MAKALAH KEWIRAUSAHAAN DAN MANAJEMEN INOVASI
MERINTIS USAHA BARU
Disusun Oleh :
1. Abidatul Afiyah
115030200111075
2. Syarifatul Aimmah
115030200111081
3. Kurnia Mashitta
115030201111061
4. Merry Natalia
115030201111070
ADMINISTRASI BISNIS FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan karunia kepada kami sehingga kami senantiasa dapat menyelesaikan makalah Kewirausahaan dan Manajemen Inovasi ini tepat pada waktunya. Makalah Kewirausahaan dan Manajemen Inovasi mengenai Merintis Usaha Baru ini kami susun guna memenuhi tugas mata kuliah Kewirausahaan dan Manajemen Inovasi yang diberikan oleh Bapak Swasta Priambada, S.SOS.MAB selaku dosen pengampu mata kuliah Kewirausahaan dan Manajemen Inovasi. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Bapak Swasta Priambada, S.SOS.MAB selaku dosen pengampu mata kuliah Kewirausahaan dan Manajemen Inovasi yang telah memberikan pengajaran kepada kami, serta kepada temanteman yang membantu dalam penyelesaian makalah ini. Makalah ini disajikan terutama kepada mahasiswa yang mengambil mata kuliah Kewirausahaan dan Manajemen Inovasi baik yang ada di luar maupun di dalam lingkup Universitas Brawijaya. Makalah ini juga dapat digunakan sebagai referensi tambahan bagi kalangan pelajar dan mahasiswa. Namun, makalah Kewirausahaan dan Manajemen Inovasi tentang Merintis Usaha Baru ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun untuk menyempurnakan makalah ini.
Malang, Oktober 2013
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
1
DAFTAR ISI
2
BAB I PENDAHULUAN
3
1.1 Latar Belakang
3
1.2 Rumusan Masalah
3
1.3 Tujuan Penulisan
3
BAB II PEMBAHASAN 2.1 Cara Memasuki Usaha
3 4
2.1.1
Merintis Usaha Baru
4
2.1.2
Membeli Perusahaan Orang Lain
8
2.1.3
Kerjasama Manajemen atau Waralaba
9
2.1.4
Mengembangkan Usaha yang Sudah Ada
9
2.2 Bentuk-bentuk Usaha
9
BAB III PENUTUP
15
3.1 Kesimpulan
16
DAFTAR PUSTAKA
16
2
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Untuk memulai suatu usaha banyak cerita yang dapat kita ambil hikmahnya. Sering kali kita kagum menyaksikan kesuksesan seorang pengusaha. Kadang-kadang kita tidak tahu proses keberhasilan pengusaha tersebut. Namun, jika kita telaah liku-liku sebelum sukses menjadi pengusaha banyak cerita suka duka di belakang kesuksesannya. Tidak sedikit cerita yang menyedihkan di balik sukses yang diraih oleh pengusaha tersebut. Ada pengusaha yang memulai usahanya dari nol dengan tertatih-tatih, bahkan sering kali pengusaha tersebut menderita kerugian dan nyaris bangkrut. Namun karena keberanian, kesabaran, ketekunan, dan kepandaiannya mengelola usaha dari waktu ke waktu selama bertahun-tahun akhrinya berhasil. Oleh karena itu, dalam makalah ini akan dibahas mengenai bagaimana cara merintis dan memulai sebuah usaha, serta bidang-bidang usaha yang digeluti oleh para wirausahawan pemula.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut: a. Bagaimana memulai usaha? b. Apa saja bentuk-bentuk usaha?
1.3 Tujuan Penulisan Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan makalah ini yaitu: a. Mengerti dan memahami cara memulai suatu usaha b. Mengerti dan menganalisis bentuk-bentuk usaha
3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Cara Memasuki Usaha Untuk memasuki usaha atau memulai suatu usaha pasti akan mengalami suka duka dan perjuangan untuk menjadi wirausahawan yang sukses. Ada pengusaha yang memulai usahanya dari nol dengan tertatih-tatih, bahkan sering kali pengusaha tersebut menderita kerugian dan nyaris bangkrut. Namun karena keberanian, kesaaran, ketekunan, dan kepandaiannya mengelola usaha dari waktu ke waktu selama bertahun-tahun, akhirnya berhasil. Dari hasil penelitian di lapangan, terdapat beragam cara dan sebab untuk memulai usaha. Ada lima sebab atau cara seseorang untuk mulai merintis usahanya, yaitu : a. Faktor keluarga pengusaha Seseorang memulai usaha karena keluarga mereka sudah memiliki usaha sebelumnya. b. Sengaja terjun menjadi pengusaha Seseorang dengan sengaja mendirikan usaha. c. Kerja Sampingan (iseng) Melakukan usaha dengan tidak disengaja, biasanya dilakukan secara iseng. Ini sering disebut sebagai usaha sampingan untuk tambahan kegiatan. d. Coba-coba Usaha ini biasanya dilakukan oleh mereka yang belum memiliki pengalaman, kesulitan mencari pekerjaan, atau mereka yang baru di-PHK. e. Terpaksa Mereka biasanya membuka usaha karena kehilangan pekerjaan atau menganggur. Sebagai pengelola dan pemilik usaha atau pelaksana usaha kecil, wirausaha dapat memilih dan melakukan tiga cara yang dapat dilakukan oleh seseorang apabila ingin memulai suatu usaha atau memasuki dunia usaha yaitu: 4
-
Merintis usaha baru (starting)
-
Dengan membeli perusahaan orang lain (buying)
-
Kerjasama manajemen (franchising)
2.1.1
Merintis Usaha Baru Seseorang memulai usaha dengan mendirikan perusahaan yang baru. Dalam hal ini yang harus dilakukan adalah mengurus segala sesuatu yang berhubungan dengan badan usaha. Di samping itu, tugas lain adalah mencari lokasi yang tepat dan menyediakan peralatan atau mesin uang sesuai dengan usahanya. Secara umum, ada 3 (tiga) bentuk usaha baru yang dapat dirintis yaitu: a. Perusahaan milik sendiri (sole proprietorship), bentuk usaha yang dimiliki dan dikelola sendiri oleh seseorang. b. Persekutuan (partnership), suatu kerjasama (asosiasi) dua orang atau lebih yang secara bersama-sama menjalankan usaha bersama. c. Perusahaan berbadan hukum (corporation), perusahaan yang didirikan atas dasar badan hukum dengan modal saham-saham. Dalam merintis usaha baru, ada beberapa hal yang harus diperhatikan: a) Bidang dan jenis usaha yang dimasuki Beberapa bidang usaha yang bisa dimasuki, diantaranya: -
Bidang usaha pertanian (agriculture), meliputi pertanian, kehutanan, perikanan, dan perkebunan.
-
Bidang usaha pertambangan (mining), meliputi galian pasir, galian tanah, batu, dan bata.
-
Bidang usaha pabrikasi (manufacturing), meliputi industri perakitan, sintesis.
-
Bidang usaha konstruksi, meliputi
konstruksi bangunan,
jembatan, pengairan, jalan raya. -
Bidang usaha perdagangan (trade), meliputi retailer, grosir, agen, dan ekspor-impor.
-
Bidang jasa keuangan (financial service), meliputi perbankan, asuransi, dan koperasi. 5
-
Bidang jasa perseorangan (personal service), meliputi potong rambut, salon, laundry, dan catering.
-
Bidang usaha jasa-jasa umum (public service), meliputi pengangkutan, pergudangan, wartel, dan distribusi.
-
Bidang usaha jasa wisata (tourism), terbagi ke dalam tiga kelompok usaha wisata, yaitu: 1) Usaha jasa parawisata, meliputi jasa biro perjalanan wisata, jasa agen perjalanan wisata, jasa pramuwisata, jasa konvensi perjalanan intensif dan pameran, jasa impresariat (pengurusan izin untuk suatu pertunjukan), jasa konsultan pariwisata, dan jasa informasi pariwisata. 2) Pengusahaan objek dan daya tarik wisata, meliputi pengusahaan
obyek
dan
daya
tarik
wisata
alam,
pengusahaan obyek dan daya tarik wisata budaya, serta pengusahaan obyek dan daya tarik wisata minat khusus. 3) Usaha sarana wisata, berupa penyediaan akomodasi, makanan
dan
minuman,
angkutan
wisata,
sarana
pendukung di tempat wisata, dan sebagainya. b) Bentuk usaha dan kepemilikan yang akan dipilih Ada beberapa kepemilikan usaha yang dapat dipilih, diantaranya :
Perusahaan Perorangan (sole
proprietorship),
yaitu suatu
perusahaan yang dimiliki dan diselenggarakan oleh satu orang.
Persekutuan (Partnership), yaitu suatu asosiasi yang didirikan oleh dua orang atau lebih yang menjadi pemilik bersama dari suatu perusahaan.
Perseroan anggotanya
(Corporation), terdiri
yaitu
atas
suatu
para
perusahaan pemegang
yang saham
(pesero/stockholder) yang mempunyai tanggung jawab terbatas terhadap utang-utang perusahaan sebesar modal disetor.
Firma, yaitu suatu persekutuan yang menjalankan perusahaan di bawah nama bersama. Bila untung maka keuntungan dibagi bersama, bila rugi maka kerugian ditanggung bersama. 6
c) Tempat usaha yang akan dipilih Seorang wirausaha yang mulai merintis usaha dari awal perlu mempertimbangkan aspek efisiensi dan efektivitas dalam menentukan tempat usaha, dintaranya harus dapat menjawab beberapa pertanyaan berikut : -
Apakah tempat usaha tersebut mudah dijangkau oleh konsumen atau pelanggan maupun pasar?
-
Apakah tempat usaha dekat dengan sumber tenaga kerja?
-
Apakah dekat ke akses bahan baku dan bahan penolong lainnya seperti alat pengangkut dan jalan raya?
Terdapat beberapa alternatif yang bisa kita pilih untuk menentukan lokasi atau tempat memulai usaha, yaitu : 1) Membangun bila ada tempat yang strategis 2) Membeli
atau
menyewakan
bila
lebih
strategis
dan
menguntungkan 3) Kerja sama bagi hasil, bila memungkinkan d) Organisasi usaha yang akan digunakan Organisasi usaha merupakan perpaduan dari fungsi kewirausahaan dan manajerial. Fungsi kewirausahaan dasarnya adalah kreativitas dan inovasi, sedangkan manajerial dasarnya adalah fungsi-fungsi manajemen. Kompleksitas organisasi usaha tergantung pada lingkup atau cakupan usaha dan skala usaha. Semakin besar lingkup usaha, semakin komplek organisasinya. Sebaliknya semakin kecil lingkup usaha, maka semakin sederhana organisasinya. e) Jaminan usaha yang mungkin diperoleh Jaminan usaha ini bisa berupa asuransi maupun jaminan dari pemerintah, seperti insentif usaha. Adanya jaminan usaha ini dapat memberikan kepastian bagi seorang wirausahawan untuk memulai
kegiatan bisnisnya, terutama dalam mengantisipasi
perubahan secara mendadak dari lingkungan usaha.
7
f) Lingkungan usaha Lingkungan usaha dapat menjadi pendorong maupun penghambat
jalannya
perusahaan.
Lingkungan
yang
dapat
mempengaruhi jalannya usaha/perusahaan adalah lingkungan mikro dan lingkungan makro. a. Lingkungan mikro adalah lingkungan yang ada kaitan langsung dengan operasional perusahaan, seperti pemasok, karyawan, pemegang saham, majikan, manajer, direksi, distributor, pelanggan/konsumen, dan lainnya. b. Lingkungan makro adalah lingkungan di luar perusahaan yang dapat
mempengaruhi
daya
hidup
perusahaan
secara
keseluruhan, meliputi lingkungan ekonomi, teknologi, social politik, serta demografis dan gaya hidup, 2.1.2
Membeli Perusahaan Orang Lain Usaha ini dilakukan dengan cara membeli perusahaan yang sudah ada atau sudah berjalan sebelumnya. Pembelian usaha dapat dilakukan terhadap perusahaan yang sedang berjalan atau perusahaan yang tidak aktif, tetapi masih memiliki badan usaha. Pembelian meliputi saham berikut asset perusahaan yang dimiliki. Banyak alasan mengapa seseorang memilih membeli perusahaan yang sudah ada daripada mendirikan atau merintis usaha baru, antara lain: o Resiko lebih rendah o Lebih mudah dalam memasuki dunia usaha o Memiliki peluang untuk membeli dengan harga yang dapat ditawar Sebelum melakukan kontrak jual beli perusahaan yang akan dibeli, ada beberapa aspek yang harus dipertimbangkan dan dianalisis oleh pembeli. Aspek-aspek tersebut meliputi: a. Pengalaman apa yang dimiliki untuk mengoperasikan perusahaan tersebut? b. Mengapa perusahaan tersebut berhasil tetapi kritis? c. Di mana lokasi perusahaan tersebut?
8
d. Apakah membeli perusahaan tersebut akan lebih menguntungkan ketimbang merintis sendiri usaha baru? 2.1.3
Kerjasama Manajemen atau Waralaba (Franchising) Model usaha ini dikembangkan dengan memakai nama dan manajemen perusahaan lain. Perusahaan pemilik nama disebut sebagai perusahaan induk (franchisor), dan perusahaan yang menggunakan disebut franchise. Dukungan manajemen yang diberikan oleh franchisor berupa : o Pemilihan lokasi usaha o Bentuk bangunan o Layout gedung dan ruangan o Peralatan yang diperlukan o Pemilihan karyawan o Penentuan atas penyediaan bahan baku atau produk o Iklan bersama Cara seperti ini sudah dilakukan oleh McDonald, Indomaret, Rumah Makan Sederhana, dan lain-lain.
2.1.4
Mengembangkan Usaha yang Sudah Ada Dalam buku Kewirausahaan yang ditulis oleh Dr. Kasmir, SE., M.M., selain tiga cara tersebut, terdapat cara lain untuk memulai suatu usaha atau memasuki dunia usaha, yaitu dengan mengembangkan usaha yang sudah ada. Artinya, pengusaha melakukan pengembangan atas usaha yang sudah ada sebelumnya, baik pengembangan berupa cabang ataupun penambahan kapasitas yang lebih besar. Biasanya kegiatan seperti ini dilakukan perusahaan keluarga.
2.2 Bentuk-bentuk Usaha Sebelum memulai usaha, terlebih dahulu perlu pemilihan bidang yang ingin ditekuni. Pemilihan bidang usaha ini penting agar kita mampu mengenal seluk-beluk usaha tersebut dan mampu mengelolanya. Untuk menentukan bidang usaha yang akan digeluti tergantung dari empat fakor berikut :
9
1) Minat dan Bakat Minat atau bakat sudah ada dan dapat timbul dari dalam diri seseorang. Artinya, keterta rikan pada suatu bidang sudah tertanam dalam dirinya. Minat juga dapat tumbuh setelah dipelajari dari berbagai cara. Namun, seseorang yang memiliki minat dari dalam atau bakat dari keturunan akan lebih mudah dan lebih cepat beradaptasi dalam mengembangkan usahanya. 2) Modal Modal secara luas dapat diartikan uang. Untuk memulai usaha terlebih dahulu diperkirakan sejumlah uang. Dalam arti sempit, modal dapat dikatakan sebagai keahlian seseorang. Dengan keahlian tertentu, seseorang dapat bergabung dengan mereka yang memiliki modal uang untuk menjalankan usaha. 3) Waktu Waktu adalah masa seseorang untuk menikmati hasil dari usahanya. Setiap usaha memiliki masa yang berbeda-beda, ada yang dalam jangka waktu pendek da nada pula yang dalam jangka waktu menengah atau panjang. 4) Laba Faktor yang perlu dipertimbangkan adalah besarnya laba yang diinginkan. Di samping itu, dalam hall aba yang perlu dipertimbangkan adalah jangka waktu memperoleh laba tersebut. Margin laba maksudnya jumlah laba yang akan diperoleh (dalam presentasi tertentu), sedangkan jangka waktu adalah lama tidaknya memperoleh laba, sesaat atau terusmenerus. Berikut ini merupakan beberapa contoh bidang usaha yang menjadi pilihan para wirausahawan baru : a. Usaha kuliner, contoh: makanan pokok, makanan ringan, minuman ringan, es buah, es campur, kue-kue, dan lain-lain. b. Usaha pakaian dan perhiasan, contoh: baju, celana,sepatu, sandal, topi, kacamata, jam tangan, cincin, kalung, dan sebagainya
10
c. Usaha yang berkaitan dengan tempat tinggal, contoh: jual beli rumah, renovasi rumah, perbaikan alat rumah tangga, dan lain-lain d. Usaha pendidikan, contoh: pedidikan untuk masyarakat melalui berbagai media seperti seminar, buku, VCD, radio, televisi e. Usaha yang terkait dengan rekreasi, contoh: usaha sewa kendaraan, penyediaan tempat dan alat rekreasi, dan sejenisnya f. Usaha pendukung atau mempermudah orang lain menjalankan usaha, contoh: menjual mesin dan alat-alat untuk petani atau menjual bahan baku industry Sedangkan jenis-jenis badan hukum atau badan usaha yang dapat dipilih antara lain : 1) Perusahaan Perseorangan Merupakan
usaha
milik
perorangan.
Pendirian
perusahaan
perseorangan ini sangatlah sederhana, tidak memerlukan persyaratan khusus dan relative tidak memerlukan modal besar. Perusahaan perseorangan biasanya dipimpin oleh pemilik usaha yang sekaligus menjadi penanggung jawab atas segala aktivitas perusahaan, termasuk kewajibannya terhadap pihak luar.\ Keuntungan Perusahaan Perorangan: -
Keuntungan menjadi milik sendiri
-
Mudah mendirikannya
-
Tidak perlu berbadan hikum
-
Rahasia perusahaan terjamin
-
Biaya organisasi rendah, karena organisasi tergolong sederhana
-
Aktivitasinya relatif simple
-
Manajemennya fleksibel
Kekurangan Perusahaan Perseorangan:: -
Modal tidak terlalu besar
-
Aset pribadi sulit dibedakan dengan aset perusahaan
-
Perusahaan sulit berkembang karena kurangnya ide-ide
-
Pengelolaan tergantung kemampuan si pemilik
-
Kelangsungan perusahaan kurang terjamin 11
-
Tanggung jawab pemilik tidak terbatas
Contoh : Penginapan, penggilingan padi, toserba, restoran. 2) Firma (Fa) Merupakan perusahaan yang pendiriannya dilakukan oleh dua orang
atau
lebih
dan
menjalankannya
atas
nama
perusahaan.
Kepemimpinan dan tanggung jawab firma berada sepenuhnya di tangan pemilik firma. Pemilik sekaligus bertanggung jawab terhadap segala risiko yang mungkin timbul. Kelebihan firma adalah manajemen lebih baik dan perolehan dana dari pihak luar relatif lebih rendah. Kelemahan firma adalah jika salah satu pemilik firma tidak ada, maka kelanjutan usahanya menjadi tidak menentu. Contoh firma yaitu Fa. Amir Mahmud yang bergerak dalam bidang perdagangan rempah-rempah. 3) Perseroan Komanditer (CV) Merupakan persekutuan yang didirikan atas dasar kepercayaan. Perusahaan ini sering disingkat dengan CV. Dalam CV terdapat beberapa orang yang bersekutu untuk menjalankan usaha. Sekutu dalam CV terbagi menjadi dua, yaitu a. Sekutu aktif (komplementer) yaitu sekutu yang menjalankan atau memimpin suatu perusahaan b. Sekutu pasif (komanditer) yaitu sekutu yang memercayakan modalnya kepada sekutu aktif dan tidak bertanggung jawab menjalankan usahanya. 4) Koperasi Koperasi merupakan kumpulan orang yang secara bersama-sama melakukan usaha. Koperasi didirikan berdasarkan akte pendirian setelah memperoleh pengesahan pemerintah dan diumumkan dalam Berita Negara. Koperasi dibentuk melalui rapat anggota minimal 20 orang yang masing-masing memenuhi syarat-syarat berikut : -
Mampu melaksanakan tindakan hokum
-
Menerima landasan idiil, asas, dan sendi dasar koperasi
12
-
Sanggup dan bersedia melakukan kewajiban dan hak sebagai anggota koperasi Pengelolaan koperasi dilakukan oleh pengurus yang diangkat oleh
rapat anggota. Pembagian hasil usaha berdasarkan pada jasa atas partisipasi masing-masing anggota. Koperasi memiliki dua jenis modal, yaitu (1) modal sendiri yang berasal dari simpanan pokok, simpanan wajib, dana cadangan, atau hibah, dan (2) modal pnjaman yang berasal dari anggota koperasi, bank, dan lembaga keuangan lainnya, atau penerbitan obligasi serta surat utang lainnya. 5) Yayasan Merupakan badan usaha yang tidak bertujuan mencari keuntungan, tetapi lebih menekankan usahanya pada tujuan sosial. Pendirian yayasan dilakukan untuk bidang pendidikan, kesehatan, panti sosial, atau lembaga swadaya masyarakat. Modal yayasan diperoleh dari sumbangan, wakaf, hibah, atau sumbangan lainnya. 6) Perseroan Terbatas (PT) Adalah badan hukum yang memiliki tanggung jawab terbatas. Terbatas artinya tanggung jawab hanya sebatas modal yang disetorkan. Maksud dan tujuan mendirikan PT ialah untuk menyediakan barang dan atau jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat dan mengejar keuntungan untuk meningkatkan nilai perusahaan. Kelebihan PT antara lain tanggung jawab masing-masing pihak tergantung dari jumlah modal yang disetor, luasnya bidang usaha yang dimiliki, dan kemudahan untuk memperoleh modal atau ekspansi. Jenis perseroan terbatas dapat dilihat dari dua segi : a. Dilihat dari segi kepemilikan 1) Perseroan Terbatas Biasa : PT yang para pendiri, pemegang saham, dan pengurusnya warga Negara Indonesia dan berbadan hukum Indonesia 2) Perseroan Terbatas Terbuka : PT yang didirikan dalam rangka penanaman modal dan dimungkinkan warga Negara asing atau
13
badan hukum asing menjadi pendiri, pemegang saham, atau pengurusnya. 3) Perseroan Terbatas (Persero) : PT yang dimiliki oleh pemerintah melalui Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Contohnya, PT Telkom (persero), PT Bank Mandiri (persero), PT PLN (persero) b. Dilihat dari segi status 1) Perseroan Tertutup : PT yang modal dan jumlah pemegang sahamnya memenuhi kriteria tertentu dan tidak melakukan penawaran umum. 2) Perseroan Terbuka : Perseroan yang modal dan jumlah pemegang sahamnya memenuhi kriteria tertentu atau perseroan yang melakukan penawaran umum, sesuai dengan peraturan perundangundangan di bdang pasar modal. Contoh: PT Timah Tbk, dan PT Telkom Tbk.
14
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan Beberapa faktor pendorong seseorang mau dan mulai merintis usaha yaitu faktor keluarga, sengaja terjun menjadi pengusaha, tidak sengaja, cobacoba, dan terpaksa. Cara memulai usaha yang lazim yaitu mendirikan usaha baru, membeli perusahaan, kerja sama manajemen, dan mengembangkan usaha yang sudah ada. Untuk menentukan bidang usaha yang digeluti tergantung dari beberapa faktor diantaranya yaitu minat bakat, modal, waktu, laba, dan pengalaman. Sebagai pemula, terdapat bidang-bidang usaha yang dapat digeluti, antara lain dalam sector jasa, industry, tambang, kelautan, perikanan, agribisnis, perdagangan, pendidikan, percetakan, seni, kesehatan, dan pariwisata. Sedangkan jenis badan hukum yang dapat dipilih, yaitu Perusahaan Perseorangan, Firma, CV, Koperasi, Yayasan, dan Perseroan Terbatas (PT).
15
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Kasmir, SE,M.M. Kewirausahaan Edisi Revisi. PT RajaGrafindo Persada: Jakarta Suharyadi. 2007. Kewirausahaan Membangun Usaha Sukses Sejak Usia Muda. Penerbit Salemba Empat: Jakarta Anonimus. 2008. Merintis Usaha Baru dan Model Pengembangannya. http://ghanoz2480.wordpress.com. Diakses pada tanggal 2 Oktober 2013 Saadus. 2011. Merintis Usaha Baru. http://saadus.files.wordpress.com. Diakses pada tanggal 30 September 2013
16