LAYANAN PRIMA SEBAGAI USAHA PEMBERDAYAAN PERPUSTAKAAN Djunaidi (Pustakawan Madya/Kepala UPT Perpustakaan Unsri) Mulkan Achmad (Pustakawan Madya/Kepala Layanan pengguna) Abstrak Perpustakaan sebagai lembaga informasi dituntut akan kemampuannya untuk menjalankan misi dan visinya dibidang informasi guna menunjang dan mengimbangi pelaksanaan program induknya dalam melaksanakan tri dharma bagi suatu perguruan tinggi dan instansi pendidikan bagi suatu sekolah. Produk yang dimiliki tanpa disajikan dan dilayankan kepada pengguna serta disebarluaskan informasinya tidak akan dapat berarti dalam nilai manfaat dan nilai gunanya. Tingkat keterpakaian koleksi di perpustakaan sangat ditentukan oleh aneka cara dan macam layanan yang dilakukan. Disamping itu, semua bahan masukan dan saran serta kritik yang bersifat membangun dari para pengguna perlu dijadikan salah satu sumber masukan dalam upaya pengembangan dan peningkatan jasa layanan di perpustakaan. Untuk itu, pemberdayaan pengguna sangat berperan untuk menunjang program kegiatan layanan prima perpustakan. Suatu pertanda layanan prima perpustakaan adalah telah memanfaatkan dan mengelola TI dan menjadikan pengguna sebagai mitra kerja. Kata Kunci : Pemberdayan pengguna, perpustakaan dan layanan prima
PENDAHULUAN Masalah layanan di perpustakaan masih menjadi suatu indikasi bagi konsumen, karena mereka belum memperoleh suatu kepuasan, sehingga dalam memenuhi kebutuhan akan informasi, mereka mencari banyak sumber atau tempat yang harus dikunjunginya. Berkaitan dengan layanan tersebut K. Soekarman dan Zen, Zulfikar (tt) menyatakan, perpustakaan sebagai lembaga jasa, maka keberhasilan sebuah perpustakaan sangat tergantung pula dari sistem dan pelaksanaan aspek layanannya kepada para pembacanya. Menurut beliau
secara umum perpustakaan yang berhasil adalah
perpustakaan yang banyak dikunjungi oleh masyarakat
untuk memanfaatkan sumber
informasi yang tersedia sesuai kebutuhannya. Oleh karena itu, penulis berpendapat bahwa perpustakaan di era dunia maya dewasa ini telah memiliki beraneka ragam corak, bentuk serta versinya, misalnya ada yang disebut e-library, e-learning, dan e-book, e-jurnal dan lain sebagainya.
1
Sejalan dengan itu, Lasa (2003) mengemukakan bahwa munculnya buku digital merupakan penyerapan teknologi yang dijadikan terobosan cepat atau lambat akan mempengaruhi perkembangan bahkan ancaman penerbit buku konvensional. Sebab dunia cyber telah melakukan berbagai kesederhanaan bahkan mungkin dapat dikatakan drastis. Buku digital ini hadir dalam bentuk CD yang tersusun urutan tertentu. Lebih lanjut beliau mengatakan bahwa buku jenis ini dikemas dalam bentuk paket informasi magnetik yang dapat ditransfer secara digital ke dalam komputer. Dengan demikian dapat penulis simpulkan bahwa semuanya itu, bermuara kepada informasi guna membantu penggunanya dalam berbagai keperluan baik untuk proses belajar dan mengajar di lembaga pendidikan, studi lapangan, penelitian, penelusuran dan lain-lain. Bahkan kepentingan dunia usahapun mutlak diperlukan bagi suatu perusahaan untuk mencapai kemudahan dunia usahanya. Begitu juga bagi suatu perpustakaan mulai dari perpustakaan perguruan tinggi hingga sekolah. Berbagai ragam layanan yang diberikan oleh suatu perpustakaan kepada penggunanya belum tentu akan dapat memberikan suatu kepuasan, karena kepuasan pengguna kadang-kadang relatif ada yang mencari informasi itu harus banyak menggunakan media, berdasarkan tuntutan kebutuhan yang semakin ditunggu. Dan kembali kepada penggunalah kepuasan itu akan diperoleh. Namun pihak perpustakaan hendaknya proaktif dalam memberdayakan penggunanya agar tercapai
sasaran yang
diinginkan. Bukankah tujuan utama perpustakaan dapat memenuhi kebutuhan pengguna dan dapat memuaskan pengguna. Dengan demikian agar lebih jelas lagi upaya perpustakaan untuk menjadikan layanan yang prima di perpustakaan
dapat disimak paparan dalam pembahasan
permasalahan dan pemecahannya berikut ini.
PERMASALAHAN Sebagai lembaga informasi maka pelayanan di perpustakaan, masih terus menjadi perhatian pengguna hingga saat ini, karena tuntutan kebutuhan para pengguna selalu masih belum terpenuhi dan terpuaskan. Penyebab dari kebutuhan pengguna belum terpuaskan antara lain waktu layanan kurang panjang, koleksi kurang lengkap dan up to date, SDM yang ada masih kurang
2
trampil
dan
lain-lain.
Untuk
itu
pihak
perpustakaan
perlu
mencari
solusi
penanggulangannya. Dari beberapa permasalahan yang sering ditemui perpustakaan adalah waktu layanan kurang panjang misalnya, koleksi kurang lengkap dan up to date, SDM kurang terampil
dan
lain-lain.
Untuk
itu
pihak
perpustakaan
perlu
mencari
solusi
penanggulangannya. Misalnya, 1) memberdayakan pengguna melalui kotak saran, 2) melalui temu wicara, 3) melalui kegiatan seminar dan sejenisnya, dan 4) upaya-upaya pengembangan pelayanan dengan proaktif.
TELAAH LITERATUR: Sebagai cerminan penanggulangan teoritis.
Menurut Sunarti (1997) dalam Nugroho (2000) bahwa perpustakaan merupakan suatu organisasi yang dalam tatakerjanya mengikuti sistem tersrtuktur yang personelpersonelnya melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan bersama sebagaimana dibicarakan dalam berbagai literatur bahwa
perpustakaan sebagai pusat informasi
merupakan organisasi nirlaba. Namun demikian dalam perkembangannya akhir-akhir ini muncul pemikiran-pemikiran bahwa perpustakaan sebagai organisasi publik yang dapat diarahkan pada orientasi keuntungan, bahkan dapat menjadi organisasi bisnis. Untuk itu perlu adanya perubahan visi dan misi dan struktur organisasi yang mampu mengcover fungsi-fungsi produksi, hubungan kerjasama, pemasaran data, tenaga yang handal. Sejalan pula dengan terwujudnya Universitas Sriwijaya sebagai lembaga Badan Layanan Umum (BLU) sejak awal bulan Mei 2009 oleh Dirjendikti lalu. Dan sesuai dengan Fungsi serta peranan perpustakaan sebagai unit pelaksana teknis dalam menunjang tri dharma perguruan tinggi, maka perlu dipertimbangkan dalam beberapa hal : a. Komponen perpustakaan yang ada Perpustakaan perguruan tinggi dalam upaya pengembangan layanannya sangat perlu membutuhkan pertimbangan-pertimbangan dalam berbagai aspeknya, karena sebagai badan layanan umum mutlak membutuhkan prubahan-prubahan secara totalitas. Mulai dari sistem yang ada,
potensi SDMnya, birokrasi organisasinya,
manajemen pengelolaanya, potensi dana yang dimiliki, dan sebagainya.
3
Adapun komponen perpustakaan sebagai unit penunjang pelaksanaan tri dharma perguruan tinggi mutlak diperlukan perubahan-perubahan sebagaimana perubahan di lembaga induknya. Misalnya, i) Adanya SDM yang memiliki perubahan sikap dari non-aktif menjadi aktif, dari sikap pasif menjadi proaktif. Dari sikap pemalas tanpa gariah dan semangat bekerja menjadi giat, gesit, bergairah dan bersemangat serta berdedikasi tinggi.ii) Adanya fasilitas yang memadai, iii) sumberdana yang potensial dan permanen yang swakelola.
b. Pengguna dalam segala aspek kebutuhannya Pengguna adalah
semua pengunjung perpustakaan baik pengunjung internal
maupun eksternal. Kesemuanya memerlukan perhatian dan pelayanan yang baik dari pihak perpustakaan guna memenuhi semua kebutuhan akan informasi baik tercetak maupun elektronis. Termasuk kebutuhan akan bimbingan dan konsultasi baik tentang perpustakaan secara teknis maupun kepustakawanan dan lain –lain.
c. Pengobatan virus pustakawan Sebagaimana kita ketahui bahwa virus terdapat dua pengertian dalam Kamus Bahasa Indonesia (2001:1262) yaitu; 1) mikroorganisme yang tidak dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop biasa, hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop electron; penyebab dan penular penyakit spt cacar, influenza, dan rabies, 2) program illegal yang dimasukkan ke dalam system komputer melalui jaringan atau disket sehingga menyebar dan dapat merusak program yang ada. Namun virus yang penulis maksudkan dalam tulisan ini adalah virus yang mempengaruhi pustakawan dalam berprestasi di bidang perpusdokinfo. Sementara dalam Kamus Bahasa Indonesia (1994):1611) bahwa virus (Lat) adalah racun, tuba yang menularkan penyakit influenza dan cacar. Virus sabagai sesuatu yang menimbulkan penyakit yang memungkinkan untuk menular kepada yang lainnya. Virus ini hinggap dan bersarang tidak hanya pada benda atau makhluk berupa tumbuhan dan hewan saja namun kepada manusiapun
dapat
dihinggapinya dan menularkan ke yang lain.
4
Dalam kehidupan semua makhluk apabila tertular oleh virus akan menyebabkan ia menjadi sakit. Misalnya, sebatang tumbuhan jeruk, yang sehat dan berbuah bagus, setelah ia dihinggapi virus, lalu menjadi rusak secara angsur dengan ditandai bahwa daunnya menjadi kuning, batangnya berkeringat mengeluarkan lender dan buahnya menjadi kuning dan kerdil. Apabila manusia sebagai makhluk yang sempurna telah dihinggapi oleh virus, maka akan terlihat menjadi rusak dan kurang bergairah dalam bekerja, dan cenderung virus yang ada pada dirinya akan berpindah menjangkit ke orang lainnya. Dengan jelas sekali, apabila virus sudah menyerang, apakah itu benda, binatang, tumbuhan ataukah manusia akan menjadi rusak baik fisik
maupun pskhisnya, bagi
manusia. akan membuat dirinya timbul bermacam-macam penyakit atau virus seperti disebutkan diatas. Dalam diri manusia virus yang kita kenal adalah berupa sifat-sifat yang menjadikan seseorang mengalami kelabilan, keangkuhan, egoisme, keras kepala dalam kehidupannya. Tulisan ini akan mencoba mengetengahkan beberapa macam virus sebagai penyakit yang menjadi perusak diri Pustakawan. JENIS VIRUS DAN CARA PENULARANNYA Virus yang dimaksud adalah berupa penyakit hati bagi manusia yang dalam hal seorang yang menjabat profesi pustakawan
serta penularannya terhadap pejabat
pustakawan lainnya. 1. Jenis-jenis virus atau
penyakit hati
Banyak macam penyakit hati yang tergolong kepada sikap jahat bagi diri manusia diantaranya; Sifat /Sombong/riak/angkuh; Dalam kamus bahasa Indonesia (1994:1345) bahwa sombong, sama dengan angkuh, congkak, pongah dan takabbur.
Sombong atau takabbur yang
sesungguhnya ialah tidak mau menerima kebenaran dan
menganggap rendah
orang lain (Sunarto, 1987) dan sifat ini menolak kebenaran
dan menghinakan
hak-hak manusia (Sunarto, 1987:85) Sebagaimana hadist yang diriwayatkan oleh Abu Nu’aim (Sunarto, 1987:86) bahwa Tawaddu’lah kalian,
duduk-duduklah
kalian dengan orang-orang miskin, pasti kalian akan menjadi orang besar disisi
5
Allah
dan
terbebas
dari
kesombongannya.
membangkitkan marah orang agar bertindak atau
Hasud
(1994:5011)
adalah
Membenci, (2001:392) adalah
a. dengki, iri hati; hasad. Iri (1994:537) adalah kurang senang melihat orang lain beruntung; cemburu.(2001:442) adalah a. merasa kurang senang melihat kelebihan orang lain (beruntung dsb), cemburu, sirik, dengki Dengki (1994:329) adalah busuk hati (lebih jelek daripada iri hati). (2001:251) adala. Arb. Menaruh perasaan marah (benci, tidak suka) kartena iri amat sangat kepada keberuntungan orang lain. Ria’ (954) adalah sombong, congkak dan bangga Dari kesemua jenis penyakit hati atau virus di atas adalah suatu hal yang sangat merusak para pustakawan dalam berkarir di bidang perpusdokinfo yakni mempengaruhi sikap orang apabila seseorang yang dihinggapinya tidak dapat meredamnya dengan segera dan selalu berupaya mengobatinya..
2. Cara penularannya Adapun penularan penyakit virus atau penyakit hati ini dapat melalui pergaulan dari masing-masing kelompok atau situasi lainnya. Melalui pertemuanpertemuan, kongkoh-kongkoh antar sesama, dan komunikasi jenis lainnya.
3. Tanda-tanda pustakawan terserang virus Para pustakawan yang terserang virus atau penyakit hati adalah ; 1. Kurang berdisiplin dalam bekerja 2. Selalu menganggap remeh dan rendah orang lain 3. Kurang menghargai pendapat orang lain 4. Kurang menerima saran orang lain 5. Merasa dirinya yang paling super dalam segala hal 6. Egoistis 7. Pemalas dan kurang motivasi kerja 8. Tidak suka orang lain maju dan berhasil
6
BEBERAPA ASPEK TERKAIT LAYANAN PRIMA 1. Pelayanan prima perpustakaan 1. Usaha yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang dalam membantu kebutuhan pemustaka dengan sikap profesional dan mampu memberikan nilai keunggulan dengan sikap kompetitif yang sehat untuk mewujudkan visi universitas sebagai academic excellence. 2. Tiga komponen utama yang harus dimiliki perpustakaan dalam melaksanakan pelayanan prima: a. Pemberdayaan sumber daya insani dan sumber daya non-insani (human resources and non-human resources). b. Pelayanan yang tidak bersifat menunggu (services). c. Pemberdayaan pemustaka (users’s empowering).
2. Keberhasilan pelayanan prima perpustakaan Terkait dengan upaya keberhasilan pelayanan di perpustakaan, maka tidak lepas dari landasan dasar terlaksananya layanan yaitu diperlukannya SDM. Dalam mengelola suatu sistem tertentu. Dalam hal ini Sumber daya manusia sangat diperlukan untuk mengoperasikan sistem, mengelola, merencanakan sistem dan memelihara mesin serta peralatan yang digunakan oleh sistem (Sobri, 2001: 43-50). Lebih lanjut dalam Encyclopedia of science and technology (1992) dijelaskan bahwa “suatu proses yang dilakukan sistem harus didesain, dikembangkan dan dipelihara” Perencanaan, pengembangan dan pemeliharaan system ini dilakukan agar tidak terjadi hasil kerja yang mubazir, dan sistem dapat dioperasikan sesuai dengan anggaran biaya yang tersedia dan mencapai hasil yang diinginkan(Sobri, 2001:43-50). Sejalan dengan itu, Aditya (2009) mengemukakan faktor penentu keberhasilan pelayanan prima perpustakaan sebagai berikut : •
SDM dengan sikap & pemahaman yang benar akan pelayanan Sumber daya manusia yang memiliki sikap dan pemahaman yang benar akan pelayanan adalah memungkinkan terlaksananya pelayanan yang cepat dalam memberikan informasi kepada pengguna perpustakaan.
•
Dukungan & komitmen manajemen puncak
7
Dalam hal keberhasilan pelayanan prima perpustakaan tidak lepas dari adanya dukungan optimal serta komitmen manajemen yang eksis dan konsisten. •
Sistem pelayanan (SOP) yang solid Pelayanan prima perpustakaan membutuhkan akan sistem yang dinamis dan terbuka guna kemudahan pengembangannya. Oleh karema itu jika sistem tertutup untuk dikembangkan, maka berarti sistem itu suatu saat akan mati sehingga suatu saat tidak akan sesuai dengan kebutuhan (Mustafa, B, 1998).
•
Infrastruktur (peralatan) yang memadai
3. Kepuasan pengguna perpustakaan Kata puas yang berarti
merasa senang, lega karena sudah merasai secukup-
cukupnya atau sudah terpenuhi hasrat hatinya (M.Ali, tt:326). Terkait dengan hal kepuasan ini menurut penulis adalah relatif tidak sama antara satu dengan yang lainnya karena bergantung dengan kebutuhan dan apa yang diperlukannya. Misalnya, kepuasan pengguna karena dengan kondisi ruangan yang sejuk dan nyaman, dan keramah tamahan para petugas perpustakaan, serta kemudahan prosedur layanan dan lain sebagainya. Berkaitan dengan hal tersebut di atas (Aditya (2009) mengemukakan lima faktor kepuasan pelanggan/pengguna perpustakaan yaitu : a. Produk Di suatu perpustakaan bahwa produk sebagai suatu pertanda kemajuan dan pengembangan
yang
dibuktikan
dengan adanya produktivitas dari
perpustakaan yang bersangkutan dimana memiliki berbagai ragam
suatu
terbitan-
terbitan sebagai salah satu media publikasi perpustakaan seperti, adanya i) Daftar tambahan buku (Accession list), ii) Bibliografi skripsi, tesis/disertasi, iii) daftar judul majalah dan surat kabar, iv) Indeks artikel majalah dan surat kabar, v) Pedoman Perpustakaan dan
vi) Jurnal /majalah /bulletin perpustakaan dan
sejenisnya. b. Pelayanan Pelayanan adalah aktivitas dalam berbagai aspek yang dilakukan oleh perpustakaan. Luas jangkauan layanan yang diberikan oleh suatu perpustakaan
8
sangat bergantung dengan besar kecilnya perpustakaan yang bersangkutan. Ini berarti terjadi perbedaan antara perpustakaan yang satu dengan yang lainnya dalam aktivitas layanan yang diberikan kepada penggunanya. Hal ini sejalan dengan Dirjendikti (1990) dalam Zainuddin (1991:19) mengemukakan ada 17 aktivitas yang dilakukan oleh suatu perpustakaan untuk mencapai kategori pelayanan yang baik diantaranya, usaha yang dilakukan perpustakaan untuk menarik pemakainya agar aktif datang ke perpustakaan, petugas yang selalu siap dan siaga membantu pengguna. Begitu juga Bafadal (1991) mengemukakan 3 aspek layanan ; i) bentuk layanan (langsung dan tidak lasngsung), ii) adminsitrasi layanan salah satunya adalah tata tertib perpustakaan, dan iii) fasilitas pelayanan seperti peralatan, mobiler dan lain-lain. Kualitas pelayanan sangat bergantung kepada : •
Sukses tergantung pada produk yang bagus dengan pelayanan yang memuaskan
•
Perbaikan dalam pelayanan dapat terjadi hanya kalau ada masukan dari pelanggan
•
Persepsi pelanggan merupakan kunci dalam pencapaian dan pemeliharaan kualitas pelayanan yang terus menerus (Aditya, 2009).
c. Kemudahan Sebagaimana fungsi perpustakaan itu sendiri, bahwa memberikan pelayanan yang cepat, dan tepat serta berbagai kemudahan-kemudahan. Artinya perpustakaan secara fleksibal tidak kaku dan berbelit-belit dalam memberikan layanan kepada penggunanya. d. Harga Harga merupakan
standard yang harus dipedomani oleh perpustakaan
dalam melaksanakan layanan bisnis informasi secara fullteks. Sehingga aktivitas layanan bisnis informasi mengacu kepada Undang-undang nomor 11 tahun 2008 tentang Informasi dan transaksi elektronik. e. Emosional / Image Tingkat emosional yang dimiliki oleh staf perpustakaan cukup terkendali dan semua kondisi yang dimiliki perpustakaan selalu membuat imaj pengguna secara positif.
9
4. Pentingnya saran pengguna dalam pengembangan layanan perpustakaan Dengan memberdayakan pengguna perpustakaan secara maksimal, pihak perpustakaan akan dapat mengembangkan aktivitas dan layanannya dalam segala aspek, dan saran pengguna juga merupakan suatu masukan yang dapat dijadikan suatu bahan kebijakan dalam rangka pengembangan perpustakaan itu sendiri. Misalnya di UPT Perpustakaan Unsri dari sekian banyak saran yang masuk melalui kotak saran, maka saran yang dominan yang masuk adalah jam buka perpustakaan, fasilitas bahan pustaka dan komputer sebagai sarana penelusuran.
BEBERAPA
KEBUTUHAN
PERPUSTAKAAN
UNTUK
MELAKUKAN
LAYANAN PRIMA
Menurut Aditya (2009) terdapat enam komponen penting untuk melakukan layanan prima yaitu: 1. Menjalankan multi-fungsi 2. Menjadi mitra bagi pengguna 3. Menjadikan pengguna mitra dalam pekerjaan perpustakaan 4. Proaktif terhadap kemungkinan baru yang ditimbulkan oleh kemajuan TI dan ilmu pengetahuan 5. Memanfaatkan dan mengelola TI 6. Menerapkan konsep-konsep manajemen yang baru termasuk dalam hal hubungan dengan pengguna Untuk mencapai pelayanan prima perpustakaan, maka perpustakaan membutuhkan banyak hal baik sumberdaya insani, non-insani, peralatan yang memadai, dan kinerja pustakawan yang multifungsi. Beberapa istilah menarik yang dapat mengesankan yang dikenal dengan istilah ESTOMAT (Aditya, 2009) yaitu Senyum, dimana semua petugas di perpustakaan diharapkan dapat berbuat dan bekerja dengan penuh senyum. Tolong yaitu semua petugas di perpustakaan bersedia dengan penuh keikhlasan untuk menolong pengguna perpustakaan dan berusaha memenuhi kebutuhan penggunanya. Maaf yaitu selalu memberikan kemudahan dan memaafkan bagi pengguna yang terdapat kesalahan dan kekeliruan di perpustakan. Kemudian, selalu ber Terima kasih atas segala
10
kelancaran dalam pelaksanan layanan di perpustakaan melalui kerjasama dengan semua pihak. Di UPT Perpustakaan Unsri dalam rangka menuju pelayanan perpustakaan yang prima tersebut, maka pada awal Juli 2009 lalu telah mendapat sumbangan dari BUMN yaitu Conoco Phillips Jakarta berupa 100 unit komputer merek LENOVO. Fasilitas ini akan di peruntukkan layanan internet bagi mahasiswa Unsri khususnya dan umumnya dalam jangka waktu tertentu secara insidental akan diperuntukkan sebagai lab untuk pelatihan bagi pihak yang membutuhkan. Pada dasarnya masih banyak lagi upaya-upaya perpustakaan menuju ke arah layanan prima misalnya dengan pemberdayaan berbagai fasilitas manual seperti melengkapi bahan pustaka cetak, dan elektronik lainnya seperti, elibrary, e-learning, dan e-jurnal (sebagai upaya langganan selama 1 tahun mendatang). Yang sangat menggembirakan, adanya cyber Unsri yang memuat digital library. Jika kondisi perkembangan digital library ini akan hadir dengan baik yaitu akan lancar, konsisten dengan jaringan komunikasi selalu tersambung, maka pengguna, pustakawan dan staf administrasi lainnya akan lebih leluasa untuk beusaha aktif mengembangkan diri secara mandiri selain memang akan selalu berupaya memberikan pelayanan yang terbaik kepada pengguna di perpustakaan.
PENUTUP
Sebagai penutup tulisan sederhana ini maka dapat disimpulkan bahwa layanan di perpustakaan pada dasarnya dapat berkembang melalui berbagai upaya yang dilakukan misalnya melalui pengadaan fasilitas perpustakaan seperti pengadaan komputer yang merupakan salah satu langkah menuju layanan prima perpustakaan serta upaya lain yang dapat memungkinkan memberikan kepuasan terhadap pengguna, misalnya memperhatikan saran dan krtik
yang besifat membangun dari pengguna sebagai tanda keterbukaan
layanan. Selain itu, dapat menjadikan pengguna sebagai mitra pekerjaan di perpustakaan, memanfaatkan serta mengelola Teknologi Informasi. Disamping itu terciptanya jalinan hubungan komunikatif terhadap pengguna di perpustakaan.
11
REFERENSI
Bafadal, Fauzi. (1991). Memasyarakatkan layanan perpustakaan : Makalah yang di sampaikan pada rapat kerja kepala-kepala perpustakaan dan seminar nasional perpustakaan perguruan tinggi 27 Februari – 1 Maret 1991 di Bendungan Semarang. Basuki, Sulistyo. (2009). Pengantar ilmu perpustakaan. Jakarta : Penerbit UT.
Djunaidi & Mulkan. (1996). Beberapa factor yang mendukung pelayanan perpustakaan guna memberikan kepuasan kepada pemakainya. Buletin STKIP-PGRI. 5(25) Mei-Juni : 25-28. HRL., Zainuddin. (1991). Pelayana dan kerjasama perpustakaan untuk menunjang tri dharma perguruan tinggi: makalah yang disajikan pada lokakarya pengembangan perpustakaan perguruan tinggi In donesia wilayah barat di UNRI 15-17 Mei 1991. Hs., Lasa (2003). Kepengarangan dan penerbitan buku (II). Media informasi, 13(13): 32. Kartosedono, Soekarman dan Zen, Zulfikar. (2003). Peranan perpustakaan anakanak/sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan: Makalah disajikan dalam seminar regional Peranan/sekolah dalam menyukseskan WAJAR 9 tahun di kawasan Indonesia Timur. Mustafa, B. (1998). Dicari teknologi tepat guna untuk sistem automasi perpustakaan Indonesia memasuki era milenium ke tiga. JKDMM, 14(2) Juli – Desember :66-79. Nugraha, Aditya. (2009). Pelayanan prima : Makalah pelatihan Kompetensi pustakawan berprestasi dilaksanakan oleh Dikti kerjasama Kopertis Wilayah II 14 – 17 Mei 2009 di Hotel Horizon Palembang. Sobri, Halim (2001). Sistem komputerisasi di perpustakaan. JKDMM, 17(1) Januari – Juni: 43-50. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 11 tahun (2008). Tentang Informasi dan transaksi elektornik. Yusuf, Pawit M. (1995) Pedoman praktis mencari informasi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
12