Dari Redaksi Memiliki Kartu AKSes kini sema kin mudah. Inilah yang sekarang tengah diupayakan KSEI. Tanpa menunggu permintaan Perusa haan Efek, KSEI secara pro aktif akan membuatkan Kartu AKSes buat para investor. Langkah ini dilakukan untuk memenuhi tar get kepemilikan Single Investor ID bagi seluruh investor pada 2012. Bagaimana respon Perusahaan Efek atas program KSEI ini? Simak pada tulisan utama kami. Dalam edisi kali ini, kami saji kan pula babak baru perlindungan bagi investor, melalui dana protek si pemodal yang memungkinkan investor merasa lebih nyaman dan percaya berinvestasi di pasar modal. Simak perkembangan pem bentukan dana proteksi ini. Dari Ulaanbaatar, kami sajikan oleholeh berupa sharing session dari negara-negara anggota The Asia Pacific Central Securities Depository Group (ACG). Perkembangan apa saja yang dimiliki pasar modal di negara-negara tersebut? Ikuti pula laporan pelaksanaan Investor Summit & Capital Market Expo 2011, berbagai aktivitas KSEI, serta statistik perkembangan akti vitas KSEI. Selamat Membaca! Redaksi
Website KSEI www.ksei.co.id �������������
������������� email �������������� ��������������
[email protected] ��������������� Toll Free ��������������� ����������������� 0800 -1- 865734 ����������������� ������������������ Call Center KSEI ������������������ 021 - 515 2855
Program Pencetakan Langsung Kartu AKSes oleh KSEI
Makin Mudah Memiliki Kartu AKSes
KSEI kini proaktif membuatkan Kartu AKSes untuk nasabah Perusahaan Efek. Diharapkan, langkah ini mempercepat target kepemilikan Kartu AKSes yang akan diwajibkan untuk seluruh investor pada 2012.
S
udah memiliki Single Investor Identity (Single ID) namun belum memiliki Kartu AKSes? Ternyata banyak investor di pasar modal Indonesia yang tidak me mentingkan kepemilikan kartu ini. Bagi para investor, yang terpenting bisa melakukan transaksi jual-beli portofolio Efeknya. Tetapi, ketika investasi Efek mereka hilang dengan
daftar isi 1
Program Pencetakan Langsung Kartu AKSes oleh KSEI
3
The 13 ACG Cross Training Seminar
5
Dana Proteksi Pemodal di Pasar Modal Indonesia
6
Investor Summit & Capital Market Expo 2011
8
aktivitas & Statistik
Makin Mudah Memiliki Kartu AKSes th
Ilmu Anyar Dari Ulaanbaatar Babak Baru Perlindungan Bagi Investor Mengajak Masyarakat Berinvestasi
nilai ratusan juta bahkan ratusan miliar akibat ulah broker yang “nakal”, barulah mereka menyadari pentingnya transparansi informasi dan akses untuk mengawasi portofolio Efek milik mereka. Beberapa pemberitaan negatif yang pernah dimuat di media massa mengenai kerugian yang dialami oleh nasabah dalam
05 Edisi
Tahun 2011
������������� ����������
Edisi 05, 2011 Fokuss
berinvestasi, menjadi pelajaran berharga seluruh pelaku pasar modal. Belajar dari kasus-kasus tersebut, saat ini transparansi informasi mengenai rekening yang ada di Perusahaan Efek menjadi sangat penting bagi nasabah. Untuk itu, Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK), PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), PT Bursa Efek Indonesia (BEI) dan PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) menyadari perlunya so sialisasi dan dilakukannya transparansi informasi kepada para investor atas asetnya di pasar modal, yang kini difasilitasi dalam bentuk Kartu AKSes (Acuan Kepemilikan Sekuritas). Kartu AKSes menjadi hak investor yang harus diberikan Perusahaan Efek selaku kustodian para nasabah. Manfaat utama Kartu AKSes adalah sebagai sarana keter bukaan informasi dan perlindungan ke pada investor yang menyimpan Efeknya di pasar modal Indonesia. Beranjaknya waktu dengan dikeluarkan Peraturan BapepamLK No.V.D.4 yang terbit 28 Desember 2010, Perusahaan Efek wajib memberikan akses informasi kepada nasabahnya yang me mungkinkan nasabahnya dapat secara langsung memonitor Efeknya di Sub Re kening Efek atas nama nasabah tersebut pada Lembaga Penyimpanan dan Penye lesaian (LPP), yaitu KSEI. Berdasarkan peraturan tersebut, Per usahaan Efek kini wajib memberikan Kartu AKSes kepada seluruh nasabahnya. Jika membandingkan antara peraturan
“Transparansi informasi mengenai rekening yang ada di Perusahaan Efek sangat penting bagi nasabah. Untuk itu, Bapepam-LK bersama SRO memberikan fasilitas transparansi informasi melalui Kartu AKSes.”
tersebut dengan realisasi di lapangan, penambahan pembuatan Kartu AKSes memang masih lambat. Walaupun sudah diluncurkan sejak dua tahun yang lalu, yakni pada 18 Juni 2009, Kartu AKSes baru dimiliki 101.972 investor, dari total 348.683 Sub Rekening Efek yang tercatat di KSEI (data per 30 September 2011). Dari data tersebut, terlihat masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan sebelum target diberlakukan peraturan secara efek tif yakni per Februari 2012. Untuk mengoptimalkan pemenuhan kewajiban tersebut, maka KSEI melakukan Program Proaktif untuk secara langsung membuatkan Kartu AKSes bagi nasabah Perusahaan Efek. Hal ini juga sebagai upaya membantu Perusahaan Efek agar ti dak “menumpuk” pemberian Kartu AKSes pada satu waktu tertentu. Melalui program ini, diharapkan dapat mempercepat proses penerbitan Kartu AKSes tanpa menunggu permintaan nasabah, sehingga pada wak tu yang telah ditentukan, seluruh inves tor pasar modal Indonesia telah memiliki Kartu AKSes. Sebagai upaya mempercepat pembu kaan Kartu AKSes ini, maka KSEI menge luarkan surat penawaran yang ditujukan ke Perusahaan Efek untuk membuat kan Kartu AKSes secara langsung tanpa menunggu permohonan dari investor. Sebelumnya, KSEI sudah menyampaikan rencana program ini ke Bapepam-LK, BEI, KPEI, dan KSEI, pada Rapat Koordinasi bersama serta melakukan persiapan dari internal KSEI untuk kesiapan sistem mau pun dari segi sumber daya manusia yang akan melaksanakannya. Surat bernomor KSEI1-1306/DIR/0711 yang dikeluarkan
pada 18 Juli 2011 tersebut, menawarkan kepada Perusahaan Efek yang meng inginkan aktivasi AKSes dengan pengirim an Kartu AKSes yang bisa dilakukan de ngan dua pilihan, yaitu dikirimkan lang sung kepada investor atau dikirimkan ke investor melalui Perusahaan Efek. Namun, penawaran tersebut hanya bisa dipenuhi apabila nasabah sudah me miliki Sub Rekening Efek di KSEI dan sudah memiliki Single ID . Pembuatan Single ID ini mengacu pada pengkinian data investor secara detail yang diserahkan kepada KSEI melalui Perusahaan Efeknya. Saat ini investor yang terdaftar di KSEI dan telah memiliki Single ID berjumlah 269.947 yang terhubung kepada 292.875 Sub Rekening (data per 30 September 2011), namun tidak seluruh investor yang memiliki Single ID menjadi pemegang Kar tu AKSes. Jadi mirip dengan rekening di bank, semua nasabah memiliki nomor re kening tetapi belum semua memiliki kartu ATM. Single ID ini akan diterapkan untuk seluruh aktivitas di pasar modal Indonesia, mulai dari transaksi, kliring hingga proses penyelesaian. Berdasarkan batas waktu yang diberi kan KSEI mengenai penawaran tersebut, sebanyak 75 Perusahaan Efek yang me nyatakan setuju dengan rincian sebagai berikut: [1] 33 Perusahaan Efek menyatakan setuju dan Kartu AKSes dikirimkan langsung ke alamat investor. Untuk Kartu AKSes yang dikirimkan langsung ini, KSEI me minta kepada Perusahaan Efek untuk menjamin validitas data nasabah yang sudah disampaikan, termasuk alamat dan detil data nasabah lainnya. Hal
Penerbit: PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) • Penasihat: Direksi KSEI • Dewan Redaksi: Zylvia Thirda, Dharma Setyadi, Susiyanti, Novian Harry Wibowo, Annisa Indri Hapsari, M. Ridwan, Rachmat Irfan, Adisty Widyasari • Penanggung Jawab: Unit Komunikasi Perusahaan KSEI • Alamat Redaksi: Gedung Bursa Efek Indonesia, Tower I Lt. 5, Jl. Jend. Sudirman Kav 52-53, Jakarta 12190, Telp. 52991099, Fax. 52991199 • Sirkulasi: Unit Komunikasi Perusahaan KSEI
[Gusrinaldi Akhyar]
Ilmu Anyar dari Ulaanbaatar Negara-negara anggota ACG berbagi ilmu mengenai kondisi pasar modal di negara masing-masing untuk pengembangan ke depan. Perkembangan apa saja yang sedang terjadi di pasar modal negara-negara tersebut saat ini?
Edisi 05, 2011
Terdapat 4 Perusahaan Efek tidak setu ju dengan program ini karena beberapa alasan, antara lain Kartu AKSes sudah se luruhnya diberikan kepada investornya, data terkini dari investor banyak yang be lum diterima, dan Perusahaan Efek masih dapat menangani sendiri untuk hal ini. Jumlah Kartu AKSes yang diterbitkan untuk investor dari 75 Perusahaan Efek yang setuju dengan program ini seba nyak 140.000 nasabah dan sudah mulai didistribusikan sejak 19 September 2011. Meskipun jumlah Kartu AKSes yang di cetak langsung cukup banyak, KSEI me miliki target untuk menyelesaikan proses pencetakan sekaligus pendistribusiannya selama empat bulan ke depan. Penyelesai an program ini diharapkan telah selesai sebelum 31 Januari 2012, tanggal berlaku nya aturan yang meminta Perusahaan Efek membukakan akses investor untuk meli hat langsung Efeknya di KSEI. Bagi Perusahaan Efek yang belum memberikan konfirmasi sampai batas waktu yang ditentukan, KSEI akan terus menghimbau agar mereka menyampai kan kepada nasabahnya, bahwa investor memiliki hak memperoleh Kartu AKSes se hingga dapat segera mengajukan permo honan pembuatan Kartu AKSes. Dari sisi internal, KSEI akan melakukan koordinasi agar dapat mempercepat aktivasi Kartu AKSes yang dilakukan dengan dua cara, yaitu, pengajuan dari investor langsung dan Perusahaan Efek langsung melaku kan aktivasi tanpa menunggu permintaan dari nasabah. Bagi Perusahaan Efek yang belum memberikan konfirmasi, masih di berikan kesempatan mengikuti program ini dengan segera menyampaikan permo honan ke KSEI. Melalui program pencetakan lang sung Kartu AKSes ini, KSEI berharap in vestor lebih cepat memperoleh Kartu AKSes untuk segera memperoleh fasilitas perlindungan dan sarana monitoring atas portofolio Efek yang mereka titipkan ke Perusahaan Efek. l
The 13th ACG Cross Training Seminar
U
laanbaatar, ibu kota negara Mongolia, menjadi kota tempat diselenggarakannya The 13th ACG Cross Training Seminar, sebuah pertemuan rutin tahunan yang diadakan negaranegara anggota The Asia Pacific Central Depository Group (ACG). Acara yang diadakan pada 13 - 16 September 2011 tersebut, dihadiri 21 institusi, yang meru pakan perwakilan dari negara-negara seperti China, Hongkong, Singapura, Viet nam, Kazakhstan, Jepang, Indonesia, India, Malaysia, Pakistan, Taiwan, Thailand, Korea serta empat institusi berwenang dari Mo ngolia sebagai tuan rumah. Pada pertemuan tahun ini, KSEI meng hadirkan delegasi yang berasal dari rekanrekan beberapa unit, baik operasional, teknologi informasi dan hukum, yang menyampaikan presentasinya mengenai “Indonesian CSD’s Perspective on Issues Upon Establishing CSD Linkages”, isuisu yang dianggap perlu untuk dilakukan
pembahasan guna pembentukan Central Securities Depository (CSD) Linkages di Indonesia. The 13th ACG Cross Training Seminar juga memiliki agenda Breakout Session dengan tujuan untuk lebih memberikan
“Pada pertemuan tahun delegasi “Selainini, tugas untuk KSEI menyampaikan menyediakan fasilitas presentasi mengenai fund separation, Bank isu-isu yang dianggap Pembayaran juga harus perlu dibahas guna memenuhi tugas baru lainnya berupa penyediaan pembentukan CSD fasilitas intraday (talangan Linkages.” dana) bagi KSEI.”
Fokuss
ini untuk menjamin pengiriman Kartu AKSes betul-betul sampai ke tangan investor yang bersangkutan. [2] 42 Perusahaan Efek menyatakan setu ju dan Kartu AKSes tidak dikirimkan langsung ke alamat investor namun melalui Perusahan Efek. Hal ini meru pakan permintaan pribadi Perusahaan Efek untuk mengirimkan langsung ke nasabahnya. Alasan Perusahaan Efek meminta Kartu AKSes dikirimkan dulu kepada mereka adalah untuk memu dahkan administrasi dan menghindari kesalahan pengiriman.
Edisi 05, 2011 Fokuss
pendalaman terhadap sharing session dari masing-masing negara anggota. Ada em pat topik yang dijadikan materi pemba hasan pada Breakout Session, yaitu Estab lishment of CSD Linkages and Partnership in and outside Asia, Update on New Services, Initiatives Taken by CSDs for Maintaining Investor dan Legal Protection of CSD/CCP in Case of Participants Insolvency. Pada hari pertama, seminar diawali sambutan B Sukhbaatar selaku Chairman of Board of Directors, Mongolian Securi ties Clearing House & Central Depository Co., Ltd (MSCH&CD), dilanjutkan dengan Welcome Address oleh D. Bayarsaikhan selaku Chairman of Financial Regulatory Commission of Mongolia. Acara dilanjutkan dengan pembahasan O. Sainjargal selaku Board of Di rector MSCH&CD mengenai Current Situation of Mongolian Securities Market and Its Future Tendency, yang dilengkapi dengan presentasi dari Kh. Battulga, Public Relations Department, MSCH&CD tentang La test Development in MSCH&CD’s Main Operation. Sesi pagi hari ditutup dengan presen tasi berjudul Study Report by Exchange of Information Convener: ACG Issuer Services Survey dari delegasi Singapore Exchange, Magdalene Minjoot. Ia membahas me ngenai dua sistem dalam mendirikan De pository Linkage, yaitu dengan membuat hubungan menggunakan Spaghetti Model atau dengan Hub-and-Spoke Model. Meski pun masing-masing model tersebut me miliki kelebihan dan kekurangan, sistem tersebut dianggap yang paling layak digu nakan untuk pendirian CSD Linkages. Selepas makan siang, sesi dilanjutkan dengan pemaparan dari beberapa per
“The 13th ACG Cross Training Seminar memiliki agenda Breakout Session untuk memberikan pendalaman terhadap sharing session dari masing-masing negara anggota.”
wakilan negara anggota dengan tema Convener of Exchange of Information Task Force. Pada sesi ini, delegasi KSEI, Eddy Prabowo, Kepala Unit Pengembangan Usaha, ikut ambil bagian dalam menyam paikan pendapatnya terkait isu pendirian CSD Linkages. Presentasi tersebut diikuti oleh pemaparan dari delegasi India Sharat Karnad selaku Senior Manager National Securities Depository Ltd, mengenai Estab lishment of CSD Linkages and Partnership in and outside Asia.
Gambar Ilustrasi
Kazuhito Takeishi, Assistant Manager International Department Japan Securities Depository Center, Inc. (JASDEC) menjadi pembicara berikutnya. Kazuhito menyam paikan tentang Considerations Before Establishing Linkage dan Issues in Operat ing Cross-Border Linkage. JASDEC sendiri sudah memiliki linkage. Implementasinya bertujuan untuk cross-listing untuk proses Efek yang sudah listed di Bursa Efek di Je pang. Linkage yang dilakukan tidak selalu dengan CSD, dengan metoda bersifat satu sisi, yaitu CSD/kustodian tidak membuka rekening di JASDEC secara langsung, teta pi JASDEC membuka rekening di mereka. Di beberapa negara, JASDEC membu ka rekening penyimpanan pada kustodian lokal untuk beberapa alasan. Penyerahan antara JASDEC dengan CSD/Kustodian yang terhubung adalah Free Of Payment (FOP) dan umumnya tidak ada perubahan beneficial owner. Mengenai Considerations before Estab lishing Linkage, JASDEC menyoroti issues and challenges antara lain jika ada konflik antara kontrak dan persyaratan peraturan di negara asal CSD investor berada, kebu tuhan mengenai perbaikan sistem komu nikasi dan isu mengenai pajak yang dita han di negara asal Emiten. Presentasi dari Kiyoo Ota, Assistant Manager Post-trade Services Department JASDEC, tentang Non-Resident Transaction and Investment Support Service for Foreign Securities menjadi agenda seminar se
lanjutnya. Materi yang disampaikan oleh Kiyoo Ota menyoroti tentang rencana JASDEC untuk meluncurkan Investment Support Service for Foreign Securities pada bulan Januari 2014 mendatang. Acara diteruskan dengan study ses sion yang bertemakan Convener of New Business Initiative Task Force. Pada sesi ini, para delegasi menyampaikan presentasi mengenai E-Voting di beberapa negara seperti Thailand, India dan Korea. JongHeon Choi, Manager Financial Infrastruc ture Advancement Task Force, Korea Securities Depository (KSD) menjelaskan tentang imple mentasi E-Voting di KSD sejak diluncurkan bulan September 2010 hingga Juni 2011, yang telah digunakan oleh 37 per usahaan. Sesi ini ditutup oleh pemaparan tentang Taiwan Bills Index Rate (TAIBIR) Introduction oleh Cherng-Jiin Lei, Manager Operation Department Taiwan Depository Clearing Corporation. Hari kedua diawali dengan pembahasan mengenai hukum di dunia pasar modal (Convener of Legal Task Force). Perwakilan dari China Securities Depository & Clearing Corporation Ltd (China SD&C), Li Zenzhi, menyampaikan mengenai program penelitian Legal Protection of CSD/CCP in Case of Participants Insolvency, sebuah presentasi pengantar mengenai ACG Legal Task Force Progress di tahun 2011. Presentasi tersebut rupanya mendapat tanggapan dari Jepang, Pakistan serta India, dan hasilnya disampaikan menyusul setelah seluruh anggota Legal Task Force memberikan pendapat. Pada sesi kedua, giliran bagian teknis (Convener of Technical Task Force) yang dibahas. Selanjutnya dilakukan diskusi grup yang dibagi menjadi empat grup dengan tema pembahasan yang berbeda, salah sa tunya mengenai CSD Lingkages dan Legal Protection yang sudah disampaikan pada presentasi sebelumnya. Pada kesempatan ini, masing-masing negara anggota dapat mengutarakan pengalamannya mengenai kondisi terkini. The 13th ACG Cross Training Seminar di tutup dengan Seminar Wrap-Up dari Kei Umetani, Senior Manager of International Department JASDEC, serta closing remark oleh Sainjargal Okhino, Board of Director MSCH&CD. Dengan berakhirnya The 13th ACG Cross Training Seminar, diharapkan banyak hal positif dan pengetahuan baru untuk pengembangan bisnis bagi industri pasar modal di Indonesia. l [Tim Delegasi ]
Dana Proteksi Pemodal di Pasar Modal Indonesia
Babak Baru Perlindungan Bagi Investor
perlindungan terhadap investor. Pada hal, industri perbankan Indonesia sudah mempunyai lembaga perlindungan yang disebut dengan Lembaga Penjamin Sim panan (LPS). Oleh sebab itu, sudah saat nya industri pasar modal Indonesia mem punyai suatu mekanisme perlindungan investor untuk meningkatkan rasa aman investor pada saat berinvestasi. Bentuk perlindungan investor tersebut sering
disebut sebagai lembaga investor pro tection fund atau Dana Proteksi Pemodal. Dana Proteksi Pemodal merupakan bentuk mekanisme perlindungan kepada pemodal yang menempatkan dananya pada surat berharga atau Efek melalui pihak lain sebagai perantara. Aset yang termasuk dalam skema perlindungan meliputi dana dan Efek pemodal yang dititipkan melalui pihak perantara di pasar modal. Risiko yang dilindungi oleh Dana Proteksi Pemodal adalah risiko kare na kebangkrutan pihak perantara (bank cruptcy risk) dan risiko karena kejahatan manajemen maupun karyawan pihak perantara (fraud risk). Salah satu negara yang sudah mener apkan sistem dana perlindungan untuk nasabahnya adalah Kanada yang sudah memiliki Canadian Investor Protection Fund (CIPF). Model lembaga pengelo laan Dana Proteksi Pemodal di berbagai negara memiliki beragam bentuk kepe
milikan. Di Malaysia, Singapura dan Thai land, lembaga tersebut dimiliki oleh Self Regulatory Organization (SRO). Di Amerika Serikat, Philipina dan Cina, lembaga seje nis dikuasai oleh pemerintah. Sedangkan di Hong Kong, Securities Exchange Commi sion (SEC) yang menguasai lembaga ini. Dasar hukum yang mendasari pemben tukan Dana Proteksi Pemodal di berbagai negara tersebut diatur oleh bentuk per aturan yang berbeda-beda. Ada yang menggunakan undang-undang sebagai landasan hukum, tetapi ada juga yang hanya menggunakan peraturan dari Se curities Exchange Comission. Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) bersa ma dengan SRO telah melakukan feasibi lity study mengenai keberadaan lembaga ini di pasar modal Indonesia yang bera khir pada Juni 2010 yang lalu. Berdasar kan hasil kajian lembaga Dana Proteksi Pemodal yang dilaksanakan oleh Bape pam-LK dan SRO, penerapan Dana Pro teksi Pemodal di Indonesia memerlukan adanya landasan hukum yang tertuang dalam Undang-undang Pasar Modal. Se dangkan detail teknis pembentukan dan mekanisme pengelolaan Dana Proteksi Pemodal tertuang dalam Peraturan Bape pam-LK yang mengatur khusus tentang Dana Proteksi Pemodal.
“Kepercayaan nasabah dapat tercipta apabila investor merasa nyaman berinvestasi karena adanya suatu mekanisme perlindungan atas dana atau aset yang mereka miliki.”
Fokuss
R
udi, seorang karyawan swasta yang berdomisili di Jakarta, sa ngat tertarik untuk melakukan in vestasi di pasar modal. Namun, ia urung melakukan niatnya karena takut tertipu miliaran rupiah akibat mempercayakan uangnya kepada para broker. Kasus yang dialami Rudi ini, bukan yang pertama kali. Rata-rata investor di Indonesia lebih ter tarik untuk melakukan investasi di bank ketimbang di pasar modal dengan alasan lebih mudah dan lebih nyaman. Hal ini masih menjadi tugas dari regulator pasar modal untuk meningkatkan kepercayaan investor agar berinvestasi melalui Efek. Tingginya tingkat kepercayaan inves tor untuk berinvestasi di pasar modal me mang menjadi faktor utama keberhasilan industri pasar modal di suatu negara. Ke percayaan nasabah dapat tercipta apabila investor merasa aman berinvestasi karena adanya suatu mekanisme perlindungan atas dana atau aset yang mereka miliki. Beberapa kasus pelanggaran, diantara nya penyelewengan dana nasabah oleh manajemen PT Sarijaya Permana Securi ties, kasus PT Antaboga Delta Sekuritas, PT Signature Capital Indonesia dan PT Optima Kharya Securities, menjadi contoh nyata bahwa pasar modal Indo nesia perlu memiliki mekanisme yang dapat melindungi dana dan aset nasabah agar investor merasa nyaman dalam ber investasi. Pada umumnya, nasabah yang berin vestasi di pasar modal tidak dapat secara langsung melakukan transaksi surat berhar ga. Mereka memiliki ketergantungan yang tinggi kepada broker atau Perusahaan Efek yang bertindak sebagai pihak perantara pengelola dana atau aset nasabah, serta pihak yang melakukan transaksi jual-beli. Berdasarkan perjanjian yang ada, Perusaha an Efek memiliki kewenangan untuk me ngelola aset nasabahnya. Kondisi yang de mikian membuka peluang penyelewengan dan penyalahgunaan aset nasabah. Industri pasar modal Indonesia sam pai saat ini belum mempunyai skema
Edisi 05, 2011
Dana Proteksi Pemodal diharapkan memberi rasa aman bagi para investor sebagai kompensasi atas risiko yang muncul atas penempatan dana investasi. Dengan begitu, tingkat kepercayaan investor terhadap industri pasar modal akan semakin meningkat.
Edisi 05, 2011 Fokuss
Apabila ingin memperluas area per lindungan yang diberikan oleh Dana Pro teksi Pemodal di Indonesia, maka ada be berapa hal yang direkomendasikan oleh tim pengkaji. Salah satunya harus memi liki keanggotaan yang bersifat mandatory sehingga semua Perusahaan Efek yang menjadi Anggota Bursa wajib menjadi anggota Dana Proteksi Pemodal. Definisi Perusahaan Efek dalam kon teks ini harus diperluas tidak hanya se bagai Anggota Bursa tetapi Perusahaan Efek yang juga mengadministrasikan Rekening Efek nasabah dan menjadi ang gota kliring PT Kliring Penjaminan Efek In donesia (KPEI), serta menjadi Pemegang Rekening di PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI). Dengan definisi tersebut maka bukan hanya Perusahaan Efek yang menjadi broker-dealer saja yang menjadi anggota tetapi juga Perusahaan Efek yang menjalankan fungsi kustodi. Selain itu, di harapkan Perusahaan Efek yang menjadi anggota lembaga ini juga telah memiliki mekanisme risk management yang baik. Dari sisi pemodal, tim pengkaji me nyarankan agar portofolio yang tersimpan di KSEI tercatat atas nama masing-masing investor, bukan atas nama Perusahaan Efeknya, sehingga bisa mendapat perlin dungan dari lembaga ini. Untuk mencapai hal tersebut, penerapan Single Investor Identity (Single ID) mutlak harus dimiliki industri pasar modal Indonesia sebelum mengembangkan Dana Proteksi Pemodal. Jika diterapkan dengan baik, Dana Proteksi Pemodal seharusnya mampu memberikan rasa aman bagi para inves tor karena adanya suatu bentuk perlin dungan yang dapat dijadikan kompensasi atas risiko yang muncul atas penempatan dana investasi. Dengan adanya Dana Pro teksi Pemodal diharapkan tingkat keperca yaan investor terhadap industri pasar modal akan semakin meningkat. l [Dian Kurniasarie]
“Jika diterapkan dengan baik, Dana Proteksi Pemodal dapat memberikan rasa aman bagi investor dan tingkat kepercayaan investor meningkat.”
Investor Summit & Capital Market Expo 2011
Mengajak Masyarakat Berinvestasi Berinvestasi untuk perencanaan keuangan yang baik. Inilah yang menjadi tujuan pelaksanaan Investor Summit & Capital Market Expo 2011. Setelah diadakan di Jakarta, Surabaya akan menjadi tempat kedua pelaksanaan event tahunan ini.
B
adan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) bersama dengan Self Regulatory Organization (SRO), yaitu PT Bursa Efek In donesia (BEI), PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), kembali menyeleng garakan Investor Summit & Capital Market Expo 2011. Bertempat di Ballroom Hotel Ritz Carlton, acara yang sudah dilaksanakan sejak tahun 2006 ini, diadakan selama dua hari pada 5 - 6 Oktober 2011 lalu. Investing in Capital Markets: A Journey for a Better Future menjadi tema yang di angkat pada penyelenggaraan acara tahun ini. Investasi di pasar modal merupakan cara terbaik untuk perencanaan keuangan masa depan. Pola pikir masyarakat yang saat ini lebih senang pada budaya mena bung sudah saatnya diubah menjadi bu daya berinvestasi. Pasar modal akan men jadi gerbang investasi menuju masa de
pan yang lebih baik karena menjadi salah satu alternatif investasi yang menjanjikan imbal hasil yang tinggi Setiap tahun, Bapepam-LK dan SRO selalu mengadakan acara sejenis sebagai rangkaian peringatan ulang tahun pasar modal Indonesia. Acara ini juga diadakan untuk memantapkan posisi dan peran pa sar modal Indonesia yang selalu berusaha meningkatkan investasi di Indonesia. Para investor dibekali berbagai informasi agar tetap jeli melihat peluang yang ada, teru tama tentang potensi, kesempatan dan nilai tambah dalam berinvestasi di pasar modal. Dengan diadakannya acara ini, di harapkan juga dapat mendorong bangkit nya kembali ekonomi nasional Indonesia, terutama di tengah krisis ekonomi global yang saat ini sedang melanda. Pidato dari Agus Martowardjojo, Menteri Keuangan Republik Indonesia menandai dibukanya Investor Summit &
Undian Berhadiah Kartu AKSes KSEI Pengunjung yang datang ke Investor Summit and Capital Market Expo 2011 di Jakarta yang lalu, berkesempatan untuk memperoleh hadiah menarik berupa tiga buah Blackberry Dakota. Syaratnya sa ngat mudah, sudah memiliki Kartu AKSes dan melakukan log in ke website AKSes (http://akses.ksei.co.id) di booth KSEI yang ada saat acara berlangsung. Hal ini merupakan bagian dari rangkaian Undian Hadiah Kartu AKSes yang diadakan oleh KSEI. Undian yang sama juga akan dilakukan di Investor Summit and Capital Market Expo 2011 Surabaya. Setelah investor di Jakarta dan Suraba ya, KSEI akan memberikan kesempatan kepada investor di seluruh Indonesia un tuk memperoleh hadiah melalui Undian Hadiah Kartu AKSes periode November 2011 - Januari 2012. Selama periode terse but, KSEI akan memberikan hadiah-hadiah menarik seperti Sepeda Motor Honda Scoopy, Samsung Galaxy Tab II dan Black berry Dakota. Investor yang ingin ikut serta dalam undian ini harus memiliki Kartu AKSes dan melakukan log in ke website AKSes secara berkala untuk memperoleh poin yang akan diundi selama periode tersebut. Setiap
lima kali log in di hari yang berbeda, inves tor akan mendapatkan poin yang akan diundi. Semakin sering melakukan log in, maka semakin besar kesempatan investor untuk memperoleh hadiah. Untuk itu, bagi investor pasar modal yang belum memiliki Kartu AKSes, segera hubungi broker Anda agar bisa meraih kesempatan untuk mem peroleh hadiah-hadiah menarik lewat Un dian Hadiah Kartu AKSes KSEI.
Terus lakukan log in dan rebut hadiahnya! l [Redaksi]
“Investor yang ingin ikut serta dalam Undian Hadiah Kartu AKSes harus memiliki Kartu AKSes dan melakukan log in secara berkala selama periode November 2011 Januari 2012.”
Edisi 05, 2011
nyelenggaraan acara berikutnya di Suraba ya. Dengan diadakannya Investor Summit and Capital Market Expo 2011, diharapkan baik investor maupun masyarakat umum dapat memperoleh pengetahuan baru mengenai pasar modal Indonesia dan cara berinvestasi yang baik untuk masa depan.
Fokuss
Capital Market Expo 2011 di Jakarta pada 5 Oktober 2011 lalu. Dalam pembukaan yang disampaikan Agus Martowardojo, kondisi ekonomi Indonesia saat ini masih lebih baik dibandingkan dengan negara lain. Agus mengajak investor agar tidak panik, karena pemerintah akan senan tiasa menjaga kondisi fiskal Indoneisa untuk tetap prudent. Selain Menteri Keuangan, acara ini di hadiri pula beberapa tokoh yang sudah tidak asing dalam bidang ekonomi. Mulai dari Ketua Bapepam-LK Nurhaida, prak tisi investasi Eko Pratomo hingga Sandi aga Salahudin Uno atau yang lebih dikenal sebagai Sandi Uno, seorang pengusaha sukses yang masuk jajaran orang terkaya di Indonesia. Sandi membagi kisah suksesnya sebagai seorang investor kepada para pe ngunjung yang hadir di hari kedua. Tahun ini Investor Summit & Capital Market Expo 2011 di Jakarta diikuti 28 Emi ten. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk, PT Astra Agro Lestari Tbk, PT Adaro Energy Tbk dan PT Unilever Indonesia Tbk adalah beberapa Emiten yang turut ambil bagian dalam aca ra tersebut. Pengunjung yang hadir dapat menanyakan berbagai informasi sepu tar produk keuangan yang dimiliki para Emiten dan peserta pameran di booth yang tersedia. Kegiatan tersebut menjadi sarana efektif untuk sesi komunikasi, konsultasi dan promosi baik bagi Bapepam-LK, SRO, Perusahaan Tercatat maupun Anggota Bursa kepada para investor. Selain itu, Investor Summit & Capital MarketExpo2011 juga menyediakan presen tasi dan seminar yang bisa diikuti selama acara berlangsung. Kegiatan presentasi Emiten ini diharapkan dapat menjadi sa rana bagi para investor untuk bertatap mu ka dan bertanya secara langsung kepada manajemen perusahaan tentang update kinerja dan prospek perusahaan ke depan. Pemaparan tersebut tentunya dapat mem bantu investor dalam membuat keputusan terbaik atas investasi mereka. Setelah Jakarta, Surabaya menjadi lo kasi tempat penyelenggaraan acara beri kutnya. Investor Summit & Capital Market Expo 2011 di Surabaya hadir pada tang gal 23 - 24 November 2011 yang akan di ikuti oleh 12 Emiten. Jika di Jakarta target pengunjung yang hadir sebanyak 2.000 orang, maka acara di Surabaya hanya menargetkan setengahnya, dengan per timbangan jumlah investor di Surabaya memang lebih sedikit. Kesuksesan penyelenggaraan acara di Jakarta juga menjadi acuan bagi pe
aktivitas Halal Bihalal KSEI dengan Media KSEI menyelenggarakan Halal Bihalal dengan media pada tang gal 16 September 2011. Acara yang diadakan di Meradelima Res taurant - Jakarta tersebut, dihadiri 46 orang jurnalis dari 34 media. Sebagai pembuka, Ananta Wiyogo Direktur Utama KSEI memberi kan sambutan dan ucapan terima kasih kepada rekan media atas dukungannya kepada KSEI. Di kesempatan yang sama, Direktur KSEI Margeret Mutiara Tang yang turut hadir, memperkenalkan tim yang selama ini telah berperan mendukung kelancaran pelayanan yang dilakukan KSEI. Dengan diadakannya acara Halal Bihalal dan Silatu rahmi ini, diharapkan dapat menjaga hubungan baik KSEI dengan media. l
Edisi 05, 2011
Penjurian Kompetisi Jurnalistik Sosialisasi Kartu AKSes Tahap II
Mengulang kesuksesan penyelenggaraan kompetisi tahap se belumnya, KSEI kembali mengadakan Kompetisi Jurnalistik Sosial isasi Kartu AKSes Tahap II dengan topik “Peran dan Manfaat Kartu AKSes”. Kompetisi yang diadakan pada periode publikasi 27 Januari 31 Juli 2011 ini, terdiri dari tiga kategori, yaitu: cetak, foto dan online. Kompetisi Jurnalistik Kartu AKSes Tahap II ini berhasil menghimpun 362 artikel dan 147 foto yang berhak mengikuti tahap seleksi dan penjurian. Pihak KSEI dan juri, yang terdiri dari Mayong Suryo Lak sono (wartawan senior) dan Oscar Matuloh (fotografer senior) telah melaksanakan penjurian final pada Senin, 26 September 2011. Pen jurian tersebut untuk menetapkan pemenang dari 10 finalis kategori artikel cetak, 10 finalis kategori artikel online serta 7 finalis kategori foto. Penyerahan hadiah kepada para pemenang dilaksanakan pada Malam Anugerah Kompetisi Jurnalistik Sosialisasi Kartu AKSes Tahap II pada 27 Oktober 2011. l
Dalam rangka peringatan HUT Pasar Modal Indonesia ke-34 tanggal 10 Agustus 2011, keluarga besar Bapepam-LK dan SRO (BEI, KPEI dan KSEI) menyelenggarakan serangkaian acara dengan mengusung tema “Transformasi Menuju Pasar Modal Yang Modern Dan Terpercaya”. Rangkaian kegiatan berlangsung dari bulan Agustus hingga November 2011, yang meliputi aksi sosial, pertandingan olahraga dan persahabatan, sosialisasi serta edukasi pasar modal. Puncaknya, keluarga besar pasar modal Indonesia akan menghadiri family gathering yang diadakan di Dunia Fantasi, Ancol, pada tanggal 13 November 2011. Semua rangkaian kegiatan yang diadakan tersebut bertujuan untuk meningkatkan hubungan yang baik antara karyawan Bapepam-LK dan SRO. l
statistik Total Distribusi “Corporate Action” (Periode Januari - September 2011)
����������������������������������������� ���������������������������������� Januari - September 2011
Dana
Fokuss
Rangkaian HUT Pasar Modal ke-34
Rp (miliar)
USD (juta)
���
������
Equity (Dividen dan Exercise)
51.773,98
41,89
���
������
Debt (Bunga dan Pokok)
25.473,12
12,68
77.247,10
54,57
���
������
���
������
���
������
���
������
���
������
���
������
���
������
Total Dana Efek
(Jumlah/Unit Efek)
Saham
49.732.115.025
Waran
2.120.792.176
HMETD
93.177.606.839
���������������������������������� ���������������������������������� �����������������������
�������
��������
��������
��������
��������
����������������������������������������������� ����������������������������������
��������
��������
�������
��������
������� ������� �������
������� ������� �������
�������
�������� �������� �������
�������
���
���
���
���
���
���
���
���
���
������� ���
���
���
���
���
���
���
���
���