Pendahuluan Indonesia merupakan negara kepulauan yang sebagian besar daratannya berupa perairan. Indonesia dikenal dengan hasil lautnya yang sangat kaya dan bermacam – macam. Sebagian besar masyarakat berprofesi sebagai nelayan yang pendapatannya bergantung pada hasil lautnya yang melimpah. Hasil laut Indonesia juga menyumbangkan kepada negara devisa yang sangat tinggi baik dari hasil laut maupun dari hasil pertambakan. Dilihat dari prospek pasar, Indonesia masih berpeluang untuk mengembangkan hasil-hasil budidaya ikan air tawar untuk memenuhi pasar ekspor. Konsumsi akan ikan di Indonesia sendiri masih cukup tinggi dilihat dengan banyaknya ikan air tawar yang diperjualbelikan di pasar tradisional atau di supermarket-supermarket. Produk ikan air tawar antara lain ikan mujahir, ikan nila, lobster, lele, dan masih banyak yang lainnya. Harga ikan air tawar pun bervariasi dan rata-rata harga semakin meningkat karena persediaan tidak sesuai permintaan. Hal inilah yang menjadi pertimbangan perlu pengembangan di sektor budidaya perikanan air tawar menyediakan produk yang berkualitas dan terjangkau bagi masyarakat. Rumusan masalah 1. Bagaimana cara implementasi metode budidaya lobster yang ekonomis, tetapi menghasilkan lobster yang berkualitas? 2. Bagaimana membudidayakan lobster dalam tempat yang terbatas dengan memperhatikan karakteristik lobster? Tujuan 1. Mencari cara implementasi metode budidaya lobster yang minimalis, tetapi menghasilkan lobster yang berkualitas 2. Memutar ide membudidayakan lobster dalam tempat yang terbatas Manfaat 1. Mengetahui cara implementasi metode budidaya lobster yang minimalis, tetapi menghasilkan lobster yang berkualitas Rencana Operasional Struktur Organisasi
MANAJER UTAMA MANAJER
MANAJER
MANAJER
MANAJER
PEMASARAN
SDM
KEUANGAN
PRODUKSI
Ketenagakerjaan Manajer Utama
1. Mampu mengendalikan perusahaan mengambil kebijakan yang bertanggung jawab 2. Mampu membuat keputusan bertanggung jawab perorganisasian dan melakukan pengawasan aktif 3. Mampu mengendalikan komponen – komponen perusahaan demi lancarnya aktifitas perusahaan Manajer Pemasaran 1. Mampu mengambil kebijakan mengenai keadaan – keadaan pasar yang tidak menentu 2. Mampu mengendalikan keadaan pasar sehingga dapat stabil sesuai kebijakan yang ada demi kemajuan perusahaan 3. Mampu mendistribusikan produk dengan terstruktur dan merata demi demi kepuasaan konsumen Manajer SDM 1. Mampu mengembangkan wawasan ilmu pengetahuan demi kemajuan perusahaan 2. Mampu memberikan ilmu pengetahuan berorentasi wawasan untuk perangkat – perangkat perusahaan Manajer Keuangan 1. Mampu mengatur keluar masuknya keuangan perusahaan dan menjaga agar tetap stabil tidak merugikan perusahaan 2. Mampu membuat kebijakan – kebijakan yang dapat menguntungkan perusahaan Manajer Produksi 1. Mampu membuat target – target produksi yang mampu memenuhi kebutuhan pasar 2. Mampu memberikan data – data perkembangan produksi perusahaan sebagai titik pandang kemajuan perusahaan Karyawan 1. Mampu bekerja dengan baik sesuai kontribusi yang diberikan perusahaan 2. Mampu menciptakan rasa kerjasama sesama komponen – komponen perusahaan sehingga terjalin kekeluargaan 3. Mampu berprilaku jujur dan tidak mudah putus asa dalam bekerja Karakteristik Lobster Lobster air tawar tidak memiliki tulang dalam (internal skeleton), tetapi seluruh tubuhnya terbungkus oleh cangkang (external skeleton). Di lihat dari organ tubuh luar, lobster air tawar memiliki beberapa alat pelengkap seperti, sepasang antena sebagai perasa dan peraba terhadap pakan dan kondisi lingkungan. Sepasang antanela untuk mencium pakan, 1 mulut, dan sepasang capit (celliped). Enam ruas badan (abdomen). Ekor, 1 ekor tengah (telson) terletak di semua bagian tepi ekor, serta 2 pasang ekor samping (uropod). Enam pasang kaki renang (pleopod) yang berperan dalam melakukan gerakan renang. Enam pasang kaki untuk berjalan (walking legs). Di habitat aslinya, lobster air tawar hidup di rawa-rawa, sungai, dan danau air tawar. Lobster air tawar merupakan spesies yang berasal dari daerah tropis yang tersebar di sekitar Australia bagian utara. Penyebaran ini membuat lobster tahan terhadap berbagai kondisi dan cuaca.
Lobster hidup pada perairan dengan kisaran pH sedikit alkalin yaitu antara 7-9. Mereka jarang dijumpai berada diperairan dengan pH kurang dari 7 dan kesadahan air yang diperlukan adalah sedang hingga tinggi. Hal ini diperlukan untuk menjaga kandungan kalsium terlarut cukup tinggi untuk menjamin pembentukan cangkang mereka dengan baik (Satyani, 2001). Konsentrasi oksigen terlarut pada penelitian ini berkisar antara 9,28 - 9,83 mg/l. Tingkat kelarutan oksigen tersebut sudah sangat memenuhi persyaratan untuk pemeliharaan lobster air tawar yaitu harus lebih dari 4 mg/l (CortesJacintoet al, 2005). Jenis – Jenis Lobster Jenis lobster mencapai ratusan jenis. Namun, di antara jenis tersebut hanya sebagian kecil yang sudah bisa dibudidayakan dan di kembang biakkan di luar habitat aslinya. Lobster air tawar yang sudah dibudidayakan tersebut dikenal sebagai lobster air tawar komersial. Cherax quadricarinatus Cherax quardricarinatus paling banyak diminati oleh peternak dan konsumen. Lobster air tawar ini termasuk dalam keluarga Parastacidae. Ciri utama lobster ini adalah di kedua ujung capitnya berwarna merah. Untuk itu, lobster ini dikenal juga dengan sebutan red claw. Tubuhnya didominasi oleh warna biru laut dan sedikit bercak kemerahan. Antarruas kelopak kulit berwarna putih. Di habitanya aslinya, panjang tubuh red claw dewasa dapat mencapai 50 cm dengan bobot sekitar 800-1.000 gram per ekor. Red claw dapat hidup di luar habitat aslinya dengan kondisi suhu air pada kisaran 20-28'C, pH 7-8, dan kesadahan 1020 dH. Cherax destructor Cherax destructor juga termasuk dalam keluarga Parastacidae. Ciri yang paling mudah terlihat pada jenis lobster air tawar ini adalah capitnya yang berukuran besar. Untuk itu, lobster ini dikenal destuctor atau "si penghancur". Tubuhnya didominasi warna merah kecoklatan. Panjang tubuhnya berkisar antara 20-25 cm dengan berat sekitar 200-300 gram per ekor. Cherax destructor memiliki produktivitas lebih rendah dibandingkan dengan red claw karena tubuhnya lebih kecil. Dalam setahun hanya melakukan perkawinan dua kali. Dalam satu kali perkawinan jumlah anakan yang menetas berkisar 30-150 ekor. Jenis lobster ini juga memiliki tingkat kanibalisme yang tinggi, terutama pada saat moulting. Bahkan, lobster betina bisa memangsa lobster jantan. Itulah sebabnya tidak banyak peternak yang membudidayakannya. Procambarus clarkii Procambarus clarkii berasal dari keluarga Cambaridae. Seluruh tubuhnya merwarna merah bata untuk jantan, sedangkan betina oranye kemerah-merahan. Ukuran tubuhnya lebih kecil di bandingkan dengan Cherax sp. Panjang tubuhnya hanya berkisar 12 cm dengan berat 75-100 gram per ekor. Cherax sp Cherax sp banyak tersebar di daerah lembah baliem, kabupaten Jayawijaya. Terdapat lebih dari 12 jenis lobster di daerah tersebut. Namun, hamper semua jenisnya belum diidentifikasi. Umumnya, lobster papua bewarna oranye.
Sifat – Sifat Lobster Lobster air tawar mempunyai daya tahan hidup yang cukup tinggi. Jika air dalam kolam dirasakan kurang memenuhi kriteria hidup, lobster akan berusaha keluar dari tempat tersebut. Karena itu, menjaga kualitas air agar sesuai dengan kriteria hidup lobster merupakan faktor yang sangat penting. a. Berkelana Lobster air tawar dikenal sebagai hewan yang suka berkelana. Di akuarium, lobster sering memanjat keluar melalui selang aerator, kabel, dan pipa air. Karena itu, untuk mencegah lobster kabur dari akuarium atau kolam pemeliharaan, selang aerator dan kabelpowerhead harus dijepit atau diapit menggunakan kaca atau papan selebar 5 cm sehinnga lobster tidak bisa memenjat. b. Membuat Cadangan Kalsium Pada masa pasca molting, lobster dewasa membutuhkan waktu beberapa hari untuk membuat kulitnya menjadi keras seperti sebelum molting. Di dalam perut lobster terdapat gastrolith yang berbentuk setengah bola berwarna putih seperti gumpalan garam. Gastrolith berfungsi sebagai penyimpan kalsium yang berguna untuk membuat kulit yang baru molting menjadi keras. Bila kulit lobster tersebut mengeras, lobster tersebut sudah dapat dikembalikan ke kolam atau akuarium pemeliharaan. c. Kanibal Lobster air tawar termasuk binatang yang memiliki sifat kanibal. Umumnya, lobster air tawar yang sedang dalam tahap molting sangat lemah dan rentan terhadap serangan sesamanya. Bila di dalam kolam terdapat gasrolith, berarti telah terjadi kanibalisme pada lobster yang baru mengalami pergantian kulit. d. Mencari Sumber Air Baru Sifat lain dari lobster air tawar adalah mencari sumber air yang baru dan bisa melawan arus air yang ada. Sifat lobster ini dapat dimanfaatkan untuk proses panen yang biasanya disebut dengan perangkap atau flow trapping. Flow trapping dilakukan dengan menguras air yang ada pada kolam dan menguncurkan sedikit air segar kedalam kolam yang akan dikuras. Degan demikian lobster akan berkumpul di bawah kucuran air tersebut. e. Hewan Malam (Nocturnal) Lobster air tawar juga dikenal sebagai hewan malam ataunocturnal. Lobster lebih banyak beraktivitas dan mencari makan pada malam hari atau saat gelap. Karena itu, pemberian pakan pada lobster sebaiknya lebih banyak pada malam hari. Pada siang hari atau saat terang, lobster cenderung diam pada tempat persembunyiannya. Namun, suasana terang yang lebih lama membuat lobster lebih sering melakukan pemijahan. f. Berkelompok Pengelompokan lobster air tawar terjadi secara alami. Bila ada lobster dari kelompok lain yang memasuki wilayah kelompok tertentu akan terjadi perkelahian antar lobster. Untuk mencegah ini, lobster harus dipilih menurut kelompoknya. Perkelahian lobster juga bisa dicegah dengan menambah tempat persembunyian sehingga lobster tidak saling menyerang. g. Kebiasaan Reproduksi
Perilaku lobster air tawar yang cukup menarik untuk diamati adalah aktivitasnya saat perkawinan hingga muncul juvenil. Tahap awal yang dilaksanakan oleh setiap induk sebagai berikut: -Mencari pasangan -Melakukan percumbuan antar pasangan -Melakukan perkawinan -Induk betina mengerami telur -Induk betina mengasuh benih hingga waktu tertentu Calon Indukan Seleksi Berdasarkan Jenis Kelamin Lobster air tawar merupakan spesies dimorfis, yakni terdiri dari jenis kelamin jantan dan betina. Jenis kelamin jantan dan betina dapat dibedakan secara pasti jika telah mencapai 2 bulan dengan panjang total rata- rata 5 s/d 7cm. Ciriciri primer pembeda jenis kelamin calon induk lobster air tawar adalah bentuk tertentu yang terletak ditangkai kaki jalan dan ukuran capit. Sementara itu ciri- ciri sekunder yang dapat dilihat secara visual adalah kecerahan warna tubuhnya. Calon induk jantan memiliki tonjolan didasar tangkai kaki jalan ke-5 jika penghitungan dimulai dari kaki jalan dibawah mulut. Ciri lobster air tawar betina adalah adanya lubang bulat yang terletak didasar kaki ke-3. Berdasarkan capitnya, calon induk jantan memiliki ukuran capit 2-3 kali lebar buku pertama (tangkai capit) dan calon induk betina memiliki ukuran capit yang sama atau 1,5 kali buku pertama. Perbedaan Jenis Kelamin - Jantan (kiri) dan betina (kanan) Dilihat dari ciri-ciri sekunder, warna tubuh calon induk jantan lebih cerah dibandingkan dengan warna dasar tubuh calon induk betina, jika wadah dan perlakuan yang diberikan dalam pemeliharaannnya sama. Jika perbandingan ini dilakukan dalam lingkungan pemeliharaan yang berbeda, kecerahan dan tingkat ketajaman dari warna dasar itu akan berbeda pula. Warna pigmen dalam cangkang tubuh sangat dipengaruhi oleh warna air, jenis pakan, dan kandungan dasar pigmen yang dimiliki oleh setiap spesies ikan. Seleksi Ukuran Berdasarkan Umur Umumnya lobster air tawar mencapai ukuran rata- rata 100gr setelah berumur 7-8 bulan. Meskipun demikian ukuran rata2 tersebut sangat tergantung pada berbagai faktor, yakni jenis dan kandungan protein yang diberikan selama pemeliharaan, kondisi lingkungan; seperti suhu, oksigen terlarut, pH, alkalinitas, padat tebar, pengunaan arus deras dalam kolam, ketinggian air, dan keberadaan jantan dan betina dalam satu wadah pemeliharaan Untuk menghasilkan calon induk yang baik diperlukan seleksi ukuran panjang total yang didasarkan pada umur dalam wadah pemeliharaan. Kriteria seleksi yang harus dilakukan baik untuk memperoleh calon induk jantan maupun betina adalah dengan mengambil patokan 25% dari individu dalam populasi sebanyak 3 kali. Contohnya, jika diperoleh 100 ekor yang berasal dari pasar atau toko ikan hias perlu ditanyakan umur dan hasil tangkapan atau hasil produksi sendiri. Jika lobster yang diperoleh merupakan hasil produksi sendiri dan berumur 2-3 bulan, lakukan pengukuran panjang total dari setiap ekor hingga diperoleh nilai rata- rata, kemudian dari patokan nilai rata - rata itu, ambil 25% yang
memiliki ukuran panjang total tertinggi (yang memiliki ukuran diatas nilai ratarata). Kegiatan ini dilakukan berulang sebanyak 3 kali. Pembenihan Wadah Pembenihan a. Kolam Semen Pembudidayaan lobster skala besar sebaiknya menggunakan wadah berupa kolam yang terbuat dari semen. Selain dapat menampung udang, kolam semen juga bersifat permanen, sehingga dapat digunakan secara berulang-ulang. Selain itu bisa juga menggunakan bak plastik, bak semen, bakfiberglass, atau akuarium. Kolam semen dapat dibuat berbentuk segi empat dengan ukuran 2x3x0,5m. b. Akuarium Akuarium dapat digunakan sebagai wadah pemeliharaan jika budi daya yang dilakukan berskala kecil. Akuarium dapat dibuat dengan ukuran 0,5x1x0,5m. Akuarium dibuat dari bahan kaca dangan ketebalan 0,5 cm. Sepanjang bibir atas akuarium dipasang kaca dengan lebar 5 cm dan panjang disesuaikan dengan dinding akuarium. Ketinggian air untuk pemeliharaan lobster adalah sekitar 10-15 cm. Teknik Pemijahan Alami Hingga saat ini pemijahan lobster ini masih dilakukan secara alami. Artinya, bahan dan alat yang digunakan dalam kegiatan pemijahan dipersiapkan oleh manusia, tetapi terjadinya perkawinan antara induk jantan dan betina tergantung pada daya dukung lingkungan serta keinginan dan perilaku setiap pasangan untuk melaksanakan reproduksi, sehingga waktunya tidak dapat ditentukan secara pasti. Lobster akan melakukan pemijahan pada suhu air diatas 23- 290 C dan optimum 270 C, minimal cahaya yang diperlukan dengan terang 12 jam dan gelap 12 jam, kebutuhan kondisi seperti ini tidak terlalu sulit bagi wilayah Indonesia ( Jones, 2000). Ada 2 teknik yang dapat digunakan untuk melakukan pemijahan alami lobster air tawar, yakni pemijahan secara masal dan pemijahan secara individu. Dalam pemijahan masal, persiapan yang perlu dilakukan adalah menyediakan wadah perkawinan berupa bak atau fibreglass yang dilengkapi dengan instalasi, seperti plastik hitam, aerator, PVC untuk pemasukan dan pengeluaran air, dan PVC pelindung. Sementara itu, wadah yang digunakan untuk pemijahan individu adalah Aquarium ukuran 100 x 50 x 40 cm, sebanyak 3 buah. Setelah semua persiapan telah dilakukan, tahap kedua adalah pengisian air jernih kedalam wadah dengan ketinggian permukaan air tertentu, pemasukan udara yang berasal dari aerator dan penyeleksian induk. Standar ukuran induk jantan dan betina terseleksi yang digunakan dalam pemijahan masal antara 20-22 cm dengan perbandingan jantan dan betina 3:1 per m2 bak. Sementara itu, induk jantan dan betina yang digunakan dalam pemijahan alami secara individu berukuran 16-18cm dengan perbandingan jantan dan betina 1:1 per akuarium. Dalam mempersiapkan peralatan untuk pemijahan dan pembesaran burayak, perlu diperhatikan bahwa aquarium tidak boleh kena sinar matahari langsung, usahakan berada dalam suasana yang teduh dan tenang. Hal ini penting untuk merangsang lobster melakukan perkawinan, dan lobster mengerami
telurnya. Sedangkan bak semen lebih baik kalau berada di luar ruangan dan dapat sinar matahari, agar tumbuh lumut dan plankton yang sangat berguna untuk pertumbuhan burayak yang dibesarkan. Pemijahan lobster air tawar masih dilakukan secara alami, artinya kita siapkan aquarium perkawinan antara induk betina dan jantan. Dalam aquarium ukuran 100 x 50 x 40 cm, bisa kita tempatkan lobster sebanyak 4 betina + 2 jantan atau 3 betina + 2 jantan. Aquarium senantiasa dilengkapi dengan aerator untuk memberi oksigen yang cukup. Atau aquarium yang dilengkapi dengan sirkulasi filter. Perkawinan biasanya dilakukan pada malam hari, dan 3 hari kemudian induk betina akan bertelur, ditandai dengan induk betina melipat erat ekornya guna melindungi telur yang menempel di sirip renangnya. Hindari ruangan yang terlalu terang dan bising, karena lobster lebih mudah kawin di tempat yang tenang dan cenderung gelap. Letakkan paralon pvc ukuran 2,5 inci, panjang 12 cm, untuk tempat berlindung Teknik Pengeraman & Pemijahan Teknik pengeraman dan penetasan telur lobster air tawar itu tidak terlepas dari karakteristik biologi reproduksi. Karenanya dalam persiapan wadah dan melaksanakan pengelolaannya dibutuhkan pengetahuan dan ketrampilan personal yang tinggi. Dalam perkembangan telur hingga terbentuknya juvenil, ada 3 tahapan kejadian alamiah, 1. Perkembangan embrio dalam telur (pre-larva) 2. Perkembangan larva saat diasuh (larva) 3. Dan saat juvenile lepas dari abdomen (post-larva) Disamping itu kejadian alam lain yang perlu diketahui adalah tidak banyaknya aktifitas induk betina, terutama dalam mengonsumsi pakan saat mengerami telur. Berkaitan dengan fakta alam, strategi yang perlu dilaksanakan sebagai berikut. Induk yang sedang bertelur harus dipelihara secara terpisah dengan induk yang mengandung telur dan induk jantan. Kualitas air, terutama oksigen terlarut lebih dari 5 ppm dan fluktuasi suhu air harus rendah.Wadah harus diberi pelindung yang sesuai dengan jumlah individu. Alasan keempat hal tersebut perlu dilakukan sebagai berikut: - Untuk menghindari terjadinya gangguan atau serangan dari luar yang Menyebabkan gangguan fisik -Menghindari peluang terjadinya kanibal - Sejak embrio hingga berbentuk juvenil, lobster air tawar membutuhkan oksigen terlarut yang tinggi - Agar lingkungan lebih nyaman karena pada fase embrio, nauplius, dan protozoa, juvenil memiliki karakteristik sensitivitas yang tinggi terhadap perubahan suhu air Pemanenan Teknik Pemanenan Indukan Pemijahan Pemanenan induk pemijah meliputi kegiatan penangkapan, penampungan, pemeriksaan, dan pengadaptasian. Peralatan yang digunakan dalam persiapan pemanenan adalah scoopnet halus berukuran 20x30 cm dan ember plastik berdiameter 50 cm. Pemanenan dimulai dengan mengisi ember dengan air jernih hingga kedalaman mencapai 20 cm dan menurunkan air didalam bak atau akuarium
hingga permukaannya menjadi 15-20 cm. Selanjutnya menangkap lobster secara langsung, terutama induk lobster air tawar yang terdapat didalam PVC dengan cara menutup lubang bagian kiri dan kanan, kemudian mengangkatnya secara perlahan. Induk yang telah tertangkap dimasukkan kedalam wadah dengan cara membuka salah satu lubang PVC didalam air. Induk-induk lobster yang ada diluar PVC ditangkap menggunakan scoopnet dibantu tangan. Penangkapan dilakukan dengan meletakkan scoopnet dibagian ekor dan mengiringnya menggunakan tangan dibagian kepala. Setelah jumlah induk jantan dan betina yang ditangkap dan ditampung didalam ember sesuai dengan keinginan, dilakukan seleksi berdasarkan ukuran dan kondisi gonad dengan jumlah jantan dan betina 1:2 untuk dipindahkan kedalam wadah pemijahan. Pemanenan harus dilakukan dengan hati- hati. Penangkapan induk harus dilakukan secara perlahan, sehingga kerusakan fisik, terutama capit atau kaki jalan dapat dihindari. Agar tidak stres, kepadatan ideal induk jantan dan betina adalah 5-6 ekor per-wadah. Pemanenan Benih Dalam pemanenan benih berukuran 1-2 cm, alat yang digunakan adalah ember plastik 20 liter, scoopnet berukuran 20x10 cm, dan daun pisang atau cabikan plastik ikan, terutama jika jarak antara wadah pemanenan dan wadah penampungan relatif jauh. Sementara itu, saat yang baik untuk pemanenan adalah sebelum jam 9 pagi, berada dilingkungan terbuka, dan hasil panen ditempatkan dalam wadah dengan jumlah maksimum 20 ekor/ wadah. Cara memanen dimulai dengan menurunkan air didalam wadah kedalaman air tinggal 15- 20 cm. Jika wadah yang digunakan berupa akuarium, cara mengeluarkan air dengan sifoning dan jika berupa bak atau kolam tanah, tinggal membuka lubang pengeluran. Setelah itu benih lobster ditangkap menggunakan scoopnet secara perlahan dan hasil tangkapan dimasukan kedalam ember yang telah dilengkapi air jernih dan alat lain. Perlu diketahui, tingkat sensitivitas benih berukuran 20 hari terhadap perubahan lingkungan drastis lebih tinggi dibandingkan dengan ukuran lebih besar. Tingkat sensitivitas juga akan tinggi pada semua ukuran benih lobster air tawar saat pergantian cangkang (molting). Pengendalian Hama dan Penyakit Kematian terutama disebabkan oleh kualitas air yang buruk atau dimakan oleh lobster lain saat terjadi molting. Seperti pada budi daya ikan lainnya, pencegahan serangan penyakit dilakukan dengan menjaga kebersihan air dan kolam pemeliharaan, memberikan nutrisi yang cukup, serta menjaga kebersihan peralatan yang berhubungan dengan lobster air tawar, seperti tempat persembunyian, naungan, serta pakan alami yang diberikan lobster. Jika kotoran yang lama tertimbun didasar kolam akan mengakibatkan naiknya kadar amonia (NH3 ) didalam air yang dapat mengakibatkan lobster keracunan dan mati. Gangguan dari luar yang merupakan ancaman terbesar pada pemeliharaan lobster air tawar adalah predator, seperti kucing dan tikus.
Prospek Usaha
Lobster Air Tawar (LAT) atau Freshwater Crayfish merupakan binatang air yang cukup mudah untuk dibudidayakan. Harganya yang cukup tinggi, sekitar 150-250 ribu rupiah /kg, membuat budidaya lobster air tawar menjanjikan keuntungan bila dilakukan dengan teknik yang benar. Habitat asli Lobster Air Tawar adalah di sungai dan di rawa-rawa serta danau. Namun demikian, banyak sarana yang dapat digunakan media budidaya lobster air tawar ini sangat bervariasi. Pada umumnya Lobster Air Tawar dibudidayakan secara extensif pada kolam tanah. Budidaya lobster air tawar sangat cepat dan gampang, tidak seperti udang windu atau udang galah yang relatif lebih sedikit dan rumit. Orang awam pun dapat melakukannya sendiri baik dalam skala usaha kecil maupun besar. Dengan sedikit modal dan kemauan yang kuat, setiap orang dapat membudidayakan lobster air tawar. Lobster air tawar tidak mudah stres dan tidak mudah terserang penyakit. Asalkan kebutuhan pakan, kualitas air, dan kebutuhan oksigen terpenuhi maka lobster dapat tumbuh dan berkembang biak dengan cepat. Jika dilihat dari iklim dan siklus musimnya, Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk melakukan budi daya lobster air tawar sepanjang tahun. Lobster air tawar yang umumnya bertelur 4–5 kali dalam setahun dapat dimanfaatkan secara maksimal. Selain kondisi iklim yang sangat mendukung, sumber pakan alami bagi lobster tersedia cukup banyak di alam dan mudah diperoleh. Dengan pakan alami tersebut, lobster akan tumbuh dengan cepat. Oleh karena budi daya lobster tidaklah sulit maka bisnis ini dapat digunakan sebagai usaha sampingan. RENCANA PEMASARAN Deskripsi Produk Perkembangan industri di sektor perikanan sangatlah potensial disamping Indonesia kaya akan hasil lautnya dan mayoritas penduduknya bergerak pada sektor perikanan. Harga jual hasil perikanan sangatlah tinggi apalagi jika sudah masuk pasar ekspor maka harga dapat naik beberapa kali lipat dari harga di dalam negeri. Lingkungan alam di Indonesia juga sangat mendukung bidang perikanan dengan daratan Indonesia 75% adalah lautan dan musim terdiri dari musim kemarau dan musim hujan. Sektor perikanan adalah sektor industri yang mudah di jangkau oleh masyarakat menengah kebawah sebagai industri yang potensial dan menguntungkan. Produk Lobster Air Tawar masuk ke pasaran dalam usia 6 bulan dan ukuran 15 – 20 cm. Produk Lobster termasuk lobster metahan yang dapat diolah kembali baik berupa makanan dan sebagainya. Permodalan SDM Modal : Rp 9.100.000,Investasi : Rp 800.000,No Nama Barang 1 Aquarium 100x50x50 cm 2 Aerotor 3 Alat PH air 4 Filter
Jumlah 16 16 2 16
Biaya (Rp) 6.400.000 800.000 200.000 400.000
5 6 7 8
Pompa air Asesoris aquarium Jaring Bak air TOTAL
No Nama Barang 1 Indukan lobster 2 Pakan
1 32 2 2
700.000 500.000 50.000 50.000 9.100.000
Jumlah 12 J + 8 B
Biaya (Rp) 600.000 200.000 800.000
TOTAL TOTAL MODAL: Rp 9.900.000,-
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Rincian kebutuhan Nama Barang Satuan Lobster 1 paket Aquarium 4 Aerotor 4 Pelet 2 Cacing sutra 1 Cacing tanah 1 Alat PH air 1 Jaring 3 Filter 2 Asesoris aquarium 4 TOTAL
No Nama Barang 1 Pelet 2 Cacing Sutra 3 Cacing Tanah
Fungsi Indukan Pemijahan Penyedia oksigen Makanan Makanan Makanan Mengukur PH Menjaring Penyaring Pelengkap
Jumlah 1 kg 1 kg 1 kg
Biaya (Rp) 10.000,-/kg 7.000,-/kg 7.000,-/kg
Biaya (Rp) 400.000 800.000 200.000 20.000 20.000 20.000 100.000 50.000 200.000,100.000,-
Keterangan Berkelanjutan Berkelanjutan Berkelanjutan
Proyeksi Pendapatan Sekali Musim (6 bulan) Indukan 6 jatan + 4 betina Rp 400.000,Untuk 1 lobster betina menghasilkan ±500 s/d ±900 ekor anak Jika 4 lobster betina bertelur ±500 s/d ±900 maka hasilnya akan 4 kali lipat Total peranakan 2000 ekor dengan asumsi 1 lobster menghasilkan 500 ekor Perkiraan keberhasilan budidaya anakan total seluruhnya adalah 1600 ekor 1 kg lobster berisi 6 ekor lobster (5-7 ekor lobster) 1 kg lobster Rp 200.000,- (Rp 150.000-Rp 250.000,-) 1600 ekor/ 6 ekor = 100 kg Pendapatan = 100 kg*Rp 200.000,- = Rp 20.000.000,Masa Peranakan sampai Panen Pemijahan 35 hari (30 hari s/d 35 hari)
Pengeraman 21 hari (14 hari s/d 21 hari) Masa pembesaran total hingga panen 183 hari (±180 hari) dengan ukuran 15cm20cm TOTAL 240 hari (±240 hari) Kebutuhan Pakan Porsi makan lobster per-ekor dalam 1 hari dengan 3 kali makan yaitu pagi, siang, dan malam adalah 200 gr Untuk 2000 ekor dapat menghabiskan 400.000 gr atau 400 kg dalam waktu 240 hari Cacing sutra : 134kg x harga cacing sutra Rp 7.000,-/kg Cacing tanah : 134kg x harga cacing tanah Rp 7.000,-/kg Pelet : 134kg x harga pelet Rp 10.000,-/kg TOTAL Rp 938.000,- + Rp 938.000,- + Rp 1.340.000,- = Rp 3.216.000,TOTAL PENDAPATAN DALAM SEKALI PANEN Pendapatan: Rp 20.000.000,Biaya Pakan: Rp 3.216.000,Biaya Perawatan: Rp 1.000.000,Biaya Perlengkapan: Rp 1.000.000,Biaya Karyawan: Rp 1.800.000,- untuk 1 orang selama 6 bulan (Rp 300.000,/bulan) Pendapatan Bersih: Rp 12.984.000,Prediksi Hasil Bisnis lobster masih merupakan bisnis paling menguntungkan dengan melihat proyeksi permintaan pasar