Volume 2, Tahun 2015 lssN 2355-0473
SEKOLAH TII\GGI KEGURUAI\ DAN ILMU PE,I\DIDIKAI\ (sTKrP) SILIWA|{GI BANDUNG rRnT.; ITA }I PASCASARJANA P[F{ T}trDI KAN M ATEI\'IATI IIi\ Jl. l'erusan Jenderal Sudirman Cimahi 4A526 Jawa Barat - lndonesia Telp 022-6658680, Fax (022) 6629913 Website: wrvrv.stkipsilirvangi.ac.id - email :
[email protected]
MENINGKATK.AN KEMANtrUAN- BERPIKIR KRITTS DAN KOMU{IKASI MATEMATIK SISWA SMP DENGAN PEMBELAJARAN Oleh . Yani Nurcahyani KEN{A-N4PUAN PEN.'IECAHAN
SISWA Oleh : Rudi
A,trSSO
WI AtrA THEIVLANC S PROJEC
T (},4A4P) 211
MASALAH M,{TEMATIK Dfu\ KEMANDIRIAN BELAJAR
Firmansyah
219
PENDEKATAN KONTEKTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMLNIKASI DAN KONE,KSI MATEMATIK SERTA KEPERCAYAANDIR1 SISWA S}VIP 229
Oleh . Neneng Hafidah
PENINGK,{TAN KEI{AMPUAN PEMAHAMAN DAN PENALARAN N{ATEMATIK SISWA MELALII METODE INKUIRI TERBIMBING Oieh . Nina
-.
Kusnairah
TEKNIK PROBING PROMPTING LINTUK MEMNGKATKAN KEMAMPUAN KON{LiNIKASI DAN KONEKSI SiSWA .Oleh . Yuyun A. Sanusi PENERAPAN PENDEKATAN MASTERY LEANING LINTUK MENINGKATKAN KEIUAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIK SERTA.SIZ F CONFIDENCE SISWA SMP Oleh: Yetti Harini .
238
246
253
MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN KONEKSI MATEMATIK SISWA DENGAN MENGGTJNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAI Oleh : Tuti
Asriyati
2-s8
PENERAPAN PENDEKATAN CREATIVE PROBLEM SOLWNG (CPS) LNTUK MEI\.INGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI DAN KOMI.'NIKASI .MATEMATIS SISWA MTs DI KOTA CIMAHI Oleh : Trisno Pamuji
264
TIPE TEAM
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF INDIT\DUALIzuNON (TAI)PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA X Oleh . Tatang
Supriatna
... ...
ASSIS:IED
...
271
]V{ENINGKATKAN HASTL BELAJAR SIS$TA PADA MATERI MENETUKAN PANJANG PROYEKSI DAN VEKTOR PROYEKSI MENGGI.INAKAN PEMBELAJARAN TASK ANALISYS DI KELAS XTI IPA1 SMA NEGERI 1 PANGALENGAN Oleh : Suharsono
...
277
MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN BERPIKIR KREATIF
DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA Oleh :Dahlan
Surbakti
286
PENDEKATAN PROBLEIT4 POSING LINTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN PENALARAN MATEMATIK SISWA SMP Oleh : Santi Arum Puspita
Lestari
294
PENDEKATAN KEALISTTC MATHEMANCS EDUCAAON LI-NTI.IK MENINGKATKAN KEMAIViPUAN KOM{INIKASI DAN PENALARAN MATEMATIK SISWA SMP ....-.:.. Oleh : Dwi SulistyaKusumaningrum PEMBELAJARAN MODEL.ELIATTNG ACMTTIES (MEAS) TJNTUI( MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN PRESENTASI DAN PEMECAHAN MASALAH OIeh : Sarinah Br.
Gnting
304
3i3
MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI DAN PENALARAN MATEMATIK
SISWA SMK MELALUI PEMBELAJARA}I CORE (CONNECTING,
ORGANI-7-ING,
REF LEC TTNG, EXTEND I NG) Oleh : Rifka
322
MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR RRITIS DAN KREATIF MATERI BARISAN DAN DERET DENGAN PENDEKAT AN METAPHONCAL THINKING Oleh : Iis Yuliawati
33
Agustianti
t
PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL ADVANCE ORGANIZER L]NTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAT4A
Oleh:
MastaHutajulu
336
tv
Volume 2, Tahun 2015. ISSN 2355-0473
PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL ADVANCE ORGANIZER UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA Masta Hutajulu STKIP Siliwangi Bandung masthahutaj ulu@yahoo. com
ABSTRAK
ini bertujuan untuk
mengetahui kemampuan pemecahan masalah maternatis; signifikan antara siswa yang mendapatkan pembelajaran matematika dengan model adt,ance orgonizer dan siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan pendekatan konvensional. Desain per.relitian ini adalah kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol pretes dan postes. Kelompok eksperimen Per.relitian
penir.rgkatan kemampuan pemcahan masalah matematis yang
memperoleh pembelajaran dengan model aclvance organizer dan kelompok kontrol memperoleh pembelajaran konvensional. Untuk mendapatkan data hasil pelelitian digunakan instrumen berupa tes kemampuan pemecahan masalah matematis,. Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Peftama. Populasi penelitian ini adalah siswa SMP dengan salnpel penelitian adalah siswa kelas VII SMP.Negeri 13 Jakarta. Analisis data dilakukan secara kuantitatif yaitu dengan uji pelbedaan rata-rata. Hasil penelitian menunjukkar.r bahwa
pembelajaran rnatematika dengan model adt,attce
organizer dapat rneningkqtkan
ketnampuatt pemecahan masalah matematis siswa. Pernbelajaran matematika dengan mod,el advence organizer secara signifikan lebih baik dalam meningkatkan kemampuan Pemcahan masalah matematis siswa dibandingkan dengan pembela-jaran konvensional. Perrrbelajaran dengan medel arlvance orgonizer dapat rnenjadi altematif model per-rdekatal pembelajaran yang dapat digunakan di Sekolah Menengah Pertama. Kata kunci: Kemampuan Pernecahan Masalah, model adt'unce orgonizer
A. 1.
Pendahuluan
Latar Belakang Masalah
Standar nasional pendidikan bertujuan rnenjamin mutu pendidikan nasional dalm rangka mellcerdaskan kehidupan bangsa dan tnetnbentuk watak serta peradabalt bangsa yang bermaftabat. Dalarn rangka metcapai tujuan tersebut, Peraturan Pemerintah nolnor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (PP NO.l912005) rnenetapkan 8 standar yang halus dipenuhi dalarn melaksanakan pendidikan. Kedelapan standar dirnaksud rneliputi standar isi, standar proses, srandar kompetensi lulusau, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan dan standar penilaian peudidikan. Secara khusus, dlam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional tersebut, kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik setelah rnelaksanakan kegiatan pembelajaran ditetapkan dalam standar isi dan standar kornpetensi lulusan. Standar isi terdiri dari standar kompetensi dan kompetensi dasar
yang harus dikuasai oleh pesefia didik dalam mempelajari suatu mata pelajaran. Standar kornpotensi kelulusan bedsi kornpetensi yang harus dikuasai pesera didik pada setiap satuan pendidikan. Dalarn rangka tnembantu siswa tnencapai standar isi dau standar kornpetensi lulusan, pelaksanaan atau proses pembelajaran perlu diusahakan agar interaktif, inspiratif, lnenyenangkan, menantang, memoivasi peserta didik untuk berparlisipasi aktif, sefta memberikan kesempatan yang cukup bagi prakarsa, kreativitas. dan kernandirian sesuai bakat, minat, dan perkernbangan fisik serta psikologis peserta didik.
ffi
Prosiding seminar Nasional Pendidikan Matematika ProgramPasca Sariana STKIP Siliwangi Bandung
Volume 2, Tahun 2015.ISSN 2355-0473 Berdasarkan hal-hal di atas, menarik untuk dikaji ketika ternyata kurikulum pembelajaran matematika yang diterapkan di Indonesia jushu mengacu pada rekomendasi Nstional Council of Teachers of Mathemalics (NCTM), yaitu menjadikan problem solving (pemecahan masalah) sebagai fokus utama pembelajaran matematika. Untuk mendukung proses pembelajaran yang meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa diperlukan suatu pengembangan materi pelajaran matematika yang difokuskan pada kesadaran tentang pengetahuan dan proses berpikir siswa. Mereka harus memiliki kesadaran bahwa mereka perlu tahu tentang konsep yang melandasi untuk mernecahkan suatu masalah, sadar akan kekurangan dan kelebihan yang mereka miliki. Akibatnya dengan kesadaran ini diharapkan siswa mampu rneningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis untuk menyelesaikan petmasalahan yang dihadapi. Pernbelajaran menggunakan model advance organizer membuat belajar yang bersifat hapalan menjadi bermakna dengan cara menjelaskan konsep relevan yang ada dalarn struktur kognitif siswa, sehingga siswa dapat memecahkan masalah dengn efektif dan efisien.
2.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rnaka penelitian ini diharapkan dapat menjawab pertanyaan-pefianyaan yang dirumuskan sebagai berikut . Apakah kemampuan pernecahan masalah matematis siswa yang memperoleh pembelajaran dengan model advance organizer lebih baik daripada siswa yang memperoleh pembelaj aran secara konvens ional? . Apakah peningkatan petnecahan masalah rnatetnatis siswa yang mernperoleh pembelajaran dengan model advance organizer lebih baik daripada siswa yang memperoleh pernbelajaran secara konvensional?
3.
Hipotesis
Dalam penelitian ini, penulis mengajukan 2 buah hipotesis. Kedua hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:
o .
B. 1.
Kernampuan pemecahan masalah matematis siswa yang memperoleh pernbelajaran dengan model qdvqnce organizer lebih baik daripada siswa yang mernperoleh pembelajarall secara konvensional Peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang lnernperoleh pembelajaran dengan Model edtance organizer lebih baik daripada siswa yang memperoleh pembelajaran secara konvensional
Metodologi Penelitian Variabel Penelitian
: Penrbelaiaran dengan model qdvance organizer Variabel bebas Variabel terikat : Kernampuan pernecahan rnasalah matetnatis siswa
2.
Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan yaitu: Tes mateuratika kemampuan pemecahan tnasalah matetnatis.
3.
Desain penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pretest - Postest Control Group Design (Ruseffendi, 1993) yang rnelibatkau dua kelompok siswa, yaitu kelornpok eksperirnen yang akan memperoleh perlakuan pernbelajaran dengan model advence orgcmizer dan kelompok kontrol yang mendapat pembelajaran secara konvensional. Diagrarn dari desain penelitian ini digambarkan sebagai berikut: prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika ProgramPasca Sarjana STKIP Siliwangi Bandung
'Ltp'
W
Volume 2, Tahun 20tr-5.ISSN 2355-0423
Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol
R^
o
R.
O
X
o o
R: Pemilihan sampel secara random terhadap kelas VII SMP O : Tes Awal dan tes akhir kernampuan pemecahan rnasalah matematis 4.
Teknik Pengamtrilan Sampel
Penelitian dilakukan pada siswa SMP Negeri 13 Jakarta. Populasi dalarn penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 13 Jakarta. Dipilih siswa kelas VII dengan asumsi bahwa mereka tidak disibukkan oleh persiapan ujian akhir seperti kelas IX. Siswa kelas VII dianggap cukup mengenal situasi pembelajaran di sekolah dan memiliki kemampuan yang cukup terhadap rnateri yang akan disampaikan. Melalui pemilihan kelompok secara acak terpilih kelas VII-I sebagai kelompok eksperimen dan VII-2 sebagai kelompok kontrol, sehingga tehnik sampling yang dilakukan adalah Cluster Random Sampling (Fraenkel, 1990)
C.
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Untuk tes awal kemarnpuan pelnecahan masalah rnatematis diperoleh th1une : -2,024 sedangkan : 2,3778. Dengan kriteria thitu,e ( ttabet te{penuhi, bera$i Ho diterima, dengan demikial kemarnpuan awal pemecahan rnasalah rnatematis siswa yang belajar dengan pendekptan model advance organizer dan siswa yang belajar secara konvensional mernpunyai kemampuan ttabel
pemecahan masalah rnatematis yang suuna.
Tabel4.l Rekapitulasi Hasil Perhitungan Perbedaan Rata-rata Skor Tes n Pemecahan Masalah Matematis Siswa
47,410 61.615 Tetapi untuk tes akhir, diperoleh
{
t616n*
:
2,531 sedangkan ttua"r:2,3778. Dengan demikian krjteria
tidak terpenuhi. Hal ini menunjukkan Ho ditolak dan Hr diterima, ini berarti bahwa kernampuan akhir pernecahan masalah matematis siswa yang belajar dengan rnodel ctdvance thitong
ttuu"r
organizer lebih baik daripada siswa yang belajar secara konvensional.
Tabel4.2 R.ekapitulasi Hasil Perhitungan Perbedaan Rata-rata Gain Ternormalisasi Eksperimen dan Kontrol
Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematis Pada gain temotmalisasi kernampuan pernecahan madahh matematis siswa diperoleh t51un, sedangkan ttaber :. 2,3778. Dengan dernikian kriteria thitung ( ttuu.r tidak terpenuhi.
:
4,9A2
Hal ini
rnenunjukkan Ho ditolak dan Hr diterima. Artinya nilai rata-rata gain ternormalisasi kelompok eksperimen lebih besar daripada kelornpok kontrol atau peningkatan kernampuan pemecahan masalah matematis siswa yang belajar dengan rnodel advance org"anizer lebih baik claripada siswa
g
yang belajar secara konvensional. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika ProgramPasca Sarjana STISP Siliwangi Bandung
Volume 2, Tahun 2015.ISSN 23SS-O473
D.
Kesirnpulan dan Saran t. Kesimpulan Berdasarkan penelitian dan pembahasan pada bagian terdahulu mengenai kemampuan komunikasi matematis siswa yang belajar dengan pendekatan metakognitif dan siswa yang belajar secara konvensional diperoleh kesimpulan sebagai berikut: o Kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang memperoleh pembelajaran dengan model advance organizer lebih baik daripada siswa yang mernperoleh pembelajaran secara konvensional. r Peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang memperoleh pembelajaran dengan model advance organizer lebih baik daripada siswa yang memperoleh pembetraj aran secara konvensional.
2.
Saran
o
Pembelajaran dengan pendekatan metakognitif dapat menjadi altematif model pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan di Sekolah Menengah Pertama
o
Untuk penelitian lebih lanjut, disarankan untuk meneliti kemampuan matematis lainnya yang belum terjangkau oleh penulis
Daftar Pustaka Cai, J.L, dan Jakabcsin, M.S. (1996). The Role of Open-Ended Tasks and Holistic Scoring Rubrics:
Assessing Students' Mathernatical Reasoning and Communication. Dalam Portia C. Elliot (Eds). Communication in Mqthematics K-[2 and Beyond. Virginia: NCTM.
Depdiknas.(2003).Kurikulum2004,StandarKompetensi.Jakarta:Depdiknas. Depdiknas. (2006). Kurikulum Tinglcot Satuqn Pendidikan (KTSP). Jakarta: Depdiknas. Fraenkel,J.R. dan Wallen, N.E.(1993). Second Etlition. How to Design and Evoluate Research in E ducstion. Singapore: Mc-Graw Hill International. Gulo. W. (2008). Strategi Belajar Mengajcu".Jakafia: Grasindo.
Hake, R.R. (1999). Analyzing Change/Gain Scores. fOnlinel.
Tersedia:
http //www.physics. indiana"edl/ "" sdilAnalyzingqhangq-Gaiu.pdf. :
NCTM. (1989). Curriculum and Evuluation Standardsfor School Mathematics. Reston: Virginia. NCTM. (2000). Princip And Standards For School Mathematics. Reston : Virginia. Ruseffendi, H. E. T. (1993). Statistika Dasar untuk Penelitian Pendidikan. Cetakan Peftama. Bandung : IKIP Bandung Press.
Sumarmo, U. (2002). Alternatif Pernbelajaran Matematika untuk Mendukung Pelaksanaan Kurikulum Berbctsis Kompetensi. Makalah pada Seminar Tingkat Nasional FPMIPA UPI: Tidak diterbitkan. Wahyudin. (2008). Pembelajaran dan Model-model Pembelajcu"an. Bandung: UPI.
Widdiharto.
R. (2004).
Model-Model Pembelajaran Matematika SMP. Yogyakarta: PPPG
Matematika.
prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika ProgramPasca Sariana STKIP Siliwangi Bandung
ffiffi