Pedagogik Jurnal Pendidikan, Maret 2016, Volume 11 Nomor , ( 24 – 36 )
LEARNING OUTCOMES ON THE CLASS VII OF MTsN 1 MODEL PALANGKARAYA KALIMANTAN TENGAH Oleh : Agung Riadin * Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh interaksi teman sebaya dan motivasi belajar terhadap hasil belajar Fisika siswa kelas VII di MTsN 1 Model Palangaka Raya. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang dilaksanakan di kelas VII-5 dan VII-6 pada bulan Oktober tahun ajaran 2014/2015 semester I. Sampel penelitian ini sebanyak 79 responden yang di ambil dengan teknik sampel acak sederhana (simple random sampling). Metode peneltian ini dengan metode survey dengan menggunakan path analysis, yang bertujuan untuk menelaah: 1) pengaruh langsung antara interaksi teman sebaya terhadap hasil belajar Fisika, 2) pengaruh langsung antara motivasi belajar terhadap hasil belajar Fisika, 3) pengaruh langsung antara interaksi sebaya terhadap motivasi belajar. Uji normalitas menggunakan uji Chi-Square (X2) diperoleh nilai sebesar 11.140 untuk variable interaksi teman sebaya, 2.978 untuk variable motivasi belajar, dan 6.902 untuk variable hasil belajar dengan χ²tabel sebesar 13,28 yang menyatakan Ho diterima yang berarti data berdistribusi normal. Dalam penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh langsung antara interaksi teman sebaya terahadap hasil belajar Fisika sebesar 0,222 terdapat pengaruh langsung antara motivasi belajar terhadap hasil belajar Fisika sebesar 0,293 dan terdapat pengaruh langsung antara interaksi teman sebaya terhadap hasil belajar sebesar 0,628.
Kata kunci: interaksi teman sebaya, motivasi belajar, hasil belajar Fisika Abstract The purpose of this study was to determine the effect of peer interaction and learning motivation on learning outcomes Physics class VII in MTsN 1 Model Palangaka Kingdom. This research is a quantitative research conducted in class VII-5 and VII-6 in October of the first semester of the school year 2014/2015 the study sample of 79 respondents were taken by simple random sampling technique (simplerandom sampling). This research method with survey method by using path analysis, which aims to examine: 1) the direct effect of peer interaction on learning outcomes of Physics, 2) direct influence between motivation toward learning outcomes Physics, 3) direct influence of peer interaction on motivation learning. Test for normality using ujiChi-Square (X2) obtained a value of 11,140 for peer interaction variables, 2,978 for the variable motivation to learn, and 6902 to study the outcome variable at 13.28 which states χ² tabel Ho received, which means the data is normally distributed. In this study, we can conclude that there is a direct influence of peer interaction terahadap learning outcomes Physics of ,0,222 are direct influence between motivation toward learning outcomes Physics at 0,293 and there is a direct effect of peer interaction on learning outcomes of 0,628.
Keywords : peer interaction, learning motivation, learning outcomes Physics PENDAHULUAN Menurut Nana Sudjana (2005:2) Pendidikan sebagai upaya mengembangkan
kemampuan atau potensi individu sehingga bisa hidup optimal baik sebagai pribadi maupun sebagai anggota masyarakat serta
*Agung Riadin, M..Pd Dosen FKIP Universitas Muhammadiyah Palangkaraya
24
Pedagogik Jurnal Pendidikan, Maret 2016, Volume 11 Nomor , ( 24 – 36 )
memiliki nilai-nilai moral dan sosial sebagai pedoman hidupnya. Sekolah Menengah Pertama (SMP) terdapat beberapa mata pelajaran yang salah satunya adalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) termasuk di dalamnya konsep ilmu Fisika. Fisika dianggap sulit oleh beberapa orang siswa karena pada saat proses belajar mengajar berlangsung, minat siswa untuk ikut berperan aktif sangat kurang. Setiap siswa dalam proses pembelajaran menginginkan hasil belajar yang baik. Untuk mencapai hasil belajar yang baik tersebut, maka setiap siswa harus berjuang
dan bersaing untuk mencapainya. Persoalan yang timbul adalah mampukah siswa belajar dengan memanfaatkan segala kemampuan yang dimilikinya serta situasi dan kondisi yang ada di lingkungannya untuk mencapai hasil belajar yang maksimal. Dalam mencapai hasil belajar yang baik, masih terdapat siswa yang rendah hasil belajarnya. Rendahnya hasil belajar siswa terlihat pada observasi awal yang dilakukan pada siswa dengan melihat hasil ujian tengah semester dari para siswa tersebut. Hasil ujian tengah semester tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 1:Rata-Rata Nilai Ujian Tengah Semester Siswa Kelas VII MTsN 1 Model Palangka Raya Tahun Ajaran 2014/2015 No
Kelas
Jumlah siswa
Tuntas Tidak Tuntas (orang) (orang) 1. VII-1 40 15 25 2. VII-2 40 18 22 3. VII-3 40 20 20 4. VII-4 40 35 5 5. VII-5 40 7 33 6. VII-6 40 12 28 Jumlah 240 108 132 Sumber: Guru Mata Pelajaran Fisika di MTsN 1 Model Palangka Raya Tahun Ajaran 2014/201
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa hasil Ujian tengah semester belum memenuhi KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) yaitu 75. Dari tabel di atas dapat dilihat persentase ketuntasan siswa yang paling tinggi adalah kelas VII-4 yaitu sebesar 87,5%, sedangkan persentase ketidaktuntasan yang paling tinggi itu adalah kelas VII-5 yaitu sebesar 82,5%. Dari kondisi tersebut dapat dilihat bahwa hasilnya belum sepenuhnya seperti apa yang diharapkan, oleh karena itu perlu dilakukan peninjauan kembali. Menurut Hamzah B. Uno (2009:23) Hasil belajar dipengaruhi oleh motivasi karena dalam proses pencapaian tujuan,
motivasi sangatlah besar peranannya sedangkan motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik, berupa hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan belajar, harapan akan cita-cita. Faktor ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik . Di MTs Negeri 1 Model Palangka Raya terlihat bahwa motivasi intrinsik (dari dalam diri sendiri) siswa masih rendah dan masih membutuhkan motivasi ekstrinsik (dorongan dari luar diri siswa). Hal tersebut dapat dilihat dari kemampuan siswa dalam memperoleh hasil belajar yang masih kurang maksimal, serta kondisi siswa ketika pelaksanaan proses
*Agung Riadin, M..Pd Dosen FKIP Universitas Muhammadiyah Palangkaraya
25
Pedagogik Jurnal Pendidikan, Maret 2016, Volume 11 Nomor , ( 24 – 36 )
belajar mengajar yang kurang kondusif dan mengakibatkan konsentrasi belajar siswa menurun pada pertengahan pembelajaran. Kondisi siswa yang kurang kondusif ketika proses belajar mengajar berlangsung dapat dipicu oleh beberapa faktor, diantaranya suasana hati siswa (kondisi siswa) yang kurang baik, tingkat persaingan di antara siswa dalam belajar yang rendah, usaha siswa dalam belajar belum maksimal, dan yang paling besar peranannya dalam mempengaruhi motivasi belajar siswa kelas VII di MTs Negeri 1 Model Palangka Raya ini adalah kondisi lingkungan siswa, lingkungan siswa ini terdiri dari beberapa pihak di antaranya lingkungan tempat tinggal dan lingkungan sosial. Selain itu ada faktor lain yang dapat mempengaruhi motivasi belajar anak, yaitu faktor lingkungan. Menurut Purwanto yaitu lingkungan alam seperti lingkungan tempat siswa berada rumah tempat tinggal, gedung sekolah dan letaknya, dan lingkungan sosial seperti para guru, teman-teman sekelas serta orang tua. Dalam hal ini lingkungan sosial siswa diasumsikan sebagai teman-teman sekelasnya yang dapat mempengaruhi motivasi dari faktor ekstrinsik (Purwanto, 1996:107). Perkembangan kehidupan sosial remaja juga ditandai dengan gejala meningkatnya pengaruh teman sebaya dalam kehidupan mereka. Sebagian besar waktunya dihabiskan untuk berhubungan atau bergaul dengan teman-teman sebaya mereka. Barker dan Wirght (dalam Santrock, 1995) mencatat bahwa anak-anak usia 2 tahun menghabiskan 10% dari waktu siangnya untuk berinteraksi dengan temam sebaya. Pada usia 4 tahun, waktu yang dihabiskan untuk berinteraksi dengan teman sebaya meningkat menjadi 20%. Sedangkan anak usia 7 hingga 11 meluangkan lebih dari 40% waktunya untuk berinteraksi
dengan teman sebaya (Desmita, 2012:224). Faktor ekstrinsik lingkungan sosial siswa khususnya teman sekelas (teman sebaya) memiliki pengaruh terhadap motivasi belajar siswa yang pada akhirnya akan mempengaruhi hasil belajar siswa itu sendiri. Faktor yang tidak kalah penting namun sering luput dari perhatian para guru dan para orang tua adalah Interaksi teman sebaya anak. Teman sebaya anak yang ada di sekolah maupun dalam lingkungan tempat tinggal dapat mempengaruhi perilaku anak, persepsi anak terhadap belajar dan sekolah, dan yang paling penting adalah dapat mempengaruhi motivasi belajar anak. Sesuai dengan teori yang dikemukan oleh Vygotsky ada dua implikasi dalam pembelajaran sains, pertama, dikehendakinya Susana kelas, berbentuk pembelajaran kooperatif antar siswa, sehingga siswa dapat berinteraksi di sekitar tugas-tugas yang sulit dan saling memunculkan strategi pemecahan masalah yang efektif di dalam masing-masing zone of proximal development mereka. Kedua, dalam pembelajarn menekankan scaffolding sehingga siswa semakin lama semakin bertanggung jawab terhadap pembelajarannya sendiri. (Susanto,2014:97). Di MTsN 1 Model Palangka Raya dapat dilihat pengaruh kelompok teman sebaya/ peranan teman sebaya terhadap pola perilaku anak sangatlah berpengaruh, ini dapat dilihat dalam keseharian siswa banyak menghabiskan waktu dengan temantemannya dengan demikian maka akan tercipta persepsi yang sama di antara mereka tentang belajar dan mereka akan lebih percaya diri jika memperoleh motivasi sosial dari sesama anggota kelompoknya (teman sebaya), kecenderungan siswa akan menyamai teman-teman sekelompoknya dalam segala hal, selain itu teman sebaya
*Agung Riadin, M..Pd Dosen FKIP Universitas Muhammadiyah Palangkaraya
26
Pedagogik Jurnal Pendidikan, Maret 2016, Volume 11 Nomor , ( 24 – 36 )
menjadi sumber informasi juga bagi para siswa terhadap informasi yang tidak diperoleh dari keluarganya dan informasi ini biasanya tentang peranan sosialnya sebagai perempuan atau laki-laki, namun yang masih kurang adalah belajar bersama dengan teman sebaya. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan pada pembatasan masalah di atas, maka yang menjadi rumusan permasalahan dalam penelitian ini yakni sebagai berikut: 1. Apakah interaksi teman sebaya berpengaruh langsung terhadap hasil belajar Fisika di kelas VII MTsN 1 Model Palangka Raya? 2. Apakah motivasi belajar siswa berpengaruh langsung terhadap hasil belajar Fisika di kelas VII MTsN 1 Model Palangka Raya? 3. Apakah interaksi teman sebaya berpengaruh langsung terhadap motivasi belajar siswa di kelas VII MTsN 1 Model Palangka Raya?
METODOLOGI PENELTIAN Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif yaitu pendekatan yang banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei dengan teknik analisis jalur. Dalam penelitian ini, akan mengkaji dan menganalisis tentang keterkaitan antar variabel penelitian, serta mengukur pengaruh antar variabel lainnya. Adapun yang dikaji terdiri atas tiga variabel yaitu: interaksi teman sebaya sebagai variabel bebas (X1), motivasi belajar sebagai variabel bebas (X2) dan hasil belajar Fisika sebagai variabel terikat (X3). Populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas VII MTsN 1 Model Palangka Raya tahun Ajaran 2014/2015 yang disajikan pada tabel berikut.
Tabel 2. Data siswa MTsN 1 Model Palangka Raya Tahun Ajaran 2013/2014 Jumlah No
Kelas
1 2
Total
VII-1 VII-2
Laki-laki 14 13
Perempuan 26 27
3
VII-3
15
25
40
4
VII-4
9
31
40
5
VII-5
15
25
40
6
VII-6
13
27
40
79
161
240
Jumlah
Sampel atau wakil populasi yang diteliti. Apabila jumlah populasi kurang dari 100 maka diambil dari seluruhnya untuk
40 40
dijadikan sampel. Selanjutnya jika populasi lebih dari 100, maka diambil diantara 10% 15% atau 20%-25% atau lebih, tergantung
*Agung Riadin, M..Pd Dosen FKIP Universitas Muhammadiyah Palangkaraya
27
Pedagogik Jurnal Pendidikan, Maret 2016, Volume 11 Nomor , ( 24 – 36 )
setidaknya pada: (1) kemampuan peneliti dari segi waktu, (2) sempit, luasnya pengamatan-pengamatan dari segi objek, dan (3) besar, kecilnya resiko yang ditanggung peneliti. Merujuk pada ketentuan tersebut, maka sampel penelitian ini ditetapkan sebanyak 25% dari populasi atau sebesar 59,5 dan dibulatkan menjadi 60 siswa. Dengan jumlah sampel minimal 60 siswa maka yang diambil sampel adalah 2 rombel, dan yang terambil dalam pengundian yaitu siswa kelas VII-5 dan kelas VII-6 di MTsN 1 Model Palangkaraya menjadi responden
penelitian. Adapun besarnya sampel dalam penelitian ini adalah 79 siswa. HASIL DAN PEMBAHASAN a. Uji Normalitas Pengujian normalitas dilakukan pada data variable terikat, yaitu Hasil belajar Fisika (X3), serta data variable bebas yaitu Interaksi Teman Sebaya (X1) dan Motivasi Belajar (X2), dengan metode Uji Chi-Square (X2), apabila hasilnya menunjukkan χ² > χ² tabel maka H0 menyatakan bahwa sebaran skor berdistribusi normal ditolak, dan sebaliknya H1 diterima, dengan taraf signifikan (α) = 0,01.
Tabel 3. Rangkuman Uji Normalitas Data Penelitian Variabel
Nilai Tertinggi
Nilai Tabel Chi Square (χ²)
Keterangan
χ² tabel (n=79) 11.140 2.978 6.902
Interaksi Teman Sebaya (X1) Motivasi Belajar (X2) Hasil Belajar (X3)
Dari tabel tersebut terlihat data Interaksi Teman Sebaya (X1), Motivasi Belajar (X2) dan Hasil Belajar (X3) 2
2
memiliki absolute atau < tabel 2 pada Tabel Scuare (X ) untuk α = 0,01 pada n = 79 untuk db = 7-3 = 4, sehingga dapat disimpulkan bahwa ketiga data tersebut berasal dari populasi tyang berdistribusi normal.
α=0,01 13,28 13,28 13,28
Normal Normal Normal
Uji Signifikasi pada penelitian ini menggunakan dua regresi yaitu (1) adalah Regresi Motivasi Belajar (X2) atas Interaksi Teman Sebaya (X1) dan Hasil Belajar (X3) atas Interaksi Teamn Sebaya (X1) dan Motivasi Belajar (X2). a. Regresi Motivasi Belajar (X2) atas Interaksi Teman Sebaya (X1)
1. Uji Linieritas dan Signifikansi Koefisien Regresi dan Korelasi
*Agung Riadin, M..Pd Dosen FKIP Universitas Muhammadiyah Palangkaraya
28
Pedagogik Jurnal Pendidikan, Maret 2016, Volume 11 Nomor , ( 24 – 36 )
Tabel 4. Analisis varians regresi X2 atas X1 Sumber Varians Total Regresi (a) Regresi (b/a) Sisa Tuna Cocok Galat
Db/Dk 79 1 1 77 15 62
JK 378904 376533.1 934.8018 1436.084 410.6778 1025.407
RJK 376533.1 934.8018 18.65045 27.37852 16.53881
F tabel α = 0,05
F htg
50.12222
3,98
1.65541
1,81
Keterangan: dk : derajat kebebasan Jk : Jumlah Kudrat RJK : Rerata Jumlah Kuadrat Dari hasil perhitungan di atas di peroleh harga Fhitung dengan dk pembilang 1 dan penyebut 77 pada taraf signifikansi α = 0,05 sebesar 3,98. Karena Fhitung > Ftabel maka koefisien arah regresi Motivasi Belajar (X2) atas Interaksi Teman Sebaya (X1) adalah signifikan atau dengan kata lain Interaksi Teman mempengaruhi Sebaya (X1) Motivasi Belajar (X2) secara sangat signifikan dengan α = 0,05. . 2. Regresi Hasil Belajar (X3) atas Interaksi Belajar (X2)
Harga tuna cocok dari hasil perhitungan diperoleh harga Fhitung tuna cocok sebesar 1,65 dan harga Ftabel dengan dk pembilang 15 dan penyebut 62 pada taraf signifikan α = 0,05 sebesar 1,81. Dengan demikian Fhitung ≤ Ftabel dapat disimpulkan bentuk Regresi Motivasi Belajar (X2) atas Interaksi Teman Sebaya (X1) adalah linier
Teman Sebaya (X1) dan Motivasi
Tabel 5. Analisis variansi regresi (X3) atas (X1) dan (X2) Sumber Varians
db/dk
JK
RJK
F hitung
F tabel α = 0,05
Regresi (a)
2
31.35811
15.67905
Sisa (Residu)
76
113.5786
1.494455
Total Tereduksi
78
144.9367
10.49148
3.13
Keterangan: dk : derajat kebebasan Jk : Jumlah Kudrat RJK : Rerata Jumlah Kuadrat
*Agung Riadin, M..Pd Dosen FKIP Universitas Muhammadiyah Palangkaraya
29
Pedagogik Jurnal Pendidikan, Maret 2016, Volume 11 Nomor , ( 24 – 36 )
Dari hasil perhitungan di atas harga Fhitung sebesar 10,49148 sedangkan Ftabel dk pembilang 2 dan penyebut 76 pada taraf signifikansi α = 0,05 sebesar 3,13. Karena Fhitung > Ftabel maka koefisien arah regresi Hasil Belajar (X3) atas Interaksi teman sebaya (X1) dan Motivasi Belajar (X2) adalah signifikan i atau dengan kata lain Interaksi Teman Sebaya (X1) dan Motivasi Belajar (X2) secara serentak mempengaruhi Hasil Belajar (X3) secara secara signifikan dengan α = 0,05.
b. Pengujian Model Sebelum pengujian model, dengan menggunakan model analisis jalur (path analysis), Salah satu persyaratan yang sangat penting dan harus dipenuhi adalah adanya korelasi yang signifikan antar variable yang terkait dan berhubungan satu dengan yang lainnya. Rangkuman koefisien korelasi sederhana antara variable penelitian, dapat disajikan dalam tabel matriks berikut ini :
Tabel 6. Matriks Koefisien Korelasi Sederhana antar Variabel Variabel
Interaksi Teman Sebaya (X1)
Motivasi Belajar (X2) 0,628
Interaksi Teman 1 Sebaya (X1) Motivasi Belajar 1 (X2) Hasil Belajar (X3) *Signifikan pada pada α = 0,05 (rtabel = 0,217 dengan n = 79)
Dari hasil tabel di atas dapat diketahui bahwa semua korelasi antar lebih besar dari r tabel dengan signifikani 5% dengan derajat bebas 79 sebesar 0,217. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan antar variable penelitian Interaksi Teman Sebaya (X1), Motivasi Belajar (X2), dan Hasil Belajar (X3) mempunyai keeratan hubungan secara sangat nyata dengan α = 0,05. c. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan teknik Analisis Jalur. Tujuan pengujian Analisis Jalur adalah menyelidiki pengaruh
Hasil Belajar (X3) 0,405 0,432 1
variabel Eksogen terhadap variabel Endogen, sehingga dapat diketahui sejauh mana pengaruh variabel Eksogen terhadap variabel Endogen. Penelitian ini dibuat tiga struktur model Analisi Jalur, yaitu: struktur satu adalah Motivasi Belajar (X2) atas Interaksi Teman Sebaya (X1), sedangkan struktur dua adalah Hasil Belajar (X3) atas Interaksi Teman Sebaya (X1) dan Motivasi Belajar (X2). Hasil perhitungan Analisis Jalur Struktur satu, Struktur dua dan Struktur tiga menggunakan SPSS, dapat dilihat pada Tabel 4.11 dan Tabel 4.12
*Agung Riadin, M..Pd Dosen FKIP Universitas Muhammadiyah Palangkaraya
30
Pedagogik Jurnal Pendidikan, Maret 2016, Volume 11 Nomor , ( 24 – 36 )
a. Struktur 1: Motivasi Belajar (X2) atas Interaksi Teman Sebaya (X1) Tabel 7. Rangkuman Analisis Jalur Struktur-1 Model
Std. Error
Interaksi Teman 0,130 Sebaya Variabel Endogen: Motivasi Belajar (X2)
Koefisien Jalur 0,628
t_hitung 7,080
t_Tabel α = 0,05 1,671
Pada Tabel di atas dapat digambarkan sebagi berikut: Interaksi Teman Sebaya (X1)
Motivasi Belajar (X2)
0,62
Gambar 1. Analisis Koefisien Jalur Struktur 1 Dari gambar di atas diperoleh persamaan Analisis Jalur sebagai berikut: X2 = 0,628 X1 dan R2 = 0,394 Nilai R2 sebesar 0,394 menggambarkan Konstribusi Interaksi Teman Sebaya (X1), terhadap Motivasi Belajar (X2) sebesar 39,4 % sisanya 60,6 % tidak masuk dalam model. Dari Tabel 4.11 di atas dapat diketahui bahwa: Koefisien jalur Interaksi Teman Sebaya (X1) terhadap Motivasi
Belajar (X2) sebesar 0,628 dan mempunyai nilai thitung > ttabel dengan α = 0,05 atau 7,080 > 1,671. Karena thitung > ttabel , maka dapat disimpulkan tolah Ho yang artinya bahwa Interaksi Teman Sebaya (X1) mempunyai pengaruh yang sangat signifikan terhadap Motivasi Belajar (X2). b. Struktur 2: Hasil Belajar (X3) atas Interaksi Teman Sebaya (X1) dan Motivasi Belajar (X2)
Tabel 8. Rangkuman Analisis Jalur Struktur-2 Model
Std. Error
Koefisien
t_hitung
Jalur Interaksi Teman
t_Tabel α = 0,05
0,047
0,222
1,698
1,671
0,032
0,293
2,245
1,671
Sebaya Motivasi Belajar
Variabel Endogen: Hasil Belajar (X3)
*Agung Riadin, M..Pd Dosen FKIP Universitas Muhammadiyah Palangkaraya
31
Pedagogik Jurnal Pendidikan, Maret 2016, Volume 11 Nomor , ( 24 – 36 )
Pada Tabel 8. di atas dapat digambarkan sebagai berikut: Interaksi Teman Sebaya (X1) 0,222** Hasil Belajar (X3) Motivasi Belajar (X2) 0,293*
Gambar 2. Analisis Koefisie Jalur Struktur 2
Dari Gambar di atas diperoleh persamaan Analisi Jalur sebagai berikut: X3 =0,222 X1 + 0,293 X2 dan R2 = 0,216 Nilai R2 sebesar 0,216 menggambarkan Konstribusi Interaksi Teman Sebaya (X1) dan Motivasi Berprestasi (X2) terhadap Hasil Belajar (X3) sebesar 21,6 % sisanya 78,4 % tidak masuk model. Dari Tabel 4.12 di atas dapat diketahui bahwa: 1) Koefisien jalur Interaksi Teman Sebaya (X1) terhadap Hasil Belajar (X3) sebesar 0,222 dan mempunyai nilai thitung > ttabel dengan α = 0,05 atau 1,698 > 1,671 Karena thitung > ttabel , maka dapat disimpulkan tolah Ho yang artinya bahwa Interaksi Teman Sebaya (X1) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Hasil Belajar (X3). 2) Koefisien jalur Motivasi Belajar (X2) terhadap Hasil Belajar (X3)
sebesar 0,293 dan mempunyai nilai thitung > ttabel dengan α = 0,05atau 2,245 > 1,671. Karena thitung > ttabel , maka dapat disimpulkan tolah Ho yang artinya bahwa Interaksi Motivasi mempunyai Belajar (X2) pengaruh yang sangat signifikan terhadap Hasil Belajar (X3). c. Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Untuk mengetahui besarnya pengaruh tidak langsung Interaksi Teman Sebaya (X1) terhadap Hasil Belajar IPA (X3), Motivasi Belajar (X2) terhadap Hasil Belajar Fisika (X3), Interaksi Teman Sebaya (X1) terhadap Motivasi Belajar (X2) dan besarnya pengaruh tidak langsung Interaksi Teman Sebaya (X1) terhadap Hasil Belajar Fisika (X3) adalah sebagai berikut:
*Agung Riadin, M..Pd Dosen FKIP Universitas Muhammadiyah Palangkaraya
32
Pedagogik Jurnal Pendidikan, Maret 2016, Volume 11 Nomor , ( 24 – 36 ) Interaksi Teman Sebaya (X1)
0,222**
Hasil Belajar (X3)
0,628** 0,293** Motivasi Belajar (X2)
Gambar 3. Gabungan Analisis Koefisien Jalur Struktur 1 dan Struktur 2 Tabel 10. Rangkuman Analisis Jalur Struktur 1 dan Struktur 2
H 1: X 1 → X 2
Pengaruh Langsung (1) 0,628
H 2: X 1 → X 3 H 3: X 2 → X 3
Hipotesis
--------------
Pengaruh Total (1) + (2) 0,628
0,222
0,628 x 0,293 = 0,184
0,406
0,293
-------------
0,293
Pengaruh Tidak Langsung (2)
Dari Tabel 4.13 di atas dapat diketahui bahwa: Interaksi Teman Sebaya (X1) mempunyai pengaruh tidak langsung terhadap Hasil Belajar Fisika (X3) sebesar 0,406. SIMPULAN Berdasarkan hasil perhitungan dan analisis data dalam penelitian ini, dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Ada pengaruh langsung yang positif Interaksi Teman Sebaya terhadap hasil
belajar Fisika siswa kelas VII MTsN Model 1 Palangkaraya. 2. Ada pengaruh langsung yang positif Motivasi Belajar terhadap Hasil belajar Fisika siswa kelas VII MTsN Model 1 Palangkaraya. 3. Ada pengaruh langsung yang positif Interaksi Teman Sebaya terhadap Motivasi Belajar siswa kelas VII MTsN Model 1 Palangkaraya.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta : Rineka Cipta, 2002 ______, Manajemen Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta, 2003. ______, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi) Jakarta:Bumi Aksara, 2006. Asep, Jihad dan Haris, Abdul. Evaluasi Pembelajaran Yogyakarta: Multi Pressindo, 2009 *Agung Riadin, M..Pd Dosen FKIP Universitas Muhammadiyah Palangkaraya
33
Pedagogik Jurnal Pendidikan, Maret 2016, Volume 11 Nomor , ( 24 – 36 )
Anderson, Lorin W. and Krathwohl, David R., A Taxonomi for Learning, Teaching, and Assessing, A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives New York: Addison Wesley Longman, Inc, 2001 Ansori, Ahmad. Hubungan Kecerdasan Emosi dan Interaksi Teman Sebaya dengan Penyesuaian Sosial Pada Siswa Kelas VIII Program Akselerasi di SMP Negeri 9 Surakarta ( Surakarta: Universitas Sebelas Maret Surakarta), 2009 Alonso, Marcelo dan Finn, Edward J., Dasar-dasar Fisika Universitas, Jakarta: Erlangga, 1980 Ali, Moh dan Asrori. Moh. Psikologi Remaja. Jakarta: Bumi Aksara, 2010 Agus Setyo Raharjo, Pengaruh Keteladanan Guru dan interaksi Teman Sebaya Terhadap Karakter Siswa, jurnal (Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta), 2013 Bungin, Burhan, Metodologi penelitian Kuantitatif, Jakarta: Kencana, 2005. Bloom, Benyamin S. Taxonomy of Education Objectives. New York: Longman, 1981 Chaplin, Kamus Lengkap Psikologi (terjemahan Kartono Kartini). Jakarta : PT. Grasendo Persada,1995 Dagun, Save .M. Psikologi Keluarga. Jakarta : Rineka Cipta, 2002 David R. K, Theory into Practise, The Ohio State, 2002 Direktorat Jendral Pendidikan Islam, Undang-undang dan Peraturan Pemerintahan RI Tentang Pendidikan. Jakarta: DEPAG RI, 2006. Damsar, Pengantar Sosiologi Pendidikan, Jakarta:Kencana Prenada Media Group, 2012 Eggen, Paul dan Kauchak, Don. Educational Psicology Windows on Clssrooms, New Jersey: Pearson Merrill Prentice Hall, 2007 Ellis Ormrod, Jeanne. Psikologi Pendidikan Membantu Siswa Tumbuh dan Berkembang, Jakarta: Erlangga, 2009 Gage, N.L and Berliner, David C., Educational Psychology Third Edition, Londo: Dallas Ganeva, 1984 Gagne, Robert M. and Driscoll Marcy P.. Essentials of Learning For Instruction. New York: Prentice Hall, Inc., 1988 Hamalik, Oemar. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara, 2009 ______, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, Jakarta:Bumi Aksara, 2004 Halim, Amran. Kamus Istilah Psikologi. Jakart: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1981 ______. Kamus Istilah psikologi Pusat Pengembangan bahasa Departemen Pendidikan dalam kebudayaan, Jakarta:Pusat Pembinaan dan Pengembanagan Bahasa. 1981 Hamzah, Teori Motivasi & Pengukurannya Analisis di Bidang Pendidkan, Jakarta:PT. Bumi Aksara, 2009 Hasil Observasi di MTs Negeri 1 Model Palangka Raya (12 Maret 2014) http://apaipa.blogspot.com/2012/09/apa-arti-fisika.html (Diakses Pada tanggal 30 April 2014) http://diksonpondung.blogspot.com/ (Diakses Pada tanggal 30 April 2014) Jamaris, Martini. Orientasi Baru Dalam Psikologi Pendidikan, Jakarta: Yayasan Penamas Murni, 2010 Karta Sapoerta, Hartani G., Kamus Sosiologi dan Kependidikan, Jakarta:Bumi aksara, 1992 *Agung Riadin, M..Pd Dosen FKIP Universitas Muhammadiyah Palangkaraya
34
Pedagogik Jurnal Pendidikan, Maret 2016, Volume 11 Nomor , ( 24 – 36 )
Mappiare A.T, Andi, Kamus isrtilah Konseling & Terapi.Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006 Masruri, Pengaruh Perhatian Orang Tua dan Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa Islam Pemalang, Tesis ( Malang: IAIN Walisongo Malang), 2012, http://eprints.walisongo.ac.id/72/ ( diakses 29 April 2014) N.L.M.D.Ernawati, I W. Sadia, dan I.B. Putu Arnyana, Pengaruh Pola Asuh Orang Tua, Interaksi Teman Sebaya dan Kecerdasan Emosional terhadap Hasil Belajar IPA Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri Se-Kecamatan Mengwi, Jurnal (Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja) Purwanto, Ngalim. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Kosda Karya, 1996 Reigeluth, Charles M. (ed), Instructional Theories In Action. New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates, Publisher, 2007 Rubingat, Pengaruh Motivasi Belajar Dan Kebiasaan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Studi di SDN 1 Tamanan Kecamatan Tulungagung, Kabupaten Tulungagung, Tesis (Malang: Universitas Pasca Sarjana Kanjuruhan Malang), 2012 Santrock, Jhon W. Remaja Edisi II Jilid II, (Jakarta: Erlangga), 2003 ______. Adolescence. Perkembangan Remaja Edisi Keenam (alih bahasa : Shinto B, Adelar dan Sherly Saragih). Jakarta : Erlangga, 2007 ______. Perkembangan Anak, Edisi ke Tujuh, Jilid dua, Jakarta: Erlangga, 2007 ______. Psikologi Pendidikan, Edisi kedua, Jakarta:Kencana Prenada Media Group, 2008 Sardiman A. M. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 200 Supranata, sumarna, Anilisis, Validasi, dan Interprestasi Hasil Tes Implementasi kurikulum 2004. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006. Sukardi, Evaluasi Pendidikan: Prinsip dan operasional, Jakarta: Bumi Aksara, 2008. Sudjana, Nana, Dasar – Dasar Hasil Belajar. Jakarta: CV. Serajaya, 1982. ______. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010 ______, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum disekolah, Bandung: Sinar Baru Algasindo, 2005. Syaodih Sukamdinata, Nana. Landasan Psikologis Proses Pendidikan. Bandung:PT. Remaja Rosdakarya, 2009 Suprijono, Agus. Cooperative Learning, Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009 Sukmadinata, S.N, Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Yogyakarta: Remaja Rosdakarya, 2005. Sujuko, Hubungan Antara Keluarga Broken Home, Pola Asuh Orang Tua dan Interaksi Teman Sebaya dengan Kenakalan Remaja, Tesis ( Surakarta: Universitas Setia Budi Surakarta), 2012 Syah, Muhibbin. Psikologi Belajar, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2003 Slavin, Robert E., Psikologi Pendidikan Teori dan Praktik. Jakarta: PT. Indeks, 2008 Uzer Usman, Moh. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009 Uno, B. Hamzah Uno,Teori Motivasi & Pengukurannya Analisis Di Bidang Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2009 Wena, Made. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontenporer. Jakarta: Bumi Aksara, 2009 *Agung Riadin, M..Pd Dosen FKIP Universitas Muhammadiyah Palangkaraya
35
Pedagogik Jurnal Pendidikan, Maret 2016, Volume 11 Nomor , ( 24 – 36 )
Winkel, W.S., Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi, 2009 Walgito, Bimo. Psikologi Sosial, Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2003 Yamin, Martinis. Desain Pembelajaran Berbasis Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Gaung Persada Press, 2010 Yufiarti, Psikologi Pendidkan dan Penerapannya, Jakarta: Pusat Pengembangan Manusia, 2009
*Agung Riadin, M..Pd Dosen FKIP Universitas Muhammadiyah Palangkaraya
36