Makalah Seminar Kerja Praktek
NETWORK SYNCHRONIZATION SUBSYSTEM (NSS) PADA SISTEM TELEKOMUNIKASI SATELIT PT. PASIFIK SATELIT NUSANTARA (PSN) BEKASI Zaini Agung Utama (L2F007083) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia
Abstrak Arus pensinyalan informasi yang dikirim melalui satelit dimultipleksikan dalam mode TDMA. Untuk menjaga integritas data, semua sinyal TDMA harus disinkronkan pada input masukan ke satelit. Untuk masingmasing stasiun bumi harus menunda datanya dalam jumlah yang berbeda berdasarkan gerakan satelit, dan pengkoreksian waktu yang berbeda-beda diperlukan untuk menyinkronkan data. NSS menentukan penundaan waktu antara satelit dengan stasiun bumi dan memberikan informasi ini kepada subsistem ACeS dalam bentuk referensi pulsa waktu. NSS adalah subsistem terdistribusi dengan peralatan yang terpasang di NCC dan semua Gateway. Peralatan yang NSS miliki di NCC disebut sebagai NCC NSS. Demikian pula, peralatan NSS yang terpasang di setiap Gateway disebut sebagai GW NSS. GW sendiri terdiri dari beberapa peralatan yaitu Network Time Server (NTS), Satellite Timing and Ranging Equipment (SATRE), Pulse Generation and Distribution Equipment (PGDE), dan Local Area Network (LAN) Hub yang akan menjalankan fungsinya masing-masing. Keywords : mode TDMA,ACeS,NSS NCC dan GW
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terjadi di era sekarang ini merupakan bukti nyata bahwa manusia selalu berjuang untuk mencari solusi praktis dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya yang semakin kompleks. Grafik perkembangan dunia yang menunjukkan hal tersebut kini telah menjadi sebuah tuntutan bagi kalangan intelektual, khususnya elemen pendidikan tinggi untuk senantiasa berusaha melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas, kompetitif, dan profesional. Perkembangan Teknologi ini juga mengakibatkan perkembangan dalam bidang telekomunikasi khususnya telekomunikasi satelit. Dimana dengan telekomunikasi satelit mengakibatkan tidak akan ada lagi batas wilayah antar pengguna. PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN) adalah perusahaan telekomunikasi satelit swasta yang pertama di Indonesia dan pelopor penyedia di Asia yang lengkap berbasis layanan telekomunikasi satelit. Pada system telekomunikasi satelit, arus pensinyalan informasi yang dikirim melalui satelit dimultipleksikan dalam mode TDMA. Untuk menjaga integritas data, semua sinyal TDMA harus disinkronkan pada input masukan ke satelit. Untuk masing-masing stasiun bumi
harus menunda datanya dalam jumlah yang berbeda berdasarkan gerakan satelit, dan pengkoreksian waktu yang berbeda-beda diperlukan untuk menyinkronkan data. NSS menentukan penundaan waktu antara satelit dengan stasiun bumi dan memberikan informasi ini kepada subsistem ACeS dalam bentuk referensi pulsa waktu. 1.2. Maksud dan Tujuan. Tujuan penulisan laporan kerja praktek ini adalah : 1. Mengetahui sistem dan lingkungan kerja industri komunikasi satelit di PT. Pasifik Satelit Nusantara (PSN) Bekasi. 2. Mengetahui sistem telekomunikasi satelit pada bagian gateway. 3. Memberikan gambaran yang jelas tentang NSS (Network Synchronization Subsystem). 1.3. Batasan Masalah. Dalam penyusunan laporan kerja praktek ini, pembahasan hanya dibatasi pada masalah sistem telekomunikasi satelit, khususnya pada pembahasan tentang NSS (Network Synchronization Subsystem) pada Gateway dan tidak membahas NSS pada NCC (Network Control Centre).
II. DASAR TEORI 2.1 Sistem ACeS (Asia Cellular Satellite) 2.1.1 Arsitektur ACeS Sistem ACeS memiliki arsitektur pengiriman informasi seperti pada gambar 1 berikut :
Gambar 1 Sistem Arsitektur ACeS
Sistem ACes memiliki peran penting dalam kehidupan manusia, salah satu aplikasi ACeS dalam kehidupan dapat digambarkan sebagai berikut :
Berdasarkan gambar di atas dapat diketahui bagian Satelit Garuda adalah : 1. Dua antenna L-band berdiameter 12m untuk komunikasi dengan UT, daerah cakupan Asia-pasifik dengan 140 spotbeam. 2. Antenna C-band berdiameter 3m untuk komunikasi dengan Gateway & NCC 3. Umur satelit : 12 tahun Untuk 3.7 tahun pertama satelit berada pada orbit “inclined”. 4. Massa ± 2700 kg, dry mass 5. Sumber daya listrik : – Solar array, mengubah tenaga sinar matahari menjadi listrik. – Baterai, digunakan pada saat solar array tidak terkena sinar matahari.
2.1.3 Wilayah Jangkauan Satelit (Spotbeams) Satelit Garuda L band mempunyai daerah jangkauan Asia Pasifik. Gambar ilustrasi Spotbeams satelit dapat dilihat pada Gambar 4 berikut.
Gambar 2 Aplikasi Sistem ACeS Gambar 4 Garuda L Band Spotbeams
2.1.2 Garuda Spacecraft Pada system ACeS, satelit yang digunakan adalah “Garuda Spacecraft” seperti tampak pada gambar 3 berikut
Gambar 3 Garuda Spacecraft
2.1.4 Fungsi dan Kelebihan Sistem Satelit ACeS Sistem Satelit ACeS memiliki beberapa manfaat beserta kelebihan sebagai berikut : 1. Sebagai media perantara komunikasi antara: a. UT dengan NCC untuk signalling b. UT dengan Gateway untuk voice & signalling c. NCC dengan masing-masing Gateway untuk signalling d. Gateway dengan Gateway lain untuk signalling
2. Memberikan layanan penyambungan antara a. User Terminal (UT) ACeS dengan jaringan telepon teresterial (PSTN atau PLMN). contoh PSTN: Telkom, contoh PLMN: Indosat, Telkomsel, Excelcom, Mobile-8, dll. b. UT dengan UT lain 3. Memakai satelit geosynchronous 4. Memiliki system keamanan dan memberikan privacy bagi pemakai 5. Menyediakan infrastruktur billing untuk menghasilkan data billing (tagihan) 6. Menyediakan interface ke system customer service & call center 7. Kompatibel dengan network GSM 2.2
NETWORK SYNCHRONIZATION SUBSYSTEM (NSS) Network Synchronization Subsystem (NSS) adalah bagian dari sistem ACeS yang menyediakan referensi waktu secara presisi untuk keperluan sinkronisasi. Network Synchronization Subsystem memiliki beberapa fungsi yaitu : 1. Sebagai referensi waktu (Time Of Day) untuk sistem ACeS 2. Menentukan waktu tunda transmisi (Path Delay) antara ground station dan satelit. 3. Sebagai referensi nomor frame untuk TDMA frame, multiframe, superframe dan hyperframe. 2.2.1
Gambar 5 Pemwaktuan TDMA (TDMA Timing)
Meskipun ACeS memiliki satelit yang berorbit secara geosynchronous, satelit terusmenerus bergerak dalam pola 8 seperti yang terlihat dari bumi (gerak terjadi karena orbit satelit cenderung 3 derajat). Gerakan satelit yang konstan memvariasikan pengiriman dan perimaan jalur tunda antara Network Control Center (NCC) dengan satelit dan antara setiap Gateway (GW) dan satelit. jumlah waktu tunda dan laju perubahan berbeda untuk setiap GW dan NCC.
Latar Belakang Penggunaan NSS
Arus pensinyalan informasi yang dikirim melalui satelit dimultipleksikan dalam mode TDMA. Untuk menjaga integritas data, semua sinyal TDMA harus disinkronkan pada input masukan ke satelit seperti dalam gambar 5. Untuk masing-masing stasiun bumi harus menunda datanya dalam jumlah yang berbeda berdasarkan gerakan satelit, dan pengkoreksian waktu yang berbeda-beda diperlukan untuk menyinkronkan data. NSS menentukan penundaan waktu antara satelit dengan stasiun bumi dan memberikan informasi ini kepada subsistem ACeS dalam bentuk referensi pulsa waktu.
Gambar 6 Effect kecenderungan pergerakan satelit
2.2.2
Ruang Lingkup NSS
NSS adalah subsistem terdistribusi dengan peralatan yang terpasang di NCC dan semua Gateway. Peralatan yang NSS miliki di NCC disebut sebagai NCC NSS. Demikian pula, peralatan NSS yang terpasang di setiap Gateway disebut sebagai GW NSS. NCC NSS dan masing-masing GW NSS berisi peralatan ranging dan sumber clock/ frekuensi. NSS mendistribusikan informasi referensi waktu ke NCC dan GW subsistem sesuai yang
diperlukan. Gambar 7 menunjukkan arsitektur NSS yang terdistribusi.
Gambar 7 Arsitektur NSS terdistribusi
NCC NSS adalah master timing refrence untuk jaringan ACeS, dan waktu dari penyelarasan data pada setiap GW harus diselaraskan ke master network timing. Informasi waktu didistribusikan oleh NSS ke NCC dan GW-GW subsistem,termasuk penyelarasan pulsa, frekuensi referensi, referensi jumlah-jumlah super frame, dan Time of Delay (TOD). Waktu pulsa sinkronisasi dan referensi frekuensi berasal dari referensi waktu master (master timing reference) di NCC dan referensi waktu lokal di setiap GW yang disinkronisasi ke NCC. Sinkronisasi data yang diberikan oleh NSS diringkas dalam Gambar 8.
2.2.3
Penggunaan Global Positioning System (GPS) NCC NSS dan masing-masing GW NSS menggunakan sinyal Global Positioning System (GPS) untuk mengembangkan waktu sinyal, referensi sinyal frekuensi 10 MHz dan 1 pulse per Second (PPS), dan Time of Delay (TOD). Sinyal-sinyal ini didistribusikan ke subsistem lain untuk waktu lokal dan identifikasi TOD seperti yang ditunjukkan pada Gambar 8. Sistem GPS merupakan petunjuk ruang yang berbasis sistem navigasi radio yang dikelola oleh Pemerintah Amerika Serikat. Posisi Standar layanan GPS (GPS Standard Positioning Service) menyediakan informasi posisi yang akurat dan informasi waktu bagi pengguna di seluruh dunia. Standard Positioning Service (SPS) memberikan akurasi posisi 100 meter secara horizontal dan 156 meter vertikal, dan akurasi waktu transfer untuk Universal Time Coordinated (UTC) dalam waktu ± 40 nanodetik. Segmen ruang GPS terdiri dari 24 satelit. Jarak satelit-satelit memastikan bahwa setidaknya lima satelit yang disimpan dalam pandangan pengguna setiap saat. Ciri penerima GPS harus memasukan sinyal dari sekurangnya empat satelit GPS untuk menentukan posisi dalam tiga dimensi dan waktu. Dalam aplikasi NSS Aces, sinyal GPS hanya digunakan untuk data waktu, bukan untuk menentukan posisi. Meskipun penerima NSS GPS mampu menerima sinyal lebih dari delapan satelit GPS secara simultan, hanya satu sinyal GPS diperlukan untuk mempertahankan referensi waktu yang akurat.
III. ISI 3.1
NSS pada Gateway (GW)
Blok diagram NSS pada Gateway dapat dilihat pada gambar 9 berikut.
Gambar 8 Distribusi penyelarasan data Gambar 9 Peralatan NSS pada Gateway
NSS yang terdapat pada GW terdiri dari beberapa komponen, yaitu: A.
Network Time Server (NTS) NTS menyediakan informasi waktu untuk jaringan ACeS melalui Network Time Protocol (NTP). Dalam NTP, unit NTS dioperasikan sebagai server yang menyediakan paket informasi TOD (Time of Day) sesuai permintaan dari klien jaringan (network client). Gambar 10 memperlihatkan tampilan depan dari unit NTS.
Gambar 10 Konfigurasi NTS tampak depan
Setiap unit NTS memperoleh informasi mengenai waktu UTC (Universal Time Coordinated) melalui Inter-Range Instrumentasi Grup B (IRIG-B) dalam format kode waktu masukan dari FFRU. Unit NTS menyelaraskan waktu internalnya ke kode masukan waktu IRIG-B. Setelah unit NTS disinkronisasi ke sumbernya, maka NTS siap untuk menanggapi permintaan yang diterimanya melalui Local Area Network (LAN) dari NTP client. Selain itu, masing-masing unit NTS memberikan kontrol / status antarmuka untuk Operasi dan Pemeliharaan Pusat Antena RF / IF Subsistem (OMC-A), atau dapat dikontrol secara lokal melalui antarmuka panel depan. NTS unit powered dan online, keduanya berfungsi untuk menerima permintaan waktu dari NTP client. Satu-satunya perbedaan antara dua unit NTS adalah Internet Protocol (IP) yang ditugaskan secara unik untuk masing-masing sistem unit NTS selama inisialisasi. NTP klien pada LAN ACeS biasanya meminta waktu dari unit "primer" NTS dengan mengirimkan paket NTP ke alamat IP. Ketika klien tidak mendapat jawaban, maka klien akan meminta waktu dari unit "sekunder" NTS dengan mengirimkan sebuah paket NTP ke unit tersebut dengan alamat IPnya. Adapun cara yang digunakan yaitu dua unit NTS memberikan sumber waktu yang berlebihan untuk klien NTP di NCC atau GW walaupun mereka beroperasi secara independen satu sama lain.
B. Satellite Timing and Ranging Equipment (SATRE) Satellite Timing and Ranging Equipment (SATRE) mengukur jalannya penundaan uplink dan downlink antara ground segment dengan satelit ACeS dan akan menggunakan informasi ini untuk menentukan traffic waktu yang tepat dan sinyal data yang dikirim dan diterima oleh peralatan pada saluran lokal. SATRE menampilkan jarak satelit sepanjang penggunaannya melalui spektrum spread, sinyal siaran Pseudo-random Noise (PN) dari NCC melalui satelit untuk semua situs ACeS yang ada di bumi. SATRE mengontrol waktu dari pulsa sinkronisasi TDMA framing yang didistribusikan oleh NSS ke NCC dan GW subsistem dengan mengeluarkan perintah pengkoreksian waktu ke PGDE setiap satu detik. SATRE mencakup modem SATRE cadangan dan sebuah interface panel. Gambar 11 memperlihatkan modem SATRE tampak depan.
Gambar 11 Konfigurasi modem SATRE
Modem SATRE memiliki fungsi-fungsi berikut : 1. Menerima kode waktu UTC dari PGDE untuk referensi GPS. 2. Melakukan ranging untuk menentukan path delay antara satelit dan ground station. 3. Menentukan referensi nomor superframe dan didistribusikan ke LAN. 4. Menyediakan sebuah kontrol/status antarmuka dengan OMC-A. Modem SATRE yang berlebih beroperasi dalam mode utama dan cadangan. Kedua modem SATRE tersebut biasanya diaktifkan, menampilkan fungsi jarak, pengolahan data tunda, menerima data waktu dari PGDE, menentukan waktu yang sesuai dengan perintah koreksi, dan menghitung nomor referensi super frame. Namun, hanya modem SATRE utama saja yang diaktifkan untuk benar-benar mengeluarkan perintah ke PGDE dan untuk mengirimkan nomor referensi super frame di LAN. Modem SATRE cadangan memantau semua komunikasi antara modem SATRE utama dengan PGDE, dan siap aktif untuk mengambil
peran utama setiap saat. Modem SATRE mampu secara otomatis beralih antara modem utama dan cadangan ketika terjadi kesalahan atau kegagalan dalam modem SATRE utama. Meskipun setiap SATRE modem terdiri dari chassis kerangka utama dan beberapa modul, modem SATRE dapat diganti secara keseluruhan seperti unit chassis. Panel Interface SATRE menyediakan konektivitas fisik untuk kedua modem ke OMC-A, NAR / GAR, dan FFRU dari PGDE. C. Pulse Generation and Distribution Equipment (PGDE)
Pulse Generation and Distribution Equipment (PGDE) adalah sekelompok elemen-elemen yang saling terkait secara fungsional dari NSS, PGDE terdiri dari unitunit berikut: 1. FFRU (Frame/Frequency Reference Unit) 2. DDU (Digital Distribution Unit) 3. LNFU (Low Noise Frequency Unit)
PGDE adalah sumber referensi frekuensi dan sinyal waktu untuk unit NSS ,NCC dan GW subsistem. FFRU adalah komponen utama dalam PGDE, FFRU menerima sinyal GPS dan data waktu dari SATRE, melakukan semua fungsi pengolahan PGDE, dan menghasilkan semua frekuensi referensi dan informasi waktu. Berdasarkan masukan dari FFRU, DDU mendistribusikan 1 sinyal PPS dan penyelarasan pulsa. LNFU menghasilkan dan mendistribusikan versi suara tahap rendah dari 10 MHz frekuensi referensi berdasarkan referensi 1 sinyal PPS dari DDU. PGDE memiliki fungsi sebagai berikut: 1. Mendapat dan menkodekan sinyal GPS untuk mendapatkan referensi waktu. 2. Mendistribusikan standar referensi frekuensi 10 MHz dan 1 PPS 3. Melakukan koreksi terhadap sinkronisasi waktu 4. Memberikan kontrol/status interface ke OMC-A Komponen PGDE adalah unit modulasi, masing-masing terdiri dari sebuah rackmountable chassis frame utama dan beberapa modul plug-in. Masing-masing modul plug-in adalah LRU, dan semua modul adalah hot swapable. Cadangan modul disediakan untuk modul dengan fungsi-fungsi kritis. Dengan demikian,
cadangan PGDE disediakan pada tingkat modul, bukan pada tingkat chassis. Cadangan modul dari peralatan PGDE akan bertukar secara otomatis dari unit A ke unit B saja (tidak B untuk A). Setelah penggantian LRU yang salah, sisi modul A harus dikonfigurasi sebagai on-line unit untuk mengembalikan kemampuan yang berlebih. Pemilihan on-line modul ini dilakukan dengan menggunakan kontrol panel bagian depan atau melalui OMC-A. Untuk bagian-bagian dari PGDE sendiri dapat dijabarkan sebagai berikut : 1. FFRU (Frame/Frequency Reference Unit) Frame / Frequency Reference Unit (FFRU) melakukan semua fungsi-fungsi pengolahan PGDE dan merupakan asal dari semua referensi frekuensi dan sinyal waktu yang didistribusikan oleh NSS. FFRU menerima sinyal GPS dari dua antena dan timing data dari SATRE. Berdasarkan informasi waktu GPS, FFRU menghasilkan referensi frekuensi 10 MHz dan 1 PPS, dan output IRIG-B dan kode waktu ASCII, semuanya disinkronisasi ke GPS. 2. Digital Distribution Unit (DDU) DDU menyediakan distribusi sinyal referensi yang dibangkitkan oleh FFRU. DDU mendistribusikan pulsa sinkronisasi timing TDMA dan sebuah referensi 1 PPS Signaling Channel Equipment (SCE) pada NCC dan Traffic Channel Equipment (TCE) pada setiap gateway. Pulsa multiframe forward adalah keluaran yang menuju ke MFUM pada NSS NCC. Sedangkan Referensi sinyal 1 PPS adalah keluaran ke LNFU (Low Noise Frequency Unit). DDU adalah unit modular yang didalamnya terdapat beberapa tipe modul yang dapat dibongkar-pasang yang terdiri dari tipe-tipe plug-in berikut: 1. Digital Distribution Modul (DDM). DDM berfungsi untuk mendistribusikan sinyal forward frame dan return frame ke TCE. 2. 1 PPS/Status DDM. Berfungsi untuk mendistribusikan sinyal 1 PPS ke LNFU untuk diproses lebih lanjut. 3. Terminator and Fault Logic (TFL) Module. Modul TFL redundant di dalam DDU menyediakan pemeriksaan gangguan dari masukan sinyal-sinyal referensi sebelum didistribusikan dan melaporkan hasilnya ke OMC-A. 4. Power Supply (PS) Module. Dua buah modul power supply / catu daya
terpasang dalam mode sharing load, yaitu kedua-duanya beroperasi dengan membagi beban sama rata. Keluaran catu daya +5 Vdc untuk kebutuhan modul DDU saja. 3. Low Noise Frequency Unit (LNFU) Low Noise Frequency Unit (LNFU) menghasilkan dan mendistribusikan sinyal derau fase rendah 10 MHz. Berdasarkan informasi referensi waktu yang diterima dalam bentuk redundan 1 PPS /sinyal status dari DDU. LNFU mengeluarkan 10 MHz sinyal ke NAR / GAR. LNFU juga berisi kontrol / status interface dengan OMC-A.
D. Local Area Network (LAN) Hub LAN Hub secara fisik menghubungkan NSS dengan susbsistem lain dari NCC atau GW. LAN Hub menghubungkan unit NTS dan modem SATRE untuk berkomunikasi dengan perangkat lain yang tersambung ke LAN NCC/GW. Unit NTS menyediakan TOD (Time Of Day) selama diminta, dan keluaran modem SATRE sebagai referensi nomor superframe ke subsistem NCC/GW melalui LAN. 3.2 Operations and Maintenance Center of the Antenna RF/IF Subsystem (OMC-A)/NSS Pengoperasian Network Synchronization Subsystem (NSS) dilakukan melalui Operations and Maintenance Center of the Antenna RF/IF Subsystem (OMC-A). OMC-A menginisialisasi NSS untuk konfigurasi yang benar dan kemudian memantau keamanan dan status NSS. OMC-A menyediakan Graphical User Interface (GUI) yang bisa mencerminkan keamanan dan status NSS. Ini dapat digunakan untuk mengontrol, mengkonfigurasi, dan memantau peralatan NSS. Ada dua OMC-A terminal yang terletak di Network Control Center (NCC) dan setiap Gateway (GW). Peralatan NSS merupakan peralatan yang terhubung ke OMC-A konsol sedangkan peralatan RF / IF terhubung ke RF / IF OMC-A. 3.3 Proses Pengukuran Timing Delay pada NSS Berikut merupakan gambar proses pengukuran Timing Diagram pada NSS:
Gambar 12 Proses Pengukuran Timing Delay pada NSS
Proses pengukuran timing delay (ranging) pada NSS adalah sebagai berikut: 1. NSS NCC mengirim kode Pseudo-random Noise (PN) yang telah dimodulasi dengan frekuensi C-band uplink ke kanal satelit. 2. Kode PN dikembalikan melalui frekuensi Cband downlink dari satelit menuju NSS NCC. Waktu tunda (delay) dari saat PN mulai dikirimkan sampai dengan diterima kembali oleh NCC adalah waktu tunda uplink/transponder/downlink (satu hop). 3. Informasi waktu tunda NCC ke satelit dan waktu tunda perangkat stasiun bumi NCC digunakan untuk membuat koreksi pulsa sinkronisasi frame, multiframe, dan superframe pada PGDE dan hasilnya didistribusikan menuju Signaling Channel Equipment (SCE). 4. Pulsa sinkronisasi frame, multiframe, dan superframe yang sudah dikoreksi, dikirimkan ke modul Multiframe Uplink Modulator (MFUM) untuk selanjutnya dikirim ke-NAR. 5. NSS NCC kemudian mengirim code-code PN yang termodulasi dengan disertai masukan informasi referensi kepada semua gateway (GW). Informasi referensi yang dimasukkan sudah termasuk waktu tunda NCC ke satelit dan referensi waktu transmisi. 6. Setiap gateway akan mensinkronkan kode PN yang diterima dengan referensi kode kode PN waktu lokal, menentukan total waktu tunda NCC ke gateway, dan menghitung waktu tunda gateway ke satelit dengan mengurangkan waktu tunda NCC ke satelit (disediakan oleh NSS NCC dalam informasi referensi). 7. Setiap NSS gateway menggunakan waktu tunda gateway ke satelit dan waktu tunda perangkat-perangkat stasiun bumi untuk
mengkoreksi pulsa frame dan superframe pada PGDE, dan selanjutnya didistribusikan ke Traffic Channel Equipment (TCE). Dalam mengantisipasi terjadinya kehilangan atau kegagalan referensi timing, masing-masing gateway memiliki back up osilator lokal (GPS reference module) dengan akurasi 24 jam dan bekerja secara redundant. IV. PENUTUP 4.1 Kesimpulan Dari uraian tersebut diatas dapat diambil beberapa kesimpulan diantaranya: 1. Network Synchronization Subsystem (NSS) adalah bagian dari sistem ACeS yang menyediakan referensi waktu secara presisi untuk keperluan sinkronisasi. 2. Untuk menjaga integritas data, semua sinyal TDMA harus disinkronkan pada input masukan ke satelit. 3. NSS terbagi menjadi dua yaitu NSS NCC dan NSS Gateway 4. NCC NSS adalah master timing refrence untuk jaringan ACeS, dan waktu dari penyelarasan data pada setiap GW harus diselaraskan ke master network timing. 5. NCC NSS dan masing-masing GW NSS menggunakan sinyal Global Positioning System (GPS) untuk mengembangkan waktu sinyal. 6. LAN Hub secara fisik menghubungkan NSS dengan susbsistem lain dari NCC atau GW. 7. Pengoperasian Network Synchronization Subsystem (NSS) dilakukan melalui Operations and Maintenance Center of the Antenna RF/IF Subsystem (OMC-A). 8. Dalam mengantisipasi terjadinya kehilangan atau kegagalan referensi timing, masingmasing gateway memiliki back up osilator lokal (GPS reference module) 4.2 Saran Saran yang dapat penulis berikan adalah : 1. Adanya perbaikan terhadap antenna satelit yang ada . 2. Pencatatan Time of Day (TOD) yang dilakukan secara otomatis. 3. Adanya automatisasi pencatatan posisi satelit pada bagian Gateway.
DAFTAR PUSTAKA [1] Kolawole, Michael O .2002. Satellite Communication Engineering. New York Marcel Dekker,inc. [2] Michael J. Miller, Branka Vucetic, Les Berry.1993. Satellite Communications: Mobile and Fixed Services. Massachusetts: Kluwer Academic Publishers. [3] Sheriff, Ray e., Fun Hu, Y. 2001. Mobile Satellite Communication Networks. West Sussex: John Wiley and Sons,ltd. [4] … … … … … ., GSC/OMC Participant Guide. [5] … … … … … ., Operation and Maintenance manual (Vol 2) Network Synchronization Subsystem (NSS) CDRL-134. [6] www.psn.co.id
BIOGRAFI Zaini Agung U (L2F 007 083). Lahir di Tanjung Kerta, 15 Juni 1989. Pendidikan di SDN I Tanjung Kerta , kemudian dilanjutkan di SMP Al-Kautsar Bandar lampung, dan SMA Al-Kautsar Bandar lampung. Saat ini sedang menempuh pendidikan tinggi di jurusan Teknik Elaktro Universitas Diponegoro pada konsentrasi elektronika telekomunikasi.
Semarang,
Juli 2010
Mengetahui, Dosen Pembimbing Kerja Praktek
Yuli Christyono, ST, MT NIP. 19680711997021001