MANAJEMEN SORTASI DAN PEMECAHAN BUAH KAKAO [Theobroma cacao L.] DI PT RUMPUN SARI ANTAN I, CILACAP, JAWA TENGAH
RUSWANDI RINALDO A24070006
DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA* Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Manajemen Sortasi dan Pemecahan Buah Kakao [Theobroma cacao L.] di PT Rumpun Sari Antan I, Cilacap, Jawa Tengah adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Juni 2014 Ruswandi Rinaldo NIM A24070006
ABSTRAK RUSWANDI RINALDO. Manajemen Sortasi dan Pemecahan Buah Kakao [Theobroma cacao L.] di PT Rumpun Sari Antan I, Cilacap, Jawa Tengah. Dibimbing oleh M. A. CHOZIN. Theobroma cacao yang dikenal dengan nama kakao adalah tanaman tahunan yang bijinya banyak digunakan dalam industri makanan, minuman, dan pengobatan. Tujuan magang secara umum adalah untuk meningkatkan kemampuan profesional, kemampuan teknis dan kemampuan manajerial mahasiswa dalam pengelolaan perkebunan kakao di lapangan. Tujuan magang secara khusus adalah untuk mempelajari salah satu tahapan penting manajemen dari pengolahan hasil, yaitu tentang kualitas kakao berdasarkan analisis biji kakao basah dan biji kakao kering di kebun PT Rumpun Sari Antan I, Cilacap, Jawa Tengah. Metode pelaksanaan magang ini adalah praktik kerja sebagai karyawan harian lepas, pendamping mandor, dan pendamping asisten dengan melakukan kegiatan teknis dan manajerial. Pengambilan data primer dengan melakukan analisis biji kakao basah dan biji kakao kering. Hasil analisis menunjukkan bahwa kualitas biji kakao basah tidak memenuhi standar perusahaan sedangkan kualitas biji kakao kering sudah memenuhi standar. Kata kunci: analisis kualitas, kakao, Theobroma cacao
ABSTRACT RUSWANDI RINALDO. Sorting and Breaking Management of Cocoa Pod [Theobroma cacao L.] in PT Rumpun Sari Antan I, Cilacap, Central Java. Supervised by M. A. CHOZIN. Theobroma cacao known as cocoa is a perennial plant seeds are widely used in the food industry, beverage, and treatment. The purpose of internship generally to increase the ability of professional, technical and managerial skills of the students in the management of cocoa plantations in the field. The purpose of internship particular to learn one of the important stages from result processing about the quality of cocoa base on analysis of wet cocoa beans and dried cocoa beans in the garden of PT Rumpun Sari Antan I, Cilacap, Central Java. The method is a practical implementation of this internship as a casual employee, assistant foreman, and companion assistant with technical and managerial activities. Primary data collection with analysis of wet cocoa beans and dried cocoa beans. The result of analysis showed that the quality of wet cocoa beans not meet company standards while quality dried cocoa beans to meet the standard. Keywords: quality analysis, cocoa, Theobroma cacao
MANAJEMEN SORTASI DAN PEMECAHAN BUAH KAKAO [Theobroma cacao L.] DI PT RUMPUN SARI ANTAN I, CILACAP, JAWA TENGAH
RUSWANDI RINALDO
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Departemen Agronomi dan Hortikultura
DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014
Judul Skripsi : Manajemen Sortasi dan Pemecahan Buah Kakao [Theobroma cacao L.] di PT Rumpun Sari Antan I, Cilacap, Jawa Tengah Nama : Ruswandi Rinaldo NIM : A24070006
Disetujui oleh
Prof Dr Ir M. A. Chozin, MAgr Pembimbing
Diketahui oleh
Dr Ir Agus Purwito, MScAgr Ketua Departemen
Tanggal Lulus :
PRAKATA Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Topik yang dipilih dalam magang yang dilaksanakan sejak bulan Februari sampai Juni 2011 ini ialah pasca panen, dengan judul Manajemen Sortasi dan Pemecahan Buah Kakao [Theobroma cacao L.] di PT Rumpun Sari Antan I, Cilacap, Jawa Tengah. Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Prof Dr Ir M. A. Chozin, MAgr selaku pembimbing skripsi, Ibu Prof Dr Ir Sandra Arifin Aziz, MS sebagai pembimbing akademik, serta Bapak Dr Ir Ade Wachjar, MS dan Ibu Dr Ir Eny Widajati, MS sebagai dosen penguji. Penghargaan penulis sampaikan kepada seluruh direksi, staf, dan karyawan kebun Rumpun Sari Antan I, PT Sumber Abadi Tirtasantosa, Cilacap, Jawa Tengah yang telah membantu selama pengumpulan data. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, adik, dan kekasih atas segala motivasi yang selalu diberikan. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Juni 2014 Ruswandi Rinaldo
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vi
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
1
Tujuan
1
TINJAUAN PUSTAKA
2
METODE
4
Tempat dan Waktu
4
Metode Pelaksanaan
4
Pengamatan dan Pengumpulan Data
4
Analisis Data dan Informasi
5
KEADAAN UMUM
6
Letak Geografis
6
Keadaan Iklim dan Tanah
6
Luas Areal dan Tataguna Lahan
6
Keadaan Tanaman dan Produksi
7
Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan
7
HASIL DAN PEMBAHASAN Pelaksanaan Magang
8 8
Analisis Biji Kakao Basah
14
Analisis Biji Kakao Kering
15
SIMPULAN DAN SARAN
16
Simpulan
16
Saran
17
DAFTAR PUSTAKA
17
LAMPIRAN
19
RIWAYAT HIDUP
30
DAFTAR TABEL 1 2 3 4 5 6
Syarat umum mutu kakao Syarat khusus mutu kakao Luas areal dan tataguna lahan PT Rumpun Sari Antan I tahun 2011 Jumlah staf dan karyawan di PT Rumpun Sari Antan I tahun 2011 Analisis biji kakao basah Analisis biji kakao kering
3 4 6 7 14 16
DAFTAR GAMBAR 1 2 3 4 5 6
Kegiatan pengendalian gulma Buah terserang penyakit Knapsack sprayer dan mist blower Tunas air yang seharusnya diwiwil Pemetikan buah dan pemecahan buah Penutupan kurang rapat dan pembalikkan biji
9 10 10 11 11 12
DAFTAR LAMPIRAN 1 Peta wilayah kebun PT Rumpun Sari Antan I, Cilacap, Jawa Tengah tahun 2011 2 Data curah hujan kebun PT Rumpun Sari Antan I, Cilacap, Jawa Tengah tahun 2001-2010 3 Produksi biji kakao basah (BKB) di kebun PT Rumpun Sari Antan I, Cilacap, Jawa Tengah tahun 2004-2010 4 Produksi biji kakao kering (BKK) di kebun PT Rumpun Sari Antan I, Cilacap, Jawa Tengah tahun 2004-2010 5 Struktur organisasi kebun PT Rumpun Sari Antan I, Cilacap, Jawa Tengah tahun 2011 6 Jurnal harian kegiatan magang sebagai karyawan harian lepas (KHL) di kebun PT Rumpun Sari Antan I, Cilacap, Jawa Tengah tahun 2011 7 Jurnal harian kegiatan magang sebagai pendamping mandor di kebun PT Rumpun Sari Antan I, Cilacap, Jawa Tengah tahun 2011 8 Jurnal harian kegiatan magang sebagai pendamping asisten di kebun PT Rumpun Sari Antan I, Cilacap, Jawa Tengah tahun 2011 9 Contoh blanko buku kerja asisten 10 Contoh blanko laporan perincian pekerjaan harian
19 20 21 22 23 24 25 26 28 29
PENDAHULUAN Latar Belakang Tanaman kakao (Theobroma cacao L.) merupakan komoditas pertanian yang memberikan kontribusi dalam peningkatan pendapatan negara untuk menunjang pembangunan nasional dan kehidupan sosial ekonomi rakyat. Kakao yang dibudidayakan oleh rakyat umumnya tidak difermentasi dengan baik sehingga mutu yang dihasilkan tidak sesuai dengan standar nasional. Rahardjo dan Wahyudi (2008) menyatakan bahwa masalah utama kakao di Indonesia adalah rendahnya mutu dan produktivitas yang dihasilkan disebabkan oleh beberapa hal, antara lain penggunaan bahan tanam yang kurang baik, teknologi budidaya yang kurang optimal, umur tanaman, serta serangan hama dan penyakit. Berdasarkan data Ditjenbun (2012) luas areal kakao di Indonesia pada tahun 2011 mencapai 1 732 641 ha dengan produksi 712 231 ton dan produktivitas 821 kg per ha. Tahun 2008-2011 produksi dan produktivitas kakao mengalami penurunan namun luas areal tanam mengalami peningkatan. Tahun 2009 volume ekspor kakao Indonesia adalah 535 236 ton dengan nilai USD 1 413 535 000 dan volume impor kakao Indonesia adalah 46 356 ton dengan nilai USD 119 321 000 (Ditjenbun 2012). Bagian dari tanaman kakao memiliki manfaat yang beragam bagi kehidupan manusia. Biji kakao selain dimanfaatkan sebagai bahan makanan dan minuman, juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan untuk pengobatan. Manfaat biji kakao untuk pengobatan adalah untuk mengobati penyakit lambung. Kulit buah kakao segar dapat dimanfaatkan untuk pakan sapi, domba dan kuda maupun ternak lainnya. Kulit biji atau kulit ari dapat dimanfaatkan untuk pakan ternak unggas setelah dihaluskan terlebih dahulu menjadi tepung. Pohon kakao yang telah tua dan sudah tidak produktif dapat dimanfaatkan sebagai kayu bakar dan arang (Cahyono 2010). Penanganan panen dan pasca panen merupakan pekerjaan yang sangat penting dalam budidaya kakao, karena sangat berpengaruh terhadap mutu akhir biji yang dihasilkan. Panen tidak tepat pada waktunya dan penanganan pasca panen yang tidak sesuai prosedur menyebabkan biji kakao bermutu rendah. Kegiatan budidaya kakao secara optimal dan profesional menentukan mutu biji yang dihasilkan.
Tujuan Tujuan umum dari kegiatan magang adalah untuk meningkatkan kemampuan profesional, kemampuan teknis, dan kemampuan manajerial mahasiswa dalam pengelolaan perkebunan kakao di lapangan. Tujuan khusus dari kegiatan magang yang dilaksanakan adalah untuk mempelajari salah satu tahapan penting manajemen dari pengolahan hasil, yaitu tentang kualitas kakao berdasarkan analisis biji kakao basah dan biji kakao kering di PT Rumpun Sari Antan I, Cilacap, Jawa Tengah.
2
TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Terry (1991) menyatakan bahwa manajemen adalah pencapaian tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu meliputi tindakan perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating), dan pengawasan (controlling) dengan memanfaatkan sumder daya yang ada. Fungsi manajemen dikelompokkan menjadi 4 yaitu perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan. Perencanaan adalah kegiatan yang berkaitan dengan pemilihan alternatif, kebijaksanaan, prosedur, dan program sebagai bentuk usaha awal untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai. Pengorganisasian merupakan suatu tindakan menggabungkan potensi yang ada dari seluruh bagian dalam suatu kelompok orang atau badan atau organisasi untuk bekerja secara bersama-sama guna mencapai tujuan yang telah ditentukan. Pelaksanaan merupakan implementasi dari perencanaan dan pengorganisasian dengan bekerja secara bersama-sama sesuai dengan bidang masing-masing untuk dapat mewujudkan tujuan. Pengawasan merupakan pengendalian semua kegiatan dari proses perencanaan, pengorganisasian, dan pelaksanaan dalam mencapai tujuan.
Panen dan Pasca Panen Kakao Panen merupakan kegiatan pemetikan buah kakao yang sudah matang. Buah yang pada waktu muda berwarna merah akan berubah warna menjadi kuning jingga saat matang, sedangkan buah yang pada waktu muda berwarna hijau akan berubah warna menjadi kuning pada waktu matang. Proses penyerbukan bunga sampai terbentuknya buah yang siap panen akan memakan waktu 5-6 bulan, tergantung pada suhu dan curah hujan (Yusianto et al. 2008). Pasca panen menurut Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 Pasal 31 meliputi kegiatan pembersihan, pengupasan, sortasi, pengawetan, pengemasan, penyimpanan, standardisasi mutu, dan transportasi hasil produksi budidaya tanaman. Kegiatan pasca panen bertujuan untuk meningkatkan mutu, menekan tingkat kehilangan dan/atau kerusakan, memperpanjang daya simpan, dan meningkatkan daya guna serta nilai tambah hasil budidaya tanaman (Deptan 1992). Yusianto et al. (2008) menyatakan bahwa pasca panen kakao meliputi kegiatan sortasi buah, pemeraman buah, pemecahan buah, fermentasi, perendaman dan pencucian, pengeringan, tempering, sortasi biji, pengemasan, dan penyimpanan. Selanjutnya Cahyono (2010) menyatakan bahwa penanganan pasca panen meliputi kegiatan sortasi, pemeraman buah, pemecahan kulit buah, fermentasi, perendaman dan pencucian biji, dan pengeringan.
Pemecahan Buah Kakao Pemecahan buah dapat dilakukan dengan pemukul kayu, pemukul berpisau, atau dengan pisau bagi yang sudah berpengalaman. Pemecahan dengan pisau tidak
3 direkomendasikan karena dapat merusak biji, tetapi pemecahan dengan cara ini paling umum dilakukan. Kerusakan biji segar karena terpotong pisau dapat meningkatkan biji terserang jamur. Syarat utama pemecahan adalah menghindari biji rusak karena alat pemecah (Yusianto et al. 2008). Riyadi et al. (2010) menyatakan bahwa pemecahan buah dilakukan dengan menggunakan kayu bulat yang keras. Buah yang dipecah dipegang menggunakan tangan kiri yang bagian pangkal menghadap ke dalam kemudian dipukul ke arah punggung dengan arah miring. Selanjutnya Cahyono (2010) menyatakan buah kakao dipecah dengan menggunakan alat pemukul berupa kayu bulat yang keras. Penggunaan alat pemukul berupa besi sebaiknya dihindari karena dapat menyebabkan biji berwarna hitam, aromanya berkurang, dan berbau besi, sehingga dapat menurunkan rasa.
Sortasi Biji Kakao Sortasi yaitu pemilahan komoditi yang baik dari yang rusak atau cacat dan benda asing lainnya (DPPHH 2004). Sortasi bertujuan untuk memisahkan biji kakao dari kotoran yang melekat dan mengelompokkan biji berdasarkan kenampakan fisik dan ukuran biji (PPPP 2010). Selanjutnya Riyadi et al. (2010) menyatakan bahwa sortasi dilaksanakan atas dasar berat biji, kemurnian, warna, bahan ikutan, dan jamur. Faktor-faktor seperti kulit ari, kadar lemak, dan kadar air juga diperhatikan dalam menetapkan kualitas biji. Yusianto et al. (2008) menyatakan bahwa sortasi biji kakao dikelompokkan menjadi sortasi mekanis dan sortasi manual. Sortasi dilakukan setelah melewati proses tempering agar biji kakao tidak mengalami kerusakan fisik.
Klasifikasi Kualitas Kakao Menurut jenis mutunya, biji kakao digolongkan dalam 3 jenis mutu, yaitu mutu I, mutu II, dan mutu III. Menurut ukuran berat bijinya, yang dinyatakan dengan jumlah biji per 100 g sampel, biji kakao digolongkan dalam 5 jenis mutu yaitu AA maksimal 85 biji per 100 g, A 86-100 biji per 100 g, B 101-110 biji per 100 g, C 111-120 biji per 100 g, dan S lebih besar dari 120 biji per 100 g (BSN 2008). BSN (2008) menyatakan bahwa mutu kakao ditentukan berdasarkan syarat umum dan syarat khusus. Syarat umum mutu kakao dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Syarat umum mutu kakao No 1 2 3 4
Jenis uji Serangga hidup Kadar air (%) Biji berbau asap Kadar benda asing
Sumber : SNI 2323-2008
Persyaratan Tidak ada Maksimal 7.5 Tidak ada Tidak ada
4 Selanjutnya syarat khusus dalam menentukan mutu kakao dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 Syarat khusus mutu kakao Jenis Mutu Kakao Mulia Kakao Lindak I – F (%) I – B (%) II – F (%) II – B (%) III – F (%) III – B (%)
Mouldy 2.0 4.0 4.0
Slaty 3.0 8.0 20.0
Maksimal Persyaratan Berserangga Kotoran 1.0 1.5 2.0 2.0 2.0 3.0
Berkecambah 2.0 3.0 3.0
Sumber : SNI 2323-2008
METODE Tempat dan Waktu Kegiatan magang dilaksanakan di PT Rumpun Sari Antan I, Cilacap, Jawa Tengah dari bulan Februari sampai Juni 2011.
Metode Pelaksanaan Metode yang dilaksanakan pada magang ini adalah praktik kerja langsung di lapangan. Kegiatan yang dilakukan antara lain seluruh jenis pekerjaan di lapangan dan di kantor pada aspek teknis dan aspek manajerial yang diizinkan dengan menyesuaikan terhadap kondisi perusahaan mulai dari karyawan harian lepas (KHL) selama satu bulan, pendamping mandor selama satu bulan, dan pendamping asisten selama dua bulan yang semuanya disampaikan pada jurnal harian. Kegiatan selama menjadi KHL meliputi berbagai kegiatan teknis budidaya tanaman kakao yang sudah ditetapkan perusahaan yang terdiri atas pemangkasan, pengendalian gulma, pengendalian hama dan penyakit, wiwil, panen, dan pengolahan hasil. Selama mendampingi mandor, hal-hal yang dilakukan antara lain membantu mandor dalam merencanakan kebutuhan fisik, biaya operasional kegiatan, mengorganisir, dan mengawasi kegiatan di lapangan. Pendampingan asisten dilakukan dengan membantu menyusun buku kerja (rencana dan realisasi), mengawasi tenaga kerja, dan mempelajari kegiatan manajerial di tingkat afdeling.
Pengamatan dan Pengumpulan Data Kriteria Analisis Biji Kakao Basah Metode pengambilan sampel biji kakao basah dilakukan dengan mengambil sebanyak 0.5 kg dari setiap karung sebelum difermentasi, kemudian mencampur secara homogen dan membagi ke dalam 4 bagian untuk dianalisis. Selanjutnya melakukan pengambilan 2 bagian diagonal lalu menimbangnya sampai 5 kg untuk dijadikan sampel. Setelah itu, mengamati beberapa parameter sebagai berikut :
5 1. Plasenta, dengan mengamati bagian dari buah kakao tempat melekatnya biji. 2. Biji terserang penyakit Phytopthora, dengan mengamati biji yang berwarna coklat tua hingga kehitam-hitaman. 3. Biji terpotong, dengan mengamati biji yang terpotong dari bagian utuhnya. 4. Biji berkecambah, dengan mengamati biji yang telah tumbuh kecambahnya. 5. Biji mentah, dengan mengamati biji yang mempunyai pulp berwarna putih dan tidak transparan. 6. Biji pipih, dengan mengamati biji yang tidak mengandung keping biji. Kriteria Analisis Biji Kakao Kering Metode pengambilan sampel biji kakao kering dilakukan dengan mengambil secara acak sebanyak 1 kg kemudian memasukkannya ke dalam kantong plastik transparan. Selanjutnya memisahkan kotoran (waste), benda asing, dan biji pecah dari sampel kemudian menghitung jumlah biji per 100 g (bean count). Tahap berikutnya, membagi sampel menjadi 4 bagian dan mengambil 100 biji dari 2 bagian diagonal kemudian membelah dan memindahkannya ke papan analisa. Langkah terakhir yaitu menghitung parameter sebagai berikut : 1. Kotoran (waste), dengan mengamati plasenta, biji dempet, biji pipih, pecahan biji, pecahan kulit, ranting, dan benda lainnya yang berasal dari tanaman kakao. 2. Benda asing, benda lain yang bukan berasal dari tanaman kakao. 3. Biji pecah, dengan mengamati biji yang berukuran setengah atau kurang dari bagian biji kakao yang utuh. 4. Bean count, dengan menghitung jumlah biji dalam 100 g sampel. 5. Biji berjamur (mouldy), dengan mengamati biji yang ditumbuhi jamur pada bagian dalamnya 6. Biji tidak terfermentasi (slaty), dengan mengamati biji yang berwarna putih kotor pada kakao mulia sedangkan pada kakao lindak berwarna biru keabuabuan dan bertekstur padat. 7. Biji berwarna ungu (purple), dengan mengamati biji yang terfermentasi sebagian 8. Biji berserangga, dengan mengamati biji kakao yang rusak karena dimakan serangga. Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil pengamatan kriteria analisis biji kakao basah dan biji kakao kering. Sedangkan data sekunder diperoleh dari arsip kantor lokasi magang.
Analisis Data dan Informasi Data primer dan data sekunder dianalisis dengan menghitung rata-rata dan standar deviasi, kemudian mendeskripsikannya dengan membandingkan terhadap standar yang telah ditetapkan perusahaan.
6
KEADAAN UMUM Letak Geografis Kebun PT Rumpun Sari Antan I terletak di Desa Kutasari, Kecamatan Cipari, Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah. Kebun PT Rumpun Sari Antan I sebelah utara berbatasan dengan PTPN IX Kawung, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Cidadap, sebelah timur berbatasan dengan Desa Mekarsari, dan sebelah barat berbatasan dengan Desa Sidasari. Peta wilayah dapat dilihat pada Lampiran 1.
Keadaan Iklim dan Tanah Data curah hujan di kebun PT Rumpun Sari Antan I, Cilacap, Jawa Tengah pada tahun 2001-2010 dapat dilihat pada Lampiran 2. Rata-rata curah hujan tahun 2001-2010 sebesar 2 550.05 mm per tahun dengan rata-rata 7.9 bulan basah dan 3 bulan kering. Berdasarkan klasifikasi iklim menurut Schmidt dan Ferguson (1951) termasuk tipe C. Kebun PT Rumpun Sari Antan I terletak pada ketinggian 20-90 m dari permukaan laut dengan jenis tanah podzolik merah kuning, topografi berombak sampai bergelombang, lereng 0-10%, dengan pH tanah 5.0 sampai 6.2. Riyadi et al. (2010) menyatakan bahwa tanaman kakao dapat tumbuh dengan baik pada tanah yang memiliki pH 6.0 sampai 7.5, tidak lebih tinggi dari 8 dan tidak lebih rendah dari 4.
Luas Areal dan Tataguna Lahan Luas areal kebun PT Rumpun Sari Antan I sebesar 1 050.27 ha dengan komoditas yang diusahakan adalah kakao (TM) seluas 465.91 ha dan karet (TBM 1-5) seluas 374.41 ha. Kebun PT Rumpun Sari Antan I terbagi atas 3 afdeling yaitu afdeling A, B, dan C. Areal lainnya merupakan areal cadangan yang terdiri atas areal kering dan sorjan atau genangan serta areal non produktif yang terdiri dari emplasment, jalan, sungai, dan mata air. Tabel 3 Luas areal dan tataguna lahan PT Rumpun Sari Antan I tahun 2011 Areal Produktif Areal Non Produktif Luas Cadangan Mata Areal Kakao Karet Emplasment Jalan Sungai Air Sorjan Kering ….….....……………………………………..…(ha)………...…..…….……………….. A 127.48 23.93 78.07 46.4 5.84 6.81 0.90 0 289.43 B 224.18 180.91 5.15 13.02 7.36 14.45 0 4.70 449.77 C 114.25 169.57 7.79 11.25 1.20 7.01 0 0 311.07 Total 465.91 374.41 91.01 70.67 14.40 28.27 0.90 4.70 1 050.27 Afd.
Sumber : Arsip kantor PT Rumpun Sari Antan I tahun 2011
7 Keadaan Tanaman dan Produksi Tipe kakao yang ditanam di kebun PT Rumpun Sari Antan I adalah tipe Criollo dan Forastero. Bahan tanam berupa benih hibrida dari PT London Sumatra yang ditanam mulai dari tahun 1990 sampai 1994. Jarak tanam yang digunakan adalah 3 m x 2.5 m. Populasi tanaman pada tahun 2011 hanya 271 523 tanaman yaitu 43.72% dari populasi normal 621 200 tanaman. Penurunan jumlah populasi tanaman kakao disebabkan oleh banyaknya tanaman yang telah tidak produktif atau mati sehingga dilakukan penebangan. Awalnya tanaman naungan yang digunakan di kebun PT Rumpun Sari Antan I adalah Albizzia sp., kelapa, lamtoro, dan gamal. Saat ini sebagian besar telah ditebang terutama Albizzia sp. Rata-rata produksi biji kakao kering dari tahun 2004-2010 adalah 423 188 kg dengan produktivitas 610.92 kg per ha. Produksi dan produktivitas tertinggi terdapat pada tahun 2005 sebesar 724 180 kg dan produktivitas 820.33 kg per ha. Produksi terendah terdapat pada tahun 2010 sebesar 267 400 kg dan produktivitas terendah terdapat pada tahun 2006 sebesar 519.29 kg per ha. Produksi biji kakao di kebun PT Rumpun Sari Antan I dapat dilihat pada Lampiran 3 dan Lampiran 4.
Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan Pengorganisasian kebun PT Rumpun Sari Antan I dipimpin oleh seorang administratur yang dibantu oleh 3 orang asisten afdeling. Asisten afdeling dibantu oleh mandor rawat, mandor hama dan penyakit, dan mandor panen. Struktur organisasi kebun PT Rumpun Sari Antan I dapat dilihat pada Lampiran 5. Tenaga kerja di kebun PT Rumpun Sari Antan I terbagi menjadi empat bagian yaitu staf, non staf, pekerja harian tetap (PHT), dan karyawan harian lepas (KHL) dengan 6 kelompok jabatan yaitu bagian tanaman, administrasi, teknik, pabrik, staf administratur, dan non job. Jumlah staf dan karyawan di kebun PT Rumpun Sari Antan I dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4 Jumlah staf dan karyawan di PT Rumpun Sari Antan I tahun 2011 Jabatan
Staf
Non Staf
PHT
KHL
Total
..……………………………..(orang)…..………………………… Bagian tanaman
4
4
23
175
206
Administrasi
1
4
1
0
6
Teknik
1
5
1
10
17
Pabrik
0
3
5
0
8
Staf administratur
0
1
8
8
17
Non job
1
0
0
0
1
Total
7
17
38
193
255
Sumber : Arsip kantor PT Rumpun Sari Antan I tahun 2011
Karyawan bagian staf terdiri atas administratur, asisten afdeling, kepala tata usaha, kepala teknik, dan eks-administratur. Karyawan non staf terdiri atas
8 mandor tanaman, mandor teknik, mandor pabrik, kerani I, tata usaha/kerani administrasi, driver, helper teknik, dan Community Development Officer (CDO). Pekerja harian tetap (PHT) meliputi mandor, karyawan rawat, karyawan administrasi, tata usaha/kerani teknik, karyawan pabrik, dan satpam. Karyawan harian lepas (KHL) terdiri atas karyawan rawat, karyawan panen, karyawan teknik, dan satpam. Fasilitas umum yang diberikan oleh kebun PT Rumpun Sari Antan I meliputi jaminan sosial, tempat ibadah, perumahan, dan keamanan. Selain itu, karyawan juga telah diikutsertakan dalam asuransi tenaga kerja yang meliputi asuransi kecelakaan, kematian, dan santunan hari tua bagi karyawan bulanan tetap.
HASIL DAN PEMBAHASAN Pelaksanaan Magang Aspek Teknis Aspek teknis yang dilakukan selama menjadi karyawan harian lepas (KHL) meliputi berbagai kegiatan teknis budidaya tanaman kakao yang sudah ditetapkan oleh perusahaan. Jurnal harian kegiatan penulis selama menjadi KHL dapat dilihat pada Lampiran 6. Pemangkasan. Pemangkasan merupakan salah satu teknik budidaya yang dilakukan untuk menjaga kesehatan tanaman dan meningkatkan produksi buah. Kebun kakao yang dipangkas dengan benar biasanya semuanya berbuah dan buahnya tersebar merata. Selain itu, pemangkasan juga membuat tanaman tidak mudah terserang hama dan penyakit. Cabang yang dipangkas antara lain cabang kering, cabang sakit, cabang kipas, dan cabang yang tidak produktif. Berdasarkan tujuannya pemangkasan dibedakan menjadi tiga, yaitu pemangkasan bentuk, pemangkasan pemeliharaan, dan pemangkasan produksi (PPKKI 2004). Kegiatan pemangkasan yang dilakukan di kebun PT Rumpun Sari Antan I adalah pemangkasan pemeliharaan. Pemangkasan pemeliharaan bertujuan untuk memelihara tanaman sehingga pertumbuhannya bisa berlangsung dengan baik tanpa ada gangguan hama dan penyakit. Selain itu, pemangkasan juga bertujuan untuk mempercepat pembentukan organ-organ tanaman seperti daun, bunga, dan buah. Angela (2011) menyatakan bahwa perkembangan buah terjadi lebih cepat pada tanaman yang dipangkas dibandingkan tanaman yang tidak dipangkas. Alat pangkas yang digunakan karyawan di PT Rumpun Sari Antan I adalah cungkring, gergaji pangkas, dan golok. Cungkring merupakan alat panen namun digunakan juga untuk memotong cabang dengan diameter yang ≤ 2.5 cm. Gergaji pangkas digunakan untuk memotong cabang dengan diameter yang > 2.5 cm. Golok digunakan untuk memotong cabang yang overlapping. Kualitas pemangkasan dipengaruhi oleh ketajaman alat pangkas dan keterampilan pemangkas. Apabila hal tersebut tidak terpenuhi maka dapat menyebabkan rusaknya kulit cabang tanaman.
9 Pengendalian gulma. Gulma yang umumnya ditemukan di areal pertanaman kakao PT Rumpun Sari Antan I antara lain alang-alang (Imperata cylindrica (L.) Beauv.), wedusan atau babadotan (Ageratum conyzoides L.), teki (Cyperus rotundus L.), sembung rambat (Mikania micrantha (HBK). R.M. King), lumut, dan picisan (Drymoglossum piloselloides Presl.). Pengendalian gulma selain bertujuan untuk mempermudah akses karyawan saat pemeliharaan tanaman dan panen, juga dilakukan sebagai tindakan sanitasi. Konam et al. (2009) menyatakan bahwa gulma di bawah pohon kakao akan menjadi pesaing dalam hal unsur hara, sinar, air dan ruang serta membantu penyebaran hama dan penyakit. Pengendalian gulma yang dilakukan di PT Rumpun Sari Antan I adalah weeding manual (secara mekanis) dan weeding chemical (secara kimiawi) (Gambar 1). Weeding manual yang biasa dilakukan adalah membabat gulma menggunakan golok atau sabit dengan metode babat dumpes yang bertujuan untuk mempermudah jalan karyawan saat kegiatan pemeliharaan tanaman dan panen. Pengendalian gulma secara kimiawi dilakukan dengan menggunakan 10 liter air yang dimasukkan ke dalam knapsack sprayer kapasitas 15 liter dengan nozel VLV 200 yang memiliki jangkauan 1.2 m sampai 1.5 m dan dicampur dengan herbisida sistemik berbahan aktif Isopropilamina glifosat 486 g per liter. Dosis herbisida yang digunakan adalah 1 liter per ha. (a)
(b)
Gambar 1 Kegiatan pengendalian gulma; (a) secara mekanis (b) secara kimiawi Penyemprotan dilakukan secara bersamaan oleh KHL pada gawangan tanaman agar pengendalian tepat sasaran. Realitas di lapangan masih belum efektif juga pengendalian gulma secara kimiawi ini. Hal ini disebabkan oleh menggunakan 1 jenis herbisida untuk mengendalikan berbagai jenis gulma. Pengendalian hama dan penyakit. Hama yang umumnya menyerang di areal pertanaman kakao PT Rumpun Sari Antan I antara lain kepik penghisap buah (Helopeltis antonii Sign.), tikus, larva penggerek batang (Zeuzera coffeae Nietn.), penggerek buah kakao (Conopomorpha cramerella Snell.), dan penyakit yang umumnya menyerang adalah penyakit busuk buah yang disebabkan oleh Phytopthora palmivora Butl. Berikut merupakan gambar buah yang terserang kepik penghisap buah dan penyakit busuk buah.
10 (a)
(b)
Gambar 2 Buah terserang Helopeltis antonii (a) dan terserang Phytopthora palmivora (b) Knapsack sprayer berkapasitas 15 liter yang diisi 10 liter air dicampur dengan insektisida berbahan aktif Sipermetrin 30 g per liter atau Altametrin 15 g per liter dengan dosis 0.5 liter per ha digunakan untuk mengendalikan hama penghisap buah. Stick yang digunakan pada knapsack sprayer adalah stick panjang dengan tujuan agar mudah menjangkau buah terserang yang letaknya tinggi. Aplikasi penyemprotan dilakukan selektif terhadap buah yang terserang hama. Selain itu juga digunakan mist blower yang diisi 15 liter air dicampur dengan fungisida berbahan aktif Mankozeb 80 % dengan dosis 0.5 kg per ha digunakan untuk mengendalikan penyakit busuk buah. Berikut merupakan gambar alat yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan pengendalian hama dan penyakit. (a)
(b)
Gambar 3 Knapsack sprayer (a) dan mist blower (b) Kegiatan pengendalian juga dilakukan secara mekanis dengan membuang buah busuk yang terserang Phytopthora palmivora Butl. dan buah yang dimakan oleh tikus (cumplung). Kegiatan ini dilakukan bersamaan dengan pemangkasan dan panen. Wiwil. Wiwil merupakan kegiatan yang dilakukan untuk membuang tunas air (Gambar 4). Bila tunas air dibiarkan tumbuh berbulan-bulan maka akan mempersulit tanaman untuk fotosintesis secara optimal karena unsur hara akan diserap oleh tunas air tersebut sehingga dapat menyebabkan buah muda menjadi kering (cherelle wilt). Wiwil dilakukan dengan menggunakan tangan secara manual tanpa alat dan sangat tidak dianjurkan untuk menggunakan benda tajam (alat) karena dapat merusak kulit tanaman kakao.
11
Gambar 4 Tunas air yang seharusnya diwiwil Panen. Panen di PT Rumpun Sari Antan I menggunakan sistem hanca gilir dengan rotasi 6 per 7. Kegiatan panen dilakukan dengan menggunakan cungkring yang tajam agar tidak merusak bantalan buah karena dapat menyebabkan bunga tidak bisa tumbuh kembali di tempat yang sama jika bantalan buahnya rusak. Buah yang telah dipetik dimasukkan ke dalam karung kemudian dikumpulkan di suatu tempat untuk dilakukan pemecahan buah (Gambar 5). (a)
(b)
Gambar 5 Pemetikan buah (a) dan pemecahan buah (b) Setelah dilakukan pemecahan buah, biji dipisahkan dari plasenta kemudian dimasukkan ke dalam karung. Pemisahan karung dilakukan antara biji yang sehat dengan biji yang terserang hama penggerek buah kakao (PBK) dan penyakit busuk buah. Selanjutnya BKB dikumpulkan oleh karyawan ke tempat pengumpulan hasil (TPH) lalu mandor panen menimbangnya dan mencatat hasil panen per orang kemudian BKB diangkut ke pabrik untuk dilakukan pengolahan hasil. Kulit buah sisa pemecahan sebaiknya ditimbun agar tidak menjadi sarang hama penggerek buah kakao tetapi karyawan di PT Rumpun Sari Antan I hanya mengumpulkannya di sekitar tanaman kakao karena menyesuaikan dengan rencana kerja, menunggu jadwal pembuatan kompos. Pengolahan hasil. Pengolahan hasil kebun PT Rumpun Sari Antan I diawali dengan penerimaan BKB di pabrik lalu menimbang dan memasukkannya ke kotak fermentasi selama 96 jam agar menghasilkan cita rasa yang baik. Kotak fermentasi dapat dibuat pada berbagai ukuran dengan syarat masih dalam ketebalan 40 cm, karena jika lebih atau kurang maka suhunya tidak optimal sehingga fermentasi tidak sempurna. Biji kakao basah diratakan dan ditutup dengan karung goni hingga rapat pada kotak fermentasi di tingkat pertama. Setelah 48 jam (hari ketiga), sekat antar kotak dibuka kemudian biji dipindahkan dengan posisi terbalik dari kotak fermentasi tingkat pertama ke tingkat kedua (Gambar 6). Hal tersebut dilakukan
12 untuk menyeragamkan sirkulasi udara. Setelah itu, posisi biji disebar merata dan ditutup kembali. Saat hari kelima (48 jam berikutnya), biji kakao dipindahkan ke gerobak untuk diangkut ke tempat pengeringan. Lass (1999) menyatakan bahwa setelah fermentasi, kadar air biji kakao perlu dikurangi dari 55% menjadi 7.5% agar aman disimpan beberapa bulan di daerah tropis. (a)
(b)
Gambar 6 Penutupan kurang rapat (a) dan pembalikkan biji (b) Tujuan pengeringan adalah mengurangi kadar air agar biji kakao dapat disimpan dalam waktu yang lama. Biji kakao dengan kadar air yang tinggi apabila disimpan dalam waktu yang lama dapat menimbulkan jamur sehingga menurunkan nilai ekonomi serta menyebabkan kesulitan dalam pemrosesan lebih lanjut. Pengeringan biji kakao di kebun PT Rumpun Sari Antan I dilakukan secara kombinasi metode jemur matahari (sun dryer) dan metode mesin pengering buatan (samoan dryer) untuk meminimalkan biaya. Sun dryer dilakukan terlebih dahulu dengan membersihkan lantai dari benda asing, kemudian biji kakao fermentasi (BKF) disebar merata menggunakan sekop kayu dan dilakukan pembalikkan secara berkala agar pengeringan dapat merata. Setelah 2 hari, biji kakao diangkut ke samoan dryer. Samoan dryer berbentuk bak yang terbuat dari tembok dengan alas plat aluminium yang diberi lubang-lubang dan di bawah plat aluminium tersebut ada drum besi memanjang yang dipanasi dengan dapur api di ujung luar dari salah satu sisinya. Saat di samoan dryer biji kakao dibalik, kemudian setelah 2 hari dilakukan pengepakan awal biji kakao kering (BKK). Sortasi di kebun PT Rumpun Sari Antan I menggunakan mesin ayakan silinder berputar agar mempermudah pengelompokan BKK berdasarkan kualitas. Kualitas dibedakan menjadi 3 yaitu grade IA memiliki bean count 85-110 biji, grade IC jika bean count 111-120 biji, dan grade UG jika bean count lebih dari 120 biji. Biji pipih dan biji dempet termasuk grade UG. Selanjutnya dilakukan sortasi manual untuk memilih biji yang masih dapat masuk ke dalam grade IA. Kemudian BKK ditimbang dengan berat 62.5 kg per karungnya lalu disimpan di dalam gudang sebelum dijual. Aspek Manajerial Aspek manajerial yang dilakukan saat magang adalah sebagai pendamping mandor dan pendamping asisten. Jurnal harian kegiatan penulis selama menjadi pendamping mandor dapat dilihat pada Lampiran 7 dan saat menjadi pendamping asisten pada Lampiran 8.
13 Pendamping mandor. Mandor bertugas untuk mengawasi KHL dalam menjalankan kegiatan agar tidak terjadi penyimpangan. Apabila ada KHL yang keliru dalam bekerja, mandor akan memberikan pengarahan untuk memperbaiki kesalahan yang telah dilakukan. Setiap afdeling di kebun PT Rumpun Sari Antan I memiliki mandor rawat dan mandor panen namun hanya afdeling B yang memiliki mandor hama dan penyakit tanaman (HPT). Sehingga pelaksanaan kegiatan pengendalian HPT di afdeling A dan C dirangkap oleh mandor rawat. Mandor melakukan pengecekan kehadiran yang dihadiri seluruh tenaga kerja di afdeling pada saat apel pagi. Selain itu, mandor melaksanakan evaluasi terhadap realisasi kegiatan hari sebelumnya, pengarahan kegiatan yang akan dijalankan, pembagian hanca, pengecekan alat dan material, serta doa. Selama menjadi pendamping mandor, penulis belajar mengenal karakter KHL, mengelola, merencanakan kebutuhan fisik, dan biaya operasional kegiatan. Penulis juga diberikan tanggung jawab mengawasi kegiatan pengendalian HPT, pemangkasan, pemupukan, dan panen. Saat mengawasi kegiatan pengendalian HPT, penulis melakukan koordinasi dengan asisten apabila terdapat permasalahan mengenai kondisi alat dan kecukupan material. Penulis juga melaporkan serangan hama dan penyakit agar dapat segera menemukan solusinya sehingga tidak mengganggu pencapaian target. Pengawasan kegiatan pemangkasan berupa pengecekan terhadap ketajaman alat pangkas dan kecukupan KHL. Tersedianya karyawan untuk pemangkasan bergantung terhadap kecukupan kebutuhan tenaga panen dan tenaga HPT dengan lebih memprioritaskan kegiatan panen. Pengawasan dalam kegiatan pemupukan yaitu pengecekan terhadap dosis yang digunakan oleh afdeling dengan ketersediaan pupuk. Pengawasan yang intensif telah dilaksanakan untuk menjamin kepastian dipupuknya tanaman, namun masih terdapat tenaga kerja yang kurang profesional. Saat mengawasi kegiatan panen, penulis melakukan sensus produksi serta belajar cara menghitung kerapatan panen. Kemudian, menghitung buah yang siap panen berdasarkan total tanaman sampel. Selanjutnya dapat dihitung jumlah buah yang akan dipanen dalam 1 blok sesuai dengan populasi kemudian dapat ditentukan berat BKB dari jumlah buah tadi (15 buah = 1 kg, standar perusahaan tahun 2011). Setelah ditemukan berat BKB yang akan dipanen, maka dapat ditentukan jumlah KHL berdasarkan standar kerja dari perusahaan. Standar kerja panen di kebun PT Rumpun Sari Antan I berubah setiap bulan karena disesuaikan dengan sensus produksi dan instruksi manajemen perusahaan. Pembagian hanca panen dilakukan secara berkelompok dengan 2 orang per hanca dan batas yang digunakan tiap hanca adalah tempat-tempat yang umum seperti aliran air, sawah, jembatan, jalan, dan pondok. Setelah panen dilakukan, mandor harus menimbang BKB dan mengisi surat pengantar buah (SPB) dengan rincian blok yang dipanen, luas, jumlah KHL, jumlah karung, dan berat BKB. Selanjutnya BKB diangkut ke pabrik lalu kerani pabrik menghitung berat BKB dan mengembalikan SPB ke tiap afdeling setelah mengisinya dan melakukan analisis kualitas BKB sebagai evaluasi untuk afdeling tersebut.
14 Pendamping asisten. Tugas asisten adalah mengelola afdeling yang menjadi tanggung jawabnya agar tercapainya target perusahaan. Seorang asisten harus mengetahui kondisi yang terjadi di afdeling dan mampu menjaga koordinasi yang baik dengan para mandor sehingga pelaksanaan kegiatan berjalan optimal. Sebelum pelaksanakan kegiatan di kebun, asisten harus melakukan pengecekan kebutuhan alat dan material agar dapat memilih cara yang tepat dalam mencapai target. Kebun PT Rumpun Sari Antan I membagi perencanaan menurut waktu, yaitu rencana tahunan, rencana semester, rencana bulanan, dan rencana harian. Rincian perencanaan antara lain jenis kegiatan, standar kerja, kebutuhan tenaga kerja, kebutuhan material, target produksi, dan kebutuhan biaya. Penulis dibimbing dalam membuat buku kerja asisten yang berisi perencanaan dan realisasi dalam 1 bulan (Lampiran 9) dan laporan perincian pekerjaan harian (Lampiran 10). Evaluasi dilakukan bersama karyawan bagian staf berdasarkan realisasi kegiatan dengan acuan dari perencanaan yang telah dibuat. Saat ada tenaga kerja yang tidak hadir maka harus dicari solusi yang tepat agar pelaksanaan kegiatan tetap berjalan dengan baik. Penulis juga ikut mengawasi kegiatan yang dilakukan oleh KHL dan pelaksanaan tanggung jawab dari mandor, diantaranya yaitu kegiatan rawat, pengendalian HPT, dan panen. Saat di lokasi kegiatan, diskusi juga dilakukan dengan mandor dan asisten dalam memecahkan masalah yang terjadi.
Analisis Biji Kakao Basah Analisis biji kakao basah (BKB) dilakukan untuk mengamati kualitas biji kakao yang diproduksi tiap afdeling. Analisis tersebut penting dilakukan untuk mengetahui kondisi pelaksanaan kegiatan di lapangan. Hasil analisis BKB dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5 Analisis biji kakao basah Parameter Plasenta (%) Terserang Phytopthora (%) Biji terpotong (%) Biji berkecambah (%) Biji mentah (%) Biji pipih (%)
A1 1.24±0.33
A2 2.04±1.09
Rataan B1 2.64±0.71
24.56±12.45
11.05±9.76
11.92±2.64
8.62±7.47
19.16±14.93
0.35
1.58±1.28
0.61±0.26
0.71±0.36
0.59±0.38
0.80±0.55
0.20
0.43±0.19
0.11±0.14
0.13±0.17
0.13±0.12
0.17±0.10
0.10
3.39±3.25 0.65±0.59
4.34±5.69 0.45±0.25
4.37±6.14 0.37±0.15
1.53±2.36 0.22±0.20
0.64±0.55 0.38±0.10
0.30 0.10
B2 2.48±0.37
C 1.76±0.69
Standar 0.40
Keterangan : Hasil pengamatan
Pelaksanaan kegiatan panen harus dilakukan dengan baik agar produksi yang diperoleh dapat menunjang kualitas yang diinginkan perusahaan. Banyaknya plasenta yang tercampur dengan BKB menandakan karyawan harian lepas (KHL) belum menjalankan perintah mandor dengan baik, karena kurang teliti dalam memisahkan biji dari plasenta. Kandungan plasenta yang tinggi disebabkan KHL
15 mencampur plasenta dengan BKB di dalam karung. Rata-rata jumlah plasenta tertinggi terdapat di afdeling B1 yaitu sebesar 2.64% dan yang terendah dimiliki afdeling A1 yaitu 1.24%. Saat apel pagi, KHL diperintahkan untuk memisahkan biji yang sehat dengan biji yang terserang penyakit ketika melakukan pemecahan buah. Kondisi kebun yang rimbun, curah hujan yang tinggi, dan belum optimalnya pengendalian HPT (hama dan penyakit tanaman) merupakan penyebab terjadinya penyakit. Banyaknya biji yang mengandung penyakit busuk buah mempengaruhi keadaan BKB karena membuat kualitas biji kakao menurun. Data yang diperoleh penulis menunjukkan bahwa tidak ada rata-rata BKB terserang Phytopthora yang memenuhi standar perusahaan. Pemecahan buah yang dilakukan oleh KHL di PT Rumpun Sari Antan I umumnya menggunakan golok. Hal tersebut sangat tidak dianjurkan karena dapat menyebabkan biji terpotong. Biji kakao basah yang terpotong dapat menurunkan kualitas karena biji kakao kering (BKK) yang diperoleh setelah pengeringan tidak dapat dimasukkan pada grade IA. Selain itu, biji terpotong juga dapat menimbulkan jamur. Hal ini tentu saja tidak diinginkan oleh perusahaan karena berpengaruh pada kualitas yang menyebabkan berkurangnya cita rasa. Rata-rata biji terpotong tertinggi terdapat pada afdeling A1 yaitu 1.58% dan terendah di afdeling B2 yaitu 0.59%. Pemanenan yang kurang optimal mempengaruhi produksi dan kualitas kakao yang dihasilkan. Buah yang tertinggal saat panen dapat mengakibatkan berkurangnya produksi dan menyebabkan biji berkecambah. Setelah menjadi BKK, biji berkecambah dapat menimbulkan jamur. Afdeling A1 memiliki ratarata biji berkecambah tertinggi yaitu sebesar 0.43% dan afdeling A2 memiliki rata-rata biji berkecambah terendah yaitu 0.11%. Saat pelaksanaan panen, karyawan harus terampil dalam menentukan buah yang sudah matang. Panen yang dilakukan sebelum waktu kematangan buah dapat menyebabkan biji kakao yang diperoleh tidak mencapai standar kualitas. Rata-rata biji mentah tertinggi terdapat pada afdeling B1 yaitu sebesar 4.37% dan terendah di afdeling C yaitu sebesar 0.64%. Kegiatan rawat dilakukan untuk menunjang kondisi buah dan biji kakao saat panen. Pemupukan merupakan salah satu kegiatan rawat yang dilakukan agar kandungan hara dalam tanah tercukupi. Biji pipih merupakan dampak dari kurang optimalnya kegiatan pemupukan. Terdapatnya biji pipih menandakan bahwa tanaman kakao mengalami kekurangan hara sehingga buahnya tidak memiliki keping biji. Penambahan unsur hara harus dilakukan secara efektif untuk mengurangi jumlah biji pipih. Rata-rata jumlah biji pipih tertingi terdapat pada afdeling A1 yaitu 0.65% dan yang terendah terdapat di afdeling B2 sebanyak 0.22%.
Analisis Biji Kakao Kering Analisis biji kakao kering (BKK) dilakukan untuk menguraikan kualitas biji kakao yang dihasilkan. Hasil analisis BKK yang dilakukan oleh penulis dapat dilihat pada Tabel 6.
16 Tabel 6 Analisis biji kakao kering Parameter Bean count (biji) Mouldy (%) Slaty (%) Purple (%) Berserangga (%) Pecah (%) Waste (%) Benda asing (%)
Rataan 91±4.000 1.67±1.155 2.00±0.000 5.00±2.646 0.00±0.000 1.57±0.777 3.70±0.436 0.07±0.115
Standar 110 2.00 3.00 8.00 1.00 2.00 2.50 0.20
Keterangan : Hasil pengamatan
Pelaksanaan kegiatan pasca panen harus dilakukan sesuai prosedur untuk mencapai target yang diinginkan perusahaan. Mulai dari fermentasi, pengeringan, sortasi, dan pengepakan harus dilakukan dengan profesional agar BKK yang dihasilkan mencapai target kualitas. Alat yang digunakan juga harus sesuai dengan standar prosedur yang diberikan. Analisis BKK dilakukan setelah proses pengeringan untuk menjamin kualitas biji yang dihasilkan layak dipasarkan. Perusahaan menjadikan hasil analisis BKK sebagai acuan dalam evaluasi dan perbaikan sistem kerja. Berdasarkan Tabel 6 dapat dilihat bahwa hanya kotoran (waste) yang tidak memenuhi standar perusahaan. Penanganan pasca panen yang kurang tepat dapat menghasilkan kotoran seperti plasenta, biji dempet, biji pipih, pecahan biji, pecahan kulit, ranting, dan benda lainnya yang berasal dari tanaman kakao. Hal ini dapat terjadi akibat kurang optimalnya penggunaan alat dan rendahnya ketelitian karyawan saat pemecahan buah sehingga menyebabkan banyaknya plasenta dan benda lainnya yang terbawa seperti ranting dan kulit buah. Alat yang digunakan saat pembalikkan biji di kotak fermentasi, sun dryer, dan samoan dryer adalah sekop besi. Norma yang ditetapkan yaitu menggunakan sekop kayu. Penggunaan sekop besi dan teknik pemecahan buah yang kurang baik menyebabkan peningkatan jumlah pecahan biji dan pecahan kulit. Hal ini dapat menurunkan kualitas BKK. Tenaga kerja yang profesional dibutuhkan agar berjalannya penanganan pasca panen dengan baik sehingga target yang direncanakan perusahaan dapat tercapai. Apabila tenaga kerja bekerja kurang efektif, maka peningkatan kualitas BKK yang dihasilkan dan produktivitas sulit tercapai.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Mahasiswa dapat meningkatkan kemampuan profesional, kemampuan teknis, dan kemampuan manajerial setelah melakukan kegiatan pemangkasan, pengendalian gulma, pengendalian hama dan penyakit, wiwil, panen, pengolahan
17 hasil, menjadi pendamping mandor, serta pendamping asisten di PT Rumpun Sari Antan I, Cilacap, Jawa Tengah. Hasil analisis biji kakao basah di PT Rumpun Sari Antan I menunjukkan bahwa tidak ada parameter yang dapat memenuhi standar perusahaan. Hal ini disebabkan karena teknik budidaya yang kurang optimal, umur tanaman yang sudah tua, serta serangan hama dan penyakit. Kualitas biji kakao kering (BKK) di kebun PT Rumpun Sari Antan I dibedakan menjadi 3, yaitu grade IA, grade IC, dan grade UG. Hasil analisis menunjukkan bahwa kualitas BKK yang dihasilkan termasuk pada grade IA.
Saran Perlu dilakukan peningkatan kualitas tenaga kerja antara lain dengan pelatihan dalam pengelolaan biji kakao agar produksi dan kualitas biji yang dihasilkan sesuai dengan standar yang ditetapkan perusahaan. Selain itu proses pendampingan terhadap kapasitas tenaga kerja menjadi hal yang fundamental terkait produktivitas dan kualitas kakao.
DAFTAR PUSTAKA Angela. 2011. Pengelolaan pemangkasan tanaman kakao (Theobroma Cacao L.) di kebun Rumpun Sari Antan I, PT Sumber Abadi Tirtasantosa, Cilacap, Jawa Tengah [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. [BSN] Badan Standardisasi Nasional. 2008. Standar Nasional Indonesia 2323:2008 tentang Biji Kakao. Jakarta (ID): BSN. Cahyono B. 2010. Buku Terlengkap Sukses Bertanam Kakao. Jakarta (ID): Pustaka Mina. [Deptan] Departemen Pertanian. 1992. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman. Jakarta (ID): Kementerian Pertanian Republik Indonesia. [Ditjenbun] Direktorat Jenderal Perkebunan. 2012. Statistik Perkebunan Tahun 2008-2012. Jakarta (ID): Kementerian Pertanian Republik Indonesia. [DPPHH] Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura. 2004. Cara Penanganan Pasca Panen yang Baik Komoditi Hortikultura. Jakarta (ID): Departemen Pertanian. Konam J, Namaliu Y, Daniel R, Guest D. 2009. Pengelolaan Hama dan Penyakit Terpadu untuk Produksi Kakao Berkelanjutan. Abdoellah S, penerjemah. Canberra (AU): Pusat Penelitian Pertanian Internasional Australia. Terjemahan dari: Integrated Pest and Disease Management for Sustainable Cocoa Production. Lass RA. 1999. Chocolate and Cocoa. Health and Nutrition. Knight I, editor. London (GB): Blackwell. [PPKKI] Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia. 2004. Panduan Lengkap Budidaya Kakao. Jakarta (ID): Agromedia Pustaka.
18 [PPPP] Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan. 2010. Budidaya dan Pasca Panen Kakao. Bogor (ID): Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan. Rahardjo P, Wahyudi T. 2008. Kakao : Manajemen Agribisnis dari Hulu hingga Hilir. Wahyudi T, Panggabean TR, Pujiyanto, editor. Jakarta (ID): Penebar Swadaya. Riyadi S, Nuraeni L, Siregar THS. 2010. Budidaya Kakao. Jakarta (ID): Penebar Swadaya. Schmidt FH, Ferguson JHA. 1951. Rainfall Types Based on Wet and Dry Period ratios for Indonesia with Western New Guinea. Jakarta (ID): Kementerian Perhubungan Djawatan Meteorologi dan Geofisika. Terry, GR. 1991. Prinsip-Prinsip Manajemen. Jakarta (ID): Bumi Aksara. Yusianto, Wahyudi T, Sulistyowati. 2008. Kakao : Manajemen Agribisnis dari Hulu hingga Hilir. Wahyudi T, Panggabean TR, Pujiyanto, editor. Jakarta (ID): Penebar Swadaya.
Karet TBM 5 (Intercrop) Karet TBM 5 (Murni) Karet TBM 4 Karet TBM 3 Karet TBM 2
Karet TBM 1
:
Keterangan :
: : : : : : tt Des '06 : tt Des '06 : tt Des '07 : tt Des '08 : tt Des '09/ : tt Peb '10 : tt Jun '10 : tt Des '10
AFDELING A
AFDELING C
Lampiran 1 Peta wilayah kebun PT Rumpun Sari Antan I, Cilacap, Jawa Tengah tahun 2011
AFDELING B
19
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Total BB BK
Bulan
2001 CH 263.1 203.1 478.0 407.0 74.5 169.5 18.0 0.0 68.5 500.5 610.0 95.5 2,887.7 7 2
Keterangan HH CH BB BK
HH 16 16 14 13 4 11 4 0 4 18 18 9 127
CH 497.5 176.0 421.5 192.5 85.5 29.0 45.0 0.0 1.0 23.5 369.5 416.0 2,257.0 6 5
2002
HH 11 17 17 12 10 4 0 0 4 11 21 19 126
CH 278.0 368.0 390.0 133.0 141.0 16.0 0.0 0.0 118.0 133.0 287.0 352.5 2,216.5 9 3
2003 HH 18 12 17 8 9 3 9 0.0 5 6 23 26 136
CH 307.0 327.5 274.0 143.5 158.0 27.5 82.0 0.0 36.0 87.5 641.0 775.0 2,859.0 7 3
2004
: Hari Hujan : Curah Hujan : Bulan Basah (CH > 100 mm) : Bulan Kering (CH < 60 mm)
HH 19 10 15 13 6 2 2 0 1 2 22 23 115
HH 12 11 15 12 10 11 6 3 5 14 14 22 135
CH 313.0 250.0 275.0 239.0 171.0 84.5 112.0 21.5 170.5 345.0 314.0 497.5 2,793.0 10 1
2005 HH 22 19 17 19 12 5 1 0.0 0.0 2 10 24 131
HH 9 19 20 20 14 8 1 1 0.0 6 12 17 127
CH 144.5 438.5 184.5 224.5 375.5 73.5 2.0 1.0 0.0 360.5 241.0 385.0 2,430.5 8 3
2007 HH 13 19 19 14 2 2 0.0 2 4 21 26 21 143
CH 201.0 280.0 422.0 213.0 16.0 10.5 0.0 6.0 14.5 274.0 781.0 163.5 2,381.5 7 5
2008 HH 24 16 17 17 12 10 2 0.0 0.0 12 22 13 145
CH 424.0 393.0 227.5 175.5 136.0 99.5 31.0 0.0 0.0 256.0 214.5 209.0 2,166.0 8 3
2009 HH 26 18 21 16 25 17 21 11 24 21 18 23 241
2010 CH 528.0 336.0 356.5 152.5 320.0 149.0 146.0 245.0 278.0 303.0 308.0 424.0 3,546.0 12 0
Rata-rata HH CH 17.0 336.91 15.7 306.61 17.2 340.15 14.4 209.43 10.4 156.40 7.3 69.00 4.6 43.90 1.7 27.35 4.7 68.65 11.3 229.75 18.6 383.20 19.7 378.70 142.6 2550.05 7.90 3.00
Perhitungan Tipe Iklim (Q) Menurut Schmidt-Ferguson Rata - rata BK 7.9 Q= 100 % Q 100 % 38 % Rata - rata BB 3 Berdasarkan data curah hujan sepuluh tahun terakhir PT Rumpun Sari Antan I, Cilacap, Jawa Tengah termasuk tipe iklim C.
CH 413.0 294.0 372.5 213.8 86.5 31.0 3.0 0.0 0.0 14.5 66.0 469.0 1,963.3 5 5
2006
Lampiran 2 Data curah hujan kebun PT Rumpun Sari Antan I, Cilacap, Jawa Tengah tahun 2001-2010
20
882.79
882.79
882.79
626.60
626.60
463.27
465.91
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
Keterangan
Luas (ha)
Thn
: Bi : Sbi
288 129
288 999
343 895
343 895
361 175
415 985
435 488
Jumlah Pokok
34 971
14 422
12 812
5 835
22 566
9 166
20 620
5 556
11 522
6 177
53 109
13 131
22 662
13 411
Feb
88 065
53 094
40 188
27 376
47 894
25 328
24 764
4 144
56 424
44 902
93 639
40 530
107 124
84 462
Mar
= Bulan ini (2010) = Sampai bulan ini (2010)
20 549
20 549
Bi
Sbi
6 977
6 977
Bi
Sbi
13 400
13 400
Bi
Sbi
15 064
15 064
Bi
Sbi
5 345
5 345
Bi
Sbi
39 978
39 978
Bi
Sbi
9 251
9 251
Sbi
Bi
Jan
238 211
150 146
186 518
146 330
161 354
113 460
42 155
17 391
206 022
149 598
261 371
167 732
203 421
96 297
Apr
464 276
226 065
411 963
225 445
305 848
144 494
205 167
163 012
342 628
136 606
543 525
282 154
373 822
170 401
Mei
536 728
72 452
474 555
62 592
483 005
177 157
475 321
270 154
495 304
152 676
865 728
322 203
524 244
150 422
591 021
54 293
523 813
49 258
593 252
110 247
641 784
166 463
649 525
154 221
1 029 898
164 170
670 999
146 755
632 829
41 808
554 540
30 727
686 027
92 775
792 304
150 520
750 553
101 028
1 180 415
150 517
790 717
119 718
Produksi BKB per Bulan (kg) Jun Jul Ags
674 668
41 839
592 312
37 772
768 110
82 083
827 328
35 024
857 769
107 216
1 330 484
150 069
919 362
128 645
Sep
724 861
50 193
688 025
95 713
826 288
58 178
903 367
76 039
973 158
115 389
1 534 938
204 454
1 012 748
93 386
Okt
755 619
30 758
785 265
97 240
854 837
28 549
985 349
81 982
1 070 024
96 866
1 688 174
153 236
1 112 789
100 041
Nov
Lampiran 3 Produksi biji kakao basah (BKB) di kebun PT Rumpun Sari Antan I, Cilacap, Jawa Tengah tahun 2004-2010
775 943
20 324
824 672
39 407
876 387
21 550
1 019 741
34 392
1 125 106
55 082
1 956 114
267 940
1 275 044
162 255
Des
1 665
1 780
1 399
1 627
1 274
2 216
1 444
BKB (kg/ha)
21
882.789
882.789
882.789
626.603
626.603
463.271
465.911
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
Keterangan
Luas (ha)
Tahun
: Bi : Sbi
288 129
288 999
343 895
343 895
361 175
415 985
435 488
Jumlah Pokok
11 060
3 690
4 765
1 405
11 019
3 272
11 880
2 741
41 280
1 107
36 497
5 355
15 221
9 452
Feb
21 410
10 350
10 805
6 040
16 168
5 149
13 790
1 910
52 657
11 377
44 457
7 960
33 291
18 070
Mar
= Bulan ini (2010) = Sampai bulan ini (2010)
7 370
7 370
Bi
Sbi
3 360
3 360
Bi
Sbi
7 747
7 747
Bi
Sbi
9 139
9 139
Bi
Sbi
40 173
40 173
Bi
Sbi
31 142
31 142
Bi
Sbi
5 769
5 769
Bi
Sbi
Jan
Sbi
Bi
59 530
38 120
46 605
35 800
49 246
33 078
17 094
3 304
98 588
45 931
88 815
44 358
72 988
39 697
Apr
145 680
86 150
133 395
86 790
95 773
46 527
47 913
30 819
149 078
50 490
186 353
97 538
127 511
54 523
Mei
181 225
35 545
174 110
40 715
168 050
72 277
150 994
103 081
203 913
54 835
295 544
109 191
191 578
64 067
Jun
199 505
18 280
192 900
18 790
216 386
48 336
220 494
69 500
266 398
62 485
387 475
91 931
249 203
57 625
Jul
215 455
15 950
206 550
13 650
253 947
37 561
286 455
65 961
305 776
39 378
448 732
61 257
298 678
49 475
Ags
Produksi BKK per Bulan (kg)
230 395
14 940
216 910
10 360
293 505
39 558
311 404
24 949
344 685
38 909
497 321
48 589
350 781
52 103
Sep
248 295
17 900
250 370
33 460
315 832
22 327
332 211
20 807
393 473
48 788
572 936
75 615
396 484
45 703
Okt
260 150
11 855
288 830
38 460
326 792
10 960
367 694
35 483
432 320
38 847
639 563
66 627
425 050
28 566
Nov
267 400
7 250
309 310
20 480
334 092
7 300
383 863
16 169
458 425
26 105
724 180
84 617
485 048
59 998
Des
Lampiran 4 Produksi biji kakao kering (BKK) di kebun PT Rumpun Sari Antan I, Cilacap, Jawa Tengah tahun 2004-2010
267 400
309 310
334 092
383 863
458 425
724 180
485 048
Total BKK (kg)
0.93
1.07
0.97
1.12
1.27
1.74
1.11
BKK per Pokok (Kg)
22
Koord. HPT SOETISNO
Ka. Afdeling B RAHAYU
Mandor HPT Suyanto
Mandor Rawat Hendrik Irawan Karseno
Mandor Karet Bambang Supriyanto Roy Mustofa Tursino
Mandor Panen Hermanto Suratno
Pekerja PHT Bejo Hanapi Sutardi Subini Nasiroh Sunarti
Ka. Afdeling A WAHID HASYIM
Mandor HPT -
Mandor Rawat Kasim Dedi Sofyan Hadi
Mandor Karet -
Mandor Panen Kiswoyo Wawan Kurniawan
Pekerja PHT Tursiman Wagiyah Carmin
Pekerja PHT Bedi Slamet Kuntoro HS. Satirman
Mandor Panen Samino
Mandor Karet Agus Santoso
Mandor Rawat Sugimo
Mandor HPT -
Ka. Afdeling C SASTRA SANTOSO
Mandor Civil Heri Suprapto
Driver Ratum Hadi P. Kasimin Hadi S. Soewarto
Mandor Transport Prayitno
Pekerja PHT Usmanto Marwoto Rudin Muhidin Suripto
Mandor Pabrik Sutrisno Muhsinun
Mandor 1 Pabrik Samiyono
Ka. Teknik / Pabrik JATMIKO HADI PRACOYO
Kr. Teknik/Tanaman Nurhidayah
ADMINISTRATUR MUKARI
Lampiran 5 Struktur organisasi kebun PT Rumpun Sari Antan I, Cilacap, Jawa Tengah tahun 2011
Kr. I Keuangan Sri Wahyuadi H. Kr. I Gudang Sri Purwoko Kr. Database Sugiyato Kr.Umum/ Office Boy Aris Supriyanto Driver Administratur Agus Sartono Kr. Polibun -
Ka. Tata Usaha DARYONO
Satpam PHT Warsun Posko Induk Suro Posko Induk Saiun A. Afd. A Saring W. Afd. B Siswanto Afd. B Sunarja Afd. B Sartiman Afd. C Wibowo Afd. C Satpam KHL Lasudi Posko Induk Amad Afd. A Rasito Afd. A Sunarjo Afd. A Rohendi Afd. B Salamun Afd. C Purwanto Afd. C
Dankam Pujo Harsono
Krani 1 CDO SUPRAPTO
23
24
Lampiran 6 Jurnal harian kegiatan magang sebagai karyawan harian lepas (KHL) di kebun PT Rumpun Sari Antan I, Cilacap, Jawa Tengah tahun 2011 Tanggal 14 Februari 16 Februari 17 Februari 18 Februari 19 Februari 21 Februari 22 Februari 23 Februari 24 Februari 25 Februari 26 Februari 28 Februari 01 Maret 02 Maret 03 Maret 04 Maret 07 Maret 08 Maret 09 Maret 10 Maret 11 Maret 12 Maret 14 Maret
Kegiatan Orientasi Melapor ke Administratur Orientasi Orientasi Pemangkasan Weeding chemical Weeding chemical Weeding chemical Pemangkasan Weeding manual Pengendalian HPT Pengendalian HPT Pengendalian HPT Wiwil Wiwil Wiwil Panen Panen Panen Pengolahan hasil Pengolahan hasil Pengolahan hasil Pengolahan hasil
Keterangan : (-) = Tidak ada
Prestasi Kerja Penulis Karyawan Standar -------(satuan/HK)------0.13 ha 0.16 ha 0.25 ha 0.33 ha 0.67 ha 0.71 ha 0.71 ha 0.67 ha 0.55 ha 0.67 ha 0.16 ha 0.22 ha 0.25 ha 0.50 ha 0.50 ha 0.33 ha 2.55 ha 3.94 ha 1.00 ha 2.40 ha 1.00 ha 1.98 ha 1.00 ha 0.45 ha 1.76 ha 2.50 ha 0.93 ha 2.89 ha 2.50 ha 1.22 ha 2.18 ha 2.50 ha 5.00 kg 39.00 kg 25.00 kg 5.00 kg 24.60 kg 25.00 kg 15.5 kg 45.50 kg 25.00 kg -
Lokasi Kantor Kantor B1 B1 B2.8 B2.11 B2.11 B2.11 B2.8 B2.9 C.8 B2.12 B2.11 C.9 B2.12 B2.11 C.7 B2.11 B2.7 pabrik pabrik pabrik pabrik
25
Lampiran 7 Jurnal harian kegiatan magang sebagai pendamping mandor di kebun PT Rumpun Sari Antan I, Cilacap, Jawa Tengah tahun 2011
Tanggal
15 Maret 16 Maret 17 Maret 18 Maret 19 Maret 21 Maret 22 Maret 23 Maret
Kegiatan
24 Maret 25 Maret 26 Maret 28 Maret 29 Maret
Pengawasan panen Pengawasan HPT Pengawasan HPT Pengawasan HPT Pengawasan HPT Pengawasan panen Pengawasan panen Mengikuti kalibrasi sorjan karet Pengawasan panen Orientasi Pengawasan panen Pengawasan panen Pengawasan panen
30 Maret 31 Maret 01 April
Jumlah KHL yang diawasi (orang) 2 3 3 3 2 10 10 -
Prestasi Kerja Luas areal yang diawasi (ha) 2.07 7.20 4.80 5.40 3.20 16.93 13.51 -
Lama kegiatan (jam)
Lokasi
5 5 5 5 5 5 5 -
C.6 B2.12 B2.7 B2.8 B2.8 A2.7 A2.8 A2.8
10 8 7 4
21.87 13.51 11.41 23.46
5 5 5 5
Pengawasan panen Pengawasan panen Pengawasan panen
6 2 6
8.67 4.42 13.84
5 5 5
02 April
Pengawasan panen
8
24.63
5
04 April
4
9.15
5
3
2.80
5
C.3
3
4.20
5
C.3
3
9.12
5
C.5
3
6.49
5
C.4
3
5.69
5
C.6
3
7.34
5
C.8
12 April 13 April 14 April 15 April
Pengawasan pengendalian HPT Pengawasan pengendalian HPT Pengawasan pengendalian HPT Pengawasan pengendalian HPT Pengawasan pengendalian HPT Pengawasan pengendalian HPT Pengawasan pengendalian HPT Pengawasan pemangkasan Kunjungan Pengawasan pemangkasan Pengawasan pemupukan
A2.6 A1 A2.8 A2.5 B2.7 dan B2.8 B2.8 B2.9 B2.9 dan B2.10 B2.10 dan B2.11 C.9
8 8 45
2.50 2.70 21.44
5 5 5
16 April
Pengawasan pemupukan
46
23.00
5
18 April
Pengawasan pemupukan
51
19.28
5
A2.6 A1 A2.6 A2.7 dan A2.8 A2.6 dan A2.7 A2.5 dan A2.6
05 April 06 April 07 April 08 April 09 April 11 April
Keterangan : (-) = Tidak ada
26
Lampiran 8 Jurnal harian kegiatan magang sebagai pendamping asisten di kebun PT Rumpun Sari Antan I, Cilacap, Jawa Tengah tahun 2011 Jumlah mandor yang diawasi (orang) 2
Prestasi Kerja Luas areal yang diawasi (ha) 10.82
2
19.70
5
2
31.47
5
2
37.36
5
1
20.62
5
1
18.59
5
1
28.92
5
1
33.38
5
1
26.90
5
1
18.92
5
1
20.84
5
1
21.20
5
1
34.82
5
1 1 1 2
21.67 17.70 18.84 47.57
5 5 5 5
1
19.64
5
Lama kegiatan (jam) 5
Tanggal
Kegiatan
19 April
10 Mei
Pengawasan pengendalian HPT dan pemangkasan Pengawasan panen dan pemangkasan Pengawasan pemangkasan dan panen Pengawasan pemangkasan dan panen Pengawasan pemupukan Pengawasan pemupukan Pengawasan pemupukan Pengawasan pemupukan Pengawasan pemupukan Pengawasan pemupukan Pengawasan pemupukan Pengawasan pemupukan Pengawasan pemupukan Pengawasan panen Pengawasan panen Pengawasan panen Pengawasan pemangkasan dan panen Pengawasan panen
11 Mei 12 Mei 13 Mei
Pengawasan panen Pengawasan panen Pengawasan panen
1 1 1
21.67 17.70 39.34
5 5 5
14 Mei
Pengawasan panen
1
36.85
5
16 Mei
Pengawasan wiwil dan pembuatan kompos Pengawasan pembuatan kompos dan panen Pengawasan panen Pengawasan panen
1
9.93
5
2
17.93
5
1 1
13.51 11.41
5 5
20 April 21 April
22 April
25 April 26 April 27 April 28 April 29 April 30 April 02 Mei 03 Mei 04 Mei 05 Mei 06 Mei 07 Mei 09 Mei
18 Mei 19 Mei 20 Mei
Lokasi B1.2 dan B2.11 B2.9, dan B2.11 B2.11, B2.10 dan B2.11 B2.12, B2.11 dan B2.12 B1.4 B1.5 dan B1.6 B1.3 dan B1.5 B1.1 dan B1.2 B2.11 dan B2.12 B2.10 dan B2.11 B2.9 dan B2.10 B2.8 dan B2.9 B2.7 dan B2.8 B2.8 B2.9 B2.10 B2.10, B2.11 dan B2.12 B2.7 dan B2.8 B2.8 B2.9 C.7 dan C.8 B2.11 dan B2.12 B2.1 A2.6 dan A2.7 A2.8 A2.5
27
Lampiran 8 (Lanjutan)
Tanggal
Kegiatan
21 Mei
Pengawasan panen dan pembuatan kompos Pengawasan panen dan pembuatan kompos Pengawasan panen Pengawasan pengendalian HPT Pengawasan panen dan pembuatan kompos Pengawasan panen Pengawasan panen
23 Mei 24 Mei 25 Mei 26 Mei 27 Mei 28 Mei 30 Mei 31 Mei 01 Juni 03 Juni 04 Juni 06 Juni
07 Juni
08 Juni 09 Juni 10 Juni 11 Juni 13 Juni 14 Juni
Pengawasan panen Pengawasan panen Pengawasan pengendalian HPT Pengawasan pengendalian HPT Pengawasan panen dan pengendalian HPT Pengawasan penaburan kompos dan panen Pengawasan penaburan kompos dan panen Pengawasan panen Pengawasan panen Pengawasan panen Pengawasan pengendalian HPT Persiapan laporan Presentasi
Keterangan : (-) = Tidak ada
Jumlah mandor yang diawasi (orang) 2
Prestasi Kerja Luas areal yang diawasi (ha) 11.04
2
Lama kegiatan (jam) 5
A2.6
12.83
5
A2.6
1 1
16.93 5.00
5 5
A2.7 A2.6
1
12.41
5
1 1
14.01 21.10
5 5
1 1 1
20.22 17.70 6.00
5 5 5
A2.5 dan A2.6 C.3 B2.7 dan B2.8 B2.8 B2.9 A2.8
1
9.15
5
C.9
2
15.51
5
2
18.23
5
A2.6 dan A2.8 A2.7
2
14.71
5
A2.7 dan A2.8
1 1 1 1
11.41 10.2 18.30 6.87
5 5 5 5
A2.5 A2.6 C.9 A2.6
-
-
-
Kantor Kantor
Lokasi
3
2
1
TOTAL
3
4
5
6
7
8
9
KTU
2
_____________________
HK
BLOK HA HK MAT BLOK HA HK MAT BLOK HA HK MAT BLOK HA HK MAT BLOK HA HK MAT
1
Administratur
P A
A
P
A
P
A
P
BLOK HA HK MAT
P/A
___________________ __
Disetujui oleh,
MAT
NORMA
HK
N O
JENIS PEKERJAAN
: :
BULAN AFDELING
Lampiran 9 Contoh blanko buku kerja asisten
T 10
11
12
A
N 14
Diperiksa oleh,
13
15
BUKU KERJA ASISTEN PT RUMPUN SARI ANTAN 1
G 17
G 18
19
Ka Tanaman
_____________________
16
A 20
21
L 22
23
24
25
27
28
Ka. Afdeling
__________________
Dibuat oleh,
Carui,
26
29
2011
30
31
TOTAL
28
No.
Item Kerja
Blk
Hi
Shi
HK Shi
Hasil kerja
Hi
PT. RUMPUN SARI ANTAN -1 L P P H PERAWATAN TM/TBM Afdeling Periode
Hi
Shi
Hk/Ha Hi
Shi
Cost PK Hi
Shi
Cost/Ha
Lampiran 10 Contoh blanko laporan perincian pekerjaan harian
Jenis Hi
Shi
Vol
Material
Hi
Shi
Dosis/Ha Hi
Shi
Cost/PO
Hi
Shi
Hi
Shi
Total Cost PK + PO
KTU
Manager
Cost/Ha
Diperiksa
Disetujui
Total Cost/Ha PK + PO Hi Shi
Ka. Afdeling
Dibuat
29
30
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Painan pada tanggal 27 September 1989 dan merupakan anak pertama dari tiga bersaudara, putra dari Bapak Afrinal dan Ibu Nurbaiti. Tahun 2004 penulis menyelesaikan studi dari SLTP Negeri 1 Painan dan melanjutkan ke SMA Negeri 1 Painan. Tahun 2007 lulus dari SMA Negeri 1 Painan kemudian diterima sebagai mahasiswa Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif di Ikatan Pelajar Mahasiswa Minang – Bogor dan Himpunan Mahasiswa Islam. Tahun 2008, penulis menjadi panitia Seminar Nasional “Prospek Pengembangan Kakao Indonesia” yang dilaksanakan oleh IPMM – Bogor dan panitia Seminar Nasional Memperingati 100 Tahun Kebangkitan Nasional “Rekonstruksi Politik Pertanian Indonesia Menjelang Tahun 2009” yang dilaksanakan oleh HMI Cabang Bogor Komisariat Faperta. Tahun 2011, penulis diamanahkan sebagai Ketua Umum HMI Cabang Bogor Komisariat Faperta selanjutnya tahun 2012 menjadi pengurus HMI Cabang Bogor. Kemudian pada tahun 2013 mengikuti Latihan Kader II yang diselenggarakan oleh pengurus HMI Cabang Bogor.