BAB 4 ANALISIS PERANCANGAN
4.1
Analisis Tapak Analisa tapak adalah untuk menentukan letak bangunan pada site,
sehingga tersedia ruang untuk tata hijau.analisis ini berupa analisis kondisi langsung dari kondisi tapak. 4.1.1
Pemilihan Tapak Pemilihan
tapak
berada
pada
daerah
kawasan
wisata
di
kec.Camplong.keberadaan tapak berada langsung di sebelah selatan dari jalan raya yang merupakan jalan penghubung antar kota sampang dengan kota pamekasan.
L.O.K.A.S.I T.A.P.A.K Wisata Budaya dan Karapan sapi Madura
75
4.1.2
Pertimbangan Pemilihan Lokasi Pemilihan tapak pada lokasi tersebut merupakan pertimbangan dari
berbagai hal, diantara lain sebagai berikut: Tersedianya lahan untuk pendirian proyek Sesuai dengan rencana tata ruang pengembangan kota Pada radius 4km di sekitar tapak berada, ada sebuah hotel penginapan yang berbasis pantai Tersedianya fasilitas wisata pantai dan kolam renang Akses pencapaian yang mudah karena terletak pada jalan Nasional yaitu jalan yang menghubungkan antar kabupaten Sampang dengan kabupaten Pamekasan. Berikut Gambaran kondisi Geografis Kec.Camplong, untuk batas wilayah kecamatan Camplong, yaitu: sebelah utara berbatasan dengan kecamatan omben sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten pamekasan sebelah selatan berbatasan dengan selat Madura sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten sampan
4.2
Analisis Site
4.2.1 Batas-Batas Tapak Batas-batas lokasi yang berada ruang lingkup tapak yang memiliki pengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap lokasi tapak adalah sebagai berikut: Wisata Budaya dan Karapan sapi Madura
76
a. Sebelah Utara Merupakan
kawasan
daerah
permukiman penduduk masyarakat lokal yang rata-rata bekerja sebagai masyarakat nelayan. Sedangkan ada juga dari permukiman penduduk tersebut
yang
juga
sambil
berjualan
di
rumahnya. b. Sebelah Timur Merupakan arealahan kosong dan juga lahan yang berbatasan langsung dengan bibir pantai.dapat dilihat kondisi dari tapak yang keseluruhannya adalah lahan kosong yang berbatasan langsung dengan laut. c. Sebelah selatan Merupakan area lahan kosong dan juga lahan berbatasan langsung dengan laut.dapat dilihat kondisi dari tapak yang keseluruhannya adalah lahan
kosong
yang
berbatasan
langsung dengan laut selat Madura.
Wisata Budaya dan Karapan sapi Madura
77
d. Sebelah barat Merupakan kosong
dan
area
lahan
lahan
yang
juga
berbatasan langsung dengan bibir pantai.dapat dilihat kondisi dari tapak yang keseluruhannya adalah lahan
kosong
yang
berbatasan
langsung dengan laut. Tabel 4.1 Analisa Batas No
Eksisting
Teori
Bagian Membiarkan sesuai kondisi Utara Merelokasi dan mendirikan berbatasan bangunan baru dengan permukiman penduduk 2 Bangian Membiarkan sesuai kondisi Timur Mendirikan bangunan baru berbatasan dengan lahan kosong 3 Bagian Memanfaatkan pemandangan Selatan laut sebagai potensial view berbatasan keluar bangunan dengan laut 4. Bagian Barat Pemanfaatan bibir pantai sebagai berbatasan view ke luar bangunan dengan bibir Membiarkan sesuai dengan pantai kondisi Sumber :Hasil Analisa (2010) 1
Output View
permukiman
kurang
potensial
View lahan kurang potesial
View laut potensial
View bibir pantai potensial
Wisata Budaya dan Karapan sapi Madura
78
Kesimpulan: Salah satu fungsi view adalah untuk memberikan kenyamanan visual user, sehingga view laut dan view bibir pantai digunakan sebagai potensi dalam memenuhi kenyamanan visual tersebut.
4.2.2
Aksesibilitas ke Tapak
Gambar 4.1: Pencapaian tapak ke lokasi site Sumber: google earth photo,2010
Gambar 4.2: Ukuran Tapak Sumber: Hasil Survey, 2010 Wisata Budaya dan Karapan sapi Madura
79
Tabel 4.2 Analisa Aksesibilitas No Eksisting 1 Sirkulasi Kendaraan Dari Arah Sampang dan Pamekasan dalam keadaan normal, akses masuk lebih mudah
Teori Analisa-Sintesa Gunakan system lalu lintas dua Gunakan system lalu lintas satu arah untuk masuk-keluar arah untuk masuk-keluar kendaraan kendaraan, bertujuan untuk menghindari kendaraan yang Gunakan system lalu lintas satu bertumpuk pada area gate arah untuk keluar masuk entrance dan exit entrance. kendaraan Penggunaan system zoning Gunakan pintu masuk khusus sirkulasi untuk fungsi-fungsi untuk funfsi-fungsi khusus khusus yang bertujuan untuk memberi kemudahan bagi user. Sediakan jalur lambat dari jalan arteri Penggunaan system drop off area sebagai langkah antisipasi kepadatan sirkulasi kendaraan yang melewati tapak dan mengakibatkan kemacetan. Gunakan pintu masuk khusus untuk fungsi-fungsi khusus
Sumber : Hasil Analisa (2010)
Kesimpulan:
Akses sirkulasi kendaraan menggunakan sistem lalu lintas satu arah, bertujuan untuk menghidari kendaraan menumpuk pada area pintu masuk dan keluar.
Penggunaan sistem zoning sirkulasi untuk fungsi-fungsi bangunan yang berbeda, bertujuan untuk memberi kemudahan bagi user dan pengunjung.
Penggunaan sistem drop off area bertujuan untuk menghidari kepadatan kendaraan yang melewati tapak.
Wisata Budaya dan Karapan sapi Madura
80
4.2.3
Kondisi Topografi Kawasan tapak merupakan tanah urugan yang telah dibiarkan padat secara
alami selama bertahun-tahun, dengan ketinggian tanah 3,5 m dpl dengan kemiringan tanah sekitar 0-2 %, sehingga termasuk dalam golongan jenis tanah datar. Kondisi topografi pada tapak merupakan lahan area kosong dan terbuka yang ditumbuhi tanaman pada bagian sisi utara sedangkan sisanya berupa tumbuhan rumput. Dengan ketinggian tersebut menjadikan tapak memiliki elevasi yang lebih tinggi di bandingkan dengan kawasan bibir pantai yang ada di sekitarnya hal ini menjadikan tapak sangat berpotensi untuk mengoptimalkan dalam perancangan obyek wisata budaya dan karapan sapi madura dikarenakan tersedianya area lahan yang bagus.
Datar
Batas Tepi Tapak
Gambar 4.3: Kondisi Topografi Sumber: Hasil Dokumentasi (2010)
Wisata Budaya dan Karapan sapi Madura
81
Tabel 4.3 Analisa Topografi No 1
Input Kondisi Tanah datar
Teori Biarkan eksisting
Output
kondisi Mengoptimalkan dalam pemanfaatan tanah yang datar tersebut sebagai Gunakan teknik pemadatan kawasan yang terbangun tanah degan mesin dan juga sebagai ruang terbuka hijau Gunakan tanah datar sebagai ruang terbuka sesuai
Sumber :Hasil Analisa (2010)
4.2.4
Kondisi Geografis Lokasi geografis tapak berada pada titik koordintat 07º12’53” Lintang
selatan dan133º20’26” Bujur Timur dengan luas yang digunakan sekitar 9,4 Ha. Lokasi ini terletak di Kec.Camplong yang merupakan bagian dari wilayah administrasi Kab. Sampang, Provinsi Jawa Timur.
4.2.5
Kondisi Geologis Analisis tanah atau soil investigation, dilakukan untuk mengetahui
kelayakan kondisi tanah tersebut yang akan dibangun. Analisis tanah bertujuan untuk mengetahui elemen-elemen yang terkandung dalam tanah, seperti jenis tanah, kandungan air dan zat lainnya dalam tanah, kualitas tanah, kekerasan dan lain sebagainya. Berdasarkan data yang diperoleh, bahwa struktur tanah yang mendukung pada tapak merupakan tanah alluvial yang mengandung bouksit berkadar rendah, serta memiliki besaran butir tanah antara 0,2 mm. Kondisi geologi tersebut dapat
Wisata Budaya dan Karapan sapi Madura
82
disimpulkan, bahwa struktur tanah di daerah penelitian tergolong tanah yang memiliki daya dukung lahan sedang sampai tinggi. Hal ini sangat dimungkinkan, karena besar butir tanah lebih kecil dari 0.2 mm termasuk jenis tanah kedap air sedang. Dengan demikian kawasan tapak tersebut merupakan tapak yang cocok untuk kawasan budidaya dan kawasan terbangun.
4.2.6
Kondisi Hidrologi Hidrologi terdiri dari air permukaan yang berasal dari air sumur atau
sumber. Ketersediaan air pada kawasan dengan menggunakan air sumber buatan yang kemudian dialirkan dengan pompa mesin air. Sedangkan untuk utilitas dari drainase kawasan akan disediakan sirkulasi aliran air yang dialirkan lewat pipa yang mengelilingi tapak tersebut dan juga terdapat titik-titik pembuatan sumber air untuk pengairan kawasan dan pemadam kebakaran.
4.2.7
Analisis Iklim Iklim kawasan tapak adalah iklim tropis dengan kondisi suhu rata-rata
sekitar antara 24 – 32 °C, sedangkan hujan rata-rata adalah <1.500 mm dan kelembapan nisbi rata-rata dalam satu tahun 80%. a. Matahari Analisa matahari ini berfungsi untuk memperoleh posisi bangunan yang ideal dengan arah matahari, hal ini dilakukan untuk mendapatkan kenyamanan user dan pengunjung yang berada dalam bangunan dan juga untuk kesesuaian fungsi dari bangunan tersebut. Berikut
Wisata Budaya dan Karapan sapi Madura
83
gambaran kondisi pergerakan matahari pada tapak adalah sebagai berikut:
Gambar 4.4: Kondisi Matahari Sumber: Hasil Pengamatan (2010)
Keterangan:
Matahari Pagi :Pukul6.00-10.00 WIB cahaya pagi tidak menyilaukan, menyehatkan tubuh. Matahari Siang :Pukul10.00-14.00 WIB cahaya menyilaukan, panas menyengat, mengandung radiasi. Matahari Sore :Pukul14.00-17.30 WIB cahaya sedikit menyilaukan.
Tabel 4.4 Analisa Matahari No
Input
1
Cahaya pagi: menyehatkan, tidak menyilaukan
2
Cahaya Siang: menyilaukan, mengandung radiasi
Teori
Analisa
Gunakan kanopi
pembayangan Untuk mengatasi permasalahan yang utama yaitu sinar dan Pengolahan Lansekap radiasi yang sebagian tapak agar mendukung besar terjadi pada siang orientasi bagunan untuk hari maka alternatif mengurangi radiasi desainnya dengan meminimalkan bidang yang tegak lurus dengan Minimalkan bidang tegak matahari lurus terhadap matahari Penataan dan pemilihan Gunakan vegetasi dan elemen lansekap vegetasi dan elemen Wisata Budaya dan Karapan sapi Madura
84
lansekap lainnya untuk mengurangi radiasi panas
3
Cahaya Sore: terkadang menyilaukan
lainnya sebagai filter dan mengurangi radiasi
Gunakan pembayangan dari bangunan (kanopi, sosoran) untuk Gunakan pembayangan melindungi dari sinar dari bangunan (kanopi, matahari sosoran) untuk melindungi dari sinar matahari sore Gunakan vegetasi sebagai layering dan pembayangan pada bangunan
Sumber :Hasil Analisa (2010)
Faktor matahari juga dapat mempengaruhi dalam pemilihan bentuk dasar massa bangunan, karena bentuk bangunan tersebut dapat mempengaruhi sinar matahari yang masuk ke dalam bangunan, selain itu juga dapat membantu penerangan alami dalam ruangan. Bentuk juga dapat mempengaruhi radiasi panas yang masuk ke dalam bangunan, dimana jika radiasi panas yang masuk ke dalam bangunan tidak terkontrol dapat mempengaruhi kerja AC dalam pendinginan ruang di dalam bangunan. b. Angin Analisa Angin ini berfungsi untuk memperoleh posisi bangunan yang ideal dengan arah Angin yang berada di lokasi tapak, hal ini dilakukan untuk
menanggulangi
beban
angin
pada
bangunan
dan
mengoptimalkan angin yang ada menjadi sumber penghawaan alami yang efisien. Arah angin pada tapak didominasi dari arah selatan
Wisata Budaya dan Karapan sapi Madura
85
(angin darat) dan utara (angin laut). Berikut gambaran kondisi arah angin pada tapak adalah sebagai berikut: Angin Darat
Angin Laut Gambar 4.5: Kondisi Arah Angin Sumber: Hasil Pengamatan (2010)
Tabel 4.5 Analisa Angin No 1
Input
Teori
Angin Laut, hembusan kencang, sejuk, kering
Output
Menggunakan vegetasi Pemanfaatan vegetasi (pohon) sebagai filter sebagai filter, pengarah, pembias, sekaligus Gunakan angin dan sebagai elemen estetika. penguapan sebagai Tata letak bangunan tidak penyejuk bersilangan dengan arah angin. Bentukan arsitektural pada Menggunakan Vegetasi bangunan yang dapat mengurangi kecepatan angin Penggunaan Vegetasi yang berlebihan pada tapak, dapat mengurangi dimana vegetasi dapat kecepatan angin kencang menurunkan kecepatan pada tapak, dimana fungsi angin sekitar 40-50% vegetasi di sini dapat dan juga dapat
Wisata Budaya dan Karapan sapi Madura
86
menurunkan kecepatan angin sekitar 40-50% dan juga dapat mengarahkan pergerakan angin 2
Angin darat, hembusan sedang, berdebu
mengarahkan pergerakan angin
Menggunakan vegetasi (pohon) sebagai filter Bentukan arsitektural pada bangunan
Sumber: Hasil Analisa (2010)
4.2.8
Kebisingan Kondisi penduduk dan Aktifitas pada daerah tapak masih tergolong rendah
yang mengakibatkan daerah sekitar masih tergolong tenang, namun sumber kebisingan terbesar berada pada daerah utara yaitu jalan raya utama sedangkan untuk kebisingan yang berasal dari arah laut tidak tergolong mengganggu di karenakan gelombang laut masih tergolong tenang, sehingga tidak menimbulkan deburan ombak yang berpotensi menimbulkan kebisingan.
Permukiman
Laut Selat Madura
Gambar 4.6: Kondisi Kebisingan Sumber: Hasil Pengamatan, 2010 Wisata Budaya dan Karapan sapi Madura
87
Untuk menanggapi hal tersebut maka ada beberapa alternatif perencanaan sebagai berikut: Tabel 4.6 Analisa Kebisingan No 1
Input Kebisingan dari arah jalan raya, suara kendaraan
Teori
Analisa
Menggunakan vegetasi Pemanfaatan vegetasi (pohon) sebagai filter sebagai filter, pembias, suara penghalang kebisingan sekaligus sebagai Tempatkan ruang-ruang elemen estetika. yang butuh ketenangan Gunakan penzoningan jauh dari sumber ruang privat (dan ruang kebisingan lain yang membutuhkan Jauhkan letak bangunan ketenangan jauh dari dari jalan sumber kebisingan) Menggunakan material peredam yang disesuaikan dengan fungsi dan kebutuhan ruang pada interior bangunan
Sumber : Analisa, 2010
4.2.9
View Lokasi tapak berada di area pantai dengan demikian lokasi tapak memiliki
potensial view keluar bangunan yang bagus, yang sangat bermanfaat bagi pengunjung selain menikmati wisata budaya juga bisa melihat pemandangan laut. Berikut gambaran view yang terdapat di lokasi tapak.
Wisata Budaya dan Karapan sapi Madura
88
View daerah bibir pantai yang di tanami tembakau, kategori kurang bagus
View daerah permukiman penduduk, kategori kurang bagus
View laut, kategori bagus View lahan kosong, kategori kurang bagus
Gambar 4.7: Kondisi View Sumber: Hasil Pengamatan, 2010
Tabel 4.7 Analisa View No 1
Input View keluar potensial ke arah laut
Teori
Analisa
Manfaatkan potensi view Pemanfaatan potensi laut sebagai view ke luar view luar bangunan ke tapak maupun bangunan laut
Sumber : Hasil Analisa,2010
Kesimpulan: Lokasi tapak yang berada di tepi pantai memiliki potensi view yang bagus ke arah laut sehingga dari beberapa alternativ view yang ada, view laut merupakan Wisata Budaya dan Karapan sapi Madura
89
potensi paling baik untuk dioptimalkan sebagai dari dalam tapak maupun bangunan ke luar.
4.2.10 Vegetasi Penataan vegetasi pada sebuah kawasan mempunyai peranan penting untuk mendukung fungsi bangunan dalam tapak. Penataan maupun pengolahan vegetasi sebagai eleman landscape yang baik akan memberikan kenyamanan bagi para pengunjung maupun pengelola kawasan tersebut. Berikut ini beberapa jenis vegetasi yang digunakan dalam elemen landscape untuk mendukung fungsi dari sebuah bangunan, antara lain: Tanaman pohon tinggi, berbatang kayu, besar, cabang jauh dari tanah, tinggi >3m Tanaman perdu, berkayu, tumbuh menyemak, percabangan mulai di muka tanah, berakar dangkal, 1-3 m Tanaman semak, batang tidak berkayu, percabangan dekat dg tanah, berakar dangkal, 50 cm-1 m Tanaman rumput-rumputan, tinggi beberapa cm, menjaga kelembaban, erosi dan struktur tanah Tanaman merambat, ada yang memerlukan penunjang untuk rambatan, ada yang tidak Tanaman air.
Wisata Budaya dan Karapan sapi Madura
90
a. Kondisi eksisting Vegetasi yang terletak pada tapak hanya dominan pada bagian sisi utara di depan tapak. Sehingga dalam perancangannya diperlukan sebuah perencanaan landskape dalam penataan vegetasi.
Gambar 4.8: Vegetasi pada kawasan Sumber: Hasil analisis, 2010
b. Analisis Agar landscape dalam tapak dapat berfungsi dengan baik maka diperlukan sebuah perancanaan dan penataan vegetasi yang baik pula, antara lain: Penataan vegetasi, digunakan untuk mendukung fungsi dari bangunan ini sekaligus juga digunakan sebagai ciri khas bangunan/ kawasan pada tapak. Pemilihan vegetasi, berdasarkan dengan fungsi yang dimiliki, antara lain:
Wisata Budaya dan Karapan sapi Madura
91
Tabel 4.8. Penggunaan vegetasi pada bangunan No.
Fungsi
1
Tanaman peneduh, percabangan mendatar, daun lebat, tidak mudah rontok, 3 macam (pekat, sedang, transparan)
Gambar
Vegetasi peneduh
2.
Tanaman pengarah, bentuk tiang lurus, tinggi, sedikit/tidak bercabang, tajuk bagus, penuntun pandang, pengarah jalan, pemecah angin. Vegetasi pengarah
3.
Tanaman penghias jalan, sifat musiman, karakter individual, kuat dan menarik, dapat soliter ataupun berkelompok Vegetasi penghias
4.
Tanaman pembatas, tinggi 1-2m, pembentuk bidang dinding, pembatas pandang, penyekat pemandangan buruk, jenis semak atau rambat.
Vegetasi pembatas
Wisata Budaya dan Karapan sapi Madura
92
5.
Tanaman pengatap, massa daun lebat, percabangan mendatar, atap ruang luar, bisa dioleh dari tanaman menjalar di pergola
Vegetasi pengatap
6.
Tanaman penutup tanah, melembutkan permukaan, membentuk bidang lantai pada ruang luar, pengendali suhu dan iklim. Vegetasi pengendali
Penempatan vegetasi juga digunakan sebagi zoning/Penataan bangunan dalam tapak.
Kesimpulan: Kondisi tapak yang kering dan panas membutuhkan peneduh yang menyejukkan,
sehingga
vegetasi
merupakan
elemen
yang
tepat
untuk
permasalahan tersebut. Vegetasi disini dimanfaatkan sebagai pengarah, penyaring, peneduh dan elemen estetik.
4.3
Analisis Fungsi Analisis Fungsi dalam perencanaan bangunan wisata budaya dan karapan
sapi Madura ini mempunyai 3 fungsi, yaitu fungsi primer, skunder, dan tersier. Berikut penjelasan dari ketiga fungsi tersebut:
Wisata Budaya dan Karapan sapi Madura
93
a. Fungsi primer dari bangunan ini adalah sebagai sarana wisata budaya dan karapan sapi Madura yang berfungsi untuk mengenalkan budaya pada masyarakat Madura dan luar Madura, selain itu juga berfungsi sebagai alternatif wisata di Madura dan sekaligus juga bersifat sebagai penunjang pendidikan yang bersifat Informatif dan non formal. Wisata budaya yang akan ditampilkan di sini bersifat sebagai atraksi pertunjukan dan edukasi. b. Fungsi skunder di sini berfungsi sebagai pendukung dari kegiatan utama. Adapun beberapa kegiatan tersebut dapat diidentifikasikan sebagai berikut: kegiatan pengelolaan (merupakan kegiatan yang mendukung aktifitas primer yaitu untuk mengelola administrasi dan aktifitas lain seperti penyelenggaraan atraksi pertunjukan dan edukasi), konservasi (sebagai sarana untuk menjaga kekayaan budaya Madura) dan pelayanan komersil (sebagai upaya penunjang nilai ekonomi bangunan dan masyarakat seperti penjualan barang-barang souvenir dan makanan dari pihak restourant). c. Fungsi tersier adalah sebagai sarana interaksi dan penunjang dari fungsifungsi yang ada sebelumnya, seperti dari fungsi primer dan skunder. Seperti kegiatan maintenance, perbaikan bangunan dan keamanan.
4.4
Analisis Pengguna
4.4.1
Pengelompokkan Pengguna
Pengelompokan pengguna pada bangunan Wisata Budaya dan Karapan Sapi Madura ini terbagi menjadi dua kelompok, yaitu:
Wisata Budaya dan Karapan sapi Madura
94
1. Kelompok pengguna tetap a. Kelompok pengelola b. Kelompok operasional 2. Kelompok pengguna temporer a. Pengunjung Adapun detail pengelompokan pengguna tersebut dijelaskan pada table di bawah ini:
Tabel 4.9 Analisa Pengguna No. 1.
2.
Kelompok Pengguna Pengelola
Pengunjung
Keterangan Pengguna Pimpinan Direktur Utama Administrasi Tata Usaha Keuangan Personalia Humas dan Publikasi Teknis Perencanaan Operasional Seksi Budaya Seni Tari Seni Musik Stadion Karapan Sapi Studi (banding,tour) Rekreasi Edukasi
Waktu
Tetap Tetap Tetap Tetap Tetap Tetap Tetap Tetap Tetap Tetap Sementara Sementara Sementara
Sumber : Hasil Analisa,2010
Wisata Budaya dan Karapan sapi Madura
95
4.5
Analisis Aktifitas
Dalam hal ini aktifitas dikelompokan menjadi beberapa bagian, yaitu: a.
Aktifitas Pengelola
b.
Aktifitas Pelaku Pertunjukan Seni Tari dan Musik
c.
Aktifitas Pengunjung Pertunjukan Seni Tari, Musik dan Karapan Sapi
d.
Aktifitas Pelatihan
Wisata Budaya dan Karapan sapi Madura
96
e.
Aktifitas Penunjang
Meliputi kegiatan penyediaan kebutuhan, sarana prasarana bangunan seperti bascamp seniman, perpustakaan, restorant, dan musholla.
f.
Aktifitas Servis
Merupakan kegiatan yang berhubungan dengan sifat pelayanan seperti penitipan barang, penginformasian, dan keamanan.
4.6
Analisis Ruang
Dalam Analisis Ruang di sini bertujuan untuk menentukan kebutuhan ruang yang efektif dan efisien dalam memenuhi kebutuhan aktifitas user maka dalam perancangan bangunan Wisata Budaya dan Karapan sapi Madura ini mengambil beberapa metode sebagai sumber dalam menetukan dimensi ruang yang dibutuhkan. Studi Banding Objek (BO) Standart Arsitektural (DA) Asumsi Kebutuhan (Asm)
Wisata Budaya dan Karapan sapi Madura
97
4.6.1
Kebutuhan Ruang Kebutuhan besaran ruang yang dibutuhkan dalam perancangan bangunan
Wisata Budaya dan Karapan Sapi Madura didapatkan dari hasil perhitungan standart perancangan, jumlah pemakai, dan jumlah objek. Keterangan Table: BPDS : Building Planning and Design Standard NAD : Neufert Architect’s Data BAER : Building for Administration Entertainment and Recreation NMH : New Metric Handbook TSS : Time Saver Standard for Building Type TP
: Theater Planning Tabel 4.10. Kebutuhan dan Luasan Ruang Pertunjukan Theater Indoor
No.
Ruang
Kapasitas
Sumber
Standard
Studi Luasan
30%
Luas
1.
Hall
10% = 50
BPDS
0.9
50 x 0.9 = 45
13.5
58.5
2.
Lobby
10% = 50
BPDS
0.65
50 x 0.65 = 32.5
9.75
42.25
3.
Loket
2
TP
5
2 x 5 = 10
3
13
4.
Penonton
1000
NMH
0.84
1000 x 0.84 = 840
126
966
5.
Panggung
50
BPDS
6.
R.Persiapa n
25
TP
72 1.5
25 x 1.5 = 37.5
11.3
48.8
R. Ganti 7.
Pria
25
9x6
54
Wanita
25
9x6
54
Wisata Budaya dan Karapan sapi Madura
98
R. Kostum
5 unit
Asm
5 x 27.5
137,5
8.
Kontrol cahaya
TP
7.2
7.2
9.
Kontrol suara
TP
7.2
7.2
10.
R. Proyektor
TP
7.2
7.2
11.
R.Stage Manager
BAER
12.
Assisten
BAER
12
12
13.
Gudang
BPDS
27 - 36
27
12
14.
Toilet Pria Urinoir
10
BAER
0.8
10 x 0.8 = 8
1.92
9.92
Wc
8
BAER
1.5
8 x 1.5 = 12
2.25
14.25
Wastafel
5
BAER
0.9
5 x 0.9 = 4.5
1.08
5.58
Wanita Wc
10
BAER
1.5
10 x 1.5 = 15
2.7
17.7
Wastafel
5
BAER
0.9
5 x 0.9 = 4.5
0.81
5.31
Sub total
1571.4 1
Tabel 4.11. Kebutuhan dan Luasan Ruang Pertunjukan TheaterTerbuka No.
Ruang
1.
R.Persiapan
2.
R.
Kapasitas Sumber Standard 25
TP
1.5
Studi Luasan
30%
Luas
25 x 1.5 = 37.5
11.3
48.8
6x6
Wisata Budaya dan Karapan sapi Madura
36
99
Peralatan 3.
Kontrol suara
TP
7.2
7.2
R. Ganti 4.
Pria
25
9x6
54
Wanita
25
54
5.
Penonton
500
Asm
9x6 500 x 0.95
6.
Stage
20
Asm
475 140
20 x 7 Toilet Pria
7.
Urinoir
8
BAER
0.8
8 x 0.8 = 6.4
1.92
8.32
Wc
5
BAER
1.5
5 x 1.5 = 7.5
2.25
9.75
Wastafel
4
BAER
0.9
4 x 0.9 = 3.6
1.08
4.68
Wanita
8.
Wc
6
BAER
1.5
6 x 1.5 = 9
2.7
11.7
Wastafel
3
BAER
0.9
3 x 0.9 = 2.7
0.81
3.51
BPDS
27 - 36
Gudang
27
Sub total
879,96
Tabel 4.12 Kebutuhan dan Luasan Ruang Perpustakaan No.
Ruang
1.
Hall
2.
Loker
3.
Sirkulasi
Kapasitas Sumber Standard 10% = 20
NAD
100
Asm
4
NAD
0.9
Studi Luasan
30%
Luas
20 x 0.9 = 18
5.4
23.4 8
4.46
Wisata Budaya dan Karapan sapi Madura
4 x 4.46 =
5.35
23.19 100
17.84 4.
R. Koleksi
5.
R. Baca
6.
Fotokopi
10000
D
45/10000
100
M
1.92
45 100 x 1.92 = 192
192
Asm
6 Toilet
7.
Pria Urinoir
8
BAER
0.8
8 x 0.8 = 6.4
0.72
7.12
Wc
5
BAER
1.5
5 x 1.5 = 7.5
0.9
8.04
Wastafel
4
BAER
0.9
4 x 0.9 = 3.6
0.54
4.14
Wanita Wc
3
BAER
1.5
3 x 1.5 = 4.5
1.35
5.85
Wastafel
2
BAER
0.9
2 x 0.9 = 1.8
0.54
2.34
Pengelola
8. Kepala
1
NAD
12
1 x 12 = 12
12
Staff
10
NAD
8
10 x 8 = 80
80
Asm
15
15
BPDS
27 - 36
27
9.
Arsip
10.
Gudang
Sub total
459.08
Tabel 4.13. Kebutuhan dan Luasan Ruang Sanggar Seni Musik No.
Ruang
1.
Hall
2.
Loker
3.
Studio
4.
Gudang
5.
Kapasitas
Sumber
Standard
Studi Luasan
30%
Luas
Asm
70
10
Asm
13.5
20
NAD
1.44
BPDS
27 - 36
20 x 1.44 = 14.4
4.32
28.8 27
Toilet Wisata Budaya dan Karapan sapi Madura
101
Pria Urinoir
5
BAER
0.8
5 x 0.8 = 4
0.72
4.27
Wc
3
BAER
1.5
3 x 1.5 = 4,5
0.9
5.4
Wastafel
4
BAER
0.9
4 x 0.9 = 3.6
0.54
4.14
Wanita Wc
3
BAER
1.5
3 x 1.5 = 4.5
1.35
5.85
Wastafel
3
BAER
0.9
3 x 0.9 = 2.7
0.81
3.51
Sub total
162.47
Tabel 4.14. Kebutuhan dan Luasan Ruang Sanggar Seni Tari No.
Ruang
1.
Hall
2.
Loker
3. 4. 5.
Kapasitas
Sumber
Standard
Studi Luasan
30%
Luas
Asm
70
Asm
13.5
Workshop
Asm
70
R. Ganti
Asm
12
Gudang
BPDS
10
6.
27 - 36
27
Toilet Pria Urinoir
5
BAER
0.8
5 x 0.8 = 4
0.72
4.27
Wc
3
BAER
1.5
3 x 1.5 = 4,5
0.9
5.4
Wastafel
4
BAER
0.9
4 x 0.9 = 3.6
0.54
4.14
3 x 1.5 =
1.35
5.85
Wanita Wc
3
BAER
1.5
Wisata Budaya dan Karapan sapi Madura
102
4.5 Wastafel
3
BAER
0.9
3 x 0.9 = 2.7
0.81
Sub total
3.51 215.67
Tabel 4.15. Kebutuhan dan Luasan Ruang Base camp Seniman No.
Ruang
Kapasitas
Sumber
Standard
Studi Luasan
30%
Luas
1.
R. diskusi
15
Asm
30
2.
Kamar tidur
8
Asm
216
3.
Toilet Pria Wc
2
BAER
1.5
2 x 1.5 =3
1.35
4.35
Wastafel
2
BAER
0.9
2 x 0.9 = 1.8
0.81
2.61
Pria Wc
2
BAER
1.5
2 x 1.5 =3
1.35
4.35
Wastafel
2
BAER
0.9
2 x 0.9 = 1.8
0.81
2.61
Sub total
259.92
Tabel 4.16. Kebutuhan dan Luasan Ruang Galeri No.
Ruang
Kapasitas
Sumber
Studi Luasan
30%
Luas
Pengelola
1. Kepala 2.
Standard
Hall
1
NAD
12
1 x 12 = 12
12
Asm Wisata Budaya dan Karapan sapi Madura
36 103
3.
Security
2
Asm
9
4.
R. Tamu
6
Asm
16
5.
R. Galeri
6.
Gudang
246 27 - 36
BPDS
7.
27
Toilet Pria Urinoir
2
BAER
0.8
2 x 0.8 = 1.6
0.72
2.32
Wc
2
BAER
1.5
2 x 1.5 = 3
0.9
3.9
Wastafel
2
BAER
0.9
2 x 0.9 = 1.8
0.54
2.34
Wanita Wc
2
BAER
1.5
2 x 1.5 = 3
1.35
4.35
Wastafel
2
BAER
0.9
2 x 0.9 = 1.8
0.81
2.61
Sub total
361.52
Tabel 4.17. Kebutuhan dan Luasan Ruang Kantor Administrasi No.
Ruang
Kapasitas
Sumber
Standard
Studi Luasan
30%
Luas
Pengelola
1. Direktur utama
1
NAD
2.
Administr asi
10
Asm
140
3.
Teknis
15
Asm
50
4.
Seksi budaya
15
Asm
50
5.
Musholla
6.
Gudang
7.
12
1 x 12 = 12
12
70 BPDS
27 - 36
27
Toilet Wisata Budaya dan Karapan sapi Madura
104
Pria Urinoir
2
BAER
0.8
2 x 0.8 = 1.6
0.72
2.32
Wc
2
BAER
1.5
2 x 1.5 = 3
0.9
3.9
Wastafel
2
BAER
0.9
2 x 0.9 = 1.8
0.54
2.34
Wanita Wc
2
BAER
1.5
2 x 1.5 = 3
1.35
4.35
Wastafel
2
BAER
0.9
2 x 0.9 = 1.8
0.81
2.61
Sub total
364.52
Tabel 4.18. Kebutuhan dan Luasan Ruang Restoran No. 1. 2. 3. 4.
Ruang R.Makan
Kapasitas Sumber Standard 400
NAD
Dapur
30%r.mkn
BPDS
117
Pantry
25%r.mkn
BAER
97.5
Gudang
Studi Luasan
30%
Luas
400 x 1.2 = 480
90
570
1.2
27 - 36
BPDS
5.
27
Toilet Pria Urinoir Wc Wastafel
8
BAER
0.8
8 x 0.8 = 6.4
0.72
7.12
5
BAER
1.5
5 x 1.5 = 7.5
0.9
8.4
5
BAER
0.9
5 x 0.9 = 4.5
0.54
5.04
Wanita Wc Wastafel
5
BAER
1.5
5 x 1.5 = 7.5
1.35
8.4
5
BAER
0.9
5 x 0.9 = 4.5
0.81
5.04
Sub total
Wisata Budaya dan Karapan sapi Madura
845.5
105
Tabel 4.19. Kebutuhan dan Luasan Ruang Parkir No.
Ruang
Kapasitas Sumber Standard
Studi Luasan
30%
Luas
1.
Mobil
400
Perda
25
400 x 25 = 10000
10000
2.
Sepeda Motor
3000
Perda
2
3000 x 2 = 6000
6000
3.
Bus
25
Perda
55
25 x 55 = 1375
1375
Sub total
17375
Tabel 4.20. Ukuran Lapangan Pacu Arena Kerapan Sapi Tingkat Wilayah Kawedanan Kabupaten Karesidenan
Panjang (Start - Finish) 200 m 200 m 200 m
Lebar (Tepi Penonton) 75 m 75 m 75 m
Sumber : Dinas Pariwisata dan Budaya Kab. Sampang.
Tabel 4.21. Jumlah Peserta Dalam Setiap Kompetisi Kompetisi
Jumlah Peserta
Keterangan
Kerapan Sapi Tradisonal a. Tingkat Kawedanan - Mencapai 60 pasang Sampang Sapi
• Peserta berasal dari 4 kecamatan • Peserta tidak dibatasi
b. Tingkat Kabupaten Sampang
- 5 x 6 pasang = 30 pasang sapi
c. Tingkat Karesidenan Madura
- 4 x 6 pasang = 24 pasang sapi
• Peserta adalah juara menang & kalah Tk. Kawedanan • Kab. Sampang terdiri dari 5 Kawedanan • Peserta adalah juara menang & kalah Tk. Kabupaten • Karesidenan Madura terdiri dari 4 Kabupaten
Wisata Budaya dan Karapan sapi Madura
106
Kerapan Sapi Pariwisata
- Mencapai 6-10 Peserta
• Kompetisi ini hanya berupa atraksi kebudayaan untuk pariwisata • Peserta disewa secara profesional
Berdasarkan tabel jumlah peserta di setiap kompetisi, maka dapat direncanakankapasitas arena yaitu untuk 80 pasang sapi peserta.
Ukuran lapangan pacu yang direncanakan: Panjang lapangan: Karena Arena direncanakan juga untuk pertandingan tingkat Karesidenan, maka panjang arena adalah ±200 m. Lebar lapangan: Lebar lapangan 45 m dengan pertimbangan keselamatan antar peserta dengan kapasitas 2 peserta (2 jalur pacu). Lebar sepasang sapi lengkap dengan pengonong dan kaleles = 2 m.
Gambar 4.9: Ukuran Sepasang Sapi Sumber: Hasil analisis, 2010 Wisata Budaya dan Karapan sapi Madura
107
Untuk 2 pasang sapi berjajar = 2 x 2 = 4 m. Jalur pacu setiap pasang sapi = 15 m, maka lebar untuk 2 jalur pacu = 2 x 15 = 30 m.
Gambar 4.10: Ukuran Jalur Pacu Sumber: Hasil Analisis, 2010
Lebar jalur pengaman terhadap penonton / tribun tepi kiri dan kanan @15 meter = 30 meter.
Gambar 4.11: Ukuran Jalur Pengaman Sumber: Hasil Analisis, 2010
Wisata Budaya dan Karapan sapi Madura
108
Maka ukuran lapangan pacu dari start hingga finish adalah:
Gambar 4.12: Ukuran Jalur Pacu Keseluruhan Sumber: Hasil Analisis, 2010
Area persiapan start. Kandang tunggu start bagi sapi untuk sepasang : 4 x 4 = 16 m²
Gambar 4.13: Ukuran Kandang Tunggu Start Sumber: Hasil Analisis, 2010
Wisata Budaya dan Karapan sapi Madura
109
Untuk 80 pasang sapi: 80 x 16 Sirkulasi sapi 100 %
= 1280 m² = 1280 m²
Area start 50 % dari 2560 m² = 1280 m² = 3840 m² Area persiapan sapi peserta berada di samping dekat area start. Panjang area Start 30 m.
Gambar 4.14: Ukuran Area Persiapan Sumber: Hasil Analisis, 2010
Area Finish. Sebagai area untuk memperlambat laju sapi setelah finish. Panjang area finish 30 m.
Gambar 4.15: Ukuran Area Finish Sumber: Hasil Analisis, 2010 Wisata Budaya dan Karapan sapi Madura
110
Luas lapangan pacu secara keseluruhan. Luas:
Gambar 4.16: Ukuran Lapangan Pacu Keseluruhan Sumber: Hasil Analisis, 2010
Tribun Penonton 1. Tribun beratap Asumsi jumlah menampung penonton 100 % dari seluruh penonton:100/100 x 5000 orang = 5000 orang. Luas tribun untuk 1 orang + sirkulasi = 0,5 m x 0,76 m = 0,38 m² (Neufert) Luas tribun untuk 5000 orang + sirkulasi : 5000 x 0,38 = 1900 m² Toilet Umum Pria, asumsi 75 % penonton adalah pria. Dengan kebutuhan toilet pria 3 : 400 (Time Saver). Maka luas + sirkulasi 30 % = 23,4 m² Wanita, asumsi 25 % penonton adalah wanita. Dengan kebutuhan toilet 3 :400 (Time Saver). Maka luas + sirkulasi 30 % = 29,12 m² Luas toilet total = 52,52 m² ≈ 55 m²
Wisata Budaya dan Karapan sapi Madura
111
Tabel 4.19. Rekapitulasi Luasan Ruang No.
Ruang
Luasan ( m2 )
A.
R. Pertunjukan indoor
1571.41
B.
R. Pertunjukan outdoor
879.96
C.
Perpustakaan
459.08
D.
Sanggar seni musik
162.47
E.
Sanggar Seni
215.67
F.
Base camp
259.92
G.
Galeri
361.52
H.
Kantor administrasi
364.52
I.
Restauran
845.5
J.
Parkir
17375
K.
Lapangan Pacu
16900
L.
Tribun Penonton
1900
M.
Toilet Umum
55
Luas Keseluruhan
41350.05
Berdasarkan hasil kalkulasi kebutuhan ruang dan sirkulasi wisata budaya dan karapan sapi Madura, maka luasan total dari perencanaan bangunan Wisata Budaya dan Karapa Sapi Madura ini sebagaimana di atas yaitu mencapai 41350.05 m². Adapun Koefisien Dasar Bangunan (KDB) yang terdapat di tapak adalah 60% dan Koefisien Lantai Bangunan (KLB) mencapai 2 lantai sebagaimana yang terdapat pada RDTRK dan RTRW Kecamatan Camplong Kabupaten Sampang, dengan luasan tapak bangunan yang mencapai ± 94.000 m²,
Wisata Budaya dan Karapan sapi Madura
112
maka luasan ruangan dan lantai dasar bangunan dalam kondisi memenuhi/sesuai dengan syarat dan ketentuan yang ada.
4.6.2
Persyaratan Ruang Untuk mendapatkan perancangan yang baik terdapat beberapa persyaratan
ruang yang harus dipenuhi dalam perancangan, yang akan dijabarkan dalam tabel berikut ini: Tabel 4.20. Analisa Persyaratan Ruang Gedung pertunjukan indoor RUANG
PENCAHAYAAN Alami Buatan
PENGHAWAAN Alami Buatan
AKU STIK
ORIENTASI
Terbuka
Hall
Terbuka
Lobby
Terbuka
Loket
Terbuka
Penonton
Terbuka
Panggung
Tertutup
R.Persiapan
Tertutup
R. Ganti
Tertutup
R. Kostum
Tertutup
Kontrol cahaya
Tertutup
Kontrol suara
Tertutup
R. Proyektor
Tertutup
R.Stage Manager
Tertutup
Assisten
Tertutup
Gudang
Tertutup
Toilet
Sumber :Hasil Analisa,2010 Keterangan :
SIFAT RUANG
: Butuh X : Tidak butuh
Wisata Budaya dan Karapan sapi Madura
113
Tabel 4.21. Analisa Persyaratan Ruang Perpustakaan RUANG
PENCAHAYAAN Alami Buatan
PENGHAWAAN Alami Buatan
AKU STIK
ORIENTASI
SIFAT RUANG Terbuka
Hall
Terbuka
Loker
Terbuka
Sirkulasi
Terbuka
R. Koleksi
Terbuka
R. Baca
Terbuka
Katalog
Terbuka
Koleksi av
Terbuka
Pakai av
Terbuka
Fotokopi
Tertutup
Toilet
Tertutup
Pengelola
Tertutup
Kepala
Tertutup
Staff
Tertutup
Arsip
Sumber :Hasil Analisa, 2010 Keterangan :
: Butuh X : Tidak butuh
Tabel 4.23. Analisa Persyaratan Ruang Sanggar Seni RUANG
PENCAHAYAAN Alami Buatan
PENGHAWAAN Alami Buatan
AKU STIK
ORIENTASI
SIFAT RUANG Tertutup
Pengelola Tari
Terbuka
Hall
Terbuka
Loker
Tertutup
Workshop
Tertutup
R. Ganti
Tertutup
R. Instrumen
Terbuka
R. Latihan
Wisata Budaya dan Karapan sapi Madura
114
Musik Terbuka
Hall
Terbuka
Loker
Tertutup
Studio
Tertutup
Gudang
Tertutup
Toilet
Sumber : Hasil Analisa, 2010 : Butuh X : Tidak butuh
Keterangan :
4.6.3
Karakteristik Ruang Setiap ruang memiliki karakteristik yang berbeda-beda, sehingga
memerlukan pemetaan dan penyesuaian menurut fungsi agar dihasilkan perancangan yang optimal, berikut akan dijelaskan dalam tabel di bawah ini: Tabel 4.24. Analisa Karakteristik Ruang Kelompok Fasilitas
Ruang Hall Lobby Loket
Theater Indoor
Penonton Panggung R.Persiapan R. Ganti R. Kostum Kontrol cahaya Kontrol suara R. Proyektor R.Stage Manager Assisten Gudang
Karakteristik Ruang Intensitas sirkulasi tinggi, sifat publik Intensitas sirkulasi tinggi, sifat publik Intensitas sirkulasi tinggi, sifat servis Intensitas sirkulasi tinggi, sifat publik Intensitas sirkulasi tinggi, sifat servis Intensitas sirkulasi rendah, sifat servis Intensitas sirkulasi rendah, sifat servis Intensitas sirkulasi rendah, sifat servis Intensitas sirkulasi rendah, sifat servis Intensitas sirkulasi rendah, sifat servis Intensitas sirkulasi rendah, sifat servis Intensitas sirkulasi rendah, sifat servis Intensitas sirkulasi rendah, sifat privat Intensitas sirkulasi rendah, sifat privat
Wisata Budaya dan Karapan sapi Madura
115
Toilet Hall Loker R. Koleksi R. Baca Katalog Koleksi av
Perpustakaan
Pakai av Fotokopi Toilet Kepala Staff Arsip
Intensitas sirkulasi rendah, sifat privat Intensitas sirkulasi tinggi, sifat publik Intensitas sirkulasi tinggi, sifat servis Intensitas sirkulasi tinggi, sifat servis Intensitas sirkulasi tinggi, sifat servis Intensitas sirkulasi tinggi, sifat servis Intensitas sirkulasi tinggi, sifat servis Intensitas sirkulasi tinggi, sifat servis Intensitas sirkulasi tinggi, sifat servis Intensitas sirkulasi rendah, sifat privat Intensitas sirkulasi rendah, sifat privat Intensitas sirkulasi rendah, sifat privat Intensitas sirkulasi rendah, sifat privat Tari
Hall Loker Workshop R. Ganti R. Instrumen
Sanggar Seni
R. Latihan
Intensitas sirkulasi tinggi, sifat publik Intensitas sirkulasi tinggi, sifat servis Intensitas sirkulasi tinggi, sifat servis Intensitas sirkulasi rendah, sifat servis Intensitas sirkulasi rendah, sifat servis Intensitas sirkulasi tinggi, sifat servis Musik
Hall Loker Studio Gudang Toilet
Intensitas sirkulasi tinggi, sifat publik Intensitas sirkulasi tinggi, sifat servis Intensitas sirkulasi tinggi, sifat servis Intensitas sirkulasi rendah, sifat privat Intensitas sirkulasi rendah, sifat privat
Sumber: Hasil Analisis, 2010
4.6.4
Hubungan Antar Ruang Hubungan antar ruang menunjukkan kedekatan hubungan tiap-tiap ruang
pada suatu kelompok kegiatan. Kegiatan hubungan di bagi menjadi 3 kelompok yaitu hubungan erat, kurang erat, dan tidak berhubungan. Sedangkan untuk
Wisata Budaya dan Karapan sapi Madura
116
menentukan kriteria hubungan antar ruang dipengaruhi oleh karakter kegiatan satu dengan lainnya. a. Hubungan Ruang Antar Bangunan
b. Hubungan Ruang Dalam Bangunan 1. Ruang Pertunjukan
Wisata Budaya dan Karapan sapi Madura
117
4.7
Analisis Utilitas
4.7.1
Analisis Sistem Penyediaan Air Bersih Perencanaan
Sistem
penyediaan
air
bersih
pada
bangunan
ini
menggunakan dua sumber yaitu PDAM dan Sumur Bor sehingga dengan kombinasi kedua sumber dapat saling melengkapi kekurangan masing-masing.
Beberapa kebutuhan air pada bangunan ini yaitu: Toilet Pantry Sistem pemadam kebakaran Keperluan perawatan lansekap Restaurant Adapun sistem yang dipakai pada perencaan ini adalah sistem down feed, yang terdiri dari tangki atas dan bawah. Alur sirkulasi air pada sistem ini yaitu mulai dari sumber Sumur dan PDAM ditampung di tandon bawah kemudian di pompa pada tandon atas yang kemudian didistribusikan ke seluruh bangunan. Berikut diagram sistem down feed: Bagan 4.1 Sistem penyediaan airbersih (down feed) PDAM Tangki Bawah
Pompa
Keseluruhan Bangunan
Tangki Atas
Keseluruhan Bangunan Hydrant Wisata Budaya dan Karapan sapi Madura
118
4.7.2
Analisis Sistem Pembuangan Air Kotor Air kotor terdiri dari Toilet, Restoran dan Air Hujan Bagan 4.2 Sistem Pembuangan Air Kotor
Kotoran Cair, Padat Dan Toilet
Septic tank Bak
Bak kontrol
Restoran
Sumur resapan
Riol Dalam Tapak
Air Hujan
4.7.3
Bak resapan
Analisis Sistem Distribusi Listrik Sistem pengaliran listrik utama menggunakan listrik yang bersumber dari
PLN. Sedangkan untuk mengantisipasi terjadinya pemadaman listrik maka perlu menggunakan sumber listrik cadangan yang bersumber dari genset hal ini dilakukan untuk menjaga suplay listrik dalam bangunan tetap terjaga, karena apabila terjadi pemadaman listrik dari PLN maka secara otomatis listrik akan diambil alih oleh genset. Bagan 4.3 Sistem Distribusi Listrik PLN
Gardu Trafo
Panel Utama
Peralatan Listrik
Automatic Swicth
Sub Panel Utama Wisata Budaya dan Karapan sapi Madura
Panel Genset
Genset 119
4.7.4 Sistem Penanggulangan Kebakaran Sebagai bangunan Publik, bangunan Wisata Budaya dan Karapan Sapi Madura harus memenuhi persyaratan sebagai bangunan publik, salah satunya adalah penanggulangan bencana bahaya dari kebakaran. Berikut ini beberapa kriteria yang harus dipenuhi oleh bangunan dalam rangka mengantisipasi dari bahaya kebakaran, yaitu: Berjarak bebas dengan bangunan sekitarnya Memiliki sistem pencegahan terhadap sistem elektrikal Memiliki pencegahan terhadap sistem penangkal petir Memiliki alat kontrol untuk ducting pada sistem pengkondisian udara Memiliki sistem pendeteksian dengan sistem alarm automatic smoke system dan heat ventilating. Berkomunikasi dengan petugas pemadam kebakaran.
Sedangkan untuk Alat Pemadam dan Pencegah jika terjadi Kebakaran antara lain: a. Fire hydrant, alat ini menggunakan air untuk memadamkan api jika terjadi kebakaran dalam bangunan, untuk perletakannya dari fire hydrant di sini dibagi menjadi 2 zona, yaitu zona di dalam bangunan dan zona di luar bangunan. Ada beberapa syarat dalam pemasangan hidran yaitu: 1. Sumber persediaan air hidran harus diperhitungkan pemakaiannya selama 30 – 60 menit dengan daya pancar 200 galon / menit. 2. Pompa kebakaran dan peralatan listrik lain harus mempunyai aliran listrik tersendiri dari sumber daya listrik darurat.
Wisata Budaya dan Karapan sapi Madura
120
3. Selang kebakaran berdiameter 1.5” – 2” terbuat dari bahan tahan panas dan panjang selang 20 – 30 m. 4. Memiliki kopling penyambungan yang sama dengan kopling unit pemadam kebakaran. 5. Penempatan hidran harus jelas, mudah dijangkau, mudah dibuka dan tidak terhalang oleh benda2 lain. 6. Hidran yang berada di halaman harus memakai katup pembuka dengan diameter 4” untuk 2 kopling, 6” untuk 3 kopling dan mampu mengalirkan air 250 galon / menit atau 950 liter / menit setiap kopling. b. Sprinkler, yaitu sebuah alat pemadam kebakaran yang menggunakan air untuk memadamkan api melalui nozel yang akan bekerja secara otomatis bila terjadi kenaikan suhu dengan batas tertentu di dalam ruang bangunan.
Gambar 4.17: Sprinkler Sumber: www.mejoninc.com/upload/full/
c. Hydrant Box, yaitu alat pemadam kebakaran yang dilakukan dengan cara manual, dimana jika terjadi kebakaran dalam bangunan maka selang yang berada dalam hydrant box dikelaurkan dari dalam kotak untuk kemudian
Wisata Budaya dan Karapan sapi Madura
121
diarahkan langsung pada sumber api baik itu di dalam bangunan maupun di luar bangunan.
Gambar 4.18: Hydrant Box Sumber: www.mejoninc.com/upload/full/
d. Halon Gas, yaitu alat pemadaman yang menggunakan halon gas sebagai bahan pemadamnya. Hal ini karena pada ruang tertentu ada yang tidak boleh menggunakan air, sehingga dalam proses pemadam kebakaran tersebut menggunakan Halon gas, seperti halnya pada ruang arsip. Cara pemasangannya adalah meletakkan Tabung halon yang kemudian dihubungkan dengan kepala sprinkler. Ketika terjadi kebakaran, kepala sprinkler akan pecah dan gas halon secara otomatis mengalir keluar untuk memadamkan api. Selain gas ini, bisa juga memakai busa / foam, dry chemical seperti CO2.
Gambar 4.19: Hydrant Gas Sumber:www.forumsafety.polinema.org/viewtopic.php?f=2&t=391 Wisata Budaya dan Karapan sapi Madura
122
4.7.6
Sistem Transportasi Sistem pergerakan merupakan sistem sirkulasi yang menghubungkan
antara lantai satu dengan lantai bangunan yang ada di atasnya. Model sistem sirkulasi ini disebut sebagai sistem sirkulasi vertikal. Pada sirkulasi ini pergerakan dari lantai ke lantai dapat berupa tangga maupun alat transportasi lainnya, seperti lift, escalator dan lain sebagainya. Namun karena pada bangunan wisata budaya dan karapan sapi Madura jumlah lantai yang dibutuhkan tidak sampai tiga lantai, maka alternatif yang dipilih adalah tangga.
Gambar 4.20: Jenis-Jenis Tangga Sumber: Neufert Architect’s Data
Wisata Budaya dan Karapan sapi Madura
123
4.8
Analisis Kenyamanan
4.8.1
Analisis Penghawaan Sistem penghawaan dalam bangunan bertujuan untuk memberikan
kenyamanan bagi user atau pengguna di dalam bangunan. Sistem penghawaan di bagi menjadi dua, yaitu penghawaan alami dan penghawaan buatan. Berikut ini akan dijelaskan dari masing-masing sistem penghawaan tersebut, yaitu: 1.
Penghaawaan alami: Kondisi tapak yang berada dekat dengan laut memiliki potensi yang bagus mengenai penghawaan alami. Adapun beberapa cara dalam mengoptimalkan penghawaan alami yang banyak diterapkan, antara lain:
a. Penggunaan sistem cross ventilation b. Penempatan
bukaan-bukaan
yang
dapat
mengoptimalkan
pemakaian penghawaan alami dengan pertimbangan arah, besar angin. c. Sistem penghawaan alami digunakan secara optimal pada ruangruang yang tidak memerlukan penggunaan penghawaan buatan secara terus menerus, seperti pada ruang pengelola dan fasilitas penunjang dan lain-lain. d. Mengolah bentukan bangunan untuk memasukkan angin e. Menata masa bangunan guna memaksimalkan hembusan angin pada semua bangunan 2.
Penghawaan Buatan: menurut ashare guide, adalah proses pengolahan udara sedemikian rupa yang mengatur baik itu suhu, kelembaban, kebersihan, pembagian dan distribusi dapat dengan mudah dikondisikan
Wisata Budaya dan Karapan sapi Madura
124
dan dikontrol secara terus menerus. Sehingga untuk mendapatkan temperatur yang di inginkan oleh user yang berada di dalam bangunan dapat dengan mudah tercapai atau terpenuhi.
Berikut
ini
beberapa
masalah
yang
harus
diperhatikan
dalam
pengkondisian udara buatan, yaitu panas yang diakibatkan oleh panas matahari yang menembus bangunan, ventilasi, aktifitas penghuni dan kegiatan yang menimbulkan panas.
Di Indonesia itu sendiri ada beberapa sistem penghawaan alami yang umum digunakan, diantaranya:
a. Pengkondisian udara dinding atau setempat Pengkondisian udara dinding atau setempat dalam penerapannya hanya untuk ruang terbatas misalnya: pada unit-unit apartemen dan rumah tinggal.
b. Pengkondisian udara dengan sistem refrigerasi tekan Pengkondisian udara dengan sistem refrigerasi tekan prinsipnya hampir sama dengan sistem dinding hanya saja cakupan areanya lebih luas.
c. Pengkondisian udara central Pengkondisian udara central dengan sistem air yang didinginkan dalam menara di luar gedung memiliki cakupan yang lebih luas ketimbang sistem refrigasi tekan, sehingga area cakupannya bisa sampai dalam satu gedung bangunan. Wisata Budaya dan Karapan sapi Madura
125
4.9 Analisis Bentuk Penyatuan unsur budaya merupakan tujuan utama dalam perancangan bangunan wisata budaya dan karapan sapi Madura. Tema yang digunakan pada bangunan ini adalah Regionalisme. Penggabungan unsur daerah dengan unsur budaya modern akan tergambar pada perancangan kawasan ini. Kekentalan nilai-nilai aristektur Madura digunakan sebagai pengikat dan standar dalam perancangan Wisata Budaya dan Karapan Sapi Madura. Pendekatan unsur budaya yang digunakan dari bentuk atau model rumah tradisional Madura. Tipe Bangunan pada Permukiman Tradisional Madura a. Atap Trompesan
Gambar 4.21: Atap Trompesan Sumber: wisatamadura-kraton.blogspot.com/2010_02_01_archive.html
b. Atap Pegun
Gambar 4.22: Atap Pegun Sumber: wisatamadura-kraton.blogspot.com/2010_02_01_archive.html Wisata Budaya dan Karapan sapi Madura
126
c. Bangsal dengan Atap Pacenan
Gambar 4.23: Atap Pacenan Sumber: Hasil Analisis, 2010
Unsur budaya modern digunakan sebagai pengikat pribadi masyarakat, yang artinya kebudayaan modern lebih mempu memberikan antusias pada masyarakat. Penggunaan teknik olah geometri akan banyak digunakan dalam pengolahan bentuk pada perancangan wisata budaya dan karapan sapi Madura, yang pertama adalah dengan melakukan aditif (penambahan) dan yang kedua adalah dengan melakukan reduction (pengurangan). Pemilihan cara tersebut dikarenakan lebih fleksibilitas dalam memasukkan unsur-unsur baru pada bangunan.
Gambar 4.24: Modifikasi bentuk Sumber: Mata Kuliah Prinsip Arsitektur 3
Wisata budaya dan karapan sapi Madura mengambil tema Regionalisme. Tujuan yang dilakukan dari penerapan fungsi ini adalah untuk tetap menjaga tradisi budaya yang telah dimiliki dan juga memberikan kesan budaya daerah Wisata Budaya dan Karapan sapi Madura
127
sangat fleksibel dengan perkembangan jaman yang ada sekaligus sebagai identitas dari bangunan tersebut nantinya. Proses perancangan yang dilakukan dengan menggunakan teknik perlanggaman penggabungan metode elemen fisik Arsitektur Masa Lalu (AML) menyatu di dalam Arsitektur Masa Kini (AMK) dan Elemen fisik AML tidak terlihat jelas di dalam AMK.
Gambar 4.25: Elemen fisik Arsitektur Masa Lalu (AML) menyatu di dalam Arsitektur Masa Kini (AMK) Sumber: Wondoamiseno, 1991
Gambar 4.26: Elemen fisik AML tidak terlihat jelas di dalam AMK. Sumber:Wondoamiseno,1991
4.10
Analisis Struktur Konsep struktur bangunan yang digunakan dalam perancangan bangunan
Wisata Budaya dan Karapan Sapi Madura adalah sebagai berikut:
A. Pondasi Pondasi dalam perancangan bangunan ini adalah jenis pondasi dangkal, pemilihan pondasi dangkal dikarenakan struktur bangunan yang hanya 1-2 lantai.
Wisata Budaya dan Karapan sapi Madura
128
Pondasi yang digunakan untuk menahan beban pada bangunan utama adalah pondasi batu kali dan telapak.
Gambar 4.27: Pondasi bangunan Sumber: http://strukturrumah.com/tag/kolom-praktis/, 2011
B. Balok kolom Struktur Balok dan kolom pada bangunan menyesuaikan dengan fungsi dan bentuk dari bangunan tersebut. Struktur balok ini berfungsi sebagai pengikat dan pengkaku antar struktur yang satu dengan yang lainnya, sedangkan kolom berfungsi sebagai penghubung dan juga penyalur beban dari struktur atap ke struktur pondasi.
Gambar 4.28: Balok Kolom Bangunan Sumber: http://teorikuliah.blogspot.com/2009/08/statika-dalam-disiplin-ilmu-teknik.html, 2011 Wisata Budaya dan Karapan sapi Madura
129
C. Dinding Struktur dinding yang digunakan pada bangunan ini nantinya adalah menggunakan bata dan rangka hollow. Rangka hollow di pilih karena mudah untuk dimodifikasi dalam berbagai bentuk mengikuti bentuk bangunan. Sedangkan bahan yang digunakan Sebagai penutup struktur kolom praktis maupun kolom utama adalah batu bata.
Gambar 4.29: Alternatif Bahan Dinding Bangunan Sumber: http://mannusantara.blogspot.com/2008_08_01_archive.html, 2011
Gambar 4.30: Alternatif Bahan Dinding Bangunan Sumber: http://indonetwork.co.id, 2011
Wisata Budaya dan Karapan sapi Madura
130
D. Lantai Bahan lantai yang digunakan pada bangunan Wisata Budaya Dan Karapan sapi Madura adalah keramik, dan paving stone. Paving stone digunakan pada bagian eksterior kawasan, seperti area parker dan pedestrian. Sedangkan keramik digunakan pada bagian interior bangunan.
Gambar 4.31: Penggunaan lantai keramik Sumber: cahyamars.indonetwork.co.id, 2011
E. Atap Atap pada bangunan ini menggunakan struktur atap dari baja. Pemilihan bahan struktur atap dari baja di karenakan atap baja tahan lama, mudah dibentuk sesuai dengan tema pada bangunan, modernisasi jaman dan juga karena sulitnya untuk mendapatkan kayu yang berkualitas sebagai bahan atap. Sedangkan bahan yang digunakan sebagai penutup rangka atap menggunakan genteng.
Gambar 4.32: Rangka baja pada bangunan Sumber: http://matanews.com/2010/01/15/harga-baja-domestik-diprediksi-naik-20-persen/, 2011 Wisata Budaya dan Karapan sapi Madura
131