MANAJEMEN PENDISTRIBUSIAN DANA ZIS PADA PROGRAM BEASISWA DI BAZDA KOTA TANGERANG SELATAN
SKRIPSI DiajukanUntukMemenuhi Salah SatuSyarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
Oleh Ahmad Haidir Al-Fadlil (1110046300015)
KONSENTRASI MANAJEMEN ZAKAT DAN WAKAF PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa : 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy) di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua Sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil hiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 13 November 2014
AHMAD HAIDIR AL-FADLIL NIM. 1110046300015
ABSTRAK Ahmad Haidir Al-Fadlil, NIM : 1110046300015, Manajemen Pendistribusian Dana Zis Pada Program Beasiswa Di Bazda Kota Tangerang Selatan. Program studi muamalat (Ekonomi Islam). Konsentrasi Manajemen Zakat Dan Wakaf (ZISWAF). Fakultas syariah dan hukum. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 1436 H/2014 M. Penelitian ini untuk menganalisis Manajemen Pendistribusian Dana ZIS Pada Program Beasiswa di BAZDA Kota Tangerang Selatan, yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan wawasan mengenai pendistribusian dan ZIS dan juga merumuskan manajemen pendistribusian pada program beasiswa yang ada di BAZDA Kota Tangerang Selatan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif yaitu menganalisis data berdasarkan informasi-informasi yang diperoleh dari hasil wawancara, studi dokumentasi dan observasi langsung ke BAZDA Kota Tangerang Selatan. Penulis juga menjelaskan tentang manajemen program khususnya untuk analisis Planning, Organizing, Actuating, dan Controlling. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa manajemen BAZDA Kota Tangerang Selatan untuk program beasiswa ini sudah dilaksanakan dengan baik. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan analisa penulis tentang palnning, organizing, actuating dan controlling yang telah dilaksanakan dengan baik dan sesuai dengan ilmu manajemen yang telah ada. Dan juga mekanisme pendistribusian dana ZIS yang dilakukan oleh BAZDA Kota Tangerang Selatan tersebut sudah dilaksanakan dengan baik. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan laporan keuangan yang transparan dan merata. Kata Kunci : Manajemen Pendistribusian Dana Zis Pada Program Beasiswa Di Bazda Kota Tangerang Selatan Pembimbing : Dr.Ir. Yadi Nurhayadi, M.Si
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr, Wb.
Alhamdulillah, Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas ridho dan rahmat-Nya-lah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dalam rangka memenuhi persyaratan mencapai gelar Sarjana Ekonomi Syari’ah pada Fakultas Syari’ah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.Shalawat serta salam penulis sampaikan kepada junjungan umat Islam Nabi Muhammad SAW, beserta segenap keluarga, sahabat, dan juga umatnya. Yang Insya Allah kita termasuk di dalamnya. Didorong oleh semua itu penulis dapat menyelesaikan skripsi ini berjudul “Manajemen Pendistribusian Dana ZIS Pada Program Beasiswa Di Bazda Kota Tangerang Selatan.” Selama proses penyelesaian skripsi ini, penulis sangat menyadari bahwa dalam proses tersebut tidaklah terlepas dari segala bantuan, bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. J.M. Muslimin, MA, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Syari’ah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag., selaku Ketua Program Studi Muamalah dan Bapak Abdurrauf, Lc, MA., selaku Sekretaris Program Studi Muamalat yang telah membantu penulis secara tidak langsung dalam menyiapkan skripsi ini. 3. Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH. MA. MM, selaku Guru Besar Fakultas Syari’ah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
i
4. Dr.Ir.Yadi Nurhayadi, M.Si. Selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu, pikiran, perhatiannya kepada penulis dalam memberikan pengarahannya. 5. Arif Purkon, SHI, MA. selaku Pembimbing Akademik yang juga senantiasa mengingatkan dan mengarahkan penulis semasa mengikuti perkuliahan hingga penulis menyelesaikan skripsi ini. 6. Segenap Bapak-bapak dan Ibu-ibu Dosen, Fakultas Syari’ah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah mengajarkan ilmu yang tidak ternilai, yang tidak pernah lelah membimbing saya sehingga saya dapat menyelesaikan studi di Fakultas Syari’ah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 7. Staff Perpustakaan Fakultas Syari’ah dan Hukum serta Perpustakaan Utama yang telah membantu dalam penulisan Skripsi ini. 8. Kepada pihak BAZDA Kota Tangerang Selatan yang bersedia memberikan waktu, data, dan informasi semoga kedepan menjadi Lembaga Amil Zakat yang berkembang pesat, amin. 9. Drs. K.H. Endang Saefuddin, M.A, selaku ketua umum BAZDA Kota Tangerang Selatan, dan H. Muhyidin , selaku seksi pengumpulan dana ZIS yang telah meluangkan waktu untuk membantu penulis dalam penulisan skripsi ini. 10. AyahandaHambali, S.Ag dan Ibunda TercintaMukriahyang tak pernah lelah setiap harinya selalu memberikan semangat, motivasi dan do’anya. Serta adik-adik kuIsmi Rahmayanti dan M. Nur Fajar Assodique yang selalumenyemangati, mengubah kelelahan menjadi keceriaanserta mendo’akan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
ii
11. Terimakasih untukKhairun Nufus yang selalu menemani dan meluangkan waktu untuk penulis, serta memberikan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini. 12. KeluargaBesar Manajemen Zakat dan Wakaf (ZISWAF), Sahabat seperjuangan, basecamp inspirasi ,Hani Tahliani , Tasya Gebi Amdini, Siti Aisyah Nasution, Muhammad Heri, Ahmad Ara Farhadi, Ahmad Dedaad Saddam Alhaqque, Ahmad Firdaus, Ahmad Taher dan Lutfi Hidayat yang tak pernah letih untuk memberikan motivasi, dorongan dan do’anya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 13. Seluruh rekan-rekan yang tidak dapat saya sebutkan satu-persatu, yang telah memberikan kontribusi yang cukup besar sehingga penulis dapat menjalani perkuliahan di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Akhir kata hanya kepada Allah jualah penulis memanjatkan doa, semoga Allah memberikan balasan berupa amal yang berlipat kepada mereka, atas dorongan, dukungan, dan
kontribusimereka,
saya
hanyalah
hamba
yang
dhaif.
Semogaskripsiinidapatbermanfaatdanmemberikankontribusibagi orang banyak.Amin.
Jakarta, 13 November 2014
Ahmad Haidir Al-Fadlil
iii
DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK KATA PENGANTAR ..............................................................................................
i
DAFTAR ISI ............................................................................................................
iv
DAFTAR TABEL .................................................................................................... vii BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakangMasalah...................................................................................
1
B. Identifikasi Masalah .......................................................................................
8
C. BatasandanRumusanMasalah ........................................................................
9
D. TujuandanManfaatPenelitian ......................................................................... 10 E. Kerangka Teori .............................................................................................. 11 F. Tinjauan(Review)KajianTerdahulu ................................................................ 13 G. MetodePenelitian ........................................................................................... 14 H. SistematikaPenulisan ..................................................................................... 18
BAB II LANDASAN TEORITIS A. KonsepZakat .................................................................................................. 20 1. Definisi Zakat ........................................................................................... 20 2. Hukum Zakat ........................................................................................... 22
iv
3. Fungsi dan Tujuan Penyaluran Zakat....................................................... 23 4. Syarat-Syarat Wajib Zakat ....................................................................... 25 B. KonsepManajemen ........................................................................................ 30 1. PengertianManajemen.............................................................................. 30 2. Fungsi-Fungsi Manajemen....................................................................... 33 3. Unsur-Unsur Manajemen ......................................................................... 39 C. Konsep Program ............................................................................................. 41 1. PengertianProgram ................................................................................... 41 2. Macam-Macam Program.......................................................................... 42 3. Tujuan Program ....................................................................................... 43 D. Konsep Pendistribusian .................................................................................. 44 BAB III GAMBARAN UMUM BAZDA KOTA TANGERANG SELATAN A. Sejarah berdirinya BAZDA Kota Tangerang Selatan .................................... 46 B. Landasan hukum BAZDA Kota Tangerang Selatan ...................................... 47 C. Visi dan misi BAZDA Kota Tangerang Selatan ............................................ 47 D. Tugas, Fungsi dan Tanggung Jawab .............................................................. 48 E. Struktur dan organisasi BAZDA Kota Tangerang Selatan ............................ 49 F.
Program kerja BAZDA Kota Tangerang Selatan .......................................... 52
G. Program BAZDA Kota Tangerang Selatan ................................................... 57
v
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Mekanisme Pendistribusian Dana ZIS Di BAZDA Kota Tangerang Selatan ............................................................................................................ 59 B. Analisis Manajemen Pendistribusian Pada Program Beasiswa BAZDA Kota Tangerang Selatan ................................................................................ 66 C. Evaluasi Manajemen Pendistribusian Dana ZIS Pada Program Beasiswa .... 82
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan .................................................................................................... 85 B. Saran .............................................................................................................. 87 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 88 LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
Table 4.1 Rekapitulasipentasharufantahappertamadankeduatahun 2013 ................. 65 Tabel 4.2 RekapitulasiPengeluara Program beasiswa 2013 ...................................... 70
vii
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan masih menjadi permasalahan terbesar bangsa ini. Pasca krisis, sampai saat ini, pemulihan ekonomi berjalan lambat. Akibatnya, kemiskinan dan juga pengangguran masih tinggi dan meluas. Di tahun 2013 BPS memperkirakan Jumlah penduduk miskin pada September 2013 sebesar 28,55 juta orang atau 11,47 persen.1 Menurut Goenawan Sumodiningrat yang dikutip oleh Nahin M dan Agus Ahmad S, kalau dilihat dari segi kemiskinan dapat di bedakan menjadi kemiskinan natural, kemiskinan kultural, dan kemiskinan struktural2. Kemiskinan natural adalah kemiskinan yang disebabkan oleh faktor-faktor alamiah, seperti perbedaan usia, perbedaan kesehatan, perbedaan geografis, dan tempat tinggal. Kemiskinan kultural adalah kemiskinan yang dilihat dari perbedaan adat istiadat dan perbedaan etika kerja. Adapun kemiskinan struktural adalah kemiskinan yang disebabkan oleh faktor-faktor perbuatan manusia seperti distribusi asset yang timpang, kebijakan ekonomi yang diskriminatif, korupsi, dan tatanan
1
Wiyanto, BPS: Angka Kemiskinan Naik 0,48 Juta Orang, di akses dari http.//m. Inilah.com/news/detail/2061255/bps-angka-kemiskinan-naik-0,48-juta-orang, pada tanggal 2 Januari 2014 pukul 17.51 WIB 2 Nanih Machendrawati dan Agus Ahmad Safe’i, Pengembangan Masyarakat Islam dari Ideologi Strategi Sampai Tradisi, (Bandung Rosda Karya, 2001), Cet ke-1, Hal. 70
1
2
ekonomi dunia yang cenderung tidak menguntungkan kelompok masyarakat atau golongan tertrntu.3 Islam sebagai sebuah konsep hidup (way of life) yang lengkap sangat menganjurkan umatnya agar senantiasa menjauhi kemiskinan. Hal ini dikarenakan kemiskinan dapat membawa masyarakat pada kehinaan yang berujung kepada kekufuran. Oleh karena itu, Islam menawarkan konsep zakat sebagai program pengentas kemiskinan wajib dalam perekonomian islam. Zakat sebagai bagian dari rukun Islam tidak hanya memiliki dimensi spiritual tetapi juga dimensi sosial. Zakat merupakan salah satu tiang utama ajaran Islam memiliki keunikan tersendiri, selain merupakan rukun Islam yang ketiga yang memiliki dimensi ibadah yang kuat, pengaruh zakat juga sangat besar dalam aktifitas sosial ekonomi kemasyarakatan.
4
Seperti empat rukun Islam yang lain, ajaran zakat
menyimpan beberapa dimensi yang kompleks meliputi nilai privat-publik, vertical-horizontal, serta ukhrawi-duniawi. Nilai-nilai tersebut merupakan landasan pengembangan kehidupan kemasyarakatan yang komprehensif. Bila semua dimensi yeng terkandung dalam ajaran zakat ini dapat diaktualisasikan, maka zakat akan menjadi sumber kekuatan yang sangat besar bagi pembangunan umat menuju kebangkitan kembali peradaban islam.
3
Ibid, h.97 Mustafa Edwin Nasution, Ketua Umum Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia, Seminar Potensi Lembaga Keuangan, Universitas Islam Negeri, Rabu 17 januari 2007 4
3
Salah satu tugas lembaga pengelola zakat yang keberadaannya dipayungi undang-undang adalah mewujudkan peran zakat sebagai solusi untuk menanggulangi
kemiskinan. Zakat dan kondisi ekonomi umat memiliki
hubungan timbal balik yang erat. Tingkat ekonomi umat semakin baik akan meningkatkan penerimaan zakat, dan sebaliknya dana zakat yang dikelola dan disalurkan secara benar pada kelompok mustahik diharapkan dapat merubah peta kemiskinan ditengan masyarakat. Sistem penghimpunan dan penyaluran zakat dari masa kemasa memiliki perbedaan. Awalnya, zakat lebih banyak disalurkan untuk kegiatan konsumtif, tetapi belakangan ini telah banyak pemanfaatan dana zakat untuk kegiatan produktif, upaya ini diharapkan dapat merubah setrata sosial dari yang terendah (mustahik) kepada yang tertinggi (muzzaki ). Pengumpulan zakat tidak dapat dilakukan dengan paksaan terhadap muzzaki, melainkan muzzaki melakukan dengan kesadaran sendiri, menghitung sendiri jumlah hartanya yang harus dibayarkan kewajibannya. Dalam hal, muzzaki tidak dapat menghitung sendiri harta dan kewajiban zakatnya, muzzaki dapat meminta bantuan kepada BAZ/LAZ atau Lembaga Pengelolaan Zakat (LPZ). Idealnya LPZ menyediakan panduan dalam penghimpunan dana, jenis dana, dan cara dana itu diterima. Organisasi pengelola menetapkan jenis dana yang diterima sebagai sumber dana.
4
Setiap jenis dana memiliki karakteristik sumber dan konsekuensi pembatasan berbeda yang harus dipenuhi oleh pengelola zakat.5 Salah satu pertanyaan yang sering muncul mengenai pengelolaan zakat adalah tentang bentuk penyaluran dana produktif. Pemahaman umum bahwa produktif artinya dana yang ada dipinjamkan oleh amil kepada mustahik untuk bisnis. Kenyataan ini dapat menimbulkan dua pandang yang berbeda yang berujung kepada kesimpulan bahwa aksi bentuk usaha modal zakat melanggar syar’i atau tidak. Kalau kita melihat pengelolaan zakat pada masa Rasullah SAW. Dan para sahabat kemudian dan diaplikasikan pada zaman sekarang kita dapati bahwa penyaluran zakat dapat kita bedakan dalam 2 bentuk ; yakni bantuan sesaat dan pemberdayaan. Bantuan sesaat buka berarti bahwa zakat hanya diberikan kepada seseorang satu kali sesaat saja. Bantuan sesaat dalam hal ini berarti bahwa penyaluran kepada mustahik tidak disertai target terjadinya kemandirian ekonomi ( pemerdayaan ) mustahik. Hal ini dilakukan karena mustahik yang bersangkutan tidak mungkin lagi mandiri seperti pada diri para orang tua yang sudah jompo, orang dewasa yang cacat yang tidak memungkinkan ia mandiri. Adapun pemerdayaan adalah penyaluran zakat yang disertai target merubah keadaan penerima ( lebih di khususkan golongan fakir miskin ) dari kondisi kategori mustahik menjadi kategori muzzaki. Target ini adalah target besar yang tidak dapat dicapai dengan mudah dan dalam waktu yang singkat. Untuk itu, 5
Lili Bariadi, dkk, Zakat Dan Wirausaha, ( Jakarta: CED, 2005), Cet.1.Hal.20
5
penyaluran zakat disertai dengan pemahaman yang utuh terhadap permasalahan yang ada pada penerima. Apabila permasalahannya adalah kemiskinan harus diketahui penyebab kemiskinan tersebut sehingga kita dapat mencari solusi yang tepat demi tercapainya target yang telah dicanangkan. Penyaluran dalam dua bentuk diatas umumnya disertai dengan sifat penyaluran yang berbeda. Untuk bantuan sesaat penyaluran idelnya adalah hibah. Adapun untuk pemerdayaan dana yang disalurkan identik dengan pinjaman. Ada tiga sifat penyaluran dana dalam pemerdayaan ; hibah, dana bergulir qordul hasan, dan pembiayaan. Tiga sifat penyaluran ini dibedakan antara dana zakat dengan dana bukan zakat.6 Dalam pendayagunaan, ada beberapa kegiatan yang dapat dikembangkan yaitu ada tiga kegiatan besar yakni pengembangan ekonomi, pembinaan SDM dan layanan sosial. Dalam pengembangan ekonomi ada beberapa yang bisa dilakukan
yaitu
penyaluran
modal,
pembentukan
lembaga
keuangan,
pembangunan industri, peningkatan usaha, pelatihan, pembentukan organisasi. Kemudian dalam pembinaan SDM ada beberapa kegiatan yang bisa dilakukan yaitu beasiswa, diklat dan krusus keterampilan dan menggelar program sekolah. Selanjutnya dalam layanan sosial yaitu layanan yang diberikan kepada kalangan mustahik dalam memenuhi kebutuhan mereka.7
6
Ibid., h. 25 Eri Sudewo, Manajemen Zakat Tinggalkan 15 Tradisi Terapkan 4 Prinsip Dasar, (Ciputat: IMZ,2004), Cet ke-1, Hal. 227-235 7
6
Dari beberapa kegiatan pendayagunaan dana ZIS untuk mustahik, penulis ingin membahas tentang layanan sosial pada program pendidikan yaitu beasiswa. Pendidikan adalah hak seluruh warga masyarakat, mulai lapisan paling atas hingga lapisan paling bawah, masyarakat menengah keatas dengan kondisi sosial ekonomi yang mendukung, tentunya tidak akan mengalami kesulitan untuk menjangkau pendidikan sampai tingkat atas, namun tidak demikian halnya dengan masyarakat menengah kebawah. untuk inilah perlu adanya pemerataan kesempatan memperoleh layanan pendidikan.8 Tingkat kemiskinan menyebabkan masyarakat miskin tidak mampu memenuhi kebutuhan akan pelayanan pendidikan yang tergolong mahal. Jika tidak segera diatasi, kondisi tersebut akan memperparah kondisi masyarakat Indonesia, karena krisis ekonomi telah meningkatkan jumlah masyarakat miskin dan mengakibatkan naiknya biaya, sehingga semakin menekan akses mereka karena biaya yang semakin tak terjangkau. Menurut data yang dihimpun dari 34 kantor komnas perlindungan anak indonesia di 33 Provinsi saja ada 10,2 juta siswa wajib belajar (SD dan SMP) tidak dapat menyelesaikan wajib belajar Sembilan tahun. Sedangkan sebanyak 3,8 juta tidak dapat melanjutkan ke tingkat SMU. Menurut sekjen komnas perlindungan anak indonesia, kasus putus sekolah yang paling menonjol terjadi di tingkat SMP, yaitu 48%, adapun tingkat SD
8
IMZ, Zakat dan Empowering, Jurnal Pemikiran dan Gagasan, 2009, Hal. 68
7
tercatat 23%, kalau di gabungkan kelompok puberitas, yaitu anak SMP dan SMA, jumlahnya mencapai 77% dengan kata lain jumlah anak usia remaja yang putus sekolah tak kurang dari 8 juta orang. Khusus untuk Kota Tangerang Selatan dari data BAZDA Kota Tangerang Selatan di temukan bahwa di Tangerang Selatan kasus usia remaja putus sekolah di tingkat SD sekitar 3.677 jiwa, SLTP sekitar 2.230 jiwa dan SLTA sekitar 2.369 jiwa. Kondisi seperti ini menimbulkan dampak sosial yang tidak kecil, salah satunya adalah semakin banyak anak-anak yang berkeliaran di jalan, selanjutnya anak-anak tersebut terdesak untuk membantu ekonomi keluarga dan akhirnya bekerja sebelum waktunya. Kondisi ini tidak boleh di biarkan, anak-anak usia berkembang seharusnya mendapatkan pendidikan yang baik, pendidikan merupakan hak dasar setiap manusia. Pendidikan juga menentukan tingginya peradapan manusia. Hanya saja keterbatasan ekonomi memang menjadi alasan kenapa angka putus sekolah terus meningkat setiap tahun. Oleh karena itu BAZDA Kota Tangerang Selatan mengeluarkan program beasiswa untuk siswa yang kurang mampu untuk melanjutkan jenjang pendidikan dari tingkat SD/MI sampai SLTA. Dari kasus diatas penulis beranggapan bahwa BAZDA Kota Tangerang Selatan memiliki peranan penting dalam mengelola dana Zakat, Infaq dan Shodaqoh sehingga dapat membantu kesejahteraan masyarakat khususnya bidang pendidikan. Untuk itu penulis tertarik untuk menyusun skripsi ini dengan judul “ Manajemen Pendistribusian Dana ZIS Pada Program Beasiswa Di Bazda Kota
8
Tangerang Selatan”. Penulis berharap dengan adanya penelitian tersebut bisa memerikan kontribusi yang baik terhadap penerapan manajemen yang ada di BAZDA Kota Tangerang Selatan.
B. Identifikasi Masalah Sebelum dirumuskannya masalah, berdasarkan latar belakang diatas penelitian perlu dibuat identifikasi masalah. Pengelolaan zakat bukanlah sematamata dilakukan secara individual dari muzzaki langsung diserahkan kepada mustahik, akan tetapi pengelolaan zakat lebih baik dikelola oleh lembaga yang benar-benar khusus menangani zakat, yang memenuhi sebuah persyaratan tertentu yang di sebut amil zakat. Ada banyak Lembaga atau Badan Amil Zakat baik yang didirikan oleh pemerintah maupun swasta. Namun fakta membuktikan dengan menjamurnya Lembaga Amil Zakat (LAZ) dan Badan Amil Zakat (BAZ) menjadikan problematika umat tentang kemiskinan dan kesenjangan sosial belum dapat diselesaikan. Saat ini banyak terdapat Lembaga Amil Zakat atau Organisasi Pengelolaan Zakat (OPZ) yang berhamburan diwilayah Tangerang Selatan seperti Dompet Dhuafa dan Rumah Zakat, mulai dari penggalangan dana (fundraising) dan pendayagunnanya, adapun sifat dari pendayagunaan zakat ada 2, yaitu bersifat konsumtif dan bersifat produktif. Zakat yang bersifat konsumtif adalah zakat yang diberikan hanya satu kali atau sesaat saja (digunakan hanya sekali). Sedangkan zakat yang bersifat produktif adalah zakat yang lebih
9
diprioritaskan untuk usaha yang produktif, dan hasil dari semua itu hanya dikhususkan untuk kepentingan umat atau mustahik. Salah satu contoh pendayagunaan dana zakat dari Badan Amil Zakat di Tangerang Selatan dengan programnya yaitu pembinaan SDM berupa beasiswa. Sesuai dengan tema yang di ambil, penulis ingin mengetahui bagaimana mekanisme manajemen pendistribusian dana ZIS pada program-program yang ada di BAZDA Kota Tangerang Selatan, terutama bagaimana menejemen pendistribusian pada salah satu program yaitu program beasiswa. Dari menejemen pendistribusian pada program beasiswa ini akan dilihat apakah sudah baik atau belum.
C. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah Agar penelitian yang dilakukan dan dibahas pada penulisan skripsi ini lebih terarah dan tidak meluas, dibuat batasan masalah yang menjadi pembahasan penelitian. Yang akan dibahas disini adalah Manajemen Pendistribusian Dana ZIS Pada Program Beasiswa di BAZ Kota Tangerang Selatan. Adapun penelitian ini dilakukanpada tanggal 24 September sampai 24 Oktober 2014 bertempat di BAZDA Kota Tangerang Selatan Jl. Pamulang II Blok F1 No. 27 Tangerang Selatan, yang mengumpulkan data sekunder penyaluran zakat periode 2013.
10
Perumusan masalah penelitian adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana mekanisme pendistribusian dana ZIS yang ada di BAZDA Kota Tangerang Selatan? 2. Bagaimana manajemen pendistribusian dana ZIS pada program beasiswa di BAZDA Kota Tangerang Selatan?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian Adapun tujuan penelitian dari penulisan skripsi ini adalah: a. Untuk memahami mekanisme pendistribusian dana ZIS yang ada di BAZDA Kota Tangerang Selatan b. Untuk mengetahui manajemen pendistribusian dana ZIS pada program beasiswa di BAZDA Kota Tangerang Selatan Dengan adanya penelitian ini diharapkan mampu memberikan pencerahan dan daya guna bagi pihak-pihak terkait, yakni sebagai berikut: a. Bagi mahasiswa Menambah wawasan serta ilmu yang luas demi meningkatkan kompetensi diri, kecerdasan intelektual dan emisional dalam pengetahuan tentang ekonomi syariah khususnya tentang zakat dan juga menambah wawasan tentang pola-pola pendistriusian zakat yang dilaksanakan oleh BAZDA Kota Tangerang Selatan.
11
b. Bagi Badan Amil Zakat Menambah sumbangan wacana pemikiran serta motivasi kepada badan amil zakat dalam melakukan program pemerdayaan masyarakat dan juga dapat menjadi rujukan dan perbandingan untuk penerapan pola-pola dan startegistrategi penyaluran zakat yang efektif. c. Bagi Praktisi Agar masyarakat lebih memahami tentang pola pendistribusian zakat yang dijalankan oleh BAZDA Kota Tangerang Selatan pada program beasiswa.
E. Kerangka Teori Zakat pada dasarnya merupakan konsep islam dalam upaya meningkatkan kesejahteraan sosial yang merata melalui pendistribusian harta dari kaya/pemberi kepada orang miskin/penerima zakat (mustahiq) . pendistribusian bisa dilakukan secara langsung maupun melalui perantara. Dimana perantara dalam konteks ini ialah pengelolaan lembaga zakat yang menghimpun dana zakat dan mendayagunakannya sesuai dengan syariat agama. Fungsi dan tugas organisasi zakat adalah mengelola zakat. Mengingat itu kebanyakan organisasi zakat langsung terjun ke masyarakat berkampanye tentang zakat. Cara seperti ini mengabaikan satu hal penting, yaitu tersisihnya perencanaan di tubuh internal organisasi zakat yaitu rancang bangun organisasi.
12
Mereka tak sadar bahwa rancang bangun sosok organisasi zakat merupakan induk kegiatan pengelolaan zakat.9 Sesungguhnya jatuh bangun lembaga zakat terletak pada kreativitas divisi pendayagunaan. Boleh-boleh saja lembaga zakat memiliki struktur organisasi lengkap. Juga boleh lembaga zakat didukung oleh nama-nama besar. Bahkan bisa saja lembaga zakat tiba-tiba memiliki dana yang besar karena mendapat kepercayaan dari beberapa perusahaan besar. Tetapi pada akhirnya, kembali juga pada kreatifitas program pendayagunaan apa yang bisa dikembangkan untuk mustahik. Sesungguhnya program pemerdayaan mustahik, merupakan inti dari fundraising. Dari program ini masyarakat dapat mengetahui sampai sejauh mana performance lembaga zakat. Program pengelolaan zakat terpaku pada yang sifatnya charity murni. Program yang bersifat sosial ini, dicirikan dengan kegiatan yang dikelola secara kepanitiaan, dalam waktu singkat dan habis setelah program itu dilaksanakan. Program charity murni, tak butuh pendamping dan pembinaan dan tanpa pemantauan perkembangan bantuan. Prinsipnya usai kegiatan, selesai pula programnya. Maka dari itu dalam pendayagunaan, ada beberapa kegiatan yang bersifat produktif dan dapat dikembangkan yaitu dalam pengembangan ekonomi seperti penyaluran modal, pembentukan lembaga keuangan, peningkatan usaha dan masih banyak lagi kegiatan-kegiatan yang bisa
9
Eri Sudewo, Manajemen Zakat Tinggalkan 15 Tradisi Terapkan 4 Prinsip Dasar, (Ciputat: IMZ,2004), Cet 1, Hal. 100
13
dikembangkan dalam pengembangan ekonomi. Kemudian kegiatan dalam pembinaan SDM seperti beasiswa dan diklat atau kurus keterampilan. 10
F. Tinjauan (Review) Kajian Terdahulu Untuk menghindari penelitian dengan objek yang sama, maka diperlukan kajian terdahulu. Berdasarkan pengamatan dan pengkajian yang telah dilakukan terhadap beberapa sumber kepustakaan terkait dengan permasalahan yang dibahas dalam penulisan skripsi ini, seperti skripsi yang ditulis Lisa Hafizah, Efejtivitas Pengelolaan Dana Zakat BAZDA Kota Tangerang Selatan terhadap pemerdayaan pengusaha kecil dan mikro, tahun 2005, skripsi tersebut mebahas tentang pengelolaan zakat pada BAZDA Kota Tangerang khususnya dalam hal pemerdayaan pengusaha kecil dan mikro, apakah sudah efektif dan tepat sasaran atau belum. Kemudian juga tentang hubungan BAZDA Kota Tangerang dengan BAZDA-BAZDA Kecamatan. Selanjutnya skripsi Sri Sugianti, Manajemen Pendayagunaan Hewan Qurban Melalui Usaha Pengkornetan Pada Rumah Zakat Indonesia, skripsi mahasiswa fakultas dakqah dan komunikasi jurusan manajemen dakwah disusun pada tahun 2006, skripsi tersebut membahas tentang penerapan fungsi manajemen pendayagunaan hewan qurban dengan proses pengkornetan yang dilakukan oleh rumah zakat indonesia.
10
ibid
14
Terakhir
Panca
Mardisiwanto,
Manajemen
Penghimpunan
dan
Pendistribusian Zakat Melalui teknologi Informasi pada M-zakat Jakarta, skripsi mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi Jurusan Mamajemen Dakwah, disusun pada tahun 2005, berisi tentang penerapan fungsi manajemen untuk menghimpun dan mendistribusikan zakat melalui media teknologi informasi dengan fasilitas SMS (Short Massage Service) Sedangkan Pada penelitian ini, penulis meneliti Manajemen Pendistribusian Dana ZIS Pada Program Beasiswa di BAZDA Kota Tangerang Selatan, yang membahas tentang fungsi manajemen yaitu Planning, Organizing, Actuating dan Controlling.
G. Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.11 Dalam Penelitian ini merupakan penelitian pendekatan Kualitatif dengan jenis metode deskriptif, yaitu metode masalah yang memandu peneliti untuk mengeksplorasi dan atau memotret situasi yang akan diteliti secara menyeluruh, luas dan mendalam.12
11
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D, (Bandung: CV. Alfabeta, 2009), cetakan ke-8, Hal. 2 12 Ibid,Hal. 205
15
Selain itu, penelitian juga merupakan penelitian kepustakaan (library research). Penulis akan mendapatkan data dari literatur berupa buku-buku, makalah, artikel dan tulisan-tulisan lainnya yang menyangkut tentang lembaga pokok bahasan dalam skripsi ini. 2. Waktu dan Tempat Penelitian Adapun penelitian ini dilakukanpada tanggal 24 September sampai 24 Oktober 2014 bertempat di BAZDA Kota Tangerang Selatan Jl. Pamulang II Blok F1 No. 27 Tangerang Selatan. 3. Jenis Data dan Sumber Data A. Jenis Data 1. Data Kualitatif Menurut Bambang dalam bukunya Statistika 1 mengatakan: “Penelitian Kualitatif adalah metode penelitian yang bertujuan untuk membuat pemaparan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai faktafakta dan sifat-sifat pada objek penelitian sesuai dengan permasalahan yang diteliti”. Adapun yang menjadi data kualitatif dalam penelitian ini yaitu data yang bersumber dari hasil pengumpulan data yang diinterpretasikan ke dalam kata-kata sehingga tersusun skripsi ini. B. Sumber Data Penelitian ini merupakan studi kasus di BAZDA Kota Tangerang Selatan. Pengumpulan data dalam penelitian ini dimaksudkan untuk
16
memperoleh bahan-bahan yang relevan dan akurat. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Untuk mendukung penelitian diperlukan data yang aktual. Berdasarkan sumbernya, data-data yang diperoleh dibedakan menjadi : 1. Data Primer Yaitu data utama yang diambil atau didapatkan dari sumber pertama yakni internal data dalam bentuk dokumentasi atau data-data tertulis di BAZDA Kota Tangerang Selatan. 2. Data Sekunder Dalam penelitian ini penulis melakukan studi kepustakaan (Library Research) yaitu dengan mempelajari buku kepustakaan, literature, bulletin, majalah serta materi kuliah yang berkaitan erat dengan pembahasan masalah ini. 1. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dilakukan mealui: a. Observasi, yaitu dengan mengadakan pengamatan langsung ke BAZDA Kota Tangerang Selatan untuk mengkonfrontir sebagai temuan dalam wawancara dengan situasi rill lapangan. Observasi juga sekaligus merupakan teknik untuk membaca secara objektif pendistribusian dana ZIS pada program beasiswa. . b. Wawancara (interview), yaitu dengan mengajukan pertanyaan kepada pihak-pihak yang terkait secara mendalam yang dapat
17
menjelaskan berbagai aspek mengenai manajemen pendistribusian dana ZIS pada program beasiswa. Dalam hal ini penulis melakukan wawncara kepada pihak terkait yaitu ketua BAZDA Kota Tangerang Selatan yaitu Bapak Drs. K.H. Endang Saefuddin, M.A. c. Studi dokumentasi, pengumpulan data-data yang diperlukan dengan cara memeperoleh data dokumentasi tentang Manajemen pendistribusian pada program beasiswa dari lokasi penelitian serta mencari bahan pustaka/buku-buku rujukan yang berkaitan dengan judul penulisan skripsi yang sedang dibuat ini. 2. Teknik Analisa Data Teknik analisis data yang penulis pergunakan adalah metode analisis kualitatif deskriptif, yaitu menganalisis berdasarkan informasi yang diperoleh dari wawancara, studi dokumentasi dan observasi atau penelitian yang menentukan dan menafsirkan data yang berkesan denga situasi yang dialami sekarang, sikap dan pandangan yang menggaejala saat ini, hubungan antara variabel, pertentangan dua atau lebih, pengaruh terhadap situasi kondisi, perbedaan antara fakta dan lain-lain. Kemudian ditarik suatu kesimpulan yang diharapkan setiap fakta yang ada bisa diterima secara logis dan ilmiah.
18
3. Teknik Penulisan Laporan Teknik penulisan serta penyusunan skripsi ini, semua berpedoman pada buku Pedoman Penulisan Skripsi Tahun 2012 yang diterbitkan oleh Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah.
H. Sistematika Penulisan Dalam sistematika penuliasan skripsi ini, penulis membaginya menjadi 5 (lima) bab dengan beberapa sub Bab yang pada garis besarnya adalah pada Bab 1 akan menguraikan tentang berisi latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat, serta review studi terdahulu, metode penelitian dan teknik penulisan serta sistematika penulisan. Pada Bab II akan membahas yang berisi pembahasan mengenai konsep zakat yang meliputi definisi zakat, hukum zakat, Fungsi dan Tujuan Penyaluran Zakat, syarat-syarat wajib zakat. Konsep manajemen meliputi pengertian manajemen, fungsi-fungsi manajemen, dan unsur-unsur manajemen. Konsep program meliputi: pengertian program, macam-macam program, dan tujuan program. Konsep pendistribusian meliputi. Pada Bab III akan membahas mengenai gambaran umum dari Badan Amil Zakat Daerah (BAZDA) yang meliputi
sejarah berdirinya BAZDA Kota
Tangerang Selatan, landasan hukum, visi dan misi, tugas, fungsi dan tanggung
19
jawab, struktur organisas, program kerjanya dan program BAZDA Kota Tangerang Selatan. Pada Bab IV akan dijelaskan analisis manajemen pendistribusian dana ZIS pada program beasiswa di BAZDA Kota Tangerang Selatan yaitu berisi tentang mekanisme pendistribusian dana ZIS dan manajemen program pendistribusian pada program beasiswa. Pada Bab V merupakan bagian akhir penulisan yang akan menunjukan pokokpokok penting dari keseluruhan pembahasan ini. Bagian ini menunjukan jawaban ringkas dari permasalahan yang dibahas yang berisi kesimpulan dan saran
BAB II LANDASAN TEORETIS A. Konsep Zakat 1. Definisi Zakat Menurut bahasa (lughat), zakat berarti: tumbuh, berkembang, kesuburan atau bertambah (HR. At-Tirmidzi). Dalam Q.S. Al-Taubah: 10 dijelaskan bahwa pengertian zakat juga berarti membersihkan atau mensucikan sebagaimana dalam penjelasan ayat berikut ini: Artinya: “Ambilah zakat dari sebagaian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka, dan mendo’alah untuk mereka. Sesungguhnya do’a kamu itu (menjadi) ketentraman jiwa bagi mereka. Dan allah maha mendengar lagi maha mengetahui” (Q.S. At-Taubah: 103). Hafidhuddin13 menjelaskan definisi zakat berdasarkan kitab al-mu’jam al-wasith. Ditinjau dari segi bahasa, kata zakat mempunyai beberapa arti, yaitu al-barakatu (keberkahan), an-nama (pertumbuhan dan perkembangan), at-thaharatu (kesucian) ash-shalatu (keberesan). Ditinjau dari segi istilah, zakat adalah bagian dari harta dengan persyaratan tertentu, yang Allah SWT
13
Didin Hafidhuddin, Zakat Dalam Perekonomian Modern (Jakarta: Gema Press, 2002)
20
21
wajibkan kepada pemiliknya, untuk diserahkan kepada yang berhak menerimanya, dengan persyaratan tertentu pula (Yogatama, 2009). Fakhruddin (2008) menjelaskan definisi zakat menurut para ulama mazhab berdasarkan kitab Al-Fiqh Al-Islami Wa Adilatuhu, antara lain: 1. Ulama Malikyah (mazhab imam malik) mendefinisikan zakat adalah mengeluarkan bagian khusus dari harta yang telah mencapai nishab (jumlah minimal yang menyebabkan harta terkena kewajiban zakat) untuk mustahiq-nya, jika milik semprna dan mencapai haul (tenggang waktu satu tahun hijriyah) selain barang tambang, tanaman dan barang temuan. 2. Ulama Hanafiyah (mazhab imam hanafi) mendefinisikan zakat adalah kepemilikan bagian harta tertentu untuk orang atau pihak tertentu yang telah ditentukan Allah SWT untuk menharapkan keridhaan-Nya. 3. Ulama Syafi’iyah (mazhab imam hanafi) mendefinisikan zakat adaah nama bagi sesuatu yang dikeluarkan dari harta dan badan dengan cara tertentu. 4. Ulama
Hanabilah
(mazhab
imam
ahmad
ibn
hanbal)
mendefinisikan zakat adalah hak wajib dalam harta tertentu untuk kelompok tertentu pada waktu tertentu.
22
Dalam UU No. 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat (PZ), yang dimuat dalam pasal 1 Bab 1 ketentuan umum dijelaskan bahwa definisi zakat adalah harta yang wajib dikeluarkan oleh seorang muslim atau badan usaha unruk diberikan kepada yang berhak menerimanya sesuai dengan syariat islam. 2. Hukum Zakat Zakat merupakan bagian dari rukun islam, disamping syahadat, sholat, puasa dan haji. Oleh sebab itu, hukum zakat adalah wajib (fardhu) atas setiap muslim yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu. Sudewo (2004) membagi secara fungsional rukun islam ke dalam dua kategori yaitu ibadah yang bersifat vertikal (habluminallah) seperti syahadat, sholat, puasa dan haji serta ibadah yang bersifat horizontal (habluminannas) yaitu zakat, syahadat, sholat, puasa dan haji merupakan rukun islam yang pelaksanaannya dari pribadi, oleh pribadi dan untuk pribadi yang bersangkutan. Sebaliknya, zakat merupakan komponen ibadah yang pelaksanaannya dimulai dari muzakki, dikelola oleh amil dan diperuntukan bagi mustahik. Berikut ini beberapa ayat dalam berbagai surat Al-Qur’an yang menjadi dasar kehujjahan zakat: “dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat serta rukuklah bersama orangorang yang ruku” (Q.S. Al-Baqarah: 43)
23
“dan dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak berjunjung, pohon korma, tanam-tanaman yang bermacem-macem buahnya, zaitundan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak sama (rasanya). Makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan disedekahkan kepada fakir miskin): dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesumgguhnya allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.” (Q.S. AlAn’am: 141) 3. Fungsi dan Tujuan Penyaluran Zakat Tujuan utama dari zakat adalah menghapus kefakiran, kemiskinan, dan kemelaratan. Yusuf Al-Qardhawi, alam kitabnya Hukum Zakat membagi tujuan zakat kepada tiga bagian, yaitu: dari pihak para wajib zakat (muzzaki), pihak penerima zakat dan dari kepentingan masyarakat. Tujuan zakat dan dampaknya bagi muzzaki yaitu: zakat mensucikan jiwa dari sifat kikir, medidik berinfak dan memberi, berakhlak dengan Akhlak Allah, merupakan manifestasi syukur atas nikmat Allah, mengobati hati dari cinta dunia, mengembangkan kekayaan batin, menarik rasa simpati / cinta, serta dapat mengembangkan harta. Sedangkan bagi penerima zakat, antara
24
lain untuk membebaskan penerima dari kebutuhan hidup dan dapat menghilangkan sifat benci dan dengki yang sering menyelimuti hati mereka jika melihat orang kaya yang bakhil. Adapun tujuan zakat dilihat dari kepentingan kehidupan sosial, antara lain bahwa zakat bernilai ekonomik, merealisasi fungsi harta sebagai alat perjuangan menegakkan agama Allah (jihad fi sabilillah), dan mewujudkan keadilan sosial ekonomi masyarakat pada umumnya. Lebih luas lagi wahbah menguraikan tujuan zakat bagi kepentingan masyarakat, sebagai berikut: 1. Manggalang jiwa dan semangat saling menunjang dan solidaritas sosial dikalangan masyarakat islam. 2. Merapatkan dan mendekatkan jarak dan kesenjangan sosial ekonomi dalam masyarakat. 3. Menanggulangi pembiayaan yang mungkin timbul akibat berbagai bencana seperti bencana alam dan sebagainya. 4. Menutup
biaya-biaya
yang
timbul
akibat
terjadinya
konflik,
persengketaan dan berbagai bentuk kekacauan dalam masyarakat. 5. Menyediakan suatu dana taktis dan khusus untuk penanggulangan biaya hidup bagi para gelandangan, para pengangguran dan para tuna sosial lainnya, termasuk dana untuk membantu orang-orang yang hendak menikah tetapi tidak memiliki dana untuk itu.
25
Al-Tayyar menambahkan, bahwa tujuan zakat selain sebagai ibadah, ia juga bertujuan untuk menghapuskan berbagai dosa dan kesalahan, menolak bala bencana, serta mendorong meningkatkan semangat dan produktifitas kerja, sehingga pada gilirannya mampu menghilangkan sikap dan status seseorang dari kemiskinan dan tangan di bawah (yad al-sufla).14 Sebagaimana shalat yang menjadi tiang agama, maka zakat merupakan tiang masyarakat, yang apabila tidak ditunaikan dapat meruntuhkan sendi-sendi sosial ekonomi masyarakat, karena secara tidak langsung penahnan (tidak menunikan) zakat dari oang-orang kaya itu merupakan perekayasaan pemiskinan secara struktural. Zakat yang mempunyai dimensi sosial disamping dimensi sakral, bila tidak ditunaikan akan menimbulkan dampak negatif berupaya kerawnan sosial, seperti banyaknya pengangguran dan masalah-masalah sosial. 4. Syarat-Syarat Wajib Zakat Harta yang akan dikenakan zakatnya harus telah memenuhi persyaratanpersyaratan yang sesuai dengan syara’. Fakhruddin (2008) membagi syarat ini menjadi dua, yaitu syarat wajib dan syarat sah berdasarkan kitab al-fiqh alislamiy wa adillatuhu. Adapun syarat wajib zakat adalah: a) Merdeka
14
Abdurrahman Qadir, Zakat Dalam Dimensi Sosial Dan Mahdhah (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2001), Hal. 76-77.
26
Seorang budak tidak dikenai kewajiban membayar zakat, karena dia tidak memiliki sesuatu apapun. Semua miliknya adalah milik tuannya. b) Islam Seorang non muslim tidak wajib membayar zakat. Adapun untuk mereka yang murtad (keluar dari agama islam), terdapat perbedaan pendapat. Menurut imam syafi’i orang murtad diwajibkan membayar zakat terhadap harta-hartanya seelum dia murtad. Sedangkan menurut imam hanafi, seorang murtad tidak dikenai zakat terhadap hartanya karena peruatan riddahnya telah menggugurkan kewajiban tersebut. Menurut malikiyah, islam adalah syarat sah, ukan syarat wajib. Oleh karena itu orang kafir wajib berzakat meskipun tidak sah menurut islam. c) Baligh dan berakal Anak kecil dan orang gila tidak dikenai zakat pada hartanya, karena keduanya tidak dikenai khitab perintah. d) Harta tersebut merupakan harta yang memang wajib dizakati, seperti : naqdaini (emas dan perak) termasuk juga al-auraq al-naqdiyah (suratsurat berharga), barang tamang dan temuan (rikaz), barang dagangan, taman-tamanan dan buah-buahan, serta hewan ternak. e) Harta tersebut telah mencapai nishab (ukuran jumlah). f) Harta tersebut adalah milik penuh (al-milk al-tam).
27
Harta tersebut berada di bawah kontrol dan di dalam kekuasaan pemiliknya, atau seperti menurut sebagian ulama bahwa harta itu berada di tangan pemiliknya, di dalamnya tidak tersangkut dengan hak orang lain dan ia dapat menikmatinya. Atau bisa juga dikatakan sebagai kemampuan pemilik harta mentransaksikan miliknya tanpa campur tangan orang lain. Menurut Hanafiyah, Al-Milk Al-tam adalah harta yang berada dalam tangan atau kekuasaannya. Oleh karena itu jika seseorang memiliki sesuatu (harta), namun dia tidak menggenggamnya, maka ia tidak wajib di zakati, seperti maskawin bagi seorang perempuan sebelum dia menerimanya. Sedangkan menurut malikiyah, al-milk altam adalah kepemilikan seseorang sehingga dia berkesempatan untuk menggunakan harta yang dimilikinya. Oleh karena itu, tidak wajib zakat bagi seorang budak atas segala sesuatu yang dimilikinya karena kepemilikannya tidak sempurna. g) Telah berlalu satu tahun atau cukup haul (ukuran waktu, masa). Haul adalah perputaran harta satu nisha dalam 12 bulan Qamariyah. Apabila terdapat kesulitan akuntansi karena biasanya anggaran dibuat berdasarkan tahun syamsiyah, dengan penamahan volume (rate) zakat yang waji diayar, dari 2,5 % menjadi 2,575 % sebagai akibat kelebihan harta bulan syamsiyah dari hari bulan qomariyah
28
h) Tidak adanya hutang. Adurahman al-jaziri dalam Fakhruddin (2008) merinci pendapat para imam mazhab sebagai berikut. Berkait dengan hal itu, Hanafiyah memagi hutang menjadi tiga macam, yaitu pertama, hutang yang murni erkaitan dengan seseorang, kedua, hutang yang berkaitan dengan Allah SWT namun dia dituntut dari aspek manusia, dan ketiga, hutang yang murni berkaitan dengan Allah SWT dan tidak ada tuntutan dari aspek manusia, seperti hutang nadzar dan kafarat, zakat fitrah dan nafkah haji. Hutang yang bisa mencagah seseorang untuk membayar zakat adalah hutang dalam kelompok pertama dan kedua. Oleh karena itu, ketika seseorang telah mencapai nisa dan haul, namun dia masih mempunyai hutang, maka dia tidak waji berzakat kecuali zakat tanamtanaman dan buah-buahan. Imam Maliki mengatakan bahwa jika seseorang mempunyai hutang yang mengurangi nishab dan dia tidak mempunyai harta yang bisa menyempurnakan nishabnya, maka dai tidak wajib berzakat. Ini adalah syarat khusus untuk zakat emas dan perak jika keduanya bukan arang tambang dan barang temuan. Imam Hambali berpendapat bahwa tidak wajib zakat bagi seseorang yang menghabiskan nishab hartanya atau menguranginya, meskipun hutang terseut bukan sejenis dengan harta yang akan dizakati atau bukan hutang pajak. Hutang terseut mencegah wajibnya zakat pada
29
al-amwal al-bathiniyah seperti uang dan niali arang dagangan, barang tamang, al-amwal al-dzahrah seperti hewan ternak, biji-ijian dan buahbuahan. Jika seseorang mempunyai harta tapi berhutang, maka hendaklah dia melunasi hutangnya dulu kemudian dibayar zakatnya jika memenuhi nishab. i) Melebihi kebutuhan dasar atau pokok Barang-barang yang dimiliki untuk kebutuhan pokok, seperti rumah pemukiman, alat-alat kerajinan, alat-alat industri, sarana transportasi dan angkutan, seperti mobil dan perabotan rumah tangga, tidak dikenakan zakat. Demikian juga dengan uang simpanan yang dicadangkan untuk melunasi hutang. Tidak diwajibkan zakat, karena seorang kreditor sangat memerlukan uang yang ada di tangannya untuk melepaskan dirinya dari cengkraman hutang. j) Harta tersebut harus di dapatkan dengan cara yang baik dan halal. Maksudnya bahwa harta yang haram, baik substansi bendanya maupun cara mendapatkannya jelas tidak dikenakan kewajiban zakat, karena Allah tidak menerima kecuali yang baik dan halal. k) Berkembang Qardhawi dalam Fakhruddin (2008) membagi pengertian tersebut menjadi dua, yaitu pertama, bertambah secara konkrit (haqiqi). Dan kedua, bertambah secar tidak konkrit (taqdiri). Berkembang secara konkrit adalah bertambah akibat pembiakan dan perdagangan dan
30
sejenisnya. Sedangkan berkembang tidak secara konkrit adalah kekayaan itu berpotensi berkembang baik berada di tangannya maupun di tangan orang lain atas namanya.
B. Konsep Manajemen 1. Pengertian Manajemen Pengertian manajemen berasal dari bahasa inggris dengan katakerja “to manage” secara umum berarti mengurusi.15 Dalam kamus besar bahasa Indonesia manajemen berarti: a. Proses penggunaan sumberdaya yang efektif untuk mencapai sasaran b. Pimpinan yang bertanggung jawab atas jalannya perusahaan. Pada sumber lain disebutkan bahwa manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu. 16 Dan manajemenberarti prosesperencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan berbagai usaha anggota organisasi dan penggunaansumbersumber daya organisasi untuk mencapai tujuan organisasi, yang telah ditetapkan.17
15
A.M Kadarman dan Jusuf Udaya, Pengantar Ilmu Manajemen, Buku Panduan Untuk Mahasiswa, (Jakarta: Gramedia Pustaka Gama, 2001) Cet-1 Hal, 5S 16 Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan, Dasar-Dasar Perbankan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), Hal, 54 17 Saud Hasan, Manajemen, Pokok-pokok Pengertian dan Soal Jawaban, (Yogyakarta: BPPE, 1989), Cet-1 Hal, 2
31
Istilah manajemen memiliki berbagai pengertian. Secara universal manajemen adalah penggunaan sumberdaya organisasi untuk mencapai sasaran dan kinerja yang tinggi dalam berbagai tipe organisasi profit maupun nonprofit. Selanjutnya kata benda “manajemen” atau managemen dapat mempunyai berbagai arti. Pertama, sebagai pengelolaan, pengendaliaan atas penanganan (managing). Kedua, perlakuan secara terampil untuk menangani sesuatu berupa skillfull treatment. Ketiga, gabungan dari dua pengertian tersebut, yaitu yang berhubungan dengan pengelolaan suatuperusahaan, rumah tangga atau suatu bentuk kerjasama dalam mencapai suatu tujuan tertentu, Adapun manajemen menurut istilah: dalam hal ini para ahli berpendapat diantaranya: a. Andrew F. Sikula Manajemen pada umumnya dikaitkan dengan aktivitas-aktivitas perencanaan,
pengorganisasian,
pengendalian,
penempatan,
pengarahan, pemotivasian, komunikasi dan pengambilan keputusan yang dilakukan oleh setiap organisasi dengan tujuan untuk mengkoordinasikan berbagai sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan sehingga akan dihasilkan suatu produk dan jasa secara efesien. b. George R. Terry Manajemen adalah suatu proses yang berbeda terdiri dari Planning, Organizing, Actuating dan Controlling yang dilakukan untuk
32
mencapai tujuan yang ditentukan dengan menggunakan manusia dan sumber daya lainnya.18 c. Zaini Muchtaram Manajemen adalah aktifitas untuk mengatur kegunaan sumber daya bagi tercapainya tujuan organisasi secara efektif.19 Manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melali kegiatan orang lain dan mengawasi usaha-usaha individu untuk mencapai tujuan yang sama. Manajemen adalah seni (Art) atau suatu ilmu pengetahuan. Mengenai ini pun sesungguhnya belum ada keseragaman pendapat, segolongan mengatakan bahwa manajemen adalah seni dan segolongan yang lain mengatakan bahwa manajemen adalah ilmu. Sesungguhnya kedua pendapat itu sama mengantung kebenarannya. Jika
menyimak
definisi-definisi
diatas
dapatlah
ditarik
kesimpulan mengenai manajemen, bahwa: a. Manajemen mempunyai tujuan yang ingin dicapai. b. Manajemen merupakan perpaduan antara ilmu dengan seni. c. Manajemen merupakan proses yang sistematis, terkoordinasi, kooperatif dan integrasi dalam memanfaatkan unsure-unsurya.
18
Yayat M. Harujito, Dasar-dasar Manajemen, (Jakarta: PT. Grazsindo, 2004), Cet ke-3, Hal,
3 19
Zaini Muchtaram, Dasar-dasar Manajemen Dakwah, (Yogyakarta: Al-amin dan Ikfa, 1996), Cet ke-1, Hal, 3
33
d. Manajemen baru dapat diterapkan jika ada dua orang atau lebih melakukan kerjasama dalam suatu organisasi. e. Manajemen harus didasarkan pada pembagian kerja, tugas, dan tanggung jawab. f. Manajemen terdiri dari beberapa fungsi. g. Manajemen hanya alat untuk mencapai tujuan. 2. Fungsi-fungsi Manajemen Fungsi manajemen dalam hal ini adalah sejumlah kegiatan yang meliputi berbagai jenis pekerjaan yang dapat digolongkan dalam suatu kelompok sehingga membentuk suatu kesatuan administrative. Para ilmuan telah sepakat bahwa pada dasarnya jenis keseluruhan fungsi-fungsi manajemen dapat digolongkan kepada dua jenis utama, yaitu fungsi organic dan fungsi yang digolongkan kepada jenis fungsi-fungsi organik dan fungsi penunjang, sebagaimana dinyatakan dalam bukunya fungsi-fungsi manajemen yang ditulis oleh Sondang P. Siagian, yaitu: a. Fungsi organic adalah keseluruhan fungsi utama, yang mutlak diperlukan oleh para manajer dalam rangka pencapaian tujuan dan berbagai sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Fungsi-fungsi organic tersebut merupakan penjabaran kebijaksanaan dasar atau strategi organisasi yang telah ditetapkan dan harus digunakan sebagai dasar bertindak.
34
b. Fungsi-fungsi
penunjang
adalah
berbagai
kegiatan
yang
diselenggarakan oleh orang-orang atau satuan kerja dalam organisasi dan dimaksudkan mendukung semua fungsi organic pra manajer.20 Selanjutnya Sondang P. Siagian menjelaskan bahwa fungsi-fungsi dari manajemen yang disingkat dengan POAC, yaitu: a. Planning (Perencanaan) Planning berarti memilih dan menghubung-hubungi kenyataan dalam membayangkan dan merumuskan tindakan-tindakan yang dianggap perlu untuk mencapai hasil yang diinginkan.21 Setiap kegiatan yang dilakukan oleh seorang atau lembaga tertentu
mempunyai tujuan dan untuk mencapai tujuan tersebut
perlulah dibuat suatu “perencanaan” terlebih dahulu, namun perlu kita ketahui bahwa tujuan dan perencanaan adalah tidak sama. Tujuan merupakan suatu yang ingin dicapai sehingga merupakan sasaran , sedangkan perencanaan merupakan alat untuk mencapai tujuan atau sasaran tersebut. Kegiatan yang terdapat dalam perencanaan adalah sebagai berikut: 1) Perkiraan (forecasting)
20
Sondang P. Siagian, Fungsi-fingsi Manajerial, (Jakarta: Bumi Aksara, 1992) Cet ke-2. Hal,
44 21
J. Panglaikin dan Hazil Tanzil, Manajemen Suatu Pengantar, (Jakarta: Gharlia Indonesia, 1960), Cet, ke- 1, Hal.78
35
2) Tujuan (objective) 3) Program (programming) 4) Jadwal (schedule) 5) Prosedur (procedure) Dari berbagai pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa perencanaan merupakan alat untuk mencapai tujuan dengan proses yang sistematis untuk menggambarkan dan merumuskan apa yang harus dilakukan dan dikerjakan pada masa depan dalam sebuah organisasi. b. Organizing (Pengorganisasian) Organizing adalah mengelompokan kegiatan sesuai yang diperlakukan yaitu menentukan susunan organisasi, serta tugas dan fungsi masing-masing unit yang ada dalam organisasi, serta menetapkan kedudukan dan sifat hubungan di antara masing-masing unit tersebut. Yang apabila dikerjakan secara seksama akan menjamin efisiensi pengguna tenaga kerja. Pengorganisasian mempunyai arti yang penting bagi proses sebuah kegiatan, sebab dengan pengorganisasian maka rencana kegiatan menjadi lebih mudah pelaksanaanya. Hal ini disebabkan adanya pembagian tindakan atau kegiatan-kegiatan dalam tugas-tugas yang terperinci serta diserahkan pelaksaannya kepada beberapa orang yang telah ditentukan.
36
Dari
definisi-definisi
diatas,
dapat
disimpulkan
bahwa
pengorganisasian adalah keseluruhan proses pengelompokan orangorang, alat-alat, tugas-tugas serta wewenang dan tanggung jawab sedemikian rupa sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat digerakan sebagai suatu kesatuan yang utuh dan bulat dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.22. Proses pengorganisasian yaitu: 1) Membagi-bagi dan menggolongkan tindakan yang akan dikerjakan dalam kesatuan tertentu. 2) Menentukan dan merumuskan tugas dari masing-masing kesatuan serta menempatkan pelaksana untuk melakukan tugas yang telah ditentukan. 3) Memberikan wewenang kepada masing-masing pelaksana. 4) Menetapkan jalinan hubungan.23 c. Actuating (Penggerakan) Actuating
merupakan
fungsi
organic
manajemen
yang
terpenting berhasil tidaknya rencana yang ditetapkan tergantung mampu
tidaknya
seorang
pemimpin
melaksanakan
fungsi
penggerakan.24penggerakan mempunyai arti sangat penting, sebab di
22 23
Sondang P. Siagian, Fungsi-Fungsi Manajerial, (Jakarta:Bumi Aksara, 2004), Hal 60 Abdul Rasyad Sholeh, Manajemen Dakwah Islam, (Jakarta: Bulan Bintang 1993), Cet, ke-
3, Hal.54 24
Soebani dan Mochtar, , (Surabaya: Insitut Dagang Mochtar. 1994)
37
antara fungsi manajemen lainnya, penggerakan dalam fungsi yang secara langsung berhubungan dengan manusia(pelaksana), dengan fungsi inilah ketiga fungsi manajemen yang lain baru aktif. Di sini fungsi penggerakan berperan sebagai pendorong tenaga pelaksana untuk segera melaksanakan yang telah direncanakan. Didalam penggerakan
mengandung
kegiatan-kegiatan
member
motivasi,
directing, koordinasi, komunikasi dan memperkembangkan para pelaksana. Dari definisi diatas, dapat disimpulakn bahwa penggerakan merupakan hal yang sangat menentukan bagi kelancaran organisasi yang telah direncanakan dan diorganisir sebelumnya. Langkah-langkah penggerakan diantaranya yaitu: 1) Memberi motivasi 2) Pembimbingan 3) Menjalin hubungan 4) Penyenggaraan komunikasi 5) Pengembangan atau peningkatan pelaksana.25 d. Controlling (Pengendaliaan/Pengawasan) Controlling sering juga disebut pengendalian, definisinya adalah salah satu fungsi yang berupa mengadakan penilaian dan sekaligus bila perlu mengadakan koreksi sehingga apa yang sedang 25
Ibid, hal. 112
38
dilakukan para kegiatan dapat diarahkan dijalan yang benar dengan maksud tercapainya tujuan yang sudah digariskan semula. Dalam pelaksanaan kegiatan pimpinan mengadakan pemeriksaan dan penilaian, mencocokan serta mengusahakan agar kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan serta tujuan yang ingin dicapai.26 Ketiga fungsi manajemen di atas Planning, Organizing, dan Actuating, tidak akan efektif dan efesien tanpa adanya Controlling atau pengendalian. Bila terjadi penyimpangan, maka manajer segera memberikan peringatan untuk meluruskan kembali langkah-langkah yang telah dilakukan oleh anggota organisasi agar sesuai dengan apa yang telah direncanakan.27 Adapun langkah-langkah pengawasan, diantaranya yaitu: 1) Penetapan standar pelaksana 2) Penentuan ukuran-ukuran pelaksanaan 3) Pengukuran pelaksanaan 4) Membandingkan dengan standar yang telah ditetapkan. Dari beberapa fungsi manajemen yang telah dikemukakan diatas,
26
dapat
dipahami
bahwa
bila
fungsi-fungsi
manajemen
M. Manullang, Dasar-Dasar Manajemen, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1996), Cet. Ke-15,
Hal.23-24 27
H. Zaini Muchtarom, Dasar-dasar Manajemen Dakwah, (Yogyakarta: Al-amin dan IKHFA, 1996). Cet. Ke-1, Hal.47
39
dipergunakan dalam suatu kegiatan, maka setiap kegiatan organisasi atau instasi bisa berjalan dengan efektif dan efesien. 3. Unsur-unsur Manajemen Dalam kegitan atau aktivitas manajemen guna mencapai tujuan yang efektif dan efesien, maka sangat diperlukan sekali adanya fasilitas atau saranasarana alat kerja yang disebut sumber atau unsure-unsur manajemen. Sarana atau unsur-unsur manajemen itu lebih dikenal dengan 6M, dinyatakan dalam bukunya Dasar-dasar Manajemen Dakwah yang ditulis oleh Zaini Muchtaram, yaitu: Man (manusia), Money (uang), Material (bahan), Machine (mesin), Methods (metode atau cara kerja), dan Market (pasar).
a. Man (Manusia) Berbagai macam aktivitas yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan balik ditinjau dari sudut proses ataupun bidang diperlukan adanya campur tangan manusia, tanpa adanya manusia suatu rencana/aktivitas tidak akan mungkin mencapai tujuan. b. Money (Uang) Untuk melakukan aktivitas diperlukan uang, seperti upah atau gaji orang-orang yang membuat rencana, mengadakan pengawasan, bekerja dalam proses produksi, membeli bahan-bahan, berbagai macam peralatan yang dibutuhkan, dan lainnya guna mencapai tujuan. c. Material (Bahan atau perlengkapan)
40
Dalam proses pelaksanaan kegiatan, manusia menggunakan bahan-bahan, yaitu seperti meenggunakan sumber daya alam, karena bahan yang dibutuhkan dalam oprasional guna untuk menghasilkan barang atau jasa untuk dijual. d. Machine (Mesin) Demikian juga halnya dengan mesin, terlebih dalam kemajuan teknologi dewasa ini, mesin bukan lagi sebagai pembantu bagi manusia melainkan sebaliknya manusia telah diubah kedudukannya sebagai pembantu mesin. e. Methods (Metode atau cara kerja) Metode adalah cara yang digunakan dalam mewujudkan rencana yang telah ditentukan sebelumnya guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Metode atau cara juga sangat menentukan kelncaran jalannya roda manajemen dalam suatu organisasi akan menghasilkan produk yang baik pula sehingga akan mencapai tujuan dengan efektif dan efesien. f. Market (Pasar) Barang-barang hasil produksi suatu lembaga atau perusahaan tentunya segera dipasarkan. Oleh sebab itu aktivitas pemasaran dalam manajemen ditetapkan sebagai salah satu unsure yang tidak dapat
41
diabaikan. Penguasaan diperlukan guna menyebarluaskan hasil-hasil produksi agar sampai ketengah konsumen.28
C. Konsep Program 1. Pengertian program Program itu sebenernya adalah kumpulan dari tulisan-tulisan yang saling berhubungan yang menghasilkan satu buah hasil. Program adalah sederetan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan oleh seseorang atau sekelompok organisasi, lembaga bahkan negara mempunyai suatu program. Suharsimi Arikanto mengemukakan program sebagai berikut:29 Program adalah suatu rencana yang pada dasarnya telah menggambarkan rencana yang konkrit. Rencana ini konkrit, karena dalam program telah terencana baik sasran, kebijakan, prosedur, waktu maupun anggaran. Jadi, program juga merupakan usaha-usaha untuk mengefektifkan rangkaian tindakan yang harus dilaksanakan menurut bidangnya masing-masing.30 Kegiatan yang sudah dilaksanakan bukan lagi suatu program, kegiatan yang tidak direncanakan walaupun terjadi bukan merupakan suatu program. Ada tiga pengertian penting dalam menentukan program: 28
Zaini Muchtaram, Dasar-dasar Manajemen Dakwah, (Yogyakarta: Al-amin dan Ikfa, 1996), Cet ke-1, Hal, 45 29 Suharsimi Arikanto, Penilaian Program Pendidikan, (Yogyakarta: Bina Aksara, 1998), Hal 1. 30 Malayu Hasibuan, Manajemen Dasar, Pengertian Dan Masalah, (Jakarta: PT. Bina Aksara, 2008), Edisi Revisi, Cet ke-3, Hal 96.
42
a. Realisasi atau implementasi suatu kebijakan. b. Terjadi dalam waktu relative lama bukan kegiatan tunggal tetapi jamak dan berkesinabungan. c. Terjadi dalam organisasi yang melibatkan sekelompok orang. 2. Macam-macam program Jenis program dapat bermacam-macam wujud, jika ditinjau dari berbagai macam aspek. Program ditinjau dari: a. Tujuan, ada yang bertujuan mencari keuntungan, maka ukurannya adalah seberapa banyak program yang tersebut telah memberikan keuntungan dan jika program tersebut bertujuan sukarela, maka ukurannya adalah seberapa banyak program tersebut bermanfaat bagi orang lain. b. Jenis,
ada
program
pendidikan,
program
koperasi,
program
kemasyarakatan dan kebahagiaan dan sebagainya. Klasifikasi tersebut tergantung dari isi program yang bersangkutan. c. Jangka waktu, ada program jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. d. Keluasan. Ada program sempit ada program luas. Program sempit hanya menyangkut program yang terbatas sedangkan program luas menyangkut banyak variabel.
43
e. Pelaksanaannya, ada program kecil dan ada program besar. Program kecil hanya dilaksanakan beberapa orang, sedangkan program besar dilaksanakan oleh banyak orang. f. Sifatnya, ada program penting dan ada program kurang penting. Program penting yang dampaknya menyangkut orang banyak, menyangkut hal-hal yang vital sedangkan program kurang penting adalah sebaliknya. 3. Tujuan program Tujuan adalah sasaran atau maksud yang harus dicapai dalam proses pelaksanaan kegiatan yang direncanakan. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Suharsini Arikunto sebagai berikut: “Tujuan program merupakan sesuatu yang pokok dan harus dijadikan pusat perhatian evaluator. Jika suatu program tidak mempunyai tujuan yang tidak bermanfaat, maka program tersebut tidak perlu dilaksanakan. Tujuan menentukan apa yang akan diraihnya.” Tujuan program dibagi menjadi dua bagian yaitu program umum dan program khusus (objektif). Tujuan umum biasanya menunjukan otput dari program jangka panjang sedangkan jangka khusus outputnya jangka pendek.31 Berbicara mengenai program atau tujuan program tidak dapat terlepas dari kurikulum. Kurikulum adalah acuan yang berisi tentang sejumlah
31
35.
Suharsimi arikanto, Penilaian Program Pendidikan, (Yogyakarta: Bina Aksara, 1998), Hal,
44
pelajaran yang dilaksanakan dalam suatu kegiatan belajar mengajar, sebagaimana yang dikemukakan oleh S. Nasution bahwa kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh atau sejumlah pelajaran yang harus dikuasai untuk mencapai suatu tingkat atau ijazah.32
D. Konsep Pendistribusian Istilah pendistribusian, berasal dari kata distribusi yang berarti penyaluran atau pembagian kepada beberapa orang atau beberapa tempat. Oleh karena itu, kata ini mengandung makna pemberian harta zakat kepada para mustahiq zakat secara konsumtif. Sedangkan, istilah pendayagunaan berasal dari kata dayaguna yang
berarti
kemampuan
mendatangkan
hasil
atau
manfaat.
Istilah
pendayagunaan dalam konteks ini mengandung makna pemberi zakat kepada mustahiq secara produktif dengan tujuan agar zakat mendatangkan hasil dan manfaat bagi yang memperodutifkan. Pendistribusian zakat adalah inti dari seluruh kegiatan pengumpulan dana zakat. Di dalam mengoptimalkan fungsi zakat sebagai amal ibadah sosial mengharukan pendistribusian zakat diarahkan pada model produktif dari pada model komsumtif seperti ketentuan yang tercantum dalam UU No. 23 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Zakat. Dalam pelaksanaannya, model pendayagunaan zakat pada penyaluran dana diarahkan pada sektor-sektor pengembangan ekonomi
32
S. Hasibuan, Asas Dan Kurikulum, (Bandung: CV. Jenimar. 1975), Hal, 5
45
dengan harapan hasilnya dapat mengangkat taraf kesejahteraan mustahiq. Secara garis besar model pendistribusian zakat digolongkan ada empat yaitu: 1. Model distribusi bersifat konsumtif tradisional Model distribusi bersifat konsumtif tradisional yaitu, zakat dibagikan pada mustahiq untuk dimanfaatkan secara langsung seperti zakat fitrah yang dibagikan pada fakir miskin untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari atau zakat mal yang diberikan pada korban bencana alam. 2. Model distribusi bersifat konsumtif kreatif Zakat diwujudkan dalam bentuk lain dari barangnya semula, seperti dalam bentuk alat-alat sekolah atau beasiswa. 3. Model distribusi zakat bersifat produktif treadisional Zakat yang diberikan dalam bentuk barang-barang yang produktif seperti kambing, sapi, alat cukur, dan lain-lain sebagainya. Pemberian dalam bentuk ini akan menciptakan suatu usaha yang membuka lapangan kerja fakir miskin. 4. Model distribusi dalam bentuk prduktif kreatif Zakat diwujudkan dalam bentuk permodalan baik untuk pembangunan proyek sosial atau menambah modal usaha pengusaha kecil.
BAB III GAMBARAN UMUM BAZDA KOTA TANGERANG SELATAN
A. Sejarah Berdirinya BAZDA Kota Tangerang Selatan BAZDA Kota Tangerang Selatan di bentuk berdasarkan Keputusan Walikota No. 415.12/Kep 73-Huk. /2009, tanggal 02 Juli 2009, tentang Pengurus Badan Amil Zakat Daerah (BAZDA) Kota Tangerang Selatan periode 2009-2012 yang kemudian diperbaharui dengan Keputusan Walikota No. 415.12./ Kep 252Huk. / 2010, tanggal 23 juli 2010, tentang Pembentukan Pengurus Badan Amil Zakat Daerah (BAZDA) Kota Tangerang Selatan Tahun Anggaran 2009-2012 sebagai realisasi dari UU No. 38 Tahun 1999 tentang pengelolaan zakat di Kota Tangerang Selatan33. Landasan Syari’ah Islam yang tercakup dalam Al-Quran dan Al Hadist a) Al-Quran Surat At-Taubah ayat 103 yang artinya : ”Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat kamu membersihkan dan mensucikan mereka. Sesungguhnya doa kamu menjadi ketentraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Mendengar lagi Maha Mengetahui.” b) Hadist Nabi SAW yang di Riwayatkan oleh Jama’ah Ahli Hadist dan HR. Ahmad dan Muslim, yang artinya : 33
Kasmarang H. Muchtar, BAZDA Kota Tangerang Selatan, (Tangerang Selatan: 2011), Cet.
1 hal 13
46
47
”Tatkala Rasulullah SAW mengutus Mu’adz ke yaman, beliau memerintahkan kepada Mu’adz ”beritahukanlah pada mereka, sesungguhnya Allah telah mewajibkan pada mereka sedekah (zakat) yang diambil dari orang-orang fakir dikalangan mereka.”Seseorang yang menyimpan hartanya, tidak dikeluarkan zakatanya akan dibakar dalam neraka jahanam, baginya dibuatkan seterika dari api neraka kemudian diseterikakan ke badannya.” (HR. Ahmad dan Muslim). B. Landasan Hukum BAZDA Kota Tangerang Selatan 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Zakat revisi menjadi Undang-Undang No.23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat. 2. Keputusan Menteri Agama No.373 Tahun 2003 Tentang Pelaksanaan UndangUndang Republik Indonesia No.38 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Zakat. 3. Keputusan Walikota No. 415.12./ Kep 252-Huk. / 2010, tanggal 23 juli 2010, tentang Pembentukan Pengurus Badan Amil Zakat Daerah (BAZDA) Kota Tangerang Selatan 4. Keputusan Walikota No. 415.12./ Kep 248-Huk. / 2011, tentang zakat fitrah tahun 1433 H/2012 M dan pengaturan alokasi pendayagunaan hasil pengumpulan zakat, infaq dan shadaqah (ZIS) Kota Tangerang Selatan. C. Visi Dan Misi BAZDA Kota Tangerang Selatan Visi dan Misi BAZDA Kota Tangerang Selatan berlandaskan pada Firman Allah SWT dalam Al-Qur’an, surat At-Taubah ayat:60 dan ayat 103:
48
1. Visi Menjadikan Badan Amil Zakat Daerah (BAZDA) sebagai lembaga pengelola zakat yang dipercaya dalam membangkitkan ekonomi umat dalam rangka memerangi dan mengetaskan kemiskinan. Dari visi diatas dapat kita lihat bahwa BAZDA Kota Tangerang Selatan akan berusaha menjadikan sebuah lembaga yang dapat dipercaya umat dalam menyalurkan zakat sebagai aplikasi terhadap perintah Allah dalam surat AtTaubah yaitu mengeluarkan zakat. Hal ini sesuai dengan ketentuan Al-Qur’an dan Sunnah yang menjadi landasan dari BAZDA Kota Tangerang Selatan. 2. Misi a. Menggali potensi umat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kota Tangerang Selatan dalam upaya memperkecil kemiskinan. Mendayagunakan dana umat bagi peningkatkan kualitas umat yang islami. b. Memudahkan pelayanan para muzzaki, munfiq dan mufashaddiq dalam menunaikan zakat, infaq dan shadakah (ZIS). c. Mendistribusikan zakat kepada mustahiq (yang berhak menerima zakat) sesuai dengan hukum dan syari’at serta Undang-Undang yang berlaku. D. Tugas, fungsi dan tanggung jawab 1. Tugas Pokok Sebagai pengelola zakat tugas pokok BAZDA adalah: a. Menggali potensi zakat b. Mengumpulkan harta/zakat
49
c. Mengelola harta zakat yang telah terkumpul d. Mendistribusikan zakat kepada mustahiq secara proprosional e. Mendayagunakan dana zakat f. Mengupayakan pengembangan zakat baik dari segi sumber maupun pemanfaatnya g. Menyusun pedoman zakat yang sederhana dan mudah dipahami oleh muzzaki 2. Fungsi Sebagai pengelola zakat, BAZDA akan memfungsikan diri sebagai lembaga pelayanan masyarakat yang akan berzakat (muzakki) dan bagi orang-orang yang membutuhkan bantuan dana zakat (mustahiqi). 3. Tanggung Jawab Amanah yang dibebani terhadap BAZDA adalah: a. Memperbaiki keadaan dan tarap perekonomian masyarakat, dalam hal ini adalah mustahiq. b. Menyediakan fasilitas yang akan menunjang upaya perbaikan penghasilan bagi umat. c. Melakukan penataan administrasi umum, personalia dan keuangan zakat. E. Struktur Organisasi BAZDA Kota Tangerang Selatan 1. Dewan Pertimbangan Ketua
: Walikota Tangerang Selatan
Wakil Ketua
: Sekertaris Kota Tangerang Selatan
50
Sekertaris
: Asda 1 Kota Tangerang Selatan
Wakil Sekertaris
: Kabag Kesra Setda Kota Tangerang Selatan
Anggota
: 1.
K.H Saidih, S.Ag.
2.
K.H Zinuddin Abdullah, M.HUM.
3.
K.H Hasyim Rais
2. Komisi Pengawas Ketua
: Kepala Kandepag Kab. Tangerang
Wakil Ketua
: H. Norodom soekarno, S.Ip.
Sekertaris
: Drs. H. Noor Aly
Wakil Sekertaris
: Drs. H. Hasanuddin, M.M.
Anggota
: 1.
H. Dadang Syarif
2.
H. Abdul Rahim Aryad
3.
Drs. H. Suryadi
3. Badan Pelaksana Ketua Umum
: Drs. K.H. Endang Saefuddin, M.A.
Ketua I
: Drs. H.M. Idris Elby, M.H.M.A
Ketua II
: K.H. Komarudin
Ketua III
: K.H. Juhana Zakaria
Sekertaris Umum
: Drs. H. Nana Suardi
Sekertaris I
: Bukit Sutiarno
Sekertaris II
: Drs. Muchtar Kasmarang, S.Ag. M.M.
Bendahara
: Drs. H. Masir
51
Wakil Bendahara
: Drs. Abdul Karim Ja’far, M.M.
4. Seksi-Seksi 1. Seksi Pengumpulan Ketua
: DR.H. Dimyati Sajari, M.Ag.
Anggota
: 1.
H. Ruslan Sudjaja, S.H, M.M.
2.
H. Muhyidin
3.
H. Ramli Sondakh
4.
H. Suroso
5.
Baihaqi Hamdi
6.
H. Weldy CH, S.E.
7.
Yusuf FHR, S.Pd.
2. Seksi Pendistribusian Ketua
: Drs. Abdul Rozak Sastra, M.A.
Anggota
: 1.
Drs. H. Hasan HB, M.Pd.
2.
Drs. Halimi
3.
M. Tata Surya
4.
Drs. M. Nasir Syah
5.
H. Muchlash
6.
Drs. Syamsuri
3. Seksi Pendayagunaan Ketua
: Drs. H. Nasuha Abu Bakar, M.A.
Anggota
: 1.
Drs. H. A. rozak, M.A.
52
2.
H. Muhammad Siddiq, S.H.I.M.H
3.
Drs. Jayadi.
4.
Drs. H. Haryadi
5.
Wandi, S.Sos.
6.
H. Budi Hryawan, S.E.
7.
Ust. H. Syarif
4. Seksi Pengembangan Ketua
: Ir. H. Junaidi
Anggota
: 1.
Drs. H. Haris Nasution
2.
Drs. Syuhada, M.A.
3.
H. Irawan, M.P.d.
4.
Joko Suprapto
5.
Ahmad Kurniadi, B.A.
6.
Drs. Tafsir Munir
7.
H. Muhammad Syafe’i, S.Ag
F. Program Kerja BAZDA Kota Tangerang Selatan 1. Program Kerja Program kerja BAZDA Kota Tangerang Selatan adalah sebagai berikut: a) Membina dan membimbing umat dalam rangka peaksanaan zakat, infak dan shadaqah.
53
b) Mensosialisasikan hukum zakat dan UU No. 23 Tahun 2011 tentang pengelolaan zakat. c) Memugut, menerima dan menyalurkan zakat, infaq dan shadaqah serta lainnya sesuai dengan ketentuan syariat. d) Melakukan kerjasama dengan berbagai pihak dalam peningkatkan kualitas pungutan zakat dan kualitas pengelolaan zakat 2. Kesekertariatan a) Mengadakan pembagian tugas bagi masing-masing staf sekertaris b) Melakukan penataan sekertariat dari segi kelengkapan dan tataletak arsip dan lain-lain c) Menghimpun data seluruh seksi untuk bahan laporan dan publikasi d) Melaksanakan sosialisasi pengelolaan zakat bekerjasama dan koordinasi dengan seksi-seksi lain e) Melakukan penataan administrasi surat menyurat (kode surat) dan lain-lain dan penataan arsip surat f) Melaksanakan tugas lain di seksi pengelolaan zakat sesuai hasil rapat g) Menerbitkan bulletin, pamplet, spanduk, buku petunjuk dan bimbingan zakat bersama dengan seksi-seksi lain h) Menyusun laporan bulanan, triwulan dan tahunan bekerjasama dan koordinasi dengan seksi-seksi lain i) Menyiapkan kupon pungutan dan pendistribusian zakat, infaq dan shadaqah
54
j) Mengadakan dan membuat data inventaris BAZDA k) Melaksanakan sosialisasi perturan perundang-undangan 3. Kebendaharaan a) Membuat rencana anggaran tahun operasional BAZDA Kota Tangerang Selatan bersama sekertaris b) Melaksanakan penataan administrasi keuangan zakat dan keuangan operasional c) Mengadakan pembagian tugas yang menangani administrasi keuangan zakat dan menangani keuangan biaya operasional BAZDA d) Melaksanakan pembukuan penerimaan dan pengeluaran keuangan zakat dan biaya operasional sesuai dengan ketentuan yanga berlaku e) Menyiapkan data keuangan baik penerimaan dan pengumpulan, pendistribusian, pendayagunaan, pengemangan maupun data biaya pengelolaan sebagai data laporan dan publikasi f) Menyiapkan laporan keuangan bulanan, triwulan, semesteran dan tahunan g) Melaksanakan sosialisasi pengelolaan zakat, infaq dan shadaqah bekerjasama dan berkoordinasi dengan seksi-seksi lain. 4. Seksi Pengumpulan a) Menginformasikan hasil pengumpulan zakat, infaq dan shadaqah b) Menyusun rencana dan program pelaksanaan pengumpulan zakat, infaq dan shadaqah
55
c) Melaksaakan sosialisasi pengumpulan zakat,
infaq dan shadaqah
bekerjasama dan berkoordinasi dengan seksi-seksi lain d) Melakukan bimbingan tentang pembgumpulan zakat, infaq, dan shadaqah kepada UPZ, SKPD, dan BAZ kecamatan e) Mengintesifkan pengumpulan zakat, infaq dan shadaqah di seluruh instansi/lembaga pemerintah dan swasta serta perusahaan, sesuai ketentuan perundangan yang berlaku f) Mendistribusikan kupon ke DKM, UPZ SKPD dan BAZ kecamatan serta lembaga pemerintah maupun swasta g) Menyiapkan data pengumpulan zakat, infaq dan shadaqah sebagai bahan laporan dan publikasi h) Menysun format data base, melakukan pendataan dan mengindentifikasi tentang muzzaki i) Melaksanakan tugas lain tentang pengelolaan zakat sesuai hasil rapat 5. Seksi pendistribusian a) Merumuskan format data base, melakukan pendataan dan penyusunan identifikasi tentang mustahiq b) Menyusun rencana dan program pelaksanaan pendistribusian kepada mustahiq sesuai asnaf dan berdasarkan data base c) Mengelola pendistribuisan zakat, infaq dan shadaqah secara produktif untuk membebeaskan umat dari rentenir dan membentengi aqidah umat serta meningkatkan kualitas SDM serta kesejahteraan umat
56
d) Melaksanakan sosialisasi pendistribusian zakat, infaq dan shadaqah bekerjasama dan berkoordinasi dengan seksi-seksi lainmenyiapkan data pendistribusian zakat, infaq dan shadaqah sebagai bahan laporan dan publikasi e) Melaksanakan tugas lain tentang pengelolaan zakat sesuai hasil rapat 6. Seksi Pendayagunaan a) Merencanakan dan melaksanakan pendayagunaan dana zakat, infaq, shadaqah dan sebagainya bekerjasama dengan seksi pendistribusian dan seksi lain untuk usaha produktif b) Merencanakan dan melaksanakan pendayagunaan dana zakat, infaq dan shadaqah untuk kegiatan non komsumtif (modal bergulir) bersama seksi pendistribusian dan seksi lain c) Merencanakan
pendayagunaan
zakat,
infak
dan
shadaqah
dalam
pengikutsertaan modal usaha produktif di bawah pengawasan/kontrol yang ketat d) Mengadakan kerjasama dengan pihak-pihak terkait dalam pendayagunaan zakat, infaq dan shadaqah sesuai dengan ketentuan yang berlaku e) Menyiapkan data pendayagunaan zakat, infaq dan shadaqah sebagai bahan laporan dan publikasi f) Mengadministrasikan dokumen pendayagunaan zakat, infaq dan shadaqah g) Melaksanakan sosialisasi pengelolaan zakat bersama dan berkoordinasi dengan seksi lain
57
h) Melaksanakan tugas lain tentang oengelolaan zakat sesuai hasil rapat 7. Seksi Pengembangan a) Menyusun rencana program pelaksanaan pengembangan ZIS dengan pengelolaan yang profesional, sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku b) Menyusun rencana program pengelolaan zakat, infaq dan shadaqah sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku c) Melaksanakan penelitian tentang pengelolaan zakat, infaq dan shadaqah d) Melaksanakan sosialisasi pengelolaan zakat, infaq dan shadaqah dalam bentuk seminar, pelatihan dan lain-lain bekerjasama dan berkoordinasi dengan seksi-seksi lain e) Menyiapkan data pengembangan pengelolaan zakat, infaq dan shadaqah sebagai bahan laporan dan publikasi f) Melaksanakan tugas lain tentang pengelolaan zakat sesuai hasil rapat G. Program BAZDA Kota Tangerang Selatan Program-program yang ada di BAZDA Kota Tangerang Selatan dibuat meurut dengan ashnaf, sebagai berikut: 1. Asnaf Riqab terdiri dari: a. Bantuan Kesehatan b. Rehab / Bedah Rumah c. Bantuan berdasarkan proposal
58
2. Asnaf Gharimin terdiri dari: a. Bantuan sarana keagamaan yaitu: 1) TPQ / TPA 2) Majlis Taklim 3) Mushalla / Masjid 3. Asnaf Muallaf terdiri dari: a. Bantuan Pembinaan Muallaf b. Bantuan Masyarakat Dhu’afa 4. Asnaf Ibnu Sabil terdiri dari: a. Bantuan Beasiswa Berkelanjutan: 1) Siswa SD / MI 2) Siswa SLTP 3) Siswa SLTA 5. Asnaf fi sabilillah terdiri dari a. Bantuan Guru Ngaji b. Bantuan Guru TPQ / TPA
BAB 1V HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Mekanisme Pendistribusian dana ZIS di BAZNAS Kota Tangerang Selatan Dalam pembahasan ini penulis akan memaparkan tentang mekanisme yang digunakan oleh BAZNAS Kota Tangerang Selatan dalam mendistribusikan dana ZIS. Sejak tahun 2009 (sejak terbentuknya BAZDA Kota Tangerag Selatan) ZIS yang terkumpul dari para muzzaki di wilayah Kota Tangerang Selatan telah didistribusikan dan didayagunakan melalui penggolongan asnaf sesuai dengan Keputusan Walikota sebagai berikut:34 1. Zakat Fitrah a. Sebesar 60% didistribusikan di DKM / UPZ setempat sebagai berikut: 1) Asnaf fakir
12,5%
2) Asnaf miskin 12,5% 3) Asnaf amilin
7,0%
4) Asnaf muallaf 7,5% 5) Asnaf riqab
34
3,0%
6) Asnaf gharimin
5,0%
7) Asnaf fi sabilillah
10,0%
8) Asnaf ibnu sabil
2,5%
Kasmarang H. Muchtar, BAZDA Kota Tangerang Selatan, (Tangerang Selatan: 2011), Cet.
1 hal, 29
59
60
b. Sebesar 5,0% didistribusikan di UPZ Kelurahan sebagai berikut: 1) Asnaf amilin
3,0%
2) Asnaf riqab
2,0%
c. Sebesar 20% didistribusikan di BAZCAM sebagai berikut: 1) Asnaf amilin
2,5%
2) Asnaf muallaf 2,5% 3) Asnaf riqab
5,0%
4) Asnaf gharimin
5,0%
5) Asnaf ibnu sabil
5,0%
d. Sebesar 15% didistribusikan di BAZDA Kota Tangerang Selatan sebagai berikut: 1) Asnaf muallaf 2,5% 2) Asnaf riqab
2,5%
3) Asnaf gharimin
2,5%
4) Asnaf ibnu sabil
5,0%
5) Asnaf fi sabilillah
2,5%
e. Zakat fitrah yang di kumpulkan di UPZ Kantor Dinas / Badan / Instansi / Lembaga dan BUMN / BUMD, Perusahaan Swasta didistribusikan sebesar 32% sebagai berikut: 1) Asnaf Fakir
12,5%
2) Asnaf Miskin 12,5%
61
3) Asnaf Amilin 7,0% Sisanya sebesar 68% didistribusikan / didayagunakan di BAZDA Kota Tangerang Selatan sebagai berikut: 1) Asnaf Amilin 5,5% 2) Asnaf muallaf 12,5% 3) Asnaf riqab
12,5%
4) Asnaf gharimin
12,5%
5) Asnaf ibnu sabil
12,5%
6) Asnaf fi sabilillah
12,5%
2. Zakat Profesi dan ZIS lainnya Sejak tahun 2009 sampai saat ini zakat profesi dan ZIS lainnya hanya dipungut dari SKPD / Dinas / Badan / Instansi Pemerintah dari Kantor Kecamatan wilayah Kota Tangerang Selatan yang didistribusikan sebagai berikut:35 a. Di UPZ yang bersangkutan: 1) Asnaf Amilin 5,5% b. Di BAZDA Kota Tangerang Selatan 1) Asnaf fakir
12,5%
2) Asnaf miskin 12,5% 3) Asnaf amilin
35
Ibid, Cet. 1 hal, 31
7,0%
62
4) Asnaf muallaf 12,5% 5) Asnaf riqab
12,5%
6) Asnaf gharimin 12,5% 7) Asnaf fi sabilillah 12,5% 8) Asnaf ibnu sabil 12,5% Keseluruhan penggolonga dana zakat tersebut diatas, didistribusikan dan didayagunakan oleh BAZDA Kota Tangerang Selatan sebagai berikut: 1. Asnaf Riqab terdiri dari: d. Bantuan Kesehatan e. Rehab / Bedah Rumah f. Bantuan berdasarkan proposal 2. Asnaf Gharimin terdiri dari: b. Bantuan sarana keagamaan yaitu: 1) TPQ / TPA 2) Majlis Taklim 3) Mushalla / Masjid 3. Asnaf Muallaf terdiri dari: a. Bantuan Pembinaan Muallaf b. Bantuan Masyarakat Dhu’afa 4. Asnaf Ibnu Sabil terdiri dari: a. Bantuan Beasiswa Berkelanjutan: 1) Siswa SD / MI
63
2) Siswa SLTP 3) Siswa SLTA 5. Asnaf fi sabilillah terdiri dari a. Bantuan Guru Ngaji b. Bantuan Guru TPQ / TPA Penggolongan bantuan ini sewaktu-waktu dapat berubah sesuai dengan ketersediaan dana dan kebutuhan bantuan. Selain bantuan kelima asnaf di atas, BAZDA Kota Tangerang Selatan melayani pula bantuan spontanitas (sewaktu-waktu) yang kemudian disesuaikan dengan asnaf pemohon. Selain mekanisme pendistribusian yang telah di jelaskan di atas BAZDA Kota
Tangerang
Selatan
mempunyai
model
pendistribusian
pentasharufan, model ini dilakukan dengan 2 tahapan yaitu:36 1. Pentasharufan Tahap Pertama di distribusikan kepada: a. Asnaf Riqab terdiri dari: 1) Bantuan Kesehatan 2) Rehab / Bedah Rumah 3) Bantuan berdasarkan proposal b. Asnaf Ibnu Sabil (Beasiswa Berkelanjutan) terdiri dari: 1) Siswa SD / MI 2) Siswa SLTP
36
Endang saefudin, Drs.K.H, Ketua BAZ Kota Tangerang Selatan, Wawancara Pribadi, Tangerang Selatan, 26 September
yaitu
64
3) Siswa SLTA c. Asnaf fi sabilillah terdiri dari 1) Bantuan Guru Ngaji 2) Bantuan Guru TPQ / TPA 2. Pentasharufan Tahap Kedua di distribusikan kepada: A. Gharimin teridri dari: a. Sarana keagamaan: 1) TPQ/TPA 2) MI 3) SD 4) MTs 5) Majelis Ta’lim 6) Mushallah 7) Masjid b. Dana Bergulir B. Muallaf a. Bantuan Muallaf b. Bantuan Dhuafa Berikut adalah uraian pentasharufan tahap pertama dan kedua yang dilakukan oleh BAZDA Kota Tagerang Selatan pada tahun 2013
65
Table 4.1 Rekapitulasi pentasharufan tahap pertama dan kedua tahun 2013 NO
URAIAN
VOLUME
SATUA
JUMLAH
N Dana zis yang terkumpul pada tahun 2013
1.683.004.207
Pentasharufan Tahap Pertama
1.049. 400.000
1.
Bantuan
12 pkt
2.500.000
30.000.000
Kesehatan 2.
Bantuan Dhuafa
3.
Bantuan
270.000.000 1 pkt
100.000.000 100.000.000
temporer+diklat 4.
SLTA (lanjutan)
2 org/kel
1.350.000
145.8000.000
5.
SLTP (lanjutan)
2 org,kel
1.350.000
145.800.000
6.
SD/MI (lanjutan)
4 org/kel
300.000
64.800.000
7.
Bantuan guru ngaji 324 org
250.000
81.000.000
8.
Bantuan
250.000
54.000.000
1.000.000
108.000.000
guru 216 org
TPQ/TPA 9.
Majelis talim
10.
MTs
108
50.000.000
Pentasharufan Tahap Kedua 1.
Rehab Rumah
28
660.000.000 12.000.000
336.000.000
Rumah 2.
Mushalla
108 buah
1.000.000
108.000.000
3.
Masjid
108 buah
1.500.000
162.000.000
4.
Mu’allaf
540
100.000
54.000.000
orang Sumber: data sekunder di BAZDA Kota Tangerang Selatan
66
Model pentasharufan BAZDA Kota Tangerang Selatan seperti data di atas tersebut dilakukan setiap tahunnya pada awal dan pertengahan tahun. Tahap pertama di lakukan pada awal tahun yaitu sekitar bulan januari dan tahap kedua di lakukan pada pertengahan tahun yaitu biasanya sebelum bulan Ramadhan. Pendistribusian dana tersebut di sebar ke tujuh kecamatan yang ada di Kota Tangerang Selatan yaitu Kecamatan Pamulang, Kecamatan Ciputat, Kecamatan Ciputat Timur, Kecamatan Pondok Aren, Kecamatan Serpong, Kecamatan Serpong Utara dan Kecamatan Setu. Para mustahik atau penerima dana tersebut di tujuk langsung oleh kecamatan-kecamatan setempat karena mereka yang mengetahui keadaan masyarakatnya, pihak BAZDA hanya membagikan dana tersebut langsung ke kecematan yang telah di tetukan dengan porsi-porsi yang sudah di tentukan pula..
B. Analisis Manajemen Pendistribusian pada Program Program Beasiswa BAZDA Kota Tangerag Selatan Dalam sebuah yayasan atau lembaga, apabila menginginkan tujuan dan programya dapat tercapai maka diperlukan penerapan fungsi manajemen (perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan) harus dapat dilaksanakan dengan baik. Apabila kepegurusan BAZDA Kota Tangerang Selatan menggunakan manajemen yang baik, ada banyak manfaat yang dapat diperoleh. Pertama tujuan atau target untuk penerima beasiswa yang aka dicapai akan
67
terumuskan dengan jelas. Karena salah satu fungsi utama manajemen adalah perencanaan. Kedua usaha mencapai tujuan untuk kemakmuran program beasiswa bisa dilaksanakan secara bersama-sama dengan kerjasama yang baik melalui koordinasi yang rapi, agar pekerjaan yang berat akan terasa ringan. Ketiga, dapat dihindari adanya tumpang tindih antara pengurus yang satu dengan yang lain, karena dalam kepengurusan sudah dijelaskan Job Description masing-masing pengurus yang telah disesuaikan dengan kemampuan yang dimiliki. Keempat, pelaksanaan tugas-tugas untuk memajuka program beasiswa data dilaksanakan secara efektif dan efisien. Kelima, pengontrolan dan evaluasi bisa dilaksanakan dengan menggunakan standart dan tolak ukur yang jelas. Keenam, gejala penyimpagan kerja dapat dihindari, karena mudah mendeteksinya dan bila penyimpangan betul-betul terjadi bisa dihentikan. Hal seperti ini, harus disadari oleh para pengurus program beasiswa BAZDA Kota Tangerang Selatan, sehingga dalam pelaksanaannya para pengurus tidak ambil resiko untuk keluar dari fungsi-fungsi manajemen, artinya, fungsi manajemen sangat dibutuhkan dan penting untuk diterapkan di BAZDA Kota Tangerang Selatan untuk program beasiswa. Fungsi-fungsi manajemen yang telah dilaksanakan atara lain: perencanaan (Planning), yang dilakukan setiap kali sebuah program akan dilakukan, pengorganisasian (Organizing) sebagai pembagian
kerja
pada
setiap
pengurus,
pelaksanaan
(Actuating)
yang
merumuskan bagaimaa pelaksanaan teknis dan yang terakhir adalah fungsi pengawasan (Controling).
68
Sebagaimana telah di jelaskan pada Bab 2 secara garis besarnya, menurut Sondang P. Siagian pada buku Fungsi-Fungsi Manajerial bahwa fungsi manajemen umumya disingkat POAC (Planning, Organizing,Actuating, dan Controllig). Berikut adalah hasil penelitian penulis di BAZDA Kota Tangerang Selatan khususnya di program beasiswa tentang penerapan fungsi-fungsi manajemen diantaranya: 1. Perencanaan (Planning) Setiap kegiatan apapun tujuannya hanya dapat berjalan secara efektif dan efisien bilamana sebelumnya sudah dipersiapkan dan direncanakan terlebih dahulu denga matang. Perencanaan (Planning) adalah suatu usaha yang dilakukan oleh sebuah yayasan, lembaga ataupun perusahaan untuk merencanakan kegiatannya selama satu tahun kedepan. Demikian pula usaha BAZDA Kota Tangerang Selatan dalam menigkatkan perencanaan utuk program beasiswa agar lebih baik dan terencana seluruh kegiatan yang akan diadakan. Perencanaan yang dilakukan untuk program beasiswa di BAZDA Kota Tangerang Selatan adalah meningkatkan prestasi dan mencerdaskan anak bangsa. Setiap program acara dan kegiatan yang akan diadakan oleh program beasiswa BAZDA Kota Tangerang Selatan telah direncanakan terlebih dahulu, setiap kegiatan yang aka diadakan telah disesuaikan dengan perencaaan yang telah ditetapkan.
69
a. Perkiraan (Forecasting) Perkiraan adalah suatu tindakan yang dilakukan dengan dasar persangkaan, dugaan, perasaan hati, taksiran atau perhitungan yang dilakukan secara belum tepat. Langkah pertama yang dilakukan oleh BAZDA Kota Tangerang dalam menjalankan program beasiswa adalah melakukan perkiraan (forecastig) terhadap program beasiswa tersebut. Perkiraan yang dilakuka adalah memperkiraan seluruh kegiatan yang akan dilakukan dalam kurun waktu satu tahun mendatang. Perkiraan-perkiraan tersebut meliputi segala hal yang berhubungan dengan perencanaan diantaranya menentukan perkiraan anggaran yang akan dikeluarkan selama satu tahun untuk program beasiswa ini yang telah dirinci dengan baik dan telah dibuat laporan keuangan agar terlihat jelas pengeluaran dan pemasukan yang terjadi setiap tahunnya. Di dalam laporan keuangan berisi tentang pengeluaran yang dibutuhkan setiap tahun dengen memperkirakan uang yang keluar untuk pemberian beasiswa kepada peserta tingkat SD/MI, SLTP dan SLTA. Berikut ini adalah pengeluaran utuk program beasiswa BAZDA Kota Tangerang Selatan dapat dilihat pada table sebagai berikut:
70
Tabel 4.2 Rekapitulasi PengeluaranProgram beasiswa 2013 NO URAIAN
SLTA
SLTP (2
SD/MI (4
(2org/kel@Rp.
org/kel @ Rp.
org/kel @
1.350.000)
1.350.000
Rp. 300.000
1
PAMULANG
21.600.000
21.600.000
9.600.000
2
CIPUTAT
18.900.000
18.900.000
8.400.000
3
CIPUTAT
16.200.000
16.200.000
7.200.000
29.700.000
29.700.000
13.200.000
TIMUR 4
PONDOK AREN
5
SERPONG
24.300.000
24.300.000
10.800.000
6
SERPONG
18.900.000
18.900.000
8.400.000
16.200.000
16.200.000
7.200.000
145.800.000
145.800.000
64.800.000
UTARA 7
SETU
JUMLAH
Sumber: data sekunder di BAZDA Kota Tangerang Selatan Dari tabel diatas tentang pengeluaran program beasiswa dapat di simpulkan bahwa BAZDA Kota Tangerang Selatan telah melakukan perkiraan yang baik, disesuaikan dengan laporan-laporan keuangan tentang pengeluaran yang telah di uraikan diatas.
71
b. Tujuan (Objective) Tujuan adalah segala sesuatu yang menjadi arah akhir yang akan dituju oleh organisasi dengan memanfaatkan rencana satu kali pakai dan rencana yang terus menerus dipakai. Setelah melakukan tindakan perkiraan, langkah selanjutya dalam kegiatan perencanaan adalah menentukan tujuan. Program beasiswa BAZDA Kota Tangerang Selatan telah memiliki tujuan yang akan dicapai. Tujuan dari program beasiswa di BAZDA Kota Tangerang Selatan ini adalah untuk membantu mencerdaskan anak bangsa37. Untuk mewujudkan hal tersebut para pengurus BAZDA Kota Tangerang Selatan telah membantu setiap siswa-siswa yang membutuhkan bantuan beasiswa tanpa
terkecuali
selama
siswa
tersebut
memang
bener-bener
membutuhkan karena seseorang pinter bukan karena otaknya yang jenius tetapi sejauh mana kebutuhan-kebuthannya itu terpenuhi atau tidak. Jadi BAZDA
Kota
Tangerang Selatan
ini
memberikan kesempatan-
kesempatan kepada siswa-siswa yang putus sekolah ingin melanjutkan sekolahnya. Dengan adanya program beasiswa ini diharapkan dapat membantu para pelajar yang kurang mampu dan berprestasi untuk melanjutkan
37
Endang saefudin, Drs.K.H, Ketua BAZ Kota Tangerang Selatan, Wawancara Pribadi, Tangerang Selatan, 26 september
72
pendidikan kejenjang yang lebih tinggi dan dapat mengurangi pelajar yang putus sekolah di Kota Tangerang Selatan. c. Program (programming) Program adalah rencana sekali pakai yang meliputi serangkaian kegiatan dan berisi langkah untuk mencapai tujuan. Program beasiswa merupakan program pendidikan yang diadakan oleh BAZDA Kota Tangerang Selatan yang telah berjalan sejak beridirnya BAZDA pada tahun 2009. Program beasiswa ini memiliki 2 jenis bantuan beasiswa, pertama, bantuan beasiswa temporer ini merupakan bantuan beasiswa yang di berikan oleh BAZDA Kota Tangerang Selatan untuk melengkapi kekurangan atau kebutuhan pelajar atau siswa pada pendidikan dengan melalui proposal dan ini tidak dibataskan waktunya seperti membantu kekurangan biaya sekolah 1 bulan, seragam sekolah dan lain-lain. Kedua, bantuan beasiswa berkelanjutan ini merupakan bantuan yang di berikan oleh BAZDA Kota Tangerang Selatan kepada para pelajar atau siswa dengan bantuan yang di salurkan setiap tahun sampai menyelesaikan sekolah tingkat SLTA, dan bantuan tersebut langsung di berikan kepada pihak sekolah38.
38
Endang saefudin, Drs.K.H, Ketua BAZ Kota Tangerang Selatan, Wawancara Pribadi, Tangerang Selatan, 26 september
73
Dari uraian tentang program diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa program beasiswa BAZDA Kota Tangerang Selatan telah melakukan programnya dengan baik dan dapat di pertanggung jawabkan. d. Prosedur (Procedure) Prosedur adalah serangkaian perintah yang terperinci untuk menjalankan kegiatan yang berurutan yang sering atau tidak terjadi dalam suatu lembaga atau yayasan yang harus dikelola dengan baik. Prosedur yang dilakukan oleh BAZDA Kota tangerang Selatan pada program beasiswa adalah memenuhi persyaratan yang telah ditentukan jika ingin menjadi anggota program beasiswa, dengan syarat memnuhi kriteria sebagai anggota program beasiswa yaitu pelajar tingkat SD/MI, SLTP dan SLTA dengan klasifikasi yatim dan dhuafa dengan melampirkan:39 1. Surat permohonan dari pihak kepala sekolah. 2. Slip pembayaran setiap bulannya. 3. SKTM (Surat Keterangan Tidak Mampu). 4. KK (Kartu Keluarga).
39
Endang saefudin, Drs.K.H, Ketua BAZ Kota Tangerang Selatan, Wawancara Pribadi, Tangerang Selatan, 26 september
74
Dari uraian tentang prosedur diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa program beasiswa yang diadakan di BAZDA Kota Tangerang Selatan telah melakukan prosedur yang baik. e. Anggaran (Budget) Anggaran merupakan kumpulan angka-angka yang akan dicapai oleh perusahaan. BAZDA Kota Tangerang Selatan telah melakukan penganggaran (budget) yang telah dirinci dalam laporan keuangan. Setiap tahun BAZDA Kota Tangerang Selatan mengadakan rapat atau RAKER untuk menentukan anggaran biaya yang akan dikeluarkan selama satu tahun mendatang dan dirinci untuk apa saja dana yang dikeluarkan setiap bulan sesuai dengan kegiatan atau program yang telah disepakati pada rapat yang membahas tentang rencana kegiatan didalam laporan keuangan berisi tentang pengeluaran yang dibutuhkan setiap bulan dengan memperkirakan uang yang keluar untuk pemberian beasiswa kepada peserta tingkat SD/MI, SLTP dan SLTA. Dengan uraian tentang laporan keuangan realisasi keuangan untuk program beasiswa tahun 2013 dan didistribusikan kepada 7 kecamatan yaitu kecamatan pamulang, ciputat, ciputat timur, pondok aren, serpong, serpong utara dan setu yang ada di Kota Tangerang Selatan adalah: 1. Beasiswa SLTA ( 2 org/kel @ Rp. 1.350.000) 2. Beasiswa SLTP ( 2 org/kel @ Rp. 1.350.000) 3. Beasiswa SD/MI ( 4 org/kel @ Rp. 300.000 )
75
Setiap tahun jumlah yang harus di keluarkan adalah SLTA Rp. 145.800.000, SLTP Rp. 145.800.000, SD/MI Rp. 64.800.000 dan jumlah keselurahn untuk program beasiswa ini adalah Rp. 356.400.000. Anggaran biaya untuk program beasiswa berasal dari dana zakat yang berasal dari UPZ DKM, Kantor Kelurahan dan Kantor Kecamatan setiap bulannya dikumpulkan oleh pengurus BAZDA dan digunakan untuk keperluan mengembangkan program yang terdapat di BAZDA termasuk program beasiswa. 2. Pengorganisasian (Organizing) Langkah selanjutnya setelah perencanaan adalah pengorganisasian sebab dengan adanya pengorganisasian maka rencana pemberian beasiswa menjadi lebih mudah pelaksanaannya karena adanya spesialisasi kegiatan. Pengorganisasian dapat didefinisikan sebagai proses penetapan pekerjaanpekerjaan yang efektif untuk dikerjakan, pengelompokkan pekerjaan sesuai dengan bagian kerjanya agar tujuan dapat dicapai secara efektif dan efisien. Proses pengorganisasian dapat ditunjukkan dengan kemampuan dan keahlian yang dimiliki oleh setiap pengurus BAZDA Kota Tangerang Selatan. Dalam melakukan pengorganisasian dilakukan adalah membagi dan menggolongkan tindakan yang akan dikerjakan dalam kesatuan tertentu. Hal tersebut penting untuk dilaksanakan karena dengan cara membagi dan menggolongkan tindakan yang akan dikerjakan dapat memudahkan para pengurus untuk melaksanakan tugasnya.
76
Dalam membentuk tugas-tugas untuk program beasiswa, BAZDA Kota Tangerang Selatan telah menetapkan BAZCAM (Koordinator) yang menentukan siapa saja yang berhak menerima program beasiswa tersebut karena pihak kecamatanlah yang sangat mengetahui keadaan masyarakatnya seperti apa. Selanjutnya pihak sekolah (Pembimbing) yang mengontrol atau mengawasi peserta beasiswa karena sekolahlah yang mengetahui bagaimana sikap dan prestasi peserta beasiswa tersebut. BAZCAM dan sekolah melaporkan semua kegaitannya itu kepada pihak BAZDA. Langkah selanjutnya yang perlu diperhatikan dalam pengorganisasian adalah menetapkan jalinan hubungan. Hal ini penting karena dengan adanya cara ini dapat memudahkan jaringan komunikasi diantara BAZDA dengan pihak sekolah agar dapat melakukan kegiatan atau tugasnya dengan baik. Jalinan hubungan yang pertama dihubungi apabila terjadi suatu masalah adalah pihak sekolah kemudian pihak sekolah mengubungi BAZDA. Dari uraian tentang membagi-bagi dan menggolong-golongkan tindakan yang akan dikerjakan dalam kesatuan tertentu dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam melakukan hal tersebut BAZDA Kota Tangerang Selatan telah melakukannya dengan baik, agar setiap pihak dapat bekerja sesuai dengan kemampuannya masing-masing. 3. Pengarahan (Actuating) Setelah melakukan pengorganisasian dengan baik langkah selanjutnya yang akan dilakukan adalah pengarahan (actuating). Pengarahan (actuating)
77
adlah memberikan tugas kepada para pengurus suatu organisasi untuk bergerak menuju tujuan yang telah ditentukan. Dari analisis tentang pengarahan diatas dapat disumpulkan bahwa pengarahan yang dilakukan oleh BAZDA Kota Tangerang Selatan untuk program beasiswa telah dilaksanakan dengan baik. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan adanya pengarahan yang jelas dan terarah untuk memajukan program beasiswa. a. Memotivasi Motivasi adalah proses kejiwaan yang merupakan tujuan dan arah dari setiap perilaku. Langkah pertama yang harus dilakukan dalam actuating adalah motivasi. Motivasi sangat penting untuk dilaksanakan dalam pengarahan karena dengan adanya motivasi dapat meningkatkan semangat kerja koordinator dan pendamping program dalam melaksanakan tugasnya. Dengan adanya motivasi juga dapat menentukan tujuan yang akan dicapai dalam satu tahun kedepan terhadap program beasiswa ini. Motivasi harus dimiliki oleh setiap koordinator dan pendamping program dari dalam diri masing-masing orang, karena motivasi merupakan tujuan dan arah yang dilakukan dari setiap perilaku. Koordinator program beasiswa di BAZDA Kota Tangerang Selatan telah memiliki motivasi serta dorongan yang kuat untuk dapat mengembangkan program beasiswa yang lebih baik dan lebih terarah.
78
Motivasi yang diberikan oleh pendamping program terhadap para peserta beasiswa adalah meningkatkan semangat belajar para peserta dengan mengajak para peserta untuk belajar lebih giat lagi guna mendapatkan hasil atau prestasi yang baik. b. Perjalinan Hubungan Perjalinan hubungan adalah suatu hal yang dilakukan oleh suatu lembaga atau organisasi untuk dapat menjalin hubungan yang baik antara ketua dan sesama pengurus. Perjalinan hubungan atara koordinator dan pmbimbing program beasiswa telah dilakukan dengan baik. Hubungan antara koordinator dengan pendamping program sudah terjalin dengan naik dan sangat erat, komunikasi juga telah dilakukan dengan baik. Antara sesama pengurus telah mengetahui tugas dan tanggung jawabnya masing-masing dan selalu berkomunikasi dengan baik sesuai dengan jalinan hubungan yang telah dibuat untuk membicarakan hal-hal penting yang terjadi untuk meningkatkan mutu dan kualitas para pengurus agar dapat bekerja secara optimal, sehingga apabila ada masalah dapat diselesaikan dengan baik melalui musyawarah dan mufakat. Perjalinan hubungan merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dalam pengarahan. Karena dengan adanya penjalinan hubungan dapat memudahkan para pengurus untuk berkomunikasi dengan pengurus yang
79
lain. Untuk program beasiswa perjalinan hubungan telah dilakukan dengan baik oleh seluruh pendamping program. Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam melakukan penjalinan hubungan program beasiswa telah melakukannya dengan baik. Jalinan hubungan yang dilakukan oleh koordinator terhadap para pendamping program telah dilakukan dengan baik dan memiliki jalinan hubungan yang erat. 4. Pengawasan (Controling) Untuk mengefektifkan seluruh fungsi manajemen yang telah dijelaskan diatas, hal yang tak kalah penting dan harus dilaksanakan adalah pengawasan (controlling). Pengawasan (controlling) adalah proses untuk menjamin bahwa tujuan organisasi dan manajemen dapat tercapai dan berjalan dengan efektif dan efisien. Pengawasan (controlling) sangat penting untuk dilaksanakan. Didalam program beasiswa kegiatan pengawasan (controlling) telah dilaksanakan dengan baik dan sesuai dengan ilmu manajemen. Langkah-langkah pengawasan yang dilakukan BAZDA Kota Tangerang Selatan untuk program beasiswa. a. Menetapkan Standard Stadard merupakan suatu kriteria untuk mengukur hasil pekerjaan yang sudah dilakukan. Standard yang dibuat biasanya didasarkan pada suatu kondisi atau kemampuan kerja yang normal. Bentuk standard dapat
80
dibedakan kedalam dua macam bentuk, yaitu standard kuantitatif dan standard kualitatif. Standard kuantitatif merupakan suatu standard yang dinyatakan didalam satuan tertentu. Didalam manajemen program beasiswa standard kuantitatif yang dimaksud adalah melakukan suatu tindakan koreksi terhadap perilaku peserta dengan cara menghitung jumlah koreksi yang dilakukan untuk program beasiswa di BAZDA Kota Tangerang Selatan ini berdasarkan satuan tertentu agar dapat menilai dan memeriksa kesalahan dan masalah yang terdapat untuk program beasiswa ini agar dapat melakukan perbaikan. Tindakan koreksi yang dilakukan adalah memeriksa jumlah kesalahan dan masalah yang ada sesuai dengan kesepakatan yang telah disepakati oleh para pendamping program agar dapat segera melakukan perbaikan. Standard kualitatif dapat berupa pendapat umum, langganan, dan lain sebagainya. Yang dimaksud dengan standard kualitatif adalah menjelaskan serta menjabarkan pendapat yang dimiliki dan didapat dari pendapat para orang tua anggota beasiswa tentang program beasiswa ini dan kontribusinya bagi yang menerima dana beasiswa tersebut. Dalam suatu pengawasan melakukan standard merupakan hal yang penting untuk dilakukan agar dapat mengukur standard kualitatif yang telah dilakukan.
81
Dari uraian tentang menetapkan standard diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam menetapkan tsndard besiswa BAZDA Kota Tangerang Selatan telah melakukannya dengan baik. b. Membandingkan prestasi peserta dengan standard Langkah kedua ini dilakukan untuk memenuhi sampai seberapa jauh adanya penyimpangan yang telah terjadi didalam pengawasan untuk program beasiswa ini. Selain itu, langkah kedua ini dapat dipakai untuk mengetahui adanya gejala tentang semakin besarnya penyimpangan yang mungkin terjadi dan dilakukan oleh peserta dalam mempertanggung jawabkan yang tidak sesuai dengan standard pengawasan yang baik. Membandingkan prestasi peserta dengan standard merupakan hal yang penting untuk dilaksanakan karena dengan adanya hal ini dapat memudahkan
koordinator
dan
pendamping
program
dalam
membandingkan prestasi yang telah dicapai, misalnya prestasi peserta pada hasil nilai raport dengan tindakan atau perilaku peserta disekolah. Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam membandingkan prestasi peserta beasiswa yang dicapai dengan standard beasiswa BAZDA Kota Tangerang Selatan telah mencapai prestasinya dengan baik. c. Melakukan tindakan koreksi Langkah ketiga ini dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki dan menyempurnakan segala kegiatan. Tindakan koreksi telah dilakukan
82
oleh BAZDA Kota Tangerang Selatan untuk program beasiswa. kebijakan serta hasil yang tidak sesuai dengan rencana standarnya segera dilakukan koreksi dan pembentulan terhadap hal yang sesuai tersebut agar dapat dilakukan analisis ulang dalam melakukan pengawasan. Dengan cara memeriksa secara terperinci setiap prestasi dan perilaku peserta beasiswa di sekolah, setelah itu melakukan perbaikan setelah dikoreksi. Agar dapat segera melakukan penilaian dan perbaikan terhadap prestasi dan perilaku peserta beasiswa tersebut lebih baik lagi. Koreksi yang dilakukan dengan cara memriksa prestasi dan perilaku peserta beasiswa mulai dari nilai-nilai pelajaran, perilaku di ekolahs dan perilaku di luar sekolah. Dari uraian tentang melakukan tindakan koreksi diatas dapat disimpulkan bahwa dalam melakukan tindakan koreksi terhadap peserta beasiswa telah malakukannya dengan baik.
C. Evaluasi Manajemen Pendistribusian Dana ZIS Pada Program Beasiswa Setelah melakukan penelitian dan pengumpulan data yang lengkap melalui wawancara, arsip-arsip dan laporan kegiatan, dan data-data primer maupun sekunder lainnya, pada program beasiswa ini para peserta beasiswa mendapat fasilitas hanya berupa uang dalam satu tahun untuk keperluan pembayaran setiap bulannya. Penulispun melakukan evaluasi atas kegiatan manajemen dan program beasiswa BAZDA Kota Tangerang Selatan. Kegiatan manajemen yang terdiri dari
83
perencanaan
(Planning),
pengorganisasian
(Organizing),
penggerakan
(Actuating), dan pengawasan (Controling). Menurut penulis bahwa program beasiswa BAZDA Kota Tangerang Selatan ini melakukan kegiatan manajemen dengan baik. Di mulai dari perencanaan (Planning), menurut penulis dalam melakukan perencanaan seluruh tim mulai dari ketua BAZDA, BAZCAM (Koordinator),
sekolah
(Pembimbing)
dan
peserta
beasiswa
betul-betul
memikirkan dan membahas secara detail tentang kebutuhan, jadwal kegiatan, pembimbingan pada peserta beasiswa sehingga seluruh hal wajib dan yang dibutuhkan oleh para peserta dapat terpenuhi dengan baik dan lancar. Berikutnya adalah pengorganisasian (Organizing), menurut penulis dalam melakukan pengorganisasian selalu menerapkan system dan peraturan yang baik kepada seluruh koordinator, pembimbing maupun peserta yang terlibat dalam unsur-unsur pengorganisasian tersebut seperti tanggung jawab, wewenang yang berdasarkan struktur organisasi, serta tindakan-tindakan yang dilakukan. Menurut penulis unsur-unsur tersebut yang dilaksanakan oleh seluruh tim mulai ketua BAZDA sampai divisi-divisi dalam manajemen telah melakukan tanggung jawab dengan baik sesuai dengan kinerjanya masing-masing. Selanjutnya adalah penggerakan (Actuating) setelah rencana kerja dibuat, struktur organisasi sudah ditetapkan dan posisi-posisi dalam struktur organisasi telah diisi, maka langkah berikutnya adalah menggerakan para peserta beasiswa BAZDA Kota Tangerang Selatan. Menurut penulis dalam pelaksanaan penggerakan di dalam manajemen ini, ketua BAZDA memiliki peranan yang
84
sangat penting agar kegiatan penggerakan ini dapat terlaksana. Bapak Endang Saefuddin selaku ketua umum BAZDA ini dituntut memiliki kemampuan atau seni dalam melakukan kepemimpinan. Bagaimana bapak Endang Saefuddin memberikan arahan, nasehat dan job dest kepada koordinator, pembimbing dan peserta beasiswa yang merupakan salah satu program pendidikan dari BAZDA Kota Tangerang Selatan, ataupun yang terlibat dalam program tersebut dengan cara pendekatan secara emosional kepada pembimbing dan peserta dapat tersampaikan secara baik, sehingga efeknya dalam seluruh kegiatan program mampu bekerja secara maksimal, profesional, dan amanah. Sehingga kegiatan program beasiswa pun berjalan dengan baik. Sedangkan fungsi manajemen yang keempat yang diterapkan oleh pihak manajemen program beasiswa adalah pengawasan (Controling), kegiatan pengawan ini pun menjadi tanggung jawab wajib ketua BAZDA dan koordinator program beasiswa dan dibantu oleh pembimbing, karena tidak mungkin pemimpin mampu mengawasi setiap detail yang terjadi pada saat kegiatan berlangsung. Menurut penulis pada pengawasan ini menggunakan pengawasan secara tidak langsung pemimpin melakukan pemeriksaan pelaksana kegiatan program beasiswa ini melalui laporan-laporan yang diterima dari bawahan atau divisi yang diberikan tanggung jawab dalam program beasiswa.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian, wawancara, studi dokumentasi dan beberapa metode penelitian yang dilakukan serta uraian dari beberapa bab yang terdahulu, maka enulis dapat menyimpulkan beberapa kesimpulan dan saran-saran sebagai berikut: 1. Di dalam mekanisme pendistribusian dana zakat di BAZDA Kota Tangerang Selatan ini telah melakukan dengan baik, Hal tersebut dapat dibuktikan dengan laporan keuangan yang transparan dan merata. dengan mendistribusikannya secara terarah sesuai dengan ukuran-ukuran yang telah ditentukan. Berikut beberapa asnaf dan program yang BAZDA distribusikan dana ZIS: 1. Asnaf Riqab terdiri dari: a. Bantuan Kesehatan b. Rehab / Bedah Rumah c. Bantuan berdasarkan proposal 2. Asnaf Gharimin terdiri dari: a. Bantuan sarana keagamaan yaitu: 1) TPQ / TPA 2) Majlis Taklim 3) Mushalla / Masjid 3. Asnaf Muallaf terdiri dari: a. Bantuan Pembinaan Muallaf
85
86
b. Bantuan Masyarakat Dhu’afa 4. Asnaf Ibnu Sabil terdiri dari: a. Bantuan Beasiswa Berkelanjutan: 1) Siswa SD / MI 2) Siswa SLTP 3) Siswa SLTA 5. Asnaf fi sabilillah terdiri dari a. Bantuan Guru Ngaji b. Bantuan Guru TPQ / TPA 2. Di dalam program beasiswa di BAZDA Kota Tangerang Selatan telah melakukan manajemen yang baik. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan analisa penulis tentang Planning, Organizing, Actuating dan Controlling yang telah dilaksanakan dengan baik dan sesuai dengan ilmu manajemen yang telah ada. Pada perencanaannya koordinator dan pembimbing betul-betul memikirkan dan membahas secara detail tentang kebutuhan, jadwal kegiatan, pembimbingan pada peserta beasiswa sehingga seluruh hal wajib dan yang dibutuhkan oleh para peserta dapat terpenuhi dengan baik dan lancar. Selanjutnya pengorganisasian BAZDA Kota Tangerang Selatan telah membagi dan menentukan tugas-tugas kepada semua staff program beasiswa. Kemudian pelaksanaanya memberikan motivasi dan bimbingan kepada peserta beasiswanya agar lebih baik lagi dan terakhir pengawasan melakukan pemeriksaan pelaksana kegiatan program beasiswa ini melalui laporan-laporan
87
yang diterima dari bawahan atau divisi yang diberikan tanggung jawab dalam program beasiswa. Serta telah menerapkan unsur-unsur manajemen Man, Money, Methods, Materials, Machines dan Market yang di singkat dengan 6 M.
B. Saran-saran 1. Untuk BAZDA Kota Tangerang Selatan, diharapkan dapat memberikan beasiswa pendidikan tidak hanya bagi mereka yang bersekolah di SD sampai SLTA aja tetapi agar bisa melanjutkan ke perguruan tinggi juga, karena untuk yang putus sekolah tidak hanya ingin melanjutkan sekolah dari SD sampai SLTA saja tetapi mereka pun ingin melanjutkannya ke jenjang yang lebih tinggi pula yaitu perguruan tinggi. 2. Dari segi pengarahan, di harapkan BAZDA Kota Tangerang Selatan mengadakn mentoring atau bimbingan yang khusus untuk mengarahkan para peserta mahasiswanya untuk menjadi lebih baik lagi 3. Dalam memberi bantuan beasiswa di harapkan BAZDA Kota Tangerang Selatan memiliki sekolahan sendiri agar semua fasilitas yang di berikan kepada peserta beasiswa labih memadai lagi.
DAFTAR PUSTAKA
A.M Kadarman dan Jusuf Udaya,Pengantar Ilmu Manajemen, Buku Panduan Untuk Mahasiswa, Jakarta: Gramedia Pustaka Gama, 2001 Arikanto, Suharsimi, Penilaian Program Pendidikan, Yogyakarta: Bina Aksara, 1998 Bariadi, Lili, dkk, Zakat Dan Wirausaha, Jakarta: CED, 2005 Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan, Dasar-Dasar Perbankan, Jakarta: Bumi Aksara, 2004 Eri Sudewo, ManajemenZakat Tinggalkan 15 Tradisi Terapkan 4 Prinsip Dasar, Ciputat: IMZ,2004 Hafidhuddin, Didin, Zakat Dalam Perekonomian Modern Jakarta: Gema Press, 2002 Hasan, Saud, Manajemen, Pokok-pokok Pengertian dan Soal Jawaban, Yogyakarta: BPPE, 1989 Hasibuan, Malayu, Manajemen Dasar, Pengertian Dan Masalah, Jakarta: PT. Bina Aksara, 2008 IMZ, Zakat dan Empowering, Jurnal Pemikiran dan Gagasan, 2009 J. Panglaikin dan Hazil Tanzil, Manajemen Suatu Pengantar, Jakarta: Gharlia Indonesia, 1960 Kasmarang, H. Muchtar, BAZDA Kota Tangerang Selatan, Tangerang Selatan: 2011 M. Manullang, Dasar-dasar Manajemen, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1996 Nanih Machendrawati dan Agus Ahmad Safe’i, Pengembangan Masyarakat Islam dari Ideologi Strategi Sampai Tradisi, Bandung Rosda Karya, 2001
89
90
Nasution, Mustafa Edwin, Ketua Umum Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia, Seminar Potensi Lembaga Keuangan, Universitas Islam Negeri, Rabu 17 januari 2007 Qadir, Abdurrahman, Zakat Dalam Dimensi Sosial Dan Mahdhah Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2001 S. Hasibuan, Asas Dan Kurikulum, Bandung: CV. Jenimar. 1975 Soebani dan Mochtar, , (Surabaya: InsitutDagangMochtar. 1994 Sholeh, Abdul Rasyad, Manajemen Dakwah Islam, Jakarta: Bulan Bintang 1993 Sondang P. Siagian,Fungsi-Fingsi Manajerial, Jakarta: Bumi Aksara, 1992 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D, Bandung: CV. Alfabeta, 2009 Wawancara Pribadi dengan Endang saefudin, Drs.K.H,Ketua BAZ Kota Tangerang Selatan, Tangerang Selatan, 26 September Wiyanto, BPS: Angka Kemiskinan Naik 0,48 Juta Orang, di akses dari http.//m. Inilah.com/news/detail/2061255/bps-angka-kemiskinan-naik-0,48-jutaorang,pada tanggal 2 Januari 2014 Yayat M. Harujito, Dasar-dasar Manajemen, Jakarta: PT. Grazsindo, 2004 Zaini Muchtaram, Dasar-dasar Manajemen Dakwah, Yogyakarta: Al-amin dan Ikfa, 1996