LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa : 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 25 November 2010 M
ADHIMAS CAHYO SUMIRAT
iv
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Illahi Rabbi yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan judul ”Strategi Pemasaran Produk Investasi Emas (Dinar) Pada Wakala al Waqif”. Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada Baginda Rasulullah SAW, beserta para keluarga dan sahabatnya, dan semoga dapat menjadi suri tauladan bagi kita semua. Dengan kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung penulis baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan skripsi ini yang tidak akan mendekati kesempurnaan tanpa bantuannya. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada : 1. Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH., MA., MM., Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag., Ketua Program Studi Muamalat. Bapak Mu’min Rouf, S.Ag., MA., Sekretaris Program Studi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Bapak Khamami Zada, MA. dan Ibu Yuke Rahmawati, MA. selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktunya, memberikan ilmu pengetahuan
v
dan pengalamannya dalam mengarahkan dan membimbing penulis hingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. 4. Ibu Mariana Ulfah (Mbak Mia), selaku pihak Wakala al Waqif yang telah bersedia meluangkan waktu, memberikan segala ilmu pengetahuan, arahan, koreksi, saran, dan pengalamannya, baik terkait pembahasan dalam skripsi ini maupun tidak, serta telah bersedia memberikan data-data yang penulis butuhkan, sehingga penelitian ini dapat terselesaikan dengan baik. 5. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Syariah dan Hukum yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan pengalaman yang sangat berharga selama masa perkuliahan. 6. Seluruh keluarga, khususnya Orang tua dan Adik yang senantiasa memberikan dukungan penuh kepada penulis. 7. Teman-temanku angkatan 2006: Mr. Mukhlasin (Om Mukhlas), Mr. Ahmed Sopyan, Mr. Aip, Moyo, Ersyahdi, Zarkasi, Eli, Fitri, Iis, Farida dan semuanya terima kasih atas doa dan bantuannya selama ini. 8. Teman-teman KKN 24: Feri, Eva, Nana, Adi, Dodi, Robbi, Randi, Kukuh, Agus T, Agus K, Hambali, Aida, dan Wido, semoga silaturrahmi kita tetap terjaga. 9. Mba Octa (Nda Kepret), yang sudah memberikan dukungan serta kesabarannya yang ekstra kepada penulis. 10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah memberikan dorongan dan semangat kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
vi
Demikianlah, semoga Allah SWT membalas segala kebaikan yang telah diberikan dan memberkahi hidup kita sehingga dapat memberikan manfaat bagi kehidupan ini. Akhir kata, semoga sekecil apapun kebaikan yang telah kita lakukan, akan menjadi investasi kekal di akhirat nanti. Amiin.
Jakarta, 25 November 2010
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..............................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING..................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................ iii LEMBAR PERNYATAAN...................................................................................
iv
KATA PENGANTAR...........................................................................................
v
DAFTAR ISI.......................................................................................................... viii DAFTAR TABEL..................................................................................................
xi
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................
xii
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah………………………………………
1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah…………………………
5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian………………………………..
5
D. Review Studi Terdahulu………………………………………
6
E. Kerangka Teoritis……………………………………………..
9
F. Metodologi Penelitian dan Teknik Penulisan…………………
11
G. Sistematika Penulisan…………………………………………
13
TINJAUAN TEORITIS A. Konsep Pemasaran…………………………………………….
viii
15
B. Perencanaan Pemasaran 1. Pengertian Perencanaan Pemasaran……………………….
16
2. Sasaran Rencana Pemasaran……………………………..
17
3. Analisis Situasi…………………………………………...
19
C. Strategi Pemasaran 1. Pengertian Strategi Pemasaran…………………………..
20
2. Bauran Pemasaran……………………………………….
23
3. Segmenting, Targeting dan Positioning………………….
30
D. Konsep Dinar
BAB III
BAB IV
1. Pengertian Dinar………………………………………….
36
2. Sejarah Singkat Dinar…………………………………….
38
3. Keunggulan dan Kelemahan Dinar………………………
44
4. Tingkat Harga Emas Emas……………………………….
46
GAMBARAN UMUM WAKALA AL WAQIF A. Sejarah Berdirinya Wakala Al Waqif…………………………
48
B. Visi dan Misi Wakala Al Waqif................................................
49
C. Struktur Organisasi Wakala Al Waqif………………………..
49
D. Produk-produk Wakala Al Waqif…………………………….
49
E. Mekanisme Operasional Produk Dinar Wakala al Waqif…….
53
STRATEGI
PEMASARAN
PRODUK
INVESTASI
EMAS
(DINAR) PADA WAKALA AL WAQIF A. Potret Strategi Pemasaran Wakala Al Waqif...........................
ix
55
B. Perkembangan Penjualan Produk Investasi Emas (Dinar) Wakala
BAB V
Al Waqif...................................................................................
68
C. Analisa SWOT Strategi Pemasaran Wakala Al Waqif............
72
PENUTUP A. Kesimpulan………………………………………………..
91
B. Saran………………………………………………………..
93
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………
94
LAMPIRAN…………………………………………………………………..
95
x
DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Bauran Pemasaran…………………………………………………….
29
Tabel 2.2 Segmenting, Targeting Positioning…………………………………...
36
Tabel 4.1 Nilai Tukar Dinar……………………………………………………..
63
Tabel 4.2 Hasil Penjualan Koin Dinar Wakala al Waqif…………………………
69
Tabel 4.3 SWOT Strategi Pemasaran Produk Dinar Wakala al Waqif…………..
81
xi
DAFTAR GAMBAR Gambar 4.1 Diagram Matrik SWOT……………………………………………..
82
Gambar 4.2 Diagram Matrik SWOT Strategi Pemasaran Produk Dinar Wakala al Waqif………………………………………………………………….
xii
88
1
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah Islam mengatur seluruh aspek kehidupan manusia termasuk kegiatan ekonomi. Kegiatan ekonomi yang dilakukan manusia dilakukan dalam rangka mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Bekerja sebagai salah satu kegiatan ekonomi manusia guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Berbagai macam cara bekerja seperti berdagang, menjadi pegawai dan lain sebagainya. Bagi orang-orang yang memiliki kelebihan modal, ada alternatif untuk menambah penghasilan hidupnya yaitu dengan cara berinvestasi.Investasi merupakan suatu bentuk usaha menempatkan aset, yang diharapkan akan memberikan hasil pendapatan di masa yang akan datang.1 Seiring perkembangan zaman, mulailah bermunculan berbagai macam bentuk investasi. Bentuk pilihan investasi sangat banyak, ada yang menanamkan modal di perusahaan atau perdagangan. Penawaran untuk melakukan investasi pun sangat beragam, seperti: saham, obligasi, reksadana deposito dan lain sebagainya. Investasi sebagai sebuah perencanaan finansial seseorang di masa yang akan datang harus memperhatikan adanya risiko.
1
M. Firdaus NH, dkk, Sistem Keuangan dan Investasi Syariah, (Jakarta: Renaisan Anggota IKAPI, 2005), h. 12.
2
Bagi para perencana finansial, inflasi merupakan salah satu risiko yang paling besar karena ketidakpastiannya dan sulit untuk dihindari. Hal ini terjadi karena adanya penurunan daya beli uang, yang disebabkan nilai nominal mata uang kertas tidak sama dengan nilai intrinsiknya.2 Investasi emas merupakan salah satu diantara alternatif investasi bagi perorangan, perusahaan atau pada lembaga yang mempunya kebebasan finansial untuk berinvestasi. Selama ini, pamor investasi jenis emas memang belum banyak dikenal apabila dibandingkan dengan investasi jenis lain, seperti: saham, deposito, obligasi dan sebagainya. Sebenarnya, investasi emas tidak kalah prospektif jika dibandingkan dengan investasi jenis lain. Emas adalah jenis investasi yang nilainya sangat stabil dan aman secara riil. Emas menawarkan potensi investasi yang besar sebagai aset untuk menciptakan keuntungan sekaligus sebagai proteksi terhadap fluktuasi mata uang. Selama tahun 2001 – 2006, nilai tukar US$ terhadap emas turun tinggal 44 % atau mengalami penurunan sebesar 56 %. Tahun 2001 harga emas dunia adalah US$ 8,93 per gram dan akhir tahun 2006 harga emas mencapai US$ 20,35 per gram.3 Dari pergerakan harga emas, kecenderungan tren kenaikan emas selama sepuluh tahun terakhir (November 1999 s/d November 2009) yaitu kurang lebih 451 % atau rata-rata 45,08 % per tahun.4
2
Muhaimin Iqbal, Dinar Solution (Dinar Sebagai Solusi), (Jakarta: Gema Insani Press, 2008), h. 20. Muhaimin Iqbal, Mengembalikan Kemakmuran Islam Dengan Dinar dan Dirham, (Jakarta: Spiritual Learning Centre – Dinar Club, 2007), h. 61. 4 Mike Rini, “Emas Layak Diinvestasi di 2010”, Sharing, edisi 36, Desember 2009, h. 13
3
3
Dinar yang terbuat dari emas merupakan alat tukar yang telah lama ditinggalkan oleh banyak orang khususnya umat Islam itu sendiri. Dinar memiliki nilai intrinsik yang sama dengan nilai nominalnya. Keberadaan dinar saat ini yang tidak berlaku sebagai mata uang mulai dilirik sebagai alat investasi, yang menandakan solusi untuk berinvestasi dengan dinar merupakan pilihan yang tepat karena nilainya yang relatif stabil. Keunggulan lain dari dinar itu sendiri yaitu bersifat unit account sehingga mudah dijumlahkan dan dibagi, sangat likuid untuk diperjualbelikan, dan fisik dinar yang relatif kecil memudahkan untuk pendistribusiannya. Meskipun banyak keunggulan dari investasi jenis dinar ini, namun banyak pula masyarakat yang tidak mengetahui keberadaan ataupun keunggulannya. Menurut survei mengenai sepuluh investasi terfavorit di masyarakat yang dilakukan oleh Metro TV, investasi emas menempati urutan kelima setelah tanah, rumah, tabungan, dan saham. 5 Itupun untuk emas secara umum, bukan koin dinarnya. Kurangnya sosialisasi, baik dari pemerintah maupun lembaga penyalurnya, menyebabkan investasi dinar ini kalah pamornya bila dibandingkan dengan investasi jenis lain. Padahal, jika saja masyarakat tahu kelebihan-kelebihan dari investasi ini seperti besarnya imbal hasil dari investasi dinar yang dimana dalam satu tahun terakhir (tahun 2008 – 2009) mampu memberikan imbal hasil sebesar
5
Metro TV, “Sepuluh Investasi Terfavorit di Masyarakat”, artikel diakses pada 27 Januari 2010 dari http: //www.kompasiana.com.
4
31 %6, tentu lebih memilih investasi jenis ini dibandingkan investasi-investasi lainnya karena hasilnya yang cukup menggiurkan. Wakala al Waqif adalah salah satu distributor Wakala Induk Nusantara di dalam memasarkan koin dinar dan dirham. Wakala al Waqif merupakan salah satu bentukan usaha dari Tabung Wakaf Indonesia. Bagi Tabung Wakaf Indonesia sendiri, Wakala al Waqif dijadikan sebagai salah satu sayap usaha dalam rangka , antara lain mengembangkan nilai wakaf tunai para wakif Tabung wakaf Indonesia. Dalam fungsinya sebagai agen, lembaga wakala ini dapat mengambil sejumlah fee untuk membiayai kegiatan operasionalnya. Mencermati kenaikan harga emas yang naik rata-rata 45,08 % per tahun, prospek investasi emas yang sangat cerah di 2010, serta banyaknya masyarakat yang tidak mengetahui keberadaan atau tidak mengetahui kelebihan-kelebihan atau bahkan tidak mengetahui keduanya dari investasi dinar ini, maka hal ini merupakan pangsa pasar yang besar bagi Wakala al Waqif sebagai lembaga penyedia dinar. Karena itu, perlu kiranya untuk ditinjau lebih dalam bagaimana strategi pemasaran Wakala al Waqif untuk menarik minat masyarakat. Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut dengan judul, “Strategi Pemasaran Produk Investasi Emas (Dinar) Pada Wakala al Waqif”
6
“Emas Naik 31% Dalam Setahun”, Sharing, edisi 36, Desember 2009, h. 15.
5
B.
Pembatasan dan Perumusan Masalah Melihat dari latar belakang permasalahan di atas, akan sangat luas jika masalah tersebut dibahas secara keseluruhan. Oleh karena itu, agar penelitian lebih terarah kepada permasalahan yang dimaksud, maka hanya akan dibatasi pada bagaimana strategi pemasaran yang diterapkan oleh Wakala al Waqif. Untuk mempermudah penulisan skripsi ini, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana potret dari strategi pemasaran yang telah dilakukan oleh Wakala Al Waqif ? 2. Bagaimana perkembangan penjualan produk investasi emas (dinar) pada Wakala Al Waqif ? 3. Dimana letak kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dari strategi pemasaran produk investasi emas (dinar) pada Wakala Al Waqif ?
C.
Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk menjelaskan potret dari strategi pemasaran yang telah dilakukan oleh Wakala Al Waqif 2. Untuk menjelaskan perkembangan penjualan produk investasi emas (dinar) pada Wakala Al Waqif 3. Untuk menjelaskan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dari strategi pemasaran produk investasi emas (dinar) pada Wakala Al Waqif.
6
Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu: 1. Bagi Penulis Memberikan dan menambah pengetahuan serta pemahaman mengenai strategi pemasaran yang dilakukan oleh Wakala al Waqif. 2.
Bagi Perusahaan Memberikan saran, informasi, kritik dan referensi yang bermanfaat dalam melaksanakan langkah selanjutnya yang lebih baik.
3.
Bagi Fakultas Syariah dan Hukum Diharapkan dapat dijadikan tambahan sumber referensi dan sarana pemikiran bagi kalangan akademis dalam menunjang penelitian yang lain.
4.
Bagi Masyarakat Diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi masyarakat yang ingin berinvestasi.
D.
Review Studi Terdahulu Berdasarkan telaah yang sudah dilakukan terhadap beberapa sumber kepustakaan, ada beberapa penelitian terdahulu yang penulis gunakan untuk kajian pustaka, antara lain: Pertama, pada tahun 2008, telah ditulis skripsi oleh Rifka Silvia dari Fakultas Syariah dan Hukum dengan judul, “Strategi Peiklanan Dalam Meningkatkan Jumlah Penjualan Produk KPR Syariah Dan Perluasan Pangsa Pasar Pada PT Bank Tabungan Negara (Persero) Kantor Cabang Syariah Tahun
7
2005 – 2007.” Menurut penulis skripsi tersebut, secara keseluruhan, strategi periklanan yang digunakan oleh PT. BTN kantor cabang syariah kurang efektif dalam meningkatkan jumlah penjualan produk KPR Syariah. Hal ini terlihat dari jumlah penjualan produk KPR Syariah yang kurang memuaskan sepanjang tahun 2005 – 2007. Kedua, pada tahun 2008, telah ditulis skripsi oleh Anggoro Pridityo dari Fakultas Syariah dan Hukum dengan judul, “Analisa Strategi Pemasaran Member Get Member Tabungan Mudharabah Dalam Perspektif Syariah Pada Perusahaan Daerah (PD) BPRS Kota Bekasi.” Menurut penulis skripsi tersebut, strategi pemasaran member get member tabungan mudharabah PD BPRS kota Bekasi adalah termasuk ke dalam jialah, yang secara prinsip diperbolehkan oleh mayoritas ulama Islam. Ketiga, pada tahun 2008, telah ditulis skripsi oleh Rahayu Lisa Prianti dari Fakultas Syariah Dan Hukum dengan judul, “Analisis Produk Tabungan Dinar Sebagai Implementasi Konsep Wadiah.” Menurut penulis skripsi tersebut, produk tabungan dinar ini, berhubungan dengan implementasi konsep wadiah karena tabungan dinar ini bersifat titipan dan konsep wadiah yang dipakai adalah wadiah al-amanah. Selain itu, menurut penelitian ini, Wakala Induk Nusantara memiliki peluang untuk mengenalkan produk tabungan dinar kepada masyarakat.
8
Keempat, pada tahun 2009, telah ditulis skripsi oleh Siti Mashnu’ah dari Fakultas Syariah dan Hukum dengan judul, “Strategi pemasaran Produk Fullprotek PT. Asuransi Takaful Keluarga dan Bank Muamalat Indonesia.” Menurut penulis skripsi tersebut, strategi pemasaran yang dilakukan antara lain melalui personal selling dan co-branding antar dua perusahaan. Selain itu, PT Asuransi Takaful Keluarga memiliki citra perusahaan yang baik, sehingga hal ini merupakan kekuatan tambahan di dalam memasarkan produk-produknya. Kelima, pada tahun 2009, telah ditulis skripsi oleh Anna Madania dari Fakultas Syariah Dan Hukum, dengan judul, “Analisis Investasi Dinar.” Menurut penulis skripsi tersebut, setelah dilakukan pengujian dapat disimpulkan bahwa dinar menunjukkan hasil return yang lebih baik dibandingkan dengan hasil return SWBI. Hal ini dilihat dari perbedaan tingkat pengembalian yang diharapkan (expected return) Dinar yang cukup signifikan dengan SWBI. Expected return dinar menunjukkan nilai yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan SWBI. Penelitian pada skripsi ini akan menunjukkan tentang bagaimana strategi pemasaran
produk
investasi
emas
(dinar)
pada
Wakala
al
Waqif,
perkembangannya serta kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dari strategi pemasaran tersebut.
9
E.
Kerangka Teoritis Strategi dalam kamus Bahasa Indonesia adalah ilmu siasat perang: siasat atau akal untuk mencapai sesuatu maksud dan tujuan yang telah direncanakan.7 Pemasaran adalah kegiatan manusia yang diarahkan untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran. Sedangkan yang dimaksud dengan strategi pemasaran adalah serangkaian tujuan dan sasaran, kebijakan dan aturan yang memberi arah kepada usaha-usaha pemasaran perusahaan dari waktu ke waktu. Dalam strategi pemasaran, terdapat strategi acuan atau bauran pemasaran (marketing mix) yang menetapkan komposisi terbaik dari keempat komponen atau variabel pemasaran. Untuk mencapai sasaran yang dituju, maka keempat unsur atau variabel tersebut adalah:8 1. Menurut Philip Kotler, produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian untuk dibeli, digunakan atau dikonsumsi yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan.9 Strategi produk, yaitu menetapkan cara dan penyediaan produk yang tepat bagi pasar yang dituju, sehingga dapat memuaskan para konsumennya sekaligus dapat meningkatkan keuntungan perusahaan dalam jangka panjang, melalui peningkatan penjualan dan peningkatan pangsa pasar. Di dalam strategi produk, perusahaan harus dapat melihat produk apa
7
Muhammad Ali. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern. (1996, Pustaka Amani: Jakarta). h. 462 Sofjan Assuri, Manajemen Pemasaran, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2004), h. 2. 9 Kotler dan Armstrong, Prinsip-prinsip Pemasaran, (Jakarta: Erlangga, 1997), h. 346. 8
10
yang lebih dibutuhkan dan diinginkan oleh pembeli sehingga perusahaan dapat memperoleh banyak pembeli. 2. Strategi harga. Harga adalah jumlah uang yang harus dibayar oleh pelanggan untuk memperoleh suatu produk.10 Peranan harga sangat penting terutama untuk menjaga dan meningkatkan posisi perusahaan di pasar, yang tercermin dalam pangsa pasar perusahaan, disamping untuk meningkatkan penjualan dan keuntungan perusahaan. Dengan kata lain, penetapan harga mempengaruhi kemampuan bersaing perusahaan dan kemampuan perusahaan untuk mempengaruhi konsumen. 3. Strategi distribusi. Distribusi termasuk aktivitas perusahaan untuk membuat produk tersedia bagi konsumen sasaran. Setiap perusahaan harus memiliki pandangan saluran distribusi secara keseluruhan terhadap masalah distribusi dari produknya hingga ke pemakai akhir. Dalam usaha untuk mencapai tujuan dan sasaran di bidang pemasaran, setiap
perusahaan
melakukan
kegiatan
penyaluran.
Penyaluran
merupakan kegiatan menyampaikan produk sampai ke tangan konsumen pada waktu yang tepat. 4. Strategi promosi. Promosi berarti aktivitas yang mengomunikasikan keunggulan
produk
dan
membujuk
pelanggan
sasaran
untuk
membelinya.11 Dalam kegiatan ini, setiap perusahaan berhak untuk
10 11
Ibid., h. 48 Kotler dan Armstrong, Dasar-dasar Pemasaran, (Jakarta: PT Indeks, 2003), ed ke 9 hal h. 49.
11
mempromosikan seluruh produk dan jasa yang dimilikinya, baik langsung maupun tidak langsung. Suatu produk betapapun bermanfaat akan tetapi jika tidak dikenal oleh konsumen, maka produk tersebut tidak akan diketahui manfaatnya dan mungkin tidak dibeli oleh konsumen. Oleh karena itu, perusahaan harus mempengaruhi para konsumen, untuk menciptakan permintaan atas produk itu, kemudian dipelihara dan dikembangkan. Usaha tersebut dapat dilakukan melalui kegiatan promosi F.
Metodologi Penelitian dan Teknik Penulisan Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode library research dan field research. Penelitian melalui penelitian pustaka (library research) adalah penelitian yang dilakukan dengan menelaah berbagai macam literature, referensi-referensi serta buku-buku yang berhubungan dengan pembahasan ini. Sedangkan
penelitian lapangan (field research) adalah penelitian yang
dilakukan dengan terjun langsung ke lapangan untuk melihat serta mengambil data-data secara langsung. Kajian pada skripsi ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif. Kualitatif yaitu sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa katakata tertulis atau lisan dari orang-orang atau perilaku yang diamati.12 Dalam menganalisa data yang dugunakan, penulis menggunakan metode deskriptif kualitatif yaitu berfungsi untuk menggambarkan generalisasi strategi pemasaran 12
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2002), h. 3.
12
produk investasi dinar, dimana terlebih dahulu dipaparkan semua data yang telah diperoleh dan kemudian menganalisisnya. Sumber data Penulis menggunakan dua jenis sumber data, yaitu: a. Data primer, yaitu merupakan informasi yang dikumpulkan peneliti langsung dari sumbernya.13 Data primer penelitian ini yaitu data yang diperoleh langsung dari Wakala al Waqif. b. Data sekunder, adalah data yang diperoleh dari literatur-leteratur kepustakaan, buku-buku, majalah, internet dan sumber tertulis lainnya yang mengandung informasi yang berhubungan dengan penelitian ini. Lokasi Penelitian Adapun lokasi penelitian ini yakni di Wakala al Waqif, Jl. Radio Dalam Raya, kel. Gandaria Utara, Jakarta Selatan. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penulisan skripsi ini dilakukan dengan dua macam metode yaitu: a. Studi dokumentasi, adalah teknik pengumpulan data yang ditujukan kepada subjek penelitian.14 Studi ini dilakukan dengan
13
Hermawan Wasito, Pengantar Metode Penelitian, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1993), Hal. 69. 14 Sukandarrumidi, Metode Penelitian (Petunjuk Praktis Untuk Peneliti Pemula), (Yogyakarta: UGM Press, 2004), h. 100.
13
cara melihat dokumen serta arsip berupa laporan keuangan yang dijadikan objek penelitian. b. Wawancara, adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer)
yang
mengajukan
pertanyaan
dan
yang
diwawancarai (interviwee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan.15 Teknik Penulisan Penulisan skripsi ini mengacu pada “Buku Pedoman Penulisan Skripsi” yang diterbitkan oleh Fakultas Syariah Dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun 2007. G.
Sistematika Penulisan Dalam sistematika penulisan skripsi ini, terdiri dari lima bab, masingmasing terdiri dari beberapa sub bab yang merupakan penjelasan dari bab-bab tersebut. Adapun sistematika penulisannya adalah sebagai berikut: Bab I:
Pendahuluan Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, review studi terdahulu, kerangka teoritis, metodologi penelitian dan teknik penulisan, dan sistematika penulisan.
15
Lexy. Metodologi Penelitian Kualitatif, h. 135.
14
Bab II:
Tinjauan Teoritis Dalam bab ini akan dibahas teori-teori yang menjadi dasar dari penelitian
yaitu:
konsep
pemasaran,
pengertian
perencanaan
pemasaran, sasaran rencana pemasaran, analisis situasi, pengertian strategi pemasaran, bauran pemasaran, segmenting, targeting dan positioning, serta konsep dinar. Bab III: Gambaran Umum Wakala al Waqif Dalam bab ini akan dibahas tentang sejarah berdirinya Wakala al Waqif, visi dan misi Wakala al Waqif, struktur organisasi Wakala al Waqif, produk-produk Wakala al Waqif, serta mekanisme operasional produk dinar Wakala al Waqif. Bab IV: Strategi Pemasaran Produk Investasi Emas (Dinar) Pada Wakala al Waqif Dalam bab ini akan dibahas tentang potret strategi pemasaran Wakala al Waqif, perkembangan penjualan produk investasi emas (Dinar) Wakala al Waqif serta analisis SWOT strategi pemasaran Wakala al Waqif Bab V:
Penutup Dalam bab ini akan diuraikan kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan saran-saran yang diharapkan dapat bermanfaat untuk semua pihak.
15
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. Konsep Pemasaran Ada banyak definisi yang dikemukakan oleh para pakar pemasaran untuk istilah pemasaran. Menurut Warren J. Keegan, pemasaran adalah proses mengonsentrasikan berbagai sumber daya dari sebuah organisasi terhadap kesempatan dan kebutuhan lingkungan.16 Dari sudut lain, Kotler dan Armstrong mendefinisikan pemasaran sebagai sebuah proses sosial dan manajerialnya yang dengannya individu-individu dan kelompokkelompok memperoleh yang mereka butuhkan dan yang mereka inginkan dengan menciptakan dan saling mempertukarkan produk-produk dan nilai satu sama lain.17 Menurut Fandy Tjiptono, pemasaran merupakan proses dimana struktur permintaan terhadap produk dan jasa diantisipasi atau diperluas melalui promosi, distribusi dan pertukaran barang.18 Begitu banyak pendapat yang mendefinisikan mengenai pemasaran yang dikemukakan oleh pakar pemasaran. Namun, ada juga definisi pemasaran dalam arti sempit yang sering dikemukakan oleh para pengusaha sebagai pendistribusian. Akan tetapi, pengertian mengenai
16
Warren J. Keegan, Manajemen Pemasaran Global, (Jakarta: Penhallindo, 2006), h. 2. Kotler dan Armstrong, Prinsip-prinsip Pemasaran, (Jakarta: Erlangga, 2000), ed. ke 3 h. 5. 18 Fandy Tjiptono, Pemasaran Jasa, (Surabaya: Bayu Media Publishing, 2005), ed. ke 5 h. 2.
17
16
pemasaran sebenarnya lebih luas dari kegiatan tersebut.19 Demikian pula dengan M. Amin Suma yang memahami pemasaran tidak hanya mengisyaratkan sebagai sebuah ilmu, akan tetapi pada saat bersamaan pemasaran juga sekaligus mencerminkan dirinya sebagai sebuah seni.20 Dari definisi-definisi pemasaran di atas, dapat dipahami bahwa pemasaran merupakan suatu proses perencanaan dimana antara individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka inginkan dan butuhkan melalui pertukaran barang dan nilai. Pada intinya dalam pemasaran itu, terdapat
elemen-elemen
yang
mendukung:
kebutuhan,
keinginan,
permintaan produk dan jasa, pertukaran nilai, kepuasan dan kualitas, pertukaran, transaksi dan relasional. B. Perencanaan Pemasaran 1. Pengertian Perencanaan Pemasaran Perencanaan adalah proses mengantisipasi hal-hal yang mungkin terjadi di masa yang akan datang dan menentukan strategi yang harus digunakan untuk mencapai sasaran organisasi di masa depan.21 Sedangkan pemasaran adalah sebuah proses sosial dan manajerialnya yang dengannya individu-individu dan kelompok-kelompok memperoleh yang mereka
19
Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran,( Dasar, Konsep dan Strategi), (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2004), cet. ke 7 h. 4. 20 Muhammad Amin Suma, Asuransi Syariah Dan Asuransi Konvensional: Teori, Sistem, Aplikasi dan Pemasaran, (Ciputat: Kholam Publishing, 2006), cet. ke 1 h. 80. 21 Lamb, dkk, Pemasaran, (Jakarta: Salemba Empat, 2001), h. 36.
17
butuhkan dan yang mereka inginkan dengan menciptakan dan saling mempertukarkan produk-produk dan nilai satu sama lain.22 Perencanaan pemasaran yaitu upaya mendesain kegiatan yang berhubungan dengan sasaran pemasaran.
Perencanaan pemasaran
merupakan dasar untuk semua strategi dan keputusan pemasaran.23 Dengan menentukan sasaran yang ingin dicapai, dan menetapkan kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk mencapai sasaran-sasaran tersebut, rencana pemasaran dapat menjadi dasar bagi pihak manajemen guna melakukan perbandingan antara kinerja yang diharapkan dengan kinerja yang telah dicapai. Rencana pemasaran menjelaskan semua kegiatan yang membantu para karyawan dalam memahami dan bekerja dengan tujuan yang ingin dicapai bersama. 2. Sasaran Rencana Pemasaran Sebelum rincian rencana pemasaran dapat dibuat, tujuan dan sasaran rencana tersebut harus ditetapkan. Tanpa sasaran, tidak akan ada dasar untuk pengukuran keberhasilan suatu kegiatan rencana pemasaran. Sasaran pemasaran adalah sebuah pernyataan dari apa yang harus diperoleh melalui kegiatan pemasaran. Agar berguna, penetapan sasaran harus realistis, dapat diukur dan berjangka waktu tertentu. Memang kita sering tergoda untuk membuat sasaran yang terdengar sangat baik.
22 23
Kotler dan Armstrong, Prinsip-prinsip Pemasaran, h. 5. Lamb, dkk, Pemasaran, h. 36.
18
Contohnya, “Menjadi Pemasar Terbaik Untuk Produk Sepeda Motor XYZ”. Akan tetapi, apa yang “terbaik” bagi suatu perusahaan bisa berupa penjualan sepeda motor sebanyak satu juta unit per bulan, dan bagi perusahaan lain “terbaik” mungkin berarti mendominasi pasar. Mungkin juga, hal ini tidak realistis bagi perusahaan baru atau produk baru untuk langsung mendominasi pangsa pasar, dengan ada pesaing lain di dalamnya. Dan akhirnya, kapan tujuan tersebut akan tercapai ? Sasaran yang lebih realistis mungkin akan berbunyi, “Mencapai Pangsa Pasar Sebesar 10 persen di Pasar Khusus Untuk Produk Sepeda Motor XYZ Selama Satu Tahun Sejak Produk Tersebut Diperkenalkan”. Penetapan sasaran rencana secara hati-hati mempunyai beberapa kegunaan. Pertama, sasaran-sasaran tersebut dapat meberikan arahan bagi manajer pemasaran sedemikian rupa, sehinggga usaha-usaha pemasaran menuju arah yang sesuai. Kedua, penetapan sasaran yang baik, juga berfungsi sebagai penggerak agar para karyawan mau bekerja keras. Bila sasaran dapat dicapai, maka hal ini dapat memotivasi para karyawan yang diberi tugas untuk mencapai sasaran-sasaran tersebut.24
24
Ibid., h. 43.
19
3. Analisis Situasi Sebelum aktivitas pemasaran tertentu dilakukan, para pemasar harus memahami lingkungan yang ada saat ini dimana suatu produk akan dipasarkan. Dalam hal ini, perusahaan harus mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan internalnya dan juga mengidentifikasi peluang dan ancaman dari luar.25 Katika mengkaji kekuatan dan kelemahan internal perusahaan, manajer perusahaan harus memusatkan perhatiannya pada sumber daya perusahaan, seperti biaya produksi, sumber keuangan, citra perusahaan, kemampuan karyawan dan lain sebagainya. Sebagai contoh, kelemahan potensial bagi Pegadaian Syariah adalah kesalahan penaksir dalam melakukan transaksi jaminan emas. Jika sang penaksir terlalu tinggi dalam menaksir harga emas yang dijaminkan, dan barang tersebut tidak ditebus saat jatuh tempo, maka hal ini tentu akan merugikan perusahaan itu sendiri. Sedangkan kekuatan yang potensial adalah prosedur pembiayaan gadai syariah yang sederhana, dengan persyaratan yang mudah dan proses yang cepat. Pada saat menganalisis peluang dan ancaman eksternal, para pemasar harus menganalisis aspek-aspek lingkungan pemasaran. Proses ini disebut sebagai
pemindaian
lingkungan.
Pemindaian
lingkungan
adalah
pengumpulan dan penafsiran informasi mengenai faktor-faktor dan 25
Ibid., h. 44.
20
kejadian-kejadian dalam lingkungan eksternal yang mungkin berpengaruh pada masa depan perusahaan atau implementasi rencana pemasaran.26 Pemindaian lingkungan membantu mengidentifikasi peluang ataupun ancaman pasar dan memberikan arahan dalam mendesain strategi pemasaran. Misalnya, peluang dari Pegadaian Syariah yaitu potensi market yang sangat besar, antara lain karena adanya tradisi masyarakat yang suka menggunakan emas perhiasan. Selain itu, seluruh lapisan masyarakat dapat memanfaatkan produk gadai syariah dari Pegadaian Syariah. Hal ini tentu mendorong pihak Pegadaian Syariah untuk memperluas pangsa pasarnya antara lain dengan mendirikan banyak cabang-cabang pembantu. C. Strategi Pemasaran 1. Pengertian Strategi Pemasaran Strategi dalam kamus Bahasa Indonesia adalah ilmu siasat perang: siasat atau akal untuk mencapai suatu maksud dengan tujuan yang telah direncanakan.27 Istilah strategi berasal dari bahasa Yunani, strategeta (statos: militer, dan ageta: memimpin), artinya seni atau ilmu untuk menjadi seorang jenderal. Konsep ini relevan dengan situasi pada zaman dahulu yang sering diwarnai dengan peperangan, dimana seorang jenderal dibutuhkan untuk memimpin suatu angkatan perang supaya selalu
26 27
Ibid., h. 44. Muhammad Ali, Kamus Lengkap Bahasa Indonesi Modern, (Jakarta: Pustaka Armani, 1996), h. 462.
21
memenangkan peperangan. Strategi juga bisa diartikan sebagai untuk membagi atau menggunakan kekuatan militer dan material-material pada daerah-daerah tertentu untuk mencapai tujuan tertentu.28 Strategi adalah tindakan pengalokasian sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Sebuah strategi menunjukkan adanya arah dan tujuan jangka panjang sebuah organisasi dan cara pencapaiannya serta cara pengalokasian sumber daya. Sedangkan pemasaran adalah sebuah proses sosial dan manajerialnya yang dengannya individu-individu dan kelompok-kelompok memperoleh yang mereka butuhkan dan yang mereka inginkan dengan menciptakan dan saling mempertukarkan produkproduk dan nilai satu sama lain.29 William J. Stanton mendefinisikan pemasaran dalam dua pengertian dasar, yaitu:30 a. Dalam arti kemasyarakatan, pemasaran adalah setiap kegiatan tukarmenukar yang bertujuan untuk memuaskan keinginan manusia. b. Dalam arti bisnis, pemasaran adalah sebuah sistem dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, memberi harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang serta jasa pemuas keinginan pasar.
28
Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran, (Yogyakarta: Andi Press, 2001), ed. ke 5 h. 3. Kotler dan Armstrong, Prinsip-prinsip Pemasaran, h. 5. 30 William J. Stanton, Prinsip-prinsip Pemasaran, (Jakarta: Erlangga, 1994), h. 34.
29
22
Konsep pemasaran berdasarkan definisi dari Philip Kotler dan Armstrong adalah sebuah proses sosial dan manajerialnya yang dengannya individu-individu dan kelompok-kelompok memperoleh yang mereka butuhkan dan yang mereka inginkan dengan menciptakan dan saling mempertukarkan produk-produk dan nilai satu sama lain. Di dalamnya terdapat konsep yang ditawarkan seperti kebutuhan, keinginan dan permintaan, produk-produk, hubungan jaringan pasar dengan pemasar, serta prospeknya.31 Konsep tersebut memperlihatkan bahwa pemasaran merupakan gabungan dari beragam aspek yang saling berkaitan satu sama lain untuk menciptakan suatu aktivitas yang bermanfaat bagi peningkatan nilai penjualan suatu produk atau jasa yang ditawarkan perusahaan. Menurut Kotler, dasar pemikiran pemasaran bermula dari keinginan dan kebutuhan manusia. Kebutuhan manusia adalah ketidakadaan beberapa kepuasan dasar. Keinginan adalah hasrat akan pemuas kebutuhan yang spesifik. Permintaan adalah keinginan akan produk spesifik yang didukung oleh kemampuan dan kesediaan untuk membelinya.32 Konsep pemasaran merupakan kunci untuk mencapai tujuan organisasi yang terdiri dari penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran serta memberikan kepuasan yang diharapkan secara lebih efektif dan efisien
31 32
Kotler dan Armstrong, Prinsip-prinsip Pemasaran, h. 5. Ibid., h. 7 – 8.
23
dibandingkan dengan pesaing lainnya.33 Jadi, strategi pemasaran adalah serangkaian tujuan dan sasaran, kebijakan dan aturan yang memberikan arah kepada usaha-usaha pemasaran perusahaan dari waktu ke waktu untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia melalui proses penciptaan, penawaran, perubahan nilai dan pertukaran produk antara suatu pihak dengan pihak lainnya. 2. Bauran Pemasaran Dunia pemasaran selalu terkait dengan yang dinamakan bauran pemasaran. Bauran pemasaran adalah deskripsi dari suatu kumpulan alatalat yang dapat digunakan oleh manajemen untuk mempengaruhi penjualan.34 Kotler dan Armstrong mendefinisikan bauran pemasaran sebagai perangkat alat pemasaran yang taktis yang dapat dikendalikan, dipadukan oleh perusahaan untuk menghasilkan respon yang diinginkan dalam pasar sasaran. Bauran pemasaran terdiri dari segala sesuatu yang dapat dilakukan perusahaan untuk mempengaruhi permintaan produknya. Kemungkinan yang banyak itu dapat digolongkan menjadi empat golongan yang dikenal sebagai “Empat P”: Product, Price, Place dan Promotion (produk, harga, distribusi dan promosi).35 Empat P dalam bauran pemasaran yaitu:
33
Philip Kotler, Marketing, (Jakarta: Erlangga, 1994), h. 2. Firdaus, dkk, Dasar dan Strategi Pemasaran Syariah, (Jakarta: Renaisan, 2005), h. 22. 35 Kotler dan Armstrong, Dasar-dasar Pemasaran, (Jakarta: PT Indeks, 2003), ed. ke 9 h. 48. 34
24
a. Product (Produk) Menurut Philip Kotler, produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian untuk dibeli, digunakan atau dikonsumsi yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan.36 Dari pengertian ini dapat disimpulkan bahwa produk adalah sesuatu yang memberikan manfaat baik dalam hal memenuhi kebutuhan sehari-hari atau sesuatu yang ingin dimiliki oleh konsumen. Untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan akan produk, maka konsumen harus mengorbankan sesuatu sebagai balas jasanya. Setiap produk yang diluncurkan ke pasar tidak sedikit yang mendapatkan respon negatif. Bahkan kecenderungan untuk mengalami kegagalan jauh lebih besar dibandingkan dengan keberhasilannya. Untuk mengantisipasi agar produk yang diluncurkan berhasil sesuai dengan tujuan yang diharapkan, maka untuk memasarkan sebuah produk diperlukan strategi-strategi tertentu. Khusus yang berkaitan dengan produk, stategi ini dikenal dengan nama strategi produk.37 Dalam
strategi
produk,
yang
mengembangkan suatu produk adalah:
36 37
Kotler dan Armstrong, Prinsip-prinsip Pemasaran, h. 346. Kasmir, Pemasaran Bank, (Jakarta: Kencana, 2004), h. 141.
harus
dilakukan
untuk
25
1)
Pelayanan yang Baik Keberhasilan pemasaran suatu produk sangat ditentukan pula oleh baik buruknya pelayanan yang diberikan oleh suatu perusahaan dalam menawarkan produknya. Pelayanan yang sangat baik tentunya harus dijaga oleh setiap perusahaan agar dapat mempertahankan pelanggannya.
2)
Menciptakan Merek Karena produk memiliki keragaman, maka setiap produk harus memiliki nama. Diusahakan dipilih nama yang mudah dikenal dan diingat.
3)
Menciptakan Kemasan Kemasan merupakan pembungkus suatu produk. Tidak hanya kemasan yang berupa fisik, dalam hal ini kemasan juga dapat diartikan sebagai pemberian jasa atau layanan kepada pembeli dengan baik.38 Di dalam strategi produk, perusahaan harus dapat melihat
produk apa yang lebih dibutuhkan dan diinginkan oleh pembeli sehingga perusahaan dapat memperoleh banyak pembeli.
38
Ibid., h. 141 – 143.
26
b. Price (Harga) Harga adalah jumlah uang yang harus dibayar oleh pelanggan untuk memperoleh suatu produk.39 Tujuan penentuan harga secara umum adalah: 1)
Untuk Mempertahankan Kelangsungan Perusahaan Artinya, dalam kondisi tertentu terutama dalam kondisi persaingan yang tinggi, dalam hal ini perusahaan menentukan harga semurah mungkin dengan maksud produk atau jasa yang dipasarkan laku dipasaran sehingga kelangsungan hidup perusahaan dapat dipertahankan.
2)
Untuk Memaksimalkan Laba Penetuan harga ini dilakukan dengan mengharapkan penjualan yang meningkat sehingga laba dapat ditingkatkan. Penentuan harga biasanya dapat dilakukan dengan harga murah atau tinggi.
3)
Untuk Memperbesar Market Share Penetuan harga ini dilakukan dengan menetapkan harga yang murah, sehingga jumlah pelanggan diharapkan meningkat dan diharapkan pula pelanggan pesaing beralih ke produk yang ditawarkan.
39
Kotler dan Armstrong, Prinsip-prinsip Pemasaran, h. 48.
27
4)
Mutu Produk Tujuannya adalah untuk memberikan kesan bahwa produk atau jasa yang ditawarkan memiliki kualitas yang tinggi dan biasanya ditentukan dengan harga diatas pasaran.
c. Place (Distribusi) Distribusi termasuk aktivitas perusahaan untuk membuat produk tersedia bagi konsumen sasaran. Setiap perusahaan harus memiliki pandangan saluran distribusi secara keseluruhan terhadap masalah distribusi dari produknya hingga ke pemakai akhir. Dalam usaha untuk mencapai tujuan dan sasaran perusahaan di bidang pemasaran, setiap perusahaan melakukan kegiatan penyaluran. Penyaluran merupakan kegiatan penyampaian produk sampai ke tangan konsumen pada waktu yang tepat. Dalam
kegiatan
distribusinya,
perusahaan
harus
memperhatikan, pertama, kantor pusat pemasaran, yaitu departemen pengirimannya atau divisi yang membuat keputusan mengenai saluran distribusi. Kedua, mengenai jenis-jenis perantaranya, yaitu dalam hal ini adalah kantor cabang. Letak kantor-kantor cabang yang mudah dijangkau oleh masyarakat dapat mempermudah pendistribusian produk yang ditawarkan kepada nasabah.40
40
Philip Kotler, Manajemen Pemasaran (Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian), (Jakarta: Lembaga FEUI, 1993), ed. ke 7 h. 181.
28
Dalam strategi distribusi, tempat yang mudah dijangkau oleh pelanggan merupakan hal yang penting karena dapat menghemat waktu dan biaya dalam menjangkau kantor atau perusahaan yang menawarkan suatu produk yang dibutuhkan nasabah. d. Promotion (Promosi) Promosi merupakan kegiatan bauran pemasaran yang terakhir. Promosi berarti aktivitas yang mengomunikasikan keunggulan produk dan membujuk pelanggan sasaran untuk membelinya.41 Dalam kegiatan ini, setiap perusahaan berhak untuk mempromosikan seluruh produk dan jasa yang dimilikinya, baik langsung maupun tidak langsung. Secara garis besar, ada tiga macam sarana promosi yang dapat digunakan oleh perusahaan, yaitu:42 1)
Peiklanan (Advertising) Merupakan promosi yang dilakukan dalam bentuk tayangan atau gambar-gambar atau kata-kata yang tertuang dalam spanduk, brosur, koran, majalah, televisi atau radio.
2)
Publisitas Merupakan promosi yang dilakukan untuk meningkatkan citra perusahaan di depan para calon pelanggan atau pelanggannya
41 42
Kotler dan Armstrong, Dasar-dasar Pemasaran, h. 49. Firdaus, dkk, Dasar dan Strategi Pemasaran Syariah, h. 27.
29
melalui kegiatan sponsorship terhadap suatu kegiatan amal atau sosial. 3)
Penjualan Pribadi Merupakan promosi yang dilakukan melalui pribadi-pribadi karyawan setempat dalam melayani nasabah. Strategi promosi adalah sesuatu yang dapat memperkenalkan
atau mensosialisasikan produk yang ditawarkan suatu perusahaan melalui
berbagai
macam
media
atau
cara.
Tetapi
dalam
mempromosikan suatu harus mengedepankan kejujuran dan menjauhi unsur penipuan. Tabel 2.1 Bauran Pemasaran
Bauran Pemasaran
Tujuan
Produk
Memenuhi kebutuhan keinginan konsumen
Penentuan Harga
Strategi
dan Menciptakan merek Menciptakan kemasan Memberikan pelayanan yang memuaskan Untuk mempertahankan Menetapkan harga kelangsungan perusahaan dengan harga murah atau di bawah pasar Untuk memaksimalkan (untuk mempertahankan laba kelangsungan Untuk memperbesar perusahaan, market share memperbesar market Agar mutu produk terlihat share) berkualitas harga Untuk mendapatkan harga Menetapkan dengan harga tinggi atau yang bersaing di pasaran
30
Distribusi
Promosi
di atas harga pasar (untuk memaksimalkan laba atau agar mutu produk terlihat berkualitas) Menetapkan harga sesuai dengan harga pasar agar memiliki harga yang bersaing Agar produk dapat tersedia Memiliki jenis-jenis bagi konsumen sasaran perantara (tempat/kantor cabang) agar mudah dijangkau oleh masyarakat (tempat yang strategis) Mengkomunikasikan Biasanya dilakukan karakteristik dan keunggulan melalui periklanan, produk dan membujuk publisitas dan penjualan konsumen untuk membelinya pribadi
3. Segmenting, Targeting dan Positioning a. Segmentasi Pasar (Segmenting) Segmentasi pasar adalah membagi pasar menjadi kelompok pembeli yang terbedakan dengan kebutuhan, karakteristik atau tingkah laku yang berbeda yang mungkin membutuhkan produk atau bauran pemasaran yang terpisah. 43 Variabel utama yang mungkin digunakan dalam segmentasi pasar adalah:44 Segmentasi Geografik, yaitu membagi pasar menjadi beberapa unit secara geografik atau membagi pasar berdasarkan wilayah tertentu,seperti negara, kota, kabupaten, kecamatan atau 43 44
Kotler dan Armstrong, Dasar-dasar Pemasaran, h. 54. Kasmir, Pemasaran Bank, h. 115 – 116.
31
lainnya. Segmentasi Demografik, yaitu membagi pasar berdasarkan kependudukan secara umum seperti umur, jenis kelamin, pendapatanm pekerjaan, agama, ras dan kebudayaan. Segmentasi Psikografik, yaitu membagi pasar menjadi kelompok yang berbeda berdasarkan pada karakteristik kelas sosial, gaya hidup atau kepribadian. Segmentasi Tingkah Laku, yaitu mengelompokkan pembeli berdasarkan pada pengetahuan, sikap atau reaksi mereka terhadap suatu produk. Segmentasi Manfaat, yaitu membagi pasar menjadi kelompok menurut beraneka manfaat berbeda yang dicari konsumen dari produk. Segmentasi pasar perlu dilakukan oleh suatu perusahaan karena di dalam suatu pasar terdapat banyak pembeli yang berbeda kebutuhan dan keinginannya. Jadi, segmentasi pasar pada perusahaan dibuat untuk mengungkap peluang segmen pasar sebuah perusahaan, sehingga perusahaan dapat mengetahui segmen pasar mana yang paling efektif. b. Targetting Setelah perusahaan selesai melakukan segmentasi pasar, maka langkah selanjutnya adalah menentukan pasar sasaran. Menentukan pasar sasaran artinya mengevaluasi setiap segmen kemudian memilih salah satu dari segmen pasar atau lebih untuk dilayani.45 Kegiatan
45
Ibid., h. 118 – 119.
32
menetapkan pasar sasaran adalah:46 Pertama, evaluasi segmen pasar, meliputi: ukuran dan pertumbuhan segmen seperti data tetntang usia nasabah, pendapatan, jenis kelamin, atau gaya hidup dari setiap segmen.
Kedua,
memilih
segmen.
Memilih
segmen
adalah
menentukan satu atau lebih segmen yang memiliki nilai tinggi bagi perusahaan kemudian menentukan segmen mana dan berapa banyak yang dapat dilayani. Pemilihan segmen dapat dilakukan dengan cara membagi pemasaran menjadi: 1)
Pemasaran Tanpa Pembedaan Yakni, melayani semua pasar dalam arti tidak ada perbedaan. Pemasaran jenis ini biasanya digunakan untuk produk yang sifatnya massal seperti tabungan untuk semua orang, baik usia, pendapatan, maupun wilayah.
2)
Pemasaran Dengan Pembedaan Yakni,
pemasaran
yang
dimana
sebuah
perusahaan
memutuskan untuk memilih beberapa segmen pasar dan merancang barang yang berbeda untuk masing-masing segmen. Contohnya, P&G memperoleh pangsa pasar total yang lebih tinggi dengan sebelas merek deterjen pencuci pakaian dibandingkan dengan hanya satu merek deterjen saja.47
46 47
Ibid., h. 119. Kotler dan Armstrong, Dasar-dasar Pemasaran, h. 252.
33
3)
Pemasaran Terkonsentrasi Strategi
pemilihan
pasar
dimana
sebuah
perusahaan
memutuskan untuk mencari pangsa pasar dalam satu atau beberapa sub pasar. Pemasaran terkonsentrasi biasanya khusus untuk pasar yang terbatas. Contohnya, produk Nokia 8800 Saphire Art atau jam tangan Rolex yang ditujukan untuk kalangan atas. c. Menentukan Posisi Pasar (Positioning) Menentukan posisi pasar yaitu menentukan posisi yang kompetitif untuk produk atas suatu pasar. Pasar atau jasa yang diposisikan pada posisi yang diinginkan oleh pelanggan sehingga dapat menarik minat pelanggan untuk membeli produk atau jasa yang ditawarkan. Kegiatan ini dilakukan setelah menentukan segmen mana yang akan dimasuki dengan cara menentukan di posisi mana yang ingin ditempati dalam segmen tersebut.48 Memilih dan melaksanakan strategi penentuan posisi pasar perlu dilakukan dengan berbagai tahap agar hasil yang diharapkan optimal. Tahapan dalam memilih dan melaksanakan strategi penentuan posisi pasar adalah sebagai berikut:
48
Kasmir, Pemasaran Bank, h. 121.
34
Pertama, identifikasi keunggulan kompetitif. Di dalam suatu produk terdapat berbagai keunggulan jika dibandingkan dengan produk
pesaing.
mengidentifikasikan
Manajemen
perusahaan
keunggulan
tersebut
harus sedetail
mampu mungkin.
Identifikasi keunggulan kompetitif yang mungkin memberikan nilai terbesar dengan cara mengadakan perbedaan, yaitu:49 1)
Diferensiasi Produk Sebuah perusahaan dapat mendeferensiasikan produk secara spesifik. Contohnya, beberapa perusahaan menawarkan produk dengan standar tinggi yang sulit untuk ditiru perusahaan lain.
2)
Diferensiasi Jasa Beberapa perusahaan memperoleh keunggulan bersaing lewat penyerahan yang cepat, nyaman atau cermat. Contohnya, Pegadaian Syariah telah membuka cabang di dalam Mall Ciledug, dengan waktu pelayanan pada hari Sabtu, Minggu dan di sore hari pada waktu kerja, sehingga dapat lebih mempermudah nasabah.
3)
Diferensiasi Personil Perusahaan dapat meraih keunggulan yang sangat bersaing lewat memperkerjakan dan melatih orang yang lebih baik dari pada yang bekerja di perusahaan bersaing. Contohnya,
49
Kotler dan Armstrong, Dasar-dasar Pemasaran, h. 256.
35
Singapore Airlines menikmati reputasi yang luar biasa karena keramahan pramugari dan pramugaranya. 4)
Diferensiasi Citra Ketika pesaing menawarkan produk yang serupa, pembeli mungkin
menganggap
berbeda
berdasarkan
pada
citra
perusahaan atau merek. Kedua, memilih keunggulan kompetitif yang tepat. Setelah melakukan identifikasi keunggulan-keunggulan yang kompetitif, langkah selanjutnya adalah dipilih yang memberikan keunggulan lebih dari yang lain. Kemudian, perbedaan mana yang dipromosikan. Suatu perbedaan akan bernilai jika memenuhi kriteria seperti misalnya seberapa besar penting perbedaan tersebut, terjangkau harganya dan lain sebagainya.50 Ketiga, menjalankan posisi yang dipilih. Posisi pasar yang telah dipilih, sebaiknya segera dijalankan dan dikomunikasikan ke berbagai pihak yang terkait dengan posisi yang dipilih. Dalam menentukan posisi pasar, mengidentifikasi keunggulan produk yang dimiliki merupakan langkah awal dalam menentukan posisi pasar dengan menggunakan diferensiasi produk, jasa, personil dan citra. Langkah selanjutnya adalah memilih keunggulan kompetitif yang tepat dengan pertimbangan berapa banyak perbedaan yang 50
Ibid., h. 259.
36
dipromosikan atau perbedaan mana yang dipromosikan. Dan langkah terakhir dalam penetuan posisi pasar adalah menjalankan posisi yang dipilih. Tabel 2.2 Segmenting, Targeting, Positioning Strategi Pemasaran
Jenis Kegiatan
Segmenting
Segmentasi geografik (membagi pasar berdasarkan luas wilayah) Segmentasi demografik (membagi pasar berdasarkan kependudukan (umur, jenis kelamin, agama dll)) Segmentasi psikografik (membagi pasar berdasarkan kelas sosial) Mengevaluasi segmen pasar Memilih segmen Identifikasi keunggulan kompetitif Memilih keunggulan kompetitif
Targeting Positioning
D. Konsep Dinar 1. Pengertian Dinar Dinar adalah koin yang terbuat dari emas, yang merupakan logam yang bersifat lunak dan mudah ditempa. Sedangkan dirham adalah koin yang terbuat dari perak yang memiliki karekteristik seperti emas, yaitu mudah dilebur dan ditempa kembali.51 Dinar dan dirham merupakan merupakan alat tukar yang telah dipergunakan sejak awal Islam, baik untuk kegiatan muamalah maupun 51
M. Luthfi Hamidi, Gold Dinar (Sistem Moneter Global yang Stabil dan Berkeadilan), (Jakarta: Senayan Abadi Publishing, 2007), h. 81.
37
ibadah seperti zakat, sampai jatuhnya kekhalifahan Utsmaniyah. Pada awalnya, umat muslim menggunakan uang emas dan perak berdasarkan standar berat dinar dan dirham yang digunakan oleh bangsa Romawi dan Persia. Namun kemudian, standar tersebut diganti oleh khalifah Umar Bin Khathab. Khusus pada masa khalifah Utsman Bin Affan, ketika itu kaum muslim menggunakan emas dan perak yang mirip dengan cetakan bangsa Persia. Hanya saja, ada sedikit modifikasi dengan mencantumkan kaligrafi Arab di pinggir lingkaran koinnya. Berdasarkan ketetapan yang diputuskan oleh Umar Bin Khathab, standar hubungan berat antara uang emas dan perak yaitu tujuh dinar sama dengan berat sepuluh dirham. Berat satu dinar sama dengan satu mitsqal atau kurang lebih setara dengan 72 butir gandum ukuran sedang yang dipotong kedua ujungnya. Jika dikonversi dengan timbangan gram, maka dinar emas memiliki berat 4,25 gram dengan kadar 22 karat emas. Sedangkan dirham perak memiliki kadar perak murni dengan berat 2,975 gram atau biasa dibulatkan menjadi tiga gram.52
52
Muhaimin Iqbal, Mengembalikan Kemakmuran Islam dengan Dinar dan Dirham, (Jakarta: Spiritual Learning Centre – Dinar Club, 2007), h. 19.
38
2. Sejarah Singkat Dinar dan Dirham Emas dan perak telah dipergunakan sebagai alat tukar ketika manusia menemukan uang sebagai ukuran harga suatu barang dan jasa. Penemuan ini bukan tidak melalui proses, tetapi penemuan besar ini merupakan sebuah isyarat bahwa banyak kekurangan yang terjadi ketika pertukaran komoditi dan jasa dilakukan dengan sistem barter.53 Menurut Ahmad Hasan, kekurangan-kekurangan yang ada pada sistem barter adalah sebagai berikut:54 a. Kesulitan Dalam Mewujudkan Kesepakatan Mutual Sulitnya mencari keinginan yang sesuai antara orang yang melakukan transaksi menjadi salah satu kekurangan dari sistem barter. Misalnya, seorang pemilik buah pepaya membutuhkan beras. Maka, pemilik buah pepaya tersebut harus mencari pemilik beras untuk memenuhi kebutuhannya. Namun dalam hal ini, pemilik beras belum tentu membutuhkan pepaya. Bisa jadi, malah membutuhkan komoditi yang lain. b. Perbedaan ukuran komoditi dan jasa dan barang-barang yang tidak dapat dibagi atau dipecah. Orang yang memiliki sebuah televisi membutuhkan sehelai pakaian. Namun, ukuran televisi tidak sama
53
Barter adalah pertukaran barang dengan barang, atau barang dengan jasa secara langsung tanpa menggunakan uang sebagai perantara dalam proses pertukaran komoditi dan jasa tersebut 54 Ahmad Hasan, Mata Uang Islami (Telaah Komprehensif Sistem Keuangan Islam), (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2005), h. 25.
39
dengan sehelai pakaian, dan tidak mungkin juga televisi tersebut dibagi-bagi. c. Kesulitan Mengukur Standar Harga Barang dan Jasa Dalam sistem barter, sangat sulit untuk mengetahui ukuran barang dan jasa ketika ditukarkan dengan barang dan jasa lainnya. Misalnya, di sebuah pasar terdapat barang-barang seperti: tepung terigu, minyak goreng, beras dan lain-lain. Berapa banyak ukuran minyak goreng untuk ditukarkan dengan beras atau berapa banyak ukuran tepung terigu untuk ditukarkan dengan minyak goreng, sulit diketahui. Emas dan perak telah dipergunakan sebagai alat tukar oleh berbagai bangsa, seperti bangsa Lydia, Yunani,
Romawi, Persia
hingga
pemerintahan Islam. a. Bangsa Lydia Bangsa Lydia bermukim di Asia Kecil. Bangsa ini adalah bangsa kerajaan kecil yang didirikan oleh Gyges yang kemudian terjadi pewarisan tahta hingga akhirnya tunduk dan jatuh di pangkuan Persia. Menurut sejarah bangsa ini, uang pertama kali muncul di tangan para pedagang yang merasa kesulitan dalam bertransaksi. Akhirnya, pada mas Croessus (570 – 546 SM), negaralah yang berkepentingan dalam mencetak mata uang.55
55
Ibid, hal 28
40
b. Bangsa Yunani Pada awalnya, bangsa Yunani menggunakan koin-koin perunggu sebagai alat tukar, juga emas dan perak yang masih berupa batangan (belum dicetak), hingga terjadi pencetakan emas pada tahun 406 SM dengan mengukir bentuk berhala mereka atau pemimpin, dan juga negeri-negeri mereka. Adapun mata uang utama mereka adalah Drachma, yaitu uang yang terbuat dari perak. c. Bangsa Romawi Sebelum abad ke 3 SM, bangsa Romawi menggunakan mata uang yang terbuat dari perunggu yang disebut aes. Selain itu, mereka juga menggunakan mata uang dari tembaga. Menurut sejarah Romawi, orang yang pertama kali mencetak mata uang tersebut adalah Servius Tullius pada tahun 269 SM. Kemudian mereka mencetak Denarrius yang terbuat dari emas, dan dijadikan sebagai matu uang utama bangsa Romawi. Pada mata uang tersebut, diberikan ukiran-ukiran Tuhan dan pahlawan-pahlawan mereka hingga pada masa Julius Caesar mencetak gambar dirinya di atas mata uang tersebut. Mata uang ini terus berkembang sesuai dengan kepentingan politik yang berkuasa dan bahkan nilainya pun ikut berubah hingga pada akhirnya perputaran ekonomi masyarakat menjadi kacau balau dan pedagang tidak mau lagi menerima mata uang tersebut.
41
d. Bangsa Persia Seperti yang dipaparkan di atas bahwa bangsa Persia pernah menaklukkan bangsa Lydia, maka pencetakan uang bangsa Lydia mengadopsi proses pencetakan uang bangsa Lydia. Mata uang yang beredar di bangsa ini adalah mata uang yang terbuat dari emas dan perak murni berbentuk persegi. Kemudian, mata uang tersebut dimodifikasi menjadi bundar dengan berbagai macam ukiran. Pada masa sebelum Islam, bangsa Arab Hijaz masa Jahiliyah tidak memiliki mata uang mereka sendiri. Mereka menggunakan mata uang yang diperoleh dari perjalanan mereka berdagang ke negeri Syam dan Yaman. Mata uang yang dipergunakan adalah mata uang dinar emas Hercules, Byzantium dan dirham perak dinasti Sasanid dari Iraq dan juga sebagian mata uang bangsa Himyar, Yaman. Ketika itu emas dan perak tidak diperjualbelikan dan tidak diterima kecuali sebagai emas dan perak yang tidak ditempa. Hal ini terjadi karena beragam bentuk dan ukuran juga penipuan atas mata uang emas dan perak yang beredarketika itu, seperti nilai yang tertera melebihi nilai yang sebenarnya. Namun, ketika Nabi Muhammad SAW diutus sebagai rasul, umat Islam kemudian memiliki mata uang resminya. Rasulullah memang tidak banyak melakukan perubahan terhadap penggunaan
42
mata uang dikarenakan kesibukannya dalam memperkuat tiang-tiang agama56. Begitu pula pada masa pemerintahan khalifah Abu Bakar. Beliau hanya meneruskan apa yang telah menjadi ketetapan pada masa Rasulullah SAW. Pada masa Umar Bin Khathab, mata uang yang ditetapkan Rasulullah SAW dimodifikasi dengan menambah ukiran kalimat tauhid dan kalimat Muhammad Rasulullah selain juga meresmikan standar hubungan berat antara dinar dengan dirham. Sedangkan pada masa Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib, hanya ada penambahan pada penulisan tanggal pembuatannya. Sesudah masa khulafaurrasyidin, pencetakan uang pada masa Dinasti Umayyah masih meneruskan pencetakan mata uang. Baru ketika dinasti tersebut dipimpin oleh Abdul Malik bin Marwan pada tahun 76 H, beliau membuat mata uang model Islam tersendiri lepas dari ciri khas Byzantium dan Persia. Hal ini dilakukan atas berbagai pertimbangan
politik
dan
ekonomi,
hingga
masa
tampuk
kepemimpinan dipegang oleh dinasti Abbasiyyah. Pencetakan dinar dan dirham di awal masa pemerintahan ini, masih mengikuti model dinasti Umayyah. Pada masa dinasti Abbsiyyah ini, banyak terjadi pengurangan berat atas dinar dan dirham. Juga terjadi pencampuran dengan logam lain dalam 56
Ibid., h. 32.
43
pembuatannya, hingga akhirnya banyak penipuan atas mata uang yang beredar. Keadaan ini sempat diperbaiki pada masa pemerintahan Ahmad bin Thulun dengan melakukan pengawasan yang ketat sehingga ukuran dan kadar mata uang tersebut kembali seperti semula. Pada masa dinasti Fathimiyah, dinar dan dirham memiliki campuran sangat banyak dengan logam lain sehingga standar yang ada tidak berlaku.57 Selain dinar dan dirham, dikenal juga mata uang fulus, yaitu mata uang yang terbuat dari tembaga. Mata uang ini tersebar pada masa pemerintahan dinasti Mamluk, bahkan menjadi mata uang utama. Dirham yang beredar pun adalah dirham campuran, karena pada masa itu, bahan baku perak tidak mencukupi untuk pencetakan mata uang. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya konsumsi perak untuk pembuatan pelana dan bejana.58 Dan nilai dirham campuran pun menjadi sama nilainya dengan nilai dirham perak murni. Pada tahun 1839 tepatnya pada masa dinasti Ottoman, diterbutkan mata uang baru dalam bentuk kertas bank note yang diberi nama Gaima. Akan tetapi nilainya terus merosot dan hingga pada akhirnya, Turki memberlakukan penggunaan uang kertas dan membatalkan transaksi dengan dinar dan dirham.
57 58
Ibid., h. 38. Ibid., h. 39.
44
Setelah runtuhnya penggunaan dinar sebagai alat bertransaksi dan digantikan oleh uang kertas dalam jangka waktu yang sangat lama, dinar tampaknya ingin dibangkitkan kembali seperti ke zaman keemasannya dulu. Pada tanggal 18 Agustus 1991, untuk pertama kalinya pencetakan kembali dinar dilakukan di kota bersejarah umat Islam khususnya di Eropa, yakni Granada, Spanyol. Di Indonesia, dinar telah kembali dicetak oleh Persada Nusantara pada tahun 2000, kemudian PT. Aneka Tambang Tbk sebuah Badan Usaha Milik Negara juga telah memproduksi logam mulia ini. Di masa kini, penggunaan dinar sendiri lebih ditujukan sebagai instrumen investasi dari pada untuk bertransaksi. Secara fisik, dinar yang kini mulai kembali diedarkan, mengikuti standar yang telah ditentukan sejak zaman khulafaur rasyidin, yang pembakuannya di abad 21 ini dilakukan oleh WITO (World Islamic Trading Organization) yakni emas yang memiliki kadar 22 karat dan mempunyai berat sebesar 4,25 gram. 3. Keunggulan dan Kelemahan Dinar Sebagai suatu komoditi, dinar memiliki keunggulan dan kelemahan. Keunggulan dinar antara lain:59 a. Dinar merupakan logam yang dapat dilebur dan dicetak kembali tanpa mengurangi berat dan nilainya. 59
Ibid., h. 71.
45
b. Emas adalah logam yang relatif jarang dan ini mendorong peningkatan kekuatan nilai tukarnya. Hal ini dapat dilihat dari sepotong kecil emas yang dapat ditukarkan dengan bermacam-macam komoditi yang diinginkan. Artinya, emas akan selalu berharga dan memberikan nilai meski terpotong-potong kecil. c. Nilai tukar emas yang relatif tetap karena sedikit sekali produksi atas emas dibandingkan dengan jumlah yang tersedia dan harga penukaran yang stabil di berbagai negara. Karena nilai tukar yang berstandar internasional dan tidak seperti mata uang kertas yang memiliki perbedaan nilai tukar yang mencolok. Intinya, emas tidak mengenal batas wilayah dan waktu. d. Kesamaan nilai dalam ukuran dan timbangannya. Ini merupakan sesuatu yang adil ketimbang mata uang kertas yang nilai nominalnya sangat jauh berbeda dengan nilai intrinsiknya. e. Alat tukar yang tepat. Dengan nilai dinar yang stabil dan memiliki standar yang sama, dinar akan memberikan kemudahan dan kelebihan bagi
masyarakat
untuk
melakukan
transaksi
domestik
dan
internasional. Tidak ada perbedaan antara seekor kambing yang berharga satu dinar di Suriah dengan seekor kambing di Indonesia yang seharga satu dinar, karena dinar kedua negara tersebut memiliki nilai yang sama.
46
Adapun kelemahan dari dinar adalah sebagai berikut: a. Tidak praktis dalam transaksi, penyimpanan dan penggunaan seharihari (tidak mudah dibawa karena bobot atau beban yang cukup berat jika membawa dalam jumlah banyak). b. Risiko membawa dalam jumlah besar banyak sangat besar. c. Biaya penerbitan lebih besar bila dibandingkan dengan uang kertas. 4. Tingkat Harga Emas Berikut ini merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat harga emas yaitu:60 a. Harga Minyak Bumi Jika harga minyak bumi terus merangkak naik, ekonomi dunia akan mengalami guncangan dan inflasi akan terus naik. Para investor dunia pun akan beralih dari instrument investasi lain ke emas yang merupakan salah satu instrument yang tidak terpengaruh dengan efek inflasi. b. Situasi Geopolitik Ketegangan masih terus memanaskan geopolitik di Timur Tengah, yang merupakan kawasan produsen minyak bumi terbesar di dunia. Ancaman serupa juga datang dari Korea Utara. Negara ini terus ngotot melanjutkan uji coba nuklirnya, meskipun mendapatkan tentangan
60
Mohamad Ihsan Palaloi, dkk, Kemilau Investasi Emas, (Jakarta: Science Research Foundation, 2006), h. 194 – 197.
47
keras dari banyak Negara, khusunya Amerika Serikat dan China. Di tengah situasi geopolitik yang bergejolak, dan adanya ancaman perang, investor biasanya akan mencari aman dengan berinvestasi emas. Sebagai catatan, ketika terjadinya serangan di WTC New York, bursa-bursa saham mengalami kerontokan dan terjadi kepanikan. Ketika itu pula, harga emas meningkat. Pada saat kita mengalami krisis yang hebat pada tahun 1998, harga emas juga meningkat dengan tajam. c. Naiknya Konsumsi Emas Sesuai dengan hukum permintaan, jika semakin tinggi permintaan terhadap emas, maka akan semakin tinggi pula harga yang mungkin terjadi. Demikian pula sebaliknya, jika semakin rendah permintaan terhadap emas, maka harga yang terjadi akan semakin rendah. d. Pasokan Emas Dunia Naiknya permintaan emas yang tidak diimbangi dengan kenaikan pasokan emas dunia, maka harganya akan cenderung meningkat. Hal ini merupakan salah satu faktor naiknya harga emas.
48
BAB III GAMBARAN UMUM WAKALA AL WAQIF
A. Sejarah Berdirinya Wakala Al Waqif Wakala Al Waqif merupakan unit usaha dari Tabung Wakaf Indonesia. Wakala Al Waqif sendiri berdomisili di Komplek Perkantoran Margaguna No. 11, Jl. Radio Dalam Raya, kel. Gandaria Utara, Jakarta Selatan. Lokasi keberadaan Wakala Al Waqif berada satu gedung dengan Tabung Wakaf Indonesia. Wakala Al Waqif berdiri pada tanggal 16 Juli 2008. Wakala Al Waqif sendiri merupakan salah satu distributor Wakala Induk Nusantara di dalam memasarkan koin dinar dan dirham. Dengan kata lain, Wakala Al Waqif merupakan bagian/cabang dari Wakala Induk Nusantara. Alasan Tabung Wakaf Indonesia perlu membuka wakala dikarenakan sistem wakalah adalah salah satu infrastrukutur mendasar dalam ekonomi Islam. Wakalah telah menancapkan dasar-dasar yang kuat bagi ekonomi Islam, yang sudah terbukti memberikan kesejahteraan bagi banyak orang. Alasan lainnya yaitu ingin menjadikan dinar dan dirham sebagai ladang dakwah, dan juga menjadikannya sebagai investasi yang adil dan tidak mudah tergerus oleh inflasi.
49
B. Visi dan Misi Wakala Al Waqif Visi Wakala al Waqif adalah menegakkan rukun zakat dan muamalah. Sedangkan misinya yaitu mengeluarkan koin dinar dan dirham, sebagaimana yang dinyatakan dalam fiqh bahwa nisbah penarikan dan pembayaran zakat mal hanya sah dilakukan dengan menggunakan dinar dan dirham. C. Struktur Organisasi Wakala Al Waqif Adapun struktur organisasi pada Wakala Al Waqif adalah sebagai berikut: Ketua
: Ir. Zaim Zaidi
Bagian Keuangan
: Mariana Ulfah
Marketing
: Mariana Ulfah
Staff Pembantu
: Agung Dolli S
D. Produk-produk Wakala Al Waqif 1. Dinar Dinar merupakan produk utama dari Wakala Al Waqif. Wakala al Waqif mempunyai bentuk-bentuk koin Dinar sebagai berikut: a.
1
/2 Dinar
Yaitu koin dinar yang mempunyai berat 2,125 gram dengan kadar 22 karat atau setara dengan 91,7 % kadar emas yang memiliki diameter sebesar 20 mm. Penerbitan koin 1/2 Dinar ini, sebenarnya ditujukan kepada orang-orang yang ingin membeli Dinar dan berinvestasi melalui Dinar tetapi tidak mempunyai dana yang cukup. Dengan adanya koin 1/2 Dinar ini, maka diharapkan bagi mereka yang tidak
50
mempunyai dana yang mencukupi, dapat membeli dan berinvestasi sekaligus bertransaksi melalui koin 1/2 Dinar ini karena harganya yang sudah lebih terjangkau dari koin Dinar biasanya. b. 1 Dinar Yaitu koin Dinar yang mempunyai berat 4,250 gram dengan kadar 22 karat atau setara dengan 91,7 % kadar emas yang memiliki diameter sebesar 23 mm. Inilah koin Dinar yang sesuai dengan ketetapan pada masa Khalifah Umar Bin Khattab. Pada masa Umar bin Khattab, telah ditetapkan standar berat antara Dinar dengan Dirham yaitu tujuh berat Dinar harus setara dengan sepuluh berat Dirham. Standar ini kemudian dibakukan oleh World Islamic Trading Organization (WITO) di masa modern ini. Karena standar resminya itu, koin Dinar jenis ini merupakan koin Dinar yang paling sering diincar dan dibeli oleh para pelanggan Wakala al Waqif. c. 2 Dinar Yaitu koin Dinar yang mempunyai berat 8,500 gram dengan kadar 22 karat atau setara dengan 91,7 % kadar emas yang memiliki diameter sebesar 26 mm. 2 Dinar merupakan pecahan koin Dinar terbesar yang dimiliki oleh Wakala al Waqif. Kemunculan 2 Dinar ini merupakan jawaban atas para pemburu koin Dinar yang ingin membeli Dinar tanpa mengeluarkan biaya ongkos cetak Dinar yang lebih mahal
51
ketimbang biasanya. Dengan kata lain, berinvestasi melalui 2 Dinar menjadi lebih efisien dan efektif. 2. Dirham Pada koin Dirham, produk yang dijual lebih variatif daripada produk Dinar. Hal ini disebabkan tujuan penggunaan produk Dirham lebih ditujukan sebagai alat transaksi ketimbang untuk diinvestasikan. Adapun bentuk-bentuk koin Dirham yang dimiliki Wakala al Waqif adalah sebagai berikut: a.
1
/6 Dirham
Yaitu koin Dirham yang memiliki berat 0,496 gram dengan kadar perak murni sebesar 99,95 % yang mempunyai diameter 15 mm. 1/6 Dirham merupakan pecahan koin Diham terkecil yang dimiliki oleh Wakala al Waqif. Koin Dirham ini baru mulai ada sejak awal Maret 2010. Ukurannya yang kecil serta beratnya yang sangat ringan, membuatnya mudah dibawa kemana-mana seperti dimasukkan ke dalam saku atau dompet. Keberadaan koin Dirham ini memang ditujukan untuk transaksi-transaksi yang dilakukan dalam jumlah yang tidak terlalu besar. Karena itu, di dalam setiap penjualannya, tidak diikutsertakan sertifikat seperti biasanya agar lebih mudah dalam bertransaksi.
52
b.
1
/2 Dirham
Yaitu koin Dirham yang memiliki berat 1,4875 gram dengan kadar perak murni sebesar 99,95 % yang mempunyai diameter 18 mm. sama halnya dengan 1/6 Dirham, 1/2 Dirham ini juga baru mulai ada sejak awal Maret 2010. Kegunaannya pun hampir sama dengan 1/6 Dirham, yakni sering digunakan untuk transaksi-transaksi yang relatif kecil. c. 1 Dirham Yaitu koin Dirham yang memiliki berat 2,975 gram dengan kadar perak murni sebesar 99,95 % yang mempunyai diameter 25 mm. Koin 1 Dirham ini adalah koin dirham yang telah sesuai dengan standar World Islamic Trading Organization (WITO) baik berat, kadar maupun ukurannya. Tidak heran jika koin jenis ini merupakan koin Dirham yang paling laris diantara koin-koin Dirham lainnya. d. 2 Dirham Yaitu koin Dirham yang memiliki berat 5,950 gram dengan kadar perak murni sebesar 99,95 % yang mempunyai diameter 26 mm. Sama halnya dengan koin 2 Dinar, produk ini hadir di tengah-tengah masyarakat untuk mengurangi besarnya biaya ongkos cetak koin Dirham yang harus dikeluarkan oleh para pembeli. Meskipun harganya hampir dua kali lipat koin 1 Dirham, namun tingkat penjualannya cukup lumayan.
53
e. 5 Dirham Yaitu koin Dirham yang memiliki berat 14,875 gram dengan kadar perak murni sebesar 99,95 % yang mempunyai diameter 27 mm. Koin 5 Dirham ini merupakan pecahan koin dirham terbesar yang dimiliki oleh Wakala al Waqif. Hampir sama dengan penerbitan koin 2 Dinar dan 2 Dirham, koin 5 Dirham ini dimaksudkan untuk mengurangi biaya ongkos cetak yang harus dikeluarkan oleh pembeli sekaligus mempermudah para pembeli yang ingin membeli koin Dirham dalam jumlah banyak. E. Mekanisme Operasional Produk Dinar Wakala al Waqif Wakala al Waqif, yang masih satu gedung dengan Tabung Wakaf Indonesia
ini,
menggunakan
akad
murabahah
di
dalam
kegiatan
operasionalnya sehari-harinya yakni menjalankan perannya sebagai penyalur dinar kepada masyarakat. Harga jual dinar itu sendiri disesuaikan mengikuti harga emas internasional. Untuk pembelian dinar secara perorangan, Wakala al Waqif tidak mengharuskan konsumen menyiapkan persyaratan-persyaratan tertentu. Cukup dengan datang langsung ke kantor Wakala al Waqif di Jl. Radio Dalam Raya, kel. Gandaria Utara, Jakarta Selatan atau memesan melalui telepon (jumlah minimal yang harus dipesan adalah dua dinar) dan meyediakan uang pembayaran, maka pembeli bisa langsung mendapatkan dinar yang diinginkannya, keculai pada kondisi tertentu. Dengan kata lain, jika jenis dinar
54
yang diinginkannya sedang kosong, maka sang pembeli harus bersabar beberapa hari terlebih dahulu untuk mendapatkan jenis dinar yang diinginkannya. Sama halnya dengan pembelian yang dilakukan secara bersama-sama atau atas nama instansi tertentu, yang tidak memerlukan persyaratan-persyaratan khusus. Prosedurnya, para pembeli tersebut cukup menunjuk salah seorang dari mereka untuk menjadi koordinatornya, baik mengenai jenis dan jumlah dinar yang dipesan dari masing-masing orang (membuat daftarnya) dan mnyediakan uang yang dibutuhkan, maka selanjutnya bisa mendapatkan dinar sesuai dengan keinginan.
55
BAB IV STRATEGI PEMASARAN PRODUK INVESTASI EMAS (DINAR) PADA WAKALA AL WAQIF
A. Potret Strategi Pemasaran Wakala Al Waqif Wakala al Waqif sebagai perusahaan yang mengeluarkan produk investasi emas (Dinar) di bawah naungan Tabung Wakaf Indonesia, tidak terlepas dari persaingan-persaingan antar lembaga usaha yang mengeluarkan produk sejenis. Untuk itu, Wakala al Waqif perlu melakukan kebijakan dalam pemasarannya dengan berbagai macam cara dan upaya untuk menarik minat masyarakat terhadap produk dinarnya. Dengan berbagai macam peluang yang ada saat ini serta berbagai kelebihan yang dimiliki oleh Wakala al Waqif, diperlukan strategi pemasaran yang tepat untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan yang diinginkan Wakala al Waqif. Strategi pemasaran yang dilakukan oleh Wakala al Waqif yaitu dengan memilih, merumuskan pasar yang dituju yaitu dengan segmenting, targeting dan positioning.61 Selain itu, dengan mengembangkan marketing mix atau bauran pemasaran, yang terdiri dari empat unsur yaitu produk, harga, distribusi (tempat) dan promosi, yang mana dengan menggunakan perumusan
61
Wawancara Pribadi dengan Mariana Ulfah. Jakarta, 20 Agustus 2010.
56
strategi pemasaran tersebut bertujuan untuk menarik konsumen dan mempertahankan pelanggan yang sudah ada. Untuk lebih jelasnya mengenai strategi pemasaran pada Wakala al Waqif tersebut, berikut uraiannya: 1. Segmenting atau Segmentasi Pasar Segmentasi pasar adalah proses membagi pasar ke dalam kelompok pembeli yang berbeda-beda berdasarkan kebutuhan, karakteristik ataupun perilaku yang mungkin membutuhkan produk atau bauran pemasaran yang berbeda-beda. Pembagian ini memudahkan Wakala al Waqif dalam menjaring para konsumennya. Ada dua variabel utama yang digunakan dalam melakukan segmentasi pasar tersebut, yaitu: a. Segmentasi Geografis atau Wilayah Segmentasi geografis atau wilayah yaitu membagi pasar menjadi beberapa unit secara geografi seperti negara, kota, kabupaten, kecamatan dan lain-lain. Wakala al Waqif menentukan segmentasi geografisnya kepada daerah atau wilayah Radio Dalam, yang dimana daerah tersebut cukup dekat dengan pusat perbelanjaan dan banyak gedung perkantoran.
57
Hal ini merupakan pasar bagi Wakala al Waqif. Meskipun demikian, Wakala al Waqif tidak ingin terlalu terfokus hanya pada segmen tersebut. Hal ini dikarenakan Wakala al Waqif sendiri mempunyai layanan pesan antar yang dengannya dapat menjangkau daerah di luar segmen tersebut.62 b. Segmentasi Psikografis Segmentasi psikografis adalah proses membagi pasar menjadi kelompok yang berbeda berdasarkan pada karakteristik kelas sosial dan gaya hidup. Wakala al Waqif pada segmentasi psikografisnya memilih pada kelas sosial menengah ke atas. Hal ini dikarenakan produk Dinar yang dijual oleh Wakala al Waqif mempunyai harga yang cukup berbobot sehingga kurang memungkinkan untuk dipasarkan pada golongan masyarakat golongan bawah. Meskipun demikian, Wakala al Waqif tidak menutup diri sepenuhnya untuk masyarakat golongan bawah karena walaupun produk Dinar
mempunyai harga yang cukup tinggi, asalkan
masyarakat golongan bawah ini memang sanggup untuk membeli produk Dinar ini, tentu saja mereka tetap dilayani atau diterima oleh Wakala al Waqif.
62
Ibid.
58
Sebenarnya, untuk masalah seperti ini, Wakala al Waqif telah mengantisipasinya dengan mendistribusikan
produk
1
/2 Dinar,
sehingga masyarakat golongan bawah dapat membelinya dengan harga yang lebih terjangkau. 2. Targeting atau Menentukan Pasar Sasaran Targeting yaitu pemilihan besar atau luasnya segmen sesuai dengan kemampuan sebuah perusahaan untuk memasuki segmen tersebut. Wakala al Waqif sendiri dalam menetapkan target pasarnya membidik hampir semua golongan dan kalangan, mulai dari PNS, pedagang, karyawan swasta, mahasiswa dan lain-lain.63 3. Positioning atau Menentukan Posisi Pasar Positioning yaitu menentukan posisi yang kompetitif untuk produk atau jasa pada suatu pasar. Wakala al Waqif memposisikan produk Dinar ini agar berbeda dengan produk investasi lainnya yaitu, selain sebagai instrumen investasi yang aman, produk Dinar ini juga dapat dipakai sebagai alat tukar untuk bertransaksi pada tempat-tempat yang banyak pedagangnya
menerima
dinar
sebagai
alat
untuk
bertransaksi
menggantikan uang kertas. Untuk saat ini, tempat-tempat yang baru bisa menerima dinar sebagai alat untuk bertransaksi baru di dua tempat, yakni di Kampung Nelayan, Cilincing dan di Tanah Baru, Depok.
63
Ibid.
59
Sedangkan empat unsur yang terdapat pada bauran pemasaran atau marketing mix yang diterapkan oleh Wakala al Waqif adalah sebagai berikut: 1. Strategi Produk Produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian untuk dibeli, digunakan atau dikonsumsi yang dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan.64 Setiap perusahaan dalam menjalankan aktivitas usaha, memerlukan strategi pemasaran yang pada dasarnya menunjukkan bagaimana sasaran pemasaran dari produk yang dihasilkan tersebut dapat tercapai. Produk merupakan hal penting yang perlu diperhatikan dalam strategi bauran pemasaran karena tanpa adanya produk, strategi bauran pemasaran lainnya tidak dapat dilakukan. Produk tidak hanya meliputi unit fisiknya saja tetapi juga kemasan, garansi, merek, nama baik perusahaan dan masih banyak lagi faktor lainnya. Adapun, strategi produk yang dilakukan oleh Wakala al Waqif yaitu: a. Kemasan (Packing) Kemasan atau pembungkus mempunyai arti penting karena kemasan digunakan untuk dapat menyenangkan dan menarik pembeli. Hal ini dilakukan dengan cara memperbaiki bentuk luar dari produk seperti pembungkus, warna dan lain-lain agar menarik para konsumen serta dapat memberi image bahwa produk tersebut bermutu. 64
Kotler dan Armstrong, Prinsip-prinsip Pemasaran, (Jakarta: Erlangga, 2001) ed. ke 8 h. 346.
60
Adapun kemasan produk yang dilakukan oleh Wakala al Waqif terhadap produk Dinarnya untuk menarik para pembeli yaitu dengan menyertakan sebuah sertifikat khusus produk Dinar yang diberikan oleh Wakala al Waqif di setiap produk Dinarnya. Selain itu, untuk menyenangkan hati para konsumennya, setiap pembelian produk Dinar akan diberikan sebuah kantong khusus untuk pemyimpanan produk Dinar, sehingga Dinar yang telah dibeli dapat disimpan dengan lebih rapi dan aman dengan warna dan motif yang menarik. b. Variasi Produk Strategi produk selanjutnya yang dilakukan oleh Wakala al Waqif, bisa diketahui dari produk Dinar itu sendiri. Produk Dinar yang ditawarkan kepada pembeli, tidak hanya berbentuk satu koin Dinar saja, akan tetapi ada juga yang berbentuk dua Dinar dan 1/2 Dinar. Hal ini tidak lain dimaksudkan, agar produk Dinar tersebut dapat lebih menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Untuk kalangan menengah ke atas misalnya, jika dirinya ingin membeli 10 koin Dinar, dapat memilih yang berbentuk dua Dinar. Selain untuk lebih mempermudah dalam penyimpanan, pembelian koin Dinar dalam bentuk dua Dinar dimaksudkan agar konsumen tidak perlu membayar ongkos cetak Dinar yang lebih mahal. Sedangkan untuk masyarakat golongan bawah, Wakala al Waqif telah menyediakan produk Dinar
61
berupa
1
/2 Dinar, sehingga harganya menjadi lebih murah dan
terjangkau. c. Pelayanan (Sevice) Keberhasilan pemasaran suatu produk sangat ditentukan pula oleh baik buruknya pelayanan yang diberikan oleh suatu perusahaan dalam menawarkan produknya. Pelayanan yang sangat baik tentunya sangat dijaga oleh Wakala al Waqif yaitu dengan memberikan informasi kepada para pembeli dan calon pembeli mengenai produk Dinar. Misalnya saja, bagaimana cara memperoleh produk Dinar, penjelasan mengenai harga Dinar saat itu baik naik atau turunnya, apa saja kelebihan-kelebihannya dibandingkan dengan produk lain, bagaimana macamnya produk Dinar yang dijual dan lain sebagainya secara jelas dan ramah baik secara langsung di Wakala al Waqif ataupun secara tidak langsung melalui percakapan di telepon. Selain itu, Wakala al Waqif juga memberikan fasilitas berupa layanan pesan antar, yang ditujukan untuk memudahkan para konsumen. Jika konsumen yang ingin membeli Dinar tidak sempat datang langsung ke Wakala al Waqif karena kesibukannya, maka cukup dengan menelpon Wakala al Waqif kemudian memesan Dinar sebanyak yang diinginkan dengan jumlah minimal Dinar yang dipesan sebanyak dua Dinar dan memberikan alamat jelasnya, kemudian akan
62
diantar ke rumah pembeli tersebut dengan pembayarannya dapat dilakukan langsung di rumah pemesan atau melalui transfer ke rekening bank rekanan yang ditunjuk oleh Wakala al Waqif dengan dipungut biaya pengiriman sesuai dengan jarak yang ditempuh. 2. Strategi Harga Harga adalah jumlah uang yang harus dibayar oleh konsumen untuk memperoleh suatu produk.65 Strategi penentuan harga sangat signifikan dalam memberikan nilai kepada konsumen dan mempengaruhi image produk, serta keputusan konsumen untuk membeli. Strategi harga dapat mempengaruhi posisi persaingan perusahaan dan market share dari perusahaan tersebut. Selain itu, penetapan harga juga berhubungan atau berpengaruh terhadap pendapatan perusahaan. Harga sering merupakan elemen yang sangat fleksibel karena elemen ini cepat berubah. Harga merupakan senjata persaingan yang penting karena dapat berpengaruh terhadap penerimaan perusahaan. Dalam menerapkan strategi harga, Wakala al Waqif menerapkannya dengan cara mengikuti perkembangan harga Dinar yang dikeluarkan oleh Wakala Induk Nusantara setiap harinya. Meskipun terkesan kurang inovatif dalam menetapkan harga, namun hal ini dilakukan agar Wakala al Waqif bisa mendapatkan harga yang bersaing di pasaran. Berikut contoh harga Dinar per tanggal 20 Oktober 2010: 65
Kotler dan Armstrong, Prinsip-prinsip Pemasaran, h. 48.
63
Tabel 4.1 Nilai Tukar Dinar 20 Oktober 2010, Rabu Pagi Dinar Emas 1
/2 Dinar
Rp 827.650,-
1 Dinar
Rp 1.645.300,-
2 Dinar
Rp 3.280.600,-
3. Strategi Distribusi (Tempat) Distribusi merupakan sarana yang dapat meningkatkan keberadaan atau kenikmatan suatu produk sehingga sebuah perusahaan dapat mempertahankan pelanggan yang sudah ada, meningkatkan nilai kegunaan diantara pelanggan ataupun menarik pelanggan baru. Pemilihan saluran distribusi yang tepat, dapat mendukung kebijakan lainnya. Hal ini dapat berpengaruh langsung kepada pelayanan perusahaan terhadap para langganannya. Tempat yang mudah dijangkau, akan memudahkan bagi konsumen untuk mengetahui, mengamati dan memahami dari suatu produk yang ditawarkan. Strategi distribusi yang dilakukan oleh Wakala al Waqif yaitu dengan memberikan fasilitas yang memudahkan konsumen seperti dengan adanya layanan pesan antar. Dengan layanan pesan antar, konsumen tidak perlu
64
repot-repot mendatangi Wakala al Waqif. Cukup dengan memesan melalui telepon dan akan diantarkan jumlah Dinar yang dipesan dimana jumlah minimal Dinar yang harus dipesan adalah dua Dinar oleh Wakala al Waqif dengan
biaya
pengiriman
sesuai
jarak
yang
ditempuh.
Cara
pembayarannya sendiri bisa langsung dibayar tunai melalui petugas pengantaran ataupun ditransfer ke nomor rekening bank yang ditunjuk oleh Wakala al Waqif. Selain itu, Wakala al Waqif sendiri juga bertempatkan lokasi yang strategis yaitu di pusat perkantoran, dekat dengan pusat perbelanjaan dan jalan raya sehingga mudah dijangkau dari berbagai arah. Lokasi yang strategis seperti ini tentu saja memberikan kemudahan bagi para konsumen yang ingin membeli Dinar di Wakala al Waqif. 4. Strategi Promosi Promosi
adalah
kegiatan-kegiatan
untuk
mengomunikasikan
kelebihan-kelebihan produk dan membujuk konsumen untuk membelinya. Kegiatan promosi merupakan kegiatan yang berusaha mempengaruhi pengetahuan, sikap dan perilaku para konsumen dan membujuk mereka untuk dapat menerima konsep-konsep tertentu. Selain itu, promosi juga dapat digunakan sebagai alat untuk memperkenalkan fasilitas yang ada sehingga konsumen dapat memperoleh kemudahan dan keuntungan dari perusahaan. Dengan adanya promosi,
65
maka konsumen dapat memberikan tanggapan atau reaksi apakah produk tersebut memenuhi selera mereka atau tidak. Adapun kegiatan promosi yang dilakukan oleh Wakala al Waqif dalam memasarkan produk Dinarnya yaitu: a. Periklanan (Advertising) Iklan adalah setiap bentuk penyajian dan promosi akan barang atau jasa tertentu yang diharapkan dapat menarik minat konsumen untuk membeli barang atau jasa yang ditawarkan. Promosi yang dilakukan bisa dalam bentuk tayangan atau gambar, atau kata-kata yang tertuang dalam iklan majalah, spanduk, brosur, souvenir seperti payung, kalender, mug dan lain-lain. Adapun media yang digunakan Wakala al Waqif dalam memasarkan produk Dinarnya adalah: 1) Brosur Brosur merupakan alat bantu penjualan yang bermanfaat sebagai sarana peningkatan penjualan. Brosur sangat efektif untuk mengubah calon pembeli menjadi pembeli. Hal inilah yang disadari oleh Wakala al Waqif betapa pentingnya melakukan kegiatan promosi melalui brosur. Brosur yang dibuat oleh Wakala al Waqif memiliki headline yang menarik sehingga dapat membuat pembacanya tertarik untuk membeli produk Dinar. Selain itu, Wakala al Waqif juga menyiasati pembuatan brosur dengan kertas mengkilap sehingga
66
terlihat menarik dan menggunakan bahan yang tidak terlalu mahal karena umumnya, umur brosur tidak terlalu lama di tangan konsumen. 2) Internet Seiring dengan kemajuan komunikasi, banyak perusahaanperusahaan baik besar maupun kecil menggunakan media internet sebagai sarana pemasaran produk-produk yang dijualnya. Internet sering kali menjadi pilihan bagi para produsen atau penjual karena kemudahannya, kecepatannya dan keefektifannya menjaring pasar. Atas dasar itulah, Wakala al Waqif kemudian menggunakan media internet dalam kegiatan pemasarannya. Dengan membuat tampilan homepage yang menarik, Wakala al Waqif berusaha menarik calon pembeli untuk membeli produk Dinarnya. Sayangnya, meskipun sudah menggunakan media internet dalam kegiatan pemasarannya, Wakala al Waqif masih dapat dikatakan “menumpang” pada situs Tabung Wakaf Indonesia, sehingga para calon pembeli harus mencari melalui option-option yang ada terlebih dahulu. b. Penjualan Pribadi (Personal Selling) Penjualan pribadi merupakan interaksi langsung antara pemasar dengan satu atau lebih calon pembeli guna melakukan
67
presentasi, menjawab pertanyaan dan menerima pesanan. 66 Salah satu cara yang digunakan Wakala al Waqif dalam memasarkan produk Dinarnya adalah dengan melakukan kegiatan semacam seminar. Kegiatan pemasaran melalui seminar adalah salah satu kegiatan yang efektif untuk mempromosikan produk-produk perusahaan. Melalui kegiatan seminar ini, Wakala al Waqif melakukan promosipromosi ke perusahaan-perusahaan tertentu. Pada praktiknya, Wakala al Waqif melakukan kunjungan ke perusahaan-perusahaan yang di dalamnya memiliki kegiatan semacam pengajian atau kajian tentang ekonomi Islam. Wakala al Waqif biasanya mengirim salah seorang karyawannya, untuk mengisi acara sebagai pembicara dalam acara tersebut sekaligus memberikan pengenalan mengenai Wakala al Waqif dan produk-produknya. Biasanya, sebelum melakukan kegiatan promosi ini, Wakala al Waqif melakukan sedikit pengenalan atau penjelasan mengenai dinar dan dirham. Dengan melakukan kegiatan pemasaran melalui cara ini, Wakala al Waqif biasanya cukup direspon dengan baik dan biasanya pula para peserta tertarik untuk mengenal lebih jauh Dinar sebagai alat investasi dan berujung pada pembelian produk Dinar tersebut.
66
Teddy, ”Penjualan Pribadi”, artikel diakses pada 22 Agustus 2010 dari http://Teddykw.wordpress.com.
68
Selain kegiatan-kegiatan promosi di atas, Wakala al Waqif sebagai salah satu cabang dari Wakala Induk Nusantara, mendapatkan keuntungan dari promosi mengenai produk Dinar yang dilakukan secara tidak langsung melalui serangkaian kegiatan festival hari pasaran. Festival yang berada di bawah naungan Wakala Induk Nusantara ini, merupakan sebuah simulasi pasar di zaman Rasulullah yang dikembangkan oleh Jaringan Wirausahawan dan Pengguna Dinar dan Dirham (JAWARA). Di dalam festival hari pasaran, para pedagang dan pembeli menggunakan dinar dan dirham sebagai alat untuk bertransaksi. Untuk memfasilitasi masyarakat memperoleh dinar dan dirham, pada tiap festival beroperasi sebuah Wakala yang berperan layaknya money changer. Hingga saat ini, telah dikembangkan kampung JAWARA, yakni tempattempat yang banyak pedagangnya menerima dinar dan dirham sebagai alat bertransaksi. Dua kampung JAWARA yang kini aktif ada di Kampung Nelayan, Cilincing dan Tanah Baru, Depok. B. Perkembangan Penjualan Produk Investasi Emas (Dinar) Wakala Al Waqif Untuk mengetahui perkembangan penjualan produk Dinar Wakala al Waqif, berikut ini tabel hasil penjualan produk Dinar Wakala al Waqif dalam satu tahun terakhir terhitung mulai Agustus 2009 – Juli 2010:
69
Tabel 4.2 Hasil Penjualan Koin Dinar Wakala Al Waqif Agustus 2009 – Juli 2010 No
Penjualan
Bulan 1 Dinar
1
/2 Dinar
1
Agustus
100
14
2
September
67
19
3
Oktober
83
12
4
November
98
2
5
Desember
431
6
6
Januari
105
2
7
Februari
149
6
8
Maret
128
10
9
April
17
2
10
Mei
159
9
11
Juni
311
7
12
Juli
157
8
Total Penjualan Agu - Jan
884
55
Total Penjualan Feb - Jul
921
42
Total Penjualan
1805
97
Rata-rata Penjualan
150
8
70
Berdasarkan tabel di atas, Wakala al Waqif sebagai penyalur Dinar kepada masyarakat, mampu meraup total penjualan hingga 1805 keping koin 1 Dinar dan 97 keping koin 1/2 Dinar dalam kurun waktu satu tahun terakhir dengan rata-rata penjualan 150 keping koin 1 Dinar dan 8 keping koin 1/2 Dinar per bulannya. Pada awal semesternya, jumlah penjualan koin 1 Dinar dan 1/2 Dinar Wakala al Waqif mencapai 939 keping. Kemudian pada semester berikutnya, penjualan koin 1 Dinar dan 1/2 Dinar Wakala al Waqif naik menjadi 963 keping atau meningkat 2,55 % dari angka penjualan sebelumnya. Angka penjualan tertinggi terjadi pada bulan Desember 2009 dimana Wakala al Waqif mampu menjual 431 keping koin 1 Dinar dan 6 keping koin 1/2 Dinar. Salah satu kemungkinan yang menyebabkan meningginya tingkat penjualan pada bulan ini antara lain selain karena strategi pemasaran yang dilakukan oleh Wakala al Waqif dan harga emas yang terus menanjak, prediksi para pakar investasi juga mengatakan bahwa investasi emas merupakan investasi yang akan menguntungkan pada tahun 2010. Menurut Mike Rini, dalam majalah Sharing, emas layak sebagai investasi di 2010.67 Asumsi yang paling umum dipakai mengenai harga emas adalah bahwa dalam kondisi normal harganya sejalan dengan inflasi. Memang jika
67
Mike Rini, “Emas Layak Diinvestasi di 2010”, Sharing, edisi 36, Desember 2009, h. 13
71
terjadi deflasi, emas tidak lagi dipandang sebagai instrumen investasi yang menguntungkan karena investor melihatnya sebagai bagian dari komoditas yang dimana harga komoditas saat itu kurang baik. Namun pada tahun 2009 ini, harga emas kembali melonjak dipicu pelemahan ekonomi Amerika, yang menyebabkan pelemahan USD. Selain itu, dari pergerakan harga emas, kecenderungan tren kenaikan harga emas selama sepuluh tahun terakhir (November 1999 – November 2009) yaitu sebesar 451% atau naik rata-rata 45,08% per tahunnya.68 Demikian Mike Rini menjelaskan. Sedangkan menurut konsultan emas M Arianto, dengan investasi emas, masyarakat aman dari inflasi. Jika di Indonesia rata-rata inflasi 10% per tahun, maka harga emas lima tahun mendatang akan naik 75% dari harga saat ini.69 Dalam menjalankan pemasarannya, Wakala al Waqif menemui kendalakendala70. Beberapa kendala yang dialami oleh Wakala al Waqif antara lain: 1. Banyaknya masyarakat yang belum mengetahui apa itu produk Dinar. 2. Kecenderungan masyarakat untuk lebih memilih perhiasan emas ketimbang Dinar. 3. Rasa kurang percaya konsumen yang ingin membeli Dinar terhadap sertifikat Dinar yang mereka peroleh. Hal ini dikarenakan sertifikat yang
68
Ibid, h. 13. M. Arianto “Investasi Emas”. Artikel diakses pada 22 Agustus 2010 dari http://www.goldsmart.com. 70 Wawancara Pribadi dengan Mariana Ulfah. Jakarta, 20 Agustus 2010. 69
72
diberikan bukan berasal dari Antam, sehingga merasa takut tertipu atau susah untuk menjualnya di tempat lain. 4. Tenaga SDM pemasaran dari Wakala al Waqif yang belum mencukupi. C. Analisis SWOT Strategi Pemasaran Wakala Al Waqif Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan-kekuatan, peluang-peluang. Namun pada saat bersamaan, dapat meminimalkan kelemahan-kelemahan dan ancamanancaman yang ada.71 Kinerja perusahaan dapat ditentukan dengan analisis SWOT, yang merupakan hasil perbandingan antara faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dengan faktor eksternal (peluang dan ancaman). Maksud dan tujuan dari analisis SWOT adalah untuk meneliti dan menentukan dalam hal manakan bagian yang kuat sehingga dapat dioptimalkan, yang lemah sehingga dapat segera dibenahi, peluang yang ada untuk dapat dimanfaatkan dan ancaman dari luar untuk dapat diantisipasi. 1. Kekuatan (Strength) Strategi Pemasaran Wakala Al Waqif a. Lokasi Wakala Al Waqif yang Strategis Bagi suatu perusahaan, memiliki lokasi yang strategis merupakan keunggulan kompetitif yang harus dimanfaatkan sebaik-
71
Freddy Rangkuti, Analisis SWOT Teknik Membenah Kasus Bisnis, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama: 2006), cet. ke 14 h. 18.
73
baiknya untuk kemajuan perusahaan itu sendiri. Lokasi Wakala al Waqif yang bertempatkan tepat di pinggir jalan raya Radio Dalam dan juga dekat dengan pusat perbelanjaan (Pondok Indah Mall) serta berada di pusat perkantoran, merupakan lokasi yang strategis dalam memasarkan produk Dinarnya. Hal ini menjadi kekuatan bagi Wakala al Waqif dalam strategi pemasarannya karena Wakala al Waqif menjadi lebih mudah dijangkau dari berbagai arah sehingga memudahkan bagi para konsumen yang ingin membeli produk Dinar di Wakala al Waqif. b. Variasi Produk Mempunyai atau memiliki produk yang variatif atau beragam merupakan salah satu kekuatan strategi pemasaran dari suatu perusahaan yang ingin terus bertahan atau bahkan berkembang kearah yang lebih baik di dalam dunia usaha. Hal ini tampaknya cukup disadari oleh Wakala al Waqif sebagai perusahaan yang masih berusia muda. Melalui Wakala Induk Nusantara sebagai pemasok Dinar, Wakala al Waqif menawarkan produk Dinarnya kepada masyarakat tidak hanya berbentuk 1 koin Dinar saja, akan tetapi ada juga yang berbentuk 2 Dinar dan 1/2 Dinar. Hal ini merupakan kekuatan bagi Wakala al Waqif dalam strategi pemasarannya karena dengan adanya produk Dinar yang lebih variatif maka produk Dinar tersebut dapat
74
lebih menjangkau seluruh lapisan masyarakat, baik kalangan menengah ke atas meupun menengah ke bawah. c. Adanya Fasilitas Pesan Antar Salah satu strategi yang dilancarkan oleh Wakala al Waqif agar konsumen dapat tertarik dengan produk Dinar dan membuat pelanggan menjadi lebih nyaman yaitu dengan adanya layanan pesan antar. Dengan layanan pesan antar, konsumen tidak perlu repot-repot mendatangi Wakala al Waqif. Cukup dengan memesan melalui telepon dan akan diantarkan jumlah Dinar yang dipesan dimana jumlah minimal Dinar yang harus dipesan adalah dua Dinar oleh Wakala al Waqif dengan biaya pengiriman sesuai jarak yang ditempuh. Cara pembayarannya sendiri bisa langsung dibayar tunai melalui petugas pengantaran ataupun ditransfer ke nomor rekening bank yang ditunjuk oleh Wakala al Waqif. d. Pelayanan yang Ramah Keberhasilan pemasaran suatu produk sangat ditentukan pula oleh baik buruknya pelayanan yang diberikan oleh suatu perusahaan dalam menawarkan produknya. Pelayanan yang sangat baik tentunya sangat dijaga oleh Wakala al Waqif yaitu dengan memberikan informasi kepada para pembeli dan calon pembeli mengenai produk Dinar. Hal ini merupakan bagian dari strategi pemasaran Wakala al Waqif agar
75
para pelanggannya merasa puas dan tetap setia membeli Dinar di Wakala al Waqif. 2. Kelemahan (Weakness) Strategi Pemasaran Wakala Al Waqif a. Produk Belum Familiar Salah satu kesulitan Wakala al Waqif dalam memasarkan produk Dinarnya yaitu dikarenakan nama produk Dinar itu sendiri masih asing di telinga masyarakat. Kebanyakan masyarakat luas menganggap bahwa dinar merupakan “uang arab” atau mata uang salah satu negara di Timur Tengah. Mereka tidak mengetahui apa itu dinar secara pasti baik berat, kadar emasnya atau bahkan bentuk dan terbuat dari apa Dinar itu. b. Promosi Belum Maksimal Promosi yang dilakukan Wakala al Waqif masih kurang optimal. Hal ini dapat dilihat dari tempat Wakala al Waqif berada, dimana tidak terdapat tanda-tanda keberadaan Wakala al Waqif jika hanya melihatnya dari luar, apalagi hanya lewat di depannya secara sepintas. Tidak ada semacam spanduk yang menunjukkan keberadaan Wakala al Waqif disana. Kebanyakan orang mengetahui adanya Wakala al Waqif setelah masuk ke dalam gedung Tabung Wakaf Indonesia dan kemudian membaca mengenai Wakala al Waqif setelah mendapatkan brosurnya di dalam gedung Tabung Wakaf Indonesia.
76
Selain itu, penyebaran brosur tidak sepenuhnya maksimal. Brosur hanya diberikan kepada calon konsumennya saja, belum kepada masyarakat luas. c. Tenaga SDM Pemasaran yang Masih Kurang Tenaga SDM yang pemasaran yang dimiliki oleh Wakala al Waqif masih kurang. Tugas pemasaran dilimpahkan kepada seorang staf saja yang juga merangkap tugas lain sehingga kurang fokus dalam melakukan tugas pemasarannya. d. Usia Wakala Al Waqif yang Masih Baru Usia Wakala al Waqif masih tergolong baru, sehingga banyak masyarakat yang masih belum mengenal dengan baik Wakala al Waqif. Wakala al Waqif sendiri baru didirikan pada pertengahan tahun 2008. Jadi, Wakala al Waqif harus berjuang lebih keras apabila ingin dikenal luas oleh masyarakat. 3. Peluang (Opportunity) Strategi Pemasaran Wakala Al Waqif a. Masyarakat Indonesia yang Mayoritas Muslim Meskipun memang produk Dinar ini ditujukan tidak hanya untuk kaum muslim saja, namun jika kita melihat dari produk Dinar itu sendiri yang banyak memiliki kesuaian dengan syariat. Maka, hal ini merupakan peluang untuk memasarkannya kepada masyarakat Indonesia yang mayoritas beragama Islam.
77
b. Banyaknya Media Massa yang Beredar Bertambah banyaknya media massa yang ada di Indonesia khususnya, baik itu media elektronik maupun media cetak, dapat dijadikan suatu ajang promosi bagi Wakala al Waqif agar produk Dinarnya dapat dikenal secara luas oleh masyarakat. c. Peningkatan Pemahaman Terhadap Ekonomi Islam Perkembangan pemahaman terhadap ekonomi Islam di Indonesia, ditandai dengan muncul dan berkembangnya lembagalembaga keuangan syariah dan produk-produk syariah seperti wakalah, bank syariah, asuransi syariah, pegadaian syariah, dinar dan lainnya. Perkembangan masing-masing lembaga dan produk tersebut dapat dikatakan terus meningkat. Kecenderungan perkembangan lembaga dan produk lembaga keuangan syariah dapat terjadi pula pada dinar. Sejak diperkenalkan pada tahun 2000 di Indonesia, terdapat beberapa lembaga yang menyediakan layanan penjualan Dinar. Sampai tahun 2010, terdapat sekitar seratus dua puluh enam wakala, agen dan koperasi yang memberikan layanan penjualan Dinar. d. Kesadaran Masyarakat Akan Keunggulan Emas Mulai banyaknya masyarakat yang sadar akan keunggulan emas dibandingkan dengan instrumen investasi lainnya, merupakan peluang usaha bagi Wakala al Waqif. Sepanjang tahun 2009, emas
78
tiba-tiba menjadi populer di Indonesia dan dunia. Mulai rapuhnya kepercayaan orang terhadap uang kertas merupakan salah satu penyebabnya. Menurut Zaim Saidi, alasan investasi emas kini semakin diminati masyarakat karena menurutnya, sekarang ini masyarakat sudah mulai mengerti bahwa uang kertas itu adalah muslihat, yang ditandai dengan nilainya yang terus turun, sementara harga-harga di sisi lain terus merangkak naik.72 Investasi emas dinilai lebih menguntungkan dan aman. Dengan kenaikan harga sekitar 45% per tahun sejak 1999, tentu ini investasi yang menarik dari sisi imbal hasil. 4. Ancaman (Threat) Strategi Pemasaran Wakala Al Waqif a. Adanya Lembaga Usaha Dengan Produk Sejenis Lembaga usaha yang mempunyai produk sejenis salah satunya adalah Gerai Dinar. Gerai Dinar
merupakan lembaga yang
memberikan konsultasi dan menyediakan pengadaan dinar dan emas batangan logam mulia untuk berbagai keperluan seperti: investasi, zakat, mas kawin, hadiah dan lain-lain. Perbedaan antara Wakala al Waqif dengan Gerai Dinar antara lain pada Gerai Dinar, tidak memposisikan dinar emas sebagai sebagai alat untuk bertransaksi layaknya uang kertas, dan hanya murni sebagai instrumen investasi. Selain Gerai Dinar, lembaga usaha lain yang 72
Zaim Saidi, ”Uang Kertas Adalah Muslihat”, Sharing, Edisi 36, Desember 2009, h. 17
79
mempunyai produk investasi sejenis yakni toko emas dan pegadaian syariah. Pegadaian
Syariah
menjadi
salah
satu
ancaman
bagi
kelangsungan usaha Wakala al Waqif karena produk yang disebut MULIA. MULIA merupakan layanan yang memberikan pengadaan emas batangan kepada masyarakat yang ingin berinvestasi dengan emas. Keunggulan produk ini yakni pembelian emas batangan tersebut dapat dilakukan secara kredit atau diangsur dalam jangka waktu maksimal tiga tahun. Beberapa hal di atas menunjukkan bahwa faktor lembaga usaha dengan produk sejenis merupakan faktor yang dapat dikelompokkan sebagai ancaman bagi Wakala al Waqif. b. Potensi Masuknya Bank Syariah Dalam Usaha Dinar Adiwarman Karim, anggota Dewan Syariah Nasional – MUI mengatakan akan ada fatwa mengenai murabahah emas. Kalau ada tabungan dan deposito dollar, kenapa tidak membuka tabungan dan deposito dinar ?73 Jika fatwa DSN – MUI mengenai murabahah emas benar-benar keluar dan kemudian diikuti munculnya produk tabungan atau deposito dinar oleh bank syariah, maka makin banyak pilihan bagi
73
Tabungan dan Deposito Dinar di Bank Syariah, Mungkinkah ?, artikel diakses pada 29 Juli 2010 dari http://www.eramuslim.com.
80
masyarakat untuk menyimpan kekayaannya dalam beberapa bentuk emas seperti perhiasan, dinar ataupun emas batangan. Apalagi, dengan organisasi usaha yang sudah solid dan mapan, kepercayaan masyarakat terhadap produk dinar atau emas pada bank syariah dapat lebih diminati dibandingkan dengan produk dinar dari Wakala al Waqif. c. Kesalahpahaman Masyarakat Akan Dinar Produk Dinar, meskipun saat ini merupakan produk investasi yang menjanjikan, namun masih banyak anggapan, terutama dari masyarakat non muslim yang bahwasanya produk ini merupakan produk yang ditujukan bagi umat muslim saja. Padahal sejatinya, produk ini ditujukan bukan hanya kepada umat muslim saja, tetapi semua kalangan yang berminat berinvestasi dengan dinar. Disinilah tugas Wakala al Waqif menjelaskannya kepada masyarakat sehingga, hal ini bukan lagi ancaman untuk perkembangan usaha Wakala al Waqif. d. Kecenderungan Masyarakat Untuk Memilih Perhiasan Emas Ketimbang Dinar Masyarakat, terutama kaum hawa lebih cenderung untuk memilih perhiasan emas daripada dinar. Alasannya, selain bisa berfungsi sebagai
investasi,
emas
perhiasan
dapat
digunakan
untuk
mempercantik diri dan memperlihatkan strata sosial. Hal ini sebenarnya dapat diatasi oleh Wakala al Waqif dengan menunjukkan
81
kelemahan-kelemahan
berinvestasi
dengan
emas
perhiasan
dibandingkan dengan dinar, seperti biaya produksinya yang tinggi sehingga membuat harganya menjadi lebih mahal dan sulit untuk diperjualbelikan karena kadang modelnya sudah ketinggalan zaman. Dengan demikian, masalah ini bukan lagi ancaman yang serius bagi Wakala al Waqif. Tabel 4.3 SWOT Strategi Pemasaran Produk Dinar Wakala al Waqif Strengths
Weaknesses
Opportunities
Threats
Lokasi yang strategis Produk yang cukup variatif Adanya fasilitas pesan antar Pelayanan yang ramah Produk belum familiar Promosi belum maksimal Kurangnya tenaga SDM pemasaran Usia Wakala al Waqif yang masih baru Banyaknya media massa yang beredar Masyarakat Indonesia yang mayoritas muslim Peningkatan pemahaman masyarakat terhadap ekonomi Islam Kesadaran masyarakat akan keunggulan emas Adanya lembaga usaha dengan produk sejenis Potensi masuknya bank syariah dalam usaha dinar Kesalahpahaman masyarakat akan dinar Kecenderungan masyarakat untuk memilih perhiasan emas ketimbang dinar
82
Bentuk Strategi Setelah semua faktor internal (kelemahan dan kekuatan) dan eksternal (peluang dan ancaman) perusahaan diketahui, maka langkah selanjutnya adalah dengan menentukan alternatif strategi yang dapat digunakan oleh Wakala al Waqif untuk memasarkan produk Dinarnya dengan matrik SWOT. Gambar 4.1 Diagram Matrik SWOT IFAS
Strength
Weakness
(Kekuatan)
(Kelemahan)
Opportunity
Stategi SO (Strength –
Strategi WO (Weakness –
(Peluang)
Opportunity)
Opportunity)
Threat
Strategi ST (Strength –
Strategi WT (Weakness –
(Ancaman)
Threat)
Threat)
EFAS
IFAS adalah Internalstrategic Factors Analysis Summary yaitu faktorfaktor strategis internal (kekuatan dan kelemahan) yang dimiliki suatu perusahaan yang dalam hal ini adalah Wakala al Waqif. Sedangkan EFAS adalah Externalstrategic Factors Analysis Summary yaitu faktor-faktor strategis eksternal (peluang dan ancaman) yang dimiliki oleh Wakala al
83
Waqif. Keduanya jika dibandingkan akan menghasilkan alternatif strategi (SO, ST, WO, WT) pada kuadran 1 – 4, yaitu: Strategi SO (Strength – Opportunity) Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan dapat menggunakan kekuatan yang dimilikinya untuk memanfaatkan peluang yang ada sebaik-baiknya. Strategi ST (Strength – Threat) Ini merupakan strategi yang menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk menghindari ancaman yang ada. Strategi WO (Weakness – Opportunity) Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang dimiliki perusahaan. Perusahaan mempunyai peluang untuk dimanfaatkan namun di sisi lain harus menghadapi beberapa kendala atau kelemahan internal. Strategi WT (Weakness – Threat) Strategi ini bersifat defensif yaitu berusaha untuk meminimalkan kelamahan dan menghindari ancaman yang ada. Tujuan penggunaan matrik SWOT (EFAS dan IFAS) ini, yaitu untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi oleh Wakala al Waqif agar dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya, serta mendapatkan pula alternatif strategi
84
dari matrik SWOT tersebut yang dapat diambil oleh Wakala al Waqif dalam memasarkan produk dinarnya. 1. Strategi SO (Strength – Opportunity) Strategi ini dibuat dengan memanfaatkan kekuatan-kekuatan yang dimiliki oleh perusahaan dan seluruh peluang yang ada dengan sebaik-baiknya. Kekuatan yang dimiliki oleh Wakala al Waqif dalam menjalankan pemasarannya yaitu berupa lokasi Wakala al Waqif yang strategis, produkproduk yang dimiliki cukup variatif, adanya fasilitas pesan antar dan pelayanan yang ramah. Sedangkan peluang yang dimiliki Wakala al Waqif dalam menjalankan strategi pemasarannya yaitu berupa banyaknya media massa yang beredar, masyarakat Indonesia yang mayoritas muslim, peningkatan pemahaman masyarakat terhadap ekonomi Islam atau syariah dan kesadaran masyarakat akan keunggulan emas. Melihat kekuatan dan peluang yang ada, maka Wakala al Waqif dapat melakukan lebih banyak lagi promosi melalui pemanfaatan banyaknya media massa yang beredar. Selain itu, dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan keunggulan emas, Wakala al Waqif diharapkan lebih banyak lagi melakukan pengenalan produk Dinarnya kepada masyarakat secara langsung baik melalui seminar-seminar, kajian-kajian ke perusahaan-perusahaan, masjid-masjid atau bahkan ke kampus-kampus serta lebih banyak pula
85
melakukan inovasi-inovasi dari produk Dinarnya agar lebih menarik minat masyarakat. 2. Strategi ST (Strength – Threat) Strategi ini dibuat dengan memanfaatkan kekuatan-kekuatan yang dimiliki oleh perusahaan untuk mengatasi ancaman-ancaman yang ada. Kekuatan yang dimiliki oleh Wakala al Waqif dalam menjalankan strategi pemasarannya yaitu berupa lokasi Wakala al Waqif yang strategis, produk-produk yang dimiliki cukup variatif, adanya fasilitas pesan antar dan pelayanan yang ramah. Sedangkan ancaman yang dihadapi oleh Wakala al Waqif dalam menjalankan strategi pemasarannya adalah adanya lembaga usaha dengan produk yang sejenis (investasi emas), potensi masuknya bank syariah dalam usaha dinar , kesalahpahaman masyarakat akan dinar dan kecenderungan masyarakat untuk memilih perhiasan emas ketimbang dinar. Setelah melihat kekuatan dan ancaman yang dimiliki, maka Wakala al Waqif dapat mengatasi hal ini dengan melakukan inovasi produk dinarnya agar dapat lebih bersaing dengan perusahaan lain seperti salah satunya dengan membuka tabungan dalam bentuk Dinar, kemudian Wakala al Waqif diharapkan lebih memahami kebutuhan dan keinginan konsumen, tetap membina hubungan yang baik dengan pelanggan yang sudah ada dan banyak melakukan seminar-seminar agar masyarakat tidak salah paham dan lebih mengerti tentang dinar.
86
3. Strategi WO (Weakness – Opportunity) Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada. Perusahaan menghadapi peluang pasar yang cukup besar, tetapi di lain pihak harus menghadapi beberapa kendala atau kelemahan yang dimilikinya. Kelemahan yang dimiliki Wakala al Waqif dalam menjalankan strategi pemasarannya yaitu antara lain produknya yang belum familiar, promosi yang belum dilakukan secara maksimal, tenaga SDM pemasaran yang masih kurang dan usia Wakala al Waqif yang masih baru. Sedangkan peluang yang dimiliki Wakala al Waqif dalam menjalankan strategi pemasarannya yaitu berupa banyaknya media massa yang beredar, masyarakat Indonesia yang mayoritas muslim, peningkatan pemahaman masyarakat terhadap ekonomi Islam atau syariah dan kesadaran masyarakat akan keunggulan emas. Hal yang dapat dilakukan oleh Wakala al Waqif yaitu dengan memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang produk Dinarnya melalui seminar atau dengan memanfaatkan media massa, baik cetak maupun elektronik ataupun internet. Kemudian untuk meminimalkan kelemahan, Wakala al Waqif dapat merekrut lagi SDM baru karena jumlah SDM nya yang masih kurang. Dengan bertambahnya SDM baru, maka masing-masing jenis pekerjaan bisa dilakukan lebih fokus sehingga dapat terselesaikan dengan baik.
87
4. Strategi WT (Weakness – Threat) Strategi ini diambil pada saat perusahaan mengalami situasi yang kurang menguntungkan, dimana perusahaan harus menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan yang ada. Strategi ini dilakukan untuk meminimalkan kelemahan serta mampu menghadapi ancaman yang ada. Kelemahan yang dimiliki Wakala al Waqif dalam menjalankan strategi pemasarannya yaitu antara lain produknya yang belum familiar, promosi yang belum dilakukan secara maksimal, tenaga SDM pemasaran yang masih kurang dan usia Wakala al Waqif yang masih baru. Sedangkan ancaman yang dihadapi oleh Wakala al Waqif dalam menjalankan strategi pemasarannya adalah adanya lembaga usaha dengan produk yang sejenis (investasi emas), potensi masuknya bank syariah dalam usaha dinar , kesalahpahaman masyarakat akan dinar dan kecenderungan masyarakat untuk memilih perhiasan emas ketimbang dinar. Untuk mengatasi masalah ini, Wakala al Waqif dapat melakukan sosialisasi yang lebih efektif kepada masyarakat, meningkatkan kualitas pelayanan yang ada guna menghadapi persaingan dengan perusahaan lain yang mempunyai produk sejenis serta lebih memperhatikan apa yang diinginkan oleh pelanggan.
88
Gambar 4.2 Diagram Matrik SWOT Strategi Pemasaran Produk Dinar Wakala al Waqif
IFAS
E F A S
Opportunity
Strength
Weakness
1. Lokasi yang strategis 2. Produk yang cukup variatif 3. Adanya fasilitas pesan antar 4. Pelayanan yang ramah
1. Produk belum familiar 2. Promosi belum maksimal 3. Tenaga SDM pemasaran kurang 4. Usia Wakala al Waqif yang masih baru
Strategi (SO)
Strategi (WO)
Threath
1. Melakukan lebih 1. Memaksimalkan media banyak lagi promosi massa guna menarik pelanggan melalui pemanfaatan karyawan media massa serta 2. Merekrut melakukan baru agar bisa lebih pengenalan dinar fokus ke masingsecara langsung kepda masing pekerjaan yang ada masyarakat melalui seminar, kajian dan lain sebagainya 2. Banyak melakukan inovasi-inovasi dari produk yang ada Strategi (ST) Strategi (WT)
1. Adanya lembaga usaha dengan produk yang sejenis 2. Potensi masuknya bank syariah dalam usaha dinar 3. Kesalahpahaman
1. Melakukan inovasi 1. Melakukan sosialisasi produk agar bisa lebih yang lebih efektif bersaing dengan kepada masyarakat perusahaan lain 2. Meningkatkan kualitas 2. Lebih memahami pelayanan kebutuhan dan 3. Lebih memperhatikan keinginan pelanggan keinginan pelanggan
1. Banyaknya media massa yang beredar 2. Masyarakat Indonesia yang mayoritas muslim 3. Peningkatan pmahaman masyarakat terhadap ekonomi Islam 4. Kesadaran masyarakat akan keunggulan emas
89
masyarakat akan dinar 4. Kecenderungan masyarakat untuk lebih memilih perhiasan emas ketimbang dinar
3. Lebih banyak melakukan seminarseminar agar masyarakat tidak salah paham dan tertarik dengan produk Dinar 4. Menjaga hubungan baik dengan pelanggan yang ada
Berdasarkan pendekatan tersebut, dapat ditentukan berbagai kemungkinan alternatif strategi yang dapat diambil oleh Wakala al Waqif. Dalam hal ini, strategi yang dapat diambil dalam memasarkan produk Dinar adalah sebagai berikut: 1. Memberikan sosialisasi produk Dinar lebih sering kepada masyarakat. Hal ini dapat dilakukan oleh Wakala al Waqif dengan memberikan lebih banyak lagi seminar-seminar atau kajian tentang dinar kepada masyarakat atau ke lembaga-lembaga perusahaan, kampus-kampus, sekolah-sekolah dan lain sebagainya. 2. Mengoptimalkan berbagai media pemasaran yang ada sebagai usaha promosi ke lapisan masyarakat luas. Misalnya dengan memasang spanduk di depan gedung Wakala al Waqif, supaya keberadaan Wakala al Waqif dapat diketahui oleh masyarakat. 3. Menjaga hubungan baik dengan pelanggan yang sudah ada. Misalnya dengan mengucapkan salam dengan senyuman ramah kepada konsumen,
90
mendengarkan berbagai pertanyaan, keluhan dan masukkan dari konsumen, melayani pelanggan dengan baik dan lain-lain. 4. Melakukan inovasi-inovasi produk agar dapat bersaing dengan lembagalembaga usaha lainnya yang mempunyai produk sejenis. Hal ini dapat dilakukan oleh Wakala al Waqif dengan menambahkan layanan produk baru berupa jasa penitipan dinar (tabungan dinar), jasa pembuatan parsel cantik sebagai hadiah lebaran, mas kawin dan lain-lain.
91
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Dari beberapa pembahasan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan yang diantaranya yaitu: 1. Dalam menjalankan usahanya, Wakala al Waqif menerapkan strategi pemasaran yang mengacu kepada marketing mix yaitu strategi produk, harga, distribusi (tempat), dan promosi. Dengan strategi pemasaran itu, diharapkan dapat memajukan perusahaannya dan dapat bersaing dalam dunia bisnis. 2. Perkembangan penjualan Wakala al Waqif dalam satu tahun terakhir terhitung mulai Agustus 2009 hingga Juli 2010, mampu menorehkan tingkat penjualan dengan rata-rata penjualan 150 keping koin Dinar dan 8 keping koin 1/2
Dinar per bulannya. Pada awal semesternya, jumlah
penjualan koin 1 Dinar dan 1/2 Dinar Wakala al Waqif mencapai 939 keping. Kemudian pada semester berikutnya, penjualan koin 1 Dinar dan 1
/2 Dinar Wakala al Waqif naik menjadi 963 keping atau meningkat 2,55
% dari angka penjualan sebelumnya. Kendala-kendala yang ditemui oleh Wakala al Waqif antara lain banyaknya masyarakat yang belum mengetahui tentang dinar, kecenderungan masyarakat untuk lebih memilih perhiasan emas ketimbang dinar dan lain sebagainya.
92
3. Kekuatan dari strategi pemasaran Wakala al Waqif yaitu disamping lokasinya yang strategis, Wakala al Waqif juga memiliki produk yang cukup beragam sehingga produk dinarnya dapat lebih menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Selain itu, Wakala al Waqif juga memiliki layanan pesan antar yang akan lebih memudahkan para konsumennya. Sedangkan kelemahannya yaitu produk Dinarnya yang belum familiar, promosi yang belum dilakukan secara maksimal, tenaga SDM pemasaran yang masih kurang dan usia Wakala al Waqif yang masih baru sehingga banyak masyarakat yang masih belum mengenal Wakala al Waqif dengan baik. Peluang dari strategi pemasaran produk Dinar Wakala al Waqif yaitu banyaknya media massa yang beredar, masyarakat Indonesia yang mayoritas muslim, peningkatan pemahaman masyarakat terhadap ekonomi Islam atau syariah dan kesadaran masyarakat akan keunggulan emas. Sedangkan ancamannya yaitu adanya lembaga usaha dengan produk yang sejenis (investasi emas), potensi masuknya bank syariah dalam usaha dinar, kesalahpahaman masyarakat akan dinar dan kecenderungan masyarakat untuk memilih perhiasan emas ketimbang dinar.
93
B. Saran 1. Meskipun promosi dengan menggunkan iklan membutuhkan biaya yang tidak sedikit, namun iklan masih merupakan salah satu media promosi yang paling efektif dan diminati oleh masyarakat. Wakala al Waqif dalam hal ini diharapkan agar lebih sering memasang iklan cukup di media cetak saja tidak perlu melalui media elektronik karena membutuhkan biaya yang sangat besar, mengingat usia Wakala al Waqif yang masih baru sehingga masyarakat dapat lebih mengenal apa itu Wakala al Waqif dan produkproduknya. 2. Selain melalui iklan, Wakala al Waqif harus memasang spanduk agar keberadaan Wakala al Waqif dapat diketahui oleh masyarakat, terutama yang sering melintas di depan Wakala al Waqif. Selain itu, Wakala al Waqif juga harus mempertahankan pelanggan yang sudah ada dengan menjaga kepercayaan mereka melalui peningkatan pelayanannya dan tetap menjaga kualitas dari produk yang ditawarkan kepada para konsumennya.
94
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Muhammad. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern. Jakarta: Pustaka Amani, 1996.
Arianto, M. “Investasi Emas”. Artikel diakses pada 22 Agustus 2010 dari http://www.goldsmart.com.
Assauri, Sofjan. Manajemen Pemasaran (Dasar, Konsep, dan Strategi), cet. ke 7. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2004.
Etikonomi (Jurnal Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta). Vol. 2 No. 3. 2003.
Firdaus Dkk. Sistem Keuangan Dan Investasi Syariah. Jakarta: Renaisan Anggota IKAPI, 2005.
Hamidi, M. Luthfi. Gold Dinar (Sistem Moneter Global yang Stabil dan Berkeadilan). Jakarta: Senayan Abadi Publishing, 2007.
Hasan, Ahmad. Mata Uang Islami (Telaah Komprehensif Sistem Keuangan Islam). Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2005.
Iqbal, Muhaimin. Dinar Solution (Dinar sebagai Solusi). Jakarta: Gema Insani Press, 2008.
Iqbal, Muhaimin. Mengembalikan Kemakmuran Islam dengan Dinar dan Dirham. Depok: Spiritual Learning – Dinar Club, 2007.
Kasmir. Pemasaran Bank. Jakarta: Kencana, 2004.
95
Keegan, Warren J. Manajemen Pemasaran Global. Jakarta: Penhallindo, 2006.
Kotler dan Armstrong. Dasar-dasar Pemasaran. Jakarta: PT Indeks, 2003.
Kotler dan Armstrong. Prinsip-prinsip Pemasaran. Jakarta: Erlangga, 1997.
Kotler, Philip. Marketing. Jakarta: Erlangga, 1994.
Kotler, Philip. Teknik dan Strategi Pemasaran jasa Profesional. Jakarta: Intermedia, 1995.
Lamb, Jr, Charles W. dkk. Pemasaran cet. Ke – 1. Jakarta: PT. Salemba Empat Petria, 2001.
Majalah Sharing Edisi 36. 2009
Metro TV. “Sepuluh Investasi Terfavorit di Masyarakat”. Artikel diakses pada 27 Januari 2010 dari http: //www.kompasiana.com.
Moleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2002.
Palaloi, Mohammad Ihsan, dkk. Kemilau Investasi Emas. Jakarta: Science Research Foundation, 2006.
Rangkuti, Freddy. Analisis SWOT Teknik Membenah Kasus Bisnis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama: 2006.
Stanton, William J. Prinsip-prinsip Pemasaran. Jakarta: Erlangga, 1994.
96
Sukarrumindi. Metode Penelitian (Petunjuk Praktis Untuk Peneliti Pemula). Yogyakarta: UGM Press, 2004.
Sula, Muhammad Syakir. Asuransi Syariah (Life and General) Konsep dan Sistem Operasional. Jakarta: Gema Insani Press, 2004.
Suma, Muhammad Amin. Asuransi Syariah Dan Asuransi Konvensional: Teori, Sistem, Aplikasi dan Pemasaran. Ciputat: Kholam Publishing, 2006.
Tabungan dan Deposito Dinar di Bank Syariah, Mungkinkah ?. Artikel diakses pada 29 Juli 2010 dari http://www.eramuslim.com.
Teddy. ”Penjualan Pribadi”. Artikel diakses pada 22 Agustus 2010 dari http://Teddykw.wordpress.com.
Tjiptono, Fandy. Pemasaran Jasa. Surabaya: Bayu Media Publishing, 2005.
Tjiptono, Fandy. Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Andi Press, 2001.
Wasito, Hermawan. Metode Penelitian. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1993.
Yafie, Ali Dkk. Fiqh Perdagangan Bebas. Jakarta: Teraju, 2003.
Yusanto, Ismail dan M. Karebet Widjaja Kusuma. Menggagas Bisnis Islam. Jakarta: Gema Insani Press, 2002.