PENGARUH KEBIJAKAN UTANG, PROFITABILITAS, LIKUIDITAS TERHADAP KEBIJAKAN DEVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR GO PUBLIK YANG TERDAFTAR DI BEI PADA TAHUN 2010 Lidya Novita Sembiring, Pariang Siagian S.E, M.M Universitas Bina Nusantara, Jalan Waringin IV No. 10, 081314326246,
[email protected]
ABSTRACT This study is to analyze the factors that influence the dividend policy in manufacturing companies, both large and small companies listed on the Indonesia Stock Exchange in 2010. The variables used are debt policy, profitability and liquidity. This study used 30 samples of manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange in 2010. This study uses a quantitative approach and examined using multiple regression analysis. This study showed that the manufacturing company in 2010, the policy of debt, profitability and liquidity simultaneously and significantly affect dividend policy. But the policy variable debt, profitability has a negative effect on the dividend policy, while the liquidity does not have a negative effect on dividend policy. It is concluded that the liquidity variables have an influence on dividend policy. LNS Keywords: debt policy, profitability, liquidity, dividend policy ABSTRAK Penelitian ini ditujukkan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan deviden di perusahaan manufaktur, baik perusahaan besar maupun kecil yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010. Variabel yang digunakan adalah kebijakan utang, profitabilitas dan likuiditas. Penelitian ini menggunakan 30 sampel perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan diteliti menggunakan analisis regresi berganda. Penelitian ini menunjukkan bahwa perusahaan manufaktur pada tahun 2010, kebijakan utang, profitabilitas dan likuiditas secara simultan dan signifikan mempengaruhi kebijakan deviden. Tetapi variabel kebijakan utang, profitabilitas memiliki pengaruh negatif terhadap kebijakan deviden, sedangkan likuiditas tidak memiliki pengaruh negatif terhadap kebijakan deviden. Hal ini disimpulkan bahwa variabel likuiditas memiliki pengaruh terhadap kebijakan deviden. LNS Kata Kunci : Kebijakan utang, profitabilitas, likuiditas, kebijakan deviden
PENDAHULUAN Dari tahun ke tahun perusahaan yang masuk ke dalam pasar modal semakin bertambah karena adanya peluang bisnis yang tinggi dan memerlukan alat yaitu dana untuk mencapainya dan pasar modal menjadi sarana yang tepat untuk memperoleh dana usaha. Dalam pengelolaan fungsi keuangan, salah satu unsur yang diperhatikan adalah seberapa besar perusahaan mampu memenuhi kebutuhan dana yang akan digunakan untuk membiayai kegiatan aktivitas dan operasional perusahaan serta mengembangkan usahanya. Salah satu usaha yang dilakukan oleh perusahaan untuk mendanai kegiatan operasioanal dan pengembangannya adalah dengan menaikkan hutang (Yeniatie dan Nicken, 2010). Perusahaan go publik sendiri secara umum merupakan penawaran saham atau obligasi perusahaan tersebut kepada masyarakat umum. Terdapat beberapa keuntungan perusahaan untuk melakukan go publik seperti (1) mendapatkan dana yang relatif besar dan diterima sekaligus, (2) biaya penawaran umum obligasi relatif murah, (3) proses relatif mudah, (4) dengan adanya keterbukaan berarti juga mengaharuskan adanya peningkatkan profisionalisme, (5) emiten akan lebih dikenal masyarakat, (6) obligasi merupakan sumber pembiayaan jangka panjang bagi perusahaan, dengan jangka waktu sekurang-kurangnya tiga tahun ( Widoatmodjo 2004 : 119). Pembayaran deviden kepada pemegang saham dibayar sesuai dengan laba yang didapat oleh perusahaan tersebut. Semakin tinggi laba yang didapat oleh perusahaan tersebut, semakin tinggi juga deviden yang harus dibayarkan kepada pemegang saham. Kebijakan deviden merupakan suatu keputusan dari perusahaan apakah laba yang diperoleh diinvestasikan kembali dalam bentuk laba ditahan, atau dibagikan langsung kepada pemegang saham dalam bentuk deviden. Pada keadaan yang nyata, perusahaan banyak mengalami penurunan dalam pembagian deviden, bahkan sampai tidak mengeluarkan deviden dalam beberapa tahun. Hal ini dapat dilihat dalam laporan keuangan perusahaan , dimana adanya kemungkinan perusahaan mengalami penurunan profitabilitas, sehingga diputuskan untuk mengurangi jumlah pembagian deviden. Berdasarkan latar belakang, masalah dalam penelitian ini di fokuskan apakah kebijakan utang, profitabilitas dan likuiditas secara mandiri dan bersaman memiliki pengaruh terhadap kebijakan deviden.Tujuan penelitian ini untuk menganalisis dan melihat apakah secara mendiri dan bersama kebijakan utang, profitabilitas dan likuiditas memiliki pengaruh terhadap kebijakan deviden. Menurut Widhaysmoro (2012), kebijakan dividen merupakan keputusan dari manajemen perusahaan apakah laba yang diperoleh diinvestasikan kembali dalam bentuk laba ditahan, atau dibagikan langsung kepada pemegang saham dalam bentuk dividen. Ada beberapa faktor yang diduga dapat mempengaruhi kebijakan dalam pembayaran dividen, diantaranya adalah kebijakan utang perusahaan, profitabilitas perusahaan, likuiditas perusahaan, kesempatan investasi perusahaan dan jenis industri perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah faktor-faktor tersebut mempengaruhi dalam pembayaran dividen. Penelitian ini menggunakan model analisis regresi panel data untuk menganalisis data dan menggunakan sampel 70 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Hasil uji menunjukkan bahwa variabel likuiditas, kesempatan investasi dan jenis industri tidak mempengaruhi kebijakan dividen. Variabel kebijakan utang dan profitabilitas merupakan variabel yang mempengaruhi kebijakan deviden.
Seperti yang diungkapkan oleh Fitria Sari (2010) dalam penelitiannya, mengungkapkan bahwa kepemilikan manajerial tidak mempengaruhi kebijakan deviden dan kebijakan utang memiliki pengaruh negatif terhadap kebijakan deviden. Dalam penelitiannya Ratih mengungkapkan bahwa variabel profitabilitas memiliki pengaruh negatif juga terhadap kebijakan deviden, karena perusahaan tetap akan membayarkan devidennya kepada pemegang saham dengan profit yang didapatkan. Penelitian ini menggunakan 78 sampel perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia namun bukan perusahaan jenis perbankan dan keuangan lainnya. Sunarya (2013) pada penelitiannya juga mengungkapkan bahwa secara serempak variabel kebijakan utang, profitabilitas dan likuiditas memiliki pengaruh terhadap kebijakan deviden pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2008-2011. Sunarya melakukan penelitian dengan menggunakan 26 sampel perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2008-2011.Penelitian ini menggunakan perusahaan industri manufaktur karena memiliki rata-rata deviden tertinggi pada tahun 2010, yaitu Rp 507,714, 000,000. Industri manufaktur sendiri terdiri atas tiga sektor yaitu, basic industry, consumer goods industry, dan miscellanous industry. Perusahaan yang terdafrar di tahun 2010 di Bursa Efek Indonesia terdapat 101 perusahaan. Namun yang membagikan deviden pada tahun 2010 secara rutin hanya 30 perusahaan.
METODE PENELITIAN Pada penelitian ini, seluruh perusahaan manufaktur go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010 dijadikan sampel populasi. Sementara, yang menjadi objek penelitian adalah rasio solvabilitas (Debt Equity Ratio), rasio profitabilitas (Return on Investment), rasio likuiditas (Current Ratio). Objek penelitian ini diperoleh dari isi laporan keuangan perusahaan manufaktur go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010. Laporan keuangan diunduh dari website Bursa Efek Indonesia atau website perusahaan tersebut sebagai data sekunder. Data utama dalam penelitian ini adalah laporan-laporan keuangan serta annual report yang diterbitkan oleh perusahaan manufaktur yang terdaftar di website Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id) pada tahun 2010, dan dari beberapa website perusahaan terkait. Data tersebut diperoleh secara tidak langsung atau seringkali disebut data sekunder. Selain itu, buku dari perpustakan baik dari BINUS University ataupun dari perpusatakaan lainnya, hasil penelitian sebelumnya, jurnal riset, tulisan ilmiah di media online maupun literature-literature yang penulis peroleh sebagai bahan refrensi yang dapat mendukung penelitian. Jumlah sampel ditentukan berdasarkan ketentuan-ketentuan yang diterapkan pada populasi sampel. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik dari yang dimiliki oleh populasi tersebut.Sedangkan pengertian dari populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011:61). Teknik sampling diperlukan dalam penelitian guna menentukan siapa atau apa saja anggota dari populasi yang akan dijadikan sampel penelitian.Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan purposive sampling, yaitu sampel yang ditetapkan berdasarkan kriteria-kriteria atau ketentuan-ketentuan yang sudah ditetapkan sesuai dengan tujuan penelitian. Dari 101 jumlah populasi sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010, yang memenuhi kriteria untuk dijadikan sampel penelitian adalah 30 perusahaan. Dalam penelitian ini, ketentuan-ketentuan dan kriteria yang diterapkan untuk memperoleh sampel yang tepat adalah : 1. Perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010. 2. Perusahaan-perusahaan manufaktur yang memiliki laporan keuangan yang telah diaudit oleh masing-masing KAP yang mengaudit perusahaan pada tahun 2010 dan dipublikasi secara terbuka di dalam website Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id) dan website perusahaan yang bersangkutan. 3. Terdapat data-data lengkap dalam laporan keuangan guna perhitungan rasio keuangan. Selain itu juga terdapat laporan opini audit dalam laporan keuangan auditan perusahaan tersebut 4. Perusahaan tersebut tercatat pada tahun 2010 melakukan pembayaran deviden dan pemegang saham.
kepada investor
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif sebagai olah data penelitian. Semua data yang diperoleh dan yang dianggap relevan akan dikelompokkan ke dalam sub bagian dari masing-masing variable. Data kuantitatif disajikan dalam bentuk deskriptif. Dari olah data nantinya akan diperoleh
analisis mengenai hubungan dan pengaruh antara masing-masing variabel penelitian. Sesuai dengan hipotesis yang telah dirumuskan maka analisis yang digunakan dalam penelitian adalah analisis regresi berganda yang bertujuan untuk melihat apakah ada pengaruh antara variabel independen, yaitu kebijakan utang, profitabilitas dan likuiditas terhadap variabel dependen, yaitu kebijakan deviden. Penelitian dengan metode kuantitatif ini menggunakan program perangkat lunak komputer (software) Statistical Product and Service Solutions (SPSS) v20 untuk pengoperasian analisis datanya. Persamaan regresi linear berganda yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Y = a +b1X1+b2X2+c3X3+……+e Keterangan : Y : Kebijakan deviden X1 : Kebijakan utang X2 : Profitabilitas X3 : Likuiditas a : Konstanta b1 : Koefisien variabel X1 b2 : Koefisien variabel X2 b3 : Koefisien variabel X3 e : Error atau kesalahan Sebelum dilakukan pengujian regresi yang bertujuan untuk melihat pengaruh realibilty, assurance, dan tangible terhadap kebijakan deviden, maka perlu dilakukan uji asumsi klasik. Pengujian dimaksudkan untuk memastikan bahwa model yang digunakan dan diperoleh benar memenuhi asumsi dasar dalam analisis regresi linear berganda ini. Uji asumsi klasik yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi uji normalitas dan uji multikolonieritas. Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Cara melihat normalitas adalah dengan melihat histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan plooting data akan dibandingkan dengan garis diagonal.Jika distribusi data adalah normal, maka garis menggambarkan sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya. Pedomaan pengambilan keputusan : 1. Nilai Sig atau signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05. Distribusi adalah tidak normal 2. Nilai Sig atau signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05. Distribusi adalah normal Uji normalitas dilakukan dengan uji Kolmogrov-Smirnov. Uji Kolmogrov-Smirnov ini merupakan teknik pengujian normalitas yang banyak dipakai, terutama setelah adanya program statistik yang beredar. Kelebihan dari uji Kolmogrov-Smirnov ini adalah sederhana dan tidak menimbulkan perbedaan presepsi diantara satu pengamat dengan pengamat yang lain. Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan yang berarti antara masingmasing variabel bebas dalam model regresi. Untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearitas didalam model regresi sebagai berikut: 1. Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi, tetapi secara individual variabel bebas banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel terikat. 2. Menganalisis matrik korelasi variavbel-variabel bebas. Jika antar variabel bebas ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya diatas 0,90), maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolinearitas. 3. Melihat nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF). Nilai yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance > 0,10 atau sama dengan VIF < 10. Uji statistik pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Uji F digunakan untuk mengetahui keberartian regresi reliability, responsive, assuranve, empathy, tangible terhadap kebijakan deviden, rumus uji F (Riduwan, 2005:137) adalah sebagai berikut :
( ) ( )( )
R 2 ΣY 2 R 2 (n − k − 1) k F = atau F0 = 0 1 − R 2 ΣY 2 k 1 − R2 n − k −1
(
)
Adapun hipotesis dalam uji F adalah sebagai berikut : Ho :
B1, B2, B3, B4 = 0 (Secara serempak variabel independen tidak berpengaruh (reliability, assuranve, tangible terhadap variabel dependen)).
Ha :
Minimal satu Bi ≠ 0 (secara serempak berpengaruh (reliability, assuranve, tangible terhadap variabel dependen)).
Uji t digunakan untuk mengetahui apakah setiap variabel independen memiliki pengaruh terhadap variabel dependen, rumus uji t (Riduwan, 2005:137) adalah sebagai berikut:
b −B i, t = 1 0 S b1 Untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak digunakan statistik t (uji dua sisi). Jika t hitung ≤ t table, maka H0 diterima dan H1 ditolak, sedangkan jika t hitung > t table, maka H0 ditolak dan h1 diterima.
HASIL DAN BAHASAN Tabel 1 menjelaskan mengenai statistik deskriptif atas penelitian ini. Statistik deskriptif digunakan untuk menjelaskan gambaran atas penyebaran data dalam sampel. Penggambaran dan penyebaran data dalam penelitian ini di lihat dari nilai maksimum, minimum, rata-rata dan standar deviasi. Tabel 1 Statistik Deskriprif N DER ROI CR DPR Valid N (listwise) Sumber : SPSS 20
30 30 30 30 30
Minimu m .25 .00 .39 .00
Maximum 4.32 .21 16.59 19.73
Mean 1.1459 .0825 2.5016 2.7350
Std. Deviation .82578 .05769 3.09853 3.74372
Berdasarkan tabel 1 diketahui dari 30 sampel yang ada, nilai minimum dari variabel kebijakan utang adalah sebesar 0.25 dan nilai maksimum pada variabel kebijakan utang adalah 4.32, dengan rata-rata 1.1459 dimana tingkat standar deviasinya sebesar 0.82578. Hal ini menunjukkan bahwa penyebaran data kebijakan utang sebesar 0.82578 setiap datanya. Sedangkan pada variabel profitabilitas, nilai minimum variabel tersebut adalah 0.00 dan nilai maksimum pada variabel profitabilitas adalah 0.21, dengan rata-rata 0.0825 dan standar deviasi variabel profitabilitas sebesar 0.5769. Hal ini menunjukkan bahwa penyebaran data profitabilitas sebesar 0.5769 setiap datanya. Berdasarkan tabel 1 mengenai variabel likuiditas bahwa nilai minimum dari variabel likuiditas ini sebesar 0.39 dan nilai maksimumnya sebesar 16.59, dengan rata-rata 2.5016 dan standar deviasi dari variabel ini sebesar 3.09853. Hal ini menunjukkan bahwa penyebaran data variabel likuiditas sebesar 3.09853 setiap datanya.Sedangkan pada variabel deviden, nilai minimum dari
variabel ini adalah 0.00 dan nilai maksimumnya adalah 19.73, dengan rata-rata 2.7350 dan standar deviasinya sebesar 3.74372. Hal ini menunjukkan bahwa penyebaran data variabel deviden ini sebesar 3.74372 setiap datanya. Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar, maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Untuk pengujian normalitas, penelitian ini menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov (K-S), Kriteria yang digunakan adalah pengujian dua arah (two tailed test),yaitu dengan membandingkan signifikan yang diperoleh dengan taraf signifikasi yang digunakan. Dalam penelitian ini menggunakan taraf signifikasi 0,05. Jika nilai signifikan > 0,05 maka data terdistribusi normal. Hasil pengujian uji normalitas ini dapat dilihat dari tabel 2 Tabel 2 Uji Normalitas Kolmogrov-Smirnov Test Unstandardized Residual N Normal Parametersa,b Most Extreme Differences
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) Sumber: SPSS 20
30 0E-7 1.44631281 .153 .153 -.143 .840 .481
Berdasarkan hasil output SPSS 20 atas pengujian normalitas data dengan KolmogrovSmirnov, variabel kebijakan utang, profitabilitas dan likuiditas menunjukkan besarnya nilai Kolmogrov-Smirnov sebesar 0.481. Hal ini menunjukkan bahwa data berdistribusi normal karena nilai signifikan lebih besar dari nilai signifikan yang ditetapkan sebesar 0,05. Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak saling berkorelasi. Multikolinieritas biasanya terjadi pada regresi linier sederhana yang menggunakan satu variabel independen. Jika variabel-variabel independen ini memiliki korelasi antar sesama variabel independen, maka akan muncul dampak pada penelitian statistik. Masalah multikolinieritas yang serius akan berdampak pada uji t, dimana nilai statistik menjadi lebih kecil sehingga variabel independen tersebut menjadi tidak signifikan. Hasil pengujian atas uji multikolineritas dapat dilihat dari tabel 3 yang menjelaskan mengenai hasil pengujian test tersebut. Tabel 3 Uji Multikolinieritas
Variable Tolerance Vif Keterangan Kebijakan Utang 0.720 1.388 Tidak terjadi Multikolinieritas Profitabilitas 0.695 1.438 Tidak terjadi Multikolinieritas Likuiditas 0.945 1.058 Tidak terjadi Multikolinieritas Sumber: SPSS 20 Keterangan : Ho : Nilai VIF < 10 dan tolerance value > 0.10 maka tidak terjadi multikolinieritas H1 : Nilai VIF > 10 dan tolerance value < 0.10 maka terjadi multikolinieritas Berdasarkan tabel 3diatas mengenai uji multikolinieritas terhadap variabel independen, yaitu kebijakan utang, profitabilitas dan likuiditas, dan dengan keterangan mengenai pengambilan keputusan atas hipotesa, maka ditetapkan bahwa variabel kebijakan utang dengan nilai tolerance value
sebesar 0.720 dan VIF 1.388 variabel kebijakan utang ini tidak memiliki multikolinieritas. Sama halnya dengan variabel profitabilitas dengan nilai tolerance value sebesar 0.695 dan VIF 1.438 sesuai dengan keterangan, maka variabel ini tidak memiliki multikolinieritas. Variabel likuiditas dengan tolerance value sebesar 0.945 dan nilai VIF sebesar 1.058, sesuai dengan keterangan, maka variabel ini tidak memiliki multikolinieritas. Analisis regresi berganda adalah hubungan secara linier antara dua atau lebih variabel independen dengan variabel dependen. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen, apakah masing-masing variabel independen memiliki pengaruh positif atau negatif terhadap variabel dependen. Tabel 4.11 menjelaskan mengenai regresi linier berganda antara variabel independen, yaitu kebijakan utang, profitabilitas dan likuiditas
Tabel 4 Analisis Regresi Berganda Unstandardized Standardized t Coefficients Coefficients B Std. Error Beta (Constant) 1.131 .925 1.222 utang -.610 .405 .135 -1.508 1 profitabilitas 4.902 5.896 .076 .831 likuiditas 1.104 .094 .914 11.722 Dependent Variable: deviden Sumber: SPSS 20 terhadap variabel dependen, yaitu kebijakan deviden. Model
Sig.
.232 .144 .413 .000
Collinearity Statistics Tolerance VIF .720 .695 .945
Hasil hipotesa pada tabel 4, dapat diketahui regresi berganda dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Kebijakan Deviden = 1.131 - 0.610X1+4.902X2+1.104X3+e Keterangan : X1 : Kebijakan Utang X2 : Profitabilitas X3 : Likuiditas Berdasarkan hasil dan output dari SPSS 20 hasil intepretasi dari analisi regresi berganda adalah : 1. Konstanta sebesar 1.311, artinya, jika kebijakan utang (X1), profitabilitas (X2) dan likuiditas (X3) nilainya adalah 0 maka kebijakan deviden nilainya adalah Rp 1.131. 2. Koefisien regresi variabel kebijakan utang (X1) sebesar -0.610, artinya jika variabel independen lainnya tetap dan kebijakan utang (X1) mengalami kenaikan 1%, maka kebijakan deviden akan mengalami penurunan sebesar 0.610. Variabel kebijakan utang bernilai negatif artinya terjadi hubungan negatif antara kebijakan utang dan kebijakan deviden, semakin naik kebijakan utang, semakin turun devidennya. 3. Koefisien regresi variabel profitabilitas (X2) sebesar 4.902, artinya jika variabel independen lainnya nilainya tetap dan profitabilitas mengalami kenaikan 1%, maka kebijakan deviden mengalami peningkatan sebesar Rp 4.902. Variabel profitabilitas bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara variabel profitabilitas dengan kebijakan deviden. Semakin naik profitabilitas semakin naik pula deviden. 4. Koefisien regresi variabel likuiditas (X3) sebesar 1.104, artinya jika variabel independen lainnya nilainya tetap dan likuiditas mengalami kenaikan 1%, maka kebijakan deviden mengalami peningkatan sebesar Rp 1.104. Variabel likuiditas bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara likuiditas dengan kebijakan deviden. Semakin naik likuiditas, semakin naik pula deviden. Uji statistik nilai t digunakan untuk menguji seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Hasil uji t dapat dilihat berdasarkan tabel 5
1.388 1.438 1.058
Tabel 5 Uji t Model
1
(Constant) utang Profitabilit as likuiditas Sumber : SPSS 20
Unstandardized Coefficients B 1.131 -.610 4.902
Std. Error .925 .405 5.896
1.104
.094
Standardized Coefficients Beta
t
Sig.
.135 .076
1.222 -1.508 .831
.232 .144 .413
.914
11.722
.000
Penjelasan: 1. Pengujian hipotesis variabel kebijakan utang Hipotesis : Ho : Secara parsial kebijakan utang tidak memiliki pengaruh dengan kebijakan deviden Ha : Secara parsial kebijakan utang memiliki pengaruh dengan kebijakan deviden. Pengambilan Keputusan : Jika nilai sig > 0.05 dan nilai t tabel > t hitung (2. 05553) maka Ho diterima Berdasarkan tabel 5, dapat dilihat bahwa nilai signifikan variabel kebijakan hutang sebesar 0.144 lebih besar dari nilai signifikan yang ditetapkan 0.05. Nilai t tabel pada variabel kebijakan utang adalah -1.508 lebih kecil dari nilai t hitung yang ditetapkan sebesar 2.05553, maka Ho diterima bahwa variabel kebijakan utang tidak memiliki pengaruh terhadap kebijakan deviden. 2.
Pengujian hipotesis variabel profitabilitas Hipotesis : Ho : Secara parsial profitabilitas tidak memiliki pengaruh dengan kebijakan deviden Ha :Secara parsial profitabilitas memiliki pengaruh dengan kebijakan deviden. Pengambilan Keputusan : Jika nilai sig > 0.05 dan nilai t tabel > t hitung (2. 05553) maka Ho diterima
Berdasarkan tabel 5 dapat dilihat bahwa nilai signifikan variabel profitabilitas sebesar 0.413 lebih besar dari nilai signifikan yang ditetapkan 0.05. Nilai t tabel pada variabel profitabilitas adalah 0.831 lebih kecil dari nilai t hitung yang ditetapkan sebesar 2.05553, maka Ho diterima bahwa variabel profitabilitas tidak memiliki pengaruh terhadap kebijakan deviden. 3.
Pengujian hipotesis variabel likuiditas Hipotesis : Ho : Secara parsial likuiditas tidak memilki pengaruh dengan kebijakan deviden Ha :Secara parsial likuiditas memiliki pengaruh dengan kebijakan deviden. Pengambilan Keputusan : Jika nilai sig > 0.05 dan nilai t tabel > t hitung (2. 05553) maka Ho diterima
Berdasarkan tabel 5 dapat dilihat bahwa nilai signifikan variabel likuiditas sebesar 0.000 lebih kecil daari nilai signifikan yang ditetapkan 0.05. Nilai t tabel pada variabel likuiditas sebesar 11.722 lebih besar dari nilai t hitung yang ditetapkan 2.05553. Maka Ho ditolak bahwa variabel likuiditas memiliki pengaruh terhadap kebijakan deviden. Uji statistik F digunakan untuk menguji apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Hasil uji F dapat dilihat dalam tabel 6 Uji F ANOVA.
Tabel 6 Uji F ANOVA
Model 1
Regression Residual Total Sumber : SPSS 20
Sum of Squares 345.785 60.663 406.448
ANOVAa Df 3 26 29
Mean Square 115.262 2.333
F 49.401
Sig. .000b
Penjelasan : Hipotesa : Ho : Secara bersama-sama variabel independen mempengaruhi variabel dependen Pengambilan Keputusan : Jika sig < 0.05 maka Ho diterima sig > 0.05 maka Ho ditolak Berdasarkan tabel 6 diatas pengujian secara bersama-sama menunjukkan nilai F sebesar 49.401 dengan nilai signifikan 0.000, hal ini menunjukkan bahwa secara bersama-sama variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu kebijakan utang, tingkat profitabilitas dan tingkat likuditas mempengaruhi variabel dependen, yaitu kebijakan deviden. Karena nilai sig 0.000 < 0.05 maka Ho diterima.
Pembahasan Pengujian Hipotesa Uji t dalam pengujian hipotesa ini menjelaskan apakah ketiga variabel independen, yaitu kebijakan utang, profitabilitas dna likuiditas secara mandiri memiliki pengaruh terhadap kebijakan deviden. Berdasarkan hasil pengujian uji t, kebijakan utang tidak memiliki pengaruh terhadap kebijakan deviden. Hal ini dibuktikan dengan melihat signifikan variabel kebijakan hutang sebesar 0.144 lebih besar dari nilai signifikan yang ditetapkan 0.05. Nilai t tabel pada variabel kebijakan utang adalah -1.508 lebih kecil dari nilai t hitung yang ditetapkan sebesar 2.05553. Sehingga membuktikan bahwa variabel kebijakan utang tidak memiliki pengaruh terhadap kebijakan deviden. Berdasarkan hasil pengujian uji t, profitabilitas tidak memiliki pengaruh terhadap kebijakan deviden. Hal ini dibuktikan dengan melihat nilai signifikan variabel profitabilitas sebesar 0.413 lebih besar dari nilai signifikan yang ditetapkan 0.05. Nilai t tabel pada variabel profitabilitas adalah 0.831 lebih kecil dari nilai t hitung yang ditetapkan sebesar 2.05553. Sehingga membuktikan bahwa variabel profitabilitas tidak memiliki pengaruh terhadap kebijakan deviden. Berdasarkan hasil pengujian uji t, likuiditas memiliki pengaruh terhadap kebijakan deviden. Hal ini dibuktikan dengan melihat nilai signifikan variabel likuiditas sebesar 0.000 lebih kecil daari nilai signifikan yang ditetapkan 0.05. Nilai t tabel pada variabel likuiditas sebesar 11.722 lebih besar dari nilai t hitung yang ditetapkan 2.05553. Sehingga membuktikan bahwa variabel likuiditas memiliki pengaruh terhadap variabel kebijakan deviden. Berdasarkan hasil pengujian hipotesa yang sudah dilakukan dengan uji F variabel independen yaitu kebijakan utang, profitabilitas dan likuditas secara bersama-sama memiliki pengaruh terhadap variabel dependen, yaitu kebijakan deviden. Hal ini dibuktikan dengan hasil pengujian uji F, dimana signifikan yang dihasilkan oleh pengujian tersebut sebesar 0,000 dan kurang dari 0,05 membuktikan bahwa ketiga variabel independen ini memiliki pengaruh terhadap varibel dependen kebijakan deviden.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan program SPSS 20, didapatkan hasil bahwa kebijakan utang pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada tahun 2010 tidak memiliki pengaruh terhadap kebijakan deviden. Hal ini menunjukkan bahwa, pada tahun 2010 perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tetap membayar deviden kepada pemegang saham, meskipun tingkat kebijakan utang perusahaan tinggi. Pengaruh negatif kebijakan utang terhadap kebijakan deviden ditemukan pula pada penelitian serupa yang dilakukan oleh Ivan Widyashmoro (2013) yang menyatakan bahwa perusahaan dengan tingkat utang yang tinggi cenderung tidak membagikan deviden kepada pemegang saham. Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan program SPSS 20, didapatkan hasil bahawa tingkat profitabilitas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada tahun 2010 tidak memiliki pengaruh terhadap kebijakan deviden. Hal ini menunjukkan bahwa, pada tahun 2010 perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tetap membayar deviden kepada pemegang saham dengan profit yang didapatkan perusahaan. Baik tinggi maupun rendah, perusahaan tetap membayar deviden kepada pemegang saham. Seperti yang diungkapkan, Ivan Widyashmoro (2013) dalam penelitiannya bahwa profitabilitas tidak memiliki pengaruh terhadap kebijakan deviden. Ratih Fitria Sari (2010) juga mengungkapkan bahwa profitabilitas tidak memiliki pengaruh terhadap kebijakan deviden, karena perusahaan akan tetap membayarkan deviden kepada pemegang saham berdasarkan profit yang diperoleh perusahaan. Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan program SPSS 20, didapatkan hasil bahwa tingkat likuiditas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada tahun 2010 memiliki pengaruh terhadap kebijakan deviden. Hal ini menunjukkan bahwa pada tahun 2010 perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI akan membayar deviden kepada pemegang saham. Tingkat likuiditas yang tinggi memungkinkan perusahaan untuk segera mencairkan deviden untuk pemegang saham. Sedangkan tingkat likuiditas yang rendah biasanya deviden dibayarkan dalam bentuk saham. Seperti yang diungkapkan oleh Devi Hoei Sunarya (2013) pada penelitiannya, bahwa likuiditas memiliki pengaruh terhadap kebijakan deviden. Hal ini juga diungkapkan oleh Ivan Widyashmoro (2013) pada penelitiannya bahwa likuiditas memiliki pengaruh terhadap kebijakan deviden. Secara bersama-sama, kebijakan utang, profitabilitas dan likuiditas berpengaruh secara signifikan terhadap kebijakan deviden pada perusahaan manufaktur go publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010.
Saran Bagi pihak manajemen. Disarankan untuk pihak manajemen yang tingkat hutangnya tinggi adalah mengurangi tingkat utangnya agar perusahaan dapat membagikan deviden dengan jumlah lebih tinggi. Perusahaan dengan tingkat profibilitas yang tinggi untuk mengurangi biaya-biaya operasional dan lebih meningkatkan penjualan serta berinvestasi pada proyek-proyek yang menguntungkan agar mampu meningkatkan tingkat profitabilitas dan meningkatkan pembayaran deviden. Perusahaan dengan tingkat likuiditas yang tinggi disarankan agar mengurangi investasi-investasi yang tidak menguntungkan agar tingkat likuiditas meningkat dan pembagian deviden semakin besar. Bagi pihak investor. Disarankan untuk pihak investor agar dengan baik memilih perusahaan untuk diinvestasikan. Disarankan untuk berinvestasi pada perusahaan yang memiliki tingkat utang yang rendah, tingkat profitabilitas yang tinggi dan tingkat likuiditas yang tinggi. Sehingga deviden yang didapat lebih banyak. Bagi penelitian selanjutnya. Disarankan untuk menambah jumlah sampel atau menambah jumlah periode penelitian agar hasil olah statistik lebih baik.
REFERENSI Sari,
Ratih Fitria,2010.”Analisis Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kebijakan Utang, Profitabilitas,Ukuran Perusahaan,dan Kesempatan Investasi pada Kebijakan Deviden, Skripsi: Universitas Sebelas Maret
Sunarya, Devi Hoei, 2013.”Pengaruh Kebijakan Utang, Profitabilitas, dan Likuiditas Terhadap Kebijakan Deviden dengan Size sebagai Variabel Moderasi pada Sektor Manufaktur Periode 2008-2011”, Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surbaya Vol 2. No.1 Swawijdi Widoatmodjo, 2004. “Jurus Jitu Go Public”. Jakarta: PT Gramedia Widyasmoro, Ivan,2013.”Analisi Pengaruh Kebijakan Utang, Profitabilitas, Likuiditas, Kesempatan Investasi,dan Jenis Industri Terhadap Kebijakan Deviden, Skripsi: Universitas Kristen Satya Wacana Yeniatie dan Destriana Nicken, 2010. “ Faktor-Faktor yang mempengaruhi kebijakan hutang pada perusahaan nonkeuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Jurnal Bisnis dan Akuntansi Vol 12, No 1, Hlm 1-16
RIWAYAT HIDUP Lidya Novita Sembiring lahir di kota Medan pada 20 November 1993. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam ilmu Akuntansi pada tahun 2015. Saat ini bekerja sebagai sales manager di PT Zomato Media Indonesia. Penulis aktif di organisasi AIESEC semasa kuliah sebagai Vice President of Outgoing Global Community Development.