaban yang relatif tepat. Konsep ini beranggapan bahwa jurang perbedaan nilai guna marjinal yang sangat besar antara air dan emas ini penyebabnya. Air karena mudah diperoleh memiliki nilai guna yang rendah, artinya orang akan mengkonsumsi lebih banyak air jika harganya lebih murah, coba bandinkan dengan emas yang sulit diperoleh nilai guna marjinalnya juga akan sangat tinggi. Dengan demikian maka konsep dasar nilai guna marjinal, lebih mendekati kebenaran kenapa harga barang menjadi lebih murah dan lebih mahal.
63
Dedeng Amruloh, SE., M.Si
Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta
W. SURPLUS KONSUMEN Surplus konsumen adalah perbedaan diantara nilai kepuasan yang diperoleh seseorang dalam mengkonsumsi barang dengan pembayaran yang harus dikeluarkan untuk memperoleh barang tersebut. Dalam kaitan ini kepuasan berati selalu lebih besar dibanding pembayarn yang dilakukan. Surplus konsumen adalah wujud dari nilai guna marjinal yang semakin sedikit, karena harga barang berkait erat dengan nilai guna marjinalnya. (untuk lebih memahai konsep ini perhatikan baik-baik uraian terdahulu). Sebagai contoh sederhana mari kita perhatikan uraian berikut ; seorang konsumen mangga berani membayar mangga pertama yang dibelinya sebesar 1700, tetapi karena kepuasannya terus menurun mangga kedua dihargainya 1500 hingga mangga kedelapan hanya dihargainya dengan 300. pada saat itu harga mangga di pasar adalah 700. dan untuk menghitung berapa surplus konsumen mangga sebagaimana uraian tersebut kita perhatikan tabel berikut : Tabel : 5.2 Surplus Konsumen Jumlah Konsumsi
Harga Yang bersedia dibayar konsumen
Surplus konsumen pada harga 700
Jumlah surplus konsumen
1 2 3 4 5 6 7 8
1700 1500 1300 1100 900 700 500 300
1000 800 600 400 200 0 -
1000 1800 2400 2800 3000 3000 -
64
Dedeng Amruloh, SE., M.Si
Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta
Jika tabel tersebut di buat sebuah grafik maka : Gambar 5.2 Grafik Surplus konsumen 2000 Surplus konsumen
Harga
1500 1000
Series1
700
500 0 1 2 3 4 5 6 7 8 Kuantitas
X. KONSEP PENTING 1. Efek Subtitusi terjadi apabila suatu harga yang lebih tinggi menyebabkan subtitusi/penggantian barang-barang lain untuk barang yang harganya mengalami peningkatan 2. Efek pendapatan, adalah perubahan kuantitas yang diminta dari sebuah barang karena perubahan harga memilki efek pada perubahan pendapatan riil konsumen. 3. Barang disebut memilki hubungsn subtitusi jia, peningkatan harga suatu barang mengakibatkan peningkatan permintaan barang yang lain 4. Barang disebut komplementer(saling melengkapi), jika peningkatan harga suatu barang menurunkan permintaan barang yang lain. 5. Barang disebut independen (barang normal) jika perubahan harga barang tidak mempengaruhi permintaan barang yang lain 6. Pardoks nilai adalah keanehan dalam menilai barang berdasarkan harganya dengan mendasari pada manfaatnya pada kehidupan manusia.
65
Dedeng Amruloh, SE., M.Si
Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta
BAB VI PERMINTAAN DAN PERILAKU KONSUMEN (ANALISA KURVA KEPUASAN SAMA)
B.
KURVA KEPUASAN SAMA Mengukur suatu kepuasaan yang bersifat abstrak, menimbulkan persoalan ketika kepuasan tersebut kemudian diukur dengan angka-angka sebagaimana ukuran kepuasan konsuen dalam teori kepuasan ordinal. Meyikapi kondisi ini Sir John R. Hick memberikan alternatif lain, yaitu mengukur kepuasan maksimum konsumen yang memiliki pendapatan terbatas, pendekatan ini disebut dengan analisis kurva kepuasan sama. Yaitu suatu analisis yang menggabungkan dua kurva yaitu kurva kepuasan sama dan kurva anggaran pengeluaran. Analisis ini yang akan kita pelajari dalam bagian ini, dan sebagai langkah awal kita pelajari terlebih dahulu tentang kurva kepuasan sama. Untuk analisis ini kita perlu memisalkan seorang konsumen dengan keinginan konsumsi pada dua barang saja, yang sama-sama menjadi kebutuhan pokok. Misalkan saja makanan dan pakaian. Selain itu diasumsikan juga cita rasa tidak mempengaruhi pilihan dan konsumen bebas menentukan kombinasi pilihannya. 1.
Kombinasi Barang yang Mewujudkan Kepuasan Sama Perilaku konsumen terhadap berbagai kombinasi barang tersebut memilki nilai kepuasan yang sama atau bersikap indefference, oleh karena itu analsis ini disebut juga sebagai indifference kuve analysis. Dengan demikian kurva kepuasan sama didefinisikan sebagai kurva yang menggambarkan
gabungan
barang-barang
yang
akan
memberikan
kepuasan yang sama besarnya. Untuk mempermudah analisis kita tentang kurva kepuasan sama, perhatikan tabel berikut :
66
Dedeng Amruloh, SE., M.Si
Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta
Tabel 6.1 Gabungan barang yang memberikan kepuasan sama Tingkat pergantian marjinal makanan dan pakaian
Gabungan Barang
Makanan
Pakaian
A
1
6
B
2
3
3/1 = 1
C
3
2
1/1 = 1
D
4
1 1/2
0,5/1 = 0,5
Dari data di atas, dengan memilih suatu barang berarti akan mengorbankan barang yang lain, yang diwujudkan dalam titik kombinasi A, B, C dan D. Jika angka tersebut diwujudkan dalam subuah gambar maka: Gambar 6.1 Kurva Indeferen seorang konsumen 7 A
6
Pakaian
5 4
B C
3
D
2 1 0 0
1
2 Makanan 3
4
5
Slope kurva indeferen merupakan ukuran dari utilitas-utilitas marjinal relatif barang-barang, atau hubungan subtitusi darinya. Slope yang berbentuk cembung menggambarkan hukum subtitusi, yang mengatakan bahwa ketika diperoleh sebuah barang dalam jumlah yang lebih banyak, rasio subtitusinya, atau slope kurva indeferen akan berkurang, dan disebut juga sebagai tingkat pergantian marjinal. 2.
Peta Kurva Kepuasan sama
67
Dedeng Amruloh, SE., M.Si
Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta
Gambar 6.1
di atas hanyalah satu dari sekian banyak pilihan seorang
konsumen untuk mengkombinasikan makanan dan pakaian yang akan dikonsumsinya. Misalkan saja untuk poin A kombinasinya dalah 6 : 1, padahal konsumen dapat memulai kombinasinya dengan 4 : 2, dan seterusnya, dari masing-masing kombinasi itu dapat dilukiskan secara grafis, masing-masing dengan kurva indeferen yang sesuai. Gambaran kurva-kurva indeferen itu disebut sebagai peta kurva kepuasan sama, dan konsumen bebas untuk memilih kurva yang mana yang akan dipilihnya. Perhatikan gambar berikut : Gambar 6.2 Peta Kurva Indeferen seorang konsumen 9 8 7
Pakaian
6
A
5 4 U4
B
3
C
2
U3
D
U2
1
U1
0 0
1
2
3
4
5
Makanan
Gabungan yang digambarkan kurva di bawah kurva yang pertama (U1) adalah lebih sedikit jumlahnya, berarti kepuasan yang diperoleh lebih kecil, sebaliknya jika kondisi kombinasi di atas kurva pertama (U3) menunjukan kepuasan dari konsumsi lebih banyak.
68
Dedeng Amruloh, SE., M.Si
Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta
C.
GARIS ANGGARAN PENGELUARAN Untuk dapat memberikan gambaran yang jelas kita perlu mengetahui anggaran yang dimilki konsumen tersebut. sebut saja Rp. 6000 perhari, dengan harga dengan harga makanan Rp. 1000 dan pakaian Rp. 3000. dengan uang tersebut ia dapat membelanjakan barang sesuai keinginannya, secara ekstrim ia dapat membeli 6 makanan tanpa beli pakaian atau 4 unit pakaian tanpa makanan. Untuk lebih menggambarkan kemungkinan kombinasi anggaran yang dimilki konsumen tersebut kita buat garis anggaran atau disebut juga kendala anggaran konsumen. Sebagaimana tabel berikut: Tabel 6.2 Garis Anggaran Konsumen Gabungan Barang Makanan Pakaian A
0
4
B
1½
3
C
3
2
D
4½
1
E
6
0
Jika digambarkan maka: Gambar 6.3 Garis Anggaran Pengeluaran 4.5 4 3.5
Pakaian
3 2.5 2 1.5 1 0.5 0 0
D.
1
2
3Makanan4
5
6
7
OPTIMALISASI KEPUASAN
69
Dedeng Amruloh, SE., M.Si
Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta
Diketahuinya cita rasakonsumen sebagaimana ditunjukan oleh kurva indeferen dan garis anggaran konsumen, analisis berikutnya dalah menunjukan kepuasan yang paling optimal yang dapat dicapai oleh konsumen. Kepusan aoptimal atau disebut juga dengan equlibrium konsumen. Equlibrium konsumen sendiri dicapai pada titik garis anggaran bersinggungan dengan kurva indeferen tertinggi. Pada titik ini rasio subtitusi konsumen sama dengan slope garis anggaran. Atau dengan kata lain seorang konsumen akan mencapai kepuasan optimal apabila ia mencapai titik dimana garis anggaran pengeluaran menyinggung kurva kepuasan sama. Dari data-data di atas kondisi itu ditunjukan dengan : Gambar 6.4 Kepuasan maksimum konsumen 9 8 7
Pak aian
6
A
5 4 U4
B
3
C
2
U3
D
U2
1
U1
0 0
1
2
3
4
5
Makanan
Dari gambar di atas, maka kepuasan maksimum konsumen diperoleh pada titik C dimana konsumen mengkonsumsi 3 unit makanan dan 2 unit pakaian.
E.
PERUBAHAN-PERUBAHAN DALAM PENDAPATAN DAN HARGA Perubahan yang terjadi dalam analisis nilai guna konsumen terjadi dalam dua jenis analisis, yaitu perubahan pendapatan dan perubahan harga barang konsumsi.
70
Dedeng Amruloh, SE., M.Si
Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta
Secara umum perubahan-perubahan tersebut digambarkan dalam kurva sebagai berikut: Perubahan Pendapatan Gambar 6.5 Kepuasan Konsumen Ketika Pendapatan Berubah 9 8 7 6 P a k a ia n
1.
A
5 4 U4
B
3
C
2
U3
D
U2
1
U1
0 0
1
2
3
4
5
Makanan
Suatu perubahan pendapatan enggeser kurva anggaran secara paralel, dengan demikian secara umum tidak ada perubahan pada pola konsumsi dari konsumen tersebut yang berubah hanya pada pencapaian ekulibrium atau kepuasan optimal konsumen. Kondisi ini didapat dengan asumsi dasar perubahan pendapatan berlipat dari sebelumnya.
71
Dedeng Amruloh, SE., M.Si
Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta
2.
Perubahan Harga Untuk analisis ini perubahan pada harga di bagi dalam dua macam yaitu perubahan harga tunggal dan perubahan pada kedua harga, untuk analsis sederhana kita gunakan dulu perubahan harga tunggal, artinya hanya satu harga yang mengalami perubahan. Dalam kasus ini perubahan terjadi pada harga makanan selipat, untuk lebih memahami perubahannya perhatikan gambar berikut: Gambar 6.6 Kepuasan Konsumen Ketika Harga Makanan Berubah 9 8 7
P a k a ia n
6
A
5 4 3
U4
B C
2
U3
D
U2
1
U1
0 0
1
2
3
4
5
Makanan
Dari gambar di atas, diketahui suatu peningkatan harga makanan membuat garis anggaran berputar pada titik 6, pada nilai makanan berubah dari 8 ke 6 (tidak terlihat). Keseimbangan baru terwujud dari semula 3 makanan menjadi 2 makanan untuk kepuasan optimalnya. Akibat dari perubahan harga makanan ini dinyatakan ada penurunan jumlah makanan yang dikonsumsikan tetapi jumlah pakaian tidak mengalami perubahan.
F.
MEMBENTUK KURVA PERMINTAAN
72
Dedeng Amruloh, SE., M.Si
Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta
Hukum permintaan sebagaimana dipelajari pada
bagian terdahulu,
dinyatakan bahwa harga turun – cateris paribus – jumlah permintaan bertambah dan sebaliknya. Untuk lebih memahami hukum permintaan ini teori nilai guna dapat digunakan untuk menunjukan melalui analisis kurva anggaran dan nilai guna analisis kepuasan sama. Perhatikan gambar berikut : Gambar 6.7 Membentuk Kurva Permintaan dengan Analisis Kepuasan Sama Makanan
P1 E1
E2
P2 E3 P3
D
Q1
Q2
Q3
Pakaian Dari gambar di atas dimisalkan harga pakaian mengalami penurunan, pada pendapatan dan harga makanan yang tetap, pada P1 diperoleh E1 pada Q1, setelah harga pakian turun jumlah pakaian yang dapat dibeli menjadi Q2, sehingga keseimbangan menjadi E2 dan seterusnya. Titik-titik keseimbangan akibat perubahan jumlah pakaian yang didasari oleh penurunan harga menunjukan kurva permintaan konsumen terhadap pakaian (D)
73
Dedeng Amruloh, SE., M.Si
Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta
BAB VII TEORI PRODUKSI DAN KEGIATAN PERUSAHAAN
Sisi lain dari pasar adalah penawaran, setelah dalam materi-materi yang lalu kita bahas tentang perilaku konsumen dalam pasar terhadap permintaan barang dan jasa, dalam bab ini akan dibahas tentang perilaku perusahaan atau persoalan penawaran. Pemahasan diawali dengan analisis terhadap faktor-faktor produksi yang digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa, kemudian menganalisis biaya-biaya produksi.
Langkah selanjutnya akan dipelajari bagaimana pengusaha akan
membandingkan hasil penjualan produksinya dengan biaya produksi uantuk memperoleh keuntungan maksimum. Sebagai langkah awal dalam bab ini kita pelajari bentuk-bentuk organisasi perusahaan.
G. BENTUK-BENTUK ORGANISASI PERUSAHAAN Oraganisai perusahaan pada intinya dibagi dalam tiga ktegori, yaitu Perusaan perseorangan, firma dan Perseroan Terbatas. Selain itu ada jenis perusahaan yang berbentuk perusahaan negara dan koperasi. Secara sederhana bentuk-bentuk itu diuraikan di bawah ini : 1. Perusahaan perseorangan yaitu : Perusahaan milik pribadi yang ia bertanggungjawab penuh atas perusahan tersebut Keuntungan : - Kebebasan tidak terbatas bagi pemiliknya - keuntungan sepenuhnya milik pribadi - diusahakan dengan sungguh-sungguh Kerugian - susah memperoleh modal untuk pengembangan usaha - tanggungjawab tidak terbatas pada hutang-hutang perusahaan
2. Firma / Perkongsian
74
Dedeng Amruloh, SE., M.Si
Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta
yaitu : perusahaan yang dimiliki dua orang atau lebih, setiap pemilik mempunyai tugas dan tanggungjawab yang sama terhadap perusahaan sesuai dengan perjanjian yang disepakatinya. Keuntungan : - kemungkinan memperoleh modal besar - tanggungjawab bersama antar pemilik kerugian : tanggungjawab tidak terbatas pemilik atas hutang-hutang perusahaan sehingga melahirkan pola kepemilikan akan saham yakni (aktif dan pasif)
3. Perseroan Terbatas yaitu : perusahaan yang dimiliki oleh orang banyak kebaikan : - kemampuan memperoleh modal besar. - tanggungjawab yang terbatas pemilik saham atas hutang-hutang perusahaan kerugian : Kekuasaan pemilik terbatas atas perusahaan
4. Bentuk perusahaan lain: a. Koperasi Koperasi adalah usaha bersama dengan prinsip gotong royong, perusahaan ini didirikan untuk kepentingan para anggotanya, bentuk koperasi biasanya dibedakan menjadi koperasi produksi, koperasi konsumsi dan koperasi kredit. b. Perusahaan Milik Negara (pemerintah) Bentuk perusahaan ini dikenal juga dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), pada umumnya perusahaan ini dikelola seperti perseroan terbatas, yang menjadi pembedanya adalah kepemilikan perusahaan yang dimilki oleh negara. Perusahaan milik negara biasanya didirikan untuk produksi barang dan jasa yang sifatnya kebutuhan pokok masyarakat, walaupun ada juga yang bersifat
75
Dedeng Amruloh, SE., M.Si
Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta
persaingan sama seperti swasta, seperti bank negara, PT perkebunan dan lain-lain.
H. SUDUT PANDANG ILMU EKONOMI Darisudut pandang ekonomi perusahaan dipandang dalam satu bentuk yang sama yaitu unit-unit usaha yang mencari keuntungan maksimum, dengan cara mengatur penggunaan factor-faktor produksi dengan cara seefisien mungkin. Dengan demikian setiap perusahaan akan melakukan kegiatan memproduksi sampai pada tingkat dimana keuntungan mereka mencapai jumlah yang maksimum. Disisi lain pada kenyataannya ada juga perusahaan yang memilki tujuan tidak semata keuntungan, dengan kata lain ada perusahaan yang didefinisikan sebagai badan usaha yang menggunakan factor produksi untuk menghasilkan barang yang dibutuhkan masyarakat. Memaksimumkan Keuntungan : Sebagaimana diungkapkan di atas bahwa tujuan utama perusahaan adalah memaksimumkan keuntungan, jika keadaan sebaliknya perusahaan disebut mengalami kerugian. Keuntungan atau kerugian adalah perbedaan/selisih anatara hasil penjualan dengan biaya produksi. Perusahaan memperoleh keuntungan jika hasil penjualan melebihi biaya produksi dan kerugian jika hasil penjualan kurang dari biaya produksi. Melihat tujuan demikian maka yang harus dilakukan oleh setiap perusahaan adalah menganalisis bagaimanakah komposisi faktor-faktor produksi yang akan digunakan untuk memproduksi barang/jasa dan berapa faktor produksi yang akan digunakan untuk meminimalisir biaya yang harus dikeluarkan, analisis yang digunakan untuk memberikan komposisi dalam proses produksi disebut dengan fungsi produksi, yaitu kombinasi faktor-faktor produksi. Dalam upaya peminimuman biaya produksi dari sekian banyak faktor yang dimiliki perusahaan harus mengambil kombinasi yang terbaik, dan jika peningkatan penjualan berkonsekwensi pada peningkatan produksi perusahaan harus berprinsif mengambil unit tambahan faktor produksi yang biaya per rupiahnya akan menghasilkan tambahan nilai penjualan yang paling maksimum.
76
Dedeng Amruloh, SE., M.Si
Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta
Untuk mempermudah analisis dalam teori ekonomi tahap analisis dibedakan dalam kategori analsisis jangka pendek yaitu anggapan sebagian dari faktor produksi jumlahnya dianggap tetap. Kebaikannya jika analisis dilakukan dalam jangka panjang maka semua faktor produksi dapat mengalami perubahan.
Firma dan Industri Dalam teori ekonomi firma / perusahaan didefinisikan sebagai suatu badan usaha yang menggunakan faktor-faktor produksi untuk menghasilkan barang-barang yang dibutuhkan masyarakat. Sedangkan Industri didefinisikan sebagai kumpulan perusahaan yang menghasilkan barang yang sama/sangat bersamaan yang terdapat dalam suatu pasar. Definisi industri ini berbeda dengan definisi pada umumnya yang menyatakan bahawa Industri adalah perusahaan yang menjalankan operasi dalam bidang kegiatan ekonomi yang tergolong dalam sektor skunder.
Tujuan Perusahaan : 1. tingkat kapasitas produksi yang bagaimana perusahaan menjalankan usahanya. 2. menekankan pada volume penjualan 3. Pengabdian pada masyarakat
Cara-cara perusahaan memaksimumkan keuntungan : Definisi keuntungan : perbedaan antara hasil penjualan dengan ongkos produksi . Strategi : 1. bagaimana komposisi factor produksi 2. berapa factor yang akan digunakan
77
Dedeng Amruloh, SE., M.Si
Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta
C. FUNSI PRODUKSI Fungsi produksi adalah sifat hubungan diantara faktor-faktor produksidan tingkat produksi yang dihasilkan. Fungsi produksi biasanya dinyatakan dalam bentuk rumus : Q = f (K, L, R, T) Dimana : Q = output K = Modal L = Tenaga Kerja R = Kekayaan alam (SDA) T = Teknologi Persamaan di atas merupakan suatu pernyataan matematika yang berarti tingkat produksi suatu barang tergantung kepada jumlah modal, jumlah tenaga kerja, jumlah kekayaan alam dan tingkat teknologi yang digunakan. Dengan demikian perusahaan akan dapat mengukur tingkat produksi mana yang paling ekonomis untuk memperoduksi suatu barang dari kombinasi faktor-faktor produksi tersebut.
D. TEORI PRODUKSI 1. Satu Faktor Perubah Teori produksi dengan satu faktor perubah disebut juga teori produksi sederhana yaitu : teori produksi yang menggambarkan tentang hubungan ai antara tingkat produksi suatu barang dengan jumlah tenaga kerja yang digunakan untuk menghasilkan berbagai tingkat produksi. Sehingga diasumsikan, hanya satu yang berubah pada factor Tenaga Kerja (L) yang lain tidak mengalami perubahan. Hukum hasil yang semakin berkurang : Hukum hasil yang semakin berkurang tidak dapat dipisahkan dalam analisis produksi, hukum ini dinamakan juga sebagai low of deminishing return, yaitu : “apabila factor produksi yang dapat diubah jumlahnya (L) terus menerus ditambah sebanyak satu unit, pada mulanya produksi total akan semakin banyak bertambah, tetapi pada tingkat tertentu produksi tambahan akan semakin
78
Dedeng Amruloh, SE., M.Si
Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta
berkurang dan akan mencapai titik negative dan ini akan menyebabkan pertambahan produksi total semakin lambat dan akhirnya setelah mencapai tingkat maksimum kemudian akan menurun”. Dengan demikian dalam suatu proses produksi dimana digunakan perubah pada tenaga kerja, akan terjadi tiga tahap perubahan yaitu : a. Tahap pertama : Produksi Total akan mengalami perubahan yang semakin cepat b. Tahap kedua : Produksi total pertambahannya akan semakin melambat c. Tahap ketiga : Produksi total semakin lama semakin berkurang. Untuk memberikan gambaran sederhana dari low of deminishing return di atas perhatikan tabel berikut : Tabel 7.1 Hubungan Jumlah Tenaga Kerja dan Jumlah Produksi Tenaga
Produksi
Produksi
Prosuksi
Tahapan
Kerja
Total
Rata-rata
Marginal
kegiatan
1
1
100
100
-
1
2
300
150
200
1
3
600
200
300
1
4
880
220
280
1
5
1050
210
170
1
6
1140
190
90
1
7
1190
170
50
1
8
1190
150
0
1
9
1100
120
-90
1
10
700
70
-400
Tanah
Tahap I
Tahap II
Tahap III
dari kurva di atas digambarkan : Tahap pertama, terjadi ketika tambahan setiap satu tenaga kerja menghasilkan tambahan produksi yang semakin besar dari yang dicapai pekerja sebelumnya. Tahap kedua, ketika jumlah tenaga kerja terus bertambah, maka produksi total akan bertambah tetapi dalam pertambahan yang semakin sedikit, atau terjadi 79
Dedeng Amruloh, SE., M.Si
Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta
kondisi produksi marginal semakin berkurang.artinya setiap pekerja akan menghasilkan tambahan produksi yang berkurang dari pada tambahan produksi sebelumnya. Tahap ketiga terjadi ketika tenaga kerja terus ditambaha yang terjadi adalah total produksi akan semakin menurun atau berkurang.
Produksi Total, Produksi Rata-rata dan Produksi Marjinal a. Produksi Total (TP), adalah keseluruhan hasil produksi yang dilakukan dalam satu proses produksi b. Produksi Marjinal (MP),
adalah tambahan produksi yang diakibatkan
tambahan satu tenaga kerja yang digunakan, untuk menghitung produk marginal digunakan persamaan : MP =
∆ TP ∆L
c. Produksi Rata-rata (AP), yaitu produksi yang dihasilkan secara rata-rata oleh setiap pekerja, untuk menghitung produk rata-rata digunakan persamaan berikut : TP AP = L
80
Dedeng Amruloh, SE., M.Si
Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta
2. Kurva, TP, MP Dan AP Untuk menggambarkan hubungan antara TP, MP dan AP, perhatikan gambar berikut : Gambar 7.1 Kurva TP, MP dan AP
Q
1400
1200 1000
800
TP 600 Tahap I
Tahap II
Tahap III
400 200
AP 0 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
L
-200
-400
MP -600
81
Dedeng Amruloh, SE., M.Si
Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta
3. Dua Faktor Perubah Analisis berikutnya diandaikan perubahan produksi yang dilakukan dengan merubah dua faktor produksi, sebut saja tenaga kerja dan modal. Analisis perubahan dua faktor ini bersifat kebalikan, artinya penambahanmodl akan berakibat pada penurunan tenaga kerja, atau sebaliknya. Contoh kasus, untuk memproduksi 1000 unit barang ditentukan oleh kombinasi dua faktor produksi berikut :
Tabel 7.2
Gabungan M dan L untuk 1000 unit produksi Gabungan
Tenaga Kerja (unit)
Modal (unit)
A 1 B 2 C 3 D 6 Jika kombinasi itu digambar, maka akan berbentuk kurve yang
6 3 2 1 disebut kurve
ISOQUANT , atau kurve kombinasi sama yaitu kurva yang menggambarkan gabungan tenaga kerja dan modal yang akan menghasilkan satu tingkat tertentu. Untuk contoh di atas, bentuk kurva Isoquant nya dalah : Gambar 7.2 Kurva Isoquant 7 6 5 4 3 IQ = 3000
2
IQ = 1000
1
IQ = 2000
1
2
3
4
5
82
6
7
8
9
10
Dedeng Amruloh, SE., M.Si
Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta
Selain kurva ISOQUANT, untuk mengukur biaya produksi dari pemakaian dua faktor produksi tersebut, digunakan kurva yang disebut ISOCOST, atau GARIS BIAYA SAMA, yaitu garis yang menggambarkan gabungan faktorfaktor produksi yang dapat diperoleh dengan menggunkan sejumlah biaya tertentu. Dalam bentuk kurva isocos adalah sebagai berikut : Gambar 7.3 Kurva ISOCOST 7
5 4 TC 3
3 TC 2
2 TC 1
1 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
4. Memaksimumkan Produksi, meminimumkan Biaya Dalam analisis untuk memaksimumkan produksi dengan biaya yang minimum, dapat dibuat analisis sederhana dengan menggabungkan kuva Isoquant dengan Isocost. Paling tidak analisis gabungan ini akan mencoba untuk menjawab dua pertanyaan mendasar yaitu : a. Apabila jumlah pengeluaran untuk biaya produksi sudah ditentukan, keadaan yang bagaimana yang akan memaksimumkan produksi ? b. Apabila jumlah produksi yang ingin dicapai ditentukan, keadaan bagaimanakan yang meminimkan biaya ?
83
Dedeng Amruloh, SE., M.Si
12
Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta
Memaksimumkan Produksi Untuk mengukur produksi maksimumal yang dapat dibuat, perhatikan contoh berikut. Dengan harga per unit modal sebesar 5000 dan 1000 untuk tenaga kerja, seorang produsen yang memilki uang sejumlah 20.000, sanggun untuk membeli seluruh modal sebanyak 5 unit, dan jika digunakan untuk membayar tenaga kerja seluruh uangnya habis pada 10 tenaga kerja, (lihat digambar TC 2). Maka produksi maksimal yang dapat diproduksi adalah 2000 unit (IQ 2000), dengan kombinasi 3 M dan 4 L, perhatikan gambar di bawah ini : Gambar 7.4 Gabungan Isoquant dan Isocost 8 7 6 5 4 IQ = 3000
3 IQ = 2000 IQ = 1000
2 1 TC1
1
2
3
4
5
6
7
8
TC3
TC2
9
10
11
Meminimumkan Biaya Dengan contoh kurva yang sama di atas, jika ditentukan produksi yang harus dicapai adalah 3000 unit, maka biaya minimum dapat diperoleh adalah pada garis persinggungan antara TC 3 dengan IQ 3000, atau kombinasi 5 L dan 3,5 M, artinya biaya yang harus dikeluarkan adalah (5 L x 1000 + 3,5 M x 5000 = 22,500).
84
Dedeng Amruloh, SE., M.Si
12
Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta
BAB VIII TEORI BIAYA PRODUKSI I. ANALISIS EKONOMI BIAYA Sebuah perusahaan dengan sejumlah output, tentunya mendahului bisnisnya dengan mengadakan sejumlah input bagi proses produksinya hingga output tersebut berwujud. Input-iput tersebut diperoleh dari pasar faktor produksi, dengan sejumlah pengeluran tertentu. Pengeluran tersebut disebut dengan Biaya Produksi yaitu semua pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor produksi dan bahan-bahan mentah yang akan digunakan untuk menciptakan barang-barang yang diproduksikan perusahaan tersebut. Dalam analisis biaya ini dikenal dua jenis biaya yaitu biaya eksplisit yaitu pengeluaran dengan uang untuk mendapatkan faktor produksi dan sejumlah bahan mentah. Selain itu ada juga biaya yang disebut biaya implisit (imputed cost), yaitu pembayaran yang ditaksir dan sulit diukur dengan sejumlah uang tertentu seperti keahlian wirausaha pemilik perusahaan, modal sendiri yang digunakan dan bangunan perusahaan yang dimilkinya. Analsis biaya ekonomi juga mengenal pembedaaan analisis dari sisi waktu, yaitu analisis biaya jangka pendek dan biaya jangka panjang. Jangka pendek maksudnya adalah jangk awaktu dimana sebagian faktor produksi tidak dapat ditambah jumlahnya. Sedangkan jangka panjang adalah jangka waktu dimana seluruh faktor produksi dapat mengalami perubahan. J. BIAYA JANGKA PENDEK Jenis-jenis biaya produksi yang dikeluarkan perusahaan antara lain : 1. Biaya Total (Total Cost), yaitu keseluruhan jumlah biaya produksi yang dikeluarkan produsen. Biaya total ini merupakan gabungan dari Biaya Tetap Total (TFC) dan Biaya yang selalu berubah Total (TVC). Dengan demikian TC dapat dihitung dengan rumus TC = TFC + TVC i.
Biaya Total Tetap (Total Fixed Cost), yaitu Keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh faktor produksi (input) yang tidak dapat 85
Dedeng Amruloh, SE., M.Si
Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta
diubah jumlahnya. Dengan kata lain Fixed Cost adalah total pengeluaran yang dibayar meskipun tidak ada output yang diproduksi. ii.
Biaya Berubah Total (Total Variable Cost), yaitu keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh faktor produksi (input) yang dapat diubah jumlahnya. Dalam definisi lain Variabel Cost adalah pengeluaran yang berubah bersama dengan tingkat output.
2. Biaya Rata-rata (Average Cost), yaitu biaya produksi untuk setiap produk (output) yang dikeluarkan. Biaya rata-rata ini dibedakan menjadi: i.
Biaya Tetap Rata-rata (Average Fixed Coat = AFC), yaitu biaya total tetap untuk memproduksi sejumlah barang tertentu (Q), dibagi dengan jumlah produksi tersebut. Untuk menghitung AFC ini digunakan rumus : AFC=
TFC Q
ii.
Biaya berubah Rata-rata (Average Variabel Cost = AVC), yaitu, Biaya berubah total (AVC) untuk memproduksi sejumlah barang (Q) dibagi dengan jumlah produksi tersebut. Untuk menghitung AVC ini digunakan rumus: AVC =
TVC Q
iii.
Biaya Total Rata-rata (Average Total Cost = AC), yaitu Biaya Total untuk memproduksi barang tertentu (Q) dibagi dengan jumlah produksi tersebut. Dalam hitungan AC adalah : AC =
TC Q
Atau AC = AFC + AVC
3. Biaya Marjinal (Marginal Cost = MC) adalah kenaikan biaya produksi yang dikeluarkan untuk menambah produksi sebanyak satu unit, atau biaya tambahan untuk memperoduksi satu unit produk tambahan. Perhitungan Marginal Cost adalah :
86
Dedeng Amruloh, SE., M.Si
Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta
MCn = TCn – TCn-1 Dimana MCn adalah biaya marjinal produk ke-n, TCn adalah biaya total pada waktu jumlah produksi adalah n, dan TCn-1 adalah biaya total pada waktu jumlah produksi n-1. Perhitungan lain marginal cost adalah : ∆ TC MCn = ∆Q 4. Biaya produksi dalam angka.
Untuk lebih memahami tentang teori ekonomi biaya, coba perhatikan tabel berikut : Tabel 8.1 Biaya produksi (dalam ribuan ) PF (L)
Q
TFC
TVC
TC
MC
AFC
AVC
AC
0
0
50
0
50
-
-
-
1
2
50
50
100
25
25
25
50
2
6
50
100
150
12.5
12.5
16.7
24
3
12
50
150
200
8.3
8.3
12.5
16.7
4
20
50
200
250
6.25
6.25
10
12.5
5
27
50
250
300
7.1
7.1
9.3
11.1
6
33
50
300
350
8.3
8.3
9.1
10.6
7
38
50
350
400
10
10
9.2
10.5
8
42
50
400
450
12.5
12.5
9.5
10.7
9
45
50
450
500
16.7
16.7
10
11.1
10
47
50
500
550
25
25
10.6
11.7
11
48
50
550
600
50
50
11.5
12.5
Untuk lebih meyakinkan pemahaman tentang biaya produksi dan jenis-jenisnya, buat perhitungan sendiri. 5. Biaya produksi dalam Kurva i.
Kurva TC, TFC dan TVC Gambar 8.1 Kurva TC, TFC dan TVC
87
Dedeng Amruloh, SE., M.Si
Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta
Biaya
700 600 500 400 300 200 100 0 0
2
6
12
20
27
33
38
42
45
47
48 Q (unit)
ii.
Kurva AC, AFC, AVC Gambar 8.2 Kurva AC, AFC dan AVC Biaya 60 50 40 30 20 AC AVC
10
AFC
0 0
10
20
30
88
40
50
60
Q (unit)
Dedeng Amruloh, SE., M.Si
Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta
iii.
Kurva MC Gambar 8.3 Kurva MC Biaya
60 50 MC
40 30 20 10 0 0
2
4
6
8
10
12 Q (Unit)
6. Hubungan MC, AVC dan AC Gambar 8.4 Kurva hubungan MC, Avc dan AC Biaya
60 50
MC
40 30 20
AC AVC
10 0 0
10
20
30
40
50 Q (unit) 60
Dalam analisis biaya marginal, kurva MC akan selalu memotong kurva ATC (AC) dan AVC pada titik terendah (perhatikan gambar di atas, hal ini terjadi karena :
89
Dedeng Amruloh, SE., M.Si
Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta
-
apabila MC < AVC, maka AVC menurun, artinya ketika MC dibawah AVC, maka kurva AVC sedang menurun
-
Apabila MC > AVC maka nilai AVC akan semakin besar, artinya kalau kurvva MC di atas AVC maka kurva AVC sedang menaik
-
Dengan gambaran sama seperti di atas akan terjadi pada AC
K. BIAYA PRODUKSI JANGKA PANJANG Sebagaimana disinggung di atas bahwa biaya jangka panjang perusahaan adalah ketika perusahaan dapat menambah semua faktor produksi yang digunakannya. Dalam analisis biaya jangka panjang seluruh biaya produksi tidak ada biaya tetap, tetapi dalam bentuk biaya berubah. Dalam arti lain bahwa perusahaan tidak saja hanya dapat merubah tenaga kerja dan modal, tapi seluruh faktor produksi yang akan digunakannya seperti mesin, SDA dan bangunan dan lainnya.
1. Minimalisasi Biaya Jangka Panjang Untuk dapat menganalisis biaya produksi jangka panjang, perusahaan terlebih dahulu harus mengetahui kapasitas produksi yang dapat dibuatnya (plant size), atau kapasitas pabrik, yang akan meminimalisasi biaya produksi. Biaya produksi dalam jangka panjang digambarkan dalam bentuk biaya total rata-rata (AC). Artinya analsis meminimalisasi biaya dalam jangka panjang dilakukan dengan memperhatikan kurva AC untuk kapasitas yang berbeda-beda. Perhatikan gambar berikut :
Gambar 8.5 Beberap kemungkinan Kapasitas Pabrik Biaya Produksi
90
Dedeng Amruloh, SE., M.Si AC3 AC2
AC1
Kapasitas 3 B
Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta
Dari gambar diketahui : i.
jika perusahaan mampu berproduksi pada kapasitas pabrik 1 yang ditunjukan dengan kurva AC 1, maka biaya minimum adalah ketika jumlah produksi 100 atau dibawahnya (titk A). Berturut-turut demikian untuk setiap kapasitas produksi.
ii.
Seandainya
kapasitaspabrik
ditunjukan
dengan
AC2,
tapi
hanya
memproduksi 100 maka biaya yang dikeluarkan akan lebih banyak (titik B). Dengan demikian minimalisasi biaya untuk produksi dalam jangka panjang sangat tergantung pada : 1. Tingkat produksi yang ingin di capai 2. Sifat dari pilihan kapasitas pabrik yang tersedia
91
Dedeng Amruloh, SE., M.Si
Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta
2. Kurva Biaya Total Jangka Panjang Kurva Biaya Rata-rata Jangka Panjang (Long Run Average Cost = LRAC), adalah kurva yang menunjukan biaya rata-rata yang paling minimum untuk berbagai tingkat produksi apabila perusahaan dapat selalu mengubah kapasitas memproduksinya. Perhatikan gambar berikut : Gambar 8.6 Kurva LRAC Biaya Produksi
LRAC
AC3 AC2 AC1
C A B
0
Q1
Q2
Q3 Q
Artinya dalam jangka panjang biaya produksi terendah digambar dalam kurva LRAC walaupun untuk setiap produksi (Q) belum tentu itu merupakan biaya terkecil.
L. SCALA EKONOMI Analisis kurva LRAC dapat digunakan juga untuk mengukur skala ekonomi (economics of scale) dan skala tidak ekonomi (diseconomics of scale). Secara umum kondisi ini adalah sebagai beriukut : 1. Skala Ekonomi
92
Dedeng Amruloh, SE., M.Si
Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta
Skala produksi jangka panjang dikatakan dapat mencapai skala ekonomi (economics of scale) apabila pertambahan produksi menyebebkan biaya biaya produksi rata-rata menjadi semakin rendah. Dalam kurva di atas adalah jumlah produksi dari 0 sampai dengan Q2. Faktor-faktor yag menimbulkan skala ekonomi : a. Spesialisai faktor produksi b. Pengurangan harga bahan mentah dan kebutuhan produksi lainnya c. Memungkinkan produk sampingan (by-product) diproduksi d. Mendorong perkembangan usaha lain
2. Skala Tidak Ekonomi Skala produksi jangka panjang dikatakan dapat mencapai skala tidak ekonomi (diseconomics of scale) apabila pertambahan produksi menyebebkan biaya biaya produksi rata-rata menjadi semakin tinggi.. Dalam kurva di atas adalah jumlah produksi dari 0 sampai dengan Q2 sampai Q3 dan seterusnya. Skala tidak ekonomi biasanya diakibatkan oleh perusahaan yang sudah sangat besar
akibat
menambah
terus-menerus
faktor
produksinya,
sehingga
produkstivitas faktor produksi menjadi semakin kecil, roda perusahaan sudah tidak efisien yang pada akhirnya akan meningkatkan biaya produksi.
93
Dedeng Amruloh, SE., M.Si
Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta
3. Beberapa bentuk kurva LRAC Gambar 8.7 Berbagai bentuk LRAC Biaya Produksi
LRAC 3
LRAC 2 LRAC 1
0 Q
Secara umum arti dari gambar-gambar itu adalah : i.
LRAC 1, menunjukan bahwa LRAC sangat cepat menurun tapi cepat juga naiknya, artinya kenaikan produksi yang sedikit saja menimbulkan skala ekonomi yang menguntungkan atau biaya produksi rata-rata yang cepat menurun, pada skala produksi yang rendah saja skala ekonomi sudh dapat diwujudkan. Biasanya terjadi pada industri kecil dengan banyak perusahaan
ii.
LRAC2, pada tahapan awal skala ekonomi sangat mennguntungkan, kemudian menjadi datara dan akhirnya meningkat lagi, artinya tahapan awal industri ini belum dapat mencapai skala ekonomi tetapi lama kelamaan akan mencapai skala ekonomi dalam jangka waktu yang lama. Biasanya wujud dalam industri yang perusahaannya besar dan yang kecil dalam jumlah yang banyak.
iii.
LRAC3, skala ekonomi dalam kurva ini akan tetap terwujud sampai dengan jumlah produksi yang sangat banyak dan dapat menguasai pasaran. Biasanya untuk industri dengan perusahaan-perusahaan besar, yang relatif sedikit.
94
Dedeng Amruloh, SE., M.Si
Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta
M. OPPORTUNITY COST Pelajaran pertama kita tentang ekonomi, terutama 10 prinsip ekonomi salah satunya adalah opportunity cost, dalam bahasa sehari-hari disebut juga dengan biaya kesempatan. Dalam satu defini dikatan bahwa opportunity cost adalah memilih suatu hal dan mengorbankan sesuatu yang lain, dengan kata lain opportunity cost adalah nilaibarang dan jasa yang menjadi alternatif yang lain. Untuk lebih memahaminya coba bandingkan dengan konsep biaya secara umum yang didefinisikan
semua
pengeluaran yang dilakukan untuk memperoleh sesuatu. Artinya bagi ekonom jelaslah bahwa untuk memproduksi suatu barang didalamnya sudah termasuk ada biaya opportunitas. Dalam proses produksi biaya oportunitas adakalanya eksplisit (jelas) adakalanya menjadi bagian biaya implisit (tidak jelas). Contoh biaya oportunitas yang jelas, ketika si A berinisiatif untuk berinvestasi dengan membeli terigu untuk produksi bala-bala senilai Rp. 100.000, pada saat yang sama si A kehilangan kesempatan untuk memperoleh barang yang lain selain terigu. Untuk contoh biaya implisit oportunitas, umpamanya si A tadi adalah lulusan SMEA yang memilki kemampuan komputer, jika bekerja di perusahaan dalam satu bulan rata-rata penghasilannya adalah Rp. 1.000.000, ketika diputuskan untuk menjadi pengusaha bala-bala yang untunya perbulan 1.500.000, maka si A sebenarnya mengeluarkan biaya oportunitas sebesar Rp. 1.000.000, yang hilang akibat tidak memilih bekerja di perusahaan. 1. Oppotunity Cost dan Pasar Dalam sebuah definisi dinyatakan bahwa di pasar yang berfungsi dengan baik, jika semua biaya dimasukan harga sama dengan opportunity, artinya dalam pasar sempurna dimana konsumen memilki banyak alternatif harga untuk sebuah produk relatif bersaing misalnya untuk harga beras ada tiga pariasi Rp. 5000, 5.100 dan 5.150 perkilo, sebagai penjual tentunya kita akan menjual barang tersebut dengan harga tertinggi yaitu Rp. 5.150. dalam kasus ini artinya biaya
95
Dedeng Amruloh, SE., M.Si
Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta
opportunitas kita adalah alternatif harga pertama dan kedua yaitu kita tidak memilih Rp. 5.000 atau 5.100. Dalam pasar sempurna berbagai pembeli akan bersaing untuk memperoleh sumber daya hingga batas dimana harga tawar lebih tinggi menuju alternatif terbaik, dan kondisi ini disebut dengan opportunity cost (biaya oportunitas). Opportunity cost diluar pasar, berikut ini dicontohkan bahwa, ketika ada kabar hasil penelitian di bawah kota Purwakarta tepatnya di Situ Buleud terdapat kandungan emas yang nilainya sangat besar, oleh pemerintah diputuskan untuk melakukan penggalian, mendengar kabar itu ramai-ramai penduduk Purwakarta deminstrasi menolak penggalian situ bulued hingga penggalian emas tidak jadi dilaksanakan. Opportunity Cost untuk kasus ini adalah, jika pengeboran jadi nilai rekreasi di situ buled menjadi hilang, jika tidak dilakukan kesempatan untuk mendapatkan keuntungan dari emas juga akan hilang.
2. Laba versi Ekonom dan Akuntan Pembahasan tentang perusahaan yang tujuan utamanya dalah memperoleh keuntungan (profit), ternyata mengandung dua konsep dasar yang berbeda antara ekonom dengan akuntan. Menurut ekonom, laba ekonomis (economic profit), adalah pendapatan total perusahaan dikurangi seluruh biaya oportunitas yang ditanggung perusahaan dalam
memproduksi
barang/jasa
yang
dijualnya.
Sedangkan
akuntan
menghitung laba perusahaan adalah pendapatan total perusahaan dikurangi biaya-biaya tertulis (eksplisit)-nya saja, disebut juga laba akuntansi/laba pembukuan (accouting profit). Lebih jelas perhatikan gambar berikut :
96
Dedeng Amruloh, SE., M.Si
Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta
Gambar 8.8 Laba versi Ekonom dan Akuntan Laba Akuntansi
Laba Ekonomis
Pendapatan
Biaya Implisit
Biaya Eksplisit
Pendapatan Biaya Oportunitas Total
Biaya Eksplisit
Laba Versi Akuntan
Laba versi Ekonom
97
Dedeng Amruloh, SE., M.Si
Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta
BAB IX STRUKTUR DAN PENENTUAN KESEIMBANGAN PASAR PERSAINGAN SEMPURNA
N. CIRI-CIRI PASAR PERSAINGAN SEMPURNA Dalam analisis ilmu ekonomi sering dimisalkan pada kondisi pasar persaingan sempurna, yaitu suatu kondisi pasar yang paling ideal yang menjamin terwujudnya kegiatan produksi barang yang optimal dan efisien. Suatu kondisi ideal yang sangat diharapkan. Walaupun demikian dalam kenyataan kondisi ideal ini sangat sulit untuk diwujudkan, yang ada hanya ciri-ciri pasar yag mendekati sempurna. Dalam analisis kita tentang struktur pasar walaupun sulit diwujudkan adanya pasar persaingan sempurna, tidak ada salahnya kita coba untuk lebih memahaminya, karena dengan ini kita akan lebih mudah untuk mempelajari kondisi dan struktur pasar yang lain. Pasar Persaingan Sempurna, disebut juga dengan Pasar Kompetitif Sempurna (Perfectly competitive market), adalah suatu pasar dimana terdapat banyak penjual dan pembeli yang memperdagangkan produk identik, sehingga masing-masing dari mereka akan menjadi penerima harga. Dalam definisi lain disebutkan bahwa: industri di mana terdapat banyak penjual dan pembeli, dan setiap penjual dan pembeli tidak dapat mempengaruhi keadaan pasar. Becara umum ciri-ciri pasar persaingan sempurna adalah : 1. Perusahaan adalah pengambil harga (price taker), artinya perusahaan yang ada di pasar tidak dapat mempengaruhi harga 2. Setiap perusahaan mudah keluar masuk pasar 3. Menghasilkan barang serupa (identical/homogeneus). 4. Terdapat banyak perusahaan di pasar, kondisi ini berakibat pada setiap perusahaan yang ada di pasar relatif kecil dibanding dengan pasar keseluruhan, dalam kata lainproduk perusahaan yang ada juga sangat kecil di banding produk yang ada di pasar.
98
Dedeng Amruloh, SE., M.Si
Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta
5. Pembeli mempunyai pengetahuan sempurna mengenai pasar, denga jumlah pembeli yang banyak dimungkinkan pembeli dengan cepat mengetahui kondisi pasar, termasuk harga-harga yang berlaku dan perubahannya.
O. PERMINTAAN DAN HASIL PENJUALAN Sebagaimana dijelaskan di atas bahwa, perusahaan dalam pasar persaingan sempurna kondisinya dalah penerima harga, artinya perusahaan tidak mungkin mempengaruhi harga, produsen/perusahaan menerima harga yang terjadi di pasar dan harga tidak tergantung berapun produksi yang dihasilkan. Dengan demikian total pendapatan perusahaan berbanding lurus atau bersifat proporsional dengan jumlah produksi. Kondisi perusahaan yang relatif kecil dalam pasar juga menjadikan seluruh produksi yang buat semuanya dapat diterima di pasar. Dengan demikian pendapatan total (total revenue) perusahaan dalam pasar persaingan sempurna adalah : TR = P x Q Jika kondisi itu digambarkan, maka perhatikan gambar berikut : P S 300
D
300
D
Q Pasar
Perusahaan
Hasil Penjualan Rata-rata dan Hasil Penjualan Marjinal 1.
Hasil Penjualan Rata-rata Hasil penjualan rata-rata atau disebut juga pendapatan rata-rata (average revenue = AR), adalah total pendapatan dibagi dengan kuantitas produk yang dijual. Jika dibuat rumusan adalah : AR = TR/Q Dalam analisis pasar secara keseluruhan, dimana pendapatan adalah harga dikali dengan kuantitas maka pendapatan arata-rata adalah total pendapatan (P
99
Dedeng Amruloh, SE., M.Si
Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta
x Q), dibagi dengan kuantitas (Q). Atau TR = P x Q / Q, dengan demikian bagi semua perusahaan, pendapatan rata-rata sama dengan harga barang yang dijual(AR=P). 2.
Hasil Penjualan Marjinal Pendapatan Marjinal (Marginal Revenue=MR), adalah perubahan total pendapatan yang bersumber dari penjualan produk tambahan sebanyak satu unit. Atau tambahan hasil penjualan yang diperoleh perusahaan dari menjual satu unit lagi barang yang diproduksinya. Jika dirumuskan MR = ∆TR / ∆Q Sebagaimana rumusan di atas artinya apabila total pendapatan adalah P x Q, dan P bersifat tetap bagi perusahaan dalam pasar kompetitif, maka kenaikan satu unit pruduksi (Q), maka pendapatan total naik sebesar harga (P), jadi bagi perusahaan kompetitif, pendapatan marjinal sama dengan barang yang dijual. Atau TR = MR Secara keseluruhan berati TR = AR = MR=P Untuk lebih memahami kondisi tersebut perhatikan tabel berikut :
Tabel 9.1 Perhitungan TR, AR, TR Kuantitas
Harga
Total Pendapatan
Pendapatan rata-rata
Pendapatan marjinal
(Q)
(P)
(TR = P x Q)
AR = TR/Q
MR = ∆TR / ∆Q
1
600
600
600
600
2
600
1200
600
600
3
600
1800
600
600
4
600
2400
600
600
5
600
3000
600
600
6
600
3600
600
600
7
600
4200
600
600
8
600
4800
600
600
100
Dedeng Amruloh, SE., M.Si
Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta
P. MAKSIMALISASI LABA Dalam analisis jangka pendek, maksimalisasi keuntungan perusahaan yang ada di pasar persaingan sempurna, dapat ditunjukan dengan : 1.
Membandingkan hasil penjualan total dengan biaya total Dengan cara ini keuntungan maksimal dapat tercapai abalila perbedaan nilai antara penjualan total dengan biaya total yang paling maksimum. Artinya pencapaian keuntungan maksimum adalah sama dengan: Keuntungan = Hasil Penjualan Total – Biaya produksi Total
2.
Menunjukan keadaan dimana hasil penjualan marjinal sama dengan biaya marjinal. Maksimalisasi laba dengan cara ini dilihat dari kondisi dimana biaya marijinal (MC) sama dengan keuntungan majinal (MR) atau MR = MC. Jika perusahaan dari data yang dipunyainya berada dalam kondidi MR > MC, maka yang dilakukan adalah menambanh produksi untuk meningkatkan keuntungan, sebaliknya jika MC > MR maka tambahan produksi malah mengurangi keuntungan sehingga perusahaan cenderung mengurangi produksi. Artinya kondisi yang paling menguntungkan adalah MR = MC. Untuk kondisi ini keuntungan dirumuskan dengan: Tambahan untung = Tambahan Penjualan Total – Tambahan biaya
untuk dapat memahami ke dua pola pencapaian keuntungan yang dapat diperoleh setiap perusahaan dalam kondisi pasar persaingan sempurna, coba perhatikan tabel berikut :
101
Dedeng Amruloh, SE., M.Si
Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta
Tabel 9.2 Maksimalisasi Laba Contoh Numeris
Kuantitas
Total Pendapatan
Total Biaya
Laba
Pendapatan marjinal
Biaya Marjinal
(Q) 0 1 2 3 4 5 6 7 8
(TR = P x Q) 0 600 1200 1800 2400 3000 3600 4200 4800
(TC) 300 500 800 1200 1700 2300 3000 3800 4700
(TR - TC) -300 100 400 600 700 700 600 400 100
MR = ∆TR / ∆Q 600 600 600 600 600 600 600 600
MC = ∆TC / ∆Q 200 300 400 500 600 700 800 900
Dengan cara pertama keuntungan maksimum perusahaan adalah pada saat produk pada kuantitas (Q) ke 4 dan 5, dimana TR – TC sama dengan 700. Dengan cara kedua dari tabel di atas maka keuntungan maksimum perusahaan adalah pada saat produksi pada kuantitas ke 5, dimana MC = MR = 600. Jika pola maksimalisasi tersebut digambarkan adalah sebagai berikut : Gambar 9.1 Menentukan tingkat produksi dengan keuntungan maksimum 1000 MC
900 800 Biaya/marjinal
700 MR 600 500 400 300 200 100 0 0
1
2
3
4
Q
5
6
7
8
9
Pemaksimuman Keuntungan Jangka Pendek
102
Dedeng Amruloh, SE., M.Si
Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta
Dari data di atas analisis keuntungan maksimum untuk perusahaan dalam pasar kompetitif, ditunjukan dengan gambar : Gambar 9.2 Keuntungan Maksimum dengan Kurva Biaya dan Penjualan Total 6000 TR
5000
TC 4000
3000
Keuntungan Maksimum
2000
1000
0 0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Gambar 9.3 Keuntungan Maksimum dengan MC, MR dan AC 1000 MC
900
Biaya dan harga
800 700
E
B
MR
600 AC
500
C
400
A
300 200 100 0 0
1
2
3
4
5
6
7
8
9 Q
Q. KURVA PENAWARAN PASAR PERSAINGAN SEMPURNA 1.
Kurva Penawanan Perusahaan
103
Dedeng Amruloh, SE., M.Si
Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta
Analisis kita di atas tentang keuntungan maksimum dalam jangka pendek setiap perusahaan yang ada di pasar/industri persaingan sempurna menunjukan bahwa, karena perusahaan adalah penerima harga maka penerimaan marjinalnya sama dengan harga pasar. Sedangkan keuntungan maksimum yang diperoleh perusahaan ditemukan pada perpotongan antara garis harga (P=MC=D), dengan kurva biaya marjinal (MC), pada kuantitas maksimum (Qmax). Kondisi tersebut menjadikan perusahaan bereaksi sama terhadap kenaikan harga. Ketika harga naik maka perusahaan akan meningkatkan produksi sesuai dengan biaya marjinalnya, demikian jika terjadi sebaliknya, tingkat produksi dan harga akan senantiasa menyeseuikan dengan kurva biaya marjinal (MC) perusahaan. Dengan demikian pada dasarnya karena kurva biaya marjinal perusahaan menentukan berapa banyak perusahaan itu bersedia berproduksi berdasarkan tingkat harga yang berlaku di pasar, maka kurva biaya marjinal (MC) merupakan kurva penawaran (S) perusahaan kompettitif.
2.
Kurva Penawaran Industri Industri merupakan akumulasi dari seluruh perusahaan-perusahaan yang pada saat bersamaan berinteraksi di pasar, dengan demikian kurva penawaran industri di pasar persaingan sempurna merupakan gabungan dari kurva-kurva penawaran setiap perusahaan di pasar persaingan sempurna. Dalam kondisi ini tidak semua perusahaan pada kemampuan yang sama untuk berproduksi dan biaya yang dimilikinya, sehingga penentuan Marjinal Cost (MC), dan kemampuan Kuantitas maksimumnya (Qmax), pada setiap tingkat harga akan berbeda. Artinya untuk menentukan kurva penawaran (S) dari semua perusahaan dalam pasar persaingan sempurna dilakukan dengan menjumlahkan setiap kuantitas yang dijual pada setiap harga.
104
Dedeng Amruloh, SE., M.Si
Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta
R. KEPUTUSAN-KEPUTUSAN PERUSAHAAN 1.
Keputusan Jangka Pendek Untuk Tutup Setelah mempelajari keputusan perusahaan untuk berproduksi pada jumlah tertentu dalam menentukan keuntungan maksimum sekarang kita pelajari pada tahapan mana perusahaan tidak mampu lagi untuk memperoleh keutnungan dan terus-menerus mengalami kerugian. Keputusan perusahaan dalam kondisi ini adalah keputusan untuk tutup (shutdown), yaitu keputusan jangka pendek untuk menghentikan produksi. Keputusan untuk mengehentikan produksi dalam jangka pendek tidak akan menghindarkan perusahaan untuk terus menanggung biaya tetap yang sudah ditanam (Sunk Cost=biaya tertanan).misalnya sewa tanah ketika dalam satu musim tidak menanam apa-apa di tanah tersebut. Keputusan perusahaan untuk tutup dalam jangka pendek, artinya perusahaan tersebut akan kehilangan keuntungan dari hasil penjualan produknya, pada saat bersamaan perusahaan akan menghemat biaya variabel yang digunakan untuk memperoduksi barang tersebut walaupun biaya tetapnya masinh harus ditanggung oleh perusahaan. Dengan demikian, perusahaan akan tutup jika pendapatan yang dapat diperoleh dari berproduksi lebih kecil dari biaya variabel produksinya. Secara matematis sederhana keputusan untuk tutup daalah : Tutup jika TR < VC Maksudnya perusahaan kan tutup sementara jika total pendapatan lebih kecil dari biaya variabelnya. Jika rumusan pertama masing-masing dibagi dengan quantitas yang diproduksi maka akan menimbulkan rumusan baru yaitu : Tutup jika TR/Q < VC/Q Jika rumusan itu disederhanakan lagi, seperti TR/Q yang merupakan total pendapatan dibagi kuantitas yang berarti pendapatan rata-rata, dan dalam pelajaran terdahulu bahwa pendapatan rata-rata perusahaan adalah harga yang wujud di pasar atau (P). Demikian pula dengan VC/Q yang diartikan sebagai biaya variabel rata-rata atau AVC, maka kriteria keputusan perusahaan untuk tutup dalam jangka pendek menjadi :
105
Dedeng Amruloh, SE., M.Si
Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta
Tutup jika P < AVC Dengan demikian perusahaan akan tutup sementara jika harga barang yang dijual lebih kecil dari biaya variabel rata-rata dalam proses produksi barang tersebut. Jika
kondisi
tersebut
dilukiskan
dal
bentuk
gambar
maka
keputusanperusahaan untuk tutup sementara adalah: Gambar 9.4 Keputusan Jangka Pendek Perusahaan untuk Tutup 1000
MC
900
Biaya dan harga
800 700
AC
600 500
AVC
400 300 200 Keputusan perusahaan untuk tutup / P > AVC
100 0 0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10 Q
2.
Keputusan
Perusahaan
untuk
keluar/masuk
suatu
industri/pasar
persaingan sempurna Sebagaimana keputusan keputusan jangka pendek dalam keputusan jangka panjang perusahaan yang sudah tidak mampu lagi memperoleh laba atau kondisi rugi maka keputusan yang akan diambil adalah keluar (exit) dari industri/pasar persaingan sempurna. Bedanya dalam analisis jangka panjang membayar biaya tetap akan hilang dengan dapat menjual atau menghentikan sewa biaya tetap tersebut. Dengan demikian perusahaan akan keluar dari pasar jika pendapatan yang ia peroleh dari produksi lebih kecil daripada total biaya yang dipikulnya. Artinya perusahaan akan keluar jika TR < TC.
106
Dedeng Amruloh, SE., M.Si
Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta
Maksudnya perusahaan akan keluarjika pendapatan total lebih kecil dari total biaya. Jika kemudian dirata-ratakan dengan masing-masing menambah Q maka rumusannya menjadi TR/Q > TC/Q. Dengan pengetahuan terdahulu kita bahwa TR/Q itu sama dengan harga (P) dan TC/Q sama dengan total biaya rata-rata (ATC) maka rumusannya menjadi P < ATC. Kebalikannya jika dimungkinkan harga lebih besar dari biaya tetap ratarata atau P > ATC maka perusahaan masuk kedalam industri/pasar persaingan sempurna. Jika digambarkan dalam bentuk kurva, maka: Gambar 9.5 Keputusan Jangka panjang Perusahaan Untuk Keluar 1000
MC
900
Biay a d an h arg a
800 700
AC
600 500
AVC
400 300 200 Keputusan perusahaan untuk keluar / P > ATC
100 0 0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10 Q
107
Dedeng Amruloh, SE., M.Si
Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta
Dengan demikian proses keluar/masuknya perusahaan kedalam industri/pasar persaingan sempurna iakan berhenti apabila harga sama dengan total biaya rata-rata. Hasil analisis kita terhadap pembahasan di atas menghasilkan suatu kesimpulan yang sangat ekstrim, perhatikan pembelajaran kita terdahulu dari gambar dan data yang ada diketahui bahwa equlibrium jangka panjang suatu pasar persaingan sempurna dimana perusahaan bebas keluar masuk akan tercipta jika pasar ini memiliki sejumlah perusahaan yang mampu beroperasi dalam sekala yang paling efisien. Dengan kata lain proses keluar/masuk perusahaan di suatu pasar persaingan sempurna akan berlangsung sampai pada akhirnya laba terdorong pada titik nol (0). Dalam jangka panjang harga sama dengan biaya tetap rata-rata yang paling minimum (P = ATC), sedangkan kurva penawaran pasar/industri (S) dalam jangka panjang akan berbentuk horizontal pada harga tersebut. Perhatikan gambar dibawah : Gambar 9.6 Penawaran Pasar dengan Keluar Masuk Perusahaan
1000
MC
900
Biaya dan harga
800 700
AC
600 500
AVC
400
Penawaran / S
300 200 100 0 0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10 Q
S. KEBAIKAN DAN KEBURUKAN PASAR PERSAINGAN SEMPURNA
108
Dedeng Amruloh, SE., M.Si
Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta
Analisis ekonomi pasar yang paling ideal adalah menganalisis pasar persaingan sempurna, karena disana banyak sekali kelebihan-kelebihan atau kebaikan dari pasar tersebut, namun secara umum ternyata mengndung juga kelemahan. Secara umum diuraikan, sebagai berikut : 1.
Kebaikan Pasar persaingan Sempurna i.
Persaingan sempurna memaksimumkan efisiensi Dalam anailis ekonomi efisiensinya terletak pada penggunaan sumbersumber daya yang paling efisien dalam artian seluruh sumber daya yang ada digunakan dan penggunaannya telah memaksimumkan kesejahteraan masyarakat. Efisiensi perusahaan dalam pasar ini meliputi dua konsep efisiensi yaitu: 1). Efisiensi Produktif. Untuk efisiensi ini mengandung pengertian dimana untukperusahaan dalam setiap proses produksi biaya yang dikeluarkan adalah yang paling minimal, dan secara keseluruhan industri harus memproduksi barang pada biaya rata-rata yang paling rendah. Untuk kondisi ini perusahaan dan industri dalam pasar persaingan sempurna telah mencapai efisiensi produktif, karena dalam jangka panjang perusahaan dalam pasar persaingan sempurna dapat untung normal ketika biaya produksi yang digunakan adalah biaya produksi yang paling minimal. 2). Efisiensi Alokatif Efisiensi alokatif dilihat dari apakah alokasi sumber-sumber daya ke berbagai
kegiatan
ekonomi/produksi
telah
tercapai
tingkat
maksimum.efisiensi alokatif akan tercapai bila harga setiap barang sama dengan biaya marginal untuk memproduksi barang tersebut. berarti untuk setiap kegiatan ekonomi, produksi harus terus dilakukan sehingga tercapai keadaan dimana harga = biaya marjinal / P = MC. Dalam pasar persaingan sempurna diketahui bahwa harga = penjualan marjinal (P = MR). Sedangkan syarat memaksimumkan keuntungan dalam pasar ini adalah Penjualan Marjinal = Biaya
109
Dedeng Amruloh, SE., M.Si
Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta
marjinal (MR = MC). Dengan demikian dalam jangka panjang keadaan ini akan berlaku Harga = Penjualan Marjinal = Biaya Marjinal atau P = MR = MC. Artinya pasar persaingan sempurna memiliki efisiensi alokatif ii.
Kebebasan bertindak dan memilih Persaingan sempurna menghindari adanya konsentrasi kekuasaan ditangan segelintir orang/perusahaan yang akan membatasi kebebasan seseorang untuk melakukan kegiatan dan memilih pekerjaan yang disukai, dan akan membatasi untuk memilih barang yang akan dikonsumsinya. Dalam pasar persaingan sempurna tidak seorangpun memiliki kekuasaan unt mengatur harga, jumlah produksi dan jenis barang yang diproduksinya, begitu pula dalam menentukan faktor-faktor produksi yang akan digunakan dan corak pengalokasiannya, dalam hal ini efisiensilah yang akan menentukan pengalokasiannya. Kondisi ini mengakibatkan masyarakat memiliki kebebasan untuk untuk berproduksi dengan mengalokasikan sumberdaya yang dimilikinya terhadap berbagai jenis produk. Masyarakat memiliki kebabasan pula untuk memilih kombinasi faktor-faktor produksi yag dimilikinya untuk berproduksi.
2.
Keburukan Pasar persaingan Sempurna Selain kebaikan di atas, terdapat pula beberapa keburukannya, antara lain: i.
Persaingan Sempurna Tidak Mendorong Inovasi Perusahaan-perusahaan yang ada dalam pasar persaingan usaha walaupun
memiliki
inovasi
dan
teknologi
baru
yang
dapat
mengefisiensikan biaya produksinya, kondisinya hanya sementara dan jangka pendek. Karena perusahaan-perusahaan lain akan berupaya pada hal yang sama dengan mencontoh. Ketidk kekalan keuntungan akibat inovasi dan teknologi ini berakibat pada perusahaan-perusahaan tidak terdorong untuk lebih meningkatkan inovasi dan teknologinya.
110
Dedeng Amruloh, SE., M.Si
Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta
ii.
Persaingan Sempurna Menimbulkan Biaya Sosial Perusahaan yang memiliki kebebasan menggunakan sumber daya secara efisien
tidak
selamanya
berbanding
lurus
dengan
kepentingan
masyarakat. Sebagai contoh efisiensi perusahaan untuk berproduksi pada skala tertentu di PT Freeport akan menghasilkan kerusakan lingkungan setempat. iii.
Membatasi Pilihan Konsumen Karena barang-barang yang dihasilkan 100 persen sama, konsumen memiliki pilihan yang terbatas untuk menentukan pilihan barang yang akan dikonsumsinya.
iv.
Biaya Produksi Yang Lebih Tinggi Dalam analisis pasar persaingan sempurna walaupun dinyatakan produksi pada biaya minimal, hal ini bukan berarti biaya yang paling kecil jika dibandingkan dengan perusahaan pada pasar yang berbeda misalnya pasar monopoli, skala ekonomi dengan produksi yang banyak lebih akan menurunkan biaya produksi.
v.
Distribusi Pendapatan Tidak Selalu Merata Perlu diketahui perusahaan yang ada dalam pasar persaingan sempurna memiliki
kebebasan
menentukan
corak
kombinasi
faktor-faktor
produksinya untuk efisiensi, akibatnya adalah pengasilan masing-masing faktor produksi akan berbeda. Kalau distribusi pendapatan tidak merata maka penggunaan sumber-sumber daya (yang dialokasikan secara efisien) akan lebih banyak digunakan untuk kepentingan pemilik perusahaan. Contoh. Dipasar kondisi mekanisme pasar menunjukan penjualan rumah mewah lebih menguntungkan, sehingga alokasi sumber daya dipusatkan perusahaan untuk membuat rumah mewah yang berakibat pada sedikitnya sumber daya yang dialokasikan untuk membuat rumah sederhana. Dengan demikian pasar akan memaksimumkan keuntungan dan alokasi sumberdaya menjadi efisien tapi tidak memaksimumkan kepentingan seluruh masyarakat.
111
Dedeng Amruloh, SE., M.Si
Manual Hand Book -Micro Economic-STIE Muttaqien Purwakarta
SEKILAS PENYUSUN DEDENG ABDUL GANI AMRULOH, lahir di Karawang 14 Juli 1974 adalah Sarjana Ekonomi Program Studi Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan (IESP) Fakultas Ekonomi Universitas Tanjung Pura Pontianak pada tahun 1999. Dan Master Sain Ekonomi Manajemen dari FE UNPAD Badnung tahun 2011. Mulai mempelajari ilmu ekonomi di tempat yang sama sejak tahun 1993 setelah menamatkan sekolah menengah atas di SMA Negeri 1 Karawang. Sekarang penyusun merupakan salah satu staf pengajar (dosen) di STIE Muttaqien Purwakarta yang di gelutinya sejak tahun 2001. Penyusun sekarang tinggal di Perumahan Bukit Panorama Indah (BPI) Blok E4 Nomor 27 Negeri Kaler Purwakarta bersama istri Siti Rosidah dan anak anak tercinta M. Zulvan Rasyid Amrullah dan Ghaida Zhufaira. Penyusun menekuni profesi sebagai dosen di STIE Muttaqien untuk mata kuliah-mata kuliah ekonomi umum seperti Pengatar Ekonomi Pembangunan (2001), Pengantar Ekonomi, Pengantar Ekonomi Mikro, Perekonomian Indonesia dan Ekonomi Internasional. Selain itu aktivitas sebagai akademisi mendorong penyusun untuk terus melakukan tugasnya yang lain yaitu penelitian, yang insya Allah akan segera diwujudkannya. Selain sebagai dosen penyusun juga dipercaya untuk menangani urusan administrasi akademik dan ketata usahaan di kampus tempatnya mengabdi sejak tahun 2002. Rasa penasaran dan ketertarikan yang besar terhadap ilmu ekonomi, mendorong penyusun untuk terus berusaha memperbaiki diri dengan memahami ilmu ekonomi lebih dalam baik dari diskusi-diskusi, bahan-bahan bacaan dan insya Allah dengan bantuan kuasa Allah SWT dapat melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi.
112
Dedeng Amruloh, SE., M.Si