MAKKY DAN MADANY
1
Oleh : Dr. H. Hasbullah Diman, MA
A. Pengertian Makky dan Madany Terdapat ada beberapa pendapat yang dikemukakan oleh ulama tafsir dalam menentukan klasifikasi ayat atau surat Makky dan Madany:
1. Dari segi waktu turunnya. Makky adalah ayat yang turun sebelum Nabi hijrah meskipun ayat tersebut turunnya di Madinah, sedangkan Madany adalah ayat yang turun setelah Nabi hijrah meskipun ayat tersebut turunnya di Makkah. Dengan demikian surat AnNisa: 58 termasuk kategori Madany sekalipun turun di Makkah, yaitu pada peristiwa Fathu Makkah. Demikian pula surat Al-Maidah : 3 termasuk kategori Madany meskipun turun di Makkah pada saat Nabi melaksanakan haji Wada’. Pendapat ini dianggap lebih kuat dari kedua pendapat berikut, karena ia lebih memberikan kepastian dan konsisten. 2. Dari segi tempat turun. Makky adalah segala ayat yang diturunkan di Mekkah dan sekitarnya ( contohnya: Arafah, Hudaibiyah ), sedangkan Madany adalah segala ayat yang diturunkan di Madinah dan sekitarnya ( Contohnya : Uhud, Quba ). Pendefinisian di atas memiliki kelemahan sebab terdapat ayat tertentu yang tidak diturunkan di Makkah, Madinah dan sekitarnya. Misalnya surat At-Taubat : 42 diturunkan di Tabuk, Surat Az-Zukhruf : 45 diturunkan di Baitul Maqdis. 3. Dari segi sasarannya ( khitab ), Makky adalah yang serua ayatnya ditujukan kepada penduduk Makkah dan Madany adalah yang seruan ayatnya ditujukan kepada penduduk Madinah Adul Hamid Mahmud Mutawalli, Mustanir Fii Ulumil Qur’an, (Kairo : Maktab Musthafa Al-Halabi, 1991 / 1411 H ), cet. Ke-1, h. 61-62, Manna Khalil Al-Qattan, Studi IlmuIlmu Al-Qur’an, ( Bogor : Pustaka Lentera AntarNusa ), Cet.ke-3 h. 50-55 1
1
Pendefinisian di atas juga memiliki kelemahan, karena hal itu didasarkan pada asumsi bahwa ayat yang mengandung seruan “Yaa Ayyuhannas” ( Wahai manusia ) adalah Makky, sedangkan ayat yang mengandung seruan “Yaa Ayyuhalladzina Amanuu” ( wahai orang yang beriman ) adalah Madaniyah. Namun tidak selamanya asumsi ini benar dan ketentuan yang demikian juga tidak konsisten. Misalnya surat Al-Baqarah termasuk surat Madany tetapi di dalamnya terdapat ayat yang dimulai dengan yaa Ayyuhan Naas, yaitu Al-Baqarah ; 21 dan ayat 163. Surat Annisa termasuk Madaniyah, tetapi permulaannya “Yaa Ayyuhannas”. Surat Al-Hajj termasuk Makky, tetapi di dalamnya terdapat juga ayat yang dimulai dengan “Yaa Ayyuhalladzina Amanuu”, yaitu ayat: 77. Menurut Manna Al-Qathan, bahwa surat-surat Al-Qur'an yang disepakati oleh para ulama sebagai surat Makkiyah ada 82, dan yang disepakati sebagai surat Madaniyah ada 20, sedang yang diperselisihkan berjumlah 12. Terdapat kurang lebih 20 surat yang tergolong Madaniyah yaitu: 1. Al-Baqarah, 2. Ali Imran, 3. An-Nisa, 4. Al-Maidah; 5. Al-Anfal; 6. At-Taubah; 7. An-Nur; 8.Al-Ahzab, 9. Muhammad, 10. Al-Fath ; 11. Al-Hujarat; 12. Al-Hadid; 13. Al-Mujadalah; 14. Al-Hasyr ; 15. Al-Mumtahanah ; 16. Al-Jum'ah; 17.Al-Munafiqun: 18. Al-Talaq ; 19. Al-Tahrim; 20. AlNashr. Sedang yang diperselisihkan ada 12 surat, yaitu: 1. Al-Fatihah; 2. Ar-Ra'd ; 3. AlRahman; 4. As-Shaf; 5. At-Taghabun: 6. Al-Tatfif; 7.Al-Qadar; 8. Al-Bayyinah; 9. AlZalzalah; 10. Al-Ikhlas; 11 Al-Falaq; 12. Al-Nas. Selain yang tidak disebutkan di atas adalah Makiyah, yaitu 82 surat. Maka jumlah suratsurat Al-Qur'an secara keseluruhan berjumlah 114 surat.
B.
Cara Mengetahui Makky dan Madany Dalam menetapkan ayat-ayat yang termasuk kategori Makky dan Madany, para ulama
berpegang pada 2 pendekatan berikut: 1. Pendekatan transmisi ( periwayatan ) Dalam pendekatan ini para ulama merujuk pada riwayat-riwayat yang shahih yang berasal dari para sahabat, yaitu orang-orang yang besar kemungkinannya menyaksikan langsung turunnya wahyu atau para tabi’in yang saling berjumpa dan mendengar langsung dari para 2
sahabat tentang proses pewahyuan al-Qur’an, termasuk di dalamnya adalah informasi kronologis Al-Qur’an. Sebagaimana halnya hadis-hadis Nabi yang telah terekam dalam kitab hadis, maka para ulama juga telah merekam informasi dari para sahabat dan tabiin tentang Makky dan Madany dalam kitab-kitab tafsir bil ma’stur, tulisan-tulisan tentang Asbabun Nuzul maupun pada pembahasan-pembahasan tentang ulumul Qur’an.
2. Pendekatan Analogi ( Qiyas ) Pendekatan analogi ini bertolak dari ciri-ciri spesifik kedua klasifikasi tersebut. Apabila dalam surat Makky terdapat suatu ayat yang mengandung sifat Madany, maka dikatakan bahwa ayat tersebut Madany. Dan bila dalam surat Madany terdapat suatu ayat yang mengandung sifat Makky, maka dikatakan bahwa ayat tersebut Makky. Bila dalam satu surat terdapat ciri-ciri Makky maka surat itu dinamakan surat Makky. Sebaliknya bila dalam satu surat terdapat ciri-ciri Madany maka surat itu dinamakan surat Madany.
C. Ciri-ciri Makky dan Madany Para ulama telah meneliti surat-surat makky dan Madany, dan menyimpulkan beberapa ketentuan analogis bagi keduanya yang menerangkan ciri-ciri khas gaya bahasa Al-Qur’an dan tema-tema yang dibicarakannya.
1. Kriteria Makky a. Setiap surat yang di dalamnya terdapat ayat “sajdah” b. Setiap surat yang mengandung lafadz “Kalla” c. Setiap surat yang mengandung “Ya ayyuhan Naas” dan tidak mengandung ”Ya Ayyuhalladzina Amanu”, kecuali dalam surat surat Al-Hajj : 77 d. Setiap surat yang mengandung kisah para Nabi serta umat terdahulu, kecuali surat Al-Baqarah. e. Setiap surat yang mengandung kisah Adam dan Iblis, kecuali surat Al-Baqarah f. Setiap surat yang dimulai dengan potongan-potongan huruf hijaiyah, seperti Alif lam mim, ha mim dan lain-lain kecuali surat Al-Baqarah dan Ali Imran. Sedang surat Ar-Ra’d masih diperselisihkan. 3
Dari segi tema dan gaya bahasa, ketentuan Makky dapat diringkas sebagai berikut: a. Hal yang berkenaan ajakan tauhid dan beribadah hanya kepada Allah, pembuktian mengenai risalah, penetapan hari kebangkitan dan hari pembalasan, uraian tentang kiamat dan kedahsyatannya, neraka dan siksaannya, surga dan kenikmatannya, argumentasi terhadap orang-orang musyrik dengan bukti rasional dan ayat-ayat kauniyyah. b. Menetapkan dasar-dasar umum bagi pembentukan hukum syara’ dan akhlak mulia yang menjadi dasar terbentuknya suatu masyarakat. Juga berisikan penyingkapan dosa kaum musyrik dalam hal kriminalitas, memakan harta anak yatim, penguburan bayi perempuan hidup-hidup dan tradisi buruk lainnya. c. Menceritakan kisah para Nabi dan umat-umat terdahulu sebagai pelajaran bagi mereka dan sebagai sugesti bagi Rasulullah dalam menghadapi gangguan serta tantangan kaum musyrik d. Suku katanya pendek-pendek disertai kata yang amat keras dan menggetarkan hati serta maknanyapun meyakinkan dengan diperkuat lafadz-lafadz sumpah.
2. Kriteria Madany a. Setiap surat yang berisi kewajiban dan had ( sanksi ) b. Setiap surat yang mengandung sindiran terhadap kaum munafik, kecuali surat alAnkabut c. Setiap surat yang mengandung dialog dengan ahli kitab Sedangkan dari segi tema dan gaya bahasa, ketentuan Madany dapat diringkas sebagai berikut: a. Menjelaskan ibadah, muamalah, hudud, kekeluargaan, warisan, jihad, hubungan sosial, aturan-aturan pemerintahan mengenai perdamaian dan peperangan, serta persoalan-persoalan hukum syara’ b. Seruan terhadap ahli kitab dari kalangan Yahudi dan Nasrani dan ajakan kepada mereka untuk masuk Islam, penjelasan mengenai penyimpangan mereka terhadap
4
kitab-kitab Allah dan menjauhi kebenaran serta perselisihan mereka setelah ilmu datang kepada mereka karena rasa dengki sesama mereka. c. Menyingkap perilaku orang munafik dan bahayanya bagi agama d. Suku katanya panjang disertai gaya bahasa yang memantapkan syariat serta menjelaskan tujuan dan sasarannya.
D. Faedah Mengetahui Makky dan Madany Menurut an-Naisaburi, subyek Makky – Madany adalah salah satu di antara ilmu-ilmu alQur’an yang paling mulia. Di antara urgensi mengetahui Makky dan Madany sebagai berikut: 1. Membantu dalam menafsirkan Al-Qur’an 2. Meresapi gaya bahasa Al-Qur’an dan memanfatkannya dalam langkah-langkah dakwah 3. Mengetahui sirah Nabawiyah 4. Mengetahui beberapa ayat-ayat yang turun terlebih dahulu dan ayat-ayat yang turun terakhir. 5. Mengetahui hikmah diturunkannya hukum syara', yang sangat bijaksana bagi kepentingan hamba. **
5