Simposium Nasional PERHIPBA 2011 dan Kongres Nasional IV Obat Tradisional Indonesia (OTI)
Latifah K Darusman
Peningkatan Kualitas dan Kuantitas Bahan Baku Jamu untuk Terapi Kedokteran Modern Pusat Studi Biofarmaka IPB 2011
Ikhtisar 1. Pendahuluan 2. Metabolisme dan Produksi Bahan Aktif
3. Konsep GAP dan Komponennya
4. Penanganan Pascapanen 5. Kendali Mutu Bahan Baku =============================
Pendahuluan
Pemanfaatan berbagai bahan alam dengan berbagai tingkatnya dari mulai bahan dasar sampai senyawaan murni
Bahan Alam untuk Kesehatan : Sumber biomassa atau senyawaan murni
Back to Nature
Pendahuluan Tren peningkatan dalam konsumsi herbal
Perlu diimbangi dengan penyediaan bahan baku yang berkualitas
Pendahuluan
But et al. (1996) melaporkan terjadinya keracunan syaraf (14 kasus) di Hongkong akibat kontaminasi herbal Clematis oleh Podophyllum hexandrum. http://www.bmj.com/cgi/content/full/313/7049/117/a
Metabolisme dan Produksi Bahan Aktif Fungsi Rasa
Senyawaan Kimia dalan suatu Bahan Fungsi Energi Fungsi Khasiat
- Genetik Metabolit
- Lingkungan
Metabolisme dan Produksi Bahan Aktif
Hubungan metabolisme primer dan sekunder. GAP, glyceraldehyde 3phosphate; IPP, isopentenyl diphosphate; DMAPP, dimethylallyl diphosphate; MEP, methylerythritol phosphate; MVA, mevalonic acid; TCA, tricarboxylic
Metabolisme dan Produksi Bahan Aktif Biologia Plantarum, 51, 34-42
Pofile HPLC dari ekstrak daun C. asiatica dari dua fenotif yang berbeda (S & F, 1 - madecassoside, 2 – asiaticoside)
Metabolisme dan Produksi Bahan Aktif Perbedaan komposisi kimia C. asiatica karena perbedaan lokasi dan lingkungan Molecules 2009, 14, 3922-3941
Konsep GAP dan Komponennya • GAP merupakan pedoman umum untuk pelaksanaan/ praktek produksi tanaman yang meliputi kegiatan pra tanam hingga penanganan pasca panen. • Ruang lingkup yang diatur GAP yaitu: 1) Kriteria; 2) Registrasi dan Sertifikasi; 3) Pemilihan Lahan; 4) Penggunaan Benih dan Varietas Tanaman; 5) Penanaman; 6) Pupuk; 7) Perlindungan Tanaman; 8) Pengairan; 9) Panen; 10) Penanganan Panen dan Pasca Panen; 11) Alat dan Mesin Pertanian; 12) Pelestarian Lingkungan; 13) Pekerja; 14) Fasilitasi Kebersihan dan Kesehatan Pekerja; 15) Kesejahteraan Pekerja; 16) Tempat Pembuangan; 17) Pengawasan, Pencatatan dan Penelusuran Balik; 18) Pengaduan; 19) Evaluasi Internal; 20) Penutup.
Konsep GAP dan Komponennya • Tiga hal yang mendasari Konsep GAP: – Kondisi iklim dan tanah yang akan mencerminkan kesesuaian lahan untuk tanaman tersebut; – Ciri biologis tanaman yang akan menentukan bagaimana bahan berkhasiat dapat dihasilkan melalui proses biosintesis dan – Kondisi ekologis yang diperlukan oleh masing-masing spesies yang dapat didekati dengan melihat dari tempat asal spesies tersebut ditemukan.
Konsep GAP dan Komponennya
Rangkaian riset yang mendukung tercapainya bahan baku jamu (biofarmaka) terstandar, didasari oleh konsep GAP
Konsep GAP dan Komponennya Standarisasi Budidaya: evaluasi terkait dengan daya adaptasi bibit temulawak dan perbedaan waktu tanam. Semarang
Cibinong
Konsep GAP dan Komponennya Penelitian Daya Adaptasi
• •
Masa adaptasi berpengaruh terhadap produksi rimpang Temulawak lokal semarang memerlukan masa adaptasi minimal 1 tahun pada sentra budidaya baru produksi rimpang optimal
Konsep GAP dan Komponennya
Temulawak nomor harapan A asal Balittro
Temulawak lokal Semarang belum beradaptasi
Temulawak lokal Semarang yang telah ditanam 1 tahun di lokasi budidaya
• Masa adaptasi berpengaruh terhadap penampakan pertumbuhan tanaman temulawak
Konsep GAP dan Komponennya Produktivitas bioaktif temulawak
• •
Masa adaptasi berpengaruh terhadap produksi bioaktif Temulawak lokal semarang memerlukan masa adaptasi minimal 1 tahun pada sentra budidaya baru produksi bioaktif optimal
Konsep GAP dan Komponennya Penelitian Perbedaan Waktu Tanam
Temulawak Nomor harapan A asal Balittro
Temulawak lokal Semarang
• Masa tanam berpengaruh terhadap produksi rimpang
Konsep GAP dan Komponennya Produktivitas xanthorrhizol
Temulawak nomor harapan A asal Balittro
• •
Temulawak Lokal Semarang
Masa tanam berpengaruh terhadap produksi xanthorhizol Februari merupakan masa awal tanam terbaik untuk produksi xanthorhizol
Konsep GAP dan Komponennya Produktivitas kurkuminoid
Temulawak nomor harapan A asal Balittro
• •
Temulawak Lokal Semarang
Masa tanam berpengaruh terhadap produksi kurkuminoid Secara umum Februari merupakan masa awal tanam terbaik untuk produksi kurkuminoid
Penanganan Pascapanen • Pengolahan pasca panen tidak sepenuhnya masuk ke dalam aspek GAP, hanya pengolahana pasca panen primer yang biasanya dimasukkan ke dalam aspek GAP. Kegiatan pasca panen dimulai pada saat pemanenan. • Tanaman yang dipanen dijamin tidak tercampur dengan tanaman lain ataupun yang semarga. • Bagian tanaman yang dipanen harus dijamin bahwa bagian tersebut tidak tercampur bagian tanaman yang lain yang mengandung komponen bioaktif yang berbeda kuantitas dan kualitasnya • Faktor penanganan pascapanen yang diamati adalah: pengeringan, pencucian, dan kebersihan/sanitasi yang akan mencerminkan keamanan mikrobiologis dan kimiawi
Penanganan Pascapanen
Standard penangan pascapanen
Kendali Mutu Bahan Baku
Kondisi agrobiofisik, cara budidaya, cara pemanenan
Senyawa penanda/aktif Senyawaan kimia bahan bervariasi
Kendal i mutu
Multi komponen
Kendali Mutu Bahan Baku Fingerprint
Information
0,35 0,3
Absorbans
IVNF1-1 0,25
K32I10
0,2
LC17-2 PS1-4
0,15
PS4-16
0,1
SLW8-1 U22-2
0,05 0 3996 3659 3321 2984 2646 2309 1971 1634 1296 959 621 Bilangan Gelombang
Pengembangan Metode Kendali Mutu Multikomponen
Kendali Mutu Bahan Baku Studi Kasus I: Differentiation of Curcuma longa, Curcuma xanthorrhiza and Zingiber cassumunar by FourierTransform Infrared Spectroscopy C. longa C. xanthorhiza
Zingiber casummunar
FTIR spectra of (a) Z .cassumunar (b) C. longa (c) C. xanthorrhiza
Chemometrics analysis using PCA
Kendali Mutu Bahan Baku Studi Kasus II: Discrimination of Celery according to Geographical Origins by FTIR Spectra Combined with PCA Malang
Garut
Bandung
PCA plot for classification celery based geographical origins
Semarang
Data from normalized and baseline corrected second derivative FTIR spectrum in the region 1800-800 cm-1
Kendali Mutu Bahan Baku Studi Kasus III: Authentication Model of Herbal Medicine Composition : A Control Diagram Derived from Principal Component Analysis of FTIR Spectra of Herb Ingredients PC Scatter plot of celery extract and Reserpin Scatterplot Antara KU 1 dan KU 2 (Ekstrak Seledri dan Reserpin) 3 4
1
A: Celery Extract, B:Java Tea Extract, C: Inert Material
13 12 6
0
7
5
PC -20 2
9
Adultrerated tensigard because of reserpin
8
-40
Komponen Utama Kedua (KU 2)
20
2
10
-20
11
0
20 Komponen Utama Pertama (KU 1)
PC I
40
60
Kendali Mutu Bahan Baku Case Study IV: TLC fingerprint of Curcuma xanthorrhiza extract
Experiment design for optimization of separation based on eluent composition
Amount of spots detected from different eluent composition (A:acetone, B:dichloromethane, C:chloroform, detection UV 366nm , vanilin )
Terima Kasih!
Pusat Studi Biofarmaka IPB