Modul I – Identifikasi Kebutuhan Pasar
MODUL I IDENTIFIKASI KEBUTUHAN PASAR
1.1. 1.1.1
TUJUAN Tujuan Umum Praktikan diharapkan dapat melakukan identifikasi kebutuhan pasar akan suatu produk baik itu produk baru maupun produk yang sudah ada dan ingin dikembangkan menjadi lebih baik.
1.1.2
Tujuan Khusus a. Praktikan dapat mengetahui atribut-atribut mutu (variabel) yang berhubungan dengan produk. b. Praktikan dapat membuat lembar pertanyaan (kuesioner) berhubungan dengan tujuan yang ingin dicapai terhadap produk. c. Praktikan dapat mengoperasikan software SPSS khususnya dengan metode Faktor Analisis.
1.2. PENGANTAR PRAKTIKUM A. Definisi Pasar Pasar adalah tempat bertemunya calon penjual dan calon pembeli barang atau jasa. Pengertian tersebut adalah pengertian pasar tradisional. Pengertian pasar menurut konsep pemasaran berbeda dengan pengertian pasar tradisional. Konsep pasar dalam pemasaran adalah sasaran atau tujuan dari kegiatan pemasaran itu
Laboratorium Manajemen Industri Jurusan Teknik Industri FT-UP
1
Modul I – Identifikasi Kebutuhan Pasar
sendiri, sehingga pengertian pasar disini bukanlah bersifat sebagai tempat yang statis. Pasar menurut konsep pemasaran adalah kelompok individual (perorangan maupun organisasi) yang mempunyai permintaan terhadap barang tertentu, berdaya beli, dan berniat merealisasikan pembelian tersebut.
Secara garis
besarnya, perilaku pasar bersifat heterogen dan bervariasi, sehingga pemasar memerlukan kelompok-kelompok pasar dengan perilaku yang lebih seragam. Untuk tujuan tersebut, pasar dikelompokkan dalam beberapa bagian, yaitu pasar konsumen akhir (end users) dan pasar konsumen antara (intermediate consumers). Pasar konsumen akhir (pasar konsumen), meliputi pribadi atau rumah tangga dimana tujuan pasar ini adalah konsumen mengkonsumsi barang untuk kebutuhan pribadi atau kebutuhan rumah tangganya. Pasar konsumen antara atau lebih dikenal sebagai pasar produsen, pasar industrial atau pasar organisasional bertujuan untuk mengkonsumsi barang yang akan diproses untuk selanjutnya dijual ke pihak lain. Pasar produsen ini membeli barang setengah jadi untuk diproses menjadi barang jadi. Dunia
usaha
itu bersifat dinamis dan
terus berubah
mengikuti
perkembangan zaman. oleh karena itulah, strategi pemasaran berperan penting untuk keberhasilan perusahaan pada umumnya dan khususnya pada bidang pemasaran. Pemasaran diawali dengan pemenuhan kebutuhan manusia yang selanjutnya berubah menjadi keinginan manusia. Proses kebutuhan inilah yang menjadi konsep pemasaran.
Laboratorium Manajemen Industri Jurusan Teknik Industri FT-UP
2
Modul I – Identifikasi Kebutuhan Pasar
Bauran pemasaran (marketing mix) adalah salah satu unsur dalam strategi pemasaran terpadu. Strategi ini berkaitan dengan penentuan bagaimana perusahaan menyediakan penawaran produk pada satu segmen pasar. B. Marketing Mix Marketing mix sebagai strategi pemasaran harus dijalankan sesuai dengan situasi dan kondisi perusahaan, serta marketing mix juga merupakan gabungan dari faktor-faktor yang dapat dikendalikan perusahaan. Setidaknya terdapat empat variabel marketing mix, yakni: 1. Produk Kebijaksanaan mengenai produk meliputi kualitas (mutu) produk model atau bentuk produk yang ditawarkan, merk, garansi, pelayanan khusus yang ditawarkan perusahaan, dsb. Salah satu hal yang paling penting di dalam suatu produk adalah kualitas dari produk yang akan dipasarkan. Kualitas (mutu) merupakan suatu ukuran seberapa dekatnya sebuah barang atau jasa mempunyai kesesuain dengan standar-standar yang telah ditentukan atau sesuai dengan harapan atau keinginan konsumen. Dimensi mutu menurut David Garvin dibagi menjadi delapan dimensi, yaitu : Performance (performa), berkaitan dengan aspek fungsional dari suatu produk, dan merupakan karakteristik utama yang dipertimbangkan konsumen ketika ingin membeli sebuah produk. Contoh : TV berwarna; memiliki gambar yang jelas
Laboratorium Manajemen Industri Jurusan Teknik Industri FT-UP
3
Modul I – Identifikasi Kebutuhan Pasar
Features (tampilan), merupakan aspek kedua dari performance yang menambah
fungsi
dasar,
berkaitan
dengan
pilihan-pilihan
dan
pengembangannya. Contoh : sleep timer pada menu TV Reliability (keandalan), kemungkinan produk berfungsi pada periode waktu tertentu dan kondisi tertentu. Contoh : mobil mengalami permasalahan pada mesin (turun mesin) sebelum periode waktu yang telah ditentukan (misal periode waktunya adalah 5 tahun). Conformance, kecocokan atau kesesuaian dengan standar industri. Durability (ketahanan), daya tahan produk. Contoh : mobil, semakin panjang masa pakainya maka semakin baik durability mobil tersebut. Serviceability, kemampu layanan salahsatunya adalah kemudahan untuk diperbaiki jika terjadi kerusakan, baik dari segi ketersediaan suku cadang, tenaga ahli atau mekanisme kerja produk itu sendiri yang cukup sederhana sehingga tidak sulit dalam proses perbaikannya, dan sebagainya. Aesthetics (estetika), keindahan penampilan yang bersifat subyektif, berkaitan dengan pertimbangan pribadi dan refleksi individual. Perceived quality, berkaitan dengan perasaan konsumen dalam mengkonsumsi suatu produk dan merupakan karakteristik yang berkitan dengan image suatu produk.
Laboratorium Manajemen Industri Jurusan Teknik Industri FT-UP
4
Modul I – Identifikasi Kebutuhan Pasar
2. Harga Penetapan harga suatu produk ditentukan oleh seberapa sulitnya produk itu dibuat, selain itu dilihat juga dari pemakaian material serta jumlah tenaga kerja yang telibat di dalamnya. Penentuan harga produk dari suatu perusahaan merupakan masalah yang cukup penting , karena dapat mempengaruhi hidup matinya perusahaan.
3. Distribusi Setelah perusahaan berhasil menciptakan barang dan menetapkan harga yang layak, tahap berikutnya menentukan metode penyampaian produk ke pasar melalui rute-rute yang efektif hingga tiba pada tempat yang tepat, sehingga arus barang dari perusahaan ke konsumen akhir dan konsumen antara dapat berjalan dengan lancar. Pemilihan saluran distribusi ini merupakan masalah yang berpengaruh bagi marketing, karena kesalahan dalam memilih dapat menghambat bahkan memacetkan usaha penyaluran produk. Dalam memilih saluran distribusi ini ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan, yaitu sebagai berikut : a. Sifat pasar dan lokasi pembeli. b. Lembaga-lembaga pemasaran terutama pedagang-pedagang perantara. c. Pengendalian persediaan,
yaitu
menetapkan tingkat persediaan yang
ekonomis. d. Jaringan pengangkutan.
Laboratorium Manajemen Industri Jurusan Teknik Industri FT-UP
5
Modul I – Identifikasi Kebutuhan Pasar
4. Promosi Aspek ini berhubungan dengan berbagai usaha yang dilakukan perusahaan untuk memperkenalkan produknya kepada konsumen. Contoh promosi : iklan, brosur, dsb C. Memuaskan dan Mempertahankan Konsume n
Konsumen adalah semua orang yang menuntut perusahaan untuk memenuhi suatu standar kualitas tertentu, karena hal tersebut dapat memberikan pengaruh pada performansi perusahaan. Menurut Freeport Maine, definisi konsumen adalah sebagai berikut :
Konsumen tidak tergantung pada kita (perusahaan), tetapi kita yang tergantung pada mereka. Konsumen adalah orang yang membawa keinginannya kepada kita. Konsumen adalah orang yang teramat penting yang harus dipuaskan.
Fokus dari kualitas sebuah produk didasari pada kepuasan konsumen. Pada dasarnya kepuasan konsumen dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana kebutuhan, keinginan dan harapan konsumen dapat terpenuhi melalui produk yang dikonsumsi. Faktor- faktor yang mempengaruhi persepsi dan harapan konsumen (Gasperz, 1997: 35) adalah sebagai berikut.
Kebutuhan dan keinginan yang berkaitan dengan hal- hal yang dirasakan konsumen ketika ia sedang mencoba melakukan transaksi dengan produsen.
Laboratorium Manajemen Industri Jurusan Teknik Industri FT-UP
6
Modul I – Identifikasi Kebutuhan Pasar
Pengalaman masa lalu ketika mengkonsumsi produk dari perusahaan maupun pesaing-pesaingnya, dimana mereka menceritakan kualitas produk yang akan dibeli kepada calon konsumen lain. Komunikasi melalui iklan dan pemasaran.
D. Proses Mengetahui Harapan Konsumen
Apabila konsumen telah dapat diidentifikasi dalam segmen pasar yang menjadi target dari perusahaan untuk suatu produk tertentu, maka harapan pelanggan dapat ditentukan dengan mengajukan beberapa pertanyaan berikut (Gasperz, 1997:36)
Apa karakteritik produk yang diinginkan konsumen? Berapa tingkat performansi yang dibutuhkan untuk memenuhi harapan pelanggan? Bagaimana kepentingan relatif (urutan prioritas) dari setiap karakteristik? Bagaimana kepuasan pelanggan terhadap performansi yang ada sekarang?
Untuk menemukan jawaban terhadap pertanyaan di atas, kita perlu mempostulatkan sekumpulan features dan karakteristik yang mungkin diinginkan oleh konsumen. Daftar kriteria yang bersifat hipotesis ini harus diuji secara langsung dengan menanyakan kepada konsumen. Metode yang dipakai untuk mengetahui harapan konsumen terhadap
produk
salah satunya dengan
menggunakan metode survei.
Laboratorium Manajemen Industri Jurusan Teknik Industri FT-UP
7
Modul I – Identifikasi Kebutuhan Pasar
1.2.1
Survei Kebutuhan Konsume n
Umumnya banyak penelitian mengenai konsumen dilakukan dengan menggunakan metode survei, baik melalui pos, telepon, maupun wawancara pribadi (Mc Neal dan Lamb dalam Peterson dan Wilson, 1992). Melalui survei, perusahaan akan memperoleh tanggapan dan umpan balik secara langsung dari konsumen. Metode survei digunakan, karena dinilai sangat tepat apabila dilihat dari aspek ekonomisnya. Selain itu apabila ditinjau dari aspek waktu yang digunakan, metode ini membutuhkan waktu yang relatif lebih singkat. Metode survei cocok digunakan untuk identifikasi kebutuhan pasar dengan situasi di bawah ini :
Target pasar yang relatif luas, Informasi yang didapat hanya bisa diperoleh dengan tehnik wawancara, Adanya kendala biaya dan batasan waktu.
Menggali informasi dari responden dapat dilakukan dengan berbagai cara, meskipun masing- masing mempunyai kelebihan dan kelemahan. Pemilihan teknik dalam mengidentifikasi kebutuhan pasar harus mempertimbangkan berbagai aspek yang mempengaruhi proses pengidentifikasian tersebut, misalnya :
Tujuan yang ingin dicapai perusahaan, Aspek lingkungan dan letak geografis, Strata sosial calon konsumen, Waktu dan besarnya biaya dalam proses pengidentifikasian kebutuhan pasar, Dan lain- lain. Laboratorium Manajemen Industri Jurusan Teknik Industri FT-UP
8
Modul I – Identifikasi Kebutuhan Pasar
Disamping kelebihan teknik survei di atas, ada pula kelemahannya, terutama karena tingkat keberhasilannya sangat tergantung pada sikap, tanggapan dan perilaku dari responden. Sebagian responden mungkin akan memberikan jawaban yang bias atau tidak jujur terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh interviewer.
A. Manfaat Survei
1. Segmentasi
Segmentasi pasar adalah strategi yang dengan sengaja membagi pasar dalam bagian-bagian dan dengan sadar membina bagian-bagian tertentu untuk dijadikan pasar sasaran (target pasar). Dari hasil survei, nantinya akan diketahui segmen pasar yang dituju, dimana segmentasi pasar merupakan suatu proses pengelompokan pasar dari yang bersifat heterogen menjadi homogen hal ini ditinjau dari sudut :
a. Pendapatan b. Umur c. Jenis kelamin d. Dsb
2. Targeting
Target pasar adalah sekelompok konsumen yang secara khusus menjadi sasaran pemasaran. Target pasar ini harus sesuai dengan tujuan
Laboratorium Manajemen Industri Jurusan Teknik Industri FT-UP
9
Modul I – Identifikasi Kebutuhan Pasar
perusahaan, dan sesuai dengan sumber daya yang dimiliki, di samping itu target pasar juga harus memenuhi 3 komponen penting, yaitu :
Ada keinginan konsumen. Ada daya beli atau uang. Ada kemauan untuk mewujudkan.
Dari hasil survey ini akan diketahui apakah target pasar yang dibidik sudah sesuai dengan tujuan perusahaan.
3. Positioning
Dari survey pasar akan diketahui posisi produk apakah sebagai pemimpin pasar atau menjadi
pengikut pasar, kalau produk yang
dipasarkan relatif baru dan belum ada di pasar, maka
strateginya adalah
memunculkan kebutuhan baru yang tadinya belum terpikirkan, tetapi kalau produk sejenis sudah ada di pasar maka diperlukan perjuangan yang sangat keras
untuk
memenangkan persaingan,
dengan terus
menerus
mengadakan promosi yang gencar dan melakukan pengembanganpengembangan terhadap produk tersebut.
Contohnya disini adalah pangsa pasar (market share) sepeda motor, dimana dapat dilihat pada gambar dibawah ini, industri sepeda motor dengan merk honda menjadi pemimpin pasar untuk sepeda motor.
Laboratorium Manajemen Industri Jurusan Teknik Industri FT-UP
10
Modul I – Identifikasi Kebutuhan Pasar
Gambar 1.1 Contoh Diagram Pie Positioning Mark
4. Fokus
Dari hasil survei akan dapat difokuskan mengenai kebutuhan konsumen yang betul-betul dapat memuaskan konsumen, sehingga dapat dilakukan perbaikan terhadap :
a. Kemasan produk b. Manfaat produk c. Harga d. Strategi pemasaran e. Saluran distribusi f.
Tehnik promosi yang akan digunakan
g. dsb
1.2.2
Instrumen Survei
1.2.2.1 Model Komunikasi
Dalam penentuan strategi survei ada beberapa hal yang mencolok yaitu model komunikasi. Model komunikasi dalam survei terdiri dari :
Laboratorium Manajemen Industri Jurusan Teknik Industri FT-UP
11
Modul I – Identifikasi Kebutuhan Pasar
a. Model hubungan personal (wawancara pribadi)
Model komunikasi ini bersifat hubungan orang per orang (antara pewawancara dan terwawancara). Interview dilakukan dengan interview schedule atau interview guide. Daftar interview adalah daftar yang berisi pertanyaan terstruktur yang biasanya akan ditanyakan secara lisan dan akan dicatat oleh pewawancara. Pedoman interview adalah daftar topik atau bidang yang akan ditanyakan oleh pewawancara yang biasanya telah disiapkan sebelum wawancara dimulai. Jawaban dan tanggapan dari terwawancara dicatat, direkam dengan alat perekam atau cara lainnya.
b. Model hubungan impersonal
Model ini membutuhkan alat perantara antara pewawancara dengan terwawancara yang biasanya berwujud daftar pertanyaan tercetak. Berarti, antara responden dengan pewawancara tidak perlu ada kontak personal secara langsung, contohnya melalui surat, atau kuesioner. Namun harus diperhatikan, instruksi tertulis sebagai bentuk komunikasi dengan responden harus jelas.
c. Model campuran
Model ini merupakan penggabungan antara model personal dan impersonal. Model ini sangat berguna apabila kita membutuhkan detail informasi yang semakin lengkap.
Laboratorium Manajemen Industri Jurusan Teknik Industri FT-UP
12
Modul I – Identifikasi Kebutuhan Pasar
Penggunaan model komunikasi ini sangat penting, karena tidak setiap model dapat digunakan. Sebagai contoh, apabila sasaran kita mengenai perilaku konsumsi untuk masyarakat kelas bawah (buruh, petani penggarap) yang pada umumnya berpendidikan sangat rendah, model komunikasi yang bersifat impersonal menjadi tidak ada manfaaatnya, sebab mereka hanya bisa menjawab tetapi tidak tahu cara mengekspresikan jawabannya tersebut. Keputusan penggunaan model komunikasi di atas akan mempengaruhi desain dari instrumen survei.
1.2.2.2 Skedul Wawancara Susunan suatu instrumen survei harus memperhatikan interaksi antara responden dan pewawancara. Oleh karena itu perancangan instrumen survei harus memperhatikan struktur kuesioner dan struktur jawabannya. Skedul wawancara adalah kuesioner yang digunakan dalam wawancara. Skedul itu berisi tiga pertanyaan : identifikasi, sosiologis-demografis, dan pengukuran. Pertanyaan berstruktur memberikan responden seperangkat pilihan yang tetap, sering disebut pertanyaan tertutup. Pertanyaan tidak terstruktur tidak memiliki seperangkat tanggapan yang terbatas tetapi hanya memberikan kerangka referensi untuk jawaban – jawaban responden, pertanyaan ini dikenal dengan pertanyaan terbuka. Wawancara mendalam mendorong responden untuk membagi sebanyak mungkin informasi- informasi yang diketahui responden dan berhubungan dengan pokok pertanyaan. 1.2.2.3 Pertanyaan Tersembunyi
Laboratorium Manajemen Industri Jurusan Teknik Industri FT-UP
13
Modul I – Identifikasi Kebutuhan Pasar
Pertanyaan tersembunyi didesain untuk menyembunyikan tujuan yang sesungguhnya. Keputusan tentang kapan menggunakan pertanyaan tersembunyi mungkin bisa dibuat lebih mudah dengan mengidentifikasi empat situasi yang relevan dengan masalah ini :
Menanyakan informasi dari responden yang mengetahuinya secara sadar tapi tidak bersedia memberikannya. Menanyakan informasi yang dapat diketahui secara sadar tetapi responden tidak mengetahuinya. Menanyakan informasi yang tidak diketahui responden secara sadar meskipun mereka memiliki informasi yang lebih mendalam.
1.2.2.4 Desain Skedul.
Prosedur yang dilalui dalam mengembangkan survei bervariasi dari kasus ke kasus, tetapi pendekatan yang berguna terdiri dari empat langkah utama :
a. Penentuan Kebutuhan Informasi.
Hirarki pernyataan penelitian adalah langkah pertama. Dalam banyak studi, investigasi penjelajahan adalah perlu untuk menjamin bahwa seseorang memahami keseluruhan dimensi subjek.
Laboratorium Manajemen Industri Jurusan Teknik Industri FT-UP
14
Modul I – Identifikasi Kebutuhan Pasar
b. Keputusan Proses Pengumpulan Data.
Derajat pertanyaan dan struktur tanggapan juga harus diputuskan. Struktur pertanyaan sangat dipengaruhi oleh model komunikasi yang dipilih. Keputusan struktur tanggapan lebih tergantung pada isi dan tujuan dari pertanyaan.
c. Pengkonsepan Instrume n.
Pertimbangkanlah isi subjek dan rangkaian kalimat setiap pertanyaan. Pertanyaan yang lebih menarik, lebih mudah dijawab, dan tidak terlalu sukar biasanya ditempatkan dibagian depan untuk mendorong komitmen dan hubungan antara responden dan pewawancara.
d. Pengujian Instrumen.
Sekali konsep intrumen dikembangkan, konsep itu harus dites. Pengujian lapangan kuisioner mensyaratkan bahwa pengujian itu diambil atau dikirim kepada orang – orang yang mirip dengan target responden.
1.2.2.5 Konstruksi Pertanyaan
Instrumen survei biasanya terdiri dari tiga tipe informasi. Tipe pertama adalah data target : fakta, sikap, referensi, dan harapan tentang topik sentral. Tipe kedua memperhatikan karakteristik responden yang dibutuhkan untuk klasifikasi dan analisis. Tipe ketiga adalah administratif, mencakup identifikasi responden, identifikasi pewawancara, tanggal, tempat, dan kondisi wawancara.
Laboratorium Manajemen Industri Jurusan Teknik Industri FT-UP
15
Modul I – Identifikasi Kebutuhan Pasar
Isi Pertanyaan.
a. Apakah sebaiknya
pertanyaan ini ditanyakan?
Pertanyaan hanya
menghaslkan “informasi menarik” tetapi tidak berhubungan dengan topik yang akan dibahas. b. Apakah pertanyaan itu dari bidang dan cakupan yang tepat? c. Dapatkah responden menjawab dengan tepat? Para responden secara umum ingin bekerjasama dengan pewawancara, tetapi mereka sering memberikan beberapa jawaban yang sifatnya manipulatif daripada berterus terang bahwa mereka sendiri tidak mengetahui topik tersebut. d. Apakah responden akan menjawab dengan sukahati?. Beberapa topik dipandang terlalu sensitif untuk dibicarakan dengan orang asing.
Tantangan peneliti adalah mengembangkan pendekatan- pendekatan terhadap responden untuk mendapatkan jawaban yang sesuai dengan topik yang sedang dibahas. Tiga pendekatan dapat digunakan untuk menjaga keutuhan dan kejujuran informasi :
1. Motivasi.
Ciptakan hubungan baik dengan responden. Adanya jaminan kerahasiaan survei dapat pula meningkatkan motivasi responden.
Laboratorium Manajemen Industri Jurusan Teknik Industri FT-UP
16
Modul I – Identifikasi Kebutuhan Pasar
2. Mendesain ulang.
Anda dapat mendesain ulang proses pembuatan pertanyaan untuk meningkatkan kualitas jawaban. 3. Pendekatan – pendekatan lain.
Kadang pengajuan pertanyaan tidak dapat menjamin informasi yang dibutuhkan.
1.2.2.6 Penyusunan Kata di Dalam Lembar Pertanyaan.
Tahapan-tahapan dalam penyusunan kata di lembar pertanyaan, terdiri dari :
a. Pemakaian Kosa Kata umum.
Karena survei merupakan pertukaran ide antara pewawancara dan responden, masing- masing harus memahami apa yang diucapkan oleh kedua belah pihak. Untuk itu kosa kata yang digunakan adalah kosa kata yang sifatnya umum dan dapat dimengerti oleh keduanya.
b. Kejelasan Pe rtanyaan.
Kendala besar dalam penyusunan kata yang efektif adalah pilihan kata, sehingga dalam pembuatan kuesioner pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada responden harus jelas dan dapat dimengerti, serta pertanyaan tersebut harus sesuai dengan tujuan dari perusahaan.
Laboratorium Manajemen Industri Jurusan Teknik Industri FT-UP
17
Modul I – Identifikasi Kebutuhan Pasar
c. Asumsi.
Asumsi yang tidak bersandar memberi andil pada banyak masalah penyusunan kata. Kerangka referensi dapat dikontrol dengan dua cara. Pertama, pewawancara bisa mempelajari kerangka referensi yang digunakan responden, ketika meminta responden untuk mengevaluasi alasan-alasan mereka dalam menjawab setiap pertanyaan di dalam kuesioner (tes pendahuluan). Kedua, pewawancara perlu untuk mempelajari kerangka referensi yang akan mereka gunakan.
d. Penggunaan Kata Yang Bias.
Pemakaian kata di dalam pertanyaan menyimpang dari inti pertanyaannya, sehingga jawaban yang diberikan responden sifatnya tidak sesuai dengan apa yang diinginkan perusahaan.
e. Personalisasi.
Sejauh mana sebuah pertanyaan sebaiknya dibuat sesuai dengan tipe responden yang akan dipilih.
f. Alte rnatif Yang Tepat
Adalah bijaksana untuk menyatakan setiap alternatif secara eksplisit untuk mencegah terjadinya bias.
Laboratorium Manajemen Industri Jurusan Teknik Industri FT-UP
18
Modul I – Identifikasi Kebutuhan Pasar
g. Menuju Pertanyaan Yang Lebih Baik.
Pada pembuatan konsep pertanyaan asli, cobalah menge mbangkan versi positif, negatif, dan netral dari setiap pertanyaan, kemudian pertanyaan tersebut harus diuji untuk kemudian diperbaiki.
1.2.2.7 Struktur Tanggapan.
Lima faktor situasional mempengaruhi keputusan apakah kita akan menggunakan pertanyaan tanggapan terbuka atau tertutup:
1. Tujuan wawancara. 2. Tingkat informasi responden tentang topik tersebut, 3. Derajat pemikiran responden terhadap keseluruhan topik. 4. Kemudahan komunikasi dan motivasi responden untuik menjawab pertanyaan. 5. Faktor – faktor responden diatas dapat diketahui oleh pewawancara.
a. Pertanyaan Dikotomis.
Pertanyaan tertutup lebih banyak digunakan dalam survei. Pertanyaan tertutup mengurangi variabilitas tanggapan, membutuhkan lebih sedikit kea hlian pewawancara, lebih murah, dan lebih mudah diberi kode dan dianalisa.
b. Pertanyaan Pilihan Ganda.
Pertanyaan pilihan berganda adalah tepat pada saat ada lebih dari dua alternatif, atau kita mencari gradasi preferensi, minat, atau persetujuan.
Laboratorium Manajemen Industri Jurusan Teknik Industri FT-UP
19
Modul I – Identifikasi Kebutuhan Pasar
Pertanyaan pilihan ganda dapat menjadi efisien, tetapi juga menampilkan masalah desain yang unik.
c. Rangkaian Pertanyaan.
Desain
pertanyaan
survei
dipengaruhi
oleh
kebutuhan
untuk
menghubungkan setiap pertanyaan di dalam instrumen survei. Prinsip dasar untuk memandu keputusan – keputusan adalah sifat dan kebutuhan responden harus mencerminkan rangkaian pertanyaan.
1.2.2.8 Sumber-Sumbe r Pertanyaan Peninjauan literatur akan memberikan instrumen – instrumen yang digunakan dalam studi – studi serupa yang bisa diperoleh dengan menuliskan nama para penelitinya atau jika ada hak ciptanya dibeli melalui lembaga yang berewenang.
1.2.2.9 Tes Pendahuluan Tes pendahuluan mendeteksi kelemahan – kelemahan di dalam instrumen. Tes pendahuluan melibatkan kolega, pengganti responden, atau responden yang sebenarnya untuk mengevaluasi dan memperbaiki instrumen yang sedang diukur.
a. Metode Tes Pendahuluan
Peneliti memberi tahu responden terhadap keterlibatan mereka dalam pengujian pendahuluan dari kuesioner yang diajukan, maka responden tersebut
Laboratorium Manajemen Industri Jurusan Teknik Industri FT-UP
20
Modul I – Identifikasi Kebutuhan Pasar
pada dasarnya terdaftar sebagai kolaborator (teman bekerja sama) dalam proses perbaikan.
b. Tujuan Tes Pendahuluan.
Ada banyak sekali alasan untuk kuesioner tes pendahuluan dan jadwal wawancara. Tujuan penting dari tes pendahuluan adalah untuk menemukan reaksi responden terhadap pertanyaan.
c. Minat Responden.
Mencari tahu minat responden terhadap produk atau jasa yang akan dipasarkan/dibuat.
1.2.3
Focus Group Discussion (FGD)
FGD lebih jauh dapat dikembangkan dan dioptimalisasikan bagi riset-riset penting pemasaran. Edward F. Fern dalam bukunya, Advanced Focus Group Research (2001), menuliskan FGD dapat difungsikan dalam tiga tugas utama, yakni: exploratory, clinical, dan experiential.
Tugas exploratory focus group adalah menciptakan, mengumpulkan, mengidentifikasi, menemukan, menjelaskan, dan mendapatkan gagasan, perasaan, dan perilaku.
Tugas experiental focus group dapat memberikan kesempatan para pengambil keputusan untuk mengamati “perilaku alami” dari peserta FGD yang
Laboratorium Manajemen Industri Jurusan Teknik Industri FT-UP
21
Modul I – Identifikasi Kebutuhan Pasar
ditetapkan sebagai “wakil” populasi. Perilakunya ini dimanifestasikan melalui: berbagi pengalaman hidup, berbagi preferensi, maksud dan tujuan, serta perilaku.
Tugas clinical focus group secara lebih luas digunakan untuk melihat akibat atau dampak penerapan suatu kebijakan pemasaran. Pendekatan ini dikenal juga sebagai group depth interview atau group dynamic.
Ada tiga kesalahan yang seringkali terjadi dalam pelaksanaan riset kualitatif khususnya FGD, yaitu kesalahan: metodologi, prosedural, dan analisa. Kemudian menggeneralisasi informasi baru yang diperoleh dari responden sebagai suatu kesimpulan riset. Sedangkan contoh kesalahan prosedural yang kerap terjadi ialah periset tidak mendefinisikasi tujuan secara jelas.
Lalu pemilihan responden yang tidak tepat sehingga tidak diperoleh informasi yang diharapkan dan cenderung bias. Termasuk pula ketidakmampuan moderator dalam mengarahkan FGD serta fasilitas FGD yang kurang diperhatikan sehingga mengganggu kenyaman responden. Kepiawaian seorang moderator nampak pada kemampuan mengkondisikan grup diskusi sesuai dengan tujuan riset. Membangun suasana yang nyaman sehingga dapat memancing responden untuk berpendapat secara bebas.
Untuk kesalahan analisa yang sudah pasti membawa kegagalan sebuah riset kualitatif antara lain subyektifitas moderator yang dipengaruhi pengetahuan atau pengalamannya. Meski moderator mengetahui jawaban secara teoritis, namun tidak boleh mempengaruhi alur pertanyaan dalam diskusi dan analisa. Ini prinsip! Moderator harus berposisi sebagai orang “awam” (atau berpura-pura “awam”)
Laboratorium Manajemen Industri Jurusan Teknik Industri FT-UP
22
Modul I – Identifikasi Kebutuhan Pasar
yang dikarenakan ketidaktahuannya, melemparkan pertanyaan melalui jalannya FGD. Pertanyaan yang tidak/kurang terjawab baik oleh seorang responden dapat ditanyakan kepada responden lainnya secara satu per satu berurutan atau bersilangan posisi duduk responden.
Langkah- langkah untuk mengembangkan FGD :
a. Spesifikasikan tujuan dan informasi yang dibutuhkan. b. Topik-topik besar dipecah menjadi beberapa poin ataupun tema. c. Mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan penelitian
Moderator FGD, harus memenuhi kualifikasi sebagai berikut :
a. Familier dengan topik diskusi b. Mempunyai kemampuan berbicara c. Sensitivitas budaya, termasuk tidak bertindak menghakimi, menggurui, tidak memandang rendah responden, tidak berpihak pada salah satu kelompok, tidak memaksa partisipan untuk mengikuti kemauan moderator. d. Ketertarikan terhadap orang-orang disekitarnya. e. Sensitif terhadap wanita maupun pria. f.
Sopan santun
g. Empati h. Respek terhadap partisipan.
Sebelum FGD dimulai, failitator seharusnya mengumpulkan informasi dari partisipan seperti, umur, tempat tinggal, lingkungan sekitarnya dan informasi
Laboratorium Manajemen Industri Jurusan Teknik Industri FT-UP
23
Modul I – Identifikasi Kebutuhan Pasar
lainnya. Tipe-tipe informasi yang akan dikumpulkan tergantung pada topik FGD, setelah hal ini selesai langkah selanjutnya adalah sebagai berikut :
a. Setelah perkenalan singkat, tujuan dan cakupan dari diskusi dijelaskan. b. Partisipan dipersilahkan untuk memperkenalkan diri (nama, dan informasi tambahan mengenai diri partisipan). c. Diskusi disusun berhubungan dengan tema utama, menggunakan pertanyaanpertanyaan yang telah dipersiapkan sebelumnya. d. Selama diskusi, semua partisipan diberi kesempatan untuk berpartisipasi. e. Gunakan berbagai macam taktik untuk memfasilitasi kelompok. Selama taktik yang digunakan oleh moderator mencakup :
Menstimulasikan partisipan untuk berbicara satu sama lain, tidak hanya terhadap moderator. Mendorong partisipan untuk berani berbicara. Menahan partisipan yang dominan dengan memberikan isyarat baik verbal maupun non verbal. Memperhatikan apa yang dikatakan partisipan untuk mendorong partisipan lain supaya berani berbicara.
1.2.3.1 Pedoman FGD
a. FGD adalah kesempatan tim peneliti untuk mendengarkan, bukan untuk menggurui atau menginterpretasikan anggota tim yang ada. b. Anggota tim setuju terhadap berbagai macam tugas-tugas termasuk:
Laboratorium Manajemen Industri Jurusan Teknik Industri FT-UP
24
Modul I – Identifikasi Kebutuhan Pasar
Fasilitator Pelapor Logistik yang bertanggung jawab
c. Masing- masing anggota tim harus mempunya salinan dari pedoman FGD. Daftar tema yang akan didiskusikan mungkin ditulis di papan sebagai pedoman FGD untuk partisipan dalam lingkup diskusi kedepan. d. Biasakan diri kita dengan lokal terminologi untuk menghindari kesalahpahaman dari apa yang dikatakan oleh partisipan. e. Berpikiran terbuka dan mau lebih mendengarkan f.
Hindari pertanyaan dengan jawaban iya atau tidak.
g. Hindari pertanyaan-pertanyaan yang kesannya menggurui. Contoh : apakah varietas X merupakan varietas yanng paling baik? h. Sensitif terhadap norma dan kebiasaan yang sudah ada. i.
Pilih waktu yang sesuai dengan partisipan. Dan akhiri FGD dengan periode waktu yang sudah disepakati bersama.
j.
Jangan lupa untuk berterima kasih kepada semua partisipan.
1.2.3.2 Pengaturan logistik FGD
a. Undangan
Partisipan dihubungi paling lambat satu atau dua minggu sebelum FGD dilakukan. Surat undangan dikirimkan kepada masing- masing
Laboratorium Manajemen Industri Jurusan Teknik Industri FT-UP
25
Modul I – Identifikasi Kebutuhan Pasar
partisipan. Partisipan juga diingatkan tentang FGD sehari sebelum sesi ini dimulai.
b. Komposisi grup
Pemilihan partisipan tergantung pada topik dari FGD. Biasanya orangorang yang diikuatsertakan sebagai partisipan mempunyai pengetahuan yang cukup mengenai topik yang akan dibahas.
c. Transportasi
Untuk
memastikan
kedatangan
partisipan,
tempat
sesi FGD
disesuaikan dengan lokasi tinggal para partisipan. Hal ini diharapkan dapat mempermudah partisipan dalam masalah transportasi menuju lokasi FGD.
d. Tempat
FGD dilakukan di tempat yang dapat menampung 8 sampai10 orang dan sifatnya pribadi.
e. Pengaturan tempat duduk
Pengaturan tempat duduk berbentuk
setengah lingkaran akan
membantu partisipan untuk dapat melihat dan mendengarkan satu sama lain.
Laboratorium Manajemen Industri Jurusan Teknik Industri FT-UP
26
Modul I – Identifikasi Kebutuhan Pasar
f.
Waktu
Waktu pertemuan harus nyaman bagi semua partisipan, sambil menunggu kedatangan partisipan lainnya tim FGD dapat menggunakan waktu tersebut untuk mencari informasi mengenai latar belakang partisipan.
g. Name tag
Hal ini baik untuk mengingat nama masing- masing partisipan.
h. Recording
Rapporteur (pelapor) seharusnya mencatat dan merekam masukanmasukan atau catatan kecil dari para partisipan.
i.
Refreshment
Memberikan makanan dan minuman kepada partisipan setelah diskusi selesai sebagai wujud terima kasih atas apresiasi mereka.
1.2.3.3 Penulisan hasil FGD
Setelah FGD selesai dilakukan, kemudian permasalahan utama dijelaskan, dianalisa dan dituliskan kembali dalam bentuk laporan. Debus (1988) memberikan beberapa pedoman yang berguna untuk menganalisa data, yaitu :
Laboratorium Manajemen Industri Jurusan Teknik Industri FT-UP
27
Modul I – Identifikasi Kebutuhan Pasar
a. Mengembangkan rencana utnuk menganalisis yang terdiri dari :
Latar belakang penelitian Tujuan Metode Detail diskusi Pedoman FGD
b. Analisa isi dari FGD dengan
Meninjau catatan-catatan dari FGD Dengarkan kembali rekaman dari FGD Pengelompokan penelitian didasari pada tema. Identifikasi perbedaan posisi yang muncul dari masing- masing tema. Simpulkan dari masing- masing posisi yang berbeda dan menilai sejauh mana masing- masing posisi tersebut diikuti oleh partisipan. Ambil kata demi kata yang mewakili masing- masing posisi.
c. Mensintesis diskusi kelompok dengan :
Meninjau catatan-catatan dari masing- masing diskusi yang dibuat oleh moderator. Identifikasi ide- ide yang datang selama diskusi. Interpretasikan ide-ide ini sebagai dasar temuan yang muncul dari grup.
Laboratorium Manajemen Industri Jurusan Teknik Industri FT-UP
28
Modul I – Identifikasi Kebutuhan Pasar
1.2.4
Pengolahan Data Hasil Survey Pengolahan data hasil survey dapat dilakukan dengan menggunakan
analisis multivariat (analisis klaster, analisis faktor dan lainnya). Secara umum, Analisis Multivariat berhubungan dengan metode-metode statistik yang secara bersama-sama melakukan analisis terhadap lebih dari dua variabel pada setiap objek atau orang. Jadi, bisa dikatakan analisis multivariat merupakan perluasan dari analisis univariat (seperti uji t) atau bivariat (seperti korelasi dan regresi sederhana). 1.2.4.1 Jenis Data dalam Analisis Multivariat 1. Data Nominal dan Data ordinal Data nominal dan data ordinal merupakan bagian dari data kualitatif (non metrik). Contoh data kualitatif adalah data gender, data golongan darah, data tempat tinggal atau data jenis pekerjaan. Sebagai contoh, data gender berisi lelaki dan perempuan; isi data adalah berapa jumlah lelaki dan berapa jumlah perempuan.disini hasil penghitungan tidak mungkin didapat angka decimal yaitu 15,4 lelaki atau 25,1 perempuan. Ini merupakan perbedaan dasar dengan data kuantitatif yang dapat saja mempunyai nilai decimal, karena proses mendapatkan data dengan cara mengukur. Jenis data kualitatif yang pertama adalah data nominal, sebagai contoh variabel gender. Pada data dengan isi gender seseorang, dapat diberikan kode untuk jenis gender, misalkan kode 1 untuk pria dan kode 2 untuk wanita. Data kualitatif yang kedua adalah data ordinal
Laboratorium Manajemen Industri Jurusan Teknik Industri FT-UP
29
Modul I – Identifikasi Kebutuhan Pasar
sebagai contoh, data sikap konsumen dimana pengisian data disusun sebagai berikut (skala likert). Sangat setuju kode 5 Setuju kode 4 Netral kode 3 Tidak setuju kode 2 Sangat tidak setuju kode 1 2. Data Interval dan Data Rasio Jenis data ini merupakan bagian dari data kuantitatif (data metrik). Data metric adalah data yang didapat dengan cara mengukur dan bisa mempunyai desimal. Sebagai contoh, usia seseorang dapat saja bernilai 30 tahun atau 29,5 tahun. Dalam prakteknya, data metrik dibagi menjadi data interval dan data rasio. Keduanya mirip, perbedaan hanya pada ciri adanya data absolute yang terdapat pada data rasio. Contoh data interval adalah pengukuran temperatur ruangan, yang dapat dinyatakan dalam derajat Celcius, derajat Fahrenheit atau derajat Reamur. Disini tidak ada ukuran temperatur yang mutlak, semua tergantung pada ukuran yang digunakan. Contoh data rasio, berat badan; orang dengan berat 80 kilogram dikatakan dua kali lebih gemuk jika dibandingkan dengan berat badan 40 kilogram.
Laboratorium Manajemen Industri Jurusan Teknik Industri FT-UP
30
Modul I – Identifikasi Kebutuhan Pasar
1.2.4.2 Klasifikasi Metode Statistik Multivariat Dependensi,
antar
analisisnya
adalah
variabel ada saling analisis
factor,
ketergantungan.
analisis
cluster,
Alat MDS
(Multidimensional Scaling) dan CA (Categorical Analysis). Interdependensi, variabel-variabel tersebut tidak saling bergantung satu dengan yang lain. Alat analisisnya adalah, regresi berganda, regresi logistic, analisis diskriminan, SEM, MANOVA dan korelasi kanonikal. 1.3. TUGAS PENDAHULUAN a. Apa yang dimaksud dengan analisis multivariat? Jelaskan! b. Apa yang dimaksud dengan principal component? Jelaskan ! c. Carilah pengertian/definisi dari eigenvalue! d. Setelah diketahui produk apa yang akan dibuat/dikembang, tentukan variabel (atribut) yang berpengaruh terhadap produk didasari oleh delapan dimensi kualitas menurut David Garvin ! (minimum 3 atribut per 1 dimensi kualitas) e. Buatlah kuesioner yang berhubungan dengan produk dan variabelvariabel yang mempengaruhinya dengan menggunakan skala likert! 1.4. ALAT DAN BAHAN a. Software SPSS 19 b. Data hasil kuesioner
Laboratorium Manajemen Industri Jurusan Teknik Industri FT-UP
31
Modul I – Identifikasi Kebutuhan Pasar
1.5. PROSEDUR PRAKTIKU Prosedur praktikum modul 1 (Identifikasi Kebutuhan Pasar), adalah sebagai berikut : A. MENYIAPKAN DATA HASIL SURVEI Kuesioner yang sudah diisi responden, dikumpulkan untuk selanjutnya dibuat databasenya yang merupakan data hasil survei kebutuhan konsumen. B. MENYIAPKAN SOFTWARE SPSS 19 Pengolahan data hasil survei dilakukan dengan bantuan software SPSS 19. Dengan software ini, diharapkan hasil survei yang diperoleh tepat dan akurat. C. MENILAI VARIABEL YANG LAYAK Tahap pertama pada analisis faktor adalah menilai mana saja variabel yang dianggap layak untuk dimasukan dalam analisis selanjutnya.
KASUS Ingin diketahui faktor apa saja yang dapat membuat seseorang ingin membeli sebuah Sepeda Motor. Untuk itu, diambil sampel sebanyak 30 responden, yang kemudian diminta pendapatnya tentang atribut-atribut Sepeda Motor seperti: Keiritan Bahan Bakar Sepeda Motor Ketersediaan Suku Cadang (Onderdil), termasuk kualitas onderdil. Harga Sepeda Motor Laboratorium Manajemen Industri Jurusan Teknik Industri FT-UP
32
Modul I – Identifikasi Kebutuhan Pasar
Model dan Desain Sepeda Motor Kombinasi Warna Sepeda Motor Keawetan Sepeda Motor, Khususnya mesin Promosi yang dilakukan Sistem Pembayaran Setiap atribut diberi nilai 1 (sangat tidak setuju), 2 (tidak setuju), 3 (raguragu), 4 (setuju) dan 5 (sangat setuju). Dari data Persepsi Konsumen terhadap faktor- faktor yang menentukan dalam pembelian sebuah sepeda motor, akan diuji variabel mana saja yang bisa dilakukan pengujian lanjutan. contoh kuesioner dapat dilihat pada tabel 1.1.
Laboratorium Manajemen Industri Jurusan Teknik Industri FT-UP
33
Modul I – Identifikasi Kebutuhan Pasar
Tabel 1.1 Contoh Lembar Kuesioner
Laboratorium Manajemen Industri Jurusan Teknik Industri FT-UP
34
Modul I – Identifikasi Kebutuhan Pasar
Lanjutan Tabel 1.1 Contoh Lembar Kuesioner
Laboratorium Manajemen Industri Jurusan Teknik Industri FT-UP
35
Modul I – Identifikasi Kebutuhan Pasar
Setelah seluruh kuesioner yang disebarkan ke responden sudah terkumpul secara lengkap, selanjutnya data tersebut dibuat databasenya yang kemudia n diolah dengan menggunakan SPSS metode Faktor Analisis. Langkah : 1. Buka SPSS 19, kemudian pilih type in data. 2. Masukan atribut mutu ke dalam variable view kolom name. 3. Klik data view untuk memasukan data hasil survei. 4. Setelah semua data hasil kuesioner di ketik di dalam kolom data, selanjutnya menu Analyze Dimension Reduction Faktor , hingga tampak seperti pada gambar 1.2.
Gambar 1.2 SPSS Statistik Data Editor
Laboratorium Manajemen Industri Jurusan Teknik Industri FT-UP
36
Modul I – Identifikasi Kebutuhan Pasar
Pengisian : Sesuai kasus, masukkan semua variabel ke dalam kotak variabel tersebut, yakni irit onderdil, harga, model, warna, awet, promosi, dan sistem pembayaran, lihat gambar 1.3.
Gambar 1.3 Analisis Faktor
Descriptives, tampilan ini berisi alat-alat statistik yang digunakan untuk menggambarkan besaran statistik variabel-variabel, seperti rata-rata, deviasi standar, termasuk „persiapan‟ pengujian untuk analisis faktor (matrik korelasi dan sebagainya) Klik mouse pada kotak Descriptives..., hingga tampak seperti pada gambar 1.4.
Gambar 1.4 Deskriptif Analisis Faktor
Laboratorium Manajemen Industri Jurusan Teknik Industri FT-UP
37
Modul I – Identifikasi Kebutuhan Pasar
Pengisian : Lihat bagian CORRELATION MATRIX yang berisi berbagai alat pengujian dengan dasar korelasi antar-variabel. Untuk keseragaman, aktifkan KMO and Bartlett‟s test of sphericity dan Anti- image, kemudian tekan tombol CONTINUE untuk kembali ke menu utama, dan klik OK. 5. Output Tabel 1.2 Nilai KMO dan Bartlett‟s Test
Angka KMO dan Bartlett‟s test adalah 0,463 dapat dilihat pada tabel 1.2 dengan signifikansi 0,000; karena angka tersebut masih dibawah 0,5 dan signifikansi jauh di bawah 0,05, maka variabel dan sampel yang ada sebenarnya belum bisa untuk dianalisis dengan analisis faktor. Anti Image Matrices, Perhatikan ANTI IMAGE CORRELATION, khususnya pada angka korelasi yang bertanda a. MSA variabel dengan nilai dibawah 0,5 akan dikeluarkan dari matrik dan pengujian diulang kembali. Seandainya ada lebih dari satu variabel yang mempunyai MSA di bawah 0,5 maka yang dikeluarkan adalah variabel dengan nilai MSA terkecil, lihat
Laboratorium Manajemen Industri Jurusan Teknik Industri FT-UP
38
Modul I – Identifikasi Kebutuhan Pasar
Tabel 1.3 Anti Image Matrices
Pengujian Ulang I 1. Buka File (kembali ke data view) 2. Menu Analyze Dimension Reduction Faktor.... Pengisian : Semua variabel dimasukan kecuali variabel dengan nilai MSA di bawah 0,5.
Gambar 1.5 Analisis Faktor Pengujian Ulang I Klik mouse pada kotak Descriptives.
Laboratorium Manajemen Industri Jurusan Teknik Industri FT-UP
39
Modul I – Identifikasi Kebutuhan Pasar
Pengisian : Lihat bagian CORRELATION MATRIX yang berisi berbagai alat pengujian dengan dasar korelasi antar-variabel. Untuk keseragaman, aktifkan KMO and Bartlett‟s test of sphericity dan Anti- image, kemudian tekan tombol CONTINUE untuk kembali ke menu utama, dan klik OK. 3. Output Tabel 1.4 Nilai KMO dan Bartlett‟s Test Pengujian Ulang I
Angka KMO dan Bartlett‟s test adalah 0,561 dengan signifikansi 0,000; karena angka tersebut sudah di atas 0,5 dan signifikansi jauh di bawah 0,05, maka variabel dan sampel yang ada sebenarnya sudah bisa dianalisis dengan analisis faktor. Anti image matrices, perhatikan ANTI IMAGE CORRELATION, khususnya pada angka korelasi yang bertanda a. Adanya peningkatan MSA setelah variabel dengan nilai dibawah 0,5 dikeluarkan dari matrik, ternyata masih ada dua variabel yang mempunyai MSA di bawah 0,5 sehingga pengujian harus diulang kembali.
Laboratorium Manajemen Industri Jurusan Teknik Industri FT-UP
40
Modul I – Identifikasi Kebutuhan Pasar
Tabel 1.5 Anti Image Matrices Pengujian Ulang I
Pengujian Ulang II 1. Buka File 2. Menu Analyze Dimension Reduction Faktor.... Pengisian : Semua variabel dimasukan kecuali variabel dengan nilai MSA di bawah 0,5
Gambar 1.6 Analisis Faktor Pengujian Ulang II
Klik mouse pada kotak Descriptives.
Laboratorium Manajemen Industri Jurusan Teknik Industri FT-UP
41
Modul I – Identifikasi Kebutuhan Pasar
Pengisian : Lihat bagian CORRELATION MATRIX yang berisi berbagai alat pengujian dengan dasar korelasi antar-variabel. Untuk keseragaman, aktifkan KMO and Bartlett‟s test of sphericity dan Anti- image, kemudian tekan tombol CONTINUE untuk kembali ke menu utama, dan klik OK. 3. Output Tabel 1.6 Nilai KMO dan Bartlett‟s Test Pengujian Ulang II KMO and Bartlett's Test Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. Bartlett's Test of Sphericity
Approx. Chi-Square Df Sig.
,596 39,125 15 ,001
Angka KMO dan Bartlett‟s test adalah 0,596 dengan signifikansi 0,001; karena angka tersebut sudah di atas 0,5 dan signifikansi jauh di bawah 0,05, maka variabel dan sampel yang ada sebenarnya sudah bisa dianalisis dengan analisis faktor. Anti image matrices, perhatikan ANTI IMAGE CORRELATION, khususnya pada angka korelasi yang bertanda a. Adanya peningkatan MSA setelah variabel dengan nilai dibawah 0,5 dikeluarkan dari matrik, te rnyata MSA semua variabel mempunyai nilai di atas 0,5 sehingga pengujian dapat dilakukan ke langkah berikutnya, yaitu proses factoring dan rotasi.
Laboratorium Manajemen Industri Jurusan Teknik Industri FT-UP
42
Modul I – Identifikasi Kebutuhan Pasar
Tabel 1.7 Anti Image Matrices Pengujian Ulang II
D. PROSES FACTORING DAN ROTASI Proses ini merupakan inti dari analisis faktor, yakni melakukan ekstraksi terhadap sekumpulan variabel yang ada, sehingga terbentuk satu atau lebih faktor. Langkah 1. Buka file 2. Menu Analyze Dimension Reduction Faktor.... tampak di gambar 1.9 Pengisian : Sesuai kasus, masukan variabel yang mempunyai nilai MSA di atas 0,5. Kemudian klik mouse pada kotak extraction..., hingga tampak seperti pada gambar 1.7.
Laboratorium Manajemen Industri Jurusan Teknik Industri FT-UP
43
Modul I – Identifikasi Kebutuhan Pasar
Gambar 1.7 Ekstraksi Analisis Faktor
Tampilan extraction berisi berbagai tools untuk melakukan proses ekstraksi variabel (factoring). Pengisian : o METHOD, jika kotak combo Method dibuka, tampak berbagai metode factoring. Untuk keseragaman, pilih Principal Component. o ANALYZE. Tetap pada pilihan Correlation Matrix. o DISPLAY. Aktifkan semua pilihan, yakni Unrotated factor solution dan Scree Plot. Unrotated factor solution untuk menunjukkan hasil factoring sebelum dilakukan proses rotasi, sedangkan Scree Plot adalah grafik yang menunjukkan
dampak
factoring
terhadap
angka
eigenvalues.
EIGENVALUES OVER. Tetap pada angka yang ada, yakni 1. o MAXIMUM ITERATIONS FOR CONVERGENCE. Tetap pada angka 25. Semakin tinggi angka iterasi, semakin baik hasil yang di dapat. Namun, pada data yang tidak banyak, angka 25 sudah memadai.
Laboratorium Manajemen Industri Jurusan Teknik Industri FT-UP
44
Modul I – Identifikasi Kebutuhan Pasar
o Tekan tombol CONTINUE untuk kembali ke menu utama. Klik mouse pada kotak Rotation..., hingga tampak di layar:
Gambar 1.8 Rotasi Analisis Faktor Pengisian : o METHOD, untuk keseragaman pilih Varimax o bDISPLAY, untuk keseragaman aktifkan semua kotak, yakni Rotated Solution dan Loading Plot(s). Rotated solution adalah tampilan faktor setelah dilakukan rotasi, sedangkan Loading Plot menyajikan korelasi antara variabel tertentu dengan faktor yang terbentuk. o MAXIMUM ITERATIONS FOR CONVERGENCE. Tetap pada angka 25. o Tekan tombol CONTINUE untuk kembali ke menu utama. o Klik OK 3. Output a. Nilai KMO dan Bartlett‟s test adalah 0,596, ini menunjukkan bahwa data tersebut mempunyai korelasi yang baik ( di atas 0,5), lihat tabel 1.6.
Laboratorium Manajemen Industri Jurusan Teknik Industri FT-UP
45
Modul I – Identifikasi Kebutuhan Pasar
b. Communalities Communalities pada dasarnya adalah jumlah varians (bisa dalam persentase) dari suatu variabel awal yang dapat dijelaskan oleh faktor yang ada. Untuk variabel Irit (Keiiritan Bahan Bakar) hasil ekstraksinya adalah 0,628 atau 62,8%, ini menjelaskan bahwa 62,8% varians dari variabel Irit bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Demikian seterusnya untuk variabel lainnya, dengan ketentuan bahwa semakin besar communalities sebuah variabel, berarti semakin erat hubungannya dengan faktor yang terbentuk. Tabel 1.8 Nilai Communalities Communalities Initial
Extraction
Irit
1,000
,628
Suku_Cadang
1,000
,542
Model
1,000
,715
Awet
1,000
,583
Promosi
1,000
,638
Sistem_Pembayaran
1,000
,250
Extraction Method: Principal Component Analysis.
c. Total Variance Explained Dari ke enam variabel yang dimasukkan dalam analisis faktor, yaitu Irit, Suku_Cadang, Model, Awet, Promosi dan Sistem Pembayaran diperoleh total varians yang dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk dapat dilihat pada tabel 1.9. Jika keenam variabel tersebut diringkas menjadi satu faktor saja, maka varians yang bisa dijelaskan oleh satu faktor tersebut adalah 34,685% (lihat component 1 pada tabel 1.9). Nilai 34,685% dapat juga diperoleh dari :
Laboratorium Manajemen Industri Jurusan Teknik Industri FT-UP
46
Modul I – Identifikasi Kebutuhan Pasar
2,081/6 X 100% = 34,685% Jika 6 variabel diekstrak menjadi 2 faktor, maka: Varians faktor pertama adalah 34,685% Varians faktor kedua adalah 21,244% Total kedua vaktor akan bisa menjelaskan 34,685% + 21,244%. Atau 55,929% dari variabilitas keenam variabel tersebut. Tabel 1.9 Total Variance Explained Total Variance Explained Initial Eigenvalues Componen t
Total
Extraction Sums of Squared Loadings
% of
Cumulative
Variance
%
Total
% of
Cumulative
Variance
%
1
2,081
34,685
34,685
2,081
34,685
34,685
2
1,275
21,244
55,929
1,275
21,244
55,929
3
,890
14,830
70,760
4
,730
12,159
82,919
5
,630
10,495
93,414
6
,395
6,586
100,000
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Eigenvalues menunjukkan kepentingan relatif masing- masing faktor dalam menghitung varians dari keenam variabel yang mempunyai korelasi kuat (yang dianalisis). Jumlah angka eigenvalues dari keenam variabel adalah sama dengan total varians keenam variabel tersebut, yaitu ; 2,081 + 1,275 + ... + 0,395 = 6. Eigenvalue selalu disusun dari nilai yang paling besar hingga terkecil, dimana eigenvalue di bawah satu tidak diperhitungkan dalam menentukan jumlah faktor yang terbentuk. Pada tabel 1.9 dapat dilihat, bahwa hanya dua faktor
Laboratorium Manajemen Industri Jurusan Teknik Industri FT-UP
47
Modul I – Identifikasi Kebutuhan Pasar
(komponen) saja yang mempunyai eigenvalue di atas 1, dan faktor- faktor itulah yang akan mewakili keenam variabel tersebut. d. Scree Plot Scree plot menggambarkan grafik hubungan antara eigenvalue dengan faktor yang terbentuk. Penjabaran scree plot ini hampir sama dengan total variance explained, yang membedakannya adalah pada total variance hubungan antara eigenvalue dengan faktor yang terbentuk dijelaskan dalam bentuk perhitungan angka, sedangkan scree plot dalam bentuk grafik dengan arah garis menurun yang cukup tajam. Faktor (komponen) pertama dan kedua eigenvalue masih di atas satu, sedangkan pada faktor ketiga sampai keenam eigenvalue menurun hingga angkanya berada di bawah satu. Ha l ini menunjukkan bahwa dua faktor adalah yang paling baik dalam meringkas keenam variabel tersebut.
Gambar 1.9 Grafik Scree Plot
Laboratorium Manajemen Industri Jurusan Teknik Industri FT-UP
48
Modul I – Identifikasi Kebutuhan Pasar
e. Component Matrix Setelah diketahui bahwa dua faktor merupakan jumlah yang paling optimal, maka tabel 1.10 menunjukkan distribusi keenam variabel tersebut ke dalam dua faktor yang terbentuk. Angka-angka yang ada pada tabel 1.10 adalah faktor loadings yang menunjukkan besarnya korelasi antara variabel dengan faktor 1 dan faktor 2 . penentuan variabel mana saja yang masuk ke dalam kedua faktor tersebut dilakukan dengan membandingkan korelasi antara variabel dengan faktor- faktor tersebut. Lihat tabel 1.10 untuk variabel Irit, korelasi variabel Irit terhadap faktor 1 adalah 0,603 sedangkan korelasinya terhadap faktor 2 adalah 0,514, karena korelasi Irit terhadap kedua faktor berada di atas 0,5 (korelasinya kuat) maka perlu dilakukan proses rotasi. Tabel 1.10 Komponen Matriks Component Matrix a Component 1
2
Irit
,603
,514
Suku_Cadang
,620
-,397
Model
-,595
,600
Awet
,403
,649
Promosi
,782
,164
-,453
,213
Sistem_Pembayaran
Extraction Method: Principal Component Analysis. a. 2 components extracted.
Laboratorium Manajemen Industri Jurusan Teknik Industri FT-UP
49
Modul I – Identifikasi Kebutuhan Pasar
f.
Rotated Component Matrix Ini merupakan hasil analisis faktor dimana pada komponen matrik s setelah
rotasi, diperoleh variabel-variabel yang tadinya mempunyai korelasi kuat terhadap kedua faktor menjadi lebih jelas masuk ke faktor mana variabelvariabel tersebut. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 1.11. Tabel 1.11 Komponen Matriks setelah di Rotasi
Variabel Irit pada tabel 1.10 mempunyai korelasi yang kuat terhadap kedua faktor, akan tetapi setelah dilakukan proses rotasi didapatkan hasil yang lebih jelas, bahwa faktor dua lah yang dapat mewakili variabel irit dengan nilai korelasinya adalah 0,781. Variabel suku_cadang dan model masuk ke dalam faktor satu, dimana korelasi kedua variabel terhadap faktor satu berada di atas 0,5 (korelasi kuat). Untuk variabel sistem_pembayaran korelasinya baik dengan faktor satu maupun faktor dua berada di bawah 0,5 (korelasi lemah), dengan faktor satu korelasinya 0,485 sedangkan dengan faktor dua korelasinya adalah 0,124. Karena korelasi antara variabel sistem_pembayaran dengan kedua faktor
Laboratorium Manajemen Industri Jurusan Teknik Industri FT-UP
50
Modul I – Identifikasi Kebutuhan Pasar
berada di bawah 0,5, maka diambil nilai korelasinya yang lebih mendekati nilai 0,5 yaitu faktor satu, sehingga variabel sistem_pembayaran masuk ke faktor satu. Variabel awet (keawetan sepeda motor, khususnya mesin) dan promosi masuk ke dalam faktor dua dengan nilai korelasi masing- masing variabel terhadap faktor dua adalah 0,757 dan 0,624. Berdasarkan variabel-variabel yang membentuk kedua faktor tersebut, maka untuk faktor satu (Suku Cadang, Model dan Sistem Pembayaran) bisa disebut juga sebagai faktor internal, sedangkan untuk faktor dua (Irit, Awet dan Promosi) disebut juga faktor keunggulan.
E. PROSES VALIDASI Proses validasi pada analisis faktor dilakukan untuk mengetahui apakah hasil analisis faktor tersebut bisa digeneralisasikan pada populasi. Proses validasi ada berbagai macam cara, namun yang paling praktis digunakan adalah dengan menguji kestabilan faktor yang telah terbentuk. Untuk mengetahui kestabilan tersebut, sampel yang ada akan dipecah menjadi dua bagian, kemudian setiap bagian akan diuji dengan analisis faktor, sama seperti yang telah dilakukan sebelumnya. Kemudian masing- masing hasil diperbandingkan, dengan ketentuan, jika sebuah faktor stabil, maka hasil- hasil yang ada relatif tidak jauh berbeda, baik jumlah faktor maupun angka-angkanya.
Laboratorium Manajemen Industri Jurusan Teknik Industri FT-UP
51
Modul I – Identifikasi Kebutuhan Pasar
Langkah : a. Split (memecah) kasus menjadi dua bagian Karena ada 50 kasus, maka akan dibagi menjadi dua bagian sama besar, yaitu bagian I untuk responden 1 sampai 25, sedang bagian II untuk responden 26 sampai 50. Buka file (kembali ke data view). Dari menu Data, pilih submenu Select Cases, tampak di gambar 1.10
Gambar 1.10 Select Cases Pengisian :
o Klik mouse pada Based on time or case range, kemudian klik mouse pada kotak range, tampak pada gambar 1.11. Sesuai kasus, karena dimulai dengan mengaktifkan responden nomer 1 sampai 25, maka isi 1 untuk First Case dan 25 untuk Last Cases, kemudian klik tombol Continue untuk kembali ke menu select cases.
Laboratorium Manajemen Industri Jurusan Teknik Industri FT-UP
52
Modul I – Identifikasi Kebutuhan Pasar
Gambar 1.11 Select Cases: Range o
Klik kotak pada filter out unselected cases. Hal ini berarti bahwa responden 26 sampai 50 tidak dihapus dari SPSS, namun hanya difilter (dinonaktifkan) untuk sementara.
o
Klik OK. Hasil penyaringan untuk bagian I dapat dilihat pada tabel 1.12. Tabel 1.12 Hasil Penyeleksian Data Bagian I
b. Analisis Faktor untuk Responden 1 sampai 25 Tahapan analisis faktor ini sama dengan tahapan analisis faktor di atas. Data yang sudah dipilih (dibagi) kemudian di analisa mengikuti langka h- langkah yang
Laboratorium Manajemen Industri Jurusan Teknik Industri FT-UP
53
Modul I – Identifikasi Kebutuhan Pasar
ada pada Proses Factoring dan Rotasi (Tahapan D). Variabel- variabel yang akan dianalisis adalah variabel-variabel yang telah dilakukan pengujian ulang sampai anti Image Correlationnya berada di atas 0,5 (pengujian ulang II). Output Tabel 1.13 Rotated Component Matrix Responden 1 Sampai 25
Faktor yang terbentuk tetap sama yaitu dua faktor saja, dan variabelvariabel yang masuk ke dalam dua faktor itu susunannya sedikit berbeda. Faktor satu terdiri dari variabel Irit, awet dan Promosi dan faktor dua terdiri dari variabel Suku Cadang, Model dan Promosi.
c. Analisis Faktor untuk Responden 26 sampai 50 Tahapan analisis faktor ini sama dengan tahapan analisis faktor di atas, hanya saja sebelum dilakukan analisis lebih jauh, data yang digunakan adalah data bagian II (responden 26 sampai 50). Sehingga pada sub menu select cases di bagian Based on Time or Case Range, pada rangenya penulisan data pertama dan
Laboratorium Manajemen Industri Jurusan Teknik Industri FT-UP
54
Modul I – Identifikasi Kebutuhan Pasar
terakhirnya dirubah menjadi First Case 26 dan Last Case 50, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 1.12. Langkah selanjutnya tetap klik kotak filter out unselected cases, kemudian klik OK. Hasil penyeleksian bagian II dapat dilihat pada tabel 1.14. Tabel 1.14 Hasil Penyeleksian Data Bagian II
Data yang sudah dipilih (dibagi) kemudian di analisa mengikuti langkahlangkah yang ada pada Proses Factoring dan Rotasi (Tahapan D). Variabelvariabel yang akan dianalisis adalah variabel-variabel yang telah dilakukan pengujian ulang sampai anti Image Correlationnya berada di atas 0,5 (pengujian ulang II)
Laboratorium Manajemen Industri Jurusan Teknik Industri FT-UP
55
Modul I – Identifikasi Kebutuhan Pasar
Output Tabel 1.15 Rotated Component Matrix Responden 26 sampai 50
Pada pengujian bagian II faktor yang terbentuk tetap sama yaitu dua faktor saja. Perbedaannya ada pada variabel- variabel yang masuk ke dalam faktor- faktor tersebut. Lihat variabel Model pada tabel 1.15, dimana korelasi Model terhadap kedua faktor setelah dilakukan proses rotasi sama-sama berada di atas 0,5(korelasi kuat). Dalam hal ini yang d iperhitungkan tetap korelasi terkuat antara variabel dengan faktor tersebut, sehingga untuk variabel Model masuk ke dalam faktor 1 dengan korelasi sebesar 0,707. Variabel-variabel yang membentuk faktor 1 terdiri dari ; Suku Cadang, Model, Promosi dan Sistem Pembayaran, dan variabel-variabel yang membentuk faktor 2 adalah Irit dan awet.
d. Kesimpulan Pengujian Bagian I dan Pengujian Bagian II Dari hasil analisis faktor data bagian I, data bagian II dan keseluruhan data yang dianalisis, tetap memberikan kesimpulan bahwa dari keenam variabel yang
Laboratorium Manajemen Industri Jurusan Teknik Industri FT-UP
56
Modul I – Identifikasi Kebutuhan Pasar
ada, hanya dua faktor yang mempunyai eigenvalue di atas 1 dan ini menyatakan bahwa hanya dua faktor saja yang terbentuk, walaupun penyusunan variabel ke dalam faktor tersebut sedikit berbeda. Hal ini berarti faktor yang terbentuk adalah stabil, dan faktor tersebut bisa digeneralisasikan untuk populasi yang ada.
1.6. PELAPORAN HASIL SURVEI Setelah dianalisis menggunakan faktor analisis dengan bantuan software SPSS didapatkan hasil sebagai berikut : Data hasil kuesioner yang telah dikumpulkan , diketahui bahwa dari kedelapan variabel yang berhubungan dengan pembelian sepeda motor, ternyata ada dua variabel yang mempunyai korelasi lemah terhadap alasan responden dalam membeli sepeda motor, yaitu variabel Harga dan Kombinasi Warna. Sehingga bisa disimpulkan bahwa responden dalam membeli sepeda motor tidak melihat harga dan kombinasi warna dari sepeda motor tersebut. Diperoleh dua faktor yang terbentuk dari keenam variabel yang layak atau mempunyai korelasi kuat terhadap alasan responden dalam membeli sepeda motor. Faktor 1 atau disebut juga sebagai Faktor Internal terdiri dari variabel Suku Cadang, Model dan Sistem Pembayaran, sedangkan Faktor 2 atau disebut juga sebagai Faktor keunggulan terdiri dari variabel Irit, Awet dan Promosi.
Laboratorium Manajemen Industri Jurusan Teknik Industri FT-UP
57