Lindungi diri dari KEKERASAN
Untuk Kalangan Terbatas
www.aidsindonesia.or.id
Lindungi Diri Dari
KEKERASAN Setiap orang berhak untuk sehat. Kesehatan adalah hak asasi manusia yang merupakan kondisi sejahtera baik fisik, psikis maupun sosial. Setiap remaja perempuan juga berhak untuk sehat dengan memahami kesehatan reproduksi supaya terbebas dari segala macam penyakit termasuk IMS dan HIV serta terbebas dari segala bentuk kekerasan.
Apa itu Kesehatan Reproduksi?
Kesehatan reproduksi adalah keadaan sejahtera baik secara fisik, mental maupun sosial secara utuh (tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan) dalam semua hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi serta fungsi dan prosesnya. Sehat secara fisik artinya bebas dari kehamilan yang tidak diinginkan, infeksi menular seksual (IMS) serta HIV dan AIDS. Sehat secara mental artinya sehat secara emosional dalam hubungan serta mampu memahami dan beradaptasi dengan nilai-nilai di masyarakat termasuk kemampuan menghadapi stress dan membuat keputusan. Sehat secara sosial artinya mampu membina hubungan yang baik dengan orang lain, mampu memahami perasaan dan diri sendiri terkait tempat dan peran di masyarakat. Komisi Penanggulangan AIDS (KPA)
1
Mengapa Kesehatan reproduksi penting?
Kesehatan reproduksi adalah kesehatan yang akan menentukan kualitas hidup remaja perempuan di masa yang akan datang. Dengan memahami dan menjaga kualitas kesehatan reproduksi akan menjadikan remaja perempuan sehat secara fisik, psikis dan sosial.
Apa saja Masalah kesehatan reproduksi remaja perempuan?
1. Masalah yang berhubungan dengan anatomi dan fungsi organ reproduksi seperti menstruasi dan keputihan. 2. Masalah yang berhubungan dengan risiko perilaku seksual seperti Kehamilan tidak diinginkan, aborsi, IMS dan HIV. 3. Masalah yang berhubungan dengan relasi seksual seperti gender dan kekerasan termasuk kekerasan dalam pacaran.
Bagaimana kerentanan remaja perempuan terhadap HIV dan AIDS? 1. Rentan secara biologis Anatomi organ reproduksi perempuan (vagina) yang tersembunyi dan memiliki banyak lipatan mempersulit deteksi penyakit kelamin. Dinding vagina yang tipis membuatnya mudah terluka. Anatomi ini memudahkan air mani bertahan lebih lama dalam rongga vagina bila terjadi penetrasi. Maka air mani yang terinfeksi dapat segera menulari perempuan tersebut.
2
Komisi Penanggulangan AIDS (KPA)
2. Rentan secara ekonomi Masih banyak perempuan yang secara ekonomi bergantung pada laki-laki. Ketergantungan secara ekonomi ini menyebabkan perempuan memilih untuk tetap berada dalam hubungan seksual berisiko tinggi daripada harus menghadapi kesulitan ekonomi. Ini menyebabkan perempuan tidak memiliki posisi tawar dan tidak berani meminta pasangan seksualnya untuk menggunakan kondom dalam setiap hubungan seksual berisiko misalnya pada wanita pekerja seks. 3. Rentan secara gender Gender adalah sifat dan perilaku yang dilekatkan pada lakilaki dan perempuan yang dibentuk secara sosial dan budaya. Seringkali terjadi ketidakadilan gender yang menjadi penyebab meningkatnya jumlah perempuan yang terinfeksi HIV. Secara sosial misalnya perempuan kurang mendapat akses terhadap pendidikan dan layanan kesehatan serta menjadi korban perkosaaan, korban perdagangan perempuan, korban pelecehan dan kekerasan seksual. Secara budaya misalnya banyak perempuan sulit untuk mendiskusikan keinginan dan keselamatan tubuhnya sendiri dengan pasangan. Bahkan masih ada tradisi yang yang merugikan perempuan seperti dipaksa menjadi pekerja seks atau dijodohkan dengan laki-laki yang belum begitu dikenal latar belakang kehidupannya.
Komisi Penanggulangan AIDS (KPA)
3
Anggapan bahwa perempuan itu lemah dan pasif menyebabkan perempuan tidak memiliki kekuasaan dan posisi tawar yang setara dalam hubungan seksual dengan pasangannya. Perempuan terkadang tidak bisa menuntut seks yang aman, misalnya dengan cara menegosiasikan penggunaan kondom kepada pasangannya.
gender selain bisa berdampak “ Ketidakadilan pada kerentanan remaja perempuan terinfeksi HIV juga bisa berdampak pada kekerasan yang di alami oleh remaja perempuan baik disadari atau tidak.
Apa itu kekerasan terhadap perempuan?
Kekerasan terhadap perempuan adalah setiap tindakan yang berakibat kesengsaraan atau penderitaan-penderitaan pada perempuan secara fisik, seksual atau psikologis, termasuk ancaman tindakan tertentu, pemaksaan atau perampasan kemerdekaan secara sewenang-wenang baik yang terjadi di depan umum atau dalam lingkungan kehidupan pribadi.
Apa saja bentuk-bentuk kekerasan?
• Kekerasan Fisik adalah tindakan yang bertujuan melukai, menyiksa dan menganiaya orang lain baik dengan 4
Komisi Penanggulangan AIDS (KPA)
menggunakan bagian tubuh pelaku (tangan, kaki) atau pun dengan alat-alat lainnya. • Kekerasan Psikologis adalah tindakan yang bertujuan untuk mengganggu emosi korban, misalnya bullying pada remaja yang dapat dilakukan dengan cacian, makian, merendahkan dan penekanan secara psikologis. Dampak dari kekerasan ini, korban akan merasa rendah diri, tidak percaya diri, gangguan tidur, merasa ketakutan setiap saat, selalu cemas, dan pada kondisi tertentu bisa menjadi depresi. • Kekerasan Seksual adalah tindakan yang berhubungan dengan seksual dilaksanakan oleh seseorang atau lebih tanpa persetujuan, dan merupakan tindakan yang dilandasi dorongan untuk menguasai orang lain dan untuk atau bukan semata untuk pemuasan seksual. Akar masalah dari kekerasan seksual biasanya terjadi karena ketimpangan relasi kuasa antara korban dan pelaku. • Kekerasan Ekonomi adalah tindakan kekerasan yang dilakukan sebagai upaya untuk menjadikan korban tergantung secara ekonomi kepada pelaku, atau setiap tindakan eksploitasi dan manipulasi untuk mengontrol korban dan sumber dayanya. Misalnya, memaksa korban bekerja dalam lingkungan yang eksploitatif (termasuk pelacuran), melarang korban bekerja tapi tidak menafkahi dengan baik, mengambil tanpa sepengetahuan dan persetujuan korban dan memanipulasi harta benda korban.
Komisi Penanggulangan AIDS (KPA)
5
Bagaimana mencegah kekerasan?
• Bersikap Asertif. • Tidak terlibat dalam pola relasi yang tidak setara. • Mengetahui dan memahami hak pribadi.
Apa yang harus dilakukan jika kekerasan sudah terjadi?
• Jika mengalami kekerasan, korban hendaknya tidak melenyapkan, tidak membuang dan tidak meghilangkan bekas-bekas kekerasan (terjadi pada kekerasan fisik, kekerasan seksual). • Pergilah ke Rumah Sakit terdekat untuk mendapatkan visum. • Menghubungi kantor Polisi terdekat. • Menghubungi Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) terdekat. • Menghubungi Women Crisis Center/LSM yang melakukan pendampingan.
Bagaimana cara mengatasi masalah kesehatan reproduksi dan kekerasan terhadap remaja perempuan? Pemenuhan hak-hak kesehatan reproduksi bisa mengatasi masalah kesehatan reproduksi remaja perempuan dan membantu melindungi remaja perempuan dari kekerasan.
6
Komisi Penanggulangan AIDS (KPA)
Hak-hak kesehatan reproduksi terdiri dari: a. Hak untuk mendapatkan informasi dan pendidikan kesehatan reproduksi. b. Hak untuk mendapatkan pelayanan dan perlindungan kesehatan reproduksi. c. Hak untuk kebebasan berpikir tentang hak reproduksi. d. Hak untuk menentukan jumlah anak dan jarak kelahiran. e. Hak untuk hidup, yaitu hak untuk dilindungi dari kematian karena kehamilan dan proses melahirkan. f. Hak atas kebebasan dan keamanan berkaitan dengan kehidupan reproduksi. g. Hak untuk bebas dari penganiayaan dan perlakuan buruk, termasuk perlindungan dari perkosaan, kekerasan, penyiksaan dan pelecehan seksual. h. Hak untuk mendapatkan manfaat dari kemajuan ilmu pengetahuan yang terkait dengan kesehatan reproduksi i. Hak atas kerahasiaan pribadi dengan kehidupan reproduksinya. j. Hak untuk membangun dan merencanakan keluarga. k. Hak atas kebebasan berkumpul dan berpartisipasi dalam politik yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi. l. Hak untuk bebas dari segala bentuk diskriminasi dalam kehidupan berkeluarga dan kehidupan reproduksi.
Komisi Penanggulangan AIDS (KPA)
7
Daftar Lembaga Layanan dan Kelompok Dukungan di Indonesia, diantaranya adalah: 1. Aceh Pusat Pelayanan Terpadu (PPT) POLDA NAD Jl. Cut Nyak Dien no. 23, Lamteumeun - Banda Aceh Telp Kantor: 0651 48473 Telp UGD: 0651 41553 2. Medan LBH APIK Jl. Sisingamangraja Km. 6 No. 17A, Simpang Marindal Medan Telp: 061 786 4747 3. Padang LBH APIK Jl. Batangsinamar No. 16 Kel. Padang Baru Kec. Padang Utara Padang 25214 4. Palembang WCC Palembang Jl. Mayor Salim Batu Bara Lorong Kelapa III No. 2725 RT. 40 Sekip Pangkal Palembang Hotline: 0711 708 3880
8
Komisi Penanggulangan AIDS (KPA)
5. Jambi P2TP2A Jl. Slamet Riyadi No. 21, Broni - Kota Jambi Telp: 0741 62203 / 60400 6. DKI Jakarta P2TP2A Jl. Raya Bekasi Timur Km. 18 Pulogadung - Jakarta Timur Hotline: 021 4788 2899 SMS: 0813 1761 7622 7. Tangerang Mitra Perempuan Jl. Kemuning 912 Perum Bukit Nusa Indah, Ciputat Tangerang Telp: 021 741 2149 8. Bogor Mitra Perempuan Jl. Dalurung 1 No. 5 Kel. Bantar Jati - Bogor Telp: 0251 833 1418 9. Bandung P2TP2A Jl. Jend. Ibrahim Ajie No. 84 Kiara Condong - Bandung Telp: 022 723 0875
10. Purwokerto Lentera Prempuan (WCC) Purwokerto Jl. Masjid No. 69 Purwokerto Timur Telp: 0281 760 9411
15. Kediri Kediri Bersama Rakyat (KIBAR) Jl. Perintis Kemerdekaan 145‐B Ngronggo Kediri 64127 Telp/Fax: 0354 672 306
11. Surabaya P2TP2A Jl. Nginden Permata I Surabaya Telp: 031 592 9103
16. Malang Puspita Puan Amal Hayati Al‐Islahiyah d/a Pesantren Al‐Iqlahiyah Jl. Singosari 45 Malang Telp: 0341 454 341
12. Yogyakarta Rifka Annisa Jl. Jambon IV Kompleks Jatimulyo Indah Yogyakarta 55242 Hotline: 0274 55 3333
17. Jember Puspita Puan Amal Hayati Nurul Islam (NURIS) d/a Pesantren Nuris Jl. Sarangan No. 30, Antoriogo Jember 68125
13. Semarang LRC-KJHAM Jl. Panda Barat III No. 1 Semarang Telp: 024 672 3083/ 7055 8000
18. Probolinggo Puspita Puan Amal Hayati Syeikh Abdul Qodir Jailani d/a Pesantren Abdul Qodir Jailani Jl. Singosari No. 9 Rangkah Kraksan, Probolinggo 67282 Telp: 0335 843 450
14. Magelang Sahabat Perempuan Magelang Dusun Dangean RT 04/01, Gulon Salam Magelang 56484 Telp: 0293 585 573
Komisi Penanggulangan AIDS (KPA)
9
19. Tasikmalaya Puspita Puan Amal Hayati Cipasung d/a Pesantren Cipasung, Singaparna Tasikmalaya 46417 Telp/Fax: 0265 541 314 20. Indramayu Puspita Puan Amal Hayati As‐Sakienah d/a Pesantren As‐Sakienah, Jl. Raya Tugu Sliyeg Indramayu Telp: 0234 535 7047 / 353 064 21. Lumajang Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Jl. Alun – alun Selatan No. 1, Lumajang Telp: 0334 881 467 22. Madura Puspita Puan Amal Hayati Aqidah Usymuni d/a Pesantren Aqidah Usymuni Jl. KH. Zainal Arifin No. 1 – 9, Sumenep – Madura Telp: 0328 661 358
10
Komisi Penanggulangan AIDS (KPA)
23. Nusa Tenggara Barat LBH APIK Jl. Swara Mahrdika No. 26 Mataram, NTB Telp: 0370 632 741 24. Bali Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Jl. Tengku Umar Amlapura, Karangasem, Bali Hp: 0817 472 2289 / 0812 3653 9298 25. Bone LPP Bone Jl. Andimalla No. 4 DPN Soddange Kelurahan Biru ‐ Bone Telp: 0481 22583 26. Pontianak LBHP2i Jl. Onta Lama No. 40 Pontianak Telp: 0411 877 525
27. Makasar LBH APIK Jl. Perintis Kemerdekaan No. 148 Makassar Telp: 0411 583 911 28. Manado LBH APIK Jl. Bathesda 6 No. 77 Ranotana Ling. II Manado 95116 29. Palu Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Jl. Moh. Yamin 33, Palu Telp: 0451 421 651 30. Jayapura LP3A‐P Jl. Perum Uncen Kotaraja No. 136, RT 03/RW VIII, Kel VIM [Belakang Hotel Mutiara] Distrik Abepura, Kota Jayapura 99225 Telp: 0967 583 310 / 582 532
Komisi Penanggulangan AIDS (KPA)
11
Komisi Penanggulangan AIDS Nasional Menara Topas Lantai 9 Jl. MH Thamrin Kav 9 Jakarta 10350 t. 021 390 1758 f. 021 390 2665 www.aidsindonesia.or.id 12
Komisi Penanggulangan AIDS (KPA)
Untuk informasi lebih lanjut hubungi:
www.aidsindonesia.or.id kpa_nasional
@kpa_nasional