perputsran pandangan ftLgafat secara umun, pemiktran-pemlkinan daLam senl atau estetlkardeniklan pula halnya, liuncullah sejumlah tokoh atau pemlklr-pemlkin aenl yang rnelontarlcan konsep-konsep estetlka dengan dasar pandangan yang berbecla-beda, mulal pemlklnap-pemiklranlgongep esteblka ?lato ssmpal pandangen-pandangan estetlka abad 20
Seinlng
saat
d,engan
J.n1.
Pen;alanan filsafat umuln dan estetika adalan dua pemlkfu'en yang sallng merabent warna di daiam mel,ontarkan pandangonpandangan f l.l"oeof lnya.
Lstu dimana letak titik temu pandangan-pandangan eksistenslalJ.sme aebagal flLsafat abad 20 dengan konsep-lconsep estetlka cl ebao 2O tersebut?. Akan dlbahas secera slngkat dalam makaleh lni.
A.
LA?AR B$,AKAI{G LA}JIRI,IYA EITSI$TENSIALISME
Filsafat selalu lahln dar:i suatu krisls. Demiklan eksistenetaLisne lahtr dari guatu kllsl.s yang terjadi di Barat di nsna slfat materlalisme mer.upakan pendorong lahirnys eksisteneiallsme. Dalan pandangsn msterial,isne, manusia pada akhinnya adalah benda sepentl balnya ctengan key-tr dan batu. ltanusia hanyalah sesuatu yang natenial (betul.-betul roaterl). Neh, disinllah baglan ajeran materj.allsme cilhantan oleh ekgigte.nsialisme.
Eksistensialigne nenyatakan bshws calrs berad.a manusia dengen bende lain tidalcLah ssma. l.lanusls memahami €tan mengalanai benadanya dl dunla, nengerti bahr*a hidupnya nenpunyal arti. Artinya barrwa manuela sdalah g.u?,y?k. Subyek artinya yeng menyadarl., yang sader. Barangrbanang ysng dlsaOari-nya Olsebuc g$g5.Rene Le Senne, seoreng ekslstensieltg menyatakan bahwa tcesalahan materiallsme adatah karena rnemungklri manusla sebaga:. keselururran (detocallgssr). Lahirnya ekelstensialisme mer.upakan galah satu konsekuensi oani pandangan mater.lalisme tersebuu. (Orilarkana ctalam Tafsir, 1994t192 193). Elrsistenslalieme juga ]ehir sebagai reaksl terhadap ldqali..jo". trraterlallsme can ldeallsme actalah cua pandangan filEafau tentang hakekat ysng ekstrem. Ekslsteneiallsne ingin menearl jalan kefuar cari kedua elrstremltas itu.
I{atenialtsrne menandang kejaemanl"an (rnateri) sebagai kegeluruhan manusl.a, Srada tral ltu hanyalah aepek manustar Matenlaltgme mengsnggap nanuela hanyalah geeuatu yang ads, tampa menjact eubyelc. Manusla benflkln, berkeoadaran, tnl1an yang tldak dlEadari oleh matentatiene. Akan tetapi seoallknya, asper int (bert'lklr, benkesadaran) difebtn-Leblhkan ol.err t4egllsJne sehingga menJadl seluruh manusla, oahkan o,lleblh-Lebihkan lagl sanpal menJaoi tldak ada banang
lain eelaln plklran.
ldealLgme telah ada seJar Plaro, tetapl pembuka jaran ioeallsme yang aungguh-sungguh adalah Degcanteg, Dalam pandangan Deecantee, manugla ltu dlaamakan oaJa dengan kegadarannya. Keeadanan ltu pldalr bernubungan sanasekaLl ciengan alan jaamanl. Di dalarn keeadaran ltu terdapab idea-tdea. I rdea-ldea lt'u sema sekelr bugan oeragat dar.l kontatc ctongan dunla luar kesadaran. Dengan oentolair dar.l Descanteg itu ldearLema menungkiri sama eekall oengan dunla ruslrr Dalarn Cogito-nya, Descartes pernah mengtngxarr" ad,enys Sesadnya
sendiri, tetEk kesalahan 1qea1leme aderah i<enena memanctsng manusla nanya sebagaf s},byq5, nanya sebagal kessdaran. Sebarttmya mai;er*a]lsqe nsnys meli.har rnanuela sebsgsl gglg. $atert-
allsme rupa bartws oelrsng di qunla inl o.isebut obyek ran[a-
ren adanya subyek. Elcsier,ensialisme Ju8a o.idonong munculnya oleh sltuasi dunia paua umunnya sebagar reaksl tenutama dunia Eropa barat.
secara unum oapatlan dlkatakan behwa keadaan dunia pada waktu 1tu tidak menentu. Rasa takut berkecamuk, f,erutame terhadap ancarnan pensng. Tingkah laku manusie telan menimbullran r.esa rllusrr Fenampllsn manusia penutr rahasiar pentrtr lmltaei, )rang rll€puJr6t4sn has11 persetuJuan bersama yang pajBur l"ianusia benpura-pura, kebencian meraja lela. Nilai sedang nengalarai krisis. sementars itu agama d1 Eropa banac dsn ditenpat latn dianggap tidak nanpu nenberikan rnalma pacta kehldupan, Di. beOer.apa tempat aRang-epang beragama sendinl Just,ru ter.llbat dalam knlsia itu, bahkan leblh darl itu, mene&a lkut mempenhebat krtsls. Dalam keadaan sepertl itu, fllssfat merlrrat pacrs dinlnya sendlnl. ra mengharap ada pegangsn yang dapat menyelamarkan, keiuer darl knlsis 1tu. rlial(a danl itu tampi.lrah ekelgp.e,+Eisllsme ysng menJedlkan manusls sebagal ,s.qpygg dan sekaS.igus ob.y-?k.
mEnuEia
dijadikan tems sentrsl
1994: 197
B,
*
dalam perenungan
(fafsln,
194),
F.$!Lp,A{p+}lilA,qlq$Ne*ry
qp r$f,E}{$
r.Arl rqME
Ape eksletensiallsme ltu? Secana slngkat te1ah disinggung nsnun anat suhar untuk nengateksn apa Jawabannya Eocsna langeung. i'ienglngat dl dalaunlra terdapat bebenapa a1lnan yang benbeda. Pengaruh dani eliran lni Juga benmecsm-flBCsnl ysng dlmtlikl penganutnamun tetap ada s1.f?r.-el,fa_r -qnEn penganur eksestenelslisne tnl yaltu: 1. Orang menSrugulrkan dlnlnya (exisrene) dalam kesungguhan yang terntentu. 2. Orang hsius berhubungan dengsn dunia. '5, 0rang menupekan kegatuan gebel.um ada perpisanan antara Jiwa dan badannya. 4. 0rang berhubungan ctengan ada. (poedSawljatna, 1994.. 142).
Hal yang sama Juga dlkemukakan oleh Haclwljono (19803 149) bahwa sebenarnya exeistsnsialisme aqarah suatu arinan firsefat, yang benslfat teknisr yang terjerma dararn bermacamIlaean slstern ysng 'oerbeoa namun tetap aca cirl-clni yang Eana yeng nenJaati
clnt ysng dlniliki bensana d.lanraranya adaleh sbb: 1. Motif pokok adaren yang dlgebuu ekslstensl, yaltu
cara manusla bergda. Hanya manusial.en ysng bereksistengJ.. Elcglstengi adal.ah cara knas nanugla benada. pusat perhatien ini ada pada manusla. Oreh karens 1tu ber"slfat
2.
1,
humanlgtis, tserexsistensl harus ctiartilran secera dlnamls. Bereksistensl bererti menciptalcan dintnya secana aktir', bereksistensl berantl oerbuat, menjadi, merencanaKano setiap seat manusia rnenjaai lebin atau kurang cari kead.aannya. Dl dalem firsafat etcglstensialisrne manusla dipancang sebagar tenbuxa. menuel.e adalan realitas yang beJum selesai, yang rnasLh harus dlbentuk. psoa hakekatnya manusia uenikat kepada dunia oekitarnya, tenlebih-rebih $epaua sesgma mgnugia.
4. Filsarat ercsisr,ensialigme memoerl rekanan kepada
peng-
aianan yang kongkri,t, penga}aman yang e$el'censial.
llsnya artl pen8elslnan lnl berbgdg-beda. Heldegger meraDerl tekanan kepada kematlanr YsnB nenyenamkan oegala sesuatu, l.lenaeL kepada pengaLaman keegamaan, dan Jaspers kopada pengLaraan hloup ysng berrnacam-R8aeft sepertl lcematlau, penderitaan, penjuangan dan kesalsnan. SelanJuEnya, ettslsrenslallsmet penyelldikan ltpengaramen hidup nsnusla yang eelalu me*jadi dalan sustu kel;egangan dlarekrls anEara eituasi c.sn kebebasan (Satam., 199): 20r2Q4].
.rika dillhat darl anti t
Tafeir, IJI.
19942 191).
KoNSEP, ESTETTKA ABAp 20
Jauh sebelum abad 19 dan abao 20, pemiklran-pemikiran tentang senl sudeh rnul-ai muncul. lionsep-konsep estetika te-Lah dihesllksn menurut dasan-dgsar filosofi ysng dlanutnya. Fernikir-penlktr besan yang terleenal pandangan-pandangannya dlbldang estetlka antare Iarn plato {428 - 14s)r Anistot'eles (tA4 5?2), Plotinus (aO5 ?7A)r Agusrinus (751 4'5O), Thonaa Aquinas (1225 1Z7q\, serta beoerapa tokoh
lainnya (lihat Sutrisno, 1994). Rumusan teorl-teonl eetetlka danl tokoh-tokoh tersebut cukup kompieke blJa diuraikan.satu pensatu, Namun dapat di amb1l suar,u lresirnpu}an Dsnwa lntl dari panosngan-pandsngsn ftlosof tersebut terbaaap seni yaitu ttsenl, aaP,{alr tiruan atau imltasi cenl alamrt.
Lalu bagaimana pandangap-panctengan filosof pada abad, Z0 tentang senl atau estetika? Adapun pernilrlranjemikinan tenteng senl/eeterika oleh filosof abao 20 antara laln dapat dlkemukalran sebagal bentkutr
1.
LEo T0LSToY (1828
-
1910)
Tolstoy adaLah penulis dan pernlkli kelahiran Rusla, Oletr ?olstoy seni diltflatnya sebagai lregiatan menusia yang secara sadan dilekukan lewat bantuan tanc.a-tanda lahiriah t ertentu dengan maksuc m.enya.np e]\?q p.-e#F.s.,Aa_t p gIJr s I sn yang pernah menghlnggaplnya kepacta manusla-menugia lalnnya sehinfiga mereka tertulen dan rnengalbmi per"asafrfi*pansssorr yang serups,
Seni edslah sensesm persetybuhqg antara manugla ysng satu dengan manusia-manusia laln. Adg tindak memberl dan tlndak menerima, Dengan oendlrlnya }calau karya senL hanya dapat ditenima oleh seorang tertentu, tetapl orang-orang lain tak dapat nenerimsnya, maka ttu bukan karyo seni. i,lakln luas Jangkauan penerlmanya, mat
lienurut Tolstoy, j enis penasaagl yan$,,d-1e_ksp*e,sihgJ] seniman ltu beraga&r yakni clapar benupa persssan yang kuat atau perasaan yang lemah, penasaen yang penting dan perasaan yang tidak berartl, perassan beik oan pensssan buruk. Semua jenls perasaan diterlma lewat inclera manusia yang fi€mberikannya suatu pengalarnan (seni)
.
seniman mengungkapkan perasean aklbst pengalanran hioupnya bukan untuk kepenti.ngannya sendlri, tetapl untux kepentingan banya8 banysr orrang.
seni leblh dql?i seqi sqnirne.n, yalrnl e3Spfe.s+ perasaan seniman. $iere apa yang disebut sgnl dipanqang darl segi rtisl jiwa rr genimennya. Nilai seni reoih o.iTolstoy
memanctang
lonJoLkan nitai rpnaJ. yang dihubungkan d.engan rerigiosltas stams. senl hsr.us dlukun dengan mgnt'sst exsternel yalcni manfaat bagl keoutunen hidup rnssyaraa&at (fungsi sosiar). senl oukan yang rnenoer"lkan kelncahan sempurnar Ysng menyenangkan dan nemuaskan manusla, tetapl senl yang mernbuet manusia nenjadl sempurna sebagal manusia (lthat sumardjor ctan Sahman, 1995\.
2.
(186b
- 1952) Eenecetto Cnoce lahir dl ltalla. Selain terkenal sebagai flLsufr ahlt seJarah, Juga senator (penasehat naJa saat BE},IEDEiTTO CROCE
itu).
Filsafat
Cnoce sctalah tentang .iiwq |untl,_. ., dlmana ka dll,tnatnya sebagal nnmentun yang pertama.
estetl-
Delarn bukunya yang terkenal. ttesf,st,{setr (1902) dijumpai keterangan barrwa genl leblh dlhargat danlpada metaflaike etau
ilmu pengetahuab, karena nenl menghantar kita langsung kepada yang partlkuler, yang unik, yang filosofls unifensal,
intuitif mendapatkan bentuknya yang kongkr"it indivldusl. +Ilu pe.ngqqahuan rnenyaJikan q}.*:rtaq (kenamun yang
seqsre
pnaktls), ee!-l menampllkan lrelndahan. Seni dikuasai oleh imajinasi, Gambanan actalah kekayaan satusatunya. Seni tldak nengelompokkan benda-bends, tidak menyatakannya sungguh-sungguh, tidak membuat xlasifikasi tentangnya, tldak rnenuangksnnya ke ctalEn perumusart-s€r.unllsarl tertentu sepenti dalam l}mu pengetahlorlr 8e.r1 hanya menanggunasn
gapinya dengan peragsan oan nenuangkannya kedalam wujud preaentasl.
kerje senl, imajinas* mendahului penalanan; aktlvitas art'lEtllr sebagal aktivltas pembentukan gambaran (aktivltas rnental) akan mendahului aktivitas penalaran, atau aktivltas
Fada
pembenyukan konsep. Seseorang alcan menjaci seniman seeepat ia rnemanfaati;an daya imajlnasinyar sejauh sebelum ia rnenggunakan akaJ,nya,
aktlvltas estetls, tenletak pada upays spirltual alau penanan intuisl dan daya imajj"nasl. Tanggapan esEetis yang leb1h neru,:akan peqqhqya.tal dani pada kreasl, juga dapst dillhat sebagai ,el$p.{es.i.int_ennal. yang kita ekspresiken senantiasa aaalah intulsi kita sendirl pada saaE berEsensi
hadapan dengan kanya seni bslk pada kegiatan men,cipja maupun pada ee_t1$i1,$:s.tq? kelnoahan, maka yeng rnenj adl kunci estetis aOalah gaql,"eJqg,.gkspreslf. Kelndairan adalah gambanart ekspresl yang senasi, rnaka dapat dinyatakan benwa besuty 1s glrs.p.re*iion ($ahman, 1995), '5
.
CLrVE BFJ,L
(1
851
1
964 )
unaian tentang cl1ve SelL lni benklsar pada teorinya tentang grt qs. pjlslltllle.aqt__fprm (senl sebagal bentur< bermaxna)
seba8atnans dapat dlbace pada tulisannya oerjud,ul rrsrtn ysng diterbitkan pede tshun 1914 (Lonrlon: rjharto and tllndug).
Penulls abad xe 20 inl benssme-ssma qenBan krltlkus tenar Roger Fry (1u56 1954), oe.rqgrldppat bahwa bentuk-bentuk bermalma 1tu menentukan hakekat sent (slgniftcant form deftneE tne nature of ert). Belr rnenekan!
nel1 tidak
menggunakan rrkeindananu sebagai beatuk
tolak? lrat,a rrkelndehanr menurul hematnya, rebih sering cigunaxen dalam antl yang non-estetis, seningga aksn sullt dikaitkan dengan kar.ya senir yang membangKlrkan perasasn esteLis.
lalg tak
recuati Eanqgapan perasasn kita ter_ hadap karya seni, Jixa kita melrhat stsu menerima kanya eenl itu seoagal karya sen1, maka hal itu ter.jsd,j" kanena kita cepat rneragakannya bukannya kanena klua bisa tn€&endangnya sebagal karya geni. Jlka guatu karya tidalc mampu nenbanglcltkan emosl dl dalam dful klta, maka karya tensebut tidak dapat dlsebut karya seni. $emua slstem estetika harus ditegakkan ates dasar dan karena@ nys tidak blsa laln kecuali sqbyekt_+J (sahman, lggr: 1 g8Turnpuan
ada
201
).
4,
ED:.{ARD SULLOUGH
(1Buo
-
1954)
seni, ur:aian Bulloup3h terkenar tentang rrjarak psikhlstt' rni depat dilihal dari sebuah artikelnye berjudul ttFsychical. Dlstancerr as a Factor ln Art and as an Aesthe_ tic Fninciplerr. Distance (=janak) tidak digunakan dalam artt actual spatlal distence (=jarak flslklnuang antara karya seni rian penganat), tidak juga delam arti Fepr3esantea spatial dlstance (jarak antan waktu), Distance diguna_ ?entang
kan dalam artinya yanfi
umum
seba6ai }'sychieat Distance
(=jarak pslehis). ,ltJarp41 akan meml:erikan lrepada kita kriter{g yang dibutuh* kan dalam nenllei etau mempertimbangkan kelndai:an. ttJsraktt menandai dlanbilnya langkah penting dl dalam proses kreatLf yant benusaha menampilkan kept]lgdi.a.n pencipta (artlstic ternprament). Jarak iuga menentukan ciri esp.ns*aj kesadar.an estetis, sebagai sikap mental khueue terhadap benbagal pengalaman ysng pernah di d.apat yang kernudian mendapaukan manifestasinya di dal.am benbagai bentuk karya senl. Pengambilan janak ini me@enlihstkan hubungan pensonal yang mempenllhatkan clrl-clri khusus yang terkaOang juga cukup ber.mustan emosl. Farlabel janak ditentukan oleh kemarapuan
c1r1-cini obyek. Ada oua l<ehilangan jarak: jlka jaraknya kunanFr maka kanya senlnya menJadl sangat nsturalistls stsu reslistis. sebaliknya jlka tenlalu benyak, maka ka:rya senlnya gkan nernperllhatkan improbeoilltss, artivislalltae at,au kekouon.-,an. (sanmanr 199'5: 2Q1 2Q3).. Sungek dan
5.
SUSANNE
K. LA}{GER
Irilsafat senl Amerike,
benpendapat bahwa karya
seni acralan bentuir ejcspresi ysng diciptakan bagi persepsi kiua lewat sensa den penclntnaan, dan apa yang diekepresikan adalan perasasn m8nus1a, E+spqesi eF"ns_qggr] yang dtmaksud adaLah dalan artl yang luas (bukan hanya perassan diri manusia./ seniman ter'api perscaan seluruh umat manusla, perasan manusia umumnys inilah yang harus dieapai dan dltemukan oreh seniman, meskipun 1a dapat mendaearkan paca pengajsman perasaan pnlbadinya.
I'rinsip
,ebsn-nesj
1nl berralcu untuk senua gorongan senl,
Iiesenlan adalan penci.ptaan wuJud-wujud ysng nrenupakan simbol dari persssan manusia. Fninsi.p senl selaln -gJggJig,g,: aoalah kreaei bendagankan terlar den pr"lnsip bentuk.
ma-
liegitulan dapat kita lihat bagaiarnans memahami hakekat a€n1 dsnl segi filsafat, l/ang satu aspek tidak diplsahlcan darl aspek yang laLn (Sumard;o, dan Djelantlk, 199?),
Ka}aukitalnginmengarnbllkesirnpu}anatauintlpemlkiran senl yang dilOntarkan oletr pemlt<11-psmi}<1r eetetlka abad ?0 yang antara lain tel,ah dlsebutkan yal"tul L'Toistoyt UrocerBeI}rd8llBul}ough.t.ebihnengsrandanmenitlkbeperatt(an pendangannya tenhadap senl sooagai pengungkspan dllakukart
-(ekeqljlgl)' Pengungkapan denganpenunl,,o"u's'ntndivldual.Lalubagatmanabentukpupenwujudan ekspnesr dan kebebaean ltu ? dan bagalmana la dengan pand.engan fiteafat eksistertslatisme f JawsPannya klta Lihat pada pernbahaoan berlkut lnt'
nga.laman c?n pqfas.af$
seni adalan cara
mengungkapkan
dlri
d'an cara nencapal ke-
luhunanbudl.Danbui
artlstik-ysltunilai-nl}aiclin1(self)sertani}el-niIai niLai-nilei bukan dirl (non-self), n1}el-nilal nyaba serta tldak nyata, Eksletensl menusla mempunyai banyak bldangt blclang tersedan tldak senua oranS riapat lneilslnkan semua but. I{anya manusia senitah (yaltu manusia yan8 lebip c'ari sekedan manusla mistis, leb1h ctarl ilmiawan, lebih dari noralltas serta manusia praktls) yang beb-gF memalnkan kese}urunannya.Keter1ibatannanueiasen1g+*@pade sesuatu yang nyata atsu sesustu yang dianggap nyata' Ia blsamenjelajahsebebas-bebasnya*,ls.ramlq?L.lnaglsebebas di alam nyala. AIam nanusia geni merupakan domaln nilal-
nllalysn8hlduprdannilaiitudapatnyata,dapattidak nyata ' $eni mempunyai kebebasen untuk memillh subyelr dan tema '
senl dapat nemilih subject-natternya t Yaltu kesalahan maupun kebenarsn, sifat bunuk msupun sil.'at baik, distorsi meupun penggamberan yang tepat, dan reka-an flaupun fakta' guatu karya seni dapat menyajikan sesuatu et'su bukan 8esu8tu (nothlng) yaitu bukan eesuetu yang menjawab hal-hal ysng didet'inlsikan oleh kategorl-kategori pengalsman lalnnya t misalnya keoenaran, moralitae dan sebagalnya. suatu kar'ya senl itu berbeds dengan ape yan8 dipapanksnnys d8n iuga ber^beda dengan Qgrra-csra lain untuk memehaml apa yang dipaparlran. Tujusn utsna seni bukanlafi kebenaran, moraJitas
atsu kesalahen (ttervin Racter dalam prasetyo , 19g6t 51-5t).
lienilai senl secera urnum dan menur^ut, anggapan orang sud.an memadal sepertl nalangkah nyatany6frr rralangkah mlrlpnyarr
atsu ttalangkah benarnyarr menupakan penilaian yang lerek danl segi estetis. Laln halnya konsep estetika sanan placo yang mana seni sebagai mrmesls, peniLnrnn seporti. i ir.r $udeh memaoei. Csra menilai seni yang belx pada pandangan qgq*
s.ebqe.a.l {gb.gbasgn_dp_q
gkspJeqt
yaltu
seharusnya o€ngan kata-kata 'alangkah menar"iknyarr atau ilalgngkah eks-
preslfnyatt.
mentlai semacarn 1nl kita bebasen yang bisa diberikan ole*r seni..
Bila
Dengan
{neny_ua#lr_a.p
re-
makna hanaflah d.igunakan dalarn
Eenl, makna harertah t'ldak selaLu sedemlkian rupa sehingga selalu berasa
estetie
(sekunang_kurangnya
begitu b11a senlnya bagus), dan makna estetlslan yang diungkapkan oleh senl dengan eara rdhusus. seperti halnya kualitas yang cuna inderawi, arti hanariah rebih merupakan nateni dani pada haslr, Tentu saJa mateni 1tu penting te_ tapi materl yang tersedia untuk seni tidak hanya meneaxup bahan yang dapat dlinoena dl dunla ini saja. r{ateni seni juga mencakup ide, fakta dan tlngken laku yang dialami., serta appariei*asplrasl rnanusia d.engan d.unranya. Teuapi di sinl perlu ditegaskan ragi bahwa materi-materi 1tu bukanlah makna sen1, iuga bukan apa yang d.lungkapkan oleh se-
ni itu -
setia dan digunekan Eecatr.a eketensit' olen senl (Rader oalam praseiyo , 19goz nesi
53-54).
Laru seni- 1tu mengungxapkan apa? apa maksud senl ? sepertl telan disebutkan, $9rLl faenqr**ekapraq kualirs{ pgll pgT.8s3an. tJukan kualitas dalarn kererpencllarr yang hampa, terapi Jugs bukan perasaan yang terJepas dari isinyer r*olarnkan perassan seseorang dengan kuiltas ysng d.irgsara'. seni tidalr sekeoar. mengungkapkan raxta-r.ao.ta, marrerlar d.1 dunla in1 oan trdak sereedar rnengungkapka' pengarsman manusJ.a, teuapl febj.h car"l 1tu. $en1 adsfqh llrgEpan pe.ra.ssgg (ekspresl) seorsng seniman (indlvldu) nengensi fakta-fakra
dan pengaLaman.
ungkapen perasaan
estetis
bukan sekedar laporan per.assan. seperti laporan-laporan mengenai t.akta-t.akta dan perasaan, hanya merupakan informasi, bukan senl. Lain halnya d.alam
kehidupan nrakiis, ungkaae:'l persseen mer.upeican l-apor"ar: elau Eanda-tenda; ya1tu, lapor:an mengenai jalannya sesuelu daIam dlrl manusla, atau tenda bahwa ads sesuatu yang diingin kan. ,Ientb pender.ltsan, tenlakan mlnta to}ong, gelak tawa kegernbinaan dan senyum persehabatan kesemuanya ltu penupakan ungkapan penasaan ysng kuac, tetapi b.ukpn nrggul)_?.ks.F senl blla hanya merupakan kejadian atau peristiwa yeng dllaporkan. llesemuanya ltu hanya merupskan materi seni. Bisa saja kesemuanya itu menjedl eenl. Seni dapat saja mencomot perasaan-perasaan tensebut, menjacilkannya sebagal obyek, memberinya eksistensi dan nilai yang tidak pernah drmlliki oleh semua penasaan di atee sebagal peri-stiwa subyelrtlf . Dalam senl pglasaan mendapat ternpat ysng Juas, permsnen dan memuaskan. Seni bukanlah permainan atau kebanaglaan pasir'. $eni menupakan suatu yang sungguh-sungguhr dan pent1ng. Seni menuntut ugaha-usaha klta nl1a1-nllai kita yang peling benharga. Daram artian setlant-barL, seni ttu tldak
pnaktlst tetapt justru d.l sltuLah leujl5 @, Senl rnurni ltu tidok bernanfaat, tetapl bukannya tldel< bennerga. liarganya itulah yang tinggr. Seni itu penting karens rnemanusiaxan manusla dsn membebagkan. Dengan me{rgpb,ygxtS.fkan peqas?gl: mengenai kepentingan yang tidak memihak, seni nerupakan iflan ,kgoePa_sq.rl. Senl- juga merupakan jalan menuju keruhuran d1ri. Dan keluhuran d,iri ini terjaci oepoanpingan d.en6an moralitas, kebenaran, ctan sgsma sebagal eelah satu kepentlngan bebas yang besar (Rader dalam praseryo , 1996: 57-5s).
Hasrat untuk mengucapkan dan seakan-akan mer.rujuokan apa yang ada dalam pengalaman dan hati/penasaan (ekspresi) sebagar aktualisasi oanl konsep estetikar sejak saat itu sudeh nenandai dan mewarnai karya-karya seni. Iulunculrah gayaBays seni seni ysn8 dijulukl seni ekspresi.onism_e antara lain dalarn bldang eeni lukis dengan tokoh-tokohnya yang terkenal sepertl v€n c,ogh, George RounauJt dan bebrepa tokoh berikutnya, Ekspnesionisme diketsnui sebagai gaya atau ariran d.i nana senlman lebih m.e.menlingxu gssns.i bentuk ciani setiap bend.a,/ obyek lukisan. Di dalam ekspresionisme, seniman menampiJkan kelcuatan iry4iyldyelistig secara lebih kuat dan tajanr dioandingran dengan aliran-alir.an sebelumnya. I(anakter tensebut
nungkln diakibarkan oleh kecenderungan seniman untuk menelusurl J{*aqya sendiri d,lbanding sspe}r gagasannya. Sehlngga acapxalr benkesen meq€kspl_q*.la.si gejolak o.ari calqm. Ekspreslonisme leb1h memprioritaskan pglTfs.aan dibandingkan dengsn penglihatan. A11ran i.ni lahir di awal abad 20 di Eropa dal.srn linglrungan yang sengsr keras dan meneiptakan uekanan emosional. untuk membebaskan texanan perasaan tersebut beberapa senimsn menyalurkannya antsna lein melaLui icegiatan melukls, Karoya-kerya meneka nenampill
Seringkali l-uki-san elcspneslonlgrne sangat met"angseng plt
Bkspresionisme, oleh pengamat dlnilai lunut mempertegas arsh pentanyasn yang mendasar mengenai ngsnlrr r yaitu apaItah kr:irrrlalran rrdnlsh unf,rur mutlak rjari" lratlo scnl 'l
$etelen impnesionlsne dan ekspresionisme, d.ilanjutkan dengan munculnya Bays simbolisme. rrobyekr yang rligambarl
obff4 tensaman, hanya sebagai alasan untut< rnenggambarkan intt ilhan si seniman; d,an hasil karyanya menjadi lernbang
(ilslmbol'r) darl apa yang ed.a ciaram bayangannya, Tokoh ysng dikenal: Paul Gauguln, dltenuskan llarice Deni-s (1g?o1945). Agak dekat d.engan slmbolisme muneur sps ysng dlse-
but It jugenstilrr (icini pada akhlr
20 tampak lagi). l,iene:'uskan uosuF-urisur. del:orasi yanil terdapat daram slmbolisme. I',enekankan pentingnya garis-ganis oalam luirisan dan gambaran, sedapat rnungki.n berlingkaran dan bergelornbang simbolis ibar:at rambut panjsng. i{ernudtan dlterusken dengan aliran: Faufisme, sureallsnre, rruElsme, senta seni abstral(. ( Subr'lsno, 1 994) , .qgg ga ru_p
a
nda
abad.
ng.gn etre igr ensig tig-me dai-am
estetika
?
?erj alenan swar pand.angan-pandangan ekslstensialisme oalam hu'oun8annla dengan estetika sebenarnya tetap terjcait enat d.engsn psndangan-panoangannya pada filsafat eksisten_ sialisme seeara umum. pemirilnan-pemikiran yang dibuenkan olen tokoh-tokoh eksistensialls, cukup memberi r{anna dan
icontribust yang nyats pads c,unla filsafat termasuk dalam dunla seni baik pada jemannya maupun biaE-bJ.as pemiklxannye terhedap eetetika pada prioce-p:riocte berlkutnya.
filsafat dalam seni mensng berbeda-beda rnenurur desar-dasar flloeofl yang dianutnya. Kita arnhll contoh ttluklssntt sebagsl salah satu bentuk senl. pandangan mateniallsme, ldearisme, fenomenologl, dan ekslstensiellsme terPandangan
hedap lu]
Itagi Klgl{ggaano, eksi-stensi berarti: kepenuhan rracan, dal"am mana indiviou (seniman) kanena pensetujuannya dan !remauannya )ang merdetca, yaitu karena sikapnya terhaoap ma-
nusia dan banang lain, menjacllkan dininya suoyek yang kongxrir yang ada paoa seriap saat. (poea3awijatna, 1gg4z 145). t':ani xlta Lihat sudut pand.ang fenomenologls banwa pembeoasn itu hencalanya j angan hanya sntara rul
ilanya mempernsrikan rrlcnowingil (mengetahui). 01eh ksr.ena 1tu macam eksistensi fenomenologls yang mereks hiraukan aoarah eksistensi yang terkandung dalam oend.a karena oende 1bu diketahui. iiah, a}(ibat yang menyedihkan dar:i penger.rian
fenomenorogi seperti
itu
mengakibatkan tidatrr berakhirnya analisls mengenai rtsgi;1gtt fenornenologis. Karena obyelc apapun bisa masuk ke dslam pengalsman manusla dalam pelbagal macam cara, penyelidilian mengenai csra-csra benekslstensl* nya.
dari eksistensi flsls yang dinillkinyar suatu lukissn iuga merniliki ljke-a.qsaqtt, yakni dia diketahui d.an dil1hat tetapi dia iuga bisa q?I?{g sebegai. obyek pengalaman estetie dlmana lnl merupakan gggg. $ele_la4e.gnqyg. Sehubungan dengan fial lni f4nll .:f,e,SF.F${ telah menJrusun pemikirannya tenteng slstem metafisis, Adapun meteflsis 1tu me* nyelldikl transendensi yaltu hel keluan darl dlrinya (dant fistenya) 1aIu benekelstensl dengan benplkln d.alarn simbol Lepas
(ehiffre)
(Ilamensnra, 1984)
.
Tentang t:adal sebagairnena yang Juga dlml}lki l<arya eenl menuruf, J..,P, $_artqe (salan 8ear8n8 tot{oh ekslstenslallsme): jelas bahwa rrsdsrr leoih banyak darlpaoa hanya SeJala-gejala. Batk di belakang geiala fisls maupun dl belakang gej ala-ge j ala pslkhis terdapat satu kenyataan tttranst'enomenalrr. Kenyataan fenomenar yang dapat oiselidikl oleh J.P Santre ol bagi acas: bidang ad.anya en-sol dan bidang adanya pour-soj-. Adanya en-soir adanya dalam diri sendj'ri tampa kesadaran tampa mat(na. Adanya pour-soi, itu kesauaran manusia. Kesadaran ini eesuatu yang istj-mewa karena seakan-aran membuat sesuatu rtlubanglt dalam dunia en-soi, dunla obyek-obyekr dan justru lubang ini merupakan keoebasan kita (I{aner"sma, 1984) .
I'isri kita
ekslsuensl estetls sebagai eara exsisLensl yang ada dalam 3-uktsan, karena Jukisan ltu di-tangnamaxan
kap or,ang sebagai kanya sen:' dan sebagal obyek pengalaman estetis, Dengan demlkian arsn nyata bahwa lukisan, sepertl nalnya musllt atau puisi, nanya memiliki eKslstensi yang tidak terus menerus aos, dimana eksistensi itu hanya ber1an6.',sung selana pengsrsman estetis itu sendlri aoa dan juga, eksisbensi il,u senclirl berj alan bersaffia-sBInB dengan pengalaman estetis (set;oobmodjo, 198tl). l.ulrut-l .l.r'r"rtr l' j
lrl"k rl{.'l't.llrul..r.ltr lrlrl',i utt clnJ'i,rrr.l(:.lttl.rulrg t.lltu.irtLr:trtr l estetj.s lukisan, dan ia mengaklbatkan pengalaman estetisnya secars xhusus berbeda dengan pengaleman dal.am musik, yanl! Lerctiri dari pergantlan saat-saat yang masing*masing
penuh dengan kenangan-kenangan dimasa lampau dan harapsnharapan dimasa depan, Kesukaran bagi pelukls bukanlah mengusahakan kesatuan Bgsrr benda itu menjaal sesuaf,u yang ttsdstr, iiarena bahannya adalah banan-bahan paaat, Iukisan Juga mendapatkan eksistensi kongkrit yang merupakan ml]ik benda-benda caLam slarn. Justru maselan sang seniman ltu sendini acalah nemperolen erspresl gerakan dard obyekobyer ysng padat dan tek bergera$ ltu, memperolen ekspnesl ttmenjaditr poltol
$eranjutnya panosngan Sqrlre: trkglau saya sadar akan sesuatu llu berarti juga benws saya but
V
.
ITES
II,:PULAI.{
Eksistenslarisme aoelan salahsatu filsafat yang muncul dan berlcerabang psds abad. 2O d1 Banat, khususnya d.r Euopa. Lahlr dgri suatu krisis filsafat yang terjadi di Barat, l
juga menpunyai pokok-pokok pandangan yang ada relevansinya dengan konsep*iaonsep eetetika abao ke 2O yaitu: nenekankan
penhatlan pada humanlEtls (indivldu) d,an lingkungannya, jirve dan beoannys, peneipNaan dirl, manusia sebagal pribadi, kebebasan dan berekslstensi senta pengalaman-pengalaman
kongkrlt.
lionsep estetika abad 20 menunJukkan acianya penubahan padangan tentang seni dlrrrana sebelurnnya rrseniil dipandang hanya sebagai tirupn atau lmitasl dari alam lalu memuncurkan konsep-konsep biaru lelat pemilciran beberspa tolioh yang terkensl sepertii Leo Tolstoy, tSenedetto Crocer Clive hte1l, iidward lullougn, dan susanne ti, Lan6en yeng pade lnulnya nemsndeng {eI+ sebagai pengungkapan pengalaman dan perasaan (ekspnesi) serta kobebasen ind,ivldual,
senl sebagai et<spresi dan kebebasan lndlvldual sebagai konsepoi eenl dan estetlka abad 2o inl tereflei<slken pada kanya seni termeeuk senl rups dengan munculnya gaya/altnan
yang menJunjung tlnggl ekspresi tereebut yaitu ekspresionieme, kernudian dlsusul dengan slmbolisme, fauvismer ku-
blsne, serta seni abstrak. iionsep eetetlka aoad 2o
lni juga senafas dengan pandanganpandangan filsafat umum di barat saaL j-tu, rrlilksistensialis_ rnerr dengan oand.angan-pandangannya, rnempunyal
pij akan-pijakan berfikir yang sejalan dengan pemiklran-pemikiran seni, ysng memandang rsenir terutama danl segi manusig sebagai subyek (individu) yang mengekspresikan dirinya d.engan kebebasan dalen oereksistensl. sehlngga inti seni_ adalah.ke_ terkaitan
subyei< dan obyet<
seni itu sendiri.
DAFTAN PUSTAKA
Bertens
996), pi.ls_efar BF.Tar A!,gg_ry.-{.ffig$i f4At{crs, Jakanta; Gnamedla pustaka Utama. (1
Djelanttk
(199e)
rilld
,
qsleegAeg p?sqr llnu se,&gs.s r,r: FXlsaf,at KEIndahgg d.at Kqsetla,nr, Denq:asggr $TSI Danpaear
Iladl wlJonor Harun (1980)r sarj $eJansh F,lrgafat gara!!, Kanlslusl yogyakarta, Hanergmar Hanry (1984)' Tgkgh-toko4 Fj,leafat Bp.ra,! 4od,ern, Jakarta: Gnamed,l,a. PoedJawljetna
karta;
(1
994) r.p_ernltrubiJrg Aneka 0ipta.
fgglall
4}gm
Fllgarat,
Ja_
Raden, Melvln dan Jessup, B ( - ), Ant trp6 Humsn Valuee, Pnasetyor Johnny (penerJernah). ggg Nllql d.an Seni. sahner5 Eumsn
(1997), qgtep_ttrai lg1aa3 sisremik dan }ie-il*as*k
$emanangt
IKfp $emarang press,
saranr Burnanud,dln (1995), p.enga_Jlrar Fl*,asafst, Jakarta: Buni Akeana. SetjoatrnodJs, p (1y88)r Baeaan plJtnan Tentqng Estetika, Jakantar Dep p&K DinJen Dlkti ppl,p
( - ), se*l Menunut Leg T.o_lstoy, Artikel Jakob ( - ), Sqni ,
suraandJor Jakob
Sumandjor
Antikel
e
sutnisnor lIuJt (1994) r 4sterl.ka:-egls.ggg! r(ejnda,lgTrr kenta: Kenj.slus . TafsJ"n, shnad (1994)r 411Ps3f?t Umygr Bandung: pasda Kanya.
pr.
yogya_
Remaja