HALAMAN PENGESAHAN 1. Judul Pengabdian
: Pemeriksaan status kesehatan siswa SLB - BC Manunggal Bhakti - Depok
2. Ketua Peneliti a. Nama Lengkap b. Jenis Kelamin c. NIP d. Jabatan fungsional e. Fakultas/Jurusan f. Alamat kantor g.Telepon h. Alamat rumah i.Tilpon/hp j.Email 3. Anggota tim pengambdian 4. Lokasi pengabdian 5. Jumlah Pembiayaan
: Dra. Dwi Andayaningsih,MM, MSi : Perempuan : 19570212199303201 : Lektor : Fakultas Biologi : Jl. Sawo Manila No: 61 Pejaten Pasar Minggu, Jakarta Selatan 12520 : 021 – 78833384 : Jl.H. Muhi VIIIB/No.5. Rt 08/RW 04. Pondok Pinang – Jakarta Selatan 12310 : +62 8129042038 :
[email protected] : Dr. Retno Widowati,MSi Dra.Sri Handayani,MSi : Sekolah SLB - BC Manunggal Bhakti. Jalan H. Saleh. Pangkalan Jati. Depok : Rp. 3.850.000,- (Tiga juta delapanratus limapuluh ribu rupiah)
Depok, 2 Juli 2015 Mengetahui, Dekan
Ketua Pengabdian
Drs.Imran S.L.Tobing,MSi NIP.195903081992031001
Dra. Dwi Andayaningsih,MM, MSi NIP. 195702121993032001
Mengetahui Wakil Rektor Bidang PPMK
Prof. Dr. Ernawati Sinaga, MS, Apt NIP. 195507311981032001 1
PEMERIKSAAN STATUS KESEHATAN SISWA SLB - BC MANUNGGAL BHAKTI – DEPOK Dra. Dwi Andayaningsih,MM,MSi; Dr. Retno Widowati, MSi; Dra.Sri Handayani,MSi
RINGKASAN Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan menyebutkan bahwa upaya pemeliharaan kesehatan penyandang cacat harus ditujukan untuk menjaga agar tetap hidup sehat dan produktif secara sosial, ekonomis dan bermartabat. Oleh karena itu pelayanan kesehatan terhadap anak penyandang cacat yang ada di Sekolah Luar Biasa (SLB) harus dilaksanakan sama dan setara seperti yang diberikan pada anakanak lainnya. SLB –BC Manunggal Bhakti adalah satu-satunya SLB yang berada dalam lingkungan Kecamatan Cinere dan Kecamatan Jagakarsa yang menerima siswa yang tidak mampu, bahkan satu-satunya SLB yang ada di kedua kecamatan tersebut. Sekolah Luar Biasa (SLB) Manunggal Bhakti didirikan oleh Yayasan Pendidikan Manunggal Bhakti yang berdiri sejak tahun 1993. SLB Manunggal Bhakti adalah sekolah yang mendidik siswa-siswa dengan kebutuhan khusus tunagrahita ringan hingga sedang, tunarungu, tunawicara, dan autis. SLB Manunggal Bhakti adalah salah satu sekolah luar biasa yang mendidik anak penyandang cacat. Siswa yang bersekolah di SLB Manunggal Bhakti adalah dari golongan tidak mampu. Berdasarkan hal tersebut di atas, Program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) yang diajukan bertujuan untuk melakukan pemeriksaan dasar kesehatan anak berkebutuhan khusus di SLB Manunggal Bhakti. Selain itu pula, PKM ini akan melakukan penyuluhan bagi orang tua siswa yang senantiasa hadir menunggui siswa-siswa yang sekolah di SLB Manunggal Bhakti.Hasil daripemeriksaan yang dilakukan oleh Anggraeni Parwati S.Ked. adalah Caries dentis 13 kasus, Cerumen prop 9 kasus, ISPA 3 kasus, Prurigo 2 kasus, Konjungtivitis 1 kasus , Deviasikonjugae 1 kasus, Repitisasi 1 kasus, Obesitas 1 kasus, Hematoma palpebral 1 kasus, Makrosefali 1 kasus, dan OMSK 1 kasus.
2
KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Allah subhana wata’ala yang telah memberikan nikmat iman,nikmat sehat dan kemampuan kepada tim Pengabdian Kepada Masyakat Fakultas Biologi Universits Nasional sehingga kegiatan pemeriksaan kesehatan kepada siswa - siswi Sekolah Luar Biasa (SLB) - BC Manunggal Bhakti, Depok dapat terlaksana dengna baik. Kami menyadari bahwa pengabdian yang dilakukan di sekolah SLB tersebut belum sempurna serta diharapkan dapat dilaksanakan secara terprogram dan berkesinambungan. Namun kami mengharapkan apa yang sudah kami lakukan terhadap siswa- siswi di sekolah tersebut dapat bermanfaat dan dapat menjadi tolok ukur kesehatan siswa. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Fakultas Biologi Unas, Kepala Sekolah SLB Manunggal Bhakti beserta para guru, dan para orang tua siswa. Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Anggraeni Parwati,S.Ked dan suster Tiara yang telah membantu sebagai tenaga medis dalam Pengabdian Kepada Masyarakat ini. Semoga hasil yang kami sampaikan bermanfaat bagi kemajuan kesehatan siswa SLB Manunggal Bhakti.
Depok, 2 Juli 2015 Ketua Tim Pengabdian Dra.Dwi Andayaningsih,MM,MSi
3
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………..
1
RINGKASAN …………………………………………………………
2
KATA PENGANTAR …………………………………………….….
3
DAFTAR ISI …………………………………………………………
4
BAB I. PENDAHULUAN ……………………………………………
5
II. PELAKSANAAN KEGIATAN …………………………….
7
III. HASIL KEGIATAN ………………………………………….
10
IV. PERTANGGUNG JAWABAN …………………………….
13
V. LAMPIRAN …………………………………………………
14
4
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang – Undang Republik Indonesia No.4 tahun 1997, tentang Penyandang Cacat, menyatakan bahwa penyandang cacat mempunyai hak dan kesempatan yang sama dalam berbagai aspek kehidupan dan penghidupan. Hak tersebut diperjelas dalam Undang – Undang No. 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, yang menegaskan bahwa semua anak
termasuk
anak
penyandang
cacat
mempunyai
hak
untuk
kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang, perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi serta hak untuk didengar pendapatnya. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan menyebutkan bahwa upaya pemeliharaan kesehatan penyandang cacat harus ditujukan untuk menjaga agar tetap hidup sehat dan produktif secara sosial, ekonomis dan bermartabat. Pemerintah wajib menjamin ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan memfasilitasi penyandang cacat untuk dapat tetap hidup mandiri dan produktif secara sosial dan ekonomis. Kesehatan
sekolah
diselenggarakan
untuk
meningkatkan
kemampuan hidup sehat peserta didik dalam lingkungan hidup sehat sehingga peserta didik dapat belajar, tumbuh, dan berkembang secara harmonis dan setinggi-tingginya menjadi sumber daya manusia yang berkualitas, yang diselenggarakan melalui sekolah formal dan informal atau melalui lembaga pendidikan lain. Oleh karena itu pelayanan kesehatan terhadap anak penyandang cacat yang ada di Sekolah Luar Biasa (SLB) harus dilaksanakan sama dan setara seperti yang diberikan pada anak-anak lainnya. Hingga saat ini, pelayanan
kesehatan anak
penyandang cacat di SLB belum terpenuhi secara menyeluruh. SLB - BC Manunggal Bhakti adalah satu-satunya SLB yang berada dalam lingkungan Kecamatan Cinere dan Kecamatan Jagakarsa yang menerima siswa yang tidak mampu, bahkan satu-satunya SLB yang ada di kedua kecamatan tersebut. Sekolah Luar Biasa (SLB) Manunggal 5
Bhakti didirikan oleh Yayasan Pendidikan Manunggal Bhakti yang berdiri sejak tahun 1993. Pelayanan kesehatan
di SLB – BC Manunggal Bhakti
baru satu kali dilakukan. SLB Manunggal Bhakti adalah salah satu sekolah luar biasa yang mendidik anak penyandang cacat. Hampir semua siswa yang bersekolah di SLB Manunggal Bhakti dari golongan tidak mampu. SLB Manunggal Bhakti adalah sekolah yang mendidik siswa-siswa dengan kebutuhan khusus tunagrahita ringan hingga sedang, tunarungu, tunawicara, dan autis. Hingga saat ini SLB Manunggal Bhakti memiliki tingkatan : 1. Taman Kanak-Kanak Luar Biasa (TKLB) yang mendidik 10 siswa; 2. Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB) yang mendidik 36 siswa; 3. Sekolah Menengah Pertama (SMPSL) yang mendidik 3 siswa 4. Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SMALB) yang mendidik 5 siswa 5. Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SMALB) yang mendidik 5 siswa Berdasarkan hal tersebut di atas, Program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) yang diajukan bertujuan untuk melakukan pemeriksaan dasar kesehatan anak berkebutuhan khusus di SLB Manunggal Bhakti. Selain itu pula, PKM ini akan melakukan penyuluhan bagi orang tua siswa yang senantiasa hadir menunggui siswa-siswa yang sekolah di SLB Manunggal Bhakti. Program PKM ini dapat membantu pemerintah agar pelayanan kesehatan terhadap anak penyandang cacat dapat diberikan sesuai haknya. B. Permasalahan Belum pernah dilakukan pemeriksaan kesehatan bagi siswa SLB Manunggal Bhakti secara
rutin dan beresinambungan, sedang tolok
ukur tumbuh kembangnya anak yang berkebutuhan khusus maupun yang sehat dapat dilihat dari hasil pemeriksaan kesehatannya. 6
C. TUJUAN 1. Melakukan pemeriksaan dasar kesehatan anak 2. Memberi penyuluhan kepada orang tua siswa tentang kesehatan anak penyandang cacat
7
BAB II PELAKSANAAN KEGIATAN 1.Tempat pelaksanaan PPM : Pemeriksaan siswa akan dilakukan di Sekolah Luar Biasa (SLBBC) Manunggal Bhakti yang berada di Jalan H Saleh. Kelurahan Pangkalan Jati, Kecamatan Cinere, Depok, Jawa Barat. Analisis data pemeriksaan fisik dan kuisioner dilakukan oleh Anggraeni Parwati,S.Ked 2. Waktu pelaksanaan PPM : Pengabdian pada masyarakat akan dilaksanakan pada hari Kamis 4 Juni 2015, pukul 09.00 – 12.00 WIB. 3. Perlengkapan : Timbangan badan, pengukur tinggi badan, stetoskop, tensimeter, meteran, senter, dan kartu pantau tumbuh kembang siswa. 4. Pelaksanaan A. Pemeriksaan siswa 1. Siswa-siswa di dalam masing-masing kelas diberi penyuluhan maksud kedatangan dan pemeriksaan yang akan dilakukan, dibantu oleh Guru Kelas 2. Siswa-siswa di dalam masing-masing kelas diperiksa satu persatu 3. Pemeriksaan siswa meliputi : tinggi badan, berat badan, tekanan darah, pemeriksaan fisik oleh Anggraeni Parwati,S.Ked. 4. Setiap data siswa dicatat pada kartu pantau tumbuh kembang siswa yang akan disediakan dan hasil pemeriksaan dianalisis. B. Penyuluhan bagi orang tua siswa 1. Orang tua siswa yang hadir dikumpulkan pada selasar sekolah
8
2. Orang tua diberi penyuluhan tentang kesehatan anak secara umum, khususnya tentang gizi dan kesehatan makanan jajanan anak.
9
BAB III HASILPEMERIKSAAN SISWA
No
Tugas
1.
Dokter
2.
Perawat
Nama 1. Anggraeni Parwati, S.Ked 1. Tiara Efrikaernis
Hasil dari Kegiatan :
I.
Instrumen :
II.
Registrasi Pasien Pemeriksaantanda-tanda vital Pemeriskaan pasien Pemberian souvenir
Tensimeter : 2 Buah Stetoskop : 2 Buah Senter : 1 buah Timbangan dewasa : 1 buah
Jumlah Peserta : a.Target peserta
: 40 Orang
b. Peserta yang hadir
: 37 Orang
Anak-anak (5 – 11 tahun) Remajaawal (12 – 16 tahun) Remajaakhir (17 – 25 tahun)
: 10 Orang : 26 Orang : 1 orang
10
c. Kasus Terbanyak :
Caries dentis
: 13 kasus
Repitisasi
: 1 kasus
Cerumen prop
: 9 kasus
Obesitas
: 1 kasus
ISPA
: 3 kasus
Hematoma palpebral: 1 kasus
Prurigo
: 2 kasus
Makrosefali
: 1 kasus
Konjungtivitis
: 1 kasus
OMSK
: 1 kasus
Deviasikonjugae
: 1 kasus 11
III. Kendala :
Beberapa pasien tidak didampingi oleh orang tua/wali, sehingga informasi yang didapatkan minimal dan juga menyebabkan pasien kurang kooperatif. Beberapa orang tua/wali pasien masih belum mengetahui diet yang harus dijalani berkenaan dengana gresifitas pasien. Beberapa orang tua/wali pasien yang sudah mengetahui diet yang harus dijalani berkenaan dengan agresifitas pasien, namun tidak menjalaninya karena berbagai faktor (keterbatasan biaya, tidak tega bila keinginan pasien tidak diikuti, dll).
IV. Solusi :
Pasien yang tidak didamping ioleh orang tua/wali, didampingioleh guru atau orang tuamurid lain. Lebih komunikatif da nmenjelaskan prosedur yang akan dilakukan, dengan harapan pasien akan lebih kooperatif. Memberitahu orang tua atau wali dan juga staf pengajar tentang pentingnya diet agar agresifita spasien berkurang.
V. Kesan :
Acara bakti social berjalan lancer dengan kerjasama dari berbagai pihak. Acara selesai 60 menit lebih awal dari waktu yang sudah direncanakan. Dibutuhkan pertemuan antara psikiater anak, orang tua/wali murid dan staf pengajar untuk perkembangan pasien yang lebih baik lagi.
VI. Evaluasi : Acara berlangsung lancar. Jumlah peserta kurang dari target sebanyak 3 orang. Acara selesai 60 menit lebih lama dari yang sudah direncanakan. Dibutuhkan pertemuan psikiater anak dengan orang tua/wali murid dan staf pengajar minimal 1 tahun sekali.
12
BAB IV PERTANGGUNG JAWABAN ANGGARAN No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
KEGIATAN Administrasi (surat, fotokopi) Pembelian perlengkapan Pembuatan kartu pantau (karton) Transportasi Pembelian makanan sehat Biaya kebersihan sekolah Biaya makan siang dan snak Analisis hasil Pembuatan laporan (tinta, fotokopi, jilid) Total Anggaran Dana dari Unas Biaya Tim
SATUAN
60 x Rp. 5.000,5 x Rp. 200.000,60 x Rp. 20.000,10 x Rp. 25.000,-
JUMLAH (Rp ,-) 200.000 300.000 300.000 1.000.000 1.200.000 200.000 250.000 200.000 200.000 3.850.000 1.500.000 2.350.000
13
BAB V LAMPIRAN ISTILAH / PENGERTIAN 1.
Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang mengalami hambatan fisik dan/atau mental sehingga mengganggu pertumbuhan dan perkembangannya secara wajar, dan anak yang akibat keadaan tertentu mengalami kekerasan, berada di lembaga permasyarakatan/ rumah tahanan, di jalanan, di daerah terpencil/ bencana/konflik yang memerlukan penanganan secara khusus.
2.
Anak Penyandang cacat adalah setiap anak yang mempunyai kelainan fisik dan/atau mental yang dapat mengganggu atau merupakan rintangan dan hambatan baginya untuk melakukan kegiatan secara selayaknya yang terdiri dari penyandang cacat fisik, penyandang cacat mental dan penyandang cacat fisik dan mental.
3.
Penyandang cacat fisik anak adalah seorang anak yang mempunyai kecacatan yang mengakibatkan gangguan pada fungsi tubuh, antara lain gerak tubuh, penglihatan, pendengaran, kemampuan bicara/wicara dan penyakit khronis (kusta, TB, degeneratif: diabetes, hipertensi, stroke).
4.
Penyandang cacat mental anak adalah seorang anak yang mempunyai kelainan mental dan atau tingkah laku, yang dapat disebabkan oleh cacat bawaan atau penyakit yang didapat, atau seorang yang mengalami gangguan jiwa yang disebabkan oleh faktor organobiologis maupun fungsional yang mengakibatkan erubahan dalam alam pikiran, alam perasaan dan perbuatan sehingga memiliki masalah sosial dalam memenuhi kebutuhan pendidikan, mencari nafkah dan dalam kegiatan bermasyarakat.
5.
Anak Tunanetra adalah anak yang memiliki lemah penglihatan atau akurasi penglihatan kurang dari 6/60 setelah dikoreksi atau tidak lagi memiliki penglihatan (Kaufman & Hallahan).
14
6.
Anak Tunarungu/Tunawicara/wicara adalah anak yang memiliki hambatan dalam pendengaran baik permanen maupun tidak permanen dan biasanya memiliki hambatan dalam berbicara sehingga mereka biasa disebut tunawicara.
7.
Anak Tunagrahita adalah anak yang memiliki intelegensi yang signifikan berada dibawah rata rata dan disertai dengan ketidakmampuan dalam adaptasi perilaku yang muncul dalam masa perkembangan.
8.
Anak Tunadaksa adalah anak yang memiliki gangguan gerak yang disebabkan oleh kelainan neuro-muskuler dan struktur tulang yang bersifat bawaan, sakit atau akibat kecelakaan, termasuk cere, polio dan lumpuh.
9.
Anak Tunalaras adalah anak yang mengalami hambatan dalam mengendalikan emosi dan kontrol sosial, dan biasanya menunjukkan perilaku menyimpang yang tidak sesuai dengan norma dan aturan yang berlaku disekitarnya. 10. Attention Deficit and Hyperactivity Disorder (ADHD) atau Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH) adalah sekelompok kelainan mekanisme tertentu pada sistim syaraf pusat yang menyebabkan anak menjadi hiperaktif, tidak bisa beristirahat, berperilaku tidak sabaran, kesulitan untuk memusatkan perhatian dan impulsif.
10.
Autisme adalah suatu kondisi yang mengenai seseorang sejak lahir ataupun saat masa balita, yang membuat dirinya tidak membentuk hubungan sosial atau komunikasi yang normal, yang mengakibatkan anak terisolasi dari manusia lain dan masuk dalam dunia repetitif, aktivitas dan minat yang obsesif. (BaronCohen, 1993)
11.
Anak Tunaganda adalah anak yang memiliki dua ketunaan atau lebih yang masing-masing perpaduan ketunaan tersebut memiliki ciri khas dalam belajar sehingga diperlukan pelayanan pendidikan khusus dan alat bantu belajar yang khusus (Widjajantin, 2004).
12.
Sekolah adalah Taman Kanak-kanak, Taman Kanak-kanak Luar Biasa, Raudatul Athfal, Sekolah Dasar, Sekolah Dasar Luar Biasa, Madrasah Ibtidaiyah, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa, Madrasah Tsanawiyah, Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Atas Luar Biasa, 15
Madrasah Aliyah, Sekolah Menengah Kejuruan, Madrasah Aliyah Kejuruan serta Satuan Pendidikan Keagamaan yang sederajat dan setara termasuk Pondok Pesantren baik pada pendidikan formal dan non formal. 13.
Sekolah Inklusif adalah sekolah umum yang melaksanakan pendidikan sesuai dengan kebutuhan siswa yang memerlukan pendidikan khusus dalam satu kesatuan yang sistemik dengan menggunakan kurikulum yang fleksibel disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan setiap siswa.
14.
Sekolah Luar Biasa (SLB) adalah: Sekolah bagi anak berkebutuhan khusus yaitu salah satu jenis sekolah yang bertanggungjawab melaksanakan pendidikan untuk anak-anak yang berkebutuhan khusus.
(Sumber : Pedoman Pelayanan Kesehatan Anak di Sekolh Luar Biasa – Direktorat Jenderal Pembinaan Kesehatan Masyarakat – Direktorat Kesehatan Anak – Depatemen Kesehatan 2010)
16
Foto Kegiatan
17
18
19
20
KARTU PANTAU Tumbuh Kembang Anak-anak A. DATA ANAK Nama
: ………………………………………………………… L / P
Tempat/Tanggal Lahir
: …………………………………………………………
Alamat
: ………………………………………………………..
………………………………………………………………………………….
Anak Keberapa
:
………………
Jumlah Saudara Kandung : ………………Orang
No.
Nama
L/P
Umur
Pendidikan
1. 2. 3. 4. 5.
21
B. DATA ORANG TUA Nama Bapak Kandung
: …………………………………………………………..
Tempat/Tanggal lahir
: …………………………………………………………
Pekerjaan
: ………………………………………………………..
Alamat
: ……………………………………………………….. ……………………………………………………………………… ………………………………………………………………………
Nama Ibu Kandung
:……………………………………………………………………..
Tempat/Tanggal Lahir
:……………………………………………………………………..
Pekerjaan
:……………………………………………………………………..
Alamat
:…………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………… ………………………………………………………………………
22
C. DATA FISIK Tanggal ………………. Tinggi Badan / Berat Badan
:…………………….……Cm/ ……….Kg
Tekanan Darah
:……………………… mmHg
Riwayat Kelahiran
:
Cara Lahir
: Normal / Sectio Secaria (*)
Pertolongan Lahir
: Dokter / Bidan / Dukun (*)
Sejarah Balita
:
Imunisasi
Tumbuh Gigi/Jalan/ Bicara :……..…...Bln / …..…...Tahun / ……………..Tahun
: Lengkap / Tidak Lengkap (*)
Pemeriksaan a. Rambut
:
b. Mata
:
c. Hidung
:
d. Telinga
:
e. Mulut
:
Gigi
:
Lidah
:
Tonsil
:
Tenggorok
:
f. Leher
:
g. Dada
:
h. Perut
: 23
i.
Ekstremitas Atas
:
j.
Ekstremitas Bawah
:
D. LAIN-LAIN Jelaskan
:……………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………………………………... ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… …………............................…………………………………………………….... ...
24