MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEMANDIRIAN MASJID (Studi Kasus : Masjid Agung Sunda Kela pa Jakarta)
Oleh: AFRIANI NIM: 101046122407
PERBANKAN SYARIAH JURUSAN EKONOMI ISLAM FAKULTAS SYARI' AH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDA YATULLAH JAKARTA 1426 HI 2005 M
MANAJEMEN PEMBERDAYAAN EKONOMI DANPENGARUHNYATERHADAP KEMANDIRIAN MASJID (Studi Kasus Masjid Agung Sunda Kelapa Jakarta)
SKRIP SI Diajukan kepada Fakultas Syari'ah dan Hukum Untuk memenuhi salah satu syarat mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Islam(SEI)
OLEH: TINAH AFRIANI Nim 101046122407
Di bawah Bimbingan
Drs
se Sarifuddin H SH N I P 150 268 785
JURUSAN MUAMALAT PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2005 M/1426 H
PENGESAHAN PANITIA lJJIAN
Skripsi yang be1judul "MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI DAN Pl,NC1ARUI INY A TERl-IADAP KEMANDIRIAN
MAS.f!D" ( Stucli
Kasus Masjicl Agung Suncla Kelapa Jakarta) telah cliujikan cir.lam siclang munaqasasyah Fakullas Syariah clan Hukum U IN Syarif Hiclayatullah Jakarta pacla tanggal 12 Juli 2005 clan cliterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sm:jana Ekonomi Islam pacla Jurusan Muamalat program stucli Perbankan Syariah Jakarta. 12 Juli 2005 Mengesnhkan,
Dekan.
Prof. Dr. llasanudd.in A.F. NIP.150050917
MA~
I' ANITIA ll.JIAN
Kctua
Prof. DR. Huzaimah Tahido Y NIP. 150 165 267
Sekretaris
Muhammad Taufiki, M.Ag NIP. 150 290 159
Pcn1hi111hing
Drs. Asep Syarifuddin. SH NIP. 150 268 785
Pcnguji I
Prof. Dr. Hasanuddin A.F. MA. NIP. 150 050 917
Pcnguji II
Ahmad Yani, M.Ag NIP. 150 269 678
z__-rt-'"-...:::,,___
(... ..........
...........
"l..;k\ \1<
.. .. )
: fi'. .A.::-e-~~ ~-
.. .... \.!-~... ' ,
"V
. - ...
.
( .. .. .. '......................... )
Kata pengantar Bismillahirahmanirahim Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Rabb Penggenggam Kuasa, Karunia, dan Cinta. Dengan cinta-Nya telah memberikan kemudahan kepada penulis menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Shalawat beserta salam kerinduan penulis haturkan keharibaan manusia Agung kebanggaan Alam Baginda Muhammad Saw, j uga kepada segenap ahlul bait ya11g disucikan, para sahabat beliau yang mulya, dan
kepada seluruh Umatnya yang tetap setia di bawah panji-panji al Qur'an dan Sunnalmya. Kebahagiaan yang tak temilai bagi penulis secara pribadi, adalah dapat mempersembahkan yang tebaik kepada kedua orang tua, dan orang-orang yang menaruh harapan besar atas keberhasilan studi penulis, terselesaikannya skripsi ini dipersembal1kan kepa
2. Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Bapak. Prof.DR Hasanuddin AF.MA 3. Ketua Jurusan Muamalat Bapak Dedi Nursyamsi M.Hum dan Sekretaris Jurusan Bapak Muhamad Taufiki M.Ag 4. Bapak dan !bu Dosen yang telah memberikan pencerahan keilmuan kepada penulis 5. Dosen Pembimbing skripsi Bapak Drs. Asep Syarifuddin H, SH terima kasih atas bimbingan dan arahannya sampai selesainya penulisan skripsi ini 5. Pimpinan dan petugas Perpustakaan Utama UIN Syahid, Fakultas Syariah dan Hukum,Perpustakaan Umum Islam IMAM JAMA yang telah memberikan fasilitas literatur untuk menunjang proses penyelesaian skripsi ini. 6. Pimpinan YAYASAN AL HIDAYAH, keluarga Besar ROHIS SLTP YAPIA Ciputat dan keluarga besar Ambalan KH.Moch Noor. Disana penulis mendapatkan jati diri dan mengenal diri, terima kasih atas supportnya 7. Pimpinan dan segenap pengurus dan karyawan Masjid Agung Sunda Kelapa Jakarta (Bapak Adi Laksono) terima kasih atas partisifasi dan kemudahankemudahan yang diberikan kepada penulis dalam penelitiian dan wawancara 8. Keluarga Bapak Ir.H.Hasrul Harahap( Bapak Riko dan !bu Ira) terima kasih atas bantuan yang diberikan dalam bentuk moril dan materil kepada penulis 9. Teteh-teteh (teh tati dan teh malati) di Bogor yang selalu mencintaiku terimakasih atas cinta dan pengorbanannya. Untuk Jundi harapanku Jaya Winata tetaplah menjadi anak yang shaleh seperti sekarang.
11
10. Keluarga besar mamih Nunung di Jakarta terima kasih atas dukungan moriil dan metriilnya 11. Pengasuh Pondok Pesantren Sulaiman (Abi Bahrudin dan Umi Tuti) dan tim. Ustadz (Abi Muchtar dan Umi Khairiyah) terimakasih atas kesabaran dan pencerahan keilmuan dan keimanan yang telah diberikan kepada penulis 12. Sahabat-sahabat di LDK dan PIM, rekan-rekan kelas C, rekan-rekan BEMJ 2004, sahabat-sahabat di "Rumah Cinta" (PP.Assualiman-Pd.Ranji) sahabatsahabat di Halaqoh Tarbiyah, Rekan-Rekan Pembina Rohis SMP YAPIA CIPUTAT terimakasih atas kebersamaannya selama ini. Kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu namun tidak mengurangi rasa terimakasih yang telah membantu baik moril maupun materiil hingga selesainya skripsi ini 10 Juni 2005 Ciputat, 4 Rabiul Awai 1426
Penulis
Tinah Afriani
DAFTARISI
KATA PENGANTAR ...................................................................................... .. DAFTAR ISi ······································································································· BAB I
IV
1
PENDAHULUAN ............................................................................. A. Latar Belakang ........................................................................... ..
II
III
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ...........................................
6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ....................................................
7
D. Me to de Penelitian .. .. .... .... .. .. .. .. .. .. .. .. .... .. .... .. .. .... .. .... .. .. .... .. .. .. .... ... '·
9
E. Sistematika Penelitian ..................................................................
I0
TIN.TA VAN TEORITIS ...................................................................
12
A. Konsep Manajemen Masjid Profesional .......................................
12
B. Konsep Masjid dan Pemberdayaan Ekonomi ...............................
28
C. Manajemen Investasi Dana Produktif Masjid ..............................
33
GAMBARAN UMUM TENTANG DIVISI PEMBERDAYAAN EKONOMI (DIVISI USAHA) MAS.JID AG UNG SUND A KELAPA .JAKARTA ........................................................................ :................
37
A. Sejarah Masjid Agung Sunda Kelapa Jakarta ..............................
37
B. Profil Divisi Pemberdayaan Ekonomi Masjid Agung Sunda Kelapa Jakarta .................................................................... 40 I. Tehnis Opersional Instrumen Pemberdayaan Ekonomi MASK ...................................................................................
42
2. Pengorganisasian Pemberdayaan Ekonomi (Divisi Usaha)
IV
MASK ...................................................................................
47
3. Manajemen Keuangan Pemberdayaan Ekonomi MASK .. ,.:..
50
MANAJEMEN PEMBERDAYAAN EKONOMI DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEMANDIRIAN MASJID ......
54
A. Analisis Pendapatan dan Operasional MASK ............................
54
B. Analisis Manajemen Pemberdayaan Ekonomi MASK ................
62
C. Analisis Potensi, Kapabilitas Sumberdaya Insani MASK .........
66
D. Analisa Pemberdayaaan Ekonomi dan Pengaruhnya Terhadap Kemandirian Masjid Agung Sunda Kelapa .................
67
PENUTUP .........................................................................................
73
A. Kesimpulan ..................................................................................
73
B. Saran-saran ...................................................................................
74
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................
75
V
LAMPIRAN-LAMPIRAN
v
Cukuplah Allah Menjadi Pelindungku KepadaNya Raja' dan Khouf ini berlabuh Tawakal ini menjadi saksi betapa Engkau maha Kuasa dan Mahakaya, Ma'rifat kepada Mu adalah kenikmatan yang tak terhingga Hidup ini terasa Indah dengan Iman dan Islam Yang Engkau Anugrahk
'l(arya ini k_u persem6afik_an untuk_orang yang tefafi 6erjasa d"afam kgfiitfupank_u <Pafifawan dimata k_ami}l.na/(;anak_mu *I6und"a J.fapisafi * Wanita ifengan sejuta pengor6a11an dim petjuangan 'terimak_asifi atas kgtu(usanmu !])an untuk_fiyafi semoga IJ)amai d"afam perfind"ungan:Nja di sana
BABI PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1. Realitas Masjid Dan Umat Islam Indonesia Jumlah masjid di Indonesia mencapai satu juta buah
1 •
Sedangkan
dalam data yang dihimpun oleh DepartemenAgama Masjid dan Mushala telah mencapai 700.000 buah tersebar diseluruh pelosok nusantara, 30% terrr.1asuk masjid besar, bagus dan indah, 50 % keadaan bangunan bagus dan 20 % tergolong sederhana2. Realita yang dapat kita lihat saat ini adalah banyak orang-orang yang berlomba-lomba membangun
dan memperindah bangunan fisik masjid
dengan mengabaikan peran dan fungsi utamanya dalam membina keimanan dan ketaqwaan masyarakat. Status masyarakat Indonesia yang mayoritas muslim abangan, menurut Ketua Ikatan Da'i seluruh Indonesia, DR. Muchlis Bahar, mengomentari realitas Masj id Dan Umat Islam Indonesia: "Ruh masjid adalah shalat, tetapi dewasa ini banyak umat islam yang mengabaikan shalatnya, terkadang ada orang yang rela berjalan jauh menuju masjid hanya untuk mendapat pahala yang besar dari setiap langkahnya, sebaliknya orang yang tinggal di sekitar masjid tidak pemah menghadiri shalat berjamah di masjid. Ada juga orang yang rajin shalat berjama'ah di masjid tapi shalatnya tidak dapat mencegah dirinya dari perbuatan keji dan 1
Sofyan Syafii Harahap, (Ed) Pedoman Manajemen Masjid, (Jakarta, Pustaka Quantum, 2004),
Hal.V 2
Ahmad Sutarmadi, Visi, Misi, dan Langkah strategis PDMI dan pengelola Masjid, (Jakarta, Logos Wacana llmu, 2002) eel ke-2, hal.17
3
kegiatan dakwah di lingkungan
masjid DK! Jakarta adalah rendahnya
frekuensi aktifitas keagamaan di masjid-masjid. Hal ini disinyalir oleh H. Noer Chaniago, sebagai bentuk tidak optimalnya manajerial masjid .karena SDM pengelola masjid yang perlu ditingkatkan lagi baik melalui pelatihanpelatihan peningkatan manaJemen masjid, maupun
.
.
semmar-semmar yang
terkait dengan itu. Keberlangsungan aktifitas masjid
seharusnya muncul dari inisiatif
pengurusnya, apabila pengurusnya berani, maka "hiduplah" masjid itu. Sebaliknya apabila pengurus masjid "loyo", tidak akan ada transfonnasi semangat yang lahir dari masjid yang memberikan ruhnya pada aktifitas . h4 _ Jamaa
2. Fungsi Masjid Dan Tuntutan Masyarakat Modem Modernisme tidak harus identik dengan menghilangkan karakterkarakter agamis dalam diri setiap individu, kehidupan di zaman modern seyogyanya disikapi dengan penuh kearifan dan pertimbangan-pertimbangan kemaslahatan baik dari sisi dunia maupun segi akhirat. Syariat Islam adalah hukum-hukum yang kokoh, fleksibel disatu sisi, dan konsisten disisi lain. Tidak harus umat muslim meninggalkan dirinya jauh dari putaran modernitas, atau bahkan melawan arus modernitas, semuanya akan membawa kearah yang lebih baik ketika kita mampu untuk 4
haL 5
H. Noer Chaniago,"Tingkatkan peran 'ubudiyah masjid'', Republika, (Jakarta), 4 Maret 2004,
4
mengambil hal-hal yang bermanfaat dari kemajuan teknologi, budaya dan pcradaban manusia. Kita yang mcnentukan arah hidup, kaum muslim adalah kaum yang uniqe dari sebuah peradaban. Akankah kita menjadi penghambat kemajuan di berbagai sektor kehidupan guna mencapai ridho Allah ?. Eksistensi masjid sebagai pusat aktifitas mendapatkan perhatian dari banyak kalangan, kaum profesional, akademisi, dan ulama baik tingkat · nasional maupun intemasional. Dalam muktamar Risalatul
Ma.~jid
yang
diselenggarakan dikota Mekkah tahun 1975 telah disepakati bahwa untuk mengoptimalkan peran dan fungsi masjid, masjid harus memiliki sarana dan prasarana yang memadai. Masyarakat perkotaan atau masyarakat yang mendapatkan pendidikan kini sudah banyak tercerahkan oleh berbagai aktifitas keagamaan, fenomena masyarakat kota yang mendambakan kedamaian spiritual kini tidak lagi merasa asing dengan masjid, kini mereka merasa bangga dengan islamnya,
sense dengan
masjid,
ha! ini dapat dilihat dengan maraknya kegiatan-
kegiatan keluarga yang mengunakan fasilitas masjid, urusan-urusan bisnis sudah melibatkan masjid, acara-acara sosial atas nama masjid, dan lain sebagainya. Hal ini patut mendapatkan sambutan dan perhatian dari para pengurus masjid untuk dapat mengambil peluang dengan memberdayakan masjid sebagai sentral kegiatan ekonomi dan bisnis untuk mendukung tujuan masjid yang utama sebagai sentral pembangunan masyarakat muslim yang
5
beriman dan mengembalikan masjid ke-khittahnya seperti zaman kerasulan yang telah memberikan kontribusi besar bagi peradaban dunia. Optimalisasi pemberdayaan masjid di zaman modem membutuhkan profesionalitas yang tinggi, kapabilitas pengurus yang respek terhadap perkembangan sosio kultural masyarakat, sehingga eksistensi masjid benarbenar mengakomodir kepentingan dan kebutuhan umat, yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat modem. Masih banyak masjid-masjid di Indonesia yang memiliki potensi besar untuk menjalankan fungsinya sebagai pusat kegiatan umat berbasis ekonomi dan sebagai sumber dana yang dijadikan barometer kemandirian masjid, guna menopang biaya operasional masjid yang nota hene masih mengandalkan iuran jamaah, infak shodaqoh dan zakat para muzzakki
sehingga masjid
berposisi sebagai objek padahal yang seharusnya posisi masjid sebagai subjek. Ketika masjid masih bergantung pada para dermawan optimalisasi fungsi masjid secara teknis belum dimaksimalkan karena potensi masjid belum tergali dengan sempuma, walaupun demikian
sudah ada beberapa
masjid yang berhasil menjalankan manajemen dengan sukses dalam memberdayakan ekonomi masjid, seperti Masjid Agung Sunda Kelapa Jakarta. Hal ini tentu ditunjang oleh banyak faktor. Oleh sebab itu kami
merasa tertarik untuk mengangkat tema ini menjadi sebuah skripsi dengan judul:
"MANAJEMEN
PEMBERDAYAAN
EKONOMI
DAN
PENGARUHNYA TERHADAP KEMANDIRIAN MASJID " ( Study
6
Kasus : Masjid Agung Sunda Kelapa Jakarta ) dengan alasan sebagai
berikut a. Banyaknya masjid-masjid besar di Indonesia yang memiliki potensi sumber dana potensial masjid yang belum teroptimalkan dengan baik. Hal ini berpengaruh kepada aktifitas masjid yang minim karena terhambat dana, sehingga fungsi masjid sebagaimana yang telah disebutkan diatas tidak dapat terwujud. b. Banyaknya para pengurus, jamaah masjid dan masyarakat islam Indonesia umumnya belum tercerahkan dengan mekanisme operasional, tehnik manajerial dan optimalisasi fungsi masjid sebagai kekuatan ekonomi yang dapat mensejahterakan umat. c. Masjid Agung Sunda Kelapa Jakarta sebagai salah satu masjid lbukota yang sudah berhasil memposisikan diri sebagai masjid yang re.fresentatif terhadap perkembangan sosial masyarakat modern sehingga dijadikan
benchmark oleh masjid-masjid yang lainnya. 5Yang memiliki karakteristik, potensi,dan peluang yang sama.
B. Pembatasan Dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah
Untuk memfokuskan penulisan dan memudahkan analisa maka permasalahan akan dibatasi pada manajemen pemberdayaan ekonomi
'Masjid Agung Sunda Kela pa: Mandiri Dari Berbisnis, Modal (Januari, 2003 ). h. 56
dan
7
pengaruhnya terhadap kemandirian Masjid Agung Sunda Kelapa dengan ketentuan sebagai berikut: a. Manajemen Operasional Masjid Agung Sunda Kelapa Jakarta b. Manajemen Sumber Dana Masjid Agung Sunda Kelapa Jakarta c. Manajemen Keuangan Masjid Agung Sunda Kelapa Jakarta
2. Perumusan Masalah. Dari batasan masalah telah disebutkan diatas, akan di bahas lebih lanjut dalam beberapa identifikasi masalah meliputi: a. Bagaimana pola manajemen operasional Masjid Agung Sunda Kelapa Jakarta b. Bagaimana optimalisasi manajemen Masjid Agung Sunda Kelapa dalam menggali potensi-potensi sumberdana masjid dan pengaruhnya terhadap kemandirian masjid. c. Faktor pendukung dan penghambat dalam mencapai tujuan masjid Sunda Kelapa sebagai masjid yang mandiri.
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian a. Untuk mengetahui aplikasi manaJemen masjid berbasis ekonomi yang sudah diterapkan di Masjid Agung Sunda Kelapa.
9
D. Metode Penelitian Metode penyusunan skripsi ini penulis menggunakan penelitian kwalitatif dalam bentuk deskriptif analisis, yaitu menggambarkan (menjelaskan secara umum) mengenai manajemen masjid untuk mendukung analisa lebih lanjut. Adapun sumber data diperoleh dari: 1. Penelitian Kepustakaan (Library Reseac!t)
Data-data ini diperoleh dari: Majalah, Surat Kabar, Buku-buku Cetak, Mailing List (Website/Internet), dan untuk ayat-ayat Al Qur'an langsung mengutip dari terjemahan DEPAG. RI 2. Penelitian Lapangan (Field Reseaclz) Dilakukan dalam bentuk interview (wawancara), yaitu bertanya secara langsung kepada responden (pengurus dan pengelola Masjid Agung Sunda Kelapa Jakarta) tehnik ini digunakan untuk mendapatkan keterangan dari para pengurus masjid mengenai hal-hal yang terkait dan berhubungan dengan manajemen pemberdayaan ekonomi masjid sebagai faktor pendukung masjid mandiri dalam aktifitasnya. Setelah data terkumpul maka akan dilakukan analisa guna mendapat kesimpulan yang akurat bagi permasalahan ini, yakni melalui reduksi atas datadata yang terkumpul, mensortir
mana yang relevan · dan mana yang tidak.
Selanjutnya dilakukan penyederhanaa.n dan pengolahan data terutama data yang bersifat kwantitatif untuk disajikan dalam bentuk deskripsi dan yang terakhir menarik kesimpulan dari keseluruhan penyajian tersebut.
10
Adapun sistematika penulisan skripsi ini mengacu pacla; Buku Pecloman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah clan Hukum UIN SyarifHidayatullah Jakarta
E. Sistematika Penulisan Untuk memudahkan penulisan skripsi 1m, penyusun rnernbagi kepada beberapa bab yakni :
BAB I Pcndahuluan. Bagian ini menjelaskan tentang Jatar belakang masalah, pembatasan clan perurnusan masalah, tujuan clan kegunaan penelitian, metocle penelitian clan sisternatika penu!isan.
BAB II. Tinjauan Teoritis. Kerangka teoritik tentang profesionalisme manajernen rnasjicl pernberclayaan ekonomi. teori profesionalisrne manajemen masjicl clan manajemen sumberclaya insani sebagai bagian clari manajerial secara umum. Dan pemberclayaan clana produktif cla!am bentuk investasi dana procluktif yang climilki masjicl
BAB III. Gambaran Umum Masjid Agung Sunda Kelapa. Pada bab ini menguraikan
tentang
sejarah
berclirinya
Masjicl
Agung
Suncla
Kelapa,
perkembangan, clan aktifitas yang cliprogramkam Masjicl Agung Suncla Kelapa, clan struktur organisasi kepengurusan masjicl.
Semua poin-poin tersebut
dikemukakan secara umum clan lebih clifokuskan pacla clivisi pemberclayaan Ekonomi Masjicl Agung Suncla Kelapa. Meliputi; Lembaga Haji Dan Umroh, BMT, Koperasi, Penyewaan Geclung clan Fasilitas Bisnis.
BABU TINJAUAN TEORITIS
A. Konsep Manajemen Masjid Profesional
Masjid merupakan kebutuhan mutlak yang harus ada dan sejarah awal sejarahnya masjid merupakan pusat segala kegiatan mansyarakat Islam, pada awal rosulullah hijrah ke madinah salah satu sarana
yang pertama dibangun adalah
masjid, masjid menjadi developmenl power. Luasnya peranan masjid yang akan. kita bangun menentukan kwalitas managerial yang dipergunakan, untuk mencover berbagai kepentingan dan optimalisasi fungsi masjid
masjid harus
mcmainkan pcranan yang cantik, dcngan mcngoptimalkan scmua potcnsi yang ada termasuk potensi intelektual, peranan dan potensi masjid ini dapat diwujudkan dengan manajemen masjid yang profesional, manajemen masjid merupakan upaya konsolidasi aktifitas masjid sebagai optimalisasi universalitas masjid bagi kebangkitan kaum muslim. I. Pengertian Secara Etimologis
Manajemen dalam bahasa Arab disebut dengan idaroh dari perkataan Ad darta Assyai,a (kamu menjadikan
sesuatu itu berputar)
atau dari
perkataan Ad darta bihi (kamu menggunakannya sebagai alat untuk memutar sesuatu) atau Ad dhouran (mengelilingi sesuatu). 1
'Mahdi Bin Ibrahim, Al Amanah Fil Idari, Edisi Terjemah Rahmat Abbas (Jakarta, Pustaka Al Kautsar, 1997), ha!. 59
12
Amanah Dalam Manajemen,
13
Manajemen dalam bahasa inggris "to manage" yang artinya mengurus, membimbing, mengawasi, dapat juga berasal dari bahasa itali "manegio" bermakna pelaksanaan atau pengurusan sesuatu atau lebih tepatnya penanganan sesuatu. 2
2. Pengertian Secara Terminologis Manajemen sebagai alat untuk merealisasikan tujuan umum serta sebagai suatu aktifitas khusus menyangkut kepemimpinan, pengerahan, pengembangan persoalan dan perencanaan. 3 Prof. Dr. Sofyan Syafri Harahap mengemukakan bahwa "ilmu manajemen
adalah ilmu yang mempelajari
bagaimana cara mencapai tujuan, apa fungsi yang harus dilakukan dengan menggunakan alat, tenaga orang, ide dan sistem yang lebih efisien.
4
Mengutip pengertian kepemimpinan dari ensiklopedia administrasi lengkap Drs. Mochamad Ayyub "manajemen adalah segenap perbuatan menggerakan sekelompok orang dan menggerakan fasilitas dalam suatu kerja sama dalam mencapai tujuan tertentu. 5 Atau oleh beliau sendiri manajemen disederhanakan menjadi "suatu proses/kegiatan/usaha mencapai tujuan
2
Ahmad Yani, Urgensi Manajemen Dalam Memakmurkan Masjid, (Jakarta, Dea Advertising),
ha!. 101 3
loc. Cit
4
Sofyan Syafri Harahap, Manqjemen Ma~jid, (Yogyakarta, Bhal.'li Prima Rasa, 1996), hal. 28
Mochamad Ayyub, Manajemen Ma.~jid: Pel111?iuk Prak/is Bagi Perngurus, (Jakarta, Gema lnsani Press), Hal. 32 5
14
6
tertentu melalui kerja sama dengan orang lain. Setelah menguraikan pcngcrtian manajcmcn dari bcrbagai sumber, bcrikut ini para ccndikia dan pakar mendefinisikan manajemen masjid sebagaimana bahasan utama yang sebenarnya: Drs. Mochamad Ayyub memberikan definisi: "manajemen masjid (idaroh ma.1jid) adalah usaha-usaha untuk merealisasikan fungsi-fungsi masjid sebagaimana mestinya
7
.
KODI DK! Jakarta mendefinisikan: "Jdaroh masjid adalah ilmu usaha yang meliputi segala tindakan dan kegiatan masjid dalam menempatkan masjid sebagai tempat ibadah dan pusat kebudayaan Islam sebagaimana tertulis dalam buku urgensi manajemen masjid, yang kemudian dilengkapi oleh penulisnya" idaroh masjd adalah suatu proses atau usaha mencapai kemakmuran masjid yang ideal, oleh seorang ketua pengurus masjid bersama para staff danjama'ahnya melalui berbagai aktifitas positif 8
3. Pola manajerial masjid Pada setiap aplikasi manajemen tentu tidak aan terlepad dari fungsi manajemen yang diungkapkan toeri-teorinya oleh para pakar manajemen, seperti GR. Terry, Taylor, Irwing Fisher, Sondang P. Siagian dll. Managemen yang digagas oleh mereka bila disederhanakan sekurang-kurangnya menjadi 6
/bhi,.
7
/hi
'Ahmad Yani, Urge11si Ma11ajeme11 Masjid (Jakarta, Dea Press), hal. I 01
15
empat fungsi, sehingga kami anggap fungsi-fungsi ini dapat diberlakukan dalam manajemen masjid sebagai bagian dari karakteristik organisasi a. f'laning (Perencanaan) Dalam upaya memakmurkam masjid perencanaan memiliki arti yang sangat penting, ha! ini dapat diungkapkan sebagai berikut; (I) aktifias pemakmuran masjid rncrnungkinkan dipilihnya
berjalan lebih teratur dsan terarah, (2)
tindakan-tindakan yang tcpal scsuai dcngan
kondisi dan situasi yang melingkupi rnasjid, (3) memudahkan untuk menjalanakan pengawasan terhadap jalannya pemakmuran masjid. Perencanaan upaya pemakmuran masjid dengan matang membuat aktifitas masjid dapat bedalan dengan baik dan jelas arahnya dan target yang dicapai maksimal sesuai dengan yang diharapkan. 9 Ada beberapa pendekatan dalam menyusun rencana masjid sebagai berikut: I. Otokratis
Rencana disusun oleh orang tertentu biasanya oleh kamu elit, atau atasan langsung, dalam kaitannya dengan manajemen masjid metode ini dapat
diaplikasikan oleh Dewan Masjid, Pemerintah,
Pemangku adat, kaum intelektual di daerah tersebut tanpa melibatkan jamaah.
9
Ibid,. ha!. l 03
16
2. Demokratis Perencanaan diserahkan kepada jamaah, mereka dilibatkan untuk
merumuskan
apa
yang
akan
dicapai,
saran
mereka
dipertimbangkan, keputusan diambil melalui suara terbanyak. 3. Metode Campuran
Metode ini diaplikasikan dengan mengakomodir kedua sistem yang telah disebutkan pertama. Ketiga pendekatan ini tidak boleh berlaku mutlak, latar belakang sosial masyarakat sangat menentukan, masyarakat elit dan kaum terpelajar, masyarakat awam dan priyayi. Penggolongan-penggolongan seperti itu
mutlak diperlukan untuk menetukan pendekatan apa yang
dapat mengakomodir kepentingan jamaah secara keseluruhan. Dalam merumuskan rencana Analisis SWOT sebagai barometer penilaian dan analis kebijakan yang diambil dalam menentukan rencana organisasi meliputi; (a) Strengtlz, kekuatan yang dimliki organisasi, pengurus/manager dan
masyarakat
kemudian
dirumuskan
sebagai
penun3ang dan dimanfaatkan untuk mencapai tujuan, (b) Weaknes, kelemahan yang dimiliki institusi masjid dan lingkungan, dicari dan dirumuskan
untuk diketahui pemecahan dan alternatif-alternatif solusi
penyelesaiannya. (c) Opportunity, berbagai kemungkinan dan peluang yang akan dijadikan proyeksi pelaksanaan program-program masjid meliputi segala aspek kehidupan, (d) Threats, dirumuskan ancaman atau
17
hambatan-hambatan yang akan dihadapi di masa yang akan datang atau kemungkinan terjadi dalam mencapai tujuanjama'ah. b. Organizing (Pengorganisasian) Menurut GR Terry istilah pengorgamsaian berasal dari kata organism (organisme) yang merupakan sebuah entitas dengan bagian-
bagian yang terintegrasi sedemikian rupa sehungga hubungan mereka satu sama lain saling mempengaruhi 10 Pengorganisaian merupakan instrumen manaJemen yang sangat menetukan ehistensi sebuah organisasi, berpadunya berbagai potensi pengurus masjid dalam satu kerangka pemakmuran, dengan adanya pengorganisasian dan mudah menjalankan koordinasi dan pengawasan serta pengendalian dan evalusi pelaksanaan program kerja dan aktifitas masj id lainnya. Dalam pengorganisasian hakikatnya pengurus mengetahui dengan jelas cara kerja, wewenang dan tanggungjawabnya, ketika ha! ini sudah tersosialisasi dengan baik, pengururs dapat memberdayakan seluruh kemampuannya untuk menciptakan suasana kerja yang kondusif dan profosionalisme yang maksimal, semua lini berjalan dengan otomatis dan independen secara tehnis dan pelaksanaan. Hal ini akan menunjang alur kerja yang baik dan jalinan kerja yang solid.
JOG.R Terry, Asas-AsasManajemen (terjemahan) (Bandung, Alumni 1986), ha!. 39
18
Pengorganisasian
adalah
penyusunan
kaidah-kaidah
untuk
melaksanakan apa yang telah ditentukan dalam perencanaan sehingga melahirkan kebijakan, aspek-aspek yang sangat menunjang keberhasilan manajemen masjid. Dengan adanya aspek pengorgamsasrnn yang
tersistematisasi
dengan baik akan membawa kepada hal-hal kearah tujuan penugasan kemudian pendelegasian wewenang yang diperlukan kepada individuindividu untuk melaksankan tugasnya. Dalam penyusunaan organisasi ada beberapa prisip yang dapat dijadikan acuan antara lain: i r 1. 2. 3. 4. 5.
Penentuan tujuan yangjelas Pcmbagian kerja Pelimpahan wewenang Kesatuan komando Tingkat kekuasaan dan organisasi Jika ha! ini tidak lercover dengan baik, telah terjadi kesalahan
besar dalam prilaku manajemen baik menyangkut matriil, sprirituil maupun personil, hal ini dikemukakan oleh Mahdi Bin Ibrahim Bin Muhammmad
bahwa: "sasaran, volume pekerjaan, jenis pekerjaan,
konsolidasi dan pemabagian pekerjaan, aset yang diperlukan untuk keberhasilan organisasi baik SDM maupun materi". 12
11
T. Hani Handoko, Manajemen Personalia Dan Sumberdaya Manusia, PT.Liberty, J985), hal. 43 "Mahdi Bin Ibrahim, Op.Cit., hal. 66
(Yogyakarta,
19
Untuk pembagian kerja biasanya berdasarkan fungsi, cara kerja dan kerja sama antar bagian berdasarkan yang sudah tercantum dan dalam srtuhure organisasi, struhur organisasi adalah bagan yang mengambarkan fungsi masing-masing bagian, batas wewenang, yang dimiliki, luas I
tanggung jawab yang harus diemban dan hubungan dengan bagian lain. Dalam lembaga masjid profesional masing-masing bagian harus membuat sasaran-sasaran yang ingin dicapai ha! ini berlaku secara desentralisasi oleh tiap-tiap bagian. Hal ini dapat dijadikan tolak ukur dalam melakukan pengawasan dan penilaian prestasi (Performance Evaluation). Beberapa pembagian tugas pemberdayaan ekonomi yang dapat diakomodir
oleh
karakteristik
masjid
berdasarkan
pus at
pertanggungjawaban (Responsibility Centre) sebagai berikut: 13 !. Pusat pengusahaan pemasukan bagi
kas masjid ( Income Profit
Centre) 2. Pusat pengeluaran dan Anggaran Belanja Masjid (Bu,(jeting Costing) 3. Pusat Pengelola Investasi yang mencakup laba dan investasi dana produktif masjid (Jnvesment Center) Dalam pengorganisasian penempatan personil masuk dalam manajemen sumberdaya manusia, meliputi pola rekruitment, penempatan personil, kemampuan dan latar belakang pengalaman atau pendidikan
"Sopyan Syafii Harahap, Manajemen Ma~jid. Op. Cit ha!. 41
20
yang menunjang posisi (The Right man in the right job). Adapun profesionalisme manajemen sumberdaya Islami meliputi, keimanan, keterampilan, ahlak budi pekerti, wibawa dan kejujuran. Berkenaan dengan profesionalisme Sumberdaya Insani leblh jelas Muhamad Kerebet dan Muhammad Ismail menuliskan tiga faktor yang dapat dijadikan rujukan sebagai barometer tinjauan syariah dalam ha! ini, antara Lain: 14 I. Kafaah yaitu adanya keahlian dan kecakapan dalam bidang pekerjaan yang dilakukan dapat diperoleh dari pendidikan, pelatihan, pengalaman. 2. Himmatul A 'ma! yaitu memiliki semngat dan etos kerja yang tinggi, mejadikan motivasi ibadah sebagai pendorong utama di samping motivasi penghargaan (Reward) dan hukuman (Funishment) serta perolehan materi 3. Amanah yaitu terpercaya dan bertanggungjawab menjadikan tauhid sebagai unsur pendorong dan pengontrol tingkah laku. Hal ini disinyalir kebenarannya dalam sabda Nabi Muhammad Saw sebagaimana ditulis oleh sayyid ahmad Hasyim bek 15 -:;
/.
,..
,,,
(($Jl>c.JI olJJ) ~wl ~);,~iij ,J;,,1 ....
,,.,,..
,..
,..
....
0
_;.s, JI,.. _/}II ,..
,..
J..,,j1~1 ,..
,..
artinya " jika suatu urusan diserahkan bukan pada ahlinya maka
tunggulah kehancurannya ''.
"M. Kerebet W. dan M. Ismail Y. pengantar manajemen Syariah (Jogjakarta, Perisai pustaka utama) 2000, ha! 84 15
Hasyim, Ahmad bek Sayyid, MuchtaruI hadistun Nabawiyah, Dami Ihya, Indonesia, t.th
22
c. Actuating (pelaksanaan) Dalam manajemen masjid fungsi pelaksanaan merupakan sebuah pemberdayaan seluruh kemampuan yang dimiliki oleh pengurus sebagai manifestasi penunaian amanah yang dibebankan, optimalisasi seluruh daya yang dimiliki tuntunannya di jelaskan dalam hadist Rosulullah Saw, yang artinya: sampaikanlah anmnat kepada orang yang memepercayakan kepada anda janganlah berkhianat kepada orang yang berhianat kepada anda (HR.Imam Ahmad dan Ahlus Sunnan)
Allah Swt memerintahkan dalam Al Qur'an tentang penunaian amanat, sebagai berikut:
Artinya: Akan tetapi jika sebagain kamu mempercayai sebagian yang
lain, hendaklah yang dipercaya itu menunaikan amanatnya dan hendaknya ia bertaqwa kepada Allah rabbnya. (QS al Baqoroh: 283) Dalam fi.mgsi menaJemen ini (baca: pelaksanaan) p1mpman pengurus masjid harus memberikan stimulus dan motivasi kepada para pengurus dan seluruh pelaksana program pemakmuran masjid pada wilayah yang menjadi tanggungjawab dan wewenang pada tiap bagian.
23
Keberhasilan sebuah organisasi ditentukan oleh pola kerja, pola fikir dan etos kerja para "awak" dalarn organisasi, orang nuslim yang beriman memiliki semangat besar yang bernilai universal yaitu kekuatan jihad (Power Spirit Of Jihad) orang Islam layaknya dalam beke1ja memiliki tujuan vertikal
yang agung yaitu Ridho Allah dan tujuan
horizontal sebagai khalifah Fil Ard untuk dapat bennanfaat bagi mahluk dan lingkungan.
Ke~ja
adalah bagian dari jihad, dan etos ke1ja yang luhur
itulah yang marnberikan kontribusi positif dalam proses ke1ja seorang muslim, Firman Allah SWT dalam Al Qur'an:
Artinya: Dan orang-aorang yang berjihad dijalan Allah, maka Allah akan memeberikan kemudahan baginya. (QS. al-Ankabut: 69) Ada tiga aspek yang harus dipenuhi secara nalar oleh orang yang bake1ja: 17 I. Aktifitas yang dilakukan karena dorongan dan motivasi. 2. Apa
yang
dia
kerjakan
karena
kesengajaan,
sesuatu
yang
direncanakan,karena didalanmya terkandung suatu gabungan antara rasio dan dan rasa (estetika) 3. Yang dikerjakan karena adanya suatu tujuan yang luhur( aim, goal) yang secara dinamis merasakan makna bagi dirinya
seluruhnya
dimanifestaasikandalam bentuk arnal (action).
17
Toto Tasmara, Etas Kerjo Pribadi Muslim, (Yogyakarta: Dana Bakti Wakaf), 1995, ha!. 56
25
a. Penetapan Tujuan Satu masjid berbeda dengan masjid lainnya, begitu juga dalam pemberdayaan ekonomi masjid ada masjid yang refresentatif untuk pemberdayaan secara integral, ada juga masjid yang tidak memiliki potensi utnuk menciptakan sumber dana secara produktif, tujuan pemberdayaan ekonomi masjid dapat dirumuskan dalam tujuanjangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. Misalkan tujuan umumnya meningkatkan pemberdayaan ekonomi masjid untuk meningkatkan fungsi masjid yang terpadu dalam syiar, Pendidikan dan ekonomi. Tuj uan ini dirumuskan secara sistematis dan terarah dalam tiap jenjang tujuan yang akan dicapai. b. Penjabaran Tujuan Penjabaran dari rencana tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dalam penetapan di atas c. Penggolongan Kegiatan Kegiatan-kegiatan yang sudah dirumuskan di atas digolongkan dalam bentuk departemen atau bagian.misalkan departemen ekonomi, pengetahuan bidang muamalat
dan sebagainya. penggolongan
disesuaikan dengan luasnya kegiatan, tersedianya sumberdana dan sumberdaya Insani yang memadai.
26
d. Penunjukan Pelaksana Setelah melalui beberapa taiiapan diatas langkah berikutnya adalah
penunjukan
pelaksana
(staffing).
Setelah
penunjukan
penempatan posisi dengan kriteria yang sudah disebutkan diawal dalam penorganisasian. Langkah selanjutnya adalah langkah-langkah kepemimpinan manajemen
(leadership)
meliputi
dengan
koordinasi
menjalankan
(koordinating),
fungsi-fungsi mengarahkan,
mengawasi (controlling), memotivasi (motivating), dan melakukan penilaian (Valuing)
2. Struktur Masjid Ketua
I
Bendahara
sekretaris
I
I Bid. Idroh* (Pengelolaan)
I Bid.Imaroh (Pemakmuran)
I Bid.Riayah Pemeliharaan
* bidang pemberdayaan ekonomi masjid masuk kedalam bidang ini
I Perpustakaan Masjid
27
e. Controlling (pengawasan) Pengawasan
dapat
dilakukan
dengan
mengamati
jalannya
pelaksanaan kegiatan masjid, mengukur keberhasilan dan kegagalan dengan standarisasi te1tentu sebagaimana yang telah ditetapkan dalam perencanaan. Pengawasan
merupakan fungsi manager atau organisasi yang
menjamin agar tujuan masjid tercapai sesuai harapan tanpa mengandung penyimpangan dan pemborosan 19, dapat diupayakan secara eksplisit, dari kegiatan harus menciptakan keyakinan dari umat terhadap pengelolaan kekayaan dan hmta masjid untuk menyerahkan infak shodagoh, zakat, dan donasi pemakmuran dengan menyusun
ma~jid.
Realisasi pengawasan dapat dilakukan
administrasi, pembukuan (akuntansi) yang rapi,
terpercaya, akurat, sehingga laporan yang dikeluarkan bersifat informatif dan dapat dipertanggungjawabkan. Legitimasi pengawasan diuraikan Allah SWT dalm11 Al Qur'an sebagai berikut:
o
o..-J ,
~Ji\ ~
LS' ~ of 0LS-::..,t ~- J:.Wli. 0LS-,\"'"""':X <-~,~ . . . - J . ...
,..
...
""
,, 0
).
.....
,...
0
(\A 1 :o_;.)I) ... ~~ .031 ~J :'.;J-1 ...
19
Ibid, ha!. 26
,..
...
r;;,
0
.;tP ~jjl y.:_;Jj ,,., .......
....
28
Artinya: "Hai orang-orang yang beriman apabila kamu melakukan
sesuatu perikatan utang-piutang untuk dipenuhi pada masa yang telah ditentukan ,maka catatlah. Yang demikian itu lebih adil disisi Allah dan lebih teguh untuk kesaksian dan lebih defeat untuk tidak ada keraguan ... ".(QS. Al Baqoroh: 182) Dari ayat di atas, betapa Islam menginginkan pencatatan untuk menegakan keadilan, kepercayaan dan membasmi keragu-raguan yang sangat berbahaya dalam kehidupan dan interaksi dimansyarakat.
B. Konsep Masjid Dan Pemberdayaan Ekonomi Masj id adalah rumah Allah yang di bangun dan didirikan atas dasar taqwa, firman Allah SWT dalam Al Qur'an:
Artinya: "Dan sesungguhnya masjid ilu adalah kepunyaan Allah, janganlah
kamu menyembah seorangpun didalamnya di samping( menyembah) 11 Allah". (QS. al Jin: 18) Untuk menetapkan standarisasi manaJemen masjid perlu dirumuskan tentang karakteristik masjid agar diketahui masjid seperti apa yang dapat dikelola dengan standar-standar tertentu. Berdasarkan tingkatan dan jenisnya
klasifikasi masjid dapat diuraikan
sebagai berikut:
1. Berdasarkan jenisnya a. Masjid Besar AdalaJ1 masjid ayang terletak disuatu daerah di· mana jamaahnya bukan hanya dari awasan itu tetapi mereka yang bekerja di sekitar lokasi,
29
masjid dengan karakteristik ini biasanya dibangun oleh pemerintah dan masyarakat sekitarnya sangat dikontrol oleh pemerintah begitu juga dengan pengurusan maupun pendanaannya bisa disamakan dengan masjid negara. b. Masjid Elit Masjid ini terletak di daerah el it, jamaahnya golongan di kawasan tertentu termasuk pengurusnya, masjid ini memiliki potensi sangat besar c. Masjid Kota Masjid ini terletak di kota-kota jamaah pada umumnya terdiri dari golongan menegah dan atas d. Masjid Kampus Jamaahnya sudah tentu terdiri dari para intelektual aktvitasnnya biasanya sangat pasat dan lebih cendenmg kepada wawasan dan keilmuan di samping kesejahteraan umat. e. Masjid Organisasi Masjid untuk jamaah yang homogen yang diikat oleh kesamaan organisasi dan kecenderungan pemahaman tentang ajaran agama, masjid ini dikelola oleh organisasi masjid secara otonomi. f.
Masjid Desa Masjid ini berdaim di sekitar masjid, _masalah dana sangat kurang kwalitas pengurus sangan rendah, potensi konflik cukup besar.
30
Dari uraian di atas proyeksi pengembangan masjid dapat dikategorikan dengan karakteristik dan stratifikasi masjid sebagai berikut20 : I. Type A
Yang termasuk type ini adalah masjid negara( masjid besar dalam penjelasan di atas) masjid Provinsi (masjid Agung). Fasilitas pengembanagan meliputi; (a) kantor-kantor Organisasi Ulama dan organisasi masjid tingkat wilayah, seperti; MUI, KODI, DMI, Remaja Masjid. (b) Ruang pertemuan (c) ruang rapat (d) Ruang kegiatan perekonomian meliputi; koperasi, mini market, bisnis club, BMT, Bank Syariah.( e) wisma Pengurus/imam (f) balai pendidikan (g) balai kesehatan. Di Indonesia masjid negara direfresentasikan oleh Masjid Istiqlal Jakarta. 2. Type B (Masjid kabupaten (Masjid Raya dan Masjid Agting)) 3. Type C (Masjid Besar, tingkat kecamatan adan kelurahan) Fasilitas yang harus dikembangkan adalah; (a) kantor-kantor Organisasi Ulama tingkat kecamatan cla kelurahan, (b) ruang pertemuan (c) ruang kursus (d) ruang kegiatan peerkonomian seperti ; BPRS dan Koperasi, rumah imam dan pengurus masjid (e) balai pendidikan dan poliklinik. 4. Type D (masjid Kecil (masjid Lingkungn RT dan RW) Fasilitas standar yang harus dimiliki masjid adalah; (a) ruangan ibadah (b) kantor masjid (c) tempat wudhu (d) WC/Kamar mandi/ Urinoir. Dari penjelasan di atas dapat diambil garis besar bahwa semua mesjid memiliki potensi untuk mengembangkan ekonomi masjid agar menjadi masjid yang mandiri dan berdaya multifungsi. Dari stratifikasi masjid dan penggolongan masjid dapat dirancang manajemen yang dianggap pas sesuai kapasitas masjid baik dilihat dari Type masjid maupun jenis masjid, semua tingkatan masjid memerlukan manajemen dan profesonalisme yang samasama urgen untuk kemajuan dan optmalisasi fungsi 20
Ibid, h. 84
masjid, standarisasi
31
manajemen dan profsionalisme harus disesuaikan
dengan keadaan sosial
jamaah masjid yang bersangkutan. 2. Konsep Pemberdayaan Ekonomi Masjid memerlukan biaya yang tidak sedikit setiap bulannya, ha! ini dirasakan oleh seluruh masjid dari berbagai tingkatan, merupakan tanggung jawab pengurus masjid untuk dapat mengoptimalkan potensi yang dimiliki masjid sebagai pusat aktifitas umat, secara tradisional aliran dana ke masjid didapatkan dari infak jamaah dan sodaqoh para donatur baik yang rutin maupun yang temporer, mengandalkan income tersebut, jauh dari memadai hal ini yang menuntut pengurus masjid untuk menggiatkan usaha-usaha lain yang yang menjamin adanya sumber pendapatan masjid. Faktor-faktor yang sangat mempengaruhi manajerial masjid secara internal adalah tingkat kemiskinan, tingkat keimanan, dan ketaqwaan, ketidaktahuan manajemen, ketidakpercayaan masyarakat dan administrasi keuangan yang tidak rapi. 21 Kondisi ini menyebabkan masjid tidak dapat mengembangkan diri, dampak kekurangan dana sangat merugikan eksistensi masjid sebagai motor penggerak pembentukan masyarakat Islami, usaha-usaha yang mungkin dilakukan masjid adalah profesionalisme kepemimpinan masjid dengan manajemen yang mapan. Potensi dan umat Islam cukup besar, tinggal
21
Sofyan Syafri Harahap, Manajemen Masjid, Op.Cit, h. 61
32
optimalisasi manajemen pencarian dana yang dapat dipertanggungjawabkan. Berikut ini potensi sumberdana yang dapat diberdayakan melalui institusi masjid: l. Potensi umat Koordinir iuran jamaah dengan administrasi yamg mapan dapat diaplikasikan
ke
dalam
bentuk
1uran
wajib
jamaah
secara
berkesinambungan dengan jumlah disesuaikan dengan keadaan keuangan masing-masingjamaah. 2. Potensi Masjid Bagi masjid-masjid yang temasuk type A, B, dan C dapat rnemberdayakan bangunan-bangunan yang dimiliki masjid yang ditujukan untuk pelayanan umat yang kemudian dijadikan sumber income kas masjid.
Seperti; meetingroom, ruang resepsi, ruang seminar dan
sebagainya. Urgensi masjid sebagai sebagai Center of activities muslim society dapat terpenuhi. 3. Pendirian Institusi Ekonomi Penunjang Kesejahteraan Umat Pendirian PT atau koperasi yang bergerak diberbagai bidang usaha denagnkeentuan melalui penelitian analisis kelayakan pendirian usaha yang dilakukan para ahli dibidangnya. Optimalisasi potensi dana masjid tersebut mampu mengantarkan masjid yang profesional dalam mengoptimalkan peran masjid sebagai penggerak ekonomi umat, sebagai penunjang masjid berbasis ekonomi,
33
dapat berperan sebagai forum komunikasi ekonomi jamaah, forum-forum pertemuan ini sangat berguna untuk merekatkan hati jamaah dengan masjidnya, sehingga keterikatan jamaah tidak hanya sebatas memenuhi panggilan shalat dan ritual ibadah-ibadah lainnya melainkan meluas menjadi keteriatan sosial yang dapat menumbuhkan rasa solidaritas dan
sense ofbelonging kepada masjid sebagai bagian dari kehidupannya. Kegiatan kontak usaha jamaah dapat diupayakan sebagai bagian dari peningkatan kesejahteraan tarafhidup diantarajamaah masjid. 4. Agen Jnstrumen Ekonomi Syariah Masjid dapat juga menjadi agen yang melembaga dalam hal pengumpulan dana. Masjid-masjid yang profesional dan sudah memiliki manajerial pemberdayaan, sumberdaya yang memadai, lingkunganjamaah yang mendukung, dan akses dunia teknologi dan informasi sudah mendukung, masjid dapat mengelola badan konsuJ.tan manajemen, misalnya bidang teknik, produksi, akuntansi, administrasi, perpajaan dan perizinan. Lembaga tour & Travel, biro penjualan tiket, MLM, suransi dan sebagainya.
C. Manajemen investasi dana produktif masjid
Dalam konsep manajemen investasi, faktor kepastian sangat penting sehingga sumber dana yang sebaiknya dikembangkan adalah yang bersifat tetap. Dalam ha! ini dana harus surplus karena jumlah income sudah diperkirakan
34
(income statement) dan dapat ditempatkan untuk mendapatkan pengahasilan masjid yang permanen untuk mendapatkan profit. Keuntunagn dari surplus nett masuk kedalam kas masjid dan menjadi hak pengurus dan pemimpin untuk memanfaatkan dan membiayai seluruh kegiatan masjid. Bentuk investasi yang efektif adalah bentuk penanaman modal dengan mengukur dan mengakomodir efektif dan efisien
kine1ja pemeberdayaan dana
produktif. Penempatan dana yang nota bene dimiliki institusi masjid bukan atas nama perorangan sehingga akuntabilitas secara de facto oleh pengurus masjid sebagai pengelola kepada pada jamaah, bentuk-bentuk investasi dapat dilakukan dengan bisnis langsung seperti pendirian wartel, warnet, supermarket, toko buku, agen, majalah clan media lslam. 22 Investasi secara umum diupayakan dengan meningkatkan kolektabilitas dan dayaguna ekonomis atas dana produktif (revolving fund) untuk dijadikan asset yang dapat memberikan profit dan meningkatkan kesejahteraan (welfare optimizing). Dengan investasi idle money, penimbunan
harta dan kekayaan
masjid dapat dihindari sehingga dana menyebar keberbagai lapisan masyarakat supaya harta tidak beredar hanya di antara orang kaya saja Manajemen investasi merupakan bagian dari manajemen keuangan. Manajemen keuangan masjid bertujuan untuk menggali potensi menambah dan mengembangkan dana mesjid melalui berbagai cara yang halal.
22
Sofyan Syafri Harahap, Pedoman Manajemen Masjid, Op.Ci!, hal. 34
35
Dalam pengertian konvensional (organisasi bisnis) manajemen keuangan adalah semua akifita perusahaan yang bersangkutan dengan usaha-usaha mendapatkan dana perusahaan dengan biaya semurah-murahnya serta usaha mengalokasikan dana tersebut secara efektif 23 Dan konsep ini tidak. dapat diaplikasikan secara menyeluruh dengan manajemen keuangan masjid, karena masjid merupakan organisasi nirlaba (unpure bisnis) Penempatan dana masjid hams bersifat menguntungkan, ini berarti dana yang dimiliki harus digunakan secara efektif dan efeisien, dan bila belum digunakan
harus ditempatkan pada portofolio investasi/assel,
24
baik saham,
obligasi, maupun pada reksadana berbasis syariah Secara eksplisit tujuan investasi dalam Islam adalah sebagai berikut: a. Mencari Ridho Allah Swt Kegiatan
muamalah
ibadah
tujuan
utamanya
adalah
untuk
mendapatkan Ridho Allah (tauhid) b. Mendapat keuntungan yang halal Keuntungan yang dikejar oleh seorang muslim adalah sebuah keuntungan yang dibenarkan Syara' sebagaimana firman allah Swt:
23
Sutrisno. Ekonisia, Manajemen Keuangan . Teary, konsep dan Aplikosi, (Yogakarta, Mulya Pustaka,
2000) hal .34 24
Ibid, Hal. 61
36
~
,,,
,,,
;)l
)/
('\' :o.ULl.I) ... 2Jil }~ 1}.>J ~ 1_;.1" ;j..UI ~( ,,,
,,,
,,,
,,
Artinya: Hai orang-orang yang beriman jangalah kamu melanggar syiarsyiar Allah ... (QS. Al maidal1 : 2) c. Tolong Menolong Salah satu motivasi umat Islam yang menjadi prinsip implementasidan eksistensinya sebagai khalifah fil ard adalal1
Tauhid, distributive justice
(keadilan yang yang merata), brotherhood (persaudaraan), work and Activity. Hal ini akan menghubungkan dua kepentingan antar surplus unit dan depisit
unit baik dalam produksi, modal ke1ja sebagai peningkatan kesejallteraan (welfare) firman Allall swt:
..... " "" (\ :o.ull.1) yli...ll ~-G .\iii 01 ;)/
,,
....
....
,..
Artinya: " ... dan tolong menolonglah kamu dalam mengerjakan kebaikan dan taqwa dan janganlah kamu tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksanya ..... " (al Maidah: 2) Prof.
DR.Sofyan
Syafri
Harahap
lebih lanjut mengemukakan
optimalisasi investasi dana produktif dengan memposisikan masjid sebagai "pusat bisnis". "Masjid sebagai wadall pemersatu umat dan tempat semua kegiatan kemasyaralcat dilakukan juga dapat menyalurkan fungsi lembaga ekonomi, seperti lembaga perbankan, asuransi, pasar modal yang sesuai
37
dengan syariat. 25 Implementasi "Bank Minded" terhadap jamaah adalah bentuk optimalisasi
fungsi
masjid dalam bidang ekonomi, kegiatan
mengarahkan dana ini sekaligus akan mendidik masyarakat lebih sadar pada usaha produktif saling membantu. 26 Menurut penulis implementasi ini dapat difasilitasi oleh masjid dengan mendirikan BMT yang berafiliasi dengan masyarakat binaan masjid atau masyarakat yang
benar-benar dapat
diberdayakan di sekitar masjid atau daerah proyek pembinaan masjid.
25
Sofyan Syafri Harahap, Op. Cit, ha!. 49
26
Ibid, ha!. 59
BAB III GAMBARAN UMUM TENT ANG DIVISI PEMBERDAYAAN EKONOMI (DIVISI USAHA) MASJID AGUNG SUNDA KELAPA JAKARTA
A. Sejarah Masjid Aguug Sunda Kelapa 1 Meskipun pada awalnya keberadaan Masjid Agung Sunda Kelapa (MASK) dimaksudkan sebagai tempat ibadah masyarakat muslim yang tinggal di sekitar wilayah Menteng dan sekitarnya, akan tetapi clalam perkembangan berikutnya kiprah Masjid ini semakin luas dan bahkan jangkauan jamaahnya telah merambah ke wilayah Jakarta Bogar Tanggerang dan Bekasi serta daerahdaerah lainnya. Perkembangan kegiatan dan jangkauan jamaah ini dapat diamati antara lain dari kegiata.n Remaja Islam Suncla Kelapa (Riska) clan Lembaga Dakwah Suncla Kelapa (LDSK) serta kegiatan mtin "Pengajian Dhuha" tiap hari Ahacl pagi. Bahkan almnni jamaah haji clari Lembaga Haji clan Umrah (LHU)
Ma~jid
ini datang clari luar DKI dan
luar Pulau Jawa. Awai mula berclirinya Masjid ini mempal(an cita-cita warga muslim Menteng yang tinggal di sekitar Taman Sunda Kelapa sejal( tahun 1951. Adalah Bapal( (Alm) H. BR Motil( dan tetangganya Bapak (Alm) Subhan ZE kala itu mencoba mengungkapkan keinginan mendirikan Masjicl di wilayal1 itu kepada Walikota. Namun
1
Website Masjid Sunda Kelapa.or.id
38
39
keinginan itu ditolak mentah-mentah oleh Walikota dengan mengatakan: "Wat ! Een Moskee in Taman Sunda Kelapa ?. Neen,
Ketua Wakil Ketua Sekretaris I
1-1. ML Latjuba 1-lasjim Mahdan, SH H. Tachyar Be. Hk.
Sekretaris II Bendahara I
H. Machmud 1-1. Darwis Tamin H. AH Djunaedi
Bendahara II Pembantu
Temyata usaha mendirikan Masjid saat itu mendapat "lampu hijau" dari Pejabat tinggi DKI, yakni dari Gubemur DKI H. Ali Sadikin dan Pangdam V Jaya H. Amir Machmud. Panitia Pembangunan Masjid dengan dorongan dan persetujuan kedua petinggi DK! itu dan tokoh nasional seperti Jenderal AH Nasution selanjutnya lebih mantap lagi setelah dibentuknya Yayasan Islam Sunda Kelapa (YISK) pada tanggal 7 Oktober 1966 dengan Akte Notaris Bapak Affandi SH. Susunan lengkap pengurus
YISK
sebagaimana tercantum
dalam
Anggaran Dasar Yayasan pasal 5 ayat 5, pasal 9 ayat 1 dan 2, serta pasal 10 adalah sbb:
40
Ketua Kehormatan
Jenderal Abdul Haris Nasution I. Mayjen KKO Ali Sadikin 2. Prof. Dr. 1lazairin, SH 3. Brigjen H. Soedarsono Rahardjodikromo 4. Prof. Dr. Djaman Biran 5. Letko! Eddy Djadjang Djajaatmadja Mayjen TNI Amir Machmud
Ketua Wakil Ketua I
Haji Basjaruddin Rahman Motik Haji Mahmud Lamako Latjuba
Waki I Ketua II
Mayjen TN! Mas Muhammad Rachmat Kartakusuma Hasjim Mahdan, SH Haji Tachjar, Be. Hk. Haji Darwis Tamin I. Laksda Mursalin Daeng Maganggang
Pelindung Dewan Pengawas
Penulisl Bendahara I Bendahara II Pembantu Umum
2. Raden Haji Abdul
H~ji
Djunaedi
Proses pembangunan dimulai dengan menentukan lokasi. Pada awalnya YISK meminta gedung Bappenas diserahkan kepada Yayasan.
Namun
berdasarkan surat dari Kabinet Ampera tanggal 4 September 1970 pennohonan itu ditolak, karena gedung Bappenas masih dipakai pemerintah. Sebagai gantinya Gubernur memberikan altematip kepada YISK, apakah Lapangan Persija atau Taman Sunda Kelapa. Akhimya Yayasan memilih Taman Sunda Kelapa sebagai Iokasi Masjid. Peletakan batu pertama pembangunan Masjid Agung Sunda Kelapa dilaksanakan pada Hari Raya Jedul Fitri 1398 H atau tanggal 21 Desember 1969 M. Sedangkan pekerjaan pembangunan Masjid dipercayakan kepada Ir. Gustaf Abbas dosen Fakultas Teknik UL Pekerjaan pembangunan Masjid tidak
41
berlangsung mulus karena YISK mengalami kekurangan dana. Akibatnya, berdasarkan keputusan Gubernur YISK menyetop kegiatannya dan menyerahkan pendirian Masjid selanjutnya kepada Pemerintah DK! Jakarta hingga akhirnya pembangunan berjalan dengan baik dan berakhir pada bulan Maret 1971. Pada tanggal 8 Maret 1971 pengurus YISK diundang Bapak Walikota Jakarta Pusat. Dalam pertemuan yang j uga dihadiri wakil dari Kantor Wilayah Departemen Agama itu disampaikan keinginan gubernur yang antara lain mengharapkan agar pimpinan pengurus Masjid untuk sementara ditangani oleh Bapak Walikota sendiri. Dengan demikian, setelah peresmian Masjid tanggal 31 Maret 1971 komposisi pengurus Masjid Agung Sunda Kelapa yang Pertama berdasarkan SK Gubernur Nomor 655/A/K/BPD/71 adalah sbb.: Ketua
Kol. H. Eddy Djadjang Djajaatmadja (Walikota Jakarta Pusat)
Wakil Ketua I
R.H.O Hudjaja (Kepala Perwakilan Departemen Agama DKI Jakarta)
Wakil Ketua II
Brigjen H.M.S. Rahardjodikromo
Wakil Ketua III
H. B. R. Motik
Imam
Prof. Dr. H. M. Rasjidi
Sekretaris I
H. Tachjar, Be. Hk.
Sekretaris II
Achmad Zarkasjih, (StafWalikota Jakarta Pusat)
B. Profile Pemberdayaan Ekonomi Masjid (Divisi Usaha Masjid)
Divisi usaha Masjid merupakan integral dari manajemen pemberdayaan Masjid yang memiliki tiga bidang pemakmuran yang dilalukan pengurus MASK, meliputi bidang keagamaan, bidang social dan bidang usaha. Secara struktural
42
dan koordinasi semua bidang dikepalai oleh kepala bidang dibawah pengawasan koordinator pelaksana yang dalam hal ini diformasikan oleh seorang kepala kantor yang memiliki kewenang<1n penuh terhadap optimalisasi kinerja semua bagian, termasuk bidang usaha. Fungsi dari bidang usaha usaha Masjid Agung Sunda Kelapa (MASK) adalah mengoptimalkan potensi-potensi yang ada dan dimiliki Masjid untuk dapat menghasilkan income guna mendanai semua kegiatan Masjid dan hal-hal yang melekat padanya tennasuk biaya-biaya pemeliharaan bangunan dan sarana pendukung Masjid Iainnya. Berikut ini beberapa asset Masjid
Agung Sunda
kelapa yang menjadi instrumen Pemberdayaan Ekonomi Masjid: I. 4 gedung fasilitas umat (jasa properti) meliputi: Aula Sakinah, Ruang Ibadah Utama, Ruang Zainab Motik dan Serambi Jayakarta. 2. Lembaga Haji dan Umroh (LHU) Posisis LHU ada dalam bidang keagamaan karena termasuk kedalam divisi yang menghasilkan income LHU temmsuk kedalam pemberdayaan Eknomi Masjid 3. Baitul Mal Wat Tamwil MASK 4. Koperasi dan Toko Buku MASK 5. 6 kios yang disewakan.
43
I. Tehnis Operasional Instrumem Pemberdayaan Masjid Agung Sunda Kelapa a. Penyewaan Gedung 1. Aul a Sakinah Aula sakinah adalah diperuntukan untuk keperluaan acara resepsi pemikahan atau pertemuan umum yang berkapasitas 200 orang duduk dan 600 orang lainnya berdiri. Fasilitas yang dapat diperoleh adalah; Ruang Ibadah selama satu jam untuk aqad nikah, kursi tamu (plus cover) JOO unit, penambahan kursi maksimal 100 uint @ Rp. 5000;. Kamar rias 2 ruangan (pria dan wanita)ber-AC, sound syistem, meja penerima tamu, karpet, petugas keamanan, petugas keberhasilan dan dapur (pantry). Tarif yang di bebankan sebesar Rp. 5.000.000,00 untuk hari biasa dan Rp. 6.000.000,00. untuk hari libur 2. Ruang lbadah Utama. Ruang Ibadah Utama dapat digunakan untuk akad nikah, ceramah, pengajian oleh organisasi sosial dan perusahaan dan institusi pendidikan. Ruangan m1 mampu menampung
jamaah/undangan
sekitar 800 orang 3. Runag Zainab Motik atau Islamic Center Ruangan ini disiapkan untuk pertemuan dalam skala lebih kecil dengan luas 100 M2. Ruangan Berkapasitas 70 kursi ini, dapat dimanfaatkan untuk rapat, diskusi, ceramah Agama dan pengajian, fasilitas yang diberikan Masjid adalah Ruangan AC, sound system,
44
kursi belajar 70 seat, petugas keamanan, petugas kebersihan. Biaya yang dikenakan untuk hari biasa Rp.300.000,00 dan untuk hari libur Rp. 500.000,00 per tiga jam penggunaan. 4. Serambi J ayakarta Letak serambi jayakarta berada di depan ruang Ibadah Utama yang dihubungkan dengan anak tangga antara keduanya. Memiliki luas luas sekitar 500m2 dengan kapasitas seratus kursi diperuntukan untuk acara syukuran. Dengan
berbagai fasilitas yang disediakan oleh
pengurus seperti, sound system, kursi 50 seat plus cover, penambahan maksimal 50 seat tiap unit dibebankan ongkos tambahan Rp.5000 per unit., penggunaan waterfan dikenakan biaya sebesar Rp.300.000,00, kipas angin, meja penerima tamu, sound system, petugas keamanan, petugas kebersihan, dapur (pant1y) dan ruang rias 2 unit ber-AC. Tarif sewa yang dikenakan sebesar Rp.3.500.000,00 untuk 5 jam pemakaian. b. Lembaga Haji dan Umroh Lembaga Haji dan umroh mulai berjalan pada tahun 1993 ketika itu hanya melayani 13 orangjamaah yang melakukan ibadah haji ke tanah suci mekkah, Masjid Agung Sunda kelapa melalui Iembaga Haji dan umroh pada tahun 2005 ini telah memberangkatkan sepuluh kafilah haji Indonesia, dan sempat pada tahun 1998-1999 Masjid Agung Sunda Kelapa tidak dapat menyelnggarakan aktifitas ini karena Keputusan
45
Mentri Agama saat itu terasa memberatkan pihak LHU MASK. Dan pada tahun 2000 setelah melakukan penyesuaian dengan keputusan pemerintah, LHU MASK kembali melayani para jamaah untuk menyelenggarakan dan bimbingan haji ke tanah suci. Dengan jamaah yang tersebar dari berbagai kota dari jawa dan sekitarnya.
Berikut ini Data Statistik Kafilah Haji
Masjid Agung Sunda Kelapa Jakarta.
200 D laki-laki l!llwanita
50
o-ICJ.ll,.ln....,""""'iJ,\i.;,~~~il,ll,tll;..~ 1993
1996
1999
2002
2005
Sumber dari LHU MASK
Fasilitas yang diberikan LHU berupa bimbingan sebelum dan selama ibadah haji, setiap 20 kafilah haji di bimbing oleh satu orang pembimbing yang berpengalaman, manasik haji dilaksanakan di Masjid '
Agung
Sunda Kelapa Jakarta sebanyak delapan kali pertemuan,
pengurusan dokumen dan perlengkapan haji oleh pengurus LHU, memperoleh buku-huku doa dan buku kenangan jamaah haji pada musim
46
haji tahun bersangkutan, pemeriksaan kesehatan dilaksanakan secara kolektif oleh tim Dokter MASK, dan lain-lain. c.
Bitul Mal Wattamwil MASK BMT MASK didirikan pada tanggal 4 januari 1997, dengan modal awal Rp.55.000.000;00 Aspek produk layanan umat yang di gulirkan meliputi produk pengumpulan dana berupa simpanan anggota, simpanan mudhorobhah, di mana anggota langsung mendapatkan bagi hasil setiap
bulannya, simpanan ini sama seperti tabungan umumnya yang dapat diambil setiap saat. BMT MASK dalam memasarkan simpanan anggota ini mengharapkan keungulan lokasi Masjid yang strategis dengan membidik golongan yang berlebih (surplus unit) yang benar-benar rela dan bersedia diinvestasikan dalam jangka panjang untuk kepentingan pembiayaan para pedagang kecil yamg tidak bisa terlayani oleh jasa perbankan. Kepada anggota diberikan manfaat ganda yang barangkali sulit untuk didapatkan pada jasa perbankan, yaitu; pertama mendapatkan nisbah bagi basil tiap bulan dan yang kedua, digunakan untuk usaha produktif dengan melibatkan pedagang dengan sekala modal yang relatif kecil serta merupakan peran masyarakat mampu untuk mensukseskan prof,>ran
pengentasan
kemiskinan
melalui
pemerataan
kesempatan
berusaha kepada masyarakat ekonomi lemah. Produk lainnya dari BMT MASK adalah pemberian pembiayaan bagi anggota yang memiliki usaha produktif, sementara membutuhkan
47
dana untuk pengembangan minimal untuk menjalankan usahanya. Para Anggota
luar
biasa
yang
mendapatkan
pelayanan
pembiayaan
diprioriaskan kepada para pedagang pasar untuk sektor.; Sembilan Bahan Pokok (sembako), pedagang sayur mayur, pedagang ikan dan daging dan jasa warung makan.
Sementara yang lainnya juga mendapatkan
kesempatan tapi tidak utama. Wilayah yang diprioritaskan untuk mendapatkan penyaluran sebagai anggota mitra usaha BMT MASK yang sangat membutuhkan adalah; pasar depok dan sekitarnya, pasar blok A dan sekitarnya, Pasar Tebet dan sekitarnya. Produk Pembiayaan Anggota untuk sejumlah atau sampai dengan Rp.500.000,00 per anggota tidak diharuskan adanya .jaminan, cukup dengan kelayakan usahanya saja. Sedangkan pembiayaan lebih dari satu juta rupiah, selain jaminan kelayakan usaha, juga diharapkan ada jaminan tambahan berupa surat kios/Los Pasar, dan jaminan yang refresentatif untuk jumlah nilai pinjaman yang diberikan. Seluruh surat-surat jaminan tambahan yang disimpan BMT MASK selanjutnya disimpan dalam Safe Deposit Box yang sengaja disewa oleh BMT MASK untuk kepentingan
penyimpanan surat-surat berharga tersebut. Pemasaran yang dilakukan BMT MASK untuk mengembangkan jaringannya dengan system menjemput bola, yaitu mencari nasabah di sejumlah pasar tradisional. Cara ini dianggap efektif untuk membantu
48
para pedagang kecil yang selama ini tergantung dengan jasa rentenir yng tidak bersahabat dengan kehidupan para pelaku ekonomi akar rumput (grass root) tersebut.
d.
Koperasi dan toko Buku MASK Kopcrasi Dan toko Buku Sunda kelapa didirikan untuk menopang kesejahteraan karyawan dan pengurus Masjid Agung Sunda kelapa dan memfasilitasi Anggota dan jamaah untuk mendapatkan buku-buku Agama Islam yang dibutuhkan oleh jamaah dan masyarakat sekitamya. Di koperasi juga disediakan berbagai perlengakapan shalaf dan ibadah haji, foto copy dan kerajinan tangan, juga hasil home industri dan obat tradisional
yang sudah
dikenal
masyarakat akan khasiat dan
manfaatnya.sedangkan butik Pakaian islami yang berada disebelah koperasi bukan milik koperasi tapi milik jamaah yang menggunakan fasilitas Masjid untuk usahanya, dalam lial ini Masjid membebankan tarif sewa atas penggunaan ini sebesar Rp. 2.000.000,00/bulan e. Penyewaan kios kepada para pedagang yang dibangun di sebelah utara Masjid dengan tarif sewa Rp.2000.000/bulan 2. Pengorganisasian Pemberdayaan Ekonomi (Bidang Usaha) Masjid Agung Sunda Kelapa Jakarta. Sistem organisasi Masjid Sunda kelapa termasuk institusi keagamaan yang
melakukan
pengorganisasian
secara
semisentralistik
dengan ·.
mengedepankan kreatifitas dan wewenang operasional kepada tiap bagian
49
secara penuh. Pemberdayaan ekonomi Masjid Agung Sunda Kelapa secara struktur dapat di gambarkan sebagai berikut.
STRUKTUR ORGANISASI PENGELOLA MASJID AGUNG SUNDA KELAPA(MASK) JAKARTA TAHUN 2005-2010
Dewan Kehormatan
I
I
DEWANPENGURUS
1~------------ IDewan Pakar
I
I
I
Kepala Bidang Keagamaan
I Bagian Bimbingan Haii dan
Kepala Bidang Sosial
I
'
IKepala Bidang usaha I - IBidang jasa properti I ~
-
Bagian per daga ngan dan koperasi
t--
Bagiari Sekolah dan Pendidikan Islam
-
Bagian J asa Pelatihan
Anggota-anggota Badan Pengurus Masjid Agung Sunda Kelapa merupakan tenaga sukarela yang dengan keiklasan serta ketulusanya memberikan pengabdian pada pengurusan dan pemakmuran Masjid, tanpa mengharapkan balas jasa maupun keuntungan materil.
50
Sebagai
tenaga-tenaga
pelaksana
dalam
rangka
memperlancar
penyelenggaraan tugas Masjid, diangkatlah karyawan/ pegawai tetap (full
timers), lepas dari keanggotaan pengurus. Berdasarkan keputusan wali Kotamadya Jakarta Pusat dengan Nomor: 58/2005. Tanggal 29 Maret tentang Penetapan Pengurus Masjid Agung Sunda Kelapa
tahun 2005-2010 sebagai
berikut: Dewan Kehonnatan
DewanPakar
I.
Walikotamadya Jakarta Pusat
2.
H. Tri Sutrisno
~-
"
Dr.Ing. H. Fauzi Bowo
4.
H. Wiyogo Atmodhanninto
5.
H. Husein Soeropranoto
6.
H. Soedjana Saleh
I.
Prof Dr. H. M. Quraish Shihab, MA
2.
Prof Dr. H. Nasaruddin Umar, MA
3.
Dr. H. M. Masyoeri M. Nairn, MA
3.
Drs. KH. Zakki Mubarak, MA
4.
Drs. KH. Syaifuddin Amsir
5.
Drs. KH. ·A. Nur Alam Bakhtiar
Pen gurus Ketua Umum
H. Syaiful Hamid
Wakil Ketua Umum
H. Subroto laras
Sekretaris
Dr. Ir. H. lrwan Adi EkaPutra, MM
51
Wakil Sekretaris
H. Zamriful
Bendahara Umum
Hj. Nurul Aini, S. Gatam
Wakil Bendahara
Ors. H. Fathurin Zen, M.Si
Dalam
pelaksanakan
tugas
sehari-hari
tiap
bagian-bagian
melaksanakan semua bidang-bidang yang terdapat dalam pengawasan kepala· bidang bersifat desentralistik, kepala bidang sebagai
penanggung jawab
operasional hanya melakukan pengawasan cian evaluasi berkala dalam setiap periode tertentu, semua bidang-bidang tersebut melakukan kegiatan dan semua teknis dan mekanisme dengan independensi penuh dari kepala bidang. Sehingga Bagian-bagian dalam melaksanakan program kerjanya dapat mengembangkan
semua
kreatifitas
dan
pengembangan
bidang yang
digelutinya dengan mandiri, karena dalam operasional ketua bidang memiliki otoritas penuh dalam mengambil kebijakan menyangkut hal-hal yang bersifat teknis. 3. Manajemen Keuangan Pemberdayaan Ekonomi Masjid Sunda Kelapa Manajemen keuangan sebagai pola penentuan kebijakan dalan mengalokasikan dana yang masuk (income) dan membelanjakannya dalam bentuk
pembiayaan
dan
biaya-biaya operasional
untk
kelangsungan
pemeliharaan visi dan misi suatu organisasi, terkait dengan Masjid sebagai organisasi nirlaba ( non prfit organisation), tentu dengan tidak berazas profit oriented (pure bisnis) tapi dituntut untuk eksis sebagai organisasi yang dapat memberikan kontribusi yang maksimal dalam menjalankan fungsinya sebagai institsi pembinaan umat. Waiau demikian Masjid sebagai sebuah organisasi
52
yang memiliki kamampuan untuk mengahasilkan pemasukan yang maksimal untuk membiayai
seluruh aktifitasnya, sehingga tidak menghambat
visi
Masjid secara de facto. Membutuhkan kebijakan baku yang dapat mengatur manajemen kauangannya. Dalam ha! ini Masjid Sunda Agung Kelapa memiliki panduan teknis berlandaskan atas Prinsip "BERDIKARl" dengan maksud bahwa pengurus tidak menggantungkan diri semata-mata dari sokongan pemerintah, golongan tertentu maupun perorangan, tetapi menjadi kewajiabn dan tanggung jawab Umat dan Masyarakat Islam pada umumnya, dan khususnya Yayasan Islam Sunda Kelapa. Hasil pengumpulan/pemungutan sumbangan, dana dan zakat harus dicatat dengan mengadakana administrasi dan pembukuan yang rapi serta dapat dipertaggungjawabkan, tugas dari perbendaharaan untuk membuat anggaran belanja secara periodik, (triwulan/tahunan) dan menjalankan kebijaksanaan keuangan yang telah digariskan oleh badan pengurus. Semua pemasukan dan pengeluaran uang melaui bank, sedangkan untuk keperluan rutin dan harian disediakan kas kecil yang pemakaiannya dipertanggungjawabkan kepada kepala kantor, di bawah bimbingan dan pengawasan sekretaris. Pembinaan keuangan (manajemen keuangan) dalam ha! penerimaan keuangan dibagi atas; (a) Penerimaan berkala (rutin)
meliputi: hasil
sumbangan masyarakat ( kotak amal, infak jasa penitipan sepatu dan tasdan
53
infak penga3ian rutin) sumbangan tetap setiap bulan terutama dari warga mcntcng, kcmungkinan subsidic (scmcntara). (b) Penerimaan sewaktuwaktu (insidentil) meliputi : Sumbangan-sumbangan dan hadiah-hadiah,
wakaf, lain-lain penerimaan dari kegiatan usaha Masjid yang halal. (e) Penerimaan kbusus (insidentil) hasil dari dana yang khu$US dilaksanakan
pada waktu-waktu tertentu.(misalnya, untuk peduli bencana alam, tambahan pembangunan. Pemasukan pada pos ini arus tersendiri, tidak boleh di masukan kesub b. Pengeluaran keuangan Masjid Agung Sunda Kelapa Jakarta juga dibagi kedalam tiga sub pokok meliputi: !.
Pengeluaran berkala (rutin) dimaksudkan untuk : beban gaJJ pegawai tetap, fee penceramah tetap, beban listrik, air dan pengeluaran sehari-hari.
2. Pengeluaran
sewaktu-waktu
(insidentil)
meliputi:
ongkos-ongkos
pemeliharaan Masjid yang besar jumlahnya dan hanya sewaktu-waktu dibutuhkan
dan
pembiayaan-pembiayaan
yang
tidak
termasuk
pengeluaran berkala yang tidak terduga. 3. Pengeluaran khusus, untuk pembiayaan tambahan dan penyempumaan
bangunan yang tidak termasuk pengeluaran sewaktu-waktu. Pembagian tiga sub penerimaan dan pengeluaran dimaksudkan untuk dapat melaksanakan administrasi keuangan secara efisien dan mudah pula disesuaikan dengan pos-pos penerimaan Masjid.
54
Hal yang sama 3uga terkait dengan manaJemen pengeluaran dana Masjid, dengan adanya pembagian dalam sub pengeluaran diupayakan semua pembiayaan berkala dibiayai oleh penerimaan berkala pula.
Jik~
terjadi
surplus pada pos pendapatan berkala dapat dimasukan pada pos pendapatan insidentil, sehingga dana ini bertambah besar jumlahnya dan dapat dipergunakan
untuk menutupi pengeluaran khusus, jika sewaktu-waktu
benar-benar dibutuhkan. Penerimaan yang termasuk dalam pos khusus, tidak boleh sama sekali dipergunakan untuk membiayai pengeluaran lain. Bahkan pengumpulan dan khusus ini dilaksanakan oleh panitia tertentu di samping bendahara secara simultan. Mengingat pendapatan dana ini cukup besar dan memerlukan spesifikasi kerja yang cepat dan terarah.
BABIV
MANAJEMENPEMBERDAYAANEKONOMIDANPENGARUHNYA TERHADAP KEMANDIRIAN MASJID AGUNG SUNDA KELAPA JAKARTA
A. Analisis Pendapatan dan Operasional Masjid Agung Sanda Kelapa Jakarta
Berkaitan dengan opersional atas pendapatan yang dimiliki masjid, fungsi manajemen sangat urgen dalam implementsinya dalam aktifitas pengelolaan aktifitas masjid salah satunya adanya kontrolling atau pengendalian keuangan yang baik dalam organisasi dapat diwujudkan, melalu eksisnya
unsur-unsur
dibawah ini : I. Orang/unit penaggungjawab keuangan tidak boleh terjadi setiap orang bertindak sebagai bendahara, artinya tidak berhak sebagai pencatat, penerima dan pengeluaran uang. Sirkulasi uang harus dari satu pintu. 2. Anggaran adalah alat pengendalian sebagai benchmarking dalam evaluasi kegiatan. 3. Kebijaksanaan, adalah kebijakan yang jelas atas otoritas yang memiliki kewenangan sehingga dihindari pengeluaran oleh orang-orang yang tidak berkompeten. 4. Pelaporan dan publikasi 5. Pencatatan agar semua transaksi dapat ditelusuri 6. Prosedur
56
7. Personalia yang amanah adalah dan profesional merupakan unsur utama pengendalian 8. Internal audit, untuk menghindari penyimpangan dan kelalaian kesengajaan, baik terkait dengan syariat maupun kepatutan. Ketentuan tersebut telah diatur dalam AD/ART Pasal 5 tentang keuangan dan kekayaan Ayat (2) " semua kekayaan dan keuangan wajib diatur, dibukukan dan dipelihara dengan rapi dan teratur agar dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat Islam dan Kepada Allah Swt. Dengan demikian manajemen pengendalian keuangan masjid adalah kemampuan masjid untuk mengatur keuangan secara sistematis dan terarah dalam mewujudkan tujuan manajemen secara keseluruhan. Berdasarkan laporan keuangan periode 2004-2005 jumlah income Masjid Agung Sunda Kelapa sebesar Rp.3.273.743.246,14 jumlah yang sangat signifikan untuk sebah organisasi non bisnis, dalam mendanai kegiatan pemakmuran masjid Manajemen MASK menerapkan Pendanaan Paralel terbuka, dimana semua pengeliaran diupayakan dari pemasukan yang sejenis atau satu post costing dan dilakukan subsidi silang jika pos yang bersangkutan tidak dapat memenuhi pendanaannya dengan ketentuan-ketentuan yang telah diatur dalam peraturan administrasi keuangan Masjid Agung Sunda Kelapa" .......... segala upaya pengeluaran berkala hendaknya dapat ditutup oleh penerimaan, belaku pula untuk segala kelebihan dari penerimaan pos ini dapat dimasukan dalam pos insidentil dan dapat dipergunakan untuk menambah pos pengeluaran khusus.
57
Berikut ini prosentase penerimaan dan analisis opersional Masjid Agung Sunda Kelapa periode 2004-2005
Pendapatan
No
tyo
Pengeluaran
(Yo
Posting
I
SewaGedung
42.4
Gedung
8.32
Rutin
2
Perkir
0.62
ATK&Gedung
8,63
Rutin
3
Sewa kios
0.09
Listr,PAM,Telp
6,65
Rutin
Gaji Karyawan
19,2
Rutin
Subsidi Lembaga lnternal
0,99
25.48 Dakwah dan pengajian
17
Rutin
6,69
Khusus
23.98 Pembangunan dan renovasi 4,23
Khusus
4
Kotak amal
5
Ramadhan dan qurban 5.59
6
ZIS
Ramdhan dan Qurban
Penyaluran ZIS
15,4
Khusus
7
Penjl. Buku dan VCD 1.42
Cetak Buku dan VCD
1,58
lnsidentil
8
BungaBank
0.16
Opersional Bank
0,01
Insidentil
9
pendapatan lain-lain
0.27
kegiatan Lain-lain
0,98
Insidentil
Biaya Lain-Iain
1,67
Insidentil
Pemberian Pinjaman LHU
3,67
Insidentil
Uraian diatas dapat memberikan gambaran tentang alur kebijakan pendanaan kegiatan pemakmuran Masjid Agung Sunda kelapa Jakarta dari
58
kegiatan-kegiatan yang telah dispesifikasikan kedalam post costing insidental dapat melakukan subsidi silang, sedangkan untuk pos khusus hanya menerima pemasukan saja dari kedua pos tersebut tapi tidak dapat memberikan subsidi silangnya. Demikian ha! ini dilakukan w1tuk efisiensi dan transparansi serta menunaikan
tujuan-tujuan yang telah digariskan Syariat berkenaan dengan
penyaluran ZIS sebagaimana yang firman Allah Swt:
~~~\ d1 "'
\
~
,'
,..
,,.,
\
, <::._ r-'.I~ d)j( dlJi ~ -'· .~ I , I\ . °\' dlJ\ ) ,.. 0-4,.. ~f 0! ) ,.. ,,,. ,,., ,,., ,,., ,.. ,,.
~~ ,..
I '. i..r-:,,., ,,.
·' ls') ~,,.,
;)
"'<>1
'. li.J( '-'\j)\ uY,..,.,.J ) ,.. .
(i . :"-!pl) Artinya : "Sesungguhnya zakat-zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mua '/af yang dibz1juk hatinya, untuk memerdekaan budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah, dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan, sebagaiman suatu ketetapan yang diwajibkan Al/ah,dan sesungguhnya Allah maha mengetahi /agi maha bijaksana". (QS. At taubah: 60) Begitu juga yang terkait dengan Qurban dan Ramadhan, pos ini masuk dalam Karakteristik khusus dan mempergunakan dana yang diperoleh khusus untuk pemenuhan pendanaan pada kegiatan ini. Posisi pemberian pinjaman kepada LHU diposisikan sebagai pengeluaran dan dalam posisi neraca, termasuk asset (piutang), sehingga ketika dikembalikan dicatat sebagai penerimaan. Informasi lengkap tentang ha! ini dapat digambarkan dengan membuat laporan posisi keuangan (neraca) clan laporan (daftar) surplus. Laporan keuangan
59
ini menggambarkan posisi keuangan masjid dan seluruh sirkulasi keuangannya serta prestasi keuangan masjid dalam satu periode tertentu, adapun tujuan dari laporan dari organisasi non bisnis (baca: masjid) untuk menyajikan informasi mengenai hal-hal di bawah ini: 1. Jumlah dan sifat aktiva, kewajiban dan aktiva organisasi. 2. Pengaruh transaksi ( opersional) peristiwa, momen-momen yang berkaitan dengan pemakmuran dan managerial masjid. 3. Jen is dari jumlah arus masuk dan arus keluar sumberdaya dalam suatu periode dan hubungan antar keduanya. 4. Cara kerja masjid mendapatkan dan membelanjakan kas, memperoleh pinjaman dan melunasi pinjaman dan faktor Jainnya yang berpengaruh pada liquiditasnya '5. Usahajasayang dilakukan masjid Berikut ini contoh laporan posisi keuanganyang dimiliki Masjid Agung sunda Kela pa Jakarta 1. Laporan surplus keuangan masjid tahun 2004-2005 Penerimaan
Sewa gedung dan catering
Rp
1.387.805.000,00
Kotak amal dan infak
Rp
834.232.175,00
ZIS
Rp
785.201.223,00
Rp
J83.035.000,00
Penjualan buku dan vcd
Rp
46.480.250,00
Penerimaan bunga bank
Rp
5.164.288, 14
Ramadhan dan qurban --
·-----
60
Penerimaan lapangan parkir
Rp
20.265.000,00
Penerimaan sewa kios
Rp
2.800.000,00
Lain-lain
Rp
8. 760.300,00
Total penerimaan
Rp
3.273.743.236,14
Operasional pemeliharan gedung
Rp
273.955.000,00
Pembelian alat-alat kantor dan gedung
Rp
282.446.000,00
Personalia dan kesehatan karyawan
Rp
627.603.500,00
Listrik Telp dan PAM
Rp
217.823.180,00
Penyelenggaraan Dakwah Dan Pengajian
Rp
556.277.975,00
Kegiatan Ramadhan Dan Qurban
Rp
218.873.200,00
-
--·--·-
J>cngeluaran
- - ---
Biaya cetak buku dan VCD
51. 741.500,00
Rp - - ----
Subsidi 1.cmbaga Internal - ----------- -------------------- ....... _____________________ - - - - - .,,
32.572.000,00
Rp --- -
---
------~------------------
13iaya jasa bank
Rp
398.000,00
Penyaluran Kotak Amal dan ZIS
Rp
504.861.300,00
Biaya Kegiaan Lain-lain
R.p
32.087.200,00
Biaya lain-lain
Rp
54.870.000,00
Pemberian pinjaman kepada LHU
Rp
120.000.000,00
Total pengeluaran
Rp
3.112.193.859,00
Saldo berjalan surplus
Rp
161.649.377,14
Saldo awal Maret 2004
Rp
309.024.031,01
Rp
470.673.408,15
··-
-
Saldo akhir Februari 2005
61
2. Laporan Posisi Keuangan (Neraca)
MASJID AGUNG SUNDA KELAPA NE RACA PERIODE: APRIL 2003-MARET 2004 ------·-----
-···· ··-·-..-.--------------·---··---- -
- -
------------
. .
- ........ _____ ,
"
_____
-----------
AKTIVA 1. Kas
Rp.
53.886.900
2. Bank Mandiri
Rp.
416.806.508,15
. Aktiva Lancar
Rp.
282.446.000,00
Rp.
778.104.700,00
0
.)
a.
Peralatan Kantor
b. Peralatan Gedung
Rp.
120.039.000,00
Rp.
162.353.000,00
4. Aktiva Tetap --
a. Pagar
Rp.
177.675.000,00
b. Kamar Rias
Rp.
252.353. 700,00
Rp.
314.186.000,00
Rp.
3.890.000,00
c. Toko Buku, Pantry dan perpustakaan d. Pos Parkir
'
30.000.000,00
e. Lapangan parkir
Total Aktiva
Rp.
1.531.244.108
Rp.
1.531.244.108
PASSIVA l. Modal
Rp.
1.369.594. 731
2. Saldo April-Februari 2005
Rp.
161.649.377,15
Total Passiva
62
Manajemen masjid Agung sunda kelapa telah menerapkan system manajemen keuangan dengan baik dan transparan, sehingga informasi yang terdapat dalam Japoran keungan tersebut dapat dipergunakan oleh yang berkepentingan baik oleh jamaah, manajemen internal, pihak-pihak luar, seperti Dewan Masjid Indonesia, LSM, DEPAG dan Organisasi Islam lainnya. Laporan keuangan Masjid Sunda Kelapa menyelenggarakan audit internal setiap bulannya. Setiap tahun untuk memenuhi akuntabilitas dan transparansi Manajemen MASK menerbitkan laporan keuangan yang mengacu pada prms1p-prms1p laporan keuangan orgmsas1 nirlaba yang telah disebutkan pada bab-bab sebelumnya. Berkenaan dengan interaksi masjid dengan dunia perbankan, dalam pelaksanaan penggunaan jasa perbankan jika tidak dapat menghindar dari saling memberi manfaat, dalam ha! ini bunga bank, berkenaan dengan ha! ini masjid harus membuat kebijakan khusus mengenai penggunaan dan pencatatan, bunga bank dapat digunakan untuk membangun fasilitias, sarana umum, pembelian bahan baku, atau material, tapi tidak untuk dikonsumsi atau dipakai membayar upah tukang. Pencatatan bunga bank hendaknya dilakukan tersendiri dan terpisah dari dana lain. Pencatatan seperti ini dapat menggunakan akuntansi dana (Fund Accountin[;) dalam sisitem akuntansinya. J ika terdapat kemudahan dalam fasilitas, hendaknya masjid dapat menggunakan perbankan berbasis syariah, sebagai bagian dari syiar dan sosialisai kepada masyarakat tentang eksistensi perbankan syariah dalam kehidupan bermasyarakat.
63
B. Analis Manajemen Pemberdayaan Ekonomi Masjid Sunda Kelapa
Sebagiamana yang telah diuraikan dalam BAB III tentang instrumen pemberdayaan ekonomi yang dimiliki masjid Agung Sunda Kelapa, hanya beberapa bagian saja yang akan diuraikan dengan pertimbangan analisa potensi yang dimiliki masing-masing insntrumen yang dapat menunjang optimalisasi sumber dana masjid. 1. Baitul Mal Wattamwil
Manajerial pengembangan BMT MASK Jakarta ada dalam koordinasi Kepala BMT. Struktur permodalan BMT diperoleh dari kas masjid sebagai penyetor dana awal, selebihnya dari pihak ketiga yang menjadi nasabah BMT dengan mendapatkan bagi basil dengan system revenue sharing, sedang pembagian Return kepada kas masjid dalam bentuk penyewaan gedung, ha! ini dapat disimpulkan bahwa existensi BMT MASK belum sepenuhnya dapat l
diposisikan sebagai unit penghasil dana yang signifikan untuk menunjang keberlangsungan fungsi masjid. Hal ini dapat dimaklumi karena BMT merupakan sebuah unit yang tidak terpaku pada keuntungan semata, karena "base mind" (fungsi dasar) dari BMT adalah dana menopang ekonomi lemah dan menghidupkan sektor perdagangan, bechmarking kesuksesan BMT dapat dilihat dari berbagai sector tidak hanya dari pemasukan yang dimiliki dan diterima tetapi dapat dilihat dari berkembangnya sektor produktif yang diusahakan oleh nasabah yang menjadi mitra BMT, karena factor pendukung ekonomi ditopang oleh berbagai unsur seperti stabilitas moneter, politik dan kebijakan ekonomi
64
nasional. Penurunan ataupun kenaikan asset BMT MASK dilihat dari teknis yang selarna ini dijalankan oleh rnanajemen rnasjid tcnh1 tidak akan berdampak apapun. Karena kas masjid akan mendapatkan .fee 1iaroh sebagai pengganti profit and loss sharing atau pun rl!vem1e sharing yang bersifat stagnan terlepas dari unsur iklim investasi yang fluktuatif Dari segi potensi BMT MASK dapat mengembangkan diri dengan mudah karena memiliki domosili yang stralegis (r:1udah dijangkau dan berada wilayah di pusat kota) akan memberi perubahan vang signifikan untuk masjid ket1ka masjid memposisikan BMT sebagai unit Prnduktif yantc menjanjikan dengan tidak meninggalkan profosionalisme da•1 prudensw/iasme (kehatihatian) dalam pembiayaan dari pihak BMT sendiri sehingga masjid diharapkan dapat mengkaji ulang untuk menggirokan dananya di bank umum seperli yang terjadi sckarang. Hal ini akan memberikan sebuah tantangan baru kepada BMT untuk dapat mengembangkan sayapnya, agar mcnjadi kmbaga micro/inance yang modern dan professional dengan keberpihakan k;;:pada berbagai sektor ekonomi produktif masyarakat ekonomi menengah kc bawah. Tanpa ada "share and share alike" da!am hal oparasional dan penanaman dana dari masjid yang maksimal, kondisi ini manjadikan BMT sebagai institusi independen yang belum dapat diharapkan menjadi bagian integral dari manajemen keuangan masjid yang memiliki pengaruh terhadap pendapatan masjid. Sehingga potensi masjid sebagai basis pembangunan ekonomi umat dapat terlaksana.
65
Menur>Jt Muhammad Sabeth Abilawa, kontnbusi masjid masih relatif keci I terhadap peningkatan kesejahteraan rnasyarakat ekonom i lernah, karena masjid lcbih mcmilih mcnyimpan dananya di bank, da11 bank lcbih cenderung kepada nasabah yang mapan.
1
Di sisi lain dana yang terhimpun di Masjid lebih banyak dialokasikan kepada pembangunan fisik dan perayaan-perayaan hari-hari besar keagamaan. Dengan adanya BMT diharapkan Masjid dapal
mengoptimali~.asikan
fungsi
pembangunan ekonomi di tingakat wila\'ah. Pola hubungan masjid dalam sinergi ekonomi d"ngan berbagai unsur pendukungnya dapat digambarkan sebagai berikut: Surpl us/peneri maan usaha
MASK
1
iv! uzzak ki
BANK Syariah
Menabung
menabung
Divisi usaha Subsidi .-~~~~~~--,
Penempatan dana BMTMASK
lnfak Pcmbiayaan
~-~~\, 1
i
Menabung NASABAH BM~1---~
Muha111111ad Sabet 1\bilawa, /1111Jlika.•;i l?.eroh'i11K I· iuul f'er.'1aclap f(i,·1erja f !KM. (Jakarta. Pcrpustakaan Fakultas syariah dan I fukun1 lJIN, 2004), ha!. 59,_t.d
66
Kolektabilitas dana di atas merupakam sebuah sistem yang dapat mendukung upaya-upaya masjid untuk mewujudkan pembangunan umat dalam bidang ekonomi.
B~.1T
fung~;inya
sebagai basis
sebagai wadah penempatan
modal untuk masyarakat skala kecil yang tidak dapat dilayani oleh sistem perbankan, akselerasi Masjid dan perbankan syariah dapat diwujudkan dengan ke1jasama dalam pemanfaatan
keberadaan
institusi berbasis syariah yang
saling mcnguntungkan. 2. Lembaga Haji dan Umroh (LHU) Secara organisatoris operasional manajemen keuangan ada dalam kewenangan bendahara masjid sehingga keberactaan LHU MASK hanya sebatas tehnis operasional pe!aksanaan haji itu sendiri serta hal-hal yang terkait dengannya. Dalam hal kontribusi LI-IU terhadap pendapatan masjid, walau tidak menjadi tujuan untuk menggali keuntungan, keberaan LHU Masjid Agung Sunda Kelapa lebih didorong oleh unsur optimalisasi pemakmuran mesjid dalam pelaksaanan ibadah ritual kepada Allah Swt. Sal do oprasional penyelenggaraan haji dan umroh tergantung jumlah katilah haji yang bcrgabung dcngan LHU MASK dengan mclihal data statistik pada bab III terdahulu dapat diperkirakan jumlah salcto yang masuk ke dalam kas masjid sedikitnya Rp.3.000.000,00-4.000.000,00 pertahun. Fungsi masjid yang sesungguhnya telah difahami oleh penge!ola masjid
agung Sunda
Kdapa unsur-unsur bisnis tidak tcr!alu ditonjolkan dalam u111t in1.
70
E. Analisis Pcmbcrdayaan Ekonomi dan pcngaruhnya tcdiadap kemandirian Mas.iid Agung Sunda Kclapa Menurut Pror Dr. Ahmad Sutarmadi SH, Ketua Dewan Mas.pd Indonesia, barometer kemandirian masjid besar secara ekonomi dapat
diuraikan sebagai
berikut 2 I. Memiliki sumberdana yang bersifat yang bersifat prodakt1f
2. Menerapkan menghasilkan
man~1emen
sumberdana
yang
prolesional
sehingga
return saldo surplus setiap periode laporan keuangan atau
minimal hreak even point ( impas) 3. Dapat
menyelenggarakan
n 'ayah
(pemakmuran)
mcliputi
pembinaan
masyarakat meliputi dakwah, keimanan, keilmuan, pembinaan moral, dan rclayana sosial sccara bcrkcsinambungan dan tcrarah scsuai dcngan target percncanaan dalam upaya mengembalikan masjid kepada khittalmya sebagai pusat peradaban, pusat kebudayaan dan pusat kebangkitan umat 4. Dapat mengoptimalkan fungsi ekonomi yang dimiliki masjid untuk menopang keberlangsungan
kemakmuran
masjid
sebagai
bagian
dari
integritas
manajemen masjid. Berikut ini analisa agenda kegiatan pemakmuran masjid Masjid Agung Sunada Kelapa Jakarta dikaitkan dengan kemampuan masjid bersifat mandiri
1
A.hmad Sutannadi. Ketua l)ewan Nlasjid Indonesia, l'aman l'akultas Syariah dan Hukum UIN Jakarta, YVa1ra11cara JJribadi, Tanggal, 8 mei 2005
71
-- ---------- - ------ --·i-----· ' I
Keterangan
No
1'
1'
lntensitas
I
I [
1
-·--r-- ----r-· I Total l
I
,
I
I f·ahun
,
:- : ~: e-: : •i:• •: •-n : :- •~· ~· ~·- · -· · · · -· -~:-~ - =- =- t-~:- -:=:-:-:-: -r: :::-:::j 1
r~~t:::·,.,w11_us_n_a 1~~· -1"]~48 • ____
-~-~~b__l_ig__A__l_
1x 30 hari
I
30
I
I
1
i
!
I
I
8 ldui Fitri
1 x 1 tahun
9 ldul Adha
1 x 1 tahun
i
__.._.._.,I
I
··- --·--·-·-·--- - - - - - - - · - - ____________[ 1~_ _Kegiatan Ramadhan
1
, I x I lahun
-·-·-i!;l!~i;~~
1 I Cetak Buku Panduan __JRamadhan
_____________
' .
I
-1_
,.
J --
L____ ____If-1
-l- ······· [
__
1:: ~;:,[J~mh
-·· .. . .
'15 Tafakur Akhir tahm;--
[ 7 Kuliah Umurn Bahasa Arab
i : I 1 x 1 tahu~- --~rl
I
1
11 x 1 tah~n
I1 x I tahun
_ % 1 58
~--- __ 1 ~~---i
I~~:::;~
..i6Peringatan Tahun Baru Hijriah 'Ix l tahun
18 Wisata Rohani
'
--f- .
6.69%
J
i 12 Cetak buku dan VCD Wisata 11 x 1 tahun 1---jRoharn _____
16.69%
I
_[_ __ 1
1
Prosentase Penggunaan dana
- --·--·-·····-··· ·-·--·-·· ·----·-- L _______....
t-
,-~~~
_!
I
I
1
L .....
3
JS% 3 67 · %
0.98%
---l
______1_·<_it_a_11:e_m_a~<:~an Dana Pern':'.<~n-ur_a~~M:~'.~-- _
___
j____!2,99%
Tolak ukur kernandirian sebagairnana yang dirnaksudkan oleh Prof Dr. Aharnd Sutarrnadi tersebut, Pengelola Masjid Agung S•1nda Kelapa dalam ha!
72
menejerial keuangannya menggunakan tolak ukur pembiayaan paralel terbuka, untuk agenda Syiar di atas (Agenda pemakmuran mB.sjid) dapat diklasifikasikan kedalam penerimaan :
J. Pos penerimaan Amal dan lnfak 2. Pos penerimaan Ramadhan dan qurhan 3. Pos Penerimaan Penjualan Dan Usaha-Usaha Yang Halal 4. Penerimaan Lain-lain. Dari analisis di atas tiga alasan Masjid Agung Sur.da Kclapa dikategorikan mandiri:
!. Dapat mendanai semua kegiatan-kegiatan yang telah direncanakan masjid dengan oprimalisasi potensi sumherdana yang d1milik1 masjid. 2. Memiliki kemampuan untuk menghasilkan 111comc secara profes10nal melalui optimalisai pemberdayaan ussel masj1d 3. Profosionalisme manajemen dalam scluruh kegiatan dan
pr~makmuran
masjid.
74
Setebh menganalisa berdasarkan data-d.ita pcndulrnn['. h;1ik clari bukuhuku utan1a yang n1enjadi rujuk~111 scht1gai d:1sar tcoritis
111;H:pt111
d;1ri d;1!;1-data yang
cliperoleh dari masjid J\gung Sunda Kclapa scndiri. dapat ditnrik kcsimpulan bahwa pengelolaan manajemen ma;jid dengan profesional clan optimalisasi potensi yang dimiliki masjid adalah bagian terpenting yang dapat menjadikan rnasjid rnandiri dari segi pendanaan sernua aktifitas masjid.
2. Saran-saran Untuk mengoptimalkan dana produktif yang dimiliki rnasjid agar dapat rnemberdayakannya
dcngan
optimaL
kiranya
pcdu
dipcrtimbangkan
untuk
melakukan investasi disektor riil secara langsung baik dilakukan oleh rnasjid dengan ke1ja sama dengan perusahaan-perusahaan yang telah tcrdaliar pada .Ja!wrla Islamic Indeks atau mempercayakan pada perusahaan-pcrusahaan pcngclolaan dana berbasis Syariah, tentu setelah diklasifikasi dana-dana apa S<\ja yang tennasuk dana-dana yang boleh diberdayakan tanpa meninggalkan substansi dari dana itu
s~ndiri.
Pengelolaan BMT dan Koperasi Masjid akan lebih baik jika menjadi bagian integral
dari
komponen rnanajemen masjid,
schingga masjid dapat
menentukan keberaclaan keduanya dari kebijakan clan pengha:>ilan yang dinarnis. Jika terdapat kemudahan penggunaan J'asilitas perbankan syariah, untuk menunjang
syiar
ekonomi
Islam
clan
sosialisasi
menggunakan fasilitas perbankan syariah lebih baik.
kepada
masy~rakat
maka
DAFT AR PUSTAKA
Al Quran Dan Terjemahnya, Jakarta, Departernen /\.gama Rl, 1987 Ayub, Muhammad E, Drs, 80 Masalah ivfasjid, .Jakarta. PT. Dea Press Publishing, Yogyakm-ta, 2000, Cel ke- 1 _ _ _ _ _, at.al, Manajemen Masjid: Petunjuk P;·ak:is !Jagi para Pengurus, Jakarta, Gema Insani Press, 1996, Cet ke- 1 Gazalba, Sidi, 1\1asjid Pusat Ibadah dan Kebuduyaan, Jakaita, Pustaka Antara, 1964. Cet. ke-1 Harahap, Sofyan Syafri, Prof, DR, (Ed) Pedoman Manajemen Masjid: Untuk meningkatkan Kesejahterakrm Umal, Jakmia, Pusttcka Quantum Prima, 2004, Cet ke-2 Harahap, Sofym1 Syafri, Drs, MsAc, Manajemen Ma~jid: Suatu Pendel«rtan teoritis dan Organisatoris, Yogyakarta, Bhal1:i Prima Yasa, 1996, Cet- l Hasyim, Ahmad bek Sayyid, Muhtarul haditsun Nabawiyah, Makiabatun Darul Ihya Kitabul Arabiyah, Indonesia, I.th Kerebet, Muhammad W, dan M. Ismail Y. Pengantar Manajemen Syariah, Yogjakarta, Perisai Pustaka Utama, 2000, Cet- 1 Koran Harim1 Republika Laporan Keuangan Masjid Agung Sunda Kelapa Periodc 2004-2005 Mahdi Bin Ibrahim, Al Amanah Fil Idari, Edisi T~rjemah, Amanah Dalam ivfanajemen, Rahmat .Abbas, Jakai-ta, Pustaka Al Kautsar, 1997
ivfajalah Mimbar Ulama Nomor 123 Tahun XI November, J987 _____, No1nor 109 Tahun X September, 1986 Majalah Modal Edisi 3 I Januari-2003 Masjid Agung Sunda Kelapa, Laporan Keuangan 2004, Jakarta, 2004 _____ , Brosur Lengkap, Panduan Teknis Penyewaan Gedung Masjid Agung Sunda Kelapa, Jakmia , t.th
75
76
_____,Website Masjid Agung SW1da Kelapa.or.id Najmuddin, Muntaha Azhari, Dakwah dan Pengenlasan Kemiskinan, .Jakarta : CV Guna Aksara, 1996 Nazir, Moch, Ph.d, /vletodologi Penelitian, .Jakarta, Ghalia ind,)11csia, Cet 1, 1988.
Pedoman Penulisan Sla·ipsi, Fakultas Syariah Dan Hukum, UIN SyarifHidayatullah Jakmia, 2005 Rahardjo, Muhammad Dawam, OR, Masyarakat Madani, Agama, Ke/as Menengah, dan l'erubahan Sosial, Jakarta: Ll'3E~.1999 Republika, Harian Koran _ _ _ _ _,Website Republika.org.id Rahman, Abu Zamin, Penyunting Rmnlan Marjoned, Peran Masjid Dalam Lingkungan llidup, Jakarta: Media Dakwah, 1997, Cet. ke-1 Ronald, Clapham, Pengusaha Kecil dan Menengah di Asia Tenggara, Jakarta: LP3ES, 1999 Saidi, Zaim, et.al., Pola dan Strategi Penggalangan Dana Sosial di Indonesia, Pengalan1<m 18 Lembaga Sosial, Jakarta: Parmnadina, 2003, Cct. ke-1 Sutrisno. Ekonisia, lvfanajemen keuangan : Te01y, konsep dan apliknsi, Yogakarta, Mulya Pustaka, 1990. Sutarmadi, Ahmad, Prof.DR, Visi, lvfisi, dan Langknh Strategis Pengurus Dewan Masjid Indonesia dan Pengelola Masjid, Jakarta, Logos Wacana Ilmu , 2002 Cet ke-2. T. Hani Handoko, Manajemen Personalia dan Sumberdaya Manusia, Yogyakarta, PT Tasmara, Toto, MSc, Etos Ke1ja Pribadi Muslim, Yogyakarta: Dana Bakti Wakaf, 1995. Terry, G.R, Asas-asas manajemen, terjemahan, Bm1dung, Alumni 1986 Website Jumal Ekonomi-Rakyat.Org Yani, Ahmad, Urgensi Manajemen Dahan Memakmurka:1 Masjid, Jakarta, Dea Advertising, 1996, Cet ke-1
~\i~ESJrnD AGU!i'>JG su~~~Q5\ ~t]:l.AP.41\
'.
JL. TAMAN SUNIJA l
f\ J(j ML.:N 1 I f\J(o . ,J/\1<1\IH/\ 10cl10 TELP. (021) 319 34261, 310 1287 FAX. (021) 315 417_9 Wc:t )'. ,i!f! : \t'/VJW_tnn~;jid•;1111d;i[«!l:1p: I.Of. id
r
[!
1; iii
. 111! () (r /! 1111 ,. ;jid· ;11111 l;1l
SURAT KETERANGAN Nornor : 00 l /Surket/MASK/V /2005
Yang bertandatangan di bawah ini : Nam a
ADHI LAKSONO
Jabalan
Kabid. Pcndukung Opcrasi I Kabag. Adrn. Urnum & Pcrsonalia MasJid J\gung Sunda Kclapa
Alamal Kantor
.II. Ta man Sunda kclapa No. 16, Tclp. (021) 3193 4261 I 315 4077
Menteng - Jakarta Pusat
dengan ini rnener:ingkan bahwa, nama yang tersebut dibawah ini : Na ma
(NIM: l010461224il7)
TINA AFRIANI
Mahasiswa Program Sarjana Fakullas Syariah dan l·lukum, Univ(;rsitas isiam N(;gcri "Syarif 1-lidayatullah Jakarta".
J\dalah bcnar nama yang 1.:rcanlu111 di alas lclah 1nc11gadaka11 olJs.;rvasi dan wawancara di Masjid Agung Sunda Kelapa, Menteng, .Jakarta Pusat, dalam rangka mempcroleh data pelengkap bahan membuat skripsi dengan tema "Manajemen Pemberdayaan Ekonomi dan Pengaruhnya Terhadap Kemandirian Masjid".
Demikian surat kcterangan ini dibuat unluk digunakan scbagaimana mcslinya. J a k a r t a,
l7 Mci
2 0 0 5 !vi
08 Rabiul Akhir 1426 11 A.n. PENGli~~~\'JA&l~:~\GllN '
lJN~\ KELAPA
.;;/' ;;'/:.
..~,.,...-
{":~:ONO I/ ,.J,;,J
f),..,,J .. 1•.• - .. f\ __ ..., ,.: I
J 'l I
J8 DAFT AR INTERVIEW DENGAN PENGURUS MASJID AGUNG SUNDA KELAPA JAKARTA Bagaimana proses aktifitas pcmakmuran Masjid Agung Sunda Kclapa? Jawab : dalam pelaksanaan aktifitas masjid, kami bernsaha memberikan yang terbaik untuk jamaah diantaranya dengan mengadakan program-program sebagai berikut:
1. Pcmbinaan Anak Dhuafo 2. Remaja Islam Masjid Agung Sunda Kclapa 3. Yayasan Pendidikan Sunda Kelapa 4. Kajian-kajian agama yang dilakukan secara rntin baik setiap minggu, bu!an, dan insidental lainnya. 5. Pengelolaan asset untuk kegiatan jamaah yang difasilitasi masjid Bagaimana sistcm pcndanaan untuk kcgiatan tersebut? Jawab: itu sudah ada pos-posnya, kami berusaha mengoplimalkan kotak amal yang disebarkan pada setiasp pengajian rutin mingguan dan bulanan, jum'atan, retribusi parkir, kotak amal fosilitas toilet dan kotak amal jasa pcnitipan sqJatu, tapi yang lebih besar pendapatan masjid diperoleh dari penyewaan gedung Bagaimana pcmbcrdayaan ckonomi masjid pada Masjid Agung Sunda Kclapa Jakarta? Jawab: MASK memiliki bcberapa unit pemberdayam.1 ekonomi yang dikoordinasi Bidang Usaha Masjid meliputi: koperasi, toko buku dan BMT, Kios-kios yang disewakan, penyewaan gedung resepsi dan pertemuan. Apa yang dirasakan pcngelola atas optimalisasi potcnsi pemberdayaan ekonomi dalam proses pemakmuran masjid ? Jawab: kami merasa leluasa untuk memakmurkan masjid dengan berbagai kegiatan yang berhubungan dengan fungsi masjid, dan berusaha memfungsikannya dengan optimal sc:bagai pusat kcgiatan urnat rncliputi kcgiatan kt·:i1•.:i111a:in. t'knnorni. d:m sosiaL
Apa pendapat anda tcntang profcsionalismc manajcmcn masjid'? Jawab: profesionalisme dalam pengelolaan masjid harus menjadi kebutuhan yang sangat mendesak dan sangat urgen untuk mendukung aktifitas masjid yang modern, yang dapat memberikan warn a bagi perubahan zaman dan kondisi, j ika kita in gin melihat mnsjid tetap eksis. Dengan manejemen masjid yang profesional akan banyak hal yang kita perbuat untuk umat, untuk Islam. Faktor apa saja yang mcmbuat MASK dapat mandiri dari scgi ckonomi ?. Jawab: ada bebcrapa faktor yang melekat pada MASK sebagai aspek kemandiriannya antara lain: I. Sosiologis. stratifikasi masyarakat metropolis dari kalangan atas yang berdomisili di sekitar masjid, sehingga masjid dapat mengatur program dan meiaksanakannya dengan duirnngan penuh dari jarnaah, baik moriil maupun rnalriil. 2. Pengurus, pengelola sebagai penaggungjawab penuh atas eksistensi masjid secara struktural berhasil menciptakan sistem kerja yang kondusif dan efektif, dengan struktur personalia
yang profosional dengan melibatkan berbagai
latar belakang penclidikan. pengurus ticlak tidak menjacli pelaksana teknis karena suclah clikoorclinasikan clan dipertanggungjawabkan oleh kepala kantor 3. Strategis kawasan, pusat kota yang no ta bene dikelilingi oleh perkantoran dan institusi pemerintah lainnya, clapat clipastikan mereka tergolong kaum terpelajar (rhe educared man) sehingga rnasjicl rnemiliki pcluang besar untuk melaksanakan aktifitas kajian-kajian keagamaan dengan muclah clan diterima clengan baik. Bagaimana optimalisasi
pemakmuran yang dilaksanalrnn MASK dalam
berbagai sektor yang sudah clisebutkan diatas ? .Tawab: clengan memfi.mgsikan masjid secara kaffah meliputi berbagai pelayanan kepacla umat sebagai sentral pengajaran keagamaan dan pengembangan pendidikan
fJb Ilagai1nana k.onscp 1nasjid scndiri n1cnurut anda"!
Jawab:
masjid yang mandiri adalah masjid yang dapat mcmbiayai aktifitasnya
dengan berbagai terobosan usaha dan mengoptimalkan potensi-potensi yang melekat pada masjid agar tidak tergantung pada pihak manapun, tennasuk infak jamaah yang selama ini menjadi turnpuan mayoritas masjid di Indonesia. Di MASK sendiri kotak amal memang sangat menopang income kas masjid dengan berbagai cara kami memberdayakan agar ada timbal baliknya denganjamaah. Sekitar 25 % dari total pernasukan masjid diperoleh dari dana infak jamaah yang tersebar diberbagai kotak amal yang sudah disebutkan diatas
Berbicara terobosan usaha, apakah Masjid Agung Sunda Kelapa
sudah
mengaplikasikan dalam hal-hal yang bcrsifat riil (usaha scktor riil) Jawab: sccara langsung kc scktor riil bclum, yang sclarna ini sudah dilakukan hanya sebatas kepada pemberian modal awal kepada BMT MASK, terobosan yang kami maksudkan adalah
manajemen dapat membaca peluang-petuang usaha untuk
menambah mcome masjid dengan bersinergi dengan berbagai kegiatan masdji lainnya. Contoh dari kegiatan yang dimaksudkan diantaranya: mencetak buku untuk Panduan Ramadhan, panduan Ziarah, panduan wisata rohani dan lain-lain, baik dalam bentuk buku dan VCD clan buku panduan kajian-kajian yang diselenggarakan rutin atau yang diprogramkan masjid.
Bagaimana sistem mana,jcmcn dr:n koordinasi hidang usairn ckonomi masjid Jawab:
Untuk Bidang usaha terutama yang berkailan dengan koperasi karyawan,
toko buku dan BMT diberlakukan sistem desentralisasi, unit ini memiliki wewenang secara penuh untuk memanajemen secara tehnis dan dipertanggungjawabkan oleh ketua pengurus koperasi kepada kepala Kantor masjid, untuk selain itu dikoordinasi secara sentralisasi.
tJ; Saya pern:ih mcmhaca disalah satu media, hahwa Mas_;id Ar.uug Sunda Kelapa
setiap tahunnya mcngalami surplus sekitar Rp. 200.000.000,- s/d RJ> 300.000.000 bagaimana pcm berdayaan dana tersebut? Jawab saldo yang dimiliki masjid selama ini didepositokan dan digirokan di bank. Kami belum berani berinvestasi sektor riil, kerena ini menyangkut dana umat yang harns terjaga, kami sangat bertanggungjawab dengan keberadaan clana-dana itu, ha! ini juga terkait dengan iklim investasi sektor riil yang penuh dengan resiko kerugian.
Bagaimana menurut anda tentang OJ!timalisasi Masjid Agung Sunda KelaJla dalam melaksanakan fungsinya selama ini ? Jawab: •
Untuk syiar, alhamclulillah relatifberhasil
,.
Untuk manajerial sudah terkondisikan dan tersislematisasi dengan baik, walaupun dari pola kerja dan hal-hal yang menyangkut teknis kebijakan lebih bersifat dinamis, jika terjadi perubahan-perubahan dari periode keperiode selanjutnya itu hal yang lumrah.
•
Untuk keuangan, alhamdulillah selama ini selalu mengalami surplus walaupun jumlah nominalnya fluktuatif tergantung kondisi dan program kerja masjid.
•
Untuk bisnis sektor yang lebib besar beium teriaksana, ii'.lnya sekitar jasa-jasa penunjang seperti yangdisebutkan di atas. Jakarta, 17 Mei 2005
~tcrviewcr,
}~~
-t·\ I>" ,fl,..>d
=-, -----
Tinah Afr ani