MANAJEMEN LABA PT. BANK PANIN SYARIAH Tbk SEBELUM DAN SETELAH GO PUBLIC
Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S. E. Sy)
Oleh: Fatma Seta NIM: 1112046100105
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H / 2016
MANAJEMEN LABA PT. BANK PANIN SYARIAH Tbk SEBELUM DAN SETELAH GO PUBLIC SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S. E. Sy)
Oleh: FATMA SETA NIM 1112046100105
Di bawah bimbingan: Pembimbing
Edy Setiadi, S.E, MM
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H/2016 M
LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul “Manajemen Laba PT. Bank Panin Syariah Tbk Sebelum dan Setelah Go Public”, yang ditulis oleh Fatma Seta, NIM. 1112046100105, telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada Jumat, 24 Juni 2016. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Syariah ( S.E.Sy ) pada Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam). Jakarta,
Juli 2016
Mengesahkan Dekan Fakultas Syariah dan Hukum
Dr. Asep Saepudin Jahar, M.A. NIP. 19691216 199603 1 001
Panitia Sidang: Ketua
: AM. Hasan Ali, M.A NIP. 19751201 200501 1 005
(……………...…….)
Sekretaris
: Abdurrauf, M.A NIP. 19731215 200501 1 002
(……….…..……….)
Pembimbing : Edy Setiadi, SE, MM NIP. –
(…...……………….)
Penguji I
: Dr. Ir. M. Nadratuzzaman Hosen, MS, M.Ec (…………………….) NIP. 19610624 198512 1 001
Penguji II
: Ir. Rr. Tini Anggraeni, ST, M.Si NIP. –
(…………………….)
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata satu (S1) di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ciputat, 24 Juni 2016
Fatma Seta
ABSTRAK Fatma Seta. NIM 1112046100105. MANAJEMEN LABA PT. BANK PANIN SYARIAH TBK SEBELUM DAN SETELAH GO PUBLIC. Skripsi, Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam), Konsenterasi Perbankan Syariah. Fakultas Syariah dan Hukum. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 1437 H/2016 M. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan besar dan beda rata-rata manajemen laba yang dilakukan oleh Bank Panin Syariah Periode Sebelum dan Setelah Go Publik. Manajemen Laba bagi para peneliti terdahulu dianggap sebagai salah satu cara merekayasa laporan keuangan sehingga informasi yang didapatkan dari laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan tidak sepenuhnya dapat dipercaya, dan bisa saja merugikan para pihak yang membuat keputusan berdasarkan laporan keuangan yang diterbitkan. Dalam Skripsi ini, digunakan data sekunder berupa laporan keuangan bulanan publikasi bi.go.id yaitu laporan keuangan bulanan periode satu tahun sebelum (2013) dan satu tahun setelah Bank Panin Syariah go public (2014). Selanjutnya dihitung besarnya manajemen laba, dimana dalam penelitian ini diproksikan dengan nilai discretionary accrual yang dihitung menggunakan model Healy (1985) dan Jones (1991). Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif, uji normalitas Kolmogorov-Smirnov dan uji beda paired sample t test, melalui program IBM SPSS versi 20 dengan taraf signifikansi 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa baik pada periode sebelum dan setelah go public, Bank Panin Syariah melakukan manajemen laba dengan menaikkan pelaporan laba akrualnya (income increasing accrual). Berdasarkan uji lanjutan dengan uji beda paired sample t-test, menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata manajemen laba Bank Panin Syariah sebelum dan setelah go public. Selain itu secara deskriptif rata-rata manajemen labanya meningkat dari periode sebelum ke setelah go public. Kata Kunci : PT. Bank Panin Syariah Tbk, Manajemen Laba, Accrual Discretioner, Go public, Paired Sample t test
Pembimbing : Edy Setiadi, S.E, MM Daftar Pustaka : 2000 s/d 2016
KATA PENGANTAR Assalamu‟alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
berkat
rahmat
dan
karunia-Nya
sehingga
penulis
dapat
menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Shalawat beserta salam tak lupa pula penulis persembahkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa manusia dari zaman kegelapan ke zaman yang terang benderang. Suatu kebahagiaan tersendiri bagi penulis yang dapat menyelesaikan skripsi ini yang merupakan salah satu syarat kelulusan dalam jenjang strata 1 di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini tidak lepas dari kekurangan yang disebabkan keterbatasan yang saya miliki. Penulis juga menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna sehingga penulis membutuhkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kemajuan pendidikan di masa yang akan datang. Selanjutnya dalam menyelesaikan skripsi ini banyak hambatan yang dihadapi yang tanpa bimbingan, dorongan, kerja keras, bantuan, dan doa dari berbagai pihak, penyelesaian skripsi ini tentu akan terasa lebih sulit terwujud. Oleh karena itu dirasa tidak berlebihan jika dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada yang terhormat:
1. Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, MA, selaku Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
vi
2. Bapak A.M Hasan Ali, MA dan Abdurrauf, Lc, MA sebagai Ketua dan Sekretaris Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam), Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah banyak membantu selama perkuliahan sampai terselesaikannya skripsi ini. 3. Bapak dosen pembimbing, Edy Setiadi, SE, MM, yang bersedia memberikan waktu, bimbingan dan ilmu kepada saya sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. 4. Pemimpin Perpustakaan, baik perpustakaan umum maupun perpustakaan fakultas yang telah memfasilitasi penulis dalam hal studi kepustakaan. 5. Ibu dan Ayah tercinta, Elly Sikumbang dan Zaenudin yang telah memberikan segala dukungan baik materil maupun imateril. Terimakasih telah menjadi alasan Fatma untuk terus semangat, bahagia dan tidak mengeluh atas keadaan yang kita alami belakangan ini, semoga kesehatan dan kebahagiaan terus diberkahi Allah kepada kalian. Your presence is more than enough. 6. Abang panutan dan Adik tersayang, Mahdi Sulthoni dan Luthfia Zahra. Fatma sayang kalian (banget). 7. Keluarga besar nenek Gusniar Sikumbang dan nenek Kani, berkat kalian Fatma merasakan arti keluarga yang sesungguhnya, yang saling membantu dikala susah maupun senang, dan tahu arti bahwa keluarga adalah yang paling setia. Doakan Fatma bisa membalas semua kebaikan kalian
vii
meskipun dirasa sangat sulit atau bahkan tidak mungkin, sekali lagi terimakasih. 8. Teman teman seperjuangan Perbankan Syariah 2012, especially PS C, terimakasih untuk memori indah dan maaf atas kesalahan yang pernah terjadi selama di UIN, everything happens for a reason and the reason doesn’t always need to be told. Terkhusus Rama, Hanna, Wiwin, Farhah, Syarah, Uni, Fadlil, Acan, Henis, meskipun sulit untuk berkata secara langsung, tapi kalianlah salah satu alasan tawa bahagia selama di kampus, I love you ceu… 9. Teman-teman KKN Shine. Maaf dan terimakasih telah menjadi teman hidup dan keluarga baru. Banyak sekali memori yang didapat dari sebulan hidup bersama. Terimakasih… 10. Keluarga Bapak dan Ibu Adi Satrio, terimakasih, kalian salah satu alasan Fatma bisa terus melanjutkan studi S1 sampai selesai, terimakasih. 11. Teman-teman relawan ramadhan Al-Azhar 1437 h, terkhusus ka Lady, Rahma dan Imam yang telah memberi semangat dan bantuan di detik-detik menjelang sidang, terimakasih guys… 12. Pihak-pihak lain yang tidak dapat saya sebutkan satu-persatu namun tidak mengurangi rasa terimaksih saya.
Ciputat, 24 Juni 2016
Penulis
viii
DAFTAR ISI COVER ......................................................................................................................... i PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING ................................................................ ii LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................................... iii LEMBAR PERNYATAAN ....................................................................................... iv ABSTRAK ................................................................................................................... v KATA PENGANTAR ................................................................................................ vi DAFTAR ISI ............................................................................................................... ix DAFTAR TABEL ...................................................................................................... xi DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1 A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1 B. Pembatasan Masalah..................................................................................... 9 C. Perumusan Masalah ...................................................................................... 9 D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................................... 10 E. Kerangka Pemikiran Teoritis ...................................................................... 11 F. Sistematika Penulisan ................................................................................. 14 BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN ........................................................................ 16 A. Tinjauan Teoritis......................................................................................... 16 1. Lembaga Keuangan ................................................................................ 16 2. Initial Public Offering- (Go public) ....................................................... 19 3. Laporan Keuangan ................................................................................. 23 4. Manajemen Laba .................................................................................... 27 B. Review Studi Terdahulu .............................................................................. 39 BAB III METODOLOGI DAN OBJEK PENELITIAN ....................................... 43 A. Ruang Lingkup Penelitian .......................................................................... 43 ix
B. Metode Penentuan Sampel ......................................................................... 44 C. Metode Pengumpulan Data ........................................................................ 44 D. Metode dan Alat Analisis ........................................................................... 45 E. Operasionalisasai Variabel Penelitian ........................................................ 47 1. Manajemen Laba .................................................................................... 47 2. Hipotesis Penelitian................................................................................ 50 F. Gambaran Umum Objek Penelitian ............................................................ 51 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ............................................................ 55 A. Manajemen Laba Bank Panin Syariah........................................................ 55 1. Uji Statistik Deskriptif ........................................................................... 63 2. Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov ................................................... 64 3. Uji Beda Paired Sample T-Test ............................................................. 65 BAB V PENUTUP ..................................................................................................... 68 A. Kesimpulan ................................................................................................. 68 B. Saran ........................................................................................................... 70 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 71 LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
halaman Tabel 2.1 Mekanisme Penawaran Umum (Initial Public Offering)
22
Tabel 2.2 Pemakai Informasi Laporan Keuangan
23
Tabel 2.3 Penggunaan Laporan Keuangan Internal
24
Tabel 2.4 Pemggunaan Laporan Keuangan Eksternal
24
Tabel 2.5 Model Empiris Mengidentifikasi Manajemen Laba
33
Tabel 2.6 Ringkasan Penelitian Terdahulu
39
Tabel 3.1 Sejarah Pencatatan Saham
53
Tabel 4.1 Total Akrual Bank Panin Syariah
56
Tabel 4.2 Koefisien Regresi Bank Panin Syariah Sebelum Go public
56
Tabel 4.3 Uji Multikolinieritas dan Autokorelasi Sebelum Go public
57
Tabel 4.4 Koefisien Regresi Bank Panin Syariah Setelah Go public
58
Tabel 4.5 Uji Multikolinieritas dan Autokorelasi Setelah Go public
59
Tabel 4.6 Akrual Non Diskresioner Bank Panin Syariah
60
Tabel 4.7 Akrual Diskresioner Bank Panin Syariah
61
Tabel 4.8 Descriptive Statistics of Discretionary Accruals
63
Tabel 4.9 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
65
Tabel 4.10 Paired Samples Statistics
65
Tabel 4.11 Paired Samples Correlations
66
Tabel 4.12 Paired samples t-test
66
xi
DAFTAR GAMBAR
halaman Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran Teoritis
13
Gambar 3.1 Sejarah Perubahan Nama Bank Panin Syariah
51
Gambar 3.2 Komposisi Kepemilikan Saham Panin Bank Syariah
53
Gambar 3.3 Nilai Perusahaan Bank Panin Syariah
54
xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Laporan keuangan adalah informasi yang berisi keadaan keuangan perusahaan yang dituangkan ke dalam pos-pos tertentu, dimana informasi tersebut dapat mencerminkan bagaimana keadaan perusahaan yang sebenarbenarnya. Informasi dari laporan keuangan berguna untuk para pihak yang berkepentingan dalam hal pengambilan keputusan. Setiap entitas yang melakukan usaha baik dalam bidang perdagangan barang maupun jasa biasanya memiliki laporan keuangan. Begitupun pada bank. Bank adalah lembaga intermediasi antara pihak yang surplus dana dengan pihak yang deficit dana. Kor bisnis utama bank adalah menjalankan kegiatan funding, financing dan jasa. Pada bank Syariah, semua kegiatannya baik operasional, maupun pencatatan dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip syariah. Pihak yang terkait langsung dengan pencatatan laporan keuangan adalah manajer. Manajer memegang peranan penting karena memegang kendali mengenai pelaporan keuangan dan kemajuan kinerja suatu perusahaan. Kemajuan perusahaan dapat dinilai dari kemampuan perusahaan dalam memaksimalkan atau mencapai labanya. Menurut Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) no.1, informasi laba merupakan perhatian utama untuk menaksir kinerja atau pertanggungjawaban manajemen. Kewenangan lebih manajer dalam laporan 1
2
keuangan perusahaan dapat saja menimbulkan tindakan yang dapat memaksimalkan keuntungan salah satu pihak. Kinerja manajemen yang diukur salah satunya berdasarkan informasi laba dapat membuka peluang timbulnya perilaku menyimpang (dysfunctional behavior). Perilaku menyimpang bisa saja berupa realita yang tidak seharusnya dituangkan kedalam laporan keuangan, namun hal tersebut justru terdapat didalamnya. Realita yang tidak semestinya yang dibuat oleh manajemen pada laporan keuangan, pernah dilakukan pada beberapa perusahaan. Kasus pelanggaran yang dilakukan oleh PT Kimia Farma yang melakukan mark-up laporan keuangan yang overstated, yaitu laba pada laporan keuangan yang seharusnya Rp 99 milyar ditulis Rp 132 milyar sehingga terjadi penggelembungan laba bersih pada tahun 2001. Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Herwidayatmo kala itu menyatakan, manajemen lama PT Kimia Farma Tbk. dipastikan bertanggung jawab atas kasus penggelembungan (mark up) laporan keuangan perseroan tahun 2001 dan juga kantor akuntan publik yang mengauditnya yaitu Hans Tuanakotta & Mustofa (HTM).1 Kemudian Kasus PT Indofarma Tbk, kasus ini bermula dari adanya penelaahan Bapepam mengenai dugaan adanya pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal terutama berkaitan dengan penyajian laporan keuangan yang dilakukan PT Indofarma Tbk. Dari hasil penelitian, Bapepam menemukan bukti-bukti di antaranya, nilai Barang Dalam Proses dinilai lebih tinggi dari nilai yang seharusnya (overstated) dalam penyajian nilai persediaan 1
Yura Syahrul, Mark Up Kimia Farma Tanggung Jawab Direksi Lama (Tempo News Room 20 November 2002). Artikel di akses tanggal 10 Februari 2016 dari http://tempo.co.id/hg/ekbis/2002/11/20/brk,20021120-02,id.html
3
Barang Dalam Proses pada tahun buku 2001 sebesar Rp 28,87 miliar. Akibatnya Harga Pokok Penjualan mengalami understated dan Laba Bersih mengalami overstated dengan nilai yang sama.2 Kasus yang terjadi pada bank antara lain adalah Bank Century yang melakukan rekayasa akuntansi agar laporan keuangan bank menunjukkan kecukupan modal atau rasio CAR. CAR Bank Century per 28 Februari 2008 yang ternyata minus 132,5%. CAR negatif itu disebabkan karena adanya aset berupa Surat-Surat Berharga (SSB) sebesar US$ 203 juta yang berkualitas rendah. Bank Indonesia (BI) menyetujui untuk tidak melakukan penyisihan 100% atau pengakuan kerugian (PPAP) terhadap SSB tersebut. Hal tersebut merupakan rekayasa akuntansi yang dilakukan Bank Century agar laporan keuangan bank tetap menunjukkan kecukupan modal dan ini disetujui BI sebagai pengawas bank. Sesuai ketentuan, seharusnya Bank Century dimasukkan sebagai Bank Dalam Pengawasan Khusus. Pengawasan Bank Century hanya dalam pengawasan intensif mengakibatan tidak adanya kekuatan bagi BI untuk memaksa pemegang saham untuk menyelesaikan permasalahan dalam jangka waktu yang jelas serta tidak memberikan kepastian hukum bagi BI untuk mengambil tindakan jika pemegang saham tidak dapat menyelesaikan permasalahan3.
2
Nurul Qamariyah, Bapepam Denda Mantan Direksi Indofarma Rp 500 Juta. Artikel diakses tanggal 10 Februari 2016 dari detik finance: http://finance.detik.com/read/2004/11/08/165712/238077/6/bapepam-denda-mantan-direksiindofarma-rp-500-juta 3 Herdaru Purnomo, BPK: BI Membiarkan Rekayasa Akuntansi di Bank Century. Artikel diakses tanggal 14 Maret 2016 dari detik finance: http://finance.detik.com/read/2009/11/23/191903/1247341/5/bpk-bi-membiarkan-rekayasaakuntansi-di-bank-century
4
Skandal Bank lainnya adalah Bank Lippo, Dalam laporan keuangan per 30 September 2002 yang disampaikan ke publik pada 28 November 2002 disebutkan total aktiva perseroan Rp 24 triliun dan laba bersih Rp 98 miliar. Namun dalam laporan ke Bursa Efek Jakarta (BEJ) pada 27 Desember 2002 total aktiva perusahaan berubah menjadi Rp 22,8 triliun rupiah (turun Rp 1,2 triliun) dan perusahaan merugi bersih Rp 1,3 triliun.
Perbedaan laporan
keuangan itu segera memunculkan kontroversi dan polemik. Manajemen beralasan perbedaan itu terjadi karena ada penurunan aset yang diambil alih atau foreclosed asset dari Rp 2,393 triliun menjadi Rp 1,420 triliun. Akibatnya pada keseluruhan neraca terjadi penurunan tingkat kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) dari 24,77 menjadi 4,23%. Namun beberapa pihak menduga perbedaan laporan keuangan terjadi karena ada manipulasi yang dilakukan manajemen4. Realita-realita terpapar di atas termasuk ke dalam tindakan dysfunctional behavior (perilaku menyimpang). Bentuk dysfunctional behavior salah satunya adalah earning management atau manajemen laba. Manajemen laba sendiri merupakan kegiatan manajerial yang dilakukukan olah manajemen terhadap laporan keuangannya yang dilakukan dengan sengaja dan dengan tujuan tertentu dalam batasan prinsip akuntansi yang mengarah pada tingkat laba yang diinginkan dilaporakan oleh manajemen. Bahkan menurut Sulistyanto, tujuan dari manajemen laba adalah untuk mengelabui stakeholders yang ingin mengetahui kinerja dan kondisi perusahaan. Dari sini 4
Riwi Sumantyo, Kasus Bank Lippo dan Degradasi Kepercayaan Publik. Artikel di akses tanggal 10 Februari 2016 dari http://www.suaramerdeka.com/harian/0302/24/eko1.htm
5
terdapat indikasi bahwa ketika manajemen melakukan praktik manajemen laba pada laporan keuangannya, yang berarti terdapat campur tangan manajemen dalam informasi laba yang dihasilkan, diduga laporan keuangan yang dihasilkan tidak dan atau kurang mencerminkan keadaan perusahaan sebenarbenarnya sehingga kredibilitas laporan keuangan menjadi diragukan. Informasi laba yang tertuang dalam laporan keuangan kerap dijadikan alat analisis fundamental bagi para investor dalam menilai perusahaan-perusahan dalam
rangka
menanamkan
atau
menginvestasikan
dananya
untuk
memperoleh keuntungan. Ketika laporan keuangan telah diintervensi oleh manajemen, dan terdapat indikasi manajemen laba di dalamnya, keputusan investasi para investor bisa diduga memiliki resiko lebih besar salah, karena investor tidak mengetahui apakah laba yang ia lihat dalam laporan keuangan adalah laba yang sebenarnya atau laba yang dikelola, karena informasi besaran manajemen laba yang dilakukan memang tidak dicantumkan dalam laporan keuangan tersebut. Di sini terjadi asymmetric information di mana salah satu pihak memiliki informasi lebih dibandingkan dengan pihak lain. Hal tersebut diduga bisa saja merugikan investor. Memang regulasi terkait manajemen laba bisa dikatakan masih belum maksimal. Belum ada regulasi terkait pencantuman besarnya nilai manajemen laba yang dikelola perusahaan dalam laporan keuangannya, kemudian nilai maksimum dan minimum manajemen laba juga belum ditetapkan. Manajemen laba masih dapat dilakukan selama hal tersebut masih berada dalam batasan prinsip akuntansi. Namun jika dilihat dari konteks kesyariahaan yang memiliki
6
nilai yang berdasar Al-Qur‟an dan hadits, manajemen laba seharusnya dapat diminimalisir atau dihilangkan karena Islam tidak membenarkan adanya tindakan rekayasa, penipuan (tadlis), kecurangan dan gharar. Cara yang paling sering dilakukan dalam melakukan manajemen laba adalah dengan kebijakan akrual. Dalam perspektif syariah sendiri metode akrual diperbolehkan. Sesuai fatwa DSN no. 14/DSN/MUI/IX/2000 tentang sistem distribusi bagi hasil usaha dalam lembaga keuangan syariah ditetapkan bahwa
pada
prinsipnya
Lembaga
Keuangan
Syariah
(LKS)
boleh
menggunakan sistem accrual basis maupun cash basis dalam administrasi keuangan. Akrual sendiri merupakan metode akuntansi di mana penerimaan dan pengeluaran diakui atau dicatat ketika transaksi terjadi, bukan ketika uang kas untuk transaksi-transaksi tersebut diterima atau dibayarkan. Komponen akrual merupakan komponen yang tidak memerlukan bukti kas secara fisik sehingga mempermainkan besar kecilnya komponen akrual tidak harus disertai dengan kas yang diterima atau dikeluarkan perusahaan. Hal tersebut menimbulkan kesempatan bagi manajemen untuk mengelola akrualnya atau yang biasa disebut dengan discretionary accrual. Nilai dari discretionary accrual ini banyak dijadikan sebagai proxy pengukuran manajemen laba suatu perusahaan. Bentuk manajemen laba yang lain yaitu income smoothing (perataan laba) diperbolehkan dalam fatwa DSN no. 87/DSN/MUI/XII/2012 dengan pendekatan untuk melindungi lembaga keuangan dari risiko pengalihan dana besar-besaran, dan bukan dalam konteks ingin mengambil keuntungam, serta
7
dengan seizin nasabah, bukan secara sembunyi-sembunyi. Dengan kata lain, tidak serta merta semua teknik income smoothing diperbolehkan, namun yang diperbolehkan ialah yang memenuhi ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan oleh fatwa dengan mempertimbangkan opini Dewan Pengawas Syariah (DPS). Salah satunya ialah bahwa praktik perataan laba hanya diperbolehkan dengan syarat apabila bagi hasil actual melebihi tingkat imbalan yang diproyeksikan, dan dengan izin nasabah pemilik dana, serta dengan alasan kuat yang darurat dengan mempertahankan opini DPS. Sehingga dalam pelaksanaannya tetap menekankan kepada unsur transparansi atau keterbukaan terhadap pihak-pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan.5 Menurut Elisa Indah dan Erni Ekawati, manajemen laba juga dilakukan perusahaan pada sebelum dan sesudah IPO. Initial Public Offering (IPO) sendiri merupakan peristiwa penawaran saham perdana kepada public dimana perusahaan
bisa
mendapatkan
dana
dari
peristiwa
tersebut
untuk
pengembangan usahanya. Manajemen laba pada seputar penawaran saham perdana (IPO) dengan menaikkan laba (income increasing) merupakan fenomena yang logis sebab manajer lebih superior dalam menguasai informasi dibanding pihak lain (asimetri informasi). Kesuperioran tersebut mendorong dan memotivasi manajer untuk melakukan manajemen laba dengan cara income increasing discretionary accruals dalam laporan keuangannya, baik pada perioda sebelum dan sesudah IPO. Penggunaan accruals ini dapat 5
Hanni Khairani. “Etika Bisnis Islam Tentang Manajemen Laba”, (Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015), h.65-66.
8
dilakukan dengan cara menggeser pendapatan masa depan menjadi pendapatan masa sekarang dan biaya sekarang menjadi biaya masa depan, sehingga laba pada perioda sekitar IPO dilaporkan lebih tinggi dari yang seharusnya. Akibatnya, akan terjadi penurunan laba dan kinerja perusahaan pada perioda setelah IPO.6 Ketika membaca penelitian tersebut, kemudian timbul pertanyaan bagaimana praktik manajemen laba di bank syariah go public. Seperti kita ketahui per tanggal 15 Januari 2014 PT. Bank Panin Syariah melakukan penawaran saham perdananya sehingga praktis saham bank panin sudah go public dan dapat diperjualbelikan masyarakat investor. Ketika penelitianpenelitian terdahulu menghasilkan kesimpulan bahwa perusahan cenderung melakukan manajemen laba pada periode sebelum dan setelah go public, lantas timbul pertanyaan terkait praktik manajemen laba pada bank syariah, pola manajemen laba yang seperti apa yang digunakan dan bagaimana manajemen laba yang dilakukan Bank Panin Syariah sebelum dan setelah go public. Dari latar belakang tersebut penulis termotivasi untuk melakukan penelitian kembali terkait manajemen laba (earning management) dengan objek bank syariah yang listing di BEI (yaitu Bank Panin Syariah) pada periode sebelum dan setelah go public. Dengan demikian, maka dibuatlah penelitian dengan judul “Manajemen Laba PT. Bank Panin Syariah Tbk Sebelum dan Setelah Go public”. 6
Elisa Indah & Erni Ekawati, “Manajemen Laba pada Perioda Sebelum dan Sesudah Penawaran Saham Perdana di Bursa Efek Jakarta: Analisis dengan Model DeAngelo”, Simposium Riset Ekonomi 2, (Surabaya, 23-24 November 2005), h.2.
9
B. Pembatasan Masalah
Penulis membatasi permasalahan yang akan diteliti pada aspek yang dianalisis agar tidak keluar dari pembahasan, sebagai berikut: 1. Penelitian dilakukan dengan menghitung kemudian membandingkan nilai discretionary accruals sebagai proksi manajemen laba dengan menggunakan metode Healy (1985) dan Jones (1991). 2. Data diperoleh dari Laporan Keuangan Bulanan yang telah dipublikasi PT. Bank Panin Syariah sebelum dan setelah go public. Januari 2013Desember 2014. 3. Penelitian sebatas mengetahui seberapa besar manajemen laba PT. Bank Panin Syariah, pola manajemen laba apa yang dilakukan, dan perbedaan manajemen laba antara sebelum dan sesudah go public dengan menggunakan paired sample t-test, tanpa menganalisis apa yang melatarbelakangi bank tersebut melakukan tindakan manajemen laba jika memang terdapat manajemen laba di dalamnya.
C. Perumusan Masalah
Masalah yang dapat diidentifikasi yang dirumuskan dalam pertanyaanpertanyaan yang akan dijawab dalam penelitian ini adalah: 1. Berapa besar manajemen laba yang dilakukan oleh Bank Panin Syariah sebelum go public? 2. Berapa besar manajemen laba yang dilakukan oleh Bank Panin Syariah setelah go public?
10
3. Bagaimana pola manajemen laba yang dilakukan oleh Bank Panin Syariah? 4. Bagaimana praktik manajemen laba di Bank Panin Syariah sebelum dan setelah go public?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan bukti empiris untuk:
a. Melihat apakah manajemen Bank Panin Syariah telah melakukan salah satu bentuk perilaku menyimpang (dysfunctional behavior) yang banyak peneliti terdahulu menganggap sebagai salah satu bentuk penipuan (tadlis) yaitu earning management atau manajemen laba. b. Menjelaskan manajemen laba Bank Panin Syariah sebelum go public. c. Menjelaskan manajemen laba Bank Panin Syariah setelah go public. d. Menjelaskan bagaimana Bank Panin Syariah melakukan manajemen labanya. e. Menjelaskan perbedaan besaran manajemen laba yang dilakukan di bank anin syariah sebelum dan sesudah go public.
Adapun manfaat yang dapat diberikan dengan adanya penelitian ini yaitu:
a. Bagi investor: Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu masukan dalam pengambilan keputusan investasi saham yaitu salah satunya dengan mengamati kondisi internal perusahaan melalui
11
laporan keuangan, terutama dalam menilai kualitas laba yang dilaporkan dalam laporan keuangan. b. Bagi perusahaan: Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi perusahaan dalam mengevaluasi kinerja perusahaannya, serta untuk tidak dan atau meminimalisir dalam melakukan manajemen laba (earning management) karena dinilai merugikan bagi pihak pemegang saham. c. Bagi penulis: Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana memperluas wawasan serta menambah referensi penulis dan dapat menerapkan teori-teori yang telah didapat selama berkuliah. d. Bagi pembaca: Dengan adanya penelitian ini dapat menambah wawasan pembaca pengenai manajemen laba di perusahaan dan juga menjadi bahan studi terdahulu bagi penelitian selanjutnya.
E. Kerangka Pemikiran Teoritis
Bank Panin Syariah, yang masih menjadi satu-satunya bank syariah go public hingga saat ini memang menarik untuk dijadikan bahan penelitian. Terlebih nilai kesyariahaan yang perlu dikedepankan menuntut Bank Panin Syariah untuk terbuka dan jujur dalam berbagai pelaporan yang dihasilkan. Laporan keuangan sangat menarik untuk dikaji lebih mendalam. Para pengguna laporan keuangan tidak dapat turut campur dalam pelaporan yang dilakukan perusahaan. Para pihak yang berkepentingan dengan laporan keuangan perusahaan tidak dapat langsung mengetahui apakah dalam laporan tersebut
12
memang dilaporkan secara jujur dan benar-benar menggambarkan keadaan perusahaan sebenar-benarnya atau tidak karena diperlukan analisis terlebih dahulu. Hal terkait campur tangan manajemen ini dirasa perlu dikaji lebih mendalam. Pelaporan keuangan yang terdapat campur tangan manajemen di dalamnya biasa disebut dengan manajemen laba. Menurut peneliti-peneliti terdahulu, model berbasis aggregate accruals merupakan model yang paling tepat untuk mendeteksi manajemen laba yang diproksikan dengan nilai akrual yang dikelola (discretionary accrual) menggunakan model Healy dan Jones. Penelitian ini berusaha mencari tahu, menghitung dan menjelaskan mengenai besarnya manajemen laba- yang banyak peneliti terdahulu menganggapnya sebagai bentuk perilaku penyimpangan, yang dilakukan oleh Bank Panin Syariah periode sebelum dan sesudah go public. Setelah diketahui besarnya discretionary accrual sebagai proksi manajemen laba, kemudian dilakukan uji beda untuk mengetahui manajemen laba Bank Panin Syariah sebelum dan sesudah go public.
13
Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran Penelitian
PT. Bank Panin Syariah Tbk
Laporan Keuangan Sebelum Go public
Laporan Keuangan Setelah Go public
Analisis Manajemen Laba
Analisis Manajemen Laba
Menghitung Discretionary accruals sebelum go public
Menghitung Discretionary accruals setelah go public
Paired Sample T Test
Kesimpulan
14
F. Sistematika Penulisan
Metode penulisan yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini mengacu pada buku Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum tahun 2012. Agar mendapat arah dan gambaran yang jelas mengenai hal yang tertulis, berikut ini disajikan sistematika penulisannya secara lengkap: BAB I
PENDAHULUAN Bab ini berisikan latar belakang masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka pemikiran teoritis, dan sistematika penulisan.
BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN Bab ini berisi Landasan (kerangka) teori terhadap hal-hal yang akan dibahas, yang berisikan teori-teori mengenai bank, bank syariah, initial public offering, laporan keuangan, serta manajemen laba. Pada sub bab berikutnya dibahas review studi terdahulu. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini menjelaskan variable penelitian dan definisi operasional dari variable yang digunakan dalam penelitian, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, metode analisis yang digunakan, serta gambaran umum objek penelitian. BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi tentang perhitungan data-data yang diperoleh dalam penelitian sehingga didapat hasil dan pengujian hipotesis,
15
yang kemudian dilakukan pembahasan terhadap hasil yang didapat guna mendapatkan kesimpulan. BAB V PENUTUP Bab ini berisi kesimpulan-kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian
dan
berisi
permasalahan yang diteliti. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
saran-saran
yang
sesuai
dengan
BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN
A. Tinjauan Teoritis
1. Lembaga Keuangan
Lembaga keuangan adalah lembaga yang kegiatan utamanya menghimpun dan menyalurkan dana, dengan motif mendapatkan keuntungan. Porsi terbesar assetnya merupakan asset finansial. Fungsi utama lembaga keuangan adalah sebagai perantara pihak-pihak yang membutuhkan uang modal (pemakai dana) dengan pihak-pihak yang memilikinya (pemilik dana). Yang dipertukarkan/ dialihkan dalam pasar uang modal adalah hak penggunaan uang. Maka yang menjembatani antara sisi penawaran dan permintaan inilah yang disebut sebagai lembaga keuangan. Lembaga keuangan yang dalam menjalankan fungsi intermediasinya diizinkan menghimpun dan menyalurkan dana dalam bentuk tabungan disebut lembaga keuangan depositori (depository financial institution). Lembaga yang masuk dalam kategori ini adalah perbankan. Sedangkan lembaga keuangan yang dalam menjalankan usahanya tidak diizinkan menghimpun dana dalam bentuk tabungan disebut lembaga keuangan nondepositori (nondepository financial institution), yang disebut juga sebagai lembaga keuangan bukan bank (LKBB).1
1
Prathama Rahardja dan Mandala Manurung, Pengantar Ilmu Ekonomi (Mikroekonomi & Makroekonomi) (Jakarta: Lembaga Penerbit FEUI, 2008), h.331-332
16
17
Lembaga Keuangan Syariah (LKS) menurut Dewan Syariah Nasional (DSN) adalah lembaga keuangan yang mengeluarkan produk keuangan syariah dan yang mendapat izin operasional sebagai lembaga keuangan syariah2.
a. Bank
Berdasarkan Undang-Undang nomor 7 tahun 1992 (sebagaimana diubah dengan Undang-Undang No. 10 tahun 1998) tentang Perbankan, bank didefinisikan sebagai “badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”. Selanjutnya undang-undang ini mengklasifikasikan bank menjadi dua kelompok, yaitu Bank Umum dan Bank Perkereditan Rakyat (BPR). Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah, yang dalam kegiatannya memberi jasa dalam lalu-lintas pembayaran. a. Konvensional Konvensional adalah sistem ekonomi yang sudah dipraktikkan secara meluas di dalam sebuah masyarakat3. b. Prinsip Syariah
2
DSN MUI, Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional edisi 2 (Jakarta: DSN MUI dan Bank Indonesia, 2003) 3 M. Nurianto Al-Arif, Dasar-Dasar Ekonomi Islam (Solo: Era Adicitra Intermedia, 2011), h.62
18
Menurut pasal 1 ayat 12 UU 21 tahun 2008, Prinsip Syariah adalah “prinsip hukum Islam dalam kegiatan perbankan berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan dalam penetapan fatwa di bidang syariah”.
b. Bank Syariah
Syariah adalah kata bahasa arab yang secara harfiahnya berarti jalan yang ditempuh atau garis yang semestinya dilalui. Secara terminologi, definisi syariah adalah peraturan-peraturan dan hukum yang telah digariskan oleh Allah, atau telah digariskan pokok-pokoknya dan dibebankan kepada kaum muslimin supaya mematuhinya, supaya syariah ini diambil oleh orang Islam sebagai penghubung di antaranya dengan Allah dan di atntaranya dengan manusia 4 . Jadi singkatnya, syariah itu berisi peraturan dan hukum-hukum, yang menentukan garis hidup yang harus dilalui oleh seorang Muslim5. Sebagaimana Pasal 1 ayat 1 UU no 21 tahun 2008, Perbankan Syariah adalah “segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya”. Kegiatan usaha yang berasaskan Prinsip Syariah antara lain adalah kegiatan usaha yang tidak mengandung unsur:
4
Syaikh Mahmud Syalthut, “Al-Islam, ‘Aqidah wal Syariah”, dalam Adiwarman Karim, Bank Islam: Analisis Fiqh dan Keuangan (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2008), h.7. 5 Adiwarman Karim, Bank Islam: Analisis Fiqh dan Keuangan (Jakarta PT RajaGrafindo Persada, 2008), h. 7.
19
a. Riba, yaitu penambahan pendapatan secara tidak sah (batil) antara lain dalam transaksi pertukaran barang sejenis yang tidak sama kualitas, kuantitas, dan waktu penyerahan (fadhl), atau dalam transaksi pinjammeminjam yang mempersyaratkan Nasabah Penerima Fasilitas mengembalikan dana yang diterima melebihi pokok pinjaman karena berjalannya waktu (nasi’ah); b. Maisir, yaitu transaksi yang digantungkan kepada suatu keadaan yang tidak pasti dan bersifat untung-untungan; c. Gharar, yaitu transaksi yang objeknya tidak jelas, tidak dimiliki, tidak diketahui keberadaannya, atau tidak dapat diserahkan pada saat transaksi dilakukan kecuali diatur lain dalam syariah; d. Haram, yaitu transaksi yang objeknya dilarang dalam syariah; atau e. Zalim, yaitu transaksi yang menimbulkan ketidakadilan bagi pihak lainnya. Dalam pasal 1 ayat 7, Undang-undang yang sama, Bank Syariah adalah “Bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan Prinsip Syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Permbiayaan Rakyat Syariah”. Ayat 8, “Bank Umum Syariah adalah Bank Syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran”.
2. Initial Public Offering- (Go public)
20
IPO (Initial Public Offering) disebut juga unseasoned equity offering atau penawaran saham umum perdana. Gumanti mendefinisikan sebagai suatu peristiwa dimana perusahaan untuk pertamakali menawarkan sahamnya kepada khalayak ramai (public) di pasar modal. 6 Dalam Undang-Undang Pasar Modal no. 8 tahun 1995 pasal 1 angka 15 menjelaskan bahwa yang dimaksud penawaran umum merupakan kegiatan penawaran Efek yang dilakukan oleh Emiten untuk menjual Efek kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur dalam Undang-Undang ini dan peraturan pelaksanaannya. Yang dimaksud efek di sini antara lain adalah saham dan obligasi. Dahlam Siam dalam bukunya yang berjudul Manajemen Lembaga Keuangan, menyatakan bahwa emisi efek atau sering disebut penawaran umum (go public) merupakan suatu proses yang melibatkan lembaga penunjang pasar modal dalam rangka penjualan efek (saham dan obligasi) suatu perusahaan kepada masyarakat umum7. Sedangkan dalam buku panduan Pasar Modal, Penawaran Umum adalah kegiatan penawaran efek yang dilakukan oleh emiten untuk menjual efek kepada masyarakat8. Emiten adalah pihak yang melakukan penawaran umum. Adapun tata cara dan peraturan pelaksanaannya diatur dalam Undang-Undang No. 8 tahun 1995 tentang pasar modal.
6
Tatang Ary Gumanti, Earnings Management dalam penawaran saham perdana di Bursa Efek Jakarta, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, 4(2) (2000), h.165-183. 7 Dahlam Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan, Edisi keempat. (Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2004). 8 Bursa Efek Indonesia, Panduan Sekolah Pasar Modal Syariah level 1 (Jakarta: BEI, 2014).
21
Beberapa hal yang menjadi dasar bagi suatu perusahaan dalam melaksanakan penawaran umum perdana selain sebagai upaya pencarian dana menurut Sitompul (1996) dalam Widodo adalah:9 a. Meningkatkan kepemilikan saham bagi pemodal individu (Retail investor) b. Melepas sebagian kepemilikan perusahaan c. Mencari proceed yang sebesar-besarnya d. Menciptkan
dasar
bagi
distribusi
produksi
yang
berlingkup
internasional (untuk penawaran di luar negeri) e. Mengalokasikan saham kepada pemodal jangka panjang sebagai pendukung
Tahapan- tahapan yang harus dilakukan perusahaan yang akan melakukan penawaran umum saham sebagaimana yang digambarkan Iskandar Z dalam Widodo adalah:10
a. Sebelum emisi. Berisi persiapan-persiapan yang harus dilakukan untuk memenuhi persyaratan penawaran umum b. Tahapan emisi. Masa dilakukan penawaran umum hingga sahamsaham yang telah ditawarkan dicatatkan di bursa efek
9
Widodo Prasetyo, Pendeteksian Earnings Management, Underpricing, dan Pengukuran Kinerja Perusahaan yang Melakukan Kebijakan Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008), h. 33. 10 Ibid., h. 33-34.
22
c. Tahap sesudah emisi. Tahap pelaporan sebagai konsekuensi dari penawaran umum.
Tabel 2.1 Mekanisme Penawaran Umum (Initial Public Offering)
Emisi
Sebelum Emisi Intern Perusahaan 1. Rencana Publik 2. RUPS 3. Penunjukan a. Underwriter b. Profesi 4. Mempersiapkan dokumen 5. Konfirmasi sebagai agen penjual 6. Kontrak Pendahuluan 7. Penandatanganan perjanjian 8. Public Expose
Sesudah emisi
BAPEPAM (OJK)
Pasar Primer
Pasar Sekunder
Pelaporan
1. Persyaratan pendaftaran 2. Ekspose terbatas di Bapepam (OJK) 3. Tanggapan atas a. Kelengkapan b. Kecukupan & kejelasan informal c. Keterbukaan 4. Komentar tertulis dalam waktu 45 hari 5. Persyaratan pendaftaran dinyatakan efektif
1. Penawaran Umum 2. Penjajakan kepada pemodal oleh sindikasi penjamin emisi & emiten 3. Distribusi efek kepada pemodal secara elektronik
1. Emiten mencatatkan efeknya di Bursa Efek 2. Perdagangan di Bursa Efek
1. Laporan berkala 2. Laporan Kejadian penting dan relevan
Sumber: Iskandar Z (2003) dalam Widodo
23
3. Laporan Keuangan
Setiap entitas usaha biasanya melakukan kegiatan akuntansi untuk membuat laporan keuangan. Istilah akuntansi dan laporan keuangan sudah sering kita dengar. Hal tersebut memiliki keterkaitan satu sama lainnya. Akuntansi
adalah
proses
mengidentifikasi,
mencatat,
dan
mengkomunikasikan kejadian-kejadian ekonomi sebuah organisasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Kejadian- kejadian ekonomi tersebut akan disajikan dalam bentuk laporan keuangan. Laporan keuangan tidak diwajibkan menyediakan informasi non keuangan11.
Tabel 2.2 Pemakai Informasi Laporan Keuangan Sumber
Contoh Informasi keuangan Informasi non keuangan Bagi pemasaran Jumlah penjualan Tingkat kepuasan pelanggan Diskon penjualan yang Produk kompetitor yang dapat diberikan menyebabkan penurunan penjualan Bagian Sumber Total gaji pegawai Turnover pegawai Daya Manusia Pajak penghasilan Rekrutmen pegawai pegawai Bagian Pembelian Jumlah pembelian Ketepatan waktu pengiriman Retur pembelian kepada barang oleh pemasok supplier Di paragraf 9 dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah (KDPPLKS), Pemakai laporan keuangan meliputi investor sekarang dan investor potensial; pemilik dana qardh; pemilik dana investasi mudharabah; pemilik dana titipan; pembayar dan penerima zakat, infak,
11
Andey Hasiholan Pulungan et al, Akuntansi Keuangan Dasar berbasis PSAK per 1 Juni 2012 (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2013), h.1
24
sedekah, dan wakaf; pengawas syariah; karyawan; pemasok dan mitra usaha lainnya; pelanggan; pemerintah; serta lembaga-lembaganya dan masyarakat. Para pemakai tersebut menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi kebutuhan informasi yang berbeda. Tabel berikut menunjukkan contoh penggunaan laporan keuangan yang umum terjadi di berbagai perusahaan12:
Tabel 2.3 Penggunaan Laporan Keuangan Internal Internal Pengguna laporan keuangan Kebutuhan informasi Karyawan Kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, imbalan pasca kerja, dan sebagainya. Manajemen Kondisi keuangan perusahaan terkini yang relevan untuk perencanaan perusahaan.
Tabel 2.4 Penggunaan Laporan Keuangan Eksternal Eksternal Pengguna laporan keuangan Kebutuhan informasi Investor Posisi keuangan perusahaan untuk menentukan risiko berinvestasi. Pemberi pinjaman (kreditor) Kemampuan perusahaan mengembalikan pinjaman. Pemerintah Jumlah pajak perusahaan untuk membantu perhitungan penerimaan negara dari sector pajak. Pemasok Kemampuan perusahaan membayar utangnya atas pembelian secara kredit. Pelanggan Kemampuan perusahaan menyelesaikan proyek jangka panjang, misalnya konstruksi bangunan.
12
Ibid., h.2
25
Berdasarkan paragraf 30 KDPPLKS, dinyatakan bahwa tujuan laporan keuangan
menurut
KDPPLKS
adalah
menyediakan
informasi
yang
menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu entitas syariah yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Selain itu, tujuan lainnya adalah sebagai berikut: 1. Meningkatkan kepatuhan terhadap prinsip syariah dalam semua transaksi dan kegiatan usaha; 2. Informasi kepatuhan entitas syariah terhadap prinsip syariah, serta informasi asset, kewajiban, pendapatan, dan beban yang tidak sesuai dengan prinsip syariah bila ada, serta bagaimana perolehan dan penggunaannya; 3. Informasi untuk membantu mengevaluasi pemenuhan tanggung jawab entitas
syariah
terhadap
amanah
dalam
mengamankan
dana,
menginvestasikannya pada tingkat keuntungan yang layak; dan 4. Informasi mengenai tingkat keuntungan investasi yang diperoleh penanam modal dan pemilik dana syirkah temporer serta informasi mengenai pemenuhan kewajiban fungsi social entitas syariah, termasuk pengelolaan dan penyaluran dana zakat, infak, sedekah, dan wakaf.
Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Pemakai ingin menilai apa yang telah
26
dilakukan atau pertanggungjawaban manajemen berbuat demikian agar mereka dapat membuat keputusan ekonomi. Keputusan ini mungkin mencakup misalnya keputusan untuk menahan atau menjual investasi mereka dalam entitas syariah atau keputusan untuk mengangkat kembali atau mengganti manajemen (KDPPLKS paragraph 32). Ada dua asumsi dasar penyusunan laporan keuangan entitas syariah sebagaimana tertuang dalam KDPPLKS, yaitu:
1. Dasar akrual Untuk mencapai tujuannya, laporan keuangan disusun atas dasar akrual. Dengan dasar akrual, pengaruh transaksi dan peristiwa lain diakui pada saat kejadian (dan bukan pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar) serta diungkapkan dalam catatan akuntansi dan dilaporkan dalam laporan keuangan pada periode yang bersangkutan. Laporan keuangan yang disusun atas dasar akrual memberikan informasi kepada pemakai, tidak hanya transaksi masa lalu yang melibatkan penerimaan dan pembayaran kas, tetapi juga kewajiban pembayaran kas di masa depan serta sumber daya yang merepresentasikan kas yang akan diterima di masa depan (KDPPLKS paragraph 41). Akan tetapi, perhitungan pendapatan untuk tujuan pembagian hasil usaha tidaklah menggunakan dasar akrual, melainkan menggunakan dasar kas. Dalam pembagian hasil usaha, disebutkan dalam KDPPLKS paragraph 42, pendapatan atau hasil yang dimaksud adalah laba bruto. 2. Kelangsungan usaha
27
Laporan keuangan biasanya disusun atas dasar asumsi kelangsungan usaha entitas syariah dan akan melanjutkan usahanya di masa depan. Oleh karena itu, entitas syariah diasumsikan tidak bermaksud atau berkeinginan melikuidasi atau mengurangi secara material skala usahanya (KDPPLKS Paragraf 43).
4. Manajemen Laba
a. Teori Keagenan (Agency Theory)
Teori agensi yang dikembangkan oleh Jensen dan Meckling (1976) dalam Wardhani, diartikan sebagai suatu kontrak antara pemilik (principal) yang melibatkan orang lain (agen(manajer)) untuk melakukan suatu jasa atas nama principal dan mendelegasikan wewenang sepenuhnya untuk pengambilan keputusan kepada agen. Adanya pemisahan antara pemilik sebagai prinsipal dan manajer sebagai agen yang menjalankan perusahaan akan memunculkan permasalahan agensi (agency problem) karena masingmasing pihak akan selalu berusaha untuk memaksimalkan fungsi utilitas yang dimilikinya13. Agency theory memiliki asumsi bahwa masing-masing individu semata-mata termotivasi oleh kepentingan dirinya sendiri sehingga menimbulkan konflik kepentingan antara principal dan agent. Pihak principal termotivasi mengadakan kontrak untuk menyejahterakan dirinya 13
Ratna Wardhani, Pengaruh Proteksi bagi Investor, Konvergensi Standar Akuntansi, Implementasi Corporate Governance, dan Kualitas Audit terhadap Kualitas Laba (Analisis Lintas Negara di Asia), (Disertas S3, Universitas Indonesia, Jakarta: 2009), h. 16.
28
dengan profitabilitas yang selalu meningkat. Agent termotivasi untuk memaksimalkan pemenuhan kebutuhan ekonomi dan psikologisnya, antara lain dalam hal memperoleh investasi, pinjaman, maupun kontrak kompensasi. Konflik kepentingan semakin meningkat terutama karena principal tidak dapat memonitor aktivitas agent sehari-hari untuk memastikan bahwa agent bekerja sesuai dengan keinginan pemegang saham. Principal tidak memiliki informasi yang cukup tentang kinerja agent. Agent mempunyai lebih banyak informasi mengenai kapasitas diri, lingkungan kerja, dan perusahaan secara keseluruhan. Hal inilah yang mengakibatkan adanya ketidakseimbangan informasi yang dimiliki oleh principal dan agent. Ketidakseimbangan informasi inilah yang disebut dengan asimetri informasi (asymmetric information). Adanya asumsi bahwa individu-individu bertindak untuk memaksimalkan dirinya sendiri, mengakibatkan agent memanfaatkan adanya asimetri informasi yang dimilikinya untuk menyembunyikan beberapa informasi yang tidak diketahui principal. Asimetri informasi dan konflik kepentingan yang terjadi antara principal dan agent mendorong agent untuk menyajikan informasi yang tidak sebenarnya kepada principal, terutama jika informasi tersebut berkaitan dengan pengukuran kinerja agent.14 Berdasarkan penelitian sebelumnya (Watts dan Zimmerman (1986) dalam Agnes) secara empiris membuktikan bahwa hubungan principal dan agent sering ditentukan oleh angka akuntansi. Hal ini memacu agent untuk 14
Agnes Utari Widyaningdyah, Analisis Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Earnings Management pada Perusahaan Go public di Indonesia, Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol 5, no. 2 (Universitas Kristen Petra, 2001), h. 91-92.
29
memikirkan bagaimana angka akuntansi tersebut dapat digunakan sebagai sarana untuk memaksimalkan kepentingannya. Salah satu bentuk tindakan agent tersebut adalah yang disebut sebagai earnings management.15 Ada tiga asumsi yang mendasari agency theory yang diungkapkan oleh Eisenhardt (1989) dalam Indah dan Irfan, yaitu: 16 a. asumsi tentang sifat manusia yang memiliki kecenderungan untuk mementingkan diri sendiri (self interest), b. asumsi tentang keorganisasian yang ditandai oleh adanya konflik antara anggota organisasi, efisien sebagai kriteria produktivitas dan adanya asimetris informasi antara pemilik perusahaan dan manajemen, dan c. asumsi tentang informasi yang menjelaskan bahwa informasi dipandang sebagai komoditas yang dapat diperjual-belikan. b. Manajemen Laba (Earnings Management)
Sejalan dengan berkembangnya penelitian akuntansi keuangan dan keprilakuan, saat ini ada beberapa definisi manajemen laba yang berbeda antara satu dengan yang lainnya sesuai dengan pemahaman dan penilaian orang yang mendefinisikan terhadap aktivitas pengelolaan dan pengaturan laba itu. Namun, apabila dicermati sebenarnya ada benang merah yang menghubungkan satu definisi dengan definisi lain. Artinya, meski
15
Ibid., h. 92. Indah Putri Septiana & M. Irfan Tarmizi, Konservatisme Akuntansi, Efektivitas Komite Audit, Konsep Amanah dan Manajemen Laba, Simposium Nasional Akuntansi 18 (Medan, Universitas Sumatera Utara, 2015), h. 5. 16
30
menggunakan terminilogi yang berbeda namun secara garis besar definisidefinisi itu mempunyai pengertian serupa. Secara umum ada beberapa definisi yaitu:17 a. Davidson, Stickney, dan Weil Earning management is the process of taking deliberate steps within the constrains of generally accepted accounting principles to bring about desired level of reported earning (Manajemen laba merupakan proses untuk mengambil langkah tertentu yang disengaja dalam batasbatas prinsip akuntansi berterima umum untuk menghasilkan tingkat yang diinginkan dari laba yang dilaporkan). b. Schipper Earning management is a purposes interbention in the external financial reporting process, with the intent of obtaining some private gain (a opposed to say, merely faciliting the neutral operation of the process) (Manajemen laba adalah campur tangan dalam proses penyususunan pelaporan keunagan eksternal, dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan pribadi (pihak yang tidak setuju mengatakan bahwa hal ini hanyalah upaya untuk memfasilitasi operasi yang tidak memihak dari sebuah proses). c. National Association of Certified Fraud Examiners Earning management is the intentional, deliberate, misstatement or omission of material facts, or accounting data, which is misleading 17
Sri Sulistyanto, Manajemen Laba, Teori dan Model Empiris (Jakarta: Grasindo, 2014), h.48-50
31
and, when considered with all the information made available, would cause the reader to change or alter his judgement or decision (Manajemen laba adalah kesalahan atau kelalaian yang disengaja dalam membuat laporan mengenai fakta material atau data akuntansi sehingga membuat laporan mengenai fakta material atau data akuntansi sehingga menyesatkan ketika semua informasi itu dipakai untuk membuat pertimbangan yang akhirnya akan menyebabkan orang yang membacanya akan mengganti atau mengubah pendapat atau keputusannya). d. Fisher dan Rozenwig Earning management is an action of a manager which serve to increase (decrease) current reported earnings of the unit which the manager is responsible without generating a corresponding increase (decrease) in long-term economic profitability of the unit (Manajemen laba adalah tindakan-tindakan manajer untuk menaikkan (menurunkan) laba periode berjalan dari sebuah perusahaan yang dikelolanya tanpa menyebabkan kenaikkan (penurunan) keuntungan ekonomi perusahaan jangka panjang). e. Lewitt Earning management is flexibility in accounting allows it to keep pace with business innovations. Abuses such as earnings occur when people exploit this pliancy. Trickery is employed to abscure actual financial volatility. This in turn, make the true consequences of management
32
decision (Manejemen laba adalah fleksibilitas akuntansi untuk menyetarafkan diri dengan inovasi bisnis. Penyalahgunaan laba ketika publik memanfaatkan hasilnya. Penipuan mengaburkan volatilitas keuangan sesungguhnya. Itu semua untuk menutupi konsekuensi dari keputusan-keputusan manajer). f. Healy dan Wahlen Earning management occurs when managers uses judgement in financial reporting and in structuring transactions to alter financial reports to either mislead some stakeholders about underlying economics performance of the company or to influence contractual outcomes that depend on the reported accounting numbers (Manajemen laba muncul ketika manager menggunakan keputusan tertentu dalam pelaporan keuangan dan mengubah transaksi untuk mengubah laporan keuangan untuk menyesatkan stakeholder yang ingin mengetahui kinerja ekonomi yang diperoleh perusahaan atau untuk mempengaruhi hasil kontrak yang menggunakan angka-angka akuntansi yang dilaporkan itu).
Secara umum ada tiga kelompok model empiris manajemen laba untuk mengidentifikasi aktivitas rekayasa manajerial yang diklasifikasikan atas dasar basis pengukuran yang digunakan yaitu:18
18
Ibid., h.7
33
a. Model berbasis akrual (aggregate accruals) merupakan model yang menggunakan discretionary accruals sebagai proksi manajemen laba. b. Model yang berbasis specific accruals, yaitu pendekatan yang menghitung
akrual
sebagai
proksi
manajemen
laba
dengan
menggunakan item laporan keuangan tertentu dari industri tertentu pula. c. Model distribution of earnings. Pendekatan ini dilakukan dengan melakukan pengujian secara statistic terhadap komponen-komponen laba untuk mendeteksi factor yang mempengeruhi pergerakan laba. Model berbasis distribution of earning terfokus pada laba di sekitar benchmark yang dipakai, misalnya laba kuartal sebelumnya, untuk menguji apakah incidence yang berada di atas maupun di bawah benchmark telah merefleksikan ketidakberlanjutan kewajiban untuk menjalankan kebijakan yang telah dibuat.
Tabel 2.5 Model Empiris Mengidentifikasi Manajemen Laba Peneliti Proksi Manajemen Laba A. Model Aggregate Accruals Healy (1985) Total akrual (total accruals) DeAngelo (1986) Perubahan dalam total akrual Jones (1991) Sisa regresi total akrual dari perubahan penjualan dan property, plant, and equipment. Model Jones Sisa regresi total akrual dari perubahan penjualan dan dimodifikasi dari property, plant, and equipment, dimana pendapatan Dechow, Sloan disesuaikan dengan perubahan piutang yang terjadi pada & Sweeney periode bersangkutan. (1995) Kang & Sisa regresi dari aktiva lancar nonkas yang dikurangi Suvaramakrishan kewajiban yang dibagi dengan aktiva bersangkutan pada (1995) periode sebelumnya yang disesuaikan dengan kenaikan pendapatan, biaya dan plant and equipment.
34
B. Model Specific Accruals McNichols & Sisa provisi untuk piutang tak tertagih, yang diestimasi Wilson (1988) sebagai sisa regresi provisi untuk pitang tak tertagih pada saldo awal, serta penghapusan piutang periode berjalan dan periode yang akan datang. Petroni (1992) Klaim terhadap estimasi cadangan kesalahan, yang diukur selama lima tahun perkembangan cadangan kerugian penjaminan kerusakan property. Beaver & Engel Biaya yang tersisa dari kerugian pinjaman, yang (1986) diestimasi sebagai sisa regresi biaya dari keruhian pinjaman pada charge-of bersih, pinjaman yang beredar, aktiva yang tidak bermanfaat dan melebihi satu tahun perubahan aktiva tidak bermanfaat. Beneish (1997) Hari-hari dalam indeks piutang, indeks laba kotor, indeks kualitas aktiva, indeks depresiasi, indeks biaya administrasi umum dan penjualan, indeks total akrual terhadap total aktiva. Beaver & Korelasi serial dari satu tahun perkembangan kerugian McNichols penjaminan kerusakan property. (1998) C. Pendekatan Distribution of Earnings Burgtahler & Menguji apakah frekuensi realisasi laba tahunan yang Dichev (1997) merupakan bagian atas (bawah) laba yang besarnya nol dan laba akhir tahun adalah lebih besar (kecil) daripada yang diharapkan. Degeorge et al Menguji apakah frekuensi realisasi laba kuartalan yang (1999) merupakan bagian atas (bawah) laba yang besarnya nol, laba akhir kuartal dan forecast investor adalah lebih besar (kecill) daripada yang diharapkan. Myers & Skinner Menguji apakah angka-angka laba meningkat yang (1999) berurutan adalah lebih besar dibankdingkan angka-angka jika tanpa manajemen laba. Sumber: McNichols 2000 dalam Sulistyanto, h. 8
Ada tiga hipotesis dalam teori akuntansi positif yang dipergunakan untuk menguji perilaku etis dari seseorang dalam mencatat transaksi dan menyusun laporan keuangan (motivasi manajer dalam melakukan
35
manajemen laba) seperti yang dikemukakan Watts dan Zimmerman dalam Sulistyanto:19
a. Bonus plan hypothesis yang menyatakan bahwa rencana bonus atau kompensasi manajerial akan cenderung memilih dan menggunakan metode-metode
akuntansi
yang
akan
membuat
laba
yang
dilaporkannya menjadi lebih tinggi. Konsep ini membahas bahwa bonus yang dijanjikan pemilik kepada manajer perusahaan tidak hanya memotivasi manajer untuk bekerja dengan lebih baik tetapi juga memotivasi manajer untuk melakukan kecurangan manajerial. Agar selalu bisa mencapai tingkat kinerja yang memberikan bonus, manajer mempermainkan besar kecilnya angkaangka akuntansi dalam laporan keuangan sehingga bonus itu selalu didapatnya setiap tahun. Hal inilah yang mengakibatkan pemilik mengalami kerugian ganda, yaitu memperoleh informasi palsu dan mengeluarkan sejumlah bonus untuk sesuatu yang tidak semestinya. b. Debt (equity) hypothesis menyatakan bahwa perusahaan yang mempunyai rasio antara utang dan ekuitas lebih besar, cenderung memilih dan menggunakan metode-metode akuntansi dengan laporan laba yang lebih tinggi serta cenderung melanggar perjanjian utang apabila ada manfaat dan keuntungan tertentu yang dapat diperolehnya. Keuntungan tersebut berupa permainan laba agar kewajiban utangpiutang dapat ditunda untuk periode berikutnya sehingga semua pihak 19
Ibid., h. 63.
36
yang ingin mengetahui kondisi perusahaan yang sesungguhnya memperoleh informasi yang keliru dan membuat keputusan bisnis menjadi
keliru
pula.
Akibatnya,
terjadi
kesalahan
dalam
mengalokasikan sumberdaya. c. Political cost hypothesis menyatakan bahwa perusahaan cenderung memilih dan menggunakan metode-metode akuntansi yang dapat memperkecil atau memperbesar laba yang dilaporkannya. Konsep ini membahas bahwa manajer perusahaan cenderung melanggar regulasi pemerintah, seperti undang-undang perpajakan, apabila ada manfaat dan keuntungan tertentu yang dapat diperolehnya. Manajer akan mempermainkan laba agar kewajiban pembayaran tidak terlalu tinggi sehingga alokasi laba sesuai dengan kemauan perusahaan.
Scott mengemukakan bentuk-bentuk manajemen laba yang dilakukan oleh manajer antara lain : 20 a. Taking a Bath Terjadinya taking a bath adalah pada perioda stress atau reorganisasi termasuk pengangkatan CEO yang baru. Bila perusahaan harus melaporkan laba yang tinggi, manajer merasa dipaksa untuk melaporkan laba
yang tinggi, konsekwensinya manajer akan
menghapus aktiva dengan harapan laba yang akan datang dapat meningkat.
20
William R. Scott, Ebook, Financial Accounting Theory, 5th ed, (Canada, Pearson Prentice Hall Inc, 2009), h. 405.
37
b. Income Minimization Bentuk ini dilakukan sebagai alasan politis pada perioda laba yang tinggi dengan mempercepat penghapusan aktiva tetap dan aktiva tak berwujud dan mengakui pengeluaran sebagai biaya. Pada saat profitabilitas perusahaan sangat tinggi dengan maksud agar tidak mendapat perhatian secara politis, kebijakan yang diambil dapat berupa penghapusan barang modal dan aktiva tak berwujud, biaya iklan dan pengeluaran untuk Research and Development, hasil akuntansi untuk biaya eksplorasi minyak, gas dan sebagainya. c. Income Maximization Tindakan atas income maximization bertujuan untuk melaporkan net income yang tinggi untuk tujuan bonus yang lebih besar. Perusahaan yang melakukan pelanggaran perjanjian hutang, manajer cenderung untuk memaksimalkan laba. d. Income Smoothing Income smoothing merupakan bentuk manajemen laba yang paling populer dan sering dilakukan oleh manajer. Manajemen laba dilakukan oleh manajer dengan cara menaikkan atau menurunkan laba untuk mengurangi fluktuasi dalam melaporkan laba, sehingga perusahaan terlihat stabil dan tidak berisiko tinggi.
38
Secara garis besar, teknik melakukan manajemen laba dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok, yaitu: 21 a. Memanfaatkan Peluang untuk Membuat Estimasi Akuntansi Cara ini merupakan cara manajer untuk mempengaruhi laba melalui judgement terhadap estimasi akuntansi antara lain; estimasi tingkat piutang tak tertagih, estimasi kurun waktu depresiasi aktiva tetap atau amortisasi aktiva tak berwujud, estimasi biaya garansi, dan lain-lain. b. Mengubah Metoda Akuntansi Perubahan metoda akuntansi yang digunakan untuk mencatat suatu transaksi, contoh: mengubah meetoda depresiasi aktiva tetap, dari metoda depresiasi angka tahun ke metoda depresiasi garis lurus. c. Menggeser Perioda Biaya atau Pendapatan Beberapa orang menyebutkan rekayasa jenis ini sebagai manipulasi keputusan operasional (Fischer dan Rozenzweig, 1995; Bruns dan Merchant, 1990). Contoh rekayasa perioda biaya atau pendapatan antara lain: mempercepat atau menunda pengeluaran untuk penelitian sampai perioda akuntansi berikutnya (Daley dan Vigeland, 1993), mempercepat atau menunda pengeluaran prromosi sampai perioda akuntansi berikutnya, mengatur saat penjulan aktiva tetap yang sudah tidak dipakai, dan lain-lain.
21
Elisa Indah dan Erni Ekawati, Manajemen Laba pada Perioda Sebelum dan Sesudah Penawaran Saham Perdana di Bursa Efek Jakarta: Analisis dengan Model DeAngelo, Simposium Riset Ekonomi 2 (Surabaya: 2005), h. 4.
39
B. Review Studi Terdahulu Penelitian terkait manajemen laba telah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya antara lain: Tabel 2.6 Ringkasan Penelitian Terdahulu No
1
2
Nama penulis/ judul penelitian/ tahun Hasbi Siraj / Pengaruh kebijakan go public terhadap tingkat kesehatan keuangan pt. Bank Panin Syariah / Skripsi: Muamalat FSH UIN Jakarta 2015
Nisitha Dyah Pramesti / Analisis Perbandingan Manajemen Laba Sebelum dan Sesudah Reformasi Pajak Penghasilan Badan tahun 2008 Pada Perusahaan Property dan Real Estate tahun 2009-2010 / Skripsi: Akuntansi FE Universitas
Substansi Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat kesehatan keuangan Bank Panin Syariah sebelum go public, setelah go public, dan menganalisis pengaruh kebijakan go public terhadap tingkat kesehatan keuangan Bank Panin Syariah. Hasil penelitian menunjukan bahwa sebelum go public atau pada periode 2010 – 2013 Bank Panin Syariah secara keseluruhan mengalami perubahan ke tingkat yang lebih baik. Begitu juga setelah go public, Bank Panin Syariah menunjukan pertumbuhan yang sangat signifikan. Namun berdasarkan hasil uji lanjutan dengan uji beda paired-sample t test dengan SPSS 22 menunjukan bahwa hanya pada rasio CAR yang mewakili faktor capital, ada perbedaan rata-rata antara pra go public dan pasca go public. Sedangkan pada rasio ROA dan NOM yang mewakili faktor earning, tidak ada perbedaan rata-rata antara pra go public dan pasca go public. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah perusahaan melakukan manajemen laba dalam menanggapi perubahan tarif pajak badan pada tahun 2008, serta mengetahui tingkat discretionary accrual tertinggi terjadi pada tahun sebelum atau sesudah perubahan tarif pajak. Sampel dalam penelitian ini adalah 30 perusahaan property dan real estate yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia yang melaporkan laporan keuangannya tahun 2009 dan 2010. Dari penelitian tersebut Nisitha Dyah Pramesti menyimpulkan bahwa hasil dari pengujian empiris tidak menemukan adanya perbedaan yang signifikan antara rata-rata tingkat discretionary accrual pada tahun 2009
Perbedaan dan persamaan dengan penulis Perbedaan: skripsi milik Hasbi Siraj bertujuan untuk menganalisis kesehatan bank pra dan pasca go public kemudian dilakukan uji beda, sedangkan saya menghitung manajemen laba dengan diproyeksi dari nilai akrual discresionernya, kemudian dilakukan uji beda nilai akrual diskresioner tersebut sebelum dan setelah Bank Panin Syariah go public. Persamaan: sama-sama melakukan uji beda Paired sample t test, dan menjadikan bank panin periode setahun sebelum dan sesudah go public sebagai objek.
Perbedaan: 1. Perbedaan dalam model yang digunakan dalam menghitung discretionary accrual (skripsi tersebut modified jones model, saya model Healy dan Jones), 2. Peristiwa yang membandingkannya berbeda (skripsi tersebut reformasi pajak, saya IPO), 3. Objeknya berbeda (skripsi tersebut perusahaan property dan real estate saya Bank Panin Syariah, 4. Periode berbeda (skripsi tersebut 2009-2010, saya 2013-2014). Persamaan:
sama-sama
40
Negeri Semarang 2013
3
4
Zahara, Sylvia Veronica / Pengaruh Rasio Camel Terhadap Praktik Manajemen Laba di Bank Syariah / Simposium Nasional Akuntansi 11 Pontianak 2008
Elisa Indah & Erni Ekawati / Manajemen Laba pada Perioda Sebelum dan Sesudah Penawaran Saham Perdana di Bursa Efek Jakarta: Analisis Dengan Model Deangelo / Simposium Riset Ekonomi II, Surabaya 2005
yang menggunakan tarif pajak 28%, dengan rata-rata tingkat discretionary accrual pada tahun 2010 yang menggunakan tarif pajak 25%. Dan nilai discretionary accrual yang tertinggi dilakukan pada periode sebelum perubahan tarif pajak badan. Nisitha juga menyimpulkan bahwa motivasi perpajakan dimana terjadi perubahan tarif pajak tidak berpengaruh terhadap tindakan manajemen laba. Dapat dikatakan bahwa perusahaan property dan real estate di Indonesia tidak melakukan rekayasa akrual dalam menanggapi perubahan tarif pajak badan tahun 2008. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui manajemen laba pada bank syariah dan pengaruh rasio CAMEL terhadap manajemen laba. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa secara rata-rata tidak ada praktik manajemen laba yang signifikan yang diukur menggunakan discretionary accruals pada bank syariah. Selain itu rasio CAMEL tidak memiliki efek yang signifikan pada manajemen laba, kecuali pada rasio NPM yang memiliki pengaruh positif signifikan. Hal tersebut menandakan bahwa secara rata-rata tidak ada perbedaan manajemen laba pada bank syariah, profitabilitas bank dapat memotivasi pihak manajemen untuk melakukan tindakan manajemen laba. Penelitian tersebut juga menemukan bukti bahwa manajemen laba pada bank umum syariah secara signifikan lebih besar dibandingkan dengan unit usaha syariah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memngetahui kembali mengenai manajemen laba di sekitar IPO dan hubungan manajemen laba di sekitar IPO dengan performa operasional perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian dengan menggunakan uji t-test menghasilkan kesimpulan bahwa perusahaan-perusahaan melakukan manajemen laba dengan menaikkan laba akrualnya pada periode sebelum dan setelah IPO. Dalam penelitian Elisa & Erni ini juga menunjukkan hasil bahwa performa operasi perusahaan setelah IPO lebih kecil dibandingkan setelah IPO. Kondisi ini sebagai akibat dari
menggunakan uji beda Paired Sample T-Test.
Perbedaan: terletak pada tujuan utama melakukan penelitian, zahara veronica untuk mencaritahu pengaruh rasio CAMEL terhadap manajemen laba, saya membandingkan manajemen laba sebelum dan setelah go public. Kemudian perbedaan objek dan periode. Zahara veronica menggunakan objek bank syariah dan unit usaha syariah di Indonesia pada periode 2005-2006, saya focus pada bank panin syariah periode 2013 dan 2014. Persamaan: sama-sama menggunakan discretionary accruals model Healy dan Jones sebagai proksi manajemen labanya. Perbedaan: terletak pada model yang digunakan untuk menghitung Discretionary Accrual (model de Angelo), Objek yang digunakan (penelitian Elisa & Erni menggunakan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta pada periode 19952002, kecuali perusahaan industry property, real estate & kontruksi bangunan dan industry keuangan). Persamaan: sama-sama melakukan uji beda t-test
41
5
6
7
Moh. Adi Irawan & Tatang Ary Gumanti / Indikasi Earnings Management pada Initial Public Offering / Simposium Nasional Akuntansi 12 Palembang Universitas Sriwijaya 3-9 Nov 2009
Priskila Adiasih dan Indra Wijaya Kusuma / Manajemen Laba Pada Saat Pergantian CEO (Dirut) di Indonesia / Jurnal Akuntansi dan Keuangan , Vol 13, No. 2, November 2011, 67-79
Sinta Wardani dan Rachma Fitriati / Analisis Komparasi Profitabilitas Sebelum dan
perusahaan yang melakukan manajemen laba sebelum IPO sampai terjadinya penurunan performa perusahaan setelah IPO. Tujuan Moh. Adi & Tatang dalam penelitian ini adalah untuk menginvestigasi apakah perusahaan perusahaan yang go public pada periode 2000-2005 mekakukan manajemen laba pada sat IPO. Hasil dari penelitian ini dibagi menjadi dua periode. Berdasarkan hasil uji, manajemen laba yang diproksikan dengan NPAT dan NCFO, pada periode sebelum IPO perusahaan perusaahan tersebut secara statistic tidak signifikan. Setelah go public meskipun NPAT signifikan secara statistik namun NCFO tidak signifikan. Penelitian tersebut tidak menemukan bukti apapun bahwa perusahaan tersebut melakukan manajemen laba sebelum go public dan setelah go public. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya manajemen laba pada peristiwa pergantian Direktur Utama (CEO). Hasil penelitian Priskila & Indra membuktikan bahwa pada peristiwa pergantian CEO non-rutin, CEO yang baru menjabat melakukan manajemen laba dengan menggunakan akrual diskresioner untuk menurunkan laba pada tahun pergantian. Namun demikian, penelitian ini tidak berhasil membuktikan terjadinya manajemen laba pada peristiwa pergantian CEO rutin. Selain itu, CEO lama dalam peristiwa pergantian CEO non-rutin tidak melakukan manajemen laba pada tahun terakhir sebelum pergantian. Oleh karena itu, Priskila & Indra menyimpulkan bahwa manipulasi laba bukan argumen untuk pergantian CEO non-rutin.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana profitabilitas PT. Adhi Karya (gross profit margin, operating profit margin, return on asset, return on equity dan return on investment) periode sebelum dan setelah
manajemen laba sebelum dan sesudah IPO.
Perbedaan: 1. Beda dalam proyeksi manajemen laba yang tidak menggunakan model Healy dan Jones tetapi analisa pendapatan dan arus kas sekitar IPO, 2. Beda alat analisis karena menggunakan uji beda Wilcoxon, 3. Objek berbeda, menggunakan perusahaan yang go public periode 2000-2005 (kecuali bank), 4.beda periode (jurnal tersebut 2000-2005, saya 2013-2014). Persamaan: sama-sama membahas mengenai manajemen laba pada sekitar IPO. Perbedaan: 1. Perbedaan model menghitung manajemen laba (jurnal tersebut menggunakan modified jones model, saya model Healy dan Jones), 2. Peristiwa yang membandingkannya berbeda (jurnal tersebut saat pergantian CEO, saya sebelum dan sesudah IPO), 3. Alat analisis berbeda (jurnal tersebut menggunakan one independent sample t-test, saya paired sample t-test), 4. Objek berbeda (jurnal tersebut perusahaanperusahaan terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang mengalami pergantian CEO, 5. Berbeda Periode (Jurnal tersebut 2000-2009). Persamaan: sama-sama dalam ruang lingkup manajemen laba. Perbedaan: 1. Tidak ada keterkaitan dengan manajemen laba, justru yang dilihat adalah kinerja keuangan sebelum dan sesudah IPO, 2. Alat analisis
42
Sesudah Penawaran Umum Saham Perdana / Jurnal : Bisnis dan Birokrasi, Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi, Vol 17 Nomor 2, MeiAugust 2010, h. 90-100
8
Arjan Premti / Earning Management Prior to Initial Public Offerings and Its Effect on Firm Performance: International Evidence / International Journal of Financial Research. Vol 4, No. 3; 2013
IPO (2004-4008). Hasil penelitian Sinta & Rachma menunjukkan bahwa hanya gross profit margin dan operating profit margin yang memiliki peningkatan kinerja lebih baik setelah IPO. Selain itu Sinta & Rachma jg memperoleh hasil bahwa hanya tiga rasio yang menunjukkan perbedaan yang signifikan (gross profit margin, operating profit margin dan net profit margi). Kemudian secara umum Sinta dan Rachma berkesimpulan bahwa penawaran umum saham perdana atau IPO pada Adhi Karya dapat mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan menjadi lebih baik daripada sebelumnya. Penelitian ini mencari tahu mengenai tingkat akrual diskresioner sebelum dan setelah IPO. Dari hasil analisa, Premti menemukan bahwa rata-rata perusahaan go public tidak melaporkan hasil yang positif signifikan pada Discretionary Accrual sebelum IPO. Hasil ini mendukung pandangan yang dikemukakan oleh Ball dan Shivakumar bahwa perusahaan IPO tidak terlibat dalam manajemen laba dan tidak konsisten dengan hipotesis manajemen laba dari Teoh et al. Selanjutnya, hasil mendukung kritik Ball dan Shivakumar bahwa penggunaan akrual diskresioner pada IPO tahun (DCA0) adalah ukuran bias laba pengelolaan. Namun, konsisten dengan hipotesis dari Teoh et al. (1998), hasil menunjukkan bahwa perusahaan dengan lebih tinggi akrual diskresionernya (DCA-1 atau DCA0) mengalami underperform dalam jangka panjang. Hubungan negatif antara kinerja jangka panjang dan tingkat DCA adalah kuat untuk beberapa ukuran kinerja jangka panjang (cumulative abnormal return-CAR, buy-and-hold abnormal returns-Bhar, Fama-French 4-faktor Model-Alpha), untuk beberapa waktu sepanjang 3 dan 5 tahun, dan bertahan bahkan setelah mengendalikan beberapa karakteristik perusahaan. Secara keseluruhan, hasil menunjukkan bahwa meskipun rata-rata perusahaan IPO tidak terlibat dalam manajemen laba, perusahaan-perusahaan yang melakukan, mengalami penurunan performa dalam jangka panjang
berbeda karena menggunakan uji satu sisi Wilcoxon, 3. Objek berbeda karena menggunakan PT Adhi Karya sebagai objek, 4. Periode berbeda (jurnal tersebut 20002008) Persamaan: sama-sama peristiwa mengenai sebelum dan sesudah IPO
Perbedaan: saya hanya menghitung uji beda DCA sebelum dan sesudah IPO Bank Panin Syariah, Arjan Premti dengan cakupan lebih besar yaitu perusahaan nonUS yg melakukan IPO yang ia peroleh datanya dari Perusahaan Sekuritas (Compustat Global). Saya hanya melakukan t-test. Persamaan: sama-sama menghitung DCA perusahaan sebelum IPO.
BAB III METODOLOGI DAN OBJEK PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif yang bertujuan untuk menjelaskan mengenai manajemen laba dan menguji hipotesis dalam penelitian guna menjawab rumusan masalah yang telah dipaparkan. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dimana paneliti mencoba menghitung besarnya manajemen laba yang dilakukan oleh bank syariah yang sudah go public sehingga objek dalam penelitian ini ditentukan adalah Bank Panin Syariah periode sebelum dan setelah go public, dengan menggunakan laporan keuangan bulanan dari Januari 2013 sampai dengan Desember 2014. Adapun proksi yang digunakan untuk menghitung manajemen laba adalah nilai discretionary accruals atau akrual yang dikelola dengan menggunakan model yang pertama kali dikembangkan yaitu menggunakan model Healy (1985) & Jones (1991) seperti yang digunakan dalam penelitian Zahara dan Veronica (2008) dan Riyan Nugraha Putra (2014). Selanjutnya setelah mendapatkan nilai proksi manajemen laba, kemudian dilihat bagaimana pola manajemen laba yang dilakukan Bank Panin Syariah, apakah dengan menurunkan laba atau menaikkan laba atau pola lainnya, namun perlu „digarisbawahi‟ penelitian ini dilakukan tanpa mengidentifikasi sebab bank yang bersangkutan melakukan manajemen laba. Kemudian untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh go public terhadap manajemen laba, atau untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan manajemen laba Bank Panin Syariah sebelum dan
43
44
sesudah go public dilakukan analisis dengan menggunakan uji beda paired sampe t-test.
B. Metode Penentuan Sampel
Dalam penelitian ini, teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah nonprobability sampling dengan teknik judgement sampling atau biasa dikenal dengan purposive sampling. Judgement sampling merupakan pemilihan individu dari populasi didasarkan atas pertimbangan pribadi1. Data yang digunakan dalam penelitian kuantitatif ini merupakan laporan keuangan bulanan Bank Panin Syariah dari publikasi di website Bank Indonesia maupun Otoritas Jasa Keuangan. Periode laporan keuangan yang digunakan adalah satu tahun sebelum go public (Januari – Desember 2013) dan satu tahun setelah go public (Januari – Desember 2014).
C. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data-data yang diperlukan dalam penelitian ini menggunakan metode dokumentasi karena data yang digunakan merupakan pengumpulan data sekunder. Data sekunder merupakan data primer (data yang didapat dari sumber pertama) yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau oleh pihak-pihak lain misalnya dalam bentuk tabel-tabel atau
1
Moh. Nazir, Metode Penelitian, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011), h. 271.
45
diagram-diagram2. Adapun prosedur yang dijalankan dalam mengumpulkan data antara lain: a. Studi kepustakaan Dalam
mengumpulkan
data
sekunder,
peneliti
melakukan
studi
kepustakaan berupa mencari literatur-literatur serta jurnal-jurnal terdahulu yang terkait dengan pembahasan dalam penelitian ini. b. Pencarian data via Internet Selain melakukan kajian kepustakaan, peneliti juga mencari data-data yang dibutuhkan via internet. Penggunaan internet sangat mempermudah dalam penulisan skripsi ini karena data yang dibutuhkan sendiri berupa laporan keuangan bulanan Bank Panin Syariah didapatkan dari website resmi Bank Indonesia yang kemudian diunduh untuk diolah.
D. Metode dan Alat Analisis
Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah software Statistical Product and Service Solutions (SPSS). Adapun versi yang dipergunakan adalah versi IBM SPSS 20. Metode analisis yang dilakukan antara lain: a. Uji Statistik Deskriptif Dalam uji statistik deskriptif, akan diberikan gambaran atau deskripsi variable-variabel yang diteliti. Uji statistik deskriptif dalam penelitian ini mencakup rata-rata (mean), nilai maksimum, nilai minimum, dan standar deviasi. 2
Husein Umar, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004), h. 42.
46
b. Uji Normalitas Uji normalitas merupakan langkah awal yang dilakukan untuk menguji residual. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah variable atau residual memiliki distribusi yang normal. Uji normalitas dapat dilakukan dengan analisa grafik dan juga analisa statistic. Dalam penelitian ini, uji normalitas yang digunakan adalah analisis statistik Kolmogorov- Smirnov (K-S). Dari hasil output uji ini dilihat nilai signifikansinya. Jika nilai signifikansi Kolmogorov Smirnov lebih besar dari taraf signifikansi yang ditentukan (sig K-S ≥ α= 0.05), maka data residual berdistribusi normal. Sebaliknya, Jika nilai signifikansi Kolmogorov Smirnov lebih kecil dari taraf signifikansi yang ditentukan (sig K-S ≤ α= 0.05) maka data residual tidak berdistribusi normal. c. Uji Beda (Uji Paired Sampe T-test) Pada bagian ini, akan dibahas prosedur untuk melakukan analisis terhadap perbedaan di antara means dari dua populasi yang saling berhubungan antara satu dengan lainnya, dalam arti hasil uji pertama tidak independent terhadap hasil uji yang kedua. Pada dasarnya, pendekatan ini berusaha untuk mengetahui perbedaan dari suatu variable terhadap responden yang sama. Jika jumlah data di bawah 30, maka menggunakan uji t, sedangkan untuk data 30 ke atas, dapat dipergunakan uji Z3.
3
Sujoko Efferin, Stevanus Hadi Darmadji, Yuliawati Tan, Metode Penelitian Akuntansi, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2008), h. 143-144.
47
Karena jumlah data dalam penelitian ini di bawah 30, maka uji beda yang digunakan adalah Uji t. Formula uji t untuk uji beda dua rata-rata adalah sebagai berikut:4 ̅ √ Dimana: ∑
√
∑
̅
Dimana: ̅
:
Perbedaan
µD
:
Hipotesis beda rata-rata
SD
:
Standar deviasi populasi dari perbedaan angka
n
:
Ukuran sampel
Uji beda dalam penelitian ini menggunakan alat analisis yang telah dijelaskan sebelumnya. Alat analisis tersebut adalah IBM SPPS ver 20.
E. Operasionalisasai Variabel Penelitian
1. Manajemen Laba
Ada banyak model yang digunakan dalam penelitian terkait manajemen laba dalam menghitung proksi akrual diskresionernya. Dalam penelitian ini 4
Ibid, h. 145.
48
manajemen laba dihitung dengan menggunakan proksi akrual diskresioner model Healy (1985) dan Jones (1991) seperti yang digunakan dalam penelitian Zahara dan Veronica (2009) dan Riyan Nugraha Putra (2014). Seperti yang kita ketahui bahwa total akrual merupakan nilai dari akrual diskresioner ditambah akrual nondiskresioner. Oleh karena manajemen laba diukur melalui akrual diskresioner (discretionary accrual), maka nilai tersebut yang dihitung dengan mencari nilai selisih dari total akrual dengan akrual nondiskresioner. Sesuai dengan definisinya maka: TAit= ANDit +ADit Dimana: TAit adalah total akrual, ANDit adalah akrual non kelolaan dan ADit adalah akrual kelolaan. Adapun proksi akrual diskresioner dengan model Healy dan Jones, dirumuskan sebagai berikut: TAit= (ΔPMADit + ΔBDDit + ΔUMPit – ΔBYDit – ΔUPit – BAPit – Depit)/(Ait-1) Dimana: TAit
= Total akrual bank umum syariah I pada bulan t
ΔPMADit
= Selisih pendapatan masih akan diterima bank umum syariah i pada bulan t dengan t-1 (neraca.aktiva)
ΔBDDit
= Selisih beban dibayar dimuka bank umum syariah i pada bulan t dengan t-1 (neraca.aktiva)
ΔUMPit
= Selisih uang muka pajak bank umum syariah i pada bulan t dengan t-1 (neraca.aktiva)
49
ΔBYDit
= Selisih beban yang harus dibayar bank umum syariah i pada bulan t dengan t-1 (neraca.pasiva)
ΔUPit
= Selisih utang pajak bank umum syariah i pad bulan t dengan t-1 (neraca.aktiva)
BAPit
= Beban penyisihan aktiva produktif bank umum syariah i pada bulan t (kap.jumlah ppap yang wajib dibentuk)
Depit
= Beban depresiasi bank umum syariah pada bulan t (neraca.akum. penyusutan aktiva tetap dan inventaris)
Ait-1
= Total aktiva bank umum syariah i pada bulan t-1
Selanjutnya dilakukan estimasi dengan menggunakan model: TAit/Ait-1 = a1(1/Ait-1) + b1(ΔPOit/Ait-1) + b2(PPEit/Ait-1) + e Dimana: TAit
= Total
akrual bank umum syariah I pada bulan t
ΔPOit
= Selisih
pendapatan operasional bank umum syariah i pada
bulan t dengan bulan t-1 PPEit
=
property, plant, equipment (aktiva tetap) bulan syariah i
pada bulan t.
Nilai unstandardized residual yang diperoleh dari persamaan regresi di atas merupakan nilai akrual non diskresioner yang digunakan sebagai elemen penghitung nilai manajemen laba. ADit = TAit - ANDit
50
Karena rumus awal dari perhitungan total akrual adalah penjumlahan antara nilai akrual non kelolaan (AND) dengan akrual kelolaan (AD), maka nilai akrual diskresioner dapat dihitung dengan menselisihkan total akrual dengan akrual non diskresioner, sehingga rumus perhitungan akrual diskresioner adalah seperti ditunjukkan kotak di atas.
2. Hipotesis Penelitian
Hipotesis dalam penelitian ini adalah: a. Hipotesis uji normalitas Kolmogogrov- Smirnov Ho
:
data berdistribusi normal
Ha
:
data tidak berdistribusi normal
b. Hipotesis uji beda paired sample t-test Ho
:
tidak ada perbedaan rata-rata manajemen laba sebelum dan setelah go public.
Ha
:
ada perbedaan rata-rata manajemen laba antara sebelum dan setelah go public.
Taraf signifikansi yang digunakan dalam penelitian ini adalah α = 5% dan menggunakan uji dua sisi (two tailed) . Taraf signifikansi atau significance level adalah kesediaan dan keberanian peneliti untuk secara maksimal mengambil risiko kesalahan dalam menguji hipotesis
5
. Dalam penelitian sosial, kebiasaan
menggunakan signifikansi adalah sekitar 5% sampai dengan 1%.
5
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Kencana, 2005), h. 182
51
Analisa dari hasil uji yang telah dilakukan, nantinya akan dilihat dari besarnya nilai t hitung (output SPSS) dibandingkan dengan t tabel (tabel distribusi t). Pada tabel distribusi t, dilihat nilai dengan pengujian dua sisi dan α = 5%, serta menggunakan derajat kebebasan (df). Adapun df adalah df= n-1. Untuk two tailed dengan signifikansi level α, Ho akan ditolak jika hasil dari uji statistic lebih besar dari t tabel. Sehingga: Tolak Ho jika t hitung > t tabel; jika tidak demikian maka terima Ho. F. Gambaran Umum Objek Penelitian6
Sejarah mencatat, sebelum Bank Panin Syariah (PNBS) ada, bakal bank ini pertama kali didirikan di Malang tanggal 08 Januari 1972 dengan nama PT Bank Pasar Bersaudara Djaja. Sebelum menjadi Bank Panin Syariah, pendahulu bank ini terdapat beberapa kali melakukan perubahan nama hingga menjadi Bank Panin Syariah (PNBS), yaitu:
Gambar 3.1 Sejarah Perubahan Nama Bank Panin Syariah PT Bank Pasar Bersaudara Djaja Per 8 Januari 1972
PT Bank Harfa Per 27 Maret 1997
PT Bank Bersaudara Jaya Per 8 Januari 1990
6
PT Bank Panin Syariah Per 31 Agustus 2009
Sejarah dan profil singkat PNBS (Bank Panin Syariah Tbk) dan profil Bank Panin Syariah, artikel diakses pada 10 april 2016 pukul 22:02 dari http://www.britama.com/index.php/2014/01/sejarah-dan-profil-singkat-pnbs/ dan https://www.paninbanksyariah.co.id/index.php/mtentangkami
52
PNBS memperoleh izin usaha dari Bank Indonesia berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Bank Indonesia No.11/52/KEP.GBI/DpG/2009 tanggal 6 Oktober 2009 sebagai bank umum berdasarkan prinsip syariah dan kemudian resmi beroperasi sebagai bank syariah pada tanggal 02 Desember 2009. Induk usaha PNBS adalah Bank Pan Indonesia Tbk (Bank Panin) (PNBN), sedangkan induk usaha terakhir adalah PT Panin Investment. Kini bank yang memiliki kantor yang berpusat di alamat Gedung Panin Life Center Lt.3 Jl. Letjend S. Parman Kav.91 Jakarta Barat 11420 – Indonesia ini, hingga saat ini memiliki 16 yang merupakan kantor cabang, kantor cabang pembantu, maupun kantor kas. Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Panin Bank Syariah, ruang lingkup kegiatan PNBS adalah menjalankan kegiatan usaha di bidang perbankan dengan prinsip bagi hasil berdasarkan syariat Islam. Pada tanggal 30 Desember 2013, PNBS memperoleh pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk melakukan Penawaran Umum Saham Perdana PNBS (IPO) kepada masyarakat sebanyak 4.750.000.000 dengan nilai nominal Rp100,- per saham dengan harga penawaran Rp100,- per saham disertai dengan Waran Seri I yang diberikan secara cuma-cuma sebagai insentif sebanyak 950.000.000 dengan pelaksanaan sebesar Rp110,- per saham. Setiap pemegang saham Waran berhak membeli satu saham perusahaan selama masa pelaksanaan yaitu mulai tanggal 15 Juli 2014 sampai dengan 14 Januari 2017. Saham dan waran tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 15 Januari 2014.
53
Tabel 3.1 Sejarah Pencatatan Saham Jenis Pecatatan Saham Tgl Pencatatan Saham Perdana @ Rp100,4.750.000.000 15-Jan-2014 Pencatatan Saham Pendiri (Company Listing) 4.893.000.000 15-Jan-2014 Konversi Waran (2014 s/d 26-Nop-2015) 122.711.000 Tidak dicatat (Unlisted Share) 107.000.000 Per 31 Maret 2016, komposisi kepemilikan Saham Panin Bank Syariah adalah sebagai berikut:
Gambar 3.2 Komposisi Kepemilikan Saham Panin Bank Syariah
Komposisi Kepemilikan Saham Panin Bank Syariah 8.64%
51.86%
39.50%
PT Bank Panin Tbk
Dubai Islamic Bank
Masyarakat
Dalam menjalankan usahanya, Bank Panin Syariah memiliki visi : “Bank Syariah pilihan yang menjadi Role Model berbasiskan Kemitraan dan Ekonomi Rakyat”, dan untuk mencapai visi tersebut Bank Panin Syariah mempunyai misi:
1. Menyediakan produk dan layanan yang kreatif, inovatif dan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat 2. Mengembangkan kemitraan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi rakyat
54
3. Mengembangkan sumber daya insani berintegritas dan profesional berlandaskan nilai-nilai spiritual berbasis sistem merit 4. Menerapkan tata kelola perusahaan dan sistem pengendalian yang terintegrasi sesuai prinsip syariah. 5. Meningkakan nilai tambah kepada stakeholder.
Selain itu, Bank Panin Syariah juga mempunyai nilai-nilai positif yang merupakan nilai perusahaan (company value) yang disebut dengan I CARE. Dimana setiap hurufnya memiliki arti tersendiri yaitu:
Gambar 3.3 Nilai Perusahaan Bank Panin Syariah
I
• Integrity • Jujur, Amanah, dan Beretika
C
• Collaboration • Pro aktif, Sinergi, dan Solusi
A
• Accountability • Terukur, Akurat, Obyektif, dan Bertanggung Jawab
R
• Respect • Rendah Hati, Empati, dan Saling Menghargai
E
• Exellence • Cepat, Tepat, dan Ramah
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Manajemen Laba Bank Panin Syariah
Seperti yang dipaparkan dalam bab sebelumnya, perhitungan discretionary accruals sebagai proksi dari manajemen laba dalam penelitian ini menggunakan model Aggregate Accruals yang pertama kali dikembangkan oleh Healy dan Jones. Untuk itu, peneliti terlebih dahulu mengumpulkan data berupa laporan keuangan bulanan Bank Panin Syariah yang telah dipublikasi di bi.go.id, untuk kemudian dianalisa sehingga didapatkan nilai dari masing-masing akun yang diperlukan. Adapun perhitungan ini mengunakan SPSS dan Microsoft Excel. Sesuai dengan rumus manajemen laba yaitu: TAit= ANDit +ADit A
=
(ΔPMAD + ΔBDD + ΔUMP – ΔBYD – ΔUP – BAP – D (A 1
maka peneliti mencari nilai dari masing-masing variable yaitu nilai ΔPMADit ; ΔBDDit ; ΔUMPit ; ΔBYDit ; ΔUPit ; BAPit ; Depit ; Ait-1, (nilai dan laporan keuangan terlampir). Kemudian dari nilai-nilai tersebut didapatkan nilai TAit yang merupakan nilai total akrual Bank Panin Syariah pada bulan t, yaitu:
55
56
Tabel 4.1 Total Akrual Bank Panin Syariah Periode TAit Jan-13 0.001464658 Feb-13 0.000792342 Mar-13 0.009744151 Apr-13 0.013171895 May-13 0.012463372 Jun-13 0.015051314 Jul-13 0.013961291 Aug-13 0.011703818 Sep-13 0.011790557 Oct-13 0.009662199 Nov-13 0.01630723 Dec-13 0.010046548 Sumber= data diolah
Periode Jan-14 Feb-14 Mar-14 Apr-14 May-14 Jun-14 Jul-14 Aug-14 Sep-14 Oct-14 Nov-14 Dec-14
TAit 0.004170497 0.003331942 0.003188624 0.007827346 0.013157769 0.015579283 0.020205665 0.021749956 0.020553837 0.023025034 0.022853252 0.027274672
Selanjutnya dilakukan estimasi dengan menggunakan model: TAit/Ait-1 = α1(1/Ait-1 + β1(ΔPOit/Ait-1 + β2(PPEit/Ait-1) + e Dari persamaan regresi di atas, nilai unstandardized residual yang diperoleh, merupakan nilai akrual non diskresioner Bank Panin Syariah sebelum dan sesudah go public. Namun, sebelum mendapatkan nilai unstandardized residual, terlebih dahulu dicari nilai α1, β1, β2. Dari hasil perhitungan kemudian didapatkan:
Tabel 4.2 Koefisien Bank Panin Syariah Sebelum Go public
Model
Standardized Coefficients
(1/Ait-1) (ΔPOit/Ait-1) (PPEit/Ait-1) a. Dependent variable : TAit/Ait-1 Sumber= data diolah
Beta 7.013 2.146 -5.172
57
Tabel tersebut merupakan output perhitungan rumus di atas untuk periode sebelum go public, yang kemudian diperoleh nilai koefisien yang digunakan untuk mencari nilai unstandardized residual sebagai nilai akrual non diskresioner, sehingga rumus untuk mencari nilai akrual non diskresioner menjadi: TAit/Ait-1 = 7.013(1/Ait-1) + 2.416(ΔPOit/Ait-1) + (-5.172)(PPEit/Ait-1) + e
Ketika rasio TAit/Ait-1 dalam keadaan konstan atau tidak dipengaruhi variable apapun maka nilainya 7.013
Koefisien regresi ΔPO menunjukkan arah positif, hal ini berarti bahwa jika ΔPO mengalami kenaikan sebesar 1 satuan, maka akan menambah prosentase TAit/Ait-1 sebesar 2.416
Koefisien regresi PPE menunjukkan arah negative, hal ini berarti jika PPE mengalami kenaikan sebesar 1 satuan, maka prosentase TAit/Ait-1 akan mengalami penurunan sebesar 5.172
Selain itu, juga diketahui hasil untuk uji multikolinieritas yang dilihat dari nilai tolerance dan VIF, dan juga uji autokorelasi yang dilihat dari nilai DurbinWatson. Adapun hasilnya adalah sebagai berikut: Tabel 4.3 Uji Multikolinieritas dan Autokorelasi Sebelum Go Public Collinearity Statistics Tolerance VIF ∆PO 0.260 PPE 0.260 Durbin-Watson 1.321 ∆PO=Perubahan Pendapatan Operasional, PPE=Aktiva Tetap Sumber=data diolah
3.844 3.844
58
Dari tabel diatas didapat nilai Tolerance dan VIF untuk variable independen ∆PO dan PPE secara berurut adalah 0.260 dan 3.844. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwasannya tidak terjadi multikolinieritas antar variable bebas karena nilai VIF < 10 (VIF lebih kecil atau dibawah 10), dan Tolerance > 0.1 (lebih besar dari 0.1). Dari tabel tersebut dapat dilihat nilai Durbin-Watson adalah 1.321 yang berarti nilai tersebut berada dalam rentang antara -2 dan +2 (-2 < DW < +2). Hal tersebut menunjukkan tidak terjadinya autokorelasi. Jika tebel-tabel di atas merupakan oputput perhitungan untuk periode sebelum, maka tabel di bawah ini merupakan periode setelah go public. Tabel 4.4 Koefisien Bank Panin Syariah Setelah Go public Model
Standardized Coefficients Beta .895 1.617 -.167
(1/Ait-1) (ΔPOit/Ait-1) (PPEit/Ait-1) Dependent variable : TAit/Ait-1 a. Sumber=data diolah Setelah didapatkan nilai koefisiennya, maka rumus untuk mencari nilai akrual non diskresioner setelah go public menjadi: TAit/Ait-1 = 0.895(1/Ait-1) + 1.617(ΔPOit/Ait-1) + (-0.167)(PPEit/Ait-1) + e
Ketika rasio TAit/Ait-1 dalam keadaan konstan atau tidak dipengaruhi variable apapun maka nilainya 0.895
Koefisien regresi ΔPO menunjukkan arah positif, hal ini berarti bahwa jika ΔPO mengalami kenaikan sebesar 1 satuan, maka akan menambah prosentase TAit/Ait-1 sebesar 1.617
59
Koefisien regresi PPE menunjukkan arah negative, hal ini berarti jika PPE mengalami kenaikan sebesar 1 satuan, maka prosentase TAit/Ait-1 akan mengalami penurunan sebesar 0.167
Untuk uji multikolinieritas yang dilihat dari nilai tolerance dan VIF, dan juga uji autokorelasi yang dilihat dari nilai Durbin-Watson, berikut merupakan hasil perhitungan untuk periode setelah go public: Tabel 4.5 Uji Multikolinieritas dan Autokorelasi Setelah Go Public Collinearity Statistics Tolerance VIF ∆PO 0.125 PPE 0.125 Durbin-Watson 0.748 ∆PO=Perubahan Pendapatan Operasional, PPE=Aktiva Tetap Sumber=data diolah
8.017 8.017
Dari tabel diatas didapat nilai Tolerance dan VIF untuk variable independen ∆PO dan PPE secara berurut adalah 0.125 dan 8.017. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwasannya tidak terjadi multikolinieritas antar variable bebas karena nilai VIF < 10 (VIF lebih kecil atau dibawah 10), dan Tolerance > 0.1 (lebih besar dari 0.1). Dari tabel tersebut dapat dilihat nilai Durbin-Watson adalah 0.748 yang berarti nilai tersebut berada dalam rentang antara -2 dan +2 (-2 < DW < +2). Hal tersebut menunjukkan tidak terjadinya autokorelasi. Dari hasil diatas, baik pada periode sebelum maupun sesudah go publilc, dapat dilihat bahwa koefisien regresi untuk PO bernilai positif dan untuk PPE bernilai negative. Hal tersebut dikarenakan terdapat hubungan searah antara PO dan TA, yang artinya jika nilai PO bertambah maka akan menambah nilai TA. Hal tersebut
60
terjadi karena nilai PO yang sangat memungkinkan dihitung menggunakan metode akrual. Di lain pihak nilai PPE merupakan nilai yang negative. PPE disini diperoleh dari nilai aktiva tetap dan inventaris di pos neraca laporan keuangan. Nilai tersebut memiliki kemungkinan yang lebih kecil untuk dipermainkan karena nilai tersebut didapatkan dari nilai barang yang masih ada, dan dapat diketahui berapa nilainya, sehingga dari sini dapat diketahui bahwa apabila nilai PPE bertambah maka nilai total akrual akan berkurang, karena itu hubungan antara keduanya negative. Hasil hubungan PO dan TA positif, serta PPE dan TA negative juga sejalan dengan penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh Ryan Nugraha Putra dan Zahara Veronica. Setelah didapatkan nilai koefisien dari masing-masing periode, langkah selanjutnya dilakukan perhitungan regresi dengan menggunakan software SPSS ver 20, yang kemudian didapatkan nilai unstandardized residual- akrual non diskresioner atau akrual non kelolaan adalah sebesar: Tabel 4.6 Akrual Non Diskresioner Bank Panin Syariah Akrual Non Periode Diskresioner Jan-13 6.057E-10 Jan-14 Feb-13 -4.35217E-09 Feb-14 Mar-13 2.97853E-09 Mar-14 Apr-13 1.29058E-09 Apr-14 May-13 -5.82E-10 May-14 Jun-13 4.4837E-10 Jun-14 Jul-13 3.58851E-09 Jul-14 Aug-13 -9.2713E-10 Aug-14 Sep-13 -1.74937E-09 Sep-14 Oct-13 -5.6275E-10 Oct-14 Nov-13 4.9346E-10 Nov-14 Dec-13 -1.23173E-09 Dec-14 Sumber=data diolah Periode
Akrual Non Diskresioner 3.8769E-10 -7.8778E-10 -1.15108E-09 -5.3544E-10 1.18195E-09 6.9886E-10 1.06798E-09 1.26229E-09 -4.412E-11 -1.0999E-09 -6.2722E-10 -4.4313E-10
61
Setelah mendapatkan kedua nilai di atas, langkah selanjutnya yang dilakukan adalah mencari nilai akrual diskresioner sebagi proksi manajemen laba dengan rumus, yaitu: ADit = TAit - ANDit Setelah dilakukan perhitungan, maka didapatkan hasil:
Tabel 4.7 Akrual Diskresioner Bank Panin Syariah AD
Jan-13 0.001464657 Feb-13 0.000792346 Mar-13 0.009744148 Apr-13 0.013171894 May-13 0.012463373 Jun-13 0.015051313 Jul-13 0.013961287 Aug-13 0.011703819 Sep-13 0.011790558 Oct-13 0.0096622 Nov-13 0.01630723 Dec-13 0.010046549 Rata-rata 0.01051328117 Sumber=data diolah
Dalam persen
Periode
AD
Dalam persen
0.15% 0.08% 0.97% 1.32% 1.25% 1.51% 1.40% 1.17% 1.18% 0.97% 1.63% 1.00% 1.05%
Jan-14 Feb-14 Mar-14 Apr-14 May-14 Jun-14 Jul-14 Aug-14 Sep-14 Oct-14 Nov-14 Dec-14 Rata-rata
0.004170497 0.003331943 0.003188625 0.007827347 0.013157768 0.015579283 0.020205664 0.021749955 0.020553837 0.023025035 0.022853252 0.027274673 0.01524315658
0.42% 0.33% 0.32% 0.78% 1.32% 1.56% 2.02% 2.17% 2.06% 2.30% 2.29% 2.73% 1.52%
Setelah Go public
Sebelum Go public
Periode
Sampai dengan hasil perhitungan di atas, beberapa rumusan masalah sudah dapat terjawab. Dari hasil hitungan discretionary accruals menggunakan model Healy dan Jones, telah didapatkan besarnya nilai manajemen laba yang dilakukan oleh Bank Panin Syariah dalam kurun waktu setahun sebelum dan setahun sesudah melakukan penawaran saham perdananya (IPO atau go public) dan juga cara atau pola manajemen laba yang dilakukan, yaitu: Secara keseluruhan dapat dilihat nilai yang diperoleh memiliki nilai dan merupakan bernilai positif semuanya, baik pada periode sebelum maupun sesudah
62
penawaran saham perdana. Maka dapat diasumsikan bahwa perusahaan Bank Panin Syariah telah melakukan earning management atau manajemen laba dengan cara menaikkan pelaporan laba akrual perusahaan (income increasing accrual) baik pada periode sebelum maupun sesudah go public. Nilainya pun masih terbilang kecil, dengan nilai manajemen laba tertinggi yang dilakukan yaitu hampir mencapai angka 3%. Dua bulan pertama tahun 2013 (pra IPO), juga dikatakan cukup baik karena manajemen laba yang dilakukan sangat kecil bahkan jika diprosentase dengan pembulatan, hasilnya adalah 0%. Pada tahun tersebut juga kisaran manajemen laba berada di angka 1%, namun perlu ditandai, pada bulan Juni dan November, manajemen labanya meningkat ke angka hampir 2 % yang berarti pada bulan tersebut manajemen laba lebih banyak dilakukan daripada bulan-bulan lainnya pada periode sebelum go public. Dari tabel, juga dapat dilihat rata-rata nilai AD sebelum go public adalah sebesar 0.01051328117. Di tahun 2014, saat dimana telah dilakukannya penawaran saham perdana, Bank Panin Syariah justru tidak melakukan manajemen labanya pada tiga bulan pertama. Hal ini dilihat dari nilai yang dihasilkan yang sangat kecil yaitu 0% jika dibulatkan. Namun bulan-bulan berikutnya, justru terjadi penurunan kualitas laporan keuangannya, karena dalam beberapa bulan setelah go public justru bank Panin kian gencar melakukan manajemen laba dengan manaikkan pelaporan laba akrualnya (income increasing accrual), hingga pada akhir tahun 2014 manajemen labanya hampir menginjak angka 3%. Dari tabel, juga dapat dilihat rata-rata nilai AD setelah go public adalah sebesar 0.01524315658 meningkat dari tahun sebelumnya yang memiliki nilai rata-rata 0.01051328117.
63
1.
Uji Statistik Deskriptif
Tabel 4.8 Descriptive Statistics of Discretionary Accruals N Minimum Maximum Mean Std. Deviation AD 2013 12 .000792346 .016307230 .01051328117 .004841864224 AD 2014 12 .003188625 .027274673 .01524315658 .008674127635 Valid N (listwise) 12 Sumber=data diolah
Tabel di atas merupakan hasil output perhitungan statistic deskriptif akrual diskresioner sebagai proksi manajemen laba. Tahun 2013 adalah masa sebelum Bank Panin Syariah go public dan tahun 2014 adalah masa setelah Bank Panin Syariah go public. Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa variable proksi manajemen laba yaitu Akrual Diskresioner (AD) terendah untuk tahun sebelum go public adalah sebesar 0.000792346 yang dilakukan pada Februari 2013. Hal ini menjadi catatan terbaik Bank Panin Syariah selama periode setahun sebelum dan sesudah IPO karena berarti manajemen laba yang dilakukan pada bulan tersebut sangat sangat kecil. Selain itu, hal ini juga mengindikasikan bahwa pada bulan tersebut perusahaan lebih banyak menggunakan cash basis dalam pengakuan pendapatannya daripada bulan-bulan lainnya. Kemudian nilai AD tertinggi di tahun 2013 memiliki nilai maksimum sebesar 0.016307230 yang jika dibulatkan masuk ke angka 2%. Perolehan angka tersebut dilakukan pada bulan November yang berarti pada bulan tersebut akrual yang dikelola oleh Bank Panin Syariah cukup besar. Selanjutnya untuk nilai rata-rata (mean) dari AD periode sebelum IPO adalah 0.01051328117. nilai ini berada di kisaran 1%, hal ini dapat terlihat dari tabel AD yang menunnjukkan delapan bulan pada tahun 2013
64
memiliki nilai yang berada di kisaran 1 %, yaitu: Maret, April, Mei, Juli, Agustus, September, Oktober, dan Desember. Hasil untuk tahun sesudah go public (2014), nilai AD terendah adalah sebesar 0.003188625 yaitu pada bulan Maret 2014. Meskipun masih berada di kisaran 0%, namun jika dilihat, nilai minimum tersebut lebih tinggi dari nilai minimum tahun sebelumnya (2013). Ini berarti manajemen laba yang dilakukan Bank Panin Syariah kian meningkat. Hal ini juga terjadi pada nilai maksimumnya, dimana nilai maksimum AD pada tahun 2014 adalah sebesar 0.027274673 yang terjadi pada Desember 2014. Angka ini paling tinggi jika dibandingkan dengan AD yang dilakukan pada periode sebelum dan sesudah IPO. Bahkan angka yang diperoleh ini jika dibulatkan mencapai angka 3%. Untuk nilai mean, diperoleh sebesar 0.01524315658 yang juga meningkat daripada periode sebelum IPO, hal tersebut dikarenakan jika dilihat dari tabel AD, memang untuk tahun 2014, AD Bank Panin Syariah lebih banyak yang mencapai dan berada di kisaran angka 2 %. Melihat makin meningkatnya nilai maksimum dan minimum AD, memberikan gambaran kepada peniliti bahwa semakin lama semakin besar manajemen laba yang dilakukan Bank Panin Syariah terhadap laporan keuangannya.
2.
Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov Sebelum melakukan uji beda paired sample t-test terhadap Manajemen Laba
Bank Panin Syariah, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas. Uji normalitas ini dilakukan dengan menggunakan metode one sample kolmogorov-smirnov (1Sample K-S). Suatu variable dikatakan normal jika nilai uji normalitas
65
Kolmogorov-Smirnov lebih besar dari nilai signifikansi α=0.05. Adapun hipotesis dari uji normalitas yang dilakukan adalah: Ha :
data tidak berdistribusi normal
Tabel 4.9 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test UNRES UNRES 2013 2014 N 12 12 Mean 0E-11 -1E-11 Normal Parametersa,b Std. 2.116E-9 8.95E-10 Deviation Absolute .137 .187 Most Extreme Positive .137 .187 Differences Negative -.121 -.135 Kolmogorov-Smirnov Z .476 .647 Asymp. Sig. (2-tailed) .977 .796 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber=data diolah Tabel di atas merupakan output dari software IBM SPSS ver.20 yang menunjukkan hasil dari uji normalitas Kolmogorov-Smirnov. Dari output tersebut dapat kita lihat nilai Kolmogorof-Smirnov untuk periode sebelum dan sesudah IPO Bank Panin Syariah adalah 0.476 dan 0.647, dengan Asymp. Sig (2 tailed) sebesar 0.977 dan 0.796. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa data residual berdistribusi normal karena nilai signifikansi lebih besar 0.05 (Asymp. Sig > 0.05). Oleh karena data tersebut merupakan data residual berdistribusi normal, maka Hipotesis H0 diterima, dan Hipotesis Ha ditolak.
3.
Pair 1
Uji Beda Paired Sample T-Test
AD 2013 AD 2014
Tabel 4.10 Paired Samples Statistics Mean N Std. Deviation .01051328117 12 .004841864224 .01524315658 12 .008674127635
Std. Error Mean .001397725806 .002504004962
66
Dari output di atas, dapat dilihat pada rata-rata manajemen laba terdapat peningkatan secara deskriptif sebelum dan setelah Bank Panin Syariah go public dimana nilai yang tadinya 0.01051328117 menjadi 0.01524315658. N menunjukkan banyak data sebelum dan setelah go public yaitu sebanyak 12. Standar deviasi yang menunjukkan keberagaman sampel (keheterogenan) yang terjadi sebelum dan setelah go public adalah 0.004842864224 dan 0.08674127635. Sedangkan standar errornya adalah 0.001397725806 dan 0.002504004962. Tabel 4.11 Paired Samples Correlations N Correlation Pair 1 AD 2013 & AD 2014 12 .577 Sumber=data diolah
Sig. .050
Output di atas menunjukkan apakah ada hubungan antara-rata-rata manajemen laba sebelum dan setelah go public. Terlihat bahwa nilai Sig ≤ α 0.05 maka dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan sebelum dan setelah Bank Panin Syariah go public. Adapun kekuatan korelasinya menunjukkan korelasi yang kuat yaitu sebesar 0.577. Tabel 4.12 Paired Samples Test Paired Differences Mean Pair AD 2013 1 AD 2014 Sumber=data diolah
-.004729875417
Std. Deviation
Std. Error Mean
.007087419315 .002045961725
95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper -.009233006811
-.000226744022
df
Sig. (2tailed)
-2.312 11
.041
t
Hipotesis yang akan diuji dalam paired sample t-test kali ini adalah: Ha: ada perbedaan rata-rata manajemen laba antara sebelum dan setelah go public.
67
Paired sample t test ini digunakan untuk menjawab permasalahan yang berbunyi “apakah terdapat perbedaan praktik manajemen laba Bank Panin Syariah yang dihitung menggunakan discretionary accruals (AD) periode sebelum dan setelah IPO”. Setelah melakukan perhitungan berdasarkan hasil uji beda paired sample t test, didapatkan nilai signifikansi antara nilai akrual diskresioner sebagai proksi manajemen laba sebelum dan setelah go public berada di bawah 0.05 (lebih kecil dari pada 0.05). Nilai tersebut adalah sebesar 0.041 < 0.05. Hal tersebut menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan dari manajemen laba sebelum go public dengan manajemen laba setelah go public karena p-value 0.041 lebih kecil dari tingkat signifikansi yang ditetapkan yaitu 0.05. Sampai sini, rumusan masalah terakhir dalam penelitian ini berhasil terjawab yaitu terdapat perbedaan praktik manajemen laba yang diproksian dengan nilai akrual diskresioner sebelum dan setelah go public. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa data empiris mendukung hipotesis alternative yang diajukan, sehingga Ho ditolak, dan Ha diterima, ada perbedaan rata-rata manajemen laba antara sebelum dan sesudah go public.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pengujian dan pembahasan terkait manajemen laba di Bank Panin Syariah, maka semua rumusan permasalahan yang telah dipaparkan di muka dapat terjawab. Oleh karena itu peneliti dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Dari hasil perhitungan, didapatkan hasil bahwa Bank Panin Syariah melakukan manajemen laba dengan mengelola akrualnya pada periode sebelum go public (pra IPO). Dua bulan pertama pada tahun 2013 juga menghasilkan angka manajemen laba yang sangat kecil yang jika diprosentasekan hasilnya adalah di sekitar nol koma persen. Manajemen laba pada tahun tersebut juga terbilang kecil karrna rat-rata masih berada di kisaran 1 %. Namun perlu ditandai, pada bulan Juni dan November, manajemen labanya meningkat ke angka hampir 2 % yang berarti pada bulan tersebut manajemen laba lebih banyak dilakukan daripada bulanbulan lainnya pada periode sebelum go public. 2. Tidak jauh berbeda dengan periode sebelum go public, periode satu tahun setelah go public pun ditemukan hasil dari perhitungan bahwasannya Bank Panin Syariah melakukan manajemen laba pada laporan keuangannya. Pada tiga bulan pertama tahun 2014, manajemen laba yang dilakukan pun sangat sangat kecil yang masih berada di kisaran nol koma persen. Namun pada bulan-bulan berikutnya justru tejadi penurunan kualitas laporan
68
69
keuangnnya, karena nilai manajemen laba pada bulan-bulan tersebut kian bertambah besar. Hingga akhir tahun 2014 manajemen laba yang dilakukan hampir menginjak angka 3%. 3. Karena semua hasil perhitungan akrual diskresioner sebagai proksi manajemen laba menunjukkan nilai positif, maka dapat dikatakan bahwa pola manajemen laba yang dilakukan adalah dengan cara menaikkan pelaporan laba akrual perusahaan (income increasing accrual) baik pada periode sebelum maupun sesudah go public. 4. Untuk menjawab rumusan masalah terakhir yaitu untuk mengetahui apakah ada perbedaan rata-rata manajemen laba sebelum dan setelah go public, maka dilakukan uji lanjutan dengan uji beda paired sample t test. Dari hasil perhitungan, didapatkan nilai signifikansi antara nilai akrual diskresioner sebagai proksi manajemen laba sebelum dan setelah go public berada di bawah 0.05 (lebih kecil dari pada 0.05). Nilai tersebut adalah sebesar 0.041 < 0.05. Hal tersebut menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan dari manajemen laba sebelum go public dengan manajemen laba setelah go public karena p-value 0.041 lebih kecil dari tingkat signifikansi yang ditetapkan yaitu 0.05. Sampai sini, rumusan masalah terakhir dalam penelitian ini berhasil terjawab yaitu terdapat perbedaan praktik manajemen laba yang diproksian dengan nilai akrual diskresioner sebelum dan setelah go public. Ada perbedaan rata-rata manajemen laba antara sebelum dan sesudah go public, dimana rata-rata akrual diskresioner Bank Panin Syariah diketahui meningkat secara deskriptif.
70
B. Saran Saran yang dapat direkomendasikan dari penelitian terkait manajemen laba ini antara lain adalah: 1. Penelitian selanjutnya dapat mengembangkan penelitian dengan melakukan wawancara kepada pihak Bank Panin Syariah terkait dengan sebab manajemen laba yang ditemukan pada laporan keuangannya. 2. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan laporan keuangan triwulan, semester, maupun tahunan dengan jangka waktu lebih lama, menggunakan objek berbeda serta metode perhitungan manajemen laba yang berbeda seperti menggunakan metode Beaver and Engels atau yang lainnya. 3.
Meskipun belum ada peraturan pasti terkait dengan pencantuman besar manajemen laba yang dilakukan, akan lebih baik jika informasi tersebut diinformasikan kepada pengguna laporan keuangan dengan berbagai cara yang dapat dilakukan, sehingga informasi yang diberikan kepada pengguna akan lebih jelas dan transparan sesuai dengan ajaran Islam. Selain itu, regulator dirasa perlu mengkaji lebih lanjut mengenai manajemen laba ini, dalam hal nilai minimum maupun maksimum dan juga pencantumannya pada laporan keuangan sehingga laporan keuangan dapat lebih informatif dan benar-benar mewakili keadaan perusahaan yang sebenar-benarnya.
DAFTAR PUSTAKA
Adiasih, Priskila dan Indra Wijaya Kusuma. “Manajemen Laba Pada Saat Pergantian CEO (Dirut) Di Indonesia.” Jurnal Akuntansi Dan Keuangan, Vol. 13, No. 2 (November 2011): h. 67-79. Karim, Adiwarman. Bank Islam: Analisis Fiqh dan Keuangan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2008. Al-Arif, M. Nurianto. Dasar-Dasar Ekonomi Islam. Solo: Era Adicitra Intermedia, 2011. Bungin, Burhan. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana, 2005. Bursa Efek Indonesia (BEI), Panduan Sekolah Pasar Modal Syariah level 1. Jakarta: BEI, 2014. Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesai (DSN MUI). Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional edisi 2. Jakarta: DSN MUI dan Bank Indonesia, 2003. Efferin, Sujoko, dkk. Metode Penelitian Akuntansi. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2008. Gumanti, Tatang Ary. “Earnings Management dalam penawaran saham perdana di Bursa Efek Jakarta.” Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, 4(2), 2000. Indah, Elisa dan Erni Ekawati. “Manajemen Laba pada Perioda Sebelum dan Sesudah Penawaran Saham Perdana di Bursa Efek Jakarta: Analisis dengan Model DeAngelo”, Simposium Riset Ekonomi 2 23-24 November 2005. Surabaya: Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia. Irawan, Moh. Adi dan Tatang Ary Gumanti. “Indikasi Earnings Management pada Initial Public Offering.” Simposium Nasional Akuntansi. Palembang: 2009. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah. E book Cetakan Pertama. Jakarta: IAI, 2007. Khairani, Hanni. “Etika Bisnis Islam Tentang Manajemen Laba”. Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015.
71
72
Nazir, Moh. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia, 2011. Nur‟aini, Mufida. “Studi Perbandingan Model Revenue dan Model Accrual Dalam Mendeteksi Manajemen Laba (Studi pada Perusahaan Mnufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006-2010).” Skripsi S1 Fakulas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Diponegoro Semarang, 2012. Pramesti, Nisitha Dyah. “Analisis Perbandingan Manajemen Laba Sebelum dan Sesudah Reformasi Pajak Penghasilan Badan Tahun 2008 Pada Perusahaan Property dan Real Estate Tahun 2009-2010.” Skripsi S1 Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang, 2013. Prasetyo, Widodo. “ Pendeteksian Earnings Management, Underpricing, dan Pengukuran Kinerja Perusahaan yang Melakukan Kebijakan Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia.” Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008. Premti, Arjan. “Earnings Manajement Prior to Initial Public Offerings and Its Effect on Firm Performance: International Evidence.” International Journal of Financial Research, Vol. 4, No. 3 (2013): h. 10-24. Pulungan, Andey Hasiholan, dkk. Akuntansi Keuangan Dasar berbasis PSAK per 1 Juni 2012. Jakarta: Mitra Wacana Media, 2013. Purnomo, Herdaru. “BPK: BI Membiarkan Rekayasa Akuntansi di Bank Century”. Artikel diakses tanggal 14 Maret 2016 dari: http://finance.detik.com/read/2009/11/23/191903/1247341/5/bpk-bimembiarkan-rekayasa-akuntansi-di-bank-century Qamariyah, Nurul. “Bapepam Denda Mantan Direksi Indofarma Rp 500 Juta”. Artikel diakses tanggal 10 Februari 2016 dari: http://finance.detik.com/read/2004/11/08/165712/238077/6/bapepamdenda-mantan-direksi-indofarma-rp-500-juta Rahardja, Prathama dan Mandala Manurung. Pengantar Ilmu Ekonomi (Mikroekonomi & Makroekonomi). Jakarta: Lembaga Penerbit FEUI, 2008. Putra, Riyan Nugraha. “Analisis Pengaruh Rasio Camel dan Leverage Terhadap Manajemen Laba.” Skripsi S1 Fakultas Ekomomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014. Scott, William R. Financial Accounting Theory, 5th ed. Ebook Canada: Pearson Prentice Hall Inc, 2009.
73
Sejarah dan profil singkat PNBS (Bank Panin Syariah Tbk) dan profil Bank Panin Syariah, artikel diakses pada 10 april 2016 pukul 22:02 dari http://www.britama.com/index.php/2014/01/sejarah-dan-profil-singkatpnbs/ dan https://www.paninbanksyariah.co.id/index.php/mtentangkami Septiana, Indah Putri dan M. Irfan Tarmizi. “Konservatisme Akuntansi, Efektivitas Komite Audit, Konsep Amanah dan Manajemen Laba.”Simposium Nasional Akuntansi 18. Medan, Universitas Sumatera Utara, 2015. Siamat, Dahlam. Manajemen Lembaga Keuangan, Edisi keempat. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2004. Siraj, Hasbi. “Pengaruh Kebijakan Go public terhadap tingkat keseharan keuangan PT. Bank Panin Syariah.” Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015. Sulistyanto, Sri. Manajemen Laba, Teori dan Model Empiris. Jakarta: Grasindo, 2014. Sumantyo, Riwi. “Kasus Bank Lippo dan Degradasi Kepercayaan Publik”. Artikel di akses tanggal 10 Februari 2016 dari http://www.suaramerdeka.com/harian/0302/24/eko1.htm Syahrul,Yura. “Mark Up Kimia Farma Tanggung Jawab Direksi Lama”, (Tempo News Room 20 November 2002). Artikel di akses tanggal 10 Februari 2016 dari http://tempo.co.id/hg/ekbis/2002/11/20/brk,20021120-02,id.html Syalthut, Syaikh Mahmud “Al-Islam, „Aqidah wal Syariah”. Dalam Adiwarman Karim, Bank Islam: Analisis Fiqh dan Keuangan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2008. Umar, Husein. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004. Wardani, Sinta dan Rachma Fitriati. “Analisis Komparasi Profitabilitas Sebelum dan Sesudah Penawaran Umum Saham Perdana.” Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasasi, Vol. 17, No. 2 (Mei-Agustus 2010): h. 90100. Wardhani, Ratna. “Pengaruh Proteksi bagi Investor, Konvergensi Standar Akuntansi, Implementasi Corporate Governance, dan Kualitas Audit terhadap Kualitas Laba (Analisis Lintas Negara di Asia).” Disertasi S3, Universitas Indonesia Jakarta, 2009.
74
Widyaningdyah, Agnes Utari. “Analisis Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Earnings Management pada Perusahaan Go public di Indonesia.” Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol 5, no. 2, Universitas Kristen Petra, 2001. Zahara, Sylvia Veronica. “Pengaruh Rasio Camel Terhadap Praktik Manajemen Laba di Bank Syariah”. Simposium Nasional Akuntansi 11. Pontianak 2008. UU nomor 21 tahun 2008 UU nomor 8 tahun 1995 https://www.paninbanksyariah.co.id/ http://www.bi.go.id/
Perhitungan Manajemen Laba Bank Panin Syariah
Jan-13 Feb-13 Mar-13 Apr-13 May-13 Jun-13 Jul-13 Aug-13 Sep-13 Oct-13 Nov-13 Dec-13
13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Jan-14 Feb-14 Mar-14 Apr-14 May-14 Jun-14 Jul-14 Aug-14 Sep-14 Oct-14 Nov-14 Dec-14
8,911 5,462 6,922 7,391 10,810 13,047 16,000 13,876 13,438 15,632 16,966 22,881
WAKTU
3,747 1,839 1,085 1,828 2,539 3,100 3,249 1,482 1,090 1,838 2,645 3,603
5,164 3,623 5,837 5,563 8,271 9,947 12,751 12,394 12,348 13,794 14,321 19,278
B. Dibyr dimuka t 6,386 6,214 8,428 9,132 7,863 9,081 13,574 11,553 12,395 12,610 11,886 11,426
t-1 2,189 2,209 1,791 2,055 1,627 1,786 2,202 2,308 3,494 5,080 4,766 4,788
13,035 12,583 9,328 9,865 8,479 8,534 11,432 11,312 10,447 9,661 9,316 7,051
6,386 6,214 8,428 9,132 7,863 9,081 13,574 11,553 12,395 12,610 11,886 11,426
ΔBDDit
t
4,197 4,005 6,637 7,077 6,236 7,295 11,372 9,245 8,901 7,530 7,120 6,638
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6,649 6,369 900 733 616 -547 -2,142 -241 -1,948 -2,949 -2,570 -4,375
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Uang muka pajak ΔUMPit t-1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
LAMPIRAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Pend. Akan diterima ΔPMADit t t-1 3,747 9,328 -5,581 1,839 8,540 -6,701 1,085 8,636 -7,551 1,828 5,995 -4,167 2,539 6,842 -4,303 3,100 7,683 -4,583 3,249 9,846 -6,597 1,482 8,526 -7,044 1,090 8,403 -7,313 1,838 10,082 -8,244 2,645 3,013 -368 3,603 10,626 -7,023
No
B. Yg msh hrs dibayar ΔBYDit t t-1 4,128 1,576 2,552 3,529 1,293 2,236 2,881 1,431 1,450 3,729 1,274 2,455 4,028 1,810 2,218 4,066 1,541 2,525 4,710 2,927 1,783 6,824 3,070 3,754 6,046 3,062 2,984 8,258 4,190 4,068 12,020 3,850 8,170 14,014 4,320 9,694 11,141 11,141 14,747 14,649 11,598 12,719 12,679 10,680 12,935 15,462 15,020 17,488
4,128 3,529 2,881 3,729 4,028 4,066 4,710 6,824 6,046 8,258 12,020 14,014
7,013 7,612 11,866 10,920 7,570 8,653 7,969 3,856 6,889 7,204 3,000 3,474
t 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Utang pajak ΔUPit t-1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Beban Penyisihan
BAPit 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
-2,235 -2,708 -10,036 -10,499 -12,634 -16,861 -17,440 -18,763 -20,033 -19,886 -29,545 -29,407
t -15,497 -15,695 -15,430 -15,665 -15,880 -15,974 -16,190 -16,214 -16,479 -16,726 -17,002 -17,277
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
-2,231 -2,897 -9,557 -19,766 -28,811 -36,856 -50,197 -56,267 -59,030 -66,147 -71,401 -95,893
-17,489 -17,673 -18,281 -18,498 -18,739 -18,977 -19,241 -19,565 -19,890 -20,260 -20,585 -20,868
Beban Penyusutan Depit t-1 -12,430 -12,735 -13,036 -13,262 -13,525 -13,836 -14,160 -14,444 -14,731 -14,495 -14,812 -15,175 -15,497 -15,695 -15,430 -15,665 -15,880 -15,974 -16,190 -16,214 -16,479 -16,726 -17,002 -17,277
Total Aktiva
Ait-1 -3,067 -2,960 -2,394 -2,403 -2,355 -2,138 -2,030 -1,770 -1,748 -2,231 -2,190 -2,102
932,641 928,892 1,033,030 1,014,053 1,179,777 1,274,706 1,608,877 1,621,693 1,728,926 1,794,105 1,859,114 2,133,071
-1,992 -1,978 -2,851 -2,833 -2,859 -3,003 -3,051 -3,351 -3,411 -3,534 -3,583 -3,591
2,163,531 2,177,409 2,282,803 2,296,436 2,507,036 2,606,410 2,765,957 3,122,535 3,208,744 3,184,447 3,664,030 4,066,520
No
WAKTU
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Jan-13 Feb-13 Mar-13 Apr-13 May-13 Jun-13 Jul-13 Aug-13 Sep-13 Oct-13 Nov-13 Dec-13
13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Jan-14 Feb-14 Mar-14 Apr-14 May-14 Jun-14 Jul-14 Aug-14 Sep-14 Oct-14 Nov-14 Dec-14
tot.akrual T.aktiva -1 TAit Ait-1 Tait/Ait-1 0.00146466 932,641 0.000000001570 0.00079234 928,892 0.000000000853 0.00974415 1,033,030 0.000000009433 0.01317190 1,014,053 0.000000012989 0.01246337 1,179,777 0.000000010564 0.01505131 1,274,706 0.000000011808 0.01396129 1,608,877 0.000000008678 0.01170382 1,621,693 0.000000007217 0.01179056 1,728,926 0.000000006820 0.00966220 1,794,105 0.000000005386 0.01630723 1,859,114 0.000000008772 0.01004655 2,133,071 0.000000004710 0.00417050 2,163,531 0.000000001928 0.00333194 2,177,409 0.000000001530 0.00318862 2,282,803 0.000000001397 0.00782735 2,296,436 0.000000003408 0.01315777 2,507,036 0.000000005248 0.01557928 2,606,410 0.000000005977 0.02020566 2,765,957 0.000000007305 0.02174996 3,122,535 0.000000006965 0.02055384 3,208,744 0.000000006406 0.02302503 3,184,447 0.000000007230 0.02285325 3,664,030 0.000000006237 0.02727467 4,066,520 0.000000006707
t 22,828 40,066 62,663 82,931 106,980 129,187 153,947 179,996 208,707 235,425 271,396 303,677
p.operasi t-1 9,393 18,235 27,087 37,282 46,661 59,010 73,076 88,521 104,108 121,150 141,016 159,856
35,937 65,639 101,867 143,547 187,983 239,512 296,466 349,566 402,234 463,064 521,824 604,806
22,828 40,066 62,663 82,931 106,980 129,187 153,947 179,996 208,707 235,425 271,396 303,677
aktv.tetap
ΔPOit
α1(1/Ait-1)
PPEit
13,435 21,831 35,576 45,649 60,319 70,177 80,871 91,475 104,599 114,275 130,380 143,821
39,833 39,878 40,375 40,432 40,486 40,562 40,701 40,492 40,920 43,672 43,954 43,969
7.013 7.013 7.013 7.013 7.013 7.013 7.013 7.013 7.013 7.013 7.013 7.013
0.000001072 0.000001077 0.000000968 0.000000986 0.000000848 0.000000784 0.000000622 0.000000617 0.000000578 0.000000557 0.000000538 0.000000469
0.000007520 0.000007550 0.000006789 0.000006916 0.000005944 0.000005502 0.000004359 0.000004324 0.000004056 0.000003909 0.000003772 0.000003288
13,109 25,573 39,204 60,616 81,003 110,325 142,519 169,570 193,527 227,639 250,428 301,129
43,976 44,498 46,769 46,829 46,860 47,122 47,651 49,231 49,247 49,406 49,437 50,448
0.895 0.895 0.895 0.895 0.895 0.895 0.895 0.895 0.895 0.895 0.895 0.895
0.000000462 0.000000459 0.000000438 0.000000435 0.000000399 0.000000384 0.000000362 0.000000320 0.000000312 0.000000314 0.000000273 0.000000246
0.000000414 0.000000411 0.000000392 0.000000390 0.000000357 0.000000343 0.000000324 0.000000287 0.000000279 0.000000281 0.000000244 0.000000220
2.146 2.146 2.146 2.146 2.146 2.146 2.146 2.146 2.146 2.146 2.146 2.146
0.014405 0.023502 0.034438 0.045016 0.051127 0.055053 0.050265 0.056407 0.060499 0.063695 0.07013 0.067424
0.030914 0.050436 0.073905 0.096605 0.10972 0.118145 0.10787 0.12105 0.129832 0.136689 0.150499 0.144693
-5.172 -5.172 -5.172 -5.172 -5.172 -5.172 -5.172 -5.172 -5.172 -5.172 -5.172 -5.172
0.04271 0.042931 0.039084 0.039872 0.034317 0.031821 0.025298 0.024969 0.023668 0.024342 0.023642 0.020613
-0.2209 -0.22204 -0.20214 -0.20622 -0.17749 -0.16458 -0.13084 -0.12914 -0.12241 -0.1259 -0.12228 -0.10661
6.057E-10 -4.35217E-09 2.97853E-09 1.29058E-09 -5.82E-10 4.4837E-10 3.58851E-09 -9.2713E-10 -1.74937E-09 -5.6275E-10 4.9346E-10 -1.23173E-09
0.001464657 0.000792346 0.009744148 0.013171894 0.012463373 0.015051313 0.013961287 0.011703819 0.011790558 0.009662200 0.016307230 0.010046549
Jika di prosentasek an 0% 0% 1% 1% 1% 2% 1% 1% 1% 1% 2% 1%
1.617 1.617 1.617 1.617 1.617 1.617 1.617 1.617 1.617 1.617 1.617 1.617
0.006059 0.011745 0.017174 0.026396 0.03231 0.042328 0.051526 0.054305 0.060312 0.071485 0.068348 0.074051
0.009798 0.018991 0.02777 0.042682 0.052246 0.068445 0.083318 0.087812 0.097525 0.115591 0.110518 0.11974
-0.167 -0.167 -0.167 -0.167 -0.167 -0.167 -0.167 -0.167 -0.167 -0.167 -0.167 -0.167
0.020326 0.020436 0.020488 0.020392 0.018691 0.018079 0.017228 0.015766 0.015348 0.015515 0.013493 0.012406
-0.00339 -0.00341 -0.00342 -0.00341 -0.00312 -0.00302 -0.00288 -0.00263 -0.00256 -0.00259 -0.00225 -0.00207
3.8769E-10 -7.8778E-10 -1.15108E-09 -5.3544E-10 1.18195E-09 6.9886E-10 1.06798E-09 1.26229E-09 -4.412E-11 -1.0999E-09 -6.2722E-10 -4.4313E-10
0.004170497 0.003331943 0.003188625 0.007827347 0.013157768 0.015579283 0.020205664 0.021749955 0.020553837 0.023025035 0.022853252 0.027274673
0% 0% 0% 1% 1% 2% 2% 2% 2% 2% 2% 3%
β1(ΔPOit /Ait-1)
β2(PPEit/Ait-1)
Eit
Non accrual Dis
AD
Total Akrual Bank Panin Syariah Periode TAit Periode Jan-13 0.001464658 Jan-14 Feb-13 0.000792342 Feb-14 Mar-13 0.009744151 Mar-14 Apr-13 0.013171895 Apr-14 May-13 0.012463372 May-14 Jun-13 0.015051314 Jun-14 Jul-13 0.013961291 Jul-14 Aug-13 0.011703818 Aug-14 Sep-13 0.011790557 Sep-14 Oct-13 0.009662199 Oct-14 Nov-13 0.01630723 Nov-14 Dec-13 0.010046548 Dec-14 Sumber=data diolah
TAit 0.004170497 0.003331942 0.003188624 0.007827346 0.013157769 0.015579283 0.020205665 0.021749956 0.020553837 0.023025034 0.022853252 0.027274672
Koefisien Bank Panin Syariah Sebelum Go public Model
Standardized Coefficients Beta 7.013 2.146 -5.172
(1/Ait-1) (ΔPOit/Ait-1) (PPEit/Ait-1) b.Dependent variable : TAit/Ait-1 Sumber= data diolah
Uji Multikolinieritas dan Autokorelasi Sebelum Go Public Collinearity Statistics Tolerance VIF ∆PO 0.260 3.844 PPE 0.260 3.844 Durbin-Watson 1.321 Sumber=data diolah
Koefisien Bank Panin Syariah Setelah Go public Standardized Coefficients Model Beta (1/Ait-1) .895 (ΔPOit/Ait-1) 1.617 (PPEit/Ait-1) -.167 Dependent variable : TAit/Ait-1 c. Sumber=data diolah
Uji Multikolinieritas dan Autokorelasi Setelah Go Public Collinearity Statistics Tolerance VIF ∆PO 0.125 8.017 PPE 0.125 8.017 Durbin-Watson 0.748 Sumber=data diolah
Akrual Non Diskresioner Bank Panin Syariah Akrual Non Akrual Non Periode Periode Diskresioner Diskresioner Jan-13 6.057E-10 Jan-14 3.8769E-10 Feb-13 -4.35217E-09 Feb-14 -7.8778E-10 Mar-13 2.97853E-09 Mar-14 -1.15108E-09 Apr-13 1.29058E-09 Apr-14 -5.3544E-10 May-13 -5.82E-10 May-14 1.18195E-09 Jun-13 4.4837E-10 Jun-14 6.9886E-10 Jul-13 3.58851E-09 Jul-14 1.06798E-09 Aug-13 -9.2713E-10 Aug-14 1.26229E-09 Sep-13 -1.74937E-09 Sep-14 -4.412E-11 Oct-13 -5.6275E-10 Oct-14 -1.0999E-09 Nov-13 4.9346E-10 Nov-14 -6.2722E-10 Dec-13 -1.23173E-09 Dec-14 -4.4313E-10 Sumber=data diolah
Akrual Diskresioner Bank Panin Syariah AD
Jan-13 0.001464657 Feb-13 0.000792346 Mar-13 0.009744148 Apr-13 0.013171894 May-13 0.012463373 Jun-13 0.015051313 Jul-13 0.013961287 Aug-13 0.011703819 Sep-13 0.011790558 Oct-13 0.0096622 Nov-13 0.01630723 Dec-13 0.010046549 Rata-rata 0.01051328117 Sumber=data diolah
AD 2013 AD 2014 Valid N (listwise) Sumber=data diolah
Dalam persen
Periode
AD
Dalam persen
0.15% 0.08% 0.97% 1.32% 1.25% 1.51% 1.40% 1.17% 1.18% 0.97% 1.63% 1.00% 1.05%
Jan-14 Feb-14 Mar-14 Apr-14 May-14 Jun-14 Jul-14 Aug-14 Sep-14 Oct-14 Nov-14 Dec-14 Rata-rata
0.004170497 0.003331943 0.003188625 0.007827347 0.013157768 0.015579283 0.020205664 0.021749955 0.020553837 0.023025035 0.022853252 0.027274673 0.01524315658
0.42% 0.33% 0.32% 0.78% 1.32% 1.56% 2.02% 2.17% 2.06% 2.30% 2.29% 2.73% 1.52%
Setelah Go public
Sebelum Go public
Periode
Descriptive Statistics of Discretionary Accruals N Minimum Maximum Mean 12 .000792346 .016307230 .01051328117 12 .003188625 .027274673 .01524315658 12
Std. Deviation .004841864224 .008674127635
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test UNRES UNRES 2013 2014 N 12 12 Mean 0E-11 -1E-11 Normal Parametersa,b Std. 2.116E-9 8.95E-10 Deviation Absolute .137 .187 Most Extreme Positive .137 .187 Differences Negative -.121 -.135 Kolmogorov-Smirnov Z .476 .647 Asymp. Sig. (2-tailed) .977 .796 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber=data diolah
AD 2013 Pair 1 AD 2014 Sumber=data diolah
Paired Samples Statistics Mean N Std. Deviation .01051328117 12 .004841864224 .01524315658 12 .008674127635
Paired Samples Correlations N Correlation Pair 1 AD 2013 & AD 2014 12 .577 Sumber=data diolah
Std. Error Mean .001397725806 .002504004962
Sig. .050
Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Interval of the t df Difference Lower Upper .007087419315 .002045961725 11 .004729875417 .009233006811 .000226744022 2.312 Mean
Pair AD 2013 1 AD 2014
Sumber=data diolah
Std. Deviation
Std. Error Mean
Sig. (2tailed) .041