PENERAPAN METODE TILAWATI DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA AL-QUR`AN DI MI AL-FALAH BERAN NGAWI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam
Oleh : SITI MUTMAINNAH NIM: 073111044
FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
2011
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
: Siti Mutmainnah
NIM
: 073111044
Jurusan/Program Studi
: Pendidikan Agma Islam
Menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya saya sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.
Semarang, 30 Mei 2011 Saya yang menyatakan
SITI MUTMAINNAH NIM. 073111044
ii
KEMENTERIAN AGAMA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG FAKULTAS TARBIYAH Jl. Prof. Dr. Hamka KM 1 Ngaliyan Telp. (024)7601291 Semarang 50185 PENGESAHAN Naskah skripsi dengan: Judul Skripsi
: Penerapan Metode Tilawati dalam Pembelajaran Al-Qur`an di MI Al-Falah Beran Ngawi
Nama
: Siti Mutmainnah
NIM
: 073111044
Jurusan Program Studi
: Pendidikan Agama Islam : Pendidikan Agama Islam
Telah diujikan dalam sidang munaqasyah oleh dewan penguji fakultas tarbiyah IAIN Walisongo dan dapat diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana dalam Ilmu Pendidikan Islam. Semarang, 10 juni 2011 DEWAN PENGUJI Ketua,
Sekretaris,
Dr. H.Abdul Wahib, M.Ag NIP. 19600615 199103 1004
Dr. Musthofa, M.Ag NIP. 19710403 199603 1002
Penguji I,
Penguji II,
Drs. Ahmad Sudja`i, M.Ag NIP. 19511005 197612 1001
Hj. Lift Anis Ma`sumah, M.Ag NIP. 19720928 19973 2001
Pembimbing I
Pembimbing II
Nasirudin, M.Ag NIP: 196910121996031002
Alis Asikin, M.A NIP: 19690724199903100
iii
NOTA PEMBIMBING Semarang, 30 Mei 2011 Kepada Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Di Semarang
Assalamu`alaikum wr. wb. Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi naskah skripsi dengan: Judul
: Penerapan Metode Tilawati dalam Pembelajaran Membaca Al-Qur`an di MI Al-Falah Beran Ngawi
Nama
: Siti Mutmainnah
NIM
: 073111044
Jurusan
: Pendidikan Agama Islam
Program Studi
: Pendidikan Agama Islam
Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam sidang Munaqasyah
Wassalamu`laikum wr. wb.
Pembimbing I,
Nasirudin, M.Ag NIP: 196910121996031002
iv
NOTA PEMBIMBING Semarang, 30 Mei 2011 Kepada Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Di Semarang
Assalamu`alaikum wr. wb. Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi naskah skripsi dengan: Judul
: Penerapan Metode Tilawati dalam Pembelajaran Membaca Al-Qur`an di MI Al-Falah Beran Ngawi
Nama
: Siti Mutmainnah
NIM
: 073111044
Jurusan
: Pendidikan Agama Islam
Program Studi
: Pendidikan Agama Islam
Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam sidang Munaqasyah
Wassalamu`laikum wr. wb.
Pembimbing II,
Alis Asikin, M.A NIP: 19690724199903100
v
ABSTRAK Judul Penulis NIM
: Penerapan Metode Tilawati dalam Pembelajaran Membaca AlQur`an di MI Al-Falah Beran Ngawi : Siti Mutmainnah : 073111044
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan; 1) Penerapan metode Tilawati dalam pembelajaran membaca Al-Qur`an, 2) penerapan metode Tilawati dalam pembelajaran membaca Al- Qur`an di MI Al-Falah Beran Ngawi Dalam penelitian ini menggunakan metode riset lapangan dengan tehnik analisis non statistik (analisis deskriptif) dengan pendekatan induktif yang pada akhirnya dihasilkan bahwa pembelajaran membaca Al-Qur`an MI Al-Falah ternyata tidak jauh berbeda penerapanya dengan metode Tilawati yang ada dalam panduan teorinya, metode ini digagas oleh Hasan Sadzili dkk Metode Tilawati dalam pengajaran Al-Qur`an yaitu suatu konsep belajar yang menggunakn pendekatan klasikal dan individual dan bercirikan lagu rost. Sehingga lagu tersebut sangat baik diterapkan dalam membaca Al-Qur`an Pada Anak, karena selain mudah di pelajari lagu tersebut menghasilkan bacaan yang baik, yaitu hasil baca anak terdengar semangat Dalam metode ini aplikasi pembelajarannya menggunakan Formasi belajar U. dan menggunakan dua pendekatan klasikal dan individual, yaitu klasikal terdiri dari 3 tehnik(1. Tehnik 1(guru membaca murid mendengarkan). 2. Tehnik 2(Guru membaca, murid menirukan), 3. Tehnik 3(membaca bersama-sama)). Dan pendekatan individual dengan tehnik baca simak. Upaya pengenalan Al-Qur`an sejak dini, adalah sebuah keniscayaan dan diperlukan peranan orang tua. Pendidikan anak tentang baca tulis Al-Qur`an sangatlah penting mendukung perkembangan anak sebagai upaya memberantas buta huruf Al-Qur`an dan memasyarakatkan Al-Qur`an di tengah-tengah umat. Oleh karena itu, penerapan metode Tilawati dalam pembelajaran membaca Al-Qur`an (khususnya di MI Al-Falah) adalah sebagai upaya untuk membantu orang tua dalam mengajarkan anak dalam membaca Al-Qur`an hingga dapat khatam dalam membaca Al-Qur`an. Dengan adanya kemamapuan membaca AlQur`an pada anak didik akan menumbuhkan akhlak yang terpuji, karena dalam Al-Qur`an banyak mempelajari tentang Akhlak kepada sesame Makhluk Dengan demikian metode Tilawati di MI Al-Falah Beran Ngawi dipandang sebagai salah satu metode dalam pembelajaran membaca Al-Qur’an yang dipercaya sebagai metode membaca Al-Qur`an yang dapat mengatasi masalah anak dalam membaca Al-Qur`an dengan baik. Masalah tersebut berupa minat dan hasil bacaan anak yang tidak tartil, dan juga tidak khatamnya anak membaca Al-Qur`an. Maka dalam pelaksanaannya sangat mengacu pada konsep yang telah ada. Membaca Al-Qur`an dipandang sebagai suatu pendidikan dasar pada anak yang sangat penting, maka sistem pembelajaran membaca Al-Qur`an harus dirancang sebaik mungkin mulai dari penetapan tujuan, metode, materi, sampai evaluasi) agar tujuan yang sudah ditetapkan benar-benar dapat dicapai. \
vi
KATA PENGANTAR ÉΟŠÏm§9$# Ç≈uΗ÷q§9$# «!$# ÉΟó¡Î0
ﻼﻡ ﻋﻠﻴﻜﻢ ﻭﺭﲪﺔ ﺍﷲ ﻭﺑﺮﻛﺎﺗﻪﺍﺍﻟﺴ Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan para pengikut yang telah berjuang menunjukkan jalan kebenaran kepada seluruh umat manusia. Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini adalah berkat bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1. Prof. Dr. Muhibbin, MA, selaku Rektor IAIN Walisongo Semarang. 2. Prof. Dr. Suja`i, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang. 3. Nasirudin, M.Ag, Selaku Wali Studi yang mempunyai peran besar membimbing penulis selama menuntut ilmu di IAIN Walisongo Semarang. 4. Nasirudin, M.Ag dan Alis Asikin, MA yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan fikiran dalam memberikan bimbingan dan pengarahan penulis dalam penyusunan skripsi ini. 5. Dosen pengajar Fakultas Tarbiyah yang telah membekali para mahasiswa ilmu pengetahuan. 6. Kepala perpustakaan IAIN Walisongo Semarang yang telah memberikan pelayanan dengan baik. 7. Kedua orangtuaku tercinta, ananda ucapkan terimakasih atas do'a dan pengorbanannya. Semoga Allah membalas segala jerih payah dan kebaikan bapak dan ibu kepada ananda. 8. Bapak Mustaqim dan ibu hj. Aisiyah yang telah mendidik dan membimbing selama di Pon-Pes Uswatun Hasanah
vii
9. Adikku Husnul Khotimah dan Fathul Mubin bermimpilah dan raihlah mimpimimpi kalian dengan berusaha dan berdo`a belajar sungguh sungguh, dan tetap mengharap ridho Allah 10. Purwanto, S.Pd.I, selaku kepala MI Al-Falah Beran Ngawi, Bu Wasingul, Pak Marno, Bu Muniroh, Bu Ida dan guru Tilawati yang lain yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu dan Waka. Kesiswaan MI Al-Falah, Rini Widi Astuti, S.Pd.I selaku Waka. Kurikulum. Penulis ucapkan terimakasih telah memberikan izin dan mengarahkan penulis selama penelitian di MI Al-Falah Beran Ngawi 11. Ikhwah kautsar,ukhti (Syair, Mayda, Murwati, Damai, Romi, Fais, Isni, Aris, Faid, Yani, Rantini,)…syukron telah mengajarkan penulis arti pengorbanan, persaudaraan, dan mendorong penulis supaya menjadi orang yang senantiasa memperbaiki diri. 12. Ikhwah Pon-Pes Usawatu Hasanah, Mbak (Ci`Aini, Juwar, Nisrohah, Aris, Kholishoh, Azis,Dwi, Lina, Nur, Ulfa, Masrochah, Umi, Parti, Nadia, Hima Iis, Novi, Riska, dan mbak-mbak yang lain yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu), trimakasih atas motivasinya sehingga saya masih tetap dipondok, Semoga Allah memudahkan dan melindungi dalam menggapai Ridho-Nya. Amiin. 13. Ikwah Qolbun Salim di asrama: al-Kautsar, al-Izzah, al-Qudwah, Isybillah, asSyaja'ah, al-Husna, al-Firdaus, ar-Rayyan, dan Darussalam, semoga dapat mewujudkan Baiti Jannati. Amiin. 14. Sahabatku PAI B angkatan 2007, Mbak Deni, Mbak Ana,Yunike, Mbak Novi, Mbak Ida, Mbak Warsiyah, Irna, Ani, Ian, Junaidah, Nunuk, Mastiah, Nayla, dan para sahabat yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, terimakasih atas nasihat dan dukungannya selama penulis kuliah di IAIN Walisongo Semarang. Semoga kita semua dapat mewujudkan cita-cita yang diharapkan. Amiin. 15. Tim PPL SMP 28: Mbak (Muyassaro, Leli, Qoyyum, Umi), Pak(Munif, Januri, Eko Agus, Miftah, Ahwan, Atok), dan Tim PPL IKIP. Tim KKN Kedungboto 2011: Mas(Hanif, Dzan, Anam, Mika, Salam), Mbak(Erna,
viii
Duroh, Sa`adah, Zainah, Wuri). Terimakasih telah membantu penulis dalam menjalankan amanah, semoga kita dapat memanfaatkan ilmu yang telah kita dapat dengan baik. 16. Terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Semoga segala kebaikan saudara-saudaraku semua mendapat balasan yang lebih baik dari Allah SWT. Amiiin.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya konstruktif dari semua pihak agar skripsi ini lebih baik. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua terutama dapat memberikan kontribusi yang positif dalam mengajar siswa Amiiin.
ﻼﻡ ﻋﻠﻴﻜﻢ ﻭﺭﲪﺔ ﺍﷲ ﻭﺑﺮﻛﺎﺗﻪﻭﺍﻟﺴ Semarang, 30 Mei 2011 Penulis,
SITI MUTMAINNAH NIM.073111044
DAFTAR ISI
ix
HALAMAN JUDUL ....................................................................................
i
PERNYATAAN KEASLIAN ......................................................................
ii
PENGESAHAN ............................................................................................
iii
NOTA PEMBIMBING ................................................................................
iv
ABSTRAK ...................................................................................................
vi
KATA PENGANTAR .................................................................................
viii
DAFTAR ISI ................................................................................................
x
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. Latar Belakang .......................................................................
1
B. Rumusan Masalah ..................................................................
6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..............................................
6
D. Penegasan Istilah ....................................................................
6
E. Kajian Pustaka........................................................................
8
F. Metode Penelitian...................................................................
9
PEMBELAJARAN MEMBACA AL-QURAN METODE TILAWATI A. Pembelajaran Membaca Al-Quran .........................................
13
1. Pengertian Pembelajaran Membaca Al-Quran .................
13
2. Prinsip-prinsip pembelajaran membaca Al-Qur`an……..
19
3. Tujuan pembelajaran Membaca Al-Quran .......................
21
4. Tahap Belajar Membaca Al-Quran ..................................
22
B. Metode Tilawati .....................................................................
24
1. Pengertian Metode Tilawati ...........................................
24
2. Target pembelajaran metode Tilawati .............................
26
3. Proses pembelajaran membaca Al-Qur`an metode Tilawati ............................................................................
28
4. Guru dan Peranannya dalam Proses Belajar Mengajar Tilawati ........................................................................... BAB III
38
METODE TILAWATI DI MI AL-FALAH BERAN NGAWI A. Keadaan Umum MI Al-Falah Beran Ngawi ..........................
40
1. Letak Geografis ................................................................
40
x
BAB IV
2. Sejarah Berdiri .................................................................
40
3. Stuktur Organisasi ............................................................
42
4. Keadaan Guru Karyawan dan Murid ...............................
42
5. Sarana dan pra sarana .......................................................
43
a. Sarana Pendidikan .....................................................
43
b. Sarana Administrasi ...................................................
44
B. Penerapan Metode Tilawati di MI Al-Falah Beran Ngawi ....
44
1. Materi Pengajaran ............................................................
45
2. Metode Pengajaran ...........................................................
46
3. Media atau Alat ................................................................
57
4. Evaluasi ............................................................................
57
5. Tahap Membaca Al-Qur`an ............................................
59
ANALISIS
METODE
TILAWATI
DALAM
PEMBELAJARAN MEMBACA AL-QUR`AN DI MI ALFALAH BERAN NGAWI
BAB V
A. Analisis Materi .......................................................................
60
B. Analisis Metode .....................................................................
61
C. Analisis Alokasi Waktu..........................................................
65
D. Analisis Pendekatan ...............................................................
65
E. Analisis Evaluasi ....................................................................
66
F. Analisis Media .......................................................................
67
PENUTUP A. Simpulan .................................................................................
68
B. Saran ........................................................................................
69
C. Penutup....................................................................................
70
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP
xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dilakukan agar seseorang memperoleh pemahaman tentang suatu ilmu. Pendidikan juga mempermudah seseorang menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar. Dalam pelaksanaannya pendidikan bermula dari seorang pendidik yang mampu menjadikan suasana pendidikan komunikatif dan menyenangkan.sehingga proses pembelajaranpun dapat berjalan dengan lancar dan dapat hasil yang memuaskan. Al-Qur`an adalah kalamullah sebagai pedoman hidup manusia. Untuk dapat memahami ajarannya yaitu dengan cara dibaca, ditulis, dihafalkan, dipahami maknanya, dan dilaksanakan isinya. Al-Qur`an diberi pengertian sebagai kalam Allah SWT yang diturunkan atau diwahyukan kepada Nabi Muhammad melalui perantara Malaikat Jibril, yang merupakan mukjizat, yang diriwayatkan secara mutawatir yang ditulis di mushaf dan membacanya dinilai ibadah.1 Dalam surat Al-Isra` ayat 106 telah diterangkan proses turunnya Al-Qur`an
∩⊇⊃∉∪ WξƒÍ”∴s? çµ≈oΨø9¨“tΡuρ ;]õ3ãΒ 4’n?tã Ĩ$¨Ζ9$# ’n?tã …çνr&tø)tGÏ9 çµ≈oΨø%tsù $ZΡ#uöè%uρ “Dan Al-Quran itu telah Kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan Kami menurunkannya bagian demi bagian”. Dan Allah datangkan kepada manusia Al-Qur`an, yang Allah pisahpisahkan, yakni Allah menurunkan Al-Qur`an itu secara terpisah-pisah dan berangsur-angsur pada malam lailatul Qadar di bulan Ramadhan selama 23 tahun, Sesuai dengan kejadian-kejadian yang berkaitan dengan turunnya masing-masing ayat. Adapun maksud diturunkannya Al-Qur`an secara berangsur-angsur, bagian demi bagian adalah agar nabi Muhammad bisa membaca dan 1
Ahmad Syarifuddin, Mendidik Anak Membaca, Menulis, Dan Mencintai Al-Qur`An, (Jakarta, Gema Insani, 2005), cet.11, hlm.15.
1
2
mengajarkannya pada umat manusia dengan perlahan dan hati-hati sehingga mudah untuk menghayatinya. Dengan demikian lebih membantu pemahaman maknanya.2 Mempelajari Al-Qur’an bagi setiap umat Islam merupakan suatu kewajiban. Langkah pertama untuk mempelajari Al-Qur’an adalah belajar membaca. Karena seseorang yang dapat membaca tulisan maka langkah selanjutnya seseorang dapat menulis, dan dengan membaca orang hafal dengan abjad huruf-huruf dasar. Membaca Al-Qur`an tidak lepas dari istilah Murotal (membaca dengan irama atau lagu).3 Karena menyangkut dengan kecintaan dan penjiwaan bagi orang yang mentadabur Al-Qur`an dan juga merupakan sunnah Nabi, sebagaimana sabda beliau:
ﺪ ﺒﻋ ﻋﻦ,ﺤ ﹶﺔ ﻋﻦ ﹶﻃ ﹾﻠ,ﺶ ﻤ ﹺ ﺮ ﻋﻦ ﺍﻷ ﻋ ﻳﺟ ﹺﺮ ﺣﺪﺛﻨﺎ,ﺒ ﹶﺔﻴﺷ ﻦ ﺃﰊ ﺎ ﹸﻥ ﺑﻋﹾﺜﻤ ﺣﺪﺛﻨﺎ ﻮ ﹸﻝ ﺍﷲ ﺻﻠﻰ ﺍﷲ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢﺭﺳ ﺏ ﻗﹶﺎ ﹶﻝ ﻗﺎﻝ ﺎ ﹺﺯ ﹴﺍ ِﺀ ﺑ ﹺﻦ ﻋﺒﺮ ﻋﻦ ﺍﹾﻟ,ﺠ ﹶﺔ ﺳ ﻮ ﻋ ﻤ ﹺﻦ ﺑ ﹺﻦ ﺣ ﺮ ﺍﻟ ٤ ( )ﺭﻭﺍﻩ ﺍﺑﻮ ﺩﺍﻭﺩ.ﻢ ﺗ ﹸﻜﺍﺻﻮ ﺍ ﹶﻥ ﹺﺑﹶﺄﻮﺍ ﺍﹾﻟ ﹸﻘﺮﻳﻨﺯ : “Hadis dari Utsman bin Abi Syaibah, hadis dari Jarir dari ‘Amsy, dari Thalhah, dari Abdur Rohman bin ‘Ausyajah, dari Barai bin ‘Azib berkata, Rasulullah SAW bersabda : “Hiasilah Al-Qur`an kalian dengan suara kalian.” (HR. Abu Dawud) Pada saat sekarang ini masih banyak metode membaca Al-Qur`an yang cenderung konvensional, yaitu dengan nada lurus sehingga terkesan monoton yang berdampak pembelajaran kurang dapat diminati oleh siswa sehingga berdampak pada hasil belajar siswa. Mempelajari Al-Qur`an termasuk cara membacanya dengan baik dan benar tidaklah mudah seperti halnya membalik tangan. Selain harus mengenal huru-huruf hijaiyah tentu juga dibutuhkan keterampilan sendiri agar dapat membaca Al-Qur`an secara tartil. Tartil artinya membaca Al-Qur`an dengan perlahan lahan dan tidak terburu-buru dengan bacaan baik dan benar sesuai dengan makhraj dan sifat-
2
Ahmad Musthafa Al-Maraghi, Tafsir Al-Maraghi ,juz XV,(Semarang: P.T. Karya Thoha Putra, 1993), hlm.213 3 M. Dzikron, Muri Q, hlm.5 4 Al Imam Abi Dawud, Sunan Abi Dawud Juz I, (Mesir : Al-Qahiroh, 2007), hlm. 295.
3
sifatnya sebagaimana di jelaskan dalam ilmu tajwid.5 Dari kata tartil inilah lahir istilah murotal yaitu pembacaan Al-Qur`an secara baik, benar dan lancar dengan irama standar. Dasar membaca dalam Al-Qur`an sudah diterangkan bahwasannya membaca adalah langkah untuk memahami sesuatu.
ãΠtø.F{$# y7š/u‘uρ ù&tø%$# ∩⊄∪ @,n=tã ôÏΒ z≈|¡ΣM}$# t,n=y{ ∩⊇∪ t,n=y{ “Ï%©!$# y7În/u‘ ÉΟó™$$Î/ ù&tø%$# ∩∈∪ ÷Λs>÷ètƒ óΟs9 $tΒ z≈|¡ΣM}$# zΟ‾=tæ ∩⊆∪ ÉΟn=s)ø9$$Î/ zΟ‾=tæ “Ï%©!$# ∩⊂∪ “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha mulia, Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalamDia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.”6(Q.S.Al-`Alaq: 1-5) Ayat di atas megungkapkan bahwasannya membaca adalah suatu langkah awal di mana seseorang mendapat ilmu pengetahuan dari pembacaan kemudian timbullah pemahaman sehingga terciptalah suatu ilmu pengetahuan. Belajar adalah salah satu upaya membentuk peradaban yang dicita-citakan oleh masyarakat muslim, maka pemahaman terhadap Al-Qur`an harus ditingkatkan agar tidak terjadi kesalahan dalam menangkap pesan yang terkandung di dalamnya. Sebutan bacaan yang baik memiliki banyak aspek, selain etika dalam membaca Al-Qur`an, kata baik juga menyangkut sikap terhadap Al-Qur`an. Dalam
membaca
Al-Qur`an
seorang
muslim
taksekedar
memenuhi
persyaratan seperti suci badan, pakaian dan tempat, akan tetapi juga menyucikan hati dan perasaan, agar saat membaca Al-Qur`an yang muncul di hati adalah perasaan cinta dan penuh kerinduan kepada sang pemilik AlQur`an.
5
Abdul Majid Khon, Praktikum Qiraat Keanehan Bacaan Al-Qur`An Qiraat Ashim Dari Hafash,(Jakarta : sinar grafika offset, 2008), cet.1, hlm.44 6 Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur`an, Al-Qur`an Terjemah Bahasa Indonesia, (Kudus, Menara Kudus, 2006), hlm.597.
4
Pada dasarnya Al-Qur`an itu mudah dipelajari, tidak susah dan tidak berat, dengan syarat ada kemauan, keseriusan dan kesungguhan dalam mempelajarinya. Hal tersebut ditegaskan dalam surat Al-Qamar Ayat 17
∩⊇∠∪ 9Ï.£‰•Β ÏΒ ö≅yγsù Ìø.Ïe%#Ï9 tβ#uöà)ø9$# $tΡ÷œ£o„ ô‰s)s9uρ “Dan sesungguhnya kami telah mempermudah Al-Qur`an untuk menjadi pelajaran, maka adakah yang mengambil pelajaran?” Allah SWT mempermudah pemahaman Al-Qur`an antara lain dengan cara menurunkan sedikit demi sedikit, mengulang-ulangi uraiannya, memberikan serangkaian contoh dan perumpamaan menyangkut hal-hal yang Abstrak dengan sesuatu yang kasat indrawi melalui pemilihan bahasa yang paling kaya kosa katanya serta mudah di ucapkan dan dipahami, terasa indah oleh kalbu yang mendengarnya, lagi sesuai dengan nalar fitrah manusia agar tidak timbul kerancuan dalam memahami pesannya.7 Hal tersebut dapat diartikan bahwa membaca adalah suatu tindakan yang dapat menghasilkan sutu pemahaman dari suatu ilmu. Meskipun hal tersebut termasuk hal yang kasat di pandang mata atau abstrak. Banyaknya lembaga pendidikan yang mendidik dalam belajar AlQur`an, maka lembaga pendidikan (sekolah) yang bercirikan agama (Islam) tanggung jawabnya lebih besar. Selain anak didik harus cakap dalam ilmu pengetahuan umum juga harus cakap ilmu agama pula. Seperti anak yang yang bersekolah di madrasa Ibtidaiyah (MI) dan yang di Sekolah Dasar (SD), masyarakat memandang bahwa idealnya anak yang bersekolah di MI lebih bisa membaca huruf Arab dibanding anak SD. Karena di MI lebih banyak mempelajari ilmu Agama Islam. Pandangan seperti itu sudah menjadi satu beban bagi sekolah karena secara tidak langsung berarti anak yang sekolah di MI harus bisa membaca huruf Arab semua. Seiring berkembangnya zaman maka banyak metode-metode yang diciptakan untuk menunjang keberhasilan peserta didik dalam membaca Al-
7
M.Quraish shihab, Tafsir Al-Misbah, (Jakarta: Lentera Hati, 2009), hlm.242-243
5
Qur`an dengan ciri-ciri tertentu demi mencapai keberhasilan dalam pembelajaran. Lagu adalah karya sastra yang merupkan simbol dari ekspresi jiwa, perasaan, ide maupun gagasan yang mempunyai peranan penting bagi pendengarnya sebagai pemahaman, cara berhubungan, maupun cara penciptaan. Sebagian besar anak kecil cenderung untuk menyukai lagu-lagu (nyanyian) dan suara yang merdu, terutama jika menggunakan kata-kata yang mudah dihafal. Lagu-lagu (nyanyian) tersebut dapat diperoleh secara lisan dan melalui kaset. Adapun tema dari lagu-lagu tersebut adalah tema-tema yang dapat membantu dan memudahkan peserta didik dalam memperoleh pengetahuan. Seperti kisah-kisah yang terdapat dalam Al-Qur`an seperti kisahkisah tentang binatang dan para nabi, perbuatan-perbuatan yang baik seperti jujur, membaca Al-Qur`an dan ketulusan.8 Pada penelitian ini, penulis mengangkat satu metode yang telah berkembang pada abad ini, yaitu metode Tilawati. Metode Tilawati merupakan metode balajar membaca Al-Qur`an yang menggunakan nada-nada tilawah dengan pendekatan yang seimbang antara pembiasaan
melalui
klasikal dan kebenaran membaca melalui individual dengan tehnik baca simak,9 sehingga dalam pembelajaran peserta didik dapat tuntas dan khatam dalam membaca Al-Qur`an. Dengan penerapan lagu dalam bacaan Al-Qur`an siswa akan lebih senang dalam proses pembelajaran dan gemar membaca AlQur`an sehingga berdampak pada hasil belajar siswa. Dalam pembahasan ini, penulis akan memaparkan lebih lanjut tentang metode tilawati sebagai alternatif pilihan dalam rangka untuk dapat membaca Al-Qur`an dengan pemilihan lokasi di MI Al-Falah Beran Ngawi.
8
Syaikh Muhammad Said Mursi, Seni Mendidik Anak, (Jakarta Arroya) hlm.144. Abdurrahim Hasan,S.Ag dkk, Strategi Pembelajaran Al-Qur`An Metode Tilawati (Surabaya: Pesantren Al-Qur`an Nurul Falah, 2010), hlm 4. 9
6
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah sebagaimana diungkapkan di atas, maka dapat difokuskan penelitian ini diarahkan atau dibatasi pada pada hal-hal berikut: 1. Bagaimana penerapan metode Tilawati pada pembelajaran membaca AlQur`an di MI Al-Falah Beran Ngawi? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini untuk mengetahui penerapan metode Tilawati dalam pembelajaran membaca AlQur`an di MI Al-Falah Beran Ngawi 2. Manfaat penelitian a.
Secara praktis 1)
Sebagai
bahan
masukan
dalam
meningkatkan
mutu
pembelajaran membaca Al-Qur`an. 2)
Sebagai motivator dalam meningkatkan kualitas pembelajaran membaca Al-Qur`an.
3) b.
Sebagai masukan ilmiah yang bernuansa keislaman. Secara teoritis
1)
Untuk menambah pengetahuan dalam bidang pendidikan.
2)
Sebagai media penelitian pembelajaran dalam berkarya ilmiah.
3)
Melatih
diri
untuk
peka
terhadap
fenomene-fenomena
pendidikan. D. Penegasan Istilah Agar mempermudah pemahaman terhadap skripsi tentang “Penerapan Metode Tilawati Dalam Pembelajaran Membaca Al-Qur`an di MI Al-Falah Beran Ngawi”, maka terlebih dahulu akan dijelaskan istilah yang terdapat dalam judul skripsi, sehingga dapat menghindari terjadinya kesalahan dalam mengartikannya.
7
1. Metode Tilawati Metode Tilawati yaitu suatu metode balajar membaca Al-Qur`an yang menggunakan nada-nada tilawah dengan menggunakan pendekatan yang seimbang antara pembiasaan
melalui klasikal dan kebenaran
membaca melalui individual dengan tehnik baca simak. Dalam metode ini bukan hanya mengedepankan teknisnya saja, yaitu pendidik hanya menerangkan agar peserta didik dapat memahami, akan tetapi guru dituntut juga mengetahui bagaimana penerapan metode tersebut dalam proses belajar mengajar dan peserta didk dapat menerima pelajaran membaca dengan metode Tilawati, sehingga peserta didik dapat belajar membaca Al-Qur`an dengan baik dan tartil, dan dapat tuntas(khatam membaca Al-Qur`an sesuai dengan target yang di tentukan) 2. Pembelajaran Membaca Al-Qur`an Menurut E. Mulayasa, pembelajaran pada hakekatnya adalah interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik.10 Pembelajaran adalah setiap kegiatan yang dirancang untuk membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan dan atau nilai yang baru. Jadi pembelajaran membaca AlQur`an yaitu suatu kegiatan yang diwujudkan dengan interaksi antara pendidik dan peserta didik untuk mewujudkan keberhasilan peserta didik dalam membaca Al-Qur`an 3. MI Al-Falah Beran Ngawi MI Al-Falah adalah salah satu Madrasah Ibtidaiyah di bawah naungan kementerian Agama di wilayah Ngawi yang menerapkan metode Tilawati dan yang merupakan lokasi penelitian.
10
E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep Karakteristik dan Implementasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008), Cet. 11, hlm. 100.
8
E. Kajian Pustaka Kajian pustaka ini diperoleh dari buku pedoman yang berisi bahan kajian yang relevan dengan permasalahan yang penulis teliti saat ini. Penelusuran
pustaka
dimaksudkan
untuk
mempertajam
metodologi,
memperkuat kajian teoritis dan memperoleh informasi terkait dengan penelitian yang dilakukan.11 Dalam pembahasan penerapan metode Tilawati dalam pembelajaran membaca Al-Qur`an penulis lebih banyak menggunakan buku metode tilawati sebagai pijakan atau panduan. Sementara itu penulis juga menggunakan referensi berupa skripsi yang serupa tapi mempunyai perbedaan metode artinya mempunyai kesamaan dalam mengkaji metode pembelajaran membaca Al-Qur`an, diantaranya 1.
Soleman
(31030510),
“PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN
MEMBACA Al-QUR`AN METODE AN-NAHDLIYAH DI TAMAN PENDIDIKAN
AL-QUR`AN
NURUL
HUDA
PLOSOREJO
KUNDURAN BLORA”. Dalam skripsi ini penelitinya memaparkan pelaksanaan pembelajaran Al-Qur`an yaitu dengan pengenalan huruf, penerapan kaidah, tujuan kegiatan belajar mengajar, evaluasi dan penerjetan yaitu dalam waktu 6 bulan di harapkan tuntas 6 jilid.12 2.
Sri Handayani (3103064), “PENERAPAN METODE A BA TA TSA DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA AL QUR`AN BENTUK HALAQOH DI LEMBAGA TAHFIDZUL QUR`AN ANAK-ANAK (LTQA) YAYASAN AL-HIKMAH PELA MAMPANG JAKARTA SELATAN”. Dalam skripsi
ini peneliti memaparkan pelaksanaan
membaca Al-Qur`an dengan model halaqoh yaitu dengan menggunakan kelompok kecil dalam aktifitas pembelajarannya atau yang di sebut dengan halaqoh.13
11
Sudarwan Danim, Menjadi Peneliti Kualitatif, (Bandung: Pustaka Setia, 2002), hlm.105. Soleman, Pelaksanaan Pembelajaran Membaca Al-Qur`an Metode An-Nahdliyah di taman pendidikan Al-Qur`an Nurul Huda Plosorejo Kunduran Blora, (Semarang, perpustakaan Wali Songo, 2009) 13 Sri Handayani, Penerapan Metode A Ba Ta Tsa Dalam Pembelajaran Membaca Al Qur`An Bentuk Halaqoh Di Lembaga Tahfidzul Qur`An Anak-Anak (Ltqa) Yayasan Al-Hikmah Pela Mampang Jakarta Selatan. (Semarang, perpustakaan Wali Songo, 2009) 12
9
Penelitian ini merupakan penelaahan kembali terhadap penelitian yang sudah ada, yaitu sama-sama membahas tentang penerapan metode membaca Al-Qur`an dalam pembelajaran membaca Al-Qur`an., akan tetapi penilitian yang sudah ada hanya memaparkan penerapannya saja. Peneliti Soleman memaparkan proses baca dengan keterangan waktu, sedangkan peneliti Sri Handayani memaparkan penerapan metode dengan sistim halaqoh membentuk kelompok kecil da penelitian mereka di laksanakan di TPQ, dan metode pembelajaran membaca Al-Qur`an yang mereka angkat tidak memiliki ciri khas ketika telah diterapkan. Akhirnya penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan pembahasan tentang “Penerapan Metode Tilawati dalam Pembelajaran Membaca Al-Qur`an di MI Al-Falah Beran Ngawi”,yang di dalamnya memaparkan tentang penerapan membaca Al-Qur`an dengan metode tilawati yang mempunyai ciri khas pembelajaran yang menggunakan nada tilawah Rost diajarkan dengan cara klasikal dan individual dengan teknik baca simak.. F. Metode Penelitian Penelitian merupakan kegiatan untuk menemukan, mengembangkan atau mengkaji suatu pengetahuan. Oleh karena itu, penelitian harus di laksanakan secara sistematis dan rasional. 1.
Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah kualitatif deskriptif, yaitu penelitian kualitatif yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya.14 Penelitian ini untuk memperoleh fakta-fakta atau peristiwa yang terjadi khususnya.
2.
Fokus Penelitian Dalam penelitian ini, penulis memfokuskan pada penerapan metode Tilawati dalam pembelajaran membaca Al-Qur`an, sedangkan untuk ruang lingkup penelitiannya adalah penerapan metode Tilawati dalam pembelajaran membaca Al-Qur`an di MI Al-Falah Beran Ngawi. 14
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan kompetensi dan prakteknya (Jakarta:PT. Bumi Aksara, 2009), cet.7, hlm.157
10
3.
Sumber Data Dalam penelitian ini sumber data yang diperoleh adalah melalui orang yang di amati atau orang yang diwawancarai yang meliputi kepala sekolah dan segenap staf pengajar di MI Al-Falah Beran Ngawi.
4.
Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah: a.
Observasi Dalam proses pengumpulan data, salah satu metode yang digunakan adalah observasi. Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui suatu suatu pengamatan, dengan disertai pencatatan-pencatatan terhadap keadaan atau prilaku objek sasaran. Orang yang melakukan observasi disebut pengobservasi (observer) dan pihak yang diobservasi di sebut terobservasi (observee).15 Observasi atau pengamatan meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap sesuatau obyek yang menggunakan alat indera.16 Dengan demikian observasi merupakan pengamatan langsung terhadap fenomena yang dikaji. Observasi dapat dilakukan dengan rekaman gambar maupun rekaman suara. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan
alat
pengumpulan
data
yang
berupa
pedoman
pengamatan dan observasi partisipasi dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan metode tilawati dalam pembelajaran membaca Al-Qur`an. Adapun cara yang digunakan adalah mengadakan pengamatan langsung di MI Al-Falah Beran Ngawi dengan cara melihat, mendengar dan penginderaan lainnya. Observasi secara langsung mempunyai maksud untuk mengamati dan melihat langsung kegiatan-kegiatan pembelajaran yang dilakukan.
15
Abdurrahmat Fathoni, Metodologi Penelitian & Teknik Penulisan Skripsi, (Jakarta, Rineka cipta, 2006), hlm.104. 16 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hlm.156.
11
Pada penelitian ini penulis mengamati bagaimana penerapan metode tilawati dalam proses pembelajaran membaca Al-Qur`an di kelas yang dilakukan oleh pendidik Tilawati, dan dan letak geografis. b.
Wawancara Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara si penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan wawancara)17. Wawancara ini dilakukan untuk menggali data yang berkaitan dengan pelaksanaan metode Tilawati di MI Al-Falah Beran Ngawi. Metode ini digunakan untuk mendukung metode observasi dalam menggali data dan meminta pertimbangan serta masukan dari berbagai pihak.
5.
Teknik Analisis Data Setelah data terkumpul, selanjutnya disusun secara sistematis dan dianalisis secara kualitatif dengan menggunakan metode sebagai berikut: a. Metode deskriptif Pada penelitian kualitatif, data yang di kumpulkan umumnya berbentuk kata-kata. Kalaupun angka-angka sifatnya hanya sebagai penunjang, meliputi transkip, wawancara, catatan lapangan, foto-foto, dokumen pribadi, nota dan catatan lainnya.18 Metode ini digunakan untuk menganalisis data yang telah diperoleh tantang metode tilawati. b. Metode induktif Metode ini berangkat dari fakta-fakta yang khusus, peristiwaperistiwa yang kongkrit, kemudian fakta-fakta dan peristiwa-peristiwa yang khusus kongkrit itu ditarik generalisasi-generalisasi yang 17 18
Moh.Nazir, Ph.D, Metode Penelitian, (Bandung: Ghalia Indonesia, 2009), hlm.193-194. Danim Sudarwan, Menjadi Peneliti Kualitatif, (Bandung: Pustaka Setia, 2002), hlm.61.
12
mempunyai sifat umum.19 Dapat diartikan bahwa metode ini bermula dari fakta khusus kemudian ditarik menjadi kesimpulan yang bersifat umum. Metode ini untuk menganalisa fakta yang ada di dalam lapangan kemudian ditarik kesimpulan menjadi kesimpulan umum sesuai dengan landasan teori yang ada. Metode ini digunakan untuk menganalisis data mengenai obyek penelitian yaitu MI Al-Falah Beran Ngawi, serta untuk menyimpulkan data-data di lapangan yang berhubungan dengan pelaksanaan metode Tilawati dalam pembelajaran membaca Al-Qur`an.
19
Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Jilid 1, (Yogyakarta: Andi Ofset, 1989), hlm .47.
13
BAB II PEMBELAJARAN MEMBACA Al-QUR`AN METODE TILAWATI
A. Pembelajaran Membaca Al-Qur`an 1. Pengertian pembelajaran membaca Al-Qur`an Mengajar dan belajar merupakan dua konsep yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Mengajar manunjukkan pada apa yang harus dilakukan oleh guru sebagai pengajar sedangkan belajar merujuk pada apa yang harus dilakukan seseorang sebagai subyek yang menerima pelajaran (peserta didik). Istilah proses pembelajaran dapat diartikan pula pengajaran yang diartikan sebagai proses penyajian bahan oleh seseorang kepada orang lain dengan tujuan agar orang lain itu menerima dan menguasai bahan tersebut bahan pelajaran disini berarti sesuatu yang berbentuk ilmu pengetahuan, kecakapan ketrampilan, aktivitas serta hasil-hasil budaya pada umumnya. Menurut Nana Sudjana mengajar merupakan suatu proses, yakni proses mengatur, mengorganisasi, lingkungan yang ada di sekitar peserta didik sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong peserta didik melakukan proses belajar.20 Sedangkan menurut Nasution sebagaimana yang telah dikutip oleh Suryosubroto, bahwa mengajar merupakan suatu aktivitas mengorganisasi atau
mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya
dengan peserta didik, sehingga terjadi belajar mengajar.21 Menurut Sikun(guru besar IKIP Bandung) mengajar adalah suatu kegiatan yang menyangkut pembinaan anak mngenai segi kognitif dan psikomotor yaitu supaya anak lebih banyak pengetahuannya, lebih cakap berpikir kritis, sistematis, dan objektif, serta trampil mengerjakan sesuatu.
20
Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2000) Cet. 5, hlm. 29 21 B. Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), Cet. 2, hlm. 15
14
Misalnya membaca, menulis yang padaa intinya pengajaran tersebut menolong anak didik menuju kedewasaan.22 Beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan mengajar adalah usaha melakukan kegiatan belajar, sehingga proses belajar mengajar tidak hanya proses penyampaian materi saja, akan tetapi yang terpenting adalah proses membelajarkan peserta didik, jadi pendidik harus dapat menciptakan suasana pembelajaran yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis dan logis sehingga tercipta peserta didik yang erilmu pengetahuan, trampil, dan mempunyai pengetuhuan budaya dan bersosial. Menurut Anthony Robbins mendefinisikan belajar sebagai proses menciptakan hubungan antara sesuatu (pengetahuan) yang sudah di pahami dan sesuatu (pengetahuan) yang baru.23 Menurut
Oemar
Hamalik
belajar
adalah
modifikasi
atau
mempertaguh kelakuan melalui pengalaman(learning is defined as the modification or strengtthening of behavior trough experiencing).24 Belajar adalah perubahan perilaku yang relatif permanen sebagai hasil pengalaman (bukan hasil perkembangan, pengaruh obat, atau kecenderungan) dan bisa melaksanakannya pada pengetahuan lain serta mampu mengkomunikasikannya kepada orang lain.25 Belajar adalah melatih daya-daya yang ada pada manusia yang terdiri atas daya mengamat, menanggap, dan mengigat. Dengan mengadakan pengulangan, maka daya-daya tersebut akan berkembang.26 Kesimpulan dari beberapa pendapat diatas bahwa belajar adalah suatu proses atau suatu kegiatan merubaha tingkah laku seseorang dan 22
Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003 ), cet.7, hlm,7 23 Trianto, M.P.D, Mendesain Model Pembelajaran Inivatif-Progresif: Konsep Landasan, Dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan(KTSP),(Jakarta:Kencana, 2010) cet.2, hlm.15 24 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar,(Jakarta:PT. Bumi aksara, 2009), cet.9, hlm.28 25 Made Pidarta, Landasan Kependidikan Stimulus Ilmu Pendidikan Bercorak Indonesia, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), Cet. I, hlm. 197 26 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hlm. 46.
15
sebagai hasil dari pengalaman interaksi antara individu dan individu dengan lingkungannya. Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar supaya dapat berjalan dengan efektif dan efisien maka diperlukan perencanaan yang tersusun secara sistematis, sehingga proses belajar mengajar lebih bermakna dan berjalan dengan baik agar memperolah deskripsi yang jelas mengenai pembelajaran membaca Al-Qur`an, akan penulis kemukakan beberapa pendapat tokoh pendidikan diantaranya: Menurut E. Mulyasa, Pembelajaran pada hakikatnya adalah interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik.27 Dimyati dan Mudjiono mendefinisikan pembelajaran adalah kegiatan
guru secara terprogram dalam desain instruksional untuk
membuat peserta didik belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber.28 Maka pembelajaran pada dasarnya merupakan suatu kegiatan yang diupayakan untuk membantu peserta didik agar dapat berkembang kearah yang diharapkan. Pendidikan pengajaran atau pembelajaran merupakan salah satu wahana yang dapat memperbaharui pertumbuhan dan perkembangan potensi peserta didik menuju jalan kehidupan yang disediakan oleh sang peciptanya. Sedangkan membaca adalah melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis (dengan melisankan atau hanya dihati).29 Menurut Bond sebagaimana yang di kutip oleh mulyono, bahwa membaca merupakan pengenalan simbol bahasa tulis yang merupakan stimulus yang membantu proses mengingat tentang apa yang dibaca, untuk membentuk suatu pengertian melalui pengelaman yang dimiliki.30
27
E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep Karakteristik dan Implementasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008), Cet. 11, hlm. 100 28 Syaiful Sagala, Konsep dan Makna pembelajaran, (Bandung: IKAPI, 2003), hlm.61-62. 29 Tim penyusun kamus bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: balai pustaka, 2005) cet. 3 halaman 83 30 Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak yang Berkesulitan Belajar,(Jakarta Rineka Cipta,1999), cet.1, hlm 200
16
Menurut Bobbi De Potter dan Mike Hernarcki ada empat macam cara membaca dilihat dari segi kecepatannya, yaitu: a.
Biasa (reguler) yaitu cara membaca yang relatif lambat, dengan membaca baris demi baris seperti yang biasa dilakukan dalam membaca bacaan ringan b. Melihat dengan cepat (skimming) yaitu membaca yang dilakukan dengan cepat, untuk membaca pokok pikiran utama. Inilah yang dilakukan ketika sedang mencari sesuatu yang khusus dalam sebuah teks. Misalnya cara membaca buku telepon atau kamus. c. Melihat sekilas (scanning) yaitu membaca dengan sekilas yang digunakan untuk membaca informasi tertentu seperti; melihat isi buku atau seperti cara kita membaca koran. d. Kecepatan tinggi (werp speed) yaitu adalah teknik membaca satu bahan bacaan dengan kecepatan tinggi dan dngan pemahaman tinggi.31 Beberapa macam cara membaca diatas dapat memberikan gambaran manakah yang cocok untuk diterapkan dalam proses belajar mengajar sebagai acuan untuk dapat meningkatkan kemampuan membaca bagi peserta didik khususnya Membaca adalah salah satu dari proses dari pembelajaran. Pembelajaran dapat dilaksanakan dengan membaca buku, belajar di kelas atau di sekolah dan prosesnya diwarnai interaksi antara berbagai komponen yang saling berkaitan untuk membelajarkan peserta didik. Belajar bukan sekedar hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari hal tersebut yaitu dapatnya peserta didik memahami dan mengalami atau mengaktualisasikan daripada materi atau ilmu tersebut. Menurut
Sumadi
Suryabrata
memberikan
definisi
belajar
mencakup hal-hal pokok sebagai berikut: a. b.
Bahwa belajar itu membawa perubahan. Bahwa perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkannya kecakapan baru c. Bahwa perubaha itu terjadi karena adanya usaha (dengan sengaja).32
31
Bobbi De Potter dan Mike Hernarcki, Quantum Learning, Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan, terj.Alwiyah Abdurrahman,(Bandung, Kaifa, 2009), cet.27, hlm266-268
17
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwasannya belajar adalah proses perubahan tingkah laku seseorang dan sebagai hasil dari pengalaman interaksi antara individu satu dengan individu yang lainnya dan dengan lingkungannya melalui ketrampilan. Dan dalam proses belajar mengajarnya agar tercipta pembelajaran yag efektif dan efisien maka diperlukan perencanaan yang matang dan sistematis sehingga terciptanya proses pembelajara yang bermakna dan mudah diterima bagi peserta didik dan dapat terwujudnya tujuan pendidikan dan hasil yang maksimal. Sehingga dari beberapa pengertian di atas, perlu diterangkannya apa maksud dari pembelajaran atau pengajaran membaca Al-Qur`an itu? Untuk menjawab pertanyaan tersebut terlebih dahulu perlu dibahas tentang definisi Al-Qur`an itu sendiri. Objek qara’a (membaca yang terdapat dalam surat Al-`Alaq) secara tektual tidak disebutkan, sehinggga arti kata qara’a, membaca, menelaah, menyampaikan dan sebagainya. Karena obyeknya tidak disebutkan, sehingga bersifat umum. Maka obyek kata itu mencakup segala yang dapat dijangkau baik bacaan suci yang bersumber dari Tuhan maupun bacaan lainnya, baik yang menyangkut ayat-ayat yang tertulis maupun tidak tertulis sehingga mencangkup telaah terhadap alam raya, masyarakat, ayat suci Al-Qur`an dan sebagainya. Perintah membaca, menelaah, dan menghimpun itu jika dikaitkan dengan “bi ismi rabbika”, pengaitan ini merupakan syarat sehingga menuntut dari si pembaca bukan sekedar melakukan bahasa dengan ikhlas, tetapi juga antara lain memilih bahan-bahan bacaan yang tidak mengantar kepada hal-hal yang bertentangan dengan nama Allah swt.33 Adapun tujuan belajar membaca Al-Qur`an sebagaimana yang dikemukakan para pakar adalah sebagai berikut, Menurut Abdurrahman an-Nahlawi, tujuan belajar membaca Al-Qur`an adalah mampu membaca dengan baik dan menetapkan ajarannya, Disini terkandung segi ubudiyah 32
Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan,(Jakarta, Raja Grafindo Persada,1993), cet 6 hlm.248-249 33 M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur`an, (Bandung : Mizan, 1993), hlm. 163.
18
dan ketaatan kepada Allah swt., mengambil petunjuk dari kalam-Nya, taqwa kepada-Nya, melakukan segala perintahnya dan hendak kepadaNya.34Dalam kegiatan membaca peserta didik akan terpusat pada kata-kata sehingga akan banyak menimbulkan pertanyaan, maka disitulah peserta didik akan akan berusaha menempatkan materi yang telah diberikan oleh pendidik untuk diterapkan dalam bacaan tersebut. Al-Qur`an adalah sumber agama (juga ajaran) Islam pertama dan utama, merupakan kitab suci yang memuat firman–firman (wahyu) Allah, sama benar dengan yang disampaikan oleh Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad sebagai Rasul Allah sedikit demi sedikit selama 22 tahun 2 bulan, 22 hari. Mula-mula di Makah kemudian di Madinah, dengan tujuan untuk menjadi pedoman atau petunjuk bagi umat manusia dalam hidup dan kehidupannya mencapai kesejahteraan di dunia ini dan kebahagiaan di akhirat kelak35. Sedangkan dalam kitab Al-Qur`an menerangkan bahwa Al-Qur`an adalah kalam (perkataan) Allah SWT yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW, melalui Malaikat Jibril dengan lafal dan maknanya (QS. Asy-Syu`araa`: 192-195).36 Pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa Al-Qur`an adalah wahyu Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dengan Malaikat Jibril sebagai perantaranya dan diwahyukannya Al-Qur`an itu dengan lafal dan maknanya. kedua definisi terdapat pengertian.belajar membaca Al-Qur`an adalah suatu proses yang menghasilkan perubahanperubahan akan kemampuan membaca dan memahami Al-Qur`an dimana kemampuan membaca dan memahami Al-Qur`an dimana kemampuan itu bersifat permanen yang dapat ditunjukkan dengan perubahan pengetahuan,
34
Abdurrahman An-Nahlawi, Prinsip-Prinsip dan Metode Pendidikan Islam, (Bandung : Diponegoro, 1998), hlm. 184. 35 Mohammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,1998) hlm 93 36 Dewan Redaksi Ensiklopedia Islam, Ensiklopedia Islam, (Jakarta: Ichtiar Baru, 1993), Cet. I, hlm. 132
19
pemahaman, sikap, tingkah laku ketrampilan maupun kabiasaan-kebiasaan atau perubahan aspek lainnya. Jadi, dapat disimpulkan pembelajaran membaca Al-Qur`an adalah serangkaian aktifitas dalam proses belajar mengajar yang dilakukan oleh seorang pendidik dan peserta didik untuk memahami isi suatu bacaan AlQur`an. 2. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Membaca Al-Qur`an Pendidikan Al-Qur`an bagi anak-anak memiliki prinsip-prinsip yang berbeda dengan orang dewasa. Hal ini ada kaitannya dengan umur, kejiwaan anak, dan daya nalar anak. Para pengajar al-qur`an hendaknya memperhatikan hal ini agar tidak gagal dalam mendidik anak-anak dalam membaca Al-Qur`an. Diantaranya prinsip-prinsip tersebut diantaranya adalah a.
Membaca dengan Tahqiq Tahqiq adalah membaca dengan memberikan hak-hak setiap huruf secara tegas, jelas, teliti, seperti memanjangkan mad, menegaskan hamzah, menyempurnakan harakat, melepaskan huruf secara tartil, pelan-pelan memperhatikan panjang pendek, waqaf dan ibtida` tanpa melepas huruf. Dalam penerapannya metode tahqiq ini tampak memenggal-menggal dan memutus muus dalam membaca huruf-huruf da kalimat-kalimat Al-Qur`an.37
b.
Membaca dengan Tartil Tartil artinya membaca Al-Qur`an dengan perlahan-perl;ahan tidak terburu-buru dengan bacaan yang baik dan benar sesuai dengan makhraj dan sifat-sifatnya sebagaimana yang dijelaskan dalam ilmu tajwid. Makharijul Huruf yaitu membaca huruf-huruf hijaiyah sesuai dengan tempat keluarnya seperti tenggorokan, di tengah lidah, antara dua bibir dan lain-lain.38 Tartil maknanya hampir sama dengan tahqiq, hanya
37
Ahmad Syarifudin, Mendidik Anak Membaca Menulis Dan Mencintai AlQur`an,(Jakarta, Gema Insani, 2005), cet.2, hlm.79 38 Abdul Majid Khon, Praktikum Qira`at Keanehan Bacaan Al-Qur`an Qira`at Ashim dari Hafash,(Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2008), cet.1, hlm.44
20
tartil lebih luwas dibanding tahqiq. Perbedaan lain ialah tartil lebih menekankan aspek memahami dan merenungi kandungan ayat-ayat AlQur`an. Sedangkan tahqiq tekanannya pada aspek bacaan. c.
Membaca dengan Tadwir Tadwir adalah membaca Al-Qur`an dengan memanjangkan mad, hanya tidak sampai penuh.
d.
Mebaca dengan Hadr Hadr adalah membaca Al-Qur`an dengan cara cepat, ringan dan pendek, namun tetap dengan menegakkan awal dan akhir kalimat serta meluruskannya. Suara mendengung tidak sampai hilang, meski cara membacanya cepat dan ringan. Cara ini biasanya dipakai oleh para penghafal al-qur`an pada kegiatan khataman 30 juz sehari. Dari keempat tata cara membaca Al-Qur`an diatas tata cara yang
ideal untuk anak–anak adalah tata cara pertama, yaitu tahqiq.dengan membaca secara tahqiq anak akan terlatih membaca Al-Qur`an secara pelan,tenang dan tidak terburu-buru.cara ini akan membiasakan amnak membaca alqur`an secara baik dan benar. Kaitannya dengan tahqiq terkait dengan Al-Qur`an surat AlQiyamah ayat 16-18 Bagi kalangan anak-anak menerapkan tahqiq merupakan hal yang ideal,sesuai dengan nash-nash dalam alqur`an dan hadis diatas, asal tidak sampai ketingkat takalluf (memaksakan diri), ifrath (keterlaluan, melewati batas) dan tidak sampai ketingkat memenggal-menggal huruf secara dibuat-buat agar terkesan tartil. Adapun cara membaca Al-Qur`an yang patut dihindari dalam pembelajaran Al-Qur`an bagi anak adalah a. Hadzamah, yaitu membaca Al-Qur`an secara tergesa-gesa, terlalu cepat hingga salah dalam melafalkan hurufnya.
21
b. Al-lahn, yaitu membaca ang tudak sesuai dengan kaidah ilmu tajwid39
3. Tujuan Pembelajaran Membaca Al-Qur`an Tujuan
pembelajaran
Al-Qur`an
menurut
an-nahlawi
mengemukakan bahwa tujuan jangka pendek dari pendidikan AlQur`an(termasuk di dalamnya tujuan pembelajaran membaca Al-Qur`an) adalah mampu membaca dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah ilmu tajwid, memahami dengan baik dan menerapkannya. Di sini terkandung segi ubudiyah dan ketaatan kepada Allah, mengambil petunjuk dari kalamNya, taqwa kepada-Nya dan tunduk kepada-Nya.40 Sedangkan tujuan pembelajaran membaca Al-Qur`an menurut Mardiyo antara lain: a.
Murid murid dapat membaca kitab allah dengan mantap baik dari segi kecepatan harakat,saktah(tempat tempat berhenti),membunyikan huruf huruf dengan makhrajnya dengan persepsi maknanya. b. Murid-murid mengerti makna Al-Qur`an dan terkesan dalam jiwanya. c. Murid-murid mampu menimbilkan rasa harus khusyu` dan tenang jiwanya serta takut kepada allah d. Membiasakan murid-murid membaca pada mushaf dan memperkenalkan istilah-istilah yag tertulis baik untuk waqaf, mad dan idgham.41 Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran mengarahkan peserta didik kepada hal yang akan dicapai. Dimana dalam proses pembelajaran seorang pendidik berupaya mengarahkan peserta yang diberi materi pelajaran an dari akhir proses tersebut seorang pendidik berusaha untu mengarahkan peserta didik untuk dapat menguasai materi sehingga tercapai sebuah tujuan yang di harapkan, yang mempunyai kemampuan nantinya. Komponen kemampuan tersebut terdiri dari kognitif afektif dan psikomotor
39
Ahmad Syarifudin, Op.Cit. hlm 81 Abdurrahman An_Nahlawi, Prinsip-Prinsip dan Metode Pendidikan Islam, (Bandung: Diponegoro, 1989), hlm. 184 41 Mardiyo, Pengajaran Al-Qur`an dalam Habib Thoha,dkk,Metodologi Pengajaran Agama,(Yogyakarta Pustaka Pelajar, 1999), hlm 34-35 40
22
Ada beberapa tokoh yang mengatakan bahwa tujuan pembelajaran membaca alqur`an adalah sebagai berikut: a.
Mardiyo mengatakan bahwa tujuan pembelajaran Al-Qur`an adalah sebagai berikut; 1)
Kemantapan membaca sesuai dengan syarat-syarat yang telah ditetapkan dan menghafal ayat-ayat atau surat-surat yang mudah bagi mereka. 2) Kemampuan memahami kitab Allah secara sempurna memuaskan akal dan mampu menenangkan jiwanya. 3) Menumbuhkan rasa cinta dan keagungan Al-Qur`an dalam jiwanya 4) Pembinaan pendidikan agama islam kepada anak berdasarkan sumber-sumbernya yang utama yaitu Al-Qur`an42 Menurut Mahmud Yunus, tujuan belajar Al-Qur`an adalah: a. Memelihara kitab suci dan membaca serta memperhatikan isinya untuk jadi petunjuk dan pengajaran bagi kita dalam kehidupan dunia. b. Mengingat hukum agama yang termaktub dalam Al-Qur`an, serta menguatkan dan mendorong berbuat kebaikan dan menjauhi kejahatan. c. Mengharap keridhahan Allah SWT dengan menganut i`tikad dan sahdan. d. Menanamkan akhlak yang mulia dengan mengambil ibrah dan pengajaran serta tauladan yang termaktub dalam Al-Qur`an. e. Menanamkan perasaan keagamaan dalam hati dan menumbuhkannya, sehingga bertambah keimanan dan bertambah dekat kepada Allah.43 4. Tahap Belajar Membaca Al-Qur`an a. Membaca Al Qur`an dengan Tartil Hukum membaca Al-Qur`an secara tartil adalah disunatkan, sebagaimana disebutkan Imam Al Ghazali dalam kitab Ihya Ulumudin
qrk` Pnop a يmZ اjdckZن اhi Xg fYZ د اXّ cdZ a ]^Y_` UVWXYZ أن اPQRوا XV~YZ اqZب إX~{ أZن ذ ّ z دةyYZ واUVWXYZ اxwpاء ة أXsZ اji tZ ]^Y_p انXsZا ٤٤ لxcYkYaر` واmnZ] ` اsZ اji اXV
W fام وأXY aوا
42
Mardiyo, Op.Cit, hlm.37 M. Mahmud Yunus, Metode Khusus Pendidikan Agama, (Jakarta: Hida Karya Agung, 1983), Hlm. 61. 44 Al Imam Al Ghazali, Ihya` Ulumuddin, Juz I, (Libanon: Dar Al-Kitab AlIslami,t.th),Hlm. 278. 43
23
“Ketahuilah bahwa tartil disunahkan tidak semata-mata bagi pemahaman artinya, karena bagi orang awam yang tidak mengerti akan arti Al-Qur`an juga disunatkan taritil dan pelan-pelan dalam membacanya. Karena yang demikian itu lebih mendekatkan pada memuliakannya dan menghormatinya serta lebih membahas hati daripada terburu-buru dan cepat.“ Pembahasan mengenai tartil ini, tidak lepas dari pengucapan lisannya, oleh karena itu, guru mempunyai peranan penting karena belajar membaca Al Qur`an mengacu pada keterampilan khusus, maka guru harus lebih banyak memberikan contoh, dan mengajarkannya berulang-ulang, apabila salah waktu mengajar, akan berakibat fatal bagi murid. b. Mempelajari Ilmu Tajwid Ilmu tajwid adalah suatu ilmu pengetahuan tentang cara membanca
Al-Qur`an
dengan
baik
dan
tertib
sesuai
makhrajnya,panjang pendeknya, tebal tipisnya, berdengung atau tidaknya, iarama dan nadanya, serta titik komanya
yang telah
diajarkan rasulullah SAW kepada para sahabatnya sehingga menyebar luas dari masa kemasa45 Menurut Muhammad Al Mahmud dalam kitabnya Hidayatul Mustafid menjelaskan bahwa;
تxoّZ ` اtّs^Y_` وts فX U ّ ء آxR إtg فXkp PQR هfp cّYZا ٤٦ xd و^هPVoّYZ واV~XّYZ x{ آZذXVود وfdZوا “Tajwid adalah ilmu yang mempelajari, mengetahui hak dari masing-masing huruf dan sesuatu yang katut bagi masingmasing huruf tersebut berupa sifa-sifat huruf, bacaan panjang dan selain itu seperti tarqiq, tafkim, dan sebagainya”. Sedangkan
menurut
para
ulama
tajwid
mengeluarkan
(mengucapkan) huruf-huruf Al-Qur`an menurut aslinya satu persatu, mengembalikan huruf kepada makhrojnya (tempat keluarnya huruf) 45 46
Tombak Alam, Ilmu Tajwid, (Jakarta: sinar grafika offset, 2009), cet.1, hlm.1 Muhammad Al-Mahmud, Hidayatul Mustafid, (Surabaya: Al-Hikmah), hlm.4
24
dan asalnya, dan menghaluskan pengucapannya dengan cara yang sempurna tanpa berlebihan, kasar, tergesa-gesa dan dipaksapaksakan.47 Adapun yang dimaksud dengan kaidah ilmu tajwid suatu kaidah yang dipergunakan untuk membetulkan dan membaguskan bacaan Al-Qur`an menurut aturan-aturan hukum tertentu, yang telah diajarkan dan dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Tujuan kaidah ilmu tajwid adalah 1) Agar pembaca dapat membaca ayat-ayat suci Al-Qur`an dengan bacaan yang fasih (tepat, baik dan benar) sesuai dengan makhraj dan sifat-sifat hurufnya. 2) Agar dapat menjaga lisan pembaca dari kesalahan-kesalahan pembacaan yang dapat menjerumuskan keadaan perbuatan dosa. 3) Agar dapat menjaga dan memlihara kehormatan dan kesucian serta kemurnian Al-Qur`an dari segi bacaan yang benar.48 Hukum mempelajari ilmu tajwid sebagai disiplin ilmu merupakan fardlu kifayah, sedangkan hokum membaca Al-Qur`an dengan ilmu tajwid adalah fardhu `ain,49 artinya mempelajari ilmu tajwid secara mendalam tidak diharuskan bagi setiap orang, tetapi cukup diwakili oleh beberapa orang saja, namun jika dalam suatu kaum tidak ada seorangpun yang mempelajari Ilmu tajwid hukumnya berdosalah kaum tersebut, adapun hukum membaca Al-Qur`an dengan menggunakan aturan Tajwid adalah fardlu Ain atau merupakan kewajiban pribadi, karena apabila seseorang membaca Al-Quran dengan tidak menggunakan hukum tajwid, hukumnya berdosa.
B. Metode Tilawati 1. Pengertian Metode Tilawati Para ahli mendefinisikan metode sebagai berikut :
47
Imam Murjito,.Penjelasan dan Keterangan “ Pelajaran Bacaan Ghorib/ Musykilat” untuk Anak-Anak, (Semarang: Yayasan Pendidikan Al-Quran Raudhatul Mujawwidin, t.th) hlm. 61 48 Ibid. 49 Tombak Alam, Ilmu Tajwid, (Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2009), cet.1, hlm.1
25
a.
Hasan Langgulung, mendefinisikan bahwa metode adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai tujuan pendidikan. b. Ab. al–Rahman Ghunaimah mendefinisikan bahwa metode adalah cara-cara yang praktis dalam mencapai tujuan pengajaran. c. Al-Ahrasy mendefinisikan bahwa metode adalah jalan yang kita ikuti untuk memberikan pengertian kepada peserta didik tentang segala macam metode dalam berbagai pelajaran.50 Metode Tilawati dalam pembelajaran membaca Al-Qur`an yaitu suatu metode atau cara belajar membaca Al-Qur`an dengan ciri khas menggunakan lagu rost dan menggunakan pendekatan yang seimbang antara pembiasaan melalui klasikal dan kebenaran membaca melalui individual dengan tehnik baca simak. Metode ini aplikasi pembelajarannya dengan lagu rast. Rast adalah Allegro yaitu gerak ringan dan cepat.51
pendekatan klasikal dan individual dan untuk mendukung dalam menciptakan suasana belajar yang kondusif maka penataan kelas diatur dengan posisi duduk peserta didik melingkar membentuk huruf U sedangkan guru di depan tengah sehingga interaksi guru dan peserta didik mudah.52 Format U dalam proses pembelajaran metode Tilawati sangatlah bagus karena peserta didik dapat terkontrol semua oleh pendidik baik klasikal maupun individual Adanya penekanan-penekanan dalam membaca Al-Qur`an dengan baik dan benar diperlukan latihan yang terus menerus dengan mengoptimalkan potensi anatomis yang ada pada diri manusia yaitu otak, mata dan mulut serta hati. Saat anak diminta untuk membaca secara berlahan-lahan, pada saat itu pula diharapkan terjadi ”fokusisasi” atau keseimbangan pada komponen anatomisnya, sehingga menghasilkan bacaan yang benar. Dengan latihan membaca secara terus menerus diharapkan membantu dan mempercepat proses kelancaran Tilawahnya, dengan 50
Ramayulis, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Kalam Mulia,2001, hlm.3 M.Misbahul Munir, Pedoman Lagu-Lagu Tilawatil Qur`an Dilengkapi Tajwid dan Qasidah, (Surabaya: Apollo, 1997), cet.3, hlm28 52 Abdurrahim Hasan, dkk, Strategi Pembelajaran Al-Qur`an Metode Tilawati, (Surabaya: Pesantren Al-Qur`an Nurul Falah, 2010), hlm.14 51
26
kriteria, membaca dengan cepat dan bertajwid.53 Selain itu, dalam metode Tilawati ini juga sangat mengedepankan kompetensi dan komunikasi yang baik diantara guru dengan muridnya. Untuk membentuk murid yang mampu belajar dengan baik dan tertib serta berlatih membaca terus menerus secara mandiri, bukanlah perkara yang mudah. Hal ini sangat memerlukan peranan dari seorang guru yang mampu menguasai dan mengarahkan anak didik atau santrinya untuk memahami tugas dan tanggung jawabnya serta menjalani proses belajar dengan perasaan yang menyenangkan sebagai langkah awal untuk memotivasi dan meningkatkan prestasi belajar. Pada kenyataannya seorang guru Al-Qur`an pada dasarnya memiliki peran yang sangat penting untuk mengawali belajar dengan perasaan senang dan penuh kasih sayang serta mampu memberikan motivasi belajar, sehingga menjadikan semangat peserta didik dalam belajar Al-Qur`an yang berakhir dengan
hasil belajar yang baik dan
memuaskan. Tidak lah berlebihan bila dikatakan bahwa pada dasarnya seorang anak yang sehat dan normal mereka diibaratkan seperti tambang emas yang siap untuk di eksploitasi untuk memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi dirinya, orang tua, masyarakat dan bangsanya. 2. Target Pembelajaran Metode Tilawati Untuk
memperoleh
hasil
yang
maksimal
dalam
kegiatan
pembelajaran, maka target pengajaran ditetapka sebagai berikut: a. Tartil membaca Al-Qur`an Setelah khatam al-qur`an 30 juz santri mampu membaca Al-qur`an dengan tartil meliputi: 1) Fashohah a) Al Waqfu wal Ibtida` Yaitu menentukan cara berhenti dan memulai dalam membaca Al-Qur`an. b) Muroayul huruf wal harakat 53
Ibid, hlm. 2
27
Yaitu kesempurnaan mengucapkan huruf dan harakat c) Mura`atul kalimat wal ayat Yaitu kesempurnaan memmembaca kalimat dan ayat d) Tajwid Menguasai tajwid secara teori dan praktek meliputi: (1) Makharijul Huruf Tempat dimana huruf Al-Qur`an itu keluar, sehingga bisa dibedakan dengan huruf lainnya (2) Sifatul huruf Proses penyuaraan sehingga menjadi huruf Al-Qur`an yang sempurna, meliputi nafas, suara, perubahan lidah, tenggorokan dan hidung. (3) Ahkamul huruf Hukum-hukum bacaan huruf dalam Al-Qur`an (4) Ahkamul mad wal qasr Hukum bacaan panjang dan pendek dalam Al-Qur`an 2) Ghorib dan Musykilat Menguasai secara teoridan oraktek a) Ghorib adalah bacaan-bacaan dalam Al-Qur`an yang cara membacanya tidak sesuai dengan kaidah ilmu tajwid secara umum b) Musykilat adalah bacaan dalam Al-qur`an yang mengandung kesulitan dalam membacanyasehingga harus berhati-hati 3) Suara dan lagu Menguasai secara praktek a) Suara Suaranya jelas dan lantang dalam membaca Al-Qur`an b) Lagu Menguasai lagu rast b. Khatam Al-Qur`an 30 juz c. Mengetahui pengetahuan dasar-dasar agama
28
3. Proses Pembelajaran Membaca Al-Qur`an Metode Tilawati Proses pembelajaran adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh guru dan santri dalam kegiatan pengajaran dengan menggunakan sarana dan fasilitas pendidikan sehingga tercapai tujuan yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Dan dalam kurikulum sendiri ada beberapa hal yang harus di perhatikan yaitu tujuan, materi pengajaran, metode, media dan sarana belajar, serta evaluasi a. Tujuan yaitu pedoman sekaligus sebagai sasaran yang akan dicapai dalam kegiatan belajar mengajar. Kepastian dari perjalanan proses belajar mengajar berpangkal tolak dari jelas tidaknya perumusan tujuan pengajaran. Tercapainya tujuan sama halnya keberhasilan pengajaran.54 Peran tujuan sangat penting sebab menentukan arah proses pembelajaran, tujuan yang jelas akan memberikan petunjuk yang jelas pula terhadap pemilihan bahan pelajaran, penetapan metode mengajar dan alat bantu pengajaran serta memberi petunjuk terhadap penilaian. Tujuan metode Tilawati Secara Umum adalah; 1) Dapat menjadiukan anak membaca Al-Qur`an sebelum drop out dari TPA 2) Dengan waktu yang singakat santri bisa lulus dengan kualitas standar b. Materi Pelajaran Materi pelajaran adalah salah satu komponen pendidikan yang dipilih dan diterapkan setelah menetapkan tujuan. Menetapkan pengajaran Al-Qur`an dengan metode Tilawati, hendaknya dapat menunjang tujuan yang telah ditetapkan. Materi pelajaran adalah isi yang diberikan kepada siswa pada saat berlangsungnya proses belajar 54
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta:P.T. Rineka Cipta, 2006), cet.3, hlm.109
29
mengajar.55 Melalui materi yang telah dirumuskan diharapkan dapat menghasilkan seorang murid yang mampu membaca Al-Qur`an dengan fasih, tartil dan sesuai dengan kaidah ilmu tajwid yang telah di contohkan Nabi Muhammad saw. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan menentukan bahan atau materi pengajaran, yaitu: 1) Materi harus sesuai dan menunjang tercapainya tujuan. 2) Bahan yang ditulis perencanaan mengajar, terbatas pada konsep saja, atau berbentuk garis besar bahan tidak pula diuraikan terinci. 3) Menetapkan bahan pelajaran harus serasi dengan urutan tujuan. 4) Urutan materi hendaknya memperhatikan kesinambungan, artinya antara materi satu dengan materi yang lain ada hubungan fungsional, bahan yang satu menjadi dasar meteri berikutnya. 5) Materi harus disusun dari yang sederhana menuju yang komplek, dari yang mudah menuju yang sulit dengan demikian maka peserta didik akan mudah memahaminya 6) Sifat materi atau bahan ada yang konkret dan mudah diingat, ada yang hanya perlu pemahaman saja.56 Zakiyah Darajat berpendapat bahwa dalam pembelajaran membaca al-qur`an ada garis-garis besar sistem belajar Al-Qur`an yang perlu diperhatikan, yang isinya sebagai berikut: 1.
pengenalan huruf hijaiyah, yaitu huruf arab dari alif sampai ya`
2.
cara membunyikan masing-masing huruf hijaiyah dan sifatsifat huruf itu yang dibicarakan dalam ilmu makhraj.
3.
bentuk dan fungsi tanda baca, seperti syakal, syaddah, mad bacaan panjang).
4. 55
bentuk dan fungsi tanda baca waqaf(berhenti).57
Nana Sudjana, dkk, Op. Cit., hlm. 67 Ibid, hlm. 69-70 57 Zakiyah Darajat,et.al. Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam,(Jakarta: Bumi Aksara,2010), cet.2, hlm.91 56
30
Adapun tujuan belajar membaca Al-Qur`an sebagaimana yang dikemukakan para pakar adalah sebagai berikut : c. Metode Pengajaran Menurut B. Suryobroto yang mengutip pendapat Winarno Surakhmad
menegaskan
metode
pengajaran
adalah
cara-cara
pelaksanaan dari pada proses pengajaran atau soal bagaimana tembusnya suatu bahan pelajaran diberikan kepada murid-murid di sekolah.58 Jadi metode adalah cara yang dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan. Dalam kegiatan belajar mengajar, guru hendaknya mampu melakukan inovasi dalam pembelajaran, sehingga tidak terpaku pada satu
metode
mengajar,
terkadang
perlu
juga
variasi
dalam
pembelajaran, agar pembelajarannya tidak monoton. Oleh karena itu sangat dibutuhkan kompetensi guru dalam memilih metode yang tepat dan sesuai dengan pelaksanaan proses mengajar. Pelaksanaan metode Tilawati ini dalam prosese pembelajaran mempunyai 4 prinsip 1) Diajarkan secara praktis 2) Menggunakan lagu rost 3) Diajarkan secara klasikal menggunakan peraga 4) Diajarkan
secara
individual
dengan
tehnik
baca
simak
menggunakan buku59 Pada proses pembelajaran metode Tilawati terdiri dari alokasi waktu, pendekatan pembelajaran, proses pembelajaran merupakan rangkaian kegiatan yang dilaksanakan oleh guru dan santri, dalam halini bisa peserta didik dan pendidik dalam kegiatan pengajaran dengan menggunakan sarana dan fasilitas pendidikan sehingga tercapai tujuan
58 59
B. Suryobroto, Op.Cit, hlm. 140 Abdurrahman Hasan,dkk, Strategi Pembelajaran Al-Qur`an Metode Tilawati, hlm.13
31
yang telah ditetapkan dalam kurikulum.proses pembelajarannya dapat dilihat dilampiran 1. Selain beberapa metode di atas untuk menunjang keberhasilan belajar membaca Al-Qur`an adalah sebagai berikut: 1) Metode Demonstrasi Metode demonstrasi merupakan metode mengajar dengan menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana berjalannya suatu proses pembentukan tertentu kepada siswa.60 Prosedur demonstrasi yang dikemukakan oleh Wina Sanjaya.
Beliau
berpendapat
bahwa,
sebelum
demonstrasi
dilakukan ada beberapa hal yang harus diperhatikan, diantaranya: a. Aturlah tempat duduk yang memungkinkan semua siswa dapat memperhatikan dengan jelas apa yang didemonstrasikan. b. Kemukakan apa yang harus dicapai oleh siswa. c. Mulailah demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang merangsang siswa untuk berfikir, misalnya melalui pertanyaanpertanyaan, sehingga mendorong siswa untuk tertarik memperhatikan demonstrasi. d. Ciptakan suasana yang menyejukkan dengan menghindari suasana yang menegangkan. e. Apabila demonstrasi selesai dilakukan, proses pembelajaran diakhiri dengan memberikan tugas-tugas tertentu yang ada kaitannya dengan pelaksanaan dan proses pencapaian tujuan pembelajaran.61 2) Metode Latihan Metode Latihan merupakan suatu metode pengajaran dengan jalan melatih anak didik terhadap bahan pelajaran yang sudah diberikan.62 ceramah, 60
kemudian
Metode latihan ini digunakan setelah guru ada
waktu
yang
tersisa
anak
didik
Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta : Ciputat Pers, 2002), cet. 1, hlm. 190 61 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2007), cet.3, hlm 154 62 Zuhairini, dkk., Metodologi Pendidikan Agama, (Solo: Ramadhani, 1993), cet. 1, hlm. 80
32
diperintahkan untuk latihan dari pelajaran membaca Al-Qur`an. Dengan latihan, diharapkan siswa mampu membaca Al-Qur`an secara terampil dan benar. 3) Metode Sorogan Metode sorogan yaitu penyampaian pelajaran dimana seorang santri atau murid maju dengan membawa kitab untuk dibaca dihadapan seorang seorang guru atau kyai. Jadi dapat diartikan
bahwa metode Sorogan merupakan proses belajar
mengajar yang dilakukan dengan cara satu persatu (secara individu) sesuai dengan meteri pelajaran yang dipelajari.63Metode ini digunakan untuk mengukur kemampuan peserta didik satu persatu. Karena dengan metode ini peserta didik akan berhadapan dengan guru(pendidik) satu persatu dan dengan demikian akan diketahui mana peserta didik yang sudah bisa dan yang belum. 4) Metode Baca Simak Metode baca simak merupakan proses belajar mengajar yang dilakukan dengan cara sebagian waktu untuk membaca secara bersama-sama dan sebagian waktu yang lainnya untuk membaca secara individu atau kelompok, sedangkan murid yang lain menyimak.64Penerapan metode ini akan menjadikan peserta didik fokus terhadap bacaan, karena ketika teman yang satu membaca maka dirinya tentu akan meniru meskipun dengan perlahan-lahan suaranyapun tidak keras karena dirinya sadar akan membaca dan disimak teman juga, sehingga lagu rost yang diterapkan dalam bacaan peserta didik tersebut berupaya menerapkannya 5) Metode Ceramah Metode ceramah adalah penerangan dan penuturan secara lisan oleh guru terhadap kelasnya. Selama berlangsungnya 63
Nur Uhibiyati dan Abu Ahmadi, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung : pustaka setia, 1997), cet.1, hlm. 157. 64 Imam Murjito, Metode Pedoman Praktis Pengajaran Ilmu Baca Al-Quran Qiroati, (Semarang : Yayasan Pendidikan Al-Qur`an Raudhatul Mujawiddin, t.th), hlm, 25.
33
ceramah, guru bisa menggunakan alat pembantu seprti gambar bangun, agar uraiannya menjadi lebih jelas. Tetapi metode utama dalam perhubungan guru dengan murid-murid adalah berbicara.65 6) Metode Pemberian Tugas Metode resitasi adalah metode pemberian tugas di luar jam pelajaran. Dalam pelaksanaan metode ini anak-anak dapat mengerjakan perpustakaan,
tugasnya di
tidak
hanya
laboratorium,
di
dan
rumah,
tetapi
sebagainya
di
untuk
dipertanggung jawabkan kepada guru.66 Hal-hal yang hendaknya dilakukan guru agar pemberian tugas yang diberikan dapat bermanfaat untuk siswa dan melatih siswa bertanggung jawab antara lain: a) b) c) d)
Setiap tugas yang diberikan harus dikontrol Siswa yang mengalami kegagalan harus dibimbing Hargailah setiap tugas yang dikerjakan murid Berikan dorongan bagi siswa untuk melaksanakan tugas dengan baik.67
d. Media Secara harfiah kata media memiliki arti “perantara” atau “Pengatar”.68
Association
for
Education
and
Communication
Tachnology (AECT) dalam buku M. Basyiruddin mendefinisikan Media yaitu segala bentuk yang dipergunakan untuk suatu proses penyaluran informasi. Sedangkan Education Association (NEA) dalam buku
yang sama mendefinisikan sebagai
benda
yang dapat
dimanipulasi, dilihat, didengar, dibaca dan dibicarakan beserta instrumen yang dipergunakan dengan baik pada pembelajaran, dapat mempengaruhi aktivitas program instruksional.69
65
B. Suryosubroto, Op. Cit., hlm.155 Abu Ahmadi dkk, SBM (Strategi Belajar Mengajar), (Bandung : C.V. Pustaka Setia, 1997), hlm.61. 67 Ramayulis, Op.Cit, hlm.165-167 68 Asnawir dan M. Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta: Ciputat Press, 2002), hlm. 11 69 Ibid, hlm. 11 66
34
Bebrapa definisi tersebut dapat ditarik simpulan bahwa pengertian media merupakan sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan dan kemampuan audien (siswa) sehingga mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya.70 Media sangat bermanfaat bagi kelancaran proses belajarmengajar demi mencapai tujuan yang telah dirumuskan, karena media sangat membantu guru dalam mengajar dan menarik perhatian peserta didik dalam proses pembelajaran sehingga memudahkan siswa untuk menerima dan memahami pelajaran. Media mempunyai berbagai fungsi dalam proses belajar mengajar, yakni : 1) Membantu memudahkan belajar bagi siswa dan juga memudahkan pengajaran bagi guru. 2) Memberikan pengalaman lebih nyata. 3) Menarik perhatian siswa lebih besar atau tidak membosankan. 4) Semua indra murid dapat diaktifkan 5) Lebih menarik perhatian dan minat murid dalam belajar. 6) Dapat membangkitkan dunia teori dengan realitasnya.71 Macam-macam media yang dapat digunakan dalam proses belajar-mengajar: 1) Media Grafis Media grafis termasuk media visual yang berfungsi untuk menyalurkan pesan dari sumber ke penerima, pesan yang akan disampaikan dapat dituangkan dalam simbol-simbol komunikasi visual.72 Oleh karena itu simbol-simbol yang ada perlu dipahami secara tepat dan benar agar proses penyampaian pesan dapat berhasil secara efektif. Media grafis ini berfungsi untuk menarik perhatian memperjelas penyajian, mengilustrasikan materi yang akan cepat 70
Ibid, hlm. 11 Ibid, hlm. 25 72 Ibid, hlm. 33 71
35
dilupakan apabila tidak digrafiskan. Mengajar metode Tilawati, media grafis yang digunakan adalah peraga yang berbentuk lembaran yang berisi uraian materi 2) Media Pajang Media
pajang
pada
umumnya
digunakan
untuk
menyampaikan pesan atau informasi di depan kelompok kecil.73 Media ini meliputi papan tulis, papan magnet, papan kain. Media pajang yang paling sederhana dan hampir selalu tersedia papan tulis. Pada pembelajaran metode Tilawati di MI Al-Falah Beran Ngawi menggunakan media pajang yang berupa papan tulis sebagai alas dari alat peraga tilawati. Karena dalam Tilawati ini buku peraga dan buku pegangan bagi peserta didik di bedakan bentuknya. Alat peraga ukurannya lebih besar dari buku pegangan. e. Evaluasi Evaluasi berarti menilai, sedangkan menurut Ralph Tyles evaluasi adalah proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana dalam hal apa dan bagian mana tujuan pendidikan sudah tercapai.74 Evaluasi sangat penting, oleh karena itu suatu pengajaran tidak mungkin lepas dari proses evaluasi. Karena dengan adanya evaluasi maka guru dapat mengukur berhasil atau tidaknya proses belajar mengajar yang dilaksanakan dan memberi kesimpulan dari proses belajar mengajar
Fungsi dari evaluasi adalah: a. Untuk mengetahui kemajuan dan perkembangan serta keberhasilan siswa setelah mengalami atau melakukan kegiatan belajar selama jangka waktu tertentu. 73 74
hlm. 3
Azhar Arsyad, Media Pelajar, (Jakarta: P.T. Raja Grafindo Persada, 2003), hlm. 40 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2001),
36
b. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan program pengadaan. c. Untuk keperluan bimbingan dan konseling. d. Untuk keperluan pengembangan dan perbaikan kurikulum sekolah yang bersangkutan.75 Fungsi tersebut dapat di bagi menjadi epat yaitu fungsi bagi peserta didik, pendidik, bagi lembaga, bagi orang tua a. Bagi peserta didik 1. Menumbuhkan sikap percaya diri 2. Memberikan motivasi peningkatan prestasi b. Bagi pendidik 1. Untuk mengukur keberhasilan proses belajar mengajar 2. Memperbaiki
kekurangan-kekurangan
guru
dalam
proses
pembelajaran 3. Memperoleh bahan masukan untuk pengisian nilai rapot. 4. Mengetahui kemampuan santri c. Bagi lembaga 1. Memberikan masukan untuk perbaikan dan meningkatkan kualitas program dan guru 2. Memberikan masukan dalam rangka pengupayaan tersedianya sarana yang diperlukan. d. Bagi orang tua 1. Memberikan informasi mengenai prestasi belajar anaknya 2. Memberikan umpan balik agar orang tua semakin terdoronguntuk ikut serta dalam upaya memajukan pendidikan Dalam pengajaran Al Qur`an dengan metode Tilawati evaluasi dilakukan dalam tiga bentuk: a. Pre test
75
Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Tehnik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2000), hlm. 5-7
37
Adalah kegiatan yang dilakukan dalam rangka menjajagi kemampuan santri sebelum mereka mengikuti proses pembelajaran sebagai bahan untuk pengelompokan kelas. b. Harian Evaluasi yang dilakukan setiap hari oeh guru untuk menentukan kenaikan halaman buku tilawati secra bersama dalam satu kelas Pelaksanaannya sebagai berikut: 1) Halaman diulang apabila santri yang lancar kurang dari 70 persen 2) Halaman dinaikkan apabila santri yang lancar minimal 70 persen c. Kenaikan jilid Evaluasi yang dilakukan secara periodik oleh munaqisy lembaga untuk menentukan kenaikan jilid buku Tilawati.76 Bentuk penilaian dan standar evaluasi metode Tilawati No Bidang 1
2
3 4
Fashahah Waqaf &ibtida` Kesempurnaan mengucapkan harakat Kesempurnaan huruf dan kalimat Tajwid Makharijul huruf Sifatul huruf Ahkamul mad wal qasr Suara dan lagu Kualitas vocal(lantang) Penguasaan lagu Gharib dan musykilat Total
Nilai Nilai max min 30 30
40
25
15
8
10
7
Nilai
4. Guru dan Peranannya Dalam Proses Belajar Mengajar Tilawati Guru adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik. Guru dalam pandangan masyarakat adalah orang yang 76
Abdurrahman Hasan,dkk, Op.Cit , hlm. 24-25
38
melaksanakan pendidikan di tempat-tempat tertentu, tidak mesti di lembaga pendidikan formal, tetapi juga di masjid, di surau atau mushola, di rumah dan sebagainya.77 Guru adalah salah satu komponen manusiawi dalam proses belajar mengajar, yang ikut berperan dalam usaha pembentukan
sumber
daya
manusia
yang
potensial
dibidang
pembangunan.78 Karena pekerjaan guru merupakan pekerjaan profesional maka untuk menjadi guru harus pula memenuhi persyaratan yang berat. a. Syarat Guru Secara Umum adalah 1) Harus memiliki bakat sebagai guru. 2) Harus memiliki keahlian sebagai guru 3) Memiliki kepribadian yang baik dan integrasi. 4) Memiliki mental sehat. 5) Berbadan sehat. 6) Memiliki pengalaman dan pengetahuan yang luas. 7) Guru adalah manusia berjiwa Pancasila dan 8) seorang guru adalah warga negara yang baik.79 Sedangkan guru yang akan mengajarkan ilmu bacaan AlQur`an dengan menggunakan metode tilawati syaratnya adalah guru tersebut harus sudah mengikuti pelatihan tilawati yang diselenggarakan oleh LPTKA atau oleh lembaga pelatihan di kabupaten yang saat ini dikelola oleh Bapak sukamto, sehingga penyampaiannya dapat sesuai yang diharapkan atau sesuai dengan visi misi pembelajaran tilawati tersebut. Kompetensi guru tilawati sendiri mempunyai beberapa kriteria, diantaranya yaitu: 1) Tartil membaca al Qur’an. 2) Menguasai lagu rost
77
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta : PT Asdi Mahasatya, 2005), cet.2, hlm 31 78 Sardiman, A.M, Op.Cit, hlm. 125 79 Omar Hamalik, Proses Belajar mengajar, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009), hlm. 118
39
3) Menguasai metodologi dan teknik pengelolaan belajar metode tilawati. Pelatihannyapun tidak hanya dilakukan satu kali saja tapi ada evaluasi ditiap tahunnya atau bisa dibilang kontinue ditiap tahunnya. Ketika seseorang telah mengikuti pelatihan maka dia akan mempunyai sertifikat
untuk
diperbolehkan
mengajar
Al-Qur`an
dengan
menggunakan metode tilawati namun ketika satu tahun ilmu tersebut tidak diamalkan maka gugurlah izin pengajarannya. Paska itu hasil pembelajaran akan dipantau langsung dari pusat dan dievaluasi ditiap tahunnya. b. Peranan Guru dalam proses belajar mengajar Ketika berbicara tentang peranan guru maka tidaklah jauh dari fungsi guru itu sendiri yaitu sebagai pengajar, pendidik dan pembimbing, maka hal ini sangatlah dibutuhkan berbagai peranan pada diri guru. Mengenai apa peranan guru itu ada beberapa pendapat yang menjelaskan, tetapi penulis hanya mencantumkan satu pendapat saja, yaitu menurut Prey Katez menggambarkan peranan guru sebagai komunikator, sahabat yang memberikan nasihat-nasihat motivator sebagai inspirasi dan dorongan, pembimbing dalam pengembangan sikap dan tingkah laku serta nilai-nilai, orang yang menguasai bahan yang diajarkan.80 Peran guru mengajar membaca Al-Qur`an dengan metode Tilawati yaitu menguasai dan mengarahkan anak didik menjalani proses belajar dengan perasaan yang menyenangkan, sebagai langkah awal untuk memotivasi dan meningkatkan prestasi belajar.
BAB III METODE TILAWATI DI MI AL-FALAH BERAN NGAWI 80
Sardiman, A.M., Op. Cit., hlm. 141
40
A. Keadaan Umum MI Al-Falah 1. Letak Geografis Lokasi MI Al-Falah terletak di JL.A.Yani Beran Ngawi sebelah kiri MI adalah PonPes Darul Qur`an dan sebelah kanan MI tersebut adalah Masjid An-Nur .81 Suasana di MI Al-Falah sangat agamis karena ditengahtengah antara masjid dan Pon-Pes Darul Qur`an dan tempatnya juga strategis di pinggir jalan raya sebelah selatan alun-alun Ngawi. 2. Sejarah Berdirinya MI AL Falah Beran Ngawi adalah lembaga pendidikan setingkat Sekolah Dasar( SD ) berciri khas agama Islam, dan berada dibawah naungan Lembaga Pendidikan Ma’arif Nahdatul ‘Ulama’ ( LP Ma’arif NU ). Lembaga ini berdiri pada tahun 1953 oleh para ulama dan sesepuh Desa Beran, diantaranya : KH.Mukti, KH.Abdullah Syarfin, KH.Thoyyib, KH.Affandi, dan
Abdurrohim. Tujuan pendirian lembaga ini adalah ikut
mencerdaskan kehidupan bangsa dengan berlandaskan ajaran agama Islam. Pada awalnya lembaga ini bernama SRI ( Sekolah Rakyat Islam ) dengan Kurikurum LP Ma’arif. Pada tahun 1960 berubah menjadi SDI (Sekolah Dasar Islam) dengan kurikulum untuk pendidikan agama mengikuti kurikulum
Departemen
Agama
dan
untuk
pendidikan
dan
kebudayaan.kemudian tahun 1970 berubah nama menjadi Madrasah Ibtidaiyah Al Falah Beran dan siswa lulusannya mendapatkan sertifikat Tamat Belajar / Ijasah dari Departemen Agama. Pengelola madrasah di tangani oleh pengurus MI di bawah naungan LP Ma’arif. Tempat belajar siswa bermula dari meminjam perumahan penduduk. Setelah KH. Thoyyib mewakafkan tanah seluas 1.800 m2 untuk kegiatan pendidikan islam, maka kegiatan dilaksanakan digedung sendiri bermula dari bangunan yang sederhana, dalam perkembangannya sudah menjadi bangunan yang permanen. 81
Hasil Wawancara dengan Purwanto, S.Pd.I selaku kepala sekolah MI Al-Falah tanggal 10 Pebruari 2011
41
Berkat kerjasama yang baik antara pengelola madrasah, pengurus madrasah, BP3 / komite madrasah, pemerintah, masyarakat, dan alumni kini MI Al Falah Beran telah berkembang menjadi madrasah yang maju dan di minati masyarakat Kabupaten Ngawi dan sekitarnya. Sejak berdiri dan didaftar oleh Departemen Agama, MI Al Falah Beran telah mengalami 5 kali regenerasi kepemimpinan : 1.
Mochyar Ali Ma’mun ( 1953-1960 )
2.
H. Aminan AR ( 1960 – 1969 )
3.
Zainuddin ( 1969 – 1990 )
4.
Siti Arfiatun, A.Ma ( 1990 – 2006 )
5.
Purwanto, S.Pd.I ( 2006 – sekarang ) Pendidika MI Al-Falah sendiri mempunyai tujuan. Tujuan pendidikan
di MI Al-Falah Beran Ngawi yaitu: 1.
Mewujudkan para siswa beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT dan berakhlak mulia;
2.
Mewujudkan para siswa lebih tekun dalam menjalankan ibadah sholat, puasa,dan zakat secara mandiri sesuai dengan perkembangannya;
3.
Mewujudkan para siswa dapat membaca Al Qur’an dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah ilmu tajwid;
4.
Mewujudkan para siswa dapat menghafalkan surat surat pendek Al Qur’an / Juz’Amma, ayat ayat pilihan , dan bacaan tahlil dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah ilmu tajwid;
5.
Mewujudkan mengamalkan
para
siswa
dapat
memahami,
menghayati,
dan
isi kandungan Al Qur`an sesuai dengan tingkat
perkembangannya; 6.
Mewujudkan para siswa sehat jasmani dan rohani, kreatif, terampil, dan bekerja untuk dapat mengembangkan diri secara terus menerus;
7.
Mewujudkan para siswa memiliki dasar-dasar pengetahuan, kemampuan, dan ketrampilan untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi;
8.
Mewujudkan para siswa memiliki prestasi akademik dan non akademik;
42
9.
Mewujudkan para siswa mandiri dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sesuai dengan tingkat perkembangannya;
10. Mewujudkan para siswa mengenal dan mencintai bangsa, masyarakat, kebudayaan, dan agamanya. 3. Struktur Organisasi Struktur organisasi adalah seluruh petugas yang berkecimpung dalam
pengelolaan
dan pengembangan program
pendidikan
dan
pengajaran. MI Al-Falah Beran Ngawi mempunyai struktur organisasi dengan koordinatornya adalah kepala sekolah yang dibantu oleh para wakil kepala sekolah. Masing-masing bagian ketunaan dikoordinatori oleh tim ahli dalam bidangnya. Struktur organisasi MI Al-Falah Beran dapat dilihat dilampiran 2 4. Keadaan Guru, Karyawan, dan Murid a. Keadaan Guru Guru yang mengajar di MI Al-Falah Beran Ngawi datang dari berbagai daerah, mereka mempunyai latar belakang yang heterogen. Guru yang mengajar tilawati adalah pendidik yang benar-benar menguasai tilawati, mereka adalah pendidik yang di datangkan dari luar. Jadi untuk pendidik tilawati di MI Al-falah ini adalah orangorang yang ahli dalam metode tilawati, dan mereka mempunyai struktur sendiri dalam pelaksanaannya82 data dari pendidik tilawati di MI Al-Falah Beran Ngawi dapat dilihat di lampiran 3 Data pendidik koordinator bidang kesenian yaitu Imam Syafi`i,S.Pd.I83 b. Keadaan Karyawan Karyawan adalah sebagai tangan panjang pimpinan sekolah yang akan sangat membantu berjalannya proses belajar mengajar AlQur`an. MI L-Falah Beran Ngawi sebagai lembaga pendidikan, dalam 82 83
Wawancara Wasingul selaku guru Tilawati tanggal 17 Pebruari 2011 Wawancara dengan kepala sekolah, Op.cit, tanggal 10 Pebruari 2011
43
kegiatan keseharian mengikut sertakan beberapa orang karyawan yang mempunyai
tanggung
jawab
masing-masing.
Misalnya
yang
menangani administrasi yaitu di pegang oleh tata usaha yaitu Nanik Wulandari. c. Keadaan Murid Data Siswa dalam 4 (empat) Tahun Terakhir adalah 445
84
.tabel dapat
dilihat pada lampiran 3. Peserta didik MI Al-Falah mengalami peningkatan terbukti pada tahun ajaran 2010/2011 meningkat dari tahun sebelumnya yaitu jumlah seliruh peserta didik 413 menjadi 445. Bertambahnya peserta didik dikarenakan kemajuan MI AL-Falah sendiri yang merupakan MI yang sudah dipercaya oleh masyarakat Ngawi dengan bukti banyaknya prestasi yang diraih oleh lembaga tersebut. 5. Sarana dan Prasarana a. Sarana Pendidikan Untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar Tilawati, MI Al-Falah menyediakan sarana pendidikan sebagai berikut:85 1) Masjid An-Noor yang terdapat dua lantai, 2) Perlengkapan pengajaran seperti: papan tulis, meja, alat peraga Tilawati 3) Buku pegangan guru dan murid yang terdiri dari alat peraga dan buku Tilawati.
b. Sarana Administratif Sarana administratif yang dimiliki MI Al-Falah Beran Ngawi dapat dilihat pada lampiran 4
84 85
Hasil Wawancara Purwanto S.Pd.I tanggal 7 Pebruari 2011 Hasil Observasi tanggal 5 pebruari 2011
44
B. Penerapan Metode Tilawati dalam Pembelajaran Membaca Al-Qur`an di MI Al-Falah Beran Ngawi Metode Tilawati di MI Al-Falah Beran Ngawi dimulai tanggal 16 oktober 2009 tahun 2009 Keberadaan MI Al-Falah merupakan lembaga pendidikan formal yang bernaung dibawah LP Ma`arif NU dan merupakan lembaga pendidikan AlQur`an yang menggunakan pegangan “Metode Tilawati” sehingga dalam pelaksanaannya mengikuti kebijakan pusat pelatihan dan konsultasi belajar Al-Qur`an sistem Tilawati yang mengembangkan metode tilawati. Dan target yang digunakan oleh MI Al-Falah untuk peserta didiknya yaitu: 1) Dapat membaca Al-Qur`an dengan lancar dengan baik dan benar, 2) mengerjakan shalat dengan baik dan benar, dengan indikasi: sadar akan kewajiban shalat, gemar melakukan jama’ah tepat waktu, mengerjakan shalat sesuai rakaatnya, hafal bacaan shalat dan di MI Al-Falah ini ada kegiatan wajib sholat berjamaah yaitu sholat dzuha dan dzuhur, yang diatur waktu pelaksanaannya oleh lembaga tersebut, 3) Hafal surat-surat pendek dan ayatayat pilihan serta doa sehari-hari; dan Berakhlakul karimah terhadap orang tua, guru dan temannya.86 Kerikulum yang di gunakan dalam metode Tilawati harus sesuai dengan panduan buku Tilawati yang diterbitkan oleh lembaga Tilawati pusat, sehingga dalam pelaksanaannya pembelajaran membaca Al-Quran di MI AlFalah selalu berpedoman pada Tilawati pusat.
1. Materi Pengajaran Materi pengajaran memegang peranan penting, tanpa adanya materi atau bahan pelajaran maka hasil dari proses pembelajaran (AlQur`an) tentunya tidak akan membawa hasil yang memuaskan. 86
Hasil Wawancara dengan Purwanto, S.Pd.I selaku kepala sekolah MI Al-Falah tanggal 10 Pebruari 2011
45
Adapun materi pengajaran di MI Al-Falah tidak menyangkut AlQur`an secara keseluruhan melainkan hanya sebagian saja. Yang telah ditetapkan dalam pedoman pendidikan Al-Qur`an pada lembaga tersebut. Adapun materi yang penulis maksudkan adalah sebagai berikut: a. Materi Utama Materi utama yang diajarkan adalah jilid I sampai VI. Dan setiap materi pembelajaran mempunyai tujuan masing-masing. Dalam kegiatan belajar mengajar di MI Al-Falah Beran Ngawi
mempunyai tujuan
pembelajaran yang berbeda-beda antara jilid I – VI. Secara khusus akan dijelaskan tujuan pembelajaran membaca Al-Qur`an metode Tilawati dari jilid I – IV a. Tujuan Jilid 1 1) Santri mampu membaca huruf hijaiyah berharakat fathah berangkai baik sambung maupun tidak dengan bacaan lancar satu ketukan. 2) Huruf hijaiyah asli 3) Angka Arab b. Tujuan Jilid 2 1) Santri lancar membaca kalimat berharakat kasrah, fathahtain, dhummahtain, kasrahtain dengan benar. 2) Santri lancar membaca bacaan panjang dan pendek 2 harakat (mad) . c. Tujuan Jilid 3 1) Santri mampu membaca huruf-huruf sukun dengan sempurna tanpa ada kesalahan seperti; tawallud, dan saktah. 2) Santri tartil dan fasih membaca menggunakan irama rast. d. Tujuan Jilid 4 1) Santri menguasai praktek bacaan waqaf, ghunnah (mendengung), harful muqatta’ah, mad wajib, mad jaiz. 2) Santri tartil dan fasih membaca menggunakan irama rast. e. Tujuan Jilid 5
46
1) Santri menguasai praktek bacaan Idgham Bi ghunnah dan Bi laghunnah, Qalqalah, Iqlab, Ikhfa` Syafawi, Idzhar 2) Santri tartil dan fasih membaca menggunakan irama rast. f. Tujuan jilid 6 1) Surat-surat pendek, mulai surat Ad-Dhuha sampai dengan surat terakhir An-Nas 2) Ayat-ayat pilihan 3) Musykilat dan Gharib (bacaan bacaan asing yang tidak sesuai dengan tulisannya) b. Materi Pendukung 1) Hafalan surat-surat pendek 2) Hafalan ayat-ayat plihan 3) Hafalan bacaan shalat 4) Hafalan do`a-do`a harian 5) Memahami pelajaran fiqih, tauhid, sejarah, akhlaq 2. Metode Pengajaran Sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya terkait dengan metode pengajaran, pada MI Al-Falah menggunakan metode yang telah ditetapkan oleh Tilawati, diantaranya yaitu dengan 2 pendekatan a. Pendekatan klasikal Adalah proses belajar mengajar yang dilakukan dengan cara bersama-sama atau berkelompok dengan menggunakan peraga. 1) Manfaat klasikal Ada berapa manfaat dalam penerapan klasikal yaitu: a)
Pembiasaan bacaan
b) Membantu santri melncarkan buku c)
Memudahkan penguasaan lagu rast
d) Melancarkan halaman-halaman awal ketika santri sudah halaman akhir. 2) Tehnik klasikal Tehnik klasikal dalam metode Tilwati
47
Tehnik
Guru
Murid
Tehnik 1
Membaca
Mendengarkan
Tehnik 2
Membaca
Menirukan
Tehnik 3
Bersama-sama
Tiga tehnik diatas tidak digunakan semua pada saat praktek klasikal, namun, disesuaikan dengan jadwal atau perkembangan kemampuan santri. Penjelasan: b. Pendekatan individual dengan tehnik baca simak Adalah proses belajar mengajar yang dilakukan dengan cara membaca bergiliran yang satu membaca dan yang lain menyimak. 1) Manfaat baca simak Ada
beberapa
manfaat
dalam
penerapan
baca
simak
menngunakan Tilawati yaitu; a)
Santri tertib dan tidak ramai. Karena semua santri terlibat dalam proses belajar mengajar mulai dari do`a pembuka sampai dengan do`a penutup, sehingga tidak ada waktu luang lagi bagi santri untuk melakukan kegiatan lain
b) Pembagian waktu setiap santri adil Dalam proses baca simak, semua santri akan bergiliran membaca dengan jumlah bacaan yang sama antara santri yang satu dengan yang lainnya c)
Mendengarkan sama dengan membaca dalam hati.
d) Salah
santri
membaca dan
santri
yang
lain
menyimak
(mendengarkan) dalam hati. Bagi santri yang menyimak sama dengan membaca dalam hati. c. Penerapan Metode Tilawati di MI Al-Falah Beran Ngawi Dalam pembelajaran metode Tilawati sistem yang diterapkan adalah klasikal dan individual. Sistem klasikal terdiri dari tiga tehnik yaitu tehnik 1(guru membaca, santri mendengarkan), tehnik 2(guru
48
membaca santri menirukan), tehnik 3(membaca bersama-sama antara guru dan santri). Untuk memperbanyak latihan membaca. Sebelum memahami proses pembelajarannya, perlu adanya pengetahuan rangkaian aktivitas yang akan pendidik lakukan selama belajar berlangsung, sehingga dapat diterapkan aktivitas belajar sesuai dengan item-item yang telah disebutkan, diantaranya yaitu adanya langkah-langkah pembelajaran serta peraturan yang harus dipenuhi oleh peserta didik dalam proses belajar mengajar a. Tata tertib pembelajaran Tilawati Dalam pembelajaran tilawati tata tertib yang harus dipenuhi oleh peserta didik yaitu 1) 10 menit sebelum proses pembelajaran yaitu sebelum guru masuk kelas peserta didik sudah mengambil air wudlu 2) 10 menit sebelum proses pembelajaran yaitu sebelum guru masuk kelas peserta didik sudah ada di kelas 3) Pada proses pembelajaran peserta didik wajib duduk dengan tenang 4) Pada proses pembelajaran peserta didik wajib izin apabila mau kebelakang, dan harus satu persatu 5) Pada proses pembelajaran peserta didik tidak boleh ramai 6) Pada proses pembelajaran peserta wajib mengikuti instruksi guru 7) Pulang dengan tertib87 b. Langkah-langkah pembelajajran Tilawati Adapun urutan dari rangkaian aktivitas tersebut dengan asumsi alokasi waktu 75 menit sebagai berikut:88
87 88
Waktu
Materi
Tehnik
ket
5 menit
Do`a pembuka
Klasik
Lagu rast
15 menit
Peraga tilawati
Klasik
Lagu rast
30 menit
Buku tilawati
Baca simak
Lagu rast
Wawancara Wasingul tanggal 17 Pebruari 2011 di mushola An-Noor Observasi pembelajaran Tilawati di mushola An-Noor tanggal 8 Pebruari 2011
49
15 menit
Materi penunjang
Kasikal
Lagu rast
5 menit
Doa penutup
Klasikal
Lagu rast
Pembukaan yaitu guru mengucapkan salam kemudian mengabsen peserta didik dan di lanjutkan berdo`a dengan tehnik klasikal yaitu bersama-sama, yaitu surat Al-Fatihah dan doa belajar dengan menggunakan lagu rost. Kemudian pendidik mengabsen peserta didiknya, setelah itu pendidik memasaang peraga tilawati. Peraga Tilawati selanjutnya dipasang oleh guru didepan penyangga untuk
melaksanakan
proses
pembelajaran.
Dalam
peraga
ini
menggunakan pendekatan klaskal tehnik 1, 2, dan 3. Pada penerapannya tehnik 1 guru membaca sedangkan murid mendengarkan dengan menghadap kearah alat peraga dengan keadaan tenang serta memahami dari apa yang disampaikan dan dicontohkan oleh seorang guru.berikut penerapannya a) Pendekatan klasikal Adalah proses belajar mengajar yang dilakukan dengan cara bersama-sama atau berkelompok dengan menggunakan peraga. (1)Tehnik klasikal Tehnik klasikal dalam metode Tilwati
Tehnik
Guru
Murid
Tehnik 1
Membaca
Mendengarkan
Tehnik 2
membaca
Menirukan
Tehnik 3
Bersama-sama
Tiga tehnik diatas tidak digunakan semua pada saat praktek klasikal, namun, disesuaikan dengan jadwal atau perkembangan kemampuan santri. (1) Penerapan tehnik klasikal
50
Alokasi waktu pembelajaran dalam dalam penerapan klasikal peraga adalah 15 menit Pembagian
penerapan
klasikal
peraga
dalam
masa
pembelajaran 60 kali pertemuan atau 3 bulan diatur sebagai berikut: Pertemuan
Tehnik
1 kali
Jumlah
ke
klasikal
pertemuan
khatam peraga
1 s.d. 12
Tehnik 1dan 2
5 halaman
3X
peraga 1 s.d. 28
Tehnik 3
10 hal peraga
18 X
Jumlah khatam peraga
21 X
(2) Penjelasan: (a) Pertemuan ke 1 sampai pertemuan ke 15, klasikal peraga menggunakan tehnik 1 dan tehnik 2 saja,
dan setiap
pertemuan menyelesaikan 4 halman peraga. Sampai pertemuan ke 15 tersebut peraga sudah khatam 3 kali.
Tabelnya sebagai berikut Pertemuan Peraga ke
hal
Pertemuan Peraga ke
hal
Pertemuan Peraga ke
hal
51
1
1-5
5
1-5
9
1-5
2
6-10
6
6-10
10
6-10
3
11-15
7
11-15
11
11-15
4
16-20
8
16-20
12
16-20
Khatam 1X
Khatam 2X
Khatam 3X
(b) Pertemuan ke 16 sampai pertemuan ke 51, klasikal menggunakan tehnik 3 saja, dan setiap pertemuan menyelesaikan 10 halaman peraga. Sampai pertemuan ke 51 peraga sudah khatam 21 kali. Tabel sebagai berikut: Pertemuan Peraga
Pertemuan Peraga
ke
hal
ke
hal
13
1-10
19
1-10
14
11-20
20
11-20
15
1-10
21
1-10
16
11-20
22
11-20
17
1-10
23
1-10
18
11-20
24
11-20
Khatam 6X
Khatam 9X
Pertemuan Peraga ke
hal
25
1-10
52
26
11-20
27
1-10
28
11-20
Khatam 11X (c) Pertemuan ke 29 sampai ke 60 di gunakan untuk pemantapan dan munaqosyah Dalam menerapkan klasikal peraga di atas ada beberapa hal yang perlu di perhatikan yaitu: a.
Alokasi waktu klasikal 15 menit tidak boleh di kurangi
b.
Pada saat klasikal tehnik 2 dan 3 guru harus ikut membaca, karena sebagai komando agar santri ikut membaca.
c.
Tidak diperkenenkan menunjuk salah satu santri untuk memimpin klasikal atau menunjuk santri untuk membaca
d.
Saat memimpin klasikal guru hendaknya bersuara jelas dan lantang, untuk menggugah semangat belajar santri
b) Pendekatan individual dengan tehnik baca simak Adalah proses belajar mengajar yang dilakukan dengan cara membaca bergiliran yang satu membaca dan yang lain menyimak. (1)Penerapan tehnik baca simak Alokasi waktu pembelajaran dalam penerapan baca simak menggunakan buku tilawati adalah 30 menit dalam setiap pertemuan dengan tahap sebagai berikut (a) Guru menjelaskan pokok bahasan pada halaman buku yang akan di baca (b) Sebelum baca simak, diawali dengan membaca secara klasikal halaman buku yang akan di ajarkan pada
53
petemuan tersebut. Sedangkan tehnik yang digunakan disamakna dengan tehnik klasikal peraga saat itu. Contoh: Klasikal pada pertemuan tersebut klasikal peraga menggunakan tehnik 1 dan 2, maka klasikal juga menggunakan tehnik 1 dan 2, begitu juga ketika klasikal peraga menggunakan tehnik 3 maka klasikal buku juga menggunakan tehnik 3. (c) Santri membaca tiap baris bergiliran sampai masingmasing santri membaca 1 halaman penuh dalam bukunya. Contoh: pada hari ini guru mengajar buku tilawati jilid 3 halaman 5 . Pada halaman 5 terdapat 8 baris bacaan. Santri
Buku jilid 2 halaman 5
ke
Putaran 1
2
3
4
5
6
7
8
1
1
2
3
4
5
6
7
8
2
2
3
4
5
6
7
8
1
3
3
4
5
6
7
8
1
2
4
4
5
6
7
8
1
2
3
5
5
6
7
8
1
2
3
4
6
6
7
8
1
2
3
4
5
7
7
8
1
2
3
4
5
6
8
8
1
2
3
4
5
6
7
9
1
2
3
4
5
6
7
8
10
2
3
4
5
6
7
8
1
Tehnik baca simak ini menggunakan sisitem rolling (berputar) dengan patokan anak 1.dengan demikian setiap anak akan membaca 1 halaman penuh
54
Ketika baca simak dilakukan pendidik juga mamantau anak didik yang membaca dan yang menyimak, yaitu seorang memahami betul makhorijul huruf yang dilafalkan oleh peserta didik, selain itu juga memperhatikan tajwid dan lagu baca peserta didik,untuk penilaian kenaikan halaman. Kegiatan selanjutnya yaitu pemberian materi penunjang selama 15 menit. Materi penunjang ini diantaranya yaitu hafalan ayat-ayat pilihan, bacaaan sholat, dan do`a-do`a harian serta surat-surat pendek yang menggunakan lagu Tilawati yaitu lagu rast. Selain
materi
penunjang tersebut materi penunjang juga ada yang berbentuk dongeng, yang biasanya dongeng-dongeng tersebut mengandung ajaran budi pekerti. Bila proses pembelajaran inti telah dilakukan, selanjutnya guru dan siswa bersiap-siap untuk mengakhiri proses belajar dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1) Melakukan evaluasi belajar harian. 2) Memberikan penghargaan bagi siswa yang tertib, dan 3) Memberi sangsi bagi siswa yang kurang tertib, misal: pulang paling lambat. 4) Doa dan pulang dengan tertib.89 Selain beberapa metode di atas untuk menunjang keberhasilan belajar membaca Al-Qur`an adalah sebagai berikut: 7) Metode Demonstrasi Metode demonstrasi merupakan metode mengajar dengan menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana berjalannya suatu proses pembentukan tertentu kepada siswa.90
89
Observasi pembelajaran Tilawati di mushola An-Noor tanggal 8 Pebruari 2011 90 Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta : Ciputat Pers, 2002), cet. 1, hlm. 190
55
Prosedur demonstrasi yang dikemukakan oleh Wina Sanjaya.
Beliau
berpendapat
bahwa,
sebelum
demonstrasi
dilakukan ada beberapa hal yang harus diperhatikan, diantaranya: f. Aturlah tempat duduk yang memungkinkan semua siswa dapat memperhatikan dengan jelas apa yang didemonstrasikan. g. Kemukakan apa yang harus dicapai oleh siswa. h. Mulailah demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang merangsang siswa untuk berfikir, misalnya melalui pertanyaanpertanyaan, sehingga mendorong siswa untuk tertarik memperhatikan demonstrasi. i. Ciptakan suasana yang menyejukkan dengan menghindari suasana yang menegangkan. j. Apabila demonstrasi selesai dilakukan, proses pembelajaran diakhiri dengan memberikan tugas-tugas tertentu yang ada kaitannya dengan pelaksanaan dan proses pencapaian tujuan pembelajaran.91 8) Metode Latihan Metode Latihan merupakan suatu metode pengajaran dengan jalan melatih anak didik terhadap bahan pelajaran yang sudah diberikan.92 ceramah,
kemudian
Metode latihan ini digunakan setelah guru ada
waktu
yang
tersisa
anak
didik
diperintahkan untuk latihan dari pelajaran membaca Al-Qur`an. Dengan latihan, diharapkan siswa mampu membaca Al-Qur`an secara terampil dan benar. 9) Metode Sorogan Metode sorogan yaitu penyampaian pelajaran dimana seorang santri atau murid maju dengan membawa kitab untuk dibaca dihadapan seorang seorang guru atau kyai. Jadi dapat diartikan
bahwa metode Sorogan merupakan proses belajar
mengajar yang dilakukan dengan cara satu persatu (secara
91
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2007), cet.3, hlm 154 92 Zuhairini, dkk., Metodologi Pendidikan Agama, (Solo: Ramadhani, 1993), cet. 1, hlm. 80
56
individu) sesuai dengan meteri pelajaran yang dipelajari.93Metode ini digunakan untuk mengukur kemampuan peserta didik satu persatu. Karena dengan metode ini peserta didik akan berhadapan dengan guru(pendidik) satu persatu dan dengan demikian akan diketahui mana peserta didik yang sudah bisa dan yang belum. 10) Metode Baca Simak Metode baca simak merupakan proses belajar mengajar yang dilakukan dengan cara sebagian waktu untuk membaca secara bersama-sama dan sebagian waktu yang lainnya untuk membaca secara individu atau kelompok, sedangkan murid yang lain menyimak.94Penerapan metode ini akan menjadikan peserta didik fokus terhadap bacaan, karena ketika teman yang satu membaca maka dirinya tentu akan meniru meskipun dengan perlahan-lahan suaranyapun tidak keras karena dirinya sadar akan membaca dan disimak teman juga, sehingga lagu rost yang diterapkan dalam bacaan peserta didik tersebut berupaya menerapkannya 11) Metode Ceramah Metode ceramah adalah penerangan dan penuturan secara lisan oleh guru terhadap kelasnya. Selama berlangsungnya ceramah, guru bisa menggunakan alat pembantu seprti gambar bangun, agar uraiannya menjadi lebih jelas. Tetapi metode utama dalam perhubungan guru dengan murid-murid adalah berbicara.95 12) Metode Pemberian Tugas Metode resitasi adalah metode pemberian tugas di luar jam pelajaran. Dalam pelaksanaan metode ini anak-anak dapat mengerjakan
93
tugasnya
tidak
hanya
di
rumah,
tetapi
di
Nur Uhibiyati dan Abu Ahmadi, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung : pustaka setia, 1997), cet.1, hlm. 157. 94 Imam Murjito, Metode Pedoman Praktis Pengajaran Ilmu Baca Al-Quran Qiroati, (Semarang : Yayasan Pendidikan Al-Qur`an Raudhatul Mujawiddin, t.th), hlm, 25. 95 B. Suryosubroto, Op. Cit., hlm.155
57
perpustakaan,
di
laboratorium,
dipertanggung jawabkan kepada guru.
dan
sebagainya
untuk
96
Hal-hal yang hendaknya dilakukan guru agar pemberian tugas yang diberikan dapat bermanfaat untuk siswa dan melatih siswa bertanggung jawab antara lain: e) Setiap tugas yang diberikan harus dikontrol f) Siswa yang mengalami kegagalan harus dibimbing g) Hargailah setiap tugas yang dikerjakan murid h) Berikan dorongan bagi siswa untuk melaksanakan tugas dengan baik.97 3. Media atau Alat Media dapat mencapai tujuan pembelajaran yang baik maka pembelajaran Al-Qur`an juga perlu didukung adanya alat-alat bantu yang mendukung dalam proses pembelajaran membaca Al-Qur`an dalam rangkaian pencapaian tujuan yang telah dirumuskan. Adapun media yang dipakai dalam pembelajaran membaca AlQur`an di MI Al-Falah selain papan tulis dilengkapi juga dengan alat yang dijadikan sumber belajar adalah buku pegangan yang mencakup: buku peraga tilawati, dan buku pegangan bagi peserta didik yaitu buku pelajaran membaca Al-Qur`an (metode Tilawati jilid 1-6) yang disusun oleh Hasan Sadzili dkk 4. Evaluasi Kegiatan ini merupakan langkah terakhir yang dilaksanakan oleh guru menilai hasil belajar peserta didik. Selain itu juga untuk mengetahui keberhasilan guru mengantarkan siswa untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Adapun evaluasi yang dilakukan di MI Al-Falah beran Ngawi di bawah ini:
a. Tertulis 96
Abu Ahmadi dkk, SBM (Strategi Belajar Mengajar), (Bandung : C.V. Pustaka Setia, 1997), hlm.61. 97 Ramayulis, Op.Cit, hlm.165-167
58
Tes tertulis ini ada 2 pelaksanaannya 1) Satu minggu satu kali Tes ini dilaksanakan setiap hari kamis setelah selesai pembelajaran tilawati 2) 3 Bulan sekali Evaluasi yang dilakukan adalah evaluasi terhadap mata pelajaran
yang
sudah
diajarkan
dalam
3
bulan
dengan
menggunakan instrumen/lembar evaluasi yang telah disediakan. b.
Tidak Tertulis Hal ini dilakukan setiap hari yang terkait dengan materi pelajaran seperti bacaan tajwid. Dalam evaluasi ini juga berkaitan dengan kenaikan jilid. Yaitu terdapat 2 tahap pelaksanaan evaluasi: 1) Tes harian secara klasikal yang langsung di nilai oleh pendidik yang berhubungan dengan kenaikan halaman 2) Tes yang dilakukan 3 bulan 1x Tes ini dilaksanakan pada 3 bulan 1x untuk kenaikan jilid. Bentuk evaluasi ini adalah setiap anak mendapatkan soal dari guru untuk membaca jilid tilawati sesuai dengan instruksi guru, dan setiap anak minimal membaca 10 halaman jilid tilawati.98 Bentuk penilaian untuk tes membaca Al-Qur`an metode tilawati adalah sebagai berikut Lembar Munaqosyah Santri Metode Tilawati Tanggal
:
Jenjang
:
Nama santri
:
Santri dari ustadzah
:
Penilaian
98
Wawancara Wasingul tanggal 16 Pebruari 2011 di mushola An-Noor
59
No 1
2
3 4
Bidang Fashahah Waqaf &ibtida` Kesempurnaan mengucapkan harakat Kesempurnaan huruf dan kalimat Tajwid Makharijul huruf Sifatul huruf Ahkamul mad wal qasr Suara dan lagu Gharib dan musykilat Total
Dinyatakan Naik/perbaikan/mengulang jilid
Pengurangan
:
Cataan: 1. Kelancaran : 2. Tajwid
:
3. Suara dan lagu
:
5. Tahap Membaca Al-Qur`an di MI Al-Falah Beran Ngawi Tahapan merupakan suatu tingkatan tertentu, dalam hal ini ada beberapa tahapan belajar membaca Al-Qur`an yaitu membaca dengan tartil dan mempelajari ilmu tajwid. MI Al-Falah sangat memperhatikan tingkatan-tingkatan dalam belajar membaca Al-Qur`an karena semua ini dalam upaya memudahkan para siswa dalam belajar membaca Al-Qur`an, sesuai dengan tingkatan yaitu bagi jilid 1 dan 2 untuk kelas 1 MI, jilid 3 dan 4 untuk kelas 2, dan jilid 5,6 untuk kelas 3, kelas 4 Al-Qur`an juz 1-2, kelas 5 al-Qur`an juz 110, dan kelas 6 juz 1-30 Membaca Al-Qur`an secara baik dan benar sangat ditekankan pada semua jilid, dari jilid I sampai VI atau Al-Qur`an. Oleh karena itu pembagian materi disesuaikan dengan tingkatan jilid masing-masing siswa yaitu jilid I sampai VI pada buku Tilawati masing-masing. BAB IV
Nilai
60
ANALISIS PENERAPAN METODE TILAWATI DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA AL-QUR`AN DI MI AL-FALAH BERAN NGAWI JAWA TIMUR Bentuk penelitian skripsi kualitatif yaitu penelitian dengan memaparkan dalam bentuk kualitatif terhadap obyek yang didasarkan pada kenyataan dan fakta, sehingga untuk mengenalisis data yang telah dikumpulkan digunakan teknik deskriptif (analisis non statistik) yaitu menganalisis data dengan bertajuk pada fenomena, yang kemudian dikaitkan dengan berbagai pendapat yang telah ada. MI Al-Falah Beran Ngawi adalah MI AL Falah Beran Ngawi adalah lembaga pendidikan setingkat Sekolah Dasar( SD ) berciri khas agama islam, dan berada dibawah naungan Lembaga Pendidikan Ma’arif Nahdatul ‘Ulama’ ( LP Ma’arif NU ). Tujuan pendirian lembaga ini adalah ikut mencerdaskan kehidupan bangsa dengan berlandaskan ajaran agama Islam. Dengan berbagai karakteristik kelebihan serta kekurangannya penulis termotivasi untuk menganalisis MI Al-Falah tersebut terkait dengan tujuan yang ada. Analisis dalam skripsi ini meliputi : Analisis terhadap metode Tilawati dan Analisis terhadap penerapan pembelajaran membaca Al-Qur`an di MI Al-Falah Beran Ngawi.
A. Analisis Terhadap Materi Adapun materi pengajaran di MI Al-Falah tidak menyangkut Al-Qur`an secara keseluruhan melainkan hanya sebagian saja. Yang telah ditetapkan dalam pedoman pendidikan Al-Qur`an pada lembaga tersebut. a.
Materi Utama Materi utama yang diajarkan adalah jilid I sampai VI.
b.
Materi Pendukung 1) Hafalan surat-surat pendek 2) Hafalan ayat-ayat plihan 3) Hafalan bacaan shalat 4) Hafalan do`a-do`a harian
61
5) Memahami
pelajaran
fiqih,
tauhid,
sejarah,
akhlaq
untuk jilid 1-2 kelas 1, jilid 3,4 kelas 2, jilid 5,6 kelas 3, Qur`an juz 1,2 kelas 4. Qur`an juz1-10 kelas 5, kelas 6 Qur`an juz 1-30, penetapan belum berlaku maximal di MI Al-falah karena penerapannya baru berjalan 1 tahun lebih 6 bulan.
B. Analisis Terhadap Metode Penerapan metode tilawati yang terdiri dari dua pendekatan yaitu klasikal dan individual di MI Al-Falah dalam prakteknya tidak hanya menggunakan dua metode tersebut, yaitu tergantung situasi dan kondisi anak dalam kelas. Di MI Al-Falah selain menggunakan metode baca simak dan klasikal juga menggunakan Metode tanya jawab yang dilaksanakan ole pendidik Tilawati di MI Al-Falah Beran Ngawi a. Menyimpulkan pelajaran yang telah lalu. Setelah guru menguraikan suatu persoalan, kemudian guru mengajukan suatu pertanyaan. b. Melanjutkan pelajaran yang telah lalu. Dengan mengulang pelajaran yang sudah diberikan dalam bentuk pertanyaan, guru akan dapat menarik perhatian kepada pelajaran baru.. c. Memimpin pengamatan atau pemikiran murid. Ketika murid menghadapi suatu persoalan maka pemikiran murid dapat dibimbing dengan mengajukan pertanyaan. Saat murid tidak memperhatikan guru, diberi pertanyaan mendadak agar perhatian murid kembali kepada guru dan mendengarkan penjelasan guru. d. Menyelingi pembicaraan untuk merangsang perhatian murid dalam belajar sehingga dengan jalan demikian dapat meningkatkan semangat murid. Hal ini dilaksanakan ketika proses pembelajaran membaca Al-Qur`an dilaksanakan pada pertengahan proses membaca peserta didik baik klasikal ataupun individual. Ketika ada bacaaan yang salah maka guru langsung memberikan pertanyaan dan menyuruh peserta didik untuk mengulanginya lagi sampai benar dengan bimbingan guru.
62
Proses penerapan metode pembelajaran membaca Al-Qur`an dapat dilihat pada pelaksanaan metode mengajar yang digunakan. Pelaksanaan Demonstrasi yang dilaksanakan dalam pembelajaran membaca Al-Qur`an bagi siswa MI Al-Falah Beran Ngawi dimulai dengan mengemukakan materi pokok terlebih dahulu, untuk mengukur pemahaman siswa, guru melempar pertanyaan. Guru mengatur tempat duduk siswa supaya semua siswa dapat melihat gerakan guru saat melakukan demonstrasi. Keakraban yang terjalin antara guru dan siswa, membuat siswa tidak segan bertanya tentang hal yang tidak mereka ketahui. Setelah demonstrasi selesai, guru memberi instruksi siswa untuk melakukan hal yang sama yang di contohkan oleh guru, misalnya melafalkan bacaan idzghom. Metode demonstrasi yang dilaksanakan dalam pembelajaran siswa MI Al-Falah sesuai dengan prosedur demonstrasi yang dikemukakan oleh Wina Sanjaya. Beliau berpendapat bahwa, sebelum demonstrasi dilakukan ada beberapa hal yang harus diperhatikan, diantaranya: a. Mengatur tempat duduk yang memungkinkan semua siswa dapat memperhatikan dengan jelas apa yang didemonstrasikan. b. Mengemukakan apa yang harus dicapai oleh siswa. c. Memulai demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang merangsang siswa untuk
berfikir,
misalnya
melalui
pertanyaan-pertanyaan,
sehingga
mendorong siswa untuk tertarik memperhatikan demonstrasi. d. Menciptakan suasana yang menyejukkan dengan menghindari suasana yang menegangkan. Apabila demonstrasi selesai dilakukan, proses pembelajaran diakhiri dengan memberikan tugas-tugas tertentu yang ada kaitannya dengan pelaksanaan dan proses pencapaian tujuan pembelajaran. Metode ceramah yang diterapkan bagi siswa MI Al-Falah, guru terlebih dahulu menjelaskan tujuan materi yang akan disampaikan. Penjelasan tujuan materi ini agar siswa mengetahui kegiatannya dalam belajar. Tujuan tersebut juga dapat membangkitkan motivasi belajar siswa.
63
Guru sangat memahami kondisi siswa, oleh karena itu materi disampaikan dengan jelas, pelan, dan penjelasan guru senantiasa diulang-ulang agar siswa lebih memahami maksud yang disampaikan guru. Metode ini mengandalkan kepiawaian guru dalam berkomunikasi dan mengkondisikan siswa agar tetap fokus terhadap pelajaran. Apabila terdapat poin penting dari materi, maka materi tersebut disampaikan dengan cara mengulang kalimat dan menanyakan kepada siswa apakah sudah paham materi yang disampaikan guru. Penerapan metode ceramah bagi siswa diawali dengan guru menyampaikan materi dengan jelas, pelan dan diulang-ulang agar siswa lebih paham materi yang disampaikan. Gurupun juga memberi kesempatan siswa untuk menanyakan hal yang belum mereka ketahui. Media yang digunakan guru adalah papan tulis dan alat tulis. Dalam menggunakan metode ceramah, pendidik tilawati menerapkan langkah-langkah berikut ini a. Dalam menerangkan pelajaran Guru Tilawati menggunakan kata-kata yang sederhana, jelas, dan mudah dipahami oleh para siswa. b. menggunakan alat visualisasi, seperti penggunaan papan tulis atau media lainnya yang tersedia untuk menjelaskan pokok bahasan yang disampaikan. c. Mengulang kata atau istilah-istilah yang digunakan agar lebih jelas. Hal ini dapat membantu siswa yang kurang atau lambat kemampuan daya tangkapnya. d. Merinci bahan yang disampaikan, dengan menghubungkan materi dengan contoh-contoh yang konkrit. e. Mencari umpan balik sebanyak mungkin sewaktu ceramah berlangsung. Misalnya dengan menanyakan materi yang baru saja disampaikan kepada siswa. Untuk mengevaluasi pemahaman siswa terhadap materi yang telah disampaikan, guru hendaknya memberikan pertanyaan tidak hanya secara lisan tetapi juga secara tertulis. Selain dapat mengetahui pemahaman siswa,
64
pertanyaan secara tertulis juga bisa meningkatkan kecakapan siswa dalam menulis. Secara umum, penerapan metode ceramah yang dilaksanakan untuk siswa MI Al-Falah Beran Ngawi dengan jelas, pelan, dan di ulang-ulang. Sesuai dengan pendapat Dimyati dan mujiono tentang belajar, yaitu melatih daya-daya yang ada pada manusia yang terdiri atas daya mengamat, menanggap, dan mengigat. Dengan mengadakan pengulangan, maka daya-daya tersebut akan berkembang. Gurupun juga memberi kesempatan siswa untuk menanyakan hal yang belum mereka ketahui. Media yang digunakan guru adalah papan tulis dan perlengkapannya. Metode sorogan penerapannya sudah ada dalam pendekatan individual selain pwnggunaan baca simak murid ketika membaca ada juga pendidik yang menggunakan metode sorogan sebagai penambah dari metode baca simak. Dalam pembelajara Tilawati terlihat jelas hukum suatu bacaan, karena dalam buku pegangan maupun peraga dalam materi yang di sampaikan, maka cetakan kata di cetak merah untuk mempermudah siswa mengamati dan memahami suatu bacaan sehingga peserta didik dapat konsentrasi pada suatu hukum bacaan. Metode pemberian tugas dilaksanakan ketika anak selesai dalam pembelajaran, hal ini berguna untuk peserta didik sendiri untuk melatih kemandirian Manfaat pemberian tugas yang diberikan kepada siswa antara lain: a. Siswa belajar mengambil inisiatif sendiri dalam segala tugas yang diberikan. b. Dapat mempertebal rasa tanggung jawab, karena tugas yang dikerjakan dipertanggungjawabkan dihadapan guru. c. Dapat memperdalam pengertian dan kecakapan siswa. Hal-hal yang hendaknya dilakukan guru agar pemberian tugas yang diberikan dapat bermanfaat untuk siswa dan melatih siswa bertanggung jawab antara lain: a) Mengontrol setiap tugas yang diberikan harus dikontrol
65
b) Membimbing Siswa yang mengalami kegagalan harus dibimbing c) Menghargai setiap tugas yang dikerjakan murid d) Memberikan dorongan bagi siswa untuk melaksanakan tugas dengan baik. Penerapan metode drill atau latihan kepada siswa MI Al-Falah digunakan untuk mengajari siswa membaca dan menulis. Dalam membaca, siswa tidak diberikan buku bacaan secara langsung. Sehingga guru masih membimbing siswa dalam belajar membaca.
C. Analisis Terhadap Alokasi Waktu Pelaksanaan tilawati sendiri di MI Al-Falah ternyata tidak seperti dalam kurikulum yang di tetapkan oleh LPTKA pusat. Dengan aturan tilawati ada 5x pertemuan dalam satu minggu dengan alokasi 75 menit setiap tata muka, akan tetapi di MI Al-Falah ini melaksanakan pembelajaran 1 minggu 4x dengan alokasi waktu 70 menit setiap tatap muka, jadi pemantapan munaqosahnya sangat lama, akan tetapi tidak jadi kendala ketika kurikulum yang diterapkan di MI dengan alokasi pertemuan I minggu 4x tidak berpengaruh lambatnya pemahaman peserta didik dalam mempelajari Al-Qur`an dengan metode tilawati, akan tetapi menurut peneliti akan lebih baik selain hari efektif tatap muka tilawati, juga di gunakan untu tadarus, yaitu ketika setiap 15 menit sebelum proses belajar mengajar dilaksanakan. Hal tersebut ajkan berdampak baik untuk anak, karena pembiasaan tadarrus, maka akan kuat ingatannya terhadap Al-Qur`an
D. Analisis Terhadap Pendekatan Pembelajaran merupakan sebuah proses membelajarkan siswa dalam membaca Al-Qur`an dimana dalam proses pembelajaran tersebut menghasilkan perubahan yang bersifat permanen dan dapat ditunjukkan dengan perubahan pengetahuan pemahaman sikap dan tingkah laku serta keterampilan maupun kebiasaan-kebiasaan serta perubahan aspek lain. Adapun dalam proses pembelajaran membaca Al-Qur`an, MI Al-Falah menggunakan pendekatan klasikal dan individual yang artinya proses belajar
66
mengajar dalam membaca Al-Qur`an di laksanakan secara bersamasama(klasikal), dan pada pada pendekatan individual menggunakan baca simak, dengan demikian kemampuan anak akan diketahui. Dan pada pendekatan klasikal proses pembelajarannya tersebut diharapkan guru dapat mengajarkan
pokok
pelajaran
ditiap-tiap
halaman
tilawati
maupun
menyampaikan materi yang sulit secara berulang-ulang. Proses pembelajaran diharapkan guru dapat mengajarkan pokok pelajaran yang ada di setiap halaman Tilawati, maupun menyampaikan materi yang sulit secara berulang-ulang. Demikian siswa yang kurang lancar dapat mengikutinya dengan baik. Selain itu dalam proses pembelajarannya dalam satu kelas terdiri dari kelompok-kelompok, yang setiap kelompoknya terdiri dari guru tetap. Sehingga anak yang di didik dapat konsentrasi melaksanakan pelajaran, dan gurupun dapat mendidik anak didiknya secara maksimal.
E. Analisis Terhadap Evaluasi Pelaksanaan evaluasi pembelajaran Al-Qur`an metode Tilawati tiga bentuk, yaitu pre tes, tes harian, dan tes kenaikan jilid yang dilaksanakan setiap 3 bulan 1x. dalam evaluasi kenaikan jilid peserta didk dibebani minimal 10 halaman untuk dibaca. Dan ketentuan halaman diserahkan penuh kepada penguji masing-masing peserta didik. Pelaksanaan evaluasi untuk kenaikan halaman langsung dilaksanakan ketika saat proses belajar mengajar berlangsung, yaitu seorang pendidik langsung mengamati kemampuan peserta didiknya, karena dalam proses belajar mengajar pada metode baca simak kemampuan siswa dalam membaca, memnerapkan lagu rast dapat dinilai langsung oleh pendidik. Pemberian nilai pada masing-masing peserta didik dilaksanakn dengan pedoman KKM yang telah ditetapkan oleh Tilawati pusat, dengan ketentuan minimal kelulusan adalah≥70
67
F. Analisis Terhadap Media . Guru menggunakan media peraga untuk mengajari siswa membaca. Teknis pengajarannya dengan memperhatikan peraga yang berisi materi bacaan Tilawati, sehingga pandangan siswa terpusat pada bacaan yang ada di dalam peraga tersebut. Pada penerapannya yang dilakukan oleh pendidik dalam tahap awal adalah guru membaca siswa menirukan, kemudian guru membaca siswa menirukan, dan langkah ketiga membaca brsama antara guru dan siswa. Peraga tilawati ada sendiri, bentuknya lebih besar daripada buku tilawati untuk pegangan santri, dan tuliasannya besar-besar, dan tulisan dalam peraga ada cetakan merah sesuai dengan materi.Teknis seperti ini cukup efektif, karena memudahkan siswa agar bisa membaca.
68
BAB V PENUTUP
A.
Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang lakukan di MI Al-Falah Beran Ngawi, dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Penerapann metode Tilawati di MI Al-Falah Beran Ngawi, mempunyai ciri khas tersendiri yaitu dengan pendekatan Klasikal dan Individual. Pendekatan Klasikal dilaksanakan dengan 3 tehnik yaitu a.
Tehnik 1(guru membaca siswa mendengarkan),
b.
Tehnik 2(guru membaca siswa menirukan), dan
c.
Tehnik 3 guru dan siswa sama-sama membaca.
Pendekatan Individual dilaksanakan dengan tehnik baca simak dengan system rolling, dengan harapan akhir siswa dapat membaca satu halaman penuh secara keseluruhan. Target pembelajaran tilawati adalah siswa hendaknya dapat tartil membaca Al-Qur`an, khatam Al-Qur`an 30 juz dan tartil dalam membaca Al-Qur`an. Tartil tersebut meliputi: a.
Fashahah Menguasai secara praktek: 1) Al wal-waqfu wal ibtida` 2) Muraatul huruf wal harakat 3) Muraatul kalimat wal ayat
b.
Tajwid 1) Makharijul huruf 2) Sifatul huruf 3) Ahkamul huruf 4) Ahkamul mad wal qasr
c.
Gharib dan Musykilat
d.
Suara dan Lagu
69
Evaluasi dalam tilawati ini dilakukan setiap 3 bulan sekali untuk kenaikan jilid. Sedangkan untuk kenaikan halaman setiap di akhir pertemuan sebelim pulang, dengan ketentuan dari pendidik, dan sesuai pedoman pelaksanaan munaqasyah.
B.
Saran-Saran Dari hasil penelitian yang telah penulis lakukan ternyata masih ada halhal yang dalam pelaksanaan perlu di evaluasi. Maka dengan dengan kerendahan hati penulis memberikan masukan sebagai berikut: 1. Telah menjadi tugas kita bersama khususnya pakar pendidikan dalam memperoleh sistem pendidikan, khususnya pendidikan baca tulis AlQur`an bagi anak-anak sejak dini. 2. Pihak MI AL-Falah Beran Ngawi (kepala dan sekretaris atau administrasi MI Al-Falah serta ustadz dan ustadzah) sebagai pelaksana pendidikan hendaknya memberi perhatian yang lebih terhadap pembelajaran membaca Al-Qur`an
dengan
metode Tilawati
guna
meningkatkan kualitas
pengajaran. 3. Mengingat tujuan pembelajaran membaca Al-Qur`an yang ada, sedangkan waktu yang ada sangat terbatas, maka perlu adanya peningkatan kualitas pembelajaran. 4. Pelaksanaan metode Tilawati di MI Al-Falah Beran Ngawi sebaiknya selalu memperhatikan aturan yang telah ditentukan oleh koordinator pusat demi tercapainya tujuan pembelajaran yang baik. 5. Dalam sarana prasarana yang di gunakan sudah cukup bagus akan tetapi alangkah baiknya ada tempat tersendiri dalam pelaksanaannya. Karena ketika tempat pembelajaran itu dilaksanakan di dalam masjid secara bersama dengan kelompok lain, maka pembelajaran kurang efektif, sehingga ketika anak jenuh maka dia akan berlarian mencari teman yang lain untuk diajak bermain. Jadi peneliti memberikan saran supaya ada tempat khusus untuk pelaksanaaan pembelajaran, yaitu satu ruangan untuk satu kelompok.
70
C.
Kata Penutup Syukur kehadirat Rabb Semesta Alam yang telah memberikan taufiq hidayah dan inayah-Nya sehingga penulis mempunyai kemampuan dalam melaksanakan penulisan skripsi ini. Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyusun skripsi ini mulai dari proses awal sampai akhir, semoga dapat membahagiakan dan menjadi amal Sholeh di sisi Allah. Dengan
segenap
keterbatasan
yang
dimiliki
penulis
baik
kemampuan maupun pengetahuan sehingga mempengaruhi dalam penulisan skripsi ini sehingga penulis menyadari betul bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan melainkan banyak kesalahan dan kekeliruan oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat kepada semua pihak, khususnya bagi penulis dan semua pembaca pada umumnya, amin.
DAFTAR PUSTAKA Abdurrahman, Mulyono, Pendidikan Bagi Anak yang Berkesulitan Jakarta Rineka Cipta,1999, cet.1.
Belajar,
Abi Dawud, Al Imam, Sunan Abi Dawud, juz 1,Mesir: Al-Qahirah, 2007. Ahmadi, Abu dkk, SBM Strategi Belajar Mengajar, Bandung : C.V. Pustaka Setia, 1997. Al Ghazali, Al Imam, Ihya` Ulumuddin, Juz I, Libanon: Dar Al-Kitab Al-Islami, t.th. Alam, Tombak Ilmu Tajwid, Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2009, cet.1. Ali, Mohammad Daud, Pendidikan Agama Islam, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1998. Al-Mahmud, Muhammad, Hidayatul Mustafid, Surabaya: Al-Hikmah. Al-Maraghi, Ahmad Musthafa, Tafsir Al-Maraghi ,juz XV,Semarang: P.T. Karya Thoha Putra, 1993. An-Nahlawi, Abdurrahman, Prinsip-Prinsip dan Metode Pendidikan Islam, Bandung: Diponegoro, 1989. Arief, Armai, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta : Ciputat Pers, 2002, cet. 1. Arikunto, Suharsimi, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2001. __________, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta, 2006. Arsyad, Azhar, Media Pelajar, Jakarta: P.T. Raja Grafindo Persada, 2003. Asnawir dan M. Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, Jakarta: Ciputat Press, 2002. Danim, Sudarwan, Menjadi Peneliti Kualitatif, Bandung: Pustaka Setia, 2002. Darajat, Zakiyah, et.al., Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2010, cet.2. De Potter, Bobbi dan Mike Hernarcki, Quantum Learning, Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan, terj.Alwiyah Abdurrahman, Bandung: Kaifa, 2009, cet.27.
Dewan Redaksi Ensiklopedia Islam, Ensiklopedia Islam, Jakarta: Ichtiar Baru, 1993, Cet. I. Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2006. Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta:P.T. Rineka Cipta, 2006, cet.3. Djamarah, Syaiful Bahri, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, Jakarta : PT Asdi Mahasatya, 2005, cet.2. Fathoni, Abdurrahmat, Metodologi Penelitian & Teknik Penulisan Skripsi, Jakarta, Rineka Cipta, 2006. Hadi, Sutrisno, Metodologi Research, Jilid 1, Yogyakarta: Andi Ofset, 1989. Hamalik, Oemar, Proses Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009, cet.9. Handayani, Sri, Penerapan Metode A Ba Ta Tsa Dalam Pembelajaran Membaca Al Qur`An Bentuk Halaqoh Di Lembaga Tahfidzul Qur`An Anak-Anak Ltqa Yayasan Al-Hikmah Pela Mampang Jakarta Selatan. Semarang: Perpustakaan Wali Songo, 2009. Hasan, Abdurrahim dkk, Strategi Pembelajaran Al-Qur`An Metode Tilawati Surabaya: Pesantren Al-Qur`an Nurul Falah, 2010. Hasil Observasi 9 Pebruari 2011 di Kantor MI Al-Falah Hasil Observasi tanggal 5 pebruari 2011 Hasil Wawancara dengan Purwanto, S.Pd.I selaku Kepala Sekolah MI Al-Falah tanggal 10 Pebruari 2011 Hasil Wawancara dengan Purwanto, S.Pd.I selaku kepala sekolah MI Al-Falah tanggal 10 Pebruari 2011 Hasil Wawancara Purwanto S.Pd.I tanggal 7 Pebruari 2011 Khon, Abdul Majid, Praktikum Qira`at Keanehan Bacaan Al-Qur`an Qira`at Ashim dari Hafash, Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2008, cet.1. Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur`an, Al-Qur`an Terjemah Bahasa Indonesia, Kudus, Menara Kudus, 2006. Mardiyo, Pengajaran Al-Qur`an dalam Habib Thoha, dkk, Metodologi Pengajaran Agama, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1999.
Mulyasa, E., Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep Karakteristik dan Implementasi, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008, Cet. 11. Munir, M. Misbahul, Pedoman Lagu-Lagu Tilawatil Qur`an Dilengkapi Tajwid dan Qasidah, Surabaya: Apollo, 1997, cet.3. Murjito, Imam, Metode Pedoman Praktis Pengajaran Ilmu Baca Al-Quran Qiroati, Semarang: Yayasan Pendidikan Al-Qur`an Raudhatul Mujawiddin, t.th. __________, Penjelasan dan Keterangan “Pelajaran Bacaan Ghorib/ Musykilat” untuk Anak-Anak, Semarang: Yayasan Pendidikan Al-Quran Raudhatul Mujawwidin, t.th. Mursi, Syaikh Muhammad Said, Seni Mendidik Anak, Jakarta: Arroya. t.th. Nasution, S., Kurikulum dan Pengajaran, Jakarta: Bumi Aksara,1989. Nazir, Moh., Metode Penelitian, Bandung: Ghalia Indonesia, 2009. Observasi pembelajaran Tilawati di Mushola An-Noor tanggal 8 Pebruari 2011 Observasi pembelajaran Tilawati di Mushola An-Noor tanggal 8 Pebruari 2011 Hasil Wawancara Wasingul tanggal 19 Pebruari 2011 Pidarta, Made, Landasan Kependidikan Stimulus Ilmu Pendidikan Bercorak Indonesia, Jakarta: Rineka Cipta, 1997, Cet. I. Purwanto, Ngalim, Prinsip-Prinsip dan Tehnik Evaluasi Pengajaran, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2000. Sagala, Syaiful, Konsep dan Makna pembelajaran, Bandung: IKAPI, 2003. Sanjaya, Wina, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Prenadamedia Group, 2007, cet.3. Shihab, M. Quraish, Membumikan Al-Qur`an, Bandung : Mizan, 1993. __________, Tafsir Al-Misbah, Jakarta: Lentera Hati, 2009. Siregar, Marasudin, Filsafat Pendidikan Islam, Semarang, 2003. Soleman, Pelaksanaan Pembelajaran Membaca Al-Qur`an Metode An-Nahdliyah di taman pendidikan Al-Qur`an Nurul Huda Plosorejo Kunduran Blora, Semarang: Perpustakaan Wali Songo, 2009. Sudarwan, Danim, Menjadi Peneliti Kualitatif, Bandung: Pustaka Setia, 2002.
Sudjana, Nana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2000 Cet. 5. Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Prakteknya Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009, cet.7. Suryabrata, Sumadi, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada,1993, cet 6. Suryosubroto, B., Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Jakarta: Rineka Cipta, 2009, Cet. 2. Syarifuddin, Ahmad, Mendidik Anak Membaca, Menulis, Dan Mencintai AlQur`An, Jakarta, Gema Insani, 2005, cet.11. Syarifudin, Ahmad, Mendidik Anak Membaca Menulis Dan Mencintai Al-Qur`an, Jakarta: Gema Insani, 2005, cet.2. Tafsir, Ahmad, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003 , cet.7. Tim Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam , Metode- Metode Membaca Al Qur`an di Sekolah Umum, Jakarta: Departemen Agama RI, 1996. Tim Penyusun Kamus Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2005 cet. 3. Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inivatif-Progresif: Konsep Landasan, Dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan PendidikanKTSP, Jakarta:Kencana, 2010 cet.2. Uhibiyati, Nur dan Abu Ahmadi, Ilmu Pendidikan Islam, Bandung : Pustaka Setia, 1997, cet.1. Wawancara Wasingul selaku Guru Tilawati tanggal 17 Pebruari 2011 Wawancara Wasingul tanggal 16 Pebruari 2011 di Mushola An-Noor Wawancara Wasingul tanggal 17 Pebruari 2011 di Mushola An-Noor Yunus, M. Mahmud, Metode Khusus Pendidikan Agama, Jakarta: Hida Karya Agung, 1983. Zuhairini, dkk., Metodologi Pendidikan Agama, Solo: Ramadhani, 1993, cet. 1.
Lampiran 1 1) Alokasi Waktu Alokasi waktu yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran metode tilawati mulai dari jilid 1 sampai jilid 5 adalah 15 bulan dengan ketentuan: a) 5 kali tatap muka dalam seminggu b) 75 menit setiap tatap muka dengan susunan sebagai berikut: waktu
Materi
Tehnik
ket
5 menit
Do`a pembuka
Klasik
Lagu rost
15 menit
Peraga tilawati
Klasik
Lagu rost
30 menit
Buku tilawati
Baca simak
Lagu rost
20 menit
Materi penunjang
Kasikal
Lagu rost
5 menit
Doa penutup
Klasikal
Lagu rost
2) Pendekatan Pembelajaran Pendekatan pembelajaran adalah pengelolaan kelas secara individual maupun klasikal. Tilawati merupakan buku metode belajar membaca Al-Qur`an yang disampaikan secara seimbang antara pembiasaan melalui pendekatan klasikal dan kebenaran membaca melalui pendekatan individual dengan tehnik baca simak a) Pendekatan klasikal Adalah proses belajar mengajar yang dilakukan dengan cara bersama-sama atau berkelompok dengan menggunakan peraga. (1) Manfaat klasikal Ada berapa manfaat dalam penerapan klasikal yaitu: (a) Pembiasaan bacaan (b) Membantu santri melncarkan buku (c) Memudahkan penguasaan lagu rost (d) Melancarkan halaman-halaman awal ketika santri sudah halaman akhir. (2)Tehnik klasikal Tehnik klasikal dalam metode tilwati
Tehnik
Guru
Murid
Tehnik 1
Membaca
Mendengarkan
Tehnik 2
Membaca
Menirukan
Tehnik 3
Tiga
Bersama-sama
tehnik
tidak
diatas
digunakan
semua pada saat praktek klasikal, namun, disesuaikan dengan jadwal atau perkembangan kemampuan santri. a) Penerapan tehnik klasikal Alokasi waktu pembelajaran dalam dalam penerapan klasikal peraga adalah 15 menit Pembagian penerapan klasikal peraga dalam masa pembelajaran 60 kali pertemuan atau 3 bulan diatur sebagai berikut: Pertemuan
Tehnik
1 kali
Jumlah
ke
klasikal
pertemuan
khatam peraga
1 s.d. 15
Tehnik 1dan 2
4 halaman
3X
peraga 1 s.d. 51
Tehnik 3
10 hal peraga
Jumlah khatam peraga
18 X 21 X
Penjelasan: 1. Pertemuan ke 1 sampai pertemuan ke 15, klasikal peraga menggunakan tehnik 1 dan tehnik 2 saja,
dan setiap pertemuan menyelesaikan 4
halman peraga. Sampai pertemuan ke 15 tersebut peraga sudah khatam 3 kali.
Tabelnya sebagai berikut Pertemuan Peraga
Pertemuan Peraga
Pertemuan Peraga
ke
hal
ke
hal
ke
hal
1
1-4
6
1-4
11
1-4
2
5-8
7
5-8
12
5-8
3
9-12
8
9-12
13
9-12
4
13-16
9
13-16
14
13-16
5
17-20
10
17-20
15
17-20
Khatam 1X
Khatam 2X
Khatam 3X
2. Pertemuan ke 16 sampai pertemuan ke 51, klasikal menggunakan tehnik 3 saja, dan setiap pertemuan menyelesaikan 10 halaman peraga. Sampai pertemuan ke 51 peraga sudah khatam 21 kali. Tabel sebagai berikut: Pertemuan Peraga
Pertemuan Peraga
ke
hal
ke
hal
16
1-10
22
1-10
17
11-20
23
11-20
18
1-10
24
1-10
19
11-20
25
11-20
20
1-10
26
1-10
21
11-20
27
11-20
Khatam 6X
Khatam 9X
Pertemuan Peraga ke
hal
28
1-10
29
11-20
3.
30
1-10
4.
31
11-20
5.
Khatam 11X
6. 3. Pertemuan ke 52 sampai ke 60 di gunakan untuk pemantapan dan munaqosyah Dalam menerapkan klasikal peraga di atas ada beberapa hal yang perlu di perhatikan yaitu: a. Alokasi waktu klasikal 15 menit tidak boleh di kurangi b. Pada saat klasikal tehnik 2 dan 3 guru harus ikut membaca, karena sebagai komando agar santri ikut membaca. c. Tidak diperkenenkan menunjuk salah satu santri untuk memimpin klasikal atau menunjuk santri untuk membaca d. Saat memimpin klasikal guru hendaknya bersuara jelas dan lantang, untuk menggugah semangat belajar santri b) Pendekatan individual dengan tehnik baca simak Adalah proses belajar mengajar yang dilakukan dengan cara membaca bergiliran yang satu membaca dan yang lain menyimak. (1) Manfaat baca simak Ada beberapa manfaat dalam penerapan baca simak menngunakan Tilawati yaitu; (a) Santri tertib dan tidak ramai. Karena semua santri terlibat dalam proses belajar mengajar mulai dari do`a pembuka sampai dengan do`a penutup, sehingga tidak ada waktu luang lagi bagi santri untuk melakukan kegiatan lain (b) Pembagian waktu setiap santri adil
(c) Dalam proses baca simak, semua santri akan bergiliran membaca dengan jumlah bacaan yang sama antara santri yang satu dengan yang lainnya (d) Mendengarkan sama dengan membaca dalam hati. (e) Salah santri membaca dan santri yang lain menyimak(mendengarkan) dalam hati. Bagi santri yang menyimak sama dengan membaca dalam hati. (f) Mendapat rahmat : QS, Al-A`raf: 204 (g) Dan apabila dibacakan Al-Qur`an, maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat
(2)Penerapan tehnik baca simak Alokasi
waktu
pembelajaran
dalam
penerapan
baca
simak
menggunakan buku tilawati adalah 30 menit dalam setiap pertemuan dengan tahap sebagai berikut (a) Guru menjelaskan pokok bahasan pada halaman buku yang akan di baca (b) Sebelum baca simak, diawalidengan membaca secara klasikal halaman buku yang akan di ajarkan pada petemuan tersebut. Sedangkan tehnik yang digunakan disamakna dengan tehnik klasikal peraga saat itu. (c) Contoh: Klasikal pada pertemuan tersebut klasikal peraga menggunakan tehnik 1 dan 2, maka klasikal juga menggunakan tehnik 1 dan 2, begitu juga ketika klasikal peraga menggunakan tehnik 3 maka klasikal buku juga menggunakan tehnik 3. (d) Santri membaca tiap baris bergiliran sampai masing-masing santri membaca 1 halaman penuh dalam bukunya. Contoh: pada hari ini guru mengajar buku tilawati jilid 2 halaman 5. Pada halaman 5 terdapat 8 baris bacaan.
Santri
Buku jilid 2 halaman 5
ke
Putaran 1
2
3
4
5
6
7
8
1
1
2
3
4
5
6
7
8
2
2
3
4
5
6
7
8
1
3
3
4
5
6
7
8
1
2
4
4
5
6
7
8
1
2
3
5
5
6
7
8
1
2
3
4
6
6
7
8
1
2
3
4
5
7
7
8
1
2
3
4
5
6
8
8
1
2
3
4
5
6
7
9
1
2
3
4
5
6
7
8
10
2
3
4
5
6
7
8
1
11
3
4
5
6
7
8
1
2
12
4
5
6
7
8
1
2
3
13
5
6
7
8
1
2
3
4
14
6
7
8
1
2
3
4
5
15
7
8
1
2
3
4
5
6
(e) Ketentuan kenaikan halaman Kenaikan halaman buku tilawati, dilakukan secara bersama-sama dalam satu kelas, dengan ketentuan sebagai berikut: 1.
Halaman diulang apabila santri yang lancar kurang dari 70 persen dari jumlah santri yang aktif.
2.
Halaman dinaikkan apabila santri yang lancar minimal 70 persen dari jumlah santri yang aktif.1
Lampiran 2 Data Pengajar Tilawati MI Al-Falah Beran Ngawi
No Nama
Alamat
Jabatan
1
Sumarno
Dawu
Ketua
2
Suryadi
Pitu
Anggota
3
Budianto
Pitu
Anggota
4
Qohhar Harianto
Geneng
Anggota
5
Aris Muhammad yusuf
Pitu
Anggota
6
Ar Ridho
Madura
Anggota
7
Wasingul munasabah
Pitu
Anggota
8
Hidayati
Pitu
Anggota
9
Munirotul hasanah
Paron
Anggota
10
Hidayati hasanah
Kedung Galar
Anggota
Lampiran 3
Tabel Jumlah peserta didik MI Al-Falah
Tahun Ajaran
Kls I
Kls II
Kls III
Kls Kls Kls IV V VI
2007 / 2008
Jml Pendaftaar (Calon Siswa Baru) 73
76
73
60
56
71
61
397
2008 / 2009
86
86
70
72
57
54
72
411
2009 / 2010
78
78
85
70
72
56
52
413
2010 / 2011
82
82
80
84
69
72
58
445
Jumlah Seluruh nya
INSTRUMEN PENGAMBILAN DATA PENELITIAN A.
Instrumen Wawancara No
Jenis Data
Panduan Pertanyaan Wawancara
1
Gambaran umum lokasi
Dimanakan letak geografis MI Al-Falah
penelitian 2
Sejarah perkembangan MI Al-Falah a.
Latar Belakang Sejarah Pendiri
Apakah alasan pendirian lembaga? Kapan dan dimana didirikan? Bagaimana kondisi awal mulanya? Siapa saja tokoh yang mendirikan?
b.
Tokoh Pendiri
Apa latar belakang tokoh pendiri? Bagaimana hubungan antar tokoh?
c.
Perkembangan dari masa ke masa
Bagaimana kondisi awal MI Al-Falah baik mengenai pengajar, santri, cara mengajar dan sarana pendukungnya? Bagaimana proses perkembangannya?
3
Sistem pendidikan MI AlFalah a.
Tujuan Pendidikan
Apa tujuan MI Al-Falah?
b.
Kurikulum dan
Bagaimana kurikulum atau acuan belajar
Sumber belajar
digunakan? Cara ibadah sehari-hari apa saja yang di ajarkan?
c.
Proses KBM
Bagaimana proses belajar mengajar di MI Al-Falah?
d.
Sarana dan Alat
Sarana apa saja yang dipakai dalam proses
Pelajaran
4
pengajaran di MI Al-Falah?
Sistem pembelajaran Tilawati a.
Tujuan Pembelajaran
Apa tujuan pembelajaran Tilawati?
b.
Materi Pembelajaran
Bagaimana materi pembelajaran diterapkan? Siapa saja yang diberi tugas mengajar
c.
Pengajar
Tilawati? Sarana apa saja yang dibutuhkan dalam
d.
Sarana Pembelajaran
pembelajaran Tilawati? Adakah tata tertib khusus dalam dalam
e.
Tata Tertib Pembelajaran
5
pembelajaran Tilawati dan bagaimana pelaksanaannya?
Pelaksanaan Pembelajaran
Bagaimana pelaksanaan pembelajaran
Tilawati
Tilawati
Bentuk Pembelajaran
Bagaimana bentuk pembelajaran Tilawati?
a.
Bagaimana strategi yang dipakai dalam
Strategi dan Teknik Mengajar
b.
Tujuan Membaca AlQur’an
c.
Proses
pembelajaran Tilawati? Bagaimana tujuan membaca al-Qur’an di MI Al-Falah? Bagaimana langkah-langkah pembelajaran membaca al-Qur’an di MI Al-Falah Beran Ngawi ?
d.
Evaluasi
Adakah evaluasi diberikan dalam pembelajaran tilawati? Bagaimana bentuk serta penerapannya?
B.
Instrumen Observasi
No
Jenis Data
Sasaran Observasi
1
Gambaran umum lokasi penelitian
Observasi letak geografis
2
Sejarah perkembangan MI Al-Falah Beran, Ngawi a.
Latar belakang sejarah pendirian
b.
Tokoh pendiri
-
c.
Perkembangan dari masa ke masa
-
d.
Kondisi MI Al-Falah Beran Ngawi
Observasi lingkungan fisik dan non fisik
3
Sistem pendidikan a.
Tujuan pendidikan
-
b.
Kurikulum dan sumber belajar
-
c.
Proses KBM
Observasi proses KBM tilawati
d.
Sarana dan alat pelajaran
Observasi sarana dan alatalat pembelajaran
4
e.
Ustadz-ustadz
-
f.
Santri
-
Sistem pembelajaran tilawati a.
Tujuan pembelajaran
-
b.
Materi pembelajaran
-
c.
Pengajar
-
d.
Sarana pembelajaran
Observasi sarana yang digunakan dalam
pembelajaran membaca alQur’an e.
Tata tertib pembelajaran
Observasi santri dalam proses pembelajaran tilawat
5
penerapan Pembelajaran tilawati
Observasi penerapan pembelajaran tilawati
a.
Bentuk Pembelajaran
-
b.
Strategi dan Teknik Mengajar
-
c.
Tujuan Membaca Al-Qur’an
-
d.
Proses
Observasi proses pembelajaran tilawati
e.
Evaluasi
Observasi penerapan evaluasi
DATA GURU MI AL FALAH TAHUN PELAJARAN 2010 / 2011 NO 1 2 3
NAMA PURWANTO, S.Pd.I AZHAR ZAINUL ARIFIN,S.Pd RETNO SETYORINI,S.Pd
STATUS
PENDIDIKAN
TUGAS UTAMA
PNS
S 1 / PAI
Guru Kelas
PNS
S 1 / POK
Guru OR
PNS
S 1 / BK
Guru BP Guru PAI
TUGAS TAMBAHAN Kepala Madrasah Koord. Bidang Humas BK Bendahara BOS Koord. Perpus. II
4
Dra.ISTIQOMAH
PNS
S 1 / PAI
5
PANGESTUTI, S.Pd.I
PNS
S 1 / PAI
6
KARMAN, S.Pd.I
PNS
S 1 / PAI
7
NURUL MUSYAROFAH, S.Pd.I
PNS
S 1 / PAI
Guru Kelas I
8
HENI RETNO RINA TRI.S,S.Pd
GTT
S 1 / PEND. MTK
Guru Kelas / MTK
GTT
S 1 / PEND. B. INGG
Guru Bid. Studi
GTT
S 1 / PAI
Guru PAI
GTT
S 1 / PAI
Guru PAI
Koord. Kesenian
Guru Kelas II Guru Kelas II Guru Kelas I Guru Kelas I Guru Kelas III
Koord. Perpus. III Koord. Perpus. IV Koord Bid. Kurikulum II Koord. Mading II Koord. Mading I
9 10 11
FARID HELMI SETYAWAN, S.Pd IMAM SYAFI'I, S.Pd.I ACHMAD TURMUDZI Y, S.Pd.I
Guru Kelas II Guru Kelas III
Koord. Koperasi Siswa Koord. Dapodik Koord. Bid. Kesiswaan
13
QORI' UMAMI,A.Ma
GTT
D 2 / PGSD
GTT
MA GONTOR
GTT
MAN / IPA
GTT
MA / IPS
GTT
D 2 / PGSD
Guru Kelas III
Koord. Olympiade/CC
CPNS
S 1 / PAI
Guru Bid. Studi
CPNS
S 1 / PAI
Guru Kelas
Wakamad PHBI / PHBN Koord. Bid. Kurikulum I
CPNS
S 1 / PAI
Guru Bid. Studi
Ketua Gudep
Guru Bid. Studi Guru Bid. Studi
Koord. Muhadloroh Koord. Perpus. I
17 18 19 20
ALIN WIDIANI DWI RATNA SULISTYOWATI, A Ma.Pd KOKO PURWONO, S.Pd.I RINI WIDIASTUTI, S.Pd.I LAILATUL MAGHFIROH, S.Pd.I
21
SRI HARTINI, A.Ma
CPNS
S 1 / PAI
22
ERNI ERNA NINGRUM, S.Pd.I
CPNS
S 1 / PAI
SUDAH BELUM
BELUM
D 2 / PGSD
16
SUDAH
Koord. Koperasi Guru
GTT
15
SUDAH
BELUM
TANTI SOFA, A.Ma
FARIKAH FAIDA HELMI SITI MIFTAKHUL ROHMAH
SUDAH
Wakamad Bid.
12
14
SERTIFIKAT PENDIDIK
BELUM BELUM BELUM BELUM BELUM BELUM BELUM BELUM BELUM BELUM SUDAH SUDAH SUDAH BELUM BELUM
Wawancara dengan Purwanto, S.Pd.I
Penerapan tehnik 2 (Guru membaca murid menirukan)
Penerapan tehnik 3(membaca bersama-sama)
Pendekatan individual tehnik baca simak
Wawancara dengan wasingul selaku guru tilawati
DAFTAR RIWAYAT HIDUP Nama
: Siti Mutmainnah
Tempat /Tanggal Lahir
: Ngawi, 13 November
NIM
: 073111044
Alamat
: Tempursari Tambakboyo Mantingan Ngawi
E_mail
:
[email protected]
Jenjang Pendidikan Formal 1. Madrasah Ibtidaiyah Ma`arf Tempursari, lulus tahun 2001 2. Madrasah Tsanawiyah Ma`arif, lulus tahun 2004 3. Madrasah Aliyah Negri, lulus tahun 2007 4. Mahasiswa Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang angkatan 2007
Demikian daftar riwayat hidup ini dibuat dengan sebenarnya untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Semarang, April 2011 Penulis
SITI MUTMAINNAH 073111044