ANALISIS DATA KRITERIA KERUSAKAN
AKIBAT SERANGAN OPT TANAMAN PADI MT.2012/2013 (Oktober - Maret) DIWILAYAH IP3OPT/LPHP PINRANG PROPINSI SULAWESI SELATAN Data tahun 2002 - 2011
INSTALASI PENGAMATAN PERAMALAN DAN PENGENDALIAN OPT (IP3OPT) TIROANG – PINRANG DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA UPTD.BALAI PROTEKSI TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA PROPINSI SULAWESI SELATAN Agustus 2012
i KATA PENGANTAR Adanya gangguan Organisme Penggangu Tumbuhan (OPT) adalah salah satu resiko dalam usaha budidaya tanaman dan merupakan salah satu factor pembatas dalam usaha peningkatan produksi tanaman pangan. Untuk menentukan
langkah – langkah pengendalian akibat serangan OPT di suatu
daerah diperlukan informasi tentang penyebaran dan kriteria tingkat serangannya. Dengan informasi tersebut usaha pengendalian OPT dapat dilaksanakan dengan lebih terencana dan hasilnya akan lebih efektif dan efisien. Oleh karenanya, dalam rangka keperluan informasi tersebut maka kami pimpinan IP3OPT/LPHP Tiroang Pinrang membuat pengolahan /analisis data untuk membuat Peta kriteria daerah/kecamatan rawan serangan OPT Padi yang dapat berpengaruh terhadap produksi dan pendapatan petani di wilayah IP3OPT/LPHP Pinrang Prop. Sulawese Selatan. Semoga hasil kerja ini
bisa bermamfaat bagi kita semua, khususnya di bidang
Perlindungan Tanaman.
Pinrang, 1 Agustus 2012 Penyusun
( Ir. H. RUSLAN PATIHONG ) NIP. 19580925 198303 1 009
ii DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………………..…………
i
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………………….…………..
ii
I. PENDAHULUAN …………………………………………………………………….…..………………
1
1. Latar Belakang ………………………………………………………………..…………………..
1
2. Tujuan ………………………………………………………………………….….………………….
1
II. PELAKSANAAN ………………………………………………………….……………….……………..
2
1. Waktu dan Tempat …………………………………………….…………………….………….
2
2. Istilah dan Batasan ………………………………………………………………..……….…..
2
3. Pengolahan Data ………………………………………………….……………………..……….
3
4. Analisis Data ……………….…………………………………………….…………….……………
4
III. HASIL DAN PEMBAHASAN ..…………………………………………………………….………….
9
IV. KESIMPULAN ..…………………………………………………………………………………………….
13
LAMPIRAN LAMPIRAN……………………………………………………………………………..……….
14
I. PENDAHULUAN 1. Latar belakang Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) merupakan salah satu hambatan dalam usaha peningkatan produksi pangan selama ini.
Berdasarkan tingkat serangannya di
propinsi Sulawesi Selatan, ada beberapa OPT utama pada tanaman padi diantaranya adalah jenis OPT. Tikus, Penggerek Batang, Ulat Grayak, Wereng Batang Coklat, Tungro, Kresek, dan Blas. Berdasarkan frekuensi dan tingkat serangan OPT, masing – masing Kecamatan dari setiap Kabupaten mempunyai kategori serangan OPT yang berbeda – beda. Oleh karena itu, tindakan yang paling tepat kategori tersebut.
dalam pengendaliannya adalah didasarkan pada prioritas
Sehubungan dengan hal tersebut maka perlu disusun strategi
pengendalian OPT yang tepat, terencana berdasarkan kategori daerah serangan sehingga akan lebih efektif dan efisien dalam pengendalian. Sebelum menyusun strategi pengendalian dilapang, maka akan dilakukan analisis data serangan OPT untuk menentukan kategori adalah serangan berdasarkan kriteria – kriteria yang telah ditetapkan.
Hasil analisis akan disajikan dalam bentuk peta penyebaran
OPT yang dilengkapi dengan tabulasi data yang disusun menurut Kecamatan
disetiap
Kabupaten/Kota di Wilayah IP3OPT/LPHP Pinrang, Propinsi Sulawesi Selatan. 2. Tujuan -
Menganalisis dan mengidentifikasi daerah sumber serangan OPT utama Padi di seluruh Kecamatan disetiap Kabupaten/Kota di wilayah IP3OPT/LPHP Pinrang, Propinsi Sulawesi Selatan.
-
Menyusun peta penyebaran daerah berdasarkan kategori serangannya (endemis, sporadic, potensial dan aman) terhadapa OPT utama padi.
II. PELAKSANAAN 1. Waktu dan Tempat Penentuan kategori serangan dianalisis berdasarkan data historis Kumulatif Luas Tambah Serangan (KLTS) bulanan selama kurun waktu 10 Musim (2002/2003 – 2011/2012). Data yang dianalisis berasal dari 43 Kecamatan, 5 Kabupaten/Kota, yang merupakan hasil pengamatan selama kurun waktu 10 Musim tanam (Oktober Maret). 2. Istilah dan Batasan -
Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) adalah semua organisme yang dapat merusak, mengganggu kehidupan atau menyebabkan kematian pada tanaman; termasuk didalamnya adalah hama, penyakit dan gulma.
-
OPT Utama adalah satu dari beberapa OPT pada tanaman tertentu yang menyerang dengan luas serangan selalu tinggi dibanding OPT lainnya.
-
Luas Serangan (LS) adalah luas tanaman terserang yang dinyatakan dalam hektar, rumpun atau pohon.
-
Luas Tambah Serangan (LTS) adalah luas serangan baru yang terjadi atau yang ditemukan pada periode laporan.
-
Kumulatif Luas Tambah Serangan (KLTS) adalah penjumlahan luas tambah serangan pada tiap – tiap periode laporan; baik bulanan, musiman maupun tahunan.
-
Tingkat Serangan adalah tingkat kerusakan tanaman akibat serangan OPT yang ditentukan berdasarkan intensitas kerusakannya yang selanjutnya dikelompokkan ke dalam intensitas Ringan(R ), Sedang (S), Berat (B), dan Puso (P).
-
Terkena Serangan (T) adalah total luas kerusakan tanaman karena serangan OPT, termasuk didalamnya puso.
-
Puso (P) adalah tanaman yang menunjukkan gejala kematian akibat serangan dengan tingkat serangan OPT. 75 – 100%. Daerah Serangan adalah lokasi serangan OPT yang ditetapkan berdasarkan wilayah administrasi pemerintahan. Daerah serangan dibagi ke dalam kategori daerah endemis,
3 -
sporadic, potensial, dan aman berdasarkan
Krtiteria rata – rata luas terkena
,Frekuensi serangan, dan proporsi puso. -
Kecamatan (KK) adalah batas wilayah administrasi pemerintahan yang menjadi satuan dalam analisis data dan pembuatan pemetaan disetiap Kabupaten/Kota.
3. Pengolahan Data 1. Rekapitulkasi dan tabulasi data Data direkap dalam bentuk tabulasi database yang disesuaikan dengan kebutuhan analisis. Tabulasi disusun dalam bentuk data historis bulanan selama 10 (sepuluh) tahun dalam kolom table dan banyaknya data (nama KK) disusun dalam baris. 2. Verifikasi data Verifikasi data
sangat
diperlukan
dalam
manajemen
database,
untuk
mengidentifikasi adanya kehilangan dan/atau kesalahan data, yang selanjutnya dilakukan perbaikan atau melengkapi data yang hilang. 3. Menghitung KLTS berdasarkan kategori Terkena dan Puso Jumlah dari seluruh tingkatan serangan (RSBP) dikelompokkan kedalam kategori Terkena (T), dan untuk tingkat serangan Puso dikelompokkan tersendiri dalam kategori Puso (P). 4. Perhitungan data serangan berdasarkan Musim tanam Untuk masing – masing data T dan P bulanan di jumlahkan menjadi data serangan musim hujan (MH) bulan April sampai September data musim kemarau (MK) bulan Oktober sampai Maret
4 5. Analisis data 1. Klasipikasi Rata – rata Terkena a . Menghitung rata – rata Terkena Rata – rata T dari masing – masing KK dihitung berdasarkan banyaknya musim yang Disertakan dengan rumus : 1
RTj
=
m
---------------------- E M i=1
Tij
RTj
= Rata – rata T untuk masing – masing KK-j
M
= Banyaknya musim tanam yang disertakan dalam analisis
Tij
= Luas T pada masing – masing KK-j disetiap musim – I
I
= 1,2,3,.., m musim
J
= 1,2,3,…., k KK
b. Menentukan kisaran klasifikasi rata-rata Terkena Kisaran klasifikasi RTj ditentukan berdasarkan ambang T (AT = rata –rata T propinsi) yang dihitung dari rata – rata T berdasarkan banyaknya KK di propinsi Sulawesi Selatan yang di laporkan adanya serangan. Ambang T dihitung denan rumus :
1
AT
=
k
---------------------- E K j=1
RTj
5
AT = Ambang T (rata –rata T Propinsi RTj = Rata – rat T untuk masing – masing KK-j K
= Banyaknya KK yang dilaporkan terjadi serangan
J
= 1,2,3…., k KK
c.
Menghitung Standar Error dari Ambang Kendali Terkena Untuk menetapkan batasan kisaran RTj perlu dihitung standar Error (SE) dari AT sebagai batasan interval dengan rumus :
SE
S = ---------------k
SE = Standar Error dari AT
d.
S
= Standar deviasi dari AT
K
= Banyaknya KK yang dilaporkan terjadi serangan
Menentukan Kelas, Kisaran, Kriteria Rata –rata Terkena Berdasarkan nilai AT dan SE dapat ditentukan kelas, kisaran dan criteria RTj sebagai berikut :
Kelas RTj
Kisaran RTj
Kriteria
0
0
Tidak pernah terjadi
1
0 sampai AT – SE
Jauh dibawah rata-rata
2
AT – SE sampai AT
Dibawah rata –rata
3
AT sampai AT + SE
Di atas Rata – rata
6 2. Klasifikasi Frekuensi Serangan Banyaknya musim yang dilaporkan terjadi serangan pada masing – masing KK-j disebut frekuensi serangan (Fj). Dari 10 musim yang dianalisa maka nilai maksimal Fj adalah 10, maka berdasarkan nilai tersebut di buat kelas, kisaran dan criteria Fj sebagai berikut
Kelas F
Kisaran Fj
Kriteria
0
0
Tidak pernah terjadi
1
1–3
Pernah terjadi
2
4–6
Beberapa kali terjadi
3
7 – 10
Sering/terus terjadi
3. Klasifikasi Rasio Puso a. Analisa Rasio Puso Menghitung rasio P dari T untuk masing – masing kabupaten – j pada setiap musim (RPiJ) yang diikutkan dalam analisis dengan rumus :
RPij
Pij = ---------------------Tij
RPij
= Rasio puso untuk masing – masing KK-j setiap musim – i
Pij
= Luas P dimasing – masing KK-j pada setiap musim –i
Tij
= Luas T dimasing – masing KK-j pada setiap musim –i
I
= 1,2,3,… m musim
J
= 1,2,3, …, k KK
7 Nilai RPij berkisar antara o (nol = tidak pernah terjadi puso atau serangan yang terjadi termasuk intensitas ringan, sedang, berat) sampai 1 (satu = serangan dilaporkan seluruhnya terjadi puso). b. Analisis Rata – rata rasio puso Menghitung rata – rata rasio P untuk masing – masing KK (RRPj) berdasarkan banyaknya musim yang dilaporkan terjadi serangan (Fj) dengan Rumus
RRPj =
M E RPij I=1 ---------------------Fj
RRPj = Rata –rata rasio Puso masing – masing KK-j RPij = Rasio puso untuk masi g – masing KK-j setiap musim – i Fj
= Frekuensi serangan masing – masing KK-j
I
= 1,2,3,…, m musim
J
= 1,2,3,…., k KK
c. Menentukan kelas rasio Puso Berdasarkan nilai RRpj dapat ditentukan kelas rasio puso untuk masing – masing KK-j (KRRPj) sebagai berikut : Kelas, kisaran dan criteria rata – rata rasio puso :
Kelas RTj
Kisaran RTj
Kriteria
0
0
Tidak pernah terjadi
1
>0 – 0,25
Luas Puso 25 %
2
>0,25 – 0,50
Luas puso 25 – 50 %
3
>0,50 + 0,75
Luas Puso 50 – 75 %
8 4. Analisis Kategori Daerah Serangan Analisa kategori daerah serangan OPT untuk masing –masing KK-j ditentukan berdasrkan nilai klasiupikasi RTj, Fj, dan RRPj melalui 2 tahap berikur ini :
a. Menghitung rata – rata kelas daerah serangan untuk masing – masing KK – j (RKDS) dengan rumus sebagai berikut :
RKDSj = ( KRTj + KFj + KRRPj ) /3
RKDSj = Rata – rata kisaran daerah serangan masing – masing KK-j KRTj
= Kelas rata – rata Terkena masing – masing KK-j
KFj
= Kelas frekuensi serangan masing – masing KK-j
KRRPj = Kelas rata –rata Rasio Puso masing – masing KK-j J
= 1,2,3,…k KK
b. Menentukan kelas, kisaran dan criteria daerah serangan Berdasrkan nilai RKDSj maka dapat ditentukan kelas daerah serangan (kelas DSj), kisaran rata – rata kelas daerah serangan (Kisaran RKDSj) dan criteria daerah serangan untuk masing – masing kabupaten sbb :
Kelas DSj
Kisaran RKDSj
Kriteria
0
0
Aman
1
>0 – 1
Potensial
2
>1 – 2
Sporadik
3
>2 + 3
Endemik
III. HASIL DAN PEMBAHASAN Kriteria daerah serangan OPT tanaman Padi untuk masing – masing kecamatan disetiap kabupaten/kota di wilayah IP3OPT/LPHP Pinrang, Propinsi Sulawesi Selatan diperoleh dengan melihat kisaran nilai Rata –rata Kelas Daerah Serangan (RKDS), adapun kriteria daerah serangan yang ditentukan berdasarkan kisaran RKDS adalah
Aman,
Potensial, Sporadic, dan Endemic. Penilaian criteria daerah yang rawan terhadap serangan OPT Padi untuk masing – masing kecamatan disetiap Kabupaten/kota dilakukan dengan memperhatikan aspek yaitu: Luas serangan, frekuensi serangan dan proporsi puso terhadap luas serangan . Berdasarkan hasil analisis serangan OPT Padi selama sepuluh tahun terakhir yang telah dilaksanakan, didapatkan hasil bahwa dari 43 Kecamatan dalam 5 Kabupaten / Kota di wilayah IP3OPT/LPHP Pinrang, Propinsi Sulawesi Selatan pada umumnya beberapa kecamatan disetiap Kabupaten ada yang termasuk criteria daerah endemic
terhadap
serangan OPT utama Padi terutama pada musim Gadu sector Timur Sulawesi Selatan MT.2012/2013 (April – September) yang kita hadapi. Hasil selengkapnya analisis data serangan OPT utama padi dapat dilihat pada table dan Lampiran setiap kabupaten. Criteria serangan OPT utama Padi di wilayah IP3OPT/LPHP Pinrang,
Propinsi Sulawesi Selatan pada Musim Gadu (MT.2012/2013) adalah sebagai
berikut : Dikabupaten Pinrang ada 6 jenis OPT utama padi yang selalu muncul dan berpotensi merusak pertanaman padi serangan Ringan sampai Berat yaitu ; Tikus, Penggerek batang, Ulat Grayak, Tungro, Kresek dan Wereng batang coklat (Tabel 1). Sedangkan di kabupaten Sidrap ada 7 jenis OPT utama yang selalu muncul pada pertanaman padi musim Gadu (Oktober Maret) yang berpotensi berpengaruh terhadap produksi tanaman padi dan menurunkan pendapatan petani (Tabel 2).
10
Tabel 1. Kriteria lokasi tanaman padi yang rawan terserang OPT utama pada MT.2012/2013 (Oktober – Maret) di Kabipaten Pinrang Kecamatan Kriteria lokasi tanaman padi yang rawan kerusakan akibat Tikus P.Batang Grayak W.coklat Tungro Kresek Wt. Sawitto Sporadis Endemis Potensil Potensil Potensil Sporadis Tiroang
Sporadis
Endemis
Endemis
Aman
Aman
Potensil
Paleteang
Sporadis
Sporadis
Potensil
Potensil
Aman
Potensil
Cempa
Sporadis
Sporadis
Sporadis
Potensil
Potensil
Potensil
Duampanua
Sporadis
Sporadis
Sporadis
Endemis
Potensil
Potensil
Patampanua
Sporadis
Endemis
Sporadis
Endemis
Potensil
Endemis
Lembang
Sporadis
Sporadis
Potensil
Aman
Potensil
Aman
B. Lappa
Sporadis
Potensil
Aman
Aman
Potensil
Aman
Mt. Sompe
Sporadis
Endemis
Potensil
Aman
Endemis
Aman
Mt. Bulu
Sporadis
Endemis
Sporadis
Aman
Sporadis
Potensil
Lanrisang
Endemis
Endemis
Potensil
Aman
Potensil
Aman
Suppa
Potensil Potensil Aman Aman Aman Aman Analisis data 10 musim (MT.2002/2003 sampai MT.2011/2012) dapat dilihat pada Lampiran
Tabel 2. Kriteria lokasi tanaman padi yang rawan terserang OPT utama pada MT.2012/2013 (Oktober – Maret) di Kabipaten Sidrap
Kriteria lokasi tanaman padi yang rawan kerusakan Kecamatan
Tikus
P.Batang
Grayak W.coklat Tungro
Kresek
W.sangit
Baranti
Sporadis
Sporadis
Potensil
Aman
Potensil
Sporadis
Sporadis
P.Rijang
Sporadis
Endemis
Endemis
Aman
Aman
Potensil
Endemis
Kulo
Endemis
Endemis
Endemis
Aman
MaritengaE
Endemis
Endemis
Sporadis
Sidenreng
Endemis
Sporadis
Wt.Pulu
Endemis
Pitu Riase Pitu Riawa
Sporadis Sporadis
Aman
Endemis
Endemis
Endemis
Aman
Potensil
Sporadis
Potensil
Potensil
Sporadis
Endemis
Sporadis
Aman
Sporadis Sporadis
Endemis
Sporadis
Endemis
Sporadis
Aman
Aman
Potensil
Aman
Sporadis
Endemis
Endemis
Sporadis
Aman
Sporadis
Aman
Dua Pitue
Endemis
Endemis
Sporadis
Sporadis
Aman
Potensil
Aman
T.Limpoe
Sporadis
Endemis
Sporadis
Aman
Potensil
Sporadis
Potensil
P.Lautang
Sporadis Endemis Sporadis Aman Sporadis Sporadis Aman Analisis data 10 Musim ( MT.2002/2003 sampai MT.2011/2012)dapat dilihat pada Lampiran
11
Di Kabupaten Barru ada 5 jenis OPT utama yang biasa menyerang pertanaman dengan kategori serangan Ringan sampai Sedang (Tabel 3), karena daerah ini masuk wilayah sector Barat Propinsi Sulawesi Selatan pertanaman padi bertambah karena masuk musim hujan dibanding musim Gadu (April - September). Demikian Juga Kota Pare Pare hampir semua areal persawahan ditemukan pertanaman padi pada musim hujan (Oktober – Maret) sangat beda musim tanam sebelumnya (tidak ada pertanaman) sehingga serangan OPT pada tanaman padi jarang terjadi/aman (Tabel 4). Tabel 3. Kriteria lokasi tanaman padi yang rawan terserang OPT utama pada MT.2012/2013 (Oktober – Maret) di Kabipaten Barru Kriteria lokasi tanaman padi yang rawan kerusakan akibat Kecamatan
Tikus
P.Batang
Grayak
W.coklat
Kresek
Blas
Tanete Riaja
Endemis
Endemis
Endemis
Sporadis
Potensil
Potensil
Tanete Rilau
Aman
Potensil
Potensil
Sporadis
Sporadis
Aman
Barru
Potensil
Potensil
Potensil
Endemis
Endemis
Potensil
Soppeng Riaja
Potensil
Endemis
Potensil
Aman
Sporadis
Aman
Mallusettasi
Potensil
Sporadis
Potensil
Aman
Aman
Aman
Balusu
Sporadis
Potensil
Sporadis
Aman
Potensil
Sporadis
Pujananting
Potensil
Potensil
Aman
Sporadis
Potensil
Endemis
Analisis data 10 Musim ( MT.2002/2003 sampai MT.2011/2012)dapat dilihat pada Lampiran
Tabel 4. Kriteria lokasi tanaman padi yang rawan terserang OPT utama pada MT.2012/2013 (Oktober – Maret) di Kota Pare Pare Kriteria lokasi tanaman padi yang rawan kerusakan akibat Kecamatan
Tikus
P.Batang
Grayak
W.coklat Tungro
Kresek
Bacukiki
Aman
Aman
Aman
Aman
Aman
Aman
Ujung
Aman
Aman
Aman
Aman
Aman
Aman
Soreang
Aman
Aman
Aman
Aman
Aman
Aman
Analisis data 10 Musim ( MT.2002/2003 sampai MT.2011/2012)dapat dilihat pada Lampiran
12
Kabupaten Enrekang adalah wilayah yang mempunyai topografi bukit sampai bergunung, wilayah ini ditinjau dari cuaca termasuk sector peralihan di Propinsi Sulawesi Selatan sehingga daerah ini ditemukan 7 jenis OPT utama tanaman padi yang sering menimbulkan kerusakan dan berpengaruh terhadap produksi tanaman padi yaitu, Tikus, Cendawan, Grayak, Tungro, Penggerek batang, Kresek dan Wereng batang coklat (Tabel 5). Tabel 5. Kriteria lokasi tanaman padi yang rawan terserang OPT utama pada MT.2012/2013 (Oktober – Maret) di Kabipaten Enrekang Kecamatan Alla
Tikus Sporadis
Kriteria lokasi tanaman padi yang rawan kerusakan akibat P.Batang Grayak W.coklat Tungro Kresek Cendawan Aman Aman Endemis Aman Aman Potensil
Baraka
Sporadis
Potensil
Aman
Aman
Aman
Aman
Potensil
Anggeraja
Sporadis
Potensil
Potensil
Aman
Aman
Aman
Potensil
Curio
Potensil
Aman
Aman
Sporadis
Aman
Aman
Sporadis
Aman
Aman
Aman
Aman
Aman
Aman
Aman
Enrekang
Potensil
Potensil
Sporadis
Potensil
Sporadis
Aman
Aman
Cendana
Potensil
Potensil
Potensil
Aman
Sporadis
Aman
Aman
Maiwa
Endemis
Endemis
Endemis
Potensil
Sporadis
Endemis
Potensil
Malua
Potensil
Aman
Aman
Aman
Endemis
Endemis
Potensil
Bunging
Potensil
Potensil
Aman
Aman
Aman
Aman
Endemis
Baroko
Aman
Aman
Aman
Aman
Aman
Aman
Aman
Masalle
Analisis data 10 Musim ( MT.2002/2003 sampai MT.2011/2012)dapat dilihat pada Lampiran
Ket : Cendawan (Blas dan Bercak coklat)
V. KESIMPULAN Keadaan OPT utama padi yang akan diprediksi pada MT.2012/2013 dipersiapkan kita menghadapi resiko ancama beberapa jenis OPT yang akan menyerang pertanaman padi di Wilayah IP3OPT/LPHP Pinrang yaitu ; 1. Dikabupaten Pinrang ada 6 jenis OPT utama padi yang berpotensi merusak pertanaman padi yaitu ; Tikus, Penggerek batang, Ulat Grayak, Tungro, Kresek dan Wereng batang coklat. 2. Dikabupaten Sidrap ada 7 jenis OPT utama padi yang berpotensi merusak pertanaman padi dan berpengaruh terhadap produksi dan dan berpotensi menurunkan pendapatan petani 3. Kabupaten Barru hanya 6 jenis OPT utama pertanaman padi yang berpotensi merusak pertanaman yaitu Tikus, Penggerek batang, Wereng batang coklat, Kresek dan Grayak. 4. Kota Pare Pare ada beberapa jenis OPT tapi jarang terjadi kerusakan yang serius pada tanaman padi akibat serangan OPT karena hanya satu musim penanaman padi setiap tahun yaitu MT.Oktober - Maret. 5. Kabupaten Enrekang adalah wilayah yang mempunyai topografi bukit sampai bergunung, wilayah ini termasuk sector peralihan di Propinsi Sulawesi Selatan sehingga ditemukan 7 jenis OPT utama tanaman padi yang sering menimbulkan kerusakan yaitu, Tikus, Blas, Grayak, Tungro, Penggerek batang, Kresek dan Wereng batang coklat.
Gambar 1. Peta Kriteria lokasi kecamatan yang rawan terserang OPT.TIKUS MT.2012/2013 Di Wilayah IP3OPT/LPHP Pinrang
Keterangan : Endemis Sporadis Potensil Aman
Gambar 2. Peta Kriteria lokasi kecamatan yang rawan terserang OPT.P.BATANG MT.2012/2013 Di Wilayah IP3OPT/LPHP Pinrang
Keterangan : Endemis Sporadis Potensil Aman
Gambar 3. Peta Kriteria lokasi kecamatan yang rawan terserang OPT. U.GRAYAK MT.2012/2013 Di Wilayah IP3OPT/LPHP Pinrang
Keterangan : Endemis Sporadis Potensil Aman
Gambar 4. Peta Kriteria lokasi kecamatan yang rawan terserang OPT. W.BATANG COKLAT MT.2012/2013 Di Wilayah IP3OPT/LPHP Pinrang
Keterangan : Endemis Sporadis Potensil Aman
Gambar 5. Peta Kriteria lokasi kecamatan yang rawan terserang OPT. TUNGRO MT.2012/2013 Di Wilayah IP3OPT/LPHP Pinrang
Keterangan : Endemis Sporadis Potensil Aman
Gambar 6. Peta Kriteria lokasi kecamatan yang rawan terserang OPT. KRESEK, MT.2012/2013 Di Wilayah IP3OPT/LPHP Pinrang
Keterangan : Endemis Sporadis Potensil Aman
Gambar 6. Peta Kriteria lokasi kecamatan yang rawan terserang OPT. WALANG SANGIT MT.2012/2013Di Wilayah IP3OPT/LPHP Pinrang
Keterangan : Endemis Sporadis Potensil Aman
LAMPIRAN KOTA PARE PARE