Layanan E-mail (E-mail service)
E-mail adalah layanan untuk saling berkirim pesan antar pengguna internet di seluruh dunia. Sebenarnya e-mail sama dengan surat dalam kehidupan nyata. Perbedaannya adalah kecepatannya dalam mengirim pesan. Jika Anda mengirim surat dari Jepara ke Jakarta membutuhkan waktu yang lama, bisa dua hari atau bahkan sampai satu Minggu. Berbeda dengan e-mail, Anda bisa mengirim e-mail dari internet di Jepara ke internet di Jakarta hanya dalam hitungan detik, asalkan orang yang Anda kirimi e-mail terkoneksi dengan internet. Saat ini, e-mail telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan kita.Hampir setiap teman atau relasi kita menyertakan alamat e-mail dalam kartu nama mereka dan hampir setiap orang yang kita kenal akan menanyakan alamat email kita saat akan berpisah. Sebagian dari kita bahkan mungkin akan tersipu malu jika terpaksa harus mengatakan "saya belum punya alamat e-mail!" saat sang relasi menanyakan alamat tersebut. Didunia internet, alamat e-mail berperan lebih dahsyat lagi. Ia bagaikan satusatunya mata uang yang sah untuk melakukan transaksi. Adalah satu kenyataan jika di internet orang bisa mendapatkan hampir segala-galanya, informasi, materi, program, software, pengetahuan dan bahkan uang dolar! Tetapi Anda harus membayarnya dengan alamat e-mail! Uniknya, alamat-alamat e-mail ini bisa diperoleh gratis. E-Mail memiliki protokol dan standar yang sering dipakai dalam pengiriman dan pembacaan pesan, agar pesan tersebut sampai tujuan. Standar dan Protokol utama yang digunakan dalam layanan E-mail adalah: 1. RFC 2822 atau Internet Message Format (IMF). 2. RFC 2821 atau Simple Mail Transport Protocol (SMTP). 3. RFC 1939 atau Post Office Protocol versi tiga (POP3).14 Selain protokol POP3 yang digunakan dalam medapatkan pesan dari E-mail server adapun protokol yang memiliki fungsi sama yaitu Internet Mail Access Protocol (IMAP).
Simple Mail Transport Protocol (SMTP) Salah satu protokol E-mail yang populer juga berusaha membuat segala sesuatunya sederhana adalah Simple Mail Transport Protocol (SMTP). Karena itu SMTP dapat dikatakan sebagai prinsip KISS yang merujuk pada pepatah bijak yang berbunyi Keep it Simple, Stupid (buat sederhana saja). Jadi client E-mail dan server menggunakan protokol SMTP dengan menggunakan port 25 untuk mengatur proses pengiriman dan penerimaan E-Mail. Sebagaimana yang telah dibahas, daripada hanya mengirim E-Mail dengan RFC2822 header yang benar disekitarnya, client E-Mail dan server harus berkomunikasi terlebih dahulu. Misalnya, client harus mengidentifikasi dirinya sendiri ke server sebelum mengirimkan sebuah E-Mail. Selain itu pengirim E-mail harus mengidentifikasi penerima sebelum mengirim E-Mail. dengan cara tersebut, jika client/server berikutnya tidak dapat mengirim EMail, Seseorang tidak membuang waktu mengirim E-Mail lagi. Untuk penekanan maka dapat dilihat pada Gambar 2.5
Protokol SMTP menetapkan pesan sehingga client dan server E-mail dapa mengatur proses pengiriman E-Mail. Extended Hello (EHLO) command mengidentifikasi client. Mail command memberitahukan server bahwa client ingin mengirim atau menerima E-Mail. RCPT (short for recipient) mengidentifikasikan penerima E-Mail yang akan dikirimi. Sesudah server membalas dengan pesan acknowledgement (ACK) pada tiap-tiap tiga command pertama ini, E-Mail dapat ditransmisikan. Perlu dicatat bahwa sebenarnya saat semua perkakas mengirim E-Mail, pesan tersebut diselaraskan dengan spesifikasi Internet Message Forma(RFC 2822) untuk isi header dan teks. SMTP RFC (RFC 2821) menetapkan pesan-pesan yang mengontrol proses dengan SMTP seperto EHLO dan MAIL. SMTP, POP, dan IMAP adalah protokol-protokol TCP/IP yang digunakan dalam pengiriman email. SMTP (Simple Mail Transfer Protocol). Protokol ini digunakan untuk pengiriman email dengan menggunakan aplikasi email client (outlook express, eudora, thunderbird) POP (Post Office Protocol) lebih populer dengan sebutan POP. Karena SMTP tidak memiliki kemampuan penyimpanan E-Mail dalam mailbox, maka diperlukan protokol lain untuk menjalankan fungsi tersebut yaitu POP3 dan IMAP. Dari sisi klien E-Mail, server SMTP merupakan sarana untuk melakukan outgoing connection atau mengirimkan pesan. Sedangkan untuk incoming connection digunakan protokol POP3
Post Office Protocol (POP3) Protokol E-Mail yang berikutnya yaitu Post Office Protocol (POP3) yang berjalan di port 110, versi saat ini, POP3 yang memungkinkan17 seseorang untuk mentransfer E-Mail, seperti SMTP. Akan tetapi POP3 didesain secara khusus untuk pengunnaan antara client E-mail dan mail server tetapi dia tidak dapat mentransfer E-Mail antar server. POP3 pada dasarnya memungkinkan seseorang untuk mengerjakan subset fungsi dari SMTP. Jadi, mengapa bersusah-susah menggunakan protokol yang lain saat SMTP memungkinkan client untuk mendapatkan E-Mail mereka? Memang, POP3 memungkinkan beberapa opsi untuk otentifikasi, dan beberapa fitur berguna lainnya untuk client E-Mail fitur-fitur yang tidak dimasukan dalam SMTP. Salah satu fitur yang lebih baik dari POP3 adalah otentifikasi. Otentifikasi mengacu pada proses sebuah perkakas untuk mengidentifikasi dirinya sendiri dengan perkakas yang lain melalui nama dan password perkakas lain untuk selanjutnya memutuskan apakah perkakas pertama bisa mengakses. Misalnya, jika seseorang memiliki EMail account pada Internet Service Provider (ISP) yang dia punya, dalam beberapa hal seseorang di beri E-Mail address dan password. Saat orang itu memeriksa E-Mail, jika orang
tersebut menggunakan POP3 (dan jika menggunakannya), client E-Mail tersebut mengidentifikasi dirinya sendiri dan menyediakan password. E-Mail server memutuskan apakah mugkin orang tersebut mendapatkan E-Mail. Gambar 2.6 menekankan pada proses POP3. Seperti yang dapat Anda lihat pada Gambar 2.6. Conner mengirim username dan password ke server. Server memeriksa daftar username dan password dan mencari kecocokan. Jadi, server memberitahu client “OK” berarti server telah siap memulai pengiriman E-Mail ke client. POP3 juga memberitahu user berapa banyak E-Mail yang menunggu dia. Untuk mendapatkan E-Mail, client meminta E-Mail sekali waktu seperti ditunjukan pada gambar.
Dalam suatu jaringan E-mail, kedua protokol SMTP dan POP3 selalu bekerja sama dalam meyampaikan pesan yang akan dikirim melalui server. Client menggunakan POP3 untuk mendapatkan E-Mail dari server mereka, tetapi mereka menggunakan SMTP untuk mengirim E-Mail ke server lain. Gambar 2.7. menggambarkan aliran ini.
Dari kejadian diatas dapat diketahui bahwa dalam gambaran ini. POP3 hanya digunakan untuk mengambil E-Mail dari server. Selain itu catat bahwa server E-Mail dilabelkan sebagai
SMTP server dan POP3 server. Merujuk pada server E-Mail pada umumnya dalam kenyataannya, untuk mengerjakan SMTP, seseorang membutuhkan server software yang memahami SMTP, jadi supaya semua ini bekerja, server perlu memiliki SMTP server software untuk menjalankannya. Serupa dengan itu, untuk memungkinkan agar client menerima mail, server hardware harus mengoperasikan POP3 server software untuk SMTP server software. Efeknya, komputer harus menjalankan kedua server. SMTP server dan POP3 server pada komputer yang sama menyimpan dan memperoleh E-Mail dari lokasi penyimpanan pesan yang sama. Misalnya pada Gambar 2.7, E-Mail server Fredsco menerima E-Mail menggunakan SMTP server, menyimpannya pada disk drive. Selanjutnya, saat orang yang menggunakan account
[email protected] memeriksa E-Mailnya dengan POP3, POP3 server pada komputer yang sama, menerima E-Mail, mengirimkanya kepada komputer client.
FTP
File Transfer Protocol (FTP) adalah suatu protokol yang berfungsi untuk tukar-menukar file dalam suatu network yang menggunakan TCP koneksi bukan UDP. Dua hal yang penting dalam FTP adalah FTP Server dan FTP Client. FTP server adalah suatu server yang menjalankan software yang berfungsi untuk memberikan layanan tukar menukar file dimana server tersebut selalu siap memberikan layanan FTP apabila mendapat permintaan (request) dari FTP client. FTP client adalah computer yang merequest koneksi ke FTP server untuk tujuan tukar menukar file. Setelah terhubung dengan FTP server, maka client dapat mendownload, meng-upload, merename, men-delete, dll sesuai dengan permission yang diberikan oleh FTP server. Untuk mentransfer file melalui FTP membutuhkan dua koneksi antara klien dan server: satu untuk perintah dan jawaban, yang lain untuk transfer file yang sebenarnya.
Klien menetapkan koneksi pertama ke server pada TCP port 21. Koneksi ini digunakan untuk kontrol lalu lintas, yang terdiri dari perintah klien dan reply dari server. Klien menetapkan koneksi kedua ke server melalui port TCP 20. Hubungan ini untuk transfer file yang sebenarnya dan dibuat setiap kali ada file ditransfer. Transfer file bisa terjadi di kedua arah. Klien dapat men-download (tarik) file dari server atau klien dapat meng-upload (push) file ke server.
Tujuan dari FTP server adalah sebagai berikut:
Untuk tujuan sharing data Untuk menyediakan indirect atau implicit remote computer Untuk menyediakan tempat penyimpanan bagi user Untuk menyediakan transfer data yang reliable dan efisien
Keamanan FTP FTP sebenarnya cara yang tidak aman dalam mentransfer suatu file karena file dikirimkan tanpa di-enkripsi terlebih dahulu tetapi melalui clear text. Mode text yang dipakai untuk transfer data adalah format ASCII atau format binary. Secara default, FTP menggunakan
mode ASCII dalam transfer data. Karena pengirimannya tanpa enkripsi, username, password, data yang di transfer, maupun perintah yang dikirim dapat di sniffing oleh orang dengan menggunakan protocol analyzer (sniffer). Solusi yang digunakan adalah dengan menggunakan SFTP (SSH FTP) yaitu FTP yang berbasis pada SSH atau menggunakan FTPS (FTP over SSL) sehingga data yang dikirim terlebih dahulu di enkripsi.
DHCP Dynamic Host Configuration Protocol atau yang biasa disebut dengan DHCP adalah sebuah sistem yang mengotomatisasi pemberian alamat IP, subnet mask, gateway dan parameter jaringan lainnya. Gambaran umum DHCP yang sering kita temui adalah WiFi Hotspot yang sebenarnya memberikan alamat IP kepada pengguna jaringan secara otomatis, jadi kita tidak perlu lagi melakukan setting alamat IP seperti jaringan-jaringan biasanya. DHCP mengijinkan sebuah host untuk mendapatkan alamat IP secara dinamis saat terhubung dengan jaringan tersebut, host akan menghubungi server DHCP dan sebuah alamat akan diminta. Server DHCP akan memilih sebuah alamat IP dari jangkauan alamat yang sudah terkonfigurasi (biasa disebut pool) dan memberikannya pada host untuk batas waktu yang ditentukan. Dengan adanya DHCP memungkinkan para pengguna atau host yang mobile untuk melakukan koneksi langsung tanpa melakukan konfigurasi IP terlebih dahulu, hal ini sangatlah efisien untuk sebuah WiFi Hotspot dimana banyak orang bergantian mengakses jaringan tersebut. DHCP memberikan alamat IP tidak secara permanen, namun pada satu waktu itu saja, jadi pada saat host terputus dari jaringan, alamat IP akan dukembalikan ke pool untuk digunakan kembali pada host lain.
Seperti yang ditunjukkan pada gambar diatas, berbagai tipe peralatan jaringan bisa dijadikan sebagai server DHCP saat menjalankan aplikasi DHCP service, apakah itu PC server, router bahkan client. Server DHCP pada jaringan yang berskala sedang ke besar biasanya adalah sebuah server berbasis PC. Untuk jaringan rumah yang menggunakan ISP, alamat IP langsung didapatkan sari ISP tersebut. DHCP dapat memberikan resiko keamanan karena semau perlatan yang terhubung ke jaringan dapat dengan mudah mendapatkan alamat IP. Dari resiko tersebut kita harus hati-hati dalam menentukan pemberian alamat IP (adressing) secara dinamis atau manual. Adressing secara dinamis dan manual menempati perannya masing-masing, DHCP biasa digunakan untuk kepentingan host secara umum dan adressing manual biasa digunakan untuk peralatan jaringan seperti gateway, switch, server dan printer.
Gambar diatas adalah skema bagaimana sebuah host yang berupa DHCP Client dapat menerima alamat IP dari DHCP Server. Saat sebuah DHCP Client terhubung ke jaringan, client tersebut akan melakukan broadcastsebuah paket DHCP DISCOVER untuk mengidentifikasi adanya DHCP Server dalam jaringan tersebut. Setelah itu DHCP Server akan mengirimkan paket DHCP OFFER yang berisikan informasi ketersediaan alamat IP, subnet mask, DNS server dan default gateway beserta durasi dari pemberian alamat IP tersebut. Client mungkin saja menerima beberapa paket DHCP OFFER jika dalam jaringan terdapat beberapa DHCP Server, jadi client akan memilih salah satu dan melakukan broadcast paket DHCP REQUEST yang mengidentifikasikan server beserta pemberian IP yang diterima oleh client. Jika alamat IP yang diminta oleh client atau yang ditawarkan oleh server itu valid, maka sever akan mengembalikan pesan DHCP ACK(acknowledge) yang memberitahukan bahwa alamat IP siap digunakan. Namun jika alamt IP sudah tidak valid (biasanya disebabkan oleh time out atau client lain sudah menggunakan), maka server akan mengembalikan pesan DHCP NAK (negative acknowledge). Jika client menerima pesan NAK ini, maka client akan memulai lagi proses DHCP DISCOVER.
Inilah kegunaan utama dari DHCP, yaitu memberikan alamat IP secara otomatis, sehingga semua client yang terhubung dalam jaringan tidak perlu lagi melakukan setting alamat IP secara manual. DHCP Server akan memastikan bahwa semua alamat IP yang diberikan adalah unik dan tidak bisa diberikan kepada dua atau lebih client.