Kaqtsl,ott8rhu, Sebor (Jtama dan Srrukur Perekonomian....,.. (Ketut Sukiyono,dlr*)
/SS,V: /4/2-gggg
KETEAXATTAN SEKTO&-S]BITOR UTAMA DAN STRUKTUR PEREKONO}TIAN PIOPINSI BENGXULU: 2000 - 2(X)4
Ketut Sutlyono, Murrlyrdl Nrbis dgn M.
Mutopr Roudhoo
Staf Jwusan Sosial EkonomiPertanian Fakultas Pertanian Univorsitas BengSulu
[email protected] I'
,.
ABSTRACT
.
Thc gbjcctive of rpsearch was to evaluate bsckward (BL) urd forward linkpges (FL) and ro dasrurhe koy naor whiclr hryo largo contribution to Bongkulu ecoRomy, The linkages ano-fev-soitor rnallrsc wore aPplbd !o tho Boglulu lnput0utput Tables 200oand its updating tablo o ZOO4, me iosulr rbowdd &at t!",.t rry of tho Bengkulu oconomy still romain dornineted by egicultunl socton. Ther€ is no sfnlfioant charyo in thp ocooomic structrrc, except their nominal value. 'Thioo agricultupl roctor!, i.e, p.lm iU o6rt
tc
and thcir products, were $c kcy soclors in Benlkulu cconil, dai.iidt BL and FU indoxoc and thcy would be fundamenal secton for economicicvolopmont iir gCnghlru.
b;ffig*
$rbulurc,ttrEbuduy
Keyv*ds j s€otofral linkagc, k€y soctor, input-output analysis
L ,Pondrhuluru I(qiian tsnttng sfirktur ekonomi sustu wihyah &Dgt dilakuhn dengnn borbagai cara. Pdr ffttgkutan yang paling sodorhana" struktur okinomi &prt dip.lqiari dongur mclihat bagaimana indifer mlboclrononti gustu wilayatr bsnrbah $prqiurg wrlnr"'Namun domikian. k{ian stuttur ckmoni ddalr hrnyr robatac prda analisa pcrubalran lnd&rtbr skmomi, ksrcna dalam suatu proses
okonomi terjadi
saling
ko&rflrmngrn 1mg komploks di dslam sistsm pcrstrmOmtu itu lendhi. Pondekltan lain yong crins dlnrn*rrr drlrm onrlllr porubdran $uktur okmomi ru$r wllayrh moliputl koncop kotorkBitsn yug Eclguh$ Uryimana rutu okonomi"torbaur" dm nohnlsnc yrng hrlrait dongEn prosos tcreobut (Wcct ed Brown 2003). Kqiim tontang koro*Eiran lni plalu monggunaknn modol lntorinducbi. Pcrhnyr kfii& tsnbng kotortraitan intoraokoral tlbh maqiadi porbrtirn pn ponoliti sojat lama Hal lni &pd ditomuk n dshm berbE$i litoratur tcnUng ecarhhp qu[hn lfiucrunya tcrttait dcngan
pcootitiru yary dit$annya dilalq*ss oleh Chenery drtt Syquu(f95[ Syquin and Chcncry (1986), dm Syrquin(1988). Sahh sanr modol interindusri adalatr modet itttrS-otttprtr (Model IO). Modcl ini menjelaskan produlsi drn konrumsi barang dan.iasa dElEm $r&tu sist€m ckonomi pda periode tortenht- Anslisa ini nemberean giltrbratr ynng detail struktur ekonomi
dD scbsgtibosis unhrk meagmalisa hubrmgan antar
'
sck&or dalern cuatu porckonomian
$ihnt Millor cnd Blair (1985) rurtrrk po4jolamn yarg lobib doail tentsng model input-outpu$. Model I€ dspat dipandang sobogai bontuk kosoimbonpn pada periode wa.ktri tortsntu dan krjlan tenEng pcruUonan
sfi*;tur 'rnoliputi tdeodfikasl
ini
Uafrisrans
keseimbangm bergosor s€plqilng walfiu pongsmstan (kqiisn), /rnalics input output radisionsl wrfug digunnkan unhrk noogrnrlfus perubahan struktur okonomi eada loti.e poddo pombangunan okonomi yang barttod* Tokrnan lobih dibcrilcan utamsnya pa& snallrr pcnrbobrr struttur padr *rulcu pormlntaan rkhir drn annrs sorta pordrylngEn dimam rocsrr borsm&sflns
prodtlri roglre kescluruhan, Apfiklsi korangk& IO tolrh mongrlihkur psfiotiur pam ahli okooomi darl analisE mahookonoml qocon csntlt ko dal$n
mensntukaD porubrtun ehrlstu
analicE ynng lobih dotsil
dmgs mompordnbmgkm
kstsrkaitsn soldor-ssktor yrng adr dahm nrcu porckonomian wilryah rcmngka anatira hi juel mompertimbanslon tslsrologi produlrgi dan tidsk hanya permintam input (Woet and Brorm 2003).
Analisa kctcrk8itar b€rttjuan untuk mengetahui saling ketorgiiil$Eg!$ dslm ctrilfir , produksi tclalr laraa diapli$ilikan socara'inrcnsif di I berbagai negan. Ulsurani'li*ertdtu utar scklor ekonomi tordiri dari feterS!t'ln k€ belahg dan ke depan (backward and forwrd linloges). Kctertaitrn ke
belakang
suau soktor *onomi diuuj*t"an
melalui pembelian langcung alsupun ddal langsug
dari selaor
lain.
Seboliknya ketertaitan sehor
Terakeditasi Dikti No. 55/D[KTVKEP/ZOO5 195
F Y
Ju'nal
Agqbisnis dan Induqtr Pertanian
vol.6
No.3. 2007
prlul.* rynjualan
langsung maupun tidak langsung kepada sektor lain sering disebur dengan fetertLitai ke depan (Fom*d Linkage). Cai and Leung (2002) mengatakan bahwa BL dan FL suatu sektor adalah
dua penpektif ysng
akan diikuti dengan diskusi hqsil estimasi
pertanian $€rta kesimpulan dan iekomendasi
kebijakan akan dibahas pada bagiur akhir ponelitian ini.
berbeda dalam melihat
II.
daq sumbcr data Data yang digunakan dalarn penelitisn ini adalatr Tabcl lnput Output propirui Bengkulu tairun 2000 yang dipublikasikan oleh Biro pusat $tstisrik
Tabel I-O ini terdiri dari 45 komoditi attu soktor. Tabel l-O ini kemudian dimutakhirlcan mcrgadi
tahun 2004 dengan menggunakan metode RJ{S. Metode atau prosedw RAS mcngubah satu
matriks koefisien yO, A0 menjadi Eatrikt koefisien l/O yang banr, ll, dirnana vektor tolal output, X, output antara, Y, dan input antara, Z,
substitusi.
Terkait dengan BL dan FL adalalr analisa seltor utama suatu perekonomian. Rasmussen (1956) mengenalkan keberadaan kedua analisa
telah tersedia unruk tabel I/O yang banr (Dewhurst, 1992). Solusi umum prosedur RAS dapat dihrli$ksrr
suatu
perckonornian. Analisa sektor utama dalam suatu perekonomian memberikan bukti empirik struktur ekonomi suatu seltror dalam perekonomian suatu wilayatr (Chenery and Watanabe l95E; Hewings and
#sr
Itletode perclitbn
A. Dtta
dianalisa, artinya sernua sektor mempunyai input tmaga ke,rja, modal dan talran untuk melakukan ekspansi. Sebaliknyq asumsi pada keterkaitan ke depan adalah selcor lain yang tergantung inpuurya pada soktor yang dianalisa dan tidak aOanyi input
Romanos l9E1; Hewings 1982; Defourny
dan
pembahasan yang lebih difokusknn pada schor
keterkaitannya dengan sektor yeng lain. Keduajenis keterleitan ini melacak hubungan ke belakang dan depan sektor ekonomi suatu wilayatr dimana kcduanya hanya mengukur potensi efck suatu scktor. Asumgi pada analisa keterkaitan ke belakang adalah tidak adanya kendala input untuk semua selitor yang
keterkaian dengan onalisa sekror utama
: 195-206. Terabedirosi Dibi No.55/DtKTt/KEp/2005
sebagai
dimana
berikut:
At = R. lo ,.s R dan S adalah mauiks diagonal
yang
and
digunakan untuk memastikan batrwa bessran (nilai)
Thorbecke 1984; Biaas and Gurgul 1998). Penelitiar tentang strultur ekonomi untuk propinsi Bengkulu deugan menggunakan data I-O propinsi Benglulu tatrun 2000 telah pula dilakukan oleh Panggebean (200a) dan Sukiyono, dkk (2006). Ada dua perbedaan &dri kedua kqiian ini. yakni Panggebean lebih menfokuskan pada analisa sekror-
matrik .4r tidak berbeda dengu nilai matriks sehingga dapat mernenulri betasan kolom dan baris yang secara ekplisit bosarnya adtlah X, Y da Z hosedur pemutaldriran tabel I-O 2000
sel:tor utama di Propinsi Bengkulu sedangkan Sukiyono, dkk analisanya tidak saja terfokus pada sektor utama tetapi juga keterkaitan antar sektor. Keduq dalam analisanya Panggabean juga membandingkan dengon propinsi lain di Indonesia, sedangkan Sukiyono, dlk lebih difokuskan pada propinsi Bengkulu Dalam analisa sektor utama" kedua peirclitian meaunjukkan hasil yang sam4 yakni seltor pertanian menjadi sektor utauta dalam perekonomian Bengkulu.
Tuj+an utama dari penelitiao ini adalah mengevaluasi perubahan struktu dan ketsrkaitan ke belakang dan ,ke depan dalam
untuk
perekonomian Propinsi Bengkulu pada tahun 2000
-
20O4. Analisa ini akan menghasilkan analisa lebih
detail tentang
perubatran hubungan
dan
ketergantrmgan antar sehor ekonomi pada dua periode ymg diamati. Pada bagian selanjutnya akan diurdikan secara singkat metode analisa dan data
yang digunakm dalam penelitian
196
ini. Bagian ini
l0
menjadi tahun 2004 diawali dcngan melihat rnatrik Tabel I-O tatrrm 2000. Hal ini bertujuan molihat jumlah sektor atau klasifikasi sektor yang ads dalsm perekonomian Bcngkulu. Selanjunya, dari dEtEdata yang dipublikasikan oleh BPS dihiurng thglar pertumbuhan output masin&masing sektor yang ada
dalam Tabel 1-O 2000. Karena dara yang telatr dipublikasikan terbatas pada tatrun 2004, maka dalam penghitungan pertunbuhan output untuk pemutakhiran ini juga digunakan data tabun 2004. Dengan menggunakan data perkembangan harga outpul masing-masing sektor, malo dapat dihitung nilai output pada tatrun 2004. Selanjutrysi nilai tsmbah bruto dan permintaan aktrir pada tahun 20O4 dapat dihitung yang dilanjutkan dengan mehkukan prosedur RAS sampai beberapa kali penyesuaian sehingga dihasilkan nilai selisih minimal yang wajar. Dalam memutahirkan tabel VO unhrk Propinsi Bengkulu ini, pogram lunak GRIMP veni 7-2 yang dikembangkan oleh Guy R West (1993) di Departemen Ekonomi Univenitas Queensland di Australia akan digunakan.
Kaerkaitan selaor, sektor utama
E
dan struktur Perekonomian......, (Kerut
Analisa Keterkaitan Sektor dan Seltor
sehor i di atas
Konsep seklor utama dalsm
suatu
pere-kouomrlg wilrayah umumnya ridak terlepas dari hasil penelitian Rasmussen (j 956) dan Hirsman (1?5-8). Ksdua penetiti ini mengembanglcin angka
indeks keterkaitaa sektor: yang iecara uirum Aapat
mengi&ntifikasikan sektor utama dalam
dalam suatu
perekonomian. Rasmussen (1956) mengemukakan dua jeiris indeks yang menggarnbarfan -fetcrfaian suatu self,or dengan sektor-sektor laiu dalam suatu perekonomia,n Kedua jenis indeks ini adalah kctcrl€itan kc bclakang dan ke depan (backward and fonrard tinkages). Secara singkat anatisa keterkaitan scktor dapat dijelaskan
g = (I
marik
. .
g.j =
Ia, ,=1
ouo
mengasurnsikan .nn
kebatikan t
I/
8,.
=2b,,.
.
,
Ras=mussen
ke
(Bacfuard Linkages) yang formulasinya
Y'_,
8,, ' ' BL.= nLt-'
nB-,
n' L/i,J=l
sebagai
(l) \'/
' +I' B Y U
dan keterkaitan ke depan
(Forward
L inkages\ sebagai berikur:
FL, =
}I:,=,8, Interpretasi dari masing-masing indeks
ini
adalah
beriht:
. BLj >l
berarti unit perubahan dalam permintaan akhir dari sektor 7 akan menciptakan di atas kenaikan rata-rata aktifitas dalam suatu perekonomian.
FL, > 1 Uerarti perubahan dalam semua
di
I
darr
j
>
l,
dikatakan mempunyai orientasi
ke
depan yang kuat jil
FL, > 1 tetapi BLr Sektor
FI,
--
mempunyai orientasi kqterkaitan
FI, < l, aan Sektor j mempunyai iika BLr <
I
dan
jiks
BL
j ; I tctapi
orientasi yaag lemah
FLr <1.
sebagai bentuk umurn marik
Leontiet V =Z,,Zbu
sektor
.
Dengan
didapatkan dari nilai elemen dalam matrik teUaiitran Leontief. Pertamg keterkaitan belakang
.
Sektor
rl
ke belakang yang kuat
)=l
i=l j=t
sebagai
BL,
keterkairan
inpur
(1956) rnemformulasikan dua jenis indeks yang
berikut
"
I
apabila:
befkaitan dengan marik kebalikan Leontief serta nn
ra&a-rata,
rumusan ini, maka Cuo and Hewings (2001, dan Cai and Leung (2002) mendefinisikat iulr*u, Se*;tor dilqtakan sebagai sel:tor utama
input output, adalah marrik yans
- A)-' =llrl
: l4 t 24ggg
ldentifikasi sektor utama dalam suatu perekouomian wilayalr mengikuti formulasi yang diajukan oleh Chenery and Watanabe IISSS), Dalam artiketnya, Chengry dan WaEnabe mengat4kan bahwa sektor penting dalanr perekonomian didefinisikan sebaiai solto, y*g mempunyai BI daq Fl yang fuar. gcrElgkat'da;
s*ug?i berikut:
Misalkan A =lor] ** langsung dari !ua!u sistem
tssN
perekonomiao akan menciptakan kenaikan
Utama
dircrima sebagai prosedur
sukiono,dk*)
permintaan akhir dalam suatu
I
lll.
Hasil dan pembahassn
A. Struktur Nilai Tambrh Bruto Salatr satu indikator makro ekoaomi yang
cukup penting adalah Produk Domestik Bruto (PDB). Indikator ini menunjukkan jurnlah produksi barang dan jasa yang telah dihasilkao di wilayah tertentu. Dalam sistem Tabel I-O uasional, pDB diperoleh dari penjumlahan NTB dengan pajak penjualan impgr dan bea masuk yaug scbenarnya bagian dari NTB sektor perdagangan dimEna dalam skala propinsi ke dua komponen ini tidak dimasukkan sehingga PDB hanya merupakan
penjumlahan dari NTB. Tabcl I menyajikan struktur NTB sektoral berdasarkan Tabel IO 2000 dan 2004, dimana 45 sekxor dalam Tabel I-O Propinsi Bengkulu digabungkan menjadi 9 sektor untuk mempermudah pembahasan. Baik untuk taliun 2000 maupun 2004, lebih dari 40Yo PDB Propinsi Bengkulu disumbang oleh sektor pertaniaru Diikuti sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran serta sektor Jasa-jasa l-ain yurg masing-masing mempunyai kontribusi kurang lebih
20,14 persen dan 15,86 person. Hasil ini menunjukkan bqhwa s€klor pertanian masih
mendominasi perekonomian Bengkulu. Secara proporsional, prosentase sumbangao semua sektor Teralaeditasi Dikti No. 55/DlKTyKEPl2005
lg7
Jurna[ Agribisnis dan lndwstri !]ertanian l/oi.6 No.J, )-007
..
I 9.5
tidak mengalarni perruhahan yang menyolok dirnana
ke tiga
n"-"rT"l terjadi pertrrnbuhan yang cukup signifikan,
ake di
strukturl{ lts settroral Eerdasarkan Tabel l-o 2000
Nilar
Fertambangau rian []cn+,ga[ ian
2004.
2004
o/o
Share
Nilai
Strare
Listrik, Gas dan Air L3sisih nansunan Perdag411g6q,
Hetel, san Pnestoran
Pengangkutaul dan Konl uni kasi
Keuangan, Perselvaan dan
i? i94, Ll3 18,051 15 I ,82:j q55.S?3 4t3.71)] '23t,82'] t62,0
Indusri Fengolahan
Jasa
Fenrsairaan Jasa=Jasa
*
Portumbuhan
(%) S"!!Pgqo) -lZd--.-Bp-000_000). 1,938,q21 39.8:i 3,242,792 40.04
Pertani.an
Lain
Produk Domestik Bruto
sumiArfAATOF**i-Bensiii;l;
005
Dan 2004
2000 Sektors.)
tas i Di kt i N o. 5 S r D I KT t/ KEp/2
inflasi pada tahun 2000
tinggi adalah sekor [ndr:stri pengolahan, yakni
I.
er
perarmbuhan yang sigrrifikan lgnSllami dibandingkan deugan tahrur 200d, yatni U6f, Aari 40 persen. Narnun pertu Oiingat bahwa perbandingan ini tidak memp€rtimb;gkan taju
terlihat
bahwa serhua seklor mongalami pertumbtrhan di atas 35 penen dengan perurnbuhan tertresar di alami oleh sektor Listrik" Gns dnn Air, yakni 5I,06 perserr. !eho1 tlin yang rn,slrgfflarni pertumbuhan'cukup
Tabel
"l
I persen, sektor perdagangan, hotel dan restoran serta sektar pengangkutan dan komunikasi yang masing-masing tumbuh sebesar 41,39 persen dan 41,35 persen- Sektor pertanian tahur 20O4 juga
perokonomian Bengkuirr tahun 2000. Namun secara
.i
(;.
0
215.5
sektor dimaksuci masih mendominasi
yakni rata-rata 39,90 persen. Dari Tabel
;
i.i.i
2.4&,23
3.99
13
0.37
t
r,562 36,884
34.73
4.09
41.45
0.46
s 1.06
l.12 236,488 2.92 l(j.64 I,(13().,948 20.14 8..50 705.509 8.71
4."7b 382.609 801.607 lb."t7 1.284,499 4,868.0e8 100,0 8,099,523 i[i'00 ,tanTii,et lTiV;tii,piiiii
40.21
3.06
4.72
35.80
4r.39 41.35 39.4
r
t5.36
37"59
100.0
39.90
tenei:;liWA"ti.s 20u
Meskip,un sektcr*sektor yang mengaiarni pertnmbuhan ,eirkup tinggi namun secara pioporsi
dan realisasi penanaman modal dalam negeri
sektor-sektor krsehut nnempunyai kontribusi terhadap PDB relatif kecil" Sektor Lishik, Gas dan
mempercepat pertrmbuhan ekonomi.
Air, m-isalnyq :kontribusinya hanya sebesar 0,37 perssn padatahun 2000 dan sebesar 0,46 persen atau rnengalapi peningftatan kontribusi sebe.sar kurang dari satu persen. Tabel I juga menunjukkan bahwa pe,qurunan dan peningkatan kontribusi sektoral tertradap PDB antara periode 2000 - 2004 ridak lebih dari satu persen untuk semua sektor. lni berarti
bahwa belurn ada pergeseran atau perubahan struktur ekoaomi Propinsi Bengkulu yang signifikan. Ternuan ini
periode tersebut firemang tidak ada perubahan kebijakan pemerintah daerah yang signifikan. Dara yang dipublikasikat oleh Bank tndonesia Bengkulu (Maret 2004) rnenginformasikan tidak ada rencana
x98
maupun asing
E.
di
Propinsi Bengkulu yang dapat
Kontribusi Sektor Terhadap Input Antara, Permintaan Akhir dan Impor Tabel 2 berikut kontribusi sektoral terhadap
input antara (intermediate input) dan permintaan
akhir (linal demand),lmpor terhadap Total Output Propinsi Bengkulu pada Tahun 2000 dan 2004 yang didapatkan dari Tabel l-O. Dalam sfiuktur Tabel I: O, jumlah output diperoleh dari penjumlahan input antara dan pennintaan akhir dikurangi dengan impor dan margin. Sedangkan komponen permintaan akhir tendiri dari konsumsi rumah tangga, konsumsi
pemerintah, pembentukan modal, ekspor dan perubahan stok. Komposisi masing-masing komponen permintaan akhir disajikan pada Tabel 2.
Kaerkaitan sebor, sektor lJtama dan struktur Perekonomiun.....,.. (Kelut
sukiono,dk*)
ISSN
:
t4l2-gggg
k lnput Antar4 Permintaan Akhir dan Impor, 2000 No
Sektor
2000 2004 2000 2004 iooo
I
Pertani6n
)
Pertarnbangan dan penggalian
0.66
J
Industi
Pengolahan
5.84
4
Listrih Cas dan Air Bersih
r.3s
3.2s 6.78 0.92 4.U 20.07 t4.50 0.73 l.7l 0.21
5
Bangunan
0.00
0.00 t4.53
6
Perdagangan, Hotel, dan Restoran
0.r6
7
1.40
E
Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Fercewaan dan Jasa Perusahaan
2.18
0.86 2.65 1.45 t.74 t0.18 13.03 3.39 2.7 | 4.53
9
Jasa-Jasa Lain
1.00
t8.0
14.08 19.27
t
30.60
Total Sumber: Tabel
l-0
Propinsi
-
2004
Final Demand 2s.56
10.14
t.95 0.41 7.3t 0.00 0.00 0.75 2.1 I 2.00
4.82 6.94 10.54 t.l2 33.3
BroS
t
85.05 80.88 15.66
zooq 0.21
2000
2004
35.34
39.43
0.00
7.M
2.92
16.59
16.02
0.00
3.06
0.94
0.00
14.53
10.t4
4.17
2.06 t.47 e.67 t2.25 2.90 4.t2
0.84
2.5t 3.10 4.61
5.41
10.75
14.t9
100.0
100,0
.
Kontribusi terbesar terhadap output yang kenaikan pada kebutuhan input antata, permintaan dihasil\T.dalam peiekolomian Benituru'u"rtu*t- input antara ini nait< i*i i6io-p"*., pada tahun adalah untuk permintaan akhir yang mencapai 2d00 menjadi 33,31 persen paaa tairun 20M. 1u11
tjlil
dan 80 persen untuk periode 2000 dan 2004
Sumbangan terbesar dari kenaikan
ini
sektor
"dalah Dibandingkan dengan tahun 2000, kontribusi pertambingan dan galian seru jasa,jasa lain yang permintaan akhir terhadap total output mengalami terdiri darilasa sektoi pemerintalian dalr swasta, penurunan sebesar 5 persen. Salah satu Dari sisi permintaan akhir, semua seklor penyebabnya adalah meningkatnya kebutuhan input mengalami perubahan konstribusi terhadap total artara yang digunakan oteh setiap sekror utama ouput. Perubahan yang cukup sigrrifikan terjadi
pemerintah. pada sektor pertanian, aigtutrn oui 3u*-iu* tuin, Dari sisi impor, jumlah barang yang Ketiga sektor ini pada -tahun 20M mengalami diimpor Propinsi Bengkulu turun lebih dari 1,5 pcningfatan kontriLusi terhadap totsl -ouput persen- Penurunan ini tebih disebabkan oleh dibandingkan tahun 2000. Sebaliknyd, sektor-selcor menurunnya impor sektor pertanian dan indusri yang mengalami penuruna.n pada trhun ZOO4
untuk seklor jasa keuangan m1up1n jasa
pengolatran' Salab satunya disebabkan oleh semakin peElnan sektor industri pengolahan Seningkatnya Bengkulu yang {apat memenuhi kebutuhan Topi*i domestic sehingga kebunrhan akan barang dari propinsi iain menurun. Di sisi tain telah
di
impor terjadi
i
Tabel
No I 2 3 4 5
3
dibandingkan dengan tatrun 26oo adalah sektor pertambingan dan galian, industri pengolaSan dan bangunan. Dari sisi penggrmaannya- sebagian besar PDB hopinsi Bengkulu tahun 2000 Aigu"atan untuk konsumsi, bait< konsumsi rumah tangga
Penggrrnaan PDB Berdasarkan Tabel I-O 2000 dan 2004
20M
2000
Komponen Konsumsi Rumah
Tangga
Nilai Sharr (Rp0Q0 000) (%),' 3 065 319 62.97 l0t
15.82
402174
8.2:t -2.60
Konsumsi Pemerintah Pembentukan Modal Tetap
770
Penrbahan Stok Ekspor Barang dan Jasa Neto
-126 397 756 301
15.54
Nilai (Rp 000 000) 5,073,666 1,269,420 662,158
-372,115
1,466.394
PDB 4 868 098 1,00.00 8 099 sa3 Sumber: Tabel I-O Propinsi Bengkulu 2000 dan Tqbel I-O Propirci Bengkulu Updating 2004
Shsr€
(%)
62:& t5.67 8. r8
4.59 18.r0
100.m
Terakreditasi Dikti No. 55/DIKTVKEP2005 I 99
Jwrrucl Agribisnis dan
In&lJ,'i Pertanian vol.6 No.3,
2007
: 195-206.
t'erakreditui
Diki
No.55/DIKTI/KE1/2a05
maupun perneriutah. Jumlah konsumsi unhrk dua sektor ini rnencapai lebih dari 78 persen dimana
C. Analisa Keterksitsn Sektor dan sektor Utema
seklor rumah tangga rnencapai 63 persen. Dari Tabel 3 swplus perdagangan pada tahun 2000 mencapai 15,54 persen dari total PDB atau senilai Rp 756 jOl juta Secara uominal jumlah surplus perdagangan
Cambar menunjukkan ploting sektor berdasarkan indek keterkaitan ke belakang dan ke depan masing-masing sektor. Tabel4 menyajikan l0 sektor di Propinsi Bengkulu yang memiliki indeks keterkaitan ke belakang dan ke depat te,rtinggi.
I
ini meningkat cukup siginifikan, yakni teUih aari Z,S persen pad" tahun 2004.
Tabel 4 septrluh selrtor Di propinsi Bengku\u Dengan lndeks K:rerkairan-rertinggi
L' 2l ?3 26 34 28 35 3l 22 33 15
Pertarnbangan rsrrdruuuilEart tratu Daru bara oara can dan mtneral mineral logam Ind. penggilingan dan penyosohan padi dan .kopi Ind. barang kayu, hasil hutan lainnya
Perdagangan
o Lbarang - dari ind. pupulq kimia. &
Flotel dan Restoran lnd. tsarang lainnya Pertambangan clan perrggalian Bangunan Ternak dan hasil2nvg_
karet
lainnya
FORWAR.D (FL) s r."lupa**it %--*28 Ind. pupuk, kirnia & barang dari karet X Padi
r0
15 4i 11
l? :: ?2
Kopi
Temak dan hasil2nya Eank dan lembaga keuangan Ftrasitr
psrtanian
fee,nenunjang
.!a. felas
lainnya
lainnya
angkr-rtan cerakan lainnya
Fiasil analisa keterkaitan sektor seperti ditunjukkan pada Tabael 4 dan Gambar I d-apat disimpulkan bahwa tebih dari 44 persen sektor di Propinsi Bengkulu merupakan sektor-sektor yang
mempunyai orientasi keterkaitan ke belakang( BL., ,1; eaOa tahun 2000. Ini berarti bahwa sektor-sekror yang ada lebih
23 lnd. penggilingan dan punyorol* p.Oi6l6fr 24 rnd. marLan rainnya 2g Ind. pupuk, kimia & barang dari karet 29 [nd. semen & tu*og guli; iJo* ,ogu, 35 Hotel dan Restoran 33 Bangunan 26 Ind. barang kayu. hasil hutan leinnya 22 eertamUan-gan"d* pu";diurrl;il;" 14 Hasil pertanian lainnya __gl_tr."rb"r-* b"r-b FORWARD (FL)
l l0
i:9
banyak
menggunakan input dari sektor lain dibandinglan dengan menghasilkan ouput untuk dijual kepada seklor lain sebagai input. Di antara l0 sektor yang mempunyai orientasi keterkaitan kebelakarig yang
p"di Kopi
*::n*ffififr:*gdarikaret I -' !'
4r
Kelapa sawit Uaslt pertanian lainnya Pertambangan aan penggalian lainnya Bank dan rembaga r.u*e*,rair;;i
44
Jasa
14 22
dan barang
-Pertgqbangan daqpenegalian Sumber: Tabel I-O prrpi*t n"ig
2S0
2004
-
BA%
32 Listrik , c"r;;;i.;;f-
*
lainnya
kuat adalah sektur pertambangan batu bara
dan
mineral logam (sektor 2l), lndustri penggilingan dan penyosohan padi dan kopi (sektor :ZI) serta
lndustri barang kayu dan hasil hutan lainnya (sektor
26). Di sehor pertanian, hanya kelapa sawit (sektor 9) yang memiliki orientasi keterkaitan ke belakang yang kuat.
Lebih lanjur" pada tahun 2004 sehor utama
yang memiliki orientasi keterkaitan ke belakang
mulai bergeser sedikit ke sektor pertanian diantaranya sehor Kehpa Sawit 1l;, iertanian lainnya (14), dan ternak dan hasil-hasilnya
(15)
dan
Keterkailan sehor, sektor utama dan straktur Perel
o26
*ientlri f*
a E I
Srltor
r3r r31
93:i
It a
:0
Orientasi
Utame
ata()15
tlt'
o3i
.o
/{/2dEEg
oa
,27
I
B.
I
/^s.sry;
Belotang
031
I
sukiono,dk*)
Lemah afz + t0
a
Orirnterl )(r Dcprn
al il
1,,
at
3E
060
0.00
1.00
1J0
.
2.00
2J0
3S
uo
Forwrrd Untrge
2004 at0 Orientasl Ke Eelskang
Soktor [Jt ara
3.00
24 o
o a!
:.E 10
33
B
f35
?29
.}26
tr 6
423
280
ot,
t.so
(,
.,2
)21
ot15
6
tr
1.0 0.!0
,rzo ot,
-#ni"., '3cqd vrrctrL$t l.8lrtan r.,tfs
tt
0.m
0.00
O.lit
I
.* '34
! r3s l.rs
0.50
r
I
l.m
1.S
..l
2.00
orientaril&
Dcpan
tlo 2.50
S.m
3.O
Folward Linkage
Gambar
l.
Kaitao Ke Belakang dan Ke Depan Masing-Masing Sektor
Ekonomi Propinsi Bengkulq 2000 -
2004
Terakrediasi Dikti No. 55/DIKTVKEP/2005 201
Jurnal Agribisnis dan lndustri Pertaniqn vol.6 No-3, 2007 : lgs-206, \'erabeditasi
dominasi industri pengolahan dan tambans
galian juga masih terlihat pada tahun
dan
2004. Dari indeks keterkaitan ke belakang ini dapal disimpulkan balrwa lebih dari 55 p!o"r,-u"tr* a;
Bengkulu yang memiliki keterkairan f.. *fui*g yang lemalr. PersenLase ini mungkin berarti ada scktor yang memillki keterkaitan ke-depan yane Luut dar auu sektor-sektor yang ada ,r**g"*ii.,itiU indeks BL yang,lemah. Terdapilt sebanyak 13 sektor atau 29 persen
yang mempunyai orientasi keterkaitan ke depan lebih dari saru 1FL, >11 pada tahun 2000. Sedangkan pada talrun 2004, jumlah sek;ror yang memiliki indeks .8I,, ) I sebanyak 16 sekror atau
35,5 persen. Kuaurya indeks
FL,
rnenginformasikan bahwa sektor ini mempunyai \3ma1nuan untuk memproduksi outpu, yung duput dimanfaatkan oleh sektor lain sebagai inpit. Di anAra sektor yang t€rmasuk dalam"keloripot inl
adalah sektor padi (l), karet (7), teh (l l). ternak dan hasilnya Kelapa Sawit (sektor 9) serta tndustri !tf), dan,bamng pupuk-kiqlia dari karet (Sektor 2g). Gambar ! juga menerangkan bahwa baik ry1da
tahun 2000 maupun 2004 terdapat lebilr dari
35,55 .persen sektor mempunyai kecenderungan
orientai keterkaitan ke belakang ataupun ke depan yang lemah dimana indeks BL, al dan Fl, < l. Yang termasuk ke dalam kelompok ini antara lain sektor umbi-umbiau sayur dan buah-buahan, kacang-kacangan, kakao serta unggas dan hasil olahannya- Salah satu alasan - yang dapat
menerangkan temuan ini adalah sektor-sektor ini menggunakan input.yang harus diimpot dari luar Propinsi Bengkulu, sepeJti pupuk dan pestisida dan
output yang 9ih*ilk"{,'lebih banyak dijual untul gs15,msi ter-akhir 4tau langsung diekspor ke luar Bengkulu. Berbeda dengan hasil penelitian Dermorejo (2001) rnengirtformasika, bahwa sektor-sektor seperti agroindustri memiliki kaitan ke belakang
terbesar sedangkan sektor pertarnbangan da; penggalian memrlki kaitan ke belakang terkecil dalam perekonomian propinsi Jawa- Barat. Sementara sektor jasa dan industri non-migas (termasuk minyak) memitiki kaitan ke depan terbesar.
Sektor+ek*or pertanian seperti Kelapa Sawit (sektor 9), Hasil Pertanian Lain (sektor l4),
serta Sektor Ternak dan Hasilnya (sektor l5) memiliki kaitan ke belakang dan ke depan yang kuat Qihat Ganrbar l) dan sektor pertamUangan' Oan
?02
Dikti
No.55/DIKTt/KEp/2a0s
penggalian lainnya (sektor 22) sera lndustri pupuk,
Kimia dan Barang dari Karet (sektor 26). iehorini secara signifikan menggunakan output sektor,lain sebagai input. Outpuisektor ini juga drgunakan sebagai input oleh sektor lainnya" sehingga sektor-s€ktor ini mcnjadi sektor utama -- sektor
dalam perekonomian propinsi
ge;tgkufu.
Hasil analisa koefisien multiplier
merunjuktan bahwa pada tahun 2000 scktor kjlapa sawit (sektor 9), pertanian lain (sektor l4), sefia sektor rernak dan hasilnya (sektor t5) berturJt-nrut
memiliki pengganda outpur t,53; i,ZZ dan t,tZ.
Meskipun sebagai sektor utama
dalam
perekonomian Propinsi Bengkulu namun dampak total yang merupakan penjumlahan dampak awal. pengaruh.langsung, pengaruh tidak langsung dan
dampak imbasan konsumsi sektor ini terhudap sektor lainnya relatif sangar kecil ltit* fuU"i S Oi Lampiran). Hal ini diindikasikan oleh nilai dampak
output yang kecil dibandingkan sehor lainnya seperti teksril dan kulit, pemerintah, barubara dan logam. industri giling, serta karet Artinya injeksi
permintaan akhir sebesar Rp. I juta terhadap output yang dihasilkan oleh sekf,or utarna lebih kicil dibandingkan injeksi permintaan terhadap outpur
yang dihasilkan seklor non-utama. Dampak bersih sektor utama (selisih antara dampak total dan dampak awal), menurut Muchdje (2002) mencerminkan dampak suaru $ektor dalam perekonomian yang sesungguhnya Berdasarkan asumsi tersebut sekror utama dalam perekonomian Fropinsi Bengkulu memiliki nilai lebib rendah
-
dibandingkan misalnya terhadap sektor tekstil dan
kulit,. dan pemerintah. Artinya
meningkarnya
permintaan terhadap output sektor utama
LU"ro
Rp.1..000 hanya menghasilkan darnpak bersih output
perekonomian secara keseluruhan sebesar Rp.73,-
Rp.l,- Namun demikian, ketiga sektor ini mengalami peningkatan koefision multipliernys, yakni secara berturut-turut menjadi t,lO;1,21 aan 2,09 (lihat Tabel 6 di Lampiran). Oampa* Uenitr dari ketiga sektor ini juga mengalami peningkatan t4l,-; Rp. 15,- dan B.p. 7,- dari seriap i*j{iRp. Rp. 1000,- peningkatan pennintaan output ketiga sektor ini. Sekali lagi dampak sslcbl gtqma ini juga dan
masih rendah dibandingkan dengan sektor pemerintahan, industri makanan lainnya dalr indusri
kulit, tekstil dan alas kaki. Secara keseluruhan seklor pertaninn di Propinsi Bengkulu masih menjadi penopang utama perekonomian di Propinsi Bengkulu. pengcmbangan sektor pertanian berpotensi memberikan efek yang
besar dalam perekonomian. penelitian Cai
dan
Keterkoitan Sefuor, Sektor lJtumo don Stnrktur perebminiant....... (Kerur
(zWZ) juga menunjukkan bahwa seklor. --il;,
$Ssun sel(or pertanian
seperti
Ptengembangan Mlryai dr, Stonomi ?:r::l (kajian Konsep dan peagembangil, ) BPPT.Jakarta.
Bialos, S., and H. Gurgul, 199g. Hlpotheeis about tha second eigenvalue of the Lcontiaf mafix, Economic Sys/erns Research I 0:2g5_D.
selctor urama-penting siUagai
'
Cai, junning and pingSun
Linkage
of
Agriculture
Linkage
memp€rtimbangkan koefisien multipliernya. Sekror, $olstor pertanian seperti kelapa sawit, kopi, pertanian lom, t€rta Eoh[Or hrnak memiliki kaitan ke bolakang q*,L? depan yang kuat. Sektor-sektor ini socara
Chsnpry,
input, Output seklor ini juga digunat
Choneiy,
Hawaiiat Manoa-
!o
Hawaii'e
El4:l -
FL B., and T.
rnpu! qleh saktor lninnya sbh-i"ggu rektor.sektor rtcqiadi sskm utama dalam pcrekonom.ian propinsi B?1gh1tt.Namun dampak total sektor ini terhadap oahor lainnya sangat kecil, yang diindikasikan oleh nilai dampak output yang kecil dibandingkan sektor
H, 8., and T.
if
g.
Watanabe. lg5t.
lnternational cornparisons of the stnrcttrro production: Econimetrica 26 (4): +ti-SZf
$lgilru(an menggunakaD output sehor lain sebagai
of .
Watanabe. l9SE.
lnternational comparisons of tlre strushtro of produ*ion. Econimetrica 26 (4)z tAi*SZt,
M. Syrquin. 1975. paarrc o{ leveloymelt, I 950- I 970. Oxford Uuivemity
Chonory, H.B. and
Press, London,
larnnya soparti tekstil dan kulit, iemerintah, hatbilrn dan log;am, indusrri giling, ierta karet. Secara unum sphor porranian aiRro[insi Bengkulu masih monjadi penopang utama peiekono*iin di
dengan dan dibantu dengan model CGE tenebut,
Leung. ZW2. The Agriculhue to Hawaii's
Economy. Economic /ssue,r. Univorsity
-
D0ngan tennutakhirkannya Tabel l-O. malffi ketersediaan data untuk menganalisa, dengan menggunakan penaeUtai CCe Fbii{T dapat l€bih mudatr dilakukan. Dengan demikian I.UU$T _yang akan diambit oteh pemerintah lrpi*i. Bengkulu dapat dianalisa dampqlanyaa
of
Economy. Economic /sszes. Univenity if Hawaii at Manoa. EI-4:l * g. Cai, junning and pingSun Leung. 2WZ. The
tderteitan sektor dan sektor utamanya meripunyai hobernry- korrtribusi. petrtama,- telah'Ouput diidcntiflkasikarrnya keterkaitan r*tto, aan s"iloi utilmc maks akan dapu dirumuskan kebiiakan bsrdasarkan jenis kererkaitan dinean
dalam pemkonomiarr.
mengucapkan
Ambardi, U.M dan Socia (peuyrmting).2002.
Identifikasi sekror uhma perekonomian baik bagi pomerintah l.r*f, *up* qptTg ry8rt $wash. Bagi pcmerintah daerah identifikasi sektor . karena imptikasinya rerhadap :fl1, ^I.1ring xeoryartan pemerintah daerah yang akan diambii.
Propinei Bengkulu, sehingga pengembangan sektor portanian'berpotensi mEmberikan efbk yang besar
t4lZ-gggg
Daftar pustaka
Kesimpulan dau tmplikasi Kebijakan
&ktor untuk meneniukan keputusan b.rio"Irari. Pomutakhiran Tabel I-O propinsi g.n*tufu dari tahun 2000 ke tabun 2004 ,"riu *.re#diru
:
terima kasiti aras didanainya peoelitian ioil UCipan juga disappaikan kepada semua pihak !-1r"k*ih yang telah memberikan masukan pada penulisan artikel ini,
illil;p!,,
p1S *t*o1 swastq
ISSN
D|ZM, DIKTI. Untuk itq peneliti
perr.eUunan
perkebunan kopi,'dan p.rikunun, :Ji Hawaii rnomiliki kaitrin ke belakang kusr selringga menjadi s"rto-r-setaoi utalil {Tg qatam pengembangan ekonomi di wilayah tersebul.
IV.
Sutlyono,dk*)
Defoumy, J., and E. Thorbecke, 19E4. Sfuchusl Path Analysis And Multiplier Docomposition
Within
A
Economic
'
Social Accounting Frrfuwo*. Jwrnal g4:l I l*36.
Deqmorojo, S.K.2001. Penentuan prioritas Sehor Unuk Meryumbang Kebijka.rouan Fiskal
"
dalam Erq Otonomi Daerah
di
proplrui
Jowa Barar. Seminar progam pasca Sarjana IPB.Bogor.
He*ings, G. J. D, 19t2. The empirical idemificcion of .key-seltors in an economyt A regional
perspcctivs, The Developing Ecotomies 20:173-95.
Ucapan Terima Kasih
Penelitian
ini
merupakan bagian dari
Penelitian Hibah Bersaing 2006 yang dilanai oleh
G, J. D., and M. C. Romanos. l9El. Simulating Less Developed Regional
Flewings,
Economies Under Conditions
Of
l,imitsd
Terakreditasi Dikri No. 55/D[KTI/I(EPZ005 203
Jurnal Agribisnis dan lndustri pertanian l,,ol.6 No.J,
Information. Geogruphica! Anolvsis 373_90.
l3
2007
(4):
Ilyas, M.2001. Analisis Kesiapan pokrai Ekonomi lYilayah di Sulowesi Tenggara Terinttap
Kemandirian fembanguian Peloksqrau Obnomi baerah. Program pasca Sarjana lpB.Bogor.
M. Syrquin and H.B.
Chenery.
Development t9S0 to Bank, Washington.
1986. Patterns
Hcndbook
of
r{
1983. The World
M. Syrquin. 1988. paaerns of Struaural
ln
Dalom Seminar
Change.
Development Economics,
Volume L pUiteo by H.s. Ct"rn"y u"J
f.N.
Srinivasan), Elsevier Science Fublishers. Amsterdam.
MillEr, R.E. arrd F.D.
Blair. 19g5.
Input-Output
Analysis: Foundations and'Exlensions.
hentice Hall, Englewood Cliffs. Muchdie. 200?Aplikasi Model lnput_Outpur dalam
Analisis perekonamian Wilayah dan
Pengembangan
Wituyah.
Otonomi
pengembangan) Pp11! ftajian Konsep dan
BPP'l'.Jakarta.
Rassmusen,
P.
1956. Studies
ln
lnter-Sektorql
Relations. Copenhagen ; Einar Harks.
Sherman, J., and W. J. Monison. 1950. Adjustment Of An lnvcrse Matrix Corresponding To A Change In One,Element Of A Civen-Matrix. Annals of Mathematicql Sratisrics 2l:124_7.
Sonis, M., and G. J. D. Hewings. 19g9. Errors and
sensitivity EpproEch.
in input-output analysis: new [n Frontiers in input-outpul
analysis, eds. R, Miller, K. polenske, and A. Rose. New
york: Oxford University
prcss.
Sonis, M., and G. J. D. Hewings. 1992. Coefficients
change in input-ouput model: theory and applications. Economic .S)xrerzrs Research 4:143-57.
West Guy R. And Richard p.C. Brown. 2003. Structurat'Change, lntersectoral Linkages
And Hollowing-Out ln The Econony, 1976
* 1994.
Tqiwanese
School Of
Economics, The University Of eueensland, Brisbane, Australia.
2M
:
195_206. 't'erakredirosi
Di*ri
No.
55/DtKTt/KEp/2l2J