Makalah Seminar Kerja Praktek
Analisa Kegagalan Panggil Pada Sentral Telepon Digital Oleh : Sheila Nauvaliana (L2F008090) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Abstrak Pengelolaan network perlu dilaksanakan secara efisien dan efektif guna menghasilkan kelancaran arus trafik yang sangat berpengaruh terhadap pelayanan jasa dan pendapatan perusahaan. Untuk menjamin kelancaran arus trafik tersebut, perlu diperhatikan kondisi dan kemampuan network dalam menyalurkan trafik. Seiring dengan adanya tuntutan peningkatan kualitas penyambungan, maka PT.TELKOM berusaha untuk memperkecil angka kegagalan panggil yang menyebabkan ketidakpuasan pelanggan. Dalam rangka menigkatkan keberhasilan panggil diperlukan tindakan yang tepat dan cepat untuk menekan angka-angka kegagalan panggil. Angkaangka kegagalan panggil yang didapat dari hasil pengukuran perlu dianalisa dan tindak lanjuti sehingga keberhasilan panggil dapat ditingkatkan. Untuk dapat melakukan analisa dan menentukan tindak lanjut yang diperlukan, maka perlu dipahami arti setiap angka kegagalan yang terjadi. Kata Kunci : network, trafik, kegagalan panggil.
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejalan dengan meningkatnya permintaan jasa telekomunikasi maka perlu direncanakan suatu fasilitas telekomunikasi yang mampu mengatasi peningkatan tersebut. Perencanaan yang dilakukan harus dapat menghasilkan tingkat pelayanan yang baik dan dapat diandalkan , sebab peningkatan permintaan jasa telekomunikasi akan menimbulkan masalah rumit yaitu semakin meningkatnya kemacetan dalam jaringan akibat meningkatnya aliran trafik. Pengukuran trafik memberikan data dasar untuk keperluan perencanaan, operasi dan pemeliharaan, management dan berbagai kasus perhitungan untuk pengelolaan network. Hasil pengukuran trafik yang telah diolah, memberikan gambaran antara lain tentang jumlah sirkit/saluran, perangkat sentral, beban trafik dan distribusi call serta unjuk kerja perangkat. Sasaran akhir dari pengukuran trafik adalah pembenahan kebutuhan masyarakat pengguna jasa telekomunikasi sebaik-baiknya, dengan memperhitungkan faktor-faktor efektif dan efisien dari sarana telekomunikasi yang ada. Seiring dengan adanya tuntutan peningkatan kualitas penyambungan, maka PT.TELKOM berusaha untuk memperkecil angka kegagalan panggil yang menyebabkan ketidakpuasan pelanggan. Dalam rangka meningkatkan keberhasilan panggil perlu tindakan yang tepat dan cepat untuk menekan angka – angka kegagalan panggil. Angka – angka kegagalan panggil yang didapat dari hasil pengukuran perlu dianalisa dan ditindak
lanjuti sehingga keberhasilan panggil dapat ditingkatkan. Untuk dapat melakukan analisa dan menentukan tindak lanjut yang diperlukan, maka perlu dipahami arti setiap angka kegagalan yang terjadi. 1.2 Tujuan Tujuan penulis melakukan Kerja Praktek ini adalah : 1. Mempelajari tentang trafik. 2. Mempelajari tentang jenis-jenis kegagalan panggil. 3. Memahami arti setiap kegagalan panggil yang terjadi di tiap sentral, penyebab serta solusi penanganannya. 1.3 Batasan Masalah Batasan masalah yang diambil oleh penulis pada penulisan laporan kerja praktek ini adalah: 1. Dalam laporan ini hanya dijelaskan mengenai jenis-jenis kegagalan panggil pada sentral telepon digital secara umum. 2. Dalam laporan ini hanya dijelaskan penyebab kegagalan secara umum serta solusi penanganannya. 3. Dalam laporan ini tidak membahas sentral telepon digital hanya membahas fungsi sentral. 4. Dalam laporan ini tidak membahas perhitungan trafik. 5. Dalam laporan ini tidak membahas routing. II. DASAR TEORI 2.1 Konsep Dasar Trafik Secara umum, pengertian trafik adalah perpindahan suatu benda dari suatu tempat ke tempat lain.
Dalam lingkungan telekomunikasi benda adalah berupa informasi yang dikirim melalui media transmisi. Sehingga trafik dapat didefinisikan sebagai perpindahan informasi (pulsa, frekuensi, percakapan, dsb) dari suatu tempat ke tempat lain melalui media telekomunikasi. Misalkan ada 2 buah sentral A dan B dihubungkan dengan sebuah saluran (sirkit) seperti gambar di bawah ini :
Gambar 1 Hubungan sirkit antar 2 sentral
Sirkit A – B hanya dapat dipakai oleh satu panggilan percakapan dalam satu satuan waktu. Sirkit A – B dikatakan dipakai jika sirkit A-B sedang menggenggam sebuah panggilan atau percakapan atau dengan kata lain sirkit tersebut sedang diduduki oleh suatu panggilan. Dinyatakan bebas (idle) apabila tidak ada panggilan yang datang. Dalam telekomunikasi, dikenal 3 (tiga) jenis trafik, yaitu : Trafik yang ditawarkan atau yang mau masuk ke sistem jaringan (offered traffic) Ao. Trafik yang dimuat atau yang mendapat saluran (carried traffic) Ac. Trafik yang ditolak oleh sistem atau tidak mendapatkan saluran (rejected traffic) Ar.
Gambar 3 Konfigurasi trafik sentral lokal
Sentral transit adalah sentral yang berfungsi untuk menyambungkan percakapan transit dari dan ke sentral-sentral yang tersambung pada sentral transit tersebut.
Gambar 4 Konfigurasi trafik sentral transit
2.3 Mode Signaling 2.3.1 End to End End to End adalah mode signaling dimana sentral asal dengan sentral tujuan mengadakan komunikasi langsung pada hubungan yang telah terbentuk melalui sentralsentral transit. Signaling dengan sentral transit hanya sebatas untuk keperluan routing. Sentral transit segera dilepas (through connect) setelah hubungan ke sentral berikutnya terbentuk.
Gambar 5 Konfigurasi signaling end to end
2.3.2 Link by Link Link by Link signaling adalah mode signaling yang dilakukan sentral asal dengan sentral berikutnya secara penuh (menggunakan seluruh digit). Prosedur tersebut diulang-ulang sampai dengan sentral tujuan.
Gambar 6 Konfigurasi signaling link by link Gambar 2 Macam trafik telekomunikasi
2.2 Fungsi Sentral Fungsi sentral itu yang dibahas di sini adalah fungsi sentral sebagai sentral lokal dan sentral transit. Sentral lokal adalah sentral yang berfungsi untuk menyambungkan percakapan pelanggan-pelanggan yang tersambung pada sentral tersebut, baik percakapan internal maupun percakapan dengan pelanggan yang tersambung dengan sentral lain.
2.3.3 Overlap Overlap Digit Sending adalah proses start routing atau seizing yang dilakukan tanpa menunggu seluruh digit diterima (start routing/seizing dilakukan sambil menerima digit). Proses overlap dimaksudkan agar proses signaling lebih cepat, namun demikian, karena panggilan di-routing-kan sebelum digit yang diterima lengkap, memungkinkan terjadinya incomplete digit setelah seizure.
Gambar 7 Konfigurasi signaling overlap
2.3.4 Non-Overlap Non-Overlap Digit Sending adalah proses start routing/seizing yang dilakukan setelah seluruh digit diterima. Non-Overlap dilakukan dengan tujuan untuk mem-block panggilan yang digitnya tidak lengkap sehingga hanya panggilan yang digitnya lengkap yang diteruskan.
menuju suatu tujuan. Pengaturan signaling menyangkut pengaturan overlap-non overlap, end to end atau link by link. Pengaturan ini bertujuan agar proses signaling efisien dan efektif. Kualitas network yang tidak bagus akan menyebabkan kegagalan signaling, baik antar sentral maupun dari sentral ke pelanggan. Kualitas buruk pada link antar sentral akan menyebabkan sinyal tidak sampai sehingga time out. Kerusakan network elemen akan menyebabkan dimensi berkurang.
2.4 Kegagalan Panggil Kegagalan panggil dapat disebabkan oleh empat hal, yaitu: 1. Kegagalan disebabkan oleh kelakuan/kebiasaan pelanggan. 2. Kegagalan yang disebabkan oleh kesalahan pengaturan (routing, signaling, penomoran). 3. Kegagalan karena kualitas elemen. 4. Kegagalan karena dimensi.
3.2 Jenis-jenis kegagalan panggil, penyebab, serta solusi penanganannya Pada sentral telepon digital, kegagalan dapat dideteksi pada ruas pemanggil, ruas sentral, ruas sirkit, ruas network, serta ruas terminating. Sehingga dapat mengetahui angka-angka kegagalan panggil yang terjadi. Dari hasil pengukuran perlu dianalisa dan tindak lanjuti sehingga keberhasilan panggil dapat ditingkatkan. Berikut adalah jenis-jenis kegagalan panggil, penyebab dan solusi penanganannya : 1. Ruas Sirkit Loss sirkit adalah loss call yang terjadi (sebelum pendudukan sirkit outgoing) karena call-call tidak menemukan sirkit yang bebas/idle pada suatu trunk group. Penyebabnya adalah jumlah sirkit operasi pada trunk group tidak dapat menampung jumlah call yang ditawarkan (kongesti) dan sirkit terganggu. Solusinya jika jumlah sirkit tidak cukup, cek sirkit final route. Apabila tidak terjadi overloaded maka tidak perlu penambahan sirkit, namun apabila terjadi overloaded maka perlu penambahan sirkit dan jika terjadi gangguan sirkit, lakukan perbaikan.
III. ISI 3.1 Sekilas tentang kegagalan panggil Kegagalan panggil dapat disebabkan oleh kebiasaan pelanggan, kesalahan pengaturan, karena kualitas elemen, serta karena dimensi. Kegagalan panggil yang disebabkan pelanggan semata-mata karena kesalahan pelanggan, seperti pelanggan memutar nomor yang salah, memutar nomor yang tidak ada, tidak memutar nomor, memutar nomortidak lengkap, dipanggil tidak menjawab ataupun pelanggan yang dipanggil sibuk. Kegagalan panggil juga dapat disebabkan karena kesalahan pengaturan routing yang menyangkut pemilihan rute untuk
2. Ruas Pemanggil a. No Dial Rel A No Dial Rel A adalah kegagalan call yang terjadi karena sentral hanya menerima sinyal seizure dan diikuti dengan sinyal perealesean dari pelanggan. Penyebab: 1. Setelah mengangkat handset, pelanggan tidak memutar digit kemudian meletakkan kembali handset-nya. 2. Line circuit di sentral rusak. 3. Kerusakan jaringan telekomunikasi Solusi: 1. Intensifikasi perbaikan jarlok 2. Lakukan change port atau ganti line circuit
Gambar 8 Konfigurasi signaling non overlap
3. Customer education b. No Dial Time Out No Dial Time Out terjadi karena pelanggan hanya mengangkat handset dan tidak memutar digit sampai dengan batas waktu time-out. Penyebab: 1. Pelanggan hanya mengangkat handsetnya dan tidak memutar angka sampai dengan batas waktu time out. 2. Pelanggan salah meletakkan handsetnya. 3. Kerusakan jaringan telekomunikasi. Solusi: 1. Intensifikasi perbaikan jarlok. 2. Customer education. c. Incomplete Dial Rel A (INCMP) Sentral menerima digit yang tidak lengkap kemudian pemanggil melepas. Penyebab: 1. Pelanggan memutar angka tidak lengkap lalu meletakkan kembali handset-nya. 2. Kerusakan jaringan telekomunikasi. Solusi: 1. Intensifikasi perbaikan jarlok. 2. Customer education. d. Incomplete Dial Time Out Sentral menerima digit yang tidak lengkap sampai batas waktu time out. Penyebab: 1. Jumlah digit yang diputar pelanggan tidak lengkap dan tidak melanjutkan memutar angka sampai dengan batas waktu time out. 2. Jumlah digit yang diputar memenuhi syarat minimum jumlah digit yang diputar atau digit yang diterima sentral tidak memenuhi syarat untuk keperluan routing. 3. Waktu antara digit yang diputar terlalu lama sehingga terkena time out. 4. Kerusakan jaringan telekomunikasi. Solusi: 1. Intensifikasi perbaikan jarlok. 2. Customer education. e. Wrong Prefix Wrong prefix terjadi karena digit yang diterima tidak ada dalam data base sentral. Penyebab: 1. Pelanggan memutar nomor yang salah/tidak ada dalam database sentral. 2. Sentral dalam meng-create database nomor sentral yang baru dioperasikan.
3. Pada kasus GNO (Ganti Nomor), database office code lama telah dihapus. Solusi: 1. Periksa database sentral. 2. Pada setiap penggantian nomor termasuk area code, maka panggilan yang menuju ke nomor lama agar diroutingkan ke announcement dalam jangka waktu yang memadai atau diroutingkan ke operator. f. Dimensi Merupakan kegagalan karena sentral tidak mampu memberikan dial tone kepada pelanggan. Penyebab: Jumlah peralatan common atau link tidak sesuai dengan intensitas trafik yang ditawarkan atau terjadi kerusakan pada peralatan common tersebut. Solusi: 1. Penambahan jumlah peralatan common dan trunk apabila kurang. 2. Perbaikan peralatan common dan trunk yang rusak. 3. Pemerataan beban sentral. 3. Ruas Sentral a. Dimensi Merupakan kegagalan panggil yang disebabkan karena switch busy. Penyebab: Peralatan common maupun link overloaded karena gangguan atau jumlahnya tidak sesuai dengan trafik yang ditawarkan. Solusi: 1. Jika jumlahnya kurang, lakukan penambahan. 2. Pemerataan beban. b. Technical Fault (TKFLT) Merupakan kegagalan yang terjadi karena gangguan pada perangkat switch. Penyebab: perangkat switch terganggu. Solusi: Perbaikan perangkat switch terganggu. c. Administrasi Merupakan kegagalan panggilan yang terjadi karena pembatasan jumlah panggilan (restriksi) secara manual maupun otomatis pada perangkat common. Penyebab: 1. Restriksi otomatis karena perangkat common overloaded.
2. Restriksi manual untuk keperluan “network management” dan “switching management”. Solusi: Lakukan perbaikan terhadap hal-hal yang menyebabkan overloaded. 4. Ruas Network a. Incomplete Dial Incomplete dial adalah kegagalan panggil yang terjadi setelah pendudukan sirkit outgoing (seizure) karena jumlah digit yang dikirim ke atau ditema di sentral berikutnya
tidak lengkap. Penyebab: 1. Digit yang diputar pelanggan, jumlahnya kurang dari syarat minimum digit dalam hal overlap. 2. Waktu antar digit yang diputar pelanggan melebihi batasan time out. 3. Adanya kegagalan signaling sehingga digit telah lengkap diputar pelanggan tidak diterima secara lengkap di sentral berikutnya. Solusi: 1. Penerapan non overlap untuk hubungan local. 2. Bila incomplete dial terjadi karena kegagalan signaling, lakukan hal-hal sebagai berikut: Periksa kualitas transmisi Lakukan pemeriksaan MF sender dan Receiver di sentral asal dan sentral lawan. b. Premature Answer (PREANS) PREANS adalah jumlah call yang gagal setelah seizure karena menerima sinyal answer sebelum waktunya (sentral asal masih dalam “signaling condition”). Penyebab: 1. Perangkat common atau trunk interface di sentral terganggu. 2. Loop transmisi (transmit tersambung ke receive pada outgoing trunk yang sama). 3. Level transmisi analog tidak standart. Solusi: 1. Lakukan pelurusan sirkit 2. Cek kualitas transmisi 3. Cek perangkat Common dan Trunk Interface sentral yang terganggu. c. Technical Fault (TKFLT) Technical fault adalah jumlah call yang gagal setelah seizure karena gangguan
pada trunk interface, baik di sentral asal maupun di sentral lawan/tujuan. Penyebab: 1. Terjadi gangguan pada trunk interface atau pernagkat peripheral lainnya. 2. Kualitas transmisi jelek. Solusi: 1. Perbaikan perangkat yang rusak. 2. Cek kualitas transmisi. d. Un Allocated Number (UNALL) UNALL adalah jumlah call yang gagal setelah seizure karena nomor yang dituju tidak/belum ada pada data base sentral lawan. Penyebab: 1. Nomor yang diputar pemanggil tidak ada. 2. Sentral lawan belum meng-create data base (GNO, nomor baru). 3. Data base sentral asal dengan data base sentral lawan tidak sinkron. 4. Sinyal digit cacat. Solusi: 1. Periksa database sentral. 2. Sinkronisasi database dengan database sentral lawan. Digit yang dikirim harus sesuai dengan yang ada pada sentral lawan. 3. Periksa kualitas transmisi. 4. Pada setiap penggantian nomor termasuk area code, maka panggilan yang menuju ke nomor lama agar diroutingkan ke announcement dalam jangka waktu yang memadai atau diroutingkan ke operator. e. Congestion Network (CONGNW) Adalah jumlah call yang gagal setelah seizure karena terjadi kongesti di sentral lawan (transit/tujuan). Penyebab: Terjadi kongesti trunk group di sentral lawan Solusi: 1. Mengatasi loss sirkit di sentral lawan ( lihat loss sirkit) 2. Koordinasi dengan sentral lawan. 5. Ruas Terminating a. Complete dial rel A Complete dial rel A terjadi karena pemanggil menutup handset setelah menerima nada panggil. Penyebab: 1. Pemanggil menutup handset setelah menerima nada panggil. 2. Gangguan jaringan telekomunikasi.
Solusi: 1. Periksa jarlok. 2. Customer education. b. Complete Dial Time Out (Ringing No Answer / RNA) Merupakan kegagalan panggil yang terjadi karena pelanggan yang dipanggil tidak mengangkat handset-nya (tidak menjawab) sampai batas waktu time out ringing. Penyebab: 1. Pelanggan B tidak mengangkat handset sampai batas waktu time out. 2. Gangguan jaringan telekomunikasi. Solusi: 1. Setting time out ringing yang paling optimal (dengan percobaan) 2. Gunakan Answering Machine. 3. Pemeliharaan jarlok. 4. Tawarkan fasilitas Call Transfer on RNA. c. B Subscriber Busy (BBUSY) BBUSY adalah jumlah call yang gagal setelah seizure karena sentral menerima sinyal “busy pelanggan”. Penyebab: 1. Nomor pelanggan yang dipanggil sedang sibuk. 2. Jaringan pelanggan B short circuit atau Line Lock Out (LLO). Solusi: 1. Tawarkan additional line. 2. Tawarkan feature call waiting, Call Transfer on Busy 3. Perbaikan jarlok. d. Out of Service Kegagalan out of service terjadi karena pelanggan yang dituju sedang diblok karena rusak atau LLO. Penyebab: 1. Pelanggan yang dipanggil dalam kondisi maintenance block karena kerusakan jaringan atau port. 2. Pelanggan yang dipanggil dalam status LLO. Solusi: Perbaikan saluran pelanggan / port. e. Feature/Service Merupakan kegagalan panggil yang disebabkan “un-available service” pada pelanggan yang dipanggil dan sentral meroutingkannya ke announcement. Penyebab:
Adanya “un-available service” seperti “don’t disturb”, “terminating denied”, “absence service” dan sebagainya yang aktif pada pelanggan yang dipanggil. Solusi: IV. PENUTUP 4.1 Kesimpulan Dari hasil pengamatan yang dilakukan selama melakukan Kerja Praktek pada PT Telekomunikasi Indonesia,Tbk. , diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Pengaturan trafik ini sangatlah penting agar proses perpindahan informasi dapat berjalan lancar. 2. Dalam telekomunikasi, dikenal 3 (tiga) jenis trafik, yaitu : Trafik yang ditawarkan atau yang mau masuk ke sistem jaringan (offered traffic) Trafik yang dimuat atau yang mendapat saluran (carried traffic) Trafik yang ditolak oleh sistem atau tidak mendapatkan saluran (rejected traffic) 3. Fungsi sentral sangat menentukan counter yang dikeluarkan. Sentral local dan sentral transit yang menggunakan end to end signaling akan menghasilkan counter kegagalan yang berbeda, walaupun mungkin penyebab kegagalannya sama. Sama halnya dengan type sentral yang berbeda akan memiliki kemampuan menampilkan counter yang berbeda-beda dan terkadang tidak lengkap. 4. Analisa kegagalan panggil dimaksudkan untuk mengetahui jenis-jenis kegagalan, kemungkinan penyebab terjadinya kegagalan baik dari perangkat keras maupun perangkat lunak. Kemudian menentukan solusi yang tepat untuk mengurangi atau bahkan menghilangkan kegagalan yang terjadi. 5. Kegagalan panggil dapat disebabkan oleh 4 hal, yaitu: Kegagalan disebabkan oleh kebiasaan pelanggan. Kegagalan yang disebabkan oleh kesalahan pengaturan. Kegagalan karena kualitas elemen. Kegagalan karena dimensi.
4.2 Saran 1. Seharusnya PT.Telkom melakukan pemeliharaan secara rutin untuk meminimalisir gangguan yang terjadi pada jaringan ataupun perangkat agar memperkecil nilai kegagalan panggil. 2. Diperlukan data / informasi yang tepat, mengenai gangguan yang dialami pelanggan sehingga mudah untuk melakukan perbaikan. 3. Pemenuhan alat kerja dan sarana kerja sesuai kebutuhan dilapangan. DAFTAR PUSTAKA [1] ______________, Petunjuk Pelaksanaan Perhitungan dan Pelaporan Parameter Network, Keputusan Direktur Operasi dan Pemasaran PT.TELKOM Ind, Tbk, Nomor : KR 06/TK000/OPSAR-23/99, tanggal 6 Desember 1999. [2] ______________, Pedoman Analisa Network, Keputusan Direktur Operasi dan Pemasaran Nomor : KR /TK000/OPSAR-23/1997. [3] www.telkom.co.id [4] www.google.co.id
Biodata Penulis Sheila Nauvaliana (L2F008090) lahir di Semarang, 14 Juli 1990. Menempuh pendidikan Di TK Kuncup Sari Semarang, kemudian SD Negeri Sompok Semarang, SMP Negeri 2 Semarang, SMA Negeri 3 Semarang dan saat ini melanjutkan di Jurusan Teknik Elektro Universitas Diponegoro Konsentrasi Elektronika Telekomunikasi.
Menyetujui, Dosen Pembimbing
Ir. Sudjadi, M.T NIP. 195906191985111001