MAKALAH MANAJEMEN PERSEDIAAN
OLEH: Drs.Ec.Makhmud Zulkifli, MSi NIP. 196407242001121001
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA FAKULTAS EKONOMI JURUSAN MANAJEMEN 2013
LEMBAR PENGESAHAN
1. N a m a
: Drs.Ec.Makhmud Zulkifli, MSi
2. NIP
: 196407242001121001
3. Pangkat/Golongan
: Penata Muda Tk. I/ IIIC
4. Jabatan Fungsional
: Lektor
5. Pekerjaan
: Dosen
6. Unit Kerja
: Fakultas Ekonomi Universitas Trunojoyo Madura
7. Makalah
: Manajemen Persediaan
Mengetahui An. Dekan Fakultas Ekonomi Ketua Jurusan Manajemen
Bangkalan, 04 April 2013 Penyusun
Dr. Dra.Hj. Iriani Ismail, MM NIP. 196206231988112001
Drs.Ec.Makhmud Zulkifli,MSi NIP. 196407242001121001
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala rahmat dan berkatnya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik. Makalah ini kami susun untuk melengkapi kolesi atau referensi yang dapat digunakan oleh mahasiswa dalam menambah koleksi buku untuk menambah wawasan tentang Manajemen Keuangan khususnya yang berkaitan dengan Manajemen Persediaan. Penulisan ini diharapkan mahasiswa lebih memahami secara detail tentang pentingnya Persediaan persediaan, jenis-jenis dan cara menentukan persediaan yang optimal. Dalam penulisan ini kami mencari referensi dari berbagai buku, jurnal dan informasi-inforasi lain sehingga lebih menambah wawasan dalam penulisan ini. Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna, sehingga penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca untuk perbaikan penulis dimasa yang akan datang. Semoga laporan ini bermanfaat bagi semua pihak.
Penulis
Drs.Ec.Makhmud Zulkifli, MSi NIP. 16407242001121001
i
DAFTAR ISI
Hal Kata Pengantar
i
Daftar Isi
ii
Bab I. Pendahuluan
1
1.1 Latar Belakang
1
1.2 Tujuan
1
1.3 Manfaat
1
Bab II. Pembahasan
2
2.1 Fungsi Persediaan
2
2.2 Manajemen Persediaan
2
2.3 Model-Model Persediaan
6
2.4 Model Probabilistik dan Pengaman Persediaan
16
2.5 Sistem Periode Tetap
18
Bab III. Penutup
19
3.1 Kesimpulan
19
3.2 Saran
19
Daftar Pustaka
20
ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pertumbuhan perusahaan yang meningkat dalam rangka meraih pangsa pasar yang lebih besar dibutuhkan persediaan yang sangat besar dalam menunjang pertumbuhan penjualan perusahaan. Pengelolaan persediaan yang baik di perusahaan sangat menentukan keberhasilan pertumbuhan penjualan. Kekurangan persediaan sangta menggagu jalannya operasional perusahaan yang selanjutnya akan menggangu strategi pemasaran perusahaan. Persediaan yang terllau banyak diperusahaan juga akan mengakibatkan adanya kerusakan bahan baku yang menumpuk digudang dan kemungkinan menimbulkan biaya yang cukup besar Untuk itu dibutuhkan manajemen persediaan yang efektif agar perusahaan dapat menjalankan usahanya dengan lancer. 1.2 Tujuan 1. Mengetahui pengertian dari Manajemen persediaan dan fungsinya 2. Mengetahui apa saja Model-model yang ada di Manajemen persediaan 3. Mengetahui tentang Sistem periode tetap 1.3 Manfaat Makalah ini dibuat dengan tujuan menjelaskan secara lebih rinci dan detail mengenai manajemen persediaan, fungsi, serta model-model di dalam manajemen persediaan. Dengan mengetahui hal tersebut, kita dapat mempraktek kan konsep manajemen persediaan di dalam perusahaan.
1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Fungsi Fungsi Persediaan Tujuan manajemen persediaan adalah menentukan keseimbangan antara investasi persediaan dengan pelayanan pelanggan. Keempat fungsi persediaan antara lain : •
“Decouple” atau memisahkan beberapa tahapan dari proses produksi. Sebagai contoh, jika persediaan sebuah perusahaan berfluktuasi, persediaan tambahan mungkin diperlukan untuk melakukan decouple proses produksi dari pemasok
•
Melakukan “decouple” perusahaan dari fluktuasi permintaan dan menyediakan persediaan barang-barang yang akan memberikan pilihan bagi pelanggan
•
Mengambil keuntungan dari diskon kuantitas karena pembelian dalam jumlah besar dapat mengurangi biaya pengiriman barang
•
Melindungi terhadap inflasi dan kenaikan harga
Untuk mengakomodasi fungsi-fungsi persediaan tersebut, perusahaan harus memelihara empat jenis persediaan yaitu pertama, Persediaan barang mentah (raw material inventory) , persediaan ini dapat digunakan untuk melakukan decaople (memisahkan ) pemasok dari proses produksi. Pendekatan yang dipilih adalah menghilangkan variabilitas pemasok akan kualiatas, kuantitas, atau waktu pengantaran sehingga tidak diperlukan pemisahan. Kedua, persediaan barang setengah jadi (work in process-WIP inventory), adalah komponen komponen atau bahan mentah yang telah melewati beberapa proses perubahan,tetapi belum selesai. WIP adalah waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu produk (disebut waktu siklus). mengurangi waktu siklus akan mengurangi persediaan Ketiga, MRO (maintenance, repair, operating), persediaan persediaan yang disedikan untuk persediaan pemeliharaan, perbaikan dan operasi yang dibutuhkan untuk menjaga agar mesin mesin dan proses proses tetap produktif. MRO ada karena kebutuhan serta waktu untuk pemeliharaan dan perbaikan dari beberapa perlengkapan tidak di ketahui. Keempat, persediaan 2
barang jadi, adalah produk ynag telah selesai dan tinggal menunggu pengiriman. Barang jadi dapat dimasukan ke persediaan karena permintaan pelanggan dimasa mendatang tidak diketahui. 2.2 Manajemen Persediaan Manajer operasi membuat sistem-sistem untuk mengelola persediaan. ada dua unsur dari sistem tersebut yaitu (1) bagaimana barang barang persediaan dapat diklasifikasikan (analisis ABC) dan (2) seberapa akurat catatan persediaan dapat dijaga. Kemudian kita akan mengamati kontrol persediaan dalam sektor pelayanan •
Analisis ABC
Analisis ABC membagi persediaan yang ada menjadi tiga klasifikasi dengan basis volume dolar tahunan. Analisis ABC adalah sebuah aplikasi persediaan dari prinsip pareto. Prinsip pareto menyatakan terdapat “sedikit hal yang kritis dan banyak yang sepele”. Gagasannya adalah untuk membuat kebijakan kebijakan persediaan yang memfokuskan persediaan pada bagian-bagian persediaan kritis yang sedikit dan tidak pada banyak yang sepele. Untuk menentukan volume dolar tahunan dari analisis ABC, kita mengukur permintaan tahunan dari setiap barang persediaan dikalikan biaya perunitnya. • Akurasi Catatan Akurasi catatan sangat penting bagi manajemen untuk mengetahui persediaan yang tersedia. Akurasi catatan adalah sebuah unsur kritis dalam sistem produksi dan persediaan. Akurasi catatan membuat manajemen fokus pada barang-barang yang diperlukan daripada menetapkan untuk yakin bahwa “beberapa dari semuanya” berada dalam persediaan. Ketika sebuah organisasi dapat menentukan secara akurat apa yang dimilikinya sekarang, organisasi tersebut dapat mengambil keputusan yang tepat mengenai pemesanan, penjadwalan, dan pengiriman. Sama halnya dengan penyimpanan catatan masuk dan keluar, keamanan ruang penyimpanan harus baik untuk dapat menjamin akurasi. Sebuah ruang penyimpanan yang tertata dengan baik akan memiliki akses yang terbatas, housekeeping yang baik, dan area penyimpanan yang menyimpan persediaan dalam jumlah yang tetap. Wadah-wadah, rak-rak, dan bagian-bagian akan diberi label secara akurat.
3
•
Perhitungan Siklus
Walaupun sebuah organisasi mungkin telah memuat usaha-usaha besar untuk mencatat persediaan secara akurat, catatan-catatan ini harus diverifikasi melalui audit berkelanjutan. Audit-audit semacam ini dikenal dengan perhitungan siklus (cycle counting). Berdasarkan sejarah, banyak perusahaan melakukan persediaan fisik tahunan. Praktik ini kerap harus dilakukan dengan menutup fasilitas dan menugaskan orang-orang tidak berpengalaman untuk menghitung bagian-bagian dan bahan. Catatan-catatan persediaan seharusnya diverifikasi melalui perhitungan siklus. Perhitungan siklus menggunakan klasifikasi persediaan yang dikembangkan melalui anlisis ABC. Dengan prosedur-prosedur perhitungan siklus, barangbarang dihitung, catatan-catatan diverifikasi, dan ketidakakuratan didokumentasikan secara periodik. Kemudian, penyebab ketidakakuratan dilacak dan diambil tindakan perbaikan yang tepat untuk menjamin integritas sistem persediaannya. Barang-barang A mungkin akan sering dihitung satu bulan sekali; barang-barang B mungkin akan dihitung setiap 3 bulan sekali; dan barang-barang C mungkin akan dihitung setiap 6 bulan sekali. Contoh 2 mengilustrasikan cara menghitung jumlah barang dari setap klasifikasi untuk dihitung setiap hari. Contoh 2
Perhitungan Siklus di Sebuah Penghasilan Truk
Cole Trucks, Inc., sebuah produsen truk sampah berkualitas tinggi, memiliki sekitar 5.000 barang dalam persediaannya. Mereka ingin menentukan banyaknya barang untuk dihitung siklus setiap hari. Pendekatan: Setelah menyewa Matt Clark, seorang mahasiswa MO yang cerdas, perusahaan menentukan bahwa mereka memiliki 500 barang A, 1.750 barang B, dan 2.750 barang C selama musim panas. Kebijakan perusahaan yang berlaku adalah untuk menghitung semua barang A setiap bulan (setiap 20 hari kerja), semua barang B setiap 3 bulan (setiap 60 hari kerja), dan semua barang C setiap 6 bulan (setiap 120 hari kerja). Kemudian, perusahaan mengalokasikan beberapa barang untuk dihitung setiap hari.
4
Solusi : Kelas Barang Kuantitas Kebijakan Perhitungan Siklus A B C
500 1.750 2.750
Jumlah barang Dihitung per Hari Setiap bulan (setiap 20 hari kerja) 500/20 = 25/hari Setiap 3 bulan (setiap 60 hari kerja) 1.750/60 = 29/hari Setiap 6 bulan (setiap 120 hari 2.750/120 = 23/hari kerja)
Tujuh puluh tujuh barang dihitung setiap harinya. Pemahaman : audit harian dari 77 barang ini jauh lebih efisien dan akurat dibandingkan melakukan sebuah perhitungan persediaan besar-besaran setahun sekali. Pada contoh di atas, barang tertentu yang akan dihitung secara siklus dapat dpilih setiap hari secara berurutan atau acak. Pilihan lainnya adalah untuk menghitung siklus barang-barang setiap kali barang tersebut dipesan ulang. Perhitungan siklus juga memiliki berbagai keuntungan berikut: 1. Menghindarkan penutupan dan interupsi produksi yang diperlukan untuk inventarisasi fisik tahunan. 2. Menghilangkan penyesuaian persediaan tahunan. 3. Audit akurasi persediaan dilakukan oleh pegawai terlatih 4. Mempermudah pengidentifikasian dan penanggulangan atas penyebab kesalahan 5. Menjaga akurasi catatan-catatan persediaan. •
Kontrol Persediaan Pelayanan
Manajemen dari persediaan pelayanan layak mendapatkan pertimbangan khusus. Sebagai contoh, persediaan ekstensif yang disimpan dalam bisnis grosir dan eceran membuat manajemen persediaan sangat penting dan seriing menjadi faktor penentu dalam kemajuan manajer. Dalam bisnis pelayanan makanan, contohnya, kontrol persediaan dapat membuat perbedaaan antara kesuksesan dan kegagalan. Lebih dari itu, persediaan yang berada dalam posisi transit atau tidak digunakan dalam gudang sama saja dengan nilai yang hilang. Sama halnya, kerusakan atau pencurian sebelum terjual adalah kerugian. Dalam bisnis eceran, persediaan yang tidak tercatat
5
dlam kuitansi saat penjualan dikenal dengan penyusutan penyusutan. Penyusutan muncul dari kerusakan dan pencurian, juga dari administrasi yang ceroboh. Pencurian persediaan juga dikenal dengan
pilferage. Kerugian persediaan eceran sebesar 1% dari penjualan dapat dianggap baik dengan mempertimbangkan ahwa kerugian di banyak toko melebihi 3%. Beriku teknik-teknik dalam akurasi dan kontrol persediaan. 1. Pemilhan, pelatihan, dan pendisiplinan yang baik Hal-hal ini tidaklah mudah, tetapi sangat diperlukan dalm operasi-operasi pelayanan makanan, grosir, dan eceran di mana pegawai memiliki akses ke barang yang langsung dikonsumsi. 2. Kontrol yang ketat dari pengiriman yang datang Tugas ini diselesaikan oleh banyak perusahaan melalui penggunaan barcode dan sistem radio
frequency ID (RFID) yang membaca setiap pengiriman yang datang dan memeriksa jumlah hitungan terhadap pesanan pembelian secara otomatis. Jika dirancang dengan tepat, sistem ini sulit dikalahkan. Setiap barang memiliki stock keeping unit yang unik. 3. Kontrol yang efektif atas semua barang yang meninggalkan fasilitas Tugas ini diselesaikan dengn barcode pada barang yang dikirimkan, pita magnetis pada barang, atau melalui observasi langsung. Observasi langsung dapat dijaga oleh pegawai pada pintu keluar dan dlam daerah-daerah yang berpotensi kerguian tinggi atau dapat berbentuk cermin satu arah dan pengawasan video. Operasi eceran yang sukses memerlukan kontrol tingkat toko yang sangat baik dengan persediaan yang akurat di lokasinya yang sesuai. Baru-baru ini, sebuah studi menemukan bahwa konsumen dan pelayan toko tidak dapat menemukan 16% dari barang-barang di salah satu pengecer terbesar Amerika Serikat –bukan karena barangnya habis, melaiinkan mereka salah meletakkannya (dalam ruangan belakang, daerah penyimpanan, atau di lorong yang salah). Melalui perkiraaan peneliti, pengecer-pengecer besar kehilangan 10% sampai 25% dari keuntungan totalnya karena catatan-catatan persediaan yang buruk atau tidak akurat. 2.3 Model-model Persediaan Sekarang, kita melihat bergam model persediaan dan biaya terkait dengan persediaan. •
Permintaan Independen versus Permintaan Dependen 6
Model-model kontrol persediaan mengasumsikan bahwa permintaan untuk sebuah barang independen dari atau dependen pada permintaan akan barang lain. Sebagai contoh, permintaan untuk kopi independen terhadap permintaan untuk garam. Akan tetapi, permintaan gula dependen terhadap permintaan kopi. • Biaya Penyimpanan, Pemesanan, dan Penyetelan Biaya penyimpanan (holding cost) mencakup biaya dengan menyimpan persediaan selama waktu tertentu. Oleh karena itu, biaya penyimpanan juga mencakup biaya barang usang dan biaya yang terkait dengan penyimpanan, seperti asuransi, pegawai tambahan, dan pembayaran bunga. Tabel di bawah ini akan menunjukkan jenis-jenis biaya yang harus dievaluasi untuk menentukan besarnya biaya penyimpanan. Banyak perusahaan yang tidak berhasil menyertakan semua biaya penyimpanan persediaan. Akibatnya, biaya penyimpanan persediaan sering ditetapkan kurang dari sebenarnya. •
Menentukan Biaya Penyimpanan Persediaan
Biaya pemesanan pemesanan(ordering cost) mencakup biaya dari persediaan, formulir, proses pesanan, pembelian, dukungan administrasi, dan seterusnya. Ketika pesanan sedang diproduksi, biaya pesanan juga ada, tetapi mereka adalah bagan dari biaya penyetelan. Biaya penyetelan (setup
cost) adalah biaya untuk mempersiapkan sebuah mesin atau proses untuk membuat sebuah pesanan. Ini menyertakan waktu dan tenaga kerja untuk membersihkan serta mengganti peralatan atau alat penahan. Manajer operasi dapat menurunkan biaya pemesanan dengan mengurangi biaya penyetelan serta menggunakan prosedur yang efisien, seperti pemesanan dan pembayaran elektronik. Dalam banyak lingkungan kerja, biaya penyetelan sangatlah berkatan dengan waktu penyetelan (setup time). Penyetelan biasanya memerlukan sejumlah pekerjaan yang harus dilakukan sebelum penyetelan benar-benar dimulai di pusat kerja. Dengan perencanaan yang tepat, banyak persiapan yang diperlukan untuk melakukan sebuah penyetelan dapat dilakukan tanpa harus mematikan mesin atau proses. Dengan demikian, waktu penyetelan cukup banyak yang dikurangi. Mesin-mesin dan proses-proses yang secara tradisional akan memakan waktu berjamjam untuk dipasang, sekarang dapat dipasang dalam waktu kurang dari satu menit seiring dengan
7
semakin imajinatifnya pabrik-pabrik kelas dunia. Mengurangi waktu penyetelan adalah cara yang sangat baik untuk mengurangi investasi persediaan dan meningkatkan produktivitas. 2.4 Model-Model Persediaan Untuk Permintaan Independen Berikut ini adalah tiga model permintaan independen: 1. Model kuantitas pesanan ekonomis yang mendasar. 2. Model kuantitas pesanan produksi. 3. Model diskon kuantitas. •
Model Kuantitas Pesanan Ekonomis
Adalah salah satu teknik control persediaan yang tertua dan paling dikenal. Teknik ini relatif mudah digunakan, tetapi berdasarkan pada beberapa asumsi: -
Jumlah permintaan diketahui, konstan, dan independen.
-
Waktu tunggu diketahui dan konstan.
-
Penerimaan persediaan bersifat instan dan selesai seluruhnya.
-
Tidak tersedia diskon kuantitas.
Biaya variabel hanya biaya untuk menyiapakan atau melakukan pemesanan dan biaya menyimpan persediaan dalam waktu tertentu. Kehabisan persediaan dapat sepenuhnya dihindari jika pemesanan dilakukan pada waktu yang tepat.
8
Gambar: Penggunaan Persediaan dalam Waktu Tertentu Kuantitas
Tingkat penggunaan
pesanan = Q Persediaan rata-rata yang tersedia Persediaan minimum 0 Waktu Pada gambar diatas, Q mempresentasikan jumlah yang dipesan. Jika jumlah ini sebanyak X buah, maka sejumlah X buah itu tiba pada satu waktu (ketika pesanan diterima). Jadi, tingkat persediaan melompat dari 0 ke X buah dalam waktu sesaat. Secara umum, sebuah tingkat persediaan meningkat dari 0 ke Q unit ketika suatu pesanan tiba. Karena permintaan bersifat konstan sepanjang waktu, persediaan menurun pada laju yang sama sepanjang waktu. Setiap kali persediaan mencapai 0, pesanan varu dibuat serta diterima, dan tingkat persediaan melompat lagi ke Q unit. Proses ini terus berputar sepanjang waktu. •
Meminimalkan Biaya
Model persediaan umumnya meminimalkan biaya total. Biaya paling signifikan adalah biaya penyetelan dan biaya penyimpanan. Jadi, jika kita meminimalkan biaya penyetelan dan biaya penyimpanan maka biaya total akan menjadi minimal. Seiring dengan meningkatnya kuantitas yang dipesan, maka jumlah pemesanan per tahunnya akan menurun. Namun, seiring dengan meningkatnya kuantitas pesanan, biaya penyimpanan akan meningkat karena jumlah persediaan rata-rata yang harus diurus lebih banyak. Dengan model EOQ, kuantitas pesanan optimal akan muncul pada satu titik dimana biaya penyetelan totalnya sama dengan biaya penyimpanan total. Dengan menggunakan variabel-
9
variabel berikut kita dapat menentukan biaya penyetelan dan penyimpanan dan menyelesaikan untuk Q*. Q
= Jumlah unit per pesanan
Q*
= Jumlah optimum unit per pesanan (EOQ)
D
= Permintaan tahunan dalam unit untuk barang persediaan
S
= Biaya penyetelan atau pemesanan untuk setiap pesanan
H
= Biaya penyimpanan atau penyimpana per unit per tahun 1. Biaya penyetelan per tahun
=
1. Biaya penyimpanan tahunan = (Tingkat persediaan rata-rata) (Biaya penyimpanan per unit per tahun) = (Biaya penyimpanan per unit per tahun) = (H) = 1. Kuantitas pesanan optimal ditemukan saat biaya penyetelan tahunan sama dengan biaya penyimpanan tahunan, yaitu: (S) = 1. Untuk menyelesaikan Q* 2DS
=
Contoh: Menemukan Ukuran Pesana Optimal Pendekatan
: Permintaan tahunan Perusahaan X adalah sebanyak 1.000 unit;
Biaya penyetelan atau pemesanan adalah Rp 10.000,00 per pesanan; Biaya penyimpanan per unit per tahun adalah Rp 500,00. Solusi
: Jumlah optimum unit per pesanan?
= 200 unit
10
•
Model Robust
Salah satu keuntungan model EOQ adalah model Robust. Model ini memberikan jawaban yang memuaskan, bahkan dengan variasi yang cukup besar dalam parameter-parameternya. Dalam model ini, biaya total dari EOQ hanya mengalami sedikit perubahan di sekitar nilai minimumnya. Variasi dalam biaya penyetelan, biaya penyimpanan, permintaan atau bahkan EOQ menghasilkan selisih yang relatif kecil dalam biaya total. Contoh: EOQ adalah sebuah model yang Robust Pihak manajemen Perusahaan X menaksir permintaan tahunan totalnya lebih rendah 50% (misalnya permintaan actual untuk jarum adalah 1.500) dengan menggunakan Q yang sama. Bagaimana dampaknya terhadap biaya persediaan tahunannya? Jika kita mengetahui bahwa permintaannya adalah 1.500 dengan EOQ 244,9 unit, kita akan mengeluarkan: Biaya tahunan = (S) (H) = (Rp 10.000,00) + (Rp 500,00) = (6,125) (Rp 10.000,00) + (122,45)(Rp 500,00) = (Rp 61.250,00)
+
(Rp 61.225,00)
= Rp 122.475,00 •
Titik-titik Pemesanan Ulang
Waktu antara penempatan dan penerimaan sebuah pesanan, disebut waktu tunggu atau waktu pengantaran, bisa selama beberapa jam atau beberapa bulan. Jadi keputusan kapan harus memesan biasanya dinyatakan dengan sebuah titik pemesanan ulang (reoder point-ROP), yaitu tingkat persediaan dimana ketika persediaan telah mencapai tingkat tersebut, pemesanan harus dilakukan. ROP
= (Permintaan per hari) x (Waktu tunggu untuk pesanan baru dalam hari) 11
=dxL Persamaan ini mengasumsikan permintaan selama waktu tunggu dan waktu tunggu itu sendiri adalah konstan. Ketika kasusnya tidak seperti ini, persediaan tambahan
(persediaan
pengaman/safety stock) haruslah ditambahkan d
=
Contoh soal Sebuah distributor Apple melayani permintaan 8.000 iPad setiap tahun. Perusahaan beroperasi selama 250 Hari kerja dalam setahun. Rata-ratanya, pengantaran sebuah pesanan memakan 3 hari kerja. Perusahaan ingin menghitung ROP-nya. d
=
= = 32 unit
ROP
= titik pemesanan ulang = d x L = 32 unit per hari x 3 hari = 96 unit
Jadi, ketika persediaan iPad turun sampai 96 unit, pemesanan harus dilakukan. Pesanannya akan tiba 3 hari kemudian, tepat saat persediaan distributornya habis. •
Model Kuantitas Pesanan Produksi
Model kuantitas pesanan produksi adalah sebuah teknik kuantitas pesanan yang diterapkan untuk pesanan-pesanan produksi. Model ini berguna ketika persediaan menumpuk secara berkelanjutan selama waktu tertentu, dan saat asumsi kuantitas peranan ekonomi tradisional. Q = jumlah unit per pesanan H = biaya penyimpanan per unit per tahun p = laju produksi harian d = laju permintaan harian atau laju penggunaan t = lamanya produksi berjalan dalam hari S = biaya pemesanan atau penyetelan per pesanan atau per penyetelan Biaya penyetelan = (D/Q)S 12
Biaya penyimpanan = ½ HQ[1 – (d/p)] Biaya pemesanan dibuat sama dengan biaya penyimpanan untuk mendapatkan Qp : Q² = Qp = Contoh soal Monster, Inc. membuat dan menjual dop special untuk pasar purnajual mobil eceran. Peramalan Monster untuk rodanya adalah 1.000 unit tahun depan dengan permintaan harian rata-rata 4 unit. Bagaimanapun juga, proses produksinya paling efisien pada 8 unit per hari. Perusahaan ingin menyelesaikan untuk jumlah optimum jumlah unit per pesanan. Pabrik ini menjadwalkan produksi hanya sperlunya selama 250 hari kerja per tahun. Permintaan tahunan = D = 1.000 unit Biaya penyetelan = S = $10 Biaya penyimpanan = H = $0,50 per unit per tahun Laju produksi harian = p = 8 unit per hari Laju permintaan harian = d = 4 unit per hari Qp = Perbedaan antara model kuantitas pesanan produksi dan model EOQ dasar adalah biaya penyimpanan tahunan yang dikurangi dalam model kuantitas pesanan produksi. •
Model Diskon Kuantitas
Diskon kuantitas adalah potongan harga untuk barang yang dibeli dalam jumlah besar. Pertukaran utama ketika mempertimbangkan diskon kuantitas adalah antara biaya produk yang berkurang dan biaya penyimpanan yang bertambah. Biaya total = Biaya penyetelan + Biaya penyimpanan + Biaya produk TC = S + + PD
13
Q = kuantitas yang dipesan D = permintaan tahunan dalam unit S = biaya pemesanan atau penyetelan per pesanan atau per penyetelan P = biaya per unit H = biaya penyimpanan per unit per tahun Karena ada beberapa diskon, ada 4 langkah yang dilibatkan dalam menentukan kuantitas yang akan meminimalkan biaya persediaan tahunan totalnya. Langkah 1: untuk setiap diskon hitunglah nilai untuk ukuran pesanan optimal Q* dengan menggunakan persamaan berikut. Q* = Langkah 2 : untuk diskon berapa pun, jika kuantitas pesanannya terlalu rendah untuk mendapatkan diskon, sesuaikan kuantitas pesanan ke atas ke kuantitas terendah yang akan memenuhi dsikonnya. Angka Diskon 1 2 3
Kuantitas Diskon 0 sampai 999 1.000 sampai 1.999 2.000 dan selebihnya
Diskon % Tdk ada diskon 4 5
Harga Diskon (P) $5,00 $4,80 $4,75
Langkah 3 : DEngan menggunakan persamaan biaya total sebelumnya, hitung biaya total untuk setiap Q* yang ditentukan pada langkah 1 dan 2. Jika harus menyesuaikan Q* ke atas karena Q* berada di bawah rentang kuantitas yang diizinkan, pastikan menggunakan nilai yang telah disusaikan untuk Q*. Langkah 4 : Pilih Q* yang menghasilkan biaya total terendah yang telah dihitung pada langkah 3. Ini adalah kuantitas yang akan meminimalkan biaya totalnya. Contoh soal
14
Ann’s Discount Store menyimpan mobil balap mainan. Akhir-akhir ini, took memberikan daftrar diskon kuantitas untuk mobil-mobil ini. Daftar kuantitas ini ditunjukkan pada tabal 12.2. jadi biaya normal untuk mobil balap mainan adalah $5,00. Untuk pesanan di antara 1.000 dan 1.999 unit, biaya unitnya turun menjadi $4,80, untuk pesanan 2.000 unit atau lebih, biaya unitnya hanya $4,75. Lebih lanjut lagi, biaya pemesanan adalah $49,00 per pesanan, sebagai persen dari biaya, I, adalah 20% atau 0,2. Berapa kuantitas pesanan yang akan meminimalkan biaya persediaan totalnya? Langkah pertama : Q₁* = = 700 mobil per pesanan Q₂* = = 714 mobil per pesanan Q₃* = = 718 mobil per pesanan Langkah kedua : menyesuaikan ke atas ke nilai-nilai Q* yang berada di bawah rentang diskon yang diizinkan Q₁* = 700 Q₂*= 1.000 disesuaikan Q₃* = 2.000 disesuaikan Langkah ketiga : perhitungan biaya total Angka Diskon
Harga Satuan
Kuantitas Pesanan
1 2 3
$5,00 $4,80 $4,75
700 1.000 2.000
Biaya Produk Tahunan $25.000 $24.000 $23.750
Biaya Biaya Total Pemesanan Penyimpanan Tahunan Tahunan $350 $25.700 $245 $24.725 $122,50 $24.822,5
Langkah keempat : memilih kuantitas pesanan dengan biaya total terendah. Dari table diatas dapat dilihat bahwa kuantitas pesanan 1.000 mobil balap mainan akan meminimalkan biaya totalnya. Perlu dilihat juga biaya total untuk memesan 2.000 mobil hanyalah sedikit lebih besar dari biaya total untuk pemesanan 1.000 mobil. Jadi, jika biaya diskon ketifa ditutnkan menjadi $4,65 sebagai contoh, maka kuantitas ini mungkin akan meminimalkan biaya persediaan total. 15
Faktor biaya ketiga dari model diskon kuantitas, biaya produk tahunan, sekarang merupakan variable oenting dengan dampak pada biaya dan keputusan terakhit. Diperlukan peningkatan yang cukup besar pada biaya pesenan dan penyimpanan untuk mengompensasi batas harga kuantitas besar. 2.5 Model Probabilistik dan Persediaan Pengaman Model probabilistik adalah sebuah model statistik yang dapat digunakan ketika permintaan produk atau variabel lainnya tidak dikietahui, tetapi dapat di spesifikasikan dengan menggunakan sebuah distribusi probabilitas. Hal yang perlu diperhatikan dalam manajemen adalah menjaga tingkat pelayanan yang cukup dalam menghadapi permintaan yang tidak pasti. Tingkat pelayanan adalah komplemen dari probabilitas kehabisan persediaan. Permintaan yang tidak pasti meningkatkan kemungkinan kehabisan persediaan. Salah satu metode untuk mengurangi kehabisan persediaan adalah menyimpan unit-unit tambahan dalam persediaan. Persediaan seperti ini biasanya disebut persediaan pengaman. Ini melibatkan penambahan sejumlah unit sebagai penyangga sampai ROP. Disertakannya persediaan pengaman (ss) mengubah persamaannya menjadi : ROP = d xL + ss d = permintaan harian L = waktu tunggu pesanan, atau jumlah hari kerja yang dibutuhkan untuk mengantarkan sebuah pesanan Jumlah persediaan pengaman yang dijaga bergantung pada biaya yang ditimbulkan jika terjadi kehabisan persediaan dan biaya penyimpanan persediaan tambahan. Biaya kehabisan persediaan tahunan dihitung sebagai berikut. Biaya kehabisan persediaan tahunan = Jumlah kekurangan unitnya untuk setiap tingkat permintaan x Probabilitas tingkat permintaan tersebut x Biaya kehabisan persediaan/unit x Jumlah pesanan per tahun
16
Ketika kita sulit atau tidak mungkin menentukan biaya karena kehabisan persediaan, seorang manajer mungkin memutuskan untuk mengikuti kebijakan menjaga persediaan pengaman yang cukup untuk memenuhi tingkat pelayanan pelanggan yang telah ditentukan. Dengan mengasumsikan bahwa permintaan selama waktu tunggu (periode pemesanaan ulang) mengikuti kurva normal, hanya mean dan standar deviasi yang diperlukan untuk menentukan kebutuhan persediaan untuk tingkat pelayanan yang ditentukan. Data penjualan biasanya cukup untuk menghitung mean dan standar deviasinya. ROP = permintaan yang diperkirakan selama waktu tunggu + Z Z = jumlah standar deviasi = standar deviasi dari permintaan selama waktu minggu Model-model Probabilistik Lainnya Jika data pada waktu tunggu tidak diketahui, rumus-rumus tersebut tidak dapat digunakan. Walaupun demikian, ada tiga model yang dapat digunakan. Kita perlu menentukan model yang harus digunakan untuk tiga situasi : 1. Permintaannya variabel dan waktu tunggunya konstan 2. Waktu tunggunya variabel dan permintaannya konstan 3. Permintaan dan waktu tunggunya variabel 1. Permintaan Variabel dan Waktu Tunggunya Konstan (ketika hanya ppermintaannya yang bersifat variabel), maka: ROP = (Permintaan harian rata-rata x Waktu tunggu dalam hari) + Z = Standar deviasi dari permintaan selama waktu tunggu = Waktu tunggu = Standar deviasi dari permintaan perhari 2. Waktu Tunggunya Variabel dan Permintaannya Konstan (ketika permintaannya konstan dan hanya waktu tunggunya yang variabel), maka : ROP = (Permintaan harian x Waktu tunggu rata-rata dalam hari) + Z (Permintaan hari) x 17
= Standar deviasi dari waktu tunggu dalam hari 3. Permintaan dan Waktu Tunggunya Variabel (ketika permintaan dan waktu tunggunya variabel), maka : ROP = (Permintaan harian rata-rata x Waktu tunggu rata-rata) + Z = Standar deviasi dari permintaan per hari = Standar deviasi dari waktu tunggu dalam hari = 2.6 Sistem Periode Tetap Model-model persediaan yang telah kita pertimbangkan sejauh ini adalah sistem kuantitas tetap atau sistem Q. Artinya, jumlah tetap yang sama ditambahkan pada persediaan setiap kali sebuah pesanan untuk sebuah barang ditempatkan. Untuk menggunakan model kuantitas tetap, persediaan harus dipantau secara berkelanjutan. Ini disebut sistem persediaan perpetual. Setiap kali barang ditambahkan atau diambil dari persediaan, catatan harus diperbarui untuk menjamin ROPnya belum tercapai. Pada sistem periode tetap atau sistem P, di lain pihak, persediaan di pesan pada akhir periode tertentu. Barulah dan hanya jika demikian, persediaan yang akan dihitun. Jumlah yang dipesan hanyalah sebanyak yang diperlukan untuk mencapai tingkat target yang telah ditentukan. Sistem-sistem periode tetap memiliki beberapa asumsi yang sama seperti sistem kuantitas tetap EOQ dasar. •
Biaya biaya yang relevan hanya biaya pemesanan dan biaya penyimpanan
•
Waktu tunggu diketahui
•
Barang-barang saling independen.
18
BAB III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN Dari pembuatan makalah ini kami dapat mengambil kesimpulan antara lain: ada empat fungsi persediaan yaitu: (1) memisahkan beberapa tahapan dari proses produksi (2) perusahaan dari fluktuasi permintaan dan menyediakan persediaan barang-barang yang akan memberikan pilihan bagi pelanggan (3) Mengambil keuntungan dari diskon kuantitas karena pembelian dalam jumlah besar dapat mengurangi biaya pengiriman barang (4) Melindungi terhadap inflasi dan kenaikan harga. serta model-model persediaan yang sangat beragam. 3.2 SARAN Adapun saran yang bisa kami berikan antara lain : 1. Dalam membuat makalah sebaiknya menggunakan berbagai referensi dari berbagai sumber untuk menambah informasi tentang Inventory Management 2. Dalam membuat makalah sebaiknya menggunakan bahasa yang baku sesuai dengan EYD
19
DAFTAR PUSTAKA
- Chase, Jaqobas, Aquilano, 2007, Operations Management for Competitive Advantage, 10th ed, Mc Graw Hill - Jay Heizer dan Barry Render, 2009, Operations Management, 9th ed, Pearson Int’l - Riyanto, Bambang, 1995, Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, BPFE, Yogjakarta
20
21