Vol. 4 No. 1, Januari – Juni 2016 ISSN: 2303-2235, E-ISSN: 2476-8820
KUALITAS PENGUNGKAPAN SEGMEN DAN HUBUNGANNYA DENGAN BIAYA MODAL EKUITAS Ahmad Abbas Abdul Hamid Habbe Grace T. Pontoh Hasanuddin University ABSTRAK The decision to provide segment information depends not only on regulations but also on the behavior of disclosure imposed by the manager. This study aims to determine the quality of segment disclosure and the factors that determine it, and to examine the relationship between the quality of segment disclosure and the cost of equity capital. Samples are taken from 187 companies listed in the Indonesian Stock Exchange during the period of 2011 – 2014. This research method uses descriptive statistics and multiple linear regressions. The results illustrate that the average segment disclosure in the companies proves quality samples and the factors that determine the quality of segment disclosure are agency cost, cost of ownership, and business diversification. The agency costs can determine decisions to improve the quality of management in the segment disclosure, and the cost of ownership can determine the manager’s decision to limit the increase in the quality of segment disclosure. Meanwhile, diversification can be a signal in determining the quality improvement of the segment disclosure. Related to cost of equity capital, the quality of the segment disclosure pushes down the cost of equity capital. Keywords: quality of the segment disclosure, agency costs, cost of ownership, signal, cost of equity capital. PENDAHULUAN Sejak pemberlakuan IFRS 8 mengenai Operating Segment efektif pada tahun 2009 di Eropa, dampaknya mulai ditinjau dan diuji (Crawford et al., 2010; 2012; Heem dan Valenza, 2012; Moldovan, 2014; Nichols et al., 2012). Penelitian mengenai isu IFRS 8 pun berlanjut ke negara-negara lain di luar Eropa yang mengkonvergensi ke dalam standar lokalnya masing-masing (Kang dan Gray, 2014; Kumar dan Sridharan, 2014; Mardini, 2012; Schvrick et al., 2013). Di Indonesia, IFRS 8 juga di konvergensi ke dalam PSAK 5 (Revisi 2009) yang menggantikan PSAK 5 (Revisi 2000) dan mulai efektif pada tahun 2011. Muhammad dan Siregar telah melakukan penelitian terkait pengungkapan segmen berdasarkan PSAK 5 (Revisi 2009). Pengungkapan informasi segmen bisa menjadi pilihan kebijakan manajer untuk melindungi segmen yang dianggap menguntungkan. Diskresionari yang diberikan oleh standar pada pengungkapan segmen mendorong manajer untuk menyembunyikan kinerja yang buruk dalam segmen tertentu (Botosan dan Stanford, 2005). Sebab itu, keputusan untuk menyediakan informasi segmen secara meningkat atau terbatas tidak hanya bergantung pada 60
pemberlakuan standar baru (IFRS 8) yang kemudian dihubungkan pengaruhnya dengan karakteristik perusahaan (Muhammad dan Siregar, 2013; Ibrahim, 2014; Lucchese dan Carlo, 2012; Pardal dan Morais, 2012; Saarilouma, 2013), melainkan juga ada suatu pilihan kebijakan secara internal yang ditentukan oleh manajer dalam suatu perusahaan. Pilihan untuk meningkatkan atau membatasi kualitas dari kandungan informasi segmen dianalisis sebagai bentuk perilaku pengungkapan segmen yang dilakukan oleh manajer. Bens et al. (2011) menyimpulkan bahwa karakteristik segmen rekayasa (pseudo) lebih terdiskresi dalam penerapan peraturan segmen yang dilaporkan dan perusahaan dengan multi segmen menunjukkan perilaku pengungkapan yang lebih strategis daripada perusahaan dengan segmen tunggal (single segment) yang kurang strategis. Perilaku manajer dalam membuat kebijakan pengungkapan kelihatannya lebih menarik untuk dipahami secara mendalam. Pisano dan Landriana (2012) telah mengidentifikasi perilaku pengungkapan segmen setelah penerapan IFRS8 dari teori kepemilikan pada perusahaan multi segmen usaha dan disadari masih memerlukan analisis ke dalam kerangka teori lainnya. IARN (iarn. detikjogja. com)
Indonesia Accounting Research Journal | Vol. 4 No. 1, Januari – Juni 2016 Memahami saran penelitian mereka, penelitian ini mengakses informasi lebih dari pemilik. Manajer dibangun untuk menentukan perilaku mengambil keuntungan dari diskresi yang pengungkapan segmen yang berfokus pada diberikan dengan memainkan setiap segmen perusahaan dengan multi segmen usaha yang melalui transfer sumber daya antar segmen untuk diidentifikasi dari masalah agensi dan kepemilikan. tujuan pengungkapan segmen. Selanjutnya, Di samping itu, pengungkapan segmen dalam kepemilikan adalah penggerak penting dalam penelitian ini akan dinilai pada kualitas kandungan menentukan kualitas pengungkapan. Pada informasinya. Sejauh ini, pengungkapan segmen kerangka teori kepemilikan, perusahaan dianggap selalu di konstruksi dengan menggunakan tingkat memiliki informasi sensitif yang tidak sebaiknya pengungkapan sebagai indeks penilaian. diungkapkan secara umum. Informasi tidak Krabbenborg (2012) menyadari hal itu sehingga diungkapkan jika dapat memengaruhi kepemilikan saran penelitiannya mengharapkan pengukuran entitas. Pengungkapan informasi cenderung yang representatif dalam menilai kualitas dibatasi untuk menghindari utilisasi dari pesaing. pengungkapan segmen. Schneider dan Scholze (2011) menjelaskan bahwa Tingkat pengungkapan dari jumlah segmen pengungkapan segmen dengan pendekatan dan itemnya selalu menjadi proses sederhana manajemen yang diberikan oleh perusahaan dalam menilai kualitas pengungkapan segmen mungkin memiliki insentif untuk perusahaan. Namun, penilaiannya tidak selalu menyembunyikan segmen yang detail jika menyediakan informasi yang representatif bagi perusahaan menghadapi persaingan langsung. pihak eksternal. Pada IFRS 8, dua atau lebih Manajer cenderung kurang mengungkapkan segmen operasi dapat diagregasikan dalam suatu informasi segmennya apabila informasi tersebut segmen operasi tunggal jika agregasi tersebut memungkinkan untuk dimanfaatkan oleh konsisten dengan prinsip utama IFRS 8 (the core pesaingnya. Sebagai hasil dari kedua kerangka principle). Bagaimanapun, agregasi segmen teori tersebut, keputusan manajer untuk dengan karakteristik ekonomi yang serupa tidak menghasilkan kualitas informasi segmennya akan dapat dijangkau oleh tingkat pengungkapan yang cenderung dipengaruhi oleh motif agensi dan berdasarkan pada perhitungan jumlah segmen dan kepemilikan. item yang diungkapkan. Oleh karena itu, tolok IFRS 8 adalah bagian pernyataan IFRS ukurnya memerlukan cerminan kandungan yang bersifat principle-based sehingga keputusan informasi segmen yang representatif agar agregasi untuk menyediakan informasi segmen yang segmen bisa terjangkau. Dengan kata lain, kualitas disyaratkan oleh IFRS 8 masih menyediakan suatu pengungkapan segmen sebaiknya memerlukan opsi. Opsi tersebut dapat ditentukan oleh manajer fungsi yang representatif untuk menyelidiki bagitujuan pelaporan, misalnya kriteria segmen kandungan informasi yang tersembunyi dalam yang dilaporkan harus memenuhi ambang batas segmen yang teragregasi sehingga menyediakan kuantitatif yang salah satu persyaratannya adalah kegunaan informasi yang diharapkan oleh pihak lebih 10% dari total pendapatan segmen usaha, eksternal. Andre et al (2013) telahmelakukan tetapi persyaratan tersebut dapat mengondisikan konstruksi pada pengukuran kualitas bahwa jika segmen tidak memenuhi ambang batas, pengungkapan segmen basis IFRS 8 yang segmen dapat diungkapkan dengan pertimbangan menggunakan variabilitas antarsegmen dalam bahwa pihak manajemen memercayai informasi profitabilitas. Mereka memahami bahwa agregasi segmen tersebut bisa berguna bagi pengguna segmen akan mendorong variabilitas pada eksternal. Dengan memahami opsi tersebut, profitabilitasnya. Profitabilitas yang dihasilkan penelitian ini perludijelaskan ke dalam teori sinyal oleh perusahaan menyediakan kandungan yang berguna bagi pihak eksternal dalam menilai informasi yang akan berguna bagi pihak eksternal kualitas pengungkapan segmen yang lebih baik. dalam mengambil keputusan. Dengan demikian, Kerangka teori sinyal menyediakan konsep yang kualitas pengungkapan segmen dalam penelitian mendasari pengungkapan. Shehata (2014) ini diukur dengan melihat kandungan informasi menguraikan bahwa pengungkapan adalah suatu antar segmen pada level profitabilitasnya. alat sinyal untuk menilai perusahaan. Perusahaan Pengungkapan segmen berdasarkan pada mungkin mengungkapkan informasi melebihi yang IFRS 8 mungkin lebih mudah diidentifikasi dan disyaratkan oleh pengungkapan IFRS 8 dengan dianalisis ke dalam kerangka teori agensi dan tujuan untuk menarik investasi dan meningkatkan kepemilikan. Pada kerangka teori agensi tersebut, reputasi (favourable reputation). Jika informasi hubungan agensi mendorong masalah asimetri segmen dihubungkan dengan teori sinyal, informasi karena manajer sebenarnya dapat perusahaan akan mengungkapkan lebih baik IARN (iarn. detikjogja. com)
61
informasi segmennya sebagai upaya sinyal bagi para investor. Ada tiga upaya sinyal yang akan digunakan dalam penelitian ini, diantaranya kinerja perusahaan, kualitas audit, dan diversifikasi usaha. Ketertarikan lain penelitian ini adalah jika pengungkapan segmen yang disyaratkan oleh IFRS 8 dihubungkan dengan biaya modal ekuitas. Manfaat entitas terjadi saat kualitas pengungkapan segmen mendorong penurunan biaya modal. Sebagai akibat, biaya modal ekuitas memungkinkan dipengaruhi oleh kualitas pengungkapan segmen. Krabbenborg (2012) dan Vorst (2012) telah terlebih dahulu menghubungkan antara kualitas pengungkapan segmen dan biaya modal ekuitas. Keduanya menemukan hasil yang berbeda. Krabbenborg (2012) menemukan bahwa kualitas pengungkapan segmen berpengaruh negatif terhadap biaya modal ekuitas, sedangkan Vorst (2012) tidak menemukan pengaruh kualitas pengungkapan segmen terhadap biaya modal ekuitas. Di Indonesia, Muhammad dan Siregar (2013) juga menguji pengaruh pengungkapan segmen yang disyaratkan oleh PSAK 5 (Revisi 2009) terhadap biaya modal ekuitas. Hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa pengungkapan segmen tidak berpengaruh terhadap biaya modal ekuitas. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis kualitas pengungkapan segmen dan kemudian menyelidiki faktor-faktor yang menentukan kualitas pengungkapan segmen yang diidentifikasi dari motif agensi dan kepemilikan. Sebagai tambahan, penelitian ini jugamelibatkan kinerja perusahaan, kualitas audit, dan diversifikasi usaha yang diidentifikasi dari teori sinyal. Pengungkapan yang dimandatkan (mandatory) membuatpengungkapan segmen telah ditentukan sebelumnyaoleh standar, namun perusahaan dapat bertujuan untuk mendorong peningkatan kualitas pengungkapan segmennya lebih baik jika perusahaan menganggap pengungkapan mandatory masih kurang efektifdalam menyediakan kualitas pengungkapan segmen bagi pengguna eksternal. Sebagai tambahan, penelitian ini juga bertujuan untukmembuktikan pengaruhpengungkapan segmen yang disyaratkan oleh PSAK 5 berbasis IFRS 8 terhadap biaya modal ekuitas. Ketidakkonsistensian hasil terdahulu juga mendorong penelitian ini untuk menguji hubungan antara pengungkapan segmen dan biaya modal ekuitas. Tiga kontribusi yang dihasilkan oleh penelitian ini. Pertama, penelitian ini dapat menyediakan kajian dan bukti tambahan secara 62
Abbas et al. universal mengenai kualitas informasi yang dihasilkan oleh peralihan standar (PSAK 5) yang mampu dipengaruhi oleh motif agensi dan kepemilikan. Keberadaan biaya agensi dan biaya kepemilikan sebagai motif manajer masih memainkan peranan penting dalam menentukan kualitas pengungkapan segmen. Kedua, kualitas pengungkapan segmen mencerminkan suatu informasi segmen yang dihasilkan oleh perusahaan sehingga hasil penelitian ini menjadi sangat bernilai bagi para pengguna laporan keuangan. Para stakeholder terutama investor yang sedang meyakini keefektifan dari kebijakan PSAK 5 mampu memperoleh sinyal yang baik dalam menilai kualitas informasi segmen yang dihasilkan oleh perusahaan. Ketiga, konsistensi temuanempiris diberikan oleh penelitian ini atas pengaruh pengungkapan segmen terhadap biaya modal ekuitas. Penelitian ini disajikan ke dalam lima bagian. Bagian pertama adalah pendahuluan yang menjelaskan isu dan motivasi, tujuan, dan kontribusi penelitian. Berikutnya, bagian kedua adalah kajian literatur dan pengembangan hipotesis yang mendiskusikan pengungkapan segmen, hubungan antarvariabel, dan menjelaskan kerangka teori serta proposisi penelitian yang digunakan untuk membangun hipotesis. Bagian ketiga adalah metode penelitian. Bagian keempatmenyajikan hasil penelitian. Penelitian ini diakhiri oleh simpulan, implikasi, dan keterbatasan yang disajikan pada bagian lima. KAJIAN LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Pengungkapan Segmen di Indonesia (PSAK 5 Revisi 2009) IFRS 8 menetapkan persyaratan pengungkapan informasi mengenai segmen operasi entitas dan juga produk serta jasa entitas, area geografis dimana entitas beroperasi, serta pelanggan utamanya (IASB, 2006). Segmen operasi adalah komponen usaha yang ditinjau reguler dan memperkenankan agregasi dari komponen yang sama sesuai karakteristik ekonomi. Di Indonesia, Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) telah mengkonvergensi IFRS 8 ke dalam PSAK 5 (revisi 2009). PSAK ini menggantikan PSAK 5 (revisi 2000) mengenai pelaporan segmen. Prinsip utama IFRS 8 yang dikonvergensi oleh PSAK (revisi 2009) adalah evaluasi sifat dan dampak keuangan dari aktivitas bisnis. Perusahaan diperlukan untuk mengungkapkan informasi segmennya yang memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk IARN (iarn. detikjogja. com)
Indonesia Accounting Research Journal | Vol. 4 No. 1, Januari – Juni 2016 mengevaluasi sifat dan dampak keuangan dari Pada konsep biaya agensi, prinsipal terkadang aktivitas bisnis yang mana dia terlibat dan mengeluarkan biaya untuk mengurangi masalah lingkungan ekonomi dimana dia beroperasi. asimetri informasi. Suatu segmen operasi adalah komponen Pengungkapan segmen memainkan dari entitas yang terlibat dalam aktivitas bisnis peranan penting dalam mengurangi konflik agensi yang mana memperoleh pendapatan dan prinsipal dan agen. Bens et al. (2011) telah menimbulkan beban, hasil operasinya dikaji menyimpulkan secara empiris bahwa bahwa motif reguler oleh pengambil keputusan operasional agensi adalah penentu penting bagi keputusan (Chief Operating Decision Maker) untuk membuat pengungkapan segmen. Motif pengungkapan keputusan tentang sumber daya, dan tersedia segmen yang dilihat dari biaya agensi dapat informasi keuangan yang terpisah. membatasi pilihan manajer untuk mengungkapkan PSAK 5 (revisi 2009) bermaksud untuk informasi segmennya. Pada temuan sebelumnya, menyediakan informasi segmen yang lebih relevan, Berger dan Hann (2007) telah menyimpulkan mendorong pengguna laporan keuangan untuk bahwa para manajer menghadapi biaya agensi dari menganalisis kinerja keuangan sesuai dengan pengungkapan segmen. Ketika motif biaya agensi perspektif manajemen, dan mendukung konsistensi mendominasi, para manajer cenderung informasi segmen yang lebih baik antara yang menyembunyikan segmennya yang berkaitan disajikan dalam keputusan internal dan yang dengan profit abnormal yang rendah. Leung dan dilaporkan dalam keputusan internal. Pendekatan Verriest (2014) juga konsisten bahwa biaya agensi manajemen terhadap pelaporan segmen memainkan peranan penting dalam keputusan menyelaraskan pelaporan eksternal dan penyajian manajer untuk mengungkapkan atau internal. Beberapa investor lebih menyukai menyembunyikan informasi segmennya. perusahaan yang memiliki informasi tentang Lebih lanjut, biaya agensi yang ditandai bagaimana manajemen memandang bisnisnya atau oleh transfer yang tidak efisien mendorong segmen berbasis pendekatan manajemen (IASB, 2013). dengan valuasi yang terlalu rendah atau tinggi. You Ketika semua aspek pelaporan diselaraskan, (2012) menemukan bahwa segmen dengan valuasi informasinya menyediakan kandungan yang lebih yang relatif tinggi telah melaporkan profit yang detail dan terintegrasi sehingga itu sangan tinggi secara abnormal pada perusahaan yang membantu penilaian para pengguna laporan terlibat dalam memanipulasi informasi segmen. keuangan. Manajer perusahaan dengan transfer yang tidak Muhammad dan Sirgear (2013) efisien cenderung menghadapi biaya agensi yang menyelidiki tingkat pengungkapan segmen di dilakukan dengan cara menyembunyikan data bawah PSAK 5 (revisi 2009) dan menyimpulkan segmen. Studi yang dilakukan oleh Lail et al. bahwa rata-rata tingkat pengungkapan segmen (2013) menyiratkan bahwa perubahan agregasi dari adalah 65%. Kesimpulannya mengindikasikan satu segmen dilaporkan ke segmen yang lain atau bahwa masih banyak pengungkapan wajib yang manajer melakukan transfer beban ke satu segmen belum diungkapkan oleh perusahaan di Indonesia. ke segmen lain dan memastikan bahwa kondisi Pisano dan Landriani (2012) menyiratkan bahwa tersebut dapat dilakukan dari tahun ke tahuntanpa perusahaan yang taat dengan persyaratan IFRS 8 perubahan secara visibel. Sebab itu, kualitas telah dapat meningkatkan atau menurunkan item pengungkapan segmen mampu mudah didiskresi informasi segmen yang diungkapkannya. Itu sangat oleh manajer. Manajer yang mengambil bergantung pada informasi yang digunakan secara keuntungan biaya agensi yang lebih besar akan internal oleh manajemen dalam menilai bisnisnya. menjadi sulit untuk menyampaikan perbedaan Dengan kata lain, kondisinya bergantung pada dalam pertumbuhan antarsegmen sebagaimana perilaku pengungkapan yang diadopsi oleh yang disimpulkan oleh Wang et al. (2011) bahwa manajer. manajer cenderung mengungkapkan perbedaan pertumbuhan laba segmennya lebih kecil jika Faktor-faktor yang Menentukan Kualitas perusahaan memiliki biaya agensi yang lebih besar. Pengungkapan Segmen Sebagai hasil setelah memahami uraian di Biaya Agensi atas, manajer memiliki ruang lingkup yang lebih Masalah agensi berkaitan dengan masalah besar untuk berperilaku oportunis. Hipotesis biaya prinsipal dan agen (Jensen dan Meckling, 1976). agensi menyatakan bahwa manajer memiliki Hubungan agensi mendorong masalah asimetri insentif untuk membuat keputusan yang informasi karena manajer sebenarnya dapat menguntungkan dirinya (Jensen, 1986; Hope dan mengakses informasi lebih dari pemegang saham. Thomas, 2008). Ini menyediakan peluang bagi IARN (iarn. detikjogja. com)
63
manajer untuk menciptakan insentif dalam pelaporan strategis yang membatasi informasi keuangan. Masalah moralhazard dari konflik agensi kelihatannya menciptakan insentif bagi manajer untuk mendorong penurunan kualitas pengungkapan segmen. Manajer yang dihadapkan biaya agensi yang tinggi sangat sulit untuk membuat peningkatan kualitas pengungkapan. Manajer menciptakan diskresi dengan memanipulasi laba segmen yang bertujuan untuk mengambil keuntungan biaya agensi yang lebih besar. Semakin tinggi biaya agensi yang ditunjukkan oleh transfer antarsegmen, semakin rendah kualitas pengungkapan segmen yang ditunjukkan oleh rendahnya variabilitas antarsegmen.Dengan demikian, diaya agensi yang diidentifiksi dari kerugian residual akan mendorong manajer untuk membatasi manajer peningkatan kualitas pengungkapan segmen. H1. Biaya agensi berpengaruh negatif terhadap kualitas pengungkapan segmen Biaya Kepemilikan Pada kerangka teori kepemilikan, perusahaan cenderung menyembunyikan informasi keuangannya ketika informasinya dapat dimanfaatkan oleh pesaingnya. Informasi yang krusial diungkapkan kepada investor, itu juga akan diketahui para pesaing sehingga perusahaan tidak diuntungkan secara kompetitif (Verrecchia, 1983). Perusahaan tidak akan memilih untuk mengungkapkan informasi yang tidak dimandatkan oleh regulator. Tujuannya adalah untuk menghindari informasi perusahaandiutilisasi oleh perusahaan lain. Keberadaan pengungkapan informasicenderung dibatasi pada tingkat persaingan usaha. Perusahaan yang mengungkapkan segmen yang baik akan lebih menguntungkan pesaingnya. Para pesaing dapat memperoleh keuntungan dari ekstra pengungkapan informasi sehingga mengurangi tingkat pertumbuhan perusahaan. Akibatnya, biaya untuk mengungkapkan informasi segmen secara kompetitif menjadi besar. Prencipe (2004) menunjukkan bahwa biaya kepemilikan yang ditandai oleh persaingan usaha relevan dengan pelaporan segmen sehingga membatasi insentif bagi perusahaan untuk menyediakan informasinya kepada pasar modal. Leung dan Verriest (2014) juga membuat konstribusi pada penelitiannya yang konsisten bahwa biaya kepemilikan memainkan peranan penting dalam keputusan manajer untuk mengungkapkan atau menyembunyikan informasi 64
Abbas et al. segmennya. Kepemilikan sangat menentukan kualitas pengungkapan. Leuz (2004) menyatakan bahwa ketika biaya kepemilikan menjadi rendah, informasi segmen cukup diagregasi dan profitabilitas perusahaan menjadi rendah. Tekanan persaingan dapat berpengaruh terhadap agregasi segmen. Jika pengungkapan segmen eksternal harus diselaraskan dengan pelaporan segmen internal, disagregasi informasi memungkinkan adanya alokasi sumber daya. Namun, itu kenyataannya menarik persaingan dengan mengungkapkan informasi kepemilikan kepada pesaingnya sendiri (Schneider dan Scholze, 2011). Manajer dari perusahaan tertentu meyakini bahwa pengungkapan segmen yang memiliki pertumbuhan laba tinggi dapat mendorong persaingan usaha yang lebih merugikan. Wang et al. (2011) menyimpulkan bahwa biaya kepemilikan berpengaruh negatif terhadap informasi pertumbuhan labanya. Biaya kepemilikan yang diproksikan oleh persaingan usaha dengan HHI cenderung kurangmengungkapkan varian pertumbuhan labanya. Pada temuan sebelumnya, Pisano dan Landriani (2012) menyimpulkan secara empiris bahwa biaya agensiadalah penentu pengungkapan segmen. Mereka menguji pengaruh tingkat persaingan usaha terhadap pengungkapan segmen. Tingkat persaingan usaha dari konsentrasi industri yang diukurdengan menggunakan HHI berpengaruh positif terhadap pengungkapan informasi segmen. Semakin tinggi tingkat pengungkapan segmen, semakin tinggi persaingan usaha, yang mengindikasikan bahwa perusahaan cenderung menyediakan lebih informasi segmen ketika kondisi pasar kompetitif.Perusahaan yang menghadapi persaingan yang rendah mendorong manajer untuk membatasitingkat dan variasi pengungkapan segmennya. Hasil mereka sebenarnya belum bisa diyakini seutuhnya. Untuk membangun hipotesis, penelitian ini menginterpretasikan kerangka teori kepemilikan yang berbeda dengan Pisano dan Landriani (2012). Teori kepemilikan yang dijelaskan dalam bentuk biaya kepemilikan ditandai oleh tingkat persaingan usaha, tetapi teori kepemilikan sebenarnya menekankan bahwa perusahaan memiliki informasi sensitif yang tidak sebaiknya diungkapkan pada tingkat persaingan usaha yang tinggi. Pengungkapan informasi sangat bermanfaat bagi stakeholder, tetapi semakin banyak Informasi yang diungkapkan memungkinkan para pesaing untuk memperoleh informasi krusial dalam membuat keputusan yang strategis. Scott (2009) IARN (iarn. detikjogja. com)
Indonesia Accounting Research Journal | Vol. 4 No. 1, Januari – Juni 2016 menyatakan bahwa informasi kepemilikan adalah demikian, perusahaan dengan kinerja informasi yang diungkapkan oleh perusahaan yangbaikmenandakan pengungkapan segmen yang dimana dapat memengaruhi arus kas di masa berkualitas. depan, misalnya informasi mengenai perencanaan strategis untuk melakukan merger, yang H3. Kinerja perusahaan berpengaruh positif memungkinkan biaya informasinya tinggi. Oleh terhadap kualitas pengungkapan segmen karena itu, manajer cenderung menyembunyikan Di samping kinerja perusahaan, kualitas sebagian informasi segmennya jika perusahaanya audit digunakan sebagai upaya sinyal terhadap dihadapkan oleh persaingan usaha yang tinggi pasar (Lan et al., 2013). Kualitas audit adalah hasil bukan dihadapkan oleh persaingan usaha yang dari suatu fungsi dari proses audit, misalnya proses rendah sebagaimana yang diinterpretasikan oleh dari seorang auditor memberikan dan melaporkan Pisano dan Landriani (2012). Semakin kompetitif pendapatnya yang berkaitan dengan keakuratan perusahaan, semakin manajer membuat keputusan rangkaian penyusunan laporan keuangan kliennya. untuk membatasi peningkatan kualitas Dopuch dan Simunic (1980) menyatakan bahwa pengungkapan segmennya. Perusahaan yang kualitas audit sangat berkaitan dengan reputasi berada pada pasar industri yang kompetitif lebih perusahaan audit atau brand names. Dengan kata mungkin mengagregasikan segmennya bagi tujuan lain, KAP Big 4 menyediakan kualitas audit yang pelaporan sehingga kandungan informasi lebih baik daripada KAP Nonbig 4. Dari kualitas pengungkapan menunjukkan kurang variasi auditnya, informasi keuangan yang disediakan profitabilitas antarsegmen yang dihasilkan oleh lebih luas. Pada proses pengungkapan segmen, perusahaan. informasi segmen juga dipengaruhi oleh KAP Big 4. Muhammad dan Siregar (2013) menemukan H2. Biaya kepemilikan berpengaruh negatif pengaruh signifikan antara kualitas audit dan terhadap kualitas pengungkapan segmen pengungkapan segmen perusahaan. Pengaruhnya menunjukkan bahwa perusahaan yang diaudit oleh Kinerja Perusahaan, Kualitas Audit, dan KAP Big 4 mampu menyediakan pengungkapan Diversifikasi Usaha segmen yang lebih informatif. Perusahaan mengirimkan sinyal dengan informasi tertentu kepada pada investor untuk H4. Kualitas audit berpengaruh positif terhadap menunjukkan bahwa dia dianggap lebih baik dari kualitas pengungkapan segmen perusahaan lain. Pertama, kinerja dapat dijadikan Sebagai tambahan atas faktor-faktor sebagai upaya sinyal untuk menyampaikan penentu kualitas pengungkapan segmen, informasi segmen. Perusahaan dengan kinerja yang diversifikasi usaha mungkin menjadi suatu sinyal. baik cukup efektif dalam menandai pengungkapan Perusahaan kemungkinan meningkatkan kualitas informasi segmen yang berkualitas. Lan et al. pengungkapan segmennya ketika usahanya lebih (2013) menganggap bahwa perusahaan dengan beragam. Crawford et al. (2012), Mardini (2012), kinerja yang baik cenderung membuat informasi dan Nichols et al. (2012) telah menyelidiki keuangannya lebih siap untuk diungkapkan. pengungkapan segmen setelah penerapan IFRS 8 Kesiapan tersebut dapat dilihat pada perusahaan danmenyimpulkan bahwa jumlah segmen yang yang lebih efektif menerapkan PSAK 5. diungkapkan oleh perusahaan meningkat. Jumlah Kesiapan perusahaan dalam segmen menggambarkan tingkat diversifikasi mengungkapkan informasi keuangannya usaha. Peningkatan jumlah segmen yang sebenarnya bertujuan untuk mendorong pihak diungkapkan oleh perusahaan menandakan kualitas eksternal meyakini bahwa perusahaan dengan pengungkapan segmen yang meningkat. Pihak kinerja baik lebih efektif menerapkan PSAK 5 eksternal tidak hanya memerlukan informasi daripada perusahaan dengan kinerja buruk. Studi mengenai aktivitas umum perusahaan, melainkan dari Andre et al. (2013) menyiratkan bahwa kinerja mereka juga memerlukan informasi segmen perusahaan yang buruk berpengaruh negatif perusahaan. Segmen adalah komponen yang terhadap pengungkapan segmen. Ini mengartikan diharapkan dapat berkontribusi terhadap bahwa kinerja keuangan yang buruk menurunkan keberhasilan perusahaan. Perusahaan yang kualitas pengungkapan segmen. Pihak eksternal mengungkapkan diversifikasi usaha bagi tujuan tidak sulit untuk menilai kualitas pengungkapan pelaporan membantu pihak eksternal dalam segmen jika kinerja keuangan yang mengalami menilai perusahaan secara memadai. laba bersih diindikasikan memiliki kualitas Diversifikasi usaha kemungkinan menjadi pengungkapan segmen yang baik. Dengan indikator dalam menentukan kualitas IARN (iarn. detikjogja. com)
65
pengungkapan segmen. Pengungkapan segmen masih menangkap tingkat diversifikasi (Pelaez, 2009). Diversifikasi usaha akan dijadikan sebagai sinyal yang sangat informatif dalam memahami kualitas segmen perusahaan. Pengungkapan segmen yang terdisagregasi menandakan pengungkapan segmen yang berkualitas.PSAK 5 yang bersifat mandatory menyediakan pengaruhterhadap peningkatan jumlah segmen usaha. H5. Diversifikasi usaha berpengaruh positif terhadap kualitas pengungkapan segmen Hubungan antara Kualitas Pengungkapan Segmen dan Biaya Modal Ekuitas Hubungan antara pengungkapan dan biaya modal ekuitas selalu menjadi hal yang menarik untuk diuji khususnya peralihan standar baru sebab hasilnya ditujukankepada para investor. Penelitian mutakhir yang dilakukan oleh Lan et al. (2013) belum menemukan pengaruh tingkat pengungkapan keuangan terhadap biaya modal ekuitas, tetapi Li dan Yang (2012) serta Petrova (2012) berhasil menemukan bahwa pengungkapan keuangan mengurangi biaya modal ekuitas. Temuan ini sekaligus mendukung Botosan dan Plumlee (2002) yang sebelumnya menguji kedua hubungan tersebut danmenyimpulkan bahwa tingkat pengungkapan keuangan berpengaruh negatif terhadap biaya modal ekuitas. Manfaat entitas terjadi saat pengungkapan yang berkualitas atau improved disclosuremendorong biaya modal yang rendah. Pengungkapan membantu para investor dan kreditur untuk memahami risiko investasi ekonomi. Ketidakakuratan dan ketidaklengkapan informasi keuangan dicerminkan dalam biaya modal.PSAK 5 menjadi regulasi yang sangat penting bagi perusahaan untuk mendorong perbaikan mengungkapkan segmennya di Indonesia. Pemberlakukan PSAK 5 (revisi 2009) akan mendorong kualitas pengungkapan yang baik dan berdampak pada pengurangan biaya modal ekuitas. Pelaez et al. (2009) dan Semenenko serta Yoo (2012) menyimpulkan bahwa kualitas pengungkapan segmen telah berdampak negatif pada biaya modal ekuitas. Temuan keduanya didukung oleh Krabbenborg (2012) dan Saini dan Hermann (2012) yang konsisten bahwa pengungkapan segmen mampu menurunkan biaya modal ekuitas.
66
Abbas et al. Para investor dan kreditur harus membuat keputusan yang baik ketika mereka mendapatkan informasi segmen yang akurat. Jika para investor dan kreditur tidak bisa memahami kandungan informasi segmen perusahaan, ini menjadi risiko bagi mereka. Masalah agensi mendasari pemahaman tersebut. Kebijakan pengungkapan segmen bertindak sebagai suatu mekanisme yang dapat mengurangi asimetri informasi. Pemahaman yang dipengaruhi oleh kualitas informasi segmen disediakan melalui pengungkapan. Pengungkapan dengan informasi yang berkualitas mengurangi biaya modal ekuitas melalui risiko estimasi. Para investor lebih menyukai risiko estimasi yang rendah, terlebih lagi jika para investor bisa lebih banyak memahami kandungan informasi segmen perusahaan. Ketika permintaan saham dengan risikoestimasi rendah karena asimetri informasi berkurang, harga saham dapat ditaksir lebih tinggi (Botosan, 2006). Ini menjadi benefisial bagi perusahaan. Jika ada permintaan saham dengan risiko estimasi yang rendah, para investor ingin membayar lebih saham-saham tersebut. Hubungan antara kualitas pengungkapan segmen dan biaya modal ekuitas berada pada kerangka teori agensi. Kualitas pengungkapan yang tinggi mencerminkan penurunan asimetri informasi. Asimetri informasi menurun pada tingkat saham terjualyang mendorong investor untuk berinvestasi. Para investor tertarik untuk membayar tinggi saham-saham yang diterbitkan perusahaan jika pengungkapan informasi segmen dianggap berkualitas sehingga biaya dari modal ekuitas yang ditimbulkan mengalami penurunan. Dengan demikian, Pengungkapan segmen di bawah PSAK 5 (revisi 2009) dapat mengurangi biaya modal ekuitas karena pengungkapannya dianggap cenderung berkualitas. H5. Kualitas pengungkapan segmen berpengaruh negatif terhadap biaya modal ekuitas METODE PENELITIAN Sampel dan Data Sampel penelitian terdiri dari 187 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan jumlah 374 pengamatan. Berikut kriteria pemilihan sampel yang ditunjukkan pada tabel 1.
IARN (iarn. detikjogja. com)
Indonesia Accounting Research Journal | Vol. 4 No. 1, Januari – Juni 2016 Tabel 1. Kriteria Pemilihan Sampel Keterangan Perusahaan yang terdaftar di BEI selama periode 2011-2014 Laporan keuangan yang tidak berakhir pada tanggal 31 Desember Laporan keuangan dalam mata uang asing Perusahaan dengan segmen usaha tunggal Perusahaan dengan data yang tidak sesuai atau tidak lengkap Sampel akhir Pengamatan selama dua periode
Perusahaan sampel dari semua jenis industri kemudian digolongkan berdasarkan jenis
Jumlah 436 (1) (45) (97) (106) 187 374
industrinya. Distribusi sampel berdasarkan jenis industrinya ditunjukkan pada tabel 2.
Tabel 2. Distribusi Sampel Berdasarkan Jenis Industri Jenis Industri Agriculture Mining Basic Industry and Chemicals Miscellaneous Industry Consumer Goods Industry Property, Real Estate, and Building Construction Infrastructure, Utilities, and Transportation Finance Trade, Service, and Investment Total
Data penelitian menggunakan laporan keuangan tahunan perusahaan selama periode 2011-2014 yang diperoleh dari Indonesia Capital Exchange (IDX). Periode analisis data adalah dua tahun setelah pemberlakukan efektif PSAK 5 Segmen Operasi yang dimulai dari tahun 20112012. Untuk mengukur biaya modal ekuitas tahun 2011 dan 2012, penelitian ini menggunakan data laporan keuangan tahun 2013 dan 2014 sehingga kriteria sampel yang digunakan adalah perusahaan yang terdaftar selama periode 2011-2014 di BEI. Variabel Penelitian Kualitas Pengungkapan Segmen Kualitas pengungkapan segmen adalah kandungan informasi segmen yang diungkapkan oleh perusahaan. Kandungan informasi tersebut dinilai berdasarkan pada variasi profitabilitas antarsegmen. Andre et al. (2013) menyatakan bahwa variabilitas laba antarsegmen adalah proksi kualitas pengungkapan yang representatif. Kualitas pengungkapan segmen diukur berdasarkan pada variabilitas laba yang dilaporkan dalam Return On Assets (ROA). ROA adalah indikator profitabilitas yang lebih komprehensif. Cara mengukur kualitas pengungkapan segmen melibatkan profitabilitas level industri tertimbang. Setelah ROA yang telah IARN (iarn. detikjogja. com)
Frekuensi 10 7 19 12 14 36 12 30 47 187
Persentase 5.35 3.74 10.16 6.42 7.49 19.25 6.42 1.04 25.13 100.00
disesuaikan diperoleh, selisih antara AdjROA terbesar dan AdjROA terkecil dihitung untuk melihat pola perataan profitabilitas antarsegmen. AdjROAs,i = (ROAs,i - IndustriROAs )x Asets,i Total Aseti QSEG = Log (2+Max AdjROAs,i - Min AdjROAs,i Biaya Agensi Adanya masalah agensi menimbulkan biaya. Biaya ini dikeluarkan oleh prinsipal untuk mengurangi asimetri informasi sehingga biaya agensi adalah biaya yang timbul untuk menyeimbangkan informasi antara agen dan prinsipal. Biaya agensi dalam penelitian ini diproksikan dari kerugian residual yang mempertimbangkan transfer sumber daya antarsegmen. Berger dan Hann (2003) mengidentifikasi transfer sumber daya antarsegmen dengan menghitung jumlah segmen yang rugi sehingga transfer sumber daya yang dimaksud adalah transfer kerugian segmen yang terjadi. Segmen yang rugi dapat bertahan lebih lama pada perusahaan yang multi segmen sehingga segmen yang rugi dapat disubsidi oleh segmen lain dan tidak harus mendanai kerugiannya sendiri. Dengan demikian, biaya agensi dalam penelitian 67
Abbas et al. ini diukur dari transfer sumber daya antarsegmen dengan menghitung jumlah segmen rugi yang dialami oleh perusahaan pada suatu periode (NLSEG) Biaya Kepemilikan Konsentrasi industri digunakan untuk mengidentifikasi biaya kepemilikan yang berkaitan dengan tingkat persaingan usaha.Beberapa studi menggunakan konsentrasi industri berupa indeks untuk melihat tingkat persaingan perusahaan yang kemudian itu dihubungkan dengan pengungkapan segmen (Ettredge et al, 2006; Lail et al., 2013; Pisano dan Landriani, 2012; Wang et al., 2011).Indeks konsentrasi menggunakan HHI ditunjukkan sebagai berikut. n
Si 2 HHI= ∑ ( ) S i=1
Setiap perusahaan digolongkan berdasarkan pada jenis industrinya sehingga nilai HHI diperoleh dari penjualan perusahaan (Si) dibagi dengan jumlah penjualan di seluruh perusahaan (S) dalam industri yang sama. Tingkat persaingan sangat bergantung pada jumlah perusahaan yang ada dalam industri yang sama. Persaingan usaha akan meningkat jika jumlah perusahaan semakin banyak. Kinerja Perusahaan Kinerja perusahaan adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba atau rugi bersih dalam suatu periode. Kinerja perusahaan dengan laba bersih menandakan pengungkapan segmen yang berkualitas, sedangkan kinerja perusahaan dengan rugi bersih menandakan pengungkapan segmen yang kurang berkualitas. Kinerja perusahaan diukur dengan laba bersih yang dinyatakan ke dalam variabel dummy, yaitu laba bersih diberikan nilai 1 dan 0 sebaliknya. Kualitas Audit KAP Big 4 telah mampu memengaruhi pengungkapan segmen (Muhammad dan Siregar, 2013). Ini terjadi sebab kualitas audit sangat berkaitan dengan brand names (Dopuch dan Simunic, 1980). Jika perusahaan diaudit oleh KAP Big 4, diaudit oleh KAP Big 4 mengindikasikan pengungkapan perusahaan diberikan nilai 1 dan jika perusahaan diaudit oleh KAP Nonbig 4, perusahaan diberikan nilai 0.
68
Diversifikasi Usaha Diversifikasi usaha adalah keanekaragaman aktivitas usaha yang dimiliki oleh perusahaan dalam memaksimalkan keuntungannya. Diversifikasi usaha dalam penelitian ini diukur dengan cara menghitung jumlah segmen usaha yang diungkapkan oleh perusahaan dalam laporan keuangan. Biaya Modal Ekuitas Biaya modal ekuitas diukur dengan menggunakan rasio PEG yang berdasarkan pada model Easton (2004). Kitagawa dan Gotoh (2011) telah menganalisis bahwa rasio PEG adalah superior dari model pengukuran biaya modal ekuitas lainnya. Rasio PEG ditunjukkan oleh r. EPS dan P masing-masing adalah laba per saham dan harga saham. EPS2 adalah laba per saham untuk dua tahun ke depan dan EPS1 adalah laba per saham untuk setahun ke depan.
r=√
EPS2 -EPS1 P0
Variabel Kendali Variabel kendali yang digunakan dalam penelitian ini adalah ukuran perusahaan dan jenis industri.Ukuran perusahaan diukur dengan logaritma natural total aset perusahaan pada akhir tahun.Pada jenis industri, nilai 1 diberikan bagi industri manufaktur dan nilai 0 diberikan bagi industri nonmanufaktur. Teknik Analisis Data Data dianalisis menggunakan statistik deskriptif dan hipotesis diuji menggunakan regresi linear berganda. Ada dua model persamaan regresi yang dibangun dalam penelitian ini, yaitu model 1 untuk menguji faktor-faktor yang menentukan kualitas pengungkapan segmen yang terdiri dari biaya agensi, biaya kepemilikan, kinerja perusahaan, kualitas audit, dan diversifikasi usaha serta model 2 untuk menguji hubungan antara kualitas pengungkapan segmen dan biaya modal ekuitas. Pengujian model 1 disajikan untuk menguji H1, H2, H3, H4, danH5dengan variabel dependennya adalah kualitas pengungkapan segmen(QSEG) dan variabel independennya terdiri dari biaya agensi (NLSEG), biaya kepemilikan (HHI), kinerja perusahaan (PROFIT), kualitas audit (BIG4), dan diversifikasi usaha (NSEG). Uji hipotesis model 1 dijabarkan dalam persamaan regresi berganda sebagai berikut. IARN (iarn. detikjogja. com)
Indonesia Accounting Research Journal | Vol. 4 No. 1, Januari – Juni 2016 PEG= α+ β1 QSEG+β2 SIZE + QSEG = α+ β1 NLSEG +β2 HHI+β3 LOSS+B4 BIG4 + β3 IND+μ………………………………………… β5 NSEG + β6 SIZE+ β7 IND+μ…... (1) …........… (2) Model 2 menguji H6 dengan variabel dependennya adalah biaya modal ekuitas (PEG) dan variabel HASIL DAN PEMBAHASAN independennya adalah kualitas pengungkapan Statistik deskriptif dianalisis pada segmen(QSEG). Uji hipotesis model 2 dijabarkan perusahaan sampel untuk mengetahui deskripsi ke dalam persamaan regresi berganda sebagai variabel penelitian. Hasil statistik deskriptif berikut. disajikan pada tabel 3 berupa data nilai minimum (min), maksimum (max), rata-rata (mean), dan standar deviasi. Tabel 3. Statistik Deskriptif Variabel Kualitas Pengungkapan Segmen (QSEG) Biaya Agensi (NLSEG) Biaya Kepemilikan (HHI) Kinerja Perusahaan (PROFIT) Kualitas Audit (BIG4) Diversifikasi Usaha (NSEG) Biaya Modal Ekuitas (PEG) Ukuran Perusahaan (SIZE) Jenis Industri (IND) Sumber : Data sekunder yang diolah, 2015
Nilai rata-rata kualitas pengungkapan segmen yang dimiliki oleh perusahaan sebesar 0.74 yang menunjukkan secara umum bahwa kandungan informasi segmen yang diungkapkan oleh perusahaan sampel memiliki variasi profitabilitas yang tinggi. Pada nilai minimum, kualitas pengungkapan segmen perusahaan sampel sebesar 0.60. Pada nilai maksimum, kualitas pengungkapan segmen perusahaan sampel sebesar 1.42. Terkait biaya agensi yang diproksikan oleh transfer kerugian antarsegmen denganmempertimbangkan jumlah segmen yang rugi, nilai rata-rata biaya agensi yang terjadi sebesar 0.34 yang menunjukkan bahwa perusahaan sampel secara umum mengalami segmen yang rugi tidak terlalu banyak. Ada perusahaan sampel dengan jumlah segmen rugi terbesar sebanyak tiga kali, bahkan ada perusahaan sampel yang tidak mengalami segmen rugi sama sekali selama periode pengamatan penelitian. Berdasarkan pengamatan nilai biaya agensi yang ditunjukkan oleh jumlah segmen yang rugi, segmen yang rugi tetap dialami oleh perusahaan yang sama pada setiap tahunnya. Selanjutnya, nilai rata-rata biaya kepemilikan sebesar 0.01 yang menunjukkan bahwa rata-rata perusahaan sampel memiliki indeks konsentrasi yang rendahyang mengindikasikan bahwa tingkat persaingan usaha tinggi selama periode pengamatan dan rata-rata IARN (iarn. detikjogja. com)
Mean 0.74 0.34 0.01 0.89 0.43 3.61 0.19 7.84 0.25
Min 0.60 0.00 0.00 0.00 0.00 2.00 0.00 1.81 0.00
Max 1.42 3.00 0.43 1.00 1.00 10.00 1.94 13.36 1.00
Std Dev 0.09 0.66 0.04 0.32 0.49 1.55 0.28 2.07 0.43
kinerja perusahaan mengalami laba bersih di setiap periodenya dan diaudit oleh KAP Big 4. Penelitian ini juga mengidentifikasi diversifikasi usaha dihitung dari jumlah segmen usaha yang diungkapkan oleh perusahaan dalam laporan keuangan. Rata-rata jumlah segmen usaha yang dimiliki oleh perusahaan sebanyak 3 segmen. Segmen usaha paling sedikit dimiliki oleh perusahaan sampel sebanyak 2 segmen dan segmen usaha yang paling banyak dimiliki oleh perusahaan sampel sebanyak 10 segmen. Sebagai tambahan dalam menganalisis statistik deskriptif, rata-rata biaya modal ekuitas yang dikeluarkan oleh perusahaan sampel selama periode pengamatan penelitian sebesar 19% dan rata-rata perusahaan sampel pun berukuran besar yang didominasi oleh jenis industri nonmanufaktur. Perusahaan dengan jenis industri manufaktur secara implisit hanya sebesar 24% dari total perusahaan sampel. Faktor-faktor yang Menentukan Kualitas Pengungkapan Segmen Analisis selanjutnya menyajikan hasil regresi modal 1 yang ditunjukkan di tabel 4. Model 1 didesain untuk menguji H1, H2, H3, H4, danH5. Tabel 4 menunjukkan variabel-variabel yang terdiri dari biaya agensi (NLSEG), biaya kepemilikan (HHI), dan diversifikasi usaha (NSEG) signifikan di bawah level 5%. Sedangkan, kinerja perusahaan, kualitas audit, ukuran 69
Abbas et al. perusahaan (SIZE), dan jenis industri (IND) signifikan di atas level 5%. Tabel 4. Model 1 QSEG = α+ β1 NLSEG +β2 HHI+β3 EARNING+B4 BIG4 + β5 NSEG+ β SIZE+ β7 IND+μ 6
Coefficient t-statistic Sig. Constant 0.683 47.485 0.000 NLSEG 0.013 2.562 0.011* HHI -0.263 -3.708 0.000* PROFIT 0.011 1.116 0.265 BIG4 0.001 0.214 0.831 NSEG 0.005 2.771 0.006* SIZE 0.002 1.323 0.187 IND 0.009 1.326 0.186 N = 359 R2 = 0.090 Adj. R2 = 0.072 F-Statistic = 4.940* *signifikan di bawah 0.05 QSEG adalah kualitas pengungkapan segmen; NLSEG adalah biaya agensi; HHI adalah biaya kepemilikan; PROFIT adalah kinerja perusahaan; BIG4 adalah kualitas audit; NSEG adalah diversifikasi usaha; SIZE adalah ukuran perusahaan; IND adalah jenis industri.
Biaya Agensi Hasil uji H1menunjukkan bahwa biaya agensi memberikan arah positif dan signifikan kepada kualitas pengungkapan segmen. Hasil tersebut tidak mendukung pengembangan hipotesis yang memprediksikan bahwa biaya agensi berpengaruh negatif terhadap kualitas pengungkapan segmen. Pengaruh biaya agensi masih dianggap memiliki peranan dalam menentukan kualitas pengungkapan sebagaimana yang disimpulkan oleh penelitian sebelumnya (Bens et al. 2011; Berger dan Hann, 2007; Wang et al.,2011; You, 2012) yang menyatakan bahwa motif pengungkapan segmen dapat dilihat dari pengaruh biaya agensi. Diskresi yang dibuat manajer yang dilakukan dengan cara melakukan transfer kerugian antarsegmendapat mengurangi segmen yang tidak efisien (berkinerjaburuk). Berdasarkan pengamatan nilai biaya agensi yang ditunjukkan oleh jumlah segmen yang rugi, segmen yang rugi tetap dialami oleh perusahaan yang sama pada setiap tahunnya. Berger dan Hann (2003) menyatakan bahwa segmen yang rugi dapat bertahan lebih lama pada perusahaan yang multi segmen sehingga segmen yang rugi dapat disubsidi oleh segmen lain dan tidak harus mendanai kerugiannya sendiri. Saat segmen yang rugi disubsidi, pertumbuhan antarsegmen ternyata menunjukkan variasi profitabilitasnya. Hal ini memungkinkan segmen yang telah dianggap rugi sebelumnya disubsidi ke segmen yang dianggap rugi lainnya sehingga kinerja segmen yang buruk 70
semakin berkurang. Akibatnya, kandungan informasi segmen memiliki variabilitas tinggi dalam menghasilkan profitabilitas segmen. Lebih lanjut, kerugian kemungkinan terjadi karena keputusan yang dibuat oleh agen menghasilkan kinerja dengan output yang buruk sehingga biaya agensi dibebankan kepada prinsipal sebagai kerugian residual. Manajer dapat melaporkan kualitas informasi segmen yang tinggi dengan cara menyembunyikan beberapa keputusan yang dianggap perlu untuk tujuan peningkatan kualitas segmen. Kandungan informasi antarsegmen bervariasi jika segmen yang dilaporkan oleh perusahaan dilakukan dengan cara menutupi aktivitas yang dianggap rugi dalam segmen usaha yang terpisah. Informasi segmen tersebut ditutupi sebagai bagian sensitivitas komersial perusahaan. Memahami hal tersebut, biaya agensi yang ditentukan oleh transfer antarsegmen tidak dapat membatasi peningkatan kualitas pengungkapan segmen, tetapi tujuannya untuk dapat mendorong peningkatan kualitas pengungkapan segmen. Biaya Kepemilikan Hasil uji H2 menunjukkan bahwa biaya kepemilikan memberikan arah negatif dansignifikan kepada kualitas pengungkapan segmen. Hasiltersebut mendukung pengembangan hipotesis yang memprediksikan bahwa biaya kepemilikan berpengaruh negatif terhadap kualitas pengungkapan segmen. Pengaruh negatif yang signifikan konsisten dengan hasil penelitian dari Bens et al. (2011), Leung dan Verriest (2014), IARN (iarn. detikjogja. com)
Indonesia Accounting Research Journal | Vol. 4 No. 1, Januari – Juni 2016 Prencipe (2004), dan Wang et al. (2011) yang tidak mengalami peningkatan atau penurunan menganggap bahwa biaya kepemilikan yang variabilitas ketika perusahaan mengalami laba atau berkaitan dengan persaingan usaha adalah rugi bersih. Variabiltas tersebut menunjukkan pola keputusan manajer untuk membatasi peningkatan pertumbuhan profitabilitas yang sama. pengungkapan segmen yang informatif. Selanjutnya, kualitas pengungkapan Sebaliknya, penelitian ini tidak mendukung hasil segmen yang dihasilkan oleh Big 4 tidak berbeda penelitian dari Pisano dan Landriani (2012). dengan kualitas pengungkapan segmen yang Informasi segmen dapat memengaruhi dihasilkan olehKAP Nonbig 4. Hal ini disebabkan kepemilikan entitas jika itu diungkapkan dalam pengungkapan segmen dianggap telah bersifat kondisi pasar yang kompetitif. Sebagaimana yang mandatory sehingga kualitas audit yang dihasilkan dinyatakan sebelumnya, kekuatan indutstri pasar oleh KAP Big4 dan KAP Nonbig4dapat menurun selama periode pengamatan yang menunjukkan variabilitas yang sama dalam mengartikan bahwa perusahaan sampel berada mengungkapkan informasi segmen. Temuan ini pada kondisi pasar yang kompetitif. Biaya tidak sejalan dengan Muhammad dan Siregar kepemilikanyang diproksikan oleh tingkat (2013).Dengan demikian, kualitas pengungkapan persaingan usaha menjadi motif manajer untuk segmen tidak perlu dibedakan dari kualitas audit membatasi peningkatan kualitas pengungkapan yang dihasilkan oleh KAP Big4 dan KAP Nonbig 4 segmen. Informasi segmen dapat memengaruhi karena kedua KAP tersebut kemungkinan kepemilikan entitas jika informasi tersebut menganggap bahwa kualitas pengungkapan diungkapkan ke publik yang kemudian secara tidak segmen yang diatur ke dalam PSAK 5 (revisi langsung dimanfaatkan oleh pesaing sehingga 2009)mampu mendorong perbaikan secara efektif manajer berusaha untuk menyembunyikan bagi perusahaan dalam mengungkapkan informasi informasi segmen yang dianggap sensitif agar segmen. menghindari utilisasi dari pesaing. Walaupun Kinerja perusahaan dan kualitas audit pengungkapan segmen telah diatur ke dalam PSAK cenderung tidak berpengaruh terhadap kualitas 5 Segmen Operasi yang menekankan pada pengungkapan segmen, tetapi diversifikasi usaha pendekatan manajemen, pilihan untuk membatasi ditemukan pengaruhnya terhadap kualitas pengungkapan masih diakui menjadi motif manajer pengungkapan segmen. Sebagaimana NSEG dalam menghadapi persaingan usaha yang tinggi di ditunjukkan di tabel 4, hasil uji H5 menunjukkan pasar industri. bahwa diversifikasi usaha memberikan arah positif dan signifikan kepada kualitas pengungkapan Kinerja Perusahaan, Kualitas Audit, dan segmen.Hasil tersebut mendukung pengembangan Diversifikasi Usaha H5. Ada tiga sinyal yang digunakan dalam Tingkat diversifikasi usaha yang mampu penelitian ini untuk menentukan kualitas mendorong peningkatan kualitas pengungkapan pengungkapan segmen di antaranya kinerja segmen cenderung disebabkan oleh pemberlakuan perusahaan, kualitas audit, dan diversifikasi usaha. standar IFRS 8. Pengungkapan segmen yang Sebagaimana PROFIT dan BIG4ditunjukkan di bersifat mandatory memiliki pengaruhterhadap tabel 4. Hasil uji H3dan H4 menunjukkan bahwa peningkatan jumlah segmen usaha. Crawford et al. kinerja perusahaan dan kualitas audit memberikan (2012), Mardini (2012), dan Nichols et al. (2012) arah positif dan tidak signifikan kepada kualitas telah menyimpulkan bahwa jumlah segmen yang pengungkapan pengungkapan segmen. Hasil diungkapkan oleh perusahaan meningkat setelah tersebut tidak mendukung pengembangan H3 dan adopsi IFRS 8. Pada proposisinya, IASB (2013) H4 yang memprediksikan bahwakinerja menyatakan bahwa dampak perbaikan setelah perusahaan dan kualitas pengungkapan segmen adopsi IFRS 8 adalah peningkatan pada jumlah berpengaruh positif terhadapkualitas segmen yang diungkapkan perusahaan. IFRS 8 pengungkapan segmen. Tidak ada perbedaan yang menekankan pada pendekatan manajemen kualitas pengungkapan segmen antara perusahaan mampu mengidentifikasi kebijakan manajemen dengan kinerja yang baik dan perusahaan dengan dalam mengambil keputusan untuk membuat kinerja yang buruk, bahkan antara perusahaan yang disagregasi usaha pada segmennya. Di Indonesia, diaudit oleh Big 4 dan perusahaan yang diaudit oleh PSAK 5 Segmen Operasi yang berbasis IFRS 8 Nonbig 4. Teori sinyal yang mendasari kinerja Operating Segment diberlakukan efektif pada perusahaan dan kualitas audit tidak dapat menjadi tahun 2011. Pemberlakuannya memberikan sinyal bagi pihak eksternal. Kandungan informasi dampak perbaikan pada kriteria informasi segmen. antarsegmen dalam menghasilkan profitabilitas Pemberlakuan efektif PSAK 5 Segmen Operasi IARN (iarn. detikjogja. com)
71
mengenai pengungkapan segmen diakui mendorong peningkatan jumlah segmen. Peningkatannya ditunjukkan oleh variabilitas yang tinggi dalam pertumbuhan profitabilitas segmen. Dengan demikian, tingkat diversifikasi dapat menentukan peningkatan kualitas pengungkapan segmen. 4.2. Hubungan Antara Kualitas Pengungkapan Segmen dan Biaya Modal Ekuitas Hasil regresi model 2 ditunjukkan dalam tabel 4. Model 2 didesain untuk menguji H6.Hasilnya menunjukkan bahwa kualitas pengungkapan segmen memberikan arah negatif
Abbas et al. dan signifikan terhadap biaya modal ekuitas. Hasil tersebut mendukung pengembangan hipotesis yang memprediksikan bahwa kualitas pengungkapan segmen berpengaruh negatif terhadap biaya modal ekuitas. Hubungan negatif antara kualitas pengungkapan segmen dan biaya modal ekuitas sejalan dengan temuan dari Krabbenborg (2012) dan tidak sejalan dengantemuan dari Muhammad dan Siregar (2013) serta Vorst (2012). Pengungkapan yang dimandatkan dapat mengurangi biaya modal ekuitas karena terjadi peningkatan kualitas informasi.
Tabel 5. Model 2 PEG= α+ β1 QSEG+β2 SIZE + β3 IND+μ Constant QSEG SIZE IND N = 363 R2 = 0.068 Adj. R2 = 0.060 F-Statistic = 8.701*
Coefficient 0.690 -0.260 -0.019 -0.074
t-statistic 6.715 -2.052 -3.635 -2.941
Sig. 0.000 0.041* 0.000* 0.003*
*signifikan di bawah 0.05 PEG adalah biaya modal ekuitas; QSEG adalah kualitas pengungkapan segmen; SIZE adalah ukuran perusahaan; IND adalah jenis industri.
Pada PSAK 5 (revisi 2009), kualitas pengungkapan segmen yang baik akan berdampak pada pengurangan biaya modal ekuitas. Pengungkapan segmennya berkualitas dan mendorong penurunan biaya modal ekuitas.Para investor meyakini pengungkapan segmen yang disyaratkan oleh PSAK 5 lebih berkualitas sehingga memungkinkan mereka tertarik untuk membayar tinggi saham-saham yang diterbitkan perusahaan. Pemahaman tersebut menjadi manfaat bagi perusahaan sehingga jika ada permintaan saham dengan risiko estimasi yang rendah, para investor ingin membayar lebih saham-saham tersebut dan mengakibatkan biaya modal ekuitas mengalami penurunan. 5. Simpulan, Implikasi, dan Keterbatasan Penelitian ini menganalisis kualitas pengungkapan segmen di bawah persyaratan PSAK 5 (revisi 2009) dan hubungannya dengan biaya modal ekuitas. Rata-rata pengungkapan segmen adalah 0.74 yang mengindikasikan bahwa rata-rata perusahaan di Indonesia memiliki variabilitas yang lebih besar dalam pertumbuhan profitabilitas antarsegmennya. Kondisi ini dapat 72
diartikan bahwa informasi segmen yang diungkapkan oleh perusahaan berkualitas setelah penerapan PSAK 5 (revisi 2009). Kualitas pengungkapan segmen kemudian dianalisis menggunakan kerangka teori agensi, kepemilikan, dan sinyal. Keberadaan ketiga teori tersebut telahberhasil menyimpulkan penelitian ini dengan mengandalkan pengukuran kualitas pengungkapan segmen yang tidak bergantung pada indeks pengungkapan dari jumlah item segmen, melainkan pada analisis kandungan informasi segmen. Keputusan untuk meningkatkan atau membatasi informasi segmen seutuhnya menjadi pilihan kebijakan internal yang ditentukan oleh perilaku manajer. Keputusan tersebut dianalisis dengan tujuan untuk menemukan faktor-faktor penentu kualitas penungkapan segmen. Kualitas pengungkapan segmen telah ditentukan oleh biaya agensi danbiaya kepemilikan. Itu ditemukan bahwa manajer senderung meningkatkan kualitas pengungkapan segmen karena motif biaya agensi. Prinsipal mungkin membebankan biaya agensi sebagai kerugian residual dengan tujuan meningkatkan kualitas pengungkapan segmen. IARN (iarn. detikjogja. com)
Indonesia Accounting Research Journal | Vol. 4 No. 1, Januari – Juni 2016 Dari perspektif teori kepemilikan,manajer dapat Segment Data. The Accounting Review, membatasi peningkatan kualitas pengungkapan 86(2): 417-449. segmennya ketika kondisinya berada pada pasar Berger, P.G dan R.N Hann. 2003. The Impact of kompetitif. Motifnya adalah untuk menghindari SFAS No. 131 on Information and informasinya diutilisasi oleh kompetitor. Monitoring. Journal of Accounting Kinerja perusahaan, kualitas audit, dan Research, 41(2): 163-222. diversifikasi usaha juga dianalisis dalam penelitian ini dan menemukan bahwa hanya diversifikasi _______________________. 2007. Segment usaha yang dapat dijadikan sinyal, sedangkan Profitability and the Proprietary and kinerja perusahaan dan kualitas audit tidak dapat Agency Costs of Disclosure. The dijadikan sinyal untuk menilai kualitas Accounting Review, 8(2), 869-906. pengungkapan segmen. Peralihan standar ke PSAK 5 (revisi 2009) mendorong perbaikan pada jumlah Botosan, C.A. 2006.Disclosure and the Cost of segmen usaha sehingga diversifikasi usaha mampu Capital: What do We Know?. Accounting meningkatkan kualitas pengungkapan segmen. and Business Research, International Pada hubungan antara kualitas pengungkapan Accounting Policy Forum, 31-40. segmen dan biaya modal ekuitas, kualitas pengungkapan segmen setelah penerapan PSAK 5 ____________ dan M.A Plumlee. 2002. A Re(revisi 2009) mendorong penurunanbiaya modal examination of Disclosure Levels and ekuitas. Expected Cost of Equity Capital. Journal Cara untuk mendukung penguatan standar of Accounting Research, 40 (1): 21-40. dan kajian literatur berasal dari penelitian akademik yang akan memengaruhi pola pikir _____________ dan M. Stanford. 2005. Managers’ regulator dan pelaksananya dalam menentukan Motives to Withhold Segment Disclosures kebijakan sehingga hasil penelitian ini secara and the Effect of SFAS No. 131 on umum berimplikasi terhadap pengembangan ilmu Analysts’ Information Environment. The pengetahuan dan keefektifan standar akuntansi Accounting Review, 80(3): 751-771. keuangan. Implikasi dari temuan penelitian ini ditujukan untuk tujuan akademik dan tambahan Crawford, L, C. Helliar, dan D. Power. 2010. proposisi bagi regulator. Politics or Accounting Principles: Why PSAK 5 (revisi 2009) telah berlaku efektif, Was IFRS 8 so Controversial. Briefing tetapi jumlah perusahaan yang idealnya memiliki Paper, ICAEW, London. multi segmen-usaha sepenuhnya belum mengungkapkan segmennya sesuai dengan kriteria _____________ H. Extance, C. Helliar, dan D. persyaratan. Beberapa perusahaan juga tidak Power. 2012. Operating Segments: the eksplisit mengungkapkan item-item segmennya. Usefulness of IFRS 8. The Institute of Ini menyebabkan sampel semakin berkurang Chartered of Accountants of terlebih lagi pada laba per saham perusahaan. Scotland(ICAS): Edinburgh. Penelitian ini juga perlu diekstensi dengan Dopuch, N dan D.A Simunic. 1980.Competition in mempertimbangkan dimensi biaya agensi yang Auditing: An Assessment.Symposium on terdiri dari pengeluaran monitoring dan bonding Auditing Research IV. serta faktor-faktor lainnya yang memungkinkan dapat menentukan kualitas pengungkapan segmen. DSAK. 2015. Standar Akuntansi Keuangan Per Efektif 1 Januari 2015. Ikatan Akuntan REFERENSI Indonesia. Andre, P, A. Filip, dan R. Moldovan. 2013. The Simultaneous Relation between Segment _____. 2009. PSAK No. 5 Segmen Operasi (Revisi Disclosure Quality and Quantity. 2009). Ikatan Akuntan Indonesia. Working Paper, EESEC Business School. Bens, D. A, P.G Berger, dan S.J Monahan. 2011. Discretionary Disclosure in Financial Reporting: An Examination Comparing Internal Firm Data to Externally Reported IARN (iarn. detikjogja. com)
Easton, P.D. 2004. PE Ratio, PEG Ratio, and Estimating the Implied Exxpected Rate of Return on Equity Capital. The Accounting Review, 79(1): 73-95. 73
Ettredge, M.L, S.Y Kwon, D.B Smith, dan M.S Stone. 2006. The Effect of SFAS No.131 on the Cross-Segment Variability of Profits Reported by Multiple Segment Firms. Review of Accounting Studies, 91117. Healy, P.M dan K. G Palepu. 2001. Information Asymmetry, Corporate Disclosure, and the Capital Market: A Review of the Empirical Disclosure Literature. Journal of Accounting and Economics 31: 405440. Heem, G dan P.T Valenza. 2012. An Analysis of Segment Disclosure under IAS 14 dan IFRS 8. Working Paper, University of Nice dan EDHEC. Hope, O. dan W, Thomas, 2008. Managerial Empire Building and Firm Disclosure. Journalof Accounting Research, 46 (3): 591-626. IASB. 2006. International Financial Reporting Standard 8: Operating Segments. International Accounting Standards Committee Foundation (IASCF). London. ____. 2013. Post-Implementation Review: IFRS 8 Operating Segments. Report and Feedback Statement. London. Ibrahim, K. 2014. Firm Characteristic and Voluntary Segments Disclosure among the Largest Firms in Nigeria. International Journal of Trade Economics and Finance, 5(4): 327-331. Jensen, M. C. 1986. “Agency Cost of Free Cash Flow, Corporate Finance, and Takeovers”.American Economic Review, 7(1): 323-329. ___________ dan W.H Meckling. 1976. Theory of the Firm: Managerial Behaviour, Agency Cost, and Ownership Structure. Journal of Financial Economics, 3 (1): 305-360. Kang, H.H dan S.J. Gray. 2014. The Extent of Segment Disclosures in Emerging Economics: the Case of the BRIC Countrie. Atlanta, Global Engagement and Perspective.
Abbas et al. Kitagawa, N dan M Gotoh. 2011. Implied Cost of Capital over the Last 20 Years. The Japanese Accounting Review, 1(1): 71104. Krabbenborg, C.JM. 2012. IFRS 8, Disclosure Quality, Cost of Capital: An Empiral Study Performed under European Listed Firms. Thesis, Master Accountancy, Tilburg University, Netherland. Kumar, F.J. P dan Dr. G. Sridharan. 2014. Segment Reporting: The Disclosure Practice of Indian Listed Companies Among Select Industries.International Research Journal of Business and Management (IRJBM), 7(9): 33-47. Lail, B, W. B. Thomas, dan G. Winterbotham. 2013. Classification Shifting Using the Corporate/Other Segment. Accounting Horizons. Lan, Y, L. Wang, dan X. Zhang. 2013. Determinants and Features of Voluntary Disclsoure in the Chinese Stock Market. China Journal of Accounting Research, 6: 265-285. Leung, E, dan A. Verriest. 2014.The Geography of Disclosure: Evidence from Segment Reporting. Working Paper, Erasmus School of Economic and EDHEC Business School. Leuz, C.. 2004. Proprietary versus Nonproprietary Disclosures: Evidence from Germany. The Economic and Politics of Accounting: International Perspectives on Trends, Policy, and Practice, Oxford University Press. Li, Y dan H. Yang. 2012. Disclosure and the Cost of Equity Capital: An Analysis at the Market Level. Working Paper, Temple University and University of Pennsylvania. Lucchese, M dan F. Di Carlo. 2012. An Analysis of Segment Disclosure under IFRS 8 and IAS 14R: Evidence from Italian Listed Companies. Working Paper, University of Naples. Mardini, G.H. 2012. The Impact of IFRS 8 on Disclosure Practice of Jordanian
74
IARN (iarn. detikjogja. com)
Indonesia Accounting Research Journal | Vol. 4 No. 1, Januari – Juni 2016 Companies: An Analysis of Disclosure Prencipe, A. 2004. Proprietary Cost and Practice and Some Stakeholers’ Determinants of Volunatry Segmen Perception. Dissertation, Doctor of Disclosure; Evidence from Italian Listed Philosophy, University of Dundee, Companies. European Accounting Scotland, UK. Review, 13(2): 309-340. Muhammad, F dan S.V Siregar. 2013. Pengungkapan Segmen Operasi: Faktorfaktor yang Mempengaruhi dan Dampaknya terhadap Biaya Modal Ekuitas. Makalah yang disajikan dalam Simposium Nasional Akuntansi (SNA) XVI. Moldovan, R. 2014. Post-Implementation Reviews for IASB dan FASB Standard: A Comparison of the Process and Findings for the Operating Segments Standards.Accounting in Europe, European Accounting Association. Nichols, N.B, D.L Street, dan S.J Cereola. 2012. An Analysis of the Impact of Adopting IFRS 8 on the Segment Disclosures of European Blue Chip Companies. Journal of International Accounting, Auditing, and Taxation, 21: 79-105.
Saariluoma, S. 2013. The Effect of IFRS 8 on Segment Disclosure-Evidence from Finnish Listed Companies.Thesis, Master of Accounting, Aalto University School of Business, Finland. Saini, J,S dan D. Hermann. 2012. Cost of Equity Capital, Information Asymnmetry, and Segmnet Disclosure. Advances in Quantitative Analysis of Finance and Accounting, 11: 143-173 Schneider, G dan A. Scholze. 2011. Segment Disclosure under Management Approach: The Impact of the Proprietary Costs on Internal Reporting Decisions. Working Paper, University of Osnabruk and University of Paderborn, Germany. Scott, W.R. 2009. Financial Accounting Theory. 5th ed. Toronto: Pearson.
Pardal, P. N dan A. I. Morais. 2012. Segment Reporting under IFRS 8 – Evidence From Spanish Listed Firms. Working Paper, 187A, 1-24.
Semenenko, I dan J. Yoo. 2012. Segment Information Disclosure and the Cost of EquityCapital. Journal of AccountingBusiness and Management, 19(1): 103123.
Pelaez, B.B, J.G Lara, dan J.T Gine. 2009. The Complementarity Between And Segment Disclosure And Earnings Quality, and its Effect on Cost of Capital. Working Paper, Social Science Research Network.
Shehata, N. F. 2014. Theories and Determinants of Voluntary Disclosure. Accounting and Finance Research, 3(1): 18-26.
Petrova, E. 2012. Relationship Between Cost of Equity Capital and Voluntary Corprate Disclosures. International Journal of Economics and Finance, 4(3): 83-96. Pisano,
S, dan L. Landriana. 2012. The Determinants of Segment Disclosure: an Empirical Analysis of Italian Listed Companies. Financial Reporting, 1:113132.
Popova, T, G. Georgakopolus, I. Satiropoulos, dan K.Z Vasileiou. 2013. Mandatory Disclosure and Its Impact on the Company Value. International Business Research, 6(5): 1-16. IARN (iarn. detikjogja. com)
Wang, Q, M. Ettredge, Y Huang, dan L. Sun. 2011. Strategic Revelation of Differences in Segment Earning Growth. Journal Accounting Public Policy. 30(4): 383-393 Verrecchia, R.E. 2001. Essays on Disclosure. Journal of Accouting and Economics, 32: 97-180. Vorst, P. 2013. The Effect of IFRS 8 on Company’s Segment Disclosure and the Cost of Equity Capiital. Working Paper, Maatricht University. You, H. 2012. Valuation-Driven Profit Transfer among Corporate Segments.Working Paper, Hongkong University of Science and Technology. 75