A. Tinjauan Teoritis 1. Pertumbuhan Perusahaan Pertumbuhan perusahaan merupakan kemampuan perusahaan untuk meningkatkan size. Pertumbuhan perusahaan pada dasarnya dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor eksternal, internal, dan pengaruh iklim industri lokal. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi, dalam hubungannya dengan leverage, sebaiknya menggunakan ekuitas sebagai sumber pembiayaannya agar tidak terjadi biaya keagenan (agency cost) antara pemegang saham dengan manajemen perusahaan, sebaliknya perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang rendah sebaiknya menggunakan hutang sebagai
sumber
pembiayaannya
karena
penggunaan
hutang
akan
mengharuskan perusahaan tersebut membayar bunga secara teratur. Pertumbuhan perusahaan yang cepat maka semakin besar kebutuhan dana untuk ekspansi. Semakin besar kebutuhan untuk pembiayaan mendatang maka semakin besar keinginan perusahaan untuk menahan laba. Jadi perusahaan yang sedang tumbuh sebaiknya tidak membagikan laba sebagai deviden tetapi lebih baik digunakan untuk ekspansi. Potensi pertumbuhan ini dapat diukur dari besarnya biaya penelitian dan pengembangan. Semakin besar R&D cost-nya maka berarti ada prospek perusahaan untuk tumbuh (Sartono, 2001). Pertumbuhan perusahaan dapat diukur dengan beberapa cara, misalnya dengan melihat pertumbuhan penjualannya. Pengukuran ini hanya dapat melihat pertumbuhan perusahaan dari aspek pemasaran perusahaan saja.
Universitas Sumatera Utara
Pengukuran yang lain adalah dengan melihat pertumbuhan laba operasi perusahaan. Dengan melakukan pengukuran laba operasi perusahaan, kita dapat melihat aspek pemasaran dan juga efisiensi perusahaan dalam pemanfaatan sumber daya yang dimilikinya. Pengukuran berikutnya adalah dengan mengukur pertumbuhan laba bersih, dimana inputnya pertumbuhan laba bersih ini adalah modal, sedangkan outputnya adalah laba. Pengukuran pertumbuhan
perusahaan
yang
terakhir
adalah
melalui
pengukuran
pertumbuhan modal sendiri.
2. Laba Secara operasional, laba merupakan perbedaan antara pendapatan yang direalisasi yang timbul dari transaksi selama satu periode dengan biaya yang berkaitan dengan pendapatan tersebut. Sementara pengertian laba yang dianut oleh struktur akuntansi sekarang ini adalah laba akuntansi yang merupakan selisih pengukuran pendapatan dan biaya. Besar kecilnya laba sebagai pengukur kenaikan sangat bergantung pada ketepatan pengukuran pendapatan dan biaya. Definisi laba menurut Winwin (2008:91) “Laba adalah selisih antara pendapatan dan beban. Laba dianggap telah timbul bila terjadi kenaikan nilai dari kekayaan bersih sebagai akibat adanya transaksi”. Chariri (2000:214) menyebutkan bahwa: Laba memiliki beberapa karakteristik antara lain sebagai berikut: 1) Laba didasarkan pada transaksi yang benar-benar terjadi 2) Laba didasarkan pada postulat periodisasi, artinya merupakan prestasi perusahaan pada periode tertentu.
Universitas Sumatera Utara
3) Laba didasarkan pada prinsip pendapatan yang memerlukan pemahaman khusus tentang definisi, pengukuran dan pengakuan pendapatan. 4) Laba memerlukan pengukuran tentang biaya dalam bentuk biaya historis yang dikeluarkan perusahaan untuk mendapatkan pendapatan tertentu. 5) Laba didasarkan pada prinsip penandingan (matching) antara pendapatan dan biaya yang relevan dan berkaitan dengan pendapatan tersebut. Laba terdiri dari empat elemen utama yaitu pendapatan (revenue), beban (expense), keuntungan (gain), dan kerugian (loss). Defenisi dari elemen-elemen laba tersebut telah dikemukakan Stice et.al (2004 : 230). a. Pendapatan (revenue) adalah arus masuk atau peningkatan lain dari aktiva suatu entitas atau pelunasan kewajibannya (atau kombinasi dari keduanya) dari penyerahan atau produksi suatu barang, pemberian jasa, atau aktivitas lain yang merupakan usaha terbesar atau usaha utama yang sedang dilakukan entitas tersebut. b. Beban (expense) adalah arus keluar atau penggunaan lain dari aktiva atau timbulnya kewajiban (atau kombinasi keduanya) dari penyerahan atau produksi suatu barang, pemberian jasa, atau pelaksanaan aktivitas lain yang merupakan usaha terbesar atau usaha utama yang sedang dilakukan entitas tersebut. c. Keuntungan (gain) adalah peningkatan dalam ekuitas (aktiva bersih) dari transaksi sampingan atau transaksi yang terjadi sesekali dari suatu entitas dan dari semua transaksi, kejadian, dan kondisi lainnya yang mempengaruhi entitas tersebut, kecuali yang berasal dari pendapatan atau investasi pemilik. d. Kerugian (loss) adalah penurunan dalam ekuitas (aktiva bersih) dari transaksi sampingan atau transaksi yang terjadi sesekali dari suatu entitas dan dari semua transaksi, kejadian, dan kondisi lainnya yang mempengaruhi entitas tersebut, kecuali yang berasal dari pendapatan atau investasi pemilik.
3. Pertumbuhan Laba
Universitas Sumatera Utara
Perbandingan yang tepat atas pendapatan dan biaya tergambar dalam laporan rugi laba. Penyajian laba melalui laporan tersebut merupakan fokus kinerja perusahaan yang penting. Kinerja perusahaan merupakan hasil dari serangkaian proses dengan mengorbankan berbagai sumber daya. Adapun salah satu parameter penilaian kinerja perusahaan tersebut
adalah
pertumbuhan laba. Pertumbuhan laba dihitung dengan cara mengurangkan laba periode sekarang dengan laba periode sebelumnya kemudian dibagi dengan laba pada periode sebelumnya (Warsidi dan Agus Pramuka, 2000). Pertumbuhan laba dapat dihitung dengan menggunakan formula sebagai berikut. Pertumbuhan Laba =
Laba Thn t - Laba Thn t - 1 Laba Thn t - 1
Pertumbuhan laba perusahaan yang baik mencerminkan bahwa kinerja perusahaan juga baik. Dengan kata lain, laba merupakan ukuran kinerja dari suatu perusahaan, sehingga semakin tinggi laba yang dicapai perusahaan, akan mengindikasikan semakin baik kinerja perusahaan tersebut.
4. Current Ratio Rasio yang umum digunakan dalam analisis laporan keuangan adalah raso lancar (current ratio), dimana current ratio memberikan ukuran kasar tingkat likuiditas perusahaan. Definisi current ratio menurut Kasmir (2008:134) merupakan “rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan”. Dengan kata lain, seberapa banyak aktiva lancar
Universitas Sumatera Utara
yang dimilki perusahaan untuk menutupi kewajiban jangka pendeknya yang jatuh tempo. Rasio lancar dapat dihitung dengan cara membandingkan aktiva lancar dengan utang lancar atau menurut Harahap (2006 : 301) secara matematis, rumus untuk menghitung current ratio adalah: current ratio =
Aktiva Lancar Utang Lancar
Aktiva lancar (current asset) merupakan harta yang dimiliki perusahaan yang dapat dijadikan uang tunai dalam waktu yang singkat (kurang satu tahun). Komponen aktiva lancar lazimnya terdiri dari kas, kas di bank, suratsurat berharga piutang, persediaan, biaya dibayar di muka, dan aktiva lancar lainnya. Kewaijaban lancar (current liabilities) merupakan kewajiban jangka pendek perusahaan yang harus dilunasi dalam waktu paling lama satu tahun. Komponen kewajiban lancar biasanya terdiri dari utang dagang, utang bank satu tahun, utang wesel, utang gaji, utang pajak, utang deviden, pendapatan diterima di muka, utang jangka panjang yang jatuh tempo serta utang jangka pendek lainnya. Dari hasil pengukuran rasio, apabila current ratio rendah dapat dikatakan bahwa tingkat likuiditas perusahaan sedang tidak baik, namun apabila current ratio tinggi belum tentu mengindikasikan kondisi perusahaan sedang baik. Hal ini dapat saja terjadi karena kas tidak digunakan sebaik mungkin. Dalam praktiknya sering kali dipakai bahwa rasio lancar yang standar adalah 2:1 (Kasmir, 2008:135). 5. Debt to Equity Ratio Debt to equity ratio (DER) merupakan salah satu rasio solvabilitas yang
Universitas Sumatera Utara
juga sering disebut leverage ratio. Menurut Van Horne (2005 : 209) rasio leverage adalah “rasio yang menunjukkan sejauh mana perusahaan dibiayai oleh utang”. Rasio ini mengukur perbandingan dana yang disediakan oleh pemiliknya dengan dana yang dipinjam dari kreditur perusahaan tersebut. Rasio ini dimaksudkan untuk mengukur sampai seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang. Debt to equity ratio (DER) merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan membandingkan seluruh utang, termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas atau menurut Harahap (2006 : 303) secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut: Total Debt to Equity Ratio =
Total Hutang Ekuitas Pemegang Saham
Debt to Equity Ratio (DER) berguna untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang digunakan sebagai jaminan utang. Bagi kreditur, semakin besar DER akan semakin tidak menguntungkan. Hak ini dikarenakan jika DER semakin besar maka risiko yang ditanggung atas kegagalan yang mungkin terjadi perusahaan juga akan semakin besar. Bagi perusahaan, semakin besar DER akan semakin baik. Hal ini dikarenakan tingginya DER menunjukkan semakin besar jumlah pinjaman yang diperoleh untuk digunakan dalam mendanai kegiatan operasional perusahaan.
6. Deviden Kas
Universitas Sumatera Utara
Sebagian keuntungan yang diperoleh perusahaan dalam operasinya akan didistribusikan kepada pemegang saham dan sebagian lagi akan akan ditahan untuk diinvestasikan pada investasi yang menguntungkan. Terkait dengan keuntungan tersebut maka manajer keuangan harus dapat mengambil keputusan mengenai besarnya keuntungan yang harus dibagikan kepada pemegang saham dan berapa yang harus ditahan guna mendanai perkembangan
atau
ekspansi
perusahaan.
Keputusan
tersebut
akan
mempunyai pengaruh yang menentukan terhadap nilai perusahaan. Besarnya keuntungan yang dibagikan kepada pemegang saham disebut deviden. Pengertian deviden menurut Fakhrudin et.al (2006:179), “Deviden merupakan pembagian sisa laba bersih perusahaan yang didistribusikan kepada pemegang saham atas persetujuan RUPS”. Deviden dapat berbentuk tunai (cash dividend) atau deviden saham (stock dividend). Definisi deviden kas menurut Sundjaja et.al (2002:332) ”Deviden kas adalah sumber dari aliran kas untuk pemegang saham dan memberikan informasi tentang kinerja perusahaan saat ini dan akan datang”. Menurut Peraturan No.IX.D.5 Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (2003:IV-3)” Deviden kas adalah bagian yang dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk uang”. Kebijakan perusahaan untuk membayar deviden kas bertujuan untuk menambah kekayaan pemilik saham (investor). Deviden kas akan mengurangi laba perusahaan yang ditahan disamping akan mempengaruhi pembelanjaan intern perusahaan. Pendistribusian besarnya besarnya deviden
Universitas Sumatera Utara
kas yang akan diberikan pada setiap lembar saham perlu dianalisis dengan mengaitkannya dengan pembelanjaan perusahaan secara keseluruhan.
B. Tinjauan Penelitian Tedahulu Penelitian yang berkaitan dengan faktor yang mempengaruhi pertumbuhan perusahaan telah pernah dilakukan oleh beberapa peneliti terdahulu. Penelitian Rasyid pada tahun 1998, meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan modal sendiri perusahaan manufaktur dan non manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Rasyid menggunakan return on asssets, debt to equity ratio, dan plowback ratio sebagai variabel independen, sedangkan variabel dependennya pertumbuhan modal sendiri. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa return on asssets, debt to equity ratio, dan plowback ratio berpengaruh pada pertumbuhan modal sendiri pada perusahaan manufaktur, sedangkan pada perusahaan non manufaktur terdapat variabel yang tidak berpengaruh yaitu plowback ratio. Penelitian Waskito pada tahun 2008 yang meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan modal sendiri perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Penelitian ini menggunakan basic earning power, debt to equity ratio, plowback ratio, interest and tax rate, dan return on investment (ROI) sebagai variabel independen dan pertumbuhan modal sendiri sebagai variabel dependen. Hasil penelitian Waskito menyatakan bahwa secara simultan basic earning power, debt to equity ratio, plowback ratio, interest and tax rate, dan return on investment (ROI) berpengaruh terhadap pertumbuhan modal sendiri
Universitas Sumatera Utara
perusahaan,sedangkan secara parsial hanya plowback ratio yang positif dan signifikan terhadap pertumbuhan modal sendiri. Hasil penelitian Hendro pada tahun 2008 dengan judul, “Pengaruh Investment Oppurnity Set (IOS) Berbasis Harga Saham Terhadap Real Growth Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efefk Indonesia” mengatakan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara Investment Opportunity Cost (IOS) berbasis harga saham terhadap real growth perusahaan. Adapun penelitian- penelitian sebelumnya dapat dilihat lebih ringkas pada tabel 2.1. Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu No
Peneliti
Judul Penelitian
Variabel Penelitian
Hasil Penelitian
1.
Rasyid (1998)
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laju Pertumbuhan Modal Sendiri pada Perusahaan Manufaktur dan non manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta
return on asssets, debt to equity ratio, plowback ratio,dan petumbuhan modal sendiri
return on asssets, debt to equity ratio, dan plowback ratio berpengaruh pada pertumbuhan modal sendiri perusahaan manufaktur, sedangkan pada perusahaan non manufaktur plowback ratio tidak berpengaruh pada pertumbuhan modal sendiri.
2.
Waskito (2008)
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Modal Sendiri Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta
3.
Hendro (2008)
Pengaruh Investment Oppurnity Set (IOS) Berbasis Harga Saham Terhadap Real Growth Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efefk Indonesia
basic earning power, debt to equity ratio, plowback ratio, interest and tax rate, return on investment (ROI), dan pertumbuhan modal sendiri Investment Oppurnity Set (IOS), danReal Growth
secara simultan basic earning power, debt to equity ratio, plowback ratio, interest and tax rate, dan return on (ROI) berpengaruh investment terhadap pertumbuhan modal sendiri perusahaan,sedangkan secara parsial hanya plowback ratio yang positif dan signifikan terhadap pertumbuhan modal sendiri tidak ada pengaruh yang signifikan antara investment opportunity cost (IOS) berbasis harga saham terhadap real growth perusahaan
Sumber: data diolah penulis, 2010
Universitas Sumatera Utara
C. Kerangka Konseptual Kerangka konseptual adalah suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor yang penting yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu. Berdasarkan latar belakang masalah dan tinjauan teoritis yang telah diuraikan di awal maka kerangka konseptual penelitian ini dapat dilihat pada gambar 2.1.
Current Ratio (CR) (X1)
H1
Debt to Equity Ratio (DER) (X2)
H2
Growth Perusahaan (Y)
H3
Deviden Kas (X3)
H4
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Sumber: data diolah penulis, 2010 Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah current ratio (CR), debt to equity ratio (DER), dan deviden kas, sedangkan yang menjadi variabel dependen dalam penelitian ini adalah growth perusahaan. Semakin tinggi current ratio, maka semakin likuid perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang jatuh tempo sehingga perusahaan semakin mudah memperoleh pendanaan dari kreditor sehingga dapat memperlancar kegiatan operasional
perusahaan.
Dengan
meningkatnya
operasional
perusahaan
diharapkan laba perusahaan juga dapat meningkat, dengan demikian pertumbuhan
Universitas Sumatera Utara
perusahaan semakin meningkat. Semakin tinggi debt to equity ratio, maka semakin banyak sumber dana perusahaan untuk melakukan ekspansi, dengan ekspansi yang dilakukan maka akan meningkatkan pertumbuhan perusahaan. Investor yang menanamkan dananya pada perusahaan mengharapkan imbalan atas dana yang diinvestasikannya. Return yang dapat diterima investor dapat berupa capital gain, dan deviden. Biasanya investor lebih menyukai deviden dari pada capital gain, hal ini dikarenakan resiko jika mengharapkan deviden lebih kecil. Semakin tinggi deviden yang diberikan perusahaan kepada investor, maka semakin tertarik investor menginvestasikan dananya pada perusahaan, sehingga semakin
besar
modal perusahaan
untuk
membiayai kegiatan
operasionalnya serta melakukan pengembangan usaha. Dengan berkembangya usaha suatu perusahaan, tentu saja akan meningkatkan perolehan laba perusahaan sehingga pertumbuhan perusahaan semakin tinggi.
D. Hipotesis Penelitian Hipotesis adalah
jawaban sementara yang harus diuji kebenarannya atas
suatu penelitian yang dilakukan agar dapat mempermudah dalam menganalisis. Berdasarkan tinjauan teoritis, rumusan masalah dan tinjauan penelitian terdahulu yang telah dikemukakan di awal, maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut:
H1 : terdapat pengaruh current ratio (CR) terhadap growth perusahaan. H2 : terdapat pengaruh debt to equity ratio (DER) terhadap growth
Universitas Sumatera Utara
perusahaan. H3 : terdapat pengaruh deviden kas terhadap growth perusahaan. H4 : terdapat pengaruh current ratio (CR), debt to equity ratio (DER), deviden kas secara simultan terhadap growth perusahaan.
Universitas Sumatera Utara