MANAJEMEN MASJID JAMI NURUL KHIL’AH DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN FIQH KEAGAMAAN PADA REMAJA DI PANGKALAN JATI BARU Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos. I)
Oleh: DARA PUSPITA SARI 107053002723
JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011 M / 1432 H
MANAJEMEN MASJID JAMI NURUL KHIL’AH DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN FIQH KEAGAMAAN PADA REMAJA DI PANGKALAN JATI BARU Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)
Oleh: Dara Puspita Sari NIM : 107053002723
Pembimbing
Drs. Cecep Castrawijaya, MA. NIP: 19670818 199803 1 002
JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432/2011 M
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Isalam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 7 Juni 2011 M.
DARA PUSPITA SARI
ABSTRAK DARA PUSPITA SARI MANAJEMEN MASJID JAMI NURUL KHIL’AH DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN FIQH KEAGAMAAN PADA REMAJA DI PANGKALAN JATI BARU. Masjid merupakan kegiatan ibadah dan muamalah bagi umat Islam. Bermunculan masjid di perkantoran, kampus, perhotelan, pusat perbelanjaan, dan sebagainya. Sehingga masjid memerlukan pengelolaan yang terampil dan profesional. Masjid tidak semata-mata sebagai tempat shalat dan pengajian saja tetapi juga untuk segala kegiatan yang bisa membawa kemaslahatan dunia dan akhirat. Masjid Jami Nurul Khil’ah memeberikan banyak sekali kajian-kajian ke Islaman diantaranya tentang fiqh keagamaan, dimana pengurus masjid menyadari banyak diantara remaja yang belum mengetahuai akan hal itu, pengurus masjid mengupayakan agar para remaja dapat lebih memahami dan bisa mempratekannya langsung di dalam kehidupan sehari-harinya. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kualitatif yaitu menganalisis data berdasarkan informasiinformasi yang diperoleh dari hasil wawancara, studi dokumentasi dan observasi langsung di masjid Jami Nurul Khil’ah Cinere Depok. Dari hasil penelitian tampak bahwa manajemen masjid Jami Nurul Khil’ah dari waktu ke-waktu telah memberikan dampak positif, dalam hal beribah bagi warga sekitar khususnya, dan bagi masyarakat luar pada umumnya.
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji bagi mu Ya Allah, yang telah memberikan nikmat dan hidayah kepada penulis sehingga pada akhirnya penulis
mampu
menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam tetap terlimpah curahkan kepada nabiyuna, al-habibuna, rasulullah Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang, yakni addinul haq addinul Islam. Dalam rangka memenuhi sebagian persyaratan yang telah ditetapkan untuk memenuhi program studi Strata Satu (S1), penulis mencoba membuat karya tulis dengan judul “ Manajemen Masjid Jami Nurul Khil’ah Dalam Meningkatkan Pemahaman Fiqh Keagamaan Pada Remaja Di Pangkalan Jati Baru.” Pada skripsi ini, penulis menyadari bahwa tidak ada satu mahluk pun yang sempurna di dunia ini, maka dari itu penulis meminta maaf sebesar-besarnya apa bila ada tulisan penulis yang kurang berkenan.
Dengan penuh perjuangan dan
pengorbanan penulis lalui sehingga pada akhirnya dapat terselesaikan juga. Dengan selesainya penelitian dan penulisan skripsi ini, tentunya tidak terlepas dari dukungan, bantuan, bimbingan, dan perhatian dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin sekali mengucapkan ribuan terimaksih banyak kepada: 1. Dr. Arief Subhan MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi beserta staf-stafnya.
ii
2. Drs. Cecep Castrawijaya, MA. Selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah, sekaligus sebagai pembimbing yang telah bersedia mengorbankan waktu, tenaga, dan fikirannya untuk memberikan saran dan nasehatnya yang bermanfaat. 3. H. Mulkanasir, BA, S. Pd. MM. selaku Sekertaris Jurusan Manajemen Dakwah yang telah memberikan kelancaran dalam segala urusan di Jurusan. 4. ayahanda, H. Abshoruddin. HD. S. Ag. Dan Ibunda Hj. Wenny Maswani yang memberikan kasih sayangnya, pengorbanan, perhatian, dan motivasinya kepada penulis, dan takhenti-hentinya mendoakan penulis sehingga penulis dapat tegar dan tetap semangat dalam menyelesaikan skripsi ini. Love u banget mama n bapa. 5. Adik ku tersayang Emha Qurrotua’in Musyaffa dan semua saudara-saudara penulis yang terus memberi suport dan do’anya. Hanya Allah SWT yang dapat membalas semua kebaikan-kebaikan kalian. 6. Pimpinan dan karyawan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang banyak membantu penulis dalam memberikan reverensi buku-buku dalam penyelesaian skripsi. 7. Bapak H. Abshoruddin HD. S. Ag, bapak H. Abdul Basyit HD. SH, bang Zaini MPd, dan Sidiq Fauzi yang sudah berkenan mengizinkan penulis untuk mengadakan penelitian di masjid Jami Nurul Khil’ah yang tercinta.
iii
8. Lutfi Afif yang selalu menemani penulis di saat susah dan senang, dan yang mau direpotkan oleh penulis. Semoga apa yang kita jalani selama ini tidak sia-sia. 9. Teman-teman penulis yang tak dapat penulis tuliskan satu persatu namun tidak mengurangi rasa sayang penulis terhadap kalian semuanya di Manajemen Dakwah A dan B. 10. Teman-teman KKN Cipanas Sukabumi, satu bulan bersama kalian sungguh menyenangkan. 11. Tim penguji yang telah menilai dan memberikan masukan kepada penulis dalam penulisan skripsi ini. 12. Semua pihak yang membantu dan memotivasi serta memberikan kritik dan saran, sehingga penulis dapat menyelesaikan studi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Semoga amal baik diterima dan dilipat gandakan oleh Allah SWT. Harapan penulis, semoga skripsi ini dapat menjadi sumbangan yang sederhana namun berharga umumnya bagi pembaca dan khususnya bagi penulis. Amin
Jakarta, Juni 2011 M
PENULIS
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK ........................................................................................................
i
KATA PENGANTAR ......................................................................................
ii
DAFTAR ISI .....................................................................................................
v
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .......................................................
1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ...................................
6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .............................................
6
D. Metodologi Penelitian ...........................................................
8
E. Tinjauan Pustaka ................................................................... 11 F. BAB II
Sistematika Penulisan ........................................................... 13
LANDASAN TEORI A. Manajemen............................................................................ 15 1. Pengertian Manajemen ................................................... 15 2. Fungsi-Fungsi Manajemen ............................................. 18 3. Unsur-Unsur Manajemen ................................................ 21 B. Masjid ................................................................................... 24 1. Pengertian Masjid ........................................................... 24 2. Tujuan Masjid ................................................................. 25 3. Manfaat Masjid ............................................................... 25 4. Fungsi masjid ................................................................. 29 5. Manajemen Masjid ......................................................... 31
v
C. Fiqh Keagamaan ................................................................... 33 1. Pengertian Fiqh Keagamaan ........................................... 33 2. Tujuan Ilmu Fiqh ............................................................ 36 3. Mazhab Fiqh ................................................................... 36 D. Remaja .................................................................................. 37 1. Pengertian Remaja .......................................................... 37 2. Karakteristik Remaja ...................................................... 38 3. Moralitas Remaja ............................................................ 39 4. Problematika Remaja ...................................................... 39 BAB III
GAMBARAN UMUM MASJID JAMI NURUL KHIL’AH A. Sejarah Berdirinya Masjid Jami Nurul Khil’ah ..................... 41 B. Letak Geografis Masjid Jami Nurul Khil’ah .......................... 42 C. Visi, Misi, dan Tujuan Masjid Jami Nurul Khil’ah ............... 43 D. Program Kegiatan Masjid Jami Nurul Khil’ah ...................... 44 E. Struktur Kepengurusan dan Bagan Organisasi Masjid Jami Nurul Khil’ah ......................................................................... 47 F. Sarana dan Prasarana Masjid Jami Nurul Khil’ah ................. 52
BAB IV
ANALISIS
MANAJEMEN
MASJID
DALAM
PEMBINAAN FIQH KEAGAMAAN PADA REMAJA MASJID JAMI NURUL KHIL’AH PANGKALAN JATI BARU. A. Manajemen
Masjid
Jami
Nurul
Khil’ah
Dalam
Memberikan Pemahaman Fiqh Keagamaan Pada Remaja ... 55
vi
1. Planning (Perencanaan) .................................................. 57 2. Organizing (Pengorganisasian) ....................................... 63 3. Actuating (Penggerakan) ................................................ 70 4. Controling (Pengawasan) ................................................ 73 B. Upaya Pengurus Masjid Jami Nurul Khil’ah Dalam Meningkatkan Pemahaman Fiqh Keagamaan Remaja Masjid Jami Nurul Khil’ah ................................................... 76 BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan .......................................................................... 79 B. Saran-Saran .......................................................................... 80
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 81 LAMPIRAN-LAMPIRAN
vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini umat Islam terus menerus mengupayakan pembangunan masjid, baik di kota-kota besar, kota kecil maupun pelosok pedesaan. Bahkan hampir disetiap lingkungan perkantoran, di kampus-kampus, dilingkungan pusat kegiatan ekonomi, baik di kantor-kantor pemerintahan maupun di kantor-kantor swasta berdiri dengan megah masjid-masjid dengan berbagai bentuk dan gaya arsitektur.1 Masjid merupakan tempat disemaikannya berbagai nilai kebijakan dan kemaslahatan umat. Baik yang berdimensi ukhrawi maupun duniawi. Semuanya bisa berjalan dengan sukses jika dirangkum dalam sebuah garis kebijakan manajemen masjid. Namun dalam kenyataannya, fungsi masjid berdimensi duniawiyah kurang memiliki peran yang maksimal dalam pembangunan umat dan peradaban Islam.2 Bumi yang kita tempati ini adalah masjid bagi kaum muslimin. Setiap muslim boleh melakukan shalat diwilayah mana pun di bumi ini, terkecuali di atas kuburan, di tempat yang bernajis, dan di tempat-tempat yang menurut ukuran syariat Islam tidak sesuai untuk dijadiakan tempat shalat. Masjid merupakan tempat orang berkumpul dan melakukan shalat secra berjamaah,
1
Nana Rukmana D. W. Masjid dan Dakwah (Jakarta: Al-Mawardi Prima, 2002), Cet. 1.
h. 1 2
Muhammad Zen, dkk. Dakwah “Jurnal Kajian Dakwah dan Komunikasi” (Jakarta: Fakultas Dakwah dan KomunikasiUIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007), h. 253-254.
1
2
dengan tujuan meningkatkan solidaritas dan silaturrahmi dikalangan kaum muslimin.3 Masjid mempunyai fungsi yang lebih luas dari itu. Sebagaimana kita ketahui, pada zaman Rasulullah SAW dan para sahabatnya, Masjid merupakan satu-satunya pusat aktifitas umat Islam. Ketika itu, Rasulullah SAW memulai membina para sahabat yang menjadi kader tangguh dan terbaik umat Islam generasi awal untuk pemimpin, memelihara dan mewarisi ajaran-ajaran agama dan peradaban Islam yang bermula dari masjid. Keberadaan masjid yang disebut “Rumah Allah”, selain melambangkan eksistensi umat Islam, juga melambangkan kesatuan pengabdian dan ketaatan manusia kepada sang khaliq yakni Allah SWT. Sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat At-Taubah ayat 18:
Artinya :
“Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orangorang yang beriman kepada Allah dan hari Kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, Maka merekalah orang-orang yang diharapkan Termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk. (Q. S. at Taubah : 18).4
Jama’ah yang beribadah di masjid tentunya berasal dari kalangan orang tua, remaja, dan anak-anak. Para jamaah inilah yang mempunyai 3
Drs. Moh. E. Ayub, Drs Muhsin MK, H. Ramlan Mardjoned, manajemen Masjid : Petunjuk Praktis Bagi Para Pengurus Masjid, (Jakarta : Gema Insani Press, 1996), Cet. Ke-1. h. 12 4 Departemen Agama RI, Al-Qur’an Tajwid dan Terjemah Transliterasi Latin, (Jakarta : PT. Pena Pundi Aksara, 2008), Cet. Ke-3, h. 407
3
kontribusi besar untuk memakmurkan masjid. Walaupun masjid sudah menggunakan marmer dari atas sampai kebawah, dilengkapi listrik dan sarana moderen lainnya, masjid tidak bisa berfungsi apa-apa jika tidak dipergunakan sebagaimana mestinya. Yang menjadikan ia sebagai sarana “kemakmuran” adalah kita semua, yang memberi dan menerima ilmu dan segala macam kearifan perikehidupan yang sangat diperlukan untuk pegangan hidup di alam dunia ini.5 Remaja, mengandung makna sebagai seorang yang sudah mengenal baik dan buruk. Ada orang berkata remaja merupakan kelompok yang biasa saja, tidak beda dengan kelompok orang-orang yang sering menyusahkan orang tua, tapi disisi lain menganggap bahwa remaja sebagai potensi manusia yang perlu dimanfaatkan. Mungkin mereka berbicara tentang kelakuan atau ketidak pedulian orang dewasa terhadap kelompok mereka atau mungkin ada pula remaja yang mendapat kesan bahwa kelompoknya adalah kelompok minoritas yang punya makna tersendiri, yang mempunyai dunia tersendiri yang sukar dijamah orang tua. Tidak mustahil adanya kesan remaja bahwa kelompoknya adalah kelompok yang bertanggung jawab terhadap bangsa dan masa depan. Adapun masalah yang timbul yang sedang dihadapi oleh para remaja saat ini yaitu masalah nilai-nilai moral. Dimana pada diri remaja sering kali dihadapi oleh situasi moral, akhlak dan tingkah laku remaja. Dalam kondisi tersebut perlu dilakukan upaya pembinaan moral kepada para remaja melalui
5
Ibid. hal. 1
4
kegiatan keagamaan dan pengkajian dalam pembinaan moral, pembinaan moral dilakukan untuk membangun dan menyempurnakan moral yang kurang baik menjadi lebih baik. Salah satu upaya yang dilakukan dalam pembinaan moral yaitu dengan bimbingan agama. Remaja merupakan tulang punggung dalam upaya memakmurkan masjid. Karenanya, terasa sunyi manakala remaja tidak terlibat dalam aktivitas masjid. Kegairahan ber Islam dikalangan remaja memang sudah mulai tumbuh, namun belum cukup banyak bila dibandingkan dengan jumlah kaum remaja muslim yang ada, khususnya yang berdomisili disekitar masjid. Dan yang mau beraktivitas di masjid juga lebih sedikit lagi. Akibatnya terjadilah apa yang disebut dengan krisis remaja masjid.6 Secara bahasa fiqh berarti faham yang mendalam, mengetahui batinnya sampai kedalamannya. Secara istilah fiqh adalah ilmu tentang hukum-hukum syar’i yang bersifat amaliyah, yang digali dan ditemukan dari dalil-dalil yang tafshili.7 Fiqh membahas tentang bagaimana cara beribadah, tentang prinsip rukun Islam dan hubungan antara manusia. Fiqh adalah salah satu bidang ilmu dalam syariat Islam yang secara khusus membahas persoalan hukum yang mengatur berbagai aspek kehidupan manusia, baik kehidupan pribadi, bermasyarakat
maupun
kehidupan
manusia
dengan
Tuhannya.
Fiqh
merupakan salah satu disiplin ilmu Islam yang bisa menjadi teropong keindahan dan kesempurnaan Islam. Dinamika pendapat yang terjadi diantara
6
Drs. H. Ahmad Yani, DR. Acmad Satori Ismail, Menuju Masjid Ideal, (Jakarta: LP2SI Haramain), Cet. 1, h. 89. 7 Dr. Hj. Zurinal. Z, Drs. Aminudin, M. Ag, Fiqh Ibadah, (Jakarta: Lembaga Penelitian Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah), Cet. 1, h. 5.
5
para fuqoha menunjukkan betapa Islam memberikan kelapangan terhadap akal untuk kreativitas dan berijtihad.8 Dilihat dari segi bangunannya Masjid Jami Nurul Khil’ah Pangkalan Jati Baru cukup megah dan indah, namun tidak hanya keindahannya, program kegiatan yang dilaksanakannya pun begitu banyak serta para pengurus yang konsisten dalam memakmurkan masjid. Masjid Jami Nurul Khil’ah ini berada di jalan Rawa Kopi 1 Rt 002 Rw 04 Pangkalan Jati Baru, Cinere, Depok. Karena letaknya di tengah-tengah masyarakat kemungkinan orang-orang yang datang ke masjid untuk shalat berjamaah dan mengikuti kajian-kajian Islami di masjid Nurul Jami Khil’ah adalah para penduduk sekitar dan para musafir. Masjid Jami Nurul Khil’ah Pangkalan Jati Baru merupakan tempat ibadah dan peningkatan aktifitas keagamaan yang berorientasi kepada ukhrowi atau yang bersifat akhirat agar seimbang kebutuhan jamaah dari segi dunia dan akhirat. Maka pengurus Masjid Jami Nurul Khil’ah mengoptimalkan fungsi masjid dalam hal memakmurkannya. Dari permasalahan di atas penulis akan meneliti sejauh mana “MANAJEMEN
MASJID
MENINGKATKAN REMAJA
DI
JAMI
NURUL
KHIL’AH
DALAM
PEMAHAMAN FIQH KEAGAMAAN PADA
PANGKALAN
JATI
BARU”
agar
terbentuknya
kesejahteraan lahir dan batin terutama bagi kalangan remaja masjid sehingga menjadi manusia yang bertakwa yang mengharapkan hanya keridhaan Allah SWT. 8
www.indrafiles.wordpress.com
6
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah. 1. Pembatasan Masalah adalah: Agar tidak terjadi perluasan permasalahan dan konsistensi persoalan yang dibahas dari manajemen masjid maka di dalam skripsi ini penulis akan membatasi pada upaya pengurus dalam mengelola kegiatan pengajaran fiqh keagamaan kepada para remaja melalui penerapan fungsi manajemen yang ada di masjid jami Nurul Khil’ah yang dilakukan oleh para pengurus, yang meliputi Planning (perencanaan), Organizing (pengorganisasian), Actuating (pelaksanaan), Controling (pengawasan) dalam upaya meningkatkan pemahaman fiqh keagamaan remaja di masjid jami Nurul Khil’ah. 2. Perumusan masalah adalah: a. Bagaimana manajemen masjid Jami Nurul Khil’ah dalam memberikan pemahaman fiqh keagamaan pada remaja masjid di Pangkalan Jati Baru? b. Bagaimana upaya pengurus masjid dalam meningkatkan pemahaman fiqh keagamaan pada remaja di masjid Jami Nurul Khil’ah?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian. 1. Tujuan Penelitian. a. Untuk mengetahui
manajemen masjid Jami Nurul Khil’ah dalam
memberikan pemahaman fiqh keagamaan pada remaja di Pangkalan Jati Baru.
7
b. Untuk mengetahui upaya
pengurus masjid dalam meningkatkan
pemahaman fiqh keagamaan pada remaja di masjid Jami Nurul Khil’ah. 2. Manfaat Penelitian. a. Bagi Akademik. Skripsi ini diharapkan dapat menambah cakrawala dan khazanah Ilmu Pengetahuan khususnya jurusan Manajemen Dakwah, dan umumnya pada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negri Jakarta. b. Bagi Praktis. 1) Untuk mengetahuai aplikasi manajemen yang telah diterapkan oleh pengurus Masjid Jami Nurul Khil’ah Dalam Menjalankan aktifitas dakwahnya. 2) Untuk mengetahui faktor pendukung dan faktor penghambat yang dihadapi oleh Masjid Jami Nurul Khil’ah serta mencari tahu bagaimana penyelesaiannya. c. Bagi Masjid Jami Nurul Khil’ah. 1) Memberikan kontribusi pemikiran kepada pengurus Masjid Jami Nurul Khil’ah mengenai bagaimana cara didalam meningkatkan pengetahuan fiqh keagamaan remaja masjid. 2) Memberikan kontribusi pemikiran dan menambah khasanah intelektual
bagi
berbagai
kepengurusan masjid.
pihak
yang
bergelut
didalam
8
3) Penulis dapat menambah wawasan dan pengetahuan, tentang bagaimana cara pengurus masjid dalam meningkatkan pemahaman fiqh keagamaan bagi remaja masjid dan dapat mengaplikasikannya dikemudian hari nanti.
D. Metodologi Penelitian. 1. Metode Penalitian. Metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif yaitu dengan menggunakan penelitian yang menghasilkan data deskriftif berupa kata-kata tertulis dari orang atau perilaku yang diamati, kegiatan penelitian ini merupakan data yang diambil dari lapangan penelitian dengan pendekatan survey, data yang dikumpulkan berupa fakta-fakta, gambar dan bukan angka-angka. Dalam hal ini penulis melakukannya dengan mengamati dan mengumpulkan data-data dan kemudian data-data yang diperoleh disusun dan dikembangkan dan selanjutnya dikemukakan dengan seobjektif mungkin kemudian dianalisa. 2. Subjek dan Objek Penelitian. a. Subjek Penelitian. Adapun yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah Masjid Jami Nurul Khil’ah Pangkalan Jati Baru sebagai sarana ibadah dan pengembangan, dalam hal ini penulis mengambil data-data dari pimpinan dan pengurus Masjid Jami Nurul Khil’ah Pangkalan Jati Baru.
9
b. Objek Penelitian. Sedangkan yang menjadi objek penelitian ini yaitu bagaimana aplikasi Manajemen Masjid Jami Nurul Khil’ah dalam meningkatkan pemahaman fiqh keagamaan pada remaja di Pangkalan Jati Baru. 3. Teknik Pengumpulan Data. Dalam penulisan ini, penulis menggunakan metode kualitatif, menurut Taylor yang dikutip oleh Lexy Moeleong, penelitian kualitatif adalah prosedur sebuah penelitian yang menghasilkan data deskripsi berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang atau pelaku yang diamati.9 Dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa teknik pengumpulan data yaitu dengan teknik obserfasi, wawancara, dan dokumentasi, sebagai berikut : a. Observasi. Teknik penulisan ini digunakan untuk mendapatkan data-data yang berkaitan dengan skripsi ini seperti gambaran umum Masjid Jami Nurul Khil’ah Pangkalan Jati Baru, keadaan remaja dan pelaksanaan kegiatannya. Untuk itu peneliti mengadakan observasi ke lapangan secara langsung. b. Wawancara. Wawancara dilakukan secara langsung dengan ketua Masjid Jami Nurul Khil’ah
H. Abshoruddin HD. S. Ag, sekretaris
Muhammad Zaini. MPd , dan seksi pendidikan dan dakwah
9
Lexy Moeleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung : Remaja Karya, 1989), h. 3
10
H. Abdul Basyit HD. SH dengan tujuan untuk memperoleh data yang akurat tentang berdiri dan perkembangannya, visi, misi serta tujuan didirikannya Masjid Jami Nurul Khil’ah, dan bentuk-bentuk kegiatan. c. Dokumentasi. Dokumentasi dilakukan untuk mengumpulkan dokumendokumen yang berkaitan dengan penelitian seperti laporan-laporan atau arsip-arsip, literatur-literatur (buku-buku) yang berkaitan dengan penelitian ini. Teknik ini penulis pergunakan untuk mendapatkan data tambahan tentang penelitian yang sedang dibahas dalam skripsi ini. 4. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data. Teknik pemeriksaan keabsahan data dengan menggunakan ketekunan pengamatan, yaitu mencari secara konsisten interpretasi dengan berbagai cara yang ada kaitannya dengan proses analisis yang bersifat konstan atau tentatif.10 Dalam hal ini penulis akan mengamati secara langsung ke lokasi penelitian di Masjid Jami Nurul Khil’ah untuk memperoleh data-data yang diinginkan. 5. Waktu dan Tempat Penelitian. a. Waktu Penelitian. Waktu penelitian skripsi ini dilaksanakan pada bulan Maret 2011 sampai dengan bulan Juni 2011.
10
Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2006), Edisi Revisi, h. 329
11
b. Tempat Penelitian. Lokasi penelitian Di Masjid Jami Nurul Khil’ah terletak di jalan Rawa Kopi 1 Rt 002 Rw 04 Pangkalan Jati Baru Cinere Depok. 6. Teknik Analisis Data. Analisis data menurut Patton yang dikutip oleh Lexy Moleong adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikan kedalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian besar.11 Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode kualitatif, dengan pendekatan deskriptif-analisis terhadap Manajemen Masjid Jami Nurul Khil’ah dalam meningkatkan pemahaman fiqh keagamaan remaja di Pangkalan Jati Baru. Penulis mencoba memaparkan segala informasi yang didapat dengan menggabungkan data-data yang telah diperolehnya.
E. Tinjauan Pustaka. Penulis belum pernah menemui pembahasana yang sama mengenai Manajemen Masjid Jami Nurul Khil’ah dalam Meningkatkan Pemahaman Fiqh Keagamaan pada Remaja. Ada bahasan yang penulis dapatkan serupa dengan tema ini dari sisi keilmuan Manajemen Masjid Yaitu: 1. Arianto, Manajemen Masjid As-sinah Dalam Meningkatkan Aktifitas Keagamaan Pedagang Di Pusat Grosir Cililitan (PGC) Jakarta Timur. Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Manajemen Dakwah, Tahun 1428
11
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, h. 329
12
H/2007 M. Skripsi ini membahas tentang manajemen masjid secara keseluruhan. Aplikasi bidang program, Aplikasi bidang kepengurusan, sikap dan perhatian pengurus masjid, Analisis SWOT Masjid As-Sinah. 2. Rudiawan, Manajemen Masjid Astra Dalam Meningkatkan Aktifitas Keagamaan Karyawan PT. Astra Sunter Jakarta Utara. Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Manajemen Dakwah, Tahun 1431 H/2010 M. Skripsi ini tentang manajemen masjid secara keseluruhan yang berorientasi kepada karyawan PT. Astra Sunter Jakarta Utara. 3. Bambang Irawan, Manajemen Masjid Blok A Tanah Abang Dalam Meningkatkan Aktifitas Keagamaan Pedagang Pada Pusat Perbelanjaan Grosir Tanah Abang Jakarta Pusat. Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi. Manajemen Dakwah. Tahun 1431 H/2010 M. Skripsi ini membahas tentang
manajemen masjid secara keseluruhan yang
berorientasi pada para pedagang yang ada di pasar Blok A Tanah Abang Jakarta Pusat. Sedangkan judul skripsi penulis adalah berjudul “Manajemen Masjid Jami Nurul Khil’ah Dalam Meningkatkan Pemahaman Fiqh Keagamaan pada Remaja Di Pangkalan Jati Baru”. Apabila dilihat dari segi judul sama-sama meneliti tentang manajemen masjid, namun dalam segi pembahasan sungguh jauh berbeda. Adapun materi yang penulis bahas adalah tentang manajemen masjid dalam mengembangkan suatu kegiatan-kegiatan dakwah masjid khususnya bagi para remaja Pangkalan Jati Baru.
13
F. Sistematika Penulisan. Untuk lebih mudah memahami pembahasan dan penulisan pada skripsi ini, maka penulis menguraikan secara terperinci masalah demi masalah yang pembahasannya terbagi menjadi lima bab dan masing-masing bab terdiri dari sub bab dengan sistematika penulisa sebagai berikut: BAB I
Pendahuluan Pada bab ini menguraikan latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka dan sistematika penulisan.
BAB II
Tinjauan Teoritis Tinjauan teoritis pada penelitian ini adalah: Pengertian manajemen, unsur manajemen, fungsi manajemen, pengertian masjid, fungsi dan peranan, pengertian manajemen masjid. Pengertian fiqh keagamaan, dan pengertian remaja.
BAB III
Gambaran Umum Masjid Jami Nurul Khil’ah Dalam bab ini menjelaskan tentang gambaran umum masjid Jami Nurul Khil’ah yang meliputi : Sejarah berdirinya masjid, letak geografis, visi, misi dan tujuan masjid Jami Nurul Khil’ah, program
kegiatan
masjid
Jami
Nurul
Khil’ah,
struktur
kepengurusan masjid Jami Nurul Khil’ah, sarana dan prasarana masjid Jami Nurul Khil’ah.
14
BAB IV
Analisis
Manajemen
Masjid
Dalam
Pembinanan
Fiqh
Keagamaan Bagi Remaja Masjid Jami Nurul Khil’ah Pangkalan Jati Baru Bab ini membahas tentang : Manajemen masjid Jami Nurul Khil’ah dalam memberikan pemahaman fiqh keagamaan pada remaja serta, Upaya pengurus masjid Jami Nurul Khil’ah dalam meningkatkan pemahaman fiqh keagamaan remaja masjid Jami Nurul Khil’ah. BAB V
Kesimpulan Menguraikan tentang kesimpulan dan saran-saran yang menjadi penutup dari pembahasan skripsi ini.
BAB II LANDASAN TEORI
A. Manajemen. 1. Pengertian Manajemen. Dari segi etimologi, manajemen berasal dari bahasa Inggris berupa kata kerja “ to manage” yang sinonimnya antara lain to hand (mengurus), to control (memeriksa), to guide (memimpin), jadi apabila hanya dilihat dari asal katanya manajemen berarti pengurusan, pengendalian, memimpin atau membimbing.1 Sedangkan manajemen di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, berarti : a. Proses penggunaan sumber daya yang efektif untuk mencapai sasaran. b. Pimpinan yang bertanggung jawab atas jalannya perusahaan dan organisasi.2 Adapun pengertian manajemen mempunyai tiga pandangan, yaitu manajemen sebagai proses, manajemen sebagai kolektifitas, dan manajemen sebagai seni dan ilmu. a. Manajemen sebagai suatu proses, pendapat yang dikemukakan oleh para ahli berbeda-beda, diantaranya :
1
EK.Mochtar Effendi , Manajemen : Suatau pendekatan berdasarkan ajaran islam, ( Jakarta:Bharatara Karya Aksara, 1986 ), cet. Ke-1, h. 9 2 DepDikBud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1990), Cet, Ke 3. H. 623
15
16
1) George R. Terry, dikutip oleh manullang dalam buku Dasar-Dasar pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan yang dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan dengan menggunakan tenaga manusia dan sumber lainnya.3 2) Menurut James A.F Stoner, seperti dikutip oleh A.M. Kadarman dan Yusuf Udaya dalam buku Pengantar Ilmu Manajemen mengatakan bahwa “ Manajemen adalah proses merencanakan, pengorganisasian, memimpin dan mengendalikan berbagai upaya dari organisasi guna tercapainya tujuan organisasi yang telah ditentukan”.4 b. Manajemen sebagai suatu kolektifitas, adalah kolektifitas orang-orang yang melekukan aktifitas manajemen. Jadi, dengan kata lain segenap orang-orang yang melakukan aktifitas manajemen dalam suatau lembaga tertentu. Dalam arti singular (tunggal) disebut manajemen, menurut Prof Drs. Zaini Muchtarom, “ Manajemen adalah aktifitas untuk mengatur kegunaan sumber daya bagi terciptanya tujuan organisasi secara efektif “.5 c. Manajemen sebagai suatu seni dan ilmu, Chester I Barnard dalam bukunya The Function of the Executive, yang dikutup oleh Manullang mengakui bahwa manajemen itu adalah suatu “seni” dan juga sebagai
3
M. Manullang, Dasar-Dasar Manajemen, (Jakarta : Ghalia Indonesia, 1996). Cet. Ke-
15. H. 4 4
A.M. Kadarman dan Yusuf Udaya, Pengantar ILmu Manajemen, (Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 1997), Cet. Ke-5 h. 9 5 H. Zaini Muchtarom, Dasar-Dasar Manajemen Dakwah, (Yogyakarta : Al-Amin dan IKFA, 1996) Cet. Ket- 1, h. 37
17
“ilmu” . Demikian pula Henry fayol, Alfian Brown, Hororid Koontz, Cyryl O’Donnel, dan George R. Terry yang dikutip juga oleh manullang dalam bukunya Dasar-Dasar Manajemen berpendapat bahwa ”Manajemen itu adalah suatu seni seksligus suatu ilmu”. Manajemen sebagai seni berfungsi untuk mencapai tujuan yang nyata mendatangkan hasil yang manfaat, sedangakan manajemen sebagai suatu
ilmu
berfungsi menerangkan fenomena-fenomena (gejala-
gejala), kejadian-kejadian, keadaan-keadaan, jadi sifatnya memberikan penjelasan-penjelasan.6 Tak dapat disangkal lagi bahwa manajemen adalah suatu hal penting yang menyentuh, mempengaruhi dan bahkan merasuki hampir seluruh aspek kehidupan manusia layaknya darah dalam raga. Juga lebih dimengerti bahwa dengan manajemen, manusia mampu mengenali kemampuannya berikut kelebihan dan kekurangannya sendiri. Manajemen menunjukan cara-cara yang lebih efektif dan efisien dalam pelaksanaan suatu pekerjaan.7 Dari beberapa definisi manajemen yang dipaparkan di atas, bahwasahnya manajemen telah memungkinkan untuk mengurangi hambatan-hambatan dalam pencapaian suatu tujuan dan dapat ditarik kesimpulan bahwa manajemen adalah suatu proses pengaturan kerja yang terdiri dari kegiatan-kegiatan yang telah ditentukan baik dari perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan tindakan pengawasan, yang dilakukan 6
M. Manullang, Dasar-Dasar Manajemen, H. 15. Muhammad Ismail Yusanto, et. Al. Pengantar Manajemen Syariat (Jakarta: Khairul Bayan, 2003), Cet. II. H. 13. 7
18
untuk mencapai sasaran dengan memanfaatkan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya secara efektif dan efisien. 2. Fungsi-Fungsi Manajemen. Manajemen bisa berarti fungsi, peranan maupun keterampilan manajemen sebagai fungsi meliputi usaha perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian dan pengawasan. Telah banyak orang mendefinisikan tentang manajemen sebagai fungsi untuk merumuskan sebagai
suatu usaha
merencanakan, mengorganisir, mengarahkan,
mengkoordinasi serta mengawasi kegiatan dalam suatu organisasi agar tercapai tujuan organisasi secara efisien dan efektif.8 Manajemen memiliki dua unsur lainnya, yakni subyek pelaku dan obyek tindakan. Subyek pelaku manajemn tidak lain adalah manajer itu sendiri. Sedangkan obyek tindakan manajemen terdiri atas organisasi, dana, operasi atau produksi, pemasaran, waktu dan obyek lainnya.9 Fungsi-fungsi manajemen merupakan hal yang sangat penting dalam manajemen, karena kegiatan di dalam suatu manajemen itu termasuk fungsi-fungsi manajemen yang secara umum dikemukakan oleh George R. Terry yang dikutip oleh Mochtar Effendy, fungsi manajemen terdri dari Planning (perencanaan), Organizing (pengorganisasian), Actuating (pelaksanaan), Contrilling (pengawasan).
8
Sukanto Reksohadi Prodjo, Dasar-Dasar Manajemen, (Yogyakarta: BPFE, 2000), hal.
13. 9
Muhammad Ismail Yusanto, et. Al. Pengantar Manajemen Syariat (Jakarta: Khairul Bayan, 2003), Cet. II. H 16.
19
Adapun penjelasan atau pengertian dari fungsi-fungsi manajemen, yaitu : a. Planning (Perencanaan). Planning atau disebut juga dengan perencanaan adalah gambaran dari suatu kegiatan yang akan datang dalam jarak waktu tertentu dan metode yang akan dipakai dalam tindakan-tindakan yang akan diambil.
Perencanaan itu berisikan suatu imajinasi dan
pandangan kedepan terarah berdasarkan penilaian yang benar.10 b. Organizing (Pengorganisasian). Menurut Drs. Malayu Hasibuan bahwa pengorganisasian adalah suatu proses penentuan, pengelompokan dan pengaturan bermacam-macam aktifitas yang diperlukan untuk mencapai tujuan, menyempatkan orang-orang pada aktifitas, menyediakan alat-alat yang diperlukan, menetapkan wewenang yang secara relative didelegasikan pada setiap individu yang akan melakuakan aktifitasaktifitas tersebut.11 c. Actuating (Penggerakan). Fungsi actuating meliputi kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk jabatan-jabatan yang ada dalam struktur organisasi. Setelah diadakan pembagian pekerjaan atau pengorganisasian, ditunjuk orangorang yang akan melaksanakan dan bertanggung jawab dalam pekerjaan. Bila rencana telah tersusun, struktur organisasi telah 10
Mochtar Effendy, Manajemen Suatu Pendekatan Berdasarkan Ajaran Islam, ( Jakarta : Bhatara Karya Aksara, 1986), h-75 11 M Hasibuan, Manajemen Dasar, Pengertian Dan Masalah, (Jakarta,: Bumi Aksara , 2007), h- 119
20
ditetapkan dan posisi-posisi atau jabatan sudah terisi, maka tugas pimpinan untuk menggerakan atau mengarahkan bawahan agar tujuan perusahaan dapat terlaksana dengan baik. Adapun langkah-langkah penggerakan diantaranya yaitu: 1) Memberi Motivasi. 2) Pembimbingan. 3) Menjalin Hubungan. 4) Penyelanggaraan Komunikasi. 5) Pengembangan Atau Peningkatan Pelaksanaan. Dari beberapa definisi di atas, pengertian penggerakan dapat disimpulkan bahwa penggerakan adalah suatu fungsi atau tekhnik yang mendorong untuk bergerak agar anggota organisasi bekerja untuk mencapai maksud-maksud tertentu dengan efektif dan efisien. d. Controlling (Pengawasan). Fungsi pengawasan ini tidak kalah penting dari fungsi yang lain. Pengawasan atau bisa disebut pengendalian, mengadakan koreksi sehingga apa yang dilakukan bawahan dapat diarahkan kepada suatu kebenaran, pengoreksian ini dilakuakan ketika kegiatan sedang berjalan. Fungsi
manajerial
pengawasan
adalah
mengukur
dan
mengoreksi prestasi kerja bawahan guna memastikan, bahwa tujuan organisasi dan rencana yang didesain untuk mencapainya, sedang dilaksanakan.12
12
AM Kadarman SJ, Jusuf Udaya, Penantar Ilmu Manajemen, (Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 1994), h. 132
21
Pengawasan bisa juga dikatakan proses aktif yang dilakukan dari mulai karyawan sampai pimpinan perusahaan. Secara umum pengawasan dibagi tiga: 1) Pengawasan fungsional. Pengawasan ini dilakukan oleh pejabat-pejabat fungsional atau aparat
pengawasan,
secara
fungsional
tugasnya
memang
mengawasi tugas-tugas. 2) Pengawasan masyarakat. Pengawasan oleh masyarakat yang disampaikan melalui lisan oleh aparat yang berkepentingan maupun tertulis melalui media cetak, radio dan lain sebagainya. 3) Pengawasan melekat (WASKAT) Dilakukan oleh atasan langsung terhadap pelaksanaan pekerjaan bawahan, melekat pada jabatan yang dipegang oleh pimpinan merupakan kewajiban yang bersifat mutlak yang dilakukan secara terus-menerus. 3. Unsur-unsur Manajemen. Sebagaimana yang telah diketahui bahwa unsur-unsur manajemen merupakan suatu unsur yang sangat penting demi tercapainya tujuan organisasi selain dari fungsi-fungsi manajemen (POAC) itu sendiri, sedangkan unsur itu sendiri akan penulis bahas seperti dibawah ini : The Six M’s in Manajemen adalah : Men, Money, Material, Machines, Methods and Market. Keenam unsur manajemen di atas merupakan sumber-sumber
22
manajemen yang sangat diperlukan bagi kepentingan manajemen itu sendiri.13 Ada beberapa unsur manajemen, yaitu : a. Man (manusia). Manusia adalah unsur pendukung yang paling penting dalam manajemen, karena pada dasarnya manajemen dilakukan oleh, untuk dan kepada manusia. Dan tanpa kegiatan yang dilakukan oleh manusia tujuan pasti tidak akan tercapai, namun manusia itu sendiri harus didukung dengan unsur lain agar tujuan yang ingin manusia capai dapat terpenuhi. b. Money (uang). Uang adalah sarana atau unsur kedua setelah manusia, karena uang dipakai untuk pelaksanaan kerja dan pelaksanaan semua fungsifungsi pimpinan demi tercapainya tujuan dengan setepat-tepatnya. Uang juga dipakai untuk perangasang, maksudnya untuk member imbalan pada tenaga manusia tadi dan sebagai sarana manajemen agar tujuan manusia tercapai. c. Material (materi). Di Indonesia kata material (materi) sering disebut dengan kata perbekalan. Dalam organisasi dan manajemen ini material diartikan sebagai sumber yang diperlukan bagi pelaksanaan fungsi-fungsi pimpinan, dan juga bagi pencapaian tujuan organisasi, supaya tujuan organisasi tersebut tidak terputus di tengah jalan. Material disini juga 13
hal. 7
Ida Indrawati, Manajemen Dan Organisasi (Bandung, CV Armico 1988), Cet, ke-2,
23
haruslah diartikan baik fisik (bahan-bahan baku) maupun non fisik (data-data dan informasi-informasi tertulis maupun tidak). d. Machine (mesin). Peranan mesin didalam kehidupan manusia sangat dibutuhkan karena sumber tenaga kerja (manusia) ada kemungkinan lelah, sakit, lalai dan lain-lain. Untuk ini bahwa mesin merupakan sumber yang diperlukan pula di dalam rangka proses manajemen ataupun prosedur kerja dengan setepat-tepatnya dalam memperoleh hasil yang maksimal. e. Methode (metode). Untuk pelaksanaan kegiatan perusahaan perlu membuat Alternative Methode agar produk yang diinginkan tercapai karena metode itu sendiri adalah merupakan kata kerja pelaksanaan kerja yang setepat-tepatnya atas rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh manusia untuk mengikuti perkembangan ilmu penegetahuan yang menawarkan berbagai metode baru yang lebih cepat dan lebih baik dalam menghasilkan barang atau jasa. f. Market (pemasaran). Pasar (market) adalah tempat untuk usaha-usaha memperluas kegiatan dan pemasaran.14 Para manajer harus mempunyai orientasi pemasaran (pengguna jasa) dengan pendekatan ekonomi mikro maupum makro serta memperhitungkan kecendrungan-kecendrungan baru yang akan menyangkut permintaan atau kebutuhan masyarakat.
14
Ibid. hal. 7
24
B. Masjid. 1. Pengertian Masjid. Pengertian masjid secara istilah adalah “tempat sujud, yaitu tempat umat Islam mengerjakan shalat, zikir kepada Allah SWT, dan untuk halhal yang berhubungan dakwah Islamiyah”.15 Masjid secara umum seringkali diidentikan dengan tempat shalat bagi mereka yang mengaku Islam sebagai agamanya. Sejak zaman Nabi masjid selain difungsikan sebagai tempat pelaksanaan ibadah, juga sebagai pusat kebudayaan, pusat ilmu pengetahuan, pusat informasi, pusat pengembangan ekonomi kerakyatan, pusat pengaturan strtegi perang, serta pusat pembinaan dan pengembangan sumber daya umat secara keseluruhan. Pengertian ini memberi gambaran, bahwa masjid di samping tempat sujud, juga mempunyai peran ganda dalam pengembangan dakwah Islam. M. HR. Songge menyatakan masjid secara etimologis, bermakna sebagai tempat para hamba yang beriman bersujud melakukan ibadah mahdhah berupa shalat wajib dan berbagai shalat sunnah lainnya kepada Allah SWT, dimana para hamba melakukan segala aktifitas baik yang bersifat vertikal maupun horizontal dalam kerangka beribadah kepada Allah SWT.16 Dari pengertian tentang masjid di atas,
penulis dapat
menyimpulkan bahwa pengertian masjid adalah suatu tempat dimana 15
M. Abdul Mujid, Kamus Istilah Fiqih(Jakarta: PT. Pustaka Firdaus, 1994), h. 201. M. Hr. Songge, Pesan Risalah Masyarakat Madani, (Jkarta: PT. Media Citra, 2001), h.
16
12-13.
25
seseorang dapat melakukan sujud, merendahkan diri, dan menyembah tuhan. Serta tempat untuk memecahkan permasalahan yang berhubungan dengan persoalan manusia atau dengan kata lain tempat seseorang untuk melakukan aktivitas baik yang bersifat vertikal maupun yang bersifat horizontal. 2. Tujuan Masjid. Dengan semangat tinggi masjid yang kita bangun secara bergotong-royong, saling membantu, berkorban menyalurkan harta shadaqah, infak dan wakaf demi berdirinya masjid bangunan suci Allah SWT dan tanpa memendang kaya, miskin atau golongan, masjid-masjid dapat berdiri dengan megahnya, layaknya kawasan taman-taman surga nan indah dan damai. Hendaknya masjid jangan sampai sepi dalam syi’ar atau kegiatannya. 3. Manfaat Masjid. Masjid dalam fungsi dan perannya harus mampu melayani keperluan jama’ah atau umat
dari berbagai aspek, ada enam aspek
manfaat yang terdiri dari: a. Aspek Ibadah (Ubudiyah). Manfaat kemakmuran masjid bagi ibadah sesuai dengan kebiasaan atau sunnah Nabi Muhammd SAW sebagai rasul-Nya yang menjadi tolak ukur dan tuntunan bagi setiap muslim dalam menjalankan ibadah ada kekhusu’an dalam shalat, suasana tenang, damai dan ada rasa dekat kepada Allah SWT, termasuk juga
26
membayar zakat harta atau zakat fitrah dengan rasa senang, dengan pelayanan yang ceria dan cerah tanpa pilih kasih. Dengan demikian masjid yang berjalan menurut sistem aturan yang jelas memudahkan jama’ah, dan masyarakat sekitar bertambah simpatik dan senang untuk berjama’ah secara rutin, apalagi dengan imam shalat yang bagus (baik) dari segi bacaan ayat-ayat suci al-Qur’an, insya Allah menambah kekhusu’an beribadah.17 b. Aspek Kehidupan, Sosial, Ekonomi dan Pemberdayaan SDM (mu’amalah). Dilihat dari aspek mu’amalah ini antara lain dari kehidupan sosial ekonomi dan pemberdayaan SDM, bila masjid berfungsi dan berjalan dengan program-program atau kegiatan yang jelas terhadap kegiatan sosial dan lain sebagainya, akan menambah kepercayaan jama’ah atau masyarakat. Jama’ah yang kurang mampu akan merasa aman karena ada perhatian tentang diri mereka. c. Aspek Bagi Keluarga. Pada setiap kepala keluarga dan anggota keluarga yang telah dewasa dalam memakmurkan masjid, maka kelurga tersebut yakni mendapatkan rahmat dari Allah SWT karena do’a yang dibaca setiap memasuki masjid, terlebih dahulu berdo’a kepada sang pencipta alam semesta ini “ya Allah bukakanlah untukku pintu rahmat engkau” dan ketika keluar dari masjid lalu memohon kepada Allah, “ya Allah,
17
Jurnal Manajemen Kemasjidan, Juni 2006 Vol. V, No. 2, h.53.
27
sesungguhnya saya karunia dari engkau”, maka sesama keluargakeluarga penuh dengan naungan rahmat Allah, akan tercipta sesama terutama yang membuahkan banyak kebaikan dari Allah, belum lagi manfaat dari shalat jama’ah akan memperkuat tali persaudaraan dengan anggota jama’ah lainnya, dengan demikian akan terbangunnya rasa solidaritas atau ta’aun (saling tolong menolong), dampak positif bagi
lingkungan
masyarakatakan
menambah
hubungan
baik,
lingkungan akan menjadi nyaman, persaudaraan antara lingkungan masyarakat makin kuat. Dengan demikian akan tercipta di lingkungan masyarakat yaitu rasa marhamah (saling kasih sayang).18 d. Aspek Bagi Generasi Muda. Generasi muda yang membuahkan mata hati yang sejuk dipandang, dan calon pemimpin masa depan, harus dapat dilahirkan dari masjid-masjid yang berfungsi dan mampu membaca dan memberikan peluang terhadap generasi muda merupakan cikal bakal pimpinan masa depan. Dengan program-program kegiatan pembinaan terhadap generasi muda masjid dapat mandiri dan dapat menolong masyarakat lemah di lingkungan masjidnya. Sementara ini memang hasil belum maksimal pembinaan generasi muda masjid, kekosongan pembinaan akan membawa dampak negatif atau kemunduran masjid pada masa-masa mendatang.19
18 19
Jurnal Manajemen Kemasjidan, Juni 2006 Vol. V, No. 2, h. 54. Ibid, h. 55.
28
e. Aspek Ta’lim dan Pendidikan (TarbiyahIslamiyah). Dengan ilmu, kita akan sadar dan berupaya membangun diri untuk berbuat sesuatu yang bermanfaat. Oleh karena itu masjid yang makmur memberikan peluang untuk para jama’ah atau masyarakat sekitar melakukan belajar dan mengajar. Maka pengelolaan masjid harus dapat memprogramkan kegiatan belajar dan mengajar. f. Aspek Dakwah. Pada awalnya dakwah adalah ummul hasanah, induk segala kebaikan. Dakwah merupakan kewajiban kita semua. Perubahan jama’ah atau masyarakat sekitar masjid terhadap pengamalan agama dengan sendirinya menjadi baik, dakwah menyebabkan datangnya hidayah, dengan hidayah dapat mencerahkan manusia dari kegelapan. Dahulu orang-orang yang semula-mula mengagungkan berhala, teknologi, harta benda dan keduniawian lainnya. Dakwah mampu menggunakan semuanya dan sekaligus itu dapat meyakini hanya kekuasaan hanyalah milik Allah yang mutlak mengalahkan semua. Maka disitulah bahwa masjid berfungsi benar, dapat menjadi makmur bila dakwah dapat berperan. Maka dengna sendirinya masjid menjadi pusat segala aktivitas umat. Pengelolaan masjid perlu berfikir bagaimana lebih jauh bisa memberdayakan umat untuk lebih berdayaguna untuk memakmurkan dari aspek dakwah tersebut,
29
sehingga masjid akan benar-benar bermakna dan bermanfaat bagi masyarakat sekitar.20 4. Fungsi Masjid. Penulis berpendapat bahwa Fungsi utama masjid adalah tempat sujud kepada Allah SWT. Lima kali sehari semalam umat Islam dianjurkan mengunjungi masjid guna melaksanakan shalat berjamah. Masjid juga merupakan tempat yang paling banyak dikumandangkan nama Allah melalui adzaan, qamat, tasbih, tahmid, tahlil, istigfar, dan ucapan lainnya yang dianjurkan dibaca di masjid sebagai bagian dari lafaz yang berkaitan dengan penggunaan asma Allah. Sementara ada pendapat lain tentang fungsi masjid yakni: a. Masjid merupakan tempat kaum muslimin beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. b. Masjid adalah tempat kaum muslimin beri’tikaf, membersihkan diri, menggembleng batin untuk membina kesadaran dan mendapatkan pengalamn
batin/keagamaan
sehingga
selalu
terpelihara
keseimbanagan jiwa dan raga serta keutuhan kepribadian. c. Masjid
adalah
tempat
bermusyawaroh
kaum
muslimin
guna
memecahkan persoalan-persoalan yang timbul dalam masyarakat. d. Masjid adalah tempat kaum muslimin berkonsultasi, mengajukan kesulitan-kesulitan, meminta bantuan dan pertolongan.
20
Jurnal Manajemen Kemasjidan, (Ta’mir Masjid), Juni 2006 Vol. V, No. 2, h. 57.
30
e. Masjid adalah tempat membina keutuhan ikatan jama’ah dan kegotong royongan di dalam mewujudkan kesejahteraan bersama. f. Masjid dengan majelis taklim merupakan wacana untuk meningkatan kecerdasana dan ilmu pengetahuan muslimin. g. Masjid adalah tempat pembinaan dan pengembangan kader-kader pimpinan umat. h. Masjid tempat mengumpulkan dana, menyimpan dan membagikannya dan i. Masjid tempat melaksanakan pengaturan dan supervise sosial. Fungsi-fungsi tersebut telah diaktualisasikan dengan kegiatan operasional yang sejalan dengan program pembangunan. Umat Islam bersyukur bahwa dalam dekade akhir-akhir ini masjid semakain tumbuh dan berkembang, baik segi jumlahnya maupun keindahan arsitekturnya. Hal ini menunjukan adanya peningkatan kehidupan ekonomi umat, peningkatan gairah, dan semaraknya kehidupan beragama. Fenomena yang muncul, terutama di kota-kota besar, memperlihatkan banyak masjid telah menunjukan fungsinya sebagai tempat ibadah, tempat pendidikan, dan kegitan-kegiatan sosial lainnya. Dengan demikian, keberadaan masjid memberikan manfaat bagi jamaahnya dan bagi masyarakat lingkungannya. Fungsi masjid yang semacam itu perlu terus dikembangkan dengan pengelolaan yang baik dan teratur, sehingga dari masjid lahir insan-insan muslim yang berkualitas dan masyarakat yang sejahtera. Dari masjid
31
diharapkan pula tubuh kehidupan khaira ummatin, predikat mulia yang diberikan Allah SWT kepada umat Islam.21 Di masjid itulah kaum muslimin menghilangkan rasa dengki, ketamakan, keinginan untuk berbuat jahat, dan kerusakan tepat ketika di depan pintu masjid. Lalu ia memasuki pintu masjid dengan hati terbuka untuk
keimanan,
menghadapkan
wajah
kelangit
dengan
penuh
kekhusyu’an, kemudian mereka berdiri dalam satu shaf yang tidak membedakan antara yang besar dan yang kecil, pimpinan dan orang bawahan, kaya dan miskin kaki dan pundak mereka saling bersentuhan, dan kening mereka semuanya ada di atas tanah. Mereka sama kedudukannya dalam beribadah. 5. Manajemen Masjid. Ada beberapa pengertian manajemen masjid yang dapat dikutip dalam buku idarah masjid terbitan KODI DKI Jakarta disebutkan : “Manajemen Masjid ialah ilmu dan usaha yang meliputi segala tindakan dan kegiatan muslim dalam menempatkan masjid sebagai tempat ibadah dan pusat kebudayaan Islam.” Dari sini, penulis dapat merumuskan definisi lain. Idarah Masjid adalah suatu proses atau usaha mencapai kemakmuran masjid yang ideal, dilakukan oleh seorang pimpinan pengurus masjid bersam staf dan jama’ahnya melalui berbagai aktifitas yang positif.
21
Moh. E. Ayub, Manajemen Masjid Petunjuk Praktis Bagi Para Pengurus. (Jakarta, Gema Insani Press, 1996) hal 7-8.
32
Ada pula menurut Drs. Moh E. Ayub bahwa idarah masjid adalah usaha-usaha untuk merealisasikan fungsi-fungsi masjid sebagaimana mestinya. Idarah masjid disebut juga manajemen masjid pada garis besarnya dapat dibagi menjadi dua bidang : a. Idarah Binail Maadiy (Physical Management) adalah manajemen secara fisik yang meliputi
kepengurusan masjid, pengaturan
pembangunan fisik masjid, penjagaan kehormatan, kebersihan, ketertiban, dan keindahan masjid, pemeliharaan tata tertib dan ketentraman masjid, pengaturan keuangan dan administrasi masjid, pemeliharaan agar masjid tetap suci, terpandang, dan bermanfaat bagi kehidupan umat dan sebagainya. b. Idarah Binail Ruhiy (Funcional Management) adalah pengaturan tentang pelaksanaan fungsi masjid sebagai wadah pembinaan umat, sebagai pusat pengembangan umat dan kebudayaan Islam seperti dicontohkan oleh Rasullulah SAW. Idarah Binail Ruhiy ini meliputi pendidikan akidah Isalamiyah, pembinaan akhlakul kariamah, penjelasan ajaran Islam secara teratur menyangkut : 1) Pembinaan ukhuwah Islamiyah dan persatuan umat 2) Melahirkan fikrul Islamiyah dan kebudayaan Islam dan 3) Mempertinggi mutu ke Islamaan dalam diri pribadi dan masyarakat.22 Bilamana masjid memiliki fungsi sebagai pusat pembianaan dan pengembangan umat, sudah tidak ada kemungkin lagi kalau kepengurusan 22
Moh. E. Ayub, Manajemen Masjid Petunjuk Praktis Bagi Para Pengurus. hal 33-35
33
masjid ditanagani oleh hanya satu atau hanya dua orang. Diperlukan tenaga kepengurusan yang jumlahnya cukup dan kualitasnya memadai. Agar pengurus masjid dapat bekerja sama dengan efektif dan efisien dalam menjalankan roda kepengurusan, maka diperlukan mekanisme kerja yang sangat baik. Untuk itu, manajemen masjid perlu diterapkan. C. Fiqh Keagamaan. 1. Pengertian Fiqh Keagamaan. Fiqh adalah salah satu bidang ilmu dalam syariat Islam yang secra khusus membahas persoalan hukum yang mengatur berbagai aspek kehidupan manusia baik kehidupan pribadi, bermasyarakat maupun kehidupan manusia dengan tuhannya. Secara harfiah fiqh berarti pemahaman yang mendalam terhadap suatu hal, beberapa ulama memberikan penguraian bahwa arti fiqh secara terminologi yaitu fiqh merupakan suatu ilmu yang mendalami hukum Islam yang diperoleh melalui dalil di Al-qur’an dan Sunnah. Selain itu fiqh merupakan ilmu yang juga membahas hukum syar’iyyah dan hubungannya dengan kehidupan manusia sehari-hari, baik itu dalam ibadah maupun dalam muamalah. 23 Para ulama usul fiqh menguraikan kandugan definisi fiqh sebagi berikut : a. Fiqh merupakan suatu ilmu yang mempunyai tema pokok dengan kaidah dan prinsip tertentu, karena dalam kajian fiqh para fuqaha
23
www. Fiqih Keagamaan. Com
34
menggunakan metode-metode tertentu, seperti qiyas, istihsan, istishab, istislah dan, sad az-zari’ah. b. Fiqh adalah tentang ilmu tentang hukum syar’iyyah yaitu kalamullah atau kitabullah yang berkaitan dengan perbuatan manusia, baik dalam bentuk perintah untuk berbuat larangan, pilihan maupun yang lainnya. Karenanya, fiqh diambil dari sumber-sumber syariat, bukan dari akal atau perasaan. c. Fiqh adalah ilmu tentang hukum syar’iyah yang berkaitan dengan perbuatan manusia, baik dalam bentuk ibadah maupun muamalah. Atas dasar itu, hukum aqidah dan akhlaq tidak termasuk fiqh, karena fiqh adalah hukum syara yang bersifat praktis yang diperolrh dari proses istidlal atau istinbath (penyimpulan) dari suber-sumber hukum yang benar. Menurut Ensiklopedia Islam, kata “agama” dalam Bahasa Indonesia berarti sama dengan kata “Din” dalam Bahasa Arab. Sedangkan kata “Din” artinya “menguasai, memudahkan, patuh,
batasan, atau
kebiasaan.” “Din” juga membawa peraturan-peraturan atau perundangundangan yang harus dipatuhi, dalam bentuk perintah yang wajib dilaksanakan maupun berupa larangan yang harus ditinggalkan.24 Oleh karena itu agama diberi definisi-definisi sebagai berikut : a. Pengakuan terhadap adanya hubungan manusia dengan kekuatan gaib yang harus dipatuhi. 24
1, h. 63
Dewan redaksi, Ensiklopedia Islam, (Jakarta : Ikatan Baru Van Hoeve, 1993), Cet. Ke-
35
b. Pengakuan terhadap adanya kekuatan gaib yang menguasai manusia. c. Mengikatkan diri pada suatu bentuk hidup yang mengandung pengakuan pada suatu sumber yang berada diluar diri manusia dan yang mempengaruhi perbuatan-perbuatan manusia. d. Kepercayaan pada suatu kekuatan gaib yang meninbulkan cara hidup tertentu. e. Pengakuan terhadap adanya kewajiban-kewajiban yang diyakini bersumber pada suatu kekuatan gaib. f. Ajaran-ajaran yang diwahyukan Tuhan kepada manusia melalui seorang rasul.25 Sedangkan fiqh keagamaan itu sendiri ialah salah satu bidang ilmu dalam syariat Islam yang secara khusus membahas persoalan hukum yang mengatur berbagai aspek kehidupan manusia baik kehidupan pribadi, bermasyarakat, maupun kehidupan manusia dengan tuhannya dengan mengikatkan diri pada suatu bentuk hidup yang mengandung pengakuan pada suatu sumber yang berada di luar diri manusia dan yang mempengaruhi perbuatan-perbuatan manusia.26 Jadi fiqh keagamaan dapat disimpulkan sebagai berikut: a. Merupakan suatu bidang ilmu dalam syariat Islam yang hanya membahas persoalan hukum dalam aspek kehidupan manusia. b. Merupakan bentuk pengikatan diri pada suatu bentuk
di luar diri
manusia yang mempengaruhi perbuatan manusia. 25
Harun nasution, Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspek Jilid 1, (Jakarta : Universitas Indonesia (UI-Press), 1985), Cet. 5, hal. 2 26 www. Fiqh Keagamaan. Com
36
1. Tujuan Ilmu fiqh. Tujuan ilmu fiqh adalah menerapkan kaidah-kaidah, teori dan pembahasan dalil-dalil secara terinci dalam rangka menghasilkan hukum syariat Islam yang diambil dari dalil-dalil tersebut. Pada perkembangan selanjutnya, dalam merinci dalil-dalil syar’i baik itu yang diambil dari al-Qur’an ataupun Sunnah banyak ulama sepakat memakai dua kaidah umum sebagai pilar dasar penetapan hukum Islam. Pertama, kaidah ibadah dan kedua, kaidah muamalah.27 2. Mazhab Fiqh. Aliran atau mazhab fiqh lahir dari perbedaan pemahaman teks syariah atau pemahaman tertentu. Mazhab-mazhab fiqh tumbuh dan berkembang pada tiga abad pertama Hijriah, mazhab-mazhab yang masih tersisa sampai sekarang berjumlah lima mazhab, Maliki, Syafi’i, Hambali dan Ja’fari, yang terakhir ini adalah mazhab Hanafi. Secara geografis, mazhab Hanafi tersebar di Bangladesh, Pakistan, India. Afganistan, Asia Barat (Turki, Suria dan lain-lain) dan Mesir bagian utara. Mazhab Maliki di Afrika Utara dan Barat. Mazhab Syafi’i di Indonesia, Malaysia dan negara-negara ASEAN yang lain, mazhab Hambali di Arab dan mazhab Ja’fari di Iran serta bagian-bagian tertentu Irak.28
27
Dr. Syahrul Anwar, M.Ag. Ilmu Fiqh dan Ushul Fiqh, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2010), Cet. 1, hal. 77. 28 Dr. Syahrul Anwar, M.Ag. Ilmu Fiqh dan Ushul Fiqh, hal. 135.
37
D. Remaja. 1. Pengertian Remaja. Remaja adalah suatu tingkat berasal dari kata latin “adolescere” yang berarti “tumbuh” atau “tumbuh menjadi dewasa”. Dalam bahasa Inggiris kata “adolescent” diartikan sebagai suatu priode perkembangan manusia yang dimulai dengan masa cukup umur (puber) dan berakhir dengan tercapainya kematangan sebagai orang dewasa.29 Masa remaja, berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai dengan 22 tahun bagi pria. Rentang usia remaja ini dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu usia 12 atau 13 tahun sampai dengan 17 atau 18 tahun adalah remaja awal dan usia 17 atau 18 tahun sampai dengan 21 atau 22 tahun adalah remaja akhir.30 Remaja adalah masa pencarian identitas. Kalau pada masa sebelumnya penyesuaian diri dengan standar kelompok dianggap jauh lebih penting dari pada individualitas, atau kalu pada masa lalu anak merasa puas apabila dirinya telah menjadi sama dengan teman-temannya dalam segala hal, akan tetapi sekrang masa remaja ini yang paling penting atau yang didampakannya adalah mencari dan menemukan identitas dirinya.31 Remaja merupakan masa yang sangat penting, sangat kritis dan rentan, karena apabila melewati masa remajanya dengan kegagalan, 29
Danuyansa Asih Wardji, (ed), Enslikopedi Psikologi, (Jakarta: Arcam, 1996), cet. Ke-1, h. 6. 30 Dr. Prof. Ali Mohammad dan Dr. Prof. Mohammad Ansori, PsikologiRemaja Perkembangan Peserta Didik. (Jakarta: Bumi Aksara, 2004). H. 9. 31 Alisyf Sabri, Psikologi Pendidikan, Berdasarkan Kurikulum Nasional, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1995), Cet. I, H. 27
38
kemungkinan akan menemukan kegagalan dalam perjalanan kehidupan pada masa berikutnya. Sebaliknya bila masa remaja itu diisi dengan penuh kesuksesan, kegiatan yang produktif dan berhasil guna dalam rangka menyiapkan diri untuk memasuki tahapan kehidupan selanjutnya, kemungkinan manusia itu akan mendapatkan kesuksesan dalam perjalanan kehidupannya. Dengan demikian, masa remaja menjadi kunci sukses dalam memasuki tahapan kehidupan selanjutnya. 2. Periodesasi Remaja. Periode remaja adalah masa transisi dari periode anak-anak ke periode dewasa. Periode ini dianggap sebagai masa-masa yang amat penting dalam kehidupan seseorang khususnya dalam pembentukan kepribadian individu. Kebanyakan ahli memandang masa remaja harus dibagi dalam dua periode karena terdapat ciri-ciri perilaku yang cukup banyak berbeda dalam kedua (sub) periode tersebut. Pembagian ini biasanya menjadi: periode remaja awal (early adolescence), yaitu berkisar antara umur 13 sampai 17 tahun; dan periode remaja akhir, yaitu 17 sampai 18 tahun (atau umur dewasa menurut hukum yang berlaku di suatu negara). Secara umum, periode remaja merupakan klimaks dari periodeperiode perkembangan sebelumnya. Dalam periode ini apa yang diperoleh dalam masa-masa sebelumnya diuji dan dibuktikan sehingga dalam periode selanjutnya individu telah mempunyai suatu pola pribadi yang
39
lebih mantap. Pertumbuhan fisik dalam periode pubertas terus berlanjut sehingga mencapai kematangan pada akhir periode remaja.32 3. Moralitas Remaja. Moral berasal dari bahasa latin Mores berarti adat kebiasaan. Maksud moral ialah sesuai ide-ide yang umum diterima tentang tindakan manusia, mana yang baik dan wajar. Dalam bahasa Indonesia ada beberapa perkataan yang makna dan tujuannya sama atau hampir sama dengan moral ialah akhlaq (Arab) etika (Yunani). Moralitas remaja yang kami maksud disini adalah akhlaq, tingkah laku, tindakan dan ide-ide yang dijalankan oleh remaja dengan penilaian baik dan wajar.33 Masa remaja adalah masa yang sangat peka terhadap agama dan akhlaq menurut Zakiah Dradjat, yang terdapat di dalam bukunya yang berjudul kesehatan mental (1974: 173). Remaja dalam menghadapi problema-problema remaja sering bimbang tak tentu arah, karena belum mempunyai pegangan yang kuat. Para pendidik dan orang tualah yang harus bijaksana membimbing mereka dengan cara persuasif, motivatif, konsulatif, maupun edukatif.34 4. Problematika Remaja. Probelamatika remaja di zaman modern ini termasuk masalah terpenting yang dihadapi semua masyarakat di dunia, baik masyarakat muslim maupun non muslim. Hal ini dikarenakan para pemuda dalam
32
Seifert, K.L. & Hoffnung, R.J. (1987). Child and Adolescent Development. Boston : Houghton Mifflin Co. 33 Drs. H. Panut Panuju, Ida Umami S. Ag, Psikologi Remaja, (Yogya: PT. Tiara Wacana, 1999), Cet. I, H. 135. 34 Ibid, h. 17.
40
masa pertumbuhan fisik maupun mental, banyak mengalami gejolak dalam pikiran maupun jiwa mereka, yang sering menyebabkan mereka mengalami keguncangan dalam hidup dan mereka berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan diri dari berbagai masalah tersebut. Dan itu semua tidak mungkin terwujud kecuali dengan kembali kepada ajaran agama dan akhlak Islam, yang keduanya merupakan penegak kebaikan dalam masyarakat, sebab terwujudnya kemaslahatan dunia dan akhirat, dan sebab turunnya berbagai kebaikan dan berkah dari Allah Ta’ala serta hilangnya semua keburukan dan kerusakan. Agama Islam sangat memberikan perhatian besar kepada upaya perbaikan mental para pemuda. Karena generasi muda hari ini adalah para pemeran utama di masa mendatang, dan mereka adalah pondasi yang menopang masa depan umat ini. Oleh karena itulah, banyak ayat al-Qur’an dan hadits Rasulullah yang menghasung kita untuk membina dan mengarahkan para pemuda kepada kebaikan. Karena jika mereka baik maka umat ini akan memiliki masa depan yang cerah, dan generasi tua akan digantikan dengan generasi muda yang shaleh.35
35
http://salafiyunpad.wordpress.com/2010/07/06/problematika-remaja-dan-solusinya/
BAB III GAMBARAN UMUM
A. Sejarah Berdirinya Masjid Jami Nurul Khil’ah. Awal berdirinya Masjid Jami Nurul Khil’ah pada tahun 1971. Dengan dibangun dari tirkah peninggalan saudara tertua saudara H. Rojiuun, beliau tidak memiliki keturunan, sehingga harta peninggalan tersebut dihibahkan dan dipergunakan oleh adiknya H. Dahlan untuk membuat sarana ibadah. Yang kemudian masjid itu diberi nama Nurul Khil’ah adapun arti dari nama tersebut yakni cahaya lepas.1 Masjid Jami Nurul Khil’ah adalah satu-satunya masjid yang menjadi kebanggaan warga di Kelurahan Pangkalan Jati Baru. Masjid bukan hanya tempat ibadah melainkan suatu syiar Islam yang perlu dioptimalkan fungsinya, baik itu kegiatan-kegiatan yang bersifat keagamaan. Bangunan Masjid Jami Nurul Khil’ah yang sederhana tapi mencukupi untuk para jama’ah yang berada disekitar masjid, dibandingkan dengan beberapa waktu silam dimana masyarakat melakukan shalat dilanggar atau di surau-surau. Maksud dan tujuan didirikannya Masjid Jami Nurul Khil’ah adalah dibidang keagamaan, sosial dan pemberdayaan masyarakat.
. Dengan
merekrut masyarakat yang ada di wilayah Rawa Kopi 1 Rt 002 Rw 01 Kelurahan
Pangkalan
Jati
Baru,
melanjutkan
pembangunaan
dan
penyempurnaan masjid Jami Nurul Khil’ah, Khususnya tampilan kulit luarnya
1
Wawancara Pribadi Dengan Ketua Masjid Jami Nurul Khil’ah, Bapak H. Abshoruddin HD. S. Ag. Cinere 10 Mei 2011.
41
42
seperti, pengecetan atap beton dinding luar, serta bangunan sekolah untuk taman kanak-kanak dan taman pendidikan Al-qur’an/TPA dan sampai pada saat ini, pembangunan renovasi masjid tahap ke-3 masih terus berlangsung. Sejak didirikannya masjid ini tahun 1971 sudah mengalami pembangunan sebanyak 2 tahapan, tahap yang pertama dilaksanakan pada tahun 1986 dan tahapa ke dua dilakukan mulai tanggal 2004.2 Dengan bentuk masjid yang diuraikan di atas kegiatan agama semakin berkembang, tidak hanya sebatas sebagai tempat ibadah fardhu tiap waktu shalat. Akan tetapi juga kegiatan taklim dengan mendatangkan guru tetap yang terjadwal, peringatan dan perayaan hari raya Islam, pengajian bulanan, mingguan, dan kegiatan remaja juga ikut berkembang sejalan dengan kegiatan orang tua mereka, kegiatan ini berlangsung sampai beberapa tahun kedepan sampai kemudian para pengurus masjid dan yayasan merasa perlu meningkatkan bangunan masjid menjadi lebih besar, lebih megah, dan lebih berestetika diantara masjid yang berada di sekitarnya.
B. Letak geografis. Masjid Jami Nurul Khil’ah berkapasitas sekitar 600 jamaah, yang dibangun di atas lahan seluas kurang lebih 1000 meter persegi di jalan Rawa Kopi 1 Rt 002 Rw 04 Pangkalan Jati Baru Cinere Depok.3 1. Sebelah Timur berbatasan dengan rumah penduduk. 2. Sebelah Barat berbatasan dengan jalan raya ke arah Gandul.
2
Wawancara Pribadi Dengan Ketua Masjid Jami Nurul Khil’ah, Bapak H. Abshoruddin HD. S. Ag. Cinere 10 Mei 2011. 3 Wawancara Pribadi Dengan Ketua Masjid Jami Nurul Khil’ah, Bapak H. Abshoruddin HD. S. Ag. Cinere 10 Mei 2011
43
3. Sebelah Utara berbatasan dengan TK. Nurul Falah. 4. Sebelah Selatan berbatasan dengan rumah penduduk. Lokasi Masjid Jami Nurul Khil’ah sangat strategis, karena dapt dijangkau dengan mudah oleh para jama’ah atau para pejalan kaki yang lewat, karena letaknya ada di tengah-tengah masyarakat. 4
C. Visi, Misi dan Tujuan Masjid Jami Nurul Khil’ah.5 1. Visi. Berdirinya Masjid Jami Nurul Khil’ah, menjadi pusat ke Islaman yang terdepan dan terunggul di kawasana Cinere Depok dan sekitarnya. 2. Misi. a. Memakmurkan masjid Jami Nurul Khil’ah. b. Memberikan sarana ibadah yang baik dan nyaman, menerima dan menyalurkan zakat, infaq dan sodaqoh, meningkatkan pemahaman keagamaan dan melaksanakan syiar keagamaan serta studi banding keagamaan. c. Memberikan bantuan kepada korban bencana alam, pengungsi, tuna wisma, fakir miskin, janda-janda tua dan santunan kepada orang yang meninggal dunia, memberikan konsumen dan melestarikan lingkungan hidup.
4
Wawancara Pribadi Dengan Ketua Masjid Jami Nurul Khil’ah, Bapak H. Abshoruddin HD. S. Ag. Cinere 10 Mei 2011 5 Wawancara Pribadi Dengan Ketua Masjid Jami Nurul Khil’ah, Bapak H. Abshoruddin HD. S. Ag. Cinere 10 Mei 2011
44
3. Tujuan. a. Berkontribusi dibidang keagamaan, sosial dan kemanusiaan. b. Terciptanya kemaslahatan umat sesuai dengan dinamika dan perkembangan masyarakat yang berpedoman pada tiang agama Islam. c. Terbangunnya
solidaritas
yang
tinggi
dalam
kehidupan
bermasyarakat.
D. Program Kegiatan Masjid Jami Nurul Khil’ah. Di mana pun masjid didirikan. Fungsi dan peranan yang diembannya sama saja. Baik masjid yang terdapat di kota-kota besar maupun masjid yang ada di desa. Masjid adalah tempat beribadah, khususnya untuk mendirikan shalat yang wajib ataupun yang sunnah setidak-tidaknya lima kali sehari semalam dari situ dikumandangkan suara adzan. Program-program kerja masjid atau kegiatan-kegiatan lain yang juga melembaga di dalam masjid Jami Nurul Khil’ah adalah: 1. Pengajian Bulanan.6 Dilaksanakan untuk umum pada setiap hari Minggu malem senin pada awal bulan di masjid Jami Nurul Khil’ah. Penceramahnya KH. Drs. Daman
Huri
penceramah
membawakan
tema
materi
yang
berkesinambungan.
6
Wawancara Pribadi Dengan Ketua Masjid Jami Nurul Khil’ah, Bapak H. Abshoruddin HD. S. Ag. Cinere 10 Mei 2011
45
2. Pengajian Mingguan. Diadakan setiap hari senin malam selasa, materi yang dipelajari dalam pertemuan ini yaitu membahas Fiqh dengan mendatangkan ustadz KH. Marhusin MZ. BA. 3. Pengajian ibu-ibu. a. Hari jum’at, minggu ke-1 dengan penceramah HJ. Marwanih MZ dengan membahas materi makna surat yang ada didalam Al-qur’an. b. Hari jum’at, minggu ke-2 dengan penceramah KH. Marhusin MZ. BA dengan membahas materi Fiqh Fathul Qarib. c. Hari jum’at, minggu ka-3 dengan penceramah HJ. Marwanih MZ materi pembacaan yasin berjama’ah. d. Hari jum’at, minggu ke-4 dengan penceramah Dra. Imas Masyiti materi yang disampaikan tentang pengajian umum. (kehidupan seharihari). 4. Pengajian Remaja. Diadakan pada setiap hari sabtu malam minggu dengan materi pembacaan Al-qur’an beserta tajwidnya secara benar, dan membahas fiqh ibadah dengan penceramah KH. Marhusin MZ. BA. 5. Membentuk Panitia Hari Besar Islam (PHBI). a. Ramadhan dan Idul Fitri di antaranya: 1) Mengadakan shalat tarawih dan tadarus Al-qur’an. 2) Menyiapkan penceramah untuk ceramah setiap ba’da isya selama bulan ramadhan. 3) Memperingati malam Nuzulul Qur’an dengan menyelenggarakan lomba-lomba ke Islaman.
46
4) Menerima zakat fitrah, zakat maal, shodakoh, infaq, dan membagikan kepada yang berhak menerimanya. 5) Menyelenggarakan shalat idul fitri. 6) Mengadakan takbiran semalam suntuk. b. Iedul Adha. 1) Bekerja sama dengan Rt dan Rw untuk memberikan surat edaran mengenai hewan qurban. 2) Bekerja sama dengan pihak ketiga untuk pengadaan hewan qurban. 3) Menerima
dan
mendistribusikan
kepada
yang
berhak
menerimanya. 4) Menyelenggarakan shalat iedul adha berikut menyediakan khotibnya. 5) Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW dan Isri Mi’roj.7 6) Kegiatan-kegiatan tersebut, dilakukan di dalam masjid. Tanpa koordinasi dengan aparat, kantor kelurahan setempat. Kerja sama antar masjid seperti tukar menukar pengalaman, saling membantu dalam masalah pendidikan, pinjam meminjam kitab atau buku dapat dikatakan tidak pernah terjadi. Orang sudah merasa ouas apabila masjidnya sudah dapat dipergunakan untuk shalat, belajar ngaji, menunaikan kewajiban zakat dan lain sebagainya.8
7
Laporan Ketua Pengurus Masjid Jami Nurul Khil’ah. Tahun 1972 hal 3 . Cecep Castrawijaya, Manajemen Masjid Antara Teori dan Praktek, (Bogor: TitianNusa Press, 2010), Cet. 1, h. 88. 8
47
E. Struktur Kepengurusan dan Bagan Organisasi Masjid Jami Nurul Khil’ah. Dilihat dari segi bahasa, struktur dapat berarti cara bagaimana sesuatu disusun atau dibangun. Sedangkan organisasi dapat berarti susunan atau aturan dari berbagai bagian, sehingga merupakan kesatuan yang teratur dan tersusun.9 Berikut adalah struktur organisasi masjid jami Nurul Khil’ah.10 Struktur Organisasi
PELINDUNG
KETUA
BADAN
WAKIL KETUA
SEKERTARIS
BENDAHARA
WAKIL SEKERTARIS
WAKIL BENDAHARA
DIVISI Pendidikan dan Dakwah
9
DIVISI Pembangunan dan Pemeliharaan
DIVISI Peralatan dan Perlengkapan
DIVISI Sosial dan Kemasyarakat an
DIVISI Humas dan Pembantu Umum
DIVISI Marbot
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1994/1995), Cet. Ke-3 h. 860 10 Wawancara Pribadi Dengan Ketua Masjid Jami Nurul Khil’ah, Bapak H. Abshoruddin HD. S. Ag. Cinere 10 Mei 2011
48
Menurut EK. Imam Munawir mengenai organisasi, yaitu : “Organisasi adalah merupakan kerja sama diantara beberapa orang untuk mencapai tujuan dengan mengadakan pembagian dan peraturan kerja yang menjadi ikatan kerja sama dalam organisasi itu demi mencapai tujuan secara efektif dan efisien.”11 Soetmina mengatakan bahwa : “Struktur organisasi ialah suatu kerangka yang menunjukkan semua tugas kerja untuk mencapai tujuan organisasi, hubungan antara fungsi-fungsi tersebut, serta wewenang dan tanggunga jawab setiap anggota organisasi yang melakukan tiap-tiap tugas kerja tersebut.”12 Adapun struktur kepengurusan pada Masjid Jami Nurul Khil’ah adalah sebagai berikut :13 Pelindung
: Ketua BKKM sekecamatan Cinere dan Depok. Kepala Kelurahan Pangkalan Jati Baru. Ketua Rw 04 Pangkalan Jati Baru. Ketua Rt 01/04/05/06/07 Pangkalan Jati Baru.
Pendiri
: H. Dahlan.
Pembina
: Drs. Suryatun. Utz. Marhusin. MZ. BA. H. Rubingan. M.si.
Pengawas
11
: H. M. Tohir. HD.
Ek. Imam Munawir, Asas-Asas Kepemimpinan Dalam Islam, (Surabaya : Usaha Nasional), h. 96 12 Soetmina, Perpustakaan, Kepustakawan dan Pustakawan, (Yogyakarta : Kanisus, 1992), Cet Ke-1, h. 57 13 Wawancara Pribadi Dengan Ketua Masjid Jami Nurul Khil’ah, Bapak H. Abshoruddin HD. S. Ag. Cinere 10 Mei 2011
49
Suehandi. Suyatno. H. Drs. Khaldi Tahir. Pengurus Ketua
: H. Abshoruddin HD S. Ag.
Wakil Ketua
: Drs. H. Rubingan.
Sekretaris
: M. Zaini MPd.
Wakil Sekretaris
: Syahrul Romadoni Hasyim.
Pembantu Sekretaris
: Nur Ali Murja.
Bendahara
: A. Hamali MPd.
Wakil Bendahara
: Rastam.
Tim pendukung. 1. Divisi Pendidikan dan Dakwah. Anggota
: Drs. Syuaib.
Anggota
: H. Abdul Basyit SH.
Anggota
: A. Riyadi.
Anggota
: Agus Arsyad.
Anggota
: Drs. Mahtum HM. MAG.
Anggota
: Muhammad HA.
2. Divisi Pembangunan dan Pemeliharaan. Anggota
: HM Thohir HD.
Anggota
: Suyatno.
50
Anggota
: H. Eko Basuki.
Anggota
: Tian Anto.
Anggota
: Hamzah Hasby.
Anggota
: H. Komaruddin.
Anggota
: Musowa.
Anggota
: Fendi.
3. Divisi Peralatan dan Perlengkapan. Anggota
: Ardani.
Anggota
: Soekandi.
Anggota
: Zaelani.
Anggota
: Nur Ali H.H.
Anggota
: Syahru Madani Arifin.
Anggota
: Budi Anggoro.
Anggota
: Kusno.
4. Divisi Sosial dan Kemasyarakatan. Anggota
: Drs. H. Indra Jaya.
Anggota
: dr. Gunawan.
Anggota
: Ir. Idham Gozali.
Anggota
: Hamdani.
Anggota
: Suseno.
Anggota
: Supriyanto SOS.
Anggota
: Drs. H. Esti Purnomo.
Anggota
: Budi Suparman.
51
5. Humas dan Pembantu Umum (Koordinator Umum). Anggota
: Yanto Kori.
Anggota
: Yusuf Abdul Rahman.
Anggota
: Pi’an Sofyan.
Anggota
: Marulloh HD.
Anggota
: Tabroni RHL.
Anggota
: Ambon G.
Anggota
: Sidik Fauzi.
Anggota
: Taofik.
6. Marbot. Anggota
: Ranin HL.
Anggota
: Muhammad HD.
Anggota
: Agon.
Anggota
: Amsanih.
Anggota
: Mastanah Yusuf.
Anggota
: Syarifah.
Anggota
: Khoirul Saleh.
52
F. Sarana dan Prasarana Masjid. 1. Ruang Peribadatan. Ruang peribadatan adalah ruang yang disediakan khusus untuk melaksanakan peribadatan seperti shalat fardhu, jum’at, idul fitri, dan idul adha dengan karpet yang bersih, diberi tanda shaf (barisan) shalat dengan garis, podium atau mimbar yang baik bagi khotib. Di samping itu ruangan masjid Jami Nurul Khil’ah dilengkapi dengan kipas angin, sound system yang baik sehingga ketika adzan berkumandang jelas terdengar, tempat penyimpanan Al-qur’an, jam loceng ada dua buah yang satu di pojok kanan dan yang satu ada di pojok sebelah kiri, serta kotak amal yang baik dan dalam jumlah banyak. 2. Ruang Wudhu dan Toilet. Jama’ah masjid wanita, yang mempunyai hak dan kewajiban yang sama dengan jama’ah pria, perlu mendapatkan pelayanan khusus dari pihak pengurus masjid. Pelayanan khusus ini antara lain berupa tempat wudhu yang bersih untuk pria dan untuk wanita yang tertutup karena menyangkut aurat jama’ah yang harus tertutup.14 Di Masjid Jami Nurul Khil’ah ini tempat wudhu toilet laki-laki berada di sebelah kanan dan perempuan ada di sebelah kiri dari pintu samping masjid, Tempat wudhu dan toilet begitu bersih dan disertai dengan adanya cermin cukup besar.
14
Cecep Castrawijaya, Manajemen Masjid Antara Teori dan Praktek, h.199.
53
3. Ruang Sekertariat. Kegiatan administrasi dan segala hal yang terkait dengan pengelolaan masjid tentu saja amat memerlukan ruangan. Di masjid, ruangan ini biasanya disebut dengan sekertariat atau kantor masjid. 4. Gudang. Tiap-tiap masjid tentu memiliki barang-barang inventaris. Ada banyak barang-barang atau inventaris masjid Jami Nurul Khil’ah yang penggunannya hanya pada waktu tertentu saja seperti karpet, layar LCD, kotak amal dan lain-lain. Selama tidak digunakan, maka barang-barang tersebut di simpan di dalam gudang. 5. Tempat Penitipan Sepatu dan Sandal Jama’ah
yang
datang
ke
masjid
untuk
beribadah
perlu
mendapatkan pelayanan dari pengurus masjid. Sering kali terjadi jama’ah yang tertukar atau hilang sepatu dan sandalnya sehingga hal ini menjadi salah satu faktor jama’ah enggan shalat di masjid oleh karena itu dibuatlah tempet penitipan sepatu dan sandal untuk para jama’ah. Di masjid Jami Nurul Khil’ah tempat penitipan dan penyimpanan sandal dan sepatu yang terletak di bagian utara masjid di dekat toilet ruang wudhu wanita.15 6. Halaman. Seiring dengan bertambahnya jumlah jama’ah masjid, maka tentu saja pengurus masjid menyediakan halaman masjid yang luas, agar dapat menampung jama’ah yang hendak melaksanakan shalat di ruang utama 15
Wawancara Pribadi Dengan Ketua Masjid Jami Nurul Khil’ah, Bapak H. Abshoruddin HD. S. Ag. Cinere 10 Mei 2011
54
masjid yang sudah tidak memadai lagi, maka dari pengurus masjid menyisihkan sebagian tanah yang dialokasikan untuk halaman masjid. 7. Dapur Masjid. Dapur masjid Jami Nurul Khil’ah terletak dibagian belakang masjid, dekat dengan gudang. Dapur masjid menyimpan berbagai peralatan masak-memasak, seperti: kompor, wajan, termos, gelas, piring dan sebagainya.16
16
Wawancara Pribadi Dengan Ketua Masjid Jami Nurul Khil’ah, Bapak H. Abshoruddin HD. S. Ag. Cinere 10 Mei 2011
BAB IV ANALISIS MANAJEMEN MASJID DALAM PEMBINAAN FIQH KEAGAMAAN PADA REMAJA MASJID JAMI NURUL KHIL’AH DI PANGKALAN JATI BARU.
A. Manajemen Masjid Jami Nurul Khil’ah Dalam Memberikan Pemahaman Fiqh Keagamaan Pada Remaja. Sebagaimana telah dijelaskan pada bab 2 beberapa teori tentang manajemen secara garis besarnya, seperti manajemen yang telah diterangkan oleh para ahli, pada garis besar manajemen umunya mempunyai unsur yaitu: Man, Materi, Money, Machine, Metode, Market. Dalam sebuah yayasan atau lembaga, apabila menginginkan tujuan dan programnya dapat tercapai maka diperlukan penerapan fungsi manajemen (perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan) harus dapat dilaksankan dengan baik. Apabila kepengurusan masjid menggunakan manajemen yang baik, ada banyak manfaat yang dapat diperoleh. 1. Tujuan atau target yang akan dicapai akan terumuskan dengan jelas dan lebih terarah. Karena salah satu fungsi utama manajemen adalah perencanaan. 2. Usaha mencapai tujuan untuk kemakmuran masjid bisa dirasakan bersama-sama dengan adanya tim yang solid melalui koordinasi yang rapi. 3. Dapat dihindari adanya tumpang tindih antara pengurus yang satu dengan pengurus yang lain, karena di dalam kepengurusan sudah dijelaskan job description masing-masing pengurus.
55
56
4. Pelaksanaan tugas-tugas untuk memakmurkan masjid dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien. 5. Pengontrolan dan evaluasi bisa dilaksanakan dengan menggunakan standard dan tolak ukur yang jelas. 6. Gejala penyimpangan kerja dapat dihindari, karena mudah mendeteksinya dan bila penyimpangan betul-betul terjadi bisa dihentikan.1 Fungsi manajemen sangat dibutuhkan dan sangat penting untuk diterapkan di masjid Jami Nurul Khil’ah sebagai acuan untuk lebih baik lagi dimasa-masa yang akan datang. Fungsi-fungsi manajemen yang telah dilaksanakan antara lain: perencanaan (planning), yang dilakukan setiap kali sebuah program yang akan dilaksanakan, pengorganisasian (organizing) sebagai pembagian kerja pada setiap pengurus, pelaksanaan (actuating) yang merumuskan bagaimana pelaksanaan teknis dan yang terkhir adalah fungsi pengawasan (controling). Masjid jami Nurul Khil’ah, merupakan wahana untuk melaksanakan dibidang
keagamaan,
sosial
dan
pemberdayaan
masyarakat.
Tujuan
didirikannya masjid Jami Nurul Khil’ah adalah berkontribusi dibidang keagamaan, sosial dan kemanusian.2 Agar harapan dan tujuan yang direncanakan dapat diraih dengan efektif dan efisien, maka harus menggunakan manajemen yang baik. Dalam mengaplikasikannya, manajemen memiliki fungsi-fungsi manajemen yaitu:
1
Ahmad Yani dan Ahmad Satori Ismail, Manajemen Masjid Ideal, (Jakarta: LP2SI Haramain, 2001), Cet. Ke- 1, hal. 81-82 2 Wawancara Pribadi Dengan Ketua Masjid Jami Nurul Khil’ah, Bapak H. Abshoruddin HD. S. Ag. Cinere 10 Mei 2011
57
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan. Oleh karena itu, masjid Jami Nurul Khil’ah melakukan fungsi-fungsi manajemen yaitu: 1. Perencanaan (Planning). Perencanaan dalam manajemen ialah perumusan rencana dan strategi yang akan dilaksanakan dalam suatu kegiatan dengan tujuan yang sama. Tujuan adalah suatu hasila akhir, titik akhir atau segala sesuatu yang akan dicapai oleh organisasi. Setiap kegiatan apapun tujuannya hanya dapet berjalan secara efektif dan efisien bila mana sebelumnya sudah dipersiapkan dan direncanakan terlebih dahulu dengan matang. Proses perencanaan dalam suatu program meliputi: perkiraan pada jalannya acara, penetuan target pendengar yang dituju, materi yang disampaikan oleh narasumber dapt dimengerti oleh pendengar, dengan menetukan narasumber yang berkompeten terhadap materi-materi yang akan disampaikan. Perencanaan merupakan fungsi terpenting dari fungsi-fungsi manajemen yang lainnya. Oleh karena itu perencanaan sangatlah berkaitan dengan kegiatan pada masa yang akan datang. Perencanaan dapat diartikan juga sebagai pedoman yang harus dipakai untuk mengarahkan tujuan yang telah ditetapkan. Adapun perencanaan yang telah dirumuskan oleh para pengurus masjid Jami Nurul Khil’ah meliputi 3 perencanaan, yaitu perencanaan jangka pendek, perencanaan menengah, dan perencanaan jangka panjang.3
3
Wawancara Pribadi Dengan Ketua Masjid Jami Nurul Khil’ah, Bapak H. Abshoruddin HD. S. Ag. Cinere 10 Mei 2011.
58
a. Perencanaan Jangka Pendek. Perencanaan jangka pendek selalu disusun untuk jangka waktu lima tahun, bahkan dapat dibuat bulanan, kwartal, atau tengah tahunan. Perencanaan ini lebih konkrit dan rinci, lebih terukur dan lebih jelas sasarannya, termasuk dalam hal sumber daya, metode pelaksanaan serta waktu mulai dan selesainya setiap kegiatan yang termasuk dalam rencana tersebut. Adapun perencanaan jangka pendek yang ada di manajemen masjid Jami Nurul Khil’ah ini adalah berupa rencana membentuk yayasan Nurul Khil’ah, membangun gedung serbaguna, membangun menara masjid untuk difungsikan sebagai lambang masjid Jami Nurul Khil’ah, serta merekrut lebih banyak lagi remaja yang ada di kelurahan Pangkalan Jati Baru. b. Perencanaan Jangka Menengah. Perencanan jangka menengah masjid Jami Nurul Khil’ah ini ialah memprogram kegiatan bulanan dan mingguan yang ada di masjid Jami Nurul Khil’ah tetap berjalan sebagaimana mestinya. c. Perencanaan Jangka Panjang. Adapun perencanaan jangka panjang yang ada di masjid Jami Nurul Khil’ah ini ialah memprogram jama’ah agar shalat lima waktu berjama’ah di masjid Jami Nurul Khil’ah ini merupakan harapan dari para pengurus masjid agar para jama’ah senantiasa selalu melakukan shalat lima waktu secara berjama’ah, serta melembagakan lembaga
59
pendidikan untuk kaum ibu-ibu dan anak-anak yang berada di lingkungan masjid Jami Nurul Khil’ah dan sekitarnya. Dalam kegiatan perencanaan ini pengurus masjid Jami Nurul Khil’ah melakukan katifitas-aktifitas yang ada dalam perencanaan, aktivitas-aktivitas itu adalah: a. Penentuan Peramalan (Forecasting). Sebagai sesuatu yang mendasar dalam sebuah manajemen, maka dalam pelaksanaan perencanaan, hal-hal yang berkaitan dengan perencanaan harus diperhatikan dengan seksama salah satunya adalah menentukan peramalan atau pemikiran. Peramalan adalah suatu prediksi tentang kemungkian-kemungkian yang akan terjadi pada masa yang akan datang, seperti halnya melonjaknya harga bahan baku, kondisi dan situasi keamanan bangsa dan sesuatu yang tidak diketahui di masa yang akan datang lainnya.4 Oleh sebab itu pengurus masjid Jami Nurul Khil’ah senatiasa selalu memikirkan hal-hal yang dapat membuat terhambatnya perencanaan yang telah direncanakan dengan matang. b. Penentuan Maksud dan Tujuan (Objektives) Segala program yang telah ditentukan tentunya harus memiliki tujuan masing-masing. Tanpa adanya tujuan yang hendak dicapai maka apalah artinya sebuah program itu dilakukan.5
4 5
1 h. 24
Manulang, Dasar-Dasar Manajemen, h. 10 Ahmad Yani, Panduan Mengelola Masjid, (Jakarta: Pustaka Intermassa, 2007), Cet. Ke-
60
Pengurus Masjid Jami Nurul Khil’ah selalu memikirkan sesuatau hal yang menjadi tujuan dari program-program yang ada, program-program yang dijalankan oleh pengurus masjid mempunyai nilai-nilai yang positif yang dapat membangun motivasi yang lebih baik lagi. Seperti apa yang telah dijalankan selama ini yaitu:6 1) Bersholawat bersama-sama sembari menunggu adzan shalat maghrib. 2) Mengadakan lomba-lomba ke Islaman dalam rangka merayakan hari besar Islam dan bulan Ramadhan. 3) Mengajarkan
praktek-praktek
ibadah,
seperti:
memandikan
jenazah, mengkafani jenazah, menshalati jenazah, dan lain sebagainya. c. Penyusunan Program Kerja (Programming). Program adalah rancangan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan oleh sebuah organisasi. Dalam program juga ditentukan mana yang harus lebih dahulu diprioritaskan, mana program jangka panjang, program jangka menengah dan program jang pendek. 7 Dalam penyusunan program-program kerja yang dilakukan pengurus, menentukan
program
yang
akan
dilakukan,
sesuai
dengan
kepengurusan masjid Jami Nurul Khil’ah.
6
Wawancara Pribadi Dengan Ketua Masjid Jami Nurul Khil’ah, Bapak H. Abshoruddin HD. S. Ag. Cinere 10 Mei 2011 7 Terry. R. Prinsip-Prinsip Manajemen, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), h. 21
61
d. Penentuan Jadwal Kegiatan (Schedulling). Setelah penyusunan program, maka langkah selanjutnya adalah merencanakan jadwal yang akan dilakukan. Dalam penetapan jadwal ini, disesuaikan dengan situasi atau permaslahan yang sedang terjadi di tengah
masyarakat.
Jadwal
adalah
penetapan
waktu
untuk
melaksanakan program-program yang sudah ditentukan. Dan batasbatas waktu program yang harus dilaksanakan.8 Dengan adanya jadwal yang ditentukan oleh pengurus masjid, maka dengan demikian dapat lebih memudahkan, mana program-program yang berjalan sesuai rencana dan mana program-program yang tidak sesuai dengan rencana. Agar mudah dapat disesuaikan sebagai mana mestinya. e. Anggaran (Budgeting). Setelah merumuskan program kegiatan, jadwal kegiatan dan tujuannya, maka langkah selanjutnya adalah menentukan anggaran untuk kegiatan. Anggaran adalah merupakan ongkos biaya yang akan dikeluarkan dalam proses pelaksanaan organisasi.9 Dalam memperoleh dana untuk anggaran, pengurus masjid Jami Nurul Khil’ah menperoleh dana yakni: dana Jum’atan, dana sumbangan dari donatur, serta infak dari jama’ah melalui kegiatan-kegiatan yang ada di masjid Jami Nurul Khil’ah. Semua anggaran tersebut sudah tercatat dan tersimpan dengan baik di arsip pengeluaran dan pemasukan masjid Jami Nurul Khil’ah.10
8
Manulang. Dasar-Dasar Manajemen, h. 11. Terry, Prinsip-Prinsip Manajemen, h. 24. 10 Wawancara Pribadi Dengan Sekertaris Masjid Jami Nurul Khil’ah, Bapak Muhammad Zaini. MPd. Cinere 21 Mei 2011. 9
62
f. Penentuan Prosedur (Proceduress). Prosedur adalah metode atau cara yang digunakan dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Tanpa adanya prosedur maka dapat dikhawatirkan akan menjadi berantakan. Setiap kegiatan jika ingin mudah melakukannya maka memerlukan sebuah metode yang efektif. Prosedur juga adalah pilihan cara tertentu dalam melakukan suatu pekerjaan sesuai dengan kebijakan yang telah ditentukan. Prosedur ini menyangkut kronologis pelaksanaan pekerjaan dalam kerangka kebijakan dan terarah kepada tujuan yang telah ditentukan. Bentuknya adalah kepastian dalam bertindak. 11 Menurut Ahmad Yani “Dalam manajemen masjid, perencanaan adalah perumusan tentang apa saja yang akan dicapai dan tindakan apa yang akan dilakukan dalam mencapai tujuan pemakmuran masjid, sesuai dengan tingkat kemampuan yang akan dimiliki. Sudah seharusnya bila masjid dikelola dengan sebaik-baiknya. Hal ini bisa ditunjukan lewat dimilikinya sistem manajemen serta perencanaan yang matang dalam berbagai kegiatan yang disesuaikan dengan konteks perkembangan zaman”.12 Menurut manullang “Planning atau disebut juga perencanaan adalah gambaran dari suatu kegiatan yang akan datang dalam jarak waktu tertentu dan metode yang akan dipakai dalam tindakan-tindakan
11
Manulang, Dasar-Dasar Manajemen, h. 15. Yani,Menuju Masjid Ideal, h. 82.
12
63
yang akan diambil. Perencanaan itu berisiskan suatu imajinasi dan pandangan ke depan terarah berdasarkan penilaian yang benar”.13 Dan adapun menurut pengurus sendiri, antara temuan dan teori ada persamaan. Yang mana dalam perencanaanya ketua pengurus masjid Jami Nurul Khil’ah membuat tiga jangka waktu yang berisikan kegiatan-kegiatan yang ada di masjid, yaitu: jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang.14 Ini sesuai dengan teori perencanaan menurut Ahmad Yani dan Manullang seperti yang telah dipaparkan di atas. 2. Pengorganisasian (Organizing). Pada hakikatnya, organisasi merupakan kesatuan sistem yang terdiri atas subsistem, oleh karena itu, organisasi akan berjalan dengan baik bila subsistemnya berjalan dengan baik dan tepat mengenai sasaran. Pengorganisasian adalah suatu proses penentuan, pengelompokan, dan pengaturan bermacam-macam aktivitas yang diperlukan untuk mencapai tujuan, menempatkan orang pada aktivitas, menyediakan alatalat yang diperlukan, menetapkan wewenang yang secara relatif, didelegasikan pada setiap individu yang akan melakukan aktivitasaktivitas tersebut.15 Masjid merupakan sebuah organisasi. Sebagaimana dipahami, organisasi adalah satuan wadah terkoordinasi yang sedikitnya terdri atas
13
M. Manullang, Dasar-Dasar Manajemen, h. 17. Wawancara Pribadi Dengan Ketua Masjid Jami Nurul Khil’ah, Bapak H. Abshoruddin HD. S. Ag. Cinere 10 Mei 2011. 15 Melayu Hasibuan, Manajemen Dasar, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2003), h. 119. 14
64
dua orang serta berfungsi untuk mencapai sasaran tetentu yang sebelumnya tidak dapat dicapai oleh individu secara sendirian. Sebagai sebuah organisasi, pengorganisasian masjid harus mempunyai stuktur, perilaku serta rancangan pengembangan strategi, dan profil organisasi.16 Pengorganisasian yang dilakukan oleh manajemen masjid Jami Nurul Khil’ah ini diserahkan kepada masing-masing seksi terhadap rencana yang telah ditetapkan. Berikut adalah pembagian tugas pengurus masjid Jami Nurul Khil’ah periode 2010-2015. 17 Ketua: a. Memimpin dan mengendalikan kegiatan para anggota pengurus dalam melaksanakan
tugasnya,
sehingga
mereka
tetap
berada
pada
kedudukan atau fungsinya masing-masing. b. Melaporkan dan mempertanggung jawabkan pelaksanaan seluruh tugas organisasi kepada jama’ah. c. Melaksanakan program dan mengamankan kebijakan pemerintah sesuai dengan peraturan yang berlaku. d. Menandatangani surat-surat penting, termasuk surat atau nota pengeluaran uang dan harta kekayaan organisasi. e. Mengevaluasi semua kegiatan yang dilaksanakan oleh para pengurus. f. Mewakili organisasi keluar dan kedalam.
16
Rivai V, Kepemimpian dan Perilaku Organisasi, Edisi ke-2, (Jakarta: Rajawali Perss, 2002), h. 188-189 17 Wawancara Pribadi Dengan Ketua Masjid Jami Nurul Khil’ah, Bapak H. Abshoruddin HD. S. Ag. Cinere 10 Mei 2011.
65
g. Mengatasi segala permasalahn atas pelaksanaan tugas yang dijalankan oleh para pengurus. Wakil ketua: a. Mewakili ketua apabila yang bersangkutan tidak hadir atau tidak ada di tempat. b. Membantu ketua dalam menjalankan tugasnya sehari-hari. c. Melaksanakan tugas atau program tertentu berdasarkan musyawaroh dan d. Meleporkan mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugasnya kepada ketua. Sekertaris: a. Memberikan pelayanan teknis dan administratif. b. Membuat dan mendistribusikan undangan. c. Membuat daftar hadir rapat atau pertemuan. d. Mencatat dan menyususn notulen rapat atau pertemuan dan e. Melaporkan dan mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas-tugas kepada ketua dan wakil ketua. f. Mewakili ketua dan wakil ketua apabila yang bersangkutan tidak hadir atau tidak ada di tempat. g. Mengerjakan seluruh pekerjaan sekertariat, yang mencakup: 1) Membuat surat menyurat dan pengarsipannya. 2) Memelihara daftar jama’ah atau guru ngaji atau majelis taklim.
66
3) Membuat laporan organisasi (bulanan, triwulan, dan tahunan) termasuk musyawaroh-musyawaroh penguurus dan masjid. Bendahara: a. Memegang dan memelihara harta kekayaan organisasi, baik berupa barang-barang inventaris maupun tagihan. b. Menyimpan surat bukti penerimaan dan pengeluaran uang. c. Membuat laporan keuangan rutin atau pembangunan (bulanan, triwulan, tahunan) atau laporan khusus. d. Melaporkan dan mempertanggung jawabkan tugasnya kepada ketua. e. Merencanakan dan mengusahakan masuknya dana masjid serta mengendalikan pelaksanaan rencana anggaran belanja masjid sesuai dengan ketentuan. f. Menerima, menyimpan, dan membukukan keuangan, barang, tagihan, dan surat-surat berharga. g. Membantu dan merancang usaha-usaha masjid khususnya dalam bidang sosial kemasyarakatan. Seksi Pendidikan dan Dakwah: a. Merancangkan, mengatur, dan melaksanakan kegiatan pendidikan dan dakwah yang meliputi: 1) Peringatan hari besar Islam, kegiatan majelis taklim, dan pengajian-pengajian. 2) Jadwal imam dan khotib Jum’at. 3) Jadwal muadzin dan bilal Jum’at.
67
4) Shalat Idul Fitri dan Idul Adha. b. Mengkoordinir kegiatan shalat jum’at. c. Mengendalikan kegiatan remaja masjid, ibu-ibu, dan anak-anak. d. Merekrut remaja dengan mengadakan kegiatan yang positif baik yang bersifat rohani maupun jasmani. e. Mengatur kegiatan ramadhan dan menjadwalkannya. f. Mengumumkan kegiatan-kegiatan yang ada hubungannya dengan unit kerja interen dan eksteren. g. Mengadakan praktek shalat jenazah serta memandikannya baik lakilaki atau wanita. Seksi Pembangunan dan Pemeliharaan. a. Mengatur kebersihan, keindahan dan kenyamanan di dalam dan di luar masjid. b. Merencanakan, mengatur dan melaksanakan kegiatan pembangunan dan pemeliharaan masjid, meliputi: 1) Membuat program pembanguan masjid dan rehabilitasinya. 2) Membuat rencana anggaran pembangunannya
dan
gambar
bangunannya dan 3) Melaksanakan kegiatan pembanguanan atau rehabilitasi sesuai dengan program. c. Memelihara sarana dan prasarana masjid. d. Mendata kerusakan sarana dan prasarana masjid dan mengusulkan perbaikannya atau penggantiannya. e. Memprogram pembangunan jangka pendek, menengah, dan panjang.
68
Seksi Peralatan dan Perlengkapan. a. Merencanakan, mengarang, dan menyiapkan peralatan yang meliputi: 1) Menginventarisasi harta kekayaan masjid. 2) Menyiapkan pengadaan peralatan untuk kelancaran kegiatan masjid. 3) Mengatur sound system pengeras suara, podium. b. Melaksanakan tugas khusus yang diberikan oleh ketua. c. Melaporkan dan mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugasnya kepada ketua. Seksi Sosial dan Kemasyarakatan. a. Merencanakan, mengatur, dan melaksanakan kegiatan sosial dan kemayarakatan yang meliputi: 1) Santunan kepada yatim piatu, janda, jompo, dan orang terlantar. 2) Khitanan missal. 3) Pernikahan. 4) Kematian. 5) Qurban atau akikah. 6) Masuk Islam. 7) Bazar. b. Melakukan koordinasi dengan pengurus RT atau RW dan pemuka agama dan tokoh masyarakat dalam pelaksanaan tugas. c. Melaksankan kegiatan khusus yang diberikan oleh ketua. d. Melaporkan dan mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugasnya kepada ketua.
69
Seksi Pembantu Umum (Koordinator Umum) a. Membantu secara umum kelancaran kegiatan pengurus masjid yang meliputi: 1) Penyimpanan undangan. 2) Mengumpulkan infak, shodakoh, zakat dan zakat maal. 3) Mengajak warga masyarakat memakmurkan masjid. 4) Sebagai penghubung organisasi dengan jama’ah, masyarakat, dan sebagainya. 5) Menyampaikan dan mendistibusikan zakat fitrah dan zakat maal. 6) Mengundang imam, jama’ah, mauidzoh untuk penasehat jenazah. Marbot masjid. a. Mengumandangkan adzan bila masuk waktu. b. Membantu dan mengatur shalat jama’ah. c. Membersihkan dapur dan menatanya agar terlihat rapi . d. Mengedarkan kotak amal pada waktu shalat jum’at dan shalat dua hari raya dengan dibantu para petugas lainnya. e. Menjaga keamanan dan ketertiban masjid. f. Memelihara taman hias dan menyiramnya. g. Merapihkan karpet yang berserakan serta membersihkannya. h. Menjaga ketertiban anak-anak agar tidak bermain di masjid. i. Melaporkan bila ada kerusakan-kerusakan seperti: lampu mati, mesin air mati, kran air, dan genteng boncor. j. Membantu dan menyediakan konsumsi bila ada rapat, pertemuan, dan acara ritual keagamaan.
70
k. Membantu kegiatan shalat jenazah dan mengkonsultasikan kepada sahibul jenazah. Sistemnya
bersifat
kepercayaan
dari
tiap-tiap
pihak.
Pengorganisasian ini merupakan upaya pengelompokan kegiatan-kegiatan yang dikelompokan berdasarkan keterkaitan kegiatan tersebut, yakni oleh masing-masing seksi atau masing-masing bidang.18 3. Penggerakan (Actuating). Penggerakan adalah suatu pembimbingan, pengarahan, pemberian motivasi
pimpinan
dan
penggerakan
orang-orang
yang
menjadi
bawahannya agar kelompok orang itu dengan senang hati, suka dan mau bekerja secara sadar dan penuh tanggung jawab terhadap tugas yang harus diselesaikan tanpa menunggu atasan.19 Penggerakan manajemen yang dilakukan oleh masjid Jami Nurul Khil’ah dilakukan oleh ketua BKKM (Badan Kordinasi Kesejahteraan Masjid) sekecamatan Limo dan Cinere, dan menugaskannya kepada DKM (Dewan Kemakmuran Masjid) yakni H. Abshoruddin HD. S. Ag dan Drs. H. Rubingan, dan menugaskannya lagi kepada imam masjid yakni AlHabib Abdulloh bin Ja’far Assegaf dan Ust. Marhusin MZ, BA. Diharapkan dengan adanya penggerakan dapat dilakukan oleh para pimpinan baik dari segi jasmani maupun segi rohaniyah serta kualitas kerja dan kualitas umat dapat terus ditingkatkan agar menjadi lebih baik lagi.20 18
Wawancara Pribadi Dengan Ketua Masjid Jami Nurul Khil’ah, Bapak H. Abshoruddin HD. S. Ag. Cinere 10 Mei 2011 19 A. D Gayatri, Ekonomi Media Profesional (Surakarta: Mediatama, 2003)h. 32. 20 Wawancara Pribadi Dengan Ketua Masjid Jami Nurul Khil’ah, Bapak H. Abshoruddin HD. S. Ag. Cinere 10 Mei 2011
71
Penggerakan yang dilakukan oleh pengurus masjid melalui pembinaan terhadap remaja dilakukan dengan terus membina mental keagamaannya setiap hari dengan cara menyediakan segala fasilitas yang dibutuhkan di dalam menunjang segala peribadatan yang dilakukan. Dengan segala fasilitas yang telah ada maka diharapkan dapat meningkatkan mutu dari kegiatan tersebut. Kegiatan tersebut salah satunya adalah pengajian rutin.
Tabel 4.1 Jadwal Pengajian Masjid Jami Nurul Khil’ah.21 No 1
Waktu dan Hari Minggu
malam
Judul Kajian Senin Masalah-Masalah
(Bulanan). 2
Senin
malam
Keterangan Untuk Umum
Agama Selasa Fiqh
Untuk Umum
(Mingguan) 3
4
Sabtu
malam
Minggu Tajwid dan Fiqh Untuk Remaja
(Mingguan)
Ibadah
Jum’at Ke-1 Ba’da Ashar
Makna
Surat Untuk Ibu-ibu
Dalam Al-Qur’an 5
Jum’at ke-2 Ba’da Ashar
Fiqh Fathul Qarib
Untuk ibu-ibu
6
Jum’at Ke-3 Ba’da Ashar
Pembacaan Yasin
Untuk ibu-ibu
7
Jum’at Ke-4 Ba’da Ashar
Pengajian Umum
Untuk ibu-ibu
21
Wawancara Pribadi Dengan Divisi Pendidikan dan Dakwah, Bapak H. Abdul Basyit HD. SH. Cinere 13 Mei 2011
72
Tabel 4.2 Absensi Pengajian Bulan April 2011 Hari
Materi
Keterangan
Kehadiran
Jumlah
MMS
Masalah-Masalah
Untuk Umum
100
100
Agama
Tabel 4.3 Absensi Pengajian Minggu Ke-1 Bulan April 2011 Hari
Materi
Keterangan
Kehadiran
Jumlah
SMS
Fiqh
Untuk Umum
45
60
JBA
Makna Surat Dalam
Untuk Ibu-Ibu
60
100
Remaja
47
50
Al-Qur’an SMM
Tajwid dan Fiqh Ibadah
Tabel 4.4 Absensi Pengajian Minggu Ke-2 Bulan April 2011 Hari
Materi
Keterangan
Kehadiran
Jumlah
SMS
Fiqh
Untuk Umum
53
60
JBA
Fiqh Fathul Qarib
Untuk Ibu-Ibu
66
100
SMM
Tajwid dan Fiqh
Remaja
44
50
Ibadah
73
Table 4.5 Absensi Pengajian Minggu Ke-3 Bulan April 2011 Hari
Materi
Keterangan
Kehadiran
Jumlah
SMS
Fiqh
Untuk Umum
60
60
JBA
Pembacaan Surat
Untuk Ibu-Ibu
52
100
Remaja
37
50
Yasin SMM
Tajwid dan Fiqh Ibadah
Tabel 4.6 Absensi Pengajian Minggu Ke-4 Bulan April 2011 Hari
Materi
Keterangan
Kehadiran
Jumlah
SMS
Fiqh
Untuk Umum
54
60
JBA
Pengajian Umum
Untuk Ibu-Ibu
95
100
SMM
Tajwid dan Fiqh
Remaja
39
50
Ibadah Keterangan: a. MMS : Minggu Malam Senin. b. SMS
: Senin Malam Selasa.
c. SMM : Sabtu Malam Minggu. d. JBA
: Jum’at Ba’da Ashar.
4. Pengawasan (controlling). Pengawasan adalah kegiatan yang mengusahakan agar pekerjaan terlaksana sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan atau hasil yang
74
diinginkan.22 Sedangkan menurut Sarwoto, pengawasan merupakan penilaian dan koreksi atas pelaksana kerja yang dilakukan oleh bawahan dengan maksud untuk mendapatkan keyakinan atau menjamin bahwa tujuan-tujuan organisasi dan rencana-rencana yang digunakan untuk mencapainya dapat terlaksana dengan baik.23 Sedangkan fungsi manajerial pengawasan adalah mengukur dan mengoreksi prestasi kerja bawahan guna memastikan, bahwa tujuan organisasi disemua tingkat yang didesain untuk pencapaian, sedang dilaksanakan. Adapun yang dimaksud pengawasan langsung adalah apabila pimpinan lembaga atau organisasi melakukan pemeriksaan langsung pada tempat-tempat pelaksanaan kerja.24 Kegiatan pengawasan yang dilakukan di masjid jami Nurul Khil’ah dilakukan oleh ketua masjid yaitu H. Abshoruddin HD S. Ag dengan cara melakukan peninjauan langsung ke tempat dilaksanakan kegiatannya. Peninjauan tersebut dilakukan secara spontan sehingga tidak diketahui waktu yang pasti. Peninjauan yang dilakukan tergantung pada keinginan dari ketua masjid.25 Dengan cara demikian maka palaksana kegiatan dapat melakukan dua pengawasan sekaligus yaitu pengawasan positif yang berarti pelaksanaan mencoba untuk mengetahui apakah tujuan organisasi 22
Ibrahim Lubis, Pengendalian dan Pengawasan Proyek Dalam Manajemen, (Jakarta: Balai Aksara, 1985), cet. Ke- 1, h. 154. 23 Sarwoto, Dasar-dasar Organisasi dan Manajemen, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1991), cet. Ke- 8, h. 96. 24 Soewarno Handayaningrat, Ilmu Administrasi dan Manajemen, (Jakarta: Gunung Agung, 1983), cet. Ke- 4, h. 147 25 Wawancara Pribadi Dengan Ketua Masjid Jami Nurul Khil’ah, Bapak H. Abshoruddin HD. S. Ag. Cinere 10 Mei 2011
75
dapat dicapai dengan efektif dan efisien, sedangkan pengawasan negatif pelaksanaan mencoba untuk menjamin bahwa kegiatan yang tidak diinginkan atau dibutuhkan tidak terjadi kembali oleh karena itu dapat menghendaki adanya keterbukaan dalam memperoleh informasi dan sekaligus mendapatkan masukan dari perbaikan kegiatan yang sedang berlangsung.
Pengawasan
ini
sangat
menguntungkan
dan
menyempurnakan dalam pelaksanaan kegiatan. Jika dalam pengamatan ternyata beliau menemukan kesalahna dan kekeliruan, maka diakhir pelaksanaan dilakukan evaluasi sebagai perbaikan kinerja program selanjutnya. Pengurus masjid Jami Nurul Khil’ah memberikan pemahaman fiqh keagamaan pada remaja, melalui pengarahan dalam bentuk program pengajian Mingguan dan pengajian Bulanan. Di dalam pengajian Mingguan dan Bulanan tersebut terdapat berbagai aspek yang ingin dituju di dalam memahami fiqh keagamaan remaja. Adapun metode yang dipakai di dalam pengajian Mingguan dan pengajian Bulanan tersebut, antara lain:26 a. Penyampaian Materi. Pengurus menggunakan metode penyampaian materi tersebut dengan tujuan untuk memberikan pengetahuan tentang fiqh keagamaan yang lebih luas lagi, agar para remaja mengerti dan mempraktekannya dalam kehidupan sehari-hari.
26
Wawancara Pribadi Dengan Divisi Pendidikan dan Dakwah, Bapak H. Abdul Basyit HD. SH. Cinere 13 Mei 2011
76
b. Diskusi dan Tanya Jawab. Adapun metode diskusi dan tanya jawab dilakukan untuk lebih mengakrabkan dan memberikan suasana yang santai namun serius serta menjawab semua pertanyaan dari remaja masjid Jami Nurul Khil’ah. c. Memberikan Materi Yang Berkesinambungan. Tujuannya agar remaja dapat lebih memahami isi dari materi yang disampaikan oleh para ustadz, sehingga para remaja itu tidak melupakan materi-materi sebelumnya. Remaja masjid Jami Nurul Khil’ah ini tidak hanya diberikan pembelajaran di masjid saja, melainkan juga para remaja mengikuti penataran-penataran yang diadakan oleh pengurus masjid, sebagai bekal dikehidupan hari kelak.
B. Upaya Pengurus Masjid Jami Nurul Khil’ah Dalam Meningkatkan Pemahaman Fiqh Keagamaan Pada Remaja Masjid Jami Nurul Khil’ah. Di dalam meningkatkan pemahaman fiqh keagamaan pada remaja masjid Jami Nurul Khil’ah, ada beberapa hal yang dilakukan oleh pengurus masjid tersebut, antara lain:27 1. Mengadakan pengajian umum 2 pekan sekali. Pengajian ini biasanya mendatangi para habaib-habaib, kiyai, bahkan pernah juga mendatangi sekh dari luar negeri, agar para remaja 27
Wawancara Pribadi Dengan Ketua Masjid Jami Nurul Khil’ah, Bapak H. Abshoruddin HD. S. Ag. Cinere 10 Mei 2011
77
memperoleh pengetahuan yang lebih luas lagi. Dimana pengajian ini dikhususkan memang untuk para generasi muda, namum respon dari masyarakat umumnya sangat baik sehingga baik kaum bapak-bapak serta ibu-ibu juga ikut berpartisipasi dalam pengajian tersebut. 2. Merekrut remaja dengan mengadakan kegiatan yang positif baik yang bersifat rohani maupun jasmani. Pengurus masjid Jami Nurul Khil’ah berupaya merekrut remaja yang ada di Kelurahan Pangkalan Jati Baru untuk mengikuti kegiatankegiatan yang positif , agar remaja mampu mengontrol dirinya dan mempunyai keimanan yang kuat sehingga tidak terjerumus di dalam lembah kemaksiatan. 3. Mengadakan pelatihan menjadi imam shalat. Sebagai laki-laki nantinya pasti akan menjadi imam, upaya pengurus masjid dengan mengadakan kajian tersebut, agar remaja laki-laki mampu menjalankan tugasnya kelak, upaya pengurus masjid tidak hanya mengadakan pelatihan shalat fardhu saja, melainkan juga shalat dua hari raya Idul Fitri dan Idul Adha. Pengurus masjid sangat menyadari bahwa generasi mudalah yang natinya akan menjadi penerus bangasa ini. Jika dari awal sudah mempersiapkan remaja yang diharapkan bangsa ini, maka negara ini akan menjadi lebih baik lagi dikemudian hari. 4. Memberikan pengajaran terhadap remaja tentang bagaimana mengurus jenazah dari mulai memandikan sampai dikubur baik laki-laki maupun perempuan.
78
Pengurus masjid Jami Nurul Khil’ah berupaya agar remaja mampu melaksankan tugas-tugas sebagai seorang muslimin, dengan mengadakan kegiatan yang positif maka diharapkan agar bisa dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari, pengurus masjid tidak hanya mengajarkan teorinya saja melainkan praktek.28 Remaja masjid Jami Nurul Khil’ah diharapkan mampu dan sadar akan tugasnya menjadi seorang muslim. Upaya pengurus disini ingin memberikan pengetahuan kepada remaja akan hal tolong menolong terhadap seorang muslim, dengan mengajarkannya bagaiman pengurusan jenaza dimulai dari memandikannya sampai dengan menguburinya karena dengan membekali remaja dari sekarng nantinya akan ada hasil yang positif.29 Hal ini juga sangat baik dalam upaya memakmurkan masjid sebagai mana mestinya agar masjid tidak sepi dengan generasi muda sekarng ini.
28
Wawancara Pribadi Dengan Ketua Masjid Jami Nurul Khil’ah, Bapak H. Abshoruddin HD. S. Ag. Cinere 10 Mei 2011 29 Wawancara Pribadi Dengan Ketua Masjid Jami Nurul Khil’ah, Bapak H. Abshoruddin HD. S. Ag. Cinere 10 Mei 2011
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan. 1. Manajemen Masjid Jami Nurul Khil’ah Dalam Memberikan Pemahaman Fiqh Keagamaan Pada Remaja. Berdasarkan uraian dari beberapa bab yang telah dipaparkan sebelumnya, baik secara teoritis maupun pengamatan langsung pada objek analisis, maka penulis mendapatkan kesimpulan bahwasanya manajemen yang diterapkan masjid Jami Nurul Khil’ah dalam memberikan pemahaman fiqh keagamaan ini, sudah cukup baik dari segi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasannya. Sebagai proses yang berkelanjutan sudah memberikan banyak perubahan yang positif kepada para remajanya sesuai dengan harapan pengurus masjid. 2. Upaya Pengurus Masjid Jami Nurul Khil’ah Dalam Meningkatkan Pemahaman Fiqh Keagamaan Pada Remaja. Disetiap pelaksanannya, pengurus masjid melakukan beberapa upaya yaitu: membimbing, mengarahkan, dan memotivasi kepada remaja agar upaya yang dilakukan pengurus berjalan sesuai harapan yang diinginkan.
79
80
B. Saran-Saran. Salah satu upaya untuk peningkatan masjid dalam mengembangkan dakwah Islam, penulis menyampaikan saran-saran sebagai berikut: 1. Sebaiknya para pengurus lebih serius lagi di dalam menangani persoalanpersoalan yang berhubungan dengan masjid sebagai pusat ibadah dan kajian Islam bagi masyarakat sekitar. 2. Dapat lebih memeperhatikan dan mengembangkan kegiatan yang sudah ada, serta lebih meningkatkan kinerja. 3. Agar rencana pembanguanan dan pengembangan masjid dapat lancar dan sukses, maka harus ditingkatkan pencarian dana secara maksimal dan optimal. 4. Diharapkan lebih meningkatkan sistem manajemen masjid ke arah yang lebih profesional. 5. Diharapkan pengurus masjid lebih banyak merekrut para remajanya yang ada di Kelurahan Pangkalan Jati Baru.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Mohammad, dan Dr. Prof. Mohammad Ansori, PsikologiRemaja Perkembangan Peserta Didik, Jakarta: Bumi Aksara, 2004. Anwar, Syahrul, Ilmu Fiqh dan Ushul Fiqh, Bogor: Ghalia Indonesia, 2010, Cet. 1. Castrawijaya, Cecep, Manajemen Masjid Antara Teori dan Praktek, Bogor: Titian-Nusa Press, 2010, Cet. 1. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 1994/1995, Cet. Ke-3. Dewan Redaksi, Ensiklopedia Islam, Jakarta : Ikatan Baru Van Hoeve, 1993, Cet. Ke-1. E. Ayub, moh, dan Drs Muhsin MK, H. Ramlan Mardjoned, Manajemen Masjid : Petunjuk Praktis Bagi Para Pengurus Masjid, Jakarta : Gema Insani Press, 1996, Cet. Ke-1. Effendy, Mochtar, Manajemen Suatu Pendekatan Berdasarkan Ajaran Islam, Jakarta : Bhatara Karya Aksara, 1986. Gayatri, A. D, Ekonomi Media Profesional, Surakarta: Mediatama, 2003. Hadi, Soetrisno, Metodologi Research, Yogyakarta : Andi Offset, 1989. Handayaningrat, Soewarno, Ilmu Administrasi dan Manajemen, Jakarta: Gunung Agung, 1983, cet. Ke- 4. Hasibuan, M, Manajemen Dasar, Pengertian Dan Masalah, Jakarta,: Bumi Aksara , 2007, h- 119 http://salafiyunpad.wordpress.com/2010/07/06/problematika-remaja-dansolusinya/ Imam, Munawir, EK. Asas-Asas Kepemimpinan Dalam Islam, Surabaya : Usaha Nasional Indrawati, Ida, Manajemen Dan Organisasi, Bandung, CV Armico 1988, Cet, ke2. Jurnal Manajemen Kemasjidan, Ta’mir Masjid, Juni 2006 Vol. V, No. 2.
81
82
Kadarman, A.M, dan Yusuf Udaya, Pengantar ILmu Manajemen, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 1997, Cet. Ke-5 KL, Seifert, & Hoffnung, R.J., Child and Adolescent Development. Boston : Houghton Mifflin Co. 1987. Lubis, Ibrahim, Pengendalian dan Pengawasan Proyek Dalam Manajemen, Jakarta: Balai Aksara, 1985, cet. Ke- 1. Manullang, M, Dasar-Dasar Manajemen, Jakarta : Ghalia Indonesia, 1996, Cet. Ke- 15. Manzhur, ibn. Lisan al-Arab,Baerut: Dar al-Fikr, 1976, jilid 2. Mochtar, Effendi, EK. Manajemen Suatau Pendekatan Berdasarkan Ajaran Islam, Jakarta:Bharatara Karya Aksara, 1986, cet. Ke-1. Moeleong, Lexy j, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2006, Edisi Revisi. Muchtarom, Zaini, Dasar-Dasar Manajemen Dakwah, Yogyakarta : Al-Amin dan IKFA, 1996 Cet. Ket- 1. Mujid, M. Abdul, Kamus Istilah Fiqh, Jakarta: PT. Pustaka Firdaus, 1994. Nasution, Harun, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspek jilid 1, Jakarta : Universitas Indonesia (UI-Press), 1985, Cet. 5. Panuja, Panut, dan Ida Umami S. Ag, Psikologi Remaja, Yogya: PT. Tiara Wacana, 1999, Cet. I Poerwadarmita, W. J. S. Kamus Umum Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1987, cet. Ke-10. Prodjo,
Sukanto, 2000.
Reksohadi, Dasar-Dasar Manajemen, Yogyakarta: BPFE,
R, Terry, Prinsip-Prinsip Manajemen, Jakarta: Bumi Aksara, 2000. Departemen Agama, RI Al-Qur’an Tajwid Dan Terjemah Transliterasi Latin, Jakarta : PT. Pena Pundi Aksara, 2008, Cet. Ke-3. Rukmana, Nana. Masjid dan Dakwah, Jakarta: Al-Mawardi Prima, 2002, Cet. 1. Sabri, Alisyf, Psikologi Pendidikan Berdasarkan Kurikulum Nasional, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1995, Cet. 1 Sarwoto, Dasar-dasar Organisasi dan Manajemen, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1991, cet. Ke- 8.
83
Soetmina, Perpustakaan, Kepustakawan dan Pustakawan, Yogyakarta : Kanisus, 1992, Cet Ke-1. Songge, M. Hr. Pesan Risalah Masyarakat Madani, Jkarta: PT. Media Citra, 2001. V, Rivai , Kepemimpian dan Perilaku Organisasi, Edisi ke-2, Jakarta: Rajawali Perss, 2002. Wardji, Danuyansa Asih, (ed), Enslikopedi Psikologi, Jakarta: Arcam, 1996, cet. Ke-1. Wijayakusuma, M. Karibet, dan Ismail Yusanto, Pengantar Manajemen Syariat. Jakrta: Khaerul Bayan. 2002. www. Fiqh Keagamaan. Com www.indrafiles.wordpress.com Yani, Ahmad, Perjuangan Memakmurkan Masjid : Kajian Praktis Bagi Aktifis Masjid, Jakarta : Dea Press, 2000, Cet. Ke- 3 -------------, Panduan Mengelola Masjid, Jakarta: Pustaka Intermassa, 2007, Cet. Ke- 1 Yani, Ahmad. dan Ahmad Satori Ismail, Manajemen Masjid Ideal, Jakarta: LP2SI Haramain, 2001, Cet. Ke- 1 Yusanto, Muhammad Ismail, et. Al. Pengantar Manajemen Syariat Jakarta: Khairul Bayan, 2003, Cet. II. Zen, Muhammad, dkk. Dakwah “Jurnal Kajian Dakwah dan Komunikasi”, Jakarta: Fakultas Dakwah dan KomunikasiUIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007. Zurinal, Z, dan Aminudin, M. Ag, Fiqh Ibadah, Jakarta: Lembaga Penelitian Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah, Cet. 1.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Nama
: H. Abshoruddin HD. S. Ag.
Jabatan
: Ketua Masjid Jami Nurul Khil’ah.
Hari, Tanggal Wawancara
: Jum’at, 3 Juni 2011
Pukul
: 13. 03 WIB
Tempat
: Di Rumah Bapak H. Abshoruddin HD. S. Ag.
Wawancara I Pertanyaan : 1. Kapan berdirinya masjid Jami Nurul Khil’ah dan apa yang melatar belakangi berdirinya? 2. Apa visi dan misi berdirinya masjid Jami Nurul Khil’ah? 3. Siapa pimpinan masjid Jami Nurul Khil’ah dan sampai kapan masa jabatannya? 4. Apa tugas dari pimpinan masjid Jami Nurul Khil’ah? 5. Apa saja fasilitas yang ada pada masjid Jami Nurul Khil’ah? Jawaban : 1. Sejak tahun 1971. Yang melatar belakangi berdirinya masjid Jami Nurul Khil’ah ini yakni semakin banyaknya jama’ah yang ada di kelurahan Pangkalan Jati Baru sehingga orang tua kami mewakafkan sebuah lahan yang kemudian
dibangunlah
masjid
,
dan
untuk
menjadikan
tempat
perkumpulannya organisasi pada masa itu. 2.
Visi dari masjid Jami Nurul Khil’ah ini ialah: Menjadikan pusat ke Islaman yang terdepan dan terunggul di kawasana Cinere Depok dan sekitarnya.
Sedangkan yang menjadi Misi masjid Jami Nurul Khil’ah ini: Untuk memakmurkan masjid Jami Nurul Khil’ah, memberikan sarana ibadah yang baik dan nyaman serta untuk meningkatkan pemahaman keagamaan dan melaksankan syiar Islam. 3. Pemimpin atau ketua pengurus masjid Jami Nurul Khil’ah ini, Bapak H. Abshoruddin HD. S. Ag. Saya menjabat dari tahun 2010 sampai dengan 2015. 4.
Sebagai ketua masjid tugas saya ialah: Memimpin dan mengendalikan kegiatan para anggota pengurus dalam melaksanakan tugasnya, sehingga mereka tetap berada pada kedudukan atau fungsinya masing-masing, Menandatangani surat-surat penting, mengevaluasi semua kegiatan yang dilaksanakan oleh para pengurus. Serta bertanggung jawab sepenuhnya atas masjid Jami Nurul Khil’ah yang kita cintai ini.
5. Fasilitas yang terdapat di masjid Jami Nurul Khil’ah ini terdiri dari sarana dan prasarana. Sarana yang ada pada masjid Jami Nurul Khil’ah ini yakni, ruang peribadatan, ruang wudhu dan toilet, tempat penitipan sepatu dan sandal, gudang. Perpustakaan, dapur Sedangkan prasarana yang dimiliki yakni, komputer, alat komunikasi, kalender kegiatan masjid, jam, kaligrafi, peralatan sound sytem, kranda mayat lengkap.
Pewawancara
(Dara puspita Sari)
Narasumber
(H. Abshoruddin HD. S. Ag)
Nama
: H. Abdul Basyit HD. SH.
Jabatan
: Seksi Pendidikan dan Dakwah.
Hari, Tanggal Wawancara
: Minggu, 5 Juni 2011.
Pukul
: 13.20 WIB
Tempat
: Di Rumah Bapak H. Abdul Basyit HD. SH.
Wawancara II Pertanyaan : 1. Bagaimana keadaan pendidikan pengurus masjid Jami Nurul Khil’ah dan berapa jumlah keseluruhan pengurus masjid? 2. Kegiatan-kegiatan apa yang diselenggarakan masjid Jami Nurul Khil’ah dalam pelaksanaan dakwah? 3. Bagaimana pembagian zakat, infak, dan shodaqoh masjid Jami Nurul Khil’ah? Jawaban: 1. Adapun pendidikan pengurus masjid Jami Nurul Khil’ah ini, terdapat dua tingkatan diantaranya ada tingkatan umum dan tingkatan bawah. Tingkatan umum biasanya mereka berpendidikan minimal S1 sampai dengan S3, sedangkan tingkatan bawah umumnya hanya lulusan SMA dan sederajat. Adapun keseluruhan pengurus yang ada di masjid Jami Nurul Khil’ah ini terdapat kurang lebih 51 orang. 2. Memperingatan hari besar Islam, pengajian-pengajian umum, laylatul ijtima (tempat perkumpulan ulama-ulama yang dilaksankan satu bulan sekali)
3. Pembagian zakat, infak dan shodaqoh yang dilakukan pengurus masjid Jami Nurul Khil’ah ini dengan memberikan berupa sandang pangan papan dan santunan untuk yatim.
Pewawancara
(Dara Puspita Sari)
Narasumber
(H. Abdul Basyit. HD. SH)
Nama
: Sidiq Fauzi
Jabatan
: Ketua Remaja Masjid Jami Nurul Khil’ah.
Hari, Tanggal Wawancara
: Minggu, 5 Juni 2011
Pukul
: 15.45 WIB
Tempat
: Di Masjid Jami Nurul Khil’ah.
Wawancara III Pertanyaan: 1. Apa nama ikatan remaja yang ada di masjid Jami Nurul Khil’ah? 2. Siapa ketua dari ikatan remaja masjid Jami Nurul Khil’ah dan sampai kapan masa jabatannya? 3. Maslah apa yang sering terjadi dikalangan remaja masjid Jami Nurul Khil’ah? Jawaban: 1. IRMANUKI (Ikatan Remaja Masjid Jami Nurul Khil’ah). 2. Sidiq Fauzi. Saya menjabat dari tahun 2007 sampai dengan 2012. 3. Masalah yang sering timbul dikalangan remaja masjid Jami Nurul Khil’ah ini ialah, adanya dua kegiatan yang saling bentrok dengan waktu pertemuan remaja dan pekerjaannya. Dan juga ada remaja masjid yang sudah menikah. Dan terkadang naik turunnya kendala keaktifan remaja.
Pewawancara
Narasumber
(Dara Puspita Sari)
(Sidiq Fauzi)