[99] Mali Diinvasi Asing, PBB tak Ambil Pusing Wednesday, 06 March 2013 00:51
Negara Mali menjadi rebutan negara-negara Barat. Prancis, sebelum keduluan negara lain, menginvasi negeri itu dengan mengirimkan tentaranya. Perserikatan Bangsa-Bangsa diam seribu bahasa terhadap kondisi ini. Ada apa di balik semua ini? Ikuti penelusuran Fokus berikut ini.
Mali Diinvasi Asing, PBB tak Ambil Pusing
Tentara Mali diduga merekrut dan mempersenjatai kelompok milisi dari kawasan selatan untuk membunuh orang-orang Arab dan etnis Tuareq di kawasan utara.
Bau busuk tercium dari sebuah sumur di Kota Sevare Mali. Anak-anak dan pejalan kaki saat melewati bibir sumur pun harus menutup hidung mereka akibat bau busuk dari jenazah yang terpendam dalam sumur tersebut.
Laporan, Dorothee Ollieric, mengatakan bau busuk itu berasal dari jasad-jasad para ulama, pengemban dakwah, warga sipil etnis Arab dan etnis Tuareq yang dibunuh oleh tentara Mali. “Dasar sumur tertutup oleh genangan merah darah. Darah tampak jelas menempel di bibir sumur dan mengeluarkan bau yang sangat busuk,” ujar koresponden TV 2 Prancis.
Sedangkan, di Kota Diyabali, tentara Mali pun melakukan pembataian terhadap para ulama dan pengemban dakwah. Pembantaian tersebut didasari kecurigan rezim Mali terhadap ulama dan pengemban dakwah yang bergabung dengan Mujahidin Anshar Ad-Din.
Laporan yang sama juga dikeluarkan Kantor berita Ash-Sharq, yang melaporkan bahwa tentara rezim sekuler Mali melakukan serangan yang biadab, Selasa (22/1/2013), terhadap jamaah di sejumlah masjid di Ibukota Bamako.
1/5
[99] Mali Diinvasi Asing, PBB tak Ambil Pusing Wednesday, 06 March 2013 00:51
Kantor berita tersebut menceritakan, tentara Mali menangkap seorang imam masjid, sejumlah pengemban dakwah serta jamaah masjid. Tidak hanya menangkap, tentara Mali pun mencukur habis jenggot para ulama dan jamaah masjid. Beberapa kebiadaban tentara Mali juga dilakukan di kota Niono dan Dunsa.
Akibat pembantaian oleh tentara Mali yang bersekutu dengan pasukan militer Prancis, warga Muslim di Timbuktu dan kota-kota lain di Mali Utara memilih mengungsi ke perbatasan Mali-Mauritania. Mereka menempuh perjalanan ribuan kilometer jauhnya menembus padang sahara untuk menyelamatkan nyawa mereka.
Jet-jet tempur Prancis pun sejak Sabtu (2/2), tidak henti-hentinya meluncurkan serangan udara mematikan di sekitar Kidal dan Tessalit di Mali Utara, sebagaimana yang dilaporkan Associated Press .
Presiden transisi Mali Dioncounda Traoré menegaskan, ia tidak akan menunggu beberapa bulan lagi untuk melakukan operasi militer skala besar untuk merebut kembali wilayah Mali Utara yang telah dikuasai oleh mujahidin Anshar Ad-Din.
Senada dengan Presiden Mali, Presiden Perancis Francois Hollande saat tiba di Mali mengatakan bahwa tentaranya akan tetap tinggal di Mali selama diperlukan. “Prancis akan tetap bersama Anda selama yang dibutuhkan, sampai orang-orang Afrika yang berdiri sendiri menggantikan kami,” klaim Hollande.
Penasihat khusus PBB anti genosida, Adam Dieng menyatakan sangat terganggu terhadap laporan yang menyebutkan adanya laporan-laporan pelanggaran sistematis dan meluas yang dilakukan oleh tentara Mali.
Laporan yang diterima Adam Dieng menyebutkan tentara Mali diduga merekrut dan mempersenjatai kelompok milisi dari kawasan selatan untuk membunuh orang-orang Arab dan etnis Tuareq di kawasan utara.
Ironisnya pembantaian tersebut tidak terlepas dari dukungan PBB dan Prancis terhadap tentara
2/5
[99] Mali Diinvasi Asing, PBB tak Ambil Pusing Wednesday, 06 March 2013 00:51
rezim Mali.
Dewan Keamanan PBB dengan suara bulat menyetujui pengiriman satu pasukan militer yang dipimpin Afrika untuk membantu merebut kembali daerah Mali Utara dari kelompok gerilyawan Islam.
Dalam menyusun resolusi itu, Prancis setelah perundingan dengan Amerika Serikat,yang menyatakan ragu bahwa pasukan yang diusulkan masyarakat Ekonomi Negara-Negara Afrika Barat (ECOWAS) akan cukup kuat bagi pertempuran di gurun menghadapi kelompok-kelompok gerilyawan itu. Akhirnya Amerika Serikat pun menjadi sponsor kuat resolusi yang diputuskan oleh Dewan Kemanan PBB tersebut dan diperkirakan merupakan satu pendukung kuat pasukan baru itu.
Resolusi itu memerintahkan dilakukan usaha-usaha politik menarik gerilyawan Tuareq ke dalam koalisi menghadapi kelompok garis keras Islam. Sejalan dengan negara-negara Eropa dan pasukan internasional itu, Misi Dukungan Internasional di Mali (AFISMA) akan melatih tentara Mali.
Resolusi itu mengatakan Sekjen PBB Ban Ki-moon, ECOWAS, Uni Afrika (AU) dan negara-negara lain yang terlibat harus menjamin kepuasan dewan dengan operasi serangan militer yang direncanakan itu. "Tidak satu pihak pun mengabaikan betapa rumitnya tugas itu yang menanti masyarakat internasional untuk memulihkan keutuhan wilayah Mali dan untuk mengakhiri kegiatan kelompok garis keras di derah tara negara itu," kata Dubes Prancis untuk PBB Gerard Araud.
Hal yang paling, konyol PBB mendukung legitimasi intervensi Prancis atas Mali Utara, dengan tujuan menciptakan perdamaian dunia. Padahal kaum Muslimin dibantai di sana. Inikah menjaga perdamaian dunia itu?
BOKS
3/5
[99] Mali Diinvasi Asing, PBB tak Ambil Pusing Wednesday, 06 March 2013 00:51
PBB Alat Imperialisme
Intervensi militer Prancis atas Mali merupakan ilegal sebab resolusi yang dikeluarkan PBB adalah mendukung pengiriman pasukan Afrika bukan pasukan Prancis. Namun, walau ilegal dan tidak memiliki kekuatan hukum internasional, PBB tetap saja mendukung serangan Prancis atas nama “menjaga perdamaian dunia”.
“Serangan Prancis ini menunjukkan kalau PBB itu merupakan alat politik dan untuk kepentingan negara-negara Barat,” ujar pengamat politik luar negeri, Farid Wadjdi kepada Media Umat.
Lalu, menurut Farid, tindakan PBB mendukung invasi Prancis dengan alasan membantu memperbaiki kondisi di Mali patut dipertanyakan, sebab hal yang sama tidak dilakukan PBB untuk menginvasi Myammar yang dengan kejinya membantai rakyatnya umat Muslim Rohingya. “Kenapa PBB tidak mengirim pasukan ke sana?” imbuhnya.
Demikian halnya juga di wilayah Afrika lainnya yang sering bentrok seperti Republik Demokratik Kongo yang tingkat pelanggaran HAM-nya sangat besar. “Atau ketika Zionis Israel banyak membunuhi umat Islam di Palestina, kenapa PBB tidak mengirim tentaranya untuk menghentikan kebiadaban Zionis Israel?” lanjut Ketua DPP Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) ini.
Farid pun menilai, PBB yang mengklaim menciptakan perdamaian dunia, pada faktanya selama ini tindakan PBB justru melakukan legitimasi pada negara-negara imperialis yang memunculkan kekacauan di dunia. “Jadi kalau anggapan PBB menciptakan perdamaian, itu omong kosong, justru pada faktanya tidak seperti itu,” terangnya.
Ketika PBB melegitimasi pengiriman pasukan NATO ke Afghanistan dan di saat PBB melegitimasi pengiriman pasukan ke Irak, apakah di dua negara tersebut terjadi perdamaian? “Ternyata tidak kan, ini artinya alasan PBB mengirim pasukan untuk perdamaian tidak terwujud,” jawab Farid.
Menurutnya, sumber kekacauan di dunia ini, karena kebijakan negara-negara imperialis. Sehingga, jika ingin menciptakan perdamaian dunia. Yang harus dilakukan adalah
4/5
[99] Mali Diinvasi Asing, PBB tak Ambil Pusing Wednesday, 06 March 2013 00:51
menghentikan kejahatan negara-negara imperialis.
“Negara-negara Barat harus menarik diri dari seluruh negeri yang mereka intervensi. Seperti di Irak, Afghanistan, dan Mali,” terangnya.
Dengan terbongkarnya kerja sama CIA dengan beberapa rezim otoriter seperti di Suriah, Libya, Mesir dan Indonesia yang melakukan penyiksaan ilegal terhadap mereka yang dituduh teroris menujukkan bahwa negara Barat-lah yang sebenarnya rezim otoriter itu.
“Jadi tidak akan mungkin terjadi perdamaian dunia, selama negara-negara Barat melakukan kebijakan imperialismenya dan masih bersanding mesra dengan rezim otoriter tersebut,” terang Farid.
Ia menambahkan, posisi PBB sebagai alat politik negara-negara Barat. PBB tidak bisa diharapkan menciptakan kedamaian dunia yang terjadi justru menjadi legitimasi kekacauan dunia. “PBB harus dibubarkan, karena ini adalah organisasi internasional yang sengaja dibentuk Barat untuk kepentingan mereka,” pungkasnya.[] fatih mujahid
5/5