Merancang
Liputan Mendalam [Indepth Reporting] Oleh P. Hasudungan Sirait
Liputan Mendalam vs Liputan Biasa
Liputan Biasa • Sajian cenderung talking news [berita cuap-cuap] karena peliput hanya bertumpu pada ujaran narasumber. • Pendapat (opini) atau tanggapan orang—otoritas, jubir, pengamat, aktifis—menjadi kandungan utama media massa kita di zaman sekarang. • Wartawan cenderung meminta pendapat, bukan penjelasan hubungan sebab-akibat.
Verifikasi • Verifikasi—tugas utama dari setiap wartawan—jarang dilakukan di negeri kita. Pun observasi. • Tanpa verifikasi dan observasi, apa beda sajian pers dengan isi media sosial? • Seharusnya berita media massa bukan informasi biasa.
Contoh kasus
Talking news gaya media on-line kita • Kecepatan merupakan kata kunci media on-line di negeri kita. Prinsipnya: siapa cepat dia pemenang. • Alhasil, atas nama ‘kecepatan’ semua standar jurnalisme bisa diabaikan. • Keberimbangan berita, misalnya, bisa nomor sekian. Maka, satu berita pun bisa satu narasumber. Bahkan, sekian berita (3-4-5) satu narasumber saja.
Spekulasi dan sensasi
• Dalam adu cepat, spekulasi sangat mungkin dilakukan penyaji berita. Juga pengumbaran sensasi. Jika demikian, di manakah penghargaan terhadap kode etik wartawan?
Ubah strategi • Bila hanya mengandalkan berita permukaan, media massa pasti akan tersisih. Media sosial jauh lebih cepat, agresif, dan berani dalam segala hal (termasuk dalam spekulasi) • Agar selamat meniti buih, di zaman serba-internet ini pers harus lekas mengubah strategi lapangan. Media cetak, terutama, sudah tak tepat lagi bertumpu pada sajian talking news.
Agar selamat
• Liputan mendalam merupakan obat penawar, di samping liputan penyidikan (investigasi), berita kisah (feature), dan berita analisis. • Liputan mendalam telah menolong Tempo, Kompas, dan yang lain. • Liputan khusus tokoh oleh Tempo telah terbit menjadi buku seri. Liputan khusus Kompas pun demikian. Antara
Ragam Liputan Mendalam
• Biasa [deskripsi/ eksposisi/ eksplanasi, atau gabungan] • Penyidikan = Investigasi [pengungkapan kasus] –Setiap liputan investigasi pasti merupakan reportase mendalam.
Kini semua butuh... • Semula hanya menjadi andalan majalah atau tabloid. Koran mengandalkan berita permukaan. • Majalah dan tabloid mengunyah isu usang. • Kini, agar tak tergilas, koran pun mengeksplorasi indepth reporting. Media on-line tak terkecuali.
Ciri Liputan Mendalam • Sajian bisa berdimesi banyak sekaligus: ekonomi, sosial, budaya, psikologi, politik, hukum,... • Memetakan keadaan/ masalah dengan menguraikan hubungan sebab-akibat sejara jelas. • Menggambarkan keadaan dengan detil. • Berargumentasi dengan memanfaatkan keterangan atau kesaksian para narasumber yang kompeten, bukti-bukti
Gaya sajian Liputan Mendalam
• Perkisahan (story telling: features) • Analisis
Langkah Menyiapkan Liputan Mendalam
1. Brain strorming –Identifikasi isu-isu menarik [peristiwa terkini/ fenomena/ kasus lama yang menggantung] –Pilih satu isu yang paling laik liput [parameter: Nilai Berita].
2. Kembangkan isu pilihan tersebut. Gunakanlah pendekatan mind-map. Unsur What-Why-How perlu mendapat garis bawah.
3. Pikirkan apa yang perlu didalami dan dilengkapi, dengan menjawab pertanyaan: –Sisi mana yang masih gelap/remang-remang/temaram selama ini? –Terkait isu itu, mata rantai mana saja yang belum lengkap sejauh
4. Pikirkan: data dan fakta mana yang harus dimunculkan agar sajian kuat nanti?
5. Rumuskanlah thesis [hipotesis] Anda. Thesis=sikap Anda [sebagai peliput] soal pokok bahasan.
6. Rancanglah Outline/TOR berdasarkan semua hal di atas.
Struktur TOR 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Topik Latar masalah Angle [sudut pandang spesifik] Pembagian tulisan Narasumber [untuk setiap tulisan] Daftar pertanyaan untuk setiap narasumber Data [dokumen dan hasil riset] Observasi [hal yang perlu diamati di lapangan] 9. Rancangan foto [untuk setiap tulisan] 10.Deadline
Latihan Topik:
• Bank asing merambah pasar Indonesia.