Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi IV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 5 Agustus 2006
PENENTUAN URUTAN PRIORITAS USULAN KEGIATAN PENINGKATAN JALAN DI KOTA PANGKALPINANG BERDASARKAN METODA PEMBANGUNAN DAERAH (Studi Kasus Dinas Pekerjaan Umum Kota Pangkalpinang) 1)
Saparudin, 1)Ria A.A. Soemitro dan 1)Ervina Ahyudanari 1) Manajemen Aset Jurusan Teknik Sipil FTSP – ITS
ABSTRAK Kegiatan peningkatan jalan merupakan salah satu bagian dari kegiatan pemeliharaan jaringan jalan yang dilakukan bagi jalan yang telah mencapai kondisi rusak ringan dan rusak berat. Dengan keterbatasan anggran dana maka kegiatan peningkatan jalan tidak dapat dilaksanakan sekaligus untuk semua ruas jalan yang ada setiap tahunnya. Untuk itulah perlu dilakukan suatu penelitian tentang metoda penentuan urutan prioritas terhadap ruas-ruas jalan yang akan dilakukan kegiatan peningkatan. Penelitian ini diawali dengan identifikasi masalah dan kondisi eksisting, pengumpulan data, serta analisa dan pembahasan, dengan jumlah ruas jalan penelitian sebanyak 43 ruas jalan yang masuk dalam Program Peningkatan Jalan Dinas Pekerjaan Umum Kota Pangkalpinang Tahun 2003. Proses penelitian ini dilakukan tiga tahapan utama yaitu penentuan kriteria dan perhitungan nilai kriteria, penyusunan model hirarki dan analisa multi kriteria, serta penentuan urutan prioritas usulan kegiatan peningkatan jalan. Urutan priortias usulan ditentunkan berdasarkan peringkat dari besarnya nilai manfaat yang diperoleh dari jumlah perkalian nilai kriteria dengan bobot kriteria untuk setiap ruas jalan penelitian. Adapun kriteria yang digunakan berdasarkan bobot tingkat kepentingan yang diperoleh dengan menggunakan metoda Analytical Hierarchy Process (AHP) adalah kriteria kondisi ruas jalan (21,06%), Lalu Lintas Harian Rata-rata (LHR) (17,36), potensi ekonomi komoditi unggulan (15,04%), manfaat pemakai jalan (13.36%), trayek angkutan umum (9,37%), jumlah penduduk pengguna ruas jalan (5,63%), peranserta masyarakat (3,86%), usulan Unit Daerah Kerja Pembangunan (UDKP) (3,70%), aksesibilitas (3,68%), hirarki jalan (3,63%), dan jumlah fasilitas umum (3,30%). Hasil urutan prioritas usulan kegiatan peningkatan jalan dengan metoda pembangunan daerah ini terdapat 21 ruas jalan. Tiga urutan prioritas usulan pertama berdasarkan jumlah manfaat adalah ruas jalan Bukit Intan II (67,57), Kampung Bintang Luar (66,98) dan Lembawai I (58,39). Berdasarkan hasil evaluasi dinyatakan bahwa hasil urutan prioritas usulan dengan metoda pembangunan daerah dinilai lebih baik karena kriteria yang digunakan lebih lengkap, dapat mengetahui bobot tingkat kepentingan dari kriteria, mampu merumuskan priortias dalam kondisi lapangan yang kompleks, bersifat berkelanjutan, tepat sasaran dan sesuai dengan azas pemerataan pembangunan daerah. Kata kunci : urutan prioritas, peningkatan jalan, pembangunan daerah
PENDAHULUAN Pemeliharaan jaringan jalan yang dari tahun ke tahun mengalami penurunan yang mengakibatkan kondisi jalan tersebut tidak dapat mencapai umur rencana. Selain
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi IV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 5 Agustus 2006
itu juga pemeliharaan jalan dilakukan sering tidak tepat sasaran, dimana di dalam menentukan prioritas ruas jalan yang akan mendapat kegiatan pemeliharaan jaringan jalan tidak berdasarkan prioritas tertentu. Pemeliharaan dari masing-masing kondisi jalan (baik, sedang, rusak ringan, rusak berat) ini harus memerlukan program yang tepat, sehingga nantinya kondisi jalan tersebut sesuai dengan umur rencana dan pada kondisi jalan mantap dengan tetap mengacu kepada peningkatan ekonomi masyarakat. Sedangkan kendala yang dihadapi Dinas Pekerjaan Umum Kota Pangkalpinang adalah keterbatasan dana yang mengakibatkan tidak memungkinkannya pemeliharaan jaringan jalan dapat dilakukan sekaligus secara bersamaan untuk semua ruas-ruas jalan kota pada setiap tahun anggaran. Selain itu juga di dalam membuat urutan prioritas usulan kegiatan pemeliharaan jaringan jalan, Dinas Pekerjaan Umum Kota Pangkalpinang tidak disusun berdasarkan prioritas tertentu. Tidak ada metode yang khusus yang digunakan dalam menentukan prioritas usulan kegiatan pemeliharaan jaringan jalan, sehingga sering kali kegiatan pemeliharaan jaringan jalan yang diusulkan tidak tepat sasaran. Perlunya suatu metode khusus di dalam menentukan urutan prioritas usulan pemeliharaan jaringan jalan yaitu suatu metode yang lebih mengarah kepada tujuan dan sasaran dari pembangunan daerah. Tujuan dan sasaran pembangunan daerah didasarkan pada visi dan misi yang telah dirancang, dibuat dan disepakati bersama sesuai dengan kondisi, potensi serta permasalahan yang ada di daerah untuk masa yang akan datang khususnya Kota Pangkalpinang. DASAR TEORI Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel (UU RI No. 38 Tahun 2004 Tentang Jalan). Menurut PP RI No.26 Tahun 1985 tentang Jalan, pemeliharaan jaringan jalan dimaksudkan untuk kondisi jalan beserta kelengkapannya agar dapat berfungsi melayani pergerakan lalu lintas pada tingkat kecepatan, keamanan dan kenyamanan yang dibutuhkan oleh pemakai jalan. Sedangkan Kegiatan peningkatan jalan merupakan kegiatan penanganan untuk dapat meningkatkan kemampuan ruas jalan dalam kondisi tidak mantap atau kritis, agar ruas jalan mempunyai kondisi pelayanan mantap sesuai umur rencana yang ditetapkan. Renstrada merupakan dokumen perencanaan pembangunan lima tahunan yang memberikan arah kebijakan serta pedoman dalam pelaksanaan pembangunan daerah menuju suatu sistem pembangunan yang sistematis, terukur serta berkelanjutan. Untuk mewujudkan konsep pelaksanaan pembangunan daerah ini maka disusunlah beberapa tujuan dan sasaran sebagai penjabaran dari visi dan misi pemerintah daerah. Salah satu analisa multi kriteria yang sering dipakai adalah Analytical Hierarchy Process (AHP) yang dikembangkan oleh Thomas L Saaty (1988) yang dapat memecahkan masalah yang kompleks dimana aspek atau kriteria yang diambil cukup banyak. Model AHP adalah sebuah hirarki fungsional dengan infut utamanya persepsi manusia. Adapun prinsip-prinsip dari metode AHP adalah kesatuan, kompleksitas, saling ketergantungan, pengulangan proses, penilaian dan konsesus, tawar menawar, penyusunan hierarki, pengukuran, sintesis dan konsistensi (Saaty, 1993).
ISBN : 979-99735-1-1 D-2-2
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi IV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 5 Agustus 2006
METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dalam tiga tahapan utama, yaitu penentuan kriteria dan perhitungan nilai kriteria, penyusunan model hirarki dan analisa multi kriteria, dan penentuan urutan prioritas usulan kegiatan peningkatan jalan, dengan jumlah ruas jalan penelitian sebanyak 43 ruas jalan kota. Dalam penelitian ini, metode analisa multi kriteria yang dipakai untuk menentukan bobot tingkat kepentingan dari msing-masing kriteria adalah menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Penentuan Kriteria dan Perhitungan Nilai Kriteria Penentuan dan penyusunan kriteria pada metoda pembangunan daerah ini berdasarkan rumusan dari tujuan dan sasaran pada visi dan misi yang tercantum dalam dokumen pembangunan daerah berupa Renstrada (Rencana Strategis Daerah) Kota Pangkalpinang, yang didalamnya terdapat kriteria yang digunakan pada kondisi eksisting dan juga kriteria yang digunakan pada penelitian terdahulu (Setiawan Siregar, 2004). Selanjutnya dilakukan perhitungan nilai untuk masing-masing kriteria berdasarkan data sekunder dan hasil survei lapangan. Penyusunan Model Hirarki dan Analisa Multi Kriteria Penyusunan model hirarki terdiri dari tiga level yaitu : 1. Level I (Tujuan) Tujuannya adalah menentukan urutan prioritas usulan kegiatan peningkatan jalan pada ruas jalan kota di Kota Pangkalpinang dengan menggunakan metoda pembangunan daerah. 2. Level II (Kriteria) Kriteria-kriteria yang digunakan adalah berdasarkan hasil rumusan terhadap dokumen pembangunan daerah dan selanjutnya dilakukan survei kuesioner responden untuk mendapatkan nilai bobot tingkat kepentingan dari masing-masing kriteria serta akan mempengaruhi tujuan dengan bobot yang berbeda. 3. Level III (Penentuan Alternatif) Alternatif yang digunakan pada level III adalah ruas jalan kota yang masuk ke dalam program peningkatan jalan di Dinas Pekerjaan Umum Kota Pangkalpinang Tahun 2003 yaitu sebanyak 43 ruas jalan kota dalam kondisi rusak ringan dan rusak berat. Analisa multi kriteria adalah analisa yang dipakai untuk menentukan pilihan dengan menggunakan metode penilaian dan pembobotan terhadap beberapa kriteria yang mempengaruhi pengambil keputusan dalam membuat keputusan. Pengambil keputusan yang merupakan responden pada metoda pembangunan daerah ini adalah Tim Pembahas di Dinas Pekerjaan Umum Kota Pangkalpinang sebanyak delapan orang serta Tim Penyusun/Pembahas APBD Kota Pangkalpinang, dalam hal ini Tim Anggaran Kelompok Teknis Belanja Pelayanan Publik, jenis Belanja Modal sebanyak sembilan orang. Penentuan Urutan Prioritas Usulan Kegiatan Peningkatan Jalan Adapun langkah-langkah dalam menentukan urutan prioritas usulan sebagai berikut : 1. Nilai dari masing-masing kriteria terlebih dahulu dijadikan skala, karena masingmasing nilai mempunyai satuan yang berbeda. Pemberian skala dengan membagi jumlah nilai masing-masing dengan nilai tertinggi dari salah satu ruas jalan yang
ISBN : 979-99735-1-1 D-2-3
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi IV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 5 Agustus 2006
diteliti. 2. Skala tersebut dikalikan dengan bobot masing-masing kriteria yang telah diperoleh dan ditetapkan dari proses analisa multi kriteria dan kemudian akan menghasilkan nilai. 3. Nilai masing-masing kriteria ini (point 2) dijumlahkan berdasarkan ruas-ruas jalan yang diteliti dan hasilnya disebut dengan jumlah keuntungan (manfaat). Untuk menentukan peringkat adalah dengan cara melihat nilai jumlah keuntungan mulai dari yang terbesar sampai ke yang terkecil. Jumlah nilai terbesar/tertinggi merupakan peringkat prioritas teratas dan yang terendah meruapakan peringkat prioritas terakhir. HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam penentuan kriteria yang akan digunakan harus mengacu pada rumusan dari dokumen pembangunan daerah yaitu dokumen Renstrada. Hasil dari penentuan kriteria dan perhitungan nilai masing-masing kriteria yang digunakan pada metoda pembangunan daerah untuk setiap ruas jalan penelitian dapat dilihat pada Tabel. 4. Berikut adalah nilai terbesar dari masing-masing kriteria pada ruas jalan penelitian adalah: 1. Kriteria potensi ekonomi komoditi unggulan Kriteria potensi ekonomi dari hasil komoditi unggulan (PK) merupakan nilai dari tingkat penerimaan masyarakat yang mencerminkan tingkat kesejahteraan masyarakat dari hasil produksi komoditi yang ada di wilayah ruas jalan penelitian. 2. Kriteria manfaat pemakai jalan Kriteria manfaat pemakai jalan (PJ) berupa penghematan biaya operasional kendaraan (BOK) dan nilai waktu kendaraan yaitu selisih sebelum dengan sesudah adanya kegiatan peningkatan jalan. Dari kedua kriteria diatas, kemudian dihitung analisa kelayakan manfaat ekonomi dengan nilai terbesar terdapat pada ruas jalan Lembawai I (105) yaitu sebesar Rp 4.260,91 juta (Tabel. 4). 3. Kriteria jumlah penduduk pengguna jalan Merupakan penduduk yang secara aktif menggunakan ruas jalan penelitian yang dihitung berdasarkan jumlah LHR dan jumlah penumpang untuk masing-masing jenis kendaraan. Jumlah penduduk pengguna ruas jalan (JP) terbesar terdapat pada ruas jalan Kampung Bintang Luar (005) yaitu sebesar 7.476 jiwa. 4. Kriteria jumlah fasilitas umum Kriteria jumlah fasilitas umum (FU) yang diperhitungkan antara lain sarana pendidikan, sarana kesehatan, tempat peribadatan, kantor pemerintahan dan pasar yang ada disepanjang ruas jalan penelitian. Jumlah fasilitas umum terbesar terdapat pada ruas jalan Tembus Bukit Merapin (175) yaitu sebanyak delapan buah. 5. Kriteria peranserta masyarakat Kriteria peranserta masyarakat (PM) adalah keterlibatan masyarakat secara aktif dalam kegiatan pemeliharaan jaringan jalan antara lain pekerjaan pembersihan saluran, pekerjaan tebasan bahu jalan dan lahan penduduk yang terkena kegiatan. Nilai peranserta masyarakat terbesar terdapat pada ruas jalan Parit Lalang (065) yaitu sebesar Rp 525.070,00. 6. Kriteria usulan Unit Daerah Kerja Pembangunan (UDKP) Kriteria usulan UDKP (UU) adalah usulan penanganan jalan dari masyarakat melalui Unit Daerah Kerja Pembangunan di kecamatan. Nilai Usulan UDKP
ISBN : 979-99735-1-1 D-2-4
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi IV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 5 Agustus 2006
terbesar terdapat pada ruas jalan Gang Gardu/Bangka (117) dan Arafuru (147) yaitu sebesar dua. 7. Kriteria kondisi ruas jalan Kriteria kondisi ruas jalan (KJ) berupa nilai tingkat kerusakan pada bagian ruas jalan penelitian. Nilai kondisi ruas jalan (KJ) terbesar terdapat pada ruas jalan Gang Gardu/Bangka (117) yaitu sebesar 23. 8. Kriteria lalu lintas harian rata-rata (LHR) Kriteria lalu lintas harian rata-rata (LHR) terbesar terdapat pada ruas Kampung Bintang Luar (005) yaitu sebesar 2.503 smp. 9. Kriteria hierarki jalan Kriteria hierarki jalan (HJ) merupakan penilaian letak ruas jalan dan jumlah anak cabang pada ruas jalan penelitian. Nilai hierarki jalan terbesar terdapat pada ruas jalan Parit Lalang (065), Pancur (076), Bhakti-Pasir Garam (097), Pabrik Asap (132), Lingkungan Perum Bea Cukai (138) dan Inspeksi Sungai Rangkui (184) yaitu sebesar tujuh. 10. Kriteria trayek angkutan umum Kriteria trayek angkutan umum (TA) merupakan jumlah trayek/rute angkutan umum yang melewati ruas jalan penelitian. Jumlah trayek terbesar terdapat pada ruas jalan Kampung Bintang Luar (005) dan Bukit Intan II (112) yaitu sebesar dua buah trayek. 11. Kriteria aksesibilitas Kriteria aksesibilitas (As) merupakan penghematan waktu tempuh ke suatu tempat tujuan. Nilai terbesar terdapat pada ruas jalan Merpati (121) yaitu sebesar 23,98 menit. Selanjutnya penyusunan model hierarki penentuan urutan prioritas usulan ini dapat dilihat pada Gambar. 1. Setelah model hirarki ditetapkan, langkah selanjutnya adalah penyebaran kuisioner kepada responden yang telah ditentukan sebelumnya. Dari hasil jawaban responden pada kuisioner, dilakukanlah penilaian pembobotan tingkat kepentingan kriteria dengan menggunakan metoda AHP.
ISBN : 979-99735-1-1 D-2-5
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi IV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 5 Agustus 2006
URUTAN PRIORITAS USULAN KEGIATAN PENINGKATAN JALAN BERDASARKAN METODA PEMBANGUNAN DAERAH
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
PROGRAM PENINGKATAN JALAN 2003 Nomor Ruas Jalan : (005) (007) (065) (066) (068) (074) (076) (078) (088) (089) (097) (102) (105) (108) (109) (111) (112) (117) (119) (120) (121) (122) (123) (125) (131) (132) (138) (147) (149) (152) (153) (155) (157) (158) (160) (175) (184) (186) (187) (192) (208) (218) (271)
Keterangan : A = Potensi Ekonomi Komoditi Unggulan (PK) B = Manfaat Pemakai Jalan (PJ) C = Jumlah Penduduk Pengguna Jalan (JP) D = Jumlah Fasilitas Umum (FU) E = Peranserta Masyarakat (PM)
F = Usulan UDKP (UU) K = Aksesibilitas (As) G = Kondisi Ruas Jalan (KJ) H = Lalu Lintas Harian Rata-rata (LHR) I = Hirarki Jalan (HJ) J = Jumlah Trayek Angkutan Umum (TA)
Gambar. 1 Model Hirarki Penentuan Urutan Prioritas Usulan Kegiatan Peningkatan Jalan Dengan Metoda Pembangunan Daerah
Langkah pertama adalah memasukkan nilai matriks yang diperoleh dari hasil jawaban responden pada kuisioner ke dalam matriks perbandingan berpasangan antarkriteria seperti Tabel. 1. Selanjuntnya membuat matriks normalisasi perbandingan berpasangan, dengan membagi semua nilai pada kolom kriteria dengan jumlah dari semua nilai per kolom kriteria (Tabel.2). Tabel. 1 Matriks Perbandingan Berpasangan
K R I T E R I A
PK PJ JP FU PM UU KJ LHR HJ TA As Jumlah
PK 1 1/2 1/3 1/5 1/5 1/4 3 3 1/5 1/3 1/7
PJ 2 1 1/3 1/5 1/4 1/3 2 1 1/4 1/3 1/4
JP 3 3 1 1/2 1/3 1 5 5 1/3 3 1/2
FU 5 5 2 1 2 1/2 4 5 1/2 2 2
9.2429
7.9500
22.1667
29.5000
KRITERIA PM UU KJ 5 4 1/3 4 3 1/2 3 1 1/5 1/2 2 1/4 1/3 1/5 1 3 1/5 1 5 5 1 7 5 1/2 1/2 3 1/5 5 3 1/3 1/3 1/2 1/3 33.3333
Sumber : Hasil Olahan Data Survei
ISBN : 979-99735-1-1 D-2-6
24.5000
4.2167
LHR 1/3 1 1/5 1/5 1/7 1/3 2 1 1/5 1/2 1/5
HJ 5 4 3 2 2 1/3 5 5 1 5 1/3
TA 3 3 1/3 1/2 1/5 1/3 3 2 1/5 1 1/3
As 7 4 2 1/2 3 2 3 5 3 3 1
6.1095
32.8333
13.9000
32.5000
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi IV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 5 Agustus 2006
Tabel. 2 Matriks Normalisasi Perbandingan Berpasangan KRITERIA
Jumlah
Bobot (jml/n)
Rangking
PK
PJ
JP
FU
PM
UU
KJ
LHR
HJ
TA
As
PK
0.1082
0.2516
0.1353
0.1695
0.1500
0.1224
0.0791
0.0546
0.1523
0.2158
0.2154
1.6542
0.1504
3
K
PJ
0.0541
0.1258
0.1353
0.1695
0.1200
0.1224
0.1186
0.1637
0.1218
0.2158
0.1231
1.4701
0.1336
4
R
JP
0.0361
0.0419
0.0451
0.0678
0.0900
0.0816
0.0474
0.0327
0.0914
0.0240
0.0615
0.6196
0.0563
6
I
FU
0.0216
0.0252
0.0226
0.0339
0.0150
0.0408
0.0593
0.0327
0.0609
0.0360
0.0154
0.3634
0.0330
11
T
PM
0.0216
0.0314
0.0150
0.0678
0.0300
0.0204
0.0474
0.0234
0.0609
0.0144
0.0923
0.4248
0.0386
7
E
UU
0.0361
0.0419
0.0226
0.0339
0.0600
0.0408
0.0474
0.0546
0.0152
0.0240
0.0308
0.4072
0.0370
8
R
KJ
0.3246
0.2516
0.2256
0.1356
0.1500
0.2041
0.2372
0.3274
0.1523
0.2158
0.0923
2.3163
0.2106
1
I
LHR
0.3246
0.1258
0.2256
0.1695
0.2100
0.1224
0.1186
0.1637
0.1523
0.1439
0.1538
1.9101
0.1736
2
A
HJ
0.0216
0.0314
0.0150
0.0169
0.0150
0.0816
0.0474
0.0327
0.0305
0.0144
0.0923
0.3990
0.0363
10
TA
0.0361
0.0419
0.1353
0.0678
0.1500
0.1224
0.0791
0.0818
0.1523
0.0719
0.0923
1.0310
0.0937
5
As
0.0155
0.0314
0.0226
0.0678
0.0100
0.0408
0.1186
0.0327
0.0102
0.0240
0.0308
0.4043
0.0368
9
1.0000
11.0000
1.0000
Jumlah
1.0000
1.0000
1.0000
1.0000
1.0000
1.0000
1.0000
1.0000
1.0000
1.0000
Sumber : Hasil Perhitungan
Dalam pengambilan keputusan, perlu didasarkan atas pertimbangan dengan tingkat konsistensi yang wajar. Pada umumnya nilai rasio konsistensi yang wajar harus kurang dari 10 persen (< 0,10), jika lebih maka perlu dilakukan perbaikan atau survei ulang. Untuk mengukur ada tidaknya penyimpangan dari konsistensi maka perlu dihitung rasio kosistensi (CR) yang diperoleh dari perbandingan antara Indeks Konsistensi (CI) dan Indeks Random (RI). CI dihitung seperti pada Tabel. 3. Tabel. 3 Perhitungan Rasio Konsistensi Kriteria n = 11
(a) = Nilai Matrik x Bobot
(b) = (a)/Bobot
PK
1.9039
12.6605
PJ
1.6607
12.4260
JP
0.6974
12.3809
FU
0.3995
12.0938
PM
0.4739
12.2736
UU
0.4563
12.3241
KJ
2.6411
12.5422
LHR
2.2445
12.9253
HJ
0.4343
11.9712
TA
1.1762
12.5495
As
0.4191
11.4036
Jumlah
max =
CI =
CR =
jml(b) / n
(max -n)/(n-1)
CI / RI RI= 1,51
12.3228
0.1323
0.0876
135.5507
Sumber : Hasil Perhitungan
Nilai rasio konsistensi (CR) yang diperoleh pada penelitian ini yaitu sebesar 0,0876 ( CR ≤ 0,10 ), maka ini berarti penilaian tingkat kepentingan pada masingmasing kriteria yang digunakan adalah wajar atau konsisten. Kemudian dilakukan penentuan urutan prioritas usulan kegiatan peningkatan jalan dengan menjumlahkan semua nilai manfaat yang didapat dari perkalian antara nilai skala masing-masing kriteria dengan bobot kriteria itu sendiri untuk setiap ruas jalan penelitian. (Tabel. 4). Berdasarkan hasil perhitungan maka ruas jalan penelitian dengan nilai jumlah manfaat terbesar adalah ruas jalan Bukit Intan II (112) sebesar 67,57 dan sekaligus menduduki
ISBN : 979-99735-1-1 D-2-7
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi IV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 5 Agustus 2006
peringkat prioritas pertama. Prioritas kedua dan ketiga adalah pada ruas jalan Kampung Bintang Luar (005) dan Lembawai I (105) dengan nilai jumlah manfaat masing-masing adalah sebesar 66,98 dan 58,39 dan seterusnya. Jika berdasarkan batasan anggaran dana pada kondisi eksisting untuk usulan kegiatan peningkatan jalan Tahun 2004 yaitu sebesar Rp 6.344.425.000,00 dengan usulan sebanyak 14 ruas jalan, maka dengan metoda pembangunan daerah ini terdapat 21 ruas jalan yang akan diusulkan untuk kegiatan peningkatan jalan dengan batasan anggaran sebesar Rp. 6.499.425.000,00. KESIMPULAN 1. Parameter/kriteria yang digunakan lebih lengkap dan sesuai dengan tujuan dan sasaran pembangunan daerah yang tertuang dalam Renstrada. 2. Dengan metoda pembangunan daerah dapat mengetahui bobot tingkat kepentingan dari masing masing kriteria yang digunakan. 3. Mampu merumuskan urutan prioritas usulan dengan jumlah ruas jalan yang lebih banyak dan kondisi di lapangan yang sangat kompleks. 4. Hasil penentuan urutan prioritas usulan bersifat berkelanjutan, maksudnya untuk urutan prioritas yang tidak masuk dalam daftar usulan kegiatan peningkatan jalan Tahun 2004 dapat diusulkan langsung untuk usulan pada Tahun 2005 tanpa harus melakukan penelitian atau survei ulang terhadap ruas jalan tersebut. DAFTAR PUSTAKA Anonim; (2004); ”Undang-Undang RI No. 32 Tahun 2004 tentang Jalan”; Jakarta Anonim; (1985); ”PP RI No. 26 Tahun 1985 tentang Jalan”; Jakarta Anonim; (2003); ”Perda Kota Pangkalpinang No. 09 Tahun 2003 tentang Rencana Strategis Kota Pangkalpinang Tahun 2004-2008”, Pangkalpinang Anonim; (1996); ”Laporan Kemajuan Studi Tentang Nilai Waktu Masing-masing Jenis Kendaraan”; (LAPI – ITB), Bandung Departemen PU, Dirjen Bina Marga; (1994); ”Kabupaten Road Economic Evaluation Method (KREEM”); Jakarta Departemen Kimpraswil, Dirjen Tata Perkotaan dan Tata Perdesaan; (2003); ”Modul Diseminasi URMS untuk mendukung Pembentukan Pangkalan Data”; PT. Dessi Mecasilvest; Jakarta Grant, EL. W. G. Ireson dan Richard SL; (1996); ”Dasar-dasar Ekonomi Teknik” Jilid I; PT. Rineka Cipta, Jakarta Kodoatie, Robert J, Ph.D; (2003); ”Manajemen dan Rekayasa Infrastruktur”; Pustaka Pelajar; Jakarta Saaty, Thomas L; (1993); “Pengambilan Keputusan Bagi Para Pemimpin”; PT. Pustaka Binaan Presindo, Jakarta Setiawan Siregar, Agus Rusli; (2005); ”Evaluasi penentuan urutan prioritas usulan proyek jalan kabupaten di Kabupaten Belitung”; Tesis Program Magister Teknik, Bidang Keahlian Manajemen Aset Jurusan Teknik Sipil FTSP – ITS Surabaya
ISBN : 979-99735-1-1 D-2-8
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi IV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 5 Agustus 2006
Tabel. 4 Nilai Kriteria, Jumlah Manfaat dan Urutan Prioritas Usulan Untuk Masing-masing Ruas Jalan Penelitian Ruas Jalan Penelitian NO No. Ruas
Nama Ruas
Kriteria
Aspek Ekonomi PK & PJ (B = 2.840)
Pjg Jenis Kon(km) Perkerasan disi Nilai
(Rp.jt)
Skala Manfaat
1
2
3
4
6
7
8
9
10=9xB
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43
005 007 065 066 068 074 076 078 088 089 097 102 105 108 109 111 112 117 119 120 121 122 123 125 131 132 138 147 149 152 153 155 157 158 160 175 184 186 187 192 208 218 271
Kampung Bintang Luar Kampung Bintang Dalam Parit Lalang Patit Lalang Ujung Sinar Bulan Bukit Nyatoh I Pancur Meleset SMP V Tembus SMP V Bhakti-Pasir Garam Manggis- H. Ranggi Lembawai I Penyaringan UPTB Air Ledeng Asam I Bukit Intan II Gang Gardu/Bangka Mantri Opas Merpati Palapa Air Mangkok - TPA Akses Mangga Al-Hidayah Pabrik Asap Ling. Perum Bea Cukai Arafuru Air Itam Ex-PKGB H. Bakri Kenangan Dalam Kresna Sahabat SD. 16 Bukit Tani Buntu Tembus Bukit Merapin Inspeksi Sungai Rangkui Bukit Berbunga Air Kampak Kantor Lurah Semabung Ling. Pustu Keramat Kresna Dalam Len Listrik Jumlah
0,750 0,960 1,200 2,000 0,340 0,221 1,440 0,300 0,500 1,910 0,620 0,370 0,510 0,500 0,190 0,310 0,860 0,600 0,400 0,300 0,346 0,150 1,840 0,800 0,460 1,300 0,280 0,900 2,800 0,220 0,173 0,400 0,360 0,846 0,300 3,900 1,847 0,994 0,152 0,450 1,500 0,450 0,825
Laston Laston Tapyt TP/PMA PMA PMA Tapyt/TP PMA PMA Tanah Puru PMA Tapyt Tapyt Tapyt Tapyt Tapyt PMA Tanah Puru Tapyt Tanah Puru Tapyt Tapyt PMA/TP Tanah Puru PMA Tanah Puru Tapyt PMA Tanah Puru PMA PMA PMA Tanah Puru Tanah Puru Tanah Puru Tanah Puru Batu Pecah Batu Pecah Batu Pecah PMA PMA PMA PMA
RR RR RR RR RR RR RR RR RR RR RR RR RR RR RR RR RR RB RR RR RR RR RR RB RR RR RR RR RR RR RR RR RR RR RR RR RR RR RR RR RR RR RR
1.196,86 -143,84 904,29 683,92 588,23 3.129,61 334,88 285,93 147,29 1.421,12 89,98 522,59 4.260,91 544,78 1.557,78 1.175,05 1.485,74 990,16 79,99 682,00 92,89 141,48 147,04 1.941,61 334,99 2.247,55 347,96 1.156,21 1.291,83 261,97 -82,90 237,54 612,03 1.696,83 378,59 1.329,85 -1.256,52 1.220,74 452,57 1.661,75 -109,28 254,92 118,60
2,81 -0,34 2,12 1,61 1,38 7,34 0,79 0,67 0,35 3,34 0,21 1,23 10,00 1,28 3,66 2,76 3,49 2,32 0,19 1,60 0,22 0,33 0,35 4,56 0,79 5,27 0,82 2,71 3,03 0,61 -0,19 0,56 1,44 3,98 0,89 3,12 -2,95 2,86 1,06 3,90 -0,26 0,60 0,28
7,98 -0,96 6,03 4,56 3,92 20,86 2,23 1,91 0,98 9,47 0,60 3,48 28,40 3,63 10,38 7,83 9,90 6,60 0,53 4,55 0,62 0,94 0,98 12,94 2,23 14,98 2,32 7,71 8,61 1,75 -0,55 1,58 4,08 11,31 2,52 8,86 -8,38 8,14 3,02 11,08 -0,73 1,70 0,79
Ket : Skala = (Nilai / Nilai Terbesar) x 10
Sumber : Hasil Perhitungan
JP (B = 0.563) Nilai (jiwa) 11
7.476 4.129 3.451 2.778 2.854 2.637 2.484 2.718 2.838 2.827 2.817 2.838 2.628 2.931 2.756 2.255 6.207 1.674 2.114 2.543 2.444 2.694 2.636 2.211 2.263 2.463 2.211 3.113 2.689 2.952 2.461 2.754 3.008 2.589 2.122 2.841 2.083 2.197 1.897 2.988 2.370 2.161 2.520
Nilai (buah) 13=12xB 14
Skala Manfaat 12
10,00 5,52 4,62 3,72 3,82 3,53 3,32 3,64 3,80 3,78 3,77 3,80 3,52 3,92 3,69 3,02 8,30 2,24 2,83 3,40 3,27 3,60 3,53 2,96 3,03 3,29 2,96 4,16 3,60 3,95 3,29 3,68 4,02 3,46 2,84 3,80 2,79 2,94 2,54 4,00 3,17 2,89 3,37
5,63 3,11 2,60 2,09 2,15 1,99 1,87 2,05 2,14 2,13 2,12 2,14 1,98 2,21 2,08 1,70 4,67 1,26 1,59 1,92 1,84 2,03 1,99 1,67 1,70 1,85 1,67 2,34 2,03 2,22 1,85 2,07 2,27 1,95 1,60 2,14 1,57 1,65 1,43 2,25 1,78 1,63 1,90
Jum- Uruta lah n Anggaran Dana Man- Priori (Rp) Nilai Nilai Nilai Nilai tas Skala Manfaat Nilai (Rp) Skala Manfaat Nilai Skala Manfaat Skala Manfaat Skala Manfaat Nilai Skala Manfaat Skala Manfaat Skala Manfaat faat
Aspek Layanan Sosial FU (B = 0.330) PM (B = 0.386)
4 5 6 3 2 3 7 0 3 3 5 1 1 2 0 5 6 2 1 5 2 1 2 2 1 3 0 6 5 2 1 2 0 4 0 8 3 5 0 3 2 1 3
15
16=15xB
5,00 6,25 7,50 3,75 2,50 3,75 8,75 0,00 3,75 3,75 6,25 1,25 1,25 2,50 0,00 6,25 7,50 2,50 1,25 6,25 2,50 1,25 2,50 2,50 1,25 3,75 0,00 7,50 6,25 2,50 1,25 2,50 0,00 5,00 0,00 10,00 3,75 6,25 0,00 3,75 2,50 1,25 3,75
1,65 2,06 2,48 1,24 0,83 1,24 2,89 0,00 1,24 1,24 2,06 0,41 0,41 0,83 0,00 2,06 2,48 0,83 0,41 2,06 0,83 0,41 0,83 0,83 0,41 1,24 0,00 2,48 2,06 0,83 0,41 0,83 0,00 1,65 0,00 3,30 1,24 2,06 0,00 1,24 0,83 0,41 1,24
17 187.500 205.875 525.070 329.200 50.600 193.125 477.175 270.000 144.250 128.550 345.600 337.500 186.875 300.000 237.663 59.400 385.000 123.100 150.000 177.370 146.250 138.600 413.900 274.500 114.475 309.250 199.500 296.250 450.350 410.400 353.250 275.750 302.825 276.400 201.600 445.100 0 401.750 168.500 360.000 0 201.600 249.375
UU (B = 0.370)
18
19=18xB
20
21
22=21xB
3,57 3,92 10,00 6,27 0,96 3,68 9,09 5,14 2,75 2,45 6,58 6,43 3,56 5,71 4,53 1,13 7,33 2,34 2,86 3,38 2,79 2,64 7,88 5,23 2,18 5,89 3,80 5,64 8,58 7,82 6,73 5,25 5,77 5,26 3,84 8,48 0,00 7,65 3,21 6,86 0,00 3,84 4,75
1,38 1,51 3,86 2,42 0,37 1,42 3,51 1,98 1,06 0,95 2,54 2,48 1,37 2,21 1,75 0,44 2,83 0,90 1,10 1,30 1,08 1,02 3,04 2,02 0,84 2,27 1,47 2,18 3,31 3,02 2,60 2,03 2,23 2,03 1,48 3,27 0,00 2,95 1,24 2,65 0,00 1,48 1,83
1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 2 0 0 1 0 0 0 0 0 0 2 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0
5,00 0,00 0,00 0,00 0,00 5,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 5,00 5,00 10,00 0,00 0,00 5,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 10,00 0,00 5,00 0,00 5,00 0,00 0,00 0,00 5,00 0,00 5,00 0,00 0,00 5,00 0,00 0,00
1,85 0,00 0,00 0,00 0,00 1,85 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 1,85 1,85 3,70 0,00 0,00 1,85 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 3,70 0,00 1,85 0,00 1,85 0,00 0,00 0,00 1,85 0,00 1,85 0,00 0,00 1,85 0,00 0,00
KJ (B = 2.106)
(%) 23
24
25=24xB
17 7,39 15,57 17 7,39 15,57 18 7,83 16,48 17 7,39 15,57 17 7,39 15,57 17 7,39 15,57 19 8,26 17,40 18 7,83 16,48 20 8,70 18,31 18 7,83 16,48 18 7,83 16,48 18 7,83 16,48 18 7,83 16,48 19 8,26 17,40 18 7,83 16,48 18 7,83 16,48 18 7,83 16,48 23 10,00 21,06 19 8,26 17,40 17 7,39 15,57 17 7,39 15,57 18 7,83 16,48 18 7,83 16,48 22 9,57 20,14 18 7,83 16,48 19 8,26 17,40 18 7,83 16,48 18 7,83 16,48 17 7,39 15,57 18 7,83 16,48 18 7,83 16,48 17 7,39 15,57 19 8,26 17,40 18 7,83 16,48 19 8,26 17,40 19 8,26 17,40 17 7,39 15,57 17 7,39 15,57 19 8,26 17,40 17 7,39 15,57 17 7,39 15,57 19 8,26 17,40 18 7,83 16,48
LHR (B = 1.736)
Aspek Layanan Transportasi HJ (B = 0.363) TA (B = 0.937)
As (B = 0.368)
(smp) 26
27
28=27xB
29
30
31=30xB
(buah) 32
33
34=33xB
(mnt) 35
36
37=36xB
38
39
2.503 1.442 1.245 992 965 915 886 886 983 983 883 881 896 983 965 789 2.102 532 685 864 759 878 893 781 789 805 688 1.034 893 938 785 896 1.037 835 667 905 722 728 618 968 695 646 768
10,00 5,76 4,97 3,96 3,86 3,66 3,54 3,54 3,93 3,93 3,53 3,52 3,58 3,93 3,86 3,15 8,40 2,13 2,74 3,45 3,03 3,51 3,57 3,12 3,15 3,22 2,75 4,13 3,57 3,75 3,14 3,58 4,14 3,34 2,67 3,62 2,89 2,91 2,47 3,87 2,78 2,58 3,07
17,36 10,00 8,64 6,88 6,69 6,35 6,15 6,15 6,82 6,82 6,13 6,11 6,22 6,82 6,69 5,47 14,58 3,69 4,75 5,99 5,27 6,09 6,19 5,42 5,47 5,58 4,77 7,17 6,19 6,51 5,45 6,22 7,19 5,79 4,63 6,28 5,01 5,05 4,29 6,71 4,82 4,48 5,33
6 5 7 5 5 4 7 5 6 4 7 6 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 5 4 7 7 5 4 5 4 5 5 4 5 5 7 4 4 5 5 4 4
8,57 7,14 10,00 7,14 7,14 5,71 10,00 7,14 8,57 5,71 10,00 8,57 5,71 5,71 5,71 5,71 5,71 5,71 7,14 7,14 7,14 5,71 5,71 7,14 5,71 10,00 10,00 7,14 5,71 7,14 5,71 7,14 7,14 5,71 7,14 7,14 10,00 5,71 5,71 7,14 7,14 5,71 5,71
3,11 2,59 3,63 2,59 2,59 2,07 3,63 2,59 3,11 2,07 3,63 3,11 2,07 2,07 2,07 2,07 2,07 2,07 2,59 2,59 2,59 2,07 2,07 2,59 2,07 3,63 3,63 2,59 2,07 2,59 2,07 2,59 2,59 2,07 2,59 2,59 3,63 2,07 2,07 2,59 2,59 2,07 2,07
2 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0
10,00 0,00 5,00 0,00 5,00 0,00 0,00 5,00 0,00 0,00 5,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 10,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 5,00 0,00 0,00 5,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 5,00 0,00 0,00 0,00 5,00 0,00 0,00 0,00 5,00 0,00 0,00 0,00
9,37 0,00 4,69 0,00 4,69 0,00 0,00 4,69 0,00 0,00 4,69 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 9,37 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 4,69 0,00 0,00 4,69 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 4,69 0,00 0,00 0,00 4,69 0,00 0,00 0,00 4,69 0,00 0,00 0,00
20,14 19,31 16,73 13,29 18,39 11,66 7,09 12,56 18,29 11,41 13,80 18,89 9,48 9,28 10,08 18,62 21,70 17,98 17,99 17,41 23,98 19,96 9,70 16,15 12,91 15,86 10,26 14,26 5,88 15,85 16,87 10,93 17,61 10,00 17,64 0,00 17,25 8,66 12,29 21,10 14,31 9,83 16,51
8,40 8,05 6,98 5,54 7,67 4,86 2,96 5,24 7,63 4,76 5,75 7,88 3,95 3,87 4,20 7,76 9,05 7,50 7,50 7,26 10,00 8,32 4,05 6,73 5,38 6,61 4,28 5,95 2,45 6,61 7,04 4,56 7,34 4,17 7,36 0,00 7,19 3,61 5,13 8,80 5,97 4,10 6,88
3,09 2,96 2,57 2,04 2,82 1,79 1,09 1,93 2,81 1,75 2,12 2,90 1,45 1,42 1,55 2,86 3,33 2,76 2,76 2,67 3,68 3,06 1,49 2,48 1,98 2,43 1,57 2,19 0,90 2,43 2,59 1,68 2,70 1,53 2,71 0,00 2,65 1,33 1,89 3,24 2,20 1,51 2,53
66,99 36,85 50,96 37,39 39,63 53,13 38,76 37,77 36,47 40,91 40,36 37,12 58,39 36,58 41,00 40,77 67,57 42,87 31,14 36,65 33,31 32,11 37,76 48,08 31,20 54,08 31,91 46,84 40,75 37,67 30,90 39,10 38,46 42,82 32,93 50,38 21,28 40,68 31,33 50,01 28,91 30,68 32,18
2 28 6 26 19 5 21 23 31 14 18 27 3 30 13 15 1 11 39 29 32 35 24 9 38 4 36 10 16 25 40 20 22 12 33 7 43 17 37 8 42 41 34
40 623.500.000,00 199.700.000,00 186.000.000,00 125.000.000,00 675.000.000,00
600.000.000,00 350.000.000,00 165.000.000,00 85.000.000,00 125.000.000,00 425.500.000,00 200.000.000,00
225.000.000,00 250.000.000,00 435.625.000,00 365.000.000,00
213.000.000,00 300.000.000,00 475.000.000,00 250.000.000,00 226.100.000,00
6.499.425.000,00
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi IV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 5 Agustus 2006
ISBN : 979-99735-1-1 D-2-10
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi IV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 5 Agustus 2006