ffi
s
tal
.E
>
,LI
-s
'q
F
so
.l'
JL
.! .aJ
EI
ro
€,
L.
?
ta
ba
.! I F
(g L
J
s
E L
$
.H B
-$ IP iH
IP .{r{
t{
..
c\J
gE .=.)9-
C$
\
,s L
fE
19
r!
a o,
I s |! I L
6o E
A}
.E b0
G
b &'o/. a :ELT
u)
trt.l ,a,
q
4
aE.(l,J--
yi
GI
I--
Ji5E LES qr.r(l,tg
bo
F
OA
= Et
;--.
.Y
;it (t
tr .- O '\ Eot L. ra
o i=: ra': f .S'E ; E E o.J.=
rr EtlriEtlttr
s:gH=
rr.,
'!'= !o= €Fr
E\ =\o 5st
7o; €sgs= FE L=l -E+ a3 aur itPs E5 #;xb vtr
Ei
EOt!
hLrr-a(l)=
tl,
Zvt=Ha. E.!
LL
ES :
.-J =4
EG
-A
=
-ts
.E
E!
t,u
tlE
a
a
E
|\,
E
u0
s
) o
L
F
o;
J 9t .! .9
(u f
)
t,
(g
'6 L (u
F c,
o
z F o.I
o Y o
t t ut
o
,i II] ril.' i.. ,\t
CL
A
@
o\
.!
so
-ob0 F
o
A-
s
-
o ss o .9 J L |! ?
=\O !ro\
a' {r r$ . lIl
J l-
AH
I
6A i2
o
J o d,
=ftt$ ,-i/
\ 'roN I
pengaruh sh'ain dan pembatasan pakan terhadap performans dan Akumu brfo,o*o, Lemak pada Broiter Mixed-Sex (Urrp_Samttisrl Pengaruh waktu pemberian dan 3gt Takaran pupuk Uiea super HG 4r terhadap pertumbuhan dan Hasil padi Sawah fi.'pir"sritiilr,rn Abdutrachman dan Hantdan pane)
......::
K;;iil K*i"
Pengaruh warna Mursa ierhadap s;1, Kualitas Kimianya dalam Fenentuan Saat panen (soesitadi E. Lvidodo dan Zulferiyenni) pengendarian penvakit
rvricuialn lr:;r:); pseudomonas Bras
Aktif Bakteri
39s
M.il iln;;;;
;;re", iii"rr;;i.il;
401
e;.u;i;,
floureicens (sudir, uui"to, A. , suparyono, ....:... 407 Pengujian Beberapa' varitas Komersiar terhadap p*;;ki;" ;;i;i ' ;;; pengaruhnva Terhadap produksi (Firdrr;;i ;;'aoniirooro) .............. 4r5 Potensi Hasil Beberapa Galur pemulih Kesuburanpembuatan dan Santoso)
..,..
i^t^^ padi Hibrida (yuniati p. Munarso, Suwarno,_dan B. Sutaryo) ....... 421 Pengukuran Efisiensi Teknis dan Ekonomis Usaha T";# (api potong Rakyat di Lokasi Gerbang serba Bisa Kabupaten Bengkulu utaru (Edi soetrisno) 427 Pengukuran Kebutuhan Energi Ayam Broiler di D";;;Tr;p" yang Didasarkan Atas Toleransi panas (Ifardi prakoso dan Johan Setiiio) q3 Peningkatan Produktivitas dan Kualitas Bunga Mawar u"i"irl sistim Arsitektur Peranan pupuk Kandang dan N-Anorganik terhad"p p"irrgt"i;; iil;'k;t ;;; Kualitas Bunga sedap Malam (nohoyu r"ioiorilo-i)on Indijarto Budi Rahardjo) 447 Perangsangan pertumbuhan vegetat;i
;;; i;;;
il;;;i;; iM;;;;;; paniculata (L') Jackl Melalui Pemangkasan-"*; dan pemberian Triakontanot (Soesitadi E. tvidodo, Z. i"ritr.ii, Rugayah, dan Zulferiyenni) .... Perbandingan Energi Merabolis i"rt"."tri
(rr*) i;;*s
4ss
il;; ;;;
;Ui Lumpur Sawit yang Diberikan secara paksa (r*"i iieding)dan Tanpa Paksa (Free Feeding) pada Ayam peterur (syahrio Tantaro, Rudi Sutrisna, dan purwaningsrnl . .. ..'.:.... .'.". .Nining Performan Sapi Bari danivladura oiT.ngruru utara y-g orp.li;;;;;;;;; Intensif Ditinjau dari Ukuran-ukuran Tubuh lSri ,ainlta ,nbutuni, Endang Pertumbuhan Merati
nlu"*p,
459
ilp;;t;i M;; i;il; i;;; (i;; Kr!l;;r"g).._......
_pada Wuryaningsih, Rahayu Tejasarwano,
pn
46s
Pertumbuhan Tanaman pioi, biat Fisika dan Kimia Pengolahan Tanlh vang Dipupuk Niffogen Jatiwan, Ediso.y Si_rait, Suratmin, R1ytia Santi
Perubahan
469
i*;;; sawah Akibat d; il;;; (soni Isnaini, dan Maryati)
47g
sifat Fisik dan Kimia guuh Muto a (pometia pinnata J. R. & G. Forster) selama pertumbuhan dan pemasakan Buah (so,"riuai E. widodo, T. Y. B. Haryanto, T._D. Andatasari, Zulferiy*ii
Peternakan
Ikan Nila
di
Koram
iu-u,
..,.*...-.:....
.sebagai upaya Meningkatkan Pendapatan K"tyu:g-1. (Rustann Saepudin) ...:... ....:.:... Pengujian Galur padi uiuiiau puau niu, (Yuniati p. Munarso) .. ...,........... ^;" i;;i r"-uputu, Nihogen Preferensi Belatang KemLara lto,ririo' ;;;;?;;;;; *,"riii"ri:i, M;;;;i
;;;; ...:....'.-..".".::....:....
Beberapa JenisTanaman(Amrizal Nazar) Produksi Dua Varieta. Gogo pada Beberapu Dosis Urea dalam Dua -plti Sistem Olah Tanah (Sutastri
iamli)
vi
Seminar Nasional perfanian Berkeranjutan, Bandar Lampung 26
_
487
4g3 4e7 501
505
27,luni z0ol
PENGUKURANEFISIENSITEKMSDANEKoN0MISUSAHATERNAK SAPIPoToNGRAKYATDILoKASIGERBANGSERBABISA KABUPATEN BENGKULU UTARA Edi Soetrisno Dosen Jurusan Petemakan Universitas Bengkulu
ABSTRAK ternak sapi potong penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efisiensi teknis dan ekonomis usaha hingga November Juli sejak.bulan Utara, Bengkulu rakyat di lokasi Gerbang Serba Bisa kabupaten Bengkulu Utara' kabupaten dan-Ketahun Jay-a, Padang Mrk"rrr, l99g di Kecamatan berdasarkan data pengambilan sampel di-l-a'kuka; secara pemililrun senguia (purposive sampling), kecamatan yang dan Utara tt Bengkulu populasi temak sapi potorrg dari Dinas ?eternakan Ouii Utara' ada 3 Bengkulu Bisa. Dari 8 kecamatan di kabupaten dijadikan lokasi Program yuiT potong, sapi populasi ttlu makmur' yang mimiliki konsentasi tinggi (>200 ekor)
ir;;
3;"
kecamatan
20 responden
acak padang Jaya, dan Ketahun. Dari Masing-*uti"g rcclin"tan^ dipilih secara skala kepemilikan menurut strata 3 dalam dikiasifikaslkan (warga transmigran) ekor atau lebih' ternak:
i;;;i..;rdt* ;i; D
A) pemilikan;:i
pemilikan 3-4 ekor, dan
c)
pemilikan 5
Pengumpulandatadilakukandenganmetodesurvey.Dataprimerdandatasekunderyang "utp.t, yaitg: 1) aspek efrsiensi teknis dan 2) aspek efisiensi diperoleh dikelompotko:n-dJu. z udututr, produksi daging, konver'qi qakan, efisiesi ekonomis. uturun-oto* dalam efisiensi tetnis p.ir conceptin) dan selang beranak (calving interva[) reproduksi, diukur dengan nilai S/C $erviee
ekonomis adalah adalah: Pay Back dan efisiensi tenaga k?;j;:-Ud;*irkuru., a.ru* "nti"nsi (BEP). Selanjutnya data dianalisis Point Even period (pBp), Retum ijJJ nurio (RCR) dun si"at pemilikan ternak digunakan skala ketiga efirie.rsi varians (Anova) aur, ,rntot meliirat tingkat HMT;ADG, dan konversi pakan kelompok Tukey,s HSD Test, H;;i-iy"A diperolei konsumsi 19'65 (kg/ek/hr)a9'79:0'97; l'09 (kglewlv)' 27 '46; perlakuan A, B, C u"rt *tjt"r.it 16,22; 18,06; ri'fz; o''oslRCR 1'27; l'53; l'64;BEP 57'763; 16,87; 13,19. s.aaog rBP berturut-turut 0,19; (npl' Disimpulkan bahwa skala kepemilikan 700.000 (Rp): 13a.000; 335.200;.52).ZOO 551.250; Utara lot
PENDATITILUAN
Sebagianbesarpetemakansapipotong-berada.ditanganpetanitemakdan relatif p.i"*ula, sapi potong *t,ut a*gan;fa]a kepemilikan yang keluarga bagi memiliki arti penting kecil (Santosa et al., l99t). Namun-usaf,a teisebut anggota keluarga, peternak juga peternak, sebaU setain'iiiit-t1"-.rr".lf.antenagakeda itu merupakan urutu
dengan mJnjual sapi mereka' Oleh karena mendapat uung ,unlip;;lu21 dibutuhkan meningkatkan pendapatan mereka' dalam upaya pemberdayaan petani ternak sekfligus potong ini layak untuk dikembangkan' ldrususnya warga t ur,.*igrutiusaha teqak sapi pada tahun .1995' sekitar Dilihat A"ri i."*i*iti pemenuhan kebutuhan daging ekor, 167o dari sapi impor yang 78% dipenuhi dari *pi i"t"f .Lturu lengan 900..342 daging segar yang setara 9"ngu" 69'257 setara dengan lga.ggiekor , dan 6yo darilmpor
ekor.Dengantingkatpertumbuhanpopulasisryigotoigyangrenlahdantingkat sapi dimasa yang akan permintaan vurg
tfi;gi
[ersebut dikfrawaiirkan keb.,trihun daging
(Yudohusodo, 1996)' Meningkatkan datang akan semariin tergantung pada impor pada saat ini tidak dapat diimbangi oleh kebutuhan daging, khususnya daging sapi antara lain: (a) usaha sapi potong pertambahan popuiuri Vung oau, U:t"tio kondiii-kondisi Bandar Lompung 26 - 27 juni 2001 Seminar NosionolPerfanidn Berkelanjutan,
428
Soetrisno : Pengukuran Efesiensi Teknis dan Ekonomis Llsaha sapi potong masih merupakan usaha rakyat dalam usaha kecil dengan skala kepemilikan antara l-3 e]
Produktivitas yang optimum dapat AiJapai
bila peternak mencurahkan
perhatiannyapada semua aspek yang berhubungan dengan pemeliharaan oun n1uru;"*"n, antara lain: tatalaksana_pakan, kandang, reproduksi, p.oauirl, kesehatan du, p.rriuluru, yang baik. Sedang efisiensi usaha akan dapat dicapai bila semua usaha dilakukan pada peternakan dengan skala kepemilikan yang memadai. Pemilikan ternak sapi potong yang lebih banyak umunnya akan menurunkal_biayq produksi per ekor dan efisiensi Terraga kerja bila disertai pengelolaan yang baik. Upaya untuk meningkatkan kinerja usaha sapi potong talqat ini harus terus dilakukan, mengingat pemerilntuh dulu* Lal ini telah
mngalokasikan dana yang besar. Secara Nasional, sampai dengan tahun 1995 Pemerintah melalui berbagai sumber dana /proyek telah menyebarkan ternak sapi potong sejumlah 469.703 ekor dai 60yo-nya disebar ke lokasi transmigrasi (483 UPT) dengan gaduhan (fug inkind) dan semi gaduhan (modi/ied inkind), untuk selanjutnya dikembangka-n dan dirldistribusikan kepada peternak baru secara terus menerus (never ending proceis). Kecamatan Arga Makrnur, Padang Jaya, dan Ketahun kabupaten bengkulu utara terpilih sebagai lokasi program nasional Geratan Pembangunan Sentra baru pembibitan di Pedesaan (GERBANG SERBA BISA) sapi potong iahun 1997 untuk membantu memacu pertambahan populasi sapi potong secara nasional. Sejalan dengan progmn tersebut dan kondisi bahwa usaha sapi potong pada saat ini masih merupakan usaha keluarga dengan skala usaha kecil, serta t"nyut"uu" buh*u usaha sapi potong rakyat ini masih menjadi andalan ekonomi keluarga transmigran, maka penelitian tentang efisiensi usaha sapi potong tersebut, khususnya di lokasi trlnsmigrasi
iirti-
dilaksanakan, dengan_ tujuan menghitung efisiensi teknis usaha sapi potong ,ut yut al lokasi transmigrasi kabuparten Bengkulu Utaradan mencari skala kepemilikan"yang tepat agar usaha sapi potong efisien secara teknis maupun ekonomis. Hasil pene6tiln
ini diharapkan dapat memberi masukan bagi petemak sehingga mereka mau mengembangkan usaha sapi potong agar menjadi lebih ekon6i-,is, rasional dan profesional, serta kepada pemerintah sebagai bahan pertimbangan bagi perencanaan
program distribusi ternak, yang pada gilirannya membintu program pemerintah dalam
memacu peningkatan stok sapi potong nasional.
BAHAN DAN METODA Pengambilan sampel kecamatan dilakukan secara sengaja (purposive sampling), berdasarkan data populasi temak sapi potong Dinas Peterni'tan bengti00 ekor; poprrr.i sapi potong, yakni kecamatan Arga Makmur, padang Jaya, dair Ketahun.
Dari masingmasing-kecamatan dipilih secara acak2} responden (warga transmigran), yang kemudian
diklasifikasikan dalam tiga shata menurut skala kepemi'iikan ternak, a;-p..nitikan l-Z c) pemilikan 5 ekoiatau lebih. Pengumpulan data dilakukan dengan metode survey. Data primer diperoleh dari wawancara langsung peneliti dengan petemak. Sedang data sekunder didapatkai dari Dinas Peternakan dan instansi terkait. Data yang diferoleh dikelompokkan dalam 2 aspek, yaitu: l) efisiensi teknis dan2) efisiensi ekonomii. Ukuran-ukuran dalam efisiensi teknis adalah produksi daging, konversi pakan, efisiensi reproduksi, dan efisiensi tenaga kerja. Sedang ukuran-ukuran dalam efisiensr ekonomis adalah: pay back period, return cos ratio, dan break even point. ekor, B) pemilikan 3-4 ekor, dan
Seninar NasionalPerfonian Berkelanjutan, Bandar Lanpung 26 - 27 juni zool
Soetrisno : Pengukuran Efesiensi Teknis don Ekonomis Usaha Sopi Potong 429 Data yang didapat ditabulasikan dan dianalisis varians. Untuk melihat tingkat efisiensi dari ketiga perlakuan digunakan Tukey's HSD Test.
HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi umwn lokasi penelitian Berdasarkan hasil survey dan pengambilan data primer dan sekunder yang dilakukan memperlihatkan bahwa desa-desa di kecamatan Arga Makmur, Padang Jaya,
dan Kctahun mcrupakan dcsa agraris dengan produk utama tanaman pangan darr hortikultura. l,okasi llcnclitiarr juga nrcrupakun dacralr srsar'ilrt ;lcrrgcrrrtrurrgurr lcrrrrli tli propinsi Bengkulu, khususnya sapi potong, mengingat potensi lahan sebagai penyedia hijauan pakan temak terbentang cukup luas. Beberapa desa di tiga kecamatan tersebut juga merupakan desa UPT transmigrasi. Lokasi yang relatif dekat dengan ibukota propinsi Bengkulu dan dibelah oleh jalan raya Trans Barat Sumaka, menjadikan wilayah ini terpilih sebagai kecamatan strategis untuk kegiatan Gerbang Serba Bisa, yang mana kabupaten Bengkulu Utara merupakan satu dari tujuh kabupaten di seluruh Indonesia yang terpilih sebagai sentra pembibitan sapi potong skala pedesaan. Produktivitas tanah cukup tinggi dengan rata-rata struktur kepemilikan luas lahan keluarga adalah 2,5 ha (0,5 - 10 ha) termasuk luas pekaranganrata-rata},Z5 ha (0-1) ha. Deskripsi data responden dan tenaga kerja Pendidikan. Sebagian besar responden (63%) sebagai KK adalah berpendidikan tamat SD, bahkan tidak tamat SD (25%). Hanya (10%) yang tamat SMA dan tidak seorang respondenpun (0%) yang tamat perguruan tinggi. Peke4iaan ookok. Pekerjaan pokok KK adalah petani (96%), sehingga betemak sapi potong yang mereka lakukan hanya sebagai pekerjaan sampingan. Hal ini akan mempengaruhi terhadap.keseriusan dalam menangani usaha mereka. Keeuqaan beternak. Beternak sapi potong sementara ini bukan merupakan mata pencaharian, sehingga kegunaannya bagi mereka sebagian besar sebagai tabungan keluarga (80%). Mereka mengakui bahwa ternak, meskipun bukan pekeg'aan utama mampu menambah pendapatan dan sangat membantu disaat kebutuhan mendadak (menyekolahkan anak, hajatan, dsb.). Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilaporkan oleh Soetrisno, dlJ<. (1996).
Asal ilmu beternak. Ilmu betemak pertama kali mereka peroleh dari penyuluh (46%), orang lain (38%), dan orang (160/o). Sementara informasi tidak pemah mereka peroleh dari usaha membaca buku sendiri atau cerita dari tetangga. Hal ini menunjukkan bahwa program penyuluhan peternakan, khususnya sapi potong telah cukup berhasil. Modal usaha. Modal usaha sebagian besar (63%) berasal dari pemerintah. Belum ada modal yang berasal dari pinjaman Bank atau pinjaman teman. Sedang yang merupakan warisan orang tua hanya (24%) dan sisanya (13%) berupa modal modal sendiri. Asal hiiauan pakan ternak. Hijauan pakan temak mereka peroleh dari kombinasi tanaman jenis unggul (King grass) yang mereka tanam sendiri dan kekurangannya dicari dari rumput lokal.
Frekuensi pemberian pakan. Rata-rata dilakukan 2 kali (40%) sampai 3 kali l0% akli sehari. Hal ini telah sesuai dengan anjuran teknis potong pemeliharaan sapi secara dikandangkan guna meningkatkan konsumsi.
(50%0 sehari, dan
I
Seminor NasionalPertanian Berkelanjutan, Bandar Lanpung
26' ?7iuni
2001
430
Soetrisno : Pengukuran Efesiensi Teknis don Ekonomis L/saho Sapi Potong
Efisiensi teknis.
Hasil pengukuran efisiensi teknis dari tiga kelompok perlakuan disajikan pade Tabel L Tabel L Hasil pengukuran efesiensi teknis
Kelompok Konsumsi SE
perlakuan HMT A l9.22ns 1,16 B 18,06 ns 1,03 C 19,65 ns 1,93
ADG Kg/eklhr 0,70 *) 0,97 *)
SE
Konversi pakan
0,08 0,16 1,09 0,20 Keterangan: ns tidak berbeda nyata (P>0,05); *) berbeda nyata (P<0,05)
*)
27,46 16,87 13,19
Nilai rata-rata konsumsi HMT per ekor perhari dari tiga kelompok perlakuan tidak menunjukkan perbedaan yang nyata (P>0,05), namun pertambahan berat badan harian (ADG) kg/ek/hr yang berbeda nyata antar perlakuan (P<0,05) antar perlakuan. Sehingga penghitungan konversi pakannya yang paling baik didapatkan pada kelompok perlakuan C, yakni skala kepemilikan 5 ekor atau lebih. Hasil ini memunujukkan bahwa semakin besar skala kepemilikan secara teknis pemeliharaan ternak sapi potong akan semakin efisien. Sesuai dengan laporan Adilaga (1992) yang menyatakan bahwa.skala kepemilikan secara ternak sapi oleh petemak rakyat yang paling efisien adalah 6-7 ekon per KK. Dilihat dari data curahan tenaga kerja yang tidak berbedanyata antar perlakuan semakin memperkuat justifikasi hasil penelitian bahwa jumlah dan waktu y"ng dibutuhkan untuk memelihara 1'2 ekor sapi sadalah tidak berbeda dengan untuk memelihara 5-6 ekor sapi atau lebih. Hasil ini perlu menjadi bahan pertimbangan pengambil kebijaksanaan terutama Direktorat Barbang Dirjen Peternakan untuk paketpaket bantuan temak sapi. Dari sisi petemak mereka juga mengharapkan pola paket bantuan atau gaduhan ternak sapi sejumlah 6 ekor per paket.
Efisiensi ekonomis. Hasil pengukuran parameter efisiensi ekonomis disajikan pada Tabel 2.
Tabel2. Hasil pengukuran parameter efesiensi ekonomis
Kelompok
DDD perlakuan PBP A B
0,19 *) 0,12 *) 0.08 *)
DrrD RCR 1,27 1,53 1.64
C Keterangan: *) berbeda nyata (P<0,05)
*) *) *)
BEP
(RJ
457.763 *) 551.250 *) 700.000 *)
Pendapatan per
periode (Rp)
*) 335.200 *) 134.000
522.200
*\
Nilai PBP mengalami penurunan sejalan dengan kenaikan skala kepemilikan ternak. Semakin rendah nilai PBP berarti semakin tinggi efisiensi usaha tersebut. Sementara ada kecenderungan nilai RCR yang meningkat seiring meningkatnya skala kepemilikan temak. Nilai BEP dan pendapatan per periode juga menunjukkan adanya perbedaan yang nyata (P<0,05) antar kelompok perlakuan. Dari data-data yang terukur dalam parameter ekonomis secara komprehensif menunjukkan bahwa kelompok perlakuan C atau skala kepemilikan 5 ekor atau lebih menghasilkan nilai efisiensi usaha yang paling ekonomis dan efisien.
Seninar Nasional Pertanian Berkelanjutan, Bondar Lanpung 26 - 27 juni 2001
Soefrisno: Pengukuran Efesiensi Teknis dan Ekonomis Usaha Sapi Pofong 431
KESIMPULAN Disimpulkan bahwa skala kepemilikan temak sapi potong rakyat yang dipelihara di lokasi Gerbang Serba Bisa kabupaten Bengkulu Utara yang paling efisien secara teknis dan ekonomis adalah skala kepemilikan ternak sapi sejumlah 5 ekor atau lebih per kepala keluarga.
SARAN Perlu adanya penelitian lebih lanjut tentang efisiensi teknis dan ekonomis pada kondisi yang lebih spesisik, sehingga akan lebih memperkuat rekomendasi yang diberikan.
UCAPAN TERIMA KASIH Terima kasih Direktorat P3M, Dirjen DIKTI atas dana Dosen Muda yang diberikan. Serta seluruh responden dan aparat desa dan kecamatan sampel dan Dinas Petemakan Kabupaten Bengkulu Utara.
DAFTAR PUSTAKA Anonimus, 1996. Petunjuk Teknis Gerbang Serba Bisa TA 1996/1997. Diden Petemakan, Departemen Pertanian Jakarta. Adilaga, A. 1982. Ilmu Usaha Tani' Penerbit Alumni, Bandung. Santoio, U., Sulaiman, W. Jaya, dan M. Soetomo. 1991. Prospek Pengembangan sapi Potong di Indonesia. Seminar nasional Pengembangan sapi Potong di Indonesia. Bandar Lampung 1-2 Agustus 1991. DPP-PPSKI. Hal58-63.
Steel, RGD Aan fg.foiie. t9E0. Principles and Procedures of Statistics. 2nd edition. International Student edition. Mc-Graw-hill Biik Company.
Soekisno, E., Majestika, dan B. Suwarno. 1997. Inovasi Eksperimentasi Teknik Manipulasi Uterus untuk Meningkatkan Populasi Ternak sapi Potong Bali di Kabupaten Bengkulu Utara. Hasil Penelitian, UMB-Depdikbud.
Seminar Nasionol Pertanian Berkelaniutan, Bandar Lanpung 26
'
27
iuni 2001