Makalah Seminar Kerja Praktik
PERANAN METRO ETHERNET SEBAGAI PENGHUBUNG KOMUNIKASI ANTAR STO Oleh : Yudha Bachtiar (L2F008099) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Abstrak Dunia semakin membutuhkan komunikasi yang cepat dan tepat, namun tidak harus menjadi repot dan mahal. Semua jenis komunikasi dapat dibawa dalam satu media pembawa, baik itu untuk komunikasi suara, video, teks, grafik data, dan lainnya (triple play). Salah satu teknologi yang mampu melayani kebutuhan ini adalah teknologi jaringan Metro ethernet. Teknologi Metro ethernet merupakan salah satu perkembangan dari teknologi Ethernet yang dapat menempuh jarak yang luas berskala perkotaan dengan dilengkapi berbagai fitur seperti yang terdapat pada jaringan ethernet umumnya, sehingga jaringan berskala metro dapat dibentuk dengan menggunakan teknologi ethernet biasa. Dalam suatu area jaringan metropolitan, teknologi Ethernet dapat di jadikan suatu solusi yang bisa di manfaatkan dalam menyalurkan paket data. Jaringan Ethernet menawarkan biaya pembuatan, pemeliharaan yang relatif murah dan memberikan layanan data yang lumayan baik di kelasnya. Peningkatan kebutuhan akan layanan-layanan berbasis data menjadi pendorong pengembangan Ethernet. Kata Kunci : Metro ethernet, Triple Play
I. 1.1
PENDAHULUAN
Latar Belakang Layanan Telekomunikasi Abad-21 saat ini sudah berubah. Layanan Telekomunikasi pada awalnya berbasis circuit switch, dan sekarang banyak layanan telekomunikasi yang berbasis packet switch. Suksesnya Internet yang berbasis packet switch membawa dampak yang cukup besar bagi penyediaan layanan oleh operator telekomunikasi. Operator telekomunikasi mulai menyediakan layanan yang berbasis IP dan diramalkan bahwa semua layanan akan berbasis IP. Untuk menyediakan layanan yang berbasis IP di jaringan telekomunikasi, muncul teknologi IP Multimedia Subsystem atau IMS. Teknologi IMS mendasarkan kepada penyediaan layanan dan tidak mendasarkan kepada fungsi-fungsi jaringan. IMS juga diyakini sebagai sarana untuk menuju “All IP Network”. Jaringan Metro ethernet, secara harfiah berarti jaringan komunikasi data yang berskala metro (skala untuk menjangkau satu kota besar seperti Jakarta) dengan menggunakan teknologi Ethernet sebagai protokol transportasi datanya. Begitu pula arti sebenarnya, teknologi Metro ethernet merupakan salah satu perkembangan dari teknologi Ethernet yang dapat menempuh jarak yang luas berskala perkotaan dengan dilengkapi berbagai fitur yang seperti terdapat
pada jaringan Ethernet umumnya. Sehingga jaringan yang berskala metro dapat dibentuk dengan menggunakan teknologi Ethernet biasa. Atas pertimbangan tersebut penyusun mengambil judul “PERANAN METRO ETHERNET SEBAGAI PENGHUBUNG KOMUNIKASI ANTAR STO”
1.2
Tujuan Tujuan penulis melakukan Kerja Praktik ini adalah : 1. Mengetahui dasar-dasar dari perangkat metro ethernet sebagai penghubung komunikasi antar STO. 2. Membandingkan antara teori dan praktik yaitu pengetahuan tentang ethernet dengan perangkat yang ada di lapangan. 1.3
Batasan Masalah Batasan masalah yang diambil oleh penulis pada penulisan laporan kerja praktik ini adalah: 1. Dalam makalah ini sedikit dijelaskan tentang apa itu MSAN. 2. Dalam makalah ini membahas fungsi dari perangkat metro ethernet. 3. Dalam makalah ini membahas teknologi ethernet.
II.
DASAR TEORI
2.1 LAN 2.2.1 Arsitektur LAN Arsitektur LAN terdiri dari : 1. Ethernet Ethernet dibagi menjadi 3 kelompok berdasar kecepatan daya aksesnya, yaitu : a. Ethernet : memiliki kecepatan akses data sampai 10 Mbps. b. Fast ethernet : memiliki kecepatan akses data sampai 100 Mbps. c. Gigabit ethernet : memiliki kecepatan akses data sampai 1000 Mbps atau 1 Gbps. Arsitektur ini memiliki kemampuan berbagi bandwidth atau resource dalam suatu jaringan yang sama. Protokol yang digunakan pada arsitektur ini adalah CSMA/CD (Carrier Sense Multiple Access With Collision Detections), protokol ini berfungsi supaya tidak terjadi collision ketika berbagi bandwidth. Collision merupakan suatu kondisi dimana ada beberapa source computer yang mengirimkan data pada saat yang sama sehingga data yang dikirimkan melalui jaringan tersebut akan bertabrakan dan data tidak akan terkirim. Ethernet digunakan dalam teknologi akses menyediakan akses internet atau interface user ke network. Sampai saat ini kondisi tersebut masih berjalan tetapi standar ethernet-nya sendiri dikembangkan untuk mampu melayani data pada jaringan transport. Fungsi-fungsi layanan pada teknologi ethernet sebagai jaringan transport merupakan hasil pengembangan yang terusmenerus. 2. Token Ring Arsitektur ini diperkenalkan oleh IBM dengan menggunakan topologi ring. Protokol yang digunakan adalah MSAU (Multi Station Access Unit), dengan adanya protokol ini memungkinkan tidak terjadi collision seperti pada arsitektur ethernet karena memiliki frame (3 bytes) yang berisi source dan destination akan terus-menerus terhubung. Kecepatan akses data mencapai 4-16 Mbps. Teknologi ini biasa digunakan sebagai jaringan backbone pada lingkup jaringan yang relatif besar.
Gambar 2.1 Token Ring
3.
FDDI
Kependekan dari Fiber Distributed Data Interface. Arsitektur ini diperkenalkan oleh ANSI (America National Standard Institute), yang menggunakan teknologi dual ring, maksudnya FDDI menggunakan dua lingkaran yang disebut primary dan secondary yang mengirim data dengan arah yang berlawanan. Pada kondisi normal, primary menjadi jalur utama dan secondary akan digunakan di saat jaringan primary putus. FDDI menggunakan protokol time-token, dimana setiap stasiun digaransi untuk dapat mengakses ke jaringan pada periode tertentu yang diatur pada saat jaringan mulai berfungsi. Kecepatan akses datanya mencapai 100 Mbps. Kelemahan arsitektur ini adalah sangat mahal dalam implementasinya, dan memerlukan skill dalam maintenance, serta dukungan produk yang sudah hilang di pasaran.
Gambar 2.2 FDDI
2.2.2 Macam-macam Network Dalam membangun suatu koneksi data antara sebuah komputer dengan yang lainnya, atau antara sebuah terminal dengan komputer; dalam koneksinya ke internet, jaringan dapat dibedakan berbagai macam koneksi berdasarkan luasnya daerah kerja yang digunakan pada internet tersebut.
1.
LAN (Local Area Network) Jaringan komputer yang bersifat pribadi yang menghubungkan beberapa komputer ataupun workstation dalam suatu kantor ataupun pabrik-pabrik untuk pemakaian resource bersama (misalnya : printer, modem) dan saling bertukar informasi. 2. MAN (Metropolitan Area Network) MAN pada dasarnya merupakan versi dari LAN yang berukuran lebih besar dan biasanya memakai teknologi yang sama dengan LAN. MAN dapat mencakup kantorkantor perusahaan yang berdekatan atau juga sebuah kota dan dapat juga dimanfaatkan untuk keperluan pribadi, swasta, ataupun umum. MAN juga mampu menunjang data dan suara, dan dapat berhubungan dengan jaringan televisi kabel. Alasan utama memisahkan MAN sebagai kategori khusus adalah telah ditemukannya standar untuk MAN. Standar tersebut disebut DQDB (Distributed Queue Dual Bus). DQDB memiliki dua bus (kabel) satu arah yang menghubungkan semua komputer. Setiap bus memiliki sebuah headend (perangkat untuk memulai transmisi). 3. WAN (Wide Area Network) Wide Area Network atau WAN mencalup daerah geografis yang luas, seringkali mencakup sebuah Negara atau sebuah benua. WAN terdiri-dari kumpulan mesin yang bertujuan untuk menjalankan program-program (aplikasi) pemakai. Mesinmesin ini dapat di sebut sebagai host ataupun end system. Host di hubungkan oleh sebuah subnet komunikasi, atau cukup di sebut dengan subnet. Tugas subnet adalah untuk membawa pesan dari satu host ke host lainnya, seperti halnya telepon yang membawa pembicaraan dari pembicara ke pendengar.
3.
Sebagai jaringan akses tradisional PSTN. Namun secara umum, MSAN adalah layanan multiservice yang sejalan dengan NGN yang menyediakan fungsi broadband akses multiplexer sebagai IP DSLAM yang berdasarkan pada teknologi IP, ATM atau TDM melalui jaringan kabel tembaga atau fiber optik. Target platform aksesnya adalah MSAN dengan kemampuan triple play dan 100% broadband deliver. MSAN diimplementasikan untuk menyediakan suatu solusi layanan berbasis jaringan lokal akses fiber atau tembaga dengan cost-effective pada suatu layer jaringan yang konvergen dimana layanan PSTN, NGN dan jaringan broadband berada pada daerah yang sama. 3.1.2 Gambaran Umum MSAN Perangkat ini menghubungkan pelanggan telepon ke core network sehingga pelanggan dimungkinkan untuk memperoleh telepon biasa, ISDN atau fasilitas broadband seperti DSL dengan hanya menggunakan single platform. MSAN merupakan gabungan dari beberapa teknologi yaitu : 1. Telepon TDM yang didalamnya terdapat ISDN, STM-1 2. PON (Passive Optical Network) 3. FTTx (Fiber to the X) Dengan demikian MSAN dapat melayani triple play. Berikut konfigurasi MSAN secara umum menurut versi NEC indonesia
III. ISI 3.1 MSAN 3.1.1 Definisi MSAN Kependekan dari Multi service Access Node, yaitu suatu platform jaringan akses yang menyediakan layanan umum untuk memberikan layanan broadband dan narrowband dalam jaringan PSTN dan NGN. MSAN memiliki tiga fungsi penting yaitu : 1. Sebagai sistem akses broadband. 2. Sebagai akses gateway dalam NGN (Next Generation Network).
Gambar 3.1 Konfigurasi MSAN menurut NEC Indonesia
MSAN adalah suatu akses gateway akses multimedia yang fleksibel yang memungkinkan operator untuk menyediakan layanan xDSL, narrowband/broadband berbasis TDM dan layanan Next Generation Network dalam suatu area layanan dari sebuah single node. End user dilayani dari
akses node yang terdistribusi di sekitar pelanggan untuk dapat memenuhi kebutuhan pelanggan. Multi service Access Node (MSAN) merupakan platform akses tunggal yang memiliki kemampuan untuk menggabungkan semua layanan yang didukung oleh backbone operator menuju ke resedensial, tele-working, SOHO, dan skenario aplikasi bisnis adalah sesuatu yang sangat diharapkan oleh sebagian operator untuk solusi akses. Solusi ini harus berkemampuan multiservice, multivendor, multi skenario dan aman untuk yang akan datang. 3.1.3 Atribut Utama MSAN Perpaduan fleksibel dari layanan broadband dan narrowband dapat diintegrasikan dari sebuah single platform seperti : 1. Layanan - Voice : POTS, VoIP, ISDN - Data / broadband : TDM leased line (Leased line : 2 Mbit/s, nx64 Kbit/s, subrate), DSL (ADSL, VDSL, ADSL2/2+, G.SHDSL) 2. Transmisi - SDH (STM- 1 s/d STM-6) - Ethernet (FE dan GE) 3. Topologi MSAN dapat mensupport topologi yang berbeda-beda untuk konfigurasi jaringan : - Star - Tree - Ring MSAN memungkinkan beragam aplikasi penggelaran fiber optik FTTx yang mungkin seperti : FTTO (Fiber to The Office), FTTC (Fiber To The Curb), FTTB (Fiber To The Building) juga tersedia perangkat transmisi optik SDH atau PDH. 4. Fleksibel akses service MSAN memiliki fleksibilitas untuk akses service dalam hal penyediaan akses pelanggan berupa akses tembaga untuk voice dan DSL service menggunakan combo card serta optik untuk service Ethernet (FTTx).
Gambar 3.2 Konfigurasi MSAN
3.1.4 Fungsi dan Kedudukan MSAN dalam NGN (Next Generation Network) Pengembangan infrastruktur akses broadband yang dapat mendukung Next Generation Network dan transisi dari PSTN, dibutuhkan suatu konsep jaringan akses multiservice yang dapat mengakomodasi perubahan layer service node secara fleksibel dan ekonomis. Tanpa konsep ini, setiap transisi service node (misalnya dari jaringan TDM menuju jaringan paket) akan memunculkan jenis akses node baru. Tidak heran di lapangan dijumpai perangkat akses node yang diperuntukkan hanya bagi layanan POTS, akses gateway untuk layanan voice paket, akses node untuk layanan akses broadband (DSLAM) yang tidak jarang diimplementasikan secara kolektif. Akibatnya tidak sedikit kendala dan masalah yang terjadi dalam kegiatan operasi dan pemeliharaan perangkat tersebut termasuk penyediaaan SDM yang berkompeten. Konsep MSAN merupakan suatu konsep jaringan akses yang terintegrasi yang dapat menyediakan varian layanan data, suara dan video dalam satu platform perangkat. Solusi yang diberikan MSAN akan menjadi solusi yang efisien pada era Next Generation Network. Solusi teknologi MSAN pada dasarnya dapat dibedakan ke dalam dua urutan besar roadmap yang berasal dari dua teknologi multiservice akses yang berkembang pada saat yang bersamaan yaitu: 1. Teknologi MSAN dengan roadmap dari teknologi MSOAN/NG- DLC. Teknologi MSOAN/NG-DLC merupakan teknologi OAN generasi II yang memungkinkan layanan teleponi berbasis TDM dan data paket menggunakan xDSL dilewatkan pada satu platform perangkat.
Dalam perkembangannya solusi MSOAN/ NG- DLC terkendala pada penyediaan layanan dengan volume besar dikarenakan keterbatasan pada sisi kapasitas backplane platform yang digunakan yang masih berbasis bus TDM. Roadmap teknologi MSAN berbasis teknologi MSOAN/NG-DLC masih menyisakan kemampuan berintegrasi dengan platform eksisting yaitu TDM switch dan kemampuan integrasi layanan dengan platform NGN sebagai akses gateway dan broadband sistem untuk layanan internet sebagai DSLAM. Teknologi MSAN dengan roadmap dari teknologi IP DSLAM 2. Teknologi IP DSLAM merupakan teknologi broadband akses yang sangat well proven dalam memberikan layanan broadband. Kapabilitas backplane platform yang sangat besar menyebabkan sistem ini menjadi salah satu pilihan teknologi akses di era NGN. Namun kendala dalam penyediaan layanan voice paket secara terintegrasi menyebabkan sistem ini tidak full multiservice. Untuk layanan suara, secara alami IP DSLAM masih menggunakan koneksi fisik split dari layanan broadband ke TDM switch. Berakhirnya era legacy sistem menyebabkan kemungkinan hilangnya TDM switch dan berakibat pada perlunya solusi layanan paket suara pada sistem ini. Solusi yang bisa ditawarkan adalah menambahkan perangkat IAD diujung CPE untuk layanan voice paket. Solusi ini tidak menjadi efisien mengingat IAD juga sebagai perangkat aktif yang harus diatur secara end-to-end. Teknologi MSAN yang berbasis IP DSLAM dilakukan dengan menempatkan fungsi akses gateway di IP DSLAM sebagai mediasi ke softswitch selain fungsi broadband akses multiplexer ke layanan data. Solusi ini secara ekstrim meniadakan koneksi ke sistem legacy sehingga dapat dilihat sebagai solusi revolusi akses di era NGN.
Gambar 3.3 Konfigurasi perangkat-perangkat NGN
CPE diinterfacekan dengan perangkat MSAN. Dari MSAN, trafik mengalir sebagai data terintegrasi, dalam protokol MPLS, dimana koneksi disusun dalam semacam VC berbasis IP. Dari MSAN, trafik dilarikan ke Metro Node, yang merupakan NGN media gateway berkapasitas besar. Metro Node saling dihubungkan dengan IP core network. 3.1.5 Keuntungan MSAN MSAN dapat memberikan keuntungan dan nilai tambah non-teknis sebagai berikut : 1. Kemampuan multi-service MSAN menyediakan layanan narrowband untuk data dan suara (menggunakan POTS, ISDN PRA/BRA,digital leased line) dan layanan broadband untuk kemampuan internet, data dan multimedia (melalui ADSL atau G.SHDSL) yang memungkinkan kemampuan download file dan penjelajahan internet yang lebih cepat bagi end-users. Dengan fleksibilitas kemampuan multiservice ini pada gilirannya akan mampu menyediakan operator telekomunikasi suatu kapasitas penghasilan yang lebih besar. 2. Kecepatan penggelaran Kabinet outdoor yang dikirimkan dalam bentuk complete-built yang telah mengalami proses pengujian di pabrik. Hal ini berarti bahwa node telah langsung siap untuk dioperasikan begitu dihubungkan dengan catuan listrik serta tersambung ke jaringan transport dan koneksi ke end-user telah dibuat. Dari NMS atau melalui suatu terminal lokal, provisioning sistem dapat dilakukan sehingga memungkinkan MSAN untuk dapat langsung operasional dalam waktu yang cukup pendek yang secara signifikan berarti memangkas waktu yang diperlukan untuk mengatur pendapatan. 3. Modularitas perangkat FTTx Node akses MSAN telah didesain untuk dapat mengcover pelanggan sampai dengan 2000 end-user. Modularitas ini menyiratkan bahwa lokasi penempatan node sebaiknya diletakkan di dalam gedung atau ditanam (curb). Selain itu, dalam hal aplikasi greenfield yang membutuhkan pekerjaan sipil, MSAN dimungkinkan digelar denagn memakai infrastruktur serat optik sehingga memungkinkan penggunaan kabel tembaga yang lebih pendek karena jaraknya menjadi lebih dekat ke pelanggan (pada umumnya < 1
km). Hal ini akan mengurangi biaya penggelaran jaringan last-mile dan memungkinkan operator untuk menawarkan layanan xDSL dengan jangkauan yang lebih luas serta memberikan berbagai kemungkinan layanan level agreement yang lebih besar. 4. Penggunaan interface standar MSAN dirancang untuk solusi multi vendor. Penggunaan interface standar diintegrasikan di layer transport, layer signalling dan level manajemen jaringan. Hal ini memungkinkan MSAN untuk secara penuh interoperable dengan peralatan vendor lain, sehingga dengan begitu memungkinkan operator untuk memilih solusi jaringan sesuai dengan pemeliharaan yang baik secara layer demi layer. Skenario pemilihan kompetitif seperti itu memberikan kesempatan kepada para operator untuk dapat menetapkan harga yang lebih kompetitif sesuai dengan harga pabrikan perangkat sesuai dengan merknya sehingga akan dapat mengoptimalkan biaya investasi. 5. Cakupan topologi yang luas, kapasitas dan penempatan MSAN memastikan bahwa pilihan terbaik dari sisi ekonomis/teknis selalu ada sehingga akan meminimalisasi biaya investasi untuk mendapatkan suatu keuntungan/pengembaliaan modal yang maksimum. MSAN mendukung beberapa hal sebagi berikut : - cakupan topologi yang luas (ring, star, tree) - teknologi yang berbeda (PDH dan SDH) dengan penggunaan tembaga atau serat optik dalam berbagai kombinasi (misalnya dengan FTTx dan xDSL) - Rekonfigurasi dari jaringan PDH eksisting menjadi suatu jaringan SDH yang baru. Melayani area demografios dengan kapasitas per node nya berkisar antara 30 sampai dengan 2000 line ekivalen dan dapat diimplementasikan di lokasi indoor atau outdoor. 6. Manajemen jaringan yang terintegrasi Transport, layanan narrowband dan layanan broadband diatur di dalam suatu common sistem. Pemakaian GUI yang mudah untuk dioperasikan dapat menampilkan seluruh data operasional seperti: performansi, konfigurasi layanan, alarm, security dan lainnya. Dengan suatu monitor tunggal seluruh alarm dielemen
jaringan dapat ditampilkan sehingga akan mengurangi sumber daya yang dibutuhkan untuk mengatur dan memonitor layer jaringan. 7. Kesiapan berevolusi ke NGN MSAN dirancang untuk siap menuju NGN. Sistemnya disiapkan untuk dapat bertransformasi secara smooth dari suatu platform access multiservice yang mendukung layanan TDM eksisting menuju ke suatu solusi NGN yang berbasis IP/ATM. Melalui suatu pensinyalan modul VoIP gateway yang sederhana node MSAN dapat diubah menjadi access gateway NGN sehingga dapat mendukung layanan VoIP dengan investasi yang minim sambil tetap mengakomodasi pelangan yang masih menggunakan backbone TDM yang lama dan juga pelanggan yang ingin menggunakan backbone NGN yang baru. 3.2
Metro ethernet Network Dunia semakin membutuhkan komunikasi yang cepat dan tepat, namun tidak harus menjadi repot dan mahal. Semua jenis komunikasi dapat dibawa dalam satu media pembawa, tidak peduli apakah itu suara, video, teks, grafik, data, dan lainnya (kebutuhan seperti ini sering disebut dengan istilah Triple Play). Media yang mampu melayani kebutuhan seperti inilah yang disebut Next Generation Network atau sering disingkat NGN. Untuk menjawab kebutuhan Triple Play tersebut, para perancang teknologi komunikasi telah menciptakan berbagai teknologi yang mampu memenuhi kebutuhan tersebut. Aplikasi Next Generation Network sangat membutuhkan sebuah jaringan yang dapat dilewati data dalam jumlah yang sangat besar, dapat melakukan transfer data dengan sangat cepat, lebih kebal terhadap masalah-masalah komunikasi, dan yang terpenting haruslah murah dan mudah dalam implementasinya. Salah satu teknologi yang mampu melayani kebutuhan ini adalah teknologi Metro ethernet. Triple Play atau yang secara harafiahnya dapat diartikan sebagai “tiga permainan” sebenarnya merupakan julukan bagi kebutuhan para pengguna teknologi komunikasi akan jalur komunikasi data yang cepat, lebar, dan dapat memainkan berbagai macam peranan bagi mereka. Triple Play merupakan bentuk kebutuhan akan komunikasi yang sangat tinggi. Kebutuhan komunikasi yang tinggi ini adalah komunikasi yang melibatkan
komunikasi bentuk data, suara, dan video. Semua harus dapat bekerja dan berkonvergensi antara sesamanya dan yang terpenting semua itu harus dapat difasilitasi oleh satu service saja. Jaringan Metro ethernet umumnya didefinisikan sebagai bridge dari suatu jaringan atau menghubungkan wilayah yang terpisah bisa juga menghubungkan LAN dengan WAN atau backbone network yang umumnya dimiliki oleh service provider. Jaringan Metro ethernet menyediakan layananlayanan menggunakan Ethernet sebagai core protocol dan aplikasi broadband. Metro ethernet menjanjikan biaya modal dan operasi yang lebih kecil, interoperabilitas multi-vendor, diferensiasi layanan dan memberikan fleksibilitas. Kalangan operator di Asia, seperti Korea, Hong Kong, China, Singapura dan Australia memanfaatkan Metro ethernet sebagai teknologi akses yang menghubungkan ke MPLS (multi protocol label switching) backbone. 3.2.1 Perangkat Metro ethernet Di PT. Telkom, Tbk Solo, perangkat Metro ethernet yang digunakan adalah Metro ethernet tipe Tellabs 8840. Berikut gambar dari Metro ethernet tipe Tellabs 8840 :
Gambar 3.4 Metro ethernet Tipe Tellabs 8840 tampak depan
Gambar 3.5 Metro ethernet Tipe Tellabs 8840
tampak belakang
Fungsi-fungsi dari bagian Metro ethernet tipe Tellabs 8840 adalah : 1. System Panel berfungsi sebagai tempat pengecekan kondisi perangkat Metro ethernet yang ditunjukkan berupa alarm LED dan status lampu ULC (Universal Line Card) dan SCC (Switch and Control Card). 2. Cable Management Tray berfungsi mengatur jalur kabel yang masuk ke patch panel agar tertata rapi yang memudahkan penanganan gangguan pengkabelan. 3. Chassis Card Cage berfungsi sebagai wadah tempat dari ULC (Universal Line Card) dan SCC (Switch and Control Card). 4. SCC (Switch and Control Card) berfungsi sebagai pengontrol kerja dari perangkat Metro ethernet. 5. ULC (Universal Line Card) berfungsi sebagai input dan output pengiriman dan penerimaan data. 6. PLM (Physical Line Module) berfungsi menghubungkan ULC (Universal Line Card) dan masing-masing PLM (Physical Line Module). 3.2.2 Penanganan Gangguan pada Metro ethernet Teknologi ethernet dipilih untuk jaringan berskala metro dikarenakan teknologi ethernet telah digunakan secara luas oleh masyarakat, terutama dalam LAN. Interface Ethernet telah tersebar ke manamana dan keberadaannya sangat banyak. Hingga kini teknologi ethernet telah banyak beredar di pasaran mencapai bandwidth tertinggi sebesar 10 Gigabit per Second.
Namun, Metro ethernet juga menyediakan teknologi ethernet dengan bandwidth 10 Mbps, 100 Mbps, dan 1000 Mbps. Untuk menjaga kehandalan perangkat tersebut harus dilakukan pengecekan sehingga jika terjadi gangguan dapat segera dilakukan penanganan Gangguan pada Metro ethernet. Penanganan Gangguan Metro ethernet dimaksudkan untuk mengembalikan keadaan pada perangkat Metro ethernet menjadi normal kembali seperti sebelum terjadi ganguan yang berakibat putusnya suatu akses jaringan pada beberapa Area Network yang bersangkutan. Salah satu penanganan gangguannya dilakukan dengan menggunakan NMS (Network Management System) putty.
1.
Gangguan Trunk Metro-E Solo-Gladak to Salatiga Langkah-langkah yang diambil : - Cek operation status trunk Metro-E Salatiga
Gambar 3.8 Cek status operation trunk Metro-E Salatiga
Dari gambar diatas terlihat bahwa metro-E Salatiga yang menyambung ke Gladak status admin: enable tetapi status operation: down, langkah berikutnya adalah : - Cek operation status modul PLM 1/5/1
Gambar 3.9 Cek status operation modul PLM 1/5/1
Gambar 3.6 Tampilan program putty sewaktu telnet ke metro ethernet
Langkah selanjutnya adalah login ke NMS gateway dengan cara memasukkan username dan password
Dari gambar diatas terlihat bahwa status admin: enable, status operation: up, dan status equip state: plugged. Hal ini menunjukkan kondisi metro-E baik-baik saja, tetapi penyebab status operation: down adalah putusnya kabel fiber optik dari Gladak ke Salatiga. - Untuk menyambung kabel FO dibutuhkan waktu lama (>3 jam) sehingga perlu di change over (pemindahan core FO yang putus ke core FO yang idle).
Gambar 3.10 Pemindahan port 5 dan 6 ke port 7 dan 8
Gambar diatas menunjukkan pemindahan core yang putus (port 5 dan 6 dipindah ke port 7 dan 8). Gambar 3.7 Tampilan putty setelah login ke metro ethernet Solo-Gladak
- Langkah selanjutnya adalah kembali cek status operation trunk metro-E Salatiga
DAFTAR PUSTAKA 1. http://www.scribd.com/doc/50923896/
Mengenal-MEN-metro-ethernet 2. http://metroethernetforum.org/PDF Documents/metro-ethernet-service.pdf
Gambar 3.11 Cek status operation trunk metro-E salatiga
Dari gambar diatas terlihat bahwa status operation: up. Hal ini menunjukkan bahwa trunk Gladak-Salatiga sudah normal kembali.
IV. PENUTUP 4.1 Kesimpulan Dari hasil pengamatan yang dilakukan selama melakukan Kerja Praktik pada PT Telkom Solo, Tbk., diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Teknologi Metro ethernet network ini sebenarnya bisa juga di katakan sebagai teknologi Ethernet, Fast Ethernet, Gigabit Ethernet pada LAN (Local Area Network), tetapi perbedaannya adalah LAN hanya mencakup satu local coverage area (gedung), sedangkan metro ethernet network ini adalah untuk menghubungkan dua LAN pada beberapa coverage area yang berbeda dalam lingkup area yang besar. Apabila cakupan areanya sudah mencakup batasan beberapa negara, jaringan Metro ethernet ini dapat juga digabungkan sebagai bagian dari teknologi WAN walaupun pada mulanya hanya menggunakan teknologi LAN. 2. Berdasarkan kecapatan akses datanya, teknologi metro ethernet network dapat mendukung aplikasi-aplikasi yang membutuhkan bandwidth yang besar. 3. Dengan luasnya penggunaan teknologi ini, ketersediaannya perangkat yang sangat banyak, teknologi ethernet sangat cocok untuk diterapkan dalam membuat jaringan Metro. Service yang ditawarkan oleh metro ethernet ke penggunanya dapat dengan mudah diimplementasikan dalam jaringan mereka yang sudah ada, karena memakai teknologi yang sama. 4. Dengan adanya penanganan gangguan perangkat Metro Ethernet yang cepat dan tepat, dapat segera diketahui pokok permasalahan dan pemecahan solusi mengenai adanya kendala operasional yang terjadi pada perangkat tersebut.
3. http://id.wikipedia.org/wiki/Ethernet 4. http://www.ristinet.com/index.php?ch =8&lang=&s=d85d63c7282fc3e8ff2aa 816c3a610b0&n=345 5. ______________, Materi Pelatihan Metro Ethernet Network, PT.TELKOM.
Biodata Penulis
Yudha
Bachtiar
(L2F008099) lahir di Surakarta, 25 Mei 1990. Menempuh pendidikan Di TK Aisyiah Kartasura, kemudian SD Ta’mirul Islam Surakarta, SMP Al-Islam 1 Surakarta, SMA Al-Islam 1 Surakarta dan saat ini melanjutkan di Jurusan Teknik Elektro Universitas Diponegoro Konsentrasi Elektronika Telekomunikasi.
Menyetujui, Dosen Pembimbing
Achmad Hidayatno, S.T., M.T. NIP 196912211995121001