minat Majalah INternal Nusantara Empat
Selamat Datang
Pak Erwin Nasution Ternak Sapi Sebagai Diversifikasi Usaha PTPN IV
Rekaman Lensa
MINAT
Usai menyerahkan tongkat estafet kepemimpinan jajaran Dewan Komisaris, Direksi baru dan lama diabadikan bersama di Auditorium Kanpus PTPN IV, Kamis 8 Maret 2012.
(ki-ka) Jajaran Direktur Bidang PTPN IV; Dirsdm PTPN IV (baru) Andi Wibisono, Dirprod PTPN III Balaman Tarigan, Direnbang PTPN IV Memed Wiramihardja, Dirsdm (lama) Rusdi Lubis, Dirkeu PTPN IV Setia Dharma Sebayang, Dirprod PTPN IV Ahmad Haslan Saragih.
2
Ramah tamah SP-Bun PTPN IV dengan manajemen PTPN IV, dihadiri Ketua Umum H Syahruddin Ali, SH, M.Si, Sekretaris Umum Wispramono Budiman, SE, Bendahara Mulyono, SE, dan Ketua, Sekretaris, Bendahara SP-Bun Basis, dengan Dirut Erwin Nasution, Dirprod Ahmad Haslan Saragih, Direnbang Memed Wiramihardja, Dirsdm Andi Wibisono, Senin 19 Maret 2012,Internal di Hotel Polonia Medan. Majalah Nusantara Empat • April 2012
Surat
dari Jalan Suprapto No. 2
A
ssalamualaikum dan salam sejahtera…
Para staf, karyawan dan mitra kerja sekalian. Meskipun secara historis bukan orang baru di PTPN IV, izinkanlah saya untuk tetap mengucapkan salam perkenalan pada Anda semua. Semoga dengan demikian, kita dapat segera menebas jarak dan menghilangkan sisa-sisa perasaan orang lama dan orang baru. Dalam tugas negara dan korporasi, kita semua adalah abdi, tidak kurang, tidak lebih. Saya kali ini hanya pindah meja, dari satu perusahaan milik negara ke perusahaan milik negara yang lain, yaitu di PTPN IV ini. Tugas saya yang utama tentunya adalah meneruskan estafet kepemimpinan PTPN IV yang sudah memiliki sistem yang kuat dan dasar kinerja yang
baik. Oleh sebab itu, kita tidak lagi dituntut untuk memperbaiki, tetapi lebih kepada usaha-usaha membuat akselarasi, inovasi berkelanjutan dan kerja keras dengan cara yang tidak biasa. Bila selama ini Anda bekerja dengan mesin berkecepatan tinggi, kini saatnyalah mengeluarkan turbo dari dalam diri kita masing-masing.
oleh atasan. Mari kita angkat nilai-nilai dan motivasi kita dari urusan formal ke wilayah spiritual. Artinya, kita bekerja karena kebutuhan personal terhadap pencapaian diri. Kobarkanlah need of achievement dalam setiap tugas yang jatuh di pundak Anda. Karena hanya dengan demikianlah kita bisa bekerja sambil bergembira.
Saya percaya, PTPN IV telah memiliki nilai-nilai dan budaya kerja yang produktif selama ini. Untuk itu, mari kita buktikan bahwa nilai-nilai itu telah tertanam kuat sehingga ia tidak luntur hanya karena sebuah perubahan struktur kepemimpinan. Hindarilah formalitas yang tidak produktif sebagaimana yang ditunjukkan oleh keteladanan Meneg BUMN Bapak Dahlan Iskan dalam berbagai kesempatan. Saya tidak berharap kita semua bekerja hanya karena dilihat
Akhirnya saya mengucapkan terimakasih karena telah diterima dengan baik di PTPN IV. Mulai sekarang, kita harus menjadi, The Dream Team!”.
Dirut
Erwin Nasution
Majalah Internal Nusantara Empat • April 2012
3
MINAT
Redaksi
Menyapa SK. Direksi PTPN IV No.04.12/Kpts/01/1/2002 Tanggal 28 Januari 2002
Penasihat Direksi PTPN IV Pemimpin Redaksi Kepala Bagian Corporate Secretary PTPN IV
Redaksi Public Relation/ Corporate Communication Diterbitkan Corporate Secretary PT Perkebunan Nusantara IV Alamat Corporate Secretary Kantor Pusat PTPN IV Jl. Letjend. Suprapto No.2 Medan 20151 Telp. (061) 4154666 ext 4015, Fax (061) 4573117 e-mail:
[email protected]
P
embaca yang budiman. Edisi kali ini digodok di tengah-tengah situasi isu kenaikan harga BBM yang menimbulkan reaksi penolakan dari sebagian masyarakat. Banyak sekali sudut pandang yang dapat digunakan untuk melihat isu yang sangat sensitif ini. Namun sebagai perusahaan negara yang dituntut bersikap netral, tentu kita lebih memilih untuk mencari jalan keluar dari jebakan krisis energi ini daripada turut terjebak dalam lingkaran sudut pandang yang jamak itu. Salah satunya adalah dengan usaha menemukan sumber-sumber energi baru.
Dalam industri perkebunan pun, kita sering dituntut untuk menemukan sumber-sumber input yang baru untuk menunjang produktivitas tanaman. Ketika harga pupuk terlalu tinggi, maka diperlukan sumber pupuk yang baru, misalnya dengan pemanfaatan bahan organik, pengaturan jarak tanaman yang lebih cocok, dan sebagainya. Kuncinya adalah kreativitas dalam pemanfaatan sumber daya yang tersebar di sekeliling kita, terutama yang berbiaya murah tetapi bermanfaat tinggi. Pada edisi ini, kami kembali menurunkan sejumlah laporan terbaru mengenai cara-cara baru dalam memenuhi kebutuhan tanaman, seperti unsur yang dapat ditangkap dari petir. Meskipun wacana seperti ini tidak langsung praktis, namun hal tersebut setidaknya dapat memperluas khasanah kita dalam mengembangkan teknologi perkebunan. Edisi ini juga diwarnai dengan suasana berbeda setelah terpilihnya formasi direksi yang baru di PTPN IV. Sejak sekarang, Dirut yang baru, Bapak Erwin Nasution, akan secara reguler menyapa Anda lewat majalah ini. Semoga interaksi kita semakin intens, produktif dan mencapai tujuan utama dari majalah ini, yaitu sebagai medium sosialisasi dan tempat bertemunya ide-ide kreatif dan inovatif demi kemajuan perusahaan kita yang tercinta. Selamat membaca. Redaksi
4
Majalah Internal Nusantara Empat • April 2012
MINAT Daftar isi
2012
Hal.
6 - Mengenal Dirut PTPN IV yang Baru Selamat Datang Pak Erwin Nasution 8 - Peningkatan Produktivitas Melalui Pertukaran Fungsi Jalan Panen dan Gawangan Mati di Perkebunan Kelapa Sawit 12 - Sambutan Direktur Utama Pada Upacara Bendera, Sabtu 17 Maret 2012 13 - Sertijab Direksi 15 - Temukan Tipe Error Keuangan-mu 16 - Ternak Sapi Sebagai Diversifikasi Usaha PTPN IV 18 - Redakan Radang Amandel dengan Teh Hijau 19 - Awas, Jangan Kebanyakan Makan Kerang 20 - Mutasi/promosi dan Pelepasan PJP Lakukan Percepatan dalam Pekerjaan 22 - Harapan Direksi Baru 23 - Dukung Pemimpin Kita! 24 - Implementasi GCG Dekom Meningkat 25 - Audiensi Direksi PTPN IV ke Kodam I BB 26 - Pemeliharaan Preventif Terintegrasi 28 - Menangkap Petir Sebagai Sumber Nitrogen 29 - Kernel Oil untuk Obat Luka Diabetes 30 - HUMOR
Majalah Internal Nusantara Empat • April 2012
5
MINAT
Mengenal Dirut PTPN IV yang Baru
Selamat Datang Pak Erwin Nasution
P
agi itu, Senin 19 Maret 2012, suasana baru terasa di halaman gedung Kantor Pusat PTPN IV Medan. Ini adalah pelaksanaan upacara bendera pertama setelah jajaran direksi baru mulai bertugas di PTPN IV. Dirut yang baru, Erwin Nasution, menyampaikan pidato yang lugas dan padat. Setelah sebuah perkenalan yang singkat, Erwin menyampaikan instruksi umumnya yang pertama: “Jangan bekerja biasabiasa saja (working as usual)!”
Erwin dan seluruh lini manajemen maupun karyawan memang tidak punya pilihan banyak selain kerja melampaui standar. Target pertumbuhan yang telah ditetapkan dalam RKAP 2012 adalah 12%. Namun Erwin punya target khusus untuk melampauinya lebih tinggi lagi. Dengan kokohnya dasar-dasar kinerja yang sudah diletakkan jajaran direksi sebelumnya, maka upaya yang perlu dilakukan manajemen periode 20122017 adalah menemukan ruang-ruang baru untuk melakukan kreatifitas dan inovasi, baik dari aspek teknis maupun secara administratif. Mampukah jajaran direksi yang diangkat oleh Keputusan Pemegang Saham tanggal 1 Maret 2012 dan Rapat Dewan Komisaris dan
6
Majalah Internal Nusantara Empat • April 2012
Direksi pada tanggal 8 Maret 2012 ini menunaikan misi itu? Siapakah sesungguhnya sosok nakhoda baru yang dipercaya memimpin salah satu BUMN perkebunan terbesar di Indonesia ini? Erwin Nasution sejatinya bukanlah orang baru di Sumatera Utara. Ia lahir di Tebing Tinggi, Sumatera Utara, 10 April 1954. Tahun 1981 beliau lulus dari Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Perjalanan karirnya dimulai tahun 1982 dengan melopen menjadi Asisten Tanaman Kebun Bah Jambi dan Sei Kopas PTP VII. Pada tahun 1983 hingga 1985, ia menjadi Asisten Teknik/Teknologi di PKS Dolok Sinumbah PTP VII. Kemudian, September 1985 hingga Juni 1995 menjabat sebagai Asisten Tanaman di Kebun Mayang, pada perusahaan yang sama. Saat menjabat di Kebun Mayang, pada April 1994 ia berpartisipasi dalam proyek Sosa. Karirnya terus bergulir, pada Januari 1996 ia tercatat menjabat Pjs. Askep Kebun Rimba Belian, di mana pada tahun itu juga ia diangkat sebagai pejabat definitif. Kemudian ia pindah jabatan sebagai Askep Kebun Ngabang PTPN XIII hingga tahun 1998. Hingga tahun 2002, Erwin masih terus bergelut di lapangan, baik pabrik maupun kebun. Beberapa jabatan lapangan selanjutnya yang ia pegang antara lain Pjs. Administratur Kebun Kumai, Administratur Kebun Ngabang (Oktober 1998 hingga Juli 2001), pernah pindah ke Kebun Dasal, hingga pada Januari 2002 ia sempat menjabat sebagai Manajer Distrik PTPN XIII. Inilah jabatan terakhirnya di lapangan.
Pada tanggal 19 Juni 2003, Erwin memulai karir awalnya di jajaran direksi setelah ia menerima promosi sebagai Direktur Produksi PTPN VII (Persero) Bandar Lampung berdasarkan SK Menteri BUMN No. 249/MBU/2003. Selanjutnya, menurut SK Menteri BUMN No. 134/MBU/2006 tanggal 27 Desember 2006, ia ditunjuk kembali menjadi Direktur Produksi PTPN VII (Persero) Bandar Lampung. Lebih kurang 5,8 tahun berkiprah di PTPN VII, Erwin Nasution turut menorehkan catatan kinerja yang menarik. Pada tahun 2003, kondisi PTPN VII sebenarnya sudah mulai goncang akibat konteks ekonomi dan politik yang sangat tidak kondusif ketika itu. Namun sejak saat itu hingga kini PTPN VII terus mengalami kemajuan. Bagi Erwin sendiri, itu adalah hasil dari tim kerja kolektif dan hasilnya ”masih jauh dari apa yang diharapkan”. Ia berpendapat, PTPN VII bisa dikelola lebih baik lagi. Erwin meninggalkan PTPN VII setelah menerima promosi menjadi Direktur Utama PTPN I (Persero) berdasarkan SK Menteri BUMN No. 44/MBU/2009 tanggal 4 Maret 2009. Jabatan puncak di perkebunan ini ia jalani hingga 25 Januari 2012. Di bawah kepemimpinannya kinerja PTPN I dari tahun ke tahun tumbuh dan berkembang dengan impresif. Kinerja ini masih memungkinkan lebih ditingkatkan lagi, apalagi utang perusahaan kepada pihak perbankan juga sudah diselesaikan. Catatan kinerja itulah barangkali yang menjadi dasar pertimbangan Pemerintah melalui Meneg BUMN menaruh kepercayaan di pundak putera Tebing Tinggi ini untuk
memimpin PTPN IV hingga lima tahun mendatang. Sebagaimana diketahui, Kementerian BUMN sedang berusaha membentuk sebuah dream team di seluruh perusahaan perkebunan milik negara. Untuk itu, seluruh calon direktur utama dari 15 perusahaan perkebunan (PTPN I hingga PTPN XIV plus PT RNI), pernah dihadirkan. Ada yang mengiginkan istilah ini menjadi winning team. Masing-masing calon dirut diminta mengajukan usulan, siapa saja yang mereka pilih untuk menjadi direktur mendampingi dirinya. Menteri BUMN tidak lagi menunjuk begitu saja siapa direktur di perusahaan mana. Adapun susunan Direksi PTPN IV terpilih, masing-masing adalah Erwin Nasution (Direktur Utama), Ahmad Haslan Saragih (Direktur Produksi), Andi Wibisono (Direktur SDM dan Umum), Setia Dharma Sebayang (Direktur Keuangan), dan Memed Wiramihardja (Direktur Perencanaan dan Pengembangan Usaha). Di antara kelima jajaran direksi ini, praktis hanya Memed Wiramihardja yang menjadi wajah baru. Ia sebelumnya menjabat sebagai Direnbang di PTPN XIII Kalimantan. Erwin Nasution sendiri tidak asing lagi karena beliau pernah 14 tahun mengabdi di PTP VII yang sekarang menjadi bagian dari PTPN IV. Tiga orang selebihnya tentu sudah demikian akrab di mata manajemen dan karyawan, yakni Ahmad Haslan Saragih yang sebelumnya Direnbang PTPN IV, Setia Dharma Sebayang sebelumnya Direktur Keuangan PTPN IV, dan Andi Wibisono sebelumnya Sekretaris Perusahaan PTPN IV. (sas)
Majalah Internal Nusantara Empat • April 2012
7
MINAT
Peningkatan Produktivitas Melalui Pertukaran Fungsi Jalan Panen dan Gawangan Mati di Perkebunan Kelapa Sawit Oleh Khayamuddin Panjaitan (Bagian Perencanaan)
LATAR BELAKANG
P
roduksi tanaman kelapa sawit dipengaruhi oleh faktor genetik, lingkungan dan kultur teknis. Seiring perkembangan tanaman kelapa sawit yang cukup pesat mengakibatkan penurunan terhadap kualitas tanah terutama sifat fisik dan kimia. Hal tersebut tentunya dapat menjadi salah satu faktor pembatas pencapaian produktivitas tanaman. Kultur teknis kelapa sawit pada tanaman menghasilkan selama ini selalu menggunakan jalan panen untuk segala aktivitas baik untuk aktivitas pengangkutan panen, pengangkutan pupuk dan aktivitas lainnya. Aktivitas tersebut mengakibatkan pemadatan pada tanah yang selalu dilalui. Pemadatan tanah tersebut menurunkan sifat fisik dan kimia tanah pada areal tersebut. Di sisi lain, gawangan mati selalu digunakan sebagai rumpukan pelepah hasil penunasan yang mengalami proses dekomposisi bahan organik sehingga memiliki sifat fisik maupun kimia yang lebih baik dibandingkan jalan panen. Perbedaan sifat fisik yang berada di antara dua jalur tersebut dimungkinkan perbedaan sifat fisika dan kimia tanah. Pertukaran fungsi jalan panen dan gawangan mati pada periode tertentu merupakan salah satu usaha untuk perbaikan sifat fisika maupun kimia tanah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran perubahan sifat fisika dan kimia terhadap pertukaran fungsi jalan panen dan gawangan mati dibandingkan dengan kontrol.
Blok
Luas (ha)
Jumlah pokok
Jumlah pokok/ha
U (Perlakuan)
21
2.592
123
V (Kontrol)
16
2.035
127
W (Kontrol)
14
1.682
120
X (Kontrol)
16
1.997
125
Y (Perlakuan)
16
2.040
128
Z (Perlakuan)
16
1.965
123
Perlakuan dan Pengamatan Penelitian ini dilakukan pada 6 blok pada topografi yang relatif datar. Tiga blok pertama dilakukan pemindahan jalan panen, sedang tiga blok lainnya merupakan blok kontrol tanpa perubahan. Perlakuan pemindahan jalan panen pada blok pengamatan dilakukan pada awal percobaan (tahun 2008). Pengamatan yang dilakukan pada percobaan ini adalah analisa tanah, analisa daun, pengukuran vegetatif tanaman dan produktivitas tanaman dan pelaksanaannya dilakukan sepenuhnya oleh tim PPKS.
METODOLOGI Tempat dan Waktu Percobaan Penelitian ini adalah kerjasama antara PTPN IV dan Pusat Penelitian Kelapa Sawit Medan. Penelitian dilakukan selama tiga tahun sejak tahun 2008–2010. Penelitian dilakukan pada tahun tanam 1999 blok 99U, 99V 99W, 99X, 99Y dan 99Z Afdeling VI kebun Marihat, PT Perkebunan Nusantara IV. Tabel 1. Ikhtisar luas lahan dan jumlah pokok blok-blok penelitian.
8
Majalah Internal Nusantara Empat • April 2012
Rumpukan pelepah yang terdapat pada gawangan mati dibersihkan dan dipindahkan ke jalan panen.
Kepadatan Akar Dari hasil pengamatan awal di tahun 2008 dapat dilihat bahwa akar pada gawangan mati memiliki volume yang lebih padat dibandingkan dengan jalan panen. Berat kering akar pada gawangan mati pada blok perlakuan dan kontrol masing-masing 140,1 gram dan 154,2 gram. Dari hasil pengamatan di tahun 2009, setelah pemindahan gawangan, diperoleh hasil bahwa pada blok kontrol kepadatan volume akar tetap lebih tinggi pada gawangan mati yaitu 137,0 gram dibandingkan dengan jalan panen yang hanya 111,7 gram. Sebaliknya pada perlakuan pemindahan gawangan yaitu pada blok U,Y, dan Z telah terjadi pergeseran kepadatan akar di mana volume akar pada pasar panen yang dirubah menjadi gawangan mati lebih berat (136,4 gram) dibandingkan gawangan mati yang dirubah menjadi jalan panen (124,5 gram). Hal ini menunjukkan bahwa pemindahan jalan panen menjadi gawangan mati dapat memperbaiki perkembangan akar sehingga pertumbuhan akar menjadi lebih baik (Tabel 2). Tabel 2. Berat kering akar tanaman kelapa sawit berumur 10 tahun di gawangan mati dan hidup (gr/125000 cm3) 2 tahun setelah pemindahan gawangan. Pengamatan kepadatan akar di tahun 2010 mengalami perubahan dibandingkan tahun 2009, di mana kepadatan akar di blok perlakuan gawangan mati mengalami peningkatan yaitu dari 124,5 gr/kotak menjadi 128,8 gr/kotak. Hal ini menunjukkan telah terjadi perbaikan
Perlakuan
Blok
Berat Kering (gr) 2008 Mati
Berat Kering (gr) 2009
Berat Kering (gr) 2010
Hidup
Mati
Hidup
Mati
Hidup
Kontrol
V,W,X
154.2
133.0
137.0
111.7
127.4
120.9
Pemindahan gawangan
U,Y,Z
140.1
123.3
124.5
136.4
128.8
116.3
kesuburan tanah di areal yang dulunya jalan panen yang dirubah menjadi gawangan mati di blok perlakuan. Sebaliknya telah mulai terjadi penurunan tingkat kesuburan tanah di blok perlakuan di mana areal yang dulunya gawangan mati di tahun 2009 memiliki kepadatan akar 136,4 gr/kotak menjadi 116,3 gr/kotak pada tahun 2010. Sementara di blok kontrol tidak terjadi perubahan tren kesuburan yang ditandai dengan tidak berubahnya tren kepadatan akar karena memang tidak ada jalur panen yang dirubah. Kepadatan tanah Kepadatan tanah bulan Januari s.d Desember tahun 2010 pada blok 99U, 99V, 99W, 99X, 99Y, dan 99Z dapat dilihat pada Gambar 5. Majalah Internal Nusantara Empat • April 2012
9
MINAT Pengamatan Fisika Tanah
Gambar 5. Kepadatan tanah di gawangan mati blok-blok penelitian bulan Januari s.d Desember 2010 Dari Gambar 5 dapat dilihat bahwa perlakuan pemindahan jalan panen menjadi gawangan mati mampu merubah kepadatan tanah, di mana tanah yang dulunya gembur di awal pengamatan, setelah 2 tahun perlakuan kegemburan tanah berubah menjadi padat. Bahkan kepadatan tanah di blok perlakuan menjadi lebih padat dari pada kontrol di akhir pengamatan Desember 2010. Hal ini disebabkan telah terjadi pemadatan di gawangan mati yang telah dirubah menjadi jalan panen di blok perlakuan, sedangkan di blok kontrol tidak terjadi penambahan pemadatan karena tanahnya memang sudah padat. Sama halnya dengan pemindahan di gawangan mati, maka pemindahan di jalan panen juga terjadi perubahan kegemburan (Gambar 6). Namun yang terjadi adalah sebaliknya di mana telah terjadi penggemburan di jalur yang dulunya jalan panen dan sekarang telah dirubah menjadi gawangan mati, hal ini terjadi karena terjadi proses penggemburan ketika jalan panen dirubah menjadi gawangan mati karena tidak diinjak oleh si pemanen lagi. Selain itu bahan organik yang berasal dari rumpukan juga ikut memperkaya humus serta meningkatkan kegiatan mikroba dalam merombak bahan rumpukan menjadi humus yang serta merta membuat tanah padat menjadi gembur. Hal ini diperjelas lagi pada perlakuan kontrol di mana gawangan yang tidak dipindah kepadatannya tetap di mana gawangan mati tetap gembur dan jalan panen tetap padat.
Untuk mengetahui keadaan fisika tanah, maka dapat diamati berat volume tanah (gr/cm3), dan lengas tanah (%). Dari pengamatan di tahun 2008 dapat dilihat bahwa keadaan tanah di gawangan mati lebih ringan dibandingkan dengan tanah di jalan panen, ini menunjukkan bahwa tanah di jalan panen telah mengalami pemadatan akibat dilalui sebagai jalan panen (Tabel 3). Dari Tabel 3 ini dapat dilihat perubahan berat volume di tahun 2010, di mana telah terjadi penambahan berat volume di hampir semua blok penelitian, namun penambahan berat volume terkecil terdapat pada blok perlakuan di mana gawangan mati dirubah menjadi jalan panen. Hal ini menunjukkan tidak terjadi penambahan berat volume yang signifikan di gawangan mati yang dirubah menjadi jalan panen setelah 2 tahun pemindahan. Tabel 3. Data pengamtan fisika tanah di jalan panen dan gawangan mati tahun 2008 dan tahun 2010
Tahun 2008 Perlakuan
Blok
Kontrol
V,W,X
Pemindahan Gawangan
U,Y,Z
Tahun 2010
Kadar Lengas (%)
Berat Volume (gr/cm3)
Kadar Lengas (%)
Berat Volume (gr/cm3)
J.Panen
G. Mati
J.Panen
G. Mati
J.Panen
G. Mati
J.Panen
G. Mati
39,08
44,98
1.32
1.22
29.62
30.57
1.424
1.441
37,84
43,89
1.37
1.17
28.31
30.64
1.397
1.444
Pengamatan Vegetatif
Gambar 6. Kepadatan tanah di jalan panen blok-blok penelitian bulan Januari s.d Desember 2010
10
Majalah Internal Nusantara Empat • April 2012
Dari dua kali pengamatan ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi perbedaan pertumbuhan vegetatif di antara blok kontrol dan blok perlakuan. Data pengamatan vegetatif terakhir di bulan Desember 2010 dapat dilihat pada Tabel 4 berikut ini: Tabel 4. Data pengamatan vegetatif Desember 2010
Perlakuan
Blok
Petiola
Tinggi Tanaman (cm)
Jumlah Pelepah
Panjang Rachis
Lebar
Tebal
Jumlah anak daun 1 sisi
(cm)
Rataan anak daun P
L
LAI
Kontrol
V,W,X
701.70
36.39
639.93
10.32
5.54
184.62
1.03
0.06
6.31
Pemindahan gawangan
U,Y,Z
689.38
37.00
856.34
9.85
5.93
179.33
1.04
0.06
6.2
Produksi tanaman Blok-blok yang diberi perlakuan pemindahan gawangan memiliki jumlah tandan lebih banyak di tahun 2009 dibandingkan blok kontrol, namun di tahun 2010 blok perlakuan memiliki jumlah tandan yang lebih sedikit dari kontrol. Terbalik dengan jumlah tandan, rerata berat tandan blok perlakuan di tahun 2009 lebih rendah dibandingkan blok kontrol, namun di tahun 2010 tandan di blok perlakuan lebih tinggi dibandingkan blok kontrol. Namun dari segi produktivitas tanaman di blok perlakuan di tahun 2009 dan 2010 lebih tinggi dibandingkan blok kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh pemindahan gawangan terhadap jumlah tandan, dengan perlakuan pemindahan gawangan, maka bunga-bunga yang berkembang dapat dipertahankan kesuburannya sehingga muncul menjadi tandan. Di tahun 2010 akibat dari pemindahan gawangan ini sudah terjadi penambahan rerata berat tandan yang juga berkontribusi di dalam produktivitas tanaman. Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, semakin meningkatnya tingkat kesuburan tanah di areal yang dipindah gawangannya, berpengaruh pada perkembangan akar yang semakin baik yang bermuara pada optimalnya penyerapan unsur hara. Dengan penyerapan unsur hara yang optimal maka pembentukan buah juga semakin optimal untuk peningkatan produksi. Produktivitas tanaman, jumlah tandan dan rerata berat tandan dari tahun 2009 sampai dengan 2010 dapat dilihat pada Tabel 5 berikut ini: Tabel 5. Produktivitas tanaman, jumlah tandan dan rerata berat tandan.
Perlakuan
Blok
luas Area
Jumlah pokok
Jumlah pokok per hektar
Jumlah tandan (tandan/ha/ tahun)
Rerata berat tandan (kg/ tandan)
Produktivitas (ton/ha/ tahun)
2009
2010
2009
2010
2009
2010
Kontrol
V,W,X
46
5714
124
9.99
9.55
20.39
21.38
25.32
25.34
Pemindahan gawangan
U,Y,Z
53
6597
124
10.41
9.54
20.30
21.56
26.34
25.63
KESIMPULAN Pemindahan jalan panen mampu merubah kondisi kepadatan tanah, di mana jalan panen yang dirubah menjadi pasar mati menjadi lebih gembur berbanding lurus (linier) dengan perjalanan waktu dan terjadi peningkatan produktivitas sebesar 5% di tahun 2009 dan 4% di tahun 2010. Terdapat pertumbuhan akar-akar baru di pasar mati yang dulunya adalah pasar pikul di blok perlakuan pemindahan gawangan. (Disarikan dari Penelitian Pertukaran Jalan Panen dan berbagai sumber lainnya) Majalah Internal Nusantara Empat • April 2012
11
MINAT
Sambutan Direktur Utama
Pada Upacara Bendera, Sabtu 17 Maret 2012 Bismillahhirrahmanirrahim, Assalamu’alaikum, warahmatullahi wabarakatuh, Selamat pagi, salam sejahtera.
menjadi salah satu BUMN Perkebunan terbaik dengan kinerja terbaik. Bagi kita, ini adalah sebuah tantangan yang sangat berat, karena mempertahankan tentu akan lebih sulit dari saat meraihnya. Namun saya melihat masih banyak tersedia ruang-ruang untuk melakukan kreatifitas dan inovasi, baik dari aspek teknis maupun secara administrasi.
Pertama-tama marilah kita mengucapkan puji dan syukur kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan karunia-Nya kita dapat hadir bersama melaksanakan upacara bendera di pagi hari ini dalam keadaan sehat wal’afiat. Harapan saya tentunya seluruh Karyawan-karyawati yang hadir pada pagi hari ini, sebagai upacara yang pertama kita laksanakan dengan manajemen baru di tahun 2012 di seluruh Unit Usaha PTPN IV. Saudara-saudara, Karyawan-karyawati PT Perkebunan Nusantara IV, yang saya hormati. Mengawali sambutan ini, terimalah salam dari seluruh jajaran Direksi periode 2012 - 2016, sesuai Keputusan Pemegang Saham pada tanggal 1 Maret lalu, yang ditindaklanjuti dengan Rapat Dewan Komisaris dan Direksi pada tanggal 8 Maret, yang menghasilkan komposisi sebagai berikut : Saya sendiri : Erwin Nasution sebagai Direktur Utama Ahmad Haslan Saragih sebagai Direktur Produksi Andi Wibisono sebagai Direktur SDM dan Umum Setia Dharma Sebayang sebagai Direktur Keuangan Memed Wiramihardja sebagai Direktur Perencanaan dan Pengembangan Usaha Khusus kepada seluruh karyawan di unit-unit kerja/kebun-kebun yang belum pernah bertemu dengan kami, akan ada saatnya kita bertatap muka
12
secara langsung, pada waktu dan kesempatan yang baik. Walaupun sesungguhnya, tiga Direksi terpilih yaitu; Pak Setia Dharma Sebayang, Pak Ahmad Haslan Saragih dan Pak Andi Wibisono, sudah Saudara kenal, mungkin yang baru bagi Saudara adalah Pak Memed Wiramihardja, beliau sebelumnya adalah Direnbang di PTPN XIII – Kalimantan. Saya sendiri sebenarnya bukanlah orang baru, karena karir saya di PTP berawal di PTP VII, dan pernah bertugas di Kebun Bah Jambi, Sei Kopas, Dolok Sinumbah, Mayang dan Sosa. Harapan kami selaku manajemen yang baru juga menjadi harapan Pemegang Saham, PTPN IV harus kita kelola dengan standar terbaik untuk menjadi sebuah perusahaan berkelas dunia. Tentunya hal ini akan terwujud atas dukungan dan kerjasama dari seluruh karyawan, baik di kebun, pabrik, maupun di kantor pusat. Satu hal yang pasti, bahwa manajemen periode yang lalu telah meletakkan dasar-dasar yang kokoh sehingga perusahaan yang kita cintai ini, sampai saat ini mampu
Majalah Internal Nusantara Empat • April 2012
Untuk hal tersebut, saya sangat yakin kita mampu melakukannya, sehingga target-target yang telah ditetapkan dalam RKAP 2012, harus kita tingkatkan. Secara keseluruhan untuk target pertumbuhan yang ditetapkan ± 12%, akan kita tingkatkan hingga 17%, bahkan melampaui. Saudara-saudara, Karyawan-karyawati PT Perkebunan Nusantara IV, yang saya cintai. Mari lakukan perencanaan, pengorganisasian, pengontrolan, dan tindak lanjut dalam bidang tugas masing-masing, baik dari sisi kinerja operasional maupun kinerja keuangan. Laksanakan seluruh pekerjaan dengan standar terbaik dengan membuat lompatan-lompatan yang bermanfaat dan memberi nilai tambah, jangan bekerja biasa-biasa saja (working as usuall).. Mengakhiri sambutan ini, saya mengajak seluruh jajaran manajemen untuk lebih fokus menggali seluruh potensi yang kita miliki, dengan tetap berpegang teguh terhadap nilai-nilai perusahaan (corporate value). Selamat bekerja … Billahi taufik wal hidayah, Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Selamat pagi, salam sejahtera.
Sertijab Direksi
P
T Perkebunan Nusantara IV (Persero) melaksanakan serah terima jabatan (Sertijab) antara Direksi lama dengan Direksi baru yang telah terbentuk. Sekaligus dimaksudkan sebagai alih pucuk kepemimpinan yang secara sukarela dilepas Dahlan Harahap di akhir masa tugasnya untuk pemimpin baru. Acara serah terima ini digelar di ruang Auditorium Kanpus Jl Letjend Suprapto
Dahlan Harahap menyerahkan jabatan kepada Erwin Nasution sebagai Direktur baru.
No 2 Medan, Kamis 8 Maret 2012. Dahlan Harahap, usai menjabat dan memberikan beberapa prestasi perusahaan yang membanggakan, akhirnya menyerahkan kepemimpinan kepada penerusnya yakni Erwin Nasution yang didapuk menjadi Direktur Utama. Seterusnya Ahmad Haslan Saragih, Setia Dharma Sebayang kembali menjadi Direktur, serta Memed Wiramihardja
(dari PTPN XIII) dan Andi Wibisono yang sebelumnya Sekretaris Perusahaan PTPN IV. Sedangkan Dahlan Harahap dan Rusdi Lubis memasuki punabakti, sementara itu Balaman Tarigan menjadi Direktur Produksi PTPN III. Satu hal yang menarik pada periode Direksi 2012–2017 ini adalah Erwin Nasution menjabat sebagai Direktur Utama, sedangkan jabatan lainnya
Majalah Internal Nusantara Empat • April 2012
13
MINAT hanya disebut Direktur, sesuai Surat Keputusan Pemegang Saham No SK89/MBU/2012 tertanggal 1 Maret 2012. Dalam kesempatan itu, Dahlan Harahap mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya atas dukungan, kerjasama dan bimbingan dari Dewan Komisaris, demikian juga kepada Pemangku Jabatan Puncak serta Karyawan PTPN IV selama periode kepemimpinannya, sejak tahun 2003. Direktur Utama yang baru tentu mengharapkan dukungan lebih pada masa kepemimpinanya. “Saya mengharapkan dukungan dari segenap keluarga besar PTPN IV, karena masih ada ruang dan peluang untuk menggali potensi dalam meningkatkan produksi, produktivitas serta efisiensi di PTPN IV,” mohon Erwin Nasution optimistis dalam kata sambutannya. Komisaris Utama Muhammad Said Didu dalam sambutannya mengatakan PTPN IV merupakan awal sejarah perkebunan yang Direksinya menolak untuk menerima jabatan lagi, dialah Bapak Dahlan Harahap yang lebih memilih pensiun dan terjun ke Serikat Pekerja Perkebunan yang memiliki hubungan industrial yang cukup baik.
Dahlan Harahap (Dirut PTPN IV) menerima SK Menteri BUMN dari Komut Muhammad Said Didu
14
Majalah Internal Nusantara Empat • April 2012
Acara serah terima jabatan tersebut dihadiri Dewan Komisaris Muhammad Said Didu (Komisaris Utama), Usman Damanik, Zainal Arifin, Irwansyah Nasution, Tungkot Sipayung, dan jajaran Direksi lama periode 2007 – 2011 yaitu Dahlan Harahap (Dirut), Balaman Tarigan (Dirprod), Setia Dharma Sebayang (Dirkeu), Ahmad Haslan Saragih (Direnbang), Rusdi Lubis (Dirsdm), Kepala Bagian, Manajer GUU I, II, III, dan GUU V, serta Direktur Anak Perusahaan. Acara tersebut berjalan dengan tertib dan lancar serta penuh dengan rasa kekeluargaan. (sas)
Temukan Tipe Error Keuangan-mu
D
sudah agak cocok dengan merek motor A. Lalu Anda browsing ke situs pencari internet untuk mencari beragam informasi mengenai berbagai merek dan kelebihan/ kekurangannya.
i mana-mana selalu ada pergeseran penilaian terhadap satu persoalan. Ada bias dan error judgement yang sering terjadi. Nilai bias dan error judgement berbeda secara personal. Error semacam itu juga muncul tatkala sedang pengambilan keputusan dalam aspek keuangan personal. Ketika memutuskan beragam soal dalam bidang keuangan pribadi, kita ternyata begitu mudah tergelincir dalam jebakan irasionalitas yang sungguh melenakan. Bayangan irasionalitas itu selalu datang tanpa pernah disapa, menelusup dalam ruang batin kita, dan kemudian membikin proses pengambilan keputusan melenceng dari akal sehat. Sejatinya, ilmu yang menelisik aspek ini disebut sebagai financial psychology atau juga financial behavior – atau sejenis ilmu yang mempelajari perilaku dan proses pengambilan keputusan keuangan. Ternyata, ada begitu banyak error yang ditemukan dalam proses financial behavior ini. Sebagai informasi, error ini dikembangkan berdasar penelitian empirik yang melibatkan ribuan responden. Artinya beragam error ini tidak muncul begitu saja, namun dilacak dari berbagai eksperimen dan riset yang melibatkan perilaku nyata manusia dalam kehidupan keuangannya. Dalam kesempatan ini, kita hanya mau menelisik tiga jenis judgement error yang lazim dilakukan manusia dalam proses pengambilan keputusan keuangan. Error # 1 : Loss Aversion. Ribuan orang dari ratusan negara telah diteliti, dan ternyata ada satu error yang nempel pada begitu banyak orang di muka bumi ini. Nama error itu adalah loss aversion. Atau sejenis ketakutan yang amat berlebihan akan risiko hilangnya potensi pendapatan. Ketika dihadapkan pada pertanyaan untuk memilih antara : A) apakah Anda ingin mendapatkan uang 1 juta atau B) Apakah Anda tidak ingin kehilangan uang 1 juta; maka mayoritas responden pasti memilih
Karena mengalami “confirmation bias error”, maka Anda cenderung memilih untuk hanya membaca info yang membenarkan kehebatan merek motor A, dan cenderung mengabaikan informasi lain (misal tentang kelemahan merek motor A atau juga kekuatan merek motor B atau pesaing lainnya). opsi B. Sebagian besar orang ternyata memilih potensi untuk tidak kehilangan pendapatan daripada potensi mendapatkan keuntungan. Sebuah riset juga menemukan fakta menarik : dampak emosional kehilangan uang satu juta ternyata jauh lebih “nancep” dibanding emosi ketika seseorang mendapatkan bonus satu juta. Dalam hitungan minggu biasanya Anda akan “lupa” dengan bonus satu juta itu. Namun, kehilangan uang satu juta ternyata bisa tetap nempel di hati hingga berbulan-bulan lamanya, dan memunculkan “emotional impact” yang jauh lebih mendalam. Loss aversion kemudian menjelma menjadi error, sebab aspek ini membuat begitu banyak orang memiliki ketakutan yang berlebihan untuk mengambil sebuah risiko keuangan. Saya kira loss aversion error inilah yang juga menjawab mengapa jumlah populasi entrepreneur di muka bumi ini hanya sekitar 7 %. Sebabnya sederhana : mayoritas orang lebih memilih kepastian pendapatan, daripada menjemput risiko yang “tampaknya begitu menakutkan”. Error # 2 : Confirmation Bias. Error ini terjadi ketika kita “hanya” memilih dan mendengarkan informasi yang membenarkan (atau mengkonfirmasi) persepsi yang telah kita miliki. Contoh, misalkan Anda mau membeli sepeda motor, dan hati kecil Anda sebenarnya
Confirmation bias ini acapkali terjadi dalam proses pengambilan keputusan dalam manajemen perusahaan. Misal, top management cenderung hanya akan “mendengarkan” masukan/informasi yang mengkonfirmasikan dan membenarkan persepsi yang telah ada di benak mereka sebelumnya (meski masukan itu boleh jadi tidak begitu valid). Error # 3 : Herd Behavior. Error ini menyangkut sikap manusia yang suka latah dan bergerak secara bergerombolan. Ternyata berdasar riset financial behavior, perilaku manusia itu acapkali tidak beda jauh dengan bebek. Sekelompok bebek pergi ke sebelah utara, lalu semua bebek mengikut ke utara. Kerumunan bergerak ke selatan, semuanya lalu ikut ke selatan. Kerumunan pergi ke laut, mungkin semaunya ikut ke laut juga. Yang penting sama dengan ke mana gerombolan bergerak. Error ini acapkali terjadi dalam dunia konsumsi. Banyak orang beli BB, lalu semua orang ikut beli. Banyak orang beli kerupuk Ma Icih, lalu semua orang ikut-ikutan beli. That’s herd behavior. Perilaku bergerombol layaknya bebek sedang diangon di sawah. Itulah tiga jenis error dalam soal personal finance. Silakan tiga error ini diingat baikbaik, dan kelak ketika Anda menemui situasi seperti di atas, segera sadar. Mungkin Anda atau rekan di sekeliling Anda tengah terbius dalam jebakan error dan irasionalitas yang melenakan. (Disunting oleh Bambang Agustian/PMT DOI)
Majalah Internal Nusantara Empat • April 2012
15
MINAT
Ternak Sapi Sebagai Diversifikasi Usaha PTPN IV Oleh: Ifnal Muaz (Kaur Pengembangan Usaha)
D
alam rangka peringatan Hari Pers Nasional (HPN) ke-27 yang diselenggarakan di Jambi Kamis 9 Februari 2012, Menteri Negara BUMN, Dahlan Iskan menyempatkan meninjau perkebunan kelapa sawit PT Perkebunan Nusantara VI. Kunjungan Dahlan Iskan ke PTPN VI adalah untuk meninjau program integrasi sawit–sapi di kebun kelapa sawit. Program tersebut dinilai istimewa oleh Pak Menteri. Keistimewaan program ini terletak pada usaha perpaduan kebun kelapa sawit dengan peternakan sapi. Integrasi akan meningkatkan produktivitas keduanya, kelapa sawit dan ternak sapi dapat saling memberi manfaat. Program integrasi sawit–sapi ini menjadi penting untuk skala nasional. Apalagi jika dikaitkan dengan Program Swasembada Daging Sapi tahun 2014 (PSDS-2014). Program ini sudah tertuang dalam Permentan No. 19/2010. Sasaran utama PSDS-2014 adalah mencapai populasi sapi potong 14,2 juta ekor di Indonesia pada tahun 2014.
itu, Pak Menteri menghimbau agar PTPN bisa beternak sapi sambil mengelola perkebunan karena tidak perlu mengeluarkan biaya untuk membeli makanan ternak. Himbauan Pak Menteri tersebut langsung ditanggapi positif oleh Direksi PTPN IV dan Dewan Komisaris bahwa pada prinsipnya sudah setuju dengan rencana usaha di luar RKAP ini. Direktorat Perencanaan dan Pengembangan Usaha bahkan sudah menyusun grand desain usaha peternakan sapi di kebun-kebun PTPN IV. Sampai dengan tahun 2013 PTPN IV direncanakan sudah bisa memproduksi 15.000 ekor sapi potong selama setahun. Akan ada 5 unit usaha penggemukan sapi yang tersebar di 5 unit kebun. Setiap unit berkapasitas 3.000 ekor sapi per tahun. Tahap awal pembangunan memanfaatkan bangunan eks pabrik kakao di Unit Adolina dan eks pabrik teh di Unit Marjandi. Bangunan pabrik ini sudah tak terpakai dan dikosongkan sejak tahun 2005.
Adapun target Pak Menteri adalah 100.000 ekor sapi bisa diproduksi oleh PTPN pada tahun 2012. “Kalau untuk tahun 2013, saya menargetkan total produksi sebanyak 300.000 ekor sapi”, kata Dahlan Iskan. Ide Pak Menteri ini didasarkan atas keprihatinan beliau karena setiap tahunnya RI harus mengimpor 350.000 ekor sapi. Namun keprihatinan Pak Dahlan Iskan tak hanya di bibir saja. Beliau mempunyai strategi khusus untuk mendongkrak produksi sapi dalam negeri. Apa strategi tersebut? “Ada studi yang menyebutkan bahwa kelapa sawit bisa diolah dan kemudian dijadikan makanan untuk ternak sapi. Saya yakin PTPN sawit bisa dimanfaatkan sebagai lahan peternakan sapi,” katanya dengan yakin. Oleh karena
16
Majalah Internal Nusantara Empat • April 2012
Bangunan pabrik teh MAR
Bangunan pabrik kakao ADO Direksi menghendaki program integrasi sawit-sapi ini dengan merevitalisasi asset yang tidak produktif di PTPN IV. Bangunan eks pabrik ini hanya perlu sedikit perbaikan dan tinggal dilengkapi dengan sarana kebutuhan makan/minum sapi, maka sudah bisa dijadikan kandang penggemukan sapi potong.
Ketika program ini di-launching, sudah banyak pertanyaan mengenai kecakapan atau kapabilitas SDM kita di PTPN IV dalam mengelola industri peternakan sapi. Untuk mengelola industri yang masih asing bagi kita ini, Direksi sudah mengarahkan untuk bekerjasama dengan mitra yang sudah handal di bidang peternakan.
Sumber pakan hijauan sangat melimpah di perkebunan kelapa sawit. Menurut jurnal PPKS, setiap hektar perkebunan kelapa sawit rata-rata menghasilkan 1,64 ton pelepah per tahun. Sementara kebutuhan pakan hijauan sapi potong minimal 70% dari total pakannya. Jadi diperkirakan setiap hari dibutuhkan minimal 1 pokok kelapa sawit untuk setiap ekor sapi. Selain pakan hijauan, sapi juga butuh pakan konsentrat. Pakan konsentrat ini tersedia melimpah di perkebunan kelapa sawit, yaitu bungkil inti sawit (BIS) dan tandan kosong (tankos) dari PPIS/PKS. Ketersediaan pakan sapi di perkebunan kelapa sawit ini sangat mengundang selera para pebisnis sapi. Ir Didik Eko Wahyono, peneliti di Loka Penelitian Sapi Potong dan juga pelaku bisnis pakan ternak dari Pasuruan menyayangkan di Jawa Timur tidak ada perkebunan kelapa sawit. Menurut beliau, jika ada maka seluruh tankos dan BIS akan habis dibelinya untuk pakan ternak di Jawa Timur.
Pola kerjasama bersifat pendampingan dari hulu sampai ke hilir. Mitra ini juga akan memberikan pelatihan-pelatihan bagi SDM PTPN IV langsung di lokasi peternakan mereka di Lampung dan Jakarta. Supply sapi bakalan jenis peranakan Simenthal dan peranakan Limousine disediakan oleh mitra. Sapi jenis ini apabila diberikan pakan yang tepat dan bergizi dipastikan akan menambah berat badannya minimal 1 kg/ hari. Sapi digemukkan hanya selama 100 hari di kandang sampai mencapai berat hidup 450-500 kg, lalu dijual. Urusan penjualan menjadi tanggung jawab mitra profesional yang sudah mengetahui segmen pasar dan harga jual sapi. Majalah Internal Nusantara Empat • April 2012
17
MINAT Pola integrasi antara perkebunan kelapa sawit dengan peternakan sapi yang dicanangkan kemeneg BUMN ini tidak hanya di segi ketersediaan pakan. Pola integrasi ini sampai ke hilirnya, yaitu penyediaan pupuk dan biogas dari kotoran sapi. Di setiap unit kandang sudah didesain lengkap dengan instalasi pemanfaatan biogas dari kotoran sapi. Instalasi biogas ini menangkap gas metan kotoran sapi. Selama prosessing biogas juga akan menurunkan c/n ratio dari urine dan kotoran sapi hingga <10. c/n ratio kotoran baru masih >20, jadi tidak bagus jika diaplikasikan langsung sebagai pupuk organik Untuk sementara biogas akan dimanfaatkan sebagai pembangkit tenaga listrik untuk kebutuhan kandang sapi dan penerangan di perumahan karyawan. Dengan kemajuan teknologi, tidak tertutup kemungkinan biogas ini bisa dijual dalam kemasan tabung 3 kg untuk bahan bakar gas rumah tangga.
Redakan Radang Amandel dengan Teh Hijau
R
adang amandel bisa dialami oleh siapa saja baik anak-anak maupun orang dewasa. Ada berbagai cara yang bisa dilakukan seseorang untuk mengurangi radang amandel yang dialami, salah satunya dengan mengonsumsi teh hijau.
Amandel terletak di belakang mulut, melapisi sisi tenggorokan. Jika ada bakteri atau virus yang menginfeksi, maka amandel jadi sakit yang sering disertai dengan iritasi, kemerahan, peradangan dan tenggorokan terasa gatal. Meski begitu studi menemukan teh hijau bisa membantu melawan bakteri dan virus sehingga mengurangi peradangan dan menenangkan iritasi yang ada, seperti dikutip dari Livestrong. Peneliti dari Iowa State University menuturkan teh hijau mengandung katekin, yaitu antioksidan yang bisa meningkatkan respons sistem kekebalan tubuh dengan melepaskan protein khusus yang menyerang virus dan bakteri. Teh hijau bisa membantu meningkatkan fungsi kekebalan tubuh dengan memerangi infeksi bakteri dan virus yang bisa menyebabkan amandel bengkak. Dan peneliti dari University of Maryland Medical Center merekomendasikan untuk konsumsi teh hijau bebas kafein untuk tingkatkan imunitas.
Dari perhitungan analisa usaha ternak sapi di Unit Marjandi, diproyeksikan akan menghasilkan gross profit Rp 9 milyar/tahun. Industri peternakan sapi di perkebunan kelapa sawit merupakan usaha yang prospektif dan menjanjikan peluang tambahan keuntungan bagi PTPN IV. Asalkan industri ini dikelola secara profesional dan bukan usaha sampingan di kebun. Jika ditempatkan di afdeling namanya Asisten Afdeling, jadi jika ditempatkan di usaha ternak sapi ini apakah namanya menjadi “Asisten Sapi”? Kenapa malu? Karena bisnis ini bisa dijadikan sebagai salah satu diversifikasi usaha dalam membantu mencapai target profit PTPN IV di tahun 2012.
18
Majalah Internal Nusantara Empat • April 2012
Selain itu teh hijau juga bisa bertindak sebagai anti-inflamasi dan berpotensi mengurangi rasa sakit pada amandel. Antioksidan Epigallocatechin gallate atau EGCG bisa membantu mengurangi peradangan dalam tubuh termasuk amandel. Serta teh hijau memiliki sifat dapat menghambat pertumbuhan bakteri serta membantu mengurangi dan menetralisir bakteri yang terjebak dalam kantong amandel yang bisa menyebabkan infeksi. Direkomendasikan untuk mencampur 1 sendok teh teh hijau dengan 1 cangkir air mendidih dan didiamkan selama 10 menit. Untuk memaksimumkan kekebalan tubuh dan meningkatkan manfaatnya disarankan konsumsi 2-4 cangkir teh hijau setiap hari. (dhc)
Awas, Jangan Kebanyakan Makan Kerang
K
erang adalah salah satu komoditi utama sea food yang akrab di masyarakat. Namun, masyarakat yang gemar sea food yang satu ini diminta untuk waspada, mengingat sifat kerang selama hidupnya yang disebut Oseanografi LIPI, seperti penyedot debu. Oseanografi LIPI menyebut, tidak seperti ikan yang aktif berenang, kerang cenderung statis. ”Kerang itu seperti penyedot debu. Dia akan
menghisap apa saja yang didekatnya, termasuk logam berat. Di dalam tubuh kerang, logam tersebut dimanipulasi kerang,” kata Kepala Oseanografi LIPI, Zainal Arifin. Zainal menambahkan, ”Kerang tidak menderita efek apapun, namun tidak demikian dengan manusia. Penumpukan logam berat akan membahayakan kesehatan.” Selain itu, sambung Zainal, kerang juga menjadi bioindikator untuk kualitas air. Banyaknya kerang
mengindikasikan kualitas air patut dipertanyakan. Hal ini dikarenakan nutrisi untuk hidup kerang meliputi nitrogen dan fosfat berlimpah. Kedua zat tersebut berasal dari limbah rumah tangga yang air. Kerang telah menjadi sandaran hidup para nelayan. Pencemaran menyebabkan hasil tangkapan semakin minim dan beralih pada budidaya kerang. Pada 2003 tercatat ada 3.410 keramba bambu (bagan). Kapasitas produksi per hari adalah 120 sampai 175 ton. (rep.co.id)
Majalah Internal Nusantara Empat • April 2012
19
MINAT
Mutasi/promosi dan Pelepasan PJP Lakukan Percepatan dalam Pekerjaan
Ir Mohd Abdul Ghoni (kiri) menerima tugas baru sebagai Corporate Secretary PTPN IV sebelumnya sebagai Kabag Perencanaan, menggantikan Ir Andi Wibisono MSi (dua dari kiri) yang promosi menjadi Direktur SDM dan Umum PTPN IV periode 2012 - 2017.
W
aktu yang terus berjalan, sesuatu pun akan terus berubah, begitu juga yang terjadi di manajemen PTPN IV (Persero). Sebagai siklus perusahaan, mutasi/ promosi dan pelepasan Pemangku Jabatan Puncak (PJP) PTPN IV Medan telah dilaksanakan Kamis 5 April 2012 di Auditorium Kanpus PTPN IV, Jl. Letjend. R. Suprapto No. 2 Medan.
20
Dirut baru, Erwin Nasution menginstruksikan kepada yang menerima mutasi/promosi, agar melakukan percepatan dalam pekerjaan di bidang masing-masing, justru sebaliknya, jangan mutasi/ promosi menjadi menjadi stagnan bagi perusahaan. Pemegang jabatan baru kemudian menandatangi kontrak karya masingmasing. Kontrak karya tersebut merupakan komitmen karyawan terhadap perusahaan. Terutama untuk
Majalah Internal Nusantara Empat • April 2012
melakukan pengawasan dalam bekerja, karena yang diberikan perusahaan adalah yang terbaik bagi karyawan. Khusus bagi yang mendapat promosi akan dinilai kinerjanya kurun waktu 1 (satu) tahun. Khususnya bagi yang menjalani Masa Bebas Tugas (BMT), manajemen mengucapkan terimakasih atas pengabdian di perusahaan. Telah banyak jasa dan buah pikiran yang telah diberikan sehingga perusahaan dapat tumbuh dan berkembang hingga
seperti saat ini. Pemangku jabatan puncak yang menjalani MBT dan akan memasuki pensiun adalah Syahruddin Ali SH MSi (Kabag Umum), Ir Mohd Nur Hutabarat (Manajer GUU I), dan Ir Edward Sitinjak (Manajer Kebun Dolok Sinumbah). Penerima mutasi : 1. Kabag PKBL, Drs Muhtadin Harahap SmH mutasi menjadi Kabag Umum. 2. Kabag Perencanaan, Ir Mohd Abdul Ghoni mutasi menjadi Sekretaris Perusahaan. 3. Kabag SDM, Ir Hj Deriati MM mutasi menjadi Kabag Pengadaan. 4. Kabag SPI, Taufiqqurrachman mutasi menjadi Kabag SDM. 5. Kabag Pengadaan, A Wahid Rambey SH mutasi menjadi Manajer IT. 6. Manajer IT, Saur M Panggabean mutasi menjadi Kabag SPI. 7. Manajer Kebun Bah Jambi, Ir Hanif Soekasman mutasi menjadi Manajer GUU I. 8. Manajer Kebun Gunung Bayu Ir M Deddy Pratopo mutasi menjadi Manajer GUU IV. 9. Manajer Kebun Sosa, Ir Mohd Syafi’i Batubara mutasi menjadi Manajer Kebun Tanah Itam Ulu. 10. Manajer Kebun Tanah Itam Ulu, Ir Iman Suadinoto mutasi menjadi Manajer Proyek Timur. 11. Manajer Kebun Tonduhan, Ir Mananti A Butar-Butar mutasi menjadi Manajer Tugas Khusus (Tim RKO). 12. Manajer Kebun Sidamanik, Drs Edi Supradigama MM mutasi menjadi Manajer Kebun Tonduhan. 13. Manajer Proyek Plasma Madina, Razak BSc mutasi menjadi Manajer Kebun Gunung Bayu. 14. Manajer Proyek Timur, Ir Asral Tanjung mutasi menjadi Manajer Kebun Bah Jambi. 15. Manajer Proyek Panai Jaya, Mirza Kristo Siregar BSc mutasi menjadi Manajer Kebun Dolok Sinumbah. Promosi pemangku jabatan puncak :
1. Kepala Urusan Bagian SPI, Ir Nasrul menjadi Pj Manajer Kebun Sosa. 2. Kepala Urusan Bagian Umum, Drs R Triawarman menjadi Pj Kabag PKBL. 3. Kepala Urusan KPJ, Dr Ir Aida Farida MM menjadi Pj Kabag Perencanaan. 4. Kepala Urusan Bagian Pengadaan, Ir Jhon Edi Purba menjadi Pj Manajer Kebun Sidamanik. 5. Kepala Dinas Tanaman Kebun Adolina, Ir Marolop Simarmata menjadi Pj Manajer Proyek Panai
Jaya. 6. Kepala Dinas Tanaman Proyek Balap, Ir Eddy Usman menjadi Pj Manajer Proyek Plasma Madina. Hadir pada acara Erwin Nasution (Direktur Utama), Ahmad Haslan Saragih (Direktur Produksi), Andi Wibisono (Direktur SDM dan Umum), Setia Dharma Sebayang (Direktur Keuangan), Memed Wiramihardja (Direktur Perencanaan dan Pengembangan Usaha), Kepala Bagian, Manajer Grup Unit Usaha I, II, III, dan V.
Majalah Internal Nusantara Empat • April 2012
21
MINAT
Harapan Direksi Baru
D
irut Erwin Nasution menginginkan agar setiap program dan kegiatan yang dilaksanakan on the track serta berjalan secara on time performance. Hal ini disampaikan dirut baru setelah melaksanakan serah terima jabatan bagi 21 Pemangku Jabatan Puncak (PJP) dan melepas 3 PJP yang menjalani Masa Bebas Tugas (MBT).
Ketulusan dan keikhlasan dalam bekerja haruslah diutamakan, karena dalam perjalanan hidup sebagai manusia hanya melakoni, sedang yang mengatur hidup sudah ada, yaitu Tuhan Yang Maha Esa. Seperti dalam agama Islam, manusia diciptakan sebagai khalifah di muka bumi. Tak lebih untuk melayani, sama halnya dengan ajaran agama lain. Karyawan yang paling bahagia adalah karyawan yang mampu menjalani tugas-tugas di dalam perusahaan sampai pada batas yang telah ditentukan perusahaan, atau telah memasuki MBT seperti Pak Syahruddin Ali, Pak Mohd Nur Hutabarat, dan Pak Edward Sitinjak. Menyoal biaya pemeliharaan kesehatan di perusahaan PTPN, masih cukup tinggi dibanding dengan perusahaan sejenis lain. Jika di PTPN IV biaya pemeliharaan kesehatan mencapai Rp1,5 juta/ orang/tahun, sedangkan di perusahaan sejenis lainnya hanya mencapai antara Rp380.000 – Rp400.000 saja. Mungkin perlu pemikiran dan perhatian dari Bagian SDM yang mengelola biaya kesehatan. Pelayanan dan komunikasi bagi pasien perlu ditingkatkan, terutama mengenai pemakaian obat-obatan. Pemakaian obat generik sangat dianjurkan dan perlu dikomunikasikan kepada pasien. Kandungan yang ada di dalam obat generik pada dasarnya sama dengan
22
kandungan yang ada dalam obat paten. Cuma secara psikologis saja yang belum membudaya di perusahaan. Di samping itu, bagaimana tentang komitmen manajemen mengenai ketentuan dan peraturan pemeliharaan kesehatan di perusahaan. Ini juga perlu penegasan dari manajemen dengan menegakkannya tanpa ada pengecualian. Jika semua hal ini dapat dilaksanakan, secara optimis perusahaan dan pasien sama-sama menjadi sehat. Mutasi/promosi adalah hal yang biasa saja dalam suatu organisasi. Tour of duty harus tetap dilaksanakan dan merupakan bagian dari organisasi itu sendiri untuk penyegaran dan penyesuaian, sehingga dapat diketahui mana yang benar dan mana yang kurang benar dalam suatu organisasi. Pekerjaan bukanlah penunjang dalam keluarga, melainkan sebagai kebutuhan hakiki manusia untuk bekerja. Jangan terjadinya mutasi/promosi, roda perusahaan menjadi stagnan. Proses
Majalah Internal Nusantara Empat • April 2012
bisnis harus berjalan jangan ada istilah demisioner, jangan ada ruang antara yang dapat mengganggu jalannya roda perusahaan. Pada dasarnya semua yang diberikan perusahaan adalah yang terbaik bagi karyawan. Kerja keras dengan menciptakan pertumbuhan dan ekskalasi dan pengendalian biaya di bidang kerja masing-masing dengan memberikan kontribusi bagi perusahaan. Kejar produksi, produktivitas, rendemen dan harga pokok, karena tantangan ke depan akan lebih berat lagi, jangan mengharapkan harga jual komoditi membaik karena di luar jangkauan manajemen. Samakan visi, misi dan tujuan perusahaan serta senantiasa melakukan pengawasan melekat di setiap diri pribadi dalam bekerja sehari-hari, tanpa ada pengawasan dari atasan langsung, insya Allah semua harapan manajemen dapat menjadi harapan semua karyawan, semoga. (sas)
Dukung Pemimpin Kita!
S
Oleh R. Handy Oktaruna (Bagian Perencanaan) diuraikan sbb:
eiring perkembangan jaman dan kondisi pemerintahan saat ini, berkembanglah satu fenomena yang terus digali dan dicoba kesesuaiannya. Bagaimana kepemimpinan yang dapat diadopsi untuk memajukan kondisi perusahaan ke arah yang lebih baik? Hal ini berlanjut kepada bagaimana pula kepribadian yang dimiliki seorang pemimpin yang akan melakoni kehidupan berorganisasi di tengah komunitas yang mempunyai kemajemukan pendapat, cara, bahkan personalitas tanpa semangat dan kehilangan arah?
Maka muncullah berbagai macam teori kepemimpinan yang dulu jarang kita dengar. Dikenallah kepemimpinan transformasional dan kepemimpinan transaksional. Anehnya, semua perusahaan bersegera mendapatkan salah satu tipe itu. Seakan tersentak dan terbangun, seolah-olah teori kepemimpinan sebelumnya tidaklah tepat. Suatu tanda tanya, apakah selama ini kita dianggap gagal sehingga begitu dipecut terlompat dan bersiap was-was diri. Tidak. Kita tidak gagal, ini hanyalah sebuah fenomena. Meskipun demikian, kita harus mengakui bahwa kita memang harus berbenah diri. Kecukupan yang selama ini didapat, bukanlah berarti karena upaya kita sendiri, masih ada kekuatan lain yang membuat kita masuk dalam kelompok yang beruntung. Nah, mari kita pahami kepemimpinan transformasional yang akhir-akhir ini mulai sering kita dengar. Di sini, penulis mengulas kategori kepemimpinan transformasional, sbb: • Kepemimpinan yang memotivasi bawahan untuk bertanggung jawab melebihi dari harapan. • Mampu mendefinisikan, mengomunikasikan dan
• Pemimpin menentukan apa yang harus dilakukan bawahan. • Fokus pada penyelesaian tugas organisasi. • Mendasarkan pada pemberian sistem penghargaan dan hukuman. • Memberi imbalan berupa kebutuhan fisiologis bagi para anggotanya. • Dalam hal kepentingan yang didahulukan kepemimpinan transaksional mementingkan kepentingan pribadi anggota untuk ditukar dengan imbalan agar ia mau bekerja demi kepentingan bersama. • Dalam situasi internal dan eksternal organisasi, transaksional biasanya dipakai dalam situasi yang stabil dan dalam hal-hal teknis yang telah baku prosedurnya. mengartikulasikan visi organisasi. • Memberi inspirasi untuk mendapatkan self esteem/harga diri dan aktualisasi diri. • Mementingkan kepentingan bersama dengan menjelaskan pentingnya hal tersebut sehingga anggota rela mengesampingkan kepentingan pribadinya. • Kepemimpinan transformasional dipakai dalam keadaan tak stabil dan atau terpuruk serta dalam hal-hal yang bersifat strategis dan tak baku. Dari poin di atas, kepemimpinan transformasional berarti kepemimpinan yang membawa organisasi pada sebuah tujuan baru yang lebih besar dan belum pernah dicapai sebelumnya, dengan memberikan kekuatan mental dan keyakinan kepada para anggota agar mereka bergerak dengan sungguhsungguh menuju tujuan bersama dengan mengesampingkan kepentingan/keadaan personalnya. Kepemimpinan transaksional, dapat
Kedua teori ini digunakan oleh perusahaan-perusahaan besar. Teori transformasional lebih cocok dipakai untuk perusahaan BUMN, sedang teori transaksional banyak dipakai oleh perusahaan swasta seperti Air Asia yang akhirnya berkembang pesat di Asia Tenggara. Sebagai abdi perusahaan yang dipimpin, yang harus kita kerjakan sekarang adalah berjuang mendampingi pemimpin kita dengan kekuatan yang ada, profesional, dan membiasakan kerja dengan budaya baru penuh inovasi. Ikrar sudah dibuat dan genderang sudah dipukul, kita kawal BUMN Perkebunan harus berjaya untuk mencapai kemakmuran negara. Ingatlah, kita senantiasa dalam kondisi bertanding. Walaupun tetap ada yang kalah dan menang. Apakah kita harus melihat piala yang berkilauan diangkat dan diagungkan oleh orang lain. Di situ, hati nurani kita yang akan berbicara. (R. Handy Oktaruna / Bagian Perencanaan)
Majalah Internal Nusantara Empat • April 2012
23
MINAT
Implementasi GCG Dekom Meningkat
Penerapan Good Corporate Governance (GCG) Dekom, dinilai BPKP Perwakilan Sumut, Rabu 4 April 2012, di Ruang Rapat KPJ.
K
epala Perwakilan BPKP Sumut Muhammad Yusup menilai bahwa penerapan Good Corporate Governance (GCG) di PTPN IV sangat baik. BPKB juga menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada Dewan Komisaris PTPN IV. Penilaian tersebut berdasarkan dokumen yang ada. Presentasi BPKP di hadapan Dewan Komisaris mengenai hasil assessment
24
BPKP tentang penerapan GCG diisi dengan diskusi dan dialog yang berlangsung dinamis dan hangat. Masing-masing Anggota Komisaris menyampaikan pendapat dan pandangan untuk memperbaiki penerapan GCG ke depan.
Metodologi yang digunakan BPKP dengan menggunakan 5 aspek, 50 indikator dan 160 parameter (Kesepakatan Bersama Kementerian BUMN dengan BPKP tanggal 19 Oktober 2006), dengan pengumpulan data melalui review dokumen, questionaire, observasi dan wawancara, serta analisa data.
Dibanding tahun sebelumnya memang ada peningkatan walaupun sedikit, tetapi peningkatan cukup banyak yang harus dilakukan sudah dilakukan.
Sementara capaian skor hasil evaluasi penerapan GCG Dewan Komisaris dan Komite Komisaris (Komite Audit), dalam tiga tahun terakhir, yaitu:
Majalah Internal Nusantara Empat • April 2012
Tahun 2009 2010 2011
Dewan Komisaris
Komite Komisaris
Skor
Kategori
Skor
Kategori
86,84 90,40 93,22
Baik Sangat Baik Sangat Baik
94,83 87,92 92,00
Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik
Predikat 90 - 100 = Sangat Baik; 75 - 90 = Baik; 60 - 75 = Cukup; 50 - 60 = Kurang; <50 = Sangat Kurang.
Indikator Dewan Komisaris yang mengalami peningkatan di tahun 2011 dibanding tahun 2010 adalah arahan Dewan Komisaris terhadap Direksi atas implementasi rencana dan kebijakan perusahaan, pemantauan efektivitas praktik GCG serta pertemuan rutin. Sedangkan yang mengalami penurunan pada kesempatan pembelajaran bagi Dewan Komisaris dan dokumentasi pelaksanaan kegiatan Dewan Komisaris. Sementara indikator Komite Komisaris yang mengalami peningkatan di tahun 2011 dibanding tahun 2010 adalah aktivitas masing-masing Komite Komisaris, pelaksanaan pertemuan rutin dan pelaporan kepada Dewan Komisaris. Dari paparan yang ada, diharapkan dapat mendorong terjadinya peningkatan nilai yang telah dicapai selama ini. (sas).
Audiensi Direksi PTPN IV ke Kodam I BB
Panglima Komando Daerah Militer I/Bukit Barisan Mayor Jenderal Lodewijk F Paulus didampingi Kepala Staf Kodam I/BB Brigadir Jenderal I Gede Sumertha KY PSC MSc, Sahli Pangdam Bidang Sosbud Kolonel Inf
Budi Heriyanto, Asrendam Kolonel Inf Zukhriadi, Asintel Kolonel Arh Andi Sumangerukka SE, Asops Kolonel Kav Drs Yotanabey AM Mdef ST, Kapaldam Kolonel Cpl Subagyo SE, Kapendam Kolonel Kav Halilintar
SH, Wasspers Letnan Kolonel Arh I Gede Widiyana, Waaster Letnan Kolonel Inf Azhar Mulyadi, Waaslog Letnan Kolonel Arh Dahyar Jampang foto bersama dengan Direktur Utama PTPN IV Erwin Nasution, Direktur Produksi Ahmad Haslan Saragih, Direktur SDM dan Umum Andi Wibisono, Direktur Keuangan Setia Dharma Sebayang, Direktur Perencanaan dan Pengembangan Usaha Memed Wiramihardja, Kabag Umum Muhtadin Harahap serta Humas PTPN IV, usai menerima kunjungan pejabat PTPN IV di Serambi Kehormatan Makodam I/BB, Jalan Gatot Subroto Km 7,5, Medan, Kamis (05/04/2012).
Majalah Internal Nusantara Empat • April 2012
25
MINAT
Pemeliharaan Preventif Terintegrasi Oleh R Handy Oktaruna
P
TPN IV mempunyai 15 pabrik kelapa sawit (PKS) dan 3 pabrik teh. Jumlah yang tergolong banyak itu membutuhkan manajemen khusus untuk menjamin agar semua pabrik tetap berjalan secara prima. Salah satu upayanya adalah jaminan berlangsungnya pemeliharaan terhadap semua peralatan secara standarisasi. Bagaimanakah sebenarnya pemeliharaan yang memenuhi standarisasi itu? Pemeliharaan tersebut dengan cara preventif terintegrasi di mana peralatan selalu berada pada kondisi yang bisa diterima oleh pemakainya, dan peralatan tersebut memenuhi standar baku mutu sebagai upaya memenuhi hunjuk kerja.
Adapun tujuan pemeliharaan preventif maintenance adalah untuk : 1. Mesin/alat tersedia dalam kondisi menguntungkan, 2. Kesiapan peralatan cadangan dalam kondisi darurat, 3. Keselamatan manusia yang menggunakan mesin/alat, 4. Usia pakai mesin/alat lebih panjang. Sebelumnya harus mengetahui beberapa variasi dari pemeliharaan seperti skema ini berikut: dilaksanakan. Pemeliharaan preventif memiliki orientasi yang bersifat mencegah penurunan fungsi pada komponen mesin/ alat sedangkan pemeliharaan korektif memiliki orientasi pada pemulihan fungsi komponen mesin/alat. Dari pelaksanaan segala bentuk pemeliharaan peralatan, tujuan akhirnya adalah untuk memperoleh utility (waktu pengunaan alat). Utility didefinisikan sebagai perbandingan antara waktu sesungguhnya yang dipakai untuk operasi terhadap waktu yang dijadwalkan untuk operasi.
Pemeliharaan terencana/planned mantenance merupakan kegiatan pemeliharaan yang diorganisir dan dilaksanakan berdasarkan orientasi ke masa depan, dengan disertai pengendalian dan dokumentasi yang mengacu pada suatu rencana yang telah disusun sebelumnya. Dengan adanya pemeliharaan terencana, maka pemeliharaan preventif dapat
26
Majalah Internal Nusantara Empat • April 2012
Kemudian kita mendapatkan beberapa perbandingan seperti realiability dan availability. Realiability adalah perbandingan antara lamanya operasi pada satu periode dibandingkan dengan jumlah gangguan yang terjadi selama periode tersebut.
mampu menganalisa lebih jauh setiap kerusakan dan mampu membuat program pemeliharaan yang lebih tepat.
Availability adalah perbandingan antara waktu yang memungkinkan untuk operasi terhadap waktu yang terjadwal untuk operasi.
Inti dari pemeliharaan preventif adalah kegiatan inspeksi secara periodik untuk mendeteksi adanya gejala yang akan mengganggu kinerja produksi, dikombinasikan dengan kegiatan pemeliharaan untuk mengendalikan kondisi mesin/alat. Kegiatan pemeliharaan yang dapat dilakukan meliputi : 1. 2. 3. 4.
Inspeksi periodik, Perbaikan yang didapat sebagai hasil inspeksi, Perbaikan yang direncanakan, Perbaikan darurat yang tidak bisa diduga sebelumnya.
Untuk memenuhi keempat kegiatan tersebut, kita harus mengetahui data-data berdasarkan pengalaman (experience), riwayat alat (history record) dan petunjuk pemeliharaan (service tools). Data inilah yang menjadi andalan seorang petugas untuk
Dianggap perlu membuat suatu program pemeliharaan. Untuk itu, terlebih dahulu dibuat konsep prosedural sehingga jelas dan tepat apa jenis alat, untuk apa alat tersebut dan bagaimana memeliharanya. Contohnya sebagai berikut: 1. Daftar mesin/alat yang akan dipelihara, 2. Cara memelihara, 3. Waktu pelaksanaan, 4. Cara pelaksanaan, 5. Inspeksi dilakukan pada saat operasional, shutdown dan saat overhoul. Dengan adanya petunjuk data setiap alat, maka akan mudah bagi teknisi untuk melaksanakan tugas berdasar spesifikasi kerja (job spesification) dan membuat laporan inspeksi (inspection report). Spesifikasi kerja dan laporan inspeksi inilah yang menjadi alat komunikasi para enjiner dengan tenaga pelaksana di lapangan. Begitu juga halnya dengan perkiraan pembelian suku cadang akan lebih terencana persediaannya setelah melihat hasil inspeksi yang dilakukan. Dengan demikian akan diperoleh kegiatan pemeliharaan yang menghasilkan waktu yan singkat, biaya ekonomis, bersifat tanggap dan bersifat preventif. (bersambung ke integrasi pemeliharaan tahap dua)
Innalillahi Wainna’ilaihi Rojiun
Turut Berduka Cita
Segenap jajaran Direksi dan Karyawan PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) turut berduka cita yang sedalam-dalamnya atas berpulangnya
Segenap jajaran Direksi dan Karyawan PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) turut berduka cita yang sedalam-dalamnya atas meninggalnya
H. Mardan Harahap
W. Nababan
Abang kandung Dahlan Harahap
Orangtua laki-laki Hasudungan Nababan (Asisten Tata Usaha Kebun Marjandi)
Senin, 30 April 2012, pukul 10.00 WIB di RS Herna Medan
Rabu, 25 April 2012, pukul 12.30 WIB di Humbang Hasundutan
Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan tempat yang layak di sisi-Nya dan keluarga yang ditinggalkan diberi kesabaran dan ketabahan.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan tempat yang layak di sisi-Nya dan keluarga yang ditinggalkan diberi kesabaran dan ketabahan. Majalah Internal Nusantara Empat • April 2012
27
MINAT
Menangkap Petir Sebagai Sumber Nitrogen Oleh Mahdi Al Haris (Bagian Pengembangan Usaha)
P
etir selama ini dianggap sebagai musibah karena menjadi penyebab kebakaran, kerusakan berbagai peralatan elektronik bahkan penyebab kematian. Di balik itu, ada juga kegunaan yang bisa dimanfaatkan. Secara global, petir belum maksimal digunakan sehingga tenaga alam itu belum dianggap sebagai sesuatu yang berharga, walaupun potensi energi yang dihasilkannya sangat besar. Dalam dunia pertanian, peranan nitrogen (N2) sangatlah penting karena merupakan penyusun utama dalam berbagai organ tanaman. Nitrogen juga merupakan unsur mayor penyusun atmosfer yakni sekitar 78 %. Meskipun demikian, penggunaan nitrogen pada bidang biologis sangatlah terbatas
28
karena merupakan unsur yang tidak reaktif, sehingga dalam penggunaannya diperlukan beberapa proses, yaitu fiksasi nitrogen, mineralisasi, nitrifikasi, denitrifikasi dan geofisika. Nah, fiksasi nitrogen oleh proses geofisika terjadi dengan adanya bantuan petir. Petir memiliki kekuatan yang sangat dahsyat, panas yang dihasilkan sebesar 104 ºC (1/70 panas matahari) dan energi listrik 109 watt. Dengan energi sebesar ini, petir dapat mengoksidasi nitrogen menjadi nitrogen trioksida (NO3-) yang dapat dimanfaatkan untuk pertumbuhan tanaman. Indonesia dapat dikategorikan surganya petir karena letak geografisnya pada garis khatulistiwa yang memungkinkan hujan turun setiap
Majalah Internal Nusantara Empat • April 2012
saat dan kelembaban relatif tinggi. Hutan hujan pun sangat berperan dalam terbentuknya petir karena dengan aktifitas evapotranspirasi yang tinggi menghasilkan banyak uap air yang berakumulasi di stratosfer lalu membentuk awan. Petir terjadi karena ada perbedaan potensial antara awan dan bumi. Proses terjadinya muatan pada awan karena pergerakan terus-menerus secara teratur, dan selama pergerakannya akan berinteraksi dengan awan lainnya sehingga muatan negatif akan berkumpul pada salah satu sisi (atas atau bawah), sedangkan muatan positif berkumpul pada sisi sebaliknya. Jika perbedaan potensial antara awan dan bumi cukup besar, maka akan terjadi pembuangan muatan negatif (elektron) dari awan ke bumi atau sebaliknya
untuk mencapai kesetimbangan. Pada proses pembuangan muatan ini, media yang dilalui elektron adalah udara. Pada saat elektron mampu menembus ambang batas isolasi udara inilah terjadi ledakan suara. Petir lebih sering terjadi pada musim hujan. Terutama di daerah yang berada antara pegunungan dan lautan. Daerah tersebut memiliki udara yang mengandung kadar air yang lebih tinggi sehingga daya isolasinya turun dan arus lebih mudah mengalir. Karena ada awan bermuatan negatif dan bermuatan positif, maka petir juga bisa terjadi antar awan yang berbeda muatan. Triadyaksa, dkk (2007), telah membuat sebuah reaktor petir mini yang bertujuan mengikat nitrogen di udara dan mengionisasi pada benih mangrove. Hasilnya menunjukkan efektifitas pertumbuhan benih mangrove meningkat. Energi yang dihasilkan petir dapat mengubah nitrogen bebas di udara menjadi larutan nitrat (NO3-) bersama air hujan yang esensial bagi pertumbuhan tanaman. Selain nitrogen di udara, petir juga dapat mengubah nitrogen di tanah menjadi nitrat. Seandainya kita mampu menangkap petir dan memanfaatkannya sebagai reaktor nitrogen, dapat dibayangkan berapa nilai yang dapat didapat. Semoga terlaksana. Referensi: Triadyaksa, Nasruddin, Wasiq, Nur. 2007. Rancang Bangun dan Pengujian Sistem Reaktor Plasma Lucutan Pijar Korona guna Mempercepat Pertumbuhan Tanaman Mangrove. Berkala Fisika Vol 10 , No.3, Juli 2007 (hal. 137-144)
Kernel Oil untuk Obat Luka Diabetes
D
itemukan peraloxe sebagai obat yang cocok pada luka penderita diabetes mellitus. Obat tersebut berbahan perpaduan dari kernel oil (minyak kelapa sawit) dan olive oil (buah zaitun). Temuan diformulasikan oleh dua putra kelahiran Medan, Satya Dharsan, dan Prof Dr Sjukri Karim. Meski berbahan alami, peraloxe punya efek antibiotik dan memperbaiki jaringan yang rusak, sehingga dikategorikan fitofarmaka. Fitofarmaka sendiri didenifisikan sebagai obat berbahan alami, yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah, melalui uji praklinik dan uji klinik, serta bahan baku dan produk jadinya telah distandardisasi. Peraloxe akan dipasarkan dalam bentuk salep. Penelitian ini dilakukan Dharsan dan Sjukri selama delapan tahun, dan kini dalam tahapan menyusun proses izin penggunaan. Dharsana, yang juga CEO Onasen UK Limited (perusahaan yang akan memproduksi peraloxe), telah meneliti peraloxe di beberapa universitas dan laboratorium mancanegara. ”Saya terdorong melakukan penelitian ini bersama Prof Dr Sjukri Karim untuk menyembuhkan luka. Luka itu sering dianggap sepele. Padahal, gara-gara luka seseorang bisa meninggal, terutama penderita diabetes, yang bisa kehilangan kaki karena diamputasi akibat luka,” tutur pria yang kerap menjadi dosen tamu di Bioteknologi ITB, saat ditemui di Departemen Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Sumatera Utara (USU), Senin 5 Maret 2012 lalu. Penemuan obat yang telah dipatenkan ini, juga melalui sejumlah pengujian praklinis di Inggris, Malaysia, FK
Universitas Indonesia, dan Departemen Mikrobiologi ITB. Sedangkan, tim Departemen Mikrobiologi FK USU, yang diketuai dr Lia Kusumawati, sudah menguji perolaxe pada tahap klinis fase kedua. Khasiat obat tersebut diuji pada belasan pasien diabetes, yang lukanya meradang. Hasilnya, dalam pemakaian selama 12 hari, luka berukuran besar tersebut mulai menutup. Sedangkan pada pasien dengan luka kecil, seperti luka karena jatuh, cukup lima hari. Luka tertutup sempurna tanpa meninggalkan bekas. ”Secara medis, peraloxe bekerja pada kulit dengan membunuh semua bakteri, fungi, dan virus pada kulit, dan membuat kulit mampu melakukan regenerasi. Perolaxe dapat digunakan untuk pasien yang mengalami luka infeksi berat, yang biasanya terjadi pada pasien diabetes mellitus,” jelas Lia. Ia memperkirakan, empat fase uji klinis obat tersebut bisa selesai pertengahan tahun ini. Setelah fase uji klinis selesai, barulah izin produksi ke BPOM Pusat bisa dilakukan. (Tribunnews.com)
Majalah Internal Nusantara Empat • April 2012
29
MINAT
HUMOR Wajib Dasi Seorang pria masuk ke sebuah restoran. Uniknya, memasuki restoran itu harus rapi, paling tidak pakai dasi. Sontak, pria itu pun langsung menuju mobilnya. Namun, dia tidak memiliki satu koleksi dasi pun. Dia melihat satu set kabel di bagasinya. Dalam keputusasaannya, dia mengikat kabel ini di lehernya, dan berhasil mengikat simpul, yang terlihat cerdas dan memungkinkan ujungnya menjuntai bebas.
“Dia bukan ayahku,” kata anak itu dengan polos, “dia baru saja berjalan, lalu menggandeng tangan saya, dan berkata, ayo nak, kita akan mendapatkan potongan rambut gratis!”
Menangkap Pengutil Pengelola toko kelontong menangkap seorang pengutil ketika sedang melakukan aksinya. Dia menangkap basah tersangka di dekat kasir, tapi pengutil mencoba melarikan diri.
Dia kembali ke restoran di mana pelayan menatap ke dasinya untuk sesaat dan kemudian berkata, “yah, oke, saya kira Anda boleh masuk hanya tidak boleh memesan apapun.”
Setelah perkelahian singkat, manajer itu mampu membuat pencuri tersungkur ke lantai. Dia mendongak untuk melihat sejumlah pelanggan terkejut menatap dia.
Cukur Rambut Gratis
“Semuanya baik-baik saja,” manajer meyakinkan mereka, “orang ini hanya mencoba untuk melalui jalur ekspres dengan lebih dari sembilan item.”
Seorang pria dan seorang anak kecil memasuki sebuah toko tukang cukur. Pria itu memperoleh pelayanan penuh cukur jambang, sampo, dan potongan rambut. Lalu ia meletakkan anak itu di kursi. “Aku akan mengambil beberapa hal untuk ibumu,” katanya “aku akan kembali dalam beberapa menit.” Ketika potongan rambut anak itu selesai dan orang itu masih belum kembali, tukang cukur itu heran, “sepertinya ayahmu sudah melupakan dirimu.”
30
Penutup Telinga Pemilik sebuah perusahaan konstruksi tinggal di daerah bermusim sangat dingin. Dia merasa melakukan kebaikan ketika dia membeli penutup telinga untuk mandornya. Melihat mandor tidak mengenakannya pada hari yang sangat dingin pun, bos besar itu heran. “Bukankah Anda
Majalah Internal Nusantara Empat • April 2012
menyukai penutup telinga dari saya?” Mandor menjawab, “alatnya sangat bagus dan terus membuat telingaku hangat. Dan saya bisa bekerja sepanjang hari dengan nyaman.” “Lalu kenapa kau tidak memakainya?” pemilik bertanya lagi. “Saya memakainya hari pertama,” mandor menjelaskan, “dan seseorang menawarkan untuk membelikan makan siang, tapi saya tidak mendengar dia. Aku tidak akan pernah membuat kesalahan seperti itu lagi!”
Politisi Berbicara Kepada Petani Seorang pendatang baru di dunia politik sedang berkampanye di suatu daerah pertanian. Di depan sebuah gubuk reot, dia mencoba berbincangbincang dengan seorang pemuda yang sedang memerah susu. Pada saat ia hendak mulai memperkenalkan diri, terdengar suara lelaki tua memanggil dari dalam rumah, “Lukas, masuk. Dan siapa teman bicaramu itu?” “Katanya, dia seorang politisi, Pak,” sahut Lukas. “Kalau begitu, sapi itu juga lebih baik kau bawa masuk!”
o
o Rekaman Lensa
Kajatisu Dr. Noor Rochmad, SH, MH didampingi Asintel Radja Nafrizal, SH, MH dan Asdatun Azhari, SH, MH menerima audiensi dari Dirut Erwin Nasution didampingi Dirkeu Setia Dharma Sebayang, Direnbang Memed Wiramihardja, Dirprod Ahmad Haslan Saragih, Dirsdm Andi Wibisono, serta Kabag Hukum dan Pertanahan H. Abdul Hasyim Lubis, SH, MH, pada Selasa, 13 Maret 2012.
Kajatisu Dr. Noor Rachmad, SH, MH (kanan) menerima cinderamata dari Dirut Erwin Nasution (kiri), disaksikan jajaran Direksi serta Kabag Hukum dan Pertanahan.
Kapoldasu Irjen Pol. Drs. H. Wisjnu Amat Sastro, SH menerima audiensi Dirut Erwin Nasution, Dirkeu Setia Dharma Sebayang, Dirprod Ahmad Haslan Saragih, Dirsdm Andi Wibisono, Direnbang Memed Wiramihardja, serta Kabag Hukum dan Pertanahan H. Abdul Hasyim Lubis SH, MH, pada Rabu 14 Maret 2012.
Foto bersama (kiri ke kanan) antara Direnbang Memed Wiramihardja, Dirkeu Setia Dharma Sebayang, Kapoldasu Irjen Pol. Drs. H. Wisjnu Amat Sastro, SH, Dirut Erwin Nasution, Dirsdm Andi Wibisono dan Dirprod Ahmad Haslan Saragih.
Dewan Komisaris PTPN IV menandatangani prasasti dan melakukan pengguntingan pita, tanda dimulai pemakaian gedung Medan International Convention Centre (MICC) milik PTPN IV, Rabu 7 Maret 2012 di Jl Amal Medan.
Majalah Internal Nusantara Empat • April 2012
31