MANAJEMEN PEMBELAJARAN MEMBACA AL-QUR’AN DENGAN METODE QIRAATI DI MIT NURUL ISLAM RINGINWOK SEMARANG
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1) Program Studi Kependidikan Islam
Oleh: NUR ROHMAH WIJAYANTI NIM. 083311023
FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2012
2
3
4
MOTTO
ِ اَلْم ِ اىر بِالْ ُقر )الش َفَرِة الْكَِرِاـ الْبَػَرَرِة (رواه البخارى و مسلم َّ أف َم َع ْ ُ َ “Orang yang pintar membaca al-Qur’an akan tinggal bersama malaikat rahmah” (HR. Bukhari dan Muslim)
5
ABSTRAK Judul
Penulis NIM
: Manajemen Pembelajaran Berbasis Metode Qiraati Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Qur’an di MIT Nurul Islam Ringinwok Semarang. : Nur Rohmah Wijayanti : 083311023
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Perencanaan pembelajaran metode Qiraati. 2) Pelaksanaan Pembelajaran metode Qiraati. 3) Evaluasi pembelajaran metode Qiraati dalam meningkatkan kemampuan membaca alQur‟an di MIT Nurul Islam Ringinwok Semarang. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan menggunakan pendekatan kualitatif dengan tehnik analisis data yaitu memberikan predikat kepada variabel yang diteliti sesuai dengan kondisi sebenarnya melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi untuk meningkatkan pemahaman hasil penelitian. Hasil penelitian menunjukan bahwa: 1) Perencanaan pembelajaran Qiraati di MIT Nurul Islam yaitu: a) Perencanaan pembelajaranya mengikuti Yayasan Raudatul Mujawwiddin Semarang yang semuanya direncanakan dengan matang mulai dari persiapan guru, motode pembelajaranya, waktu belajar, target pembelajaranya, dan alat peraga. Yayasan Raudahtul Mujawwidin merupakan TKQ yang pertama di Indonesia yang didirikan oleh K.H Dahlan Salim Zarkasyi dan sekaligus penulis Qiraati. b) penyiapan dan pemilihan guru yang tepat dan guru yang sudah bersyahadah maupun masih dalam proses syahadah yang hanya diperbolehkan mengajar. 2) Pelaksanaan Pembelajaran Qiraati di MIT Nurul Islam diawali dengan membaca asmaul husna, aplikasi pembelajaranya menggunakan metode individu (sorogan), klasikal individual, klasikal baca simak, membaca, menulis, dan drill yang setiap kelasnya dipandu oleh guru Qiraati. 3) evaluasi pembelajaran Qiraati dilakukan tiga kali tahapan yaitu: Pertama, evaluasi harian yang dilakukan setiap hari yang berfungsi untuk melihat kemajuan peserta didik pada setiap halamnya dan langsung dinilai dalam buku prestasi siswa. Kedua, evaluasi kenaikan jilid yang merupakan penilaian kepada peserta didik yang akan ditashih (naik jilid). Ketiga, evaluasi tahap akhir atau yang disebut Eptak. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi untuk mengelola pembelajaran khususnya Qiraati dan masukan bagi sekolah MIT Nurul Islam terutama pihak sekolah untuk selalu bekerja lebih giat dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab, untuk merencanakan kegiatan dengan baik dan terprogram sehingga melahirkan peserta didik yang berkualitas. Kepada segenab pengajar agar melaksanaan pembelajaran yang sempurna sehingga tujuan pembelajaran tercapai dengan mudah dan selalu memberikan motivasi terhadap peserta didik agar semakin tahu arti pentingnya mempelajari al-Qur‟an.
6
TRANSLITERASI
Penulisan
transilterasi
huruf-huruf
Arab-Latin
dalam
skripsi
ini
berpedoman pada SKB Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan R.I. Nomor: 158/1987 dan Nomor: 0543b/U/1987. Penyimpangan penulisan kata sandang [al-] disengaja secara konsisten supaya sesuai teks Arabnya. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Huruf Hijaiyyah
ا ب ت ث ج ح خ د ذ ر ز س ش ص ض ط ظ ع غ ف ق ك ل م ن و ﻫ ال ء ي
Huruf Latin A B T Ts J H Kh D Dz R Z S Sy Sh Dl Th Dh A‟ Gh F Q K L M N W H La „a Y
Bacaan Alif Ba‟ Ta‟ Tsa‟ Jim Ha‟ Kho‟ Dal Dzal Ro‟ Za‟ Sin Syin Shod Dlod Tho‟ Zho‟ A‟in Ghoin Fa‟ Qof Kaf Lam Mim Nun Wau Ha‟ Lam-Alif Hamzah Ya‟
7
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat, taufiq, maghfiroh, serta hidayah-Nya, sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini guna memperoleh gelar kesarjanaan dari Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang. Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa risalah Islam yang penuh dengan ilmu pengetahuan, khususnya ilmu-ilmu ke-Islaman, sehingga dapat menjadi bekal petunjuk bagi hidup dan kehidupan kita di dunia yang selanjutnya di akhirat. Suatu kebanggaan dan kebahagiaan bagi penulis atas terselesainya penulisan tugas akhir akademik ini. Oleh karenanya, kepada semua pihak yang telah membantu kelancaran dalam penulisan skripsi ini, penulis mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya khususnya kepada: 1. Dr. Sudja‟i, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang. 2. Dr. Mustofa Rahman, M.Ag., selaku Ketua Jurusan Kependidikan Islam dan Dr. Fahrurozi, M.Ag, selaku Sekretaris Jurusan Kependidikan Islam. 3. Bapak Ismail SM, M.Ag. dan bapak Dr. H. Fatah Syukur, M.Ag, selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiranya dengan penuh kesabaran, untuk memberikan bimbingan dan pengarahan selama penyusunan skripsi. 4. Para Dosen pengajar yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan serta para staf karyawan di lingkungan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang. 5. H. Mashuri selaku Ketua Yayasan, Bapak Dian Utama selaku Kepala Sekolah, dan staff pengajar di MIT Nurul Islam Ringinwok Semarang yang telah memberikan izin penulis untuk melakukan penelitian. 6. Abah Khamzawi dan Umi Istiqomah yang tiada henti selalu mendoakanku, memberikan segalanya dalam study dan penyusunan skripsi ini, kakakku tercinta Wiji Istiana Nur Khamidah, kakakku tersayang Widyanto serta
8
keponakanku yang lucu dan pintar Pricell, Richter terimakasih atas perhatian dan segala motivasi serta doa restunya sehingga terselesaikan studi ini. 7. Kepada sahabatku el-Nur, Atik, Yany, Nayla, Nadhif, Eppy, Adib, Uswah, Ella, Fafa, Ina, Iis terimakasih atas motifasi dan dukunganya. 8. Kepada teman-teman seperjuanganku KI 2008 yang sangat menyayangiku. 9. Segenab keluarga besar HMJ KI, LSB, PMII yang tidak bisa disebutkan satu persatu, semangat terus buat kalian semua. 10. Kepada temen-temen PPL di Al-Azhar 14 Azi, Neneng, Anif, Luluk, Umam, Faqih, Fahmi, dan Hakki, terimakasih atas kerjasamanya utuk mencerdaskan kehidupan bangsa. 11. Kepada teman-teman KKN posko 46 Bu Kordes, Rohma, Nunik, Faza, Ina, Soffi Martin, Vivit, Nadhif, Ibas dan Arga, terimakasih motivasi kalian, kalian semua memang super dan rajin, “the best” buat kalian. 12. Kepada semua pihak yang telah tulus ikhlas membantu penulisan dalam mengerjakan skripsi ini, sehingga penulisan skripsi ini dapat terseleasaikan. Kepada mereka semua penulis tidak dapat memberikan apa-apa hanya untaian terimakasih dengan tulus serta iringan do‟a, semoga Allah membalas semua amal kebaikan mereka dan selalu melimpahkan rahmat, taufiq, hidayah serta inayah-Nya dan semoga skripsi yang berjudul Manajemen Pembelajaran Berbasis Metode Qiraati Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca AlQur’an di MIT Nurul Islam Ringinwok Semarang, ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang berkesempatan membacanya. Pada akhirnya penulis menyadari dengan sepenuh hati bahwa penulisan skripsi ini belum mencapai kesempurnaan dalam arti yang sebenarnya. Namun penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya. Amiin. Semarang, 14 Mei 2012 Peneliti,
Nur Rohmah Wijayanti NIM. 083311023
9
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL .......................................................................................
i
PERNYATAAN KEASLIAN .........................................................................
ii
PENGESAHAN ..............................................................................................
iii
NOTA PEMBIMBING ...................................................................................
iv
MOTTO ...........................................................................................................
v
ABSTRAK ......................................................................................................
vi
TRANSLITERASI ..........................................................................................
vii
KATA PENGANTAR ....................................................................................
viii
DAFTAR ISI ...................................................................................................
x
DAFTAR TABEL ...........................................................................................
xiii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................
xiv
BAB I
BAB II
: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .........................................................
1
B. Rumusan Masalah ..................................................................
5
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan ...............................................
5
: MANAJEMEN PEMBELAJARAN QIRAATI A. Kajian Pustaka ........................................................................
7
B. Kajian Teori ............................................................................
8
1. Manajemen Pembelajaran ................................................
8
a. Pengertian Manajemen Pembelajaran ........................
8
b. Fungsi Manajemen Pembelajaran ..............................
10
c. Langkah-langkah Manajemen Pembelajaran .............
12
2. Pembelajaran Metode Qiraati ...........................................
17
a. Sejarah Qiraati ............................................................
17
b. Perkembangan Qiraati ................................................
18
c. Pengertian Metode Qiraati .........................................
22
d. Tujuan Metode Qiraati ...............................................
23
10
e. Materi Metode Qiraati ................................................
23
f. Strategi Mengajar Metode Qiraati ..............................
26
g. Evaluasi Qiraati ..........................................................
29
3. Pembelajaran Membaca al-Qur‟an ...................................
30
a. Pengertian Pembelajaran Membaca al-Qur‟an ...........
30
b. Dasar Belajar Membaca al-Qur‟an .............................
32
c. Tujuan Pembelajaran Membaca al-Qur‟an ................
33
d. Tahap Belajar Membaca al-Qur‟an ............................
34
BAB III : METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian .......................................................................
37
B. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................
38
C. Jenis, Sumber dan Tehnik Pengumpulan Data .......................
38
D. Fokus Penelitian .....................................................................
39
E. Teknik Pengumpulan Data .....................................................
40
F. Teknik Analisis Data ..............................................................
43
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB V
A. Hasil Penelitian .......................................................................
46
1. Perencanaan Pembelajaran Qiraati ...................................
46
2. Pelaksanaan Pembelajaran Qiraati ...................................
49
3. Evaluasi Pembelajaran Metode Qiraati ............................
53
B. Pembahasan ............................................................................
55
1. Perencanaan Pembelajaran Qiraati ..................................
55
2. Pelaksanaan Pembelajaran Qiraati ...................................
57
3. Evaluasi Pembelajaran Qiraati .........................................
61
: PENUTUP A. Simpulan .................................................................................
63
B. Saran .......................................................................................
64
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP
11
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat, taufiq, maghfiroh, serta hidayah-Nya, sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini yang merupakan tugas dan syarat wajib dipenuhi guna memperoleh gelar kesarjanaan dari Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang. Suatu kebanggaan dan kebahagiaan bagi penulis atas terselesainya penulisan tugas akhir akademik ini. Oleh karenanya, kepada semua pihak yang telah membantu kelancaran dalam penulisan skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya khususnya kepada yang terhormat : 1. Dr. Sudja‟i, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang. 2. Dr. Mustofa Rahman, M.Ag., selaku Ketua Jurusan Kependidikan Islam dan Dr. Fahrurozi, M.Ag, selaku Sekretaris Jurusan Kependidikan Islam. 3. Bapak Ismail SM, M.Ag. dan Bapak Dr. H. Fatah Syukur, M.Ag., selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiranya dengan penuh kesabaran, untuk memberikan bimbingan dan pengarahan selama penyusunan skripsi. 4. Para Dosen pengajar yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan serta para staf karyawan di lingkungan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang. 5. H. Mashuri selaku ketua Yayasan MIT Nurul Islam dan Dian Utama S.HI., selaku Kepala Sekolah MIT Nurul Islam yang telah memberikan izin penulis untuk melakukan penelitian. 6. Abah Khamzawi dan Umi Istiqomah yang tiada henti selalu mendoakanku, memberikan segalanya dalam studi dan penyusunan skripsi ini, kakakku tercinta Wiji Istiana Nur Khamidah, kakakku tersayang Widyanto, serta keponakanku yang lucu dan pintar Pricell, Richter terima kasih atas perhatian dan kasih sayang yang telah tercurahkan dan restunya sehingga terselesaikan studi ini.
segala motivasi serta doa
12
7. Kepada sahabatku el-Nur, Atik-azka, El-yanz, Nayla, El-Maylany Putri, Bina J, PJ, al-Husna, el-Fatta, Fafa, Ina, Iis
terimakasih atas motifasi dan
dukunganya. 8. Kepada teman-teman seperjuanganku KI 2008 yang sangat menyayangiku, teruskan perjungan kalian kunci sukses sudah di pintu gerbang. 9. Segenab keluarga besar HMJ KI, LSB, PMII yang tidak bisa disebutkan satu persatu, semangat terus buat kalian semua. 10. Kepada temen-temen PPL di Al-Azhar 14 Azi, Yani, Us, Anif, Luluk, Umam, Faqih, Fahmi, terima kasih atas kerjasamanya utuk mencerdaskan kehidupan bangsa. 11. Kepada teman-teman KKN posko 46 Bu Kordes, Rohmah, Nunik, Faza, Ina, Soffi Martin, Vivit, Nadhif, Ibas Dan Mbah‟he, terimakasih motivasi kalian, kalian semua memang super dan rajin, The Best Buat kalian. 12. Kepada semua pihak yang telah tulus ikhlas membantu penulisan dalam mengerjakan Skripsi ini, sehingga penulisan skripsi ini dapat terseleasaikan. Kepada mereka semua penulis tidak dapat memberikan apa-apa hanya untaian terima kasih dengan tulus serta iringan do‟a, semoga Allah membalas semua amal kebaikan mereka dan selalu melimpahkan rahmat, taufiq, hidayah serta inayah-Nya dan semoga skripsi yang berjudul Manajemen Pembelajaran Berbasis Metode Qiraati Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca AlQur’an di MIT Nurul Islam Ringinwok Semarang, ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang berkesempatan membacanya. Pada akhirnya penulis menyadari dengan sepenuh hati bahwa penulisan skripsi ini belum mencapai kesempurnaan dalam arti yang sebenarnya. Namun penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya. Amiin. Semarang, 14 Mei 2012 Peneliti,
Nur Rohmah Wijayanti NIM. 083311023
13
DAFTAR LAMIRAN
Lampiran 1
Daftar Pengajar Qiraati MIT Nurul Islam Tahun 2012
Lampiran 2
Daftar Jumlah Peserta Didik di MIT Nurul Islam Tahun 2012
Lampiran 3
Target Pencapaian Pembelajaran Qiraati
Lampiran 4
Nilai Peserta Didik dalam Buku Prestasi
Lampiran 5
Rincian Inventaris MIT Nurul Islam
Lampiran 6
Daftar Tenaga Edukatif MIT Nurul Islam
Lampiran 7
Transkrip Wawancara
Lampiran 8
Kartu Tes Qiraati
Lampiran 9
Buku Prestasi Peserta Didik MIT Nurul Islam
Lampiran 10 Surat Izin Riset Lampiran 11 Surat Keterangan Riset Lampiran 12 Sertifikat OPAK IAIN Walisongo Lampiran 13 Sertifikat OPAK Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Lampiran 14 Sertifikat Orientasi Akademik dan Oreintasi Keagamaan Lampiran 15 Surat Keterangan Ko Kurikuler Lampiran 16 Transkrip Ko Kurikuler Lampiran 17 Foto Penelitian Lampiran 18 Daftar Riwayat Hidup
14
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pengajaran pendidikan agama di Madrasah Ibtidaiyah meliputi berbagai bidang studi sebagaimana yang ditetapkan dalam kurikulum masing-masing pendidikan yaitu Hadist, Akidah, Fikih, Ibadah, Sejarah, Akhlaq, dan Qur‟an yang di dalamnya termasuk pembelajaran BTQ. Untuk mengajarkan BTQ, banyak lembaga pendidikan sekolah yang menggunakan macam-macam metode pembelajaran yang digunakan untuk meningkatkan mutu sekolah dan peserta didiknya. Kemampuan membaca merupakan dasar untuk menguasai berbagai bidang studi. Jika peserta didik sekolah permulaan tidak memiliki kemampuan membaca maka akan mengalami banyak kesulitan dalam mempelajari berbagai bidang studi pada kelas-kelas berikutnya.1 Sebelum meningkat ke pembelajaran selanjutnya maka kita harus menyiapkan strategi pembelajaran karena strategi pembelajaran merupakan komponen penting dalam sistem pembelajaran. Strategi pembelajaran merupakan cara pengorganisasian isi pelajaran, penyampaian mata pelajaran dan pengelolaan kegiatan belajar dengan menggunakan berbagai sumber belajar yang dapat dilakukan guru untuk mendukung terciptanya efektifitas dan efisiensi proses pembelajaran. Pembelajaran pada hakikatnya adalah interaksi antara peserta didik dengan lingkunganya sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik. Dengan adanya pembelajaran tersebut banyak faktor yang mempengaruhinya, baik faktor internal yang datang dari lingkungan individu tersebut. Pembelajaran terkait dengan bagaimana membelajarkan siswa atau bagaimana membuat siswa dapat belajar dengan mudah dan dorongan oleh kemaunya sendiri, untuk mempelajari apa yang teraktualisasikan dalam kurikulum 1
Mulyana Abdurrahman, Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta:Rineka Cipta,1999), hlm. 200.
15
sebagai kebutuhan peserta didik. Oleh karena itu, pembelajaran berupaya menjabarkan nilai-nilai yang terkandung dalam kurikulum dengan menganalisis tujuan pembelajaran karakteristik isi bidang studi pendidikan agama yang terkandung dalam kurikulum. Selanjutnya dilakukan kegiatan untuk memilih, menetapkan, dan mengembangkan cara-cara metode dan strategi pembelajaran yang tepat untuk mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan sesuai dengan kondisi yang ada agar kurikulum dapat diaktualisasikan dalam proses pembelajaran.2 Dalam proses pembelajaran membaca, peserta didik tidak hanya harus bisa membaca tetapi harus menyukai sesuatu yang dibaca. Dengan begitu guru harus mempunyai metode pembelajaran yang khas dan metode tersebut dapat meningkatkan motivasi rasa ingin tau dan mengembangkan daya ingat. Metode merupakan salah satu bagian dari strategi kegiatan dan metode merupakan cara yang dalam bekerjanya adalah alat untuk mencapai tujuan kegiatan. Suatu metode sangat penting dalam proses pembelajaran, karena metode juga menentukan berhasil atau tidaknya suatu proses kegiatan pembelajaran.3 Dalam Islam membaca merupakan kemampuan yang harus dimiliki umat Islam dan ini merupakan sesuatu yang sangat mendasar. Membaca dipandang sebagai sumber atau kunci ilmu pengetahuan. Membaca merupakan perintah. Dalam al-Qur‟an surat al-Alaq diawali kata iqro’ yang artinya bacalah. Dan perintah membaca ini adalah kata pertama yang diterima oleh Nabi Muhammad SAW. Kata ini sedemikian pentingnya sehingga diulang dua kali dalam rangkaian wahyu pertama.4 Al-Qur‟an merupakan kitab suci sempurna sekaligus paripurna. Al-Qur‟an terdiri dari 30 juz, 114 surat, 6666 ayat, 73.934 kosakata dan 333.671 huruf. Untuk memberikan pengertian al-Qur‟an didefinisikan sebagai kalam Allah SWT 2
Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, (Semarang: Rasail Media Group, 2008), hlm. 10. 3
Moeslichatoen, Metode Pembelajaran di Taman Kanak-kanak, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), hlm. 15. 4
M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat, (Bandung: Mizan, 2004), hlm. 167.
16
yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SWT melalui malaikat Jibril, merupakan mukjizat, diriwayatkan secara mutawatir, ditulis dimushaf dan membacanya termasuk ibadah.5 Al-Qur‟an merupakan kalam Allah yang menjadi sumber segala hukum dan menjadi pedoman pokok dalam kehidupan, termasuk membahas tentang pembelajaran. Dalam al-Qur‟an banyak sekali ayat yang berhubungan dengan pembelajaran yaitu perintah untuk membaca dan menulis. Dalam al-Qur‟an surat al-Alaq di sebutkan:
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya”. (QS. al-Alaq: 1-5) Lima ayat tersebut merupakan ayat pertama yang diterima oleh Nabi Muhammad, yang di antaranya berbicara tentang perintah kepada semua manusia untuk selalu menelaah, membaca, belajar, dan perintah untuk menulis dengan perantara kalam (pena). Ini jelas menunjukan perintah untuk mengadakan pembelajaran.6 Belajar membaca tidak hanya dengan membaca latin akan tetapi membaca sangat dibutuhkan peserta didik didalam sekolah, karena keduanya memiliki hubungan yang sangat erat dalam proses pembelajaran di sekolah. Oleh karena itu, untuk menumbuhkan minat baca pada peserta didik dengan menggunakan metode yang cepat, tepat dan benar. Untuk membaca al-Qur‟an harus didasarkan ilmu tajwid sehingga bunyi suara tiap hurufnya tepat seperti aslinya sebagaimana yang telah diucapkan Rasulullah SAW. Tidaklah sulit sekarang ini, dalam belajar mengajar membaca
5
Ahmad Syarifudin, Mendidik Anak Membaca, Menulis, dan (Jakarta: Gema Insani, 2005), hlm. 15. 6
Mencintai Al-Qur’an
Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, hlm. 11.
17
al-Qur‟an karena banyak lembaga pendidikan al-Qur‟an berupa lembaga non formal (TPQ) atau sejenisnya, bahkan sekarang pelajaran membaca al-Qur‟an sudah ada di sekolah formal. Misalnya di MIT Nurul Islam Semarang, di sekolah inilah ada proses pembelajaran membaca al-Qur‟an. Siswa-siswi dilatih untuk membiasakan membaca al-Qur‟an dimulai sejak dini yang diharapkan nantinya sesudah dewasa mahir melafalkan dan membaca al-Qur‟an sesuai dengan ilmu tajwid. Output yang diharapkan nantinya setelah lulus dari sekolah tidak hanya pandai pelajaran umum tetapi juga pandai dalam bidang keagama terutama membaca al-Qur‟an. Jadi MIT Nurul Islam Semarang bisa menjadi percontohan pada sekolah-sekolah lain agar sekolah lainpun dapat menerapkan pembelajaran membaca al-Qur‟an yang diterapkan pada MIT Nurul Islam Semarang. Dengan adanya pelajaran membaca al-Qur‟an inilah yang menjadikan MIT Nurul Islam Semarang berbeda dengan sekolah lainya. Untuk itu diperlukan metode dalam pembelajaran membaca al-Qur‟an. Banyak sekali memang metodemetode praktis yang digunakan dalam membaca al-Qur‟an diantaranya metode Baghdadiyah, Qiraati, Iqro’, Yambu’a, al-Barqi, dan lain-lain. Di antara beberapa metode praktis yang digunakan untuk belajar membaca al-Qur‟an, di MIT Nurul Islam Semarang pembelajaran al-Qur‟annya menggunakan Metode Qiraati. Untuk itu diperlukan strategi pembelajaran yang memusatkan pada proses pembelajaran pada siswa dengan menggunakan metode Qiraati. Metode Qiroati yaitu model pembelajaran yang dirancang untuk membantu peserta didik dengan tidak mengeja tetapi langsung membaca bunyi huruf yang ada dijilid Qiraati. Pembelajaran metode Qiraati ini tentunya sangat bermanfaat dalam meningkatkan cara membaca al-Qur‟an dengan indah, fasih dan tartil. Oleh karena itu, penulis merasa tertarik untuk mengadakan penelitian “Manajemen Pembelajaran Berbasis Metode Qiraati dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Qur‟an di MIT Nurul Islam Ringinwork Semarang.
18
B. Rumusan Masalah Dari latar belakang masalah tersebut maka penulis dapat merumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana Perencanaan Pembelajaran Berbasis Metode Qiraati dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca al-Qur‟an di MIT Nurul Islam Semarang? 2. Bagaimana Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Metode Qiraati dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca al-Qur‟an
di MIT Nurul Islam
Semarang? 3. Bagaimana
Evaluasi
Pembelajaran
Berbasis
Metode
Qiraati
dalam
Meningkatkan Kemampuan Membaca al-Qur‟an siswa di MIT Nurul Islam Semarang? C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Dengan melihat rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini untuk: a. Mengetahui bagaimana perencanaan pembelajaran berbasis metode Qiraati dalam meningkatkan kemampuan membaca al-Qur‟an di MIT Nurul Islam. b. Mengetahui bagaimana pelaksanaan pembelajaran berbasis metode Qiraati dalam meningkatkan kemampuan membaca al-Qur‟an di MIT Nurul Islam . c. Mengetahui bagaimana evaluasi pembelajaran berbasis metode Qiraati dalam meningkatkan kemampuan membaca al-Qur‟an di MIT Nurul Islam 2. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang ingin diperoleh dari penelitian ini adalah: a. Secara Teoritis Dengan adanya penelitian ini, maka penulis dapat mengetahui pelaksanaan pembelajaran membaca al-Qur‟an dengan menggunakan metode Qirati di MIT Nurul Islam Ringinwok Ngaliyan Semarang
19
b. Secara Praktis 1) Bagi sekolah Sebagai bahan dan inovasi yang tepat dalam memberikan konstribusi yang positif pada lembaga pendidikan dalam usaha meningkatkan kualitas peserta didik melalui proses pembelajaran membaca al-Qur‟an. 2) Bagi Kepala Sekolah Penelitian ini dapat menjadi bahan supervisi dan evaluasi terhadap kinerja guru dalam menerapkan metode pembelajaran membaca al-Qur‟an. 3) Bagi guru Penelitian ini dapat menjadi bahan masukan dalam pertimbangan mengajar dalam memilih metode yang tepat guna dan berhasil dalam dalam pembelajaran al-Qur‟an. 4) Bagi siswa Penelitian ini dapat menambah semangat dan memotivasi siswa untuk meningkatkan kemampuan membaca al-Qur‟an.
20
BAB II MANAJEMEN PEMBELAJARAN METODE QIRAATI
A. Kajian Pustaka Kajian pustaka digunakan sebagai bahan perbandingan terhadap penelitian atau karya ilmiah yang ada, baik mengenai kekurangan ataupun kelebihan yang ada sebelumnya. Selain itu juga kajian pustaka mempunyai andil besar dalam rangka mendapatkan suatu informasi yang ada sebelumnya tentang teori yang berkaitan dengan judul yang digunakan untuk memperoleh landasan ilmiah. Untuk mengetahui posisi penelitian ini, maka penulis mengambil beberapa hasil penelitian sebagai berikut: 1. Sri Handayani (3103064), „Study Deskriptif Penerapan Metod A BA TA TSA Bentuk Halaqoh Dalam Pembelajaran Membaca Al-Qur’an di Lembaga Tahfidul Quran Anak-anak (LTQA) Alhikmah Pelampang Jakarta Selatan’. Dalam skripsi ini dipaparkan bahwa metode A Ba Ta Tsa dalam pengajaran al-Qur‟an yaitu suatu konsep belajar yang memadukan antara kemampuan tehnis dengan kemampuan psikis yang harus dimiliki seorang guru. Kemampuan tehnis dalam pembelajaran metode A Ba Ta Tsa yaitu sebuah konsep bagaimana guru bisa menerangkan dengan baik dan murid bisa mengerti dan memahami. Sedangkan kemampuaan psikis seorang guru mampu menjalin kedekatan persahabatan yang hangat dengan seorang anak didik, sehingga pembelajaran tidak terkesan kaku. Dalam metode ini aplikasi pembelajaranya berbentuk halaqoh atau sering disebut juga dengan kelompok kecil yang dipandu oleh seorang ustadz atau ustadzah pada tiap-tiap kelompoknya.7 2. Soleman (3103015), „Pelaksanaan Pembelajaran Membaca Al-Qur’an Metode An-Nahdiyah di Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) Nurul Huda Plosorejo Kunduran Blora’. Dalam skripsi ini penulis memaparkan bahwa 7
Sri Handayani,Studi Deskriptif Penerapan Metode A Ba Ta Tsa Bentuk Haloqoh Dalam Pembelajaran Membaca Al-Qur’an di Lembaga Tahfidzul Quran Anak-anak (LTQA) Al hikmah Pelampang Jakarta Selatan, Skripsi Fakultas Tarbiyah IAIN walisongo Semarang, (Semarang: Perpustakaan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2009).
21
pembelajaran dengan metode An-Nahdiyah merupakan pengembangan metode belajar al-Qur‟an Baghdiyah. Metode An-Nahdiyah mengajak setiap siswa harus tanggap cepat karena proses belajarnya menggunakan metode cepat tanggap belajar al-Qur‟an yang sistimnya klasikal dan individual artinya santri dalam satu kelas diberikan materi yang sama dengan ustadz tutor dan proses pembelajaranya diberikan satu persatu oleh ustadz privat. Untuk evaluasinya dilakukan secara terus menerus dan berkelanjutan.8 Dari telaah pustaka di atas bahwa penelitian yang akan penulis lakukan berbeda dengan peneliti sebelumnya. Penelitian di atas menjelaskan tentang bagaimana pembelajaran membaca al-Qur‟an yang ada di sekolah non formal sedangkan penelitian yang akan peneliti lakukan adalah manajemen pembelajaran metode Qiraati yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasinya yang dilakukan di sekolah formal yaitu di MIT Nurul Islam Ringinwok Semarang. B. Kajian Teori 1. Manajemen Pembelajaran a. Pengertian Manajemen Pembelajaran Manajemen pembelajaran terdiri dari dua kata, yaitu manajemen dan pembelajaran. Kata manajemen berasal dari bahasa Inggris ”administration” yang disinonimkan dengan ”management” suatu pengertian dalam lingkup yang lebih luas.9 Secara sistematis manajemen berasal dari kata kerja “to manage” yang berarti mengurus, mengatur, mengemudikan, mengendalikan, menangani, mengelola,
menyelenggarakan,
menjalankan,
melaksanakan,
dan
memimpin. Kata “management” berasal dari bahasa latin “mano” yang berarti tangan, kemudian menjadi “manus” berarti bekerja berkali-kali.10 8
Soleman, Pelaksanaan Pembelajaran Membaca Al-Qur’an Metode An-Nahdiyah di Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) Nurul Huda Plosorejo Kunduran Blora, (Semarang: Perpustakaan Fakultas Tarbiyah IAIN Wali Songo Semarang, 2009). 9
Suharsimi, Arikunto, Manajemen Pendidikan, (Yogyakarta: Aditya Media, 2008), hlm.
2. 10
hlm. 1.
Ara Hidayat dan Imam Machali, Pengelolaan Pendidikan, (Bandung: Educa, 2010),
22
Menurut George R. Terry mendeinisikan "Management is the coordination of all resources through the processes of planning, organizing, directing and controlling in order to attain stated objectives.”11 Artinya: Manajemen adalah proses pengkoordinasian seluruh sumberdaya melalui proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Menurut RW Morel yang dikutip Ara Hidayat mendefinisikan: Management is that activity in the organization and deciding upon the means by which the goals are to be effectively reached.12 Artinya manajemen adalah kegiatan didalam sebuah organisasi dan penetapan tujuan organisasi serta penetapan penggunaan alat-alat dengan tujuan mencapai tujuan yang efektif. Sedangkan menurut James AF Stoner yang dikutip oleh Handoko, manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan pengguna sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.13 Dari pengertian di atas, dapat diambil suatu pengertian manajemen adalah rangkaian segala kegiatan untuk melakukan sebuah pekerjaan dengan tindakan-tindakan
yang
terdiri
dari
perencanaan,
pengorganisasian,
penggerakan dan pengawasan yang telah ditetapkan dan ditentukan sebelumnya untuk mencapai hasil yang efektif dan efisien. Sedangkan Pembelajaran berasal dari kata “instruction” yang berarti “pengajaran”. Pembelajaran pada hakikatnya adalah suatu proses interaksi antara anak dengan anak, anak dengan sumber belajar, dan anak dengan pendidik.14 Menurut Old Mac Donald menjelaskan bahwa: Learning is acquiring knowledge, it’s an enduring change in living beings not dictated by genetic predisposition, it is also a relative yet permanent change in behaviour
11
Henry L Sisk, Prinsiples of Management (Ohio: Sout Western Western Publishing Company, 1969), hlm. 10. 12
Ara Hidayat dan Imam Machali, Pengelolaan Pendidikan, hlm. 4.
13
T. Hani Handoko, Manajemen, (Yogyakarta: BPKE Yogyakarta, 2001), hlm. 8.
14
Masnur, Muslich, KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Konstekstual, ( Jakarta: Bumi Aksara, 2007), hlm. 163.
23
resulting from practice.15 Artinya: Pembelajaran adalah memperoleh pengetahuan dengan memikul perubahan dalam kehidupan yang dimiliki tidak berdasarkan ketentuan oleh kecenderungan gen, hal ini merupakan sebuah hubungan yang belum permanen dalam perubahan sikap yang dihasilkan dari praktik. Oemar Hamalik menjelaskan Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi: unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan
prosedur
yang
saling
mempengaruhi
untuk
mencapai
tujuan
pembelajaran.16 Menurut Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pembelajaran adalah proses interaktif peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.17 Dari penjelasan di atas dapat diambil suatu pengertian pembelajaran adalah proses interaktif antara pendidik dan peserta didik sehingga terjadi tingkah laku ke arah yang lebih baik. Dari beberapa pengertian dapat diambil kesimpulan bahwa manajemen pembelajaran merupakan usaha untuk mengelola pembelajaran yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran agar dapat mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efesien. b. Fungsi Manajemen Pembelajaran 1) Perencanaan (Planning) Perencanaan merupakan salah satu syarat mutlak bagi setiap kegiatan manajemen. Tanpa perencanaan, pelaksanaan suatu kegiatan akan mengalami kesulitan bahkan kegagalan dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Perencanaan merupakan proses mempersiapkan kegiatan-kegiatan secara sistematis yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan yang 15
Tan Oon Seng, Educational Psychology : A Practitioner Researcher Approach, ( Singapore: Seng Lee Press, 2003 ), hlm. 198. 16
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008), hlm.
57. 17
Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Bandung: Fokus Media, 2003), hlm. 5.
24
ditentukan.18. Sedangkan menurut Syafaruddin berpendapat bahwa tujuan pembelajaran adalah deskripsi tentang penampilan atau perilaku muridmurid yang diharapkan setelah mereka mempelajari bahan pelajaran yang disajikan oleh guru.19 Manajemen menempatkan perencanaan sebagai fungsi organik manajerial yang pertama karena perencanaan merupakan langkah kongkret yang pertama diambil dalam usaha pencapaian tujuan. Semakin matang dan terperincinya sebuah perencanaan maka akan mudah melakukan kegiatan manajemen. 2) Pengorganisasian (Organizing) Pengorganisasian merupakan suatu kegiatan pengaturan atau pembagian pekerjaan yang dialokasikan kepada sekelompok orang yang dalam pelaksanaanya diberikan tanggung jawab dan wewenang, sehingga tujuan organisasi dapat tercapai secara efektif, efisien dan produktif.20 Pengorganisasian sangat berpengaruh terhadap berlangsungnya suatu kegiatan yang dilakukan karena setiap lembaga mempunyai tugas dan tanggung jawab masing-masing. 3) Pelaksanaan Pembelajaran (Actuating) Pelaksanaan pembelajaran yang dijalankan oleh guru merupakan penggerakan dari implementasi perencanaan dan pengorganisasian karena proses mempengaruhi murid agar mau belajar dengan suka rela dan perasaan senang agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal.21 Pelaksanaan merupakan upaya untuk mewujudkan perencanaan menjadi kenyataan dengan melalui berbagai pengarahan dan pemotivasian agar setiap anggota dapat melaksanakan kegiatan secara optimal.
18
Udin Syaefudin Sa‟ud dan Abin Syamsuddin Makmun, Perencanaan Pendidikan suatu Pendekatan Kompetensi, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2005), hlm. 4. 19
Syafaruddin dan Irwan Nasution, Manajemen Pembelajaran, 2005), hlm. 95.
(Jakarta: Quantum,
20
Ara Hidayat dan Imam Machali, Pengelolaan Pendidikan, hlm. 26.
21
Syafaruddin dan Irwan Nasution, Manajemen Pembelajaran, hlm. 122.
25
4) Evaluasi Pembelajaran (Controling) Evaluasi secara umum dapat diartikan sebagai proses sistematis dan berkelanjutan untuk menentukan kualitas (nilai dan arti) dari sesuatu berdasarkan pertimbangan dan kriteria tertentu dalam rangka pembuatan keputusan.22 Hasil yang diperoleh dari kegiatan evaluasi adalah kualitas, baik yang menyangkut tentang nilai atau menggambarkan peserta didik dalam kwalitas belajar. c. Langkah-langkah Manajemen Pembelajaran Adapun langkah-langkah manajemen pembelajaran adalah yang harus ditempuh oleh seorang guru untuk dalam kegiatan belajar mengajar ialah sebagai berikut: 1) Merencanakan Pembelajaran Menurut Abdul Majid mengartikan perencanaan pembelajaran sebagai
proses penyusunan materi
pelajaran, penggunaan media
pembelajaran, penggunaan pendekatan dan metode pembelajaran, dan penilaian dalam suatu alokasi waktu yang akan dilaksanakan pada masa tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.23 Sedangkan menurut Dick dan Reiser sebagaimana dikutip oleh Syafaruddin dan Irwan Nasution menjelaskan: “In instructional plan consist a number of component that, when integratrd, provided yau with an outline for delivering effective instructions to learners”24. Artinya perencanaan pembelajaran terdiri dari sejumlah komponen yang jika dipadukan memberikan garis besar atau panduan bagi penyampaian pembelajaran efektif bagi para pembelajar.
22
Zaenal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2009), hlm.
5. 23
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran; Mengembangkan Standar Kompetensi Guru, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2005), hlm. 17. 24
Syafaruddin dan Irwan Nasution, Manajemen Pembelajaran, (Jakarta: Quantum Teaching,20005), hlm. 1
26
Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa perencanaan pembelajaran adalah segala persiapan guru yang dilakukan untuk menentukan
tujuan
pembelajaran
melalui
penyusunan
perangkat
pembelajaran yang berupa komponen-komponen dan dijadikan sebagai acuan pembelajaran. Dalam Peraturan Pemerintah RI No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan yang dijelaskan dalam standar proses pasal 20 bahwa: perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran sumber belajar dan penilaian hasil belajar.25 Adapun perangkat pembelajaran yang harus disusun oleh seorang guru dalam rangka melaksanakan tugas belajar mengajar meliputi: a) Program Tahunan Program tahunan adalah rencana kegiatan yang akan dilakukan, disampaikan kepada siswa dan dikerjakan oleh guru dalam jangka satu tahun (satu tahun ajaran) yang didalamnya harus memuat antara lain: identitas pelajaran, kompetensi dasar, materi dan alokasi waktu. b) Program Semester Program semester adalah rencana kegiatan yang dilakukan, disampaikan kepada siswa dan dikerjakan oleh guru dalam jangka waktu satu semester dan merupakan penjabaran dari program tahunan yang telah dibuat sebelumnya. Di dalamnya harus memuat antara lain: identitas pelajaran, kompetensi dasar, alokasi waktu, bulan dan pekan pelaksanaanya. c) Silabus Silabus ialah bentuk pengembangan dan penjabaran kurikulum menjadi rencana pembelajaran atau susunan materi pembelajaran yang teratur pada mata pelajaran tertentu. Isi silabus diantaranya: mengisi 25
Peraturan Pemerintah RI Tahun 2005 tentang SNP, (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional RI, 2005), hlm.23.
27
kolom identitas, mengkaji dan menganalisis standar kompetensi, mengkaji dan menentukan kompetensi dasar, mengidentifikasi materi standar, mengembangkan pengalaman (standar proses), merumuskan indikator pencapaian kompetensi, menentukan jenis penilaian, alokasi waktu, menentukan sumber belajar. d) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Untuk menyusun RPP pendidik harus mencantumkan standar kompetensi yang harus memenuhi kompetensi dasar yang akan disusun dalam RPP. 2) Melaksanakan Pembelajaran Pelaksanaan pembelajaran merupakan proses berlangsungnya belajar mengajar di kelas yang merupakan inti dari kegiatan di sekolah. Pelaksanaan pengajaran adalah interaksi guru dengan murid dalam rangka menyampaikan bahan pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan pengajaran. Tahap pelaksanaan pembelajaran diantaranya: a) Pengelolaan Guru Guru adalah orang yang bertugas membantu murid untuk mendapatkan pengetahuan sehingga ia dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya. Guru sebagai salah satu komponen dalam kegiatan belajar mengajar (KBM), memiliki posisi sangat menentukan keberhasilan pembelajaran, karena fungsi utama guru ialah merancang, mengelola, melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran. Guru harus dapat menempatkan diri dan menciptakan suasana kondusif, yang bertanggung jawab atas pertumbuhan dan perkembangan jiwa anak. Pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru antara lain: benda-benda yang berkaitan dengan materi pelajaran, buku pelajaran, diagram, gambar, photo, film, fidio dan lain-lain. Semua sumber pembelajaran penggunaanya harus disesuaikan dengan strategi pembelajaran dan kemampuan guru pengajarnya.26
26
Abdul Majid, Perencanaan, hlm. 123.
28
b) Pengelolaan Kelas dan Peserta Didik Menurut Arikunto sebagaimana yang dikutip oleh Syafaruddin dan Irwan Nasution pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang dilakukan oleh guru dalam membantu murid, sehingga dicapai kondisi optimal dalam kegiatan belajar mengajar seperti yang diterapkan.27 Pengelolaan
kelas
merupakan
ketrampilan
guru
untuk
menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif dan mengendalikanya jika terjadi gangguan dalam pembelajaran. Beberapa prinsip yang harus diperhatihkan dalam pengelolaan kelas sebagai berikut: kehangatan dan keantusiaan, tantangan, bervariasi, luwes, penekanan pada hal-hal positif dan penanaman disiplin diri.28 Tujuan pengelolaan kelas adalah agar setiap anak di kelas dapat bekerja dengan tertib sehingga tercapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien. Indikator sebuah kelas tertib yaitu setiap anak terus bekerja dan terus melakukan pekerjaan tanpa membuang waktu. 3) Mengevaluasi Pembelajaran Evaluasi
yaitu
suatu
proses
serangkaian
kegiatan
untuk
memperoleh, menganalisis dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar
peserta
didik
yang
dilakukan
secara
sistematis
dan
berkesinambungan menjadi informasi yang bermakna dalam mengambil keputusan29. Sedangkan Zaenal Arifin mendifinisikan evaluasi yaitu proses sistematis dan berkelanjutan untuk menentukan kualitas (nilai dan arti)
27
Syafaruddin dan Irwan Nasutions, Manajemen Pembelajaran, hlm.118
28
E Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan, (Bandung, PT Remaja Rosda Karya: 2005), hlm. 91. 29
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif , (Jakarta: Prenada Media Group,2011), hlm. 252.
29
dari sesuatu berdasarkan pertimbangan dan kriteria tertentu dalam rangka pembuatan keputusan.30 Dari penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa evaluasi pembelajaran adalah proses sistematis untuk menentukan nilai keefektifan suatu pembelajaran dalam membantu siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran secara optimal. Tujuan utama evaluasi untuk mengetahui tingkat keberhasilan yang dicapai oleh siswa setelah mengikuti suatu kegiatan pembelajaran. Dengan demikian evaluasi hasil belajar akan menetapkan hasil dari pembelajaran, sedangkan evaluasi pembelajaran akan menetapkan baik buruknya proses dari kegiatan pembelajaran. Evaluasi hasil pembelajaran dalam penilaian kelas dilakukan diantaranya sebagai berikut: a) Ulangan harian Ulangan harian dilakukan setiap selesai proses pembelajaran dalam kompetensi tertentu. Ulangan harian terdiri dari seperangkat soal yang harus di jawab oleh peserta didik dan tugas-tugas terstruktur yang berkaitan dengan konsep yang sedang dibahas. b) Ulangan umum Ulangan umum dilaksanakan dalam satu tahun selama dua kali tepatnya diakhir tiap semester, baik semester pertama dan semester kedua. Untuk pelaksanaanya dilakukan dengan bersama-sama untuk kelas paralel dan pada umumnya dilakukan ulangan umum bersama baik tingkat rayon, kecamatan, kodya atau kabupaten maupun provinsi. c) Ujian akhir Ujian akhir dilakukan pada akhir program pendidikan. Bahanbahan yang diujikan meliputi seluruh kompetensi dasar yang telah diberikan dengan penekanan pada kompetensi dasar yang dibahas pada kelas-kelas tinggi. Hasil evaluasi akhir ini terutama digunakan untuk 30
5.
Zaenal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2009), hlm.
30
menentukan kelulusan bagi setiap peserta didik dan layak tidaknya untuk melanjutkan pada tingkat atasnya. 2. Pembelajaran Metode Qiraati a. Sejarah Qiraati Metode Qiraati diciptakan oleh K.H. Dahlan Salim Zarkasyi pada tahun 1963. Bermula dari panggilan hati K.H. Dahlan Salim Zarkasyi sebagai seorang muslim untuk mengajar mengaji kepada anak-anaknya dan anak-anak disekitar tempat tinggalnya. Penulisan dan penyusunan metode Qiraati membutuhkan perjalanan waktu yang cukup lama dengan penelitian, pengamatan, uji coba, selama bertahun-tahun. Dengan penuh ketekunan dan kesabaran K.H. Dahlan Salim Zarkasyi selalu mengadakan penelitian dan pengamatan pada majlis pengajaran al-Qur‟an di mushala, di masjid ataupun di majlis tadarus alQur‟an. Dari hasil pengamatan dan peneliti beliau mendapatkan masukanmasukan dalam penyusunan metode Qiraati, dimana hal-hal yang perlu dan penting diketahui dan dipelajari oleh anak didik, beliau tulis beserta contohcontohnya yang kemudian diuji cobakan kepada mereka. Sehingga dengan demikian penyusunan metode Qiraati ini mempunyai gerak yang dinamis sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan serta kenyataan di lapangan. Dorongan hati yang sangat kuat untuk mengajarkan al-Qur‟an dengan cara yang baik, benar dan tartil, serta dengan keberanian yang didukung oleh inayah dan hidayah Allah, K.H. Dahlan Salim Zarkasyi mulai mencoba menyusun dan menulis sendiri metode yang dikehendakinya itu. Agar anak didiknya mudah membaca, mengerti serta memahaminya, maka beliau menyusun pelajaran dengan “bunyi bacaan huruf-huruf hijaiyah yang sudah berharakat (bertanda baca) “fathah”. Dalam pelajaran ini anak tidak boleh mengeja tetapi langsung membaca bunyi huruf yang sudah berharakat fathah. Sejak awal, anak sudah diharuskan dan dituntut membaca dengan lancar yakni cepat, tepat dan benar. Dengan demikian secara tidak
31
langsung anak harus mengerti dan memahami masing-masing huruf hijaiyyah.31 Sebuah namapun muncul ketika buku susunanya selesai dan K.H. Dahlan belum memberi nama. Pada suatu malam beliau berjumpa dengan seorang ustadz bernama Achmad Djunaidi. Kepadanya beliau utarakan keinginanya untuk memberi nama buku susunanya itu. Dan Ustadz Achmad Djunaidi mengusulkan untuk memberi nama “Qiraati”. Pada keesokan harinya beliau berjumpa dengan ustadzh Syukuri Taufiq (guru dari Ustadz Achmad Djunaidi), tanpa menceritakan pertemuan dengan Ustadz Djunaidi, beliau utarakan keinginanya untuk memberi nama buku susunanya tersebut. Dan ternyata Ustadz Syukuri Taufiq juga memberi nama yang sama yakni “Qiraati”. Karena keunikan tersebut maka beliau pakailah nama “Qiraati” untuk metode susunanya tersebut. b. Perkembangan Qiraati Qiraati telah mengalami variasi perkembangan diantaranya yaitu: 1) Qiraati dengan 10 Jilid Qiraati yang terdiri dari 10 jilid, selesai disusun oleh K.H. Dahlan pada tahun 1963. Jilid Qiraati telah beredar luas dimasyarakat untuk semua usia yang tahap awal belajar membaca al-Qur‟an. Sampai dengan tahun 1970-an buku Qiraati yang dipergunakan untuk mengajar yang kebanyakan dipergunakan di masjid, mushala dan di rumah-rumah di kota Semarang. Kemudian atas izin K.H. Dahlan untuk mempermudah mengajar, maka jilid Qiraati dicetak oleh penerbit Alawiyah Semarang berjumlah 10 jilid, berisi 30 halaman dengan sampul warna-warni dan dijual bebas dimasyarakat. Dan pada tahun 1980an, buku Qiraati mulai beredar di luar kota Semarang.32
31
Imam Murjito, Pedoman Metode Praktis Pengajaran Ilmu Baca Al-Qur’an Qiraati, (Semarang: Raudhatul Mujawwidin, t.th) hlm. 4. 32
Wawancara dengan Bapak Imam Murjito, Koordinator Qiraati Cabang Semarang di Raudhatul Mujawwidin pada tanggal 1 Maret 2012.
32
Qiraati 10 jilid dipelajari dari anak-anak, remaja,
mahasiswa,
dewasa bahkan sampai orang tua semua belajar dari Qiraati 10 jilid, adapun materinya yaitu: Qiraati jilid 1 berisi: Pengenalan huruf hijaiyah yang berfathah sekaligus dengan makharijul hurufnya dan membedakan bacaan hurufhuruf tertentu. Qiraati jilid 2 berisi: Pengenalan huruf yang berjajar dua dan huruf yang berjajar tiga dan tidak dibenarkan membaca huruf hijaiyah dengan membaca memanjang. Qiraati jilid 3 berisi: Pengenalan tanda baca fathah, kasroh, dzumah dan perubahan bentuk a‟in. Qiraati jilid 4 berisi: Pengenalan tanda baca fathah tanwin, kasroh tanwin, dhommah tanwin dan pengenalan bacaan panjang (mad). Qiraati jilid 5 berisi: Pengenalan bacaan mad, apabila ada dzumah diikuti wawu sukun dibaca panjang, kasrah berdiri dan dzumah terbalik dibaca panjang seperti panjangnya fathah diikuti alif. Qiraati jilid 6 berisi: Pengenalan al syamsiyah dan al qomariah, pengenalan idgham bilagunnah dan bacaan dengung (idgham bighunah). Qirati jilid 7 berisi: Pengenalan tanwin dibaca dengung, pengenalan nun dan mim bertasdid dibaca dengung. Qiraati jilid 8 berisi: Pengenalan nun sukun atau tanwin bertemu huruf mim, ro, wawu, ya dan mim sukun bertemu huruf mim. Qiraati jilid 9 berisi: Pengenalan huruf Qolqolah (qof, tho, ba, jim, dal, sukun), pengenalan huruf Iqlab (nun sukun atau tanwin bertemu dengan huruf ba), pengenalan huruf Ikhfa Syafawi (mim sukun bertemu dengan huruf ba). Qiraati jilid 10 berisi: Pengenalan Idhar (nun sukun atau tanwin bertemu dengan Hamzah, Kha, Kho, A‟in, Ghin dan Ha). Tidak boleh dibaca dengung.33 33
Dahlan Salim, Metode Praktis Belajar Al-Qur’an Qiraati Jilid 1 smpai 10, (Semarang: Al-alawiyah,t.th), hlm. 2.
33
2) Qiraati 8 Jilid Pada tahun 1986, tersusunlah buku Qiraati dengan 8 jilid. Karena kebutuhan umat yang berbeda-beda, maka K.H. Dahlan mempunyai inisiatif untuk menyusun buku Qiraati khusus untuk anak usia 4-5 tahun sebanyak delapan jilid. Dan Qiraati yang delapan jilid itu hanya ada di TKQ (Taman Kanak-kanak Quran) Raudhatul Mujawwidin Semarang. TKQ Raudhatul Mujawwidin adalah TKQ yang pertama kalinya di Indonesia dan K.H Dahlan Salim Zarkasyi merupakan tokoh pendirinya. Buku metode Qiraati tidak dijual secara bebas dan beredar luas di masyarakat, hanya digunakan untuk kalangan sendiri. 3) Qiraati 2 Jilid Perkembangan Qiraati yang begitu pesat dari anak-anak kecil sampai dewasa yang sudah mahir membaca al-Qur‟an, membuat beliau untuk melakukan penelitian terus menurus yang dirasa belum cukup, dan masih banyak anak-anak remaja yang belum bisa membaca al-Qur‟an. Pada akhirnya pada tahun 1989 tepatnya dibulan maret, terbitlah buku Qiraati untuk tingkat mahasiswa sebanyak dua jilid. Qiraati dua jilid ini juga dipakai pembelajaran orang dewasa maupun orang tua. Pada tahun 1989, untuk melengkapi kesempurnaan pengajaran ilmu baca al-Qur‟an, maka K.H. Dahlan menyusun pelajaran bacaan gharib muslikat dan hati-hati dalam al-Qur‟an. Dengan harapan agar bermanfaat untuk generasi sekarang dan yang akan datang.34 4) Qiraati 6 Jilid Setelah tiga tahun berjalan dari tahun 1986 sampai 1989, K.H. Dahlan mengembangkan secara terus menerus kemudian mengadakan penelitian ulang yang akhirnya menemukan metode terbaru hanya enam jilid. Dengan enam Qiraati yang terbaru, dan hasilnya setelah diuji coba ternyata benar-benar jauh lebih berhasil dari pada Qiraati susunan delapan jilid. Dengan pertolongan Allah terbitlah buku Qiraati enam jilid, dengan 34
Wawancara dengan Bapak Imam Murjito, Koordinator Qiraati Cabang Semarang di Raudhatul Mujawwidin pada tanggal 1 Maret 2012.
34
judul „Pelajaran Membaca untuk TK al-Qur‟an‟. Qiraati untuk TK alQur‟an selesai penyusunanya 1 juli 1986, yang sumber pengambilanya dari buku Qiraati sepuluh jilid. K.H. Dahlan yang selalu tidak pernah puas dengan hasil yang telah dicapai setelah mengadakan penelitian, merasa perlu untuk mengadakan perobahan. Sebab diadakanya perobahan, rasanya di dunia ini selalu membutuhkan perubahan. Selesailah penyusunan Qiraati enam jilid yang merupakan metode praktis sekaligus memasukkan bacaan tajwid. Qiraati enam jilid, sangat banyak digunakan di TKQ atau TPQ diseluruh Indonesia bahkan sudah berkembang ke negara tetangga yaitu Malaysia, Singapura, Brunai Darusalam dan bahkan sudah sampai ke Thailand. Qiraati enam jilid inilah yang sampai saat ini masih mengalami cetak ulang. Dan Qiraati enam jilid inilah, yang penulis akan menggali informasinya secara mendalam tentang manajemen pembelajaran Qiraati.35 5) Qiraati 3 jilid Pada tanggal 1 januari 1990, diterbitkan metode Qiraati untuk siswa SLTP atau SMU, sebanyak 3 jilid. 6) Qiraati 1 jilid atau Qiraati Pra TK Pada tahun 1991 K.H. Dahlan mengembangkan buku Qiraati untuk anak-anak usia Pra TK (3-4 tahun), yang dilengkapi dengan alat bantu mengajar yaitu alat peraga untuk guru dan murid. Untuk saat ini buku Qiraati Pra TK sudah tidak mengalami percetakan, semua pembelajaranya menggunakan Qiraati TK atau yang lebih dikenal dengan Qiraati enam jilid.36
35
Dahlan Salim Zarkasyi, Metode Praktis Belajar Membaca Al-Qur’an, (Semarang: Yayasan Pendidikan al-Qur‟an, Raudhatul Mujawwiddin, 1990), hlm.1. 36
Wawancara dengan Bapak Imam Murjito, Koordinator Qiraati Cabang Semarang di Raudhatul Mujawwidin pada tanggal 1 Maret 2012.
35
c. Pengertian Metode Qiraati Metode adalah suatu tehnik penyajian yang harus dikuasai untuk menyajikan bahan pelajaran kepada peserta didik.37 Sedangkan Qiraati artinya “Bacaanku” yang bermakana “Inilah bacaanku (bacaan al-Qur‟an) yang baik dan benar sesuai dengan kaidah ilmu tajwid. Metode Qiraati adalah suatu alat pembelajaran yang disampaikan kepada peserta didik dengan tidak mengeja tetapi langsung membaca bunyi huruf yang ada dibuku panduan Qiraati yang membacanya cepat, tepat dan benar. Sejak awal peserta didik sudah diharuskan dan dituntut membaca dengan lancar yakni dengan cepat, tepat dan benar. Dengan penuh kesabaran dan ketelitian huruf demi huruf diajarkan kepada peserta didik agar peserta didik terlatih dan dapat membaca dengan lancar, maka setiap contoh bacaanya diambil dari al-Qur‟an dan juga dari kalimat-kalimat dalam bahasa arab.38 Dengan demikian Qiraati mengajarkan, cara membaca dengan lancar yakni cepat, tepat dan benar dan mempelajari ilmu tajwid yang ada dalam alQur‟an. d. Tujuan Metode Qiraati Setiap kegiatan yang dilakukan oleh siapapun tak pernah lepas dari tujuan-tujuan yang hendak dicapai. Demikian pula dengan penyusunan Qiraati. Adapun tujuan metode Qiraati adalah: 1) Menjaga dan memelihara kehormatan, kesucian dan kemurnian al-Qur‟an dari cara membaca yang benar, sesuai dengan kaidah tajwidnya. 2) Menyebar luaskan ilmu baca al-Qur‟an yang benar dengan cara benar. 3) Mengingatkan kepada guru-guru al-Qur‟an agar dalam mengajarkan bacaan al-Qur‟an harus berhati-hati, jangan sembarangan. 4) Meningkatkan kualitas pendidikan pengajaran ilmu bacaan al-Qur‟an.39 37
Abu Ahmadi, dkk, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung:Pustaka Setia, 1997), hlm. 52.
38
Imam Murjito, Pedoman Metode Praktis Pengajaran Ilmu Baca Al-Qur’an Qiraati,
39
Imam Murjito, Pedoman Metode Praktis Pengajaran Ilmu Baca Al-Qur’an Qiraati,
hlm. 5. hlm. 19.
36
Dari tujuan tersebut, al-Qur‟an merupakan kitab Allah dengan kebenaranya, mempelajari dan mengamalkan merupakan tujuan utama. Target dari metode Qiraati yaitu murid mampu membaca al-Qur‟an secara tartil sesuai dengan kaidah tajwid yang dicontohkan dan diajarkan oleh Rasulullah SAW. e. Materi Metode Qiraati Materi pelajaran merupakan salah satu komponen pendidikan yang dipilih dan ditetapkan setelah menetapkan tujuan. Dalam menetapkan pengajaran al-Qur‟an dengan metode Qiraati hendaknya dapat menunjang tujuan yang telah ditetapkan. Materi pelajaran adalah isi yang diberikan kepada peserta didik pada saat berlangsungnya proses belajar mengajar, melalui materi atau bahan ajar yang telah dirumuskan oleh metode Qiraati yaitu mampu membaca al-Qur‟an dengan fasih, tartil sesuai dengan kaidah ilmu tajwid. Adapun sistematika materi pelajaran Qiraati dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 2.1 Sistematika Materi Pelajaran Qiraati QIRAATI Qiraati jilid 1
MATERI PELAJARAN 1. Bacaan-bacaan Pendek
KETERANGAN Mudah
..... ت َ ب َ –ب َ َا 2. Nama-nama Huruf Hijaiyah
..... ث َ ت َ ب َ َا Qiraati jilid 2
1. Bacaan-bacaan Pendek
Mudah
ٍ َد ِد – ِس س – با ب ٌ ب ً ُ 2. Nama-nama harakat dan angka arab 3. Bacaan-bacaan Madd (panjang)
ِد َرِحْي ٌم – َو ُد ْوٌد،اخ ٌل – بَقى َ
Sulit
37
QIRAATI Qiraati jilid 3
MATERI PELAJARAN
KETERANGAN
1. Bacaan Madd
Mudah / Umum
ىػ ىػ ىػ 2. Huruf-huruf yang di baca jelas (tidak boleh dibaca dengung)
س ْـ ْر ْ ْؿ 3. Bacaan Harfu Liin
Khusus
__ ْي- __ ْو 4. Cara membaca huruf-huruf
Khusus dan sulit
ؼ ْ – ْء – ْع Qiraati jilid 4
1. Bacaan
Ikhfa‟
(ada
unsur Umum / Mudah
bacaan dengung) Huruf ikhfa antara lain:
تثجدذزسشص ضطظؼؽؾ 2. Bacaan
dengungnya
Bighunnah
(ada
idgham unsur
Dengung)
ـ
___ ْف
3. Bacaan idgham Bilaghunnah Agak sulit (tidak dengung)
ؿر
___ ْف
38
QIRAATI
MATERI PELAJARAN
KETERANGAN
4. Bacaan Ghunna
Umum / Mudah
)( ّف – ّـ 5. Bacaan huruf-huruf bertasydid
Khusus agak sulit
6. Bacaan huruf mim sukun
Khusus / Mudah
a. Mim sukun dibaca jelas
ْـ b. Mim sukun dibaca dengung
ـ Qiraati jilid 5
ْـ
1. Bacaan Idgham Bighunah
وي
Khusus / sulit
___ ْف
2. Bacaan Iqlab
Khusus / Mudah
ب
___ ْف
3. Bacaan Mim sukun
Khusus / sulit
ـب 4. Materi-materi khusus Qiraati jilid 6
ْـ
ْـ
1. Bacaan Izhhar Halqi (jelas)
ا (ء) ح خ ع غ ىػ
___ ْف
2. Pelajaran tambahan:
ّ إل- أنا 3. Latihan membaca surat-surat pendek
Khusus / agak sulit
39
f. Strategi Mengajar Metode Qiraati Strategi Pembelajaran merupakan cara-cara yang dipilih untuk menyampaikan metode pembelajaran dalam lingkungan pembelajaran.40 Metode adalah suatu tehnik penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar atau menyajikan bahan pelajaran kepada peserta didik didalam kelas, baik secara individual atau secara kelompok agar pelajaran itu dapat dipahami dan dimanfaatkan oleh peserta didik dengan baik.41 Dalam kegiatan belajar mengajar, guru tidak harus terpaku dengan menggunakan satu metode, tetapi sebaiknya menggunakan metode yang berfariasi agar jalanya pengajaran tidak membosankan, tetapi menarik perhatian anak didik. Oleh karena itu kompetensi guru diperlukan dalam memilih metode yang tepat dan sesuai dengan pelaksanaan proses belajar mengajar. Beberapa metode mengajar Qiraati dalam pembelajaran membaca alQur‟an yaitu: 1) Metode Mengajar a) Metode Sorongan atau Individual Privat adalah mengajar dengan memberikan materi pelajaran orang perorangan sesuai dengan kemampuanya menerima pelajaran. Sehingga dengan demikian privat adalah proses belajar mengajar yang dilakukan dengan cara satu persatu (secara individu) sesuai dengan materi pelajaran yang dipelajari. b) Metode Klasikal-Individual Klasikal adalah mengajar dengan cara memberikan materi pelajaran secara massal (bersama-sama) kepada sejumlah peserta didik dalam satu kelompok atau kelas. Dengan demikian, mengajar klasikal-individual adalah proses belajar mengajar yang dilakukan dengan cara sebagian waktu untuk 40
Hamzah B.Uno, Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar yang Kreatif dan Efektif, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hlm.1. 41
Abu Ahmadi dkk, Strategi Belajar Mengajar, hlm. 52.
40
klasikal dan sebagian waktu untuk yang lainya untuk mengajar secara individu. c) Metode Klasikal Baca Simak (KBS) Klasikal Baca Simak yaitu membaca bersama-sama secara klasikal dan bergantian membaca secara individu dan kelompok, peserta didik yang lainya menyimak.42 2) Tahapan Mengajar a) Tahap Mengajar Secara Umum (1) Tahapan Sosialisasi Tahapan sosiolosi merupakan penyesuaian dengan kesiapan dan kemampuan peserta didik dan mengusahakan peserta didik merasa senang dan bahagia dalam belajar. (2) Tahapan Terpusat Tahap ini berisi penjelasan dan contoh dari guru, peserta didik menyimak, dan menirukan contoh bacaan dari guru dimana peserta didik memperhatihkan dan mengikuti petunjuk dari gurunya. (3) Kegiatan Terpimpin Guru memberi komando (aba-aba, ketukan, dll) ketika peserta didik membaca klasikal maupun secara individual. Secara mandiri peserta didik aktif membaca dan menyimak, guru hanya membimbing dan mengarahkan. b) Tahapan Mengajar Secara Khusus (1) Appersepsi Appersepsi adalah pendahuluan, dimana guru mengulang materi pelajaran yang telah diajarkan sebelumnya, kemudian baru memberi contoh dan menerangkan materi pelajaran baru.
42
Imam Murjito, Pedoman Metode Praktis Pengajaran Ilmu Baca Al-Qur’an Qiraati, Hlm. 23-25.
41
(2) Penanaman Konsep Memberi penjelasan dan keterangan mengenai materi pelajaran baru agar peserta didik dapat memahami materi pelajaran yang sedang diajarkan. (3) Pemahaman Latihan secara bersama-sama atau secara kelompok atau group. (4) Ketrampilan Latihan-latihan secara individual untuk mengetahui tingkat kemampuan (kelancaran) murid dalam membaca.43 g. Evaluasi Qiraati Evaluasi yaitu suatu proses serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan menjadi informasi yang bermakna dalam mengambil keputusan44. Tujuan dari evaluasi adalah untuk mengukur seberapa jauh tingkat keberhasilan, proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan, dikembangkan, ditanamkan, di sekolah serta dapat dihayati, diamalkan, diterapkan, dan dipertahankan oleh peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pembelajaran evaluasi Qiraati dibagi menjadi empat yaitu: 1) Evaluadi di Lakukan Setiap Hari. Evaluasi dilakukan setiap kali pertemuan karena menitik tekankan pada masalah ketrampilan membaca dan tuntas belajar, maka evaluasi harus selesai dilakukan setiap peserta didik selesai mempelajari satu halaman atau satu materi pelajaran.
43
Imam Murjito, Pedoman Metode Praktis Pengajaran Ilmu Baca Al-Qur’an Qiraati,
hal. 27-28. 44
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif Group, hlm. 252.
42
2) Tes Kenaikan Jilid Tashih atau tes kenaikan jilid, dilakukan oleh koordinator Qiraati atau penguji (yang memiliki syahadah Qiraati) dengan cara menunjuk beberapa suku kata atau kalimat atau ayat secara acak, tidak berurutan yang terdapat pada buku Qiraati atau al-Qur‟an.45 Tes ini dilakukan apabila peserta didik akan melanjut ke jilid selanjutnya dan penguji tidak boleh di lakukan oleh guru yang belum memenuhi syarat tashih. 3) Tes Khatam Tes khatam adalah tes yang dilakukan apabila peserta didik telah menguasai semua pelajaran yaitu dapat membaca al-Qur‟an dengan tartil, mengerti dan menguasai baca ghorib, mengerti dan menguasai ilmu tajwid. 3. Pembelajaran Membaca Al-Qur‟an a. Pengertian Pembelajaran Membaca al-Qur‟an Pembelajaran pada hakikatnya adalah interaksi antara peserta didik dengan lingkunganya, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik.46 Sedangkan menurut Muhaimin, bahwa pembelajaran merupakan upaya untuk membelajarkan peserta didik.47 Maka pembelajaran adalah suatu rekayasa yang diupayakan untuk membantu peserta didik agar dapat berkembang sesuai dengan maksud dan tujuan. pembelajaran dapat dilakukan dengan cara membaca buku, belajar di kelas atau di sekolah dan dalam prosesnya diwarnai interaksi antara berbagai komponen yang saling berkaitan. Mengajar dan belajar merupakan dua konsep yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Hakikat pengajaran adalah kegiatan belajar mengajar yang nyata dalam kelas.
45
Imam Murjito, Pedoman Metode Praktis Pengajaran Ilmu Baca Al-Qur’an Qiraati,
hlm. 37. 46
E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Konsep Karakteristik dan Implementasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003), hlm.100. 47
Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di sekolah (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), hlm. 183.
43
Sedangkan membaca berasal dari kata dasar “baca” yang artinya adalah melihat tulisan dan mengerti atau dapat melisankan apa yang tertulis. 48 Menurut Bond sebagaimana telah dikutip oleh Mulyono, bahwa membaca merupakan pengenalan simbol-simbol bahasa tulisan yang merupakan situmulus yang membantu proses mengingat tentang apa yang dibaca, untuk membangun suatu pengertian melalaui pengalaman yang telah dimiliki.49 Dari keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran membaca merupakan tahap awal dalam proses pembelajaran yang merupakan kegiatan yang sangat penting untuk dilakukan dalam hidup karena semua proses belajar didasarkan pada kemampuan membaca. Al-Qur‟an adalah bentuk masdar dari fi’il madhi „qora‟a‟ yang berarti (dia) telah membaca. Dari pengertian ini al-Qur‟an berarti bacaan atau sesuatu yang dibaca berulang-ulang. Dalam kitab al-Qur‟an sendiri bahwa al-Qur‟an adalah kalam (perkataan) Allah SWT. Yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW, melalui malaikat jibril dengan lafal dan maknnya (QS. asy-Syuaro:192-195)50 Al-Qur‟an adalah sumber agama Islam pertama dan utama merupakan kitab suci yang memuat firman-firman (wahyu) Allah, sama benar dengan yang disampaikan oleh Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad sebagai Rasul Allah sedikit demi sedikit selama 22 tahun, 2 bulan, 22 hari, mula-mula di Makkah kemudian di Madinah, dengan tujuan untuk menjadi pedoman atau petunjuk bagi umat manusia dalam hidup dan kehidupanya mencapai kesejahteraan di dunia ini dan kebahagian akhirat kelak.51 Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa al-Qur‟an adalah wahyu Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, melalui
48
W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1985), hlm. 71. 49
Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, hlm. 200.
50
A. Hafizh ansori AZ, Ensiklopedi Islam, (Jakarta: Ictiar Baru,1993), hlm. 132.
51
Mohammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1998), hlm. 93.
44
malaikat Jibil diturunkan secara berangsur-angsur dengan lafal dan maknanya dan membacanya termasuk ibadah. Dari pengertian di atas penulis menyimpulkan bahwa pembelajaran membaca al-Qur‟an adalah sebuah proses dan upaya untuk membelajarkan alQur‟an yang menghasilkan perubahan-perubahan akan kemampuan membaca dan memahami al-Qur‟an, dimana kemampuan membaca dan memahami alQur‟an yang dapat ditunjukkan dengan perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap, tingkah laku, ketrampilan maupun kebiasaan-kebiasaan atau perubahan lainya dalam kehidupan sehari-hari. b. Dasar Belajar Membaca al-Qur‟an Pengajaran dan pembelajaran al-Qur‟an merupakan bagian dari pendidikan Nasional yang berdasarkan pada : 1) Dasar Yuridis Formal yaitu : a) Pancasila pada sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa. b) UUD 1945 bab XI pasal 29 ayat 1, 2 merupkan dasar konstitusional yang berbunyi : (1) Negara berdasar atas Ketuhanan yang Maha Esa (2) Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agama masing-masing dan beribadah menururt agama dan kepercayaannya itu.52 2) Dasar Religius Dasar religius dalam uraian ini adalah dasar-dasar yang bersumber pada al-Qur‟an dan Hadits yang mana kedua sumber tersebut merupakan pokok pangkal dari ajaran agama yang sudah tidak diragukan lagi kebenaran dan kemurniannya. a) Al-Qur‟an. Firman Allah SWT dalam Qs al-Hijr ayat 9 :
52
Undang-Undang dan Pasal-Pasal, (Jakarta: BP Cipta Jaya, 2005), hlm. 4.
45
“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan al-Qur‟an, dan Sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya” (QS al-Hijr ayat 9).53 Dasar hukum di atas menunujukan bahwa pendidikan alQur‟an merupakan perintah dari Allah dan merupakan ibadah bagi siapa yang membacanya. Allah SWT menurunkan al-Qur‟an, memberi jaminan kesucianya, keaslianya dan kemurnianya sepanjang masa. b) Al-Hadist Rasulullah SAW bersabda:
ِ ِ ِ إِ َّف:اؿ َ َصلَّى اهللُ َعلَْي ِو َو َسلَّ َم ق ِّ َِع ْن ُعثْ َماف بْ ِن َع َّفاف َرض َي اهللُ َعنْوُ َع ِن الن َ َِّب )ضلَ ُك ْم َم ْن تَػ َعلَّ َم اْل ُق ْرآ َف َو َعلَّ َموُ (رواه البخاري َ ْأَف “Dari Utsman bin Affan ra. Nabi Muhammad SAW, bersabda: Sesungguhnya Sebaik-baik diantara kamu adalah orang yang belajar al-Qur‟an dan yang mengajarkannya (H.R. Bukhari)”.54
Kesimpulan dari hadis di atas menjelaskan bahwa orang yang mengajarkan al-Qur‟an dan orang yang belajar al-Qur‟an itulah yang disebut oleh Rasulullah SAW sebagai umat terbaik. c. Tujuan Pembelajaran Membaca al-Qur‟an Kegiatan pembelajaran membaca al-Qur‟an mempunyai tujuan yang harus dicapai guna memberikan suatu arah atau gambaran yang mudah untuk ditempuh. Sehingga tujuan pembelajaran mengarahkan pada peserta didik kepada sasaran yang akan dicapai. Tujuan pembelajaran al-Qur‟an harus mengandung tujuan kognitif berkenaan dengan pengenalan baru atau mengingat kembali, afektif yaitu berhubungan dengan minat, sikap dalam membaca, psikomotorik berhubungan
53
Departemen Agama, Al-Qur’an dan Terjemahanya, (Bandung: CV Penerbit Jumanatul Ali, 2005), hlm. 263. 54
Mustafa Muhammad Imarah, Jawahirul Bukhari wa Syarhu Al-Qisthalani, (Bierut: Makatabah At Tijariyah Al Kubra, 198), hlm. 419.
46
dengan ketrampilan atau menunjukkan skill kemampuan dalam membaca alQur‟an dengan lancar.55 Menurut Prof. Dr Muhmud Yunus, tujuan belajar al-Qur‟an adalah : 1) Memelihara kitab suci dan membacanya serta memperhatihkan isinya untuk jadi petunjuk dan pengajaran bagi kita dalam kehidupan dunia. 2) Mengingat hukum agama yang ada dalam al-Qur‟an, serta menguatkan dan mendorong berbuat kebaikan dan menjahui kejahatan. 3) Mengharap keridhahan Allah SWT. 4) Menanamkan Akhlak yang mulia dengan mengambil pengajaran suri tauladan yang ada dalam al-Qur‟an. 5) Menanamkan perasaan keagamaan dalam hati dan menumbuhkanya sehingga bertambah keimanan dan bertambah dekat kepada Allah. 56 Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran membaca al-Qur‟an adalah agar peserta didik mampu membaca, memelihara, memahami dengan baik dan menerapkan ajaran-ajaran yang terkandung dalam al-Qur‟an dalam kehidupan sehari-hari. d. Tahap Belajar Membaca al-Qur‟an 1) Membaca al-Qur‟an dengan Tartil Hukum membaca al-Qur‟an secara tartil adalah disunahkan. Tartil disunahkan tidak semata-mata bagi pemahaman artinya bagi orang awam yang tidak mengerti akan arti al-Qur‟an juga disunahkan tartil dan pelanpelan dalam bacaanya. Karena demikian itu lebih mendekatkan pada memuliakanya dan menghormatinya serta lebih membahas hati dari pada terburu-buru dan cepat.57 Dapat disimpulkan membaca al-Qur‟an dengan tartil tidak lepas dari pengucapan lisan, oleh karena itu guru mempunyai peranan penting karena belajar al-Qur‟an mengacu pada ketrampilan khusus, maka guru 55
Mundhofir, Teknologi Instruksional, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1999), hlm. 64-
65. 56
M. Mahmud Yunus, Metode Khusus Pendidikan Agama, (Jakarta: Hida Karya Agung, 1993), hlm. 61. 57
Moh Wahyudi, Ilmu Tajwid Plus, (Surabaya: Halim Jaya, 2007), hlm. 1.
47
harus lebih banyak memberikan contoh dan mengajarkanya berulangulang, apabila salah waktu mengajar, akan berakibat fatal bagi murid. 2) Mempelajari Ilmu Tajwid Menurut Imam Zarkasyi Tajwid secara bahasa berasal dari kata Jawwada-Yujawwidu-Tajwidan yang artinya membaguskan atau membuat jadi bagus. Ilmu tajwid ialah pengetahuan tentang kaidah serta cara-cara membaca al-Qur‟an dengan sebaik-baiknya.58 Sedangkan menurut para ulama tajwid yaitu mengeluarkan (mengucapkan) huruf-huruf al-Qur‟an menurut aslinya satu persatu, mengembalikan huruf kepada mahrojnya (tempat keluarnya huruf) dan asalnya, dan menghaluskan pengucapanya dengan cara yang sempurna tanpa berlebihan, kasar, tergesa-gesa dan dipaksa-paksakan.59 Jadi ilmu Tajwid yaitu ilmu yang mempelajari cara membaca alQur‟an dengan baik dan benar. Tujuan kaidah ilmu tajwid adalah: a) Agar pembaca dapat membaca ayat-ayat al-Qur‟an dengan bacaan yang fasih (tepat, baik dan benar) sesuai dengan makhraj dan sifat-sifat hurufnya. b) Agar dapat menjaga lisan pembaca dari kesalahan-kesalahan pembacaan yang dapat menjerumuskan keadaan perbuatan dosa. c) Agar dapat menjaga dan memelihara kehormatan dan kesucian serta kemurnian al-Qur‟an dari segi bacaan yang benar.60 Hukum mempelajari ilmu tadjwid sebagai disiplin ilmu merupakan fardlu kifayah atau kewajiban kolektif artinya mempelajari ilmu tadjwid secara mendalam tidak diharuskan bagi setiap orang, tetapi cukup diwakili oleh beberapa orang saja, namun jika dalam suatu kaum tidak ada seorangpun yang mempelajari ilmu tajwid hukumnya berdosalah kaum 58
Imam Zarkasyi, Pelajaran Tajwid, (Gontor: Trimurti Pres, 1995), hlm. vi .
59
Imam Murjito, Penjelasan dan Keterangan “Pelajaran Bacaan Ghorib atau Musykilat” untuk anak-anak, (Semarang: Yayasan Pendidikan al-Qur‟an Raudhatul Mujawwiddin, t.th), hlm. 61. 60
Imam Zarkasyi, Pelajaran Tajwid, (Gontor: Trimurti Pres, 1995), hlm. vi.
48
tersebut, adapun hukum membaca al-Qur‟an dengan menggunakan aturan tadjwid adalah fardhu ain atau merupakan kewajiban pribadi, karena apabila seseorang membaca al-Qur‟an dengan tidak menggunakan hukum tadjwid berdosa.61 Hal ini sangat memerlukan peranan dari seorang guru yang mampu menguasai dan mengarahkan anak didik agar dapat meningkatkan kemampuan membaca al-Qur‟an bagi anak dengan menggunakan metode Qiraati.
61
Moh Wahyudi, Ilmu Tajwid Plus, (Surabaya: Halim Jaya, 2007), hlm. 3.
49
BAB III METODE PENELITIAN
Metode mengandung makna yang lebih luas menyangkut prosedur dan cara melakukan verifikasi data yang diperlukan untuk memecahkan dan menjawab masalah penelitian.62 Dengan kata lain metode penelitian akan memberikan petunjuk bagaimana penelitian itu dilaksanakan. Oleh karena itu metode penelitian merupakan sesuatu yang sangat menentukan dalam mengumpulkan data yang diperlukan dilapangan sekaligus berfungsi sebagai kerangka berfikir dari penelitian peneliti. Untuk melakukan penelitian skripsi ini, peneliti menempuh langkah-langkah sebagai berikut: A. Jenis Penelitian Metode yang digunakan peneliti adalah kualitatif deskriptif, yaitu untuk memperoleh gambaran umum tentang hal-hal yang berhubungan dengan proses pembelajaran berbasis metode Qiraati. Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis dan lisan dari penelitian yang diamati.63 Penelitian lapangan merupakan penelitian yang menyelidiki secara intensif tentang latar belakang dan interaksi lingkungan. Penelitian kualitatif bersifat deskriptif yaitu data yang terkumpul berupa kata-kata, gambar, bukan angka-angka kalaupun ada hanya sebagai penunjang64 Dalam penelitian ini penulis menggambarkan peristiwa maupun kejadian yang ada dilapangan. Penelitian ini digunakan untuk menggambarkan dan memperoleh data sehubungan dengan proses manajemen pembelajaran berbasis
62
Nana Sudjana dan Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2001), hlm.16. 63
Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2005), hlm.3. 64
51.
Sudarwan Danim, Menjadi Peneliti kualitatif, (Bandung: CV Pustaka Setia,2002), hlm.
50
metode Qiraati dalam meningkatkan kemampuan membaca al-Qur‟an siswa di MIT Nurul Islam Ringinwok Semarang. B. Tempat dan Waktu Penelitian Untuk memperoleh data yang diperlukan, maka tempat dan waktu penelitian sebagai berikut: Tempat : Madrasah Ibtidaiyah Terpadu Nurul Islam yang lokasinya terletak di Jalan Honggowongso No.7, Kecamatan Ngaliyan Semarang. Waktu : 14 Februari- 14 Maret 2012. C. Jenis, Sumber dan Tehnik Pengumpulan Data Jenis, sumber dan tehnik pengumpulan data merupakan subyek dari mana data diperoleh. Sumber data merupakan hasil pencatatan dari hasil penelitian yang diperoleh selama melakukan penelitian. Jenis data meliputi tentang manajemen pembelajaran Qiraati yang ada di MIT Nurul Islam, sedangkan sumber data dapat diperoleh dari Kepala Sekolah, Ketua Yayasan Koordinator Qiraati, Guru Qiraati dan dokumen atau arsip MIT Nurul Islam. Agar lebih jelas, maka penulis membuat tabel sebagaimana matrik di bawah ini: Tabel 3.1 Jenis, Sumber, dan Teknik Pengumpulan Data No
1
2
Jenis Data
1. Tinjauan historis MIT Nurul Islam.
Sumber
Teknik
Data
Pengumpulan
Ketua
Wawancara,
Yayasan
Dokumentasi
1. Profil sekolah
Kepala
Wawancara,
2. Kurikulum
Sekolah
Dokumentasi
Guru
Wawancara
3. Tujuan pengggunaan metode Qiraati 3
Manajemen pembelajaran Qiraati 1. Perencanaan pembelajaran
Observasi
2. Pelaksanaan pembelajaran Qiraati.
dokumentasi
51
3. Evaluasi Qiraati 4
1. Data guru.
TU
Dokumentasi
2. Data murid. 3. Job deskripsi. 4. Dan data-data lain yang mendukung. D. Fokus Penelitian Fokus adalah masalah dalam penelitian kualitatif. Fokus juga berarti penentuan keluasan (scope) permasalahan dalam batas penelitian.65 Fokus penelitian dalam penulisan skripsi ini adalah manajemen pembelajaran berbasis metode Qiraati ditinjau dari segi manajemen pembelajaranya yakni bagaimana seorang guru merencanakan, melaksanaan dan mengevaluasi pembelajaran sehingga manajemen pembelajaran metode Qiraati dapat meningkatkan kemampuan membaca al-Qur‟an siswa di MIT Nurul Islam Ringinwok Semarang. E. Teknik Pengumpulan Data Dari beberapa sumber data yang ada dalam penelitian ini maka peneliti menggunakan tehnik dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut: 1. Observasi Observasi adalah metode yang digunakan melalui pengamatan yang meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu obyek dengan keseluruhan alat indra.66 Metode ini dilakukan secara langsung untuk mengetahui proses pembelajaran atau seluruh rangkaian aktivitas belajar mengajar di MIT Nurul Islam Ringinwok Semarang. Objek yang akan di observasi dalam kajian penelitian ini adalah seluruh rangkaian aktivitas sekolah yang berhubungan langsung dengan keadaan secara 65
Lexy J.Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2005), hlm.7. 66
Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, hlm.204.
52
umum di MIT Nurul Islam yang meliputi letak geografis, sarana dan prasarana serta pelaksanaan pembelajaran Qiraati. Dalam pelaksanaan pembelajaran, peneliti terjun langsung kelapangan untuk menyaksikan bagaimana proses pembelajaran berlangsung dengan cara mengikuti kegiatan pembelajaran. 2. Wawancara Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab sehingga dapat menggali secara detail dalam suatu topik tertentu.67 Peneliti dalam hal ini peneliti sebagai interviewer, mengajukan pertanyaan menilai jawaban, meminta penjelasan,
mencatat
dan
keadaan prodding
(menggali keterangan lebih mendalam). Sumber informasi (interviewer) menjawab pertanyaan, memberi penjelasan dan kadang-kadang juga membalas pertanyaan.68 Dari beberapa pengertian di atas wawancara adalah percakapan yang dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) dan yang diwancarai (interviewee). Metode ini digunakan untuk berkomunikasi langsung dan menggali data yang berhubungan dengan manajemen pembelajaran Qiraati di MIT Nurul Islam Ringinwork Semarang. Dalam melakukan wawancara peneliti akan melakukan wawancara yaitu kepada: kepala sekolah, koordinator Qiraati, waka kurikulum, guru dan pihakpihak yang terkait dengan pembelajaran Qiraati. 3. Dokumentasi Dokumentasi berasal dari kata document yang artinya barang-barang tertulis. Dokumen merupakan catatan yang sudah berlalu yang biasanya berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.69
67
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D , (Bandung: Alfa Beta, 2008), hlm 231. 68
Sutrisno Hadi, Metodologi Research Edisi 2, (Yogyakarta: Andi Offset, 2004),
hlm.218. 69
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, hlm.240.
53
Dokumentasi
merupakan
pelengkap
dari
metode
observasi
dan
wawancara. Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang keadaan sekolah, sarpras, provil, SDM dan juga data-data yang berhubungan dan mendukung dengan pembelajaran yang dilaksanakan di MIT
Nurul Islam
Ringinwok Semarang. 4. Triangulasi Data Triangulasi yaitu tehnik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai tehnik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada.70 Triangulasi pada penelitian ini dalam pelaksanaanya peneliti melakukan pengecekan data yang berasal dari hasil wawancara mengenai manajemen pembelajaran berbasis Qiraati. Hasil wawancara tersebut
kemudian peneliti, akan melakukan
pengecakan dengan hasil pengamatan yang peneliti lakukan selama masa penelitian untuk mengetahui manajemen pembelajaran berbasis metode Qiraati dalam meningkatkan kemampuan membaca al-Qur‟an siswa di MIT Nurul Islam di Ringinwok Ngaliyan Semarang. F. Teknik Analisis Data Analisis data dalam sebuah penelitian merupakan bagian yang sangat penting karena dengan analisis inilah data yang ada akan nampak manfaatnya terutama dalam memecahkan masalah penelitian dan mencapai tujuan akhir dalam penelitian. Sedangkan menurut Sugiyono, Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting, dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan, sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.71
70 71
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, hlm 241. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, hlm.244.
54
Dari kesimpulan di atas analisis data merupakan bagian yang sangat penting karena dengan analisis dapat memecahkan masalah penelitian dan mencapai tujuan akhir dalam penelitian. Miles dan Hubermen mengemukakan bahwa, aktivitas dalam analisis data yang dilaksanakan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas. Tiga langkah aktivitas dalam analisis data yaitu: data reduction, data display, data conclusion drawing atau ferifying, sebagaimana gambar berikut: Gambar 3.1 Teknik Analisis Data Menurut Miles dan Hubermen72 Data colection
Data reduction
Data display
Conclusion drawing atau Verification
1. Data reduction ( Reduksi data ) Reduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, membuang yang tidak perlu. Reduksi data dimaksudkan untuk menentukan data ulang sesuai dengan permasalahan yang akan penulis teliti, dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah penelitian untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya. Data hasil penelitian ini harus direduksi meliputi hasil wawancara, dokumentasi dan observasi berisi tentang pelaksanaan manajemen pembelajaraan Qiraati di MIT Nurul Islam yang meliputi perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran.
72
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D , hlm.246-247
55
2. Data display ( Penyajian data ) Data hasil reduksi disajikan atau didisplay ke dalam bentuk yang mudah dipahami. Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan hubungan antar kategori, dan sejenisnya. Sajian data dimaksudkan untuk memilih data yang sesuai dengan kebutuhan penelitian tentang manajemen pembelajaraan berbasis metode Qiraati dalam meningkatkan kemempuan membaca al-Qur‟an di MIT Nurul Islam Ringinwok Semarang, artinya data yang telah dirangkum tadi kemudian dipilih, sekiranya data mana yang diperlukan untuk penulisan laporan penelitian. 3. Conclusion drawing atau Verification Kesimpulan dan verifikasi, kesimpulan akan diikuti dengan bukti-bukti yang diperoleh ketika penelitian di lapangan. Verifikasi data dimaksudkan untuk penentuan data akhir dan keseluruhan proses tahapan analisis, sehingga keseluruhan permasalahan mengenai dengan kategori data. Dengan demikian analisis ini dilakukan saat peneliti berada di lapangan dengan cara mendeskripsikan segala data yang telah didapat, lalu dianalisis sedemikian rupa secara sistematis, cermat dan akurat. Dalam hal ini data yang digunakan berasal dari wawancara dan dokumen-dokumen yang ada serta hasil observasi yang dilakukan di MIT Nurul Islam.
56
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS MANAJEMEN PEMBELAJARAN QIRAATI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN DI MIT NURUL ISLAM
A. Gambaran Umum MIT Nurul Islam Ringinwork Ngaliyan Semarang 1. Sejarah Berdirinya MIT Nurul Islam Secara historis MIT Nurul Islam merupakan Madrasah Ibtidaiyah yang berada di bawah Yayasan Nurul Islam Semarang. MIT Nurul Islam didirikan tepatnya pada bulan januari tahun 1967. MIT Nurul Islam merupakan Madrasah Ibtidaiyah yang pertama di Ngaliyan. Pendirinya yaitu H. Ridwan, beliau tertarik untuk membuat sekolah yang berbasis Islam. Karena pada waktu itu di Ringinwork banyak isu-isu Sekolah Dasar Kristen oleh karena itu H. Ridwan mempunyai keinginan untuk mendirikan Madrasah Ibtidaiyah yang bertujuan untuk melastarikan Iman, Islam dan Ihsan warga Ringinwok. Setelah berdirinya MI Nurul Islam H. Ridwan menyerahkan kepada H. Ali Syahbana yang dibantu oleh tokoh-tokoh islam dan beberapa warga yang mendukung dan berkompeten yang ada di Ringinwork. Setelah masa kepemimpinan H. Ali Syahbana kemudian dikelola oleh Bapak H. Mashuri yang sampai sekarang menjabat sebagai Ketua Yayasan. Luas tanah MIT Nurul Islam 600M2, 80M2 sumbangan dari warga dan sisanya 520M2 wakaf dari keluarga Ahmad Bunawi. 73 Lokasi MIT Nurul Islam berada dipinggiran kota Tepatnya di Jalan Honggowongso No.7 Ringginwok Ngaliyan Semarang. MIT Nurul Islam juga berada disekitar perumahan dan mudah dijangkau karena telah adanya angkutan umum. Disisi lain masyarakat Ngaliyan juga memiliki respon baik terhadap keberadaanya begitu juga partisipasi warga dalam menghidupkan MIT Nurul Islam dengan baik, terutama menyekolahkan putra-putrinya di MIT Nurul Islam. Secara keseluruhan di MIT Nurul Islam terdapat 10 ruang belajar yaitu kelas 1A, 1B, IIA, IIB, IIIA, IIIB, IVA, IVB, V, VI, 1 ruang perpustakaan, 1 73
Wawancara dengan Bapak Mashuri selaku Ketua Yayasan MIT Nurul Islam, pada tanggal 28 April 2012.
57
ruang komputer, 1 ruang guru, 1 ruang kepala sekolah dan satu ruang tata usaha, lapangan sekolah dan sebuah masjid.74 2. Visi Dan Misi MIT Nurul Islam Setiap lembaga pasti mempunyai visi dan misi tak kecuali dilembaga pendidikan karena dengan adanya visi, dan misi membuat sebuah lembaga mempunyai cita-cita, harapan, motivasi, dan target untuk mencapai tujuan. Visi dan Misi MIT Nurul Islam yaitu sebagai berikut: Visi: “Berakhlak Islami dan Unggul Dalam Prestasi” Misi: a. Melaksanakan pembelajaran secara efektif sehingga siswa berkembang secara optimal sesuai dengan potensinya. b. Menumbuhkan semangat keunggulan kepada seluruh warga Madrasah. c. Meletakkan dasar-dasar keimanan dan ketakwaan pada siswa sehingga menjadi sumber kearifan. d. Menginternalkan nilai-nilai agama Islam dan mengimplementasikannya dalam kehidupan sehingga terwujud pola hidup berdasarkan ajaran agama Islam. e. Mendorong dan membantu siswa untuk mengenali potensi dirinya sehingga dapat dikembangkan secara optimal. f. Menjalin kerjasama dengan orang tua siswa dan masyarakat agar terwujud keterpaduan dalam proses pendidikan. Dengan adanya visi dan misi diharapkan peserta didik MIT Nurul Islam dapat unggul dalam prestasi baik dari segi akademik maupun agama yang nantinya bertujuan untuk menjadikan siswa beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, siswa memiliki dasar-dasar pengetahuan, kemampuan, dan ketrampilan untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang
74
Wawancara dengan Bapak Dian Utomo selaku Kepala Sekolah MIT Nurul Islam, pada tanggal 21 Februari 2012.
58
lebih tinggi, siswa kreatif, terampil, dan mengembangkan agama islam sehingga siswa meletakkan dasar-dasar keimanan dan ketakwaan.75 3. Struktur Organisasi Agar mekanisme kerja lancar dan tertib, diperlukan orang-orang yang bertanggung jawab dibidang masing-masing, maka MIT Nurul Islam menjalankan kerjanya membuat struktur organisasi serta job deskriptions. Adapun tugas dan kewajiban sekolah dari masing-masing pengurus adalah sebagai berikut: a. Kepala sekolah berfungsi: Sebagai pendidik, pengelola, administrator (pendorong), pengayom, dan pembimbing. Dan kepala sekolah mempunyai tugas menyusun rencana dan program sekolah, membina kesiswaan, pembelajaran dan ketenagaan, administrasi sekolah serta membina dan melaksanakan kerjasama atau hubungan dengan masyarakat. b. Dewan komite bertugas sebagai mitra kerja kepala sekolah untuk mewadahi peran serta masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan, pemerataan pendidikan, memberikan masukan pertimbangan, rekomendasi mengenai kebijakan program pendidikan,dukungan finansial dan lail-lain yang terkait dengan pendidikan. c. Tata usaha bertugas melakukan urusan persuratan, keuangan, kepegawaian dan kerumah tanggaan sekolah. d. Guru bertugas mengajar, mengelola pembelajaran, melaksanakan tugas belajar dan mengajar secara efektif dan efisien, menyusun program pembelajaran dll. 4. Tenaga Edukatif Tenaga edukatif yang mengajar di MIT Nurul Islam datang dari beberapa daerah dan mempunyai latar belakang yang berbeda-beda. Hal ini sangat membantu kelangsungan dan perkembangan MIT Nurul Islam, terutama dalam pembelajaran karena dalam penggunaan strategi dan gaya belajar yang berfariasi. Adapun jumlah tenaga pendidik yang mengajar secara aktif
hingga saat ini
sebanyak 25 orang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel dibawah ini: 75
Wawancara dengan Bapak Mashuri selaku Ketua Yayasan MIT Nurul Islam, pada tanggal 28 Februari 2012.
59
Tabel 4.1 Keadaan Tenaga Edukatif MIT Nurul Islam Tahun 2012.
No
1 2 3 4 5 6 7 8 9
10
11 12 13 14 15
NAMA Dian Utomo, S.HI Muthoharoh, S.Pd.I M.Machrus, SS. Siti Djamilah, S.Pd.I Siti Qodriyah, S.Ag Jumaidi, S.Pd.I Hadi Marsono, S.Pd.I Anisatul Aini Kasminah Faridatul Muniroh, S.Pd.I Siti Mu'asyaroh, S.Pd.I Masruroh, S.Pd.I Indah W.,A.Ma M.Jauhari Sofi, S.Pd.
Pendi dikan Terak hir S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 SMA
Tempat,Tgl Lahir
Smg, 25-05-1979
Jabatan Di Luar Madrasah Guru Di Luar Guru Mapel
Smg, 16-08-1968
Kepsek Waka Kurikulum Qiraati Waka Kesiswaan Qiraati Wali Kelas 1 A Qiraati
Klten,19-07-1971 Grb, 05-01-1981
Wali Kelas 1 B Wali Kelas 2 A
Grb, 28-08-1987 Btg, 29-01-1989 Kdal, 07-03-1964
Wali Kelas 3 A Qiraati Wali Kelas 3 B Qiraati Wali Kelas 4 A Qiraati
Grb, 20-08-1987
Wali Kelas 4 B
Qiraati
Pati,12-11-1987
Wali Kelas 5
Qiraati
Kdl, 29-10-1978 Bltr, 17-02-1962
Qiraati Qiraati
S1
S1 S1 D2 S1 S1
16
Jumadi,S.Sos.I Ahmad Syafii, S.Pd.I
17 18
Yoga Afwan S. Nur
MA
19
Ja‟far Shodiq
S1
20
Astri
S1
S1 S1
Kdl, 14-05-1967
Wali Kelas 6 Qiraati Guru Bidang Smg, 25-05-1987 Study Guru Bidang Dmk, 20-12-1968 Study Qiraati Sragen, 11-091980 Penjas Orkes Qiraati Guru Bidang Mgl, 20-11-1975 Study Ekstra Drum Pkl, 18-05-1987 Band Tegl, 26-02-1990 Ekstra Silat Ekstra Brbs, 04-06-1989 Pramuka Ekstra Grb, 31-12-1989 Pramuka -
60
21 22 23 24 25
Nur Alfiyati Endang Yuliana Tri kumalasari Datik
S1 MA S1 S1 MA
Smg, 18-05-1988 Grb, 25-08-1989 Smg, 24-06-1979 Smg, 09-11-1975 Smg, 17-10-1970
Guru Khusus Guru Khusus Guru Khusus Guru Khusus Guru Khusus
Qiraati Qiraati Qiraati Qiraati Qiraati
Sumber : Dokumentasi MIT Nurul Islam tentang data tenaga edukatif pada tahun 2012. Keterangan: Tenaga pendidik di MIT Nurul Islam dibagi menjadi dua yaitu guru bidang mata pelajaran dan guru khusus. Untuk guru mata pelajaran atau guru bidang study mengajar sesuai ijazah dan keahlianya ditambah beberapa orang guru yang mengajar Qiraati. Sedangkan guru khusus mempunyai tugas utama mengajar khusus Qiraati karena sudah bersyahadah. Tenaga edukatif di MIT Nurul Islam diharuskan memenuhi syarat-syarat yaitu: muslim dan muslimah, mampu membaca al-Qur‟an dengan baik dan benar, memiliki
kemampuan
berkompeten,
dan
loyalitas
yang
tinggi
terhadap
pendidikan,
mampu menyampaikan materi kepada peserta didik dan telah
mengikuti penataran calon asatidz (guru).76 5. Peserta Didik Dari tahun ke tahun jumlah peserta didik di MIT Nurul Islam selalu mengalami peningkatan. Bahkan pada tahun 2009 sampai dengan tahun ini, sampai menolak siswa. Rata-rata peserta didik berasal dari Ngaliyan dan sekitarnya. Dan pada tahun 2008 MIT Nurul Islam mendapat juara satu dalam ujian nasional tingkat Semarang. Tingkatan dalam pembelajaran Qiraati di MIT Nurul Islam terdiri dari jilid I, II, III, IV, V,IV, Ghorib dan al-Qur‟an. Untuk tahun 2012 keadaan peserta didik secara keseluruhan dapat dilihat dalam tabel di bawah ini:
76
Wawancara dengan Bapak Dian Utomo selaku Kepala Sekolah MIT Nurul Islam, pada tanggal 21 Februari 2012.
61
Tabel 4.2 Keadaan peserta didik MIT Nurul Islam Tahun 2012. NO 1 2 3 4 5 6
Kelas
1 2 3 4 5 6 Jumlah
Jumlah Kelas 2 2 2 2 1 1 10
Jumlah Murid Lk Pr 32 28 30 29 39 21 32 26 11 16 10 14 154 134
Jumlah Seluruhnya 60 59 60 58 27 24 288
Sumber : Buku daftar siswa MIT Nurul Islam tahun 2012. Setiap anak pasti mempunyai pemahaman dan tingkat kecerdasan yang berbeda-beda. Begitupun juga pada saat pembelajaran, daya tangkap masingmasing anak berbeda. Oleh karena itu pembelajara Qiraati diatur secara homogen disesuaikan dengan jilid Qiraati masing-masing peserta didik. Dari observasi peneliti yang memasuki setiap ruang kelas maka dapat diperoleh data yang dikelompokan sebagai berikut:77 Tabel 4.3 Peserta Didik Dalam Pembelajaran Qiraati di MIT Nurul Islam Tahun 2012 No 1 2 3 4 5 7 8 9
Qiraati Jilid 1 Jilid 2 Jilid 3 Jilid 4 Jilid 5 Jilid 6 Ghorib al-Qur‟an Jumlah
Laki-laki 14 43 38 16 12 12 10 10 154
Perempuan 8 35 22 11 13 26 5 14 134
Jumlah 22 78 60 27 25 38 15 24 288
Sumber: Buku absensi peserta didik MIT Nurul Islam tahun 2012.
77
Observasi, di MIT Nurul Islam pada Tanggal 23 Februari 2012.
62
Keterangan: Matrik Peserta didik di atas dapat berubah sewaktu-waktu, adanya kenaikan jumlah peserta didik dan adanya penurunan peserta didik disebabkan karena kelancaran, pemahaman dan kemampuan setiap anak yang berbeda-beda. Matrik di atas diambil datanya pada bulan februari tahun 2012. 6. Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana merupakan faktor utama yang harus dipenuhi sebagai penunjang perlengkapan dan fasilitas yang ada pada sebuah lembaga. Agar proses belajar mengajar berjalan dengan lancar, maka sarana dan prasarana yang mendukung harus terpenuhi. Adapun sarana dan prasarana yang ada di MIT Nurul Islam antara lain: a. Sarana Pendidikan 1) Untuk sarana pendidikan terdiri dari ruang kepala sekolah, kantor guru, ruang kelas, ruang komputer, perpustakaan, masjid, lapangan, kantin dan Toilet. 2) Perlengkapan pembelajaran meliputi: papan tulis, meja, kursi, kapur tulis, alat peraga, penghapus, dan sebagainya. 3) Buku pegangan guru dan murid yang terdiri dari 6 jilid Qiraati, buku gharib dan tajwid, al-Qur‟an, buku prestasi dan buku tulis (untuk guru Qiraati) sedangkan untuk mata pelajaran umum buku pegangan guru antara lain buku paket untuk guru dan siswa, buku panduan khusus guru, LKS dan buku-buku lain yang menunjang pembelajaran.. b. Sarana Administrasi Sarana administatif yang dimiliki MIT Nurul Islam Ringinwork antara lain : 1) Buku absensi pendidik dan peserta didik 2) Buku prestasi peserta didik 3) Buku catatan prestasi peserta didik untuk guru. 4) Buku Qiraati Qur‟an (Tadarus al-Qur‟an), untuk kelas al-Qur‟an, Ghorib dan Tajwid. 5) Buku paket mata pelajaran umum
63
6) Buku LKS 7) Buku panduan guru 8) Buku catatan keuangan 9) Buku induk 10) Buku rapot 11) Dan lain-lain. c. Pembiayaan Kegiatan Pendidikan Untuk mengelola pendidikan agar berjalan dengan baik maka di MIT Nurul Islam pengelolaan dana berasal dari: 1) Bantuan Pemerintah 2) Bantuan Operasional Sekolah 3) Bantuan Yayasan 4) Uang pendaftaran 5) Uang syahriah 6) Uang seragam 7) Uang kegiatan dll. 7. Kegiatan Pembelajaran MIT Nurul Islam MIT Nurul Islam merupakan sebuah lembaga pendidikan yang berbasis Islam. Madrasah Ibtidaiyah Terpadu Nurul Islam mengunakan empat kurikulum yaitu dari Depdiknas, Kemenag, MIT Nurul Islam dan Raudhatul Mujawwiddin yang dikombinasikan menjadi satu dan terpadu. Oleh karena itu disebut Madrasah Ibtidaiyah Terpadu. Muatan kurikulum yang ada di MIT Nurul Islam Ringinwork Semarang meliputi mata pelajaran ke Islaman, pelajaran umum, muatan lokal dan pengembangan diri. Muatan ke Islaman meliputi Aqidah Akhlak, Al-Qur‟an Hadist, Fiqih, SKI, Bahasa Arab. Sedangkan mata pelajaran umum meliputi: Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial, Seni Budaya dan Ketrampilan, Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan.
64
Muatan Lokal di MIT Nurul Islam terdiri meliputi: Bahasa Jawa, Bahasa Inggris, Komputer, BTQ dan Qiraati. Sedangkan pengembangan diri di MIT Nurul Islam meliputi: Pramuka, Drum Band, Rebana, Bela diri (pencak silat dan karate). MIT Nurul Islam Ringinwok, kegiatan belajar mengajar dimulai dari hari senin sampai dengan sabtu dengan ketentuan proses kegiatan belajar mengajar (KBM) dari kelas 1 sampai kelas II, dimulai pukul 06.30 sd 11.00 WIB. Sedangkan untuk kelas III sampai kelas VI dimulai pukul 06.30 sd 13.20 WIB. Setiap satu jam mata pelajan alokasi waktu 35 menit. Untuk pengembangan diri dilaksanakan seminggu satu kali pertemuan. B. Manajemen Pembelajaran Berbasis Qiraati
dalam Meningkatkan
Kemampuan Membaca Al-Qur’an di MIT Nurul Islam Semarang Untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar di MIT Nurul Islam semua guru tak terkecuali guru Qiraati harus melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi pembelajaran. Itu semuanya harus dilaksanakan oleh seorang guru sebagai manajer dalam lingkup kelas. Untuk lebih jelasnya langkah-langkah manajemen pembelajaran Qiraati yang ada di MIT Nurul Islam Ringinwok Semarang dapat dilihat dalam uraian dibawah ini: 1. Perencanaan Pembelajaran Qiraati Dalam merencanakan pembelajaran Qiraati, guru Qiraati hanya sebagai pelaksana karena perangkat pembelajaran yang merancang adalah koordinator Qiraati yang bekerjasama dengan yayasan Raudhatul Mujawwidin dan menganut kurikulum yang ada di Raudhatul Mujawwidin78. Dari hasil observasi dan wawancara, Guru Qiraati hanya sebagai pelaksana. Perangkat pembelajaran Qiraati di MIT Nurul Islam dijadikan sebagai acuan dalam pelaksanaan pembelajaran agar tidak terjadi penyimpangan dari koridor pembelajaran Qiraati yang telah ditetapkan dalam kurikulum MIT Nurul Islam. 78
2012.
Wawancara dengan Kepala Sekolah di MIT Nurul Islam pada tanggal 28 Februari
65
Adapun perencanaan pembelajaran yang ada di MIT Nurul Islam khususnya dalam pembelajaran Qiraati meliputi: program tahunan, program semester, kurikulum dan silabus. Untuk struktur kurikulumnya pada mata pelajaran Qiraati berisi: standar kompetensi pada jilid 1 sampai 6, kelas dan semester, keterangan dan sumber referensi. Sedangkan silabus pada pembelajaran Qiraati adalah standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok, kegiatan pembelajaran, penilaian, alokasi waktu dan referensi sumber belajar. Perangkat pembelajaran ini merupakan acuan yang tepat dalam melaksanakan pembelajaran Qiraati. Karena dengan perencanaan tersebut pembelajaran Qiraati akan berjalan secara efektif seperti pelajaran umum lainya yang ada di MIT Nurul Islam. Perencanaan pembelajaran Qiraati yang menganut kurikulum dari Raudhatul Mujawwiddin perencanaanya sudah baik karena dalam silabusnya sudah sesuai standar pendidikan dan pembelajaranya sangat baik karena media pembelajaranya (peraga Qiraati) berperan dengan baik. Dalam pembelajaran Qiraati ada target yang harus dicapai oleh setiap peserta didik adapun target pencapainya dapat dilihat dalam tabel dibawah ini: Tabel 4.4 Target Pencapaian Pembelajaran Qiraati No 1 2 3 4 5 6
Kelas/Semester I/1-2 II/1-2 III/1-2 IV/1-2 V/1-2 VI/1-2
Target Qiraati Jilid 1 – jilid 2 hal 22 Jilid 2 hal 23 – jilid 3 Jilid 4 – jilid 5 hal 22 Jilid 5 hal 23 – jilid 6 hal 22 Jilid 6 hal 23 Ghorib
Sumber: Buku panduan wali siswa dan siswa MIT Nurul Islam tahun 2012. Keterangan: Tabel di atas merupakan target pencapaian peserta didik, rata-rata anak sudah mahir dan lancar dalam membaca. Selain ada target pencapaian dalam
66
pembelajaran Qiraati tetapi juga diselingi dengan hafalan doa-doa dan surat pendek pada saat pembelajaran.79 Dalam perencanaan pembelajaran Qiraati tidak terlepas dari komponenkomponen pembelajaran, deskripsinya adalah sebagai berikut: a. Tujuan Pembelajaran membaca al-Qur‟an Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah MIT Nurul Islam penulis mendapatkan data dengan tujuan pembelajaran membaca al-Qur‟an Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran membaca alQur‟an dengan metode Qiraati adalah sebagai berikut: 1) Mengharab ridha Allah. 2) Mempersiapkan anak mampu membaca al-Qur‟an dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah tajwidnya. 3) Memupuk rasa cinta terhadap al-Qur‟an. 4) Dapat membaca al-Qur‟an dengan baik, benar dan diharapkan dapat memahami dan mengamalkan kandungan al-Qur‟an dalam kehidupan sehari-hari. 5) Setelah selesai pendidikan di MIT Nurul Islam diharapkan peserta didik bersikap sebagai insan yang berakhlakul karimah, berbakti kepada orang tua, agama dan nusa bangsa.80 b. Materi Pembelajaran Pembelajaran membaca al-Qur‟an di MIT Nurul Islam menggunakan metode Qiraati terdiri dari 6 jilid. Adapun materinya yaitu: 1) Jilid I berisi: bacaan huruf hijaiyah yang berharakat fathah, bacaan huruf berangkai (sambung) dalam satu suku kata, nama-nama huruf hijaiyah. Hafalan surat pendek al-Fatihah sampai al-Ikhlas, dan doa sehari-hari sebagai materi tambahan. 2) Jilid II berisi: bacaan huruf hijaiyah berharakat kasrah, dhumah, fathah tanwin, kasrah tanwin, dan dhumah tanwin, pengenalan nama-nama
2012.
79
Dokumentasi, MIT Nurul Islam tahun 2012.
80
Wawancara dengan Bapak Dian Utama di MIT Nurul Islam pada tanggal 28 Februari
67
harakat dan angka arab, bacaan mad thabi‟i. Hafalan surat pendek alLahab sampai al-Kafirun, hafalan doa belajar, doa iftitah sebagai materi tambahan. 3) Jilid III berisi: bacaan mad thobi‟i, huruf-huruf yang dibaca jelas, bacaan harfu liin, dapat membaca lancar pada satu kalimat atau ayat yang terdiri dari dua suku kata. Hafalan surat pendek al-Kautsar sampai al-Qurais, menghafal doa kebaikan dunia akhirat doa sujud dan doa diantara dua sujud sebagai materi tambahan. 4) Jilid IV berisi: bacaan ihfak‟ hakiki, bacaan mad wajib dan mad jaiz, bacaan ghunah musyaddadah, bacaan idhar syafawi dan idgham misli, idgham bighunnah, idgham bilaghunnah dan al-syamsiyah. Hafalan al-Fiil sampai al-ashr, doa tasyahud, tahiyyat sebagai materi tambahan. 5) Jilid V berisi: bacaan idgham bighunah, iqlab, ihfak syafawi idhar syafawi, cara membaca lafad Allah, bacaan qalqalah dan bacaan mad lazim mutsaqqal kalimi. Hafalan surat pendek at-Takasur, menghafal doa sesudah adhan dan sesudah wudhu sebagai materi tambahan. 6) Jilid VI berisi: bacaan idhar halqi, belajar membaca mushaf al-Qur‟an, menghafal surat-surat pilihan dari al-Fatihah sampai at-Takasur dan hafalan doa sehari-hari sebagai materi tambahan. c. Metode Pembelajaran membaca Al-Qur‟an Pemakaian metode mengajar secara umum digunakan dalam proses pembelajaran membaca al-Qur‟an dengan Qiraati adalah sebagai berikut: 1) Metode individu 2) Metode klasikal individu 3) Metode klasikal baca simak 4) Metode drill/latihan 5) Metode ceramah d. Media pembelajaran membaca al-Qur‟an Dalam pembelajaran membaca al-Qur‟an dengan metode Qiraati media yang digunakan adalah papan tulis, kapur tulis, Qiraati masing-masing peserta
68
didik, buku tulis dan peraga Qiraati, media tersebut digunakan untuk sarana penunjang dalam penyampain materi. Setelah penulis melakukan pengamatan dalam pembelajaran Qiraati di MIT Nurul Islam bahwa media yang digunakan oleh pengajar dalam mengajar adalah murni jilid Qiraati yang disusun oleh K.H. Dachlan Salim Zarkasyi dan alat peraga yang digunakan pendidik dalam mengajar.81 2. Pelaksanaan Pembelajaran Qiraati Pelaksanaan pembelajaran Qiraati di MIT Nurul Islam sama seperti pembelajaran umum lainya yaitu 1 jam pertemuan setara dengan 1X 35 menit. Dan pelaksanaan pembelajaran Qiraati dilaksanakan pada hari selasa, rabu dan kamis. MIT Nurul Islam merupakan sebuah lembaga pendidikan yang berbasis Islam yang sistem pembelajaranya sangat kental dengan nuansa keIslaman. Pelaksanaan pembelajaran MIT Nurul Islam sangat menarik karena di MIT Nurul Islam terdapat mata pelajaran Qiraati. Yang biasanya terdapat di sekolah non formal. Pelajaran Qiraati merupakan pelajaran membaca dan menulis huruf alQur‟an dengan menggunakan metode Qiraati. Metede Qiraati yang diterapkan di MIT Nurul Islam ini menganut acuan yang diterapkan oleh yayasan Raudhatul Mujawwiddin Semarang dibawah naungan K.H. Dahlan Salim Zarkasyi yang mengembangkan metode Qiraati. Untuk pemilihan metode pembelajaran yang diterapkan dalam metode Qiraati di MIT Nurul Islam disesuaikan dengan jilid anak dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Metode pembelajaranya yaitu Individual (sorogan), klasikal individual dan klasikal baca simak, membaca, menulis, ceramah dan drill.82 Proses pelaksanaan pembelajaran metode Qiraati yang diterapkan dalam satu kelas diberikan materi yang sama karena didalam kelas pembelajaran secara homogen. Misalnya anak jilid satu bercampur dengan jilid satu, anak jilid dua bercampur dengan jilid dua, dan seterusnya sampai dengan jilid enam. Dalam 81
Observasi langsung di ruang belajar MIT Nurul Islam, pada tanggal 1 Maret 2012
82
Wawancara dengan Guru Qirati di MIT Nurul Islam pada tanggal 22 Februari 2012.
69
pembagian perjilid dibagi menjadi dua tahap yaitu tahap jilid awal dan tahap jilid akhir. Kegiatan belajar mengajar dilakukan seminggu tiga kali yaitu setiap hari selasa, rabu dan kamis. Secara rinci pembagian alokasi waktu untuk setiap kali pertemuan dapat dilihat dalam tabel dibawah ini: Tabel 4.5 Alokasi waktu dan pengelolaan kelas NO METODE MENGAJAR WAKTU URAIAN KEGIATAN 1 Klasikal (peserta didik 10 menit Tutorial berkumpul secara 1. Salam klasikal dan dihadapi 2. Membaca asmaul husna. oleh pendidik) 3. Latihan membaca pelajaran sebelumnya. 2 Individu (peserta didik 40-45 Privat Individual bergiliran satu persatu ) menit 1. Setiap anak menulis apa yang dicontohkan guru dipapan tulis atau menulis yang ada dijilid Qiraati sesuai dengan perintah guru di buku tulis. 2. Pendidik menyuruh peserta didik membaca bergiliran/bergantian satu persatu. 3. Pendidik menilai dalam kartu prestasi. 4. Pendidik memberi bimbingan pada peserta didik yang kurang tepat bacaanya. 3 Klasikal (peserta didik 5 menit Tutorial II: berkumpul secara 1. Belajar materi tambahan (doa klasikal) atau membaca surat pendek) 2. Memberi tugas membaca untuk materi selanjutnya. 3. Doa penutup
70
Tabel 4.6 Alokasi waktu dan pengelolaan kelas (2) NO METODE MENGAJAR 1 Klasikal
2
Individual dan klasikal baca simak
3
Klasikal
WAKTU
KEGIATAN
10-5 menit
Tutorial 1: 1. Salam 2. Berdoa 3. Membaca asmaul husna 4. Membaca bersama melanjutkan materi yang sebelumnya. Privat individual: 1. Posisi peserta didik dibuat melingkar. 2. Peserta didik membaca jilid Qiraati masing-masing satu persatu dan yang lainya menyimak. 3. Guru menilai peserta didik dalam kartu prestasi (peserta didik yang maju secara bergiliran). 4. Guru memberi bimbingan pada peserta didik yang kurang tepat bacaanya
40-45 menit
5 menit
1. Belajar materi tambahan (doa atau hafalan surat pendek) 2. Guru memberi tugas untuk mempelajari jilid Qiraati halaman selanjutnya. 3. Doa penutup/salam.
Keterangan: a. Pengelompokan peserta didik didasarkan atas kesamaan (jilid) dalam kemampuan menurut hasil prestasi yang diperoleh. b. Pada waktu privat individual (bergiliran satu persatu), guru tidak diperkenankan memberi pelajaran tetapi cukup mengarahkan. c. Untuk menghindari agar peserta didik yang sudah atau belum menerima giliran tidak ramai, peserta didik diberi kesibukan dengan memberi tugas menulis pada halaman yang dipelajari atau menulis yang dicontohkan guru dipapan tulis.
71
Pengelolaan kelas yang dilaksanakan oleh guru Qiraati tidak jauh berbeda dengan guru-guru lainya. Untuk pengelolaan kelas yang berkaitan dengan peserta didik yaitu dilaksanakan dengan menggunakan ruang kelas yang ada. Sedangakan pengelolaan kelas yang bersifat fisik guru hanya menyalakan lampu jika diperlukan. 3. Evaluasi Pembelajaran Metode Qiraati Dalam proses pembelajaran membaca al-Qur‟an dengan metode Qiraati terdapat evaluasi atau penilaian untuk mengukur keberhasilan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran. Tehnik evaluasi yang digunakan metode Qiraati ada tiga tahap yaitu: a. Evaluasi Harian 1) Evaluasi dilaksanakan setiap hari oleh asatidz. 2) Fungsi penilaian setiap hari ini untuk melihat kemajuan peserta didik pada setiap halaman atau jilid Qiraati yang diajarkan. 3) Penilaian Prestasi yaitu L, KL, U sebagai mana yang tercantum dalam buku prestasi. Prestasi L : untuk yang betul semua (lancar). Prestasi KL: untuk yang kesalahan salah satu huruf. Prestasi U : untuk talamidz yang lebih dari dua kesalahan. b. Evaluasi Kenaikan Evaluasi kenaikan ini merupakan penilaian kepada peserta didik yang mau naik jilid. Adapun evaluasinya dilakukan dengan cara menunjuk beberapa suku kata atau kalimat atau ayat secara acak, tidak berurutan yang terdapat pada buku Qiraati atau al-Qur‟an. Adapun kenaikan jilid, dilakukan langsung oleh koordinator Qiraati. Evaluasi dilakukan sebanyak dua kali dalam satu jilid, yang dimulai dari jilid satu sampai dengan jilid 6. Adapun rincianya sebagai berikut:
72
1) Qiraati jilid 1 evaluasi pada halaman 30 dan halaman 40. Bagi peserta didik yang sudah lancar sampai halaman 30 dan akan melanjutkan halaman 31 maka anak harus dites terlebih dahulu kepada Koordinator Qiraati. Evaluasi dilakukan secara acak dari halaman satu sampai halaman tiga puluh. Begitu juga sebaliknya bila nanti anak sudah sampai halaman 40 maka evaluasinya akan dilakukan secara acak membaca Qiraati dari halaman satu sampai dengan empat puluh, yang nantinya peserta didik akan dinyatakan berhak dinaikan jilid apabila lancar atau dibiarkan dulu mengulang apabila masih ada yang salah dalam membaca atau kurang lancar. 2) Qiraati jilid 2 sampai dengan Qiraati jilid 6 evaluasi dilakukan pada halaman 22 dan halaman 44. Untuk evaluasi Qiraati jilid 2 sampai dengan jilid 6, yaitu sama tidak berbeda jauh dengan jilid satu. Evaluasi dilakukan dengan cara menunjuk beberapa suku kata atau kalimat atau ayat secara acak yang ada di jilid Qiraati dan diuji langsung oleh koordinator Qiraati. 3) Untuk naik al-Qur‟an dan Ghorib Ghorib adalah bacaan-bacaan yang asing atau aneh didalam bacaan al-Qur‟an atau sukar dipahami (dalam membacanya). Untuk naik ke al-Qur‟an dan ghorib, anak harus pandai dalam membaca huruf-huruf al-Qur‟an sehingga bacaan tartil. 4) Tes Katam Tes katam adalah evaluasi yang terakhir atau yang disebut EPTAK (evaluasi pembelajaran tahap akhir).83 C. Analisis Manajemen Pembelajaran Berbasis Metode Qiraati dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Qur’an di MIT Nurul Islam Dengan berbagai karekter kelebihan dan kekuranganya, penulis akan menganalisis pembelajaran Qiraati yang ada di MIT Nurul Islam. penulis akan 83
Wawancara dengan Ibu Latifah (Koordinator Qiraati) di MIT Nurul Islam tanggal 28 Februari 2012.
73
menganalisis manajemen pembelajaran berbasis metode Qiraati yang melputi: proses perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran Qiraati. 1. Analisis Manajemen Perencanaan Pembelajaran Qiraati Perencanaan pembelajaran yang dilakukan oleh seorang guru akan menentukan keberhasilan pembelajaran yang dipimpinnya, hal ini didasarkan bahwa dengan membuat perencanaan pembelajaran guru lebih mudah dalam hal penyampaian materi pembelajaran, pengorganisasian peserta didik dikelas dan evaluasi. Guru akan mempunyai sebuah acuan pembelajaran sesuai dengan kemampuan dirinya dan peserta didik yang akan menjadi subjek dalam pembelajaranya dikelas maupun diluar kelas. Semakin baik dan terperinci perencanaan pembelajaran yang disusun oleh guru maka akan semakin membantu dan memudahkan bagi guru untuk melaksanakan pelaksanaan pembelajaran. Adapun perencanaan pembelajaran Qiraati di MIT Nurul Islam sangat tergantung dengan konsep yang berpusat pada Raudhatul Mujawiddin. Karena guru Qiraati di MIT Nurul Islam hanya sebagai pelaksana karena semua perencanaan kegiatan sudah terkonsep dengan baik dari mulai persiapan guru, kegiatan guru, metode pembelajaran, waktu belajar, target mengajar dan alat peragapun sudah terkonsep karena guru sudah hafal dengan apa yang akan diajarkan kepeserta didik. Pengajar Qiraati di MIT Nurul Islam tidak sembarangan guru boleh mengajar karena pengajar Qiraati harus dapat membaca al-Qur‟an dengan tartil dan lulus syahadah. Apabila belum bersyahadah tetapi pengajar Qiraati, dalam proses bersyahadah. Perencanaan pembelajaran yang disusun dan terkonsep oleh Raudhatul Mujawwiddin hanya dilakukan sekali dan itu nantinya yang akan dijadikan pedoman oleh semua guru Qiraati. Karena itu guru beranggapan bahwa penyampaian materi dan pengelolaan kelas dan peserta didik sudah bisa dilakukan, sehingga dengan sendirinya hal tersebut menjadi sebuah hafalan guru. Menurut penulis, perencanaan pembelajaran yang disusun oleh seorang guru dapat dijadikan pedoman yang sangat membantu guru. Bukan hanya
74
menyampaikan materi tetapi juga dijadikan bahan evaluasi proses pembelajaran berikutnya dapat berjalan dengan lebih baik dan optimal dalam mencapai tujuan pembelajaran. Setelah penulis melakukan analisis terhadap pembelajaran metode Qiraati penulis menemukan kelebihan dan kekurangan. Setiap metode yang digunakan dalam pembelajaran pasti mempunyai kelebihan dan kelemahan. Hal inilah yang membedakan antara metode yang satu dengan metode yang lain. a. Kelebihan Metode Qiraati 1) Materi disusun dari yang mudah menuju yang sulit. 2) Cara pembelajaran Qiraati yaitu LCTB (lancar, cepat, tepat dan benar) 3) Sistem pembelajaran yang tidak membosankan. 4) Media yang digunakan sangat sederhana tetapi tidak menghambat proses pembelajaran. 5) Cara pembelajaran Qiraati mudah dipahami dan dimengerti oleh peserta didik, baik dalam pengenalan huruf hijaiyah, tanda baca maupun tajwidnya, karena materi disusun secara berjenjang dalam 6 jilid. b. Kelemahan Metode Qiraati 1) Membutuhkan waktu yang relatif lama. 2) Banyaknya penggunaan istilah-istilah dengan bahasa arab dalam mengenalkan tanda baca, sehingga sulit dipahami bagi orang yang sama sekali belum mengerti arab. 3) Tingkat kecerdasan seseorang dengan seseorang yang lain tentu berbeda. Bagi seseorang yang memiliki kecerdasan yang rendah maka akan membutuhkan waktu lebih lama untuk dapat membaca al-Qur‟an dengan metode Qiraati. 2. Analisis Manajemen Pelaksanaan Pembelajaran Qiaati Pembelajaran sebagai suatu proses sudah barang tentu harus dapat mengembangkan dan menjawab beberapa persoalan yang mendasar. Persoalan pertama berhubungan dengan tujuan proses pembelajaran, kedua dengan materi dan bahan ajaran, ketiga berhubungan dengan metode dan alat yang
75
digunakan dalam proses pembelajaran, keempat berkenaan dengan penilaian atau evaluasi dalam pembelajaran.84 Tujuan, materi, metode dan evaluasi menjadi komponen utama dalam proses pembelajaran. Kelima komponen tersebut tidak berdiri sendiri melainkan saling mempengaruhi satu sama lain (Inteleransi). Oleh karena itu dalam analisis ini akan membahas kelima komponen tersebut dengan cara melihat secara keseluruhan proses pembelajaran metode Qiraati dalam meningkatkan kemampuan membaca al-Qur‟an di MIT Nurul Islam. Hasil penelitianya sebagai berikut: a. Tujuan Pembelajaran Membaca al-Qur‟an Dalam pembelajaran membaca al-Qur‟an terdapat komponen tujuan pembelajaran al-Qur‟an, komponen ini sangat berpengaruh pada komponenkomponen lainya, yakni materi pembelajaran membaca al-Qur‟an, metode pembelajaran al-Qur‟an dan evaluasi pembelajaran membaca al-Qur‟an. Karena bagaimanapun tujuan pembelajaran al-Qur‟an akan mengarahkan kemana jalanya pelaksanaan pembelajaran itu sendiri. Dalam merumuskan tujuan pembelajaran membaca al-Qur‟an ada beberapa ketentuan yang harus dipenuhi, yaitu: 1) Rumusan tujuan harus berpusat pada perubahan tingkahlaku . 2) Rumusan tujuan harus berisikan tingkah laku operasional artinya dapat diukur pada saat itu juga. 3) Rumusan tujuan berisikan makna dari materi yang akan diajarkan saat itu. Ketiga ketentuan diatas adalah mutlak bagi perumusan tujuan pembelajaran. Artinya harus dipenuhi dan jika salah satu tidak ada maka rumusan tujuan tidak sempurna.85 Tujuan pembelajaran membaca al-Qur‟an juga harus mengandung tujuan kognitif, afektif dan tujuan psikomotorik. Penjelasanya sebagai berikut:
84
Nana, Sudajana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algesindo,2000) hlm. 29-30. 85
Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, hlm. 64-65.
76
1) Tujuan kognitif yaitu yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan, informasi, pemikiran, pemahaman, penerimaan, analisis, sintesis dan evaluasi. 2) Tujuan efektif yaitu tujuan yang berhubungan dengan minat, sikap juga penghormatan (kepatuhan) terhadap nilai-nilai (menerima, menjawab, menilai, mengorganisasikan). 3) Tujuan psikomotorik yaitu tujuan pembelajaran yang bersifat ketrampilan atau yang menunjukkan gerak (motor skill).86 Secara aplikatif ketiga tujuan tersebut dapat dijelaskan bahwa sebelum anak dapat membaca dengan baik dan benar, terlebih dahulu diajarkan tentang pengenalan huruf-huruf hijaiyah, tanda baca dan tajwidnya, semua itu merupakan tujuan kognitif. Kemudian dilanjutkan dengan praktek membaca al-Qur‟an dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah tajwid, merupakan ketrampilan yang menjadi tujuan (psikomotorik). Setelah dapat membaca alQur‟an dengan baik dan benar serta mempelajari artinya maka kelak diharapkan menjadi sebuah sikap mengamalkan isi kandungan al-Qur‟an dalam kehidupan sehari-hari sehingga tumbuh ahlak yang berjiwa Qur‟ani. Isi tujuan pembelajaran membaca al-Qur‟an tersebut telah sesuai dengan teori-teori tujuan pembelajaran membaca al-Qur‟an dan teori tujuan pembelajaran secara umum. Seperti yang telah disampaikan kepala sekolah MIT Nurul Islam bahwa tujuan pembelajaran al-Qur‟an sesuai dengan yang ditulis oleh beberapa tokoh yaitu agar anak mampu membaca, memelihara dan memahami dengan baik serta menerapkan ajaran al-Qur‟an dalam kehidupan sehari-hari untuk mengharap ridha dari Allah SWT. Dengan demikian secara umum dapat disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran membaca al-Qur‟an dengan metode Qiraati di MIT Nurul Islam sudah sesuai dengan teori-teori yang ada, karena secara substansial tujuan pembelajaran membaca al-Qur‟an yang ada di MIT Nurul Islam telah mengaplikasikan teori-teori pembelajaran yang ada.
86
Harjanto, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2008), hlm. 150-152.
77
b. Materi Pembelajaran al-Qur‟an Dalam pelaksanaan pembelajaran membaca al-Qur‟an, bahan atau materi pembelajaran merupakan sesuatu yang ada dan ditetapkan dengan sebaik-baiknya karena akan menjadi acuan dalam pembelajaran membaca Qiraati. Materi pembelajaran membaca al-Qur‟an metode Qiraati mencakup pengenalan huruf hijaiyah, cara melafalkan huruf hijaiyah, pengenalan bentuk dan fungsi tanda baca, baik tajwid, mahraj, maupun waqof (tanda berhenti) yang semuanya terangkum dalam materi Qiraati jilid satu sampai enam. Adapun materi penunjang dalam pembelajaran Qiraati di MIT Nurul Islam merupakan materi yang sangat membantu motivasi anak untuk lebih giat lagi dalam meningkatkan kemampuan membaca al-Qur‟an. Sebab dengan materi penunjang anak dapat memperoleh informasi lebih banyak tentang ilmu-ilmu agama yang pada akhinya dapat memberikan dorongan bagi mereka yang senantiasa belajar al-Qur‟an. Hal ini terbukti pada peserta didik MIT Nurul Islam mereka lebih bersemangat dalam mengikuti pembelajaran Qiraati dalam meningkatkan kemampuan membaca al-Qur‟an sebab materi penunjang itu disampaikan secara praktis dan menyenangkan dan tidak membebani mereka. c.
Metode Pembelajaran Membaca al-Qur‟an Metode pembelajaran dalam pendidikan Islam, pada sasaranya tidak terbatas pada masalah internalisasi dan transformasi nilai-nilai agama atau tidak saja mengajarkan agama (ilmu agama) saja akan tetapi juga ilmu umum dan teknologi. Sebelum memilih metode tertentu, seorang guru terlebih dahulu harus benar-benar cocok bahwa metode tersebut tepat untuk digunakan dan sesuai dengan situasi yang terjadi pada saat itu. Metode yang dipilih hendaknya tidak hanya terpaku pada satu metode karena tidak ada sebuah metode apapun dipandang paling efektif antara satu metode dengan metode yang lain saling melengkapi, karena akan lebih efektif jika menggunakan metode yang bervariasi sehingga pembelajaranya dapat berjalan sempurna.
78
Metode pembelajaran Qiraati di MIT Nurul Islam sudah sesuai dengan teori karena proses pembelajarnya berganti-ganti metode sehingga anak senang untuk belajar Qiraati. Dengan metode pembelajaran yang tidak monoton akan meningkatkan kemampun membaca al-Qur‟an pada anak. d. Media Pembelajaran al-Qur‟an Media sebagai sarana penunjang dalam proses belajar mengajar sangat membantu dan bermanfaat dalam memahamkan peserta didik terhadap materi pelajaran. Dalam Bab III dijelaskan bahwa media pembelajaran metode Qiraati di MIT Nurul Islam berupa papan tulis, kapur, buku tulis, jilid Qiraati masingmasing anak, al-Qur‟an dan alat peraga. Penggunaan berbagai media pembelajaran yang digunakan di MIT Nurul
Islam
sudah sesuai
dengan
prinsip-prinsip pemilihan media
pembelajaran. Prinsip-prinsip tersebut adalah: 1) Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran Media pembelajaran dipilih atas dasar tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. 2) Disesuaikan dengan kemampuan siswa Kemampuan daya pikir dan daya tangkap peserta didik dan besar kecilnya kelemahan peserta didik perlu dipertimbangkan. 3) Ketersedian media Tidak semua sekolah dapat menyediakan media yang cukup. Kita harus memperhatihkan ada atau tidak media yang tersedia di sekolah. 4) Mutu teknis Media harus memiliki kejelasan dan kualitas baik. 5) Biaya, tidak perlu memilih media yang mahal akan tetapi efektif.87 3. Analisis Evaluasi Pembelajaran Qiraati Evaluasi merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam rangka mengetahui sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan dapat
87
Harjanto, Perencanaan Pengajaran, hlm. 238-239.
79
tercapai. Penilain merupakan serangkain kegiatan memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data hasil belajar siswa yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan. Secara garis besar dalam proses belajar mengajar, evaluasi memiliki fungsi pokok yaitu mengukur kemajuan dan perkembangan peserta didik, mengukur sampai dimana keberhasilan sistim pengajaran yang digunakan dan sebagai pertimbangan dalam rangka melakukan perbaikan proses belajar.88 Dalam pelaksanaan evaluasi di MIT Nurul Islam Ringinwok ada tiga tahap. Pertama, evaluasi harian yang dilakukan untuk melihat kemajuan santri pada setiap halaman yang diajarkan. Kedua, evaluasi akhir jilid yang dilakukan untuk menentukan lulus dan tidaknya peserta didik pada setiap satu jilid untuk naik ke jilid berikutnya sampai tahap ke al-Qur‟an dan ke Ghorib. Dan ketiga, evaluasi tahap akhir yang dilakukan untuk menentukan peserta didik yang katam dalam pembelajaran Qiraati, dalam tahap ini peserta didik sudah mampu membaca al-Qur‟an dengan lancar tepat dan benar sesuai ilmu tajwid dan mahrojnya. Dari uraian di atas penulis berkesimpulan bahwa evaluasi di MIT Nurul Islam sudah sesuai dengan teori yang ada. Melalui teknik evaluasi setidaknya peserta didik memahami materi yang disampaikan oleh para pengajar pada proses manajemen pembelajaran Qiraati dalam meningkatkan kemampuan membaca al-Qur‟an siswa. Menurut
analisa
penulis
untuk
pembelajaran
Qiraati
dalam
meningkatkan kemampuan membaca al-Qur‟an di MIT Nurul Islam, dipengaruhi oleh dua faktor yaitu: 1) Faktor Internal Faktor internal merupakan faktor yang timbul dari dalam diri peserta didik. Faktor internal sangat besar sekali pengaruhnya terhadap
88
Harjanto, Perencanaan Pengajaran, hlm. 277.
80
kemajuan peserta didik khususnya dalam meningkatkan kemampuan membaca al-Qur‟an. Adapun yang termasuk faktor internal yaitu: (a) Bakat merupakan kepandaian seseorang yang dimiliki sejak lahir. Bakat mempunyai pengaruh yang sangat besar sekali terhadap proses penyampaian prestasi seseorang. Dan karena perbedaan bakat yang dimiliki setiap orang maka adakalanya sesorang itu belajar dengan cepat dan lambat. (b) Minat merupakan sesuatu yang berharga bagi seseorang yang sesuai dengan kebutuhanya. Sikap minat apabila tumbuh dan berkembang pada pola belajar peserta didik maka proses belajar mengajarkan akan menjadi mudah. (c) Intelegensi merupakan kemampuan untuk memudahkan penyesuaian secara tepat. Intelegensi seseorang dapat terlihat adanya beberapa hal yaitu: cepat menangkap pelajaran, dorongan ingin tau kuat, memiliki minat yang luas. Intelegensi sangat dibutuhkan sekali dalam belajar, karena dengan tingginya intelegensi seseorang maka akan lebih cepat menerima pembelajaran. 2) Faktor Eksternal Faktor eksternal adalah faktor yang timbul dari luar diri peserta didik. Adapun faktor-faktor eksternal dalam meningkatkan kemampuan membaca al-Qur‟an yaitu: pertama pengajar (guru) harus profesional. Kedua, kurikulum harus sesuai, apabila tidak sesuai akan menghambat kemajuan prestasi belajar. Ketiga, faktor lingkungan, karena lingkungan secara langsung bersinggungan dengan aktivitas sehari-hari peserta didik.
81
BAB V PENUTUP
A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap pembelajaran membaca al-Qur‟an dengan buku panduan Qiraati di MIT Nurul Islam Ringinwok Semarang, maka peneliti dapat menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut: 1. Perencanaan pembelajaran Qiraati sudah tertata rapi dan sudah terkonsep dengan baik karena sudah menganut sistim pembelajaran yang ada di Raudhatul mujawiddin dan media pembelajaranya berperan dengan baik. Adapun perencanaan pembelajaran yang ada di MIT Nurul Islam khususnya dalam pembelajaran Qiraati meliputi: program tahunan, program semester, kurikulum dan silabus. Sedangkan dalam perencanaan pembelajaran Qiraati tidak
terlepas
dari
komponen-komponen
pembelajaran
yaitu
tujuan
pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran dan media pembelajaran. Metode Qiraati merupakan metode cara membaca al-Qur‟an yang sejak awal anak sudah diharuskan dan dituntut membaca dengan lancar, cepat, tepat dan benar. Ciri khusus metode ini adalah a) materi disusun secara berjenjang dalam buku paket 6 jilid. b) pengenalan huruf hijaiyah sekaligus diawali dengan latihan, c) konsep pembelajaranya tidak menuntun (Daktun), kegiatan belajar mengajar dilaksanakan dengan metode individu, klasikalindividual, klasikal baca simak. 2. Pelaksanaan pembelajaran Qiraati di MIT Nurul Islam dilaksanakan pada hari selasa, rabu dan kamis dengan waktu 2X 35 menit. Proses pelaksanaan pembelajaran Qiraati dalam perkelas dilakukan secara homogen (sejenis) sesuai dengan jilid masing-masing peserta didik artinya anak jilid satu bercampur dengan jilid satu, anak jilid dua bercampur dengan jilid dua dan seterusnya. Sedangkan dalam pemilihan metode yang diterapkan dalam pembelajaran metode Qiraati di MIT Nurul Islam yaitu: individual (Sorogan), klasikal individual, klasikal baca simak, membaca, menulis, ceramah dan drill (latihan membaca).
82
3. Evaluasi pembelajaran Qiraati dilakukan tiga kali tahapan yaitu a) evaluasi harian, dilakukan setiap hari yang berfungsi untuk melihat kemajuan peserta didik pada setiap halamnya dan langsung dinilai dalam buku prestasi siswa. b) evaluasi kenaikan jilid, merupakan penilaian kepada peserta didik yang akan ditashih (naik jilid) dan evaluasi tahap akhir (Eptak). B. Saran Saran yang dapat penulis sampaikan berkenaan dengan manajemen pembelajaran Qiraati di MIT Nurul Islam. Saran ini merupakan bahan masukan dan pertimbangan yang ditujukan kepada semua pihak yang turut bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan pendidikan di MIT Nurul Islam. 1. Kepada penyelenggara dan pengelola pendidikan untuk selalu bekerja lebih giat dan profesional dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya untuk melahirkan SDM yang berkualitas dan selalu merencanakan kegiatan dengan baik dan terprogram. 2. Kepada kepala sekolah dan pengurus hendaknya mengelola manajemen pembelajaran secara profesional dengan mengacu pada sistem manajemen pembelajaran secara sempurna sehingga tujuan dari pembelajaranya dapat tercapai dengan mudah. 3. Kepada guru untuk senantiasa memberikan motivasi terhadap peserta didik agar semakin tahu arti pentingnya mempelajari al-Qur‟an. 4. Kepada peserta didik agar semakin giat dan semangat dalam belajar al-Qur‟an, karena dengan belajar al-Qur‟an akan mempunyai jiwa yang tenang.